Pemungutan Suara In Absentia dan Pemungutan Suara Lebih Awal: Tren yang Terus Tumbuh
|
|
- Leony Liana Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pemungutan Suara In Absentia dan Pemungutan Suara Lebih Awal: Tren yang Terus Tumbuh Pada pemilihan presiden 2008, pemilih berhak yang menggunakan hak pilihnya berjumlah 61.7%, dan juta surat suara berisi suara untuk presiden diisi oleh pemilih. Ini adalah persentase terbesar di siklus pemilu belakangan ini, namun masih belum mencapai rekor terbesar yang dicapai pada tahun 1960, yakni 67%. Menurut survei Komisi Bantuan Pemilihan Umum (Election Assistance Commission) Amerika Serikat di tahun 2008, 60.2% dari pemilih yang memilih di pemilihan umum memilih secara langsung di tempat pemungutan suara, 16.6% memilih melalui surat suara in absentia domestik, 13.0% melalui sejenis pemungutan suara lebih awal, dan 1.3% oleh surat suara sementara. Pemungutan suara lebih awal, yang dimulai di Texas pada tahun 1991 (1), sekarang telah menyebar ke lebih dari setengah total negara bagian yang ada. (EVIC) Negara bagian lainnya memperbolehkan pemungutan suara in absentia tanpa harus adanya alasan; Oregon dan Washington menggunakan pos surat untuk memungut suara. Berbagai kampanye mendorong pendukung partai untuk memungut lebih awal sebagai sarana menyetok suara lebih awal, sehingga pada hari pemilihan, terdapat lebih sedikit orang yang harus mereka telusuri. Selain pemungutan suara in absentia dan pemungutan suara lebih awal, ide-ide lain telah diajukan untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Yang terdepan dalam isu ini adalah penyelenggara pemilihan umum tingkat nasional, yang bekerja keras untuk menjamin bahwa praktek dan teknologi yang digunakan senantiasa mutakhir dan untuk mengimplementasikan ide-ide baru untuk meningkatkan kualitas proses pemungutan suara di jurisdiksi mereka masing-masing. (EAC, Election Center) Berbagai kelompok seperti Brennan Center mengadvokasikan pendaftaran pada hari Pemilihan Umum dan, tujuan akhirnya, registrasi secara universal. Why Tuesday?, sebuah organisasi nirlaba non-partai 501(c)(3) yang didirikan pada tahun 2005, mendorong dipindahkannya Hari Pemilihan Umum federal dari Selasa pertama pada bulan November ke hari Sabtu atau Minggu pertama dalam bulan tersebut. Why Tuesday? berargumen bahwa proses pemungutan kita didasarkan pada model agraris abad ke-19 yang sudah ketinggalan zaman dan hilang relevansinya semenjak dahulu. Di masa depan, pemungutan suara melalui internet adalah sebuah kemungkinan; hal ini dapat dikukuhkan pada pemilih anggota militer dan yang bertempat tinggal di luar negeri, namun kekhawatiran mengenai keamanan sistem pemungutan suara online tetap ada. Menghindari Terjadinya Lagi Kasus Florida Hasil Pemilu 2000 di negara bagian Florida yang ramai diprotes, yang diikuti oleh 36 hari ketidakpastian, berujung kepada disahkannya Help America Vote Act Tahun 2002 (UU Bantu Amerika Memilih/HAVA) dan investasi signifikan di sektor peningkatan kualitas peralatan pemungutan suara di seantero negara. Pada tahun 2004, Ohio menjadi titik pusat perhatian perihal anomaly pemilih. Pluralitas yang didapatkan Presiden Bush cukup besar sehingga selisih penuntutan tidak tercapai, namun jika hasil pemilihannya lebih tipis lagi perbedaannya, kekacauan pascapemilu dapat dengan mudah terjadi. Pemilu 2008 berjalan mulus tanpa kesalahan besar apapun. Bagaimanapun, terdapat beberapa insiden sepanjang jalan. Kedua partai besar mengajukan tuntutan bahwa terjadi pemalsuan dan intimidasi. Secara umum, partai Demokrat menekankan dilindunginya hak pilih, sementara partai Republik menekankan pentingnya mengentaskan kecurangan. ACORD, yang mengklaim telah mendaftarkan 1.3 juta pemilih berpenghasilan-kecil, pemilih minoritas, dan pemilih pemula di 21 negara bagian pada tahun , merupakan target utama partai Republikan pada minggu-minggu menuju hari pemilihan Pada Hari Pemilihan dan beberapa hari sebelumnya,
2 pemantau dari pihak partai dan pihak independen, pemantau federal, dan pemantau internasional dari berbagai asal negara dimobilisasikan untuk memastikan bahwa hak pilih dilindungi dan suara mereka terdengar (3, 4, 5, 6, 7). Kendat terdapat investasi sebagai hasil dari HAVA, terdapat banyak ranah kekhawatiran bagi penyelenggara pemilihan umum, misalnya, kurangnya staf tempat pemungutan suara (8, 9), permasalahan dengan surat suara in absentia dan surat suara sementara, dan pemungutan suara untuk anggota militer dan penduduk di luar negeri. Pada Juli 2012, Yayasan Pemungutan Suara Terverifikasi, Common Cause, dan Klinik Penuntutan Konstitusional Sekolah Hukum Rutgers mengumumkan sebuah survey mendalam mengenai peralatan pemungutan suara, yang berkesimpulan terdapat kemungkinan besar bahwa berbagai sistem pemungutan suara akan gagal di berbagai tempat di seantero Amerika Serikat (10). Dengan ini, kemungkinan hasil pemilihan umum yang salah tetap ada (11). Malam Pemilihan Umum: Hasil Tak Resmi, Jajak Pendapat Pasca-Coblos dan Pentas pun Dimulai Peliputan pada malam pemilihan umum, dan laporan sepanjang beberapa halaman di surat kabar pada hari berikutnya adalah kulminasi dari berbulan-bulan persiapan dan perencanaan. Salah satu komponen kunci peliputan pemilihan umum adalah jajak pendapat pasca-coblos, yang disusun berdasarkan survei di kota-kota yang dipilih secara acak terhadap para pemilih saat mereka meninggalkan tempat pemungutan suara. Jajak pendapat pascacoblos memberikan gambaran perihal isu yang diperhatikan pemilih dan informasi berguna mengenai kecenderungan dukungan politik berdasarkan gender, ras, umur, pendidikan, pendapatan, dan faktor-faktor lainnya. Sejak 1988 hingga 2002, jajak pendapat pascacoblos dilakukan oleh Pelayanan Berita Pemilih (Voter News Service) (sebelumnya bernama Penelitian dan Survei Pemilih/Voter Research and Survey), sebuah lembaga yang dibentuk oleh para stasiun berita dan Associated Press (AP). Setelah kiprahnya yang memble di Pemilu 2000 dan 2002, para mitra membubarkan Pelayanan Berita Pemilih, dan kemudian terbentuklah sebuah institusi kerjasama yang baru, disebut Kelompok Pemilihan Umum Nasional (National Election Pool), yang terdiri atas ABC News, CBS News, CNN, FOX News, NBC News, dan Associated Press. Edison Research (sebelumnya, Edison Mitofsky), melakukan seluruh jajak pendapat pascacoblos untuk Kelompok Pemilihan Umum Nasional pada Pemilu 2004 dan Edison melaporkan: Jajak Pendapat Pascacoblos Nasional Pemilu 2008 adalah salah satu riset yang paling menantang dan secara logistik sangat kompleks yang pernah dilaksanakan, melibatkan lebih dari orang pelaksana jajak pendapat pascacoblos, melaporkan suara yang diberikan, dan menganalisis hasilnya dari lebih dari wawancara pada hari pemilihan. Sebagai tambahannya, Edison melaksanakan lebih dari wawancara telepon di seantero Amerika Serikat untuk mengukur pemberian suara lebih awal atau via pos, yang merupakan sepertiga dari suara yang diberikan dalam Pemilu Elemen kedua peliputan malam pemilihan umum adalah pengumpulan, penghitungan (tabulasi), dan distribusi hasil penghitungan tak resmi untuk persaingan pemilihan presiden, senat, dewan perwakilan rakyat, dan gubernur. Associated Press memegang peran penting ini. Sebagaimana dijabarkan dalam sebuah siaran pers: Terdapat lebih dari 500 wartawan, penyunting, videographer, personel pendukung teknis, dan staf lain AP yang terlibat dalam peliputan pemilihan umum presiden, kongres, dan negara bagian, dan penghitungan suara, dan akan dibantu pada tanggal 4 November oleh sepasukan wartawan lokal, disebut stringer, berjumlah orang, yang akan datang dari seluruh penjuru negara untuk mendapatkan hasil penghitungan suara dari petugas county, kemudian memberitahukannya lewat
3 telepok kepada empat pusat tabulasi regional dua di Spokane, Washington, satu di Markas AP di Manhattan, dan satu lagi di Brooklyn. Untuk organisasi berita, saat semuanya berjalan lancar, malam pemilihan umum adalah momen terbaik untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menyampaikan berita. Para presenter membuat tata panggung yang mendetail, koresponden di seluruh penjuru negara mendokumentasikan laporan, dan sedaras berjalannya malam, keputusan diumumkan untuk tiap negara bagian apakah negara bagian tersebut merah atau biru. [Organisasi Berita Meliput Hari Pemilihan 2008] Kalah dan Menang Setelah melakukan aksi kampanye terakhir, para kandidat kembali ke negara bagian asal mereka. Pagipagi pada hari pemilihan, mereka pergi memilih. Foto dan video tentang mereka saat memilih dikirim ke seluruh penjuru dunia. Kandidat-kandidat ini dapat menyempatkan beberapa acara kampanye, kemudian mempersiapkan pidato penutup dalam skenario kemenangan atau menerima kekalahan. Pada malam hari 4 November 2008, semuanya menuju tempatnya masing-masing dengan cepat. Stasiun berita menyiarkan keputusan pemilihan umum setelah penutupan tempat pemungutan Pesisir Barat pada jam 8 malam (jam 11 malam Waktu Standar Timur). Senator McCain, di Phoenix, Arizona, menelepon Senator Obama, kemudian menyampaikan pidato penerimaan kekalahannya. Sejam setelahnya, Obama menyampaikan pidato kemenangannya. [Foto DC 1, 2] Pagi Setelahnya Apa Artinya? Hari setelah pemilihan umum adalah musim laris bagi para cendekia dan akademisi yang meyampaikan penilaian dan analisis mereka dan terlibat diskusi dan debat terkait arti dari hasil pemilu. Berbagai kelompok yang berkepentingan menyampaikan juga menyampaikan analisis pasca-pemilihan versi mereka, menggunakan kesempatan tersebut untuk menunjukkan peran konstituensi mereka terhadap hasil yang dicapai, dan untuk menekankan isu utama yang mereka ajukan.. [Reaksi 2008, 2004] Hasil juta suara yang diberikan pada pemilihan presiden 2008 adalah salah satu jumlah suara terbanyak. Obama mendapatkan 69.5 juta suara (52.9%), McCain mendapatkan 59.9 juta suara (45.7%), dan kandidat lainnya mendapatkan 1.9 juta suara (1.9%). Obama memenangkan 28 negara bagian, Kongres Distrik Kedua di Nebraska, dan District of Columbia, mendapatkan 365 suara elektoral sementara McCain mendapatkan 173 suara elektoral. Sumber: Projek Pemilihan Umum di Amerika Serikat, Universitas George Mason. Penggunaan populasi penduduk berhak memilih adalah perbaikan terhadap metode yang lalu, yang menggunakan populasi usia pilih. Diajukan oleh Dr. Michael McDonald di George Mason, konsep ini tidak menghitung orangorang non-warga negara dan pelaku kriminal yang tidak bisa memilih dari perhitungan. Pemilih yang Menggunakan Hak Pilihnya dalam Pemilihan Presiden Belakangan Ini Tahun Populasi Berhak Memilih Jabatan tertinggi Total Pemilih yg Muncul Persentase Kemunculan Pemilih pada Jabatan Tertinggi Persentase Total Surat Suara yang Dihitung ,720, ,304, ,588, ,483, ,294, ,535, ,331, ,375, ,390,
4 ,347,044 96,262, ,675, ,405, ,579,281 91,594, ,701,904 92,652, ,635,102 86,515, Hari Pemilihan: Take 2 Majelis Pemilihan Seperti yang mungkin Anda ingat dari pelajaran sewaktu SMA, presiden tidak dipilih langsung oleh suara populer, namun oleh perantara yang dikenal sebagai anggota Majelis Pemilihan. Sistem pemilihan umum ini digariskan dalam Amandemen ke-12 Konstitusi yang diberlakukan pada tahun 1804 (Amandemen ini secara signifikan memodifikasi ketentuan awal yang tertera pada Pasal II). Tiap negara bagian memiliki jumlah anggota majelis pemilihan sama dengan jumlah anggota Kongres dan Senat. District of Columbia memiliki tiga anggota majelis pemilihan, sehinga totalnya adalah 538. Kebanyakan negara bagian menggunakan aturan semua-untuk-pemenang, di mana seluruh anggota pemilihan suatu negara bagian akan memberikan suaranya kepada kandidat yang memenangkan suara populer di negara bagian tersebut. Perkecualiannya adalah Maine dan Nebraska, yang mendistribusikan anggota majelis pemilihannya ke masing-masing distrik kongres. (Pada tahun 2004, pemilih Colorado menolak inisiatif yang akan mendistribusikan anggota majelis pemilih secara proporsional menurut suara populer dalam negara bagian. Pada September 2011, anggota dewan perwakilan rakyat Pennsylvania mempertimbangkan proposal yang serupa). Seiring berjalannya waktu, terdapat banyak usaha untuk menghapus keberadaan Majelis Pemilihan dan menetapkan pemilihan langsung berdasarkan suara populer; di tiap sesi Kongres, beberapa resolusi diperkenalkan, namun tidak ada yang pernah tembus. Pada tahun 2006, sebuah kelompok bernama Suara Populer Nasional (National Popular Vote) meluncurkan sebuah usaha untuk merealisasikan perubahan melalui dewan perwakilan rakyat tingkat negara bagian. Premisnya adalah Perjanjian Antara Negara Bagian untuk Memilih Presiden melalui Suara Populer Nasional yang akan memiliki pengaruh saat telah diberlakukan oleh sejumlah negara bagian yang total suara elektoralnya mencapai 270. Pada Agustus 2010, Massachusets adalah negara bagian keenam yang memberlakukan peraturan ini, dan pada Oktober 2010, District of Columbia menyetujui undang-undang ini sehingga persetujuan yang dibutuhkan telah mencapai 28%. Usaha Suara Populer Nasional terus maju, namun, dengan kecepatan seperti yang dapat diamati sekarang, cukup jelas bahwa sistem Majelis Pemilihan masih akan dipakai dalam Pemilu Anggota Majelis Pemilihan biasanya adalah aktivis partai, Beberapa bulan sebelum pemilihan, tiap partai membentuk sekelompok anggota majelis pemilihan, dipilih oleh distrik kongres, kecuali dua tempat berdasarkan Senator yang terbuka secara umum. Jika kandidat partai tersebut memenangkan suara populer di negara bagian itu pada hari pemilihan, anggota majelis pemilihan yang partai tersebut ajukan secara resmi ditunjuk sebagai anggota majelis; jika tidak, anggota yang diajukan tidak pergi ke manamana. Hukum yang mengatur anggota Majelis Pemilihan dan suara elektoral adalah 3 U.S.C Anggota Majelis Pemilihan bertemu di upacara pada tiap ibukota negara bagian dan di District of Columbia pada Senin pertama setelah Rabu kedua bulan Desember (17 Desember 2012). Para anggota majelis menandatangani sertifikat pemberian suara sebetulnya ada enam dokumen yang ditandangani sehingga ada cadangan. Terdapat suara terpisah untuk presiden dan wakil presiden. Tiap negara bagian
5 mengirim salinan sertifikat suara ke Kantor Presiden Senat AS [Foto: Anggota Majelis Pemilihan Maryland bertemu di Annapolis] Pada tanggal, atau sekitar, 6 Januari 2013, di sebuah sesi khusus gabungan kongres, amplop yang berisi suara elektoral dibuka dan dihitung. Biasanya, hal ini adalah kegiatan pro forma, namun terdapat pengecualian. Pada tahun 2001, anggota Kaukus Kulit Hitam Kongres mencoba membuat Kongres menolak suara elektoral Florida, namun tidak dapat menemukan Senator yang mau mendukung usaha tersebut. Pada tahun 2005, sertifikasi hasil per negara bagian berlangsung secara alfabetis hingga suara Ohio diumumkan. Pada saat itu, Representatif Stephanie Tubbs-Jones (D-OH), didukung oleh Senator Barbara Boxer (D-CA), mengumumkan adanya penentangan. Sebuah perdebatan kemudian terjadi, namun pada akhirnya dipilihnya Presiden Bush dan Wakil Presiden Cheney difinalisasi dan diresmikan. Sesi gabungan peresmian terpilihnya Barack Obama dan Joe Biden terjadi tanpa ada insiden pada 8 Januari 2009 [Foto: Sesi Gabungan]
Laporan CRS untuk Kongres
Kode Pemesanan RS20273 Dimutakhirkan pada 8 September 2003 Laporan CRS untuk Kongres Diterima melalui Jaringan Internet CRS Majelis Pemilihan: Bagaimana Cara Kerjanya dalam Pemilihan Presiden Masa Kini
Lebih terperinciGlosarium Istilah Pemilu AS
Glosarium Istilah Pemilu AS Balap Kuda Balap kuda ( horse race ) merupakan metafora yang lazim digunakan di AS untuk menjelaskan kondisi di mana para kandidat berkampanye secara sengit dan persaingannya
Lebih terperinciTAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUBU RAYA TAHUN 2013
Lampiran Nomor : Berita Acara Komisi Pemilihan Umum : 0 / BA / II / 01 TAHAPAN, PROGRAM DAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUBU RAYA TAHUN 01 Lampiran : Keputusan Komisi Pemilihan
Lebih terperinciSTATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah
Lebih terperinciPernyataan Misi
USDA Departemen Pertanian Amerika Serikat (Departemen Pertanian informal atau USDA) adalah departemen eksekutif federal Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 )
KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 ) A. PENDAHULUAN Masalah keprotokoleran semula diawali dengan adanya pengaturan atas pembukaan
Lebih terperinciPEMILU AMERIKA SERIKAT
PEMILU AMERIKA SERIKAT Sebuah Paparan Singkat Pemilih Amerika yang pergi ke tempat pemungutan suara, seringkali menghadapi begitu banyak pilihan. PENGANTAR Pemilihan umum yang bebas dan adil adalah kunci
Lebih terperinciPEMILIHAN PRESIDEN 2000 DI AMERIKA SERIKAT
Pemilihan Presiden 2000 di Amerika Serikat PEMILIHAN PRESIDEN 2000 DI AMERIKA SERIKAT Harun Alrasid Penulis artikel im mengulas pemilihan presiden di Amerika Serikat pada tahun 2000, dengan menekankan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Menjelang Pemilihan Umum 2014, lahir gerakan-gerakan yang diinisiasi oleh masyarakat untuk mendukung jalannya pemilihan umum. Aktivitas gerakan-gerakan tersebut beragam, mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan adalah dimensi penting dari usaha United Nations Development Programme (UNDP) untuk mengurangi separuh kemiskinan dunia
Lebih terperinciRENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK
RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK Sebagai para pemimpin partai politik, kami memiliki komitmen atas perkembangan demokratik yang bersemangat dan atas partai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berpolitik di Indonesia banyak mengalami perubahan terutama setelah era reformasi tahun 1998. Setelah era reformasi kehidupan berpolitik di Indonesia kental
Lebih terperinciK168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)
K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA. NOMOR : 5/Kpts/KPU-Kab /IV/2015 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA MOR 5/Kpts/KPU-Kab-011.329078/IV/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TAHAPAN. PROGRAM DAN PEMILIHAN UMUM BUPATI
Lebih terperincikembali melalui pemeriksaan latar belakang dan serangkaian langkah lainnya, namun di saat yang bersamaan tetap mempertahankan dan menjunjung tinggi
menugaskan Biden dalam memimpin tim kerja yang bertanggung jawab mengumpulkan rekomendasi kebijakan dari berbagai pihak dapat dilihat sebagai penyatuan aliran-aliran tersebut dan menjadikan Obama-Biden
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE. ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) ARBITRASE ISLAM KLRCA
DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Islam KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) Bagian II PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) Bagian III SKEMA Bagian IV PEDOMAN UNTUK
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni
BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak
Lebih terperinciLampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja
Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei
Lebih terperinciLEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DI JERMAN
LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DI JERMAN Jerman merupakan sebuah negara republik federal yang terdiri atas 16 negara bagian (Länder). Kekuasaan legislatif dibagi antara Bundestag dan Landtage (Parlemen Negara
Lebih terperinciMUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG
MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciRENCANA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TAHUN 2017 NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN UNIT KERJA
- 2-2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 3. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini telah membantu meramaikan aktivitas komunikasi politik dalam masyarakat, terutama
Lebih terperinciLaporan CRS untuk Kongres Diterima melalui Web CRS
Kode Urut RL30527 Laporan CRS untuk Kongres Diterima melalui Web CRS Pemilihan Presiden di Amerika Serikat: Pengantar 17 April 2000 Kevin J. Coleman Analis Pemerintah Nasional Amerika Joseph E. Cantor
Lebih terperinciTuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah
Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah Rabu, 28 September 2016, Taryana Hassan, Direktur Riset Krisis dan Bencana di Lembaga Amnesty Internasional
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH [LN 2008/51, TLN 4835] BAB XXI KETENTUAN PIDANA Pasal
Lebih terperinciSTATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA
STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2.1. Tinjauan Umum Mengenai Mahkamah Konstitusi 2.1.1. Pengertian Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. standar Internasional mengenai hak-hak perempuan dan diskriminasi peremupuan
BAB V KESIMPULAN Konstitusi yang berlaku dari era sebelum dan setelah Revolusi 2011 untuk dapat menjamin kesetaraan gender dan penolakan diskriminasi bagi perempuan dan lakilaki tampaknya hanya hitam diatas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 02/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 30/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN
Lebih terperinciFebruari April 2015 a. Penyusunan RKB 18 Februari April 2015
- 1 - LAMPIRAN: KEPUTUSAN KPU KABUPATEN TASIKMALAYA MOR 74/Kpts/KPU-Kab-011.329078/VII/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KPU KABUPATEN TASIKMALAYA MOR 5/Kpts/KPU-Kab- 011.329078/IV/2015 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUMM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TAHAPAN PROGRAM DAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciPASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN SERTIFIKASI KONSULTAN LAKTASI INTERNASIONAL (INTERNATIONAL BOARD OF LACTATION CONSULTANT EXAMINERS) Disetujui 15 September 2017 Nama Perusahaan ini adalah: PASAL I Nama dan
Lebih terperinciMAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU
PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]
UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 202 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan
Lebih terperinciUNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA
UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2002/2 5 March 2002 REGULASI NO.
Lebih terperinciHitung Cepat (Quick Count) Apa yang Dapat Dipelajari Darinya? Fadjar Shadiq, M.App.Sc &
Hitung Cepat (Quick Count) Apa yang Dapat Dipelajari Darinya? Fadjar Shadiq, M.App.Sc (fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com) Pada saat quick count (hitung cepat) muncul pertama kali, pada
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPenyelenggara Pemilu Harus Independen
Penyelenggara Pemilu Harus Independen SALAH satu hasil studi banding Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu DPR ke Meksiko dan Jerman ialah keinginan sejumlah anggota untuk menempatkan anggota partai sebagai
Lebih terperinciDAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA
DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE KLRCA (Direvisi pada tahun 2013) Bagian II PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada tahun 2010) Bagian III SKEMA Bagian IV PEDOMAN UNTUK
Lebih terperinciSebelas omongan ngawur Donald Trump
Sebelas omongan ngawur Donald Trump pada jumpa pers Rabu - ANTARA News Kamis, 12 Januari 2017 15:28 WIB 4.010 Views Donald Trump. (REUTERS/Carlo Allegri) Jakarta (ANTARA News) - Presiden terpilih Donald
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN I. UMUM 1. Dasar Pemikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN
Lebih terperinciDAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA
DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA NO NO. PUTUSAN TANGGAL ISI PUTUSAN 1 011-017/PUU-I/2003 LARANGAN MENJADI ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciBAB IV PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMILU
KOMISI UMU M PEM I LI HAN BAB IV PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMILU Bab ini menjelaskan tentang: Kegiatan pengawasan dan pemantauan pemilu, serta lembaga yang terlibat dalam kegiatan pengawasan dan pemantauan
Lebih terperinciATURAN PEMILU RAYA KM-ITB 2013
ATURAN PEMILU RAYA KM-ITB 2013 BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 PENGERTIAN (1) Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: a. Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang selanjutnya disebut KM-ITB
Lebih terperinciEtika di Sekolah : Sebuah Model Program Pemberantasan Korupsi di USA
Etika di Sekolah : Sebuah Model Program Pemberantasan Korupsi di USA Oleh Suradi Widyaiswara Madya Balai Diklat Keuangan Palembang Ringkasan Pendidikan Model Kode Etik, yang dirancang dan dilaksanakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI JENEPONTO, :
Lebih terperinciTAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 PUTARAN PERTAMA JADWAL
LAMPIRAN I NOMOR TANGGAL : PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR 10/Kpts/KPU Kab- 014329920/2010 : 83 /Kpts/KPU Kab-014329920/2010 : 27 November 2010 NO PROGRAM KEGIATAN
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan. Pemungutan. Penghitungan Suara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN TERHADAP PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADUAL PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciNo. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain
Lampiran 1 : Ketentuan Pidana Pemilu No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi 1 2 3 4 5 1. 261 Menyebabkan orang lain kehilangan hak Menyebabkan orang lain pilih kehilangan hak pilihnya 2.
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 24/PUU-XII/2014 Pengumuman Hasil Penghitungan Cepat
RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 24/PUU-XII/2014 Pengumuman Hasil Penghitungan Cepat I. PEMOHON 1. PT. Indikator Politik Indonesia, diwakili oleh Burhanuddin, selaku Direktur Utama, sebagai Pemohon I;
Lebih terperinciBERITA NEGARA. BAWASLU. Pemilihan Umum. Anggota DPR. Luar Negeri. Pengawasan. Pedoman. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
No.399, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Anggota DPR. Luar Negeri. Pengawasan. Pedoman. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR...6... TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR...6... TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Lebih terperinciTAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANGERANG TAHUN 2013
Lampiran I : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor : 27/Kpts/KPU-Kota Tng/ 015.436421/III/2013 Tanggal : 31 Maret 2013 Tentang : Perubahan Atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01/Kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/II/2013
Lebih terperinciREGULASI NO. 2001/11
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2001/11 13
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA TENTANG
WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 65 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN DALAM APBD, PENGAJUAN, PENYALURAN DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN
Lebih terperinci2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciPARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR
PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR ANDI MURSIDI Ketua STKIP Singkawang Di Sampaikan Dalam Seminar Pemudan & MUSPIMDA PMII Kalimantan Barat dan Di Aula Kampus STKIP Singkawang Jumat 28
Lebih terperinciPolitik dan Pemerintahan Amerika Serikat
SILABUS Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat Semester Ganjil 2017-2018 22 Agustus 28 November 2017 Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan.
No.850, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 20142014
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPROJECT MANAGEMENT INSTITUTE- INDONESIA CHAPTER ANGGARAN DASAR. Pasal 1 Nama dan Kantor Pusat.
PROJECT MANAGEMENT INSTITUTE- INDONESIA CHAPTER ANGGARAN DASAR Pasal 1 Nama dan Kantor Pusat. Bab 1. Nama/Perseroan Nirlaba. Organisasi ini dinamakan Project Management Institute - Indonesia Chapter (selanjutnya
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 20142014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DI LUAR NEGERI DALAM PEMILIHAN UMUM
Lebih terperinciPEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019
LAMPIRAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum dan negara
Lebih terperinciTAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN GORONTALO UTARA TAHUN 2013 (PUTARAN PERTAMA)
Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NO. 20/Kpts/Pemilukada/KPU-Kab 027.964859/2013 Tanggal 23 April 2013 TAHAPAN, PROGRAM DAN PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TAHUN
Lebih terperinci2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1985, 2014 PERATURAN BERSAMA. Pemilihan Umum. Penyelenggaraan. Tata Laksana. PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPU-Prov-027/2011
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPUProv027/2011 TENTANG PENETAPAN TAHAPAN, PROGRAM DAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PROVINSI
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 30/Kpts/KPU-Prov-010/2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS
Lebih terperinci2013, No NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN
, No.1190 4 LAMPIRAN : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN NOMOR 07 TAHUN TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADUAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE
DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE PROSES Acara Cepat KLRCA Bagian II SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI Bagian III PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE
Lebih terperinciDESKRIPSI JABATAN. Dewan Legislatif Oregon BAGIAN 1. INFORMASI JABATAN. Tanggal Efektif September 2007
Dewan Legislatif Oregon DESKRIPSI JABATAN BAGIAN 1. INFORMASI JABATAN Tanggal Efektif September 2007 Tingkat Klasifikasi Nomor Klasifikasi CALA-4, (ini merupakan level keempat dari klasifikasi empat seri)
Lebih terperinciAPLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION
APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION Budi Indri Wagearto A11.2009.04912 Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas
Lebih terperinciUNDANG- UNDANG KELUARGA MAHASISWA
UNDANG- UNDANG KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM MAHASISWA PRESIDEN MAHASISWA DAN SENAT MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN BADAN EKSEKUTIF
Lebih terperinci-3- MEMUTUSKAN: Pasal I
-2-3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (L embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252); 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Lebih terperinciBANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014
BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 SUMATERA JAVA KALIMANTAN Disampaikan pada: IRIAN JAYA Rapat Koordinasi Nasional dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh investor, yakni risiko sistematis dan risiko tak sistematis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah keputusan investasi pada umumnya didasarkan pada pertimbangan besaran return yang akan diperoleh serta risiko yang harus diambil untuk memperoleh return tersebut.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 18 TAHUN 2010
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK KABUPATEN KAYONG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
d. bahwa berdasarkan pada ketentuan tersebut pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang pedoman teknis verifikasi syarat calon pengganti antarwaktu Anggota
Lebih terperinci2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent
No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979) PARA PIHAK DALAM KONVENSI MEMPERHATIKAN arti penting yang tercantum dalam beberapa konvensi mengenai pemberian
Lebih terperinciTAHAPAN, PROGRAM DAN JADUAL PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 02/KPTS/KPU-PROV-010/2011 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADUAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menyebabkan perubahan sistem perdagangan, baik secara tradisional maupun modern. Sistem perdagangan tradisional yakni transaksi antara penjual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami 4 (empat) kali perubahan, bahwa Pemilu
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.698, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Penyelenggaraan. Pemilu. DPR. DPD. DPRD. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciPartisipasi Politik dan Pemilihan Umum
Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ciri negara demokrasi adalah diselenggarakannya pemilihan umum (pemilu) yang terjadwal dan berkala. Amandemen UUD 1945 yakni Pasal 1 ayat (2), menyatakan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas
Lebih terperinciBAB III KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH. A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Sengketa Pilkada
BAB III KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Sengketa Pilkada 1. Sebelum Putusan Mahkamah Konstitusi No. 97/PUU-XI/2013 Mahkamah
Lebih terperinci