HUBUNGAN KONSUMSI AIR DENGAN KONSTIPASI PADA IBU HAMIL DI BPS NY. P DI DESA KEDUNG MALING SOOKO MOJOKERTO HAYATI

Transkripsi

1 HUBUNGAN KONSUMSI AIR DENGAN KONSTIPASI PADA IBU HAMIL DI BPS NY. P DI DESA KEDUNG MALING SOOKO MOJOKERTO HAYATI Subject : Konsumsi air, konstipasi pada ibu hamil DESCRIPTION Kehamilan ialah periode dimana seorang wanita menyimpan embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Konstipasi adalah gangguan minor yang lain pada kehamilan yang menyerang sistem pencernaan. Agar pencernaan berjalan lancar, beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu minum banyak air. Tujuan penelitian adalah mengetahui adakah hubungan konsumsi air dengan konstipasi pada ibu hamil di BPS Ny. P Desa Kedung Maling, Sooko, Mojokerto. Tehnik penelitian analitik ini menggunakan pendekatan case control. Populasinya seluruh ibu hamil sebanyak 80 orang, dengan variabel sebanyak 67 orang dan tipe sampling simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 responden ( 85,0%) mengkonsumsi air 8 gelas / hari dan sebagian besar mengalami konstipasi. Dari hasil perhitungan uji statistik Chi Square test dengan tingkat kemaknaan = 0,05 diperoleh nilai P : 1,620 karena P > 0,05 maka H 0 diterima sehingga ada tidak ada hubungan antara konsumsi air minum dengan konstipasi pada ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata responden mengkonsumsi air 8 gelas / hari, dan sebagian besar responden mengalami konstipasi. Diharapkan nakes dapat memberikan penyuluhan tentang cara mengatasi konstipasi pada ibu hamil. ABSTRACT Pregnancy is a period in wich a women save embryo or fetus in their body. Constipation is another minor disorder in pregnancy that attack the digestive system. In order to make their digestion running smoothtly is drinking many water. The purpuse of this study is to know whether drinking water have relationship with constipation to pregnant women in BPS Ny. P Kedung Maling, Sooko, Mojokerto. The technique of this analylitical study uses case control approached. The population is 80 pregnant women, the variable is 67 women taken by simple random sampling. The data are collected with using interview. The result showed that 17 respondents (85,0%) drink more than 8 glasses or water / day and most of them experience constipation. From the calculation of the statistical test Chi Square test with α = 0,05 significance level P values is obtained. 1,620 for P > 0,05 then Ho is accepted its means that consuming water doesn t have relationship with constipation in the pregnant women.

2 Based on the result of the study, the average of respondents drink more than 8 glasses of water in a day, and the majority of respondent eexperience constipation. It is expected to the health workers can provide counseling about the best way to overcome costipation in pregnant women. Keywords : drinking water, constipation Contributor : 1. Sri Wardini Puji Lestari, M.Kes 2. Nurun Ayati Khasanah, S.ST, S.KM Date : 31 Mei 2014 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Summary : LATAR BELAKANG Kehamilan ialah periode dimana seorang wanita menyimpan embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu, dimulai waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil ialah gravida, dan manusia di dalam rahimnya disebut embrio (minggu -minggu awal), janin hingga kelahiran. Seorang wanita yang hamil untuk pertama kali disebut primigravida (gravida 1) dan pada wanita yang belum pernah hamil disebut gravida 0 (Bethasida Janiwarti, 2012). Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita yang mengalaminya dalam tingkat ringan hingga berat. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini didasarkan pada penyebab dan penatalaksanaan didasarkan pada gejala yang muncul. Rasa ketidaknyamanan selama kehamilan salah satunya dengan kejadian konstipasi (Helen Varney, dkk, 2006 : 536). Konstipasi merupakan masalah yang sering ditemui selama kehamilan, hal ini terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan relaksi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan penekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi (Helen Varney, dkk, 2006 : 539). Menurut Wikipedia (2013), Sekitar 12% dari populasi penduduk di seluruh dunia mengalami konstipasi. Kemungkinan seseorang terkena konstipasi dalam suatu masyarakat adalah sebesar 2 sampai 30%. Sekitar 50% penderita konstipasi yang berobat ke rumah sakit mengeluhkan bahwa buang air besar mereka seperti terhambat. Jumlah penderita konstipasi di Amerika dan Asia-Pasifik sekitar 17,3%, dua kali lebih banyak dibandingkan dengan Eropa yakni 8,75%. Pada penelitian di Loyola University di Meywood yang melibatkan 104 wanita hamil trimester I dan 66 wanita hamil trimester III. Penelitian membuktikan bahwa 72 % pada ibu hamil trimester I dan 61 % pada ibu hamil trimester III mengalami salah satu atau lebih gangguan pada usus, termasuk konstipasi (Gathari, 2013).

3 Penyebab konstipasi pada kehamilan diantaranya, konstipasi umumnya terjadi akibat diet kurang serat (fibres), kurang minum, kurang aktifitas fisik, karena adanya perubahan ritme atau frekuensi buang air besar (Pra wirohardjo, 2009).Pada saat proses pencernaan makanan,jika terlalu banyak air yang dibuang dan kotoran sulit memasuki kolon, sehingga terjadilah sembelit. Kebanyakan masalah usus dapat dipecahkan oleh serat dan air (The Doctors, dkk, 2010). Agar pencernaan berjalan lancar, beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu minum banyak air, konsumsi berbagai makanan kaya serat, termasuk gandum utuh, serta buah-buahan dan sayuran organik, berjalan kaki setiap hari, penuhi kebutuhan saluran pencernaan atas bakteri baik dengan mengonsumsi makanan fermentasi dan suplemen probiotik dan hindari bakteri patogen : masak daging dan telur hingga matang, jaga agar dapur selalu bersih, dan waspadalah terhadap pembusukan makanan. (The Doctors, dkk, 2010) Dari fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Konsumsi Air dengan Konstipasi pada Ibu Hamil di BPS Ny. P di Desa Kedung Maling Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control. Dalam penilitian ini variabel independentnya adalah konsumsi air pada ibu hamil dan variabel dependentnya adalah konstipasi pada ibu hamil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang periksa di BPS Ny. P di desa Kedung Maling. Sampel berjumlah 67 responden diambil menggunakan teknik simple random sampling. Sumber data penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui teknik wawancara menggunakan instrumen berupa checklist. Analisa data menggunakan rumus uji chi square karena skala data yang digunakan adalah skala data nominal dengan tingkat signifikan 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden diketahui bahwa rata-rata responden berumur tahun yaitu 38 responden (56,7%), s ebagian kecil responden berumur < 20 tahun yaitu 17 responden (25,4%) dan berumur > 35 tahun yaitu 12 responden (17,9%). Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan responden diketahui bahwa sebagian kecil responden mempunyai pendidikan terakhir SMA yaitu 38 responden (56,7%), sebagian kecil responden mempunyai pendidikan terakhir SD-SMP yaitu 17 responden (25,4%), dan yang mempunyai pendidikan tinggi sebagian kecil yaitu 12 responden (17,9%). Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden diketahui bahwa rata-rata responden tidak bekerja (IRT) yaitu 45 responden (67,2%), dan sebagian kecil responden bekerja yaitu 22 responden (32,8%). Distribusi frekuensi berdasarkan konsumsi air oleh ibu hamil setiap hari diketahui bahwa dari hasil penelitian di dapatkan rata-rata responden mengkonsumsi air < 8 gelas /hari yaitu 47 responden (70,1%). Dan sebagian kecil responden mengkonsumsi air 8 gelas/hari yaitu 20 responden (29,9%). Distribusi frekuensi berdasarkan konstipasi pada ibu hamil diketahui rata-rata responden mengalami konstipasi yaitu 53 responden (79,1%), dan sebagian kecil responden tidak mengalami konstipasi yaitu 17 responden (25,4%). Berdasarkan tabulasi silang antara hubungan konsumsi air dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil, diketahui bahwa dari dari 20 responden yang

4 mengkonsumsi air 8 gelas/hari diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami konstipasi yaitu 17 responden ( 85,0%) dan sebagian kecil tidak mengalami konstipasi yaitu 3 responden (20%). Dan dari 47 responden yang mengkonsumsi air < 8 gelas/hari, rata-rata reponden mengalami konstipasi yaitu 33 responden (70,2%), dan sebagian kecil responden tidak mengalami konstipasi yaitu 14 responden (29,8%). Dari hasil perhitungan uji statistik chi square test dengan tingkat kemaknaan = 0,05 diperoleh nilai P : 1,620 karena P > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima sehingga tidak ada hubungan antara konsumsi air minum dengan konstipasi pada ibu hamil. Berdasarkan analisa data pada tabulasi silang antara hubungan konsumsi air dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil, diketahui bahwa dari dari 20 responden yang mengkonsumsi air 8 gelas/hari diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami konstipasi yaitu 17 responden ( 85,0%) dan sebagian kecil tidak mengalami konstipasi yaitu 3 responden (20%). Dan dari 47 responden yang mengkonsumsi air < 8 gelas/hari, rata-rata reponden mengalami konstipasi yaitu 33 responden (70,2%), dan sebagian kecil responden tidak mengalami konstipasi yaitu 14 responden (29,8%). Dari hasil uji statistik chi square test pada tingkat kemaknaan = 0,05 diperoleh nilai P= 1,620 karena P > 0,05 maka H 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada ada hubungan antara konsumsi air dengan konstipasi pada ibu hamil. Konstipasi ditandai dengan adanya tinja yang keras sehingga buang air besar jarang, sulit, dan nyeri. Hal ini dikarenakan adanya tinja yang padat dan keras sewaktu keluar dari anus yang dapat menyebabkan pendarahan akibat terjadi fisura ani (Prawirohardjo, 2009).Konstipasi umumnya terjadi akibat diet kurang serat (fibres), kurang minum, kurang aktifitas fisik, karena adanya perubahan ritme atau frekuensi buang air besar (Prawirohardjo, 2009). Selain itu konstipasi juga dapat disebabkan oleh kerja progesteron,yang mengurangi motilitas sistem pencernaan (juga dikaitkan dengan mual diawal kehamilan), pergeseran usus akibat pertumbuhan uterus, akibat efek samping dari terapi zat bezi per oral (Janeth Medforth, 2011). Menurut prawirohardjo (2009), makanan yang berasal dari sayuran, buahbuahan segar, serta gandum dan sereal, banyak minum serta meningkatkan aktivitas fisik (berolahraga) dapat mengurangi keluhan konstipasi ini dan jarang sekali diperlukan klisma enema, dan obat-obatan pencahar. Berikut merupakan cara penanganan konstipasi yang paling efektif jika semua cara digunakan secara padu yaitu asupan cairan yang adekuat, yaitu minum air minimal 8 gelas/hari (ukuran gelas minum), istirahat cukup, minum air hangat (misal air putih, teh) saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltic, makan makanan berserat dan mengandung serat alami, miliki pola defekasi yang baik dan teratur, melakukan latihan secara umum, konsumsi laktasif ringan, pelunak feses, dan/atau supositoria gliserin jika ada indikasi (Helen Varney dkk, 2006). Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa penyebab konstipasi ada beberapa faktor, bukan hanya kurang minum. Cara penanganan konstipasi dalam masa kehamilan juga bermacam macam, sehingga tidak ada hubungan konsumsi air dengan konstipasi pada ibu hamil. Kemungkinan lain yaitu, perbedaan ukuras gelas air minum yang digunakan oleh masing-masing ibu hamil dirumahnya.

5 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul hubungan konsumsi air dengan konstipasi pada ibu hamil di Desa Kedung Maling, Sooko, Mojokerto bulan Mei 2014 pada 67 responden sebagian besar responden mengkonsumsi air 8 gelas / hari yaitu 17 responden (85,0%). REKOMENDASI 1. Bagi Penulis Banyak membaca literatur tentang konstipasi pada ibu hamil, dan tentang cara mengatasi konstipasi pada masa kehamilan. 2. Bagi Institusi Memperbanyak referensi dan teori tentang konsep air putih dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konstipasi sehingga dapat dijadikan acuan mahasiswa sebagai tinjauan referensi dalam melakukan penelitian. 3. Bagi Tempat Penelitian Memberikan penyuluhan tentang cara mengatasi konstipasi pada ibu hamil, sehingga konstipasi pada ibu hamil dapat dikurangi. ALAMAT KORESPONDENSI hayatiakbid3@gmail.com No Telp : Alamat : Dusun Jung Dajah, RT 005 RW 003, Desa Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep