BAB V PELAMPUNG. A. URAIAN TANDA TANDA LATERAL 1. Sisi kiri. Gambar. 37
|
|
- Hartanti Lesmana
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PELAMPUNG Pada masa sekarang digunakan dua sistem pelampung yaitu : 1. Sistim A, Gabungan sistim Cardinal dan Lateral ( Merah disisi lambung kiri ). Aturan ini cocok dipakai di Eropa, Afrika, Australia,dan beberapa perairan di Asia termasuk Indonesia. 2. Sistim B Sistim lateral saja ( Merah disisi lambungh kanan ). Sistim ini digunakan di perairan Amerika Utara dan Selatan dan beberapa bagian di Asia. A. URAIAN TANDA TANDA LATERAL 1. Sisi kiri Gambar. 37 : merah Bentuk pelampung : tumpul atau batang Tanda puncak (jika ada) : gunting tunggal Suar (jika dilengkapi) : : merah Irama : sembarang
2 2. Sisi lambung kanan : hijau Bentuk pelampung : runcing atau batang Tanda puncak (jika ada) : kerucut tunggal puncak ke atas Suar (jika dilengkapi) : : hijau Irama : sembarang Nomor kanan : ganjil Kiri : genap B. TANDATANDA CARDINAL Keempat kwadran ( Utara, Timur, Selatan, Barat ) dibatasi oleh baringan - baringan benar, Barat Laut - Timur Laut - Tenggara - Barat Daya diambil dari titik yang diamati Gambar. 38
3 1. Tanda Cardinal Utara dengan puncaknya dua keatas. : hitam diatas kuning dibawah Irama : CSCP ( Cs ) atau CCP 2. Tanda Cardinal Timur dengan alasnya saling berhadapan. : hitam Irama : CSCP (C) (3) setiap 10 detik 3. Tanda Cardinal Selatan dengan puncaknya ke bawah : hitam Irama : CSCpp C) (6) + cerlang panjang setiap 10 detik atau Ccpp (6) cerlang panjang setiap 15 detik.
4 4. Tanda Cardinal Barat dengan puncaknya saling berhadapan. : kuning atau hitam Irama : CSCp C) (9) setiap 10 detik atau CC (C)15 detik. Keterangan lain-lain 1. Sebuah tanda cardinal diberi nama dibelakang kwardan dimana tanda tersebut ditempatkan. 2. Nama dari sebuah tanda Cardinal menunjukkan bahwa tanda tersebut harus dilalui terhadap sisi bernama dari tanda itu. C. TANDA BAHAYA TERPENCIL Adalah suatu tanda yang didirikan atau dilabuhkan pada atau diatas sebuah bahaya terpencil yang mempunyai perairan yang dapat dilalui sekelilingnya. Gambar. 40
5 Tanda Puncak : dua bola hitam, yang satu sama diatas yang lain : hitam diatas kuning dibawah hitam merah hitam Irama : cerang kelompok (2) D. TANDA PERAIRAN AMAN Menunjukkan bahwa perairan yang aman terdapat disekeliling tanda tersebut. Ini termasuk tanda-tanda garis tengah dan tanda-tanda pemisah. Tanda yang demikian ini juga dapat dipakai sebagai pengganti terhadap sebuah tanda Cardinal atau sebuah tanda lateral untuk menunjukkan suatu pengenal. Gambar. 41 : merah putih melajur tegak Tanda Puncak ( jika ada ) Irama : fase sama, terputus-putus atau cerlang panjang setiap 10 detik.
6 E. TANDA-TANDA KHUSUS Tanda-tanda diutamakan tidak dengan maksud membantu navigasi, tetapi untuk menunjukkan suatu kawasan khusus atau hal yang dinyatakan dalam dokumen-dokumen nautis resmi, misalnya : 1. Tanda-tanda sistem perolehan data samudra. 2. Tanda-tanda pemisah jalur lalu lintas dimana penggunaan tanda konvensional dapat membingungkan. 3. Tanda-tanda tempat pembangunan. 4. Tanda-tanda kawasan latihan militer 5. Tanda-tanda kabel atau bentangan pipa. 6. Tanda-tanda kawasan rekreasi. Gambar. 42 : kuning Bentuk : boleh putih tetapi tidak boleh bertentangan dengan tanda-tanda navigasi Tanda Puncak : Bentuk X kuning tunggal Suar ( Jika ada ) : kuning Irama : sembarang, lain dengan apa yang tersebut sebelumnya panjang setiap 10 detik.
7 Soal : 1. Apakah yg dimaksud dengan pelampung system A? 2. Diperairan mana saja pelampung system A diberlakukan 3. Bagaimana bentuk, warna, tanda puncak, dari pelampung system A? 4. Yang dimaksud dengan tanda bahaya terpencil? 5. Apa warna dan bentuk pelampung dari sisi sebelah kanan? 6. Gambarkan tanda perairan aman?
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA bahwa untuk melaksanakan ketentuan mengenai Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran sebagaimana diatur dalam Pasal 27, Pasal 37, Pasal 134 ayat (7), dan Pasal 139 Peraturan
Lebih terperinciDEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan
Lebih terperinciPeta, Atlas, dan Globe
Bab 6 Sumber: Microsof Encarta, 2008 Peta, Atlas, dan Globe Setelah mempelajari bab ini kalian diharapkan dapat: menyebutkan pengertian peta, atlas dan globe membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciMEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA
MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA A.20.07 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1)
H. Sufyani Prabawanto, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 3 PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1) Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran bangun-bangun datar yang dibagi menjadi dua kegiatan
Lebih terperinciTATA CARA PEMASANGAN RAMBU DAN MARKA JALAN PERKOTAAN NO. 01/P/BNKT/1991 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA
TATA CARA PEMASANGAN RAMBU DAN MARKA JALAN PERKOTAAN NO. 01/P/BNKT/1991 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA P R A K A T A Dalam rangka mewujudkan peranan penting jalan dalam
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM REVITALISASI SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN DAN PRASARANA KESELAMATAN PELAYARAN DI DISTRIK NAVIGASI TARAKAN KALIMANTAN TIMUR
ejournal Administrative Reform, 2013, 1 (1): 91-104 ISSN 0000-0000, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 EVALUASI PROGRAM REVITALISASI SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN DAN PRASARANA KESELAMATAN PELAYARAN
Lebih terperinciPENGANTAR SURVEY DAN PEMETAAN 2
PENGANTAR SURVEY DAN PEMETAAN 2 Oleh: Akhmad Syaripudin 2 BAB 1. PENGENALAN ALAT LEVELLING A. Pengertian Waterpass Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur
Lebih terperinciBagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya
SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk
Lebih terperincia. Pedoman dikapal b. Menara suar c. Sudut baringan (relatiop)
BAB VI ALAT BARING PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi yang umumnya hanya digunakan di kapal bersama-sama dengan pedoman magnit untuk mendapatkan posisi kapal, yaitu alat baring.
Lebih terperincipetunjuk teknis Penataan Batas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
petunjuk teknis Penataan Batas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA DI KABUPATEN PURBALINGGA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang :
Lebih terperinciILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI
ILMU UKUR TANAH Oleh: IDI SUTARDI BANDUNG 2007 1 KATA PENGANTAR Ilmu Ukur Tanah ini disajikan untuk Para Mahasiswa Program Pendidikan Diploma DIII, Jurusan Geologi, Jurusan Tambang mengingat tugas-tugasnya
Lebih terperinciBENTUK DUA DIMENSI ATAU DENAH
BENTUK DUA DIMENSI ATAU DENAH Semua bentuk geometrik pada umumnya dapat dibedakan menjadi bentuk membulat, melengkung, persegi, dan tidak beraturan. Membulat mewakili bentuk-bentuk bersisi lengkung, persegi
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN BATAS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN BATAS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL i ii iii KATA PENGANTAR P enetapan sebuah kawasan sebagai kawasan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau
Lebih terperinciInterpretasi Peta Tentang Bentuk dan Pola Muka Bumi. Bab
Bab IX Interpretasi Peta Tentang Bentuk dan Pola Muka Bumi Sumber: hiemsafiles.wordpress.com Gb.9.1 Lembah dan pegunungan merupakan contoh bentuk muka bumi Perlu kita ketahui bahwa bentuk permukaan bumi
Lebih terperinciPERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL. Sumber: Dok. Penerbit
4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Sumber: Dok. Penerbit Pernahkah kalian berbelanja alat-alat tulis? Kamu berencana membeli 10 buah bolpoin, sedangkan adikmu membeli 6 buah bolpoin dengan
Lebih terperinciDaftar Isi Kata Sambutan... iii Panduan Membaca Buku Ini... iv Kata Pengantar... vi Semester 1 Bab 1 Bilangan Bulat... 1 A. Operasi Hitung Campuran dan Sifat-Sifat Operasi Hitung pada Bilangan Bulat...
Lebih terperinciTEKNIK JILID 2 SMK. Suparno
Suparno TEKNIK GAMBAR BANGUNAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONNESIA 2013 PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONNESIA 2013 PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK i PENULIS ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii BAB I... 1 KEAMANAN KESEHATAN KERJA... 1 1. Perilaku
Lebih terperinci9 Menghitung Besar Sudut di Titik Sudut
9 Menghitung Besar Sudut di Titik Sudut Besar sudut di setiap titik sudut pada segi-banyak relatif mudah dihitung. Pada segi-n beraturan, besar sudut di setiap titik sudutnya sama dengan 180 o 360 o /n.
Lebih terperinciBAHAN AJAR. Dalam Perang Dunia II permainan ini tersebar di seluruh dunia terutama di Eropa
BAHAN AJAR 1. Judul : PERMAINAN BOLA VOLI 2. Penyusun : Drs, Syahrizal 3. Tujuan : Agar siswa dapat mengetahui, mempelajari dan mempraktekan tentang sejarah bola voli dan semua tehnik tentang permainan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 2009 TENTANG BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 2009 TENTANG BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB 3 KONDISI YANG DIHARAPKAN DAN TANTANGANNYA
BAB 3 KONDISI YANG DIHARAPKAN DAN TANTANGANNYA Pembangunan Sistem Logistik Nasional perlu dilandasi oleh perumusan visi, misi dan tujuan serta kondisi yang diharapkan pada tahun 2025, sekaligus mengidentifikasikan
Lebih terperinciBagian 3 Proteksi untuk keselamatan
Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan 3.1 Pendahuluan 3.1.1 Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan selengkapnya
Lebih terperinciMAT. 06. Geometri Dimensi Tiga
MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga i Kode MAT. 06 Geometri Dimensi Tiga BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN BANJIR SECARA OTOMATIS BIDANG KEGIATAN: PKM KARSA CIPTA
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN BANJIR SECARA OTOMATIS BIDANG KEGIATAN: PKM KARSA CIPTA Diusulkan oleh: Ria Ravikariyanto 201421019/2014 Ester Dian Romena
Lebih terperinci