PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia. Penyakit ini merupakan salah satu masalah internasional yang saat ini
|
|
- Sugiarto Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Penyakit ini merupakan salah satu masalah internasional yang saat ini semakin memburuk dengan meningkatnya resiko kejadian dan penyebab utama kematian, serta tercatat dua juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini (Smith, 2003). Menurut World Health Organization (2006) penyakit TB sangat berbahaya pada penderita penyakit human immunodeficiency virus (HIV) dan orang yang memiliki multi-drugs resistance Mycobacterium tuberculosis (MDRTB). Diperkirakan satu kematian setiap 15 detik (lebih dari 2 juta pertahun) serta 60% kasus penyakit TB meninggal tanpa pengobatan (Chandra, 2007). Penyakit TB disebabkan oleh grup strain mycobacterium yang berhubungan dekat, seperti Mycobacterium tuberculosis (M.tuberculosis), M.bovis, M.africanum, dan M.microti yang biasanya dikenal sebagai Mycobacterium tuberculosis complex (MTC) (Lie Bana et al., 1996; Parsons, 2010; Riyanti, 2011). Mycobacterium tuberculosis complex mempunyai karakteristik pertumbuhan yang lambat, sehingga identifikasi dengan metode tradisional yaitu kultur bakteri membutuhkan waktu beberapa minggu (Grange dan Yates, 1994). Walaupun beberapa karakteristik fenotip dapat digunakan untuk membedakan MTC, penelitian mengenai diferensiasi taksonomi membantu menegaskan bahwa anggota dari MTC harus dikenali sebagai spesies tunggal (Rogall et al., 1990).
2 2 Sangat penting untuk dapat mengidentifikasi spesies MTC secara tepat sehingga penyelidikan secara epidemiologi dapat mendeteksi reservoir potensial yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini berguna karena M.tuberculosis, M.bovis dan M.africanum dapat menyebabkan tuberkulosis pada manusia dan hewan dan mereka memiliki kemiripan dalam gejala klinis sehingga sulit dibedakan (Lie Bana et al., 1996). Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TB yang menyebabkan kematian hampir dua juta orang dengan kasus baru tuberkulosis hampir delapan juta orang per tahunnya. Menurut WHO sepertiga penduduk dunia terinfeksi M.tuberculosis (Raviglione et al., 1995) dan sudah terdeteksi pada ikan, reptil, burung dan mamalia termasuk mamalia laut. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan lebih dari 90% tuberkulosis pada manusia, namun jarang menginfeksi mamalia lain, kecuali anjing (Gunn-Moore, 2009). Penyakit TB pada manusia dan banyak spesies hewan ditandai adanya tubercle atau radang granuloma. Secara natural, kontaminasi pertama M.tuberculosis pada hewan adalah manusia, dan kemudian menyebabkan infeksi pada hewan, yang kemudian menjadi sumber infeksi untuk manusia (Une dan Mori, 2007). Mycobacterium africanum menyebabkan tuberkulosis pada manusia dan primata (Lie Bana et al., 1996), sedang M.microti menyebabkan tuberkulosis pada tikus dan kucing, dan diduga tidak menyebabkan penyakit pada manusia (Gunn-Moore, 2009). Mycobacterium bovis adalah penyebab paling umum dari tuberkulosis pada sapi dan menginfeksi manusia, primata, dan ternak seperti babi, domba, kambing, kuda, kerbau, unta. (Cosivi et al.,1995; Gunn-Moore, 2009).
3 3 Rute infeksi dari M.tuberculosis kebanyakan melalui sistem respirasi, namun dapat juga melalui sistem pencernaan, kulit dan pakan. Domba dan kambing peka terhadap M.tuberculosis dan M.bovis, namun kebanyakan kasus yang terjadi disebabkan karena M.tuberculosis yang ditularkan oleh sapi, kambing dan manusia. (Brudey et al., 2006; Kassa et al., 2011). Kambing yang terinfeksi penyakit TB dapat bertindak sebagai reservoir infeksi, memfasilitasi transmisi ke manusia (Gutierrez et al., 1997;. Kubica et al., 2003; Rodriguez et al., 2009; Bezos et al., 2011;), ternak sapi (Cvetnic et al., 2007; Vordermeier et al., 2002; Bezos et al., 2010;) dan satwa liar (Prodinger et al., 2002). Menurut Kassa et al., (2012), di Ethiopia TB pada domba dapat menular pada manusia. Hal ini terjadi karena kontak antar peternak dengan ternak yang terinfeksi TB. Domba dan kambing pada umumnya terinfeksi melalui pakan dan air yang sudah tercemar MTC. Penyakit TB pada domba, terutama disebabkan oleh M.bovis dan M.caprae (Aranaz et al., 2003; Bezos et al., 2012) adalah penyakit zoonosis yang berimplikasi bagi kesehatan masyarakat, serta memiliki dampak ekonomi karena produksi kambing menurun, peningkatan angka kematian dan biaya pengobatan. Kerugian akibat penyakit TB pada ternak dapat berupa penurunan produksi susu, kehilangan berat badan dan pengafkiran bagian-bagian daging yang terserang. (Anonimus, 2012). Hasil produk asal hewan yang terinfeksi penyakit TB seperti susu, daging dan produk lainnya tidak dapat dikonsumsi (Tjahajati, 2006). Mycobacterium tuberculosis dapat juga menyebabkan masalah lingkungan di peternakan dan populasi satwa liar yang mengakibatkan kerugian ekonomi
4 4 terkait dengan pemusnahan hewan yang terinfeksi dan keterbatasan hasil ternak untuk diperdagangkan (Collins, 2006; Cousins, 2001; Kennedy dan Benedictus, 2001; Olsen et al., 2002.; Palmer, 2007; Bezos et al.,2010). Di Spanyol, penyakit TB menimbulkan ancaman terhadap peternakan kambing, yang berdampak penurunan pendapatan ternak walaupun tidak mengalami pemberantasan sistematis pada populasi kambing. Beberapa negara yang tidak bebas dari TB pada ternak seperti domba, kambing dan sapi, tetap melakukan surveilans (Bezos et al., 2011). Kejadian penyakit TB pada ternak di Indonesia tidak begitu menonjol, dibandingkan dengan kejadian penyakit menular lainnya. Kejadian penyakit TB pada hewan di Indonesia yang pernah diteliti antara lain M.avium subspecies paratuberculosis dideteksi pada sapi perah di Kabupaten Bandung dan Banyumas (Adji, 2008), M.bovis pada Sapi di Wilayah Kabupaten Buleleng, Bangli, dan Karangasem Provinsi Bali (Putra et al., 2013), M.tuberculosis pada anjing dan kucing di Yogyakarta (Tjahajati, 2011). Data penelitian ini belum dapat mewakili kejadian TB di Indonesia, hal ini terjadi karena kurangnya laporan kejadian penyakit TB pada ternak, khususnya domba dan kambing belum banyak diteliti. Ternak domba di Indonesia diduga dapat terinfeksi TB, seperti halnya yang terjadi di Ethiopia dan Spanyol. Banyaknya kejadian TB pada hewan, sejauh ini belum banyak diteliti dan dipublikasikan. Keterbatasan alat diagnostik lapangan menyebabkan penyakit TB pada domba dan ternak lainya sering terabaikan. Dekatnya hubungan antara ternak dan manusia, membuat ternak sakit merupakan ancaman/resiko besar yang dapat bertindak sebagai sumber penularan ke manusia yang ada di
5 5 sekitarnya. Meskipun peningkatan jumlah penderita penyakit zoonotik TB terus meningkat, perhatian terhadap TB pada ternak yang ada di Indonesia sejauh ini belum mendapatkan perhatian yang serius. Dalam studi Kassa et al., (2012), M.tuberculosis galur M.umbiculosis (SIT149) yang diisolasi dari kambing menunjukkan kemungkinan transmisi dari manusia ke kambing. Mycobacterium umbiculosis (SIT149) strain M.tuberculosis adalah strain yang dominan di Ethiopia yang diisolasi dari pasien TB pada manusia. Hal ini terjadi karena kontak antar pengembala yang terinfeksi tuberkulosis dengan ternak (Kassa et al., 2012). Mengingat TB merupakan penyakit zoonosis strategis penting yang masih merupakan problem global dunia, maka pentingnya tersedianya alat diagnosis yang spesifik, cepat dan akurat, dalam rangka pemetaan dan pengendalian penyakit perlu mendapatkan perhatian. Banyak laboratorium saat ini menggunakan teknik molekuler untuk mengidentifikasi isolat Mycobacterium tuberculosis complex, salah satunya dengan menggunakan teknik Acridinium ester-labelled DNA probe. Hanya saja probe ini tidak dapat membedakan spesies dari MTC (Goto et al., 1991). Polymerase Chain Reaction (PCR) juga banyak digunakan untuk identifikasi Mycobacterium. Metode PCR ini dapat digunakan untuk identifikasi spesies dari MTC, yaitu dengan menggunakan primer dari fragmen gen yang spesifik untuk masing-masing spesies MTC (Lie Bana et al., 1996). Deteksi TB dengan multiplex Polymerase Chain Reaction (m-pcr) pada ternak menjadi sangat penting karena didasarkan pada DNA spesifik yang dimiliki oleh M.tuberculosis dan M.bovis, yang dapat dideteksi dengan satu langkah
6 6 metode PCR. Ternak sapi, kambing, dan domba dapat terinfeksi M.tuberculosis dan M.bovis, merupakan strain yang banyak menyerang pada manusia dan diketahui sangat berbahaya serta merugikan (Dolin, l994; Aranaz et al., l996). Pembuatan perangkat diagnostik m-pcr menjadi sangat penting diperlukan untuk mewujudkan alternatif pemecahan diagnosis TB ternak, mengingat TB merupakan penyakit zoonosis strategis penting yang sampai saat ini masih merupakan problem global dunia, termasuk juga di Indonesia. Tersedianya perangkat diagnosis yang cepat, tepat, dan akurat akan dapat merupakan pemecahan awal, dan dapat diaplikasikan untuk menentukan prevalensi kejadian TB pada ternak, sehingga pada akhirnya dapat dilakukan pemetaan penyakit TB pada berbagai ternak yang ada di Indonesia. Hasil penelitian yang berupa tersedianya perangkat diagnosis TB dengan m-pcr untuk ternak akan dapat dipakai untuk dapat diaplikasikan untuk menentukan prevalensi TB pada berbagai ternak yang ada di Indonesia berdasar kajian molekuler, yang sangat bermanfaat khususnya pengembangan peternakan untuk mendukung program swasembada daging, dan juga untuk penanggulangan penyakit menular yang punya resiko untuk menular ke manusia sehingga informasi TB pada berbagai ternak tersedia, dan terdokumentasikan dengan baik. Dengan kata lain hasil penelitian diharapkan akan sangat berguna untuk pengembangan IPTEK di bidang Pengembangan Peternakan dalam deteksi dan pemberantasan penyakit menular untuk mendukung Pengembangan Peternakan komoditas yang diprioritaskan pada periode lima tahun ke depan, yaitu ternak sapi, kambing, dan domba.
7 7 Perumusan Masalah Penyakit TB merupakan penyakit zoonosis strategis penting yang masih merupakan problem global dunia, maka pentingnya tersedianya alat diagnosis yang spesifik, cepat dan akurat, dalam rangka pemetaan dan pengendalian penyakit. Secara natural, kontaminasi pertama M.tuberculosis pada hewan adalah manusia, dan kemudian menyebabkan infeksi pada hewan, yang kemudian menjadi sumber infeksi untuk manusia (Une dan Mori, 2007). Penyakit TB pada domba, terutama disebabkan oleh M.bovis dan M.caprae ( Aranaz et al., 2003; Bezos et al., 2011) adalah penyakit zoonosis yang berimplikasi bagi kesehatan masyarakat, serta memiliki dampak ekonomi karena produksi kambing menurun, peningkatan angka kematian dan biaya pengobatan. Ternak domba di Indonesia diduga dapat tertular penyakit TB khususnya M.tuberculosis seperti halnya yang terjadi di Ethiopia dan Spanyol serta keterbatasan informasi kejadian TB pada hewan di Indonesia. Keterbatasan alat diagnostik lapangan menyebabkan penyakit TB pada domba dan ternak lainya sering terabaikan. Dekatnya hubungan antara ternak dan manusia, membuat ternak sakit merupakan ancaman/resiko besar yang dapat bertindak sebagai sumber penularan ke manusia yang ada di sekitarnya. Ketepatan dan kecepatan diagnosis TB sampai sekarang masih merupakan masalah besar, baik pada manusia maupun pada ternak seperti sapi, kambing, dan domba. Diagnosis secara konvensional dengan kultur bakteri mempunyai tingkat spesifisitas yang tinggi (mendekati 100%) namun karena pertumbuhan
8 8 M.tuberculosis yang lambat dalam kultur (8-10 minggu) mengakibatkan diagnosis ini sering terlambat. Apabila jumlah bakteri yang berhasil tumbuh pada kultur bakteri sangat sedikit, maka sangat sulit untuk menentukan hasil yang positif. Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN staining) pada spesimen klinis memang memberikan hasil yang lebih cepat, namun tidak dapat mengidentifikasi Mycobacterium pada level spesies dan memerlukan jumlah bakteri dalam kultur yang besar (>10 4 /ml) untuk tiap sampelnya (David, 1976). Diagnosis menggunakan sistem BACTEC radiometrik (Middlebrook et al., 1977) dan immunoassay untuk mengidentifikasi Mycobacterium dengan antibodi monoklonal (Verstijnen et al., 1991) memberikan hasil yang lebih cepat, namun kedua metode ini masih tetap tergantung pada pertumbuhan M.tuberculosis pada kultur. Diagnosis secara serologis mempunyai beberapa keunggulan untuk situasi tertentu, namun tingkat spesifisitas dan sensitifitasnya metode ini rendah dan tidak memberikan hasil yang memuaskan (Daniel and Debanne, 1987). Metode kromatografi gas dengan deteksi ionisasi flame memberi keunggulan untuk mengidentifikasi kultur Mycobacterium, namun metode ini tidak cukup sensitif digunakan untuk spesimen klinis seperti, sputum, pus, darah, eksudat pulmo, dan cairan tubuh yang lain (Larsson and Odham, 1986). Metode deteksi dengan menggunakan spektrometrik massa (Mass Spectrometric) memang memberikan hasil yang baik untuk spesimen klinis, namun memerlukan peralatan yang canggih dan biaya mahal (Larsson et al., 1987). Berdasarkan pada permasalahan yang dirumuskan, maka permasalahan dapat diselesaikan dengan penelitian yang menggunakan metode diagnosis cepat
9 9 untuk deteksi M.tuberculosis dan M.bovis domba yakni menggunakan metode multiplex Polymerase Chain Reaction (m-pcr) dari spesimen organ paru dan limfoglandula domba. Amplifikasi PCR pada region insertion element CSB1, CSB2 dan CSB3 dengan primer spesifik (Bakshi et al.,2005). Metode ini dapat digunakan untuk melakukan deteksi secara cepat dan rutin dari spesimen klinis, dan dapat digunakan untuk mengindentifikasi M.tuberculosis dan M.bovis pada level molekuler. Metode m-pcr adalah salah satu solusi masalah diagnosis TB pada ternak seperti sapi, kambing, dan domba masih merupakan masalah, karena uji dengan intradermal (TST, tuberculin skin test) memerlukan waktu yang lama dan hasil antar individual sangat bervariasi, uji dengan isolasi/kultur bakteri membutuhkan waktu yang sangat lama (8-10 minggu). Alternatif pemecahan dengan diagnosis tuberculosis secara in vitro merupakan cara yang mudah, dan dengan metode m-pcr menggunakan primer spesifik dengan DNA M.tuberculosis dan M.bovis. Diagnosis yang didasarkan pada DNA spesifik yang dimiliki oleh kuman penyebab TB (M.tuberculosis dan M.bovis), akan menjanjikan cara diagnosis yang mudah, cepat, dan akurat. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah aplikasi metode m-pcr untuk deteksi M.tuberculosis dan M.bovis pada domba dengan dengan primer spesifik yang dapat membedakan DNA M.tuberculosis dan M.bovis. Manfaat Penelitian Metode m-pcr dapat mendeteksi M.tuberculosis dan M.bovis pada domba, sehingga menjadi salah satu pilihan perangkat diagnostik untuk
10 10 mendeteksi M.tuberculosis dan M.bovis pada domba dan ternak lainnya. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan tambahan informasi infeksi M.tuberculosis dan M.bovis pada domba khususnya di Indonesia. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan diagnosis M.tuberkulosis dan M.bovis dengan metode PCR baik di dalam maupun luar negeri. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan, berikut persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Persamaan dan perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu No. Peneliti/Tahun/Judul/Hasil Persamaan Perbedaan 1 Rodriguez et al., / 1995 / Mengidentifikasi jenis Identifikasi jenis Species-specific Mycobacterium dengan Mycobacterium identification of metode PCR yang berbeda Mycobacterium bovis by sehingga primer PCR / Dengan metode RAPD yang digunakan mengidentifikasi dapat berbeda dengan M.bovis strain M.bovis BCG gen target yang pada posisi band 500 bp berbeda, serta dengan menggunakan sampel susu. sampel berbeda. Lokasi: Kolumbia 2 Shah et al., / 2002 / A multiplex-pcr for the diferentiation of Mycobacterium bovis and Mycobacterium tuberculosis / Metode m-pcr dengan isolat dari manusia, sapi, babi dan marmut di India dengan menggunakan Primer JB21, JB22, pncatb-1.2 dan pncamt-2 dengan M.bovis pada band 500 bp dan M.tuberculosis pada 185 bp. Mengidentifikasi jenis M.tuberculosis dan M.bovis dengan metode m-pcr Primer yang digunakan berbeda sehingga gen target yang berbeda dengan hasil posisi band berbeda, serta sampel yang berbeda Lokasi: India
11 11 No. Peneliti/Tahun/Judul/Hasil Persamaan Perbedaan 3 Bakshi et al., / 2005 / Rapid differentiation of Mengidentifikasi jenis M.tuberculosis dan Susunan nukleotida Primer Mycobacterium bovis and M.bovis dengan CSB 3 yang Mycobacterium metode m-pcr dan berbeda, serta tuberculosis based on a kb fragment by a single tube multiplex-pcr / Dapat primer yang hampir sama. hasil posisi band yang berbeda pada M.tuberculosis. membedakan M.tuberculosis Sampel yang (337 bp) dan M.bovis (168 bp) dengan menggunakan perbedaan fragmen 12,7 kb dan primer CSB1, CSB 2 dan CSB 3 digunakan berbeda Lokasi: India 4 Adji / 2008 / Deteksi Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis pada sapi perah di Kabupaten Bandung dan Banyumas / Pemeriksaan kejadian M. paratuberkulosis pada sapi perah di Kabupaten Bandung dan Banyumas dengan PCR (primer IS900 dan primers F57) Prevalensi penyakit tersebut berkisar 2%, karena dari 184 sampel yang diambil ada 2 yang positif paratuberkulosis 5 Marianelli et al., / 2010 / A case of generalized bovine tuberculosis in a sheep / Dideteksi adanya infeksi M.bovis pada domba dengan metode PCR (primer IS6110) Mengidentifikasi jenis mycobacterium dengan metode PCR Mengidentifikasi jenis M.bovis dengan metode PCR Identifikasi jenis mycobacterium yang berbeda sehingga primer yang digunakan berbeda dengan gen target yang berbeda, serta sampel berbeda. Lokasi: Kabupaten Bandung dan Banyumas Identifikasi jenis M.bovis sehingga primer yang digunakan berbeda dengan gen target yang berbeda Lokasi: Italia Berdasarkan pada Tabel 1 diatas, maka penelitian ini belum pernah dilakukan yakni aplikasi m-pcr untuk deteksi M.tuberculosis dan M.bovis pada domba.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi kesehatan dunia, WHO, baru-baru ini membunyikan tanda bahaya untuk mewaspadai serangan berbagai penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini, wabah penyakit
Lebih terperinci2.1. Morphologi, etiologi dan epidemiologi bovine Tuberculosis
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Morphologi, etiologi dan epidemiologi bovine Tuberculosis Kasus tuberkulosis pertama kali dikenal dan ditemukan pada tulang mummi Mesir kuno, kira-kira lebih dari 2000 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan manusia tiap tahunnya dan menjadi penyebab kematian kedua dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diagnosis tuberkulosis (TB) paru pada anak masih menjadi masalah serius hingga saat ini. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis tuberkulosis (TB) paru pada anak masih menjadi masalah serius hingga saat ini. Hal ini disebabkan karena kesulitan yang dihadapi untuk mendiagnosis TB paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme yang tidak dapat dikulturkan dengan teknik standar diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru yang dapat mempelajari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru tetapi juga dapat mengenai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk yang pesat, membaiknya keadaan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Laporan World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis
ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis dengan Teknik PCR menggunakan Primer X dibandingkan dengan Pemeriksaan Mikroskopik (BTA) dan Kultur Sputum Penderita dengan Gejala Tuberkulosis
Lebih terperincirepository.unimus.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Penyakit TBC merupakan penyakit menular
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun Jumlah (ekor) Frekuensi
PENDAHULUAN Latar Belakang Keanekaragaman sumber daya hayati merupakan modal dasar dan faktor dominan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan ekonomi, perdagangan dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis (M.tuberculosis) yang dapat mengenai berbagai organ tubuh, tetapi paling sering mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis (MTB). Angka insidensi, mortalitas, dan morbiditas penyakit TB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible disease adalah penyakit yang secara klinik terjadi akibat dari keberadaan dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Hal ini dikaitkan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi tropik sistemik, yang disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab tuberkulosis. Tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang terutama menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (Brunner & Suddarth,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena resistensi tuberkulosis ( TB). MDR-TB didefinisikan sebagai keadaan resistensi terhadap setidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB). TB paling sering menjangkiti paru-paru dan TB paru sering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang utama khususnya di negara-negara berkembang. 1 Karena itu TB masih merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang Permasalahan. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Permasalahan Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB masih menjadi permasalahan kesehatan utama secara global,
Lebih terperincitudi Epidemiologi Penyakit Tuberculosis pada Populasi Sapi di Peternakan
tudi Epidemiologi Penyakit Tuberculosis pada Populasi Sapi di Peternakan Novryzal Dian Abadi Ade Margani Ferriyanto Dian K M. Amriyan N Ovilia Zabitha Uswatun Hasanah Widya Alif S Tri Cahyo D. Yessy Puspitasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan sejak tahun 2013 masih mempunyai beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia termasuk juga di Indonesia penyakit TBC biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan melalui partikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia tiap tahun dan menduduki peringkat nomor dua penyebab
Lebih terperinciSAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah. menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI,
BAB I PANDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI, 2002). Tahun 1993 WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae) yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada umumnya Tuberkulosis terjadi pada paru, tetapi dapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah
PENDAHULUAN Latar Belakang Canine Parvovirus merupakan penyakit viral infeksius yang bersifat akut dan fatal yang dapat menyerang anjing, baik anjing domestik, maupun anjing liar. Selama tiga dekade ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) memerlukan deteksi cepat untuk kepentingan diagnosis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia terutama negara berkembang. Munculnya epidemik Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinciAnjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis
Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira interrogans sensu lato. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciNILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Inayati* Bagian Mikrobiologi Fakuktas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Mycobacterium Tuberculosis). 1 Organ tubuh manusia yang paling dominan terserang kuman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat negara kita baru mulai bangkit dari krisis, baik krisis ekonomi, hukum dan kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit
Lebih terperinciAsia Tenggara termasuk dalam region dengan angka kejadian TB yang tinggi. Sebesar 58% dari 9,6 juta kasus baru TB pada tahun 2014 terjadi di daerah As
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang ditularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini masih menjadi masalah besar kesehatan karena meningkatkan angka kesakitan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan protein yang tinggi masyarakat Indonesia yang tidak disertai oleh kemampuan untuk pemenuhannya menjadi masalah bagi bangsa Indonesia. Harper dkk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yaitu bakteri berbentuk batang (basil)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit antraks merupakan salah satu penyakit zoonosa yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yaitu bakteri berbentuk batang (basil) dengan ujung siku-siku bersifat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas sehari-hari. Bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Price & Wilson, 2006). Penyakit ini dapat menyebar melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu penyakit yang mendapat perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) 2013, lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang di Indonesia telah meremehkan penyakit tuberkulosis paru atau yang dahulu sering disebut TBC yang kini menjadi sebutan TB Paru. Tuberkulosis Paru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius. Pneumonia ditandai dengan konsolidasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. sapi secara maksimal masih terkendala oleh lambatnya pertumbuhan populasi sapi
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Produksi daging sapi pada tahun 2012 mengalami defisit sebesar 78.329 ton (21,40%). Upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan produksi daging sapi secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TBC merupakan penyakit yang sangat membahayakan, karena di dalam paru-paru kita terdapat kuman mycrobacterium tuberculosis, yang apabila di biarkan, kuman tersebut akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Kemenkes RI, 2014). TB saat ini masih menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering mengenai organ paru-paru. Tuberkulosis paru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan angka kejadian, tidak hanya terjadi di Indonesia juga di berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak beberapa tahun terakhir ini, berbagai penyakit infeksi mengalami peningkatan angka kejadian, tidak hanya terjadi di Indonesia juga di berbagai belahan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Mycobacterium non tuberculosis pertama kali ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip tuberculosis teridentifikasi pada ayam. Pada 1930, Mycobacterium non tuberculosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru (pulmonary tuberculosis),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bakteri Tahan Asam (BTA) Mycobacterium tuberculosa. Sebagian besar bakteri ini menyerang paru-paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus hewan dan manusia dengan ratusan strain yang berbeda, baik yang berbahaya maupun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular di seluruh dunia setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). 1 Sepertiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama global. Tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari penyakit menular di seluruh dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global utama. Hal ini menyebabkan gangguan kesehatan pada jutaan orang setiap tahunnya dan merupakan peringkat kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang banyak ditemukan di negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang sebagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan bahan pangan asal ternak untuk memenuhi konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Data Survei Sosial Ekonomi Pertanian tahun 2007-2011
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keluarga adalah dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu melalui inhalasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi. Ikan mas dibudidayakan untuk tujuan konsumsi, sedangkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu spesies ikan yang cukup luas dibudidayakan dan dipelihara di Indonesia adalah ikan mas dan koi (Cyprinus carpio) karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. TB sampai saat ini masih tetap menjadi masalah kesehatan dunia yang utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional
Lebih terperinci2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) dalam (Ishak & Daud, 2010) tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi permasalahan utama di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang jika tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini umumnya menyerang pada paru, tetapi juga dapat menyerang bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch menemukan penyakit penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, sebagian kecil oleh bakteri Mycobacterium africanum dan Mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis serta Mycobacyerium avium, tetapi lebih sering disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, banyak dikonsumsi karena rasanya lezat. Komoditas kerapu diekspor dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
34 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini jenis sampel diambil berupa serum dan usap kloaka yang diperoleh dari unggas air yang belum pernah mendapat vaksinasi AI dan dipelihara bersama dengan unggas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang telah lama dikenal. Penyakit ini menjadi masalah yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat terutama di negara yang
Lebih terperinciCOXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )
COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI (078114113) KLASIFIKASI ILMIAH Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Legionellales Family : Coxiellaceae Genus :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningitis merupakan reaksi peradangan yang terjadi pada lapisan yang membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan
Lebih terperinci