BAB I PENDAHULUAN. Hoeve Ltd., 1965), h. 93,
|
|
- Benny Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 BAB I PENDAHULUAN Di negara Indonesia, tradisi filsafat Islam memang belum berkembang secara pesat. Padahal, negara ini dikenal sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Dahulu, tradisi filosofis memang pernah berkembang secara pesat di Nusantara. Sejak periode sebelum zaman Kolonialisme (abad ke M), kawasan Aceh, sebagai pusat penyebaran Islam Asia Tenggara, 1 menjadi pusat kegiatan ilmiah terkemuka dunia Islam Melayu. 2 Para pemikir Aceh berhasil membangun sebuah tradisi filosofis khas Aceh. Tokoh-tokoh seperti Hamzah Fanshuri, Syams al- Din Sumatrani, dan Abd al-rauf al-sinkeli beserta sejumlah karya besar mereka menjadi bukti kuat betapa tradisi filosofis pernah berkembang di Aceh. 3 Karena itulah, Aceh berhasil membangun sebuah peradaban emas kala itu. Tetapi, kegagalan kerajaan Islam Aceh Raya Darussalam memperbaiki kondisi kerajaan, kebebasan akademis kurang dihargai, dan semakin kuatnya penetrasi para penjajah seperti Belanda dan Jepang, membuat tradisi filosofis Aceh terus mengalami kemunduran 1 Bernard H. M. Vlekke, Nusantara: A History of Indonesia (The Hague: W. Van Hoeve Ltd., 1965), h. 93, Smith bahkan menyebutkan bahwa kerajaan Islam Aceh Raya Darussalam menjadi salah satu dari lima kerajaan Islam terbesar pada zaman Modern, selain Kerajaan Islam Turki Utsmani di Turki, Kerajaan Islam Mughal di India, kerajaan Islam Safawi di Isfahan, Persia, dan kerajaan Islam Maroko di Rubat, Afrika Utara. Wilfred Cantwell Smith, Islam in Modern History (Princeton: Princeton University Press, 1957), h Lihat Syed Muhammad Naquib al-attas, A Commentary on the Hujjat al- Shiddiq of Nur al-din al-raniri (Kuala Lumpur: Ministry of Culture Malaysia, 1986), h. 6-7; Idem, Raniri and the Wujudiyah of 17 th Century Acheh (Singapore: MBRAS, 1966), h ; Idem, The Mysticism of Hamzah Fanshuri (Kuala Lumpur: Universitas Malaya, 1970); Idem, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu (Bandung: Mizan, 1990), h ; Abdul Hadi W. M, Tasawuf Yang Tertindas: Kajian Hermeneutik Terhadap Karya-Karya Hamzah Fanshuri (Jakarta: Paramadina, 2001), h
3 signifikan. 4 Sejak itulah, peradaban emas Aceh berubah menjadi peradaban kerikil. Kini, sejumlah pemikir Indonesia mulai menyadari arti penting tradisi filosofis bagi kebangkitan sebuah peradaban emas masa depan, sehingga mereka terus berupaya menghidupkan kembali tradisi filosofis di tanah air. Akan tetapi, upaya tersebut banyak menghadapi berbagai kendala. Upaya tersebut setidaknya terhadang oleh sejumlah faktor. Pertama. Ada anggapan bahwa filsafat itu ilmu paling sukar dipelajari, sehingga belajar filsafat bisa memusingkan pikiran seseorang. Filsafat dipandang sebagai pelajaran tingkat tinggi, sehingga pengkajinya juga harus memiliki IQ yang tinggi. Kedua. Ada pula pandangan bahwa filsafat itu haram dipelajari, karena filsafat akan dapat mendangkalkan akidah seseorang. Akibatnya, pelajaran filsafat dianggap sangat berbahaya dan menakutkan, sehingga filsafat harus dijauhkan dari kehidupan seseorang. Faktanya memang demikian. Filsafat menjadi momok bagi banyak orang. Karenanya, kuantitas penekun filsafat sangat minim sekali. Setidaknya, dua faktor ini telah turut menjadi pengganjal besar bagi upaya menghidupkan kembali ilmu-ilmu filosofis (ihya ulum al-falasifah) di tanah air. Sebenarnya, kedua anggapan tersebut sangat keliru. Filsafat bukanlah ilmu sulit, tetapi ilmu mudah. Filsafat menjadi sulit dipelajari sedikitnya karena tiga alasan berikut ini. (1). Seseorang tidak memiliki positif thinking sebelum mempelajari filsafat. Biasanya, sebelum mulai mempelajari filsafat, seseorang sudah memiliki negatif thinking bahwa filsafat itu sangat susah dipelajari. Anggapan tersebut pun tertanam sangat kuat di dalam jiwanya, dan pada akhirnya, orang tersebut akan yakin bahwa ia tidak akan mampu memahami pelajaran filsafat. Jadi, sikap pesimis ini membuat pelajaran filsafat menjadi sulit. Karena itu, seseorang seharusnya memiliki sifat optimis dan 4 Lihat Ja far, Warisan Filsafat Nusantara: Sejarah Filsafat Islam Aceh Abad XVI- XVII M (Banda Aceh: PeNA, 2010). 2
4 yakin akan mampu memahami pelajaran filsafat, meskipun ia belum mempelajarinya. (2) Seseorang tidak mempelajari filsafat secara langsung kepada filosof atau ahli filsafat. Padahal agama mengajarkan bahwa seseorang harus menanyakan sebuah persoalan langsung kepada ahlinya, bukan kepada yang bukan ahlinya. 5 Logis sekali bahwa tidak akan mungkin filsafat akan dimengerti secara baik, jika seseorang tidak berguru langsung kepada filosof atau ahli filsafat. Selama ini, seseorang sulit memahami pelajaran filsafat karena orang tersebut tidak berguru langsung kepada ahlinya. Banyak kasus bahwa sekelompok mahasiswa mempelajari filsafat dari seorang dosen non-filosof. Artinya, dosen tersebut tidak menguasai materi filsafat secara baik, atau filsafat bukan menjadi spesialisasi keilmuannya. Terang saja, para mahasiswa akan sulit memahami filsafat. (2) Filsafat tidak diajarkan kepada seseorang sejak dini. Kurikulum pendidikan telah mengkhususkan pelajaran filsafat hanya kepada pelajar tingkat tinggi, yaitu mahasiswa. Jadi, filsafat sama sekali tidak pernah dikenalkan kepada pelajar tingkat dasar dan menengah. Akibatnya, setelah mereka menjadi seorang mahasiswa, mereka tidak memiliki kesiapan mental dan intelektual ketika mereka mulai mempelajari filsafat. Karena itu, revisi kurikulum tampaknya mutlak diperlukan, agar pelajaran filsafat bisa dan mulai diberikan kepada pelajar tingkat dasar dan menengah, meskipun sebatas pengenalan umum belaka. Sekali lagi, filsafat itu mudah dipelajari dan tidak sulit jika dipelajari secara baik dan benar. Filsafat dianggap berbahaya karena ada pendapat bahwa hukum mempelajari filsafat adalah haram. Barangkali, secara historis, pendapat bahwa filsafat itu haram, muncul sebagai penafsiran dari sikap al-ghazali (w M) yang mengkritisi filsafat. Dalam dua karya besarnya, Tahafut al-falasifah dan kitab al-munqidz min al-dhalal, al-ghazali telah mengkritik bahkan 5 Q.S. al-nahl/16: 43; Q.S. al-anbiya /21: 7. 3
5 mengkafirkan sejumlah pendapat para filosof Muslim. 6 Akibat kritikan tersebut, pelajaran filsafat kurang digemari oleh para intelektual Muslim Sunni Abad Pertengahan. Kendati Ibn Rusyd membalas balik kritikan al-ghazali tersebut, 7 namun filsafat terus berada di ujung tanduk. Kritik al-ghazali ini memberikan pengaruh besar terhadap alam pikiran umat Islam. Dunia Sunni mulai meyakini bahwa pemikiran filsafat bukan saja tidak berguna, tetapi juga anti Islam. Mereka pun membatasi bahkan menjauhi kajian-kajian filsafat. 8 Filsafat memang terus dilestarikan oleh sejumlah kecil komunitas Muslim, misalnya oleh para pemikir Syi ah Iran, sedangkan para pemikir Sunni sudah ratusan tahun tidak ikut mengembangkan tradisi filosofis. Dengan demikian, pandangan bahwa filsafat haram dipelajari oleh umat Islam telah muncul sejak abad ke 12 M, dan pendapat ini terus eksis sampai periode Modern. Pendapat ini terus didukung oleh sejumlah umat Islam periode Modern. Apalagi sejak filsafat Barat Modern memasuki dunia Islam, dukungan ini semakin kuat, karena beberapa dari mereka menilai bahwa filsafat Barat dapat mendangkalkan akidah umat. Kesimpulan ini muncul setelah mereka melihat sejumlah filosof Barat mengkritisi eksistensi agama, bahkan sebagian filosof Barat anti terhadap agama. Pada akhirnya, fenomena ini semakin mengukuhkan pendapat bahwa filsafat haram dipelajari oleh umat Islam. 6 Lihat al-ghazali, Tahafut al-falasifah (Kairo: Dar al-ma arif, 1966), h ; Al-Ghazali. Al-Munqid min al-dhalal, Arabic Text and translation to French by Farid Jabre (Beirut: al-lajnah al-lubnaniyah li al-tarjamah al-rawa i, 1969). 7 Lihat Ibn Rusyd, Tahafut al-tahafut (Kairo: Dar al-ma arif bi al-mishr, 1968); Oliver Leaman, Pengantar Filsafat Islam, terj. Amin Abdullah (Jakarta: Rajawali Press, 1989), h. 1-30; Idem, A Brief Introduction to Islamic Philosophy (Cambridge: Polity Press, 1999), h C. A. Qadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1989), h. 104; Isma il R. al-faruqi dan Lois Lamya al-faruqi, The Cultural Atlas of Islam (New York: Macmillan Publishing Company, 1986), h
6 Pada dasarnya, filsafat sebagai ilmu rasional tentang segala keberadaan, tidak haram dipelajari oleh umat beragama, jika filsafat dipelajari secara baik dan benar, karena filsafat mampu memperkokoh keberagamaan seseorang. Literatur primer Islam, al-qur an dan hadis, bahkan memerintahkan umat Islam mempelajari filsafat. Pernyataan ini didasari oleh beberapa argumen. (1) Allah SWT. memerintahkan umat Islam agar mendayagunakan potensi akalnya. (2) Allah SWT. memurkai orang-orang yang enggan menggunakan potensi rasionya, 9 dan merendahkan derajat mereka bahkan lebih rendah dari derajat hewan ternak sekalipun. 10 (3) Allah SWT. menyeru umat Islam memperoleh filsafat, karena filsafat merupakan karunia terbesar dari Allah SWT, dan berfilsafat menjadi karakter dari sosok ulu al-albab. 11 (4) Allah SWT. memerintahkan kepada umat Islam mendakwahkan agama Islam secara rasional (bi al-hikmah). 12 Karena itu, tidak ada alasan menjauhi filsafat, dan pandangan bahwa filsafat itu haram dipelajari, jelas tidak bisa diterima kevalidannya. Secara historis, kendati al-ghazali mengkritisi filsafat, namun ia tidak menyatakan ilmu-ilmu filosofis dihukumi tercela secara keseluruhan. Di satu segi, ia mengkritik metode rasional kaum filosofis dan menganggapnya sebagai metode yang lemah untuk meraih kebenaran. Karena itu, ia membid ahkan bahkan mengkafirkan sejumlah kesimpulan para filosof. Di segi lain, ia menyatakan bahwa beberapa cabang filsafat boleh dipelajari umat Islam seperti matematika, fisika, dan logika. 13 Tampaknya jelas bahwa sebenarnya al-ghazali tidak pernah mengharamkan 9 Q.S. Yunus/10: Q.S. al-a raf/7: Q.S. al-baqarah/2: Q.S. al-nahl/16: Osman Bakar, Hierarki Ilmu: Membangun Rangka-Pikir Islamisasi Ilmu Menurut al-farabi, al-ghazali, dan Quthb al-din al-syirazi, terj. Purwanto (Bandung: Mizan, 1999), h ,
7 filsafat sebagai sebuah disiplin ilmu, tetapi benar bahwa ia mengkafirkan sejumlah konsep metafisika kaum Peripatetik. Barangkali, sejumlah ahli hanya keliru memahami kritikan al- Ghazali terhadap filsafat sebagai pengharaman terhadap filsafat. Tegasnya, filsafat itu tidak sulit dipelajari. Belajar filsafat tidak membuat pusing pikiran seseorang, apalagi sampai stres. Pembahasan filsafat juga tidak memputar-putar pikiran seseorang, sehingga pikirannya menjadi bingung. Tetapi, tidak mempelajari filsafat memang bisa membuat hidup orang menjadi sukar dan pikirannya akan menjadi pusing dalam menjalani kehidupan ini. Sebab, orang tersebut tidak akan terbiasa mengaktualkan potensi akalnya, sehingga akalnya menjadi beku. Orang tersebut pasti akan bimbang menghadapi masalah hidupnya. Pikiran orang tersebut juga bisa diputar-putar oleh segala permasalahan hidup, sehingga orang tersebut menjadi bimbang. Belajar filsafat secara baik dan benar bahkan bisa membuat IQ seseorang menjadi superior, kendati awalnya IQ orang tersebut tergolong rata-rata. Sekali lagi, belajar filsafat sangat penting. Buku kecil ini sengaja ditulis atas dasar keinginan kuat mengembangkan tradisi filosofis di Nusantara. Kendati kurang memiliki bobot, setidaknya buku ini bisa menjadi inspirasi bagi para pemula filsafat betapa tradisi filsafat sangat penting bagi pengembangan peradaban umat Islam. Apalagi dunia Islam telah memiliki khazanah intelektual Islam yang kaya, tetapi kini telah menjadi mutiara terpendam. Demikian pula, setidaknya buku kecil ini bisa menambah kuantitas literatur filsafat versi bahasa Indonesia. Karena banyak kelemahan, buku ini jelas tidak akan secara otomatis bisa menghidupkan dan melestarikan kembali khazanah filsafat Islam tanah air, akan tetapi, bukankah sebuah bongkahan batu besar akan hancur karena tetesan-tetesan air secara kontinyu? Setidaknya, buku ini juga menjadi penawar bagi bangsa Indonesia yang terlalu banyak menelan pil tidur. Seperti klaim 6
8 Mulyadhi Kartanegara, umat Islam Indonesia ibarat raksasa yang sedang tidur (the sleeping giant), meski dikenal sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, bangsa lain tidak sedikit pun merasa gentar dengan kebesaran kuantitas tersebut. Sekalipun besar, tetapi tidak pernah memberikan pengaruh apa pun kepada bangsa lain. Semua ini dikarenakan umat Islam kurang mengapresiasi ilmu pengetahuan, sehingga mereka jauh dari kemajuan. 14 Semua ini karena bangsa ini tidak cinta filsafat. Sebagai sebuah pengantar, buku ini hanya membahas hakikat filsafat Islam secara umum. Secara khusus, buku ini menguraikan definisi filsafat, metode meraih kebijaksanaan, ciri berpikir filosofis, lingkup kajian filsafat, manfaat filsafat, dan aliran-aliran intelektual Islam. Buku ini tentu tidak berpretensi membahas filsafat secara rinci dan tuntas, karena uraian tentang hakikat filsafat ini hanya sebatas pengenalan umum belaka. Dalam analisisnya, buku ini akan menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan normatif, filosofis, dan historis. Pendekatan normatif digunakan sebagai metode memotret pandangan wahyu, baik al-qur an dan hadis, tentang filsafat. Pendekatan kedua dijadikan sebagai sarana melihat pandangan para ahli (filosof) tentang tema-tema filsafat. Sedangkan dengan pendekatan historis, tema-tema filsafat akan dilihat dari sudut pandang sejarah. Ketiga pendekatan ini dipilih karena dianggap dapat memperkaya analisis buku ini.[] 14 Lihat Mulyadhi Kartanegara, Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam (Jakarta: Baitul Ihsan, 2006), h
BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ketuhanan Imam Ali, terj. Rusdi Sulaiman (Bandung: Marja, 2003), h Ibid, h. 33.
BAB 1 PENDAHULUAN Sayyid Muhammad Husain Thabathaba i, seorang filsuf Persia Modern, mengatakan bahwa adalah kezaliman besar memisahkan agama Allah SWT. dari filsafat ketuhanan. 1 Yakinlah bahwa Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal serta mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula dengan pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DALAM ISLAM
A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman
Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciPENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I
PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I ISBN: 978-602-71453-0-6 Editor
Lebih terperinciSEKOLAH AGAMA Oleh Nurcholish Madjid
c Demokrasi Lewat Bacaan d SEKOLAH AGAMA Oleh Nurcholish Madjid Munculnya banyak Sekolah Tinggi Agama Islam akhir-akhir ini, bahkan sampai ke pelosok-pelosok, telah menimbulkan masalah campuran antara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.
BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam
Lebih terperinciSEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid
c Demokrasi Lewat Bacaan d SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Karen Armstrong, dalam bukunya yang sangat terkenal, A History of God (1993), mengungkapkan sebuah kenyataan bahwa dari antara banyak agama,
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil
BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis
Lebih terperinciSilabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara
SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam Kode MK : KPIU 14101 Bobot / Semester : 2 sks Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga
Lebih terperinciFilsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan
Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagai Kitab Suci umat Islam merupakan kumpulan firman Allah (kalam Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk
Lebih terperinciEMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN
EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling
Lebih terperinciTRANSFORMASI IAIN MENUJU UIN RADEN FATAH PALEMBANG
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TRANSFORMASI IAIN MENUJU UIN RADEN FATAH PALEMBANG Disampaikan pada: Pelantikan Ikatan Alumni IAIN Raden Fatah (IKARAFAH) Palembang dan Diskusi Transformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH
I. PENDAHULUAN Istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya mebersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan Mahabbah yang sedekat-dekatnya.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. secara bertahap dimulai dari swadaya, boyongan, dan dibawa ketika terjadinya
BAB V KESIMPULAN Sejarah dan keberadaan kesenian Kuda Kepang di negeri Johor Darul Takzim, Malaysia sangat dipengaruhi oleh faktor masyarakat Melayu keturunan Jawa maupun perkembangan Islam di sana. Sejarah
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang konsep ketuhanan Al Ghazali dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Relevansinya dengan Pembentukan Pribadi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA A. Analisis Warna dalam Al Qur an
BAB IV ANALISA A. Analisis Warna dalam Al Qur an Setiap objek yang membentuk alam pasti ada tujuannya, tujuan ini meliputi seluruh ciptaan-nya tanpa terkecuali. Selanjutnya, tujuan ini tidak hanya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar
Lebih terperinciFILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperinciDIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU
l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU i t a i g k a a n D Pradana Boy ZTF Edisi 019, September 2011 1 Edisi 019, September 2011 Dimensi Filsafat dalam Wahyu Posisi wahyu
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir
Lebih terperinciDPIK A Pengantar Psikologi & Pengantar Bimbingan dan Kaunseling Islam
SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING DPIK A Pengantar Psikologi & Pengantar Bimbingan dan Kaunseling Islam Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerukunan antar umat beragama merupakan satu unsur penting yang harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, aliran dan agama. Untuk
Lebih terperinciBAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM
BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan Salah satu referensi yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui hakikat kebudayaan adalah ungkapan pelopor antropologi modern, Edward B Tylor sebagaimana
Lebih terperinciBahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP. juga, ia akan menjawab beberapa persoalan yang timbul daripada objektif kajian. Oleh
BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Bab ini merupakan rumusan secara menyeluruh ke atas kajian ini. Di samping itu juga, ia akan menjawab beberapa persoalan yang timbul daripada objektif kajian. Oleh yang demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu
Lebih terperinciA. Deskripsi Mata Kuliah:
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM DOSEN : DRS. ANDI SUWIRTA, M.HUM. YENI KURNIAWATI, M.PD. ENCEP SUPRIATNA, M.PD. BOBOT 3 SKS/SJ 201 =======================================================================================================
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan aspek yang unik dari hasil pemikiran manusia 1. Matematika memainkan peran penting terhadap sejarah peradaban manusia pada masa lalu, sehingga dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani
Lebih terperinciMembaca Sebagai Sumber Kemajuan Bangsa
Membaca Sebagai Sumber Kemajuan Bangsa A.M. Fatwa Kemajuan teknologi informasi yang hadir saat ini telah mengantarkan kita seakan-akan berada dalam sebuah desa kecil ( small village). Batas-batas negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal
Lebih terperinciSumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan
c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya
Lebih terperinciSEJARAH ISLAM AHMADIN
SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C
Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciKarenanya parpol Islam bukanlah parpol terbuka dan menganut paham pluralisme.
Karenanya parpol Islam bukanlah parpol terbuka dan menganut paham pluralisme. Mantan Wakil Presiden RI beberapa waktu lalu mengatakan bahwa saat ini tidak ada bedanya antara partai politik nasionalis sekuler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (terutama Islam) dengan berbagai coraknya berorientasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian vital dalam kehidupan manusia. Pendidikan (terutama Islam) dengan berbagai coraknya berorientasi memberikan bekal kepada manusia (peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciKONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat merupakan pengetahuan yang wajib dipahami
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan:
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan mengenai kebenaran pengetahuan yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan: Pertama : Hayy dipelihara oleh seekor Rusa, hingga dia dapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19
DAFTAR ISI Daftar Isi.. 5 Kata Pengantar... 7 Bab I Pendahuluan. 10 Bab II Pengertian Manhaj Salaf... 15 2.1. Ahlussunnah wal Jama ah.... 15 2.2. Salaf.. 19 Bab III Salafi dan Wahabisme.. 22 3.1. Sejarah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus
195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah
Lebih terperinciMETODE DAKWAH DALAM AL-QUR A<N (STUDI KOMPARATIF ATAS TAFSIR FI< Z}ILA<L AL-QUR A<N DAN TAFSIR AL-MISHBA<H{)
METODE DAKWAH DALAM AL-QUR A
Lebih terperinciSilabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara
SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Sejarah Dakwah Kode MK : KPIU 14111 Bobot / Semester : 2 sks / II Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah keperluan oleh setiap manusia sejak zaman dahulu. Pendidikan membuat manusia mampu memanfaatkan akal yang telah diberikan Allah SWT semaksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Letjen TNI (Purn) DR Tiopan Bernhard Silalahi, SH atau yang lebih di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Letjen TNI (Purn) DR Tiopan Bernhard Silalahi, SH atau yang lebih di kenal dengan nama TB Silalahi adalah tokoh yang memiliki karir cemerlang dimulai dari
Lebih terperinciKISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 KURIKULUM 2013 NO. KOMPETENSI DASAR KEMAMPUAN YANG DIUJI
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an
BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem
Lebih terperinciMODEL PENELITIAN AGAMA
MODEL PENELITIAN AGAMA Diajukan Sebagai Tugas Makalah Dalam Mata Kuliah Metodologi Studi ISlam DOSEN PEMBIMBING Fitri Oviyanti, M.Ag DISUSUN OLEH Lismania Nina Lingga Sari FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang
220 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa krisis spiritual manusia modern dalam perspektif filsafat Perennial Huston Smith dapat dilihat dalam tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab
Lebih terperinci. 2 TANDA-TANDA KIAMAT
Pendahuluan 1 Pendahuluan . 2 TANDA-TANDA KIAMAT Pendahuluan 3 Di sepanjang sejarah, umat manusia telah memahami keagungan gunung-gunung dan luasnya langit, walaupun menggunakan metode-metode pengamatan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri
198 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri Pondok
Lebih terperinciPERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN PENELITIAN
PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN 1911-1942 PENELITIAN Oleh IYUS JAYUSMAN, DRS,. M.PD NIDN. 0429066201 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciDRAF KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DRAF KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BER NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KURIKULUM 2006. 9. Menerapkan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra yang banyak diterbitkan merupakan salah satu bentuk dari berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk seni, tetapi sastra juga
Lebih terperinciTEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep
TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep Teori belajar berkembang dengan pesat setelah psikologi sebagai bidang ilmu terbentuk. Ilmu pengetahuan sendiri benar-benar eksis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah proses penanaman nilai Islami yang terdapat dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak pernah menafika
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. sekularisasi dari istilah sosiologis merupakan menduniawikan nilai-nilai
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Hisotris Dari hasil penelitian ini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sekularisasi dari istilah sosiologis merupakan menduniawikan nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Penyebaran Islam yang terjadi di Asia Tenggara menghasilkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya lokal sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis
Lebih terperinciF LS L A S F A A F T A T ISL S A L M
FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)
Lebih terperinciIlmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu
Filsafat Sejarah Latar belakang Masalah Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu sejarah berbicara mengenai masa lalu,
Lebih terperinciA Vision serves to create a sense of purpose that encourages people to change their actions Michael Fairbanks -
Merajut Mozaik Kebhinekaan, Penyerbukan Silang Antar Budaya dan Nasionalisme A Vision serves to create a sense of purpose that encourages people to change their actions Michael Fairbanks - Indonesia adalah
Lebih terperinciPEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN
PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah)
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan
BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata
Lebih terperinciMam MAKALAH ISLAM. Wali Songo, Antara Legenda dan Fakta Sejarah
Mam MAKALAH ISLAM Wali Songo, Antara Legenda dan Fakta Sejarah 13, februari 2014 Makalah Islam Wali Songo, antara Legenda dan Fakta Sejarah Jaja Zarkasyi, MA (Rumah Moderasi Islam (RUMI) Mungkin generasi
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)
KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciRekonstruksi Ilmu Pengetahuan Kontemporer
U á Å ÄÄt{ ÜÜt{ÅtÇ ÜÜt{ Å Rekonstruksi Ilmu Pengetahuan Kontemporer Oleh: Sarjuni, S.Ag., M.Hum. 1 Sain Tidak Bebas Nilai (Not Values-Free) 1. Ilmu yang di dalam peradaban Barat diklaim sebagai bebas nilai,
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 20 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Sesungguhnya orang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-nya, bertambahlah
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011
Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW TANGGAL
Lebih terperinciBAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN
BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN A. Objek Bahasan 1. Objek materi Filsafat Indonesia ialah kebudayaan bangsa. Menurut penjelasan UUD 1945 pasal 32, kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
Lebih terperinciKemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M
Abad ke-13 Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M Tentara Mamluk Sultan Baybar/Baybarus Kekalahan Hulaghukan(Mongol)
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah Fakultas/Program Studi Kode Mata Kuliah SKS Semester Dosen : Teori Ekonomi Mikro Islam : Pascasarjana/S.2 Ekonomi Syari ah : MKK : 3 (tiga) : II (dua) :
Lebih terperinci[Type text] PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KOTA SERANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG
[Type text] PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KOTA SERANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG TERHADAP RAPERDA TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOK PESANTREN DI KOTA SERANG; DISAMPAIKAN
Lebih terperinciTEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi
TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Biologi Online https://zaifbio.wordpress.com/2015/10/21/penilaian-hasil-belajarberdasarkan aspek-kognitif-afektif-dan-psikomotor.
DAFTAR PUSTAKA Agus F. Tangyong, dkk, Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,. Jakarta, Gramedia, 1990. Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis,
Lebih terperinciDRAF KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DRAF KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BER NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KURIKULUM 2006. Menerapkan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati Mengidentifikasi
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BER NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KURIKULUM 2006. Menerapkan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah dan penegasan judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik
Lebih terperinci