PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL STRIPING INDUK MATANG GONAD
|
|
- Budi Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL STRIPING INDUK MATANG GONAD Tahun 2012
2
3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-nya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Modul Striping Induk Matang Gonad, yang akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelatihan oleh lembaga pelatihan pemerintah maupun masyarakat yang lebih dikenal dengan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP). Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga modul ini siap untuk digunakan. Modul merupakan salah satu bagian yang penting dalam penyelenggaraan suatu pelatihan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai. Kami berharap modul ini akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan dari penyelenggaraan Pelatihan Pemijahan Induk Ikan Hias. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan modul ini masih banyak kekurangan. Kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan modul tersebut di masa mendatang. Jakarta, Oktober 2012 Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Ir. Balok Budianto, MM. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - i
4
5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. BAB II. BAB III. BAB IV. BAB V. PENDAHULUAN A. Deskripsi... 1 B. Peta Kedudukan Modul... 1 C. Prasyarat... 1 D. Tujuan... 2 E. Petunjuk Penggunan Modul... 2 F. Materi Elemen Kompetensi... 3 G. Waktu... 3 MENGAMATI TINGKAH LAKU INDUK IKAN HIAS A. Lembar Informasi... 5 B. Lembar Praktek Unjuk Kerja... 6 C. Lembar Penilaian/Evaluasi... 9 D. Lembar Kemajuan Berlatih MEMILIH INDUK JANTAN DAN BETINA A. Lembar Informasi B. Lembar Praktek Unjuk Kerja C. Lembar Evaluasi D. Lembar Kemajuan Berlatih MENSTRIPING INDUK MATANG GONAD A. Lembar Informasi B. Lembar Praktek Unjuk Kerja C. Lembar Evaluasi D. Lembar Kemajuan Berlatih PENCAMPURAN TELUR DAN SPERMA A. Lembar Informasi B. Lembar Praktek Unjuk Kerja C. Lembar Evaluasi D. Lembar Kemajuan Berlatih BAB VI. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA TIM PENYUSUN MODUL Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - ii
6 Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - iii
7
8 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini menjelaskan tentang proses menstriping telur dan sperma ini menjelaskan tentang mengamati tingkah laku induk jantan dan betina, memilih induk jantan dan betina, menstriping telur dan sperma serta pencampuran telur dan sperma yang telah di striping. B. Peta Kedudukan Modul Modul Penyiapan Sarana Pemijahan Induk Ikan Hias Modul Memilih Induk Ikan Hias Siap Pijah Modul Penyuntikan Hormon Pemijahan Induk Ikan Hias Modul Pemijahan Ikan Modul Pengontrolan Proses Perangsangan Pemijahan Modul Striping Induk Matang Gonad Modul Pembuatan Laporan C. Prasyarat Modul Cara Pembenihan Ikan yang Baik Prasyarat yang harus dipenuhi dalam mempelajari modul ini adalah peserta telah mempelajari modul penyuntikan hormon, modul pengontrolan proses perangsangan pemijahan. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 1
9 D. Tujuan Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu mampu mengamati tingkah laku induk jantan dan betina, memilih induk jantan dan betina, melakukan striping telur dan sperma serta mencampur telur dan sperma yang telah di striping. E. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk bagi peserta a. Mempelajari modul mulai dari awal hingga akhir secara berurutan dan kerjakan tugas yang telah disediakan. b. Menyiapkan peralatan yang diperlukan pada masing-masing kegiatan berlatih. c. Menanyakan kepada pelatih jika menghadapi hal-hal yang tidak dimengerti dari modul ini. d. Memperhatikan dan memahami langkah kerja pada modul ini sebagai panduan dalam berlatih. 2. Petunjuk bagi Pelatih a. Memahami secara baik isi modul yang akan diajarkan b. Memfasilitasi Peserta selama proses belajar berlangsung. c. Tidak mendominasi proses berlatih. d. Memberikan tugas baik secara kelompok maupun individu. e. Memberikan arahan, bimbingan dan contoh kepada peserta menyelesaikan tugas-tugas pada setiap tahap berlatih. f. Mengevaluasi pencapaian kemajuan belajar peserta. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 2
10 F. Materi Elemen Kopetensi No. JUDUL MODUL Elemen Kompetensi : STRIPING INDUK MATANG GONAD Kriteria Unjuk Kerja 1. Mengamati Tingkah Laku Induk Jantan dan Betina 2. Memilih Induk Jantan dan Betina 3. Menstriping Induk Matang Gonad 4. Mencampur Sperma dan Telur 1. Tingkah laku ikan setelah penyuntikan diamati 2. Kanulasi dilakukan 3. Kondisi telur dan sperma yang siap striping (sperma berwarna putih susu kental, telur menyebar individual) diamati Induk jantan dan betina dipilih sesuai hasil pengamatan 1. Pembiusan induk jantan dan betina dilakukan 2. Striping telur induk betina dilakukan 3. Striping sperma jantan dilakukan Sperma dan telur dicampur sesuai prosedur G. Waktu Alokasi waktu pelatihan untuk mata pelatihan Striping Induk Matang Gonad sebanyak 12x45 menit. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 3
11 Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 4
12 BAB II MENGAMATI TINGKAH LAKU INDUK JANTAN DAN BETINA A. Lembar Informasi Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 1. : Mengamati Tingkah Laku Induk Jantan dan Betina A. Informasi Pokok 1. Tingkah laku ikan setelah penyuntikan Pengamatan tingkah laku induk jantan dan betina setelah penyuntikan hormon ovaprim atau kelenjar hipopisa dilakukan setelah jam penyuntikan terakhir. Adapun ciri-ciri ikan yang sudah siap untuk dilakukan striping antara lain ; ikan gelisah, ikan berputar-putar, ekor ikan dikibas-kibaskan. 2. Kanulasi Untuk akurasi atau lebih telitinya maka cara kanulasi atau kateterisasi yaitu pengambilan contoh telur akan dapat menentukan kondisi telur dan sperma ikan dalam tingkat kematangan yang lebih tinggi. Penggunaan kateter dilakukan dengan memasukkan selang kateter sedalam 5 7 cm dan telur disedot kedalam kateter, setelah itu melakukan pengamatan pada telur dan sperma yang diperoleh. 3. Kondisi telur dan sperma yang siap striping Ciri-ciri telur yang sudah cukup matang umumnya berkisar antara 1,0-4,0 mm (tergantung jenis ikannya), warna tergantung jenis ikannya (warna lebih tua menandakan telur lebih matang), telur lebih jernih dan terpisah satu dengan yang lainnya. Sedangkan untuk warna sperma umumnya berupa cairan putih seperti susu. B. Informasi Penunjang Ukuran kateter dapat disesuaikan dengan ukuran lubang kelamin ikannya, untuk induk ikan hias yang jantan tingkat kematangan gonad bisa dilihat dengan cara pengurutan perut kearah alat kelamin Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 5
13 B. Lembar Praktek Unjuk Kerja Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 1. : Mengamati induk jantan dan betina sesuai dengan tingkah laku ikan Alat dan Bahan : 1. Alat : Serokan Induk, Baskom/ Bak plastik, handuk/lap, kateter/kanula 2. Bahan : - Induk matang gonad jantan dan betina - Antastesi (phenoxy ethanol/ MS 222/ minyak cengkeh/ eugenol) Informasi : Pengamatan induk jantan dan betina sesuai dengan tingkah lakunya Waktu : 3 45 menit No. Kriteria Unjuk Kerja 1. Tingkah laku ikan setelah penyuntikan diamati Urutan Kerja/Kegiatan Amati perubahan tingkah laku ikan setelah disuntik (gelisah, berputar-putar, ekor ikan dikibas-kibaskan) 2. Kanulasi dilakukan 1. Pisahkan induk jantan dan betina kedalam wadah yang berbeda. 2. Pegang bagian kepala ikan dengan menggunakan lap/handuk basah. 3. Letakkan ikan pada matras dengan posisi perut menghadap keatas. Alat Bantu Visual Induk, serok induk, baskom, lap/handuk basah, matras, selang kanula Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 6
14 Gambar 1. Cara memegang induk ikan 4. Masukkan selang kanula kedalam alat kelamin induk jantan dan betina, 5. Sedot selang kanula agar telur atau sperma masuk kedalam kanula. Gambar 2. Selang kanula Gambar 3. Proses Kanulasi Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 7
15 3. Kondisi telur dan sperma yang siap striping (sperma berwarna putih susu kental, telur menyebar individual) diamati 1.Amati kondisi telur dan sperma yang siap striping (sperma berwarna putih susu kental, telur menyebar individual). Untuk pengamatan secara individual dengan cara keluarkan telur yang ada pada selang kateter letakkan pada tangan lalu disisir satu arah (telur yang matang akan terpisah dengan yang lainnya) pindah ke lembar informasi Visual, selang kateter/kan ula, senter, mikroskop Gambar 4. Cara Pengamatan Kondisi telur Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 8
16 C. Lembar Evaluasi Nama Peserta : Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 1. : Mengamati induk jantan dan betina sesuai dengan tingkah laku ikan Tugas: Jelaskan urutan pengecekan telur dengan menggunakan kanula Nilai K :Kompeten BK :Belumkompeten Paraf Pelatih : Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 9
17 D. Lembar Kemajuan Berlatih Nama Peserta : Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 1. : Mengamati induk jantan dan betina sesuai dengan tingkah laku ikan No. Kriteria UnjukKerja 1. Tingkah laku ikan setelah penyuntikan diamati 2. Kanulasi dilakukan Urutan Kerja Amati perubahan tingkah laku ikan setelah disuntik (gelisah, berputar-putar, ekor ikan dikibas-kibaskan) 1. Pisahkan induk jantan dan betina kedalam wadah yang berbeda. 2. Pegang bagian kepala ikan dengan menggunakan lap/handuk basah. 3. Letakkan ikan pada matras dengan posisi perut menghadap keatas. 4. Masukkan selang kanula kedalam alat kelamin induk jantan dan betina, 5. Sedot selang kanula agar telur atau sperma masuk kedalam kanula. Tingkat kemajuan yg dicapai K BK Catatan Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 10
18 3. Kondisi telur dan sperma yang siap striping (sperma berwarna putih susu kental, telur menyebar individual) diamati 1.Amati kondisi telur dan sperma yang siap striping (sperma berwarna putih susu kental, telur menyebar individual). Untuk pengamatan secara individual dengan cara keluarkan telur yang ada pada selang kateter letakkan pada tangan lalu disisir satu arah (telur yang matang akan terpisah dengan yang lainnya) pindah ke lembar informasi Keterangan : Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten Paraf Peserta :.. Paraf Pelatih : Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 11
19 Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 12
20 A. Lembar Informasi BAB III MEMILIH INDUK JANTAN DAN BETINA Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 2. : Memilih induk jantan dan betina sesuai dengan hasil pengamatan A. Informasi Pokok Induk yang telah dilakukan penyuntikan diletakkan dalam wadah yang terpisah, dan dibiarkan selama jam. Sebelum dilakukan striping maka perlu dilakukan pengamatan terlebih dahulu baik secara visual dan melakukan pengurutan perut induk secara hati. Untuk induk yang sudah siap untuk dilakukan striping jika perut diurut secara perlahan akan dengan mudah keluar telur atau sperma, jika belum maka tunggu sampai induk benar-benar siap dilakukan striping. B. Informasi Penunjang Pemilihan induk yang siap untuk dilakukan striping harus dipilih secara teliti, karena sangat berpengaruh dengan tingkat keberhasilan pemijahan secara buatan. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 13
21 B. Lembar Praktek Unjuk Kerja Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 2. : Memilih induk jantan dan betina sesuai dengan hasil pengamatan Alat dan Bahan : 1. Alat : Serokan Induk, Baskom/ Bak plastik, 2. Bahan : - Induk matang gonad jantan dan betina Informasi : Perlakuan striping telur dan sperma pada pemijahan semi buatan dan buatan sesuai dengan prosedur yang benar Waktu : 2 45 menit No. Kriteria Unjuk Kerja 1. Induk jantan dan betina dipilih sesuai hasil pengamatan Urutan Kerja/Kegiatan 1. Ambil induk yang telah dicek tingkat kematangan gonadnya dengan menggunakan serok 2. Letakkan induk kedalam baskom atau tampah secara terpisah antara induk jantan dan induk betina Alat Bantu Serok, baskom/ta mpah Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 14
22 C. Lembar Evaluasi Nama Peserta : Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Elemen Kompetensi Tugas: : Memilih induk jantan dan betina sesuai dengan hasil pengamatan Jelaskan proses pemilihan induk jantan dan betina setelah dilakukan pengamatan! Nilai K :Kompeten BK :Belum kompeten Paraf Pelatih : Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 15
23 D. Lembar Kemajuan Berlatih Nama Peserta : Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 2. : Memilih induk jantan dan betina sesuai dengan hasil pengamatan No. Kriteria UnjukKerja 1. Induk jantan dan betina dipilih sesuai hasil pengamatan Urutan Kerja 1. Ambil induk yang telah dicek tingkat kematangan gonadnya dengan menggunakan serok Tingkat kemajuan yg dicapai K BK Catatan 2. Letakkan induk kedalam baskom atau tampah secara terpisah antara induk jantan dan induk betina Keterangan : Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten Paraf Peserta :.. Paraf Pelatih : Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 16
24 BAB IV MENSTRIPING INDUK MATANG GONAD A. Lembar Informasi Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 3. : Menstriping telur induk betina dan sperma induk jantan sesuai prosedur A. Informasi Pokok Proses striping dilakukan dengan cara pengurutan, yakni dengan cara mengurut perut induk kearah alat kelamin, cara striping cocok dan lebih efisien digunakan untuk memijahkan ikan yang berukuran besar. Wadah yang digunakan untuk menampung telur dan sperma dibersihkan terlebih dahulu dan dilap sampai kering begitu juga dengan induk yang akan dilakukan striping. agar induk merasa lebih nyaman maka bagian kepala induk ditutupi atau diselimuti dengan menggunakan lap basah, pada proses pengurutan tangan/jari yang digunakan untuk mengurut perut dianjurkan dibasahi dengan larutan fisiologis dengan tujuan agar telur atau sperma tidak tercampur air sehingga masa aktif terutama sperma lebih panjang. B. Informasi Penunjang Penyimpanan sperma didalam garam fisiologis/larutan NaCl 0,9% membuat sperma tidak bergerak dan tahan sampai sekitar 4 24 jam pada suhu 4 15 ᵒC. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 17
25 B. Lembar Praktek Unjuk Kerja Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 3. : Menstriping telur induk betina dan sperma induk jantan sesuai prosedur Alat dan Bahan : 1. Alat : Serokan Induk, Baskom/ Bak plastik, handuk/lap, kateter/kanula, bulu ayam 2. Bahan : Induk matang gonad jantan dan betina, Antastesi (phenoxy ethanol/ MS 222/ minyak cengkeh/ eugenol) 3. Media : Air Informasi : Perlakuan striping telur dan sperma pada pemijahan semi buatan dan buatan sesuai dengan prosedur yang benar Waktu : 4 45 menit No. Kriteria Unjuk Kerja 1. Pembiusan induk jantan dan betina dilakukan Urutan Kerja/Kegiatan 1. Siapkan media anantesi/pembiusan Isi wadah dengan air dengan volume yang menyesuaikan ukuran ikan dan kapasitas wadah anastesi (untuk peminsanan). 2. Masukan media anastesi ke dalam wadah pembiusan 3. Bahan anastesi/peminsanan (phenoxy ethanol/ MS222/ eugenol) dimasukkan ke dalam air dengan dosis 0,3 ml/l air (tambahkan ke informasi pokok) 4. Masukan Induk ikan ke dalam media anastesi wadah hingga pingsan dengan tanda-tanda berenang melayang atau terbalik Alat Bantu Baskom/ bak, bahan anastesi, air, spuit atau pipet volumetrik Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 18
26 2. Striping telur induk betina dilakukan 1. Bersihkan/keringkan wadah (mangkok,piring, nampan, dll) dengan menggunakan lap/tissu 2. Keringkan tubuh induk betina dengan lap/tissu. 3. Selimuti induk dengan kain halus yang telah dibasahi dengan larutan fisiologi. 4. Pegang induk dengan tangan, bagian kepala di pegang dengan tangan kiri Gambar 5. Cara Memegang Induk yang akan distriping 5. Perut induk betina diurut/distriping dengan cara menekan secara perlahan dari bagian pangkal perut ke bagian pangkal ekor (telapak tangan sebaiknya dibasahi dengan larutan fisiologis) 6. Tampung telur hasil striping ke dalam wadah (baskom plastik/mangkuk) Mangkok kapasitas 500 ml, kain lap terbuat dari bahan halus (sejenis handuk, katun,kaos), tissu, larutan fisiologis (NaCl 0,9%), Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 19
27 3. Striping sperma jantan dilakukan Gambar 6. Menampung telur induk 1. Siapkan spuit injection (sesuaikan dengan ukuran induk jantan) 2. Bersihkan Spuit dengan menggunakan larutan fisiologis/ NaCl 0,9% Spuit injection, larutan fisiologis/n acl 0,9%, wadah, lap Gambar Keluarkan larutan dari spuit injection 4. Keringkan tubuh induk jantan dengan tissu Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 20
28 5. Selimuti induk dengan kain halus yang telah dibasahi dengan larutan fisiologi. 6. Siapkan wadah yang telah diisi larutan fisiologis/nacl 0,9% 7. Ambil sperma dengan cara menekan perut kearah alat kelamin secara perlahan memasukkan spuit injection (tanpa jarum) pada alat kelamin induk jantan kemudian ambil sperma dengan cara menarik spuit injection Gambar 8. Cara pengambilan sperma 8. Tampung sperma kedalam wadah (mangkok/tabung) yang telah di isi larutan fisiologis (untuk mempertahankan umur sperma) Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 21
29 Gambar 9. Sperma yang telah diencerkan dengan larutan fisiologis Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 22
30 C. Lembar Evaluasi Nama Peserta : Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 3. : Menstriping telur induk betina dan sperma induk jantan sesuai prosedur Tugas: Jelaskan prosedur proses striping telur dan sperma! Nilai K :Kompeten BK :Belum kompeten Paraf Pelatih : Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 23
31 D. Lembar Kemajuan Berlatih Nama Peserta : Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 3. : Menstriping telur induk betina dan sperma induk jantan sesuai prosedur No. Kriteria UnjukKerja 1. Menganastesi induk jantan dan betina 2. Menstriping telur induk betina Urutan Kerja 1. Air diisi dengan volume yang menyesuaikan ukuran ikan dan kapasitas wadah anastesi (untuk peminsanan) 2. Bahan anastesi (phenoxy ethanol/ MS222/ eugenol) dimasukkan ke dalam air dengan dosis 0,3 ml/l air 3. Induk ikan dimasukkan ke dalam wadah hingga pingsan dengan tanda-tanda berenang melayang atau terbalik. 1. Bersihkan mangkok dari air dengan menggunakan lap/tissu sampai kering 2. Keringkan tubuh induk betina dengan tissu, lalu basahkan lap dengan larutan fisiologis (untuk memegang tubuh induk). Perut induk betina diurut/distriping dengan cara menekan secara perlahan dari bagian pangkal perut ke bagian pangkal ekor (telapak tangan sebaiknya dibasahi dengan larutan fisiologis). Tingkat kemajuan yg dicapai Catatan K BK Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 24
32 3. Menstriping sperma jantan 3. Telur induk betina ditampung ke dalam wadah (baskom plastik/mangkuk) 1. Siapkan spuit injection (sesuaikan dengan ukuran induk jantan) 2. Spuit dibersihkan dengan menggunakan larutan fisiologis/nacl 0,9% 3. Kemudian larutan dikeluarkan dari spuit injection 4. Keringkan tubuh induk jantan dengan tissu, lalu basahkan lap dengan larutan fisiologis (untuk memegang tubuh induk). 5. Siapkan mangkok yang telah diisi larutan fisiolis/nacl 0,9%. 6. Ambil sperma dengan cara menekan perut kearah alat kelamin secara perlahan memasukkan spuit injection (tanpa jarum) pada alat kelamin induk jantan kemudian ambil sperma dengan cara menarik spuit injection 7. Tampung sperma kedalam wadah (mangkok/tabung) yang telah di isi larutan fisiologis (untuk mempertahankan umur sperma) Keterangan : Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten Paraf Peserta :.. Paraf Pelatih : Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 25
33 Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 26
34 A. Lembar Informasi BAB V MENCAMPUR SPERMA DAN TELUR Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 4. : Mencampur telur dan sperma sesuai prosedur A. Informasi Pokok Agar terjadi pembuahan/fertilisasi maka telur dan sperma diaduk/dicampur secara merata dengan menggunakan bulu ayam yang kemudian campuran sperma dan telur diberi air mineral/akuabides sehingga permukaan telur menjadi teratur dan sperma aktif kembali untuk membuahi telur. Agar sperma dan telur tercampur secara merata diaduk dengan menggunakan bulu ayam secara perlahan, jika jumlah telur sedikit (karena ikan kecil) cukup dengan cara menggoyanggoyangkan wadah pencampur. Pada ikan dengan telur yang melekat seperti platidoras maka proses pencampuran dilakukan dengan cepat agar telur tidak melekat pada wadah pembuahan B. Informasi Penunjang Setelah penambahan air pada pencampuran sperma dan telur pencampuran dilakukan dengan cepat, mengingat umur spermatozoa yang pendek dan tertutupnya micropyle dalam waktu singkat sesudah kena air. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 27
35 B. Lembar Praktek Unjuk Kerja Judul Modul Kompetensi 4. : Menstriping Induk Matang Gonad : Mencampur telur dan sperma sesuai prosedur Alat dan Bahan : 1. Alat : Baskom/ mangkuk, bulu ayam - Informasi : Pencampuran telur dan sperma sesuai prosedur induk diperlakukan sesuai prosedur pemeliharaan Waktu : 3 45 menit No. Kriteria Unjuk Kerja 1. Sperma dan telur dicampur sesuai prosedur Urutan Kerja/Kegiatan 1. Siapkan telur dan sperma pada wadah yang berbeda Gb10. Sperma dan Telur 2. Tuang sperma kedalam wadah yang berisi telur 3. Aduk telur dan sperma dengan menggunakan bulu ayam sampai tercampur sempurna Alat Bantu Telur, sperma, wadah, kain lap, larutan fisiologis, bulu ayam Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 28
36 Gambar 11. Cara mengaduk telur dan sperma 4. Tambahkan air media secukupnya dan aduk secara merata (agar sperma aktif) dan terjadi pembuahan/fertilisasi 5. Bilas campuran telur dan sperma dengan cara membuang air dalam mangkok dan menggantinya dengan air baru. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 29
37 C. Lembar Evaluasi Nama Peserta : Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 4. : Mencampur telur dan sperma sesuai prosedur Tugas: Jelaskan cara mencampur telur dan sperma! Nilai K :Kompeten TK :Tidak kompeten Paraf Pelatih : Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 30
38 D. Lembar Kemajuan Berlatih Nama Peserta : Judul Modul : Menstriping Induk Matang Gonad Kompetensi 4. : Mencampur telur dan sperma sesuai prosedur No. Kriteria UnjukKerja 1. Mencampur sperma dan telur sesuai prosedur Keterangan : Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten Urutan Kerja 1. Siapkan telur dan sperma yang masingmasing udah didalam mangkok 2. Telur dan sperma yang telah distriping dicampur dengan menggunakan bulu ayam 3. Tambahkan air mineral/akuabides secukupnya dan aduk secara merata (akan sperma aktif) dan terjadi pembuahan/fertilisasi 4. Buang air yang ada dalam mangkok dan diganti dengan air akuabides yang baru (pembilasan telur) telur siap untuk dimasukkan dalam wadah penetasan Tingkat kemajuan yg dicapai K BK Catatan Paraf Peserta :.. Paraf Pelatih : Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 31
39 Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 32
40 BAB VI PENUTUP Modul ini disusun sebagai acuan dalam proses belajar mengajar pada mata diklat Menstriping Telur dan Sperma bagi para pelatih dan peserta pelatihan Pemijahan Induk Ikan Hias Secara Buatan. Setelah mengikuti materi ini peserta diharapkan dapat mengaplikasikanya, sehingga tujuan dan sasaran pelatihan dapat tercapai dengan baik. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 33
41 DAFTAR PUSTAKA Bangalore, I. Sundararaj. and S. Vasal Photoperiod and temperature control in the regulation of reproduction in the female catfish, Hetyeropneustus fosilis. J. Fish Res. Board. Can. 33: Hails A.J. and Z. Abdullah Reproductive biology of the tropical fish, Trichogaster pectoralis (Regan). J. Fish. Biol. 21: Hardjamulia A Teknologi pembenihan ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni) secara terkontrol. Seri Pengembangan Hasil penelitian perikanan. No. PHP/KAN/PATEK/001/1992. Balitbang Pertanian 25pp. Komarudin O. and J. Slembrouck Fish health management. In. Technical Manual for Artificial Propagation of the Indonesian Catfish, Pangasius jambal. Edited by. J. Slembrouck, O. Komarudin, Maskur and M. legendre. IRD dan Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta Kuo C. M., C. E. Nash and Z. H. Shehadeh The effects of temperature and photoperiod on ovarian development in captive grey mullet (Mugil cephalus L.). Aquaculture 3: Lam T. J Environmental influences on gonadal activity in fish. In. Fish Physiology W. S. Hoar; D. J. Randall and E.M. Donaldson (Editors). Academic Press.New York -Toronto Lam T. J Induced spawning in fish. In. Cheng and Chiu (Editors): Reproduction and Culture of Milkfish. The Oceanic Institute and Tungkang marine Laboratory. Taiwan Lesmana D.S dan I. Dermawan Budidaya ikan hias air tawar popular. Cet. II. Penebar Swadaya. Jakarta 160. hal. Lingga P. dan H. Susanto Ikan Hias Air tawar. PN Penebar Swadaya. Jakarta Satyani D. L. dan D. Daelami Panduan Lengkap Ikan Hias Air Tawar populer. Penebar Swadaya. Jakarta.266 hal. Woynarowich E. and L. Hovartyh The artificial propagation of warmwater finfishes. A manual for extension. Fisheries Technical Paper. No FAO. Rome.617. Zairin M. Jr Endokrinologi dan perannya bagi masa depan perikanan Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan Endokrinologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB. Bogor. 55 hal. Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 34
42 Zonneveld N.; Rustidja; W. A. J. Viveen and W. Mudana Induced spawning and egg incubation of the asian catfish, Clarias batrachus. Aquaculture 74: Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 35
43 TIM PENYUSUN MODUL No. Nama Institusi 1. Priyantini Dewi, SE., MM. Pusat Pelatihan KP 2. Lusia Dwi Hartiningsih, A.Pi Pusat Pelatihan KP Dra. Darti Satyani, MS Nina Meilisza, S.Pi Balitbang Budidaya Ikan Hias - Depok Balitbang Budidaya Ikan Hias - Depok 5. Rika Putri, S.St.Pi BPPP Tegal 6. Ady Sabana, S.Pi., M.Sc. Pusat Pelatihan KP 7. Suhana SE. Pusat Pelatihan KP 8. Christien Natalia T., S.St.Pi. Pusat Pelatihan KP 9. Helmi Nugraha P., A.Md. Pusat Pelatihan KP Modul Striping Induk Matang Gonad Halaman - 36
PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PEMILIHAN INDUK IKAN HIAS SIAP PIJAH
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PEMILIHAN INDUK IKAN HIAS SIAP PIJAH Tahun
Lebih terperinciPELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PEMBUATAN LAPORAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PEMBUATAN LAPORAN Tahun 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PERSIAPAN SARANA PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PERSIAPAN SARANA PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS
Lebih terperinciPELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PENGONTROLAN PROSES PERANGSANGAN PEMIJAHAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PENGONTROLAN PROSES PERANGSANGAN PEMIJAHAN
Lebih terperinciPELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PENYUNTIKAN HORMON
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PENYUNTIKAN HORMON Tahun 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciMODUL MEMIJAHKAN INDUK IKAN HIAS SECARA BUATAN. A-PDF Watermark DEMO: Purchase from to remove the watermark
A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN 2015 MEMIJAHKAN INDUK IKAN HIAS SECARA BUATAN MODUL MEMIJAHKAN INDUK IKAN HIAS SECARA BUATAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PEMIJAHAN IKAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS MODUL PEMIJAHAN IKAN Tahun 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciAKURASI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI STIMULASI HORMON UNTUK PEMIJAHAN IKAN
AKURASI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI STIMULASI HORMON UNTUK PEMIJAHAN IKAN Darti Satyani *) *) Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok ABSTRAK Teknologi stimulasi untuk pemijahan ikan menggunakan hormon,
Lebih terperinciPematangan Gonad di kolam tanah
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkemang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara
Lebih terperinciII. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad
II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah belut sawah (Monopterus albus) yang diperoleh dari pengumpul ikan di wilayah Dramaga. Kegiatan penelitian terdiri
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
8 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Juli 2009 di Kolam Percobaan Babakan, Laboratorium Pengembangbiakkan dan Genetika Ikan
Lebih terperinciPEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF
PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF Pemijahan ikan lele semi intensif yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi
Lebih terperinciPembenihan Jambal Siam (Pangasius sutchi )
Pembenihan Jambal Siam (Pangasius sutchi ) Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta 1997 KATA PENGANTAR Penguasaan teknologi pembenihan Jambal Siam (pangasius sutchi) oleh petani
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu
nr. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau pada tanggal 10 sampai dengan 28 Desember 2003.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013 bertempat di Hatcery Kolam Percobaan Ciparanje
Lebih terperinciPanduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA
Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA BBPBAT Sukabumi 2007 Daftar Isi 1. Penduluan... 1 2. Persyaratan Teknis... 2 2.1. Sumber Air... 2 2.2. Lokasi...
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (LUHT 4434)
PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (LUHT 4434) Praktikum Teknik Pembenihan Ikan dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciGambar^. Induk selais betina yang digabung dengan induk jantan. 3.4.3 Pemijahan Semi Alami Tahapan pekerjaan pada pemijahan semi alami/ semi buatan adalah : a. Seleksi induk jantan dan betina matang gonad
Lebih terperinciPengaruh Dosis Ekstrak Hipofisis Ikan Patin (Pangasius hypothalamus) Terhadap Keberhasilan Pemijahan Ikan Bawal Air Tawar (Collosoma macropomum)
Aquacultura Indonesiana (2008) 9 (2) : 111 115 ISSN 0216 0749 (Terakreditasi SK Nomor : 55/DIKTI/Kep/2005) Pengaruh Dosis Ekstrak Hipofisis Ikan Patin (Pangasius hypothalamus) Terhadap Keberhasilan Pemijahan
Lebih terperinciMODUL: PEMIJAHAN INDUK IKAN TETRA
BDI-T/21/21.2 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMIJAHAN INDUK IKAN TETRA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciProduksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar
Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat-alat Penelitian
Lebih terperinciPEMIJAHAN IKAN HIAS BOTIA
PEMIJAHAN IKAN HIAS BOTIA (Chromobotia macracanthus Bleeker) SECARA BUATAN DENGAN INJEKSI HORMON HCG (HUMAN CHORIONIC GONADOTHROPIN) DAN LHRH-A (LUTEINIZING HORMONE RELEASING HORMONE ANALOG) The Artificially
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
12 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret sampai dengan bulan November 2012 di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor. Analisis hormon testosteron
Lebih terperinciII. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.
II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari subset penelitian faktorial untuk mendapatkan dosis PMSG dengan penambahan vitamin mix 200 mg/kg pakan yang dapat menginduksi
Lebih terperinciKHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13
PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH YANG SIAP DITEBAR DI KOLAM, KERAMBA ATAU DI RESTOCKING
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari April 2010 sampai Januari 2011, di Laboratorium Pembenihan Ikan Ciparanje dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan
Lebih terperinciPEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2): 103 108 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 103 PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Pencampuran dan Pemberian Pakan
II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur 2.1.1 Persiapan Wadah Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah kolam pemeliharaan induk berukuran 20x10x1,5 m. Kolam disurutkan, lalu dilakukan pemasangan patok-patok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var) Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai berikut : Phylum
Lebih terperinciPENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI INTI SEL TELUR IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp.)
Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 189 PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI INTI SEL TELUR IKAN LELE SANGKURIANG
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Februari sampai 11 Maret 2013, di Laboratorium Akuakultur dan untuk pengamatan selama endogenous
Lebih terperinciDeskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)
1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :
LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Lebih terperinciIkan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)
Standar Nasional Indonesia SNI 7471.1:2009 Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock) ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7471.1:2009 Daftar isi Daftar
Lebih terperinciPEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)
PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) 1. PENDAHULUAN Kakap Putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu jenis ikan yang banyak disukai masyarakat dan mempunyai niali ekonomis yang tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciMODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN
BDI-T/21.21.4 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan September 2013 bertempat di Laboratorium Fisisologi Hewan Air dan hatchery Ciparanje
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam
Lebih terperinciAQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT
UNDERSTANDING POND AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT Soil Profile Soil Triangle Clear plastic liner tube & sediment removal tool Sediment Sampler Soil acidity tester Food web in Aquaculture
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) DISUSUN OLEH : TANBIYASKUR, S.Pi., M.Si MUSLIM, S.Pi., M.Si PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS
Lebih terperinciABSTRAK. November Jumlah benih yang dihasilkan kelompok Unit Pembenihan Rakyat ABSTRACT
ABSTRAK Titin Herawati, Walim Lili, Ujang Subhan. 2012. Iptek Bagi Masyarakat Kelompok Pembudidaya Ikan Pemanfaatan Ekstrak otak Ayam Ras Dalam Merangsang Ovulasi Induksi Lele Sangkuriang. Kegiatan pelaksanaan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ayam dan penampungan semen dilakukan di Kandang B, Laboratorium Lapang, Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Proses pengambilan data yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan dilakukan dengan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan pemberian file
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Usaha Pembenihan Ikan Bawal Di susun oleh: Nama : Lisman Prihadi NIM : 10.11.4493 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan bawal merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat
8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Provinsi Jawa Tengah di Kota Surakarta.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciKOMBINASI PENYUNTIKAN HORMON HCG DAN OVAPRIM TERHADAP OVULASI DAN DAYA TETAS TELUR IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii)
KOMBINASI PENYUNTIKAN HORMON HCG DAN OVAPRIM TERHADAP OVULASI DAN DAYA TETAS TELUR IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) COMBINATION OF HORMONES INJECTION HCG AND OVAPRIM TO OVULASI AND HATCHING RATE
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Lebih terperinciPengaruh ovaprim, aromatase inhibitor, dan hipofisa terhadap kualitas telur ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Pengaruh ovaprim, aromatase inhibitor, dan hipofisa terhadap kualitas telur ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) (The influence of ovaprim, aromatase inhibitors, and hypophysis on quality of catfish egg
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Percobaan ini dilakukan di Kolam Percobaan Babakan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB, Dramaga. Percobaan dilakukan dari bulan Mei hingga Agustus 2011. 2.1.1 Persiapan
Lebih terperinciFeromon 3. BAHAN DAN METODE
Pemijahan ikan tawes secara imbas dianggap lebih murah dari teknik hipofisasi karena ikan mas perangsang bisa dipakai lebih dari sekali (Zairin et al. 2005). 5 Feromon Kittredge et al. (1971) telah memperkirakan
Lebih terperinciMODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR
BDI-T/21/21.3 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT
Lebih terperinciJurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) : (2013) ISSN :
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) :184191 (2013) ISSN : 23032960 PERSENTASE PENETASAN TELUR IKAN BETOK (Anabas testudineus) DENGAN SUHU INKUBASI YANG BERBEDA The Hatching Of Climbing Perch Eggs (Anabas
Lebih terperinciPERBEDAAN PERBANDINGAN JANTAN DAN BETINA. Sarwono *), Taufan Haryono**), dan M. Imron ***) Abstrak
PERFORMA PEMIJAHAN BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii) DENGAN PERBEDAAN PERBANDINGAN JANTAN DAN BETINA Oleh : Sarwono *), Taufan Haryono**), dan M. Imron ***) Abstrak Pemijahan bawal bintang dapat dilakukan
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6130 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan (1)
Lebih terperinciEfektifitas ovaprim terhadap lama waktu pemijahan, daya tetas telur dan sintasan larva ikan lele dumbo, Clarias gariepinus
Efektifitas ovaprim terhadap lama waktu pemijahan, daya tetas telur dan sintasan larva ikan lele dumbo, Clarias gariepinus (Ovaprim effectiveness on spawning time, egg hathability and survival rate of
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan Arifin Fish Farm merupakan suatu usaha budidaya ikan hias air tawar khususnya ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Usaha yang telah
Lebih terperinciPENGARUH SALINITAS YANG BERBEDA TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
PENGARUH SALINITAS YANG BERBEDA TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) (The Effect of Salinity on the Hatching Rate of African Catfish (Clarias gariepinus)) Isriansyah 1 ABSTRACT
Lebih terperinciIma Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)
PROSES DAN INFRASTRUKTUR HATCHERY IKAN KERAPU (Epeinephelus, Cromileptes, dll) Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) IKAN KERAPU Ikan kerapu merupakan komoditas eksport yang bernilai ekonomis tinggi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 bertempat di Desa Toto Katon, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi
Lebih terperinciGONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS. By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract
GONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract The research was conducted from Februari to April 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya, ikan mas memiliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhannya yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan. Bila dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, ikan
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. dan kelangsungan hidup larva ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus Ham.
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh derajat penetasan telur dan kelangsungan hidup larva ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus Ham. Buch.) dapat diambil simpulan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah
1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Hubungan Bobot Badan dengan Konsentrasi, Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah dilaksanakan pada bulan Juli -
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN INDUK IKAN NILA JANTAN PANDU DAN INDUK IKAN NILA BETINA KUNTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Berdasarkan tingkat keberhasilan ikan lele Sangkuriang memijah, maka dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok perlakuan yang tidak menyebabkan
Lebih terperinciKINERJA REPRODUKSI DENGAN INDUKSI OODEV DALAM VITELOGNESIS PADA REMATURASI INDUK IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DI DALAM WADAH BUDIDAYA
Fish Scientiae, Volume 3 Nomor AgusTinus 5, Juni 2013 : Kinerja Reproduksi Dengan Induksi OODEV... KINERJA REPRODUKSI DENGAN INDUKSI OODEV DALAM VITELOGNESIS PADA REMATURASI INDUK IKAN PATIN (Pangasius
Lebih terperinciACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA
ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,
Lebih terperinciTEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso
TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso Abstrak Dalam rangka memenuhi kebutuhan induk betina sebagai pasangan dari induk jantan YY, maka diperlukan suatu teknologi
Lebih terperinciVII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok
Lebih terperinciTUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.
TUGAS AKHIR - SB 091358 Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP. 1507 100 016 DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. Kebutuhan pangan (ikan air tawar) semakin meningkat Kualitas
Lebih terperinciBab IV. Pemijahan buatan. Slembrouck J. (a), J. Subagja (b), D. Day (c) dan M. Legendre (d)
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Patin Indonesia, Pangasius djambal Penyusun: Jacques Slembrouck, Oman Komarudin, Maskur dan Marc Legendre IRD-BRKP 2005, ISBN: Bab IV Pemijahan buatan Slembrouck J. (a),
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
22 III. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT), Depok, Jawa Barat. Penelitian ini dimulai sejak Juni sampai Desember
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciModul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD
2014 Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD I. Pendahuluan Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar yang mendiami kolam-kolam, sawah,
Lebih terperinciPeluang Usaha Budi Daya Ikan Lele
Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Oleh : Rangga Ongky Wibowo (10.11.4041) S1Ti 2G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Kata Pengantar... Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan
Lebih terperinciEvaluasi kualitas, kuantitas telur dan larva ikan patin siam (Pangasianodon hiphopthalmus) dengan penambahan ovaprim dosis berbeda
Evaluasi kualitas, kuantitas telur dan larva ikan patin siam (Pangasianodon hiphopthalmus) dengan penambahan ovaprim dosis berbeda (Evaluation of quality, quantity of fish eggs, and larvae patin siam Pangasianodon
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jenis Kelamin Belut Belut sawah merupakan hermaprodit protogini, berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa pada ukuran panjang kurang dari 40 cm belut berada pada
Lebih terperinciPERBANDINGAN INDUK JANTAN DAN BETINA TERHADAP KEBERHASILAN PEMBUAHAN DAN DAYA TETAS TELUR IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)
114 PERBANDINGAN INDUK JANTAN DAN BETINA TERHADAP KEBERHASILAN PEMBUAHAN DAN DAYA TETAS TELUR IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii) (Parental Comparison of Male and Female and Success Fertilization Egg Hatching
Lebih terperinciSIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK
417 Siklus reproduksi tahunan ikan ringan... (Lili Solichah) SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK ABSTRAK Lili Solichah,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo. Tabel 4 Karakteristik fisik reproduksi lele dumbo
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo Lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki bentuk tubuh memanjang, memiliki sungut dengan permukaan tubuh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Materi penelitian berupa larva dari nilem umur 1 hari setelah menetas, yang diperoleh dari pemijahan induksi di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITITAN Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2011 sampai dengan Februari 2011 di Wisma Wageningan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Lebih terperinciYunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**
Daya Tetas Telur dan Sintasan Larva Dari Hasil Penambahan Madu pada Bahan Pengencer Sperma Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Egg Hatching Rate and Survival of Larvae produced from Supplementation of Honey
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat di Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Probolinggo, Lampung Timur dan analisis sampel
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI
INFORMASI DAN KISI-KISI Bidang Lomba FISHERY PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jl. Dr. Radjiman No. 6 Telp. (022) 4264813 Fax. (022) 4264881 Wisselbord (022) 4264944, 4264957, 4264973
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6483.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6483.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Deskripsi...
Lebih terperinciPerikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Universitas Riau. Abstract
Observation of topical gill application of ovaprim and DMSO for induced spawning of comet (Carasius auratus auratus) BY Rudi H 1 ), Nuraini 2 ) and Hamdan A 3 ) Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Universitas
Lebih terperinci