PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI KELAS X SMA NEGERI 1 SINGARAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI KELAS X SMA NEGERI 1 SINGARAJA"

Transkripsi

1 1 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI KELAS X SMA NEGERI 1 SINGARAJA Pt. Suryani, I Wyn. Wendra, I Ngh. Suandi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {soeryaniastu@yahoo.co.id, wayan.wendra@ymail.com, nengah_suandi@yahoo.co.id}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, dan (3) penilaian hasil dan penilaian proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Singaraja. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Singaraja. Objek penelitian ini adalah (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) penilaian hasil dan penilaian proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada siswa kelas X.IA5 dan X.IA6 SMA Negeri 1 Singaraja. Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu metode dokumentasi, observasi, dan wawancara (tidak terstruktur). Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan memanfaatkan pedoman observasi, pedoman pengamatan RPP, dan pedoman penilaian. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis deskriptifkualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) Perencanaan pembelajaran sebagian besar sudah sesuai silabus dan sesuai lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun Ada beberapa rincian masih perlu diperbaiki, khususnya pada beberapa rincian Indikator, KD, Tujuan, Materi, Penilaian, dan Langkah-langkah Pembelajaran. (2) Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai isi skenario pembelajaran. Empat tahapan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks cenderung sudah tampak dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode discovery learning dan pendekatan saintifik masih perlu diaplikasikan secara tepat, khususnya dalam penyampaian keutuhan materi dan penyesuaian pertanyaan dari siswa. (3) Penilaian proses dan penilaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja cenderung sudah sesuai dengan pedoman pengamatan penilaian Permendikbud, No. 66 Tahun 2013, Bab II: 4-5 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Namun, teknis penilaian hasil dan pelaksanaan penilaian masih cenderung belum terlaksana secara utuh. Kata kunci: pembelajaran, berbasis teks, Kurikulum 2013 Abstract This research aimed at determining (1) the planning of learning, (2) the implementation of the learning process, and (3) assessment of the results and the process of learning the Indonesian language text based on class X SMA Negeri 1 Singaraja. The subjects were Indonesian teacher at SMAN 1 Singaraja. The objects of this study are (1) ) the planning of learning, (2) the implementation of the learning process, and (3) assessment of the results and the process of learning the Indonesian

2 2 language text based in the classroom X.IA5 and X.IA6 SMA Negeri 1 Singaraja. The data collection methods used are documentation, observation, and interviews (unstructured). The research instruments used in this study are the observation, observation RPP guidelines, and assessment guidelines. The data were analyzed by using descriptive-qualitative analysis model. The results of this study were (1) Planning learning already contains most of the components and details of the contents of the corresponding components of the lesson plan syllabus and guidelines for the translation of the corresponding RPP component attachment Permendikbud No. IV. 81A in 2013 on the Implementation of the General Education Curriculum Guidelines. (2) The implementation of most of the learning has been implemented according to the contents of the learning scenario based on Permendikbud No. IV. 81A in Application discovery learning methods and scientific approach as well as the four stages of learning the Indonesian language text-based tend to be seen in the implementation of learning. (3) Assessment process and assessment of learning outcomes Indonesian text based on Class X students of SMA Negeri 1 Singaraja tends observations are in accordance with the valuation guidelines Permendikbud, No.66 In 2013, Chapter II: 4-5 of Educational Assessment Standards. However, the technical assessment of the results tend to note again that the assessment could be carried out in accordance allocation of time in learning. Keywords: learning, text -based, Curriculum 2013 PENDAHULUAN Kurikulum 2013 sudah berlangsung di beberapa sekolah dasar hingga sekolah menengah selama satu semester. Salah satu jenjang pendidikan yang dimaksudkan yakni jenjang Sekolah Menengah Atas. Seperti pada jenjang SD, Kompetensi peserta didik di SMA juga tidak terlepas dari berbagai peraturan pendidikan secara nasional. Seperti diketahui, Permendikbud No.54 Tahun 2013 adalah peraturan yang mengatur tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan didefinisikan sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tercapai atau tidak tercapainya kompetensi lulusan tersebut berkenaan dengan proses pembelajaran yang melibatkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran. Hal itu tercermin dalam kutipan Bab I Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Pembelajaran bahasa Indonesia tahun pelajaran 2013/2014, khususnya jenjang SMA/SMK yang telah menggunakan Kurikulum 2013, sepatutnya diarahkan untuk menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Pembelajaran berbasis teks adalah pembelajaran yang menjadikan teks sebagai dasar, asas, pangkal, dan tumpuan (Sufanti, 2013). Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks menjadi sangat penting untuk diterapkan di sekolah-sekolah karena pembelajaran tersebut berdasarkan empat prinsip yang mungkin sering terabaikan. Prinsip-prinsip itu meliputi (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia (Kemendikbud, 2013b:v). Selama ini, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis KTSP, masih ditemukan pembelajaran

3 3 yang menerapkan pendekatan teks secara setengah-setengah. Mahsun (2013) bahkan menyatakan dengan mencermati Kompetensi Dasar, maka penyusunan kurikulum bahasa Indonesia pada KTSP dapat dikatakan masih dilakukan dengan setengah berlandaskan pendekatan struktural dan setengahnya lagi berlandaskan pada pendekatan teks. Terlebih lagi, dalam KTSP, pembelajaran bahasa Indonesia juga masih diajarkan untuk mencapai kompetensi keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara) secara terpisah. Pembelajaran bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas X disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Siswa diharapkan mampu menggunakan dan memproduksi berbagai teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya dalam Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013a). Untuk itu dalam pengajarkan bahasa Indonesia dengan menggunakan buku bahasa Indonesia, guru hendaknya menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu (1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks secara mandiri (Kemendikbud, 2013b: vi). Dalam prawacana pembelajaran teks (Kemendikbud, 2013b) tersebut juga dinyatakan bahwa tahapan pertama berkenaan dengan tahap pembangunan konteks yang dilanjutkan dengan pemodelan. Pembangunan konteks dimaksudkan sebagai langkah awal yang dilakukan oleh guru bersama siswa untuk mengarahkan pemikiran ke dalam pokok persoalan yang akan dibahas pada setiap pelajaran. Tahapan kedua berkenaan dengan tahap pemodelan. Tahap pemodelan adalah tahap yang berisi pembahasan teks yang disajikan sebagai model pembelajaran. Pembahasan yang dimaksud diarahkan kepada semua aspek kebahasaan yang menjadi sarana pembentuk teks itu secara keseluruhan. Tahapan ketiga berkenaan dengan pembangunan teks secara bersamasama. Pada tahapan ini semua siswa dan guru sebagai fasilitator menyusun kembali teks seperti yang ditunjukkan pada model. Tugas-tugas yang dilakukan berkaitan dengan semua aspek kebahasaan yang sesuai dengan ciri-ciri yang dituntut dalam jenis teks yang dimaksud. Tahapan terakhir, yaitu tahapan kegiatan belajar mandiri. Pada tahap ini, siswa diharapkan dapat mengaktualisasikan diri dengan menggunakan dan mengkreasikan teks sesuai dengan jenis dan ciri-ciri seperti yang ditunjukkan pada pemodelan teks Penelitian terkait perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berjudul Implementasi Pengintegrasian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 di Kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja pernah dilakukan oleh Ni Putu Ariantini (2014). Penelitian terkait perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penelitian lain, yakni berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Pendekatan Saintifik (Problem Based Learning) sesuai Kurikulum 2013 di Kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura. Sementara itu, penelitian terkait komponen perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembelajaran berbicara di Kelas VIII-2 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja juga pernah diteliti oleh Ni Made Yuliani Warlina (2013). Ketiga penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam beberapa masalah penelitian yaitu terkait aspek perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Walaupun demikian, penelitian terkait masalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian proses serta penilaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di Kelas X tergolong ke dalam penelitian baru. Oleh sebab itu, peneliti berencana meneliti ketiga masalah tersebut sebagai masalah dalam penelitian ini. Peneliti memutuskan untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 1

4 4 Singaraja karena beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut yakni SMA Negeri 1 Singaraja adalah salah satu sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Hal itu terbukti melalui hasil wawancara dengan seorang guru, Dra. Ni Made Halustini. Beliau menyatakan bahwa semua siswa di kelas yang ia ajar memiliki folder hasil belajar atau portofolio pelajaran bahasa Indonesia sejak semester ganjil 2013/2014. Berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, dinyatakan pula bahwa guru cenderung menggunakan buku paket bahasa Indonesia (wajib) daripada LKS Kurikulum Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik meneliti pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks (sesuai Kurikulum 2013) melalui penelitian ini. Berdasarkan hal yang telah disampaikan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja, (2) pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja, dan (3) penilaian proses dan penilaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat memberikan konfirmasi terhadap keberlangsungan pembelajaran bahasa Indonesia yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran tersebut khususnya pembelajaran bahasa Indonesia yang sudah sepatutnya dilaksanakan berbasis teks (Kurikulum 2013) pada tahun ajaran 2013/2014 semester genap di Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja. Secara praktis, hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk beberapa pihak. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah dalam upaya lebih menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di kelas X. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam pengajaran bahasa Indonesia berbasis teks, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembelajaran. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai inspirasi dan referensi untuk melakukan penelitian sejenis yang lebih luas dan mendalam terhadap pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks erat kaitannya dengan pelaksanaan Kurikulum METODE Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif-kualitatif. Peneliti kualitatif harus bersifat perspetif emic artinya memperoleh data bukan sebagai mana seharusnya, tidak berdasarkan pada yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, dirasakan, dialami, dan dipikirkan oleh partisipan atau sumber data (Sugiyono, 2008). Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas X SMA Negeri 1 Singaraja. Subjek yang digunakan yakni guru pengajar siswa kelas X.IA5 dan X.IA6, yakni Dra. Ni Made Halustini. Subjek penelitian ini ditentukan dengan teknik sampling bertujuan (sampling purposive), yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Secara umum, objek penelitian ini berupa pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di kelas X SMA Negeri 1 Singaraja. Secara lebih khusus, objek penelitian ini yakni (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) penilaian hasil dan penilaian proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di kelas X.IA5 dan X.IA6 SMA Negeri 1 Singaraja. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara (tidak terstruktur). Metode dokumentasi digunakan untuk memeroleh data berupa perencanaan pelaksanaan pembelajaran

5 5 (RPP) dan hasil karya (tugas) siswa kelas X.IA5 dan X.IA6 SMA Negeri 1 Singaraja. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian hasil dan penilaian proses pembelajaran berbasis teks dalam pembelajaran. Metode wawancara tidak terstruktur digunakan untuk memperoleh informasi atau data yang lebih akurat (yang tidak diperoleh melalui metode observasi dan dokumentasi) mengenai pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks (sesuai Kurikulum 2013). Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2008). Selain itu, instrumen lain yang peneliti gunakan adalah pedoman pengamatan RPP untuk metode dokumentasi; pedoman observasi, pedoman pengamatan gambaran kemungkinan penilaian dan kamera digital berkapasitas video untuk metode observasi; catatan lapangan berupa buku catatan untuk metode wawancara tidak terstruktur. Kegiatan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Datadata yang terkumpul dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara (wawancara tidak terstruktur) akan dianalisis melalui langkah-langkah, seperti (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Miles dan Hubermen. Miles dan Hubermen (dalam Sugiyono, 2008: 337) menyatakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas hingga data jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian ini mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil dan penilaian proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Singaraja. Perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja dapat diketahui dari rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP) guru. Sebagian besar komponen dan isi rincian komponen RPP sudah memuat komponen dan isi rincian komponen RPP sesuai silabus dan sesuai pedoman penjabaran komponen RPP lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Rincian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sudah sesuai dengan silabus mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X semester genap Kurikulum Di samping itu, rincian dalam Identitas, Indikator, Tujuan, Materi, dan Metode Pembelajaran, Media, alat, dan sumber belajar, Langkah-Langkah Pembelajaran, serta rincian dalam Penilaian juga sebagian besar sudah sesuai dengan pedoman penjabaran komponen RPP lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Beberapa hal yang masih kurang dalam RPP yakni perincian Indikator masih sulit dicapai karena memuat lebih dari satu bentuk perilaku yang ingin diukur. Sanjaya (2012:58) menyatakan salah satu petunjuk dalam merumuskan indikator yakni sebaiknnya setiap indikator hanya mengandung satu bentuk perilaku. Perincian Kompetensi Dasar dan Indikator belum dituliskan serangkai pada setiap pertemuan dalam RPP dua kali pertemuan. Padahal, dalam format komponen RPP lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun 2013 diterakan komponen Kompetensi Dasar dan Indikator menjadi satu kesatuan dalam komponen poin B dalam RPP.

6 6 Satu dari tiga tujuan pembelajaran belum menggunakan kata kerja operasional. Seperti diketahui, kata kerja operasional itu penting sekali untuk dimunculkan dalam tujuan agar aspek yang ingin diukur menjadi jelas. Materi pembelajaran belum terperinci sehingga kedalaman materi sulit diketahui oleh pembaca RPP. Di samping itu, rincian materi akan sangat berperan dalam menguji kesahihan penilaian. Bahan pelajaran memegang peranan penting untuk dideskripsikan secara terinci karena hal itu dapat dimanfaatkan untuk menguji kesahihan isi alat penilaian itu sendiri (Nurgiyantoro, 2001:50). Metode lain seperti project based learning dan problem based learning juga masih bisa direncanakan dalam RPP seperti yang disarankan dalam Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/SMK Bahasa Indonesia untuk pengajaran sesuai Kurikulum Hakikat Project Based Learning dan Problem Based Learning sama-sama mendasarkan pembelajaran terkait permasalahan dunia nyata yang harus dicarikan solusi oleh siswa. Demi kesempurnaan, media, alat, dan sumber belajar sebenarnya masih bisa ditambahkan lagi agar lebih beragam dan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam pembelajaran. Media bisa ditambahkan dengan penggunaan powerpoint contoh surat penawaran. Alat pembelajaran bisa ditambahkan dengan LCD dan sumber belajar bisa berupa artikel dari internet dan sumber relevan lainnya. Pencantuman diksi materi dalam kegiatan pendahuluan dapat mengindikasikan bahwa guru akan menyampaikan materi pembelajaran dalam kegiatan pendahuluan. Sementara itu, terkait rincian komponen penilaian, pedoman konvensi angka dan kunci jawaban tidak ada melengkapi pedoman pengeskoran dalam RPP. Padahal, penentuan patokan (konvensi angka) bisa dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Lima E sampai A (sangat baik, baik, cukup, kurang, dan gagal). Nurgiantoro (2001: 397) menyatakan jika kita akan mengubah skor mentah ke nilai jadi, masalah pertama yang timbul adalah standar, norma, acuan, kriteria, pendekatan manakah yang akan dipergunakan? Nurgiantoro (2001) juga menambahkan, untuk itu pihak guru haruslah menguasai teknik penyusunan dan penilaian alat evaluasi, serta penafsiran terhadap hasil penilaian yang diperoleh, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Demikianlah beberapa hal yang masih kurang dalam RPP penelitian. Walaupun demikian, ada lebih banyak halhal yang sudah sesuai dengan pedoman penjabaran komponen RPP lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai isi skenario pembelajaran sesuai lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun Pengaplikasian metode discovery learning dan pendekatan saintifik serta empat tahapan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks cenderung sudah tampak dalam pelaksanaan pembelajaran. Yang belum terlaksana secara maksimal yakni guru menjelaskan materi pelajaran secara rinci dalam kegiatan pendahuluan sehingga hakikat metode discovery learning pun tidak berlangsung dengan sesuai. Seharusnya materi dijelaskan tidak secara utuh karena siswalah yang akan menggali materi lebih banyak. Dalam teori discovery learning dinyatakan materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final, akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi sesuatu yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) sesuatu yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Dalam hal mengamati, siswa lebih banyak mengamati penjelasan materi pelajaran yang disampaikan (ceramah) oleh guru. Dalam Standar Proses

7 7 (Kurikulum 2013) dinyatakan aplikasi kegiatan mengamati yakni guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013g: 144) bahkan dinyatakan salah satu aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. Dalam hal menanya, siswa belum mampu menyiapkan pertanyaan untuk dirinya sendiri saat guru mempersilakan siswa bertanya. Justru siswa bertanya ketika siswa menghadapi kendala saat pengerjaan tugas. Dalam penelitian terkait kegiatan menanya ini, sesungguhnya guru sudah sudah memancing pertanyaan dari siswa dengan mengatakan Ada pertanyaan? (siswa diam), guru melanjutkan bertanya, Baik, ada pertanyaan?, Baik Tidak!, Bisa dipahami, Nak? Bisa? Kemudian siswa menjawab Bisa. Ketika guru bertanya seperti itu, siswa pun menjawab pertanyaan guru dengan suara yang tidak tegas dan tidak kompak. Terkesan ada keragu-raguan dalam jawaban siswa. Hal itu semakin dikuatkan dalam pengerjaan tugas siswa mulai banyak bertanya tentang tugasnya. Dalam pelatihan implementasi Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013g:138) dinyatakan Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Pada penelitian sejenis karya Ariantini (2014) dinyatakan bahwa pertanyaan diajukan oleh guru untuk mendorong rasa percaya diri siswa dalam merespons pernyataan guru. Guru memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan peristiwa alam yang ada dalam teks untuk mendorong siswa menunjukkan perilaku percaya dirinya dalam memberikan respons (dalam artikel Ariantini, 2014: 8). Dalam Standar Proses (Kurikulum 2013) bahkan dinyatakan aplikasi kegiatan menanya Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. Dalam hal mengumpulkan informasi, informasi yang diperoleh siswa masih terbatas bila tidak diimbangi dengan adanya materi yang disiapkan sebelum pembelajaran di kelas. Siswa mengumpulkan informasi dengan cara bertanya pada guru, mengamati contoh surat dalam buku paket dan LKS, mengamati contoh surat yang telah dibawa siswa, dan mengecek catatan yang telah dibuat siswa. Dalam Standar Proses yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan inti bahkan dinyatakan tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam hal mengasosiasikan, materi pembelajaran atau temuan siswa terkait jawaban atas masalah masih kurang diolah. Siswa cenderung mengikuti saja penggunaan bahasa yang ditemukannya dalam sumber. Dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013 halaman dinyatakan kegiatan mengasosiasikan atau mengolah informasi pembelajaran

8 8 berupa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengamati maupun hasil dari kegiatan mengumpulkan informasi. Pengelolaan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Dalam hal mengomunikasikan hasil pembelajaran, waktu pembelajaran cenderung tidak mencukupi untuk melakukan kegiatan pengomunikasikan hasil untuk seluruh siswa sehingga tugas mempresentasikan hasil secara lisan menjadi tugas yang dikumpulkan dan yang dinilai adalah tugas berbentuk tulis. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 halaman menyatakan kegiatan menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Sekalipun hasil pekerjaan siswa bisa disampaikan secara lisan, tertulis, atau media tertentu, tetap saja kesesuaian isi perencanaan tetap menjadi acuan utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Di sisi lain, bila pelaksanaan pembelajaran dikaitkan dengan tahapan pembelajaran berbasis teks, sudah tampak ada tahap pembangunan konteks saat guru mengupayakan pemberian apersepsi, menyampaikan KD, dan tujuan pembelajaran. Kegiatan pemodelan diupayakan oleh guru dengan melibatkan contoh surat penawaran barang. Namun, contoh teks masih perlu diupayakan agar sesuai dengan konteks situasi (kontekstual) siswa. Dalam penelitian sejenis (dalam artikel Bintari, 2014: 9) dinyatakan Kendala yang dihadapi guru adalah contoh-contoh yang disajikan dalam buku pegangan siswa tidak kontekstual sehingga menyulitkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan. Sementara itu, tahapan pembuatan teks secara bersama-sama dan secara individu juga sudah tampak dalam pertemuan pertama dan pertemuan kedua dalam penelitian. Keempat tahapan tersebut penting untuk diperhatikan sekaligus dilaksanakan mengingat dalam prawacana pembelajaran teks (Kemendikbud, 2013b: vi) dinyatakan bahwa untuk mengajarkan bahasa Indonesia dengan menggunakan buku bahasa Indonesia, guru hendaknya menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu (1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks secara mandiri. Hanya saja pemberian tugas secara individu pada pertemuan kedua berakibat pada penyampaian hasil atau pengomunikasian hasil dari presentasi berubah menjadi tugas yang dikumpulkan dan dikoreksi oleh guru. Dalam kegiatan penutup pertemuan kedua, guru juga belum mendapatkan skor tugas secara langsung setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Bila dikaitkan dengan penelitian sejenis karya Ni Made Yuliani Warlina (2013), ternyata penilaian secara langsung juga tidak bisa dilaksanakan secara langsung dalam pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru tidak melakukan evaluasi langsung setelah pembelajaran berakhir (Warlina, 2013). Padahal, salah satu tujuan dan fungsi penilaian yakni untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Penilaian yang dilakukan sewaktu kegiatan pengajaran masih berlangsung, penilaian yang dikenal sebagai tes formatif, hasilnya dapat digunakan untuk mempertimbangkan apakah suatu (bahan) pelajaran dapat diteruskan atau perlu diulang (Nurgiyantoro, 2001:16). Dengan demikian, bila nilai yang diperoleh siswa tidak diketahui dalam pembelajaran melainkan di luar jam pembelajaran, kesesuaian kegiatan umpan balik dan kegiatan tindak lanjut sedikit banyaknya pasti juga akan terpengaruhi dalam kegiatan penutup pembelajaran. Hal itu terjadi disebabkan oleh belum adanya pertimbangan atau pemprediksian secara pasti terhadap skor yang diperoleh siswa.

9 9 Penilaian proses dan penilaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja cenderung sudah sesuai dengan pedoman pengamatan penilaian Permendikbud, No. 66 Tahun 2013, Bab II: 4-5 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Namun, teknis penilaian hasil cenderung perlu diperhatikan lagi agar penilaian bisa dilaksanakan secara utuh atau dengan kata lain sesuai alokasi waktu dalam pembelajaran. Hal itu bertentangan dengan yang termuat dalam teori yang menyatakan, tujuan evaluasi merupakan bagian yang sangat penting karena merupakan pijakan dalam merencanakan kegiatan-kegiatan selanjutnya (Warlina, 2013). Terkait penilaian terhadap proses pembelajaran, sudah tepat bila guru menilai kompetensi sikap siswa. Hanya saja, pedoman pengamatan belum digunakan oleh guru padahal pedoman itu sudah direncanakan dan sudah dilampirkan dalam lampiran RPP. Dalam penelitian sejenis dinyatakan bahwa hambatan perencanaan pembelajaran terletak pada tidak adanya pedoman yang pasti mengenai pengintegrasian sikap spiritual dan sikap sosial dalam perencanaan pembelajaran (dalam artikel Ariantini, 2014: 9). Ariantini dalam hasil penelitiannya juga menyatakan Guru mengamati sikap siswa dengan menggunakan metode nontes sesuai dengan Permen No. 81A Tahun Dalam Standar Penilaian Pendidikan Permendikbud, No. 66 Tahun 2013, Bab II bahkan dinyatakan Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Terkait penilaian terhadap hasil pembelajaran, sudah tepat bila guru melakukan penilaian kompetensi pengetahuan dengan menggunakan instrumen penugasan. Dalam Standar Penilaian Pendidikan Permendikbud, No. 66 Tahun 2013, Bab II dinyatakan dalam penilaian kompetensi pengetahuan, pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Di samping itu, sudah tepat bila guru melakukan penilaian kompetensi keterampilan dengan menggunakan penilaian kinerja dengan menyesuaikan format penulisan dalam portofolio. Dalam Standar Penilaian Pendidikan Permendikbud, No. 66 Tahun 2013, Bab II juga dinyatakan dalam penilaian kompetensi keterampilan, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Format pembuatan tugas siswa dalam portofolio yaitu nomor, tanggal, topik, kegiatan, rangkuman atau isi, nilai, dan paraf. Di samping kesesuaian terhadap penilaian hasil, ada pula beberapa kekurangan lain dalam melakukan penilaian hasil. Penilaian hasil tidak selalu langsung dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Guru memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Bila dikaitkan dengan penelitian sejenis karya Ni Made Yuliani Warlina (2013), ternyata penilaian secara langsung juga tidak bisa dilaksanakan secara langsung dalam pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru tidak melakukan evaluasi langsung setelah pembelajaran berakhir (Warlina, 2013). Dengan kata lain, penilaian tidak selalu bisa diselesaikan dalam pembelajaran dalam kelas. Oleh sebab itu, sudah saatnya guru membuat perencanaan yang diimbangi dengan upaya pelaksanaan yang betul-betul sesuai dalam pembelajaran di kelas. Peneliti mengamati sekalipun dalam RPP tidak dicantumkan konvensi makna angka dan kunci jawaban, saat proses pemberian nilai ternyata guru bisa mengimbangi kekurangan tersebut dengan melakukan penilaian di luar jam pembelajaran. Hasil penilaian guru

10 10 menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah berada pada kategori baik, namun masih berada di bawah KKM 8,00. Oleh sebab itu, siswa yang bersangkutan harusnya diberikan remidial. Dalam prinsip-prinsip pengembangan RPP bahkan dicantumkan pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian remidial pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik. Guru memberikan nilai dengan mengacu pada penggunaan konvensi nilai skala lima yakni dari E sampai A. A kategori baik sekali, B kategori baik, C kategori cukup, D kategori kurang, dan E kategori gagal. Setelah diproses ternyata rata-rata siswa memperoleh nilai baik namun masih berada di bawah KKM, 8,00. Bila ditelusuri lebih jauh, ternyata hal itu sudah sesuai dengan proses penghitungan berikut ini. Dalam Tabulasi Skor Distribusi Tunggal diketahui bahwa skor yang diperoleh siswa cukup beragam. Dari 34 siswa yang ada di kelas X.IA 5, terdapat 5 siswa mendapat skor 7,1; 20 siswa mendapat skor 7,9; dan 9 siswa lainnya mendapat skor 8,6. Sementara itu, dari 34 siswa yang ada di kelas X.IA 6, terdapat 9 siswa mendapat skor 7,1; 21 siswa mendapat skor 7,9; 3 siswa mendapat 8,6; dan hanya 1 siswa mendapat skor 9,2. Bila data tersebut dijabarkan dengan mengadaptasi contoh penulisan tabulasi skor distribusi tunggal dan bergolong dalam buku Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra karya Nurgiantoro (2001), skor-skor siswa dalam penelitian tergambarkan sebagai berikut. Tabel 1. Tabulasi Skor Distribusi Tunggal Nomor urut Skor Cacahan Frekuensi (f) 1 9,2 I 1 2 8,6 IIII IIII II 12 IIII IIII IIII IIII IIII ,9 IIII IIII IIII I 4 7,1 IIII IIII IIII 14 Jumlah (=N) = 68 Nomor urut Tabel 2. Tabulasi Skor Distribusi Bergolong Kelas Titik Interval tengah Cacahan 1 9,6 10,0 9, ,1 9,5 9,3 I 1 3 8,6 9,0 8,8 IIII IIII II ,1 8,5 8,3 - Frekuensi (f) 5 7,6 8,0 IIII IIII IIII IIII IIII 41 7,8 IIII IIII IIII I 6 7,1 7,5 7,3 IIII IIII IIII 14 Jumlah (=N) = 68 Bila data dalam bentuk tabulasi skor distribusi bergolong di atas dikaitkan dengan penggunaan konvensi angka skala lima yakni dari E-A, akan diperoleh hasil sebagai berikut. Hasilnya adalah 1 siswa mendapat skor 9,2 mendapat nilai A kategori baik sekali, 12 siswa mendapat skor 8,6 mendapat nilai A kategori baik sekali, 41 siswa mendapat skor 7,9 mendapat nilai B kategori baik, dan 14 siswa lainnya

11 11 mendapat skor 7,1 mendapat nilai C kategori cukup. Jadi, mayoritas siswa mendapat nilai kategori baik. Di samping itu, bila dinyatakan dalam bentuk rata-rata, rata-rata kelas diketahui sebesar 7,87 yang juga ada dalam kategori baik. Oleh sebab itu sudah tepat kalau rata-rata nilai siswa adalah nilai kategori baik, namun masih berada di bawah KKM 8,00. Oleh sebab itu, siswa yang bersangkutan harusnya diberikan remidial. Penelitian ini terbatas pada penelitian pembelajaran bahasa Indonesia materi teks negosiasi untuk kelas X. Dalam pembelajaran tersebut sesungguhnya ada lima jenis teks yang diajarkan untuk dua semester jenjang SMA kelas X. Namun, dalam penelitian ini, empat jenis teks lainnya, yaitu teks eksposisi, teks laporan hasil observasi, teks anekdot, dan teks prosedur kompleks masih luput dalam penelitian ini. Untuk itu, peneliti lain diharapkan meneliti aspek yang masih luput tersebut, khususnya terkait teks eksposisi, teks laporan hasil observasi, teks anekdot, dan teks prosedur kompleks. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai penelitian ini. Pertama, perencanaan pembelajaran sebagian besar sudah memuat komponen dan isi rincian komponen RPP sesuai silabus dan sesuai penjabaran komponen RPP lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Namun, ada beberapa rincian masih perlu diperbaiki, khususnya pada rincian Indikator, KD, Tujuan, Materi, Penilaian, dan Langkahlangkah Pembelajaran. Kedua, pelaksanaan pembelajaran sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai isi skenario pembelajaran sesuai lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun Empat tahapan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks cenderung sudah tampak dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun, metode discovery learning dan pendekatan saintifik masih belum teraplikasikan secara tepat sesuai teori, khususnya dalam penyampaian keutuhan materi dan penyesuaian pertanyaan dari siswa. Ketiga, penilaian proses dan penilaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja cenderung sudah sesuai dengan pedoman pengamatan penilaian Permendikbud, No. 66 Tahun 2013, Bab II: 4-5 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Namun, teknis penilaian hasil dan pelaksanaan penilaian cenderung belum terlaksana secara utuh sesuai yang direncanakan dalam RPP. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Saran untuk guru, yaitu pemahaman terhadap perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian proses dan penilaian hasil pembelajaran berbasis teks sangat penting untuk dikuasai guru. Oleh sebab itu, guru perlu memahami lagi isi lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran dan Permendikbud, No. 66 Tahun 2013, Bab II: 4-5 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Secara lebih mengkhusus, guru perlu memahami isi komponen-komponen RPP yang meliputi KD yang dirinci serangkai dengan Indikator, kata kerja operasional dan unsur ABCD dalam tujuan pembelajaran, hakikat metode discovery learning, penjabaran aspek kebahasaan dalam langkah-langkah kagiatan pembelajan, dan pedoman pengeskoran dalam penilaian yang belum menyertakan konvensi makna angka dan kunci jawaban. Terkait pelaksanaan pembelajaran, pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks harus didukung dengan pengajaran teks yang melibatkan contoh teks yang senantiasa kontekstual

12 12 sehingga dapat dikembangkan, dimaknai, dan dipahami oleh siswa. Tahapan pembelajaran berdasarkan pendekatan ilmiah sesuai amanat Kurikulum 2013 yang terdiri atas kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan hasil juga harus senantiasa diupayakan untuk dilaksanakan dalam mengiringi tahapan pembelajaran berbasis teks yang terdiri atas kegiatan membangun konteks, pemodelan teks, pembuatan teks secara bersama-sama, dan pembuatan teks secara mandiri. Yang paling menonjol yakni guru perlu mengupayakan agar kegiatan menanya bisa maksimal dilaksanakan dalam kegiatan menanya. Selain itu, guru juga disarankan agar senantiasa melaksanakan empat kegiatan tahapan pembelajaran berbasis teks dalam setiap kali pertemuan di kelas. Terkait penilaian dalam pembelajaran, guru perlu merencanakan kegiatan mengomunikasikan hasil agar sesuai dengan alokasi waktu supaya dalam pelaksanaannya nanti guru bisa melakukan penilaian secara langsung terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kelas. Hal itu penting diperhatikan supaya pemberian umpan balik dan tindak lanjut setiap akhir pembelajaran juga bisa sesuai dengan isi perencanaan dalam RPP, khususnya dalam komponen penilaian. Yang tidak bisa dilupakan lainnya, yakni penilaian terhadap sikap terkait KI-1 dan KI-2 juga perlu diupayakan untuk dievaluasi agar evaluasi terhadap sikap dan nilai-nilai karakter siswa dapat diketahui secara tepat dengan alat ukur yang tepat. Penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks ini dapat dikatakan sebagai penelitian baru. Penelitian ini peneliti lakukan serangkaian dengan kemunculan Kurikulum 2013 yang masih hangat diperdebatkan dan diperbincangan di ruang publik. Kurikulum 2013 ini juga tidak sertamerta dapat dihindarkan dari keberagaman interpretasi kaum intelektual seperti yang dialami oleh guru belakangan ini. Oleh sebab itu, semakin banyak dan beragam penelitian atau kajian terhadap Kurikulum 2013, khususnya terkait pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks tentunya akan semakin utuh pula konsep ideal Kurikulum 2013 dapat diaplikasikan oleh guru. Terkait hal itu, peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian sejenis terkait pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, utamanya demi mendapatkan keidealan penerapan tahapan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, khususnya meneliti aspek yang masih luput dalam penelitian ini, yakni teks eksposisi, teks laporan hasil observasi, teks anekdot, dan teks prosedur kompleks. DAFTAR PUSTAKA Ariantini, Ni Putu Implementasi Pengintegrasian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 di Kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja. Tesis (Tidak Diterbitkan). Program Studi Pendidikan Bahasa Progam Pascasarjana: Universitas Pendididkan Ganesha Singaraja. Bintari, Ni Luh Gede Riwan Putri Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Pendekatan Saintifik (Problem Based Learning) sesuai Kurikulum 2013 di Kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura. Tesis (Tidak Diterbitkan). Program Studi Pendidikan Bahasa Progam Pascasarjana: Universitas Pendididkan Ganesha Singaraja. Kemendikbud. 2013a. Buku Guru: Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan b. Buku Siswa: Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan c. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

13 13 Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sumber d. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sumber e. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sumber g. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum Naskah (tidak diterbitkan). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan h. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sumber Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Warlina, Ni Made Yuliani Problematika dalam Pembelajaran Berbicara di Kelas VIII-2 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja. Skrinpsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: Universitas Pendididkan Ganesha Singaraja. diakses pada 11 Desember s-kurikulum-2013-sma.html diakses 29 November Nurgiyantoro, Burhan Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Sanjaya, H. Wina Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran Cetakan ke-5. Jakarta: Kencana. Sufanti, Main Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Belajar Dari Ohio Amerika Serikat. diakses 16 Januari 2014.

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA BERMUATAN KEARIFAN LOKAL DI KELAS XI BAHASA 2 SMA NEGERI 3 SINGARAJA

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA BERMUATAN KEARIFAN LOKAL DI KELAS XI BAHASA 2 SMA NEGERI 3 SINGARAJA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA BERMUATAN KEARIFAN LOKAL DI KELAS XI BAHASA 2 SMA NEGERI 3 SINGARAJA Surayani 1, Gede Nurjaya 2, Ida Ayu Made Damayanti 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU Oleh Kalisa Eviyana Iqbal Hilal Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : kalisaeviyana@yahoo.co.id Abstract The problem

Lebih terperinci

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII CI DI SMP NEGERI1 KOTA JAMBI Rustam* FKIP Universitas Jambi ABSTRACT The purpose of this study is to determine the implementation

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO Oleh Yuni Setiawati Iqbal Hilal Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: yunisetiawati520@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 METRO. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 METRO. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 METRO Oleh Nesiana Imania Mulyanto Widodo Munaris Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail : nesiana.imania@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 GADINGREJO. Oleh

PEMBELAJARAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 GADINGREJO. Oleh PEMBELAJARAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 GADINGREJO Oleh Novala Rokhmatarofi Eka Sofia Agustina Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: rnovala@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA Natalia (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Bantuan Media Video Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan..Vol.

Lebih terperinci

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan menulis. Menulis merupakan kegitan yang sangat kompleks karena menuntut siswa untuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2014 MATERI PENDAMPINGAN IMPLEMENTAS KURIKULUM 2013 DIKMEN

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2014 MATERI PENDAMPINGAN IMPLEMENTAS KURIKULUM 2013 DIKMEN 1 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (WAJIB) A. Pemahaman Kompetensi Keterkaitan SKL,KI, KD pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai beriku: 1. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG Oleh Shelvina Elvira Nurlaksana Eko Rusminto Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: shelvina11@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERMASALAHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (TITL) 3 SMK NEGERI 3 SINGARAJA

PERMASALAHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (TITL) 3 SMK NEGERI 3 SINGARAJA PERMASALAHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (TITL) 3 SMK NEGERI 3 SINGARAJA Roselina Anjeni, Ida Bagus Putrayasa, I Nyoman Yasa Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR Oleh Janatun Naim Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : Jannaim21@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI Oleh Try Wahyuni Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: ntywahyuni@gmail.com Abstract This

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Implementasi Kurikulum

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X. Oleh

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X. Oleh PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X Oleh Sefty Angraini Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : seftyangraini@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergantian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 sangat mempengaruhi berubahnya elemen-elemen dalam pendidikan.elemen yang berubah dalam

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015 KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMPN 1 SEPUTIH MATARAM.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015 KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMPN 1 SEPUTIH MATARAM. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015 KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMPN 1 SEPUTIH MATARAM Oleh Ni Luh Eka Wahyuningsih. Ni Nyoman Wetty S. Eka Sofia Agustina.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan melaksanakan perubahan kurikulum. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X IPA. Oleh

PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X IPA. Oleh PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X IPA Oleh Ani Setiawati Eka Sofia Agustina Kahfie Nazaruddin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: anyniany@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

Oleh Dwi Budi Mulyono

Oleh Dwi Budi Mulyono 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI OLEH SISWA KELASX SMA MUHAMMADIYAH 8 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014 / 2015 Oleh Dwi Budi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013

KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013 KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013 Yokhebed 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

e-journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)

e-journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014) 1 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT BERPENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PADA SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN KULIT 1 DI SMK NEGERI 2 SINGARAJA Ni Komang

Lebih terperinci

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Penerapan Pendekatan Saintifik...(Mega Selvira Paut) 511 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH TO STUDENTS GRADE IV

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan akan diperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pembentukan kepribadian, baik melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar adalah salah satu hal yang sangat kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar adalah salah satu hal yang sangat kompleks, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar adalah salah satu hal yang sangat kompleks, karena salah satu yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar adalah memberikan sebuah

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMKN 4 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMKN 4 BANDAR LAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMKN 4 BANDAR LAMPUNG Oleh Roza Novi Linda Sumarti Faktultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: rosanovilinda@gmail.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG Oleh Klara Ken Laras Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: klarakenlaras6@gmail.com Abstract This

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG Oleh Riwanti Manik Mulyanto Widodo Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: riwanti_manik@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG Oleh Riwanti Manik Mulyanto Widodo Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: riwanti_manik@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GEDONG TATAAN. Oleh

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GEDONG TATAAN. Oleh PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GEDONG TATAAN Oleh Anggun Mawar Sari Nurlaksana Eko Rusminto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: anggun.mawarsari@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG Oleh Nuraini Siti Samhati Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: Ainiidsy@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMKN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMKN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMKN 1 BANDARLAMPUNG Oleh Nikmatul Hasanah Mulyanto Widodo Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: nickmah.chasanah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati 93 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENGABSTRAKSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENGABSTRAKSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 BANDAR LAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MENGABSTRAKSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 BANDAR LAMPUNG Oleh Meta Yulena Sari Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: metayulena27@gmail.com ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Terbanggi Besar, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS AWAL SD NEGERI INKLUSI BANGUNREJO 2 KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS AWAL SD NEGERI INKLUSI BANGUNREJO 2 KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA Implementasi Pembelajaran Tematik... (Yunita Dwi Parmawati) 2.633 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS AWAL SD NEGERI INKLUSI BANGUNREJO 2 KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF THEMATIC INSTRUCTION

Lebih terperinci

STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGARAJA

STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGARAJA STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGARAJA Kd. Dwi Cahyadiantari 1, IA. Md. Darmayanti 2, Md. Sri Indriani 3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEKS BIOGRAFI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SISWA KELAS X IIS6 SMA KEMALA BHAYANGKARI I

PEMBELAJARAN TEKS BIOGRAFI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SISWA KELAS X IIS6 SMA KEMALA BHAYANGKARI I PEMBELAJARAN TEKS BIOGRAFI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SISWA KELAS X IIS6 SMA KEMALA BHAYANGKARI I Rapita, Syambasril, Agus Syahrani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN Pontianak Email

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 1 Bulan Januari Tahun 2017 Halaman: 105 112 STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum dalam pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Tentunya perkembangan ini terjadi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, bahkan perbaikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA KELAS VII SMPN 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA KELAS VII SMPN 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA KELAS VII SMPN 13 BANDAR LAMPUNG Oleh Yolanda Priyandani Ni Nyoman Wetty Suliani Ali Mustofa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : Yolandapriyandani21@gmail.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Devi Novitasari Mulyanto Widodo Ali Mustofa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: novita.devi90@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang meliputi mendengar atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR Oleh Teguh Eka Sofia Agustina Kahfie Nazaruddin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: teguhbawono46@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu perubahan yang terjadi di dunia pendidikan dewasa ini yaitu dibentuknya kurikulum baru yang sering disebut dengan Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI DI KELAS X MIPA.3 SMAN 10 BENGKULU Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) YANG DIKEMBANGKAN GURU DENGAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI VIRUS KELAS X SMA ANALYSIS SUITABILITY OF LESSON PLAN CURICULUM 2013 IN VIRUS IN X CLASS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN SIKAP SOSIAL KELAS IV SDN 2 TONJA

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN SIKAP SOSIAL KELAS IV SDN 2 TONJA PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN SIKAP SOSIAL KELAS IV SDN 2 TONJA Ni Putu Suastini 1, Ni Nyoman Ganing 2, I Ketut Adnyana Putra 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik

Lebih terperinci

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV SDN 2 NGASINAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Laela

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VIIA4 DI SMP NEGERI 3 SAWAN

PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VIIA4 DI SMP NEGERI 3 SAWAN PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VIIA4 DI SMP NEGERI 3 SAWAN Ni Pt. Sri Ulandari 1, I Nym. Sudiana 2, I.A Md. Darmayanti 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA KABUPATEN LAMONGAN Sumei (Pendidikan Biologi, Fakultas Matematikan dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya) E-mail Sumei.melani@yahoo.com

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 3 Surakarta pada Kurikulum

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN / 282 PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA THE AUTHENTIC ASSESSMENT IMPLEMENTATION ON BAHASA INDONESIA LEARNING

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA KELAS XI OLAHRAGA di SMA NEGERI 5 KOTA MAGELANG ARTIKEL E-JOURNAL

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA KELAS XI OLAHRAGA di SMA NEGERI 5 KOTA MAGELANG ARTIKEL E-JOURNAL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA KELAS XI OLAHRAGA di SMA NEGERI 5 KOTA MAGELANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017 PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATA KETERAMPILAN PROSES PADA MATA PELAJARAN IPA. Oka Sandya Santi Email: ida.yani37@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH Oleh Siti Sumarlin Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: 3marlonz@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Mei Anggriani Aruan Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Syarifah Leni Fuji Lestari, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Negeri 1 Pengajaran, Bandar Lampung, tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas V Sekolah Dasar di

METODE PENELITIAN. Negeri 1 Pengajaran, Bandar Lampung, tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas V Sekolah Dasar di 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil di Sekolah Dasar Negeri 1 Pengajaran, Bandar Lampung, tahun pelajaran 2014/2015. B. Populasi

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI Tiara Citra Hapsari 1), Hadi Mulyono 2), Hartono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan

Lebih terperinci

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. Lampiran I Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. NO Aspek yang diamati Ada ( ) 1. Nama Institusi / Sekolah Keterangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT Muhajirin Azis¹), Hasan Mahfud²), M. Ismail Sriyanto³) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI LAMA DAN PUISI BARU DI KELAS VII. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI LAMA DAN PUISI BARU DI KELAS VII. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS PUISI LAMA DAN PUISI BARU DI KELAS VII Oleh Rika Ridia Wati Munaris Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: rika.ridia@yahoo.com Abstract This study aimed to describe

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan tentang implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 129 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi siswa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 3 BANDARLAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 3 BANDARLAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 3 BANDARLAMPUNG Oleh Syelly Eka Permatasari Mulyanto Widodo Eka Sofia Agustina FakultasKeguruandanIlmuPendidikan e-mail : syelly.14@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, yang beralamat di

Lebih terperinci

Instructional Design

Instructional Design TUGAS INDIVIDU Instructional Design Dosen Pembimbing: Drs. SUHANTO KASTAREDJA, M.Pd. Oleh : Dicky Putri Diharja (12-530-0009) E class/ 2012 FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION ENGLISH DEPARTMENT

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG Vol. 1, No. 1, Desember 2017, hal. 72-78 ISSN 2598-8158 PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG Baiduri 1, Dwi Priyo Utomo 2, Alfiani Athma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya

Lebih terperinci

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika... 1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik pada Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas IX SMP (Development Mathematics Learning Devices With Scientific Approach In Sub Subject

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING Oleh: Zulfa Hasanah 1, Yasnur Asri 2, Abdurahman 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah rancangan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriprif kualitatif adalah penelitian yang lebih banyak

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 03 MODEL INVEST KOTA BENGKULU

KEMAMPUAN MENULIS TEKS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 03 MODEL INVEST KOTA BENGKULU 166 KEMAMPUAN MENULIS TEKS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 03 MODEL INVEST KOTA BENGKULU Prisna Destia 1, Padi Utomo 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK Handika Budi Saputra, Budi Waluyo, dan Amir Fuady FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta E-mail: handikabudisaputra22@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMPRODUKSI TEKS DRAMA DI KELAS XI IPA 9 SMA NEGERI 5 DENPASAR

PEMBELAJARAN MEMPRODUKSI TEKS DRAMA DI KELAS XI IPA 9 SMA NEGERI 5 DENPASAR PEMBELAJARAN MEMPRODUKSI TEKS DRAMA DI KELAS XI IPA 9 SMA NEGERI 5 DENPASAR Anak Agung Elva Surya Dewi, I Made Astika, I Wayan Artika Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi KEMAMPUAN GURU IPA KELAS VII DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RPP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci