BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Ada pun jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode III. 2 Jenis dan Sumber Data Ada pun jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adala data sekunder. Data sekunder merupakan data langsung dari piak PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk berupa laporan keuangan taunan dan daftar rasio keuangan melalui web researc IDX dan dari Pusat InformasiPasar Modal (PIPM) Riau. III. 3 Populasi dan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adala PT. Semen Indonesia Tbk dengan laporan keuangan taunan dan daftar rasio keuangan periode III. 4 Variabel Penelitian Yang menjadi variable dalam penelitian ini adala: 1) Price Earnings Ratio (PER) Price earnings ratio membandingkan antara arga pasar rata-rata dengan laba per lembar saam. PER digunakan untuk mengukur seberapa besar laba yang diasilkan perusaaan.

2 Rumus untuk mengitung PER adala sebagai berikut : / PER adala nilai arga per lembar saam untuk meliat laba perusaaan dimasa yang akan datang (Harmono, 2009). Rasio arga/laba atau PER ini menunjukkan jumla dolar yang dibayarkan investor untuk $1 laba berjalan (Brigam, 2010). Misalnya, nilai PER sebesar 10, artinya arga saam merupakan kelipatan dari 10 kali earnings perusaaan. Jika earnings taunan dan semua dibagikan dalam bentuk dividen, maka nilai PER 10 kali menunjukkan lama investasi pembelian saamakan kembali dalam waktu 10 taun. Dengan demikian, nilai kelipatan semakin kecil menunjukkan lama investasi akan kembali semakin cepat pula. Secara rinci itungan PER dapat dijelaskan sebagai berikut : Atau Keterangan: P0 E1 : Harga pasar suatu sekuritas : laba(earnings)

3 J :jumla saam beredar EPS :laba/jumla saamberedar (Harmono, 2009: 58) 2) Harga Saam Harga Saam merupakan arga saam pada penutupan akir bulan yang dirata-ratakan dalam satu taun dari setiap emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Harga saam pada penelitian ini yaitu arga saam perusaaan sampel yaitu PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan periode penelitian dari taun 2009 ingga 2012 untuk emiten SMGR. III. 5 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperole data yang akurat dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi atau studipustaka, yaitu dengan metode web researc melalui IDX dan dari Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Riau. III. 6 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu melakukan peritungan rasio keuangan, PER, dan nilai instrinsik saam. Selanjutny amenganalisa peritungan tersebut dengan memberikan penjelasan-penjelasan secara deskriptif teradap tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut yaitu untuk mengukur tingkat kewajaran arg asaam, menentukan klasifikasi arga setiap saam, dan menentukan keputusan invetasi dalam memili saam bagi investor.

4 Dalam melakukan analisis data pada penelitian ini, langka-langka yang dilakukanyaitu: 1. Menentukan PER Teoritis dari saam PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yaitu dengan rumus: 2. Mengitung Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar secara Time Series Analysis yang meliputi: a. Return On Equity (ROE) b. Earnings Per Sare (EPS) 100% b. Devidend Per Sare (DPS) c. Devidend Payout Ratio (DPR) 3. Menentukan Nilai Instrinsik Saam PT. Semen Indonesia Tbk dengan menggunakan Analisis Fundamental dengan Pendekatan PER dengan taapan sebagai berikut:

5 a. Mengitung tingkat pertumbuan deviden yang diarapkan dengan rumus: (1 ) b. Mengitung Estimasi EPS dengan rumus: (1 + ) c. Mengitung Estimasi DPS dengan rumus: (1 + ) d. Mengitung estimasi suatu tingkat pengembalian yang diarapkan PT. Semen Indonesia Tbk dengan rumus: + e. Mengitung estimasi PER PT. Semen Indonesia Tbk dengan rumus: f. Mengitung nilai instrinsik saam PT. Semen Indonesia Tbk dengan rumus: Nilai instrinsik estimasi EPS (E 1 ) x estimasi PER 2. Pengambilan Keputusan Investasi dengan menggunakan pertimbangan sebagai berikut: a) Apabila nilai instrinsik lebi besar dari arga pasar saat ini, maka saam tersebut dinilai undervalued, seingga keputusan investasi yang baik

6 dilakukan adala membeli saam atau menaan apabila saam tersebu ttela dimiliki. b) Apabila nilai instrinsik lebi kecil dari arga pasar saat ini, maka saam tersebut dinilai overvalued, seingga keputusan investasi yang baik dilakukan adala menjual saam apabila tela memiliki atau mengindari membeli saam. c) Apabila nilai instrinsik sama dengan arga pasar saatini, maka saam tersebut dinilai wajar atau fair valued dan berada pada kondisi keseimbangan, seingga keputusan investasi yang tepat adala menaan apabila saam tersebut tela dimiliki (Nourmasari, 2013).

7