MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI"

Transkripsi

1 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Oleh : Heny Djoehaeni henydjoe@yahoo.com PGPAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Abstract, Issues relating to the environment is a global issue that demands attention from various sectors including education. Sullivan in Bezzina (2006 ) states that the environmental crisis is a social issue and not a matter of merely natural. Environmental education has a very important role in addressing environmental problems that arise at this time. Although the policy published by the government of West Java, but at the level of implementation required a learning model which could be a reference to the teacher in implementing the learning of Environmental Education in Early Childhood Education. The method used in this study is Research and Development with the following phases: preliminary study include literature studies, field surveys and preparation of the initial product. The development phase includes limited testing and trials as well as broader validation phase. Result shows that Environmental Education in Early Childhood education is still not optimal. Learning model is developed with the model based on Contextual Inquiry process. Implementation of Contextual Inquiry-based learning model in the Learning Environment Education in Early Childhood Education can improve children's learning outcomes, especially in the sphere of competence of knowledge, attitudes and skills which refers to the Local Content Curriculum Environmental Education.. Keywords : Environmental Education, Early childhood Education, Curriculum Abstrak, masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan merupakan isu global yang menuntut perhatian dari berbagai sektor termasuk pendidikan. Sullivan di Bezzina ( 2006) menyatakan bahwa krisis lingkungan merupakan masalah sosial dan bukan sematamata sesuatu yang alami. Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki peran yang sangat penting dalam menangani masalah lingkungan yang muncul saat ini. Meskipun kebijakan diterbitkan oleh pemerintah Jawa Barat, tetapi pada tingkat implementasi diperlukan model pembelajaran yang dapat menjadi acuan untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup pada Pendidikan Anak Usia Dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan dengan tahap-tahap berikut: studi pendahuluan meliputi studi literatur, survei lapangan dan penyusunan produk awal. Tahap pengembangan termasuk pengujian terbatas dan uji coba serta tahap validasi yang lebih luas. Hasil menunjukkan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup pada Pendidikan Anak Usia Dini masih belum optimal. Sebuah model pembelajaran dikembangkan dengan model yang didasarkan pada proses inkuiri kontekstual. Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri kontekstual pada Pendidikan Lingkungan Hidup pada Pendidikan Anak Usia Dini dapat meningkatkan hasil belajar anak-anak, terutama pada ranah kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mengacu pada Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup. Kata Kunci: Pendidikan Lingkungan Hidup, Pendidikan Anak Usia Dini, kurikulum A. PENDAHULUAN Lingkungan hidup adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sepanjang hidupnya manusia sangat tergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya. Perubahan yang 1 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

2 terjadi pada lingkungan akan tentang pemanasan global, perubahan berpengaruh secara langsung pada iklim dan kesejahteraan planet ini dan kualitas kehidupan manusia. habitat untuk generasi masa depan. Pengelolaan lingkungan yang buruk timbul sebagai akibat dari kurangnya kesadaran manusia dalam memelihara Isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan merupakan isu global yang menuntut perhatian dari berbagai sektor lingkungan, ketidakpedulian, dan termasuk pendidikan. Sullivan dalam kurangnya pemahaman tentang Bezzina (2006) menyatakan bahwa pelestarian lingkungan sekitarnya krisis lingkungan merupakan masalah memberikan dampak yang sangat sosial dan bukan masalah alamiah signifikan terhadap kehidupan mereka. semata. Permasalahan lingkungan yang Pendidikan lingkungan memiliki tejadi terkait dengan meningkatnya peranan yang sangat penting dalam suhu bumi sebagai dampak dari mengatasi permasalahan lingkungan kemajuan pada sektor industri. yang timbul saat ini. Sebagaimana Permasalahan lainnya adalah jumlah dikemukakan oleh Seefeldt (1989) penduduk di muka bumi semakin bahwa saat ini kebutuhan akan padat. Data statistik pendidikan lingkungan sangatlah kritis. ( menyatakan Permasalahan lingkungan serta sumber bahwa jumlah penduduk di dunia sampai tahun 2012 adalah sekitar 7 alam yang semakin berkurang, menjadi satu pemikiran yang mengarah pada milyar orang. Indonesia menempati perhatian dan kepedulian akan urutan ke empat negara dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Republik Rakyat China, India dan Amerika. pendidikan lingkungan. Sehubungan dengan peran guru, Lang (2007) mengungkapkan bahwa Bertambahnya populasi penduduk guru harus mempersiapkan siswa untuk berdampak pada semakin sempitnya lahan hijau, berkurangnya cadangan air belajar dalam lingkungan dan menggali lebih dalam. Selanjutnya, Lang (2007) dan sumber energi lainnya serta berpendapat bahwa belajar mengenai meningkatnya produksi limbah. lingkungan mengharuskan siswa untuk Kinsella (2008) menyatakan bahwa mengembangkan kemampuan dalam saat ini kita menjadi semakin khawatir melihat, menginterpretasi, 2 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

3 memecahkan masalah dan membangun langkah awal bagi anak dalam teori, serta pelaporan dan mengambil tindakan atas informasi yang dihasilkan dari belajar. menghargai lingkungan. Dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 (UU RI Pengembangan kesadaran No 23 tahun 1997) tentang Pengelolaan lingkungan hidup semakin penting Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa untuk terus disosialisasikan kepada Pendidikan Lingkungan Hidup semua elemen masyarakat yang diartikan sebagai upaya mengubah memiliki tanggung jawab dalam perilaku dan sikap yang dilakukan oleh mempertahankan dan melestarikan berbagai pihak atau elemen masyarakat lingkungan demi keberlanjutan yang yang bertujuan untuk meningkatkan relevan dengan alam. Dalam hal ini, pengetahuan, keterampilan dan perlu bimbingan tentang kepedulian kesadaran masyarakat tentang nilainilai lingkungan melalui lembaga yang lingkungan dan isu permasalahan namanya sekolah. Hal ini dimaksudkan lingkungan yang pada akhirnya dapat agar anak usia sekolah memiliki menggerakkan masyarakat untuk kesadaran akan pentingnya aspek berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dalam mempertahankan dan keselamatan lingkungan untuk kehidupan saat ini dan di masa depan karena pendidikan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab seluruh kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pemerintah memiliki tanggapan masyarakat, termasuk pemerintah dan yang positif terkait pendidikan lembaga pendidikan. lingkungan hidup, dengan Pendidikan lingkungan hidup yang diterbitkannya kebijakan tentang ditanamkan awal diharapkan akan Pengembangan Kesadaran Lingkungan mengembangkan sikap positif dan Hidup (PKLH) yang dilaksanakan di terhadap kelestarian lingkungan. Hal berbagai institusi pendidikan. Di ini sejalan dengan pernyataan Sutrisno Provinsi Jawa Barat, kesadaran dkk (2005) bahwa pengenalan alam pelatihan lingkungan yang dilakukan di sekitar melalui pendidikan lingkungan sekolah diatur dengan Peraturan sejak dini kepada anak merupakan Gubernur Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Muatan Lokal 3 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

4 kurikulum Pendidikan Lingkungan Kota Bandung. Pernyataan tersebut Hidup. Implikasi dari Peraturan memperlihatkan kepedulian pemerintah Gubernur tersebut adalah bahwa setiap Kota Bandung untuk terlibat secara sekolah diharapkan untuk langsung dalam upaya pelestarian serta mempersiapkan muatan lokal penataan lingkungan hidup dengan pendidikan lingkungan. Peraturan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Gubernur tersebut ditindaklanjuti di Pada tataran formal terbitlah Kota Bandung dengan terbitnya Kurikulum muatan lokal Pendidikan Peraturan Walikota Bandung Nomor 031 tahun 2007 tentang Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Lingkungan Hidup yang bisa dijadikan acuan oleh semua lembaga pendidikan. Meskipun peraturan mengenai Hidup Kota Bandung. pelaksanaan pendidikan lingkungan Pada bagian awal Peraturan hidup telah lahir, namun pada tataran Walikota Bandung Nomor 031 tahun implementasi masih belum ada 2007 tentang Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup Kota pedoman yang bisa menjadi acuan bagi guru dalam melaksanakan pendidikan Bandung, dinyatakan bahwa lingkungan hidup pada jenjang Lingkungan hidup di Kota Bandung saat ini menuntut perhatian kita semua karena kondisinya yang semakin kritis pendidikan anak usia dini. Di lain pihak, pendidikan anak usia dini dipandang sebagai tempat yang tepat dan memprihatinkan. Oleh jarena itu, untuk memulai belajar tentang upaya peningkatan kualitas lingkungan perkotaan melalui Penanaman Sejuta lingkungan. Pendidikan anak usia dini Pohon serta menambah Ruang Terbuka Hijau harus terus kita lakukan bersamasama merupakan dasar untuk pengembangan karakter individu dalam hidupnya di secara konsisten dan masa depan. Banyak ahli menyatakan berkesinambungan. Demi bahwa pendidikan di usia dini meningkatkan derajat hidup merupakan tahapan yang sangat masyarakat Kota Bandung, maka fundamental bagi pengembangan dan upaya-upaya tersebut harus dilakukan pendidikan selanjutnya. Victorian oleh semua lapisan masyarakat dalam Environmental Education Council rangka pelestarian lingkungan hidup di (1992) menyatakan bahwa pengalaman 4 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

5 belajar yang terjadi pada usia dini akan untuk membantu anak memiliki menjadi dasar untuk pengalaman kesadaran yang tinggi terkait dengan belajar berikutnya. pelestarian lingkungan hidup. Beberapa kualitas mendasar dari Meskipun peraturan mengenai pentingnya pendidikan lingkungan pelaksanaan pendidikan lingkungan seperti kreativitas, kerjasama, hidup telah lahir, namun pada tataran pemeliharaan lingkungan penghargaan implementasi masih belum ada terhadap bahan yang digunakan pedoman yang bisa menjadi acuan bagi kembali serta pemahaman akan guru dalam melaksanakan pendidikan keterkaitan dalam kehidupan di muka lingkungan hidup pada jenjang bumi dapat dikembangkan secara pendidikan anak usia dini. Untuk itu signifikan sejak usia dini. perlu dilakukan sebuah penelitian Beberapa penelitian mengungkap pengembangan yang akan pentingnya pendidikan lingkungan menghasilkan sebuah model hidup, seperti yang dinyatakan pembelajaran yang bisa menjadi Chen&Cheng dalam penelitiannya pedoman bagi guru dalam (2008) bahwa Pendidikan Lingkungan merupakan alat yang sangat penting dalam menyediakan pengetahuan, sikap melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup pada Pendidikan Anak Usia Dini yang dalam penelitian ini dilakukan di positif terhadap lingkungan serta Taman Kanak kanak. Artikel ini membangun keterampilan untuk membahas hasil studi pendahuluan melindungi dan meningkatkan kualitas yang merupakan tahap awal dari lingkungan. Sehubungan dengan penelitian pengembangan yang keterbatasan sumber dana serta dimaksudkan. semakin meningkatnya tantangan Rumusan masalah yang diajukan terkait kondisi lingkungan maka perlu dalam penelitian ini adalah: disediakan program pendidikan Bagaimana implementasi Pendidikan lingkungan yang efektif. Dengan Lingkungan Hidup di TK Se demikian, akan sangat penting bagi Kecamatan Sukasari? Secara lebih orang tua, guru serta orang dewasa khusus, rumusan masalah yang lainnya untuk mengenali masa usia dini diajukan adalah: serta menerapkan strategi yang tepat 5 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

6 1. Bagaimana kondisi objektif lingkungan hidup untuk proses pembelajaran mengoptimalkan pendidikan lingkungan hidup pengetahuan, sikap dan pada pendidikan anak usia dini saat ini? keterampilan anak usia dini dalam aspek lingkungan 2. Bagaimanakah model hidup. pembelajaran pendidikan b. Manfaat Praktis lingkungan hidup untuk Pengembangan model meningkatkan kompetensi pembelajaran pendidikan anak usia dini? lingkungan hidup untuk Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: meningkatkan kompetensi anak usia dini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Mengetahui kondisi objektif 1) Menyediakan proses pembelajaran pendidikan pengalaman belajar yang lingkungan hidup pada berharga bagi anak pendidikan anak usia dini saat terkait dengan ini pendidikan lingkungan 2. Menemukan model hidup yang berorientasi pembelajaran pendidikan pada karakteristik dan lingkungan hidup untuk kebutuhan anak didik. meningkatkan kompetensi anak 2) Sebagai bahan acuan usia dini untuk menyusun 3. Manfaat dan Signifikansi program perencanaan Penelitian dan pelaksanaan a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan pembelajaran Pendidikan Lingkungan dapat menghasilkan Hidup di lembaga beberapa dalil, prinsip serta Pendidikan Anak Usia rambu-rambu Dini dalam upaya pengembangan menanamkan kepedulian pembelajaran pendidikan serta kesadaran akan 6 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

7 pemeliharaan lingkungan sejak usia dini. pembelajaran itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat 3) Memberi masukan perlakuan guru. Sementara Tim terkait implementasi Pengembang MKDP Kurikulum Program Pendidikan dan Pembelajaran (2009) Lingkungan hidup yang menyatakan bahwa dilaksanakan pada pembelajaran merupakan jenjang pendidikan anak akumulasi dari konsep mengajar usia dini sehingga dapat dan konsep mengajar. memperkaya regulasi Penekanannya terletak pada yang telah ada perpaduan antar keduanya, sebelumnya. yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. 1. Landasan Teori Dari pendapat yang a. Kajian Pembelajaran dikemukakan di atas, dapat Pembelajaran diartikan ditarik kesimpulan bahwa sebagai proses interaksi antara pembelajaran penekanannya guru dengan siswa dalam pada kegiatan belajar siswa rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat lain yang telah dirancang oleh guru melalui usaha yang terencana dikemukakan oleh Oemar melalui prosedur atau metode Hamalik (1995:55) bahwa tertentu agar terjadi proses pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku secara kombinasi yang tersusun komprehensif. meliputi unsur-unsur b. Kajian Teori Belajar manusiawi, material, fasilitas, Teori belajar yang perlengkapan dan prosedur digunakan untuk yang saling mempengaruhi mengembangkan model mencapai tujuan pembelajaran pembelajaran ini adalah teori Sedangkan Sanjaya (2009) belajar konstruktivisme. menyatakan bahwa istilah Konstruktivisme adalah teori 7 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

8 tentang struktur pengetahuan. dan pengalaman lingkungan Kamii dan DeVries seperti memainkan peran penting dikutip dalam Branscome dalam proses pembelajaran. (2003) menyatakan bahwa Menurut pandangan ini, konstruktivisme adalah teori pengetahuan pada dasarnya pengetahuan yang menekankan dibangun oleh anak-anak peran masing-masing orang melalui interaksi dengan dalam membangun pengetahuan lingkungan. sendiri daripada menyerap Branscome (2003) juga langsung dari lingkungan. menyebutkan bahwa ketika Fokus pada anak-anak adalah seseorang membangun dalam penciptaan pengetahuan bukan pada pengulangan atas apa yang orang lain anggap pengetahuan mereka, mereka biasanya sampai pada tahap tidak setuju atau tidak sejalan pengetahuan penting. dengan pikiran orang lain, Konstruktivis itu sendiri umumnya dengan orang-orang berdasarkan penelitian yang yang lebih berpengalaman. dilakukan oleh Piaget yang Konstruktivis memberikan menunjukkan bahwa pada dukungan yang kuat terhadap dasarnya anak secara aktif perubahan paradigma berpikir menafsirkan pengalaman seseorang setelah yang mereka di dunia fisik dan sosial bersangkutan dan untuk membangun mempertimbangkan pendapat pengetahuan, kecerdasan dan moralitas mereka sendiri. Anakanak dan gagasan dari orang lain. Penerimaan terhadap pemikiran membangun pengetahuan yang telah diberubah atau mereka sendiri karena mereka diperbaiki tersebut akan memiliki begitu banyak ide menyediakan banyak yang tidak benar-benar pernah kesempatan bagi pebelajar mengajar mereka. Dalam untuk menambah pengetahuan perspektif pandangan serta memperbaiki pemikiran konstruktivistik kematangan mereka. Pemahaman 8 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

9 konstruktivis digagas oleh dua psikolog yaitu Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Pada dasarnya aktif anak-anak. Pendekatan ini juga berkaitan dengan unsur variasi individu dan bunga yang telah memahami asumsi dimiliki oleh anak. konstruktivis bahwa anak-anak Sehubungan dengan proses aktif pembangun pengetahuan. perkembangan, Piaget Anak-anak membangun (Roopnaire & Johnson: 1993) pengetahuan berdasarkan menjelaskan bahwa pengalaman. Pengetahuan perkembangan anak terjadi diperoleh oleh anak-anak secara melalui urutan yang universal aktif membangun mereka dan setiap tahap pembangunan sendiri melalui interaksi dengan di tandai dengan karakteristik lingkungan. Menurut tertentu dalam cara berpikir dan pemahaman ini anak bukan melakukan. Pada dasarnya individu yang pasif, yang hanya proses pengembangan berpikir mendapatkan pengetahuan dari bergeser dari cara berpikir orang lain. Anak-anak adalah makhluk belajar aktif yang konkret ke berpikir abstrak. Sementara itu, pandangan dapat-menciptakan dan Lev Vigotsky bahwa konteks membangun pengetahuannya sosial sangat penting dalam sendiri. Rogoff (1990). proses pembelajaran seorang Berdasarkan asumsi anak. Pengalaman interaksi sebelumnya tampak bahwa sosial sangat berperan dalam pendekatan ini menekankan mengembangkan kemampuan pentingnya keterlibatan anak berpikir anak-anak. Interaksi dalam proses pembelajaran. antara anak dan lingkungan Untuk itu, guru harus mampu sosial mereka akan menciptakan menciptakan lingkungan belajar bentuk-bentuk baru aktivitas yang menyenangkan, dan mental yang tinggi. Dalam hal hangat melalui bermain dan ini menurut Vigotsky bahwa berinteraksi dengan lingkungan untuk memahami sehingga mendorong partisipasi perkembangan individu anak. 9 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

10 Rogoff (1990) dapat memberikan bekal yang menyebutkan bahwa dalam cukup berharga bagi anak, pandangan Vygotsky, keahlian karena dapat membantu dalam penggunaan alat-alat mengembangkan keterampilan budaya merupakan pusat peran interaksi sosial, dan interaksi bahasa, untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Dan yang dengan rekan-rekan pakar dapat tidak kalah penting adalah mirip dengan yang dengan melalui interaksi anak-anak orang dewasa dalam memandu perkembangan kognitif anakanak akan belajar untuk memahami perasaan orang, menghormati muda. Piaget dan Vigotsky pendapat mereka, sehingga sama menekankan pentingnya secara tidak langsung juga kegiatan bermain sebagai sarana melatih anak-anak untuk untuk pendidikan anak-anak, terutama yang berkaitan dengan mengekspresikan emosi. Dunia anak dunia bermain. perkembangan pemikiran Bermain untuk anak-anak juga kapasitas. Kreativitas adalah belajar. kesempatan luas yang penting untuk dikembangkan diberikan kepada anak-anak terutama pada anak usia dini. untuk bermain, secara tidak Anak-anak yang digunakan langsung telah membuka untuk membuat atau peluang bagi mereka untuk menciptakan sesuatu untuk belajar. Kegiatan belajar di mendapatkan digunakan juga paket dalam bentuk bermain untuk mencari dan akan membuat mereka bahagia mengeksplorasi ide-ide baru dan tanpa di mengetahui bahwa sehingga mereka akan lebih mereka telah mengembangkan dapat diandalkan ketika potensi yang dimiliki berhadapan dengan isu-isu yang sebelumnya. Belajar akan harus diselesaikan. Interaksi bermakna bagi anak jika dilakukan anak dengan memiliki kepentingan dan lingkungan sekitarnya baik kebutuhan mereka terpenuhi. orang dewasa dan anak-anak, Anak-anak akan merasa lebih 10 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

11 senang untuk belajar sesuatu dalam berinteraksi dengan yang menarik baginya atau semua komponen lingkungan. sesuai dengan kebutuhan Ketika sekolah mendirikan mereka. program suara lingkungan c. Kajian Pendidikan Lingkungan praktis, siswa akan dapat Hidup berpartisipasi aktif dalam Stapp (1979) menyatakan meningkatkan kualitas bahwa pendidikan lingkungan lingkungan sekolah. Dalam hidup adalah proses yang sebagian besar kasus ini, hasil bertujuan untuk yang terbaik akan didapatkan mengembangkan penduduk jika dilakukan dengan dunia yang sadar dan peduli dukungan dan kerjasama terhadap lingkungan secara utuh masyarakat, termasuk serta permasalahan yang departemen pemerintah dan berhubungan dengan lembaga non-pemerintah. lingkungan, dan yang memiliki Ketika siswa melihat bahwa pengetahuan, sikap, motivasi, mereka memberi kontribusi komitmen dan keterampilan yang realistis terhadap untuk bekerja secara individu lingkungan, mereka belajar dan bersama-sama terhadap lebih bertujuan, motivasi solusi dari permasalahan saat mereka meningkat dan harga ini dan pencegahan atas diri mereka dibangkitkan. datangnya permasalahan yang baru. Kinsella (2008) menyatakan bahwa di masyarakat hari ini kita Senada dengan hal tersebut, menjadi semakin khawatir Eco Schools Program. (1998) tentang pemanasan global, menyatakan bahwa pada perubahan iklim dan dasarnya, program pendidikan kesejahteraan planet ini dan lingkungan di sekolah-sekolah habitat untuk generasi masa bertujuan untuk membawa depan. Sebagai orangtua dan perubahan dalam sikap siswa dan nilai-nilai sebagai manusia pengasuh, kita sering khawatir tentang masa depan anak-anak 11 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

12 kita, dan banyak dari kita merasa kita bisa melakukan lebih dalam kehidupan sehari-hari kita untuk berkontribusi pada solusi bukan penyebab masalah lingkungan yang ditimbulkan. Di bagian lain melakukan uji lapangan awal, (5) merevisi produk utama, (6) melakukan uji lapangan utama, (7) merevisi produk operasional, (8) melakukan uji lapangan operasional, (9) merevisi produk akhir dan (10) melakukan Kinsella (2008) juga desiminasi. menyebutkan bahwa rumah kita Sukmadinata (2005) dan masyarakat adalah tempat di menyederhanakan langkah-langkah mana kita membesarkan anakanak kita, sehingga masuk akal pelaksanaan penelitian pengembangan tersebut menjadi tiga langkah, yakni: untuk ingin menjaga rumah kita 1. Studi pendahuluan yang aman dan sehat bagi mereka meliputi tiga kegiatan yaitu untuk tumbuh dan belajar. Kita studi literatur/kepustakaan, tahu bahwa anak-anak belajar survai lapangan dan dari hubungan dengan keluarga penyusunan produk awal/draft mereka, pengasuh dan model. lingkungan, sehingga, melalui 2. Tahap pengembangan, meliputi apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dua kegiatan yaitu uji coba terbatas dan uji coba lebih luas dapat mulai melibatkan anakanak 3. Tahap eksperimen, untuk dalam belajar tentang menguji kebaikan produk yang merawat dunia di sekitar mereka. 2. Metodologi Penelitian ini merupakan bagian dari dihasilkan. Hasil penelitian yang disampaikan merupakan bagian dari penelitian dan penelitian dan pengembangan pengembangan, yakni tahap studi (Research and Development), dengan prosedur penelitian merujuk pada Brog pendahuluan dan tahap pengembangan. Tahap studi pendahuluan dilakukan dan Gall (1983:772) yaitu : (1). dengan teknik survey dengan Melakukan studi pendahuluan, (2) menggunakan angket yang disebarkan membuat perencanaan, (3) pada 37 orang guru dari 20 TK yang mengembangkan produk awal, (4) berada di Kecamatan Sukasari Kota 12 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

13 Bandung. Sementara tahap menyatakan tidak adanya model pengembangan meliputi uji coba pembelajaran yang bisa dijadikan terbatas yang dilaksanakan di TK acuan oleh guru, merupakan hambatan Labschool Universitas Pendidikan utama. Indonesia, serta uji coba lebih luas Hasil penelitian terkait perangkat yang dilaksanakan di TK Aisyiah 11, pengembangan kurikulum, pada TK Puspa Mekar dan TK Al Inayah. umumnya guru memiliki acuan dalam B. HASIL DAN PEMBAHASAN mengembangkan perangkat Hasil penelitian terkait dengan pembelajaran. Pada umumnya guru kondisi objektif pendidikan lingkungan menggunakan Permendiknas No 58 hidup yang diterapkan saat ini tahun 2009 tentang Standar Pendidikan menunjukkan bahwa pada umumnya Anak Usia Dini sebagai acuan dalam guru mengenal Pendidikan Lingkungan menentukan tema pembelajaran, Hidup,serta memandang Pendidikan strategi, media serta penilaian yang Lingkungan Hidup dapat membentuk dilaksanakan dalam pembelajaran anak menjadi pribadi yang memiliki Pendidikan lingkungan Hidup. Terkait kepedulian terhadap lingkungan. Pada pengembangan perencanaan, semua umumnya guru memandang guru mengembangkan perencanaan Pendidikan lingkungan Hidup sangat semester, mingguan dan harian. penting dan menganggap model Mereka menganggap perencanaan pembelajaran apapun bisa digunakan pembelajaran sangat penting serta untuk pembelajaran Pendidikan berniat mengembangkan perangkat lingkungan Hidup. Terkait dengan pengembangan kurikulum dalam situasi pembelajaran yang diharapkan bentuk program semester, mingguan dapat meningkatkan kesadaran dan harian untuk kepentingan lingkungan pada anak, pada umumnya pembelajaran Pendidikan lingkungan guru mengharapkan adanya Hidup. keterlibatan langsung anak dengan Hasil penelitian terkait dengan lingkungan sekitar. Terkait dengan implementasi pembelajaran Pendidikan kendala yang dihadapi dalam Lingkungan Hidup, pada umumnya pembelajaran Pendidikan lingkungan pedoman yang dijadikan acuan dalam Hidup, pada umumnya guru merumuskan tujuan serta 13 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

14 mengembangkan materi pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) adalah kompetensi dasar, standar yang difokuskan pada proses inquiry kompetensi serta indikator hasil belajar membantu meningkatkan pengetahuan, yang tertuang dalam kurikulum. sikap dan keterampilan anak TK terkait Namun demikian pada umumnya guru mengembangkan tema yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. dengan lingkungan hidup. Demikian pula pada tahap uji coba lebih luas yang dilaksanakan pada 3 Terkait dengan respon peserta didik, TK menunjukan peningkatan pada umumnya guru menyatakan Pengetahuan, sikap dan keterampilan bahwa anak aktif menjawab serta anak TK setelah implementasi model mengajukan pertanyaan. Organisasi pembelajaran pendidikan lingkungan kelas yang paling sering dipilih adalah klasikal. Metode yang paling sering hidup dengan menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL) dipilih adalah tanya jawab, bercakapcakap Berdasarkan pemaparan hasil serta penugasan. Sumber belajar penelitian, tampak bahwa Pendidikan yang paling sering digunakan adalah lingkungan Hidup sudah dikenal pemanfaatan lingkungan sekitar serta bahkan diterapkan di sekolah masingmasing, buku cerita, gambar seri serta alat hanya guru menghadapi permainan manipulatif. Pada umumnya kendala karena belum adanya model guru melaporkan perkembangan anak pembelajaran yang bisa dijadikan didik sebanyak 1 kali seriap semester, acuan. Teknik yang digunakan dalam Kurikulum yang dijadikan acuan melaporkan adalah lisan dan tulisan. dalam pembelajaran Pendidikan Pada umumnya guru siap menerima Lingkungan Hidup adalah inovasi baru terkait dengan model permendikans No 59 tahun Guru pembelajaran Pendidikan Lingkungan sama sekali tidak menggunakan Hidup. kurikulum muatan lokal tentang Hasil penelitian pada tahap Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai pengembangan yakni uji coba terbatas acuan penunjang. Sehingga hasil menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dengan menggunakan model belajar anak pun tidak terkait dengan Pendidikan Lingkungan hidup secara langsung. Terkait dengan pemilihan 14 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

15 strategi dan organisasi kelas, belajar yang bermakna terutama jika nampaknya guru masih merasa nyaman dikaitkan dengan Pendidikan menggunakan strategi yang bersifat Lingkungan Hidup. Seperti yang teacher oriented, dengan organisani siswa dalam bentuk klasikal. Hal ini diungkapkan oleh Sutrisno dkk (2005) bahwa pengenalan alam sekitar melalui tentu saja kurang relevan dengan pendidikan lingkungan sejak dini karakteristik dan kebutuhan anak serta kepada anak merupakan langkah awal persepsi mengenai bagaimana anak bagi anak dalam menghargai belajar. Seperti yang diungkapkan oleh lingkungan. (Masitoh:2003) bahwa anak Selanjutnya. Sutrisno (2005) membangun pengetahuannya sendiri mengungkapkan bahwa Kepedulian karena mereka memiliki begitu banyak terhadap lingkungan dapat gagasan yang sesungguhnya tidak ditumbuhkembangkan pada diri anak pernah diajarkan kepada mereka. sejak usia dini. Untuk itu cara yang Senada dengan hal tersebut Coughlin (2000) mengungkapkan bahwa, para paling mendatangkan hasil yang relatif cepat dan memuaskan adalah dengan konstruktivis meyakini bahwa secara sadar mendidik anak untuk pembelajaran terjadi pada saat anak berusaha memahami dunia di sekeliling mencintai lingkungan. Pada bagian lain, Sutrisno (2005) mereka. Pembelajaran merupakan menyatakan bahwa melalui interaksi sebuah proses interaktif yang langsung dengan lingkungan alam melibatkan teman, orang dewasa dan sekitar akan timbul akan timbul dalam lingkungan. Dalam pandangan diri anak-anak penghayatan baru konstruktivistik anak dipandang tentang keterkaitan ekologis. sebagai pebelajar yang aktif, yang Cakrawala penghayatan terhadap membangun pemahamannya sendiri. keterkaitan ekologis ini akan lebih Terkait dengan pemilihan sumber mendalam dan meluas manakala belajar, pada umumnya guru memilih didukung oleh praksis pendidikan lingkungan sekitar sebagai sumber lingkungan yang terencana dan belajar. Hal ini dirasa tepat, mengingat berkesinambungan. lingkungan sekitar bersifat kaya dan Berkaitan dengan lingkup mampu menghadirkan pengalaman pendidikan lingkungan hidup, Sutrisno 15 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

16 (2005) mengungkapkan empat prinsip utama yang bisa dijadikan pedoman konteks dimana anak berada. Hal ini sejalan dengan pendapat Adisenjaya dalam menuntun tindakan yang selaras (file.upi.edu) bahwa Pendidikan dengan lingkungan hidup, yaitu: Lingkungan Hidup dapat diajarkan 1. Mengurangi limbah yang ada dengan menerapkan pendekatan dan hemat terhadap barangbarang yang tersedia kontektual. Dengan demikian model 2. Pemakaian ulang pembelajaran yang dikembangkan 3. Pendauran ulang dalam Pendidikan Lingkungan Hidup 4. Penanaman kembali dalam bagai anak usia dini adalah Model rangkamenjaga kelestarian Pembelajaran Kontekstual berbasis alam Penerapan keempat prinsip tersebut proses inquiry. Model ini dipandang tepat mengingat pembelajaran bagi dalam kehidupan sehari-hari anak usia dini akan lebih bermakna jika membutuhkan dukungan dari orang dewasa di sekitar anak yang akan menjadi fasilitator bagi anak dalam dilakukan melalui kegiatan yng dekat dengan kehidupan anak sehari-hari, serta dilaksanakan melalui pengalaman upaya memahami dan mencintai langsung. lingkungan hidup. Keberhasilan Pendekatan CTL adalah pendidikan lingkungan hidup bagi anak usia dini seyogyanya dilaksanakan pendekatan belajar yang memfasilitasi siswa untuk mencari, mengolah serta melalui proses pembelajaran yang menemukan pengalaman belajar yang terpadu, adanya unsur teladan dari guru serta kesempatan bagi anak untuk bersifat lebih kongkrit serta terkait dengan kehidupan nyata melakukan tindakan nyata terkait Penerapan pendekatan dengan pendidikan lingkungan. kontekstual (CTL) dalam kelas Pembelajaran yang bermakna bagi anak adalah pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. langkahnya adalah sebagai berikut: (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran: 2009) Pendidikan Lingkungan Hidup yang 1. Mengembangkan pemikiran disampaikan kepada anak akan bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika dikaitkan dengan bermakna dengan cara bekerja 16 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

17 sendiri, menemukan sendiri, kemudian diselaraskan dengan dan mengonstruksi sendiri kegiatan pembelajaran yang pengetahuan dan dilaksanakan sehari-hari yang keterampilannya. 2. Melaksanakan kegiatan inkuiri meliputi kegiatan pembukaan, inti, istirahat dan penutup. (dengan siklus observasi, C. SIMPULAN bertanya, berhipotesis, Pendidikan lingkungan memiliki pengumpulan data, dan peranan yang sangat penting dalam penarikan kesimpulan). mengatasi permasalahan lingkungan 3. Mengembangkan sifat ingin yang timbul saat ini. Pendidikan tahu siswa melalui lingkungan yang ditanamkan awal memunculkan pertanyaanpertanyaan diharapkan akan mengembangkan sikap positif terhadap kelestarian 4. Menciptakan masyarakat lingkungan Hasil penelitian pada tahap belajar seperti melalui kegiatan studi pendahuluan menunjukkan bahwa kelompok, berdiskusi tanya Pendidikan Lingkungan hidup yang jawab dan sebagainya. 5. Menghadirkan model sebagai dilaksanakan di Taman Kanak-kanak masih belum optimal. Guru masih contoh pembelajaran. Bisa terjebak pada kegiatan pembelajaran melalui ilustrasi, model bahkan yang bersifat teacher centre. Partisipasi media yang sebenarnya. anak masih terbatas. Sedangkan 6. Membiasakan anak untuk pendidikan lingkungan hidup akan melakukan refleksi dari setiap lebih bermakna jika dilaksanakan kegiatan pembelajaran yang dengan pendekatan kontekstual yang telah dilakukan. lebih real dan konkrit, sesuai dengan 7. Melakukan penilaian secara karakteristik anak usia dini. Selain itu objektif yaitu menilai kurikulum muatan lokal tentang kemampuan yang sebenarnya Pendidikan Lingkungan belum menjadi pada siswa. rujukan bagi guru dalam Langkah-langkah pembelajarn pelaksaanaanya. Pada tataran yang dilaksanakan dalam implementasi masih terdapat berbagai pendekatan kontekstual ini kendala diantaranya belum adanya satu 17 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

18 model pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang bisa menjadi acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan lingkungan yang lebih baik. Hasil studi pendahuluan tersebut menjadi masukan bagi pengembangan model pembelajaran Pendidikan Lingkungan hidup yang bisa menjadi acuan bagi guru. D. DAFTAR PUSTAKA Bezzina, C., Pace, Paul. (2006). School improvement, school effectiveness or scholl development. London: Trentham Books Limited. Branscome, A., Kathryn, Castle., Dorsey, Anne G., Surbeck, Elaine., Taylor, Janet B. (2003). Early Childhood Curriculum. A constructivist perspective. Boston: Houghton Mifflin Company. Borg, W. R., and Gall, M.D. (1983). Educational Research. An Introduction (Second ed.). New York: Longman. Carol, S. (1989). Social Studies for the Preschool-Primary Children (Third Edition ed.). Ohio: Merrill Publishing Company. Chen, Judith., Cheng, Hsuan (2008). Children, Teachers and Nature: An Analysis of An Environmental Education Program (Disertasi). University of Florida. Council, V. E. E. (1992). Learning to care for our environmental:victoria's Environmental Education Strategy. Melbourne: Victorian Educational Environmental Council Coughlin, Pamela. (2000). Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Terjemahan: Kenny Dewi Juwita. Washington D.C. Children s Resources International. Hamalik, Oemar (1995) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Kurikulum Taman Kanak-Kanak. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak (2010) Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan TK dan SD. 18 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

19 Kurikulum Berbasis Kompetensi. Environment in Our School. Pelayanan Profesional (2004) Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Lang, J. (2007). Little Books of Big Ideas: How to Succeed with Education for Sustainability. Carlton South Victoria: Curriculum Corporation. Masitoh, Ocih, Heny, DJ. (2003) Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Peningkatan Tenaga Kependidikan Preuss, P., Duke, Geoff., Rogers, Judy. (1998). Environment. Melbourne: Cambridge University Press. Rogoff, B. (1990). Apprenticeship in Thinking. Cognitive Development in Social Context. New York: Oxford University Press. Sanjaya, Wina (2009) Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Shallcross, T., Robinson, John., Pace, Paul., Wals Arjen. (2006). Creating Sustainable London: Trentham Book Limited. Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih (2005) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan Remaja Rosdakarya. Sutrisno., Harjono, Hary Soedarto (2005) Pengenalan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2009) Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Tyler, Ralph W. (1949) Basic Principles of Curriculum and 19 Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

20 Instruction, The University of Chicago Press. William B. Stapp and Dorothy A.Cox. (1979) Environmental Education Activities Manual. Wiiliam B. Stapp and dorothy A. Michigan Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini

THE IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL IN ENVIRONMENT EDUCATION IN KINDERGARTEN

THE IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL IN ENVIRONMENT EDUCATION IN KINDERGARTEN THE IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL IN ENVIRONMENT EDUCATION IN KINDERGARTEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI

ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI Febry Fahreza 1) 1) Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Bina Bangsa Meulaboh email: fahrezza25@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim disebut sebagai proses humanisasi. Proses humanisasi ini diperoleh melalui berbagai pengalaman

Lebih terperinci

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd Pengertian Pendidik Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON Pendidik Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd Pengertian PENDIDIKAN Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian secara keseluruhan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Model Ecopedagogy BMLHL lebih efektif meningkatkan kompetensi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TK

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TK ARTIKEL PENELITIAN IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TK Oleh : Rita Mariyana, M. Pd, dkk. Dibiayai oleh: Universitas Pendidikan Indonesia (Usaha dan Tabungan Eks DIKs Tahun Anggaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan media pembelajaran modul virtual yang digunakan diadaptasi dari model penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang secara skematik tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu subyek mata pelajaran yang harus ada dalam setiap jenjang penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia. Materi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Guru Dalam pendidikan, Guru merupakan komponen dari perangkat sistem pendidikan yang ada di sekolah, sebagai pendidik guru membimbing dalam arti menuntun peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah satu satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa SD dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA oleh Ida Zulaeha dan Deby Luriawati Fakultas Bahasa dan Seni UNNES ABSTRAK Micro teaching

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik bahasan : Orientasi Perkuliahan Tujuan umum : Mahasiswa dapat memahami tujuan, ruang lingkup, prosedur dan evaluasi perkuliahan serta sumber yang digunakan sebagai rujukan dalam mata kuliah Perte-

Lebih terperinci

PENDIDIKAN LINGKUNGAN

PENDIDIKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN Oleh: YUSUF HILMI ADISENDJAJA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA-UPI SEJARAH CONSERVATION MOVEMENT: Preservation Management Environmental quality start at 1960s 1891 Wilbur Jackman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang tersebut, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang tersebut, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru merupakan pendidik profesional. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, tugas utama

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI Oleh: DEDE KURNIA YUZA NPM. 1010013411153 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan IPTEK bukan hanya dirasakan oleh beberapa orang saja melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti kita ketahui bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak terlepas dari berkomunikasi, Fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk dapat mensejahterakan kehidupannya. Melalui pendidikan manusia dapat memperoleh kelebihan yang tentunya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SILABUS Mata Kuliah Seminar Pendidikan Anak Usia Dini Kode mata Kuliah GT 506 SKS 2 (dua) Prodi-Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang cenderung bersifat terbuka memberi kemungkinan munculnya berbagai pilihan bagi seseorang dalam menata dan merancang kehidupan masa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA Silvi Yulia Sari 1, Nursyahra 2, dan Husna 3 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang, Padang 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser,

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser, yaitu dari yang semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu semata-mata pada kekayaan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran CTL

Penerapan Model Pembelajaran CTL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SDN TEMBOK DUKUH IV / 86 SURABAYA Untung Saung PGSD, FIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SELOKA 3 (2) (2014) Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut Arifin et al. (2000: 146) bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Menurut Sudjana ( 1989 : 28 ) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sangat pesat, tidak hanya berorientasi pada penelitian dasar (basic research) dan

BAB III METODE PENELITIAN. sangat pesat, tidak hanya berorientasi pada penelitian dasar (basic research) dan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Pengembangan (R & D) Penelitian bidang pendidikan saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, tidak hanya berorientasi pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan segala potensi diri melalui proses belajar atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL 196 A. Simpulan BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan model Pembelajaran Matematika Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah (PMBKPM). Model PMBKPM dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: KEYAKINAN GURU MATEMATIKA TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS XI SMK N 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ahmad Abdul Mutholib 1, Imam Sujadi 2, Sri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Pendidikan mempunyai

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika

Lebih terperinci

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR Anggit Grahito Wicaksono Abstract Some problems which are quite alarming from the world of education in Indonesia is a case of deviant

Lebih terperinci

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2 Meningkatkan Pengenalan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan 1-5 Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Pada Kelompok A PAUD Permata Bunda Tahun Ajaran 2014/2015 Andrefi Purjiningrum 1, Siti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kreativitas Belajar Belajar mengandung arti suatu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa secara bersama-sama. Dalam konsep pembelajaran dengan pendekatan cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA di Indonesia saat ini bertumpu pada standar proses pendidikan dasar dan menengah yang mengatur mengenai kriteria pelaksanaan pembelajaran pada satuan

Lebih terperinci

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa 36 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK karangan argumentasi berada dalam batas kategori sangat baik 3 orang, baik 10 orang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, dalam Permendiknas tahun

I. PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, dalam Permendiknas tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat dari berbagai macam bidang pada era globalisasi abad 21 ini, salah satunya adalah pada bidang pendidikan. Persaingan yang terjadi pada era

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun generasi penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil 422 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil penelitian, maka pada bab lima ini dikemukakan tentang simpulan hasil penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Model Quantum Teaching dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU Irene Zebue SMP Negri 5 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: This study aims to determine the application of inquiry learning

Lebih terperinci

Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL)

Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL) Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL) 2.1.3.1 Hakikat Contextual Teaching and Learning Landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, masalah pendidikan selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh kemampuannya dalam mengembangkan serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar merupakan komponen penting dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran bagian dari kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai tingkat sekolah dari jenjang dasar sampai tingkat lanjutan. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi yang berjudul Pengembangan Ecoliteracy melalui Tugas Pembuatan Puzzle Berbahan Dasar Barang Bekas ini dilatarbelakangi oleh adanya beberapa faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Eneng Siti Fatimah Nurlela 1, Atep Sujana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif BAB V PEMBAHASAN A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Pengujian yang dilakukan pada hasil penelitian, menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama

Lebih terperinci

Kata kunci : Hasil belajar, sifat cahaya, Metode Inkuiri

Kata kunci : Hasil belajar, sifat cahaya, Metode Inkuiri PENINGKATAN HASIL BELAJAR SIFAT CAHAYA DENGAN METODE INKUIRI Singgih Winarso, Amir, Matsuri. PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi. 449, Surakarta 57126 e-mail: Winarso.singgih@gmail.com

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Eka Kumalasari NIM

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Eka Kumalasari NIM PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU KATA DAN GAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA PLAYEN II KABUPATEN GUNUNGKIDUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Kelompok Menurut Thomas (dalam Bell, 1978), pembelajaran metode proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua jenjang sekolah dari SD hingga SMA bahkan diperguruan tinggi jurusan IPS yang mempunyai peranan

Lebih terperinci

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH A. Identitas Mata kuliah Nama Mata Kuliah : Belajar dan TK Kode Mata kuliah : UD500 Sks : 2 SKS Kelompok Mata Kuliah : MKDP B. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING Testiana Deni Wijayatiningsih, Akhmad Fathurrahman, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Lebih terperinci

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang susilawati.physics@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan dan

Lebih terperinci

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik. 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII MTS AMDA PERCUT SEI TUAN T.A. 2014/2015 Pardomuan N.J.M.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II. BAB III ANALISIS Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada Tugas Akhir ini, maka dilakukan analisis pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Analisis komunitas belajar. 2. Analisis penerapan prinsip psikologis

Lebih terperinci

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya

Lebih terperinci

Abdul Rofik SMA Negeri 1 Kota Cirebon ABSTRAK

Abdul Rofik SMA Negeri 1 Kota Cirebon ABSTRAK Jurnal Euclid, vol.2, No.2, p.352 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL CONTEXTUAL TEACING AND LEARNING DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBANTUAN E- LEARNING MATERI DIMENSI TIGA KELAS X UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (2) Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (2) Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut peraturan bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan Kebudayaan Nomor 5496/C/KR/2014

Lebih terperinci

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN Rita Istiana 1), dan Muhammad Taufik Awaludin 1), 1) Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa, karenanya kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan pendidikannya.

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS. Ary Kristiyani, M.Hum.

METODE PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS. Ary Kristiyani, M.Hum. METODE PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS Ary Kristiyani, M.Hum. Disampaikan pada Seminar Internasional di Yogyakarta, 9-10 November dalam Rangka Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci