karena dalam setiap pengambilan keputusan (decision making) yang bersifat
|
|
- Ratna Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pendahuluan Akuntansi memegang peranan yang vital dan krusial dalam tatanan ekonomi, karena dalam setiap pengambilan keputusan (decision making) yang bersifat keuangan, harus berdasarkan pada informasi-informasi akuntansi. Kenaikan dalam jumlah, ukuran dan kompleksitas perusahaan telah meningkatkan kebutuhan masyarakat akan jasa di bidang akuntansi yang dengan sendirinya mendorong dan menjadikan akuntan sebagai suatu profesi yang sangat dibutuhkan keberadaannya. Para akuntan yang profesional umum memperoleh pengetahuan akuntansi yang memadai melalui pendidikan tinggi di bidang akuntansi. Menurut Sundem (dalam Yuniani, 2010) bahwa pendidikan tinggi akuntansi harus menghasilkan akuntan yang profesional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang profesionalisme sebagai akuntan tentunya tidak akan laku dipasaran tenaga kerja. Dalam program studi akuntansi, mahasiswa diberi bekal mengenai penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan, perencanaan perpajakan, dan analisis laporan keuangan. Bekal pengetahuan tersebut yang nantinya dapat digunakan dalam mengambil keputusan, penyusunan dan pengembangan sistem informasi akuntansi, dan bagaimana memanfaatkan informasi akuntansi. Sesungguhnya akuntansi tidak hanya memfokuskan pada masalah perhitungan semata, namun lebih pada penalaran yang membutuhkan logika berpikir (Suryaningsum et al, 2004). Dengan demikian, mahasiswa akuntansi dituntut untuk mempunyai pemahaman yang baik setelah
2 2 mereka memperoleh pengetahuan-pengetahuan akuntansi yang diajarkan pada sejumlah mata kuliah yang berhubungan dengan akuntansi. Pemahaman mata kuliah akuntansi yang baik akan mempengaruhi kemampuan mahasiswa akuntansi saat terjun ke dunia kerja. Tingkat pemahaman akuntansi antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lainnya dapat saja berbeda. Perbedaan tersebut dapat saja terkait oleh sejumlah faktor seperti jenis kelamin, jurusan saat SMA dan angkatan masuk kuliah. Jenis kelamin adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Sifat yang melekat tersebut dapat dipertukarkan, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat yang satu ke tempat yang lain (Fakih, 1996). Pada saat ini terdapat kecenderungan meningkatnya perempuan yang memilih profesi di bidang akuntansi. Karakteristik perempuan yang telaten, teliti, kemampuan berhitung, daya ingat dan ketahanan mental terhadap uang dan angka-angka, membuat mereka cenderung lebih memilih bidang akuntansi (Narsa, 2006). Hasil penelitian Carpenter et al (1993) menemukan bahwa mahasiswa perempuan memiliki prestasi akademik dalam bidang akuntansi yang lebih baik daripada mahasiswa laki-laki. Perbedaan tingkat pemahaman akuntansi dapat juga didasari atas dasar jurusan saat SMA dari mahasiswa yang bersangkutan. Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa-siswa yang mempunyai kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik, biasanya akan memilih jurusan IPA, dan yang memiliki minat pada sosial
3 3 dan ekonomi akan memilih jurusan IPS, lalu yang gemar berbahasa akan memilih Bahasa ( Penjurusan siswa di sekolah SMA tidak saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi juga harus didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menurut karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya (minat terhadap suatu ilmu) akan merasa senang ketika mempelajari ilmu tersebut. Tentu saja hal tersebut akan lebih membantunya dalam memahami ilmu yang sesuai dengan minatnya tersebut. Angkatan masuk kuliah dapat saja menentukan perbedaan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Seseorang yang mana lebih dahulu menjadi mahasiswa di jurusan Akuntansi pada umumnya akan memperoleh ilmu pengetahuan akuntansi lebih dahulu dibandingkan orang lain yang baru menjadi mahasiswa setahun atau dua tahun berikutnya. Dengan lebih dahulu memperoleh ilmu pengetahuan akuntansi dapat saja membuat mahasiswa tersebut mempunyai tingkat pemahaman lebih tinggi tentang akuntansi dibandingkan mahasiswa lain yang masuk kuliah kemudian. Persoalan Penelitian Berdasarkan pendahuluan di atas maka adapaun persoalan penelitian yang hendak diteliti adalah: apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, jurusan saat SMA dan angkatan masuk kuliah? Tujuan Penelitian
4 4 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui ada tidaknya perbedaan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, jurusan saat SMA dan angkatan masuk kuliah. Telaah Teoritis Tingkat Pemahaman Akuntansi American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (Sumarso, 1999). Pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi (Suwardjono, 2005). Akuntansi sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori. Bidang praktek berkepentingan dengan masalah bagaimana praktek dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktek akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi. Paham dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau
5 5 memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi. Menurut Budhiyanto dan Nugroho (2004), tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah-mata kuliah akuntansi. Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan dari nilai-nilai yang di dapatkannya dalam mata kuliah, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait.. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai-nilai mata kuliah PBMt yaitu: Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen, Sistem Informasi Akuntansi, Teori Akuntansi, Perpajakan, Pengauditan, dan Manajemen Keuangan. Perbedaan Tingkat Pemahaman Akuntansi Berdasarkan Jenis Kelamin, Jurusan Saat di SMU dan Angkatan Masuk Kuliah Perbedaan Tingkat Pemahaman Akuntansi Berdasarkan Jenis Kelamin Kata jenis kelamin berasal dari bahasa Inggris yang disebut dengan gender. Dalam Webster s New World Dictionary, jenis kelamin diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku
6 6 (Neufeldt, 1984). Di dalam Women s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa jenis kelamin adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Tierney, 1989). Dalam kaitannya dengan tingkat pemahaman akuntansi, mahasiswa perempuan dalam hal ini diposisikan sebagai individu yang mempunyai tingkat pemahaman akuntansi yang lebih baik dibandingkan mahasiswa laki-laki. Hal ini didasari pendapat Mitsos dan Browne (dalam Haralambos dan Horlborn, 2004) menjelaskan bahwa terdapat bukti bahwa perempuan memiliki tingkat prestasi belajar yang lebih baik daripada laki-laki. Menurut mereka, perempuan lebih termotivasi dan bekerja lebih rajin daripada laki-laki dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Prestasi belajar yang lebih baik pada perempuan tentunya karena mereka lebih baik dalam memahami pelajaran yang mereka terima dibandingkan laki-laki. Temuan Tjun et al (2009) memperlihatkan bahwa ada perbedaan pemahaman akuntansi antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi perempuan lebih besar dari pemahaman akuntansi lakilaki. Berdasarkan uraian di atas maka selanjutnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H1: terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jenis kelamin Perbedaan Tingkat Pemahaman Akuntansi Berdasarkan Jurusan Saat SMA
7 7 Sekolah memegang peranan penting untuk dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki siswa. Oleh karena itu di SMA kita mengenal adanya penjurusan yang bertujuan agar kelak di kemudian hari pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena sesuai dengan minatnya. Pengarahan sejak dini dimaksudkan untuk memudahkan siswa memilih bidang ilmu yang akan ditekuninya di Universitas yang tentunya akan mengarah pula kepada karirnya kelak. Tetapi penjurusan di tingkat SMA tidak selalu menjamin bahwa seorang siswa akan memilih bidang studi yang sama di Universitas, karena pada kenyataannya banyak siswa program IPA yang memilih jurusan Ekonomi, atau siswa jurusan IPS yang memilih program Bahasa ( Dalam kaitannya dengan tingkat pemahaman akuntansi, dapat saja mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS mempunyai tingkat pemahaman akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA atau Bahasa. Hal ini didasari karena mereka telah memiliki bekal pengetahuan dasar akuntansi sewaktu mereka di jurusan IPS saat SMA. Hal ini tentu berbeda dengan mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA atau Bahasa yang tidak mempunyai bekal pengetahuan dasar akuntansi. Perbedaan tingkat pemahaman akuntansi dapat saja lebih terlihat sewaktu mahasiswa tersebut mengambil mata kuliah yang berhubungan dengan akuntansi pada dua atau tiga semester awal. Hal ini mengingat mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA atau Bahasa dapat saja lebih kesulitan menyerap materimateri yang diajarkan karena dasar pengetahuan akuntansi yang belum mereka miliki (meskipun ini tidak bersifat mutlak). Namun dapat saja perbedaan tingkat
8 8 pemahaman tersebut jika dilihat dari jurusan masuk SMA-nya mulai berkurang sejalan dengan pengetahuan akuntansi yang diperoleh dalam beberapa semester yang telah mereka jalani. Berdasarkan uraian di atas maka selanjutnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H2: terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jurusan saat SMA Perbedaan Tingkat Pemahaman Akuntansi Berdasarkan Angkatan Masuk Kuliah Angkatan masuk kuliah disini diberi batasan tahun dimana mahasiswa tersebut masuk ke Fakultas Ekonomi UKSW jurusan Akuntansi. Normalnya, mahasiswa yang lebih dahulu masuh ke jurusan Akuntansi akan mendapatkan pelajaran-pelajaran tentang akuntansi lebih dahulu juga dibandingkan mahasiswa yang masuk kuliah di jurusan Akuntansi tahun berikutnya. Hal ini menjadikan mereka akan lebih dahulu mengetahui dan memahami akuntansi tersebut. Pernyataan tersebut di atas setidaknya mendukung apa yang dikemukakan oleh Sugianto (2009) bahwa kita tidak selalu menjadi senior dalam segala hal. Kita mungkin menjadi senior dalam suatu hal bukan karena kemampuan dan kelebihan kita melainkan karena kita mendapat pengetahuan itu lebih dulu. Berdasarkan uraian di atas maka selanjutnya dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
9 9 H3: terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan angkatan masuk kuliah Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga angkatan 2006 s/d 2009 yang telah mengambil mata kuliah PBMt. Adapun jumlah mahasiswa tersebut berdasarkan data registrasi semester gasal 2011/2012 adalah sebanyak 494 orang. Tidak semua anggota populasi akan diteliti, sehingga dilakukan pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling dengan teknik convinience sampling yaitu peneliti memilih sampel dari anggota populasi yang bersedia menjadi responden (Supramono dan Haryanto, 2003). Untuk menentukan jumlah sampel digunakan formula yang dikemukakan oleh Yamane (1973) sebagi berikut: n = N 1 + Nd 2 dimana: n = jumlah sampel N = ukuran populasi d = prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, dalam hal ini 10%
10 10 Berdasarkan formula Yamane di atas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah: n = (0,1) 2 = 83,1 (dibulatkan menjadi 83) Dengan demikian maka adapun jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 83 orang responden. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari obyeknya (Supramono dan Sugiarto, 1993). Data primer dalam penelitian ini berupa data mengenai identitas responden dan tingkat pemahaman akuntasi responden untuk mata kuliah PBMt. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Konsep tingkat pemahaman akuntansi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala pengukuran rasio yang ditunjukkan dari rata-rata nilai mata kuliah PBMt. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis Chi Square (χ 2 ). Analisis dilakukan secara komputasi dengan menggunakan bantuan program SPSS 16,0. Adapun pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho : tidak terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jenis kelamin, jurusan saat SMA dan angkatan masuk kuliah
11 11 Ha : terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jenis kelamin, jurusan saat SMA dan angkatan masuk kuliah Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika sig χ 2 hitung > 0,05, maka Ho diterima Jika sig χ 2 hitung < 0,05, maka Ho ditolak Hasil Penelitian Gambaran Responden Gambaran responden yang dapat dideskripsikan berikut ini meliputi: jenis kelamin, asal daerah, jurusan saat SMA, angkatan masuk kuliah dan tingkat pemahaman akuntansi. Tabel 1. Gambaran Responden Karakteristik Kategori Jumlah % Jenis kelamin Laki-laki Perempuan ,7 37,3 Total ,0 Asal Daerah Jawa Sumatera Sulawesi Bali & Nusa Tenggara ,6 3,6 1,2 3,6 Jurusan saat SMA Total ,0 Bahasa 8 9,6 IPA 26 31,3 IPS 49 59,1 Total ,0 Angkatan masuk ,4
12 12 kuliah Tingkat akuntansi pemahaman ,9 42,2 26,5 Total ,0 0,00 1,99 2,00 2,49 2,50 2,99 3, ,2 15,6 38,6 44,6 Total ,0 Sumber: Data Primer, 2012 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, responden yang penulis dapatkan lebih banyak laki-laki yaitu sebanyak 52 orang (62,7%). Hal ini memberikan informasi bahwa lebih banyaknya responden laki-laki yang telah mengambil mata kuliah PBMt. Berdasarkan asal daerahnya, tampak bahwa mayoritas responden berasal dari Jawa yaitu sebanyak 76 orang (91,6%). Dilihat dari jurusan saat SMA, tampak bahwa sebanyak 49 orang (59,1%) mahasiswa yang masuk ke jurusan akuntansi berasal dari latar belakang pendidikan SMA yang sejalan yaitu dari IPS. Hal ini tentu saja akan membantu mereka untuk lebih mudah mendalami dan memahami pelajaran-pelajaran akuntansi di bangku kuliah. Berdasarkan angkatan masuk kuliah di Fakultas Ekonomi UKSW jurusan akuntansi, tampak bahwa responden terbanyak adalah yang berasal dari angkatan 2008 yaitu sebanyak 35 orang (42,2%) diikuti angkatan 2009 sebanyak 22 orang (26,5%). Mereka ini telah mengambil mata kuliah PBMt sehingga diharapkan tingkat pemahaman akuntansinya akan lebih baik dibandingkan mereka yang belum mengambil mata kuliah PBMt tersebut. Terkait dengan tingkat pemahaman akuntansi, pada tabel 1 di atas terlihat bahwa jumlah terbanyak ada pada kelompok
13 13 responden dengan tingkat pemahaman akuntansi yang ditunjukkan pada skor 3,00 yaitu sebanyak 37 orang (44,6%) diikuti kelompok responden pada skor 2,50 2,99 yaitu sebanyak 32 orang (38,6%). Ini berarti tingkat pemahaman akuntansi responden termasuk dalam kategori memuaskan hingga sangat memuaskan. Sehubungan dengan tingkat pemahaman akuntansi, dapat dilihat lebih lanjut tingkat pemahaman akuntansi responden berdasarkan beberapa karakteristik responden seperti ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Tingkat Pemahaman Akuntansi Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik Kategori Rata-rata Tingkat Pemahaman Akuntansi Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 2,77 2,98 Jurusan saat SMA Bahasa IPA IPS 2,39 2,87 2,91 Angkatan masuk ,58 kuliah ,81 2,92 2,84 Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan Tabel 2 di atas tampak bahwa dilihat dari jenis kelamin, ternyata rata-rata tingkat pemahaman akuntansi responden perempuan lebih tinggi yaitu 2,98 dibandingkan dengan rata-rata tingkat pemahaman akuntansi responden laki-laki
14 14 yaitu 2,77. Berdasarkan jurusan saat SMA tampak bahwa rata-rata tingkat pemahaman akuntansi dari responden yang berasal dari jurusan IPS adalah yang paling tinggi yakni 2,91 bila dibandingkan dengan jurusan IPA ataupun Bahasa. Berdasarkan angkatan masuk kuliah tampak bahwa rata-rata tingkat pemahaman akuntansi dari responden yang berasal dari angkatan 2008 adalah yang paling tinggi yakni 2,92 bila dibandingkan dengan angkatan lainnya seperti angkatan 2009, 2007 ataupun angkatan Tingkat pemahaman akuntansi responden juga dapat diamati berdasarkan rata-rata nilai mata kuliah PBMt responden sebagaimana tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Tingkat Pemahaman Akuntansi Berdasarkan Rata-rata Nilai Mata Kuliah PBMt Mata Kuliah PBMt Rata-rata Tingkat Pemahaman 1. Pengantar Akuntansi 2. Akuntansi Keuangan Menengah 1 3. Akuntansi Keuangan Menengah 2 4. Akuntansi Biaya 5. Akuntansi Manajemen 6. Sistem Informasi Akuntansi 7. Teori Akuntansi 8. Perpajakan 9. Pengauditan 10. Manajemen Keuangan Sumber: Data Primer, 2012 Akuntansi 3,29 2,75 2,53 2,71 3,02 2,81 2,91 2,66 2,78 2,99
15 15 Berdasarkan Tabel 3 di atas tampak bahwa dari kesepuluh mata kuliah PBMt mempunyai nilai rata-rata tingkat pemahaman akuntansi berkisar antara 2,53 hingga 3,29. Nilai rata-rata tingkat pemahaman akuntansi tertinggi adalah pada mata kuliah Pengantar Akuntansi, sedangkan nilai rata tingkat pemahaman akuntansi terendah adalah pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, jurusan saat SMA dan angkatan masuk kuliah. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji chi square ditunjukkan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Hasil Uji Chi Square Chi square hitung Asymp. Sig. Tingkat pemahaman akuntansi 12,879 0,005 jenis kelamin Tingkat pemahaman akuntansi 20,453 0,002 jurusan saat SMA Tingkat pemahaman akuntansi 13,898 0,126 angkatan masuk kuliah Sumber: Output Chi Square, 2012
16 16 Berdasarkan Tabel 4 di atas diketahui bahwa nilai chi square hitung untuk jenis kelamin sebesar 12,879 dengan angka signifikan 0,005 < 0,05 yang berarti bahwa H1 diterima yang berarti bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jenis kelamin. Nilai chi square hitung untuk jurusan saat SMA sebesar 20,453 dengan angka signifikan 0,002 < 0,05 yang berarti bahwa H2 diterima yang berarti bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jurusan saat SMA. Nilai chi square hitung untuk angkatan masuk kuliah sebesar 13,898 dengan angka signifikan 0,126 > 0,05 yang berarti bahwa H3 ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan angkatan masuk kuliah. Pembahasan Perbedaan Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil analisis chi square pada Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jenis kelamin. Perbedaan tersebut didukung dari hasil crosstabulation antara jenis kelamin dengan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dimana perempuan mempunyai tingkat pemahaman akuntansi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Selain itu, melalui perhitungan mean pada Tabel 2 tampak bahwa mean tingkat pemahaman akuntansi perempuan sebesar 2,98 sedangkan mean tingkat pemahaman akuntansi laki-laki
17 17 sebesar 2,77. Perbedaan mean ini tampak signifikan secara statistik dengan dilakukannya analisis chi quare. Perempuan dalam proses perkuliahan, pada dasarnya memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk aktif dalam proses perkuliahan tersebut. Perempuan dan laki-laki mendapat materi kuliah akuntansi yang sama dari pengajar mata kuliah tersebut. Namun demikian, dari temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa perempuan ternyata memiliki tingkat pemahaman akuntansi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ini bisa terjadi karena perempuan lebih termotivasi dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas akuntansi yang diberikan pengajar, adanya kepercayaan diri yang lebih baik yang dimiliki perempuan dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya, juga perempuan ternyata lebih suka membaca bahan-bahan pelajaran dibanding laki-laki. Ciri-ciri ini sejalan dengan pernyataan Mitsos dan Browne (dalam Haralambos dan Horlborn, 2004) yakni bahwa perempuan lebih termotivasi belajar, mempunyai kepercayaan diri yang lebih baik dalam menyelesaikan tugas serta lebih suka membaca. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tjun et al (2009) bahwa ada perbedaan pemahaman akuntansi antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi perempuan lebih besar dari pemahaman akuntansi lakilaki.
18 18 Perbedaan Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Berdasarkan Jurusan Saat SMA Hasil analisis chi square pada Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jurusan saat SMA. Perbedaan tersebut didukung dari hasil crosstabulation antara jurusan saat SMA dengan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dimana mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS mempunyai tingkat pemahaman akuntansi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA maupun Bahasa. Selain itu, melalui perhitungan mean pada Tabel 2 tampak bahwa mean tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS sebesar 2,91 yang lebih tinggi dibandingan mean tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA sebesar 2,87 atau jurusan Bahasa sebesar 2,39. Perbedaan mean ini tampak signifikan secara statistik dengan dilakukannya analisis chi quare. Penjurusan yang ada di SMA saat ini adalah penjurusan yang mengarah kepada suatu tujuan yaitu siswa dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi di jurusan yang sesuai dengan basic jurusannya di SMA. Dengan mengambil jurusan di Perguruan Tinggi yang sesuai dengan basic jurusannya di SMA tentunya akan lebih memudahkan siswa dalam mempelajari lebih mendalam mengenai ilmu pengetahuan di jenjang Perguran Tinggi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian ini dimana mahasiswa akuntansi yang berasal dari jurusan IPS ternyata memiliki tingkat pemahaman akuntansi yang paling tinggi bila dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi yang bukan berasal dari jurusan IPS.
19 19 Kemampuan mahasiswa akuntansi yang berasal dari jurusan IPS dalam memahami akuntansi yang lebih tinggi tersebut wajar saja karena mereka telah memiliki dasar pengetahuan akuntansi yang mereka dapat sewaktu di SMA. Hal ini berbeda dengan mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA atau Bahasa yang sama sekali tidak memiliki dasar pengetahuan akuntansi, sehingga mereka membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk dapat memahami akuntansi. Waktu yang diperlukan untuk memahami akuntansi akan lebih lama lagi jika dalam perkuliahan mereka tidak berusaha keras untuk belajar dengan tekun. Perbedaan Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Berdasarkan Angkatan Masuk Kuliah Hasil analisis chi square pada Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan angkatan masuk kuliah. Tidak adanya perbedaan tersebut didukung dari hasil crosstabulation antara angkatan masuk kuliah dengan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dimana mahasiswa dari keempat angkatan yaitu 2006 s/d 2009 mempunyai tingkat pemahaman akuntansi yang tidak banyak berbeda yaitu pada kategori memuaskan hingga sangat memuaskan. Selain itu, melalui perhitungan mean pada Tabel 2 tampak bahwa mean tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa yang berasal dari angkatan 2006 sebesar 2,58; dari angkatan 2007 sebesar 2,81; dari angkatan 2008 sebesar 2,92 serta dari angkatan 2009 sebesar 2,84. Perbedaan mean ini tampak tidak signifikan secara statistik dengan dilakukannya analisis chi quare.
20 20 Tidak adanya perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan angkatan masuk kuliah menunjukkan bahwa tidak ada jaminan mahasiswa akuntansi yang lebih dahulu masuk kuliah di jurusan akuntansi akan lebih memahami akuntansi dibandingkan mahasiswa lain yang masuk kuliah setahun atau dua tahun kemudian. Hal ini bisa terjadi karena adanya ketekunan dan kemauan belajar yang sungguhsungguh dari para mahasiswa akuntansi itu sendiri. Sehingga, meskipun mahasiswa tersebut masuk kuliah setahun atau dua tahun kemudian dibandingkan mahasiswa akuntansi yang lebih dahulu masuk kuliah, tingkat pemahaman akuntansinya dapat saja setara dengan seniornya yang telah lebih dahulu mengambil matakuliahmatakuliah yang berhubungan dengan akuntansi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang lebih dahulu mendapatkan pengetahuan tidak serta merta berarti ia akan mempunyai tingkat pemahaman yang lebih tinggi terhadap pengetahuan yang didapatinya itu. Penutup Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jenis kelamin, yang ditunjukkan dari nilai chi square hitung sebesar 12,879 dengan angka signifikan 0,005 < 0,05.
21 21 2. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan jurusan saat SMA, yang ditunjukkan dari nilai chi square hitung sebesar 20,453 dengan angka signifikan 0,002 < 0, Tidak terdapat perbedaan tingkat pemahaman akuntansi berdasarkan angkatan masuk kuliah, yang ditunjukkan dari nilai chi square hitung sebesar 13,898 dengan angka signifikan 0,126 > 0,05. Implikasi Terapan Implikasi terapan berupa saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian diantaranya adalah: 1. Mahasiswa akuntansi berjenis kelamin laki-laki perlu lebih meningkatkan tingkat pemahaman akuntansinya agar dapat bersaing dengan mahasiswa perempuan. Hal ini karena mereka mendapat materi kuliah akuntansi yang sama dari pengajar. Untuk itu mahasiswa laki-laki perlu lebih meningkatkan motivasi belajar, rajin mengerjakan tugas-tugas akuntansi yang diberikan pengajar serta meningkatkan minat baca akan materi-materi akuntansi. 2. Mahasiswa akuntansi yang berasal dari jurusan non IPS, baik itu IPA maupun Bahasa perlu lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar di luar jam kuliah guna meningkatkan pengetahuan akuntansinya sehingga bisa bersaing dengan mahasiswa akuntansi lainnya yang berasal dari jurusan IPS dalam memahami akuntansi.
22 22 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam hal pengukuran tingkat pemahaman akuntansi. Adapun keterbatasan tersebut adalah bahwa responden memberikan penilaian mandiri tentang nilai-nilai matakuliah PBMt. Dengan melakukan penilaian mandiri tersebut tidak menjamin bahwa semua responden mampu mengingat dengan tepat dan atau menginformasikan secara apa adanya mengenai semua nilai dari matakuliah PBMt tersebut. Selain itu, penggunaan nilai mata kuliah sebagai alat ukur tingkat pemahaman akuntansi dapat saja kurang tepat, karena dapat saja nilai yang dicapai mahasiswa tersebut tidak sepenuhnya murni hasil usaha mahasiswa tersebut melainkan ada faktor lain seperti misalnya mencontek saat mengerjakan soal ujian. Penelitian Mendatang Berdasarkan keterbatasan penelitian tersebut di atas, maka untuk penelitian mendatang jika dilakukan penelitian serupa disarankan agar memperbaiki pengukuran tingkat pemahaman akuntansi. Salah satu caranya adalah dengan meminta kesediaan responden untuk memperlihatkan dan atau mengcopykan transkrip mata kuliah kepada peneliti dan selanjutnya peneliti sendiri yang mengisi daftar nilai mata kuliah PBMt responden sesuai yang tertera dalam transkrip mata kuliahnya. Dalam
23 23 penelitian selanjutnya nilai tidak menjadi satu-satunya tolak ukur untuk melihat tingkat pemahaman akuntansi seseorang, perlu dicobakan untuk menggunakan indikator penilaian tingkat pemahaman akuntansi yang berbeda, misalnya dengan memberikan tes tertulis kepada responden mengenai materi-materi akuntansi yang mewakili masing-masing matakuliah PBMt. Daftar Pustaka Anonim, Penjurusan di SMA. Budhiyanto, Suryanti J. Dan Nugroho, Ika P., Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. X, No.2 September Carpenter, et al., Evidence on The Performance of Accounting Students: Race, Gender, and Expectations. Accounting Education Vol 8 No 1. Fakih, Mansour., Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Pustaka Pelajar, Jakarta. Haralambos and Holborn., Sociology: Themes and Perspectives, Sixth Edition. Harper Collins Publisher, London. Narsa, I Made., Sex-Role Stereotype dalam Rekruitmen Pegawai Akuntansi dan Keuangan: Observasi terhadap Pola Rekruitmen Terbuka di Media Masa. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 8 No 2 Oktober Neufeldt, Victoria., Webster's New World Dictionary. Webster's New World Cleveland, New York. Sugianto, Masim., Mungkin Kita Hanya Lebih Dulu Tahu. Sumarso, SR., Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Keempat. Rineka Cipta, Jakarta.
24 24 Supramono dan Haryanto., Desain Proposal Penelitian, Fakultas Ekonomi - UKSW, Salatiga Supramono dan Sugiarto., Statistika. Andi Offset, Yogyakarta. Suryaningsum, et al., Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali, 2-3 Desember Suwardjono, Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta. Tierney, Helen., Women's Studies Encyclopedia, Vol. I. Green Wood Press, NewYork. Tjun, Law Tjun, et al., Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Perspektif Gender. Jurnal Akuntansi Vol 1 No 2 November Yuniani, Anggun., Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang (dipublikasikan).
ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI
ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI Ika Hari Mardiyani 1) Rispantyo 2) Djoko Kristianto 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciIDENTITAS RESPONDEN Mohon kesediaan teman-teman untuk mengisi daftar pertanyaan serta memberikan tanda silang (X) pada tempat yang tersedia
25 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PERBEDAAN TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA BERDASARKAN JENIS KELAMIN, JURUSAN SAAT SMU DAN ANGKATAN MASUK KULIAH IDENTITAS RESPONDEN Mohon kesediaan teman-teman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk mempunyai kepandaian atau kecerdasan otak saja agar dapat memperoleh pekerjaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tantang Analisis Perbedaan Persepsi Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntansi S1 Terhadap Pentinngnya Laporan Keuangan (Studi Pada Program Studi Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada masa era globalisasi saat ini, akuntansi sangat dibutuhkan oleh semua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa era globalisasi saat ini, akuntansi sangat dibutuhkan oleh semua pemangku kepentingan dalam menganalisis dan menyusun laporan keuangan baik pemerintahan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan
PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor utama untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu
Lebih terperinciGRADUASI Vol. 30 Edisi Mei 2013 ISSN
PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI SEMESTER AWAL DAN SEMESTER AKHIR TERHADAP MATA KULIAH AKUNTANSI PENGANTAR (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi di Surakarta) AGNES PUTRI UTAMI NINGRUM
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB 5 SIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa gaji, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, pelatihan profesional dan personalitas
Lebih terperinciREGULASI DAN MOTIVASI TERHADAP MINAT MENJADI DOSEN PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG. Agung Anggoro Seto 1*, Salman 2.
REGULASI DAN MOTIVASI TERHADAP MINAT MENJADI DOSEN PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG Agung Anggoro Seto 1*, Salman 2 1,2 Universitas Tridinanti Palembang; Jalan Kapten Marzuki No. 2446, Phone
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dewasa ini dan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap profesi auditor mampu membawa perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian SMA N 2 Salatiga merupakan salah satu SMA Negeri di Salatiga yang terletak di jalan Tegalrejo No.79 Salatiga. SMA N 2 Salatiga didirikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan perilaku etis antara mahasiswa akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015
HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK) (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta) Disusun sebagai salah
Lebih terperinciPENGARUH NILAI TES MASUK DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 BANJARNEGARA
PENGARUH NILAI TES MASUK DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2009 / 2010 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah
Lebih terperinci*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan
J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t 2 0 1 4 512 TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (STUDI EMPIRIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS SWASTA DI LAMONGAN) *( Abdul Ghofur Fakultas
Lebih terperinciKata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi
Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman era globalisasi ini, para pelaku profesi harus menjalankan profesinya secara profesional. Para pelaku profesi harus bekerja secara profesional untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan alumni terhadap praktik-praktik fraud melalui survei langsung pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Adapun gambaran responden yang dikemukakan disini adalah gambaran responden berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi seorang manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang penting bagi seorang manusia untuk meningkatkan derajatnya sebagai manusia. Pendidikan terdiri dari berbagai jenjang, salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap prestasi akademik
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap prestasi akademik mahasiswa akuntansi dengan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana SI Program Studi Pendidikan Biologi
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN WHAT? SO WHAT? NOW HOW? DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL EKOSISTEM BUATAN MATERI SALING KETERGANTUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Mardisar dkk (2007), secara umum auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memilih dan mencari pekerjaan memiliki tingkat kesulitan dan keunikan sendiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memilih dan mencari pekerjaan memiliki tingkat kesulitan dan keunikan sendiri yang harus dihadapi oleh mahasiswa yang sedang belajar dan akan menamatkan studinya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa ratarata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa ratarata mahasiswa
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arens & Loebbecke, Auditing, Diterjemahkan oleh Amir Abadi. Edisi Kelima, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2003. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Arens & Loebbecke, 1993. Auditing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil belajar di mana keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa yang dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah sebanyak 30 responden, yaitu auditor yang bekerja pada tujuh kantor
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.
158 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh faktor-faktor personal auditor internal pemerintah yang terdiri dari kompetensi auditor, independensi auditor, akuntabilitas auditor,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dibagikan. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 130 kuesioner. Jumlah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam Bab IV disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Data yang terkumpul tersebut merupakan data
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, dengan responden sebanyak 76 siswa dengan rincian sebaran pada tabel
Lebih terperinciPEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSEP DASAR AKUNTANSI BERDASARKAN ASAL SEKOLAH DAN TINGKAT SEMESTER
PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSEP DASAR AKUNTANSI BERDASARKAN ASAL SEKOLAH DAN TINGKAT SEMESTER Intantri Purwanti 1) Rispantyo 2) Djoko Kristianto 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan akuntan (atau lebih tepat disebut pengauditan) merupakan pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beretika dan bermoral tinggi. Berbagai upaya untuk memperkenalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan akuntansi harus menghasilkan akuntan yang profesional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurusan Akuntansi merupakan salah satu jurusan yang terdapat pada dunia pendidikan dalam lingkup ilmu sosial. Walaupun di setiap Perguruan Tinggi menawarkan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek penelitian adalah seluruh guru SMA swasta yang berjumlah 131 guru yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan dibandingkan dengan laki-laki 1. Fenomena ini terdapat juga pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring bergesernya waktu dari tahun ke tahun fenomena emansipasi di era modernitas saat ini menunjukan kebangkitan perempuan, dan tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap profesi diharuskan untuk dapat bekerja secara profesional dan memiliki keahlian dan kemampuan agar
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa gaji atau penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap pemilihan karir
Lebih terperinciPENGARUH FASILITAS DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH KELAS X DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG
Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 1 (2016) 55-62 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jppi PENGARUH FASILITAS DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI
Lebih terperincip. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA PALU MENGGUNAKAN TOOLS SPSS Dewa Made Mertayasa
Lebih terperinci5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab ini meliputi gambaran umum subjek, hasil penelitian yang berkaitan dengan gambaran
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Surabaya yang telah menempuh 120 sistem kredit semester, kemudian
67 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap tingkat prestasi akademik mahasiswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menghadapkan kita pada tuntutan akan pentingnya suatu kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi pendidikan yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika
76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).
Lebih terperinciPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI, KEPERCAYAAN DIRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
1 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI, KEPERCAYAAN DIRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Oleh : Ardiani Ika Sulistyawati Febrina Nafasati Oky Triwinata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya disebabkan karena mereka ingin menjadi seorang akuntan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Alasan mereka memilih jurusan akuntansi salah satunya disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa Inggris (science). Kata (science) sendiri berasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
0 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Survei di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas
Lebih terperinciPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Hamsa Wicaksana (10320093) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kegiatan pendidikan hakekatnya merupakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pendidikan tersebut bagi mahasiswanya. Padahal melalui penerapan pendidikan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Akuntansi forensik merupakan ilmu yang baru dalam dunia akuntansi, namun hanya sedikit perguruan tinggi di Indonesia yang bersedia memberikan pendidikan tersebut bagi mahasiswanya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat diisi oleh para lulusannya. Dari hasil penelitian Basuki 1 menyebutkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntansi merupakan salah satu jurusan yang masih banyak diminati oleh para mahasiswa di fakultas ekonomi pada saat ini karena masih banyak pekerjaan yang dapat diisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini mencakup lingkup wilayah penelitian dan jenis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini mencakup lingkup wilayah penelitian dan jenis penelitian. Lingkup wilayah penelitian adalah semua pihak yang dapat dijadikan objek
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yaitu mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri dan mahasiswa perguruan. maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini, yaitu:
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri dan mahasiswa akuntansi perguruan tinggi swasta yang berada di kota
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Responden Data responden dalam penelitian ini mengunakan mahasiswa di universitas negeri dan swasta yang memiliki program studi akuntansi dan manajemen berakreditasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di tengahtengah kompleksitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai atau yang bekerja di Universitas Kristen Satya Wacana non akademik. Populasi adalah kumpulan individu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, dimana penelitian ini akan mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
Lebih terperinciLusi Eka Afri 1) Jurnal Ilmiah Edu Research Vol. 5 No. 2 Desember
ANALISIS FAKTOR INTELEKTUAL DAN NONINTELEKTUAL KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA FKIP DI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA MEMBENTUK LULUSAN GURU YANG BERKUALITAS Lusi Eka Afri 1) 1 Program
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pria dan wanita, dilandaskan kepada pengakuan bahwa ketidaksetaraan gender yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjuangan kesetaraan gender adalah terkait dengan kesetaraan sosial antara pria dan wanita, dilandaskan kepada pengakuan bahwa ketidaksetaraan gender yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya minat dan keinginan sumber daya manusia khususnya
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
53 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa insentif pengungkapan sukarela berpengaruh positif signifikan terhadap keinformatifan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui pendidikan kita semua sebagai masyarakat dapat mengetahui kearah mana negaranya akan dibawa, untuk
Lebih terperincipelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai Perbanas Surabaya. Responden penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi tingkat
78 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI
Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI Sukmawati 1, Eva Dwika Masni 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Didirikannya sebuah usaha, pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan kinerja keuangan yang baik dan terus meningkat tiap tahunnya. Dengan hasil kinerja keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi berbagai permasalahan
Lebih terperinciESENSI Volume 13 No.2 Desember 2010
PERSEPSI MAHASISWA S1 AKUNTANSI TENTANGPENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) (Studi Kasus Mahasiswa Program S1 Akuntansi IBN) Albertus Karjono Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I.Panjaitan Kav. 24 Jakarta
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya
17 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya yang beralamatkan di jalan Pendidikan No 32 Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung semester
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN DALAM MENCIPTAKAN KARYAWAN PROFESIONAL UNTUK MENGHADAPI DAYA SAING
PENGARUH PELATIHAN DALAM MENCIPTAKAN KARYAWAN PROFESIONAL UNTUK MENGHADAPI DAYA SAING (Studi Kasus: Pelatihan Karyawan Tenaga Non Edukatif Universitas Widyatama) Oleh: Pipin Sukandi E-mail: pipin.sukandi@widyatama.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak terjadi pergeseran peran atau kedudukan antara lakilaki dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi semata-mata
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. profesional. Hal tersebut disebabkan karena akuntan publik laki-laki dan
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil pengujian hipotesis menggunakan independent sample t-test menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan persepsi akuntan publik baik laki-laki maupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Di lingkup kelurahan Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Di lingkup kelurahan Kecamatan Lowokwaru Kota Malang B. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Lebih terperinciPENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR
PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan
Lebih terperinciDiajukan Bisnis. Disusun Oleh: B
ANALISISS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PADA MAHASISWA AKUNTAN SI DI SURAKARTA (Studi Kasus pada Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Sebelas Maret Surakarta) NASKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman biasanya selalu diiringi dengan perubahan perilaku manusia, dimana seringkali perilaku manusia dikaitkan dengan isu etis, yang mana seorang profesional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Ruang
Lebih terperinciBAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)
Lebih terperinciDhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 TAHUN AKADEMIK 2009/2010 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Nurchayati (2012) Nurchayati (2012) melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Ekonomi ditujukan untuk mahasiswa agar menjadi seorang guru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik (mahasiswa), untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan
Lebih terperinciBerikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:
METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian
Lebih terperinciWiwit Maharesti. Program Studi Sosiologi dan Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Wiwit Maharesti Program Studi Sosiologi dan
Lebih terperinci