Oleh : Iman Santoso Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FPBS IKIP Yogyakarta
|
|
- Hartanti Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Model Pembelajaran Ketrampilan Membaca Berdasarkan Metode Integratif Sebuah Alternatif. A. Pendahuluan Oleh : Iman Santoso Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FPBS IKIP Yogyakarta Pengajaran bahasa Jerman saat ini baik di SMU ataupun di Perguruan Tinggi mengacu pada pendekatan Komunikatif. Melalui pengajaran yang berbasiskan pada pendekatan ini diharapkan dapat dihasilkan siswa atau mahasiswa yang memiliki kompetensi komunikatif. Kompetensi komunikatif menurut Dell Hymes (Nababan, 1993) adalah penguasaan secara naluriah yang dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan dan memahami secara wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain, dan dalam hubungan dengan konteks sosial. Hal itu berarti siswa atau mahasiswa yang menerima pengajaran bahasa Jerman berdasarkan pendekatan komunikatif kelak akan dapat menggunakan bahasa Jerman untuk berkomunikasi baik secara lisan atau tulis dalam situasi dan konteks yang riil. Terkait dengan itu, metode yang dianggap cocok dengan pendekatan komunikatif adalah metode integratif. Metode ini dalam pelaksanaannya selalu mengaitkan keempat ketrampilan berbahasa sebagai satu kesatuan, karena antara satu ketrampilan dengan ketrampilan lain mempunyai hubungan yang erat serta mempunyai hubungan timbal balik (Nangoi, 1994:10). Rivers (1988) menambahkan, bahwa dalam penerapan metode integratif keempat ketrampilan berbahasa dipadukan dengan memperhatikan faktor sosiolinguistik dan linguistik sehingga siswa dapat menggunakan bahasa yang efektif dalam berkomunikasi. Oleh karena itu untuk menunjang keterpaduan tersebut materi yang diajarkan untuk mengembangkan keempat ketrampilan berbahasa selalu berangkat dari satu tema. Salah satu ketrampilan berbahasa tersebut adalah ketrampilan membaca. Tujuan dari pengajaran ketrampilan membaca adalah agar siswa/mahasiswa mampu membaca dan memahami wacana yang ditulis dalam bahasa Jerman sebaik mungkin. Di samping itu berkaitan dengan penggunaan metode integratif, pengajaran ketrampilan membaca hendaknya juga harus dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ketrampilan berbahasa yang lain, seperti mendengar, berbicara dan menulis. Berdasarkan itu penulis ingin memaparkan sebuah model pembelajaran ketrampilan membaca berdasarkan metode integratif. B. Hakikat Model Pembelajaran Dalam kehidupan sehari-hari kata model tidaklah asing seperti model baju, model rumah tipe tertentu, model tata kota dsb. Arti khusus dari model adalah abstraksi dari dunia nyata menurut sudut pandang tertentu yang disederhanakan sehingga hanya parameterparameter yang penting saja yang muncul dalam bentuknya. (Suriasumantri, 1996) Oleh karena itu dalam menyusun sebuah model harus diidentifikasi terlebih dahulu parameter yang relevan dengan permasalahan dan penjabaran hubungan antar parameter tersebut. Sedang pengertian model menurut Horton (Suriasumantri, 1996) adalah pencerminan atau abstraksi dari sebuah objek, proses, peristiwa, situasi atau sistem. Secara lebih luas, sebuah model adalah sesuatu yang mengungkap dan menjelaskan tentang hubungan dari berbagai komponen, aksi dan reaksi, serta sebab dan akibat. Dalam menyusun sebuah model mula-mula diawali dengan pengumpulan dan pengkajian pengetahuan teoritis yang relevan dengan tujuan dan bentuk model yang akan disusun. Kemudian berdasarkan hasil pengkajian pengetahuan teoritis tersebut akan ditarik kesimpulan secara deduktif sebagai dasar untuk menyusun suatu model. Model yang disusun melalui penarikan kesimpulan deduktif tersebut disebut model rasional. Selanjutnya secara
2 simultan dikumpulkan data-data mengenai obyek yang sedang ditelaah dan melalui penarikan kesimpulan secara induktif berdasarkan data-data tersebut dapat disusun sebuah model empiris. Model akhir pada dasarnya merupakan kombinasi dari model rasional dan model empiris. Model akhir tersebut sering juga disebut dengan model input - output. Terkait dengan proses pembentukan model tersebut, dalam tulisan ini hanya dibatasi pada model pengajaran yang bersifat rasional, yang disusun berdasarkan teori yang terkait dengan ketrampilan membaca dan metode Integratif. Model yang akan disusun ditinjau dari segi fungsinya dapat digolongkan sebagai model deskriptif. Model deskriptif merupakan model yang berfungsi untuk memaparkan suatu obyek. Obyek tersebut bisa berupa suatu proses, peristiwa, perkembangan, hirarki organisasi dan sebagainya. Dalam hal ini yang dijadikan obyek adalah proses pembelajaran ketrampilan membaca. Alat yang dapat digunakan dalam mengembangkan model deskriptif tersebut diantaranya adalah bahasa verbal. Beberapa ciri umum yang dimiliki oleh sebuah model adalah (1) sistematis, yaitu memiliki langkah-langkah dengan urutan yang terlihat (2) singkat, dapat dijadikan pola umum yang selanjutnya dapat dikembangkan atau divariasikan (3) sederhana, dalam arti diciptakan untuk mudah dimengerti dan digunakan. Model pembelajaran menurut Brady (dikutip dari Lendo, 1996) didefinisikan sebagai suatu cetak biru (blue print) yang dapat digunakan sebagai panduan dalam rangka mempersiapkan dan mengimplementasikan proses belajar mengajar. Pendapat Brady sejalan dengan apa yang dikemukakan Joyce & Weil (1980 : 1) bahwa sebuah model adalah perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk menyusun kurikulum, mendisain materi instruksional dan sebagai panduan pengajaran di kelas. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dapat dipakai sebagai acuan bagi guru untuk memilih dan menentukan langkah - langkah operasional proses belajar mengajar berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Disamping itu model pengajaran dikembangkan untuk membantu guru atau pendidik memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya serta untuk dapat menciptakan berbagai lingkungan belajar. C. Model Pembelajaran Ketrampilan Membaca. Dalam pengajaran bahasa ketrampilan membaca menduduki posisi yang cukup penting. Tujuan yang ingin diraih dari pengajaran ketrampilan membaca adalah, pertama pengembangan, perbaikan dan latihan kemampuan membaca dalam bahasa Jerman sebagai salah satu komponen terpenting dari pengajaran bahasa Jerman dan kedua membimbing siswa/mahasiswa agar secara mandiri mampu mengembangkan kemampuan membacanya di luar kelas. Mengacu pada dua tujuan tersebut, pengajaran ketrampilan membaca harus dilaksanakan secara sistematis terutama untuk memberi kesempatan pada siswa untuk secara perlahan membangun kepercayaan dirinya bahwa mereka mampu membaca teks yang ditulis dalam bahasa Jerman. Model pembelajaran ketrampilan membaca berdasarkan metode integratif disusun atas beberapa tahap yang mempunyai tujuan akhir untuk membentuk kemandirian siswa dalam membaca, serta mampu menggunakan informasi yang diperolehnya dari kegiatan membaca untuk melakukan aktivitas berbahasa yang lain. 1. Tahap perencanaan kegiatan membaca Pada tahap awal ini guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi jenis teks yang akan dibaca serta menentukan tujuan dalam kegiatan membaca yang akan dilakukan tersebut. Penentuan tujuan membaca ini sangat dipengaruhi oleh jenis teks yang akan dibaca. Oleh karena itu guru mula-mula mengarahkan siswa untuk melihat bagaimana susunan teks secara sekilas dan membandingkannya dengan ilustrasi yang ada dalam teks (gambar, tabel, diagram dll) dalam rangka menentukan jenis teks tersebut. Selanjutnya berdasarkan jenis teks yang telah ditetapkan, siswa dapat menentukan tujuan dan strategi dalam membaca apakah akan membaca secara detail untuk memahami semaua informasi atau membaca secara global 2
3 dengan mengambil beberapa informasi penting dalam teks untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh. 2. Tahap persiapan Tahap berikutnya bertujuan untuk mengembangkan wawasan siswa lebih jauh terutama untuk memperkirakan isi teks yang akan dibaca dan memperoleh pemahaman global. Berdasarkan judul siswa diberi kesempatan yang cukup untuk memahami tema teks dengan ditunjang gambar, tabel atau diagram jika tersedia. Pemahaman terhadap tema teks dapat dilakukan dengan berbagai jalan baik secara lisan maupun tertulis, cara yang paling sering dilakukan adalah dengan jalan menuliskan judul teks di papan tulis kemudian meminta siswa untuk menyusun asosiasi (Assoziogram) yang terkait dengan judul serta memperkirakan arti dari judul tersebut. Apabila judul teks berlatar belakang budaya yang tidak dipahami siswa, guru terlebih dahulu memberikan penjelasan yang memadai mengenai latar belakang budaya tersebut. Pemahaman yang menyeluruh terhadap suatu bacaan juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Oleh karena itu seandainya tema yang ada tidak asing lagi bagi siswa, maka guru juga dapat mengaktifkan kembali pengetahuan siswa tersebut dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan dengan tema. Berdasarkan pemahaman siswa terhadap judul dan tema bacaan tersebut serta relevansinya dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, siswa diberi motivasi untuk berani menyusun hipotesa mengenai teks bacaan dan merumuskan beberapa pertanyaan sebagai pegangan saat membaca. 3. Tahap membaca Pada tahap ketiga ini siswa diberi kesempatan membaca teks dalam hati. Hal yang perlu diperhatikan saat membaca teks dalam bahasa asing termasuk teks dalam bahasa Jerman adalah: - membaca bukan berarti menterjemahkan - dalam memahami bacaan tidak dituntut harus mengerti makna kata perkata. Saat membaca apabila siswa menjumpai kata-kata inti yang tidak dipahaminya bukan berarti harus langsung membuka kamus. Penggunaan kamus merupakan alternatif terakhir yang dimanfaatkan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemahaman. Cara yang bisa ditempuh antara lain : - Mengenali kata-kata yang mungkin tergolong kata-kata internasional seperti : Job, Taxi, Pop-rock dll. - Menemukan makna yang terkandung dalam suatu kata melalui Cognates, yaitu kata-kat yang mempunyai asal usul sama atau makna yang mirip. Seperti kata relation bisa pahami mempunyai arti mirip dengan relasi dalam bahasa Indonesia, atau kata der Kammer berarti mirip dengan kamar. - Menyimpulkan makna kata dengan jalan menelusuri pola pembentukannya, seperti kata majemuk (Zussamensetzung) atau derivasinya. Contoh kata Hausdach disusn dari kata Haus + Dach yang berarti atap rumah - Menyimpulkan makna kata berdasarkan konteks. Di samping itu saat membaca siswa hendaknya berkonsentrasi pada hal-hal yang memberi informasi inti, seperti nama benda, nama sifat, predikat, obyek dan sebagainya. Disamping itu pemahaman awal mengenai tema serta pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sendiri oleh siswa pada tahap sebelumnya dapat dijadikan panduan untuk mengidentifikasi informasi inti. Apabila informasi inti dapat diidentifikasi siswa dapat menguji hipotesa yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Guru dalam hal ini dapat membantu siswa untuk menemukan informasi inti dengan cara meminta siswa menentukan informasi inti pada tiap paragraf dan menandainya untuk membedakannya dengan informasi pendukung. 4. Tahap pendalaman 3
4 Pada tahap ini siswa diharapkan lebih mendalami tema dan fungsi pokok teks secara menyeluruh dan menyusun kesimpulan yang berorientasi pada aspek-aspek tema dan fungsinya. Pemahaman yang telah diraih siswa pada tahap sebelumnya akan diperdalam lagi pada tahap keempat ini terutama untuk menguji sekali lagi apakah hipotesa yang telah disusun benar atau salah. Guru dapat membimbing siswa untuk lebih mendalami teks dengan memberi latihan yang bervariasi, antara lain : - menyediakan kalimat-kalimat inti yang harus diidentifikasi oleh siswa apakah sesuai dengan isi teks atau tidak - menyusun parafrase berdasarkan kalimat atau bagian penting dari teks secara acak, dan meminta siswa untuk menata kembali parafrase-parafrase tersebut dalam urutan yang benar sesuai dengan teks. - menyusun kalimat deklaratif yang terdiri atas anak dan induk kalimat, namun sengaja dipisahkan. Tugas siswa adalah menghubungkan kembali bagian-bagian kalimat yang terpisah tersebut berdasarkan isi teks. - memberi beberapa judul/tema pada siswa, dan siswa mencari paragraf-paragraf yang sesuai dengan judul/tema tersebut - membuat diagram atau tabel yang harus diisi oleh siswa dengan informasi-informasi yang terdapat dalam teks. Apabila teks yang ada dirasa sukar oleh siswa atau mungkin siswa tergolong siswa yang lemah, guru dapat menyusun pertanyaan-pertanyaan yang lebih detail. Prinsip utama yang harus dipegang adalah pertanyaan-pertanyaan tersebut harus disusun secara terstruktur dan logis sesuai dengan struktur teks. Bagi siswa tingkat lanjut dapat diminta untuk menyusun sebuah diagram alur (flußdiagram) yang menggambarkan isi teks secara garis besar. Diagram alur ini selanjutnya dapat dipakai sebagai panduan dalam tahap berikutnya, yaitu tahap penerapan. 5. Tahap penerapan Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi teks baik secara tertulis dengan menyusun ringkasan mengenai isi teks dengan kata-kata sendiri atau secara lisan dengan menceritakan kembali isi teks. Dalam pelaksanaanya siswa dapat menggunakan judul/tema pada tiap paragraf atau bagian yang dianggap penting sebagai panduan untuk menyusun ringkasan secara tertulis (Zusammenfasung ) atau lisan (inhaltlich zusammengefasste Nacherzählung). Pada tahap inilah diagram alur dapat juga dimanfaatkan. Selanjutnya berdasarkan tema yang ada, guru dapat mengarahkan siswa untuk mengadakan diskusi di dalam kelas. Diskusi ini terutama ditujukan untuk membandingkan atau mengkaitkan tema dan informasi yang telah diperoleh melalui teks dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Diskusi ini penting dilakukan untuk membandingkan latar belakang kebudayaan yang melatar belakangi teks tersebut. Dengan jalan seperti ini teks dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menjembatani dua budaya yang berbeda. Bagi siswa tingkat permulaan diskusi ini dapat dilakukan dalam bahasa Indonesia dengan pembatasan waktu. Model pengajaran tersebut dapat digambarkan secara ringkas dalam bagan berikut: 4
5 5 Tahap Perencanaan Jenis/bentuk Teks Tujuan Membaca Tahap Persiapan Memahami Judul Teks Asoziogram Susun Hipotesa aktifkan Pengetahuan Awal Tahap Membaca Memahami makna kata : - Kata international - Cognates - Komposita / Derivasi - Konteks - Kamus Pengujian Hipotesa Informasi inti per paragraf Tahap Pendalaman Latihan pendalaman dengan berbagai bentuk Tahap penerapan Nacherzählung schriftliche Zusammenfassung Diskusion Bagan 1: Model Pembelajaran Membaca Pemahaman berdasarkan Metode Integratif D. KESIMPULAN Pengajaran bahasa yang berdasarkan pendekatan komunikatif menuntut adanya pengajaran yang terintegratif dimana keempat ketrampilan berbahasa dikembangkan secara terpadu dan satu sama lain saling mendukung. Unsur kebahasaan seperti kosakata dan tata
6 bahasa diajarkan sebagai penunjang agar kemampuan berbahasa siswa lebih komprehensif, dengan harapan siswa mampu menggunakan bahasa Jerman untuk berkomunikasi dalam situasi dan konteks yang riil. Salah satu ketrampilan berbahasa yang harus dikembangkan adalah ketrampilan membaca. Ketrampilan ini harus dikembangkan dengan tujuan agar siswa mempunyai kepercayaan diri yang kuat bahwa mereka mampu membaca teks bahasa asing secara mandiri. Disamping itu terkait dengan bentuk pengajaran yang terintegratif kegiatan membaca dapat digunakan sebagai titik awal untuk melakukan aktifitas berbahasa lain di dalam kelas. Membaca bukanlah kegiatan yang pasif, melainkan kegiatan berpikir yang aktif dimana siswa dengan berbekal pengetahuan yang telah dimiliki berusaha memahami makna teks secara global, memprediksi tema teks, menemukan informasi inti /ide pokok dan menguji pemahaman yang telah dicapai. Berdasarkan pemahamannya terhadap teks, siswa dapat melakukan aktifitas berbahasa yang lain seperti berbicara dan menulis. Salah satu model pengajaran kemampuan membaca pemahaman tersusun atas beberapa tahap sebagai berikut : 1. Tahap perencanaan : - menentukan bentuk atau jenis teks - menentukan tujuan membaca 2. Tahap persiapan : - memahami judul - menyusun asosiasi terhadap tema bacaan - menyusun hipotesa 3. Tahap membaca: - mengenali makna kata yang penting melalui kata-kata yang bersifat internasional, cognates, derivasi, komposita, dan melalui konteks. Penggunaan kamus merupakan jalan terakhir yang lebih bersifat sebagai pengayaan. - memilih informasi yang penting dari informasi penunjang dan yang kurang penting. - Selanjutnya berdasarkan langkah pertama dan kedua siswa menguji hipotesis yang telah disusun. - menentukan ide pokok tiap paragraf. 4. Tahap pendalaman: Tahap ini dilakukan untuk menguji sekali lagi kebenaran hipotesa yang telah disusun siswa. Guru dalam tahap ini dapat membantu siswa dengan memberi pertanyaan atau tugas yang terkait dengan ide pokok tiap paragraf ataupun informasi inti. 5. Tahap penerapan : Tahap terakhir, siswa diberi kesempatan untuk menerapkan apa yang telah dipahami dengan melakukan aktifitas berbahasa yang lain seperti : - menceritakan kembali isi teks secara lisan - menulis ringkasan dengan kata-kata sendiri - mengadakan diskusi yang terkait dengan teks 6
7 7 Daftar Pustaka Bausch, Karl-Richard. Übungen zum Leseverstehen : Handbuch Fremdspracheunterricht. Tübingen : A. Franke Verlag GmbH Lendo, Sjuul Juliana. Model Pengajaran Sastra (Drama) dengan Pendekatan yang berorientasi pada Aktivitas dan Kreativitas Pembelajar (Handlungs orientierter Ansatz). Tesis. Jakarta : Program Pascasarjana IKIP Jakarta Joyce, Bruce & Marsha Weil. Models of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall International Inc Nababan, S. U. S.. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Psikolinguistik dan Pembelajaran Bahasa: Tinjauan Perspektif Ketrampilan Berbahasa Parameter. Jakarta : Lembaga Penelitian IKIP Jakarta Nanggoi, Dian. (1994).Pengaruh Teknik Pengajaran berdasarkan Metode Inetgratif dan Kemampuan awal terhadap Hasil Belajar Menulis : Suatu Eksperimen pada Program Studi Bahasa Jerman FKIP Universitas Nomensen. Tesis.Jakarta : Program Pascasarjana IKIP Jakarta Suriasumantri, Jujun. (1996). Pendekatan Sistem Konsep dan Strategi Implementasi. Jakarta : Program Pascasarjana - IKIP Jakarta.
OLEH: YATI SUGIARTI (KETUA)
PELATIHAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BAHASA JERMAN BAGI GURU-GURU BAHASA JERMAN DI DIY DAN JATENG OLEH: YATI SUGIARTI (KETUA) LATAR BELAKANG 1. Keterampilan membaca siswa masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi. Dalam komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya diperlukan adanya bahasa,
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari pembelajaran bahasa asing untuk peserta didik adalah agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya dan mampu bersaing di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak dapat lepas dari berbagai macam halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa yang meliputi empat aspek yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa yang meliputi empat aspek yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam peradaban manusia, bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra. Pada kurikulum
Lebih terperinciKurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)
Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *) Pengantar Kurikulum merupakan cerminan dari filosofi, keyakinan, dan cita-cita suatu bangsa. Melalui dokumen tersebut, seseorang dapat mengetahui
Lebih terperinciSILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN
SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa asing di sekolah adalah penguasaan keterampilan berbicara dengan lancar dan berterima.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin
Lebih terperinciBAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk karakter bangsa. Menyadari akan hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Selain bahasa Jerman dipelajari juga bahasa Inggris, bahasa Jepang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi kehidupan sosial, budaya, dan masyarakat. Tirtarahardja (2005:226) mengatakan bahwa sebagai
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan sebuah proses dalam menerima informasi satu sama lain. Salah satu alat komunikasi dan penghubung dalam berinteraksi adalah bahasa. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, komunikasi antara penutur dan pendengarnya dapat berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di masyarakat. Bahasa adalah alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan. Bahasa sebagai lambang mampu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut semua orang untuk mengetahui informasi dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga mancanegara. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan sepanjang hayat yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis, sesuai dengan proses pemerolehannya merupakan keterampilan yang paling akhir dan masih dipandang sulit dan kompleks oleh sebagian besar siswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan berkarakter dan berbasis kompetensi bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Setelah menamatkan studi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang yang meningkat pula, khususnya dalam penguasaan bahasa. Oleh karena itu, penguasaan kemampuan berbahasa
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2
PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 2 (dua) Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ekplanasi Kompleks Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang keadaan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat komponen penting keterampilan bahasa, yakni keterampilan menyimak (Hörverstehen), keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran pokok di setiap jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan berkomunikasi secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Sebagai suatu sistem yang beroperasi dalam masyarakat, bahasa memiliki fungsi utama, yaitu sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA
MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan landasan utama dalam menciptakan generasi bangsa yang cerdas, bermoral, mampu mengikuti perkembangan teknologi dunia, dan memiliki kecakapan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan sistem pendidikan di Indonesia berdampak pada penyusunan kurikulum yang menjadi landasan pengajaran dan penyusunan materi ajar di Indonesia. Semakin sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan survei yang telah dilakukan dan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak masih kurang efektif,
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Sri Wahyuni NIM X BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan keterampilan membaca permulaan dengan metode struktur analitik sintetik (SAS) pada siswa kelas 1 SD Negeri Joglo no. 76 kecamatan Banjarsari kota Surakarta tahun pelajaran 2007/2008
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah dan Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi bahasa sebagai alat untuk berbicara, menyampaikan ide atau pendapat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa yang memiliki watak tangguh serta kompetitif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam pengajaran bahasa Jerman, pembelajar
Lebih terperincipeningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain
Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta
Lebih terperinciPENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran berbahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan pengajaran keterampilan-keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat mempengaruhi keterampilan seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, berbicara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk mengungkapkan kembali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan jaman, tentunya pengetahuan semakin berkembang. Supaya suatu negara bisa lebih maju, maka negara tersebut perlu memiliki manusia-manusia yang
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam
Lebih terperinci33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)
33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut
METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut merydah76@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi pemikiran terhadap implementasi pembelajaran
Lebih terperincipembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Melalui pendidikan, manusia yang tidak tahu apa-apa menjadi tahu segalanya, manusia yang tidak bisa apa-apa
Lebih terperinci1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis sebagai salah satu kajian pragmatik yang pemaknaan suatu bahasa harus disesuaikan dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak
Lebih terperinci1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung
1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia Paragraf atau sering disebut dengan istilah alenia, dalam satu sisi kedunya memiliki pengertian yang sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot Mata Kuliah : 3 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Dasar-dasar fundamental kemahiran bahasa. Penyusunan kalimat secara efektif
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
224 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berlandaskan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV diperoleh simpulan yang berkaitan dengan struktur, fungsi, dan makna teks anekdot siswa kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu perubahan yang positif. Proses belajar bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa dalam bentuk interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Belajar merupakan segala proses yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan terampil berbahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, pikiran, gagasan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing ~Dante Darmawangsa ~ I. PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa asing biasanya didapatkan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan ataupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi
Lebih terperinci