STUDI ANALISIS SPESIASI ION LOGAM Cr(III) DAN Cr(VI) DENGAN ASAM TANAT DARI EKSTRAK GAMBIR MENGGUNAKAN SPEKTROMETRI UV-VIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI ANALISIS SPESIASI ION LOGAM Cr(III) DAN Cr(VI) DENGAN ASAM TANAT DARI EKSTRAK GAMBIR MENGGUNAKAN SPEKTROMETRI UV-VIS"

Transkripsi

1 J. Sains MIPA, April 2011, Vol. 17, No. 1, Hal.: ISSN STUDI ANALISIS SPESIASI ION LOGAM Cr(III) DAN Cr(VI) DENGAN ASAM TANAT DARI EKSTRAK GAMBIR MENGGUNAKAN SPEKTROMETRI UV-VIS R. Supriyanto Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia priyanto_5811@yahoo.com ABSTRACT Research of speciation analysis metal ion Cr(III) and Cr(VI) using isolated tannic acid from gambier extract with Ultraviolet-Visible Spectrophotometry has been performed. The research was carried to obtain the optimum condition of complex of metal ion chromium-tannic acid to ph, wavelength, concentration ratio, time of stability and the influence of ionic intruders. The result showed that the wavelength of optimum complex metal ion Cr(III)-tannic acid was nm at ph 8, ratio of the best concentration of complex was 5 : 2, time needed to reach the stability was after 60 th minutes, the ionic concentration of Mn(II) 1 ppm, Fe(II) 0.8 ppm, and Ni 0.6 ppm did not disturb the speciation analysis method. The speciation analysis method produced coefficient correlation (r) of 0,9997. The result also showed that the wavelength of optimum complex metal ion Cr(VI)-tannic acid was nm at ph 10.5, ratio of the best concentration complex was 5 : 5, time needed to reach the stability was after 24 hour, the ionic concentration of Mn(II) 0.8 ppm, Fe(II) 0.4 ppm, and Ni 1 ppm did not disturb speciation analysis method. The speciation analysis also produced a smilar coefficient correlation (r) of Keywords: speciation analysis, Cr(III), Cr(VI), tannic acid, spectrophotometry UV-Vis ABSTRAK Telah dilakukan penelitian analisis spesiasi ion logam Cr(III) dan Cr(VI) dengan asam tanat dari ekstrak gambir menggunakan spektrofotometri UV sinar tampak. Penelitian dilakukan untuk memperoleh kondisi optimum dari kompleks ion logam kromium-asam tanat terhadap ph, panjang gelombang maksimum, perbandingan konsentrasinya, waktu untuk mencapai kestabilan dan pengaruh ion logam lain. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa panjang gelombang maksimum untuk ion logam Cr(III)-asam tanat pada nm pada ph 8, perbandingan terbaik pada 5 : 2, waktu untuk memperoleh kestabilan 60 menit, dengan ion logam lain dengan masing-masing konsentrasi Mn(II) 1 ppm, Fe(II) 0,8 ppm, dan Ni 0,6 ppm tidak mengganggu analisis spesiasi, dengan menghasilkan koefisin korelasi sebesar 0,9997. Sedangkan untuk kompleks ion Cr(VI)-asam tanat berturut-turut diperoleh data untuk analisis yang sama sebesar: 486,1 nm, 10,5; 5 : 5; 24 jam, dengan ion logam lain dengan masing-masing konsentrasi Mn(II) 0,8 ppm, Fe(II) 0,4 ppm, and Ni 1 ppm tidak mengganggu analisis spesiasi, dengan menghasilkan koefisin korelasi juga sebesar 0,9997. Kata kunci: analisis spesiasi, Cr(III), Cr(VI), asam tanat, spektrofotometri UV-Vis 1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia industri banyak memberikan dampak terhadap kehidupan manusia, baik yang positif maupun negatif. Dampak negatif yang dihasilkan adalah peningkatan konsentrasi bahan-bahan pencemar yang mengganggu lingkungan. Bahan pencemar yang sering menjadi perhatian adalah ion-ion logam berat. Hal ini disebabkan ion-ion logam berat bersifat toksik meskipun pada konsentrasi yang rendah (dalam ppm) dan umumnya sebagai polutan utama bagi lingkungan 1). Logam kromium merupakan salah satu logam berat yang merupakan polutan. Dalam lingkungan air kromium terdapat dalam dua bentuk ion spesies, yaitu ion Cr(III) dan ion Cr(VI). Spesies ion Cr(III) merupakan suatu spesi yang ada dalam makanan yang digunakan untuk mengontrol metabolisme glukosa dan lipid dalam membran sel, sedangkan ion Cr(VI) memiliki sifat karsinogenik dan mutagenik serta sangat beracun bagi makhluk hidup 2). Perbedaan sifat antara ion Cr(III) dan ion Cr(VI) yang sangat bertentangan menyebabkan adanya perbedaan pada analisis spesiasi ion logam kromium. Metode pengkompleksan menggunakan asam tanat 2011 FMIPA Universitas Lampung 35

2 R. Supriyanto Studi Analisis Spesiasi Ion Logam Cr(III) dan Cr(VI) merupakan suatu metode alternatif dalam analisis ion logam yang perlu dikembangkan. Analisis spesiasi adalah metode analitik yang dapat mengidentifikasi atau mengukur secara kuantitatif satu atau lebih individual spesiasi kimia dalam suatu sampel 3. Analisis kromium yang dapat dilakukan adalah dengan pembentukan kompleks kromium dengan ligan secara Spektrofotometri Ultraungu-Tampak. Hal ini dikarenakan Spektrofotometer Ultraungu-Tampak merupakan instrumen yang mampu menganalisis kestabilan senyawa kompleks yang terbentuk pada panjang gelombang maksimum yang berbeda antara Cr(III) dan Cr(VI). Metode ini juga dapat bekerja secara selektif, akurat dan cepat bila dibandingkan dengan metode konvensional lain, seperti titrimetri atau gravimetri 4) Asam tanat adalah komponen senyawa kimia penyusun terbesar dalam gambir, dan juga merupakan golongan tanin terhidrolisis. Kandungan asam tanat dalam gambir sebesar ± 70% 5), katechin, kuersetin, lemak, dan lendir dengan persentase yang lebih kecil. Asam tanat bila ditinjau dari strukturnya merupakan senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas, baik pada gugus keton (pada keadaan polimer) dan gugus hidroksil (ketika ditambahkan basa atau asam pada saat pengaturan ph). Pasangan elektron bebas ini dapat didonorkan kepada ion logam kromium yang memiliki orbital kosong, sehingga dapat dikatakan asam tanat merupakan suatu ligan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi asam tanat dari ekstrak gambir dan pembentukkan kompleks ion logam kromium dengan asam tanat serta mendapatkan kondisi analisis kompleks yang optimum. Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk digunakan dalam analisis ion logam kromium. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai September 2009 di Laboratorium Kimia Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung Isolasi Asam Tanat Sebanyak 100 gram sampel gambir yang diperoleh dari penjual umum, dimaserasi (direndam) dengan menggunakan pelarut metanol sebanyak 1500 ml. Setelah tiga hari, hasil maserasi disaring dengan menggunakan glass woll sehingga terpisah antara padatan dan filtrat. Filtrat hasil saringan dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Proses maserasi diulangi hingga pelarut berwarna jernih. Filtrat yang telah pekat dipartisi dengan etil asetat untuk memisahkan katekin dan kuersetin. Fasa metanol kemudian ditambahkan larutan NaCl 1% untuk mengendapkan asam tanat. Kemudian filtrat yang didapat dipekatkan kembali dengan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak ini kemudian akan difraksinasi menggunakan kolom yang berisi adsorben Sephadex LH-20 yang dielusi dengan menggunakan metanol dan didapat beberapa fraksi. Masing-masing fraksi diidentifikasi menggunakan KLT, sehingga diperoleh asam tanat murni. Selain itu identifikasi juga dapat dilakukan dengan mereaksikan fraksi yang didapat dengan FeCl 3 1% 6) Penentuan ph dan Panjang Gelombang Optimum Kompleks Penentuan ini dilakukan dengan cara mencampurkan 500µL ion logam Cr(III) dan Cr(VI) dengan 500µL asam tanat pada variasi ph 1 sampai 10 dengan skala kenaikan 0,5. Selain itu dilakukan juga penentuan panjang gelombang optimum dengan cara mencari panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi maksimum menggunakan Spektrofotometer Ultraungu-Tampak dari kompleks ion logam kromiumasam tanat Penentuan Stoikiometri dengan Variasi Konsentrasi Ion Logam Kromium. Penentuan ini dilakukan dengan cara mengukur kompleks ion logam Cr(III) dan Cr(VI) dengan asam tanat pada ph optimum dan panjang gelombang maksimum dengan perbandingan konsentrasi ion logam Cr : asam tanat yaitu 1:1, 2:1, 3:1, 4:1, 5:1, dan 6: Penentuan Stoikiometri dengan Variasi Konsentrasi Asam Tanat. Penentuan ini dilakukan dengan cara mengukur kompleks ion logam Cr(III) dan Cr(VI) dengan asam tanat pada ph optimum dan panjang gelombang maksimum dengan perbandingan konsentrasi ion logam Cr : asam tanat yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5, dan 1: Penentuan Waktu Kestabilan Kompleks Ion Logam Kromium-Asam Tanat Penentuan waktu kestabilan kompleks dilakukan dengan perbandingan konsentrasi terbaik yang diperoleh, diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Ultraungu-Tampak pada panjang FMIPA Universitas Lampung

3 J. Sains MIPA, April 2011, Vol. 17, No. 1 gelombang optimum kompleks dan ph optimum kompleks dari 0 menit sampai 120 menit dengan skala kenaikan 10 menit Penentuan Pengaruh Ion Pengganggu Pengaruh ion-ion pengganggu dengan membuat larutan Mn(II), Fe(II), dan Ni(II) 0-0,1 ppm yang masing-masing ditambahkan dengan kompleks ion logam Cr-asam tanat dengan konsentrasi terbaik ion logam Cr(III) dan asam tanat serta Cr(VI) dan asam tanat, kemudian diukur absorbansi masing-masing larutan menggunakan Spektrofotometer Ultraungu-Tampak pada kondisi ph optimum, panjang gelombang maksimum dan waktu kestabilan yang telah diperoleh Penentuan Kadar Logam Kromium dalam Sampel Kadar logam kromium dalam sampel ditentukan dengan cara membuat larutan standar logam kromium(iii) dan (VI) dari 0-10 ppm, kemudian 500µL dari larutan standar tersebut ditambahkan 500µL larutan asam tanat dengan konsentrasi optimum, masing-masing larutan kompleks standar diukur absorbansinya. Larutan sampel sebanyak 500µL ditambahkan 500µL larutan asam tanat dengan konsentrasi optimum kemudian diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer Ultraugu-Tampak pada kondisi ph dan panjang gelombang optimum kompleks serta waktu kestabilan kompleks yang telah ditentukan. Kadar logam kromium(iii) dan (VI) dalam sampel dapat dihitung dengan cara mensubstitusikan absorbansi sampel ke persamaan regresi linier yang diperoleh. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Isolasi Asam Tanat Sebanyak 100 gram sampel gambir yang diperoleh dari penjual umum dan telah ditumbuk halus kemudian dimaserasi dengan menggunakan pelarut metanol pro analisis sebanyak 1500 ml. Pemilihan pelarut metanol dalam proses ekstraksi karena gambir mengandung flavonoid yang banyak mengandung gugus OH. Flavonoid dalam gambir didominasi oleh asam tanat, sehingga asam tanat dalam gambir dapat terekstrak dengan menggunakan pelarut metanol 7). Setelah tiga hari, hasil maserasi disaring menggunakan glass woll sehingga terpisah antara padatan dan filtrat. Proses maserasi dilakukan sebanyak tiga kali, hal ini dikarenakan pelarut yang digunakan terlihat mulai jernih. Filtrat hasil maserasi kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Filtrat pekat yang diperoleh kemudian dipartisi dengan etil asetat. Tujuan dilakukan partisi dengan etil asetat adalah untuk memisahkan katekin dan kuersetin yang mungkin ikut terekstrak pada saat proses maserasi dikarenakan kedua senyawa tersebut memiliki sifat yang sama dengan asam tanat, yaitu bersifat polar. Katekin dan kuersetin akan tertarik ke fasa organik (etil asetat) dan asam tanat yang berada dalam fasa air (metanol) ditambahkan larutan NaCl 1% untuk mengendapkan asam tanat 6). Filtrat yang dihasilkan dipekatkan kembali dengan menggunakan rotary evaporator sehingga diperoleh padatan berwarna kuning kecoklatan. Padatan ini kemudian dilarutkan dengan pelarut metanol sehingga kation Na + yang sebelumnya berikatan dengan asam tanat akan lepas dan membentuk endapan NaOH berwarna putih. Ekstrak pekat ini kemudian disaring untuk memisahkan kristal dengan filtrat. Filtrat ini yang akan difraksinasi menggunakan kolom yang berisi adsorben Sephadex LH-20. Masing-masing fraksi diidentifikasi menggunakan KLT dan dibandingkan dengan standar asam tanat. S Gambar 1. Hasil uji KLT dari fraksi hasil isolasi asam tanat dari gambir [S = Standar asam tanat, 1-7 = Fraksi 1-7] FMIPA Universitas Lampung 37

4 R. Supriyanto Studi Analisis Spesiasi Ion Logam Cr(III) dan Cr(VI) Dari hasil uji KLT pada Gambar 1, diperoleh dua fraksi yang hanya memiliki 1 spot dan nilai Rf yang sama dengan standar, yaitu fraksi ke 1 dan 4. Kedua fraksi ini kemudian direaksikan dengan FeCl 3 1% yang akan menghasilkan warna biru apabila terdapat asam tanat, reaksi ini juga dibandingkan dengan menggunakan standar asam tanat murni 6). Dari reaksi menggunakan FeCl 3 1% dapat dilihat bahwa hanya fraksi ke 4 yang mengalami perubahan warna menjadi biru seperti standar. Kemungkinan pada fraksi ke 1 masih terdapat senyawa lain yang memiliki berat molekul lebih besar dari asam tanat sehingga ikut keluar bersama dengan asam tanat, sedangkan pada fraksi ke 4 hanya terdapat asam tanat. Fraksi ke 4 ini (asam tanat murni hasil isolasi) yang kemudian akan digunakan sebagai ligan dalam membentuk kompleks dengan ion logam Cr(III) dan Cr(VI). Untuk mengetahui besarnya konsentrasi asam tanat dari hasil isolasi, dilakukan pengukuran standar asam tanat yang telah diketahui konsentrasinya pada panjang gelombang optimumnya serta pengukuran fraksi ke 4 hasil isolasi pada panjang gelombang optimumnya. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai absorbansi untuk asam tanat dengan konsentrasi 2 mm adalah sebesar 0,263 dan untuk fraksi ke 4 hasil isolasi (diencerkan 25 kali) adalah sebesar 1,010. Dari data tersebut melalui perhitungan Hukum Lambert- Beer diperoleh konsentrasi fraksi ke 4 hasil isolasi adalah sebesar 192,025 mm Penentuan ph dan Panjang Gelombang Optimum Kompleks Ion Logam Kromium-Asam Tanat. Penentuan ini dilakukan dengan cara memvariasikan ph kompleks antara larutan Cr(III) dan Cr(VI) dengan asam tanat dengan skala kenaikan ph adalah 0,5, dari ph 1 sampai 10. Kemudian masing-masing kompleks yang telah diatur ph nya diukur menggunakan Spektrofotometer Ultraungu-Tampak untuk mendapatkan panjang gelombang optimum dari kompleks yang menghasilkan nilai absorbansi maksimum. Pada penelitian ini juga dilakukan pembentukan kompleks ion logam Cr(III) dan Cr(VI) dengan asam tanat tanpa pengaturan ph sehingga dapat dibandingkan serapan yang terjadi sebelum dilakukan pengaturan dan sesudah pengaturan ph. ph dan panjang gelombang optimum kompleks dapat dilihat dari nilai absorbansi maksimum. Grafik hubungan antara ph dengan absorbansi untuk kompleks Cr(III)-asam tanat dan untuk kompleks Cr(VI)-asam tanat pada Gambar 2. [Cr(III)] Gambar 2. Grafik optimasi ph kompleks ion logam kromium-asam tanat [Cr(VI)] Dari Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa pembentukan kompleks ion logam Cr(III)-asam tanat terkoordinasi secara optimum pada ph basa. Hal ini sesuai dengan reaksi kesetimbangan asam tanat yang pada ph basa cenderung ke bentuk ion 8). Sehingga ph optimum untuk pembentukan kompleks dengan ligan asam tanat adalah pada ph basa. Panjang gelombang optimum untuk kompleks ion logam Cr(III)-asam tanat yang diperoleh adalah 580,5 nm dengan absorbansi maksimum sebesar 0,028 pada ph 8. Dari Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa pada ph asam kompleks yang terbentuk belum terkoordinasi secara optimum walaupun absorbansi yang dihasilkan menunjukkan serapan absorbansi yang besar, sehingga untuk kompleks ion logam Cr(VI)-asam tanat rentang pengaturan ph diubah dari ph 1-11,5. Kemungkinan serapan absorbansi yang besar merupakan serapan dari ion logam Cr(VI) yang masih berlebih atau belum terikat dengan ligan asam tanat. Pada ph basa ion logam Cr(VI) sudah membentuk kompleks degan ligan asam tanat yang dapat dilihat dari pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih panjang menuju panjang gelombang Visible. Selain itu, dalam reaksi kesetimbangan asam tanat pada ph basa cenderung ke bentuk ion sedangkan pada ph asam cenderung ke bentuk molekulnya 8). Panjang gelombang FMIPA Universitas Lampung

5 J. Sains MIPA, April 2011, Vol. 17, No. 1 optimum untuk kompleks ion logam Cr(VI)-asam tanat yang diperoleh adalah 486,1 nm dengan absorbansi maksimum sebesar 0,565 pada ph 10, Penentuan Stoikiometri Kompleks Ion Logam Cr(III)-Asam Tanat Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan konsentrasi terbaik untuk kompleks Cr(III)-asam tanat adalah 5 :2 sedangkan untuk kompleks Cr(VI)-asam tanat adalah 5 : 5 yang dapat dilihat pada grafik dalam Gambar 3. [Cr(III)] Gambar 3. Grafik stoikiometri kompleks Cr(III)-asam tanat [Cr(VI)] 3.4. Penentuan Waktu Kestabilan Kompleks Ion Logam Kromium-Asam Tanat Untuk penentuan waktu kestabilan kompleks ion logam Cr(III)-asam tanat dilakukan dengan stokiometri kompleks 5 : 2 pada ph optimum adalah 8 dan diukur pada panjang gelombang optimum 580,5 nm. Sedangkan untuk penentuan waktu kestabilan kompleks ion logam Cr(VI)-asam tanat dilakukan dengan stoikiometri kompleks 5 : 5 pada ph optimum adalah 10,5 dan diukur pada panjang gelombang 486,1 nm. Grafik hubungan antara waktu dengan absorbansi pada kompleks Cr(III)-asam tanat ditunjukkan dalam Gambar 4. [Cr(III)] [Cr(VI)] Gambar 4. Grafik waktu kestabilan kompleks ion logam kromium-asam tanat Dari Gambar 4 dapat dikatakan bahwa pembentukkan kompleks ion logam Cr(III)-asam tanat mengalami kestabilan setelah menit ke 60 menit, dengan nilai absorbansi tetap, walaupun masih mengalami kenaikan serapan absorbansi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa setelah menit ke 60 menit kompleks ion logam Cr(III)-asam tanat yang terbentuk cukup stabil. Dari Gambar 4 dapat dikatakan bahwa pembentukkan kompleks ion logam Cr(VI)-asam tanat mengalami kestabilan setelah 24 jam dengan nilai absorbansi yang sama pada menit ke 110 menit. Waktu kestabilan kompleks ion logam Cr(VI)-asam tanat sulit diperoleh dikarenakan Cr(VI) terlebih dahulu membentuk kompleks kation dengan ligan OH dari basa dan setelah itu membentuk kompleks dengan asam tanat. Sehingga dapat diasumsikan bahwa setelah 24 jam kompleks ion logam Cr(VI)-asam tanat yang terbentuk cukup stabil. Hasil penentuan waktu kestabilan kompleks untuk ion logam kromium-asam tanat sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa waktu untuk menyempurnakan formasi kompleks tanin dari 15 menit sampai 24 jam 9) FMIPA Universitas Lampung 39

6 R. Supriyanto Studi Analisis Spesiasi Ion Logam Cr(III) dan Cr(VI) 3.5. Penentuan Pengaruh Ion Penggangu Pada Kompleks Cr(III)-Asam Tanat Pada penelitian ini dilakukan uji selektivitas kompleks Cr(III)-asam tanat terhadap logam-logam Mn(II), Fe(II), dan Ni(II) dengan menggunakan stoikiometri kompleks Cr(III)-asam tanat yang diperoleh dan memvariasikan konsentrasi logam-logam tersebut. Dari hasil penelitian terjadi perubahan absorbansi kompleks Cr(III)-asam tanat dengan adanya ion Ni(II) pada konsentrasi 0,8 dan 1 ppm. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsentrasi 1 ppm untuk ion Mn(II) dan 0,8 ppm untuk ion Fe(II) serta 0,6 ppm untuk ion Ni(II) tidak mengganggu metode analisis kompleks Cr(III)-asam tanat pada stoikiometri yang diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan karena ion Ni(II) memiliki muatan kation yang lebih besar dibandingkan Mn(II) dan Fe(II). Semakin besar muatan kation, maka semakin besar medan listriknya dan kompleks yang terbentuk semakin stabil 10). Selain itu ion Ni(II) juga memiliki jari-jari ion yang lebih kecil dibandingkan dengan ion Cr(III), sehingga ion Ni(II) akan mudah masuk dan berikatan dengan asam tanat bersama dengan ion Cr(III). Pengaruh yang sama ion Fe(II) pada konsentrasi 1 ppm. Hal ini menyebabkan ion Ni(II) pada konsentrasi 0,8 ppm dan ion Fe(II) pada konsnetrasi 1 ppm memberikan pengaruh terhadap analisis kompleks Cr(III)- asam tanat Penentuan Pengaruh Ion Penggangu pada Kompleks Cr(VI)-Asam Tanat Pada penelitian ini dilakukan uji selektivitas kompleks Cr(VI)-asam tanat terhadap logam-logam Mn(II), Fe(II), dan Ni(II) dengan menggunakan stoikiometri kompleks Cr(VI)-asam tanat yang diperoleh dan memvariasikan konsentrasi logam-logam tersebut. Dari hasil penelitian terjadi perubahan absorbansi kompleks Cr(VI)-asam tanat dengan adanya ion Mn(II) pada konsentrasi 1 ppm dan ion Fe(II) pada konsentrasi 0,6 sampai 1 ppm. Sehingga dapat dikatakan untuk ion Ni(II) 1 ppm, untuk ion Mn(II) 0,8 ppm dan ion Fe(II) 0,4 ppm tidak menggangu metode analisis kompleks Cr(VI)-asam tanat pada stoikiometri yang diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan karena ion Fe(II) memiliki jari-jari ion yang lebih kecil dibandingkan dengan ion Cr(VI), sehingga ion Fe(II) akan mudah masuk dan berikatan dengan asam tanat bersama dengan ion Cr(VI) 10). Pengaruh yang sama juga diberikan oleh ion Mn(II) pada konsentrasi 1 ppm. Hal ini menyebabkan ion Fe(II) pada konsentrasi 0,6 ppm dan ion Mn(II) 1 ppm memberikan pengaruh terhadap analisis kompleks Cr(VI)-asam tanat Penentuan Kadar Logam Kromium Dalam Sampel Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat dibuat kurva kalibrasi larutan standar Cr(III) dan Cr(VI) pada Gambar 5. [Cr(III)] Gambar 5. Kurva kalibrasi larutan standar Cr(III) [Cr(VI)] Berdasarkan Gambar 8, diperoleh persamaan garis linear yaitu y = a + bx = (-9,5238 x 10-5 ) + (4,4857 x 10-3 )x yang merupakan hubungan antara konsentrasi (x) larutan standar dengan absorbansi (y), dengan harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,9997. Harga r menunjukkan bahwa kurva kalibrasi tersebut memiliki keakuratan dalam penentuan konsentrasi Cr(III) sebesar 99,97 % dan kurva tersebut sesuai dengan hukum Lambert-Beer dimana kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi merupakan garis lurus. Kadar logam Cr(III) dalam sampel dapat diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai absorbansi sampel pada persamaan y = a + bx = (-9,5238 x 10-5 ) + (4,4857 x 10-3 )x, dan diperoleh kadar logam Cr(III) dalam sampel sebesar 4,93 ± 0,001 ppm FMIPA Universitas Lampung

7 J. Sains MIPA, April 2011, Vol. 17, No. 1 Berdasarkan Gambar 8, diperoleh persamaan garis linear yaitu y = a + bx = (-1,9048 x 10-4 ) + (9,4714 x 10-3 )x yang merupakan hubungan antara konsentrasi (x) larutan standar dengan absorbansi (y), dengan harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,9997. Harga r menunjukkan bahwa kurva kalibrasi tersebut memiliki keakuratan dalam penentuan konsentrasi Cr(VI) sebesar 99,97 % dan kurva tersebut sesuai dengan hukum Lambert-Beer dimana kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi merupakan garis lurus. Kadar logam Cr(VI) dalam sampel dapat diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai absorbansi sampel pada persamaan y = a + bx = (-1,9048 x 10-4 ) + (9,4714 x 10-3 )x, dan diperoleh kadar logam Cr(VI) dalam sampel sebesar 4,98 ± 0,002 ppm. Dengan diperolehnya kadar logam kromium dalam sampel menunjukkan bahwa logam kromium dalam suatu sampel dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan ligan pengkompleks asam tanat dari hasil isolasi ekstrak gambir. 4. SIMPULAN DAN SARAN Asam tanat murni hasil isolasi dari ekstrak gambir menggunakan pelarut metanol diperoleh pada fraksi 4 dengan konsentrasi 192,025 mm. Pembentukkan senyawa kompleks ion logam Cr(III)-asam tanat terbentuk pada ph optimum 8 dan panjang gelombang optimum 580,5 nm. Perbandingan konsentrasi terbaik adalah 5 : 2 dengan waktu kestabilan kompleks pada menit ke 60. Tidak terjadi interferensi untuk konsentrasi ion Mn(II) 1 ppm, ion Fe(II) 0,8 dan ion Ni(II) 0,6 ppm. Pembentukkan senyawa kompleks ion logam Cr(VI)-asam tanat terbentuk pada ph optimum 10,5 dan panjang gelombang optimum 486,1 nm. Perbandingan konsentrasi terbaik adalah 5 : 5 dengan waktu kestabilan kompleks adalah 24 jam. Tidak terjadi interferensi untuk konsentrasi ion Mn(II) 0,8 ppm, ion Fe(II) 0,4 dan ion Ni(II) 1 ppm. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan pengamatan untuk melihat struktur kompleks yang terbentuk antara ion logam kromium dengan asam tanat seperti analisis menggunakan Spektrofotometer IR. Juga perlu dilakukan pengamatan untuk melihat pengaruh penambahan katalis dalam penentuan waktu kestabilan pembentukkan kompleks ion logam kromium-asam tanat, terutama untuk pembentukkan kompleks ion logam Cr(VI)-asam tanat, agar waktu kestabilan yang diperoleh tidak terlalu lama. DAFTAR PUSTAKA 1. Low, K.S.; Lee, C.K.; Tan, S.G Sorption of Trivalent Chromium from Tannery Waste by Moss. Environmetal Technology. 18: Kotaz, J Enviromental Pollutan. Diakses melalui pada tanggal 16 November Zaporozhets, O Hyphenated Techniques in Speciation Analysis of Metal in Natural Waters. Diakses melalui tanggal 16 November Vanderborght, B.M. and Van Grieken, R.E Enrichment of Trace Metals in Water on Activated Carbon. Anal. Chem., 49 (2): Wicaksono, U Studi Pembentukan Kompleks Au 3+ dengan Tanin secara Spektrofotometri. Skripsi Universitas Lampung. Bandar Lampung. 6. Cannel, R Methods in Biotechnology Natural Products Isolation. Humana Press. New Jersey. 7. Hakkinen, S Flavonols and Phenolic Acids in Berries and Berry Products. Doctoral Dissertation, Kuopio University Publications D. Medical Sciences, pages. 8. Fahn, A Anatomi Tumbuhan. 3 rd ed. Gajah Mada University Press. Yogyakarta FMIPA Universitas Lampung 41

8 R. Supriyanto Studi Analisis Spesiasi Ion Logam Cr(III) dan Cr(VI) 9. Endermoglu, S. B., and Gucer, S Selective Determination of Aluminium Bound with Tannin in Tea Infusion. Analytical Sciences. 21: Sukardjo Kimia Koordinasi. Rineka Cipta. Jakarta. 163 hal FMIPA Universitas Lampung

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di 21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori PERCOBAAN III A. Judul : Penetapan Besi secara Spektrofotometri B. Tujuan : dapat menetapkan kandungan besi dalam suatu sampel dengan teknik kurva kalibrasi biasa dan teknik standar adisi. C. Dasar Teori

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang (diannurvika_kimia08@yahoo.co.id) 2 Universitas

Lebih terperinci

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 EKSTRAKSI LOGAM KROMIUM (Cr) DAN TEMBAGA (Cu) PADA BATUAN ULTRABASA DARI DESA PUNCAK MONAPA KECAMATAN LASUSUA KOLAKA UTARA MENGGUNAKAN LIGAN POLIEUGENOL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Lampung Selatan, analisis aktivitas antioksidan dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L etanol, diperoleh ekstrak

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Oleh: Sri Wahyuni 081115071 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

kondisi analisis kuantitatif simultan Cr(III) dan Cr(VI) yaitu konsentrasi kuersetin sebesar 2,95 x 10-3 M, konsentrasi surfaktan

kondisi analisis kuantitatif simultan Cr(III) dan Cr(VI) yaitu konsentrasi kuersetin sebesar 2,95 x 10-3 M, konsentrasi surfaktan ABSTRAK MOHAMAD RAFI. Potensi Metode Penambahan Standar Titik-H Untuk Penentuan Simultan Kromium(III) dan Kromium(VI). Dibimbing oleh ZAINAL ALIM MAS UD dan MUHAMMAD BACHRI AMRAN Metode penambahan standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,

Lebih terperinci

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI OPTIMASI ph BUFFER DAN KONSENTRASI LARUTAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DENGAN PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis SKRIPSI Oleh LAILA KHAMSATUL

Lebih terperinci

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset Kimia Lingkungan, dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Nama : Imana Mamizar NIM : 10511066 Kelompok : 5 Nama Asisten : Rizki Tanggal Percobaan : 25 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan

Lebih terperinci

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Harry Agusnar, Irman Marzuki Siregar Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv vi vii viii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan

Lebih terperinci

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembentukan Senyawa Indotimol Biru Reaksi pembentukan senyawa indotimol biru ini, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, sudah sangat lazim digunakan untuk penentuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI Nama : Imana Mamizar NIM : 10511066 Kelompok : 5 Nama Asisten : Fatni Rifqiyati Tanggal Percobaan : 1 November 2013 Tanggal Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA) PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT

Lebih terperinci

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 12 OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH Imelda, Zaharasmi Kahar, Maria Simarmata, dan Djufri Mustafa Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1. BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis Roem) yang diperoleh dari daerah Tegalpanjang, Garut dan digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan kadar krom dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel

Lebih terperinci

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI A. Tujuan Percobaan Percobaan. Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri. B. Dasar Teori Dalam

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat ABSTRAK Kulit kacang tanah digunakan sebagai adsorben untuk menyerap ion fosfat dalam larutan. Sebelum digunakan sebagai adsorben, kulit kacang tanah dicuci, dikeringkan, dihaluskan menggunakan blender

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Penyiapan Inokulum dan Optimasi Waktu Inokulasi. a. Peremajaan Biakan Aspergillus flavus galur NTGA7A4UVE10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Penyiapan Inokulum dan Optimasi Waktu Inokulasi. a. Peremajaan Biakan Aspergillus flavus galur NTGA7A4UVE10 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Penyiapan Inokulum dan Optimasi Waktu Inokulasi a. Peremajaan Biakan Aspergillus flavus galur NTGA7A4UVE10 Setelah dilakukan peremajaan pada agar miring

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2 LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Disusun oleh Sucilia Indah Putri 10511019 Kelompok 2 Tanggal percobaan : 27 September 2013 Asisten : Lisna Dewi (20513082) Rustianingsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis pendekatan eksperimen laboratorium. Pelaksanaannya dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Senyawa Fenolik Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar tumbuhan kenangkan yang diperoleh dari Desa Keputran Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAFTAR ISI Pendahuluan Metodologi Hasil dan Pembahasan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas Lampung. Analisis XRD di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

3 Percobaan dan Hasil

3 Percobaan dan Hasil 3 Percobaan dan Hasil 3.1 Pengumpulan dan Persiapan sampel Sampel daun Desmodium triquetrum diperoleh dari Solo, Jawa Tengah pada bulan Oktober 2008 (sampel D. triquetrum (I)) dan Januari 2009 (sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Spektrofotometer UV-visibel (Genesys 10), cawan conway dengan penutupnya, pipet ukur, termometer, neraca analitik elektrik C-200D (Inaba Susakusho),

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Pengumpulan dan Persiapan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus champeden Spreng yang diperoleh dari Kp.Sawah, Depok, Jawa Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 28 September 2012 Tanggal Laporan : 5 Oktober 2012 Asisten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).

Lebih terperinci