BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEBAHASAN. akan menganalisis kinerja keuangan PETROSEA Tbk, RESOURCE ALAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEBAHASAN. akan menganalisis kinerja keuangan PETROSEA Tbk, RESOURCE ALAM"

Transkripsi

1 33 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEBAHASAN 4.1. Hasil Penelian Perusahaan sebagai sebuah organisasi ekonomi perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kinerja keuangannya. Penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan PETROSEA Tbk, RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk, BUMI RESOURCES Tbk, TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM Tbk, TIMAH Tbk, ANEKA TAMBANG (Persero) Tbk, MEDCO ENERGI INTERNATIONAL Tbk, dan APEXINDO PRATAMA DUTA Tbk, dengan analisis tersebut maka akan diperoleh gambaran mengenai kinerja masing-masing perusahaan. 33

2 34 Tabel 1.4 Rasio masing-masing perusahaan 2004, 2005 dan 2006 Nama Perusahaan PETROSEA Tbk Rasio/ tahun CR ROI ROE NPM EPS RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk BUMI RESOURCES Tbk TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM Tbk TIMAH Tbk ANEKA TAMBANG (Persero) Tbk MEDCO ENERGI INTERNATIONAL Tbk APEXINDO PRATAMA DUTA Tbk Keterangan : Data Langsung tersedia di BEJ

3 Pembahasan Rasio Tabel 2.4 PETROSEA Tbk Perbandingan Rasio selama 2004 s.d CR ROI ROE NPM EPS Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ Berdasarkan tabel di atas rasio utang lancar terhadap aktiva lancar pada tahun 2004 setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh Rp. 315,82 aktiva lancar, pada tahun 2005 setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh Rp. 257,47 aktiva lancar, pada tahun 2006 setiap Rp.1,- utang lancar dijamin Rp. 227,37 jadi selama tiga tahun rasio ini terus menurun, hal ini disebabkan peningkatan jumlah utang lancar, walaupun demikian perusahaan masih mampu untuk memenuhi kawajiban lancarnya dengan jumlah aktiva yang dimiliki. Dilihat dari rasio profitabilitas kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan tingkat aset yang dimiliki perusahaan cukup baik, pada tahun 2004 perusahaan telah menghasilkan laba sebesar Rp (juta) dengan besar aktiva Rp (juta), pada tahun 2005 laba mengalami peningkatan menjadi Rp (juta) dengan peningkatan aktiva menjadi Rp (juta), hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menggunakan aktiva yang dimilikinya secara maksimal untuk memperoleh laba. 35

4 36 EPS atau laba per saham, pada tahun 2004 rasio ini sebesar Rp. 562,42 dengan jumlah laba Rp , hal ini menunjukkan bahwa setiap lembar pemegang saham biasa akan memperoleh dividen sebesar Rp. 562,42 dan pada tahun 2005 dividen saham yang diterima sebesar Rp. 814,98 meningkat seiring dengan peningkatan laba yang diperoleh. 36

5 37 Rasio Tabel 3.4 RESOURCES ALAM INDONESIA Tbk Perbandingan Rasio selama 2004 s.d CR ROI 0.16 (2.85) (2.85) (13.43) ROE 0.26 (4.90) (4.90) (24.68) NPM (0.28) (3.94) (3.94) (54.38) EPS (1.79) (15.89) (15.89) (107.16) Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ Rasio utang lancar selama tiga tahun bervariasi, setiap utang Rp.1,- dapat dijamin oleh aktiva sebesar Rp. 269,48 pada tahun 2004, Rp. 240,75 pada tahun 2005 dan Rp. 359,07 pada tahun 2006, tingakat rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Selama tiga tahun perusahaan mengalami kerugian, hal ini dapat dilihat dari menurunnya rasio ROI, ROE, dan NPM, rasio yang rendah ini disebabkan karena perusahaan mengalami penurunan nilai pendapatan sementara beban penjualan yang ditanggung perusahaan cukup besar. EPS pada tahun 2004 minus sebesar Rp. 1,79, pada tahun 2005 minus sebesar Rp.15,89 dan pada tahun 2006 minus sebesar Rp. 107,16, hal ini terjadi karena perusahaan mengalami kerugian selama tiga tahun berturut-turut yaitu Rp. 448 (juta) pada tahun 2004, Rp (juta) pada tahun 2005 dan Rp (juta) pada tahun

6 38 Rasio Tabel 4.4 BUMI RESOURCES Tbk Perbandingan Rasio selama 2004 s.d CR ROI ROE NPM EPS Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ Current ratio atau rasio lancar menjadi hal yang penting bagi pemegang saham, kreditur, maupun investor karena dari rasio yang tinggi berarti terjaminnya modal yang mereka tanamkan pada perusahaan dengan syarat perubahan laba yang terus meningkat. Berdasarkan tabel tersebut di atas rasio ini terus maningkat, peningkatan ini disebabkan perusahaan menambah jumlah aktiva lancar serta menambah pembiayaan dari pihak kreditur selama 3 tahun. Rasio laba terhadap penjualan tahun 2004 sebesar 12,35% dengan tingkat pendapatan Rp (juta) perusahaan telah menghasilkan laba sebesar Rp (juta), namun rasio NPM mengalami penurunan menjadi 7,68% penurunan ini disebabkan beban yang harus dikeluarkan perusahaan lebih besar dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2006 rasio NPM mengalami peningkatan menjadi 12.01% peningkatan ini disebabkan pada tahun ini perusahaan telah berhasil menaikkan pendapatan menjadi Rp (juta) sehingga perusahaan memperolah laba Rp (juta). EPS yang dihitung untuk saham biasa ini selama 3 tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2004 EPS sebesar Rp , tahun 2005 sebesar Rp. 62,98 dan tahun

7 39 sebesar Rp. 103,40. Peningkatan ini terjadi karena perubahan penggunaan utang yang semakin meningkat, penambahan jumlah utang ini mengakibatkan perubahan laba per saham. 39

8 40 Rasio Tabel 5.4 TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM Tbk Perbandingan Rasio selama 2004 s.d CR ROI ROE NPM EPS Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ Berdasarkan perbandingan rasio tabel tersebut diatas, selama tiga tahun rasio ini terus meningkat, nilai rasio lancar pada tahun 2004 sangat besar yaitu 378,30%, pada tahun 2005 sebesar 451,14% dan pada tahun 2006 sebesar 544,05% tingginya rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas sangat tinggi hal ini berarti perusahaan mempunyai kelebihan aktiva lancar, peningkatan ini disebabkan perusahaan menambah aktiva lancar pada tahun 2004 sebesar Rp (juta) menjadi Rp (juta) pada tahun 2005 dan menambah jumlahnya menjadi Rp (juta) pada tahun 2006, peningkatan menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid, selain itu jika perusahaan memiliki kas yang cukup maka dapat digunakan untuk memperolah potongan dagang (trade discount). Pada tahun 2004 dengan tingkat modal Rp (juta) rasio ROE sebesar 34,16% mampu menghasilkan laba sebesar Rp (juta), pada tahun 2005 dengan tingkat modal Rp (juta) mampu menghasilkan laba sebesar Rp (juta) atau senilai 15,58%, pada tahun 2006 rasio ini menurun menjadi 13,74% hal ini 40

9 41 menunjukkan bahwa dengan tingkat modal Rp (juta) perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar Rp (juta). EPS selama tiga tahun terus mengalami peningkatan, pada tahun 2004 para pemegang saham akan memperoleh dividen sebesr Rp. 196,69 setiap kepemilikan 1 lembar saham biasa, pada tahun 2005 sebesar Rp. 202,71 dan tahun 2007 sebesar Rp. 210,78, peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba yang diperoleh perusahaan selama tiga tahun berturut-turut, jadi perusahaan yang labanya tinggi akan membayar dividen yang lebih tinggi. 41

10 42 Rasio Tabel 6.4 TIMAH Tbk Perbandingan Rasio selama 2004 s.d CR ROI ROE NPM EPS Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ Berdasarkan tabel di atas rasio lancar mengalami penurunan selama tiga tahun, meskipun demikian dilihat dari rasio lancar perusahaan masih dalam keadaan likuid karena setiap Rp.1,- utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 238,50 pada tahun 2004, sebesar Rp. 182,86 pada tahun 2005 dan sebesar Rp. 158,01 pada tahun ROI adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang dimiliki perusahaan. Selama tahun 2004 rasio ini sebesar 12,71% perusahaan telah menghasilkan laba sebesar Rp (juta) dengan besar aktiva Rp (juta), hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menggunakan aktiva yang dimilikinya secara maksimal untuk memperoleh laba. EPS atau laba per saham, pada tahun 2004 rasio ini sebesar Rp.353,48 dengan jumlah laba Rp (juta), hal ini menunjukkan bahwa setiap lembar pemegang saham biasa akan memperoleh dividen sebesar Rp. 353,48. Pada tahun 2005 jumlah EPS menurun menjadi Rp. 213,59, penurunan ini disebabkan laba yang diterima perusahaan lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp (juta) sehingga 42

11 43 dividen yang diterima juga mengalami penurunan. Pada tahun 2006 angka EPS meningkat menjadi Rp. 413,56 peningkatan ini disebabkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari tahun lalu yaitu sejumlah Rp (juta). 43

12 44 Rasio Tabel 7.4 ANEKA TAMBANG (Persero) Tbk Perbandingan Rasio selama 2004 s.d CR ROI ROE NPM EPS Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ Berdasarkan rasio pada tabel di atas, tahun 2004 nilai rasio lancar sebesar 287,62%, pada tahun 2005 setiap Rp.1,- hutang lancar dijamin oleh Rp.267,83 aktiva lancar dan pada tahun 2006 setiap Rp.1,- utang lancar dijamin oleh Rp.281,27 aktiva lancar. Selama tiga tahun perusahaan berada dalam keadaan likuid. Pada tahun 2005 perusahaan menurunkan jumlah aktiva lancar, hal ini dilakukan agar tidak mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Secara garis besar perusahaan mampu meningkatkan profitabilitasnya dengan penjualan tertentu dan tingkat beban usaha yang terus berfluktuasi. Pada tahun 2004 ROI perusahaan sebesar 19,17%, tahun 2005 sebesar 18,78% dan tahun 2006 sebesar 30,45% hal ini menunjukkan bahwa manajemen telah melakukakn efisiensi aset, penambahan total aktiva yang dilakukan manajemen telah mampu memberikan return yang terus meningkat yaitu laba yang diperoleh perusahaan pada tahun 2004 sebesar Rp (juta), tahun 2005 sebesar Rp (juta) dan tahun 2006 sebesar Rp (juta). 44

13 45 EPS yang dihitung untuk saham biasa ini selama tiga tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2004 EPS sebesar Rp. 423,08, tahun 2005 sebesar Rp. 441,34 dan tahun 2006 sebesar Rp. 813,96 peningkatan ini terjadi karena terjadi perubahan penggunaan utang, penambahan jumlah utang akan mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS) sehingga terjadi perubahan pada harga saham. 45

14 46 Rasio Tabel 8.4 MEDCO ENERGI ITERNATIONAL Tbk Perbandingan Rasio selama 2004 s.d CR ROI ROE NPM EPS Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ Rasio utang lancar terhadap aktiva lancar selama tahun 2004 setiap Rp.1,- utang lancar dijamin Rp. 209,55 aktiva lancar, tahun 2005 setiap Rp.1,- utang lancar dijamin Rp. 197,39 aktiva lancar dan tahun 2006 setiap Rp.1,- dijamin Rp. 225,96 aktiva lancar. Pada tahun 2005 rasio ini menurun hal ini disebabkan perusahaan mengurangi jumlah aktiva lancar, pada tahun 2006 rasio ini meningkat hal ini terjadi karena meningkatnya aktiva lancar perusahaan, yang semula senilai Rp (juta) menjadi Rp (juta). Dilihat dari rasio profitabilitas selama tahun 2004 dan tahun 2005 cukup baik, namun pada tahun 2006 rasio NPM mengalami penurunan, penurunan ini terjadi karena perusahaan meningkatkan jumlah aktiva lancar namun penggunaannya kurang maksimal, aktiva lancar pada tahun 2006 sebesar Rp (juta) hanya mampu menghasilkan laba sebesar Rp (juta). EPS atau laba perusahaan, pada tahun 2004 rasio ini sebesar Rp.211,21 dengan jumlah laba Rp (juta), hal ini menunjukkan bahwa setiap lembar pemegang saham biasa akan memperoleh dividen sebesar Rp. 211,21. Pada tahun 2005 jumlah EPS 46

15 47 meningkat menjadi Rp. 236,43 peningkatan ini disebabkan laba yang diterima perusahaan lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp (juta), namun pada tahun 2006 terjadi penurunan nilai EPS menjadi Rp. 103,37 penurunan yang disebabkan oleh menurunnya laba yang diperoleh perusahaan. 47

16 48 Rasio Tabel 9.4 APEXINDO PRATAMA DUTA Tbk Perbandingan Rasio selama 2004 s.d CR ROI (1.19) (1.82) (1.82) ROE (2.72) (3.73) (3.73) NPM (2.65) (3.80) (3.80) EPS (15.51) (16.70) (16.70) Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ Berdasarkan tabel teresebut di atas pada tahun 2004 nilai rasio lancar sangat besar 180,63% pada tahun 2005 sebesar 345,36% dan tahun 2006 sebesar 463,11%. Tingginya rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang sangat tinggi hal ini berarti perusahaan mempunyai kelebihan aktiva lancar, yang nantinya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, selain itu perusahaan juga harus tetap memperhatikan komponen aktiva lancar, agar jika terjadi kebutuhan tidak terduga perusahaan dapat segera memenuhinya. Rasio keuntungan neto setelah pajak terhadap total aktiva atau yang disebut dengan ROI selama tahun 2004 dan 2005 mengalami penurunan sebesar minus 1,19% dan 1,82%. Hal ini disebabkan kerugian yang diderita perusahaan cukup besar. Sedangkan pada tahun 2006 rasio ini mengalami peningkatan menjadi 13,83% pada tahun ini perusahaan telah berhasil menutup kerugian yang diderita perusahaan pada tahun tahun sebelumnya, selain itu perusahaan telah berhasil memaksimalkan aktiva yang dimilikinya dengan mengubah kerugian pada tahun 2004 dan tahun 2005 menjadi laba di tahun

17 49 EPS pada tahun 2004 dan tahun 2005 minus, jika dilihat lebih jauh perusahaan mengalami kerugian pada tahun 2004 sebesar Rp (juta) dan Rp (juta) pada tahun Pada tahun 2006 nilai EPS sebesar Rp. 145,15 hal ini terjadi karena perusahaan mampu mengurangi kerugian yang dideritanya sehingga dapat menghasilkan laba sebesar Rp (juta) hal ini membuat para pemegang saham tetap menerima keuntungan dari modal yang ditanamkan ke perusahaan sebesar Rp. 145,15 untuk satu lembar saham biasa. 49

18 Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kinerja keuangan Petrosea Tbk mempunyai kinerja yang bagus dari aspek likuiditas, profitabilitas dan rasio pasar. Resource Alam Indonesia Tbk mepunyai kinerja yang cukup bagus dari aspek likuiditas. Bumi Resources Tbk mempunyai nilai kinerja yang baik pada aspek profitabilitas. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk mempunyai nilai kinerja yang baik pada aspek likuiditas, profitabilitas dan rasio pasar. Timah Tbk memiliki kinerja yang bagus dari aspek likuiditas, rasio pasar dan cukup baik pada aspek profitabilitas. Aneka Tambang (Persero) Tbk mempunyai nilai kinerja yang bagus dari aspek likuiditas, profitabilitas, dan rasio pasar. Medco Energi International Tbk mempunyai kinerja yang bagus dari aspek likuiditas, profitabilitas dan rasio pasar. Apexindo Pratama Duta Tbk mempunyai kinerja yang bagus dari aspek likuiditas. Dengan demikian penelitian ini mengandung implikasi bahwa perusahaan yang aspek likuiditas, profitabitas dan rasio pasar yang mengalami penurunan, dengan mengetahui penyebabnya maka akan diharapkan dapat mengambil langkah yang paling tepat untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Bagi masing-masing perusahaan, hasil penelitian kinerja ini diharapkan dapat lebih memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan baik posisi keuangan maupun hasil usaha yang nantinya dapat digunakan untuk memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu bagi calon investor hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan sekaligus bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. 50

19 51 Keterbatasan penelitian ini bahwa yang menjadi objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan, untuk itu penelitian berikutnya diharapkan dapat melihat aspek lainnya seperti siutasi ekonommi secara makro. 51

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia pertama kali didirikan di Batavia, pasar pemerintahan kolonial Belanda

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia pertama kali didirikan di Batavia, pasar pemerintahan kolonial Belanda 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Jakarta Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Nama : Mutiara Yuang Triani NPM : 25212189 Kelas : 3EB24 Pembimbing : Feny Fidyah, SE.,MMSI LATAR BELAKANG Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Rasio Likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanaman investasi di pasar modal menjadi hal yang menarik bagi masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh kebijakan investasi terhadap keputusan dividen perusahaan pada Sektor pertambangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan cukup apabila perusahaan hanya menggunakan modal sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat

Lebih terperinci

tingkat laba bersih sebelum bunga atau pajak.

tingkat laba bersih sebelum bunga atau pajak. 4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian mengenai pengaruh Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian 4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian mengenai pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir terbesar di dunia yang termasuk dalam 10 besar produsen batubara tahun 2013. Tiga daerah terbesar sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam meningkatkan serta memperlancar bisnis, perusahaan akan berupaya untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan guna medapatkan dana agar bisnis

Lebih terperinci

: Ulva Novianda Putri NPM : Dosen Pembimbing : Diah Aryati Prihartini, SE., MMSI

: Ulva Novianda Putri NPM : Dosen Pembimbing : Diah Aryati Prihartini, SE., MMSI ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK Nama : Ulva Novianda Putri NPM : 29213051 Dosen Pembimbing : Diah Aryati Prihartini, SE., MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan keuagan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat beberapa simpulan yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Mendapatkan laba yang maksimal, pertumbuhan usaha dan kelangsungan hidup usaha merupakan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia, negara dengan kekayaan alam begitu melimpah salah satunya adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penopang pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini topik mengenai Tanggung Jawab Sosial Korporat atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas di dunia, baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini sudah semakin pesat, hal itu dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi selular yang digunakan untuk berkomunikasi dengan. banyak permintaan dari konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi selular yang digunakan untuk berkomunikasi dengan. banyak permintaan dari konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telekomunikasi seluler yang cukup ketat di Indonesia. Itu dikarenakan jumlah permintaan konsumen yang tinggi di Indonesia. Masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan antara lain : Modal Kerja yang dimiliki PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian yang berjudul, Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Otomotif

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat kita lihat melalui laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi keuangan pada periode tertentu. Salah satu laporan keuangan adalah neraca yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dividen kas merupakan masalah yang sering kali menjadi topik pembicaraan yang hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan (emiten), bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini setiap negara harus mampu mengacu pada pembangunan dan perekonomian. Pasar modal memiliki peran yang penting dalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelititan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelititan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelititan Perekonomian merupakan suatu faktor yang penting bagi kemajuan suatu negara. Dalam mendorong persaingan dan mendorong perusahaan untuk tumbuh menjadi besar

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan bisnis di Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa mungkin mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Dalam penelitian ini, diperoleh data berupa perusahaan-perusahaan yang berada di kelompok indeks LQ-45 terutama dari tahun 2003 hingga 2008. Dan dari seluruh data

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Keberhasilan suatu perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1.Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Tingkat Likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan ketersediaan dana dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai jalannya kegiatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA BERDASARKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANGGI DWI ANGGRAINI 3EB

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA BERDASARKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANGGI DWI ANGGRAINI 3EB KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA BERDASARKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANGGI DWI ANGGRAINI 3EB19 21209691 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan masyarakat perlu diberikan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang diharapkan, seperti meningkatkan profit, meningkatkan kinerja dan lainnya. Banyak cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar modal (capital market) merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati oleh para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pasar modal merupakan salah satu sarana investasi yang banyak diminati para investor. Salah satu tujuan investor membeli saham adalah untuk memperoleh tingkat keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dalam bentuk saham merupakan salah satu bidang investasi yang banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal Indonesia. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu dengan cara jual

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk Nama : Wulandari NPM : 28210581 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pertambangan dan jasa pertambangan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik di dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Melihat fenomena persaingan bisnis saat ini yang ditunjukkan dengan banyaknya bisnis-bisnis baru yang berkembang di masyarakat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Nama : A. Yaumil Mahsyar H NPM : 20213003 Kelas : 3EB12 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang pasti membutuhkan dana yang besar untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini menyebabkan industri- industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola

BAB I PENDAHULUAN. prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia masih dirasakan berdampak negatif sampai sekarang ini. Penyebabnya yaitu didahului dengan terjadinya krisis moneter, krisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan pasarnya. Perluasan pasar ini merupakan salah satu strategi pertumbuhan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB IV. Analisis dan Pembahasan 46 BAB IV Analisis dan Pembahasan 4.1 Analisis Du Pont Pada bab IV penulis menggunakan laporan neraca dan laporan rugi laba PT. Bukit Asam Tbk tahun 2009-2011 untuk menganalisa rasio-rasio pada analisa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kinerja Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk maka pada bab ini, penulis akan melakukan analisa laporan keuangan periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bidang bisnis yang serupa menjadi kendala tersendiri bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bidang bisnis yang serupa menjadi kendala tersendiri bagi suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak perusahaan muncul di permukaan dunia bisnis Indonesia. Persaingan dengan bidang bisnis yang serupa menjadi kendala tersendiri bagi suatu perusahaan untuk tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada perusahaan industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penjelasan yang sudah dilakukan pada bab-bab sebelumnya bahwa

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penjelasan yang sudah dilakukan pada bab-bab sebelumnya bahwa V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penjelasan yang sudah dilakukan pada bab-bab sebelumnya bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengungkit keuangan, likuiditas,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan melihat dari kinerjanya dan profitabilitasnya guna kelangsungan usahanya. Setiap perusahaan bertujuan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan captive market yang selama ini dimiliki BUMN menjadi competitive

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan captive market yang selama ini dimiliki BUMN menjadi competitive BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Apabila pemerintah membebaskan pasar dalam negeri dari proteksi dan mengalihkan captive market yang selama ini dimiliki BUMN menjadi competitive market maka

Lebih terperinci