BIAYA STANDAR SEBAGAI STRATEGI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA UKM KONVEKSI SUMBER REZEKI SUKABUMI. Oleh : TUTI KURNIA SARI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIAYA STANDAR SEBAGAI STRATEGI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA UKM KONVEKSI SUMBER REZEKI SUKABUMI. Oleh : TUTI KURNIA SARI H"

Transkripsi

1 BIAYA STANDAR SEBAGAI STRATEGI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA UKM KONVEKSI SUMBER REZEKI SUKABUMI Oleh : TUTI KURNIA SARI H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2 BIAYA STANDAR SEBAGAI STRATEGI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA UKM KONVEKSI SUMBER REZEKI SUKABUMI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : TUTI KURNIA SARI H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

3

4 RINGKASAN TUTI KURNIA SARI. H Biaya Standar Sebagai Strategi Pengendalian Biaya Produksi Pada UKM Konveksi Sumber Rezeki Sukabumi. Dibawah bimbingan BUDI PURWANTO dan FARIDA RATNA DEWI. Sistem biaya standar memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan menetapkan pengeluaran biaya produksi. Pengendalian biaya standar dilakukan dengan menetapkan standar biaya produksi yang terdiri dari biaya standar bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. UKM Konveksi Sumber Rezeki merupakan usaha kecil menengah yang memproduksi pakaian dengan berbagai jenis pakaian seperti baju dress, celana panjang wanita dan rok panjang. Standar biaya produksi belum diterapkan, sehingga pemilik usaha tidak mengetahui apakah usaha yang dijalankan mengalami keuntungan (favorable) atau mengalami kerugian (unfavorable). Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dari peneletian ini dilakukan berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian melalui wawancara dengan pemilik usaha, sedangkan data sekunder didapatkan melalui informasi yang berkaitan dengan pengetahuan teori yang berhubungan dengan penelitian dan didapatkan melalui buku-buku dan penelitian terdahulu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians biaya standar. Analisis varians digunakan untuk mengetahui biaya produksi yang sebenarnya terjadi (realisasi) dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya (standar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penetapan biaya standar untuk biaya produksi yang mencangkup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik pada UKM Konveksi Sumber Rezeki, menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dan mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian manajemen konveksi Sumber Rezeki. Berdasarkan analisis varians didapatkan hasil bahwa bahan baku yang digunakan selama bulan Mei 2014 bersifat favorable yaitu kain spandek, furing, benang jahit, benang obras, karet dan tali kur sedangkan kain cotton dan kain sifon bersifat unfavorable. Varians tarif tenaga kerja langsung bersifat favorable yaitu penjahitan dan penyetikaan, sedangkan pengepakan bersifat unfavorable. Varians efisiensi tenaga kerja langsung bersifat unfavorable. Varians biaya overhead variable bersifat favorable yaitu biaya plastik, biaya tag pin, biaya minyak mesin, biaya listrik dan biaya bahan bakar LPG. Berdasarkan uji t didapatkan kesimpulan bahwa varians biaya tenaga kerja langsung pada bagian penjahitan dan penyetrikaan menunjukkan masih dalam batas pengendalian manajemen, sedangkan dalam proses pengepakan di luar batas pengendalian manajemen. Kata kunci: biaya standar, biaya produksi, pengendalian, strategi, UKM

5 RIWAYAT HIDUP Penulis mempunyai nama lengkap Tuti Kurnia Sari yang lahir di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 27 Juni 1984 dan merupakan puteri dari pasangan Bapak Endang Ruswandi dan Ibu Uningsih. Penulis mengawali pendidikan formal di TK Darul Ummah pada tahun 1989, kemudian melanjutkan ke SD Negeri Polisi II hingga tahun 1996, lalu pada tahun yang sama melanjutkan ke SMP Negeri 1 Bogor hingga tahun 1999, dan menamatkan pendidikan lanjutan tingkat atas pada tahun 2002 di SMK Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2003, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Keahlian Akuntansi Diploma Fakultas Ekonomi, Universitas Pakuan Bogor. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Biaya Standar Sebagai Strategi Pengendalian Biaya Produksi Pada UMKM Konveksi Sumber Rezeki Sukabumi Penyusunan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran-saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Bogor, Juli 2014 Penulis

7 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, terutama ditujukan kepada : 1. Kedua orang tua, Ayahanda Endang Ruswandi dan Ibunda Uningsih atas doa, motivasi dan dorongan baik moril maupun materi kepada penulis selama masa penulisan skripsi ini. 2. Ir. Budi Purwanto, ME dan Farida Ratna Dewi, SE., MM selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini. 3. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji dan memberikan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Dosen Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 5. Bapak Oji dan Ibu Yayah yang telah memberi izin penulis melakukan penelitian di UKM Konveksi Sumber Rezeki. 6. Seluruh Staf Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB yang telah membantu penulis selama menjalankan kegiatan perkuliahan hingga penyusunan skripsi. 7. Prof. DR. Ir. Syamsul Ma arif, MENG, Soleh Mansyur, SE., MM dan Nurhadi Wijaya, STP., MM yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungan bagi penulis. 8. Melly Emilya, Yulia Citrawati, Puput Nuraini, Rizky dan seluruh temanteman dari Departemen Manajemen IPB angkatan VII yang memberikan saran serta kritikan demi perbaikan penulisan skripsi. 9. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Bogor, Juli 2014 Penulis

8 DAFTAR ISI RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kecil dan Menengah Konsep Biaya Denifisi Biaya Penggolongan Biaya Biaya Produksi Pengertian Biaya Produksi Jenis-Jenis Biaya Produksi Konsep Pengendalian Konsep Anggaran Konsep Biaya Standar Analisis penyimpangan biaya aktual dari biaya standar Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik Analisis Varians Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Halaman

9 3.5. Pengolahan dan Analisis Data Metode Analisis Data Analisis Varians Uji Hipotesis VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum UMKM Struktur Organisasi Proses Produksi Konveksi Sumber Rezeki Penentuan Biaya Standar Biaya Produksi Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Penetapan Standar Analisis Varians Analisis Varians Bahan Baku Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung Analisis Varians Overhead Pabrik Uji Hipotesis Uji Hipotesis Bahan Baku Langsung Uji Hipotesis Tenaga Kerja Langsung Uji Hipotesis Overhead Pabrik Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 71

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Jumlah produksi UKM Konveksi Sumber Rezeki Januari Juni Jumlah produksi UKM Konveksi Sumber Rezeki bulan Mei Biaya overhead pabrik tetap produksi Biaya overhead pabrik variable Standar harga bahan baku Standar kuantitas bahan baku Analisis varians rata-rata harga bahan baku Analisis varians rata-rata efisiensi pemakaian bahan baku Analisis varians total rata-rata harga bahan baku Analisis varians rata-rata tarif tenaga kerja Analisis varians rata-rata efisiensi tenaga kerja langsung Analisis varians overhead variable pembiayaan Analisis varians overhead variable efisiensi Uji Hipotesis varians harga dan varians efisiensi bahan baku Uji Hipotesis varians tenaga kerja langsung... 61

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Struktur Organisasi Proses Produksi Konveksi... 36

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kuisioner Realisasi harga beli bahan baku UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Realisasi kuantitas bahan baku UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Harga Bahan Baku Kain UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Kain UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Harga Bahan Baku Furing UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Furing UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Harga Bahan Baku Benang Jahit UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Benang Jahit UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Harga Bahan Baku Benang Obras UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Benang Obras UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Harga Bahan Baku Retsleting UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Retsleting UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Harga Bahan Baku Karet UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Karet UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Harga Bahan Baku Tali Kur UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Tali Kur UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Realisasi jam kerja produksi UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM Konveksi Sumber Rezeki Bulan Mei Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM Konveksi Sumber Rezeki bulan Mei Uji hipotesis penyimpangan harga dan efisiensi bahan baku pembuatan dress Uji hipotesis penyimpangan harga dan efisiensi bahan baku celana panjang wanita... 96

13 23. Uji hipotesis penyimpangan harga dan efisiensi bahan baku pembuatan rok panjang Uji hipotesis penyimpangan harga tenaga kerja langsung pembuatan dress Uji hipotesis penyimpangan harga tenaga kerja langsung (bagian penjahitan celana panjang wanita) Uji hipotesis penyimpangan harga tenaga kerja langsung (bagian penjahitan rok panjang) Uji hipotesis penyimpangan harga tenaga kerja langsung (bagian penyetrikaan) Uji hipotesis penyimpangan harga tenaga kerja langsung (bagian pengepakan) Uji hipotesis penyimpangan efisiensi tenaga kerja langsung (bagian penjahitan baju dress) Uji hipotesis penyimpangan efisiensi tenaga kerja langsung (bagian penjahitan celana panjang wanita) Uji hipotesis penyimpangan efisiensi tenaga kerja langsung (bagian penjahitan rok panjang) Uji hipotesis penyimpangan efisiensi tenaga kerja langsung (bagian penyetrikaan) Uji hipotesis penyimpangan efisiensi tenaga kerja langsung (bagian pengepakan)

14 I. PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang Perkembangan perindustrian di Indonesia yang semakin pesat, dapat membawa perubahan dalam struktur perekonomian nasional. Industri memang menjadi faktor penting dalam menunjang perdagangan. Pengusaha saling bersaing untuk mendapatkan tempat di pasar global dan melangkah mengupayakan terciptanya industri yang fleksibel, sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasaran dan mampu berkompetisi dengan baik. Dalam menghadapi persaingan global tersebut, setiap pengusaha dituntut untuk meningkatkan kinerja, salah satunya pengusaha harus mampu melakukan perencanaan keuangan dengan mengkalkulasikan biaya-biaya yang terjadi, baik secara sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia. Saat ini UKM merupakan pelaku ekonomi mayoritas yang terus tumbuh secara signifikan dan menjadi sektor usaha yang mampu menjadi penopang stabilitas perekonomian nasional. Sektor UKM memiliki peranan yang sangat stategis dan penting yang dapat ditinjau dari berbagai aspek. Pertama adalah jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua adalah potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. ( Menurut data Biro Pusat Statistik, tingkat persentase UKM di Indonesia mencapai 1,63% di tahun 2013 ( 2014). Sedangkan menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, pada tahun 2011 jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah berjumlah sekitar unit dan pada tahun 2012 memiliki kenaikan sebesar 2,41% menjadi Selain itu peningkatan juga terjadi pada jumlah tenaga kerja sebesar 5,83% yaitu pada tahun 2011 jumlah tenaga kerja jiwa dan pada tahun 2012 menjadi jiwa ( 2014).

15 UKM masih memiliki kelemahan dalam akses terhadap modal kerja atau kredit usaha, hak kekayaan intelektual, deregulasi, fasilitas ekspor, manajemen keuangan dan administrasi, serta kontinuitas pasokan bahan baku. ( 2014). Kelemahan pada manajemen keuangan dan administrasi dapat menyebabkan tujuan usaha tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan menyebabkan usaha tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan perhitungan biaya produksi yang lebih teliti dan melakukan pengendalian biaya produksi dengan menetapkan biaya standar untuk biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk dapat mengetahui apakah biaya-biaya tersebut sudah sesuai harapan, efektif dan efisien perlu dilakukan evaluasi terhadap biaya yang telah dikeluarkan dengan melakukan perencanaan, pengendalian dan penetapan kebijakan keuangan. UKM Konveksi Sumber Rezeki merupakan industri rumah tangga yang memproduksi pakaian seperti kemeja, dress, celana panjang wanita dan rok panjang. Sejak berdiri dari tahun 2007 hingga saat ini UKM Sumber Rezeki terus menerus mengalami peningkatan pemesanan. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah produksi awal sebanyak 500 potong per bulan saat ini meningkat sampai dengan potong per bulan, sehingga membutuhkan penambahan jumlah mesin jahit dan penambahan tenaga kerja. Tujuan sederhana yang ingin dicapai adalah ingin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan. Kegiatan produksi UKM konveksi Sumber Rezeki dilakukan berdasarkan pesanan dari konsumen tunggal yaitu Wahana Baru Jakarta. UKM Konveksi Sumber Rezeki memiliki standar produksi pakaian sebanyak potong per minggu per satu model pakaian atau potong per bulan untuk 4 (empat) model pakaian. Rata-rata produksi per hari UKM Konveksi Sumber Rezeki sebanyak 350 potong pakaian yang dikerjakan oleh 10 karyawan atau 35 potong pakaian per karyawan, dengan jam kerja standar yaitu 9 (Sembilan) jam. Namun apabila pada saat pengiriman barang jumlah pakaian yang akan dikirim belum mencapai target, maka para karyawan harus menambah jam kerja hingga jumlah pakaian

16 tercukupi. Berikut ini adalah data produksi UKM Konveksi Sumber Rezeki selama bulan Januari sampai dengan Juni Tabel 1. Jumlah Produksi UKM Konveksi Sumber Rezeki Januari sampai dengan Juni 2014 Jenis Pakaian Bulan Baju Dress Celana Panjang Rok Panjang Jumlah (pcs) (pcs) (pcs) Januari Februari Maret April Mei Juni Sumber : Data UKM Konveksi Sumber Rezeki UKM Konveksi Sumber Rezeki dalam proses produksinya belum menerapkan biaya standar dan tidak menghitung biaya produksi yang dikeluarkan karena keterbatasan sumber daya sehingga sampai saat ini pemilik usaha tidak mengetahui usaha yang dijalankan mengalami keuntungan (favorable) atau mengalami kerugian (unfavorable). Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Biaya Standar Sebagai Strategi Pengendalian Biaya Produksi Pada UKM Konveksi Sumber Rezeki Sukabumi Perumusan Masalah UKM konveksi Sumber Rezeki memproduksi pakaian berdasarkan pesanan dari Wahana Baru. Dalam proses produksi bahan baku kain disediakan oleh pemesan, sedangkan bahan baku lain seperti benang jahit, benang obras, karet, retsleting dan tali kur dibeli oleh UKM konveksi Sumber Rezeki dari toko grosir perlengkapan menjahit. UKM konveksi Sumber Rezeki diberikan upah jahit oleh Wahana Baru sebesar Rp ,00 untuk upah jahit dress dan Rp ,00 untuk upah jahit celana dan rok. Namun apabila terjadi kesalahan dalam proses produksi UKM konveksi Sumber Rezeki harus membayar sebesar Rp ,00 untuk penggantian bahan baku kain baju dress dan Rp ,00 untuk penggantian bahan baku kain celana dan rok.

17 Dalam pengelolaan keuangan, UKM konveksi Sumber Rezeki dilakukan oleh pemilik langsung, namun pencatatan keuangan dilakukan sangat sederhana, sehingga tidak mengetahui biaya standar yang digunakan dalam biaya produski yang mencangkup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. UKM Konveksi Sumber Rezeki tidak mengetahui apakah usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau mengalami kerugian. Hal ini tentu akan sangat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena tidak memiliki pengendalian biaya. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penentuan biaya standar untuk biaya produksi pada konveksi Sumber Rezeki yang mencangkup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik? 2. Bagaimana perbedaan yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual pada konveksi Sumber Rezeki? 3. Apakah perbedaan yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen konveksi Sumber Rezeki? 1.8. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui penentuan biaya standar untuk biaya produksi konveksi Sumber Rezeki yang mencangkup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 2. Mengetahui perbedaan yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual pada konveksi Sumber Rezeki. 3. Mengetahui perbedaan yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian manajemen konveksi Sumber Rezeki Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak, antara lain :

18 1. Diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada pemilik usaha Sumber Rezeki dalam penentukan biaya standar untuk mencapai efisiensi kegiatan produksi. 2. Sebagai bahan informasi dan acuan dalam penelitian selanjutnya bagi mahasiswa atau para peneliti dan pihak-pihak lain yang berkepentingan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini untuk menganalisis biaya standar sebagai strategi pengendalian produksi yang mencangkup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang terjadi pada konveksi Sumber Rezeki. Penelitian ini memfokuskan perhitungan biaya produksi konveksi yang memproduksi baju, kemeja, celana dan rok. Biaya yang dianalisis adalah biaya produksi selama bulan Mei 2014 karena pada bulan tersebut merupakan jumlah produksi paling banyak.

19 II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini membutuhkan beberapa tinjauan pustaka yang menunjang untuk menjawab tujuan dari penelitian. Pustaka yang dibutuhkan adalah pustaka mengenai konsep biaya, biaya produksi, konsep pengendalian, konsep biaya standar, dan analisis penyimpangan biaya aktual dari biaya standar. Analisa biaya standar dibutuhkan sebagai alat pengendalian biaya produksi, dengan mengetahui biaya standar dapat mengendalikan biaya produksi. Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan keuangan perusahaan. Dengan demikian pemilik usaha dapat mengetahui cara atau metode yang tepat untuk menghitung dan mengestimasikan biaya standar dan biaya produksi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pengertian usaha kecil menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagai berikut : 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) Konsep Biaya Denifisi Biaya Pengertian biaya menurut Horngren Datar Foster (2008) adalah sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa.

20 Menurut Mursyidi (2010), Biaya (cost) diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Roni (1990) mendefinisikan biaya atau cost adalah pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu barang atau jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang, melalui tukar menukar, ataupun melalui pemberian jasa Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2014) biaya dapat digolongkan berdasarkan: 1. Pengolongan biaya menurut objek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, biaya zat warna. 2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan a. Biaya produksi Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang berkerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. b. Biaya pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah

21 biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang ke gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample). c. Biaya administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyrakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya photocopy. 3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai a. Biaya langsung Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead cost). 4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas a. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya

22 variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. c. Biaya semifixed Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi. 5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya a. Pengeluaran modal (capital expenditures) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biayanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai cost aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk. b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan

23 dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja Biaya Produksi Pengertian Biaya Produksi Pengertian biaya produk (product cost) menurut Horngren, Datar dan Foster (2008) adalah jumlah biaya yang dibebankan ke suatu produk untuk tujuan tertentu. Tujuan yang berbeda dapat menghasilkan ukuran biaya produk yang juga berbeda. Menurut Mulyadi (2014) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang berkerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi Jenis-Jenis Biaya Produksi Menurut Rudianto (2013), biaya produksi dikelompokkan menjadi : 1. Biaya bahan baku langsung Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu. 2. Biaya tenaga kerja langsung Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. 3. Biaya Overhead Biaya-biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi tetap dibutuhkan dalam proses produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah a. Biaya bahan penolong (bahan tidak langsung) Bahan tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.

24 b. Biaya tenaga kerja penolong (tenaga kerja tidak langsung) Pekerja yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang tetapi tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi. c. Biaya pabrikasi lain Biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja penolong Konsep Pengendalian Menurut Garrison, Noreen dan Brewer (2013) pengendalian (control) meliputi pengumpulan umpan balik untuk memastikan rencana telah dijalankan secara tepat atau dimodifikasikan bila ada perubahan keadaan. Pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur dan metode serta langkah yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik mencapai sasaran yang ditetapkan (Roni, 1990) Konsep Anggaran Pengertian anggaran (budged) menurut Garrison, Noreen dan Brewer (2013) adalah rencana terperinci untuk masa depan yang diekspresikan dalam bentuk kuantitatif. Menurut Bustomi dan Nurlela (2007), anggaran adalah pernyataan-pernyataan dalam kuantitas yang dinyatakan secara formal, disusun secara sistematis, dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Horngren Datar Foster (2008) menjelaskan bahwa anggaran adalah : a. Pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk periode tertentu b. Alat yang membantu mengkoordinasikan hal-hal yang perlu dilakukan guna mengimplementasikan rencana tersebut. Secara umum anggaran mencangkup aspek keuangan dan nonkeuangan dari sebuah rencana, dan berfungsi sebagai cetak biru

25 yang akan diikuti perusahaan pada periode mendatang. Anggaran merupakan bagian integral dari sistem pengendalian manajemen, jika dikelola dengan baik akan bermaanfaat untuk : a. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi di antara subunit dalam perusahaan. b. Menyediakan kerangka kerja untuk menilai kinerja. c. Memotivasi para manajer dan karyawan lain Konsep Biaya Standar Biaya standar menurut Mursyidi (2010), biaya ditentukan di muka untuk suatu produk yang bersifat homogin dan relative stabil. Kalkulasi biaya standar mempunyai dua elemen, yaitu standar fisik (standar input untuk satu unit output), dan standar harga (biaya standar atau tarif per unit input). Pengertian biaya standar menurut Mulyadi (2014) adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisien, dan faktor-faktor lain tertentu. Menurut Horngren dan Harrison (1993) biaya standar adalah perkiraan besarnya tingkat biaya yang telah ditentukan sebelumnya. Biaya standar biasanya diekspresikan dalam biaya per unit. Biaya standar merupakan suatu target biaya yang harus dicapai perusahaan. Sistem biaya standar membantu perusahaan menyusun anggaran, menganalisa hasil operasi, memperoleh data biaya produksi dan juga menghemat biaya pencatatan perusahaan. Mursyidi (2010) menjelaskan bahwa sistem biaya standar dalam suatu perencanaan dan pengendalian dapat digunakan sebagai bahan pijakan dalam pengambilan keputusan mengenai biaya dan perencanaan laba. Untuk itu, biaya standar digunakan dalam rangka : a. Penetapan anggaran b. Pengendalian biaya c. Penyederhanaan prosedur dan pelaporan biaya.

26 d. Penetapan harga pokok bahan, barang dalam proses dan barang jadi. e. Dasar untuk melakukan kontrak dan penetapan harga. Menurut Mulyadi (2014) biaya standar dapat digolongkan atas dasar tingkat ketaatan atau kelonggaran sebagai berikut : a. Standar teoretis Standar teoretis disebut pula dengan standar ideal, yaitu standar yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dicapai. Pada awalnya akuntasi biaya standar menjadi terkenal dan ada tendensi bagi sebagian manajemen untuk menggunakan standar teoretis. Asumsi yang mendasari standar teoretis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksana. Kebaikan standar teoretis adalah bahwa standar tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Tetapi pelaksanaan yang sempurna yang dapat dicapai oleh orang atau mesin jarang dapat dicapai sehingga standar ini seringkali menimbulkan frustasi. Jenis standar ini sekarang jarang dipakai. b. Rata-rata biaya waktu yang lalu Jika biaya standar ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode yang telah lampau, standar ini cenderung merupakan standar yang longgar sifatnya. Rata-rata biaya waktu yang lalu dapat mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukan sebagai unsur biaya standar. Tetapi jenis standar ini kadang-kadang berguna pada saat permulaan perusahaan menerapkan sistem biaya standar, dan terhadap jenis biaya standar ini secara berangsur-angsur kemudian diganti dengan biaya yang benar-benar menunjukan efesiensi. c. Standar normal Standar Normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. Kenyataannya standar normal didasarkan pada rata-rata

27 biaya di masa yang lalu, yang disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang. Standar normal berguna bagi manajemen dalam perencanaan kegiatan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang. Standar normal tidak begitu bermanfaat ditinjau dari sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan keputusan jangka pendek. d. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high performance) Standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik untuk menilai pelaksanaan. Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya. Prosedur penentuan biaya standar menurut Mulyadi (2014) dibagi kedalam tiga bagian : 1. Biaya bahan baku standar Biaya bahan baku standar terdiri dari : a. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar. b. Harga per satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar. Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibaut kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan dilah menjadi produk selesai. Kuantitas standar bahan baku yang dapat ditentukan dengan menggunakan : a. Penyelidikan teknis. b. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :

28 1. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu. 2. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu. 3. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik. Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa : 1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun. 2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar. 3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang. Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan penggunaan biaya standar tersebut. Jika fluktuasi harga cenderung untuk berulang kali terjadi dant idak dapat dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik, maka harga normal yang tepat untuk situasi ini. Di lain pihak, jika arah perubahan harga di masa yang akan datang dapat diperkirakan dengan baik, maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di mana biaya standar tersebut akan dipakai. Harga standar bahan baku digunakan untuk : 1. Mengecek pelaksanaan pekerjaan departemen pembelian. 2. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan. Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya. Tetapi harga standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar biasa.

29 2. Biaya Tenaga Kerja Standar Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur : jam tenaga kerja standard an tarif upah standar. Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah : a. Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum. b. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling dan dispatching, agar supaya aliran proses produksi lancer, tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran. c. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi. d. Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi-instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilaksanakan di bawah kondisi yang paling baik. Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara : a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang lalu. b. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan. c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan. d. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk. Jam tenaga kerja standar ditentukan degan memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa dihindari (menunggu bahan baku, reparasi dan pemeliharaan mesin) dan faktor-faktor kelelahan kerja.

30 Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tariff upah per jam yang diperkirakan akan dibayar. Tarif upah standar yang dapat ditentukan atas dasar : 1. Perjanjian dengan organisasi karyawan. 2. Data upah masa lalu. Yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar adalah : rata-rata hitung, rata-rata tertimbang, atau median dari upah karyawan masa lalu. 3. Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal. 3. Biaya Overhead Pabrik Standar Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Manfaat utama tarif overhead standar ini, yang meliputi unsur biaya overhead pabrik variabel dan tetap adalah untuk penentuan harga pokok produk dan perencanaan. Agar supaya tarif overhead standar ini dapat bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan ke dalam tetap dan variabel. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas. Ada perbedaan pokok antara tarif biaya overhead standar untuk penentuan harga pokok produk dengan tarif biaya overhead standar untuk pembuataan anggaran fleksibel. Tarif biaya overhead standar menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tariff yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif biaya overhead pabrik ini semua biaya overhead pabrik ini diperlakukan sebagai biaya variabel dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu.

31 4.5. Analisis penyimpangan biaya aktual dari biaya standar Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung Menurut Mulyadi (2014) ada tiga model analisis biaya produksi langsung : 1. Model satu selisih (The one way model) Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah ke dalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas. Analisis selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut: St = (HSt x KSt) (HS x KS)... (1) Di mana : St = Total selisih HSt = Harga standar KSt = Kuantitas standar HS = Harga sesungguhnya KS = Kualitas sesungguhnya 2. Model dua selisih (The two way model) Dalam model selisih ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi. Rumus perhitungan selisih dapat digambarkan dengan rumus berikut ini : SH = (HSt HS) x KS... (2) rumus perhitungan selisih harga SK = (KSt KS) x HSt... (3) rumus perhitungan selisih kuantitas Di mana : SH = Selisih Harga HSt = Harga standar KSt = Kuantitas standar SK = Selisis kuantitas / efisiensi

32 HS = Harga sesungguhnya KS = Kualitas sesungguhnya 3. Model tiga selisih (The three way model) Dalam model ini, selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi tiga macam selisih berikut ini: a. Harga standar dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari harga sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya. SH = (HSt HS) x KSt... (4) untuk menghitung selisih harga SK = (KSt KS) x HSt... (5) untuk menghitung selisih kuantitas SHK = (HSt HS) x (KSt KS)... (6) Untuk menghitung selisih gabungan yang merupakan selisih harga / kuantitas. b. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesunggguhnya. SH = (HSt HS) x KS... (7) untuk menghitung selisih harga SK = (KSt KS) x HSt... (8) untuk menghitung selisih kuantitas (Selisih harga/kuantitas sama dengan nol) c. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya. SH = (HSt HS) x KSt... (9) untuk menghitung selisih harga SK = (KSt KS) x HS... (10) untuk menghitung selisih kuantitas (Selisih harga/kuantitas sama dengan nol)

33 Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik Mulyadi (2014) mengatakan perhitungan selisih biaya overhead pabrik berbeda dengan perhitungan selisih biaya produksi langsung. Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas normal, sedangkan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk menggunakan kapasitas sesungguhnya yang dicapai. Ada 4 model analisis selisih biaya overhead pabrik, yaitu : 2. Model satu selisih Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi biaya overhead pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya. 3. Model dua selisih Selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi dua macam selisih : selisih terkendalikan dan selisih volume. Selisih terkendalikan adalah perbedaan biaya overhead sesungguhnya dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar, sedangkan selisih volume adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada jam standar dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk (kapasitas standar dengan tarif standar). 4. Model tiga selisih Selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi tiga macam selisih yaitu selisih pengeluaran, selisih kapasitas dan selisih efisiensi. Selisih pengeluaran adalah perbedaan biaya overhead pabrik sesungguhnya. Selisih kapasitas adalah perbedaan anara biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk pada kapasitas sesungguhnya (kapasitas sesungguhnya dengan tarif standar). Selisih efisiensi adalah tarif biaya overhead pabrik

34 dikalikan dengan selisih antara kapasitas standar dengan kapasitas sesungguhnya. 5. Model empat selisih Model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini, selisih efisiensi dalam model tiga selisih dipecah lebih lanjut menjadi dua selisih berikut ini : selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap Analisis Varians Pengertian varians menurut Horngren dan Harrison (2007) adalah perbedaan antara jumlah aktual dan anggaran. Varians disebut menguntungkan jika varians tersebut meningkatkan laba operasi dan tidak menguntungkan jika varians tersebut menurunkan laba operasi. Horngren, Datar dan Foster (2008) mendefinisikan varians adalah gabungan dari fungsi perencanaan dan pengendalian untuk membantu manajer dalam mengimplementasikan strateginya. Varians digunakan dalam evaluasi kinerja dan untuk memotivasi para manajer. Adakalanya varians mendorong perubahan strategi. Tingkat kerusakan yang berlebihan atas sebuah produk baru bisa jadi menunjukan desain produk cacat. Para manajer kemudian mungkin ingin mengevaluasi ulang strategi-strategi produk mereka. Varians menurut Bustami dan Nurlela (2007) adalah selisih antara biaya aktual dengan standar yang ditetapkan sebelum kegiatan operasi perusahaan dilakukan. Varians tersebut menyangkut untuk ketiga elemen biaya produksi yaitu : 1. Varian bahan baku Varians bahan baku merupakan selisih bahan baku aktual dengan bahan baku berdasarkan standar yang diperkenankan. Dalam varians bahan baku dapat dianalisis menjadi : a. Varians harga bahan baku : Selisih bahan baku aktual dengan harga bahan baku berdasarkan standar yang diperkenankan.

35 b. Varians kuantitas pemakaian bahan baku : Selisih antara kuantitas aktual yang digunakan untuk produksi dengan pemakaian bahan berdasarkan standar yang ditetapkan, menggunakan harga beli bahan baku standar. 2. Varians tenaga kerja Varians tenaga kerja merupakan selisih biaya tenaga kerja aktual dengan biaya tenaga kerja berdasarkan standar yang diperkenankan. Dalam varians tenaga kerja ada 2 (dua) varians yang dikembangkan yaitu : a. Varians tarif / upah tenaga kerja Selisih tarif biaya tenaga kerja aktual dengan tarif biaya tenaga kerja yanh diperkenankan menggunakan jam kerja standar. b. Varians efisiensi tenaga kerja Selisih jam kerja aktual dengan jam kerja standar yang diperkenankan, menggunakan tarif tenaga kerja standar. 3. Varians overhead pabrik Varians overhead pabrik merupakan selisih biaya overhead pabrik aktual dengan biaya overhead pabrik berdasarkan standar yang diperkenankan. Dalam menganalisis biaya overhead pabrik ini dapat dilakukan dengan : a. Metode dua varians Metode dua varians ini adalah metode yang sering digunakan dalam praktek sehari-hari, karena metode ini mudah untuk dihitung. i. Varians terkendali (controllable variance) Varians antara biaya overhead pabrik aktual yang terjadi dengan total anggaran fleksibel pada aktivitas standar yang diperbolehkan.

36 ii. Varians volume (volume variance) Varians antara anggaran fleksibel pada aktivitas standar dari dasar lokasi yang diperbolehkan dengan standar biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk. b. Metode tiga varians Masalah yang timbul dalam metode dua varians adalah menyembunyikan kelebihan dan kekurangan penggunaan dari input yang merupakan dasar alokasi biaya overhead pabrik. Metode tiga varians berusaha mengatasi masalah ini karena dalam metode tiga varians memperhitungkan varians pengeluaran, varian efisiensi variable dan varians volume atau varians pengeluaran, varians kapasitas menganggur dan varians efisiensi. i. Varians pengeluaran (spending variance) Varians biaya overhead pabrik aktual dengan jumlah anggaran fleksibel yang disesuaikan dengan aktivitas aktual yang diperkenankan. ii. Varians efisiensi variable (variable effiency variance) Variasn biaya overhead pabrik variable dengan membandingkan overhead pabrik variable menggunakan aktivitas aktual dengan overhead pabrik menggunakan aktivitas standar. iii. Varians volume (volume variance) Varians antara anggaran fleksibel pada aktivitas standar dari dasar alokasi yang diperbolehkan dengan standar biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk. c. Metode empat varians Metode empat varians merupakan pengembangan dari metode tiga varians, dimana terjadinya pemisahan varians efisiensi menjadi varians efisiensi variable dan varians efisiensi tetap.

37 4.6. Penelitian Terdahulu Rizky Rahman (2012), meneliti analisis biaya standar sebagai alat pengendali biaya produksi pada UMKM Pia PiaKu!, Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians untuk mengetahui selisih yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Penelitian ini berfokus pada perhitungan biaya produksi pia kering yang diproduksi setiap hari yaitu, pia rasa kacang hijau, keju dan coklat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan biaya standar untuk biaya produksi pia yang mencangkup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Hasil penelitian tersebut menunjukan adanya selisih antara biaya standar dan realisasinya pada ketiga komponen biaya produksi yang dihitung menggunakan analisis varians. Hasil analisis varians tersebut bahwa bahan baku yang digunakan selama bulan November 2011 bersifat favorable atau menguntungkan yaitu tepung terigu, kacang hijau kupas, mentega, minyak sayur, coklat blok, chocochip dan susu bubuk, sedangkan varians harga bahan baku yang bersifat unfavorable atau tidak menguntungkan adalah gula pasir, gula halus, keju, coklat bubuk dan telur. Mai Yunan Tahir Zain (2012), meneliti Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada UKM Cireng Cageur Grup Bogor. UKM Cireng Cageur Grup merupakan usaha kecil yang memproduksi cireng dengan enam aneka rasa, yaitu rasa keju, kornet pedas, ayam pedas, kornet tidak pedas, sosis pedas, dan bakso pedas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan biaya standar untuk biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dan mengevaluasi varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen. Berdasarkan analisis varians bahan baku yang digunakan selama bulan November 2011 bersifat favorable. Varians tarif tenaga kerja langsung bersifat unfavorable dan varians efisiensi tenaga kerja langsung bersifat favorable. Varians biaya overhead variabel bersifat favorable atau

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Fajril dan Syafitri (2014) meneliti tentang Analisis Biaya Standar Dalam Rangka Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Pusri Palembang. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mencatat, mengukur, dan melaporkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING Modul ke: Akuntansi Biaya ACTIVITY BASED COSTING Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Manufacturing Costs Direct Direct Materials

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan. 2.1.1 Pengertian Pencatatan pada suatu saat tertentu suatu usaha pasti memerlukan suatu alat untuk dapat mengukur hasil operasi arus kas dan posisi keuangan dari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Informasi biaya dapat dijadikan sebagai ukuran manajemen dalam menilai apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai yang lebih rendah dari pada nilai keluarannya, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. 10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Biaya Informasi biaya dapat dijadikan sebagai ukuran oleh manajement untuk mengetahui apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai yang lebih rendah daripada nilai keluarannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang) Ariesta Rossanda Maharani Darminto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perusahaan Industri Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses produksi pada perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat krusial karena didalamnya terkandung biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Diferensial Mulyadi (2002:118) menyatakan: Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. Penggolongan Biaya Terdapat lima cara penggolongan biaya, menurut Mulyadi (1990, hal. 10), yaitu penggolongan biaya menurut: a) Obyek pengeluaran. Dalam penggolongan ini, nama obyek pengelaran merupakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY NAMA : AJENG DWI UTAMININGSIH NPM : 20212511 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

langsung dan biaya overhead pabrik.

langsung dan biaya overhead pabrik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1.Pengertian Biaya Menurut Supriyono ( 2000 : 16 ) Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar

Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar Definisi Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1. Pengertian Biaya Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dari penyusunan biaya produksi dan mengambil dari beberapa referensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 Disusun oleh : Nama : Rizky Aulia NPM : 26212597 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor. Oleh MAI YUNAN TAHIR ZAIN H

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor. Oleh MAI YUNAN TAHIR ZAIN H 1 ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor Oleh MAI YUNAN TAHIR ZAIN H24096030 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akutansi Biaya Salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah informasi biaya. Informasi biaya yang tepat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Setiap perusahaan berorientasi untuk mencapai tujuan secara ideal, perusahaan akan mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber dayanya untuk mencapai tujuan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II UKM DAN BIAYA BAB II UKM DAN BIAYA 2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM) 2.1.1 Pengertian UKM Usaha Kecil Menengah atau disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu pada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Dan Jenis-Jenis Biaya Standar Setiap badan usaha yang bergerak pada bidang produksi akan mengeluarkan biaya produksi yang akan menunjang jalannya produksi. Perencanaan

Lebih terperinci

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016 Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016 Nama : HANA RIZKI APRILIANI NPM : 23213866 Jurusan : S-1 Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial. keputusan. Salah satu informasi akuntansi diferensial sangat diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial. keputusan. Salah satu informasi akuntansi diferensial sangat diperlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Manajemen perusahaan memerlukan informasi untuk pengambilan keputusan. Salah satu informasi akuntansi diferensial sangat diperlukan

Lebih terperinci

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA OVERHEAD PABRIK Pert 14 BIAYA OVERHEAD PABRIK T E A M T E A C H I N G U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2016 Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut L. Gaylee Rayburn (1999:3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut : Akuntansi Biaya adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci