PERBEDAAN EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI MUSIK MURROTAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK AUTIS DI SLB AUTIS KOTA SURAKARTA
|
|
- Siska Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBEDAAN EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI MUSIK MURROTAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK AUTIS DI SLB AUTIS KOTA SURAKARTA Nur Afuana Hady, Wahyuni, Wahyu Purwaningsih Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar Belakang: Autisme adalah gangguan neurologis berat yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain disekitarnya secara wajar. Menurut data statistik dunia jumlah anak autis semakin meningkat beberapa tahun terahkhir ini. Bila di tahun 1990 jumlah anak autisme ialah 15 hingga 20 per anak, maka pada tahun 2000 kasus autisme diperkirakan ada 1 per 150 anak di Amerika Serikat. Sedangkan menurut APA dan Fox, di tahun 2000 kasus autisme terjadi 2 hingga 20 dari orang dalam suatu populasi. Tujuan; mengetahui perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan terapi musik murotal terhadap perkembangan kognitif anak autis. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan control time series design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan analisa bivariat menggunakan uji t. Hasil: Hasil uji bivariat membuktikan ada perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan terapi musik murotal terhadap perkembangan kognitif anak autis dengan hasil pretest t hitung (0,000) < t tabel (2,086) dengan angka signifikan (1,000 > 0,05) sedangkan hasil post-test t hitung (5,323) > t tabel (2,086) dengan angka signifikan (0,000 < 0,05) sehingga dapat dilihat terapi musik murotal mempunyai pengaruh jauh lebih baik daripada terapi musik klasik. Kesimpulan: Terapi musik murotal lebih efektif terhadap perkembangan kognitif anak autis. Kata Kunci: Autisme, terapi musik klasik, terapi musik murotal A. PENDAHULUAN Autisme adalah gangguan neurologis berat yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain disekitarnya secara wajar (Safari, 2005). Umumnya mereka mengalami kesulitan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Sikap tersebut seperti menarik diri, tidak menjalin komunikasi, berbicara sendiri, menyanyi sendiri tanpa sebab, berputar-putar tanpa alasan, bahkan dapat menimbulkan kejengkelan orang disekitarnya (Mangunsong, 2009). Anak autisme memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda satu sama lain, sehingga hal tersebut menentukan caranya berinteraksi terhadap diri dan lingkungan serta menjadikan anak autisme sebagai pribadi yang unik. Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ini disebabkan adanya kerusakan sebagian 72 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik...
2 fungsi otak. Gangguan perilaku ini dapat berupa kurangnya interaksi social, penghindaran kontak mata, kesulitan dalam mengembangkan bahasa dan pengulangan tingkah laku (Mangunsong, 2009). Menurut data statistik dunia jumlah anak autis semakin meningkat beberapa tahun terahkhir ini. Bila di tahun 1990 jumlah anak autisme ialah 15 hingga 20 per anak, maka pada tahun 2000 kasus autisme diperkirakan ada 1 per 150 anak di Amerika Serikat. Sedangkan menurut APA dan Fox, di tahun 2000 kasus autisme terjadi 2 hingga 20 dari orang dalam suatu populasi (Nevid et al, 2003). Di Indonesia, kesan peningkatan juga terlihat di ruang day care Psikiatri Anak RSUD Dr. Soetomo, dimana jumlah pasien yang datang dengan gangguan perkembangan autis ini bertambah. Tahun-tahun sebelumnya, tiap tahun hanya sekitar 2 hingga 3 orang anak. Pada tahun 2000 jumlahnya meningkat dengan tajam sampai kurang lebih 20 anak. Hal ini juga terjadi pada tahun-tahun berikutnya (Novia, 2007). Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan di SLB Autis Kota Surakarta menunjukkan jumlah anak autis dari tahun meningkat hingga 2x lipat yaitu dari B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan penelitian quasy eksperimental atau eksperimental semu dengan metode penelitian control time series design. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposife sampling yaitu pengambilan sampel dengan memilih sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan peneliti, dengan jumlah sampel sebanyak 20 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yang masing masing terdiri dari 10 responden untuk kelompok kasus (kelompok musik klasik) dan 10 responden untuk kelompok pembanding (kelompok musik murrotal) dengan tingkat kemampuan yang signifikan sama. Analisa data dilakukan dengan cara sebagai berikut a. Analisa univariate yaitu analisis yang dilakukan pada tiap variabel untuk menghasilkan distribusi frekuensi dari tiap variabel. b. Analisa bivariate yaitu Analisa yang digunakan juga untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan terapi musik murrotal terhadap perkembangan kognitif anak autis. Analisa bivariat yang digunakan adalah uji t. 4anak per tahun menjadi 8anak pertahun. Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik... 73
3 C. HASIL PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2012 di SLB Autis Kota Surakarta ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara terapi musik klasik dan terapi musik murotal terhadap perkembangan kognitif anak autis. Penelitian ini dilakukan dengan memperdengarkan musik murrotal dan klasik pada masing-masing kelompok yang sebelumnya sudah diberikan permainan sebagai test awal kemudian setelah terapi diberikan diberikan kembali permainan yang 4 (mampu melakukan sesuai instruksi tetapi dengan bantuan) sebanyak 2 responden dan skor perkembangan kognitif terendah adalah 2 (belum mampu melakukan sesuai dengan instruksi) sebanyak 1 responden. Sedangkan skor perkembangan kognitif tertinggi setelah dilakukan terapi musik klasik adalah 5 (mampu melakukan sesuai dengan intruksi tanpa bantuan) sebanyak 2 responden dan skor perkembangan kognitif terendah adalah 3 (mampu melakukan tetapi tidak sesuai instruksi) sebanyak 2 responden. sama sebagai test akhir. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 10 kelompok kasus (kelompok musik klasik) dan 10 kelompok pembanding (kelompok musik murrotal). Hasil yang didapat dari pengolahan data tersebut diuraikan secara rinci di bawah ini : Tabel 2 Hasil uji terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak autis Nilai Kelompok rata- t hitung t tabel Signifikan rata Test Awal 3,50 20,412 2,262 0,000 Test Akhir 4,44 Tabel 1 Distribusi frekuensi sebelum dan sesudah terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak autis Perkembangan Kognitif Sebelum Sesudah Berdasarkan tabel 3.2 hasil t test untuk mengetahui perbedaan perkembangan kognitif sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik pada anak autis. Hasil perhitungan didapatkan nilai t hitung sebesar 20,412 dan t tabel sebesar 2,262. Berdasarkan hasil tersebut diketahui t hitung (20,412) > t tabel (2,262) sehingga disimpulkan ada perbedaan sebelum Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan dan sesudah dilakukan terapi musik klasik. bahwa skor perkembangan kognitif tertinggi sebelum dilakukan terapi musik klasik adalah 74 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik...
4 Tabel 3 Distribusi frekuensi sebelum dan sesudah terapi musik murotal terhadap perkembangan kognitif anak autis Perkembangan kogntif Sebelum Sesudah Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa skor perkembangan kognitif tertinggi sebelum dilakukan terapi musik murotal adalah 4 (mampu melakukan sesuai instruksi tetapi dengan bantuan) sebanyak 3 responden dan skor perkembangan kognitif terendah adalah 2 (belum mampu melakukan sesuai dengan instruksi) sebanyak 1 responden. Sedangkan skor perkembangan kognitif tertinggi setelah dilakukan terapi musik murotal adalah 6 (mampu melakukan sesuai dengan intruksi tanpa bantuan dengan waktu relatif lama) sebanyak 4 responden dan skor perkembangan kognitif terendah adalah 4 (mampu melakukan sesuai instruksi tetapi dengan bantuan) seba- nyak 1 responden. Tabel 4 Hasil uji terapi musik murotal terhadap perkembangan kognitif anak autis Nilai Kelompok rata- t hitung t tabel rata Test Awal 3,50 33,213 2,262 Test Akhir 5,75 Signifikan 0,000 Berdasarkan tabel 3.4 hasil t test untuk mengetahui perbedaan perkembangan kognitif sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik murotal pada anak autis. Hasil perhitungan didapatkan nilai t hitung sebesar 33,213 dan t tabel sebesar 2,262. Berdasarkan hasil tersebut diketahui t hitung (33,213) > t tabel (2,262) sehingga disimpulkan ada perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik murotal Tabel 5 Hasil pretest perkembangan kognitif anak autis sebelum diberikan terapi musik Skor Perkembangan Kognitif Nilai rata-rata (mean) Nilai tertinggi Nilai Terendah Standar Deviasi Kelompok Musik Klasik 3,50 4,11 2,20 0,594 Kelompok Musik Murotal 3,50 4,11 2,20 0,594 Berdasarkan tabel 3.5 rata-rata skor perkembangan kognitif pada kelompok musik klasik sebesar 3,50 dan rata-rata skor perkembangan kognitif pada kelompok musik murotal 3,50. Dilihat dari nilai rata- rata diatas menunjukkan kedua kelompok mempunyai skor perkembangan kognitif yang sama sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan skor perkembangan kognitif antara kedua kelompok sebelum dilakukan terapi. Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik... 75
5 Tabel 6 Hasil Perbedaan pretest antara terapi musik klasik dan terapi musik murotal Kelompok N Klasik Murotal Nilai ratarata 10 3, ,50 t hitung 0,000 t tabel Signifikan 2,086 1,000 Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan t hitung (0,000) < t tabel (2,086) dan angka signifikan (1,000 > 0,05) sehingga disimpulkan tidak ada perbedaan skor perkembangan kognitif antara kelompok musik klasik dan murotal sebelum dilakukan terapi. Hal ini menunjukkan sebelum dilakukan terapi kedua kelompok mempunyai skor perkambangan kognitif yang sama atau tidak ada perbedaan, sehingga memenuhi kelompok musik murotal 5,75. Berdasarkan nilai rata-rata menunjukkan kedua kelompok murotal mempunyai skor perkembangan kognitif yang lebih baik dibandingkan pada kelompok musik klasik. Hal ini menunjukkan ada perbedaan skor perkembangan kognitif antara dua kelompok sebelum dilakukan terapi. Tabel 8 Hasil Perbedaan post-test antara terapi musik klasik dan terapi musik murotal Nilai Kelompok N ratarata t t Signihitung tabel fikan Klasik 10 4,44 5,323 2,086 0,000 Murotal 10 5,75 persyaratan keseimbangan kedua kelompok sebelum dilakukan terapi musik. Tabel 7 Hasil post-test perkembangan kognitif anak autis setelah diberikan terapi musik Skor Perkembangan Kognitif Nilai rata-rata (mean) 4,44 Nilai tertinggi 5,09 Nilai Terendah 3,08 Standar Deviasi 0,608 Kelompok Musik Klasik Kelompok Musik Murotal 5,75 6,24 4,57 0,483 Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan rata-rata skor perkembangan kognitif pada kelompok musik klasik sebesar 4,44dan rata-rata skor perkembangan kognitif pada Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan t hitung (5,323) > t tabel (2,086) dan angka signifikan (0,000 < 0,05) sehingga disimpulkan ada perbedaan skor perkembangan kognitif antara kelompok musik klasik dan murotal sebelum dilakukan terapi. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas kenaikan perkembangan kognitif masingmasing kelompok dapat dilihat dari prosentase peningkatan tiap kelompok perlakuan. Adapun peningkatan prosentase kenaikan tingkat perkembangan kognitif masing-masing kelompok dengan hasil sebagai berikut. 76 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik...
6 Tabel 9 Hasil Perbedaan pretest dan post-test antara terapi musik klasik dan terapi musik murotal Kelompok N Klasik 10 3,50 Murotal 10 3,50 Ratarata pretest Ratarata Perbe- Persentase post- daan peningkatan test 4,44 5,75 0,94 2,25 27, Berdasarkan tabel 9 menunjukkan pada kelompok musik klasik dengan prosentase peningkatan sebesar 27,59% dan untuk kelompok musik murotal dengan prosentase peningkatan sebesar 64,39%. Hasil ini menunjukkan pada terapi dengan menggunakan musik murotal lebih efektif dibandingkan dengan terapi menggunakan musik klasik. D. PEMBAHASAN Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dipaparkan, akan dilakukan pembahasan lebih lanjut yang bertujuan untuk menginterpretasikan data hasil penelitian dan kemudian dibandingkan dengan konsep atau teori yang terkait. 1. Perbedaan Perkembangan Kognitif sebelum dan sesudah pada Terapi Musik Klasik Berdasarkan tabel 1 menunjukkan adanya pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik. Musik klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya Mozart. Pemilihan musik Mozart menurut Campbell (2001a) efektif membantu perkembangan kognitif pada anak autis. Riset neurologis menemukan bahwa otak memasuki kegiatan sintesis sebagai jawaban terhadap musik, pada dasarnya otak diprogram organiknya bersifat simponis tidak mekanistis sehingga penggunaan terapi musik dengan jenis tertentu akan dapat membantu. Menurut Jay Dowling dalam Campbell (2001b) manusia mempunyai dua macam memori, yaitu memori deklaratif yang lebih terkait dengan pikiran dan memori prosedural yang terhubung dengan tubuh. Sedangkan musik memiliki kemampuan untuk menggabungkan proses pikiran dan tubuh menjadi satu pengalaman yang selanjutnya memudahkan dan meningkatkan proses belajar. Menurut Campbel (2001b) musik bersifat terapeutik dan bersifat menyembuhkan. Musik menghasilkan rangsangan ritmis yang di tangkap oleh organ pendengaran dan diolah di dalam sistem saraf tubuh dan kelenjar pada otak yang mereorganisasi interpretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengar. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Suhadianto (2009) dikutip dalam Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik... 77
7 Aulia et al (2010) yang menghasilkan kesimpulan bahwa musik klasik (Mozart) berpengaruh terhadap memori anak autis. 2. Perbedaan Perkembangan Kognitif sebelum dan sesudah pada Terapi Musik Murotal Berdasarkan hasil table 2 menunjukkan adanya pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik murotal. Musik murotal yang digunakan adalah Al-Quran Surat Al Baqarah. Musik murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (Sa dulloh, 2008). Terapi murrotal adalah terapi bacaan Al-Quran yang merupakan terapi religi dimana seseorang dibacakan ayat-ayat AL-Quran selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang (Gusmiran, 2005). Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian Khan (2003) dalam Aulia et al (2010) yang menyatakan bahwa murotal juga membawa pengaruh positif bagi pendengarnya seperti halnya musik klasik. 3. Perbedaan Efektivitas musik Terapi Musik Klasik dan Murotal terhadap Perkembangan Kognitif Anak Autis Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan kelompok murotal mempunyai skor perkembangan kognitif yang lebih baik dibandingkan pada kelompok musik klasik. Perbedaan ini dapat dilihat dari hasil prosentase peningkatan sebesar 27,59% dan untuk kel om pok m usi k m urotal de nga n prosentase peningkatan sebesar 64,39%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan efektifitas antara kelompok terapi musik klasik dan terapi musik murotal terhadap perkembangan kognitif anak autis. Menurut Sa dulloh (2008) Al-Quran memiliki banyak manfaat baik bagi pembaca maupun pendengar salah satunya terhadap perkembangan kognitif yaitu dapat mempertajam ingatan dan pemikiran yang cemerlang. Sedangkan menurut Dr. Al Qadhi dalam Gusmiran (2005), melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Al-Quran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati 78 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik...
8 dikutip dalam Gusmiran (2005) yang menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang. Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi Artinya: Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat (Qur an). ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ). Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Rauscher et al dari universitas California tahun 1995 dan Wilson et al Artinya: Dan Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian (Qur an). pada tahun 1997 dalam buku campbel (2001a) berhasil mendapatkan efek mozzart yang hanya menunjukkan peningkatan kemampuan spasial-temporal. Sampai saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa mozzart dapat meningkatkan kecerdasan IQ seseorang. Mahabenar Allah yang telah berfirman: Artinya: Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tentram (Qur an). Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik... 79
9 Hasil diatas sesuai dengan pendapat Veskarisyanti (2008) mengungkapkan bahwa musik dapat mempengaruhi perkembangan anak autis baik dalam fungsi kognitif, psikologis, fisik, perilaku dan sosial. Terapi musik klasik terbukti meningkatkan fungsi otak dan intelektual manusia secara optimal. Kedua musik tersebut memiliki pengaruh terhadap perkembangan memori anak terutama anak dengan gangguan perkembangan pervasive atau yang lebih dikenal dengan autis. E. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasi l peneli tian dan pembahsan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut : Yang pertama ada perbedaan yang terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak autis. Yang kedua ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan terapi musik murotal terhadap perkembangan kognitif anak autis. Yang ketiga ada perbedaan yang signifikan antara terapi musik klasik dan terapi musik murotal terhadap perkembangan kognitif anak autis dan terapi musik murotal lebih efektif dibandingkan dengan terapi musik klasik. Hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis berharap peneliti selanjutnya mampu melakukan penelitian yang lebih baik dengan melibatkan variabel yang lebih banyak dan waktu yang jauh lebih lama. signifikan sebelum dan sesudah perlakuan 80 Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik...
10 DAFTAR PUSTAKA Aulia N A., Wignjosoebroto S., Sudiarno A Aplikasi ergonomi mengenai evaluasi terapi musik bagi perkembangan kognitif anak autis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya : 1-10 Campbell D. 2001a. Efek Mozart Bagi Anak, Meningkatkan Daya Piker Kesehatan Dan Kreatifitas Anak Melalui Musik penerjemah Alex Tri Kantjono Widodo, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Campbell D. 2001b. Efek Mozart: Musik Memanfaatkan Kekuatan Musik Untuk Mempertajam Pikiran, Mengaktifkan Kreatifitas Dan Menyehatkan Tubuh penerjemah Hermaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Gusmiran Ruqyah Terapi Religi Sesuai Sunnah Rosullullah SAW. Jakarta : Pustaka Marwa Mangunsong F Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Edisi Jilid I. Jakarta: LPSP3 UI Nevid J S., Spencer A R., Beverly G. (2003). Psikologi Abnormal. Edisi Kelima. Jilid II. Jakarta: Erlangga Novia Hubungan Pengetahuan Teoritis dan Intervensi Pendidikan bagi Penyandang Autisme. [Skripsi]. Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Universitas Islam Indonesia Tohaputra A Al-Quran dan Terjemahnya Departemen Agama RI. Semarang: CV.Asy Syifa Sa dulloh Sembilan Cara Cepat Menghafal Al-Quran. Jakarta : Gema Insani Safaria T Autisme: Pemahaman Baru Utuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua. Yogyakarta: Graha Ilmu Veskarisyanti G A Terapi Autis Paling Efektif & Hemat. Yogyakarta: Pustaka Anggrek Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik... 81
BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autisme merupakan gangguan dalam perkembangan komunikasi, interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang dengan Autisme Spectrum Disorder (ASD)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis bukan suatu penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar,
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLB NEGERI SEMARANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLB NEGERI SEMARANG Siti Mafulatun *, Mariyam ** *, ** Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi sosial. Gejalanya sudah. tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun (Priyatna, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan sebuah sindrom yang disebabkan oleh kerusakan otak kompleks yang mengakibatkan terjadinya gangguan perilaku, emosi, komunikasi, dan interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lainnya, melodi dan frekwensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai terapi musik klasik, menunjukkan bahwa terapi musik klasik gubahan W.A Mozart adalah yang paling
Lebih terperinciEFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN MUROTTAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS GAREGEH BUKITTINGGI TAHUN 2016
EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN MUROTTAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS GAREGEH BUKITTINGGI TAHUN 2016 Fort De Kock Health Science College ABSTRAK Anak autis diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLBN SEMARANG
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK JAWA TERHADAP KREATIVITAS ANAK AUTIS DI SLBN SEMARANG Manuscript Oleh Siti Maf ulatun G2A009096 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciFIRMAN FARADISI J
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa yang akan datang dan memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari segi usianya, siswa-siswi SMP merupakan remaja pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Pertama atau SMP merupakan jenjang pendidikan tingkat menengah yang ditempuh oleh remaja kisaran usia 12 hingga 15 tahun. Dilihat dari segi usianya,
Lebih terperinciPengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016
Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016 Heny Siswanti 1*, Ummi Kulsum 2* 1,2 Program Studi Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis adalah suatu gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan perkembangan fungsi psikologis yang meliputi gangguan dan keterlambatan dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deteksi dini untuk mengetahui masalah atau keterlambatan tumbuh kembang sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anestesi general adalah salah satu anestesi yang sering dipakai didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa nyeri atau sakit bahkan pasien akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam perkembangan, mulai dari perkembangan kognisi, emosi, maupun sosial. Secara umum, seorang individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang berlangsung seumur hidup untuk belajar menerima dan menyesuaikan diri dengan kebiasaan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini terdapat kelompok
Lebih terperinciPERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST
PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA DI RSUD WILAYAH KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DIAN APRIANTO NIM : 08.0263.S
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembedahan atau operasi merupakan tindakan invasif dengan membuka bagian tubuh untuk perbaikan.pembedahan biasanya diberikan anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan
Lebih terperinciPENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS
PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS Imelda Rahmayunia Kartika e-mail: syeirha_girl@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI
SISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI Tan Amelia 1, M.J. Dewiyani Sunarto 2, Tony Soebijono 3 1 Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, Jl. Raya Kedung Baruk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Design. Rancangan yang digunakan adalah Non-equivalent
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak di dalam kandungan hingga detik-detik awal dalam kehidupan seorang bayi disebut sebagai masa yang amat menentukan bagi perkembangan kecerdasan. Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan suatu karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu menginginkan anaknya berkembang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Bahkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara di sebutkan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib mendapat pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan berdasarkan tingkatan usia dan kemampuan peserta didik. Masing-masing jenjang pendidikan memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gangguan autistik muncul sekitar tahun 1990-an. Autistik mulai dikenal secara luas sekitar tahun 2000-an (Yuwono, 2009: 1). Berbicara adalah salah satu aspek yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak autis di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai 35 juta jiwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden merasakan bahwa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan merupakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan merupakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang biasa terjadi pada setiap orang. Umumnya, kita menggunakan istilah gugup, tegang, dan gelisah
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH
STUDI EKSPERIMEN DENGAN METODE PENYULUHAN TENTANG SIKAP PENANGANAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) PADA REMAJA JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciTatik Haryani, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP IT ULUL ALBAB PURWOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 Tatik Haryani, Bambang Priyo Darminto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasy- Experiment) dengan metode pengumpulan data secara prospektif yang dilakukan dengan memberikan pretest
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demensia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kerusakan fungsi kognitif pada seseorang yang bersifat progresif dan biasanya dapat memngganggu aktivitas
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu anak yang bermasalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan quasi eksperiment. Quasi eksperiment adalah penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada suatu objek yang sedang dihadapi. Selaras dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experimental design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa kali pretest sebelum dilakukan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
12 EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Engla Devitawati 1) 1 Universitas Negeri Padang email: engladevitawati@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan gangguan perkembangan yang menghambat berbagai aspek dalam kehidupan anak dengan gangguan autis. Anak autis rata-rata mengalami gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Autisme merupakan suatu kondisi dimana seseorang, baik dari lahir ataupun
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme merupakan suatu kondisi dimana seseorang, baik dari lahir ataupun masih balita, mengalami gangguan perkembangan pada syarafnya. Biasanya ditandai dengan gangguan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH METOPEN PENDIDIKAN
1 TUGAS MATA KULIAH METOPEN PENDIDIKAN Pengaruh Terapi Membaca Al-qur an terhadap Tingkat Stres pada Penderita Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul. Pengampu : Akif Khilmiyah disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi. Berupa rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Saat ini. 47,7% remaja sering merasa cemas (Depkes, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti sekarang ini, kualitas tidur yang baik jarang dimiliki oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas tidur yang baik merupakan sebuah keinginan bagi setiap orang. Sayangnya, dalam kondisi kehidupan yang serba sibuk dan cepat seperti sekarang ini, kualitas tidur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas menjadi masalah yang seringkali terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Angka kecelakaan selama tahun 2012 tercatat 7.817 kasus atau turun
Lebih terperinciMembaca Al-Quran. Manfaat membaca Al Quran. the straight way the straight way
Membaca Al-Quran Author : admin Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) merupakan tindakan bedah untuk melahirkan bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO, 2010). Sebanyak 18.5 juta SC dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Manusia tidak bisa lepas dari hubungannya
Lebih terperinciPENGARUH MENDENGARKAN MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL PREEKLAMSI DI RSIA PKU MUHAMMADIYAH TANGERANG ABSTRAK
PENGARUH MENDENGARKAN MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL PREEKLAMSI DI RSIA PKU MUHAMMADIYAH TANGERANG Kartini 1,Yudhia Fratidhina 2, Heni Kurniyati 3 1). Prodi S1 Keperawatan & Ners
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG
PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciMENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AL-MULK TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI SLB N 01 BANTUL YOGYAKARTA
1 KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AL-MULK TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI SLB N 01 BANTUL YOGYAKARTA Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL UJI EKSPERIMEN ZIKIR YA_FATAH YA_ ALIM PENGARUHNYA TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL
BAB IV PEMBAHASAN HASIL UJI EKSPERIMEN ZIKIR YA_FATAH YA_ ALIM PENGARUHNYA TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diterima adalah kecerdasan
Lebih terperinciPENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS
PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS oleh: Rr. Maha Kalyana Mitta Anggoro Mahasiswa Jurusan Sendratasik FBS UNESA ABSTRAK Anak-anak dengan kebutuhan khusus dewasa ini masih belum mendapatkan perhatian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi eksperimental design, dengan rancangan yang digunakan adalah posttest only control
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan pada mental intelektual (mental retardasi) sejak bayi atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuna Grahita atau Cacat Ganda adalah kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada mental intelektual (mental retardasi) sejak bayi atau dalam kandungan atau masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN
PENELITIAN EFEK KOMBINASI BACAAN AL QURAN DAN TERAPI FARMAKOLOGIS TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR EKSTREMITAS Suyanto*, Merah Bangsawan* Penanganan nyeri dengan pemberian terapi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN
BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN A. Efektifitas Terapi Ruqyah Gangguan Jin Terhadap Kesehatan Jiwa Jama ah Qolbun Salim Banyaknya penyakit yang dialami oleh manusia dengan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 4 ABSTRAK Gangguan jiwa tidak dianggap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan Bantul Yogyakarta. SLB N 1 Bantul Yogyakarta merupakan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran umum lokasi penelitian Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) 1 Bantul ini berdiri sejak tahun 1971 dan beberapa kali melakukan perubahan nama serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) yaitu konvensi tentang hak-hak penyandang difabilitas, telah diratifikasi oleh Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciSTRATEGI COPING ORANG TUA MENGHADAPI ANAK AUTIS
STRATEGI COPING ORANG TUA MENGHADAPI ANAK AUTIS Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : DESI SULISTYO WARDANI F 100 050 031 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LAGU TERHADAP PRAKTIK MENCUCI TANGAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LAGU TERHADAP PRAKTIK MENCUCI TANGAN Hanifa Andisetyana Putri Program Studi D IV Bidan Pendidik STIKES Aisyiyah Yogyakarta hanifaaputri.90@gmail.com ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dengan orang lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Sepanjang kehidupannya, manusia akan selalu mengadakan interaksi dan komunikasi dengan orang lain
Lebih terperinciSKRIPSI SULASTRI J
PERBEDAAN TINGKAT NYERI ANTARA KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK PADA PASIEN POST OP FRAKTUR FEMUR DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT KARIMA UTAMA KARTASURA SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,
Lebih terperinciFASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan
KARAKTERISTIK NYERI PADAA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF ANTARA A YANG DIBERII DISTRAKSI MUSIK KLASIKK & MASSASE DENGAN YANG DIBERI MASSASE SAJA DI RUMAH BERSALIN GRATIS KEPATIHAN KULON JEBRES SURAKARTAA
Lebih terperinciTIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)
TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan
BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk mengeksplorasi mengenai permasalahan yang diteliti yang terjadi pada klien. Setelah data diperoleh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinci