BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi perekonomian Indonesia disusun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi perekonomian Indonesia disusun"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan bangsa Indonesia merupakan wujud usaha dalam mencapai tujuan nasional. Pembangunan di bidang ekonomi seperti tertuang dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bangunan usaha yang sesuai dengan pasal tersebut adalah koperasi. 1 Koperasi baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha, berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dibangun lebih kuat dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi, terdiri dari : kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa. sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi 1 G. Kartasapoetra,A, Drs. Bambang S,A. Setiady, Koperasi Indonesia, 2003, PT Bina Adiaksara & PT Rineka Cipta, Jakarta, hlm.8 1

2 memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi. 2 Koperasi dalam menghimpun dana masyarakat harus mampu membangun kepercayaan kepada anggota dan calon anggota koperasi. Koperasi harus mampu mengelola modal yang dimiliki agar terjaga kesehatan kinerjanya karena kesehatan kinerja bagi koperasi sangat penting. Dalam rangka untuk mengetahui apakah mengalami peningkatan ataupun penurunan kinerja Koperasi Simpan Pinjam, maka diperlukan bagi Departemen Koperasi baik ditingkat pusat maupun daerah untuk melaksanakan penilaian kesehatan koperasi. Penilaian kesehatan koperasi yang diatur dalam Keputusan Menteri Koperasi dan UKM No tahun Menurut Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan PM sub Dinas Koperasi dan UKM menyatakan Kesehatan koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Adapun aspek yang digunakan untuk penilaian kesehatan koperasi antara lain aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, likuiditas, efisiensi, kemandirian, jati diri koperasi, dan prinsip syariah. 2 Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori & Praktek, 1997, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm., 46. 2

3 Aspek permodalan dinilai guna mengetahui seberapa besar modal yang dimiliki koperasi untuk membiayai usahanya. Kualitas aktiva produktif dinilai guna mengetahui kualitas kekayaan yang dimiliki koperasi yang dapat mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan. Manajemen dinilai untuk mengetahui kepengurusan yang dilaksanakan dalam memberikan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil dalam pelaksanaan kegiatan usaha koperasi. Efisiensi dinilai untuk mengetahui seberapa besar KJKS/UJKS Koperasi mampu memberikan efisiensi pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya. Likuiditas dinilai untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia pada saat itu. Jati diri koperasi dinilai untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya, yaitu dengan mempromosikan ekonomi anggota, seperti aspek yang didalamnya yaitu rasio promosi anggota yang dapat memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi, juga rasio pertisipasi bruto yang merupakan kemampuan koperasi dalam melayani anggotanya. Kemadirian dinilai untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) dari usaha yang dijalankan selama periode tertentu. Prinsip syariah dimaksudkan untuk menilai sejauh mana syariah diterapkan/dipatuhi oleh KJKS/UJKS Koperasi dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai lembaga keuangan syariah. 3

4 Tujuan penilaian kesehatan koperasi adalah untuk memberikan pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi, dan masyarakat agar koperasi dapat melakukan kegiatan usaha pembiayaan, investasi, dan simpanan berdasarkan jatidiri koperasi dan pola syariah secara professional sesuai dengan prinsip kehati hatian dan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota dan masyarakat sekitarnya. 3 Koperasi Pemuda Buana adalah sebuah lembaga keuangan yang memiliki peningkatan dalam berbagai bidang yang cukup signifikan dari tahun ke tahunnya, baik asset, simpanan dan tabungan, pembiayaan maupun unit jasa lainnya. Selain itu KOPENA juga telah mendapat berbagai penghargaan, diantaranya adalah koperasi berprestasi tingkat nasional bidang pemasaran pada tahun 1999, koperasi berprestasi tingkat nasional bidang jasa tahun 2009, koperasi menerima penghargaan dari presiden RI berupa Lencana Wira Karya pada tahun 2009 dan Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kesehatan koperasi berdasarkan keputusan menteri koperasi dan usaha kecil menengah No.35.3/Per/M.UKM/X/2007 dari berbagai aspek aspek penilaian kesehatan koperasi yang telah tercantum diatas. Penilaian kesehatan koperasi digunakan untuk mengetahui seberapa sehatnya koperasi dalam melaksanakan usahanya. Agar dari penilaian tersebut didapatkan hasil yang valid serta dapat bermanfaat bagi pengambil keputusan 3 Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha kecil Menengah No.35.3/Per/M.UKM/X/2007 4

5 untuk bisa melanjutkan usahanya agar lebih maju dan berkembang serta tujuan dari koperasi tersebut bisa tercapai dengan baik. Berikut ini merupakan penetapan predikat kesehatan koperasi yaitu : a. Skor penilaian 81 sampai 100 memperoleh predikat sehat b. Skor penilaian 66 samapai dengan kurang dari 81 memperoleh predikat cukup sehat c. Skor penilaian 51 sampai dengan kurang dari 66 memperoleh predikat kurang sehat d. Skor penilaian 0 sampai dengan kurang dari 51 memperoleh predikat tidak sehat. Analisis tingkat kesehatan koperasi sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana kinerja koperasi dan tingkat kesehatannya, sehingga manajer dapat mengambil suatu keputusan yang tepat untuk menjaga kalangsungan hidupnya. Penilaian kesehatan dilakukan sekali dalam setahun. Bertolak dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara mendalam mengenai tingkat kesehatan koperasi dan aspek aspek apa saja yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan koperasi, dengan mengambil judul ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SYARIAH MENURUT KEPUTUSAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH NO.35.3/Per/M.KUKM/X/2007 ( STUDI KASUS KOPERASI PEMUDA BUANA KOTA PEKALONGAN ) PERIODE

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan tersebut, maka rumusan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan berdasarkan keputusan menteri koperasi dan usaha kecil menengah No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 pada periode ? Supaya penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, serta dalam rangka membatasi pengertian dan menghindari kesalahpahaman terhadap judul tugas ini, maka penulis perlu menegaskan beberapa aspek yang masuk dalam ruang lingkup penilaian kesekatan koperasi, antara lain : 1. Permodalan merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan pada waktu yang akan datang dan dinyatakan dalam bentuk financial maupun non financial, modal dalam bentuk tersebut pada suatu usaha mengalami suatu perbahan bentuk sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan usaha Kualitas aktiva produktif merupakan kekayaan KJKS/UJKS koperasi yang mendatangkan penghasilan. 3. Manajemen merupakan aktivitas pencairan dana dengan cara yang paling menguntungkan dan aktifitas penggunaan dana dengan cara efektif dan 4 Ninik Widiyanti & Y.W Sunindhia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, 2003, PT Rineka Cipta & PT Bina Adiaksara, Jakarta, hlm., 195 6

7 efisien dengan memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip prinsip koperasi Efisiensi merupakan kemampuan lembaga keuangan koperasi untuk menghemat biaya pelayanan terhadap pendapatan yang dihasilkan dan atau terhadap jumlah mitra koperasi yang dapat dilayani. 5. Likuiditas merupakan kemampuan untuk menyediakan dana dalam jumlah yang cukup untuk membiayai semua transaksi usaha koperasi dalam jangka pendek Kemandirian dan pertumbuhan merupakan kemampuan dalam menghasilkan keuntungan dari seluruh hasil usaha yang dilakukan dalam waktu periode tertentu. 7. Jatidiri koperasi merupakan pengukuran keberhasilan dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi enggota. 8. Kepatuhan prinsip syariah merupakan penilaian prinsip prinsip syariah yang diterapkan atau dipatuhi oleh KJKS/UJKS koperasi dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai lembaga keuangan syariah. 7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai sehubungan penyusunan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui tingkat 5 George R Terry, Prinsip Prinsip Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara, 2006, hal.45 6 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi (Teori dan Praktik), Yogyakarta : Graha Ilmu, 2003, hal.94 7 Hudiyanto, Sistem Koperasi: Ideologi dan Pengeloloaan, 2002, UII Press, Yogyakarta, hlm

8 kesehatan Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan Berdasarkan keputusan menteri koperasi usaha kecil menengah No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007. D. Kegunaan Penelitian a. Secara Praktis Untuk memenuhi tugas akhir dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Progam Studi D3.PERBANKAN SYARIAH di STAIN Pekalongan. Dan memberikan informasi tentang kesehatan Koperasi Pemuda buana Kota Pekalongan kepada pihak manajemen Koperasi, dan kepada masyarakat yang berdasarkan dari Keputusan Menteri Koperasi Syariah dan usaha kecil menengah No.35.3 Tahun b. Secara Teoritis Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi (UJKS Koperasi) merupakan lembaga koperasi yang melakukan kegiatan usaha pembiayaan, investasi, dan simpanan berdasarkan pola syariah yang perlu dikelola secara professional sesuai dengan prinsip kehati hatian dan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota dan masyarakat disekitarnya. E. Tinjauan Pustaka 8

9 Hasil Peneliti terdahulu dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka berfikir penelitian, disamping itu untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari beberapa penelitian yang ada serta sebagai kajian yang dapat mengembangkan pola pikir penelitian. Moch Solkhan, 2008, dalam penelitiannya mengatakan bahwa kesehatan suatu koperasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara normal dan memenuhi semua kewajibannya dengan baik melalui cara cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan tingkat kesehatan koperasi ini dapat ditinjau dari tingkat kesehatan capital (modal), asset (kualitas aktiva produktif), management (manajemen), earning (rentabilitas), liquidity (likuiditas) apabila dinilai sesuai dengan SK DIR BI No.36/12/KEP/DIR dan SE BI No. 303/UPPB. 8 Liya Musdalifah Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi (Studi Kasus pada KPRI di Kabupaten Tegal), dalam penelitiannya menyebutkan Koperasi dalam kegiatannya mengelola berbagai bidang usaha bagi anggotanya. Salah satu usaha yang dikembangkan biasanya adalah unit simpan pinjam yang kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana kembali ke anggotanya. Sebagai lembaga perantara keuangan, koperasi harus senantiasa menjaga kepercayaan yang diberikan anggota dalam mengelola dana. Perwujudan dari kesungguhan koperasi dalam mengelola dana dari anggota adalah dengan menjaga kesehatan kinerjanya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang 8 Moch Solkhan, 2008, Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam Koperasi Se-Kota Pekalongan Tahun , Jurusan Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. 9

10 diangkat dalam penelitian adalah bagaimana tingkat kesehatan KPRI di Kabupaten Tegal ditinjau dari tingkat kesehatan permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas sesuai SK DIR BI No.30/KEP/DIR dan SE BI No.30/3/UPPB. 9 Dalam penelitian Rinda Asytuti yang menganalisis tingkat kesehatan koperasi pada Kospin Jasa Syariah dengan menggunakan Keputusn Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Mengengah No.14 Tahun 2009, dan perbedaannnya terletak dari beberapa aspek yang tidak tercantum dalam KepMen No.35.3 yang mengatur penilaian KJKS/UJKS Syriah dengan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang telah ditentukan, sedangkan pada No.14 Tahun 2009 menerangkan penilaian Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam.. 10 Menurut Tatik Suryani dan kawan kawannya dalam buku Manajemen Koperasi, laporan keuangan adalah laporan keuangan yang umumnya digunakan untuk menilai kinerja manajemen, dan pelaporan kinerja KSP seharusnya tetap memperhatikan : a. Karakteristik pelaporan keuangan KSP b. Tujuan pelaporan keuangan KSP c. Konsep dasar akuntasi KSP d. Ciri ciri kualitatif laporan keuangan KSP 9 Liya Musdalifah Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi (Studi Kasus pada KPRI di Kabupaten Tegal). Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. 10 Rinda Asytuti M.Si, Penilaian Kesehatan Keuangan Pada KOSPIN JASA SYARIAH Pekalongan Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah,

11 e. Laporan keuangan 11 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba dalam bukunya Koperasi, teori dan praktik mengatakan bahwa laporan keuangan koperasi mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu sebagai berikut : a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggung-jawaban pengurus kepada para anggotanya didalam rapat anggota tahunan (RAT) b. Laporan tahunan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan, laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif. c. Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditanda tangani oleh semua anggota pengurus koperasi (UU No. 25/1992, pasal 36, ayat 1) d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha (SHU), SHU koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. SHU yang dibagikan kepada anggota harus berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota. Pada saat RAT, SHU ini diputuskan untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang tercantun dalam undang undang dan anggaran dasar koperasi, dan komponen pembagian SHU sesuai dengan anggaran rumah tangga (AD/ART) koperasi yang bersangkutan (pasal 45 UU No. 25/1992) 11 Tatik Suryani,dkk,2008,Manajemen Koperasi (Teknik penyusunan laporan keuangan, Pelayanan prima dan Pengelolaan SDM), Graha Ilmu, Yogyakarta,hal

12 e. SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun nonanggota didistribusikan sesuai dengan komponen komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART koperasi. f. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi koperasi g. Posisis keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha. h. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban anggota serta hasil usaha dari dan untuk anggota. i. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota. j. Modal koperasi yang dibukukan terdiri dari, simpanan simpanan, pinjaman pinjaman, penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber sumber yang lain. k. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan penyusutan dan beban beban dari tahun buku yang bersangkutan. l. Keanggotaan atau kepemilikan pada koperasi tidak dapat dipindahtangankan dengan dalih apapun Arifin sitio dan Halomoan Tamba,2001, Koperasi : Teori dan Praktik, Erlangga, Jakarta, hal

13 F. Kerangka Teori Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang menghimpun dana dari anggota kemudian menyalurkannya kembali kepada para anggota koperasi dan masyarakat. 13 Penilaian Kesehatan KJKS/UJKS koperasi bertujuan untuk memberi pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi dan masyarakat agar KJKS/UJKS koperasi dapat melakukan kegiatan usaha pembiayaan, investasi, dan simpanan berdasarkan jatidiri koperasi dan pola syariah secara profesional sesuai dengan prinsip kehati hatian dan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota dan masyarakat disekitarnya. Dalam landasan kerja penilaian kesehatan KJKS/UJKS koperasi diantaranya adalah KJKS/UJKS koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan nilai nilai, norma norma, dan prinsip koperasi sehingga dapat dengan jelas menunjukan perilaku koperasi, KJKS/UJKS koperasi menyelenggarakan kegiatan usahaya berdasarkan prinsip syariah dan fatwa Dewan Pengawas Syariah, KJKS/UJKS koperasi adalah sebagai alat dari rumah tangga anggota untuk mandiri dalam mengatasi masalah kekurangan modal (bagi anggota pengusaha) atau kekurangan likuiditas (bagi anggota rumah tangga) sehingga berlaku asas menolong diri sendiri (self help), maju mundurnya KJKS/UJKS koperasi menjadi tanggung jawab seluruh anggota sehingga berlaku asas tanggung jawab pribadi (self responsibility), anggota pada 13 Manahan P.Tampubolan, Manajemen Keuangan, Bogor, Ghalia Indonesia, 2005, hal.6 13

14 KJKS/UJKS koperasi berada dalam satu kesatuan sistem kerjakoperasi, hal ini diatur menurut norma norma yang terdapat didalam AD dan ART KJKS atau Koperasi yang menyelenggarakan UJKS, KJKS/UJKS koperasi wajib dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada anggotanya jika dibandingkan dengan manfaat yang diberikan oleh lembaga keuangan lainnya, KJKS/UJKS koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi dalam hal ini, KJKS/UJKS koperasi bertugas untuk melaksanakan penghimpunan dana dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya serta pembiayaan kepada pihak pihak tersebut. 14 Sigit Triandu dan Totok Budisantoso dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan lain, menjelaskan menyadari arti bahwa pentingnya kesehatan suatu lembaga keuangan bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan dan lembaga lainnya serta untuk melaksanakan prinsip kehati hatian dalam dunia perbankan, maka bank dan lembaga keuangan Indonesia merasa perlu untuk menerapkan aturan tentang kesehatan lembaga keuangan, dengan adanya aturan inilembaga keuangan diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan lembaga keuangan, dan hal ini diterapkan oleh lembaga keuangan Indonesia mencakup beberapa aspek dalam kegiatannya, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 35.3/Per/M.KUKM/X/ Sigit Triandu dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Yogyakarta : Salemba Empat, Edisi Kedua, 2006, hal.52 14

15 Untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu koperasi maka diperlukan beberapa data yang perlu dianalisis, diantaranya yaitu : 1. Permodalan a. Rasio modal sendiri terhadap total modal b. Rasio kecukupan modal (CAR) 2. Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan. b. Rasio portofolio pembiayaan beresiko c. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAPP) 3. Manajemen a. Manajemen umum b. Kelembagaan c. Manajemen permodalan 15

16 d. Manajemen aktiva e. Manajemen likuiditas 4. Efisiensi a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto b. Rasio aktiva tetap terhadap total asset c. Rasio efisiensi staf 5. Likuiditas a. Cash rasio b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima 6. Kemandirian dan pertumbuhan a. Rentabilitas asset b. Rentabilitas modal sendiri 16

17 c. Kemandirian operasional pelayanan 7. Jatidiri koperasi a. Rasio partisipasi bruto b. Rasio partisipasi ekonomi anggota 8. Kepatuhan prinsip syariah Pelaksanaan prinsip prinsip syariah G. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), artinya data data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat dan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan di lapangan, dan penganalisasian data dapat dengan menyajikan laporan keuangan yang meliputi neraca dan laporan laba rugi. Dari laporan tersebut kemudian dihitung berapakah perolehan rasio kinerja keuangan KOPENA Pekalongan yang terdiri dari analisis struktur modal, kualitas aktiva 17

18 produktif, likuiditas, efisiensi, dan rentabilitas, kemudian dipadukan data data yang diperoleh dari keputusan menteri koperasi dan berbagai literatur yang terdapat dari perpustakaan dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif yaitu pendekatan yang dimana data data yang diperoleh lebih menekankan analisisnya serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah Sumber Data a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan dan diolah oleh penulis secara langsung dari sumbernya, yaitu melalui interview maupun dokumentasi yang berupa keterangan mengenai analisis tingkat kesehatan koperasi syariah menurut keputusan menteri koperasi dan usaha kecil menengah No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 di Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan melalui studi pustaka dan catatan mengenai analisis tingkat kesehatan koperasi syariah dari lembaga keuangan dan sumber sumber lainnya. Seperti laporan Kuangan KOPENA 16 Zainudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998, hal. 5 18

19 periode , dan data lainnya seperti literatur, buku ilmiah, dan bacaan bacaan lain yang ada kaitannya dengan masalah analisis tingkat kesehatan koperasi syariah tersebut. 3. Metode pengumpulan data Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan proposal ini adalah dengan melakukan kegiatan kegiatan pengumpulan data yang umum dilakukan dengan sebagai berikut : a. Obsevasi Metode observasi adalah jenis informasi tertentu yang dapat dilakukan dengan baik melalui pengamatan langsung. 17 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi secara umum mengenai analisis kesehatan koperasi syariah menurut keputusan menteri koperasi dan usaha kecil menengah No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 di Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan. b. Interview Metode interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara tanya jawab secara langsung maupun dari sumber lain. 18 metode ini digunakan untuk 17 Sanapiah faisal.1982.metodologi Penelitian,Surabaya : Usaha Nasional.hal Muhammad Ali.1993.Penelitian Prosedur dan Strategi.Bandung,Angkasa Pustaka Utama.hal 46 19

20 memperoleh data mengenai keterkaitan peneliti untuk memperoleh sumber sebagai bahan dasar menentukan tingkat kesehatan Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan. c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata kata Dokumen yang berarti barang barang tertulis, yang berarti pengumpulan data laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran peristiwa tersebut dan ditulis secara sengaja untuk mengumpulkan data dan meneruskan keterangan tersebut. 19 Metode ini digunakan untuk memperoleh dokumen yang terkait dengan analisis kesehatan koperasi syariah menurut keputusan menteri koperasi dan usaha kecil menengah No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 di Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan.berupa laporan keuangan KOPENA dan beberapa data RAT (Rapat Anggota Tahunan) periode H. Sistematika Pembahasan BAB I Pendahuluan 19 Saiful Azmar.1989.Metode Penelitian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.hal

21 Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II landasan Teori Dalam bab ini penulis menerangkan tentang bab ini menguraikan tentang pengertian koperasi, jenis koperasi, fungsi peran dan prinsip koperasi, penilaian tingkat kesehatan koperasi syariah menurut keputusan menteri koperasi No 35.3 tahun BAB III Gambaran Umum Koperasi Syariah Bab ini menguraikan tentang sejarah koperasi dan berdirinya Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan, profil, visi dan misi, struktur organisasi, produk dan jasa yang tersedia di Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan, serta perkembangan kinerja Koperasi Pemuda Buana Kota Pekalongan. BAB IV Analisis Hasil Penelitian Berisi tentang deskripsi data, dan analisis data penelitian. BAB V Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. 21

22 22

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 2006-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010-2012 (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya N. DEWI ATI QOTUL JANAH 083403134 Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 i NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 RANGKUMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tinjauan dari penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi Analisis Kesehatan Koperasi... (Dwi Herprasetyo) ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN 2014-2016 Dwi Herprasetyo Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Pemerintah melaksanakan pembangunan dibidang Ekonomi dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya pemerintah berusaha

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi memiliki arti penting dalam membangun perekonomian nasional, seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Perekonomian

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM NUSA ABADI SINGARAJA TAHUN 2013-2015 DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Aike Mariya (2009) Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, Koperasi diharapkan mampu menjadi soko guru perekonomian. Koperasi

Lebih terperinci

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERESI PEGAWAI BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ( BPK RI ) BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya Malang Еmail: ABSTRACT

Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya Malang Еmail: ABSTRACT ANALISA TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASARKAN PERATURAN NOMOR: 06/PER/DEP.6/IV/2016 (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Bahagia Kota Kediri) Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia. Usaha pemerintah untuk membangun perekonomian masyarakat Indonesia selama ini, termasuk saat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku ekonomi di Indonesia dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi. Pemerintah ikut berperan serta didalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel Definisi Operasional Rumus Permodalan Kualitas Aktiva Produktif

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aike Mariya Anusasanawati (2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan perekonomian yang sangat pesat menyebabkan terjadinya persaingan yang kuat didalam dunia usaha. Disadari juga bahwa gerakan badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KPP KARANGANOM KABUPATEN KLATEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KPP KARANGANOM KABUPATEN KLATEN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KPP KARANGANOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang memberikan kontribusi positif dan sangat signifikan dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Koperasi didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tata perekonomian nasional terdapat tiga sektor kekuatan penggerak ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta dan koperasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka BAB I PENDAHULUAN A. Later Belakang Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat berwujud laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan gambaran mengenai posisi

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR Oleh: Supriana S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ARVIATI ELNAMITA 090462201041 FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat kesehatan KSP/USP yang dijadikan objek penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa total

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Koperasi Menurut Undang-Undang Perkoperasian Bab 1 pasal 1tahun 2012 koperasi mempunyai pengertian sebagai berikut: Koperasiadalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( )

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( ) ANALISIS ASPEK-ASPEK PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA KUD KARYA MUKTI DESA KARYA HARAPAN MUKTI KECAMATAN PELEPAT ILIR KABUPATEN BUNGO ----------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG 2010-2013 SKRIPSI Oleh: Moch.Yunus Maulana 201010160311191 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam berbagai bidang usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut. BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1. Pengertian Kinerja Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai berikut : a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan b. Kemampuan

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Progam Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Progam Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KUD PONGGOK BARU TAHUN 2013-2014 DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 / PER / M.KUKM / XII / 2009 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan tingginya tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai macam kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. melakukan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. melakukan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Herdyanto (2013) terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha

BAB I PENDAHULUAN. sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan sebuah lembaga ekonomi rakyat yang sudah lama dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian adalah Muhammad Hatta salah seorang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : BELLA NOVRITA AREA NIM : 2012410814 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI TUJUAN PEMBELAJARAN 1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN Diharapkan peserta mengerti dan memahami

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 Enggar Prasetyo 1), P.W. Agung Diponegoro 2) 1) Mahasiswa Progdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi juga berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi, sekaligus gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi juga berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi, sekaligus gerakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya koperasi sebagai usaha masyarakat mampu memperkuat dirinya sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri. Koperasi juga berlandaskan pada

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU SKRIPSI. Oleh ANIKE NURMAWATI

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU SKRIPSI. Oleh ANIKE NURMAWATI PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS KELAPA JAYA TULUNGAGUNG TAHUN BUKU 2011-2014 SKRIPSI Oleh ANIKE NURMAWATI 201010160311325 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan pembangunan di Indonesia, partisipasi dari semua sektor sangat diperlukan termasuk sektor swasta dan

Lebih terperinci

Putri Handayani. Abstraksi

Putri Handayani. Abstraksi PENILAIAN KINERJA KOPERASI KARYAWAN PURI SAKTI GRUP BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 PERFORMANCE ASSESSMENT OF KOPERASI PURI SAKTI GRUP BASED ON GOVERNMENT REGULATION NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan perekonomian masyarakat bawah, menengah dan atas. Banyak usaha kecil maupun besar

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BAITUL TAMWIL MUHAMMADIYAH SURYA UTAMA TUBAN PERIODE SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BAITUL TAMWIL MUHAMMADIYAH SURYA UTAMA TUBAN PERIODE SKRIPSI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BAITUL TAMWIL MUHAMMADIYAH SURYA UTAMA TUBAN PERIODE 2012-2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN Disusun Oleh : ENI MINARNI, S.E., Ak., M.Ak. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo, berikut

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU 2009 2011 Dewi Amalia Nur Bisyara Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah

Lebih terperinci

Analisis Rasio Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada KPRI Guyub Rukun Cabang Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan Surakarta

Analisis Rasio Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada KPRI Guyub Rukun Cabang Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan Surakarta Analisis Rasio Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada KPRI Guyub Rukun Cabang Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan Surakarta Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 Ni Putu Sastrawati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional selama lima tahun terakhir belum menunjukkan adanya kondisi ekonomi yang semakin maju dan tidak bisa memberikan jawaban akan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi keadaan masyarakat yang semakin hari semakin sulit. Beberapa sektor usaha yang ada mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar kepada pihak swasta untuk terbentuknya koperasi-koperasi baru.

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar kepada pihak swasta untuk terbentuknya koperasi-koperasi baru. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perekonomian indonesia disususn sebagai usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan. Perekonomian Indonesia yang berdasarkan asas demokrasi ekonomi bertujuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin maju memicu banyak munculnya perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang dagang, jasa, maupun lainnya yang pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara. 1 Pasal 33

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara. 1 Pasal 33 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan

Lebih terperinci

Idham Kholid Sri Mangesti Rahayu Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Idham Kholid Sri Mangesti Rahayu Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XII/2009 (Studi pada Koperasi Simpan Pinjam Adi Wiyata

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul Keberadaan koperasi di Negara Indonesia mempunyai arti dan peran tersendiri dalam aspek perekonomian Negara Indonesia. Koperasi sebagai badan usaha

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG Oleh

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan. usaha Lerperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang 'maju, adil dan

BABI PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan. usaha Lerperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang 'maju, adil dan BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha Lerperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang 'maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FADHILA RETNO M B 200 090 014 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI Kedudukan dan Fungsi Akuntansi Koperasi Akuntansi Koperasi adalah suatu tahap penyediaan jasa, sistem informasi, dan analisa dalam Koperasi Akuntansi bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya berlandaskan kekeluargaan. Hal ini disebutkan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY (Studi Kasus pada LPD Desa Adat Medahan Gianyar) ABSTRAKSI I MADE SUIDARMA 1) dan I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun perhitungan rasio masing-masing aspek dalam menentukan tingkat kesehatan koperasi dapat dilihat dari data laporan keuangan tahun buku 2013. 4.2 Aspek Permodalan c.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia terdapat tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1998 dan 2009 terjadi krisis ekonomi yang dampaknya membekukan sejumlah bank Umum Swasta Nasional. Tidak hanya itu, terjadinya krisis kepercayaan masyarakat

Lebih terperinci

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam (KSP/USP) Koperasi haruslah dikelola agar sehat sehingga meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. BMT Gapura Makmur Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT GAPURA MAKMUR berdiri di desa Sidowayah, Polanharjo, Klaten pada tanggal 6 Juli 21. Bergerak dalam bidang jasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. koperasi indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau BAB I PENDAHULUAN `1.1 latar belakang koperasi adalah lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan pelayanan yang sangat membantu dan di perlukan oleh anggota koperasi dan masyarakat. Dengan sesuai

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Oleh: Istiqomah (NPM : ), Suradi ABSTRACT

Oleh: Istiqomah (NPM : ), Suradi ABSTRACT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN KOPERASI ( Studi Kasus Pada Koperasi Simpan Pinjam Bhina Raharja Cabang Pembantu Karangpandan ) Oleh: Istiqomah (NPM : 201015006), Suradi ABSTRACT

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP ANALISIS BESARNYA SIMPANAN POKOK, SIMPANAN WAJIB DAN SIMPANAN SUKARELA UNTUK MENILAI TINGKAT RENTABILITAS PADA KOPERASI UNIT DESA (KUD) KARYA BHAKTI NGANCAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci