Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia"

Transkripsi

1 Kerangka Acuan Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia Dewan Kehutanan Nasional dan Kementerian Kehutanan RI Hotel Pangrango 2 - Bogor, 28 Juni Latar Belakang Indonesia sedang melaksanakan perubahan-perubahan signifikan dalam pengelolaan hutan. Program investasi kehutanan berperan penting untuk mendukung proses ini. Dalam hal ini, Program Investasi Kehutanan (FIP) bertujuan untuk mengurangi hambatan pelaksanaan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) di daerah serta untuk meningkatkan kapasitas tentang REDD+ dan Pengelolaan Hutan Lestari di tingkat lokal serta provinsi. Pintu masuk utama Rencana Investasi Kehutanan untuk menanggulangi hambatan di daerah adalah melalui sistem KPH nasional dan proses reformasi tenurial yang sedang berlangsung. Kegiatan-kegiatan tersebut akan berfokus pada tiga tema terpadu berikut ini: (1) Pengembangan kelembagaan untuk pengelolaan hutan dan sumber daya alam secara berkelanjutan, (2) Investasi pada usaha kehutanan dan pengelolaan hutan berbasis masyarakat, dan (3) Peningkatan kapasitas masyarakat dan pengembangan mata pencaharian (Lihat: Dokumen Rencana Program Investasi Kehutanan, 10 Oktober 2012). Kementerian Kehutanan RI telah meminta DKN untuk terlibat dalam tugas-tugas fasilitasi dialog terkait program investasi kehutanan. Ini diikuti dengan permintaan klarifikasi DKN atas beberapa hal yang perlu ditegaskan sebelum terlibat terlebih jauh, yaitu: (1) Kepemilikan dari program investasi kehutanan, (2) Status pendanaan program investasi kehutanan apakah dari hutang, (3) Hubungan program investasi kehutanan dengan fasilitas kemitraan karbon hutan (FCPF), dan (4) Hubungan program investasi kehutanan dengan Strategi Nasional REDD+. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai keempat hal ini, DKN bersedia untuk bekerjasama dan menugaskan Komisi 4 untuk menjalankan kerjasama ini. Belum lama ini, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor: SK.224/Menhut- II/2013 tentang Pembentukan Anggota Komite Pengarah (Steering Committee) Forest Investment Program (FIP) Indonesia (tertanggal 3 April 2013), dipastikan bahwa Ketua Presidium DKN (Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo) dan Ketua Komisi 4 DKN telah ditetapkan sebagai anggota SC FIP oleh Menteri Kehutanan. Dewan Kehutanan Nasional (DKN) merupakan lembaga yang sangat berkepentingan atas penataan kehutanan nasional, yang di dalamnya mewadahi para pihak yang terkait dengan sektor kehutanan. DKN perlu memberikan respon khusus sehubungan dengan Program Investasi Kehutanan di Indonesia ini. Dengan memperhatikan dinamika seputar program investasi kehutanan Indonesia tersebut di atas, DKN memandang perlu untuk mengadakan Dialog Nasional yang dihadiri oleh para pihak terkait, khususnya anggota DKN dari kamar masyarakat dan LSM. Melalui Dialog Nasional ini akan dipaparkan dokumen FIP yang ada, serta diidentifikasi sikap, pandangan dan masukan kamar masyarakat dan LSM DKN. Selain itu dirumuskan rencana aksi sebagai pegangan bagi langkah ke depan. 1

2 2. Tujuan Kegiatan Dialog Nasional FIP ini bertujuan untuk; 1. Memfasilitasi penyediaan informasi terkini kepada para pemangku kepentingan di tingkat nasional tentang substansi dan pelaksanaan program investasi kehutanan di Indonesia, 2. Mengidentifikasi pandangan, sikap dan masukan dari berbagai pihak tentang perkembangan hal-hal yang terkait dengan substansi dan pelaksanaan program investasi kehutanan di Indonesia, dan 3. Merumuskan bentuk kelembagaan, kemitraan, strategi komunikasi, peran strategis DKN, dan hal-hal penting lainnya terkait program investasi kehutanan di Indonesia. 3. Keluaran Adapun keluaran yang akan dihasilkan oleh Dialog Nasional FIP ini adalah; 1. Adanya pemahaman bersama atas program investasi kehutanan secara utuh dan kaitan dengan kebijakan kehutanan nasional di Indonesia, dan 2. Adanya dokumen rumusan bentuk kelembagaan, kemitraan, strategi komunikasi, peran strategis DKN, dan hal-hal penting lainnya. 4. Materi Acara Dialog Materi acara yang akan dibahas dalam Dialog Nasional ini, adalah mencakup: 1. Penjelasan pandangan umum DKN terhadap kebijakan kehutanan dan program investasi kehutanan Indonesia. 2. Pengarahan mengenai substansi terkait program investasi kehutanan Indonesia dan fungsi panitia pengarah (SC) yang dibentuk Menteri Kehutanan. 3. Pemaparan mengenai perkembangan terkini dari program, substansi kegiatan dalam kerangka proyek investasi kehutanan yang dijalankan Kementerian Kehutanan RI, 4. Pemaparan dari Mitra Strategis DKN mengenai peran dan perkembangan terkini program investasi kehutanan di masing-masing lembaga. 5. Pemaparan pandangan DKN atas program investasi kehutanan Indonesia serta posisi dan peran DKN ke depan, 6. Pemaparan hasil sosialisasi dan fasilitasi DGM di Indonesia yang dihasilkan pada Pertemuan Nasional DGM. 7. Pemaparan dari perwakilan signatories yang tentang pandangan dan sikapnya terhadap FIP Indonesia. 8. Perumusan dan penetapan hasil dialog (susunan acara lengkap terlampir) 5. Waktu dan Tempat 2

3 Kegiatan Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan ini akan dilaksanakan selama 1 hari, pada hari Jumat, 28 Juni 2013, bertempat di Hotel Pangrango 2, Jl. Raya Pajajaran No. 32, Bogor, Telpon (0251)

4 6. Kepanitiaan Struktur kepanitiaan Dialog Nasional ini adalah terdiri dari Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC). Susunan personil SC terdiri dari: Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo (Ketua I), Dr. Hadi Daryanto (Ketua II), H. Imam Harmain (Wakil Ketua), Dr. Edy Batara Siregar (Sekretaris), dan Andiko Sutan Mancayo, SH, MH (Wakil Sekretaris). Adapun personil OC adalah: Paramita Iswari (Ketua), Jomi Suhendri (Wakil Ketua I), Ita Natalia (Wakil Ketua II), Usep Setiawan (Sekretaris), Ratih Chandradewi (Bendahara), dan Riva Rovani (anggota). Dialog ini akan dipandu oleh 2 (dua) orang fasilitator yang mengatur lalu lintas pembicaraan dan mengelola pertemuan sehingga mencapai tujuannya. Fasilitator akan menyiapkan panduan teknis fasilitasi dan pertanyaan-pertayaan kunci yang digunakan selama Dialog Nasional. Prinsipnya, fasilitator akan mengatur pembicaraan sehingga berlangsung secara adil, tertib dan produktif. Fasilitator dialog ialah Emil Kleden dan Usep Setiawan. Khusus untuk Diskusi kelompok, peserta akan dibagi ke dalam beberapa kelompok yang membahas topik tertentu dengan dipandu oleh fasilitator diskusi kelompok. 7. Kepesertaan Seluruh peserta Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan ini sekitar 150 orang yang merupakan anggota DKN dari berbagai kamar yang ada di DKN dan undangan lainnya (daftar nama/lembaga peserta terlampir). 8. Penutup Demikian kerangka acuan kegiatan Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan ini disusun sebagai pegangan bersama. Semoga acara berjalan lancar dan sukses.*** Jakarta, 19 Juni

5 Susunan Acara Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia Dewan Kehutanan Nasional dan Kementerian Kehutanan RI, Bogor, 28 Juni 2013 Waktu Materi Acara Pelaksana I. Pengantar dan pembukaan : (1) Sambutan dan pandangan umum DKN atas kebijakan kehutanan dan program investasi kehutanan Indonesia (2) Pembukaan dialog dan pengarahan mengenai substansi terkait program investasi kehutanan Indonesia dan fungsi panitia pengarah (SC) yang dibentuk Menhut. II. Panel pemaparan substansi : (1) Pemaparan mengenai perkembangan terkini dari program investasi kehutanan di Indonesia (2) Pemaparan tentang persiapan proyek peningkatan pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat berkelanjutan dan pengembangan kelembagaan (3) Pemaparan tentang persiapan proyek investasi khusus bagi masyarakat untuk penanggulangan deforestrasi dan degradasi hutan (4) Pemaparan tentang persiapan proyek penguatan usaha sektor kehutanan dalam mitigasi emisi karbon. Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo (Ketua Presidium DKN) Dr. Hadi Daryanto (Sekjen Kemenhut RI/Ketua Steering Committee FIP) Dr. Riva Rovani (Mewakili FIP Focal Point Indonesia) Ir. Is Mugiono, MM (Direktur Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Hutan) Asian Development Bank (ADB) International Finance Corporation (IFC) Diskusi klarifikasi substansi pemaparan. Dipandu oleh fasilitator III. Panel pemaparan substansi : (1) Pemaparan pandangan DKN atas program investasi kehutanan Indonesia dan posisi/peran DKN ke depan. Paramita Iswari (Ketua Komisi 4 DKN) (2) Pemaparan hasil sosialisasi dan fasilitasi DGM di Indonesia yang dihasilkan pada Dialog Nasional DGM, Juru bicara masyarakat adat dan lokal (hasil dialog) (3) Pemaparan dari perwakilan signatories yang tentang pandangan dan sikapnya terhadap FIP Indonesia. Juru bicara signatories (atas kesepakatan bersama) Diskusi klarifikasi substansi pemaparan. Dipandu oleh fasilitator Istirahat,makan siang, shalat Jumat bagi yg menjalankannya OC IV. Pemaparan khusus dan dialog mengenai hal-hal prinsip, substasial dan strategis terkait FIP di Indonesia. Dr. Agus Sarsito (FIP Focal Point Indonesia) V. Diskusi Kelompok, (1) Pengantar materi dan pembagian kelompok; (2) Pelaksanaan diskusi kelompok, membahas: (a) Bentuk kelembagaan, (b) Pola kemitraan, (c) Strategi komunikasi, (d) Hal-hal penting lainnya. Dipandu oleh fasilitator, dan fasilitator diskusi kelompok: Paramita, Jomi, Pilin, dan Zazali Coffee break OC VI. Pleno Pemaparan (1) Memaparkan substansi hasil diskusi kelompok sesuai dengan topik masing-masing. (2) Diskusi untuk klarifikasi, penyempurnaan dan penetapan hasil Dialog Nasional. Ketua dan Sekretaris Kelompok, dipandu oleh fasilitator VII. Penutupan Pimpinan DKN 5

Penataan Kawasan Hutan Bagi Kebangkitan Kehutanan Nasional

Penataan Kawasan Hutan Bagi Kebangkitan Kehutanan Nasional KERANGKA ACUAN WORKSHOP PRESIDIUM DKN Penataan Kawasan Hutan Bagi Kebangkitan Kehutanan Nasional Diselenggarakan oleh Dewan Kehutanan Nasional (DKN) Yogyakarta, 17-18 Juli 2013 1. Latar Belakang Pada tanggal

Lebih terperinci

Proceeding. Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia. Dewan Kehutanan Nasional dan Kementerian Kehutanan RI

Proceeding. Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia. Dewan Kehutanan Nasional dan Kementerian Kehutanan RI Proceeding Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia Dewan Kehutanan Nasional dan Kementerian Kehutanan RI Hotel Pangrango 2 - Bogor, 28 Juni 2013 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

Keputusan Dewan Kehutanan Nasional. tentang Protokol Konsultasi Publik. Nomor : SKN.02/DKN-KP/2012

Keputusan Dewan Kehutanan Nasional. tentang Protokol Konsultasi Publik. Nomor : SKN.02/DKN-KP/2012 Keputusan Dewan Kehutanan Nasional tentang Protokol Konsultasi Publik Nomor : SKN.02/DKN-KP/2012 Mengingat a. Konsultasi Publik, selanjutnya disingkat KP, merupakan suatu langkah penting bagi pelibatan

Lebih terperinci

Jam Agenda PJ Check In Peserta Panitia

Jam Agenda PJ Check In Peserta Panitia KERANGKA ACUAN MUSYAWARAH KAMAR MASYARAKAT REGIONAL SULAWESI UNTUK PEMILIHAN PENGGANTI ANTAR WAKTU ANGGOTA UTUSAN KAMAR DAN LOKAKARYA MENGENAI TANTANGAN PENGELOLAAN HUTAN DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DI

Lebih terperinci

PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA DESEMBER 2009

PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA DESEMBER 2009 PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA 10 11 DESEMBER 2009 A. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia pada umumnya telah mengalami

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

1 st INDONESIA INDUSTRY RESEARCH FORUM 2009 ( 1 ST IIRF 2009 )

1 st INDONESIA INDUSTRY RESEARCH FORUM 2009 ( 1 ST IIRF 2009 ) 1 st INDONESIA INDUSTRY RESEARCH FORUM 2009 ( 1 ST IIRF 2009 ) LATAR BELAKANG Dunia industri tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam kegiatan bisnisnya. Sudah banyak

Lebih terperinci

Pontianak, 1-2 Oktober Agenda Tentatif

Pontianak, 1-2 Oktober Agenda Tentatif Lokakarya Mendukung Mitigasi Perubahan Iklim: Kerjasama Kementerian Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, dan Japan International Cooperation Agency Pontianak, 1-2 Oktober 2013 Agenda Tentatif

Lebih terperinci

Bogor, November 2012 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan. Dr. Ir Kirsfianti L. Ginoga, M.Sc

Bogor, November 2012 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan. Dr. Ir Kirsfianti L. Ginoga, M.Sc Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Prosiding Workshop MRV dalam rangka REDD+ di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Prosiding ini merupakan hasil dari workshop dengan judul yang sama yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PANITIA INTERNASIONAL SUMMIT IKATAN ILMUWAN INDONESIA INTERNASIONAL (I-4)

PANITIA INTERNASIONAL SUMMIT IKATAN ILMUWAN INDONESIA INTERNASIONAL (I-4) EXECUTIVE SUMMARY KEGIATAN INTERNATIONAL SUMMIT INDONESIA INTERNASIONAL I. Pendahuluan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional adalah suatu wadah komunikasi para ilmuwan Indonesia di luar dan dalam negeri,

Lebih terperinci

PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN

PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN REVISI MATRIKS KOMENTAR DAN TANGGAPAN TENTANG RENCANA INVESTASI KEHUTANAN INDONESIA 11 Februari 2013 Isi 1 PENDAHULUAN ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2 KOMENTAR

Lebih terperinci

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP Laporan No.: Nama Proyek Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor Lingkungan dan Pedesaan ID

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG Draft 10 November 2008 Draft 19 April 2009 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG PENUGASAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN TAHUN

Lebih terperinci

PANITIA MUSYAWARAH NASIONAL HATOPAN RAJA TOGA SITOMPUL DOHOT BORUNA SE- INDONESIA TAHUN 2016

PANITIA MUSYAWARAH NASIONAL HATOPAN RAJA TOGA SITOMPUL DOHOT BORUNA SE- INDONESIA TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN BUKU PANDUAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH NASIONAL II PERSATUAN HATOPAN RAJA TOGA SITOMPUL DAN BORU TAHUN 2017 Menindaklanjuti pertemuan beberapa Pengurus Wilayah Hatopan Raja Toga Sitompul

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMUDA PENGGERAK WIRAUSAHA DESA

PELATIHAN PEMUDA PENGGERAK WIRAUSAHA DESA PELATIHAN PEMUDA PENGGERAK WIRAUSAHA DESA A. LATAR BELAKANG Situasi ekonomi nasional bergerak dinamis seiring dengan tantangan global dengan segala peluang dan ancamannya. Pemuda sebagai pemilik usia produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca runtuhnya Uni Soviet sebagai salah satu negara adi kuasa, telah membawa agenda baru dalam tatanan studi hubungan internasional (Multazam, 2010). Agenda yang awalnya

Lebih terperinci

TOR (Term of Reference)

TOR (Term of Reference) TOR (Term of Reference) GELAR TEKNOLOGI PERBENIHAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN Kerjasama Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Perbenihan Hutan (BPTPTH) Bogor dengan Dinas Kehutanan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT KERANGKA ACUAN Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT 1. Format Pelatihan Hotel Splash Bengkulu (tgl. 15 dan 17 Oktober 2014) dan di Aula Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+ MENTERI KEHUTANAN LETTER OF INTENT (LOI) ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH NORWEGIA TENTANG KERJASAMA PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI KEHUTANAN JAKARTA,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KPHP DAMPELAS TINOMBO PROVINSI SULAWESI TENGAH

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KPHP DAMPELAS TINOMBO PROVINSI SULAWESI TENGAH KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DIREKTORAT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Lebih terperinci

Workshop Orientasi Program (Surabaya Januari2015) Rapat Internal Management (17 Januari 2015)

Workshop Orientasi Program (Surabaya Januari2015) Rapat Internal Management (17 Januari 2015) Workshop Orientasi Program (Surabaya 15-16 Januari2015) Rapat Internal Management (17 Januari 2015) Latar belakang Muhammadiyah memiliki komitmen pada upaya bersama pengurangan risiko bencana dalam berbagai

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI MALINAU DALAM RANGKA KICK OFF MEETING ADB TA 8331 INO MALINAU, 28 MARET 2016

SAMBUTAN BUPATI MALINAU DALAM RANGKA KICK OFF MEETING ADB TA 8331 INO MALINAU, 28 MARET 2016 SAMBUTAN BUPATI MALINAU DALAM RANGKA KICK OFF MEETING ADB TA 8331 INO MALINAU, 28 MARET 2016 YTH. KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALINAU; YSH. REKAN - REKAN FORUM

Lebih terperinci

SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN

SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi &Workshop NASIONAL 2016 SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN Hotel Sheraton - Gandaria City, Jakarta 26-29 April 2016 PROGRAM KOTAKU Kota Tanpa

Lebih terperinci

LAPORAN PANITIA TEMU ILMIAH NASIONAL PENELITI TAHUN 2015 Oleh : Kapuslitbang Aptika dan IKP

LAPORAN PANITIA TEMU ILMIAH NASIONAL PENELITI TAHUN 2015 Oleh : Kapuslitbang Aptika dan IKP A. Latar Belakang LAPORAN PANITIA TEMU ILMIAH NASIONAL PENELITI TAHUN 2015 Oleh : Kapuslitbang Aptika dan IKP Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai enabler Pertumbuhan Industri Dalam Negeri

Lebih terperinci

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA IMPLEMENTASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Ir. Wahyuningsih Darajati, M.Sc Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Disampaikan ik dalam Diskusi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, Januari 2010

KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, Januari 2010 KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, 11-15 Januari 2010 I. LATARBELAKANG Sebagaimana yang dimandatkan oleh UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

Lebih terperinci

SOSIALISASI PBM & TANYA JAWABNYA

SOSIALISASI PBM & TANYA JAWABNYA SOSIALISASI PBM & TANYA JAWABNYA (EDISI TANYA JAWAB YANG DISEMPURNAKAN) DILENGKAPI DENGAN SAMBUTAN MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI DALAM ACARA SOSIALISASI PERATURAN BERSAMA DI DEPDAGRI TANGGAL 17

Lebih terperinci

PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN INDONESIA (FIP)

PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN INDONESIA (FIP) 25 November 2011 PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN INDONESIA (FIP) KERANGKA ACUAN KERJA UNTUK MISI GABUNGAN KEDUA (12-16 Desember) 1 1. Indonesia telah menyatakan minatnya untuk menjadi salah satu negara percontohan

Lebih terperinci

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN 11. Penanggulangan perubahan iklim merupakan tema inti agenda pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Lebih terperinci

PENGANTAR DAFTAR ISI. Panitia FJKN 2007

PENGANTAR DAFTAR ISI. Panitia FJKN 2007 DAFTAR ISI I. Pengantar... 2 II. Latar Belakang... 3 III. Landasan Hukum Kegiatan... 4 IV. Forum Jasa Konstruksi Nasional 2007... 4 V. Penyelenggaraan Forum... 5 Tema... 5 Panitia Penyelenggara... 5 Waktu

Lebih terperinci

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 6, September 2001 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Salam sejahtera, jumpa lagi dengan Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama.

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

FORUM JASA KONSTRUKSI 2008

FORUM JASA KONSTRUKSI 2008 BUKU PANDUAN FORUM JASA KONSTRUKSI 2008 BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PENGANTAR Forum Jasa Konstruksi Nasional 2008 diselenggarakan guna menampung aspirasi

Lebih terperinci

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM Oleh DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DALAM ACARA PELATIHAN GCF YANG BERJUDUL PENGUATAN KERANGKA KERJA KELEMBAGAAN PROVINSI MENGENAI PERUBAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.700, 2013 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penugasan. Sebagian. Urusan Pemerintah. Kehutanan. Demonstration Activities Redd. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ The Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia) Bank Dunia (World Bank) Dana Moneter Internasional (IMF) ADB merupakan lembaga pengembangan keuangan internasional

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.48/Menlhk/Setjen/Kum.1/5/2016 TENTANG DEWAN KEHUTANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah di Indonesia sejak adanya otonomi daerah harus terintegrasi antar berbagai sektor. Pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 9 PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66/Menhut-Setjen/2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.203, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penugasan. Urusan Pemerintahan. Bidang Kehutanan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.P. 7/Menhut-II/2012 TENTANG PENUGASAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN. Diskusi Panel

KERANGKA ACUAN. Diskusi Panel KERANGKA ACUAN Diskusi Panel Menelaah Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan Penanaman ModaL Rabu, 11 September 2013

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN KOORDINASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :.P. 7/Menhut-II/2012 /Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :.P. 7/Menhut-II/2012 /Menhut-II/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :.P. 7/Menhut-II/2012 /Menhut-II/2009 TENTANG PENUGASAN (MEDEBEWIN) SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2012 KEPADA BUPATI BERAU, BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM 90 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN SIMPUL KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) KEMENTE~ANPERHUBUNGAN a. bahwa dalam rangka mencari alternatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi kawasan hutan di semua kabupaten di provinsi Jambi menurut hasil pengukuran indeks tata kelola hutan di 9 Kabupaten di provinsi oleh PGA UNDP

Lebih terperinci

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep No.149, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN. Badan Pengelola. Penurunan. Emisi Gas Rumah Kaca. Kelembagaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA

Lebih terperinci

DANA INVESTASI IKLIM

DANA INVESTASI IKLIM DANA INVESTASI IKLIM 29 November 2011 USULAN RANCANG MEKANISME HIBAH TERDEDIKASI UNTUK WARGA PRIBUMI DAN MASYARAKAT LOKAL YANG AKAN DISUSUN BERDASARKAN PROGRAM INVESTASI HUTAN PENDAHULUAN 1. Dokumen Rancang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

TEMA KONSOLIDASI KEBIJAKAN PUBLIK, PERPAJAKAN, SISTIM FISKAL DAN MONETER, KEPABEANAN DAN CUKAI DALAM MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI YANG PROBISNIS

TEMA KONSOLIDASI KEBIJAKAN PUBLIK, PERPAJAKAN, SISTIM FISKAL DAN MONETER, KEPABEANAN DAN CUKAI DALAM MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI YANG PROBISNIS KERANGKA ACUAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEBIJAKAN PUBLIK, PERPAJAKAN, SISTIM FISKAL DAN MONETER, KEPABEANAN DAN CUKAI TEMA KONSOLIDASI KEBIJAKAN PUBLIK, PERPAJAKAN, SISTIM FISKAL DAN MONETER, KEPABEANAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD),

Lebih terperinci

[LAPORAN SIDANG PLENO KESATU TKPSDA WS BELAWAN ULAR PADANG] 2016 KATA PENGANTAR

[LAPORAN SIDANG PLENO KESATU TKPSDA WS BELAWAN ULAR PADANG] 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Sidang Pleno Kesatu Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Belawan Ular - Padang ini disusun sebagai bentuk realisasi fasilitasi kegiatan Sidang Kesatu

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

desentralisasi pembangunan. Namun kenyataannya, masyarakat, desa dan perdesaan belum juga berkembang secara optimal. Padahal, perdesaan sebagai

desentralisasi pembangunan. Namun kenyataannya, masyarakat, desa dan perdesaan belum juga berkembang secara optimal. Padahal, perdesaan sebagai LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI DAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN TERPADU ANTAR DESA (PPTAD) DALAM RANGKA PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT (PKPBM) TAHUN 2012 KEGIATAN Fasilitasi

Lebih terperinci

Menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang

Menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang Konferensi Pers dan Rumusan Hasil Workshop 21 Juli 2009 Menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang Jakarta. Pada tanggal 21 Juli 2009, Departemen Kehutanan didukung oleh USAID

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN Forum Anak Jawa Tengah (FAN ) telah dibentuk sejak tahun 2009 sebagai wadah bagi anak di tingkat Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2010-2014 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN UMUM PERUBAHAN 1. Penyebutan Tahun 2012 Perwali dan Lampiran 2. Istilah stakeholder menjadi pemangku kepentingan pembangunan 3. Istilah Persiapan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 68/Menhut-II/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 68/Menhut-II/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 68/Menhut-II/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DEMONSTRATION ACTIVITIES PENGURANGAN EMISI KARBON DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

kebijakan yang menyebutkan pengembangan masyarakat dan desa dalam kerangka desentralisasi pembangunan. Namun kenyataannya, masyarakat, desa dan

kebijakan yang menyebutkan pengembangan masyarakat dan desa dalam kerangka desentralisasi pembangunan. Namun kenyataannya, masyarakat, desa dan LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI DAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN TERPADU ANTAR DESA (PPTAD) DALAM RANGKA PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT (PKPBM) TAHUN 2012 KEGIATAN Fasilitasi

Lebih terperinci

HASIL PERTEMUAN BERKALA. Jawa Timur dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

HASIL PERTEMUAN BERKALA. Jawa Timur dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik HASIL PERTEMUAN BERKALA Pertemuan Berkala Kegiatan Dokumentasi dan Informasi Hukum ini merupakan pertemuan yang ke XXIII, diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Lebih terperinci

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) VI FULDKT 2013 BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) VI FULDKT 2013 BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) VI FULDKT 2013 BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT Pasal 1 Nama Kegiatan ini bernama Musyawarah Nasional VI Forum Ukhuwah Lembaga Da wah Kampus Teknik, yang selanjutnya

Lebih terperinci

FORUM JASA KONSTRUKSI NASIONAL 2008

FORUM JASA KONSTRUKSI NASIONAL 2008 FORUM JASA KONSTRUKSI NASIONAL 2008 Tema: Melalui Tertib Penyelenggaraan Kita Tingkatkan Profesionalisme Jasa Konstruksi untuk Mewujudkan Persaingan Sehat dalam Mengantisipasi Kondisi Ekonomi global Mengemban

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. asing. Indonesia telah menjadikan Jepang sebagai bagian penting dalam proses

BAB V KESIMPULAN. asing. Indonesia telah menjadikan Jepang sebagai bagian penting dalam proses BAB V KESIMPULAN Dinamika hubungan diplomatik Indonesia dengan Jepang telah mengalami berbagai perkembangan, mulai dari masa penjajahan, kerjasama ekonomi hingga bidang politik dan keamanan. Politik luar

Lebih terperinci

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir i Kata Pengantar Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses

Lebih terperinci

Laksanakan Penataan Kehutanan Menyeluruh, dan Batalkan Rencana Pengesahan RUU tentang Pemberantasan Perusakan Hutan

Laksanakan Penataan Kehutanan Menyeluruh, dan Batalkan Rencana Pengesahan RUU tentang Pemberantasan Perusakan Hutan Pandangan dan Sikap Dewan Kehutanan Nasional (DKN) Atas Rancangan Undang-Undang Pemberantasan Perusakan Hutan Laksanakan Penataan Kehutanan Menyeluruh, dan Batalkan Rencana Pengesahan RUU tentang Pemberantasan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PERSETUJUAN PENETAPAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENATAAN RUANG WILAYAH Menimbang : a. Bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Propinsi Lampung dengan memanfaatkan ruang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 207-2022 I. PENGANTAR Pedoman Penyusnan Rencana Strategis (Renstra) SKPK Lingkup Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah disusun

Lebih terperinci

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 A) Latar Belakang Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Download FORMULIR PENDAFTARAN

Download FORMULIR PENDAFTARAN Download FORMULIR PENDAFTARAN JADWAL KEGIATAN FJKN 2007 WAKTU ACARA PEMERAN/PEMANDU 08.00 09.00 Pendaftaran Panitia 09.00 10.00 Pembukaan a. Lagu Indonesia Raya b. Laporan Ketua Panitia c. Sambutan dan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 87 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa

Lebih terperinci

STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK

STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK PROGRES DAN POTENSI OUTLINE HAKI DARI SUDUT PANDANG PUSPIJAK PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK IDENTIFIKASI POTENSI HAKI POTENSI PEROLEHAN HAKI 1 HAKI DARI SUDUT PANDANG PUSPIJAK LITBANG

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. c. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 39 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008, penugasan sebagian urusan pemerintahan dari

2 Mengingat : 1. c. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 39 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008, penugasan sebagian urusan pemerintahan dari No.2024, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LHK. Bupati Berau. Bupati Malinau. Bupati Kapuas Hulu. Program Hutan. Perubahan Iklim. Medebewin. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PENGERTIAN Pertemuan

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bentuk kriminal "kerah putih" yang canggih dan berdampak terhadap sistem

A. PENDAHULUAN Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bentuk kriminal kerah putih yang canggih dan berdampak terhadap sistem A. PENDAHULUAN Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bentuk kriminal "kerah putih" yang canggih dan berdampak terhadap sistem pembayaran. Fraud merupakan kesengajaan yang dilakukan secara

Lebih terperinci

RAPAT KERJA NASIONAL TAHUN 2010

RAPAT KERJA NASIONAL TAHUN 2010 DEWAN PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA DPP PATRI RAPAT KERJA NASIONAL TAHUN 2010 S U R A T K E P U T U S A N Nomor: 03 /RAKERNAS/II/2010 TENTANG: REKOMENDASI INTERNAL RAKERNAS

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGARAAN TATA TERTIB POKOK-POKOK BAHASAN JADWAL ACARA RAKERNAS IKA-FARMASI UNAND PADANG, JANUARI 2016

KETENTUAN UMUM PENYELENGARAAN TATA TERTIB POKOK-POKOK BAHASAN JADWAL ACARA RAKERNAS IKA-FARMASI UNAND PADANG, JANUARI 2016 KETENTUAN UMUM PENYELENGARAAN TATA TERTIB POKOK-POKOK BAHASAN JADWAL ACARA RAKERNAS PADANG, 30-31 JANUARI 2016 RAPAT KERJA NASIONAL 2016 KETENTUAN UMUM PENYELENGGARAAN RAKERNAS Padang, 30-31 Januari 2016

Lebih terperinci

Perundingan Saling Menguntungkan: Proyek TPSA Mengadakan Pelatihan Merancang dan Merundingkan Nota Kesepahaman untuk Pengembangan Ekspor

Perundingan Saling Menguntungkan: Proyek TPSA Mengadakan Pelatihan Merancang dan Merundingkan Nota Kesepahaman untuk Pengembangan Ekspor RI N G K ASA N KEG IATA N JAKARTA, 26 27 MEI 2016 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Perundingan Saling Menguntungkan: Proyek TPSA Mengadakan Pelatihan Merancang dan Merundingkan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN LATAR BELAKANG

KERANGKA ACUAN LATAR BELAKANG KERANGKA ACUAN Mendengar proses penerapan Free, Prior, Informed And Consent atau (FPIC) pada area proyek Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus (REDD+) di Kalimantan Tengah LATAR

Lebih terperinci

LAPORAN KETUA PANITIA PELAKSANA (OC) RAPAT KERJA NASIONAL MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011 JAKARTA, 18 S.D 22 SEPTEMBER 2011

LAPORAN KETUA PANITIA PELAKSANA (OC) RAPAT KERJA NASIONAL MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011 JAKARTA, 18 S.D 22 SEPTEMBER 2011 LAPORAN KETUA PANITIA PELAKSANA (OC) RAPAT KERJA NASIONAL MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2011 JAKARTA, 18 S.D 22 SEPTEMBER 2011 Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian Yang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)

PELAKSANAAN MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BANDUNG 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD), RENCANA

Lebih terperinci

Resiko Korupsi dalam REDD+ Oleh: Team Expert

Resiko Korupsi dalam REDD+ Oleh: Team Expert Resiko Korupsi dalam REDD+ Oleh: Team Expert Kenapa Kita Bicara Korupsi dalam REDD? Good Governance Lestari Hutan Dikelola Korupsi Rusak REDD Insentif Lestari Korupsi Rusak Akar Masalah Deforestasi Dan

Lebih terperinci

REDD+: Selayang Pandang

REDD+: Selayang Pandang REDD+: Selayang Pandang Outline Paparan Tentang REDD+ Makna REDD+ bagi Masyarakat Adat Implikasi Operasional 1 1 REDD+ = Apa itu REDD+? Reduksi (=pengurangan) Emisi dari Deforestasi dan Degradasi hutan

Lebih terperinci

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Nomor: 26/Siaran Pers/AL/LI.04.01/10/ UNTUK DITERBITKAN SEGERA Jakarta, 11 Oktober KY Loloskan 63 Calon Hakim ad hoc Hubungan Industrial pada MA dalam Seleksi Administrasi Jakarta (Komisi Yudisial) Sebanyak

Lebih terperinci

Nomor : /PP-PII/VIII/2016 Jakarta, Agustus 2016 Lampiran : Agenda Acara Perihal : Permohonan Kehadiran

Nomor : /PP-PII/VIII/2016 Jakarta, Agustus 2016 Lampiran : Agenda Acara Perihal : Permohonan Kehadiran Nomor : /PP-PII/VIII/2016 Jakarta, Agustus 2016 Lampiran : Agenda Acara Perihal : Permohonan Kehadiran Kepada Yth, a) Dewan Penasehat b) Dewan Pakar c) Majelis Kode Etik Insinyur d) Majelis Layanan Insinyur

Lebih terperinci

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012 For more information, contact: Leony Aurora l.aurora@cgiar.org Cell Indonesia: +62 (0)8111082309 Budhy Kristanty b.kristanty@cgiar.org Cell Indonesia: +62 (0)816637353 Sambutan Frances Seymour, Direktur

Lebih terperinci

Jakarta, 26 Februari 2015

Jakarta, 26 Februari 2015 Kerangka Acuan (TOR) Lokakarya Akuntabilitas 1 Pendanaan Kemanusiaan Jakarta, 26 Februari 2015 A. LATAR BELAKANG Bencana beragam penyebab di Indonesia dalam 10 tahun terakhir tercatat 11.274 kejadian,

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Komite Advokasi Nasional & Daerah BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci