I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris yang terletak didaerah tropis, merupakan
|
|
- Sudomo Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris yang terletak didaerah tropis, merupakan negara yang kaya akan buah-buahan. Salah satu buah tropis yang mempunyai nilai jual yang tinggi adalah durian. Durian (Durio zibethinus murr) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat terutama Indonesia, pada umumnya durian dimanfaatkan sebagai buah meja dan makanan olahan lainya seperti asam durian, kripik durian, dodol durian dan lain-lain (Rukmana, 1996). Menurut data sejarah, durian ditemukan pertama kali pada abat ke-18 di Malaysia. Penyebaran tanaman durian di Indonesia meliputi pulau Jawa, Sumatra, kalimantan, dan sebagian pulau Papua. Pengembangan durian secara intensif pertama kali dilakukan oleh Thailand dan Malaysia kemudian menyebar ke berbagai negara Asia lainya termasuk Indonesia (Wiryanto, 2009). Thailand yang selama ini dikenal sebagai penghasil buah-buahan tropis di dunia ternyata hanya mengembangkan empat varitas durian unggul, yaitu mon thong, chanee, kan yao, dan kradum thong. Varietas mon thong dan chanee telah di introduksi ke indonesia dan dilepas Mentri Pertanian sebagai otong/montong dan kani. Hingga kini tercatat ada 28 varietas durian unggul yang telah dilepas Mentri Pertanian (Trubus, 1999). Menurut Untung (1996) King of the fruitss, merupakan julukan yang diberikan kepada durian, yang menggambarkan durian sangat digemari di Indonesia. Meskipun buah durian melimpah, harga tidak pernah turun, bahkan 1
2 semakin naik ketika pasokan berkurang, semakin bagus mutu buah durian maka semakin tinggi harganya. Pengembangan tanaman durian dalam skala besar memerlukan dukungan kuat dari sektor pembenihan. Kesalahan dalam pemilihan bibit durian akan sangat mempengaruhi disaat tanaman sudah mulai berbuah. Bibit yang bagus untuk digunakan dalam perbanyakan tanaman durian berasal dari perbanyakan secara vegetatif. Standar perbanyakan tanaman durian yang populer di kalangan penangkar benih tanaman buah-buahan di Indonesi adalah dengan cara sambung pucuk (grafting) dan okulasi, karena caranya yang mudah dan mempunyai tingkat keberhasilan yang cukup tinggi (AAK, 1997). Menurut AAK (1997), perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara generatif (melalui biji) dan vegeatif (melalui cara cangkok, okulasi, penyusuan dan penyambungan). Sifat tanaman yang berasal dari biji berbeda dengan induknya dalam hal ukuran, rasa, dan kandungan serat serta aroma, perbanyakan tanaman durian secara vegetatif mutlak harus dilakukan untuk perbaikan kualitas durian. Perbanyakan tanaman durian yang dilakukan umumnya secara generatif, sehingga menyebabkan fase vegetatif tanaman lebih panjang kurang lebih 7-10 tahun baru memasuki fase generatif atau reproduksi, dan kendala dalam produksifitas dan mutu durian yang dihasilkan. Usaha untuk memperoleh bibit durian dengan kualitas buah yang baik masih sulit diperoleh di daerah dataran rendah khususnya Provinsi Riau, sehingga dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat belum dapat dipenuhi, dengan demikian para ahli pertanian telah menemukan cara yang efektif untuk meningkatkan populasi tanaman yang 2
3 memiliki sifat genjah, kualitas dan kuantitas tinggi. Usaha yang dilakukan yaitu dengan penyambungan (grafting), yaitu menyatukan dua bagian tanaman yang bertujuan untuk mewarisi genetik yang baik pada bagian batang atas atau entres (Rusdi, 2010). Perbanyakan vegetatif adalah cara yang tepat untuk memperoleh bibit bermutu, khususnya sambung pucuk atau grafting (Tabing, 2008). Menurut Wijaya, Reza, dan Tuherkih (1994), bibit yang berumur 1-3 bulan memiliki tingkat keberhasilan sambung tinggi, yaitu sekitar 80%, dengan mutu genetik dapat dipertahankan, diperoleh pohon yang dapat berbuah lebih cepat, dengan mutu produksi yang lebih baik. Keberhasilan dalam sistem perbanyakan ini tidak lepas dari faktor tingkat keterampilan dari pelaksanaan penyambung tersebut, kebersihan alat yang digunakan, waktu pelaksanaan, compatible antara batang atas dengan batang bawah. Batang atas yang digunakan pada saat ini untuk perbanyakan pada tanaman durian, menggunakan batang atas dari varietas unggul namun kurang memperhatikan tinggkat ketuaan batang atas, oleh karena itu dilakukan percobaan yang berjudul Perbanyakan Tanaman Durian (Durio Zibethinus Murr) Secara Sambug Pucuk Dengan Beberapa Tingkat Ketuaan Batang Atas. 3
4 1.2. Tujuan Tujuan dari laporan tugas akhir dengan judul perbanyakan tanaman durian (Durio zibethinus murr) secara sambung pucuk dengan beberapa tingkat ketuaan batang atas adalah : 1. Mengetahui teknik perbanyakan tanaman durian (Durio Zibethinus Murr) secara sambung pucuk. 2. Mengetahui tingkat keberhasilan tanaman durian dengan menggunakan beberapa tingkat ketuaan batanag atas. 4
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Menurut Wiryanto (2009) dalam ilmu tumbuh-tumbuhan tanaman durian dapat di klasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae (berbiji tertutup) : Dikotyledonae (biji berkeping dua) : Bombacales : Bombacaceae : Durio : Durio zibethinus Murr. Tanaman durian merupakan jenis pohon tahunan, hijau abadi yakni pengguguran daun tidak tergantung musim tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru berupa priode flushing atau peronaan yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Ketinggian tanaman mencapai m, tergantung speciesnya. Kulit batang tanaman durian bewarna coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan, tajuk rindang dan renggang (Rodame, 2010) Syarat Tumbuh Tanaman durian cocok tumbuh pada ketinggian tempat antara m dpl dengan suhu rata-rata o C, Pada suhu 15 o C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhanya tidak optimal, apabila suhu mencapai 35 o C daun durian akan 5
6 terbakar. Curah hujan yang cocok untuk tanaman durian mm/tahun atau lebih dari 100 mm/bulan dan merata sepanjang tahun. Menurut Schmidt dan Ferguson, tanaman durian cocok pada daerah bertipe iklim A dan B atau 9-12 bulan basah dengan 0-2 bulan kering. Kemudian Intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman durian adalah % (Rukmana, 1996). Tanaman durian menghendaki tanah yang subur atau tanah yang kaya akan bahan organik, dan lapisan solum cukup dalam serta aerase dan drainase baik, seperti tanah latosol, podsolik merah kuning dan andosol. Tanah yang paling cocok adalah tanah lempung berpasir, sedangkan ph yang dibutuhkan berkisar antara 5,5-6,5. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam sehingga membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalaman cukup yaitu cm. Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal atau terlalu dalam, rasa buah tidak manis atau tanaman akan kekeringan dan akar akan membusuk akibat terlalu tergenang serta mudah terserang oleh hama penyakit (Trubus, 1999) Morfologi Tanaman a. Daun Pohon durian termasuk tumbuhan yang selalu berdaun sepanjang tahun. Daun-daun yang sudah tua akan segera digantikan oleh daun muda, pucuk-pucuk tersebut akan bermunculan setelah musim berbuah selesai. Daun tanaman durian umumnya berbentuk bulat memanjang dengan bagian ujung meruncing, panjang antara 6-12 dan lebar 2-4 cm. Letak daun berselang-seling dan pertumbuhannya secara tunggal. Struktur daun agak tebal dengan permukaan daun bagian atas 6
7 bewarna hijau mengkilap dan bagian bawah bewarna coklat atau kuning keemasan (Wiryanto, 2009). b. Bunga Menurut Untung (1996) bahwa pohon durian termasuk tanaman yang berbuga ramiflorous. Artinya, bunga bermunculan di cabang atau ranting. Bunga ini tumbuh berkelompok pada dahan-dahan primer dan skunder yang sudah tua, tempat bunga tumbuh ini selalu sama dari tahun ke tahun, setiap kelompok bunga terdapat kuntum. Bunga durian berbentuk mangkok bermahkota lima helai, yang bagian atas terlepas sedangkan bagian bawah bersatu mirip cincin dan bunga durian tergolong bunga sempurna (hermaphrodite) yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam setiap bunga, tetapi tanaman durian bersifat menyerbuk silang. c. Buah Buah durian berbentuk bulat, lonjong atau tidak teratur, berukuran kecil sampai besar, kulit berduri dan bagian dalam buah beronggga dan beruang lima yang didalamnya berisi biji yang terbungkus oleh daging buah. Warna kulit buah durian hijau, kuning, hijau kekuningan, kulit buah tersebut diselimuti oleh duriduri tajam berbentuk kerucut. Jarak antara duri-duri ada yang renggang, ada yang rapat, tapi pada beberapa kultivar kulit buah sulit dibelah, tatapi sebagian besar mudah dibelah bila sudah matang (AAK, 1997). d. Akar Tanaman durian memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar yang menembus ke dalam tanah, berfungsi sebagai penopang batang dan menyerap unsur hara dari talam tanah (Rukmana, 1996). 7
8 2.4. Varietas varietas durian 1. Durian Montong Bentuk buah durian montong panjang, bagian ujung dan pangkal buah meruncing, duri-duri rapat, kulit buah tebal, namun sulit untuk dibelah. Satu buah durian berisi 5-15 butir biji sempurna. Bentuk biji lonjong, pipih dan berukuran sedang. Jumlah juring 4-6, daging buah tebal bewarna kuning, tekstur halus, aroma tidak begitu tajam serta mempunyai rasa manis. 2. Durian Kani Durian ini berasal dari Thailand dengan nama chanee, tetapi di Indonesia durian ini disebut durian kani atau gibbon. Bentuk buah durian kani bulat, duriduri kecil dan satu sama lain. Kulit buah agak tebal, meskipun demikian relatif lebih mudah dibelah dari pada durian montong. Rasa buah manis daging buah agak tebal, bewarna kuning, dan berlemak. 3. Durian matahari Bentuk buah durian matahari bulat panjang, warna kulit hijau kecoklatan duri-duri besar, jarang, runcing, serta bengkok. Kulit buah tebal dan buah mudah dibelah, daging buah tebal, berserat halus dan terasa manis serta aroma buah tidak tajam. 4. Durian hepe Durian ini berasal dari daerah Jonggol Bogor. Biji durian kempes, durian ini memiliki daging buah yang tebal dan rasa manis. Daging buah bewarna krem, sedikit beserat dan kering atau kesat, buah berukuran sedang dan berbentuk bulat telur, lonjong, kulit buah bewarna hijau kecoklatan, dengan duri-duri, yang meruncing dan tersusun rapat. 8
9 5. Durian sukun Durian sukun berasal dari Jepara Jawa Tengah, kulit buah agak tebal, tetapi mudah dibelah, daging buah tebal, bewarna putih kekuningan, berserat halus dan kering berlemak, memiliki rasa manis dan aroma harum, bentuk buah bulat panjang, bewarna kekuningan dengan duri-duri kecil berbentuk kerucut dan tersusun rapat. 6. Durian Sitokong Durian sitokong berasal dari daerah betawi, Bentuk buah durian sitokong buah panjang, kulit buah mirip durian petruk, tetapi mempuyai pusar diujung buah. Ketebalan kulit buah sedang dan buah sulit untuk dibelah, bentuk daging buah tebal berwarna kekuningan, berserat halus, dan berlemak, rasa buah manis dan arom harum menyengat Faktor - faktor yang Mempengaruhi Penyambungan Faktor-faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif dapat dibagi menjadi tiga golongan : Faktor Lingkungan 1. Waktu penyambungan Pada umumnya penyambungan dilakukan pada waktu cerah, tidak hujan, dan tidak di bawah terik matahari. Waktu terbaik melaksanakan penyambungan adalah pada pagi hari, antara jam , karena pada saat tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehinga kambium tanaman juga dalam kondisi aktif dan optimum. Di atas jam siang daun mulai layu, tetapi ini bisa diatasi dengan menyambung ditempat teduh, terhindar dari sinar matahari langsung (Sunarjono, 2000). 9
10 2. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban yang optimal dapat mempertinggi pembentukan jaringan kalus yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu sambungan. Temperatur yang diperlukan dalam penyambungan berkisar antara 7,2 o C 32 o C, bila temperatur kurang dari 7,2 o C pembentukan kalus akan lambat, dan apabila lebih dari 32 o C pembentukan kalus menjadi lambat dan dapat mematikan sel-sel pada sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan adalah 25 o C 30 o C. Penyambungan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah akan mengalami kekeringan dan menghambat atau menghalangi pembentukan kalus pada sambungan karena banyak sel-sel pada sambungan yang mati. 3. Cahaya Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penyambungan, oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari pada saat intensitas cahaya matahari kurang memancarkan sinarnya. Cahaya yang terlalu panas akan mempengaruhi daya tahan batang atas terhadap kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah sambungan. 4. Curah hujan Keadaan curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman durian dan proses produksi pembentukan bunga dan buah. Pada prinsipnya hujan hanya dikehendaki pada saat durian tidak musin berbunga, karena hujan akan mengganggu proses pembentukan buah pada saat berbunga. 10
11 Faktor Tanaman 1. Kompatibilitas dan inkompatibilitas Pada umumnya batang atas dan batang bawah yang berukuran sama akan menghasilkan sambungan yang kompatibel, biasanya gabungan tanaman hasil sambungan akan hidup lama, produktif dan kuat. Gejala-gejala inkompatibilitas antara dua tanaman yang disambung antara lain : Gabungan antara spesies, varietas atau klon-klon yang tidak membentuk sambungan. Gabungan antara dua tanaman dimana jumlah dari keberhasilan sambungan sangat kecil. Setelah sambungan tumbuh, tetapi tanaman tiba-tiba mati. Adanya perbedaan antara batang atas dan batang bawah dalam pertumbuhan vegetatif pada permulaan atau akhir musim. Adanya pertumbuhan yang berlebihan diatas atau dibawah sambungan. Terjadi penghambatan tumbuh pada tanaman hasil sambungan tanaman menjadi kerdil. 2. Keadaan fisiologi tanaman Beberapa tanaman mengalami kesulitan untuk disambung ke tanaman lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus. 3. Penyatuan kambium Agar Persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak terjadi, diperlukan batang atas dan batang bawah yang mempunyai ukuran yang sama. Posisi batang yang telah disayat jangan terlalu lama terbuka agar kambium 11
12 tidak kering, maka pekerja harus memiliki kecapatan dalam proses penyambungan Faktor Pelaksanaan 1. Keahlian Kecepatan menyambung merupakan penegahan paling baik terhadap infeksi penyakit dan kerusakan pada kambium. Selain itu dalam proses penyambungan jangan terlalu lama, agar kambium tidak mengering. 2. Kesempurnaan alat Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat. Selain itu, juga dibutuhkan tali pengikat yang tipis dan lentur. 3. Keserasian bentuk potongan Keserasian bentuk potongan antara batang atas dan batang bawah perlu diperhatikan. Hal ini untuk mendapatkan kesesuaian letak penyatuan kambium batang atas dan batang bawah yang serasi Penyambungan Tanaman Durian Perbanyakan tanaman untuk mendapatkan bibit yang bermutu dapat dilakukan dengan perbanyakan secara generatif vegetatif, salah satunya adalah dengan sambung pucuk. Sambung pucuk adalah penyatuan pucuk sebagai batang atas dengan batang bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang mampu saling menyesuaikan diri secara kompleks. Cara sambung pucuk ini sekarang sudah digunakan secara luas, yaitu pada tanaman hias, tanaman buah, dan tanaman perkebunan (Rusdi, 2010). Dalam perbanyakan tanaman secara sambung pucuk ini kondisi batang atas dan batang bawah harus diperhatikan karena hal tersebut merupakan salah 12
13 satu faktor yang menentukan keberhasilan sambungan. Kondisi batang atas yang perlu diperhatiakan seperti cadangan makanan, kesehatan dan hormon yang terdapat didalam batang atas, selain untuk menunjang hidup dari entres itu sendiri juga diperlukan untuk proses pertautan bidang sambungan (Jawal, 1989). 13
14 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan praktek laporan tugas akhir ini dilaksanakan pada 16 Maret - 13 Juni Tempat pelaksanaan di Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Padang Marpoyan Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Propinsi Riau Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain gunting stek, pisau cutter dan plastik es, label, alat ukur, serta alat tulis. Bahan yang digunakan dalam perbanyakan secara sambung pucuk ini terdiri dari bibit tanaman durian lokal sebagai batang bawah dan batang atas menggunakan durian montong Perlakuan Perlakuan perbanyakan tanaman durian secara sambung pucuk yang dilakukan adalah dengan beberapa macam tingkat ketuaan batang atas (entres) yaitu : 1. Entres muda (lunak) Entres pucuk tua yang digunakan mememiliki ciri ciri seperti, semua daun tampak hijau tua, daun kaku, titik tumbuh dalam keadaan dormansi dan cabang sudah agak mengeras berkayu. 2. Entres medium (tidak terlalu lunak dan tidak terlalu keras) Entres pucuk medium yang digunakan seperti warna daun tampak hijau mengkilat tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, titik tumbuh dalam keadaan dormansi, serta cabang sudah berkayu namun tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut pada saat penyayatan. 14
15 3. Entres Tua (keras) Entres pucuk muda yang digunakan memiliki ciri-ciri seperti warna daun tampak lembut, hijau muda, titik tumbuh dalam keadaan dormansi, cabang lembut belum berkayu serta setelah dipetik dalam waktu beberapa menit daun sudah tampak layu Prosedur Pelaksanaan a. Penyediaan bahan 1. Batang bawah Batang bawah berfungsi untuk mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya. Bibit yang akan digunaka untuk batang bawah sebaiknya dipilih yang mampu beradaptasi dengan batang atasnya sehinngga mampu menyatu dan menopang pertumbuhan batang atasnya, tanaman dalam kondisi sehat, sistem perakarannya baik, tidak mengurangi kualitas dan kuantitas buah pada tanaman yang disambung serta berumur kurang lebih 3 bulan. Tanaman tersebut diambil dari Balai Benih Induk Hortikulturta (BBIH) Padang marpoyan Pekanbaru. 2. Batang atas (entres) Bahan tanam untuk dijadikan batang atas adalah durian dari varietas montong karena varietas ini telah dikenal mempunyai keunggulan buah besar, daging tebal, mempunyai rasa yang enak, manis, aroma harum dan mempunyai peluang pasar yang baik. Batang atas diambil dari batang yang sehat, tidak terserang oleh hama dan penyakit, terkena oleh sinar matahari penuh, pucuk dalam keadaan dorman dan mempunyai ukuran yang sama dengan batang bawah serta sudah pernah berbuah minimal 3 kali. Bahan tanam yang dipilih sebagai 15
16 batang atas adalah batang atas yang tua, batang atas medium, dan batang atas muda. Tanaman tersebut diambil dari Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Padang marpoyan Pekanbaru. b. Pelaksanaan Sebelum melakukan sambung pucuk (grafting) tanaman durian, dipersiapkan terlebih dahulu batang atas dan batang bawahnya. Batang bawah yang digunakan adalah durian lokal yang diperbanyak secara vegetatif atau dengan biji. Setelah batang atas dan batang bawah disiapkan, dilakukan pembersihan batang bawah dari kotoran yang menempel di permukaan kulit batang sampai bersih. Kemudian memotong batang bawah setinggi cm dari permukaan tanah atau sekitar 2-3 cm dari bagian hipokotil. Batang bawah di belah menjadi dua bagian yang sama besar dengan panjang belahan sekitar 2-3 cm. Memotong batang atas sepanjang cm lalu menyayat batang atas sehingga membentuk baji atau huruf V yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran batang bawah. Batang atas dimasukan ke dalam belahan batang bawah dengan tepat kemudian mengikat atau membalutnya dengan pita plstik yang terbuat dari kantong plstik es selebar 1 cm. Penyungkupan bagian batang atas dimulai dari bekas sambungan dengan kantong plastik bening, kemudian mengikat bagian bawah dengan erat sehingga udara tidak mudah masuk. Menempatkan tanaman di tempat yang teduh dan ternaungi agar terhindar dari sinar cahaya matahari lansung. Setelah 3 minggu tutup sambungan baru bisa dibuka dan setelah umur 2-3 bulan setelah penyambungn pengikat sambungan dapat dilepas agar batang atas dapat tumbuh dengan baik. 16
17 c. Pemeliharaan Pasca Sambungan Setelah tanaman durian disambung dilakukan pemeliharaan agar tumbuh secara optimal, pemeliharaan meliputi penyiraman 1 kali dalam sehari jika tanah masih lembab cukup di siram 1 kali dalam 2 hari, penyiangan terhadap gulma dan pemangkasan cabang batang bawah yang tumbuh secara liar dengan gunting pangkas serta pemupukan menggunakan pupuk NPK dengan dosis 3 gram per tanaman Parameter pengamatan a. Persentase tumbuh sambung durian (%) Pengmatan dilakukan 3 minggu setelah penyambungan berlansung dengan cara menghitung jumlah tanaman yang hidup dan yang mati. Dengan kriteria sambungan yang hidup adalah masih bewarna hijau dan sambugan yang mati bewarna coklat sampai hitam. Persentase sambunga ddapat dihitung dengan rumus : Persentasi sambungan jadi = jumlah bibit sambungan yang hidup x 100% Jumlah bibit yang disambung b. Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris dimulai dari bekas sayatan sambungan sampai dengan titik tumbuh, interval pengamatan dilakukan 1 minggu sekali sampai akhir penelitian, tinggi tanaman di ukur pada semua sampel yang hidup dari setiap perlakuan, kemudian dirata-ratakan dari setiap perlakuannya. c. Jumlah cabang Jumlah cabang dihitung apabila cabang sudah muncul pada sambungan dengan interval pengamatan 1 minggu sekali sampi akhir penelitian. Jumlah 17
18 cabang dihitung pada semua sampel yang hidup dari ketiga perlakuan kemudian dirata-ratakan di setiap perlakuan. d. Jumlah daun (helai) Jumlah daun dihitung pada daun yang sudah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan dengan interval satu minggu sekali sampai penelitian selesai. Degan cara menghitung jumlah daun pada semua sampel yang hidup pada tiap-tiap perlakuan, kemudian dirata-ratakan dari masing-masing perlakuan, 18
19 Tinggi tanaman VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Persentase tumbuh tanaman durian (%) Persentase tumbuh bibit durian dari beberapa tingkat ketuaan batang atas pada sambung pucuk durian diamati 3 minggu setelah penyambungan, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase Hidup (%) Sambung Pucuk Tanaman Durian Pada Beberapa Tingkat Ketuaan Batang Atas. No Perlakuan Entres Sambung pucuk bibit durian yang hidup (%) 1 Entres tua 60 2 Entres medium 80 3 Entres muda Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan pertambahan tinggi tanaman durian dengan beberapa tingkat ketuaan entres, untuk rata-rata dapat dilihat pada Tabel minggu I minggu II minggu III tua 14,8 16,4 17,97 medium 16,2 17,7 18,9 muda 13,5 14,9 15,7 19
20 Jumlah daun Jumlah cabang Jumlah Cabang Jumlah cabang tanaman durian dengan perlakuan beberapa tingkat ketuaan batang atas, dengan rata-rata dapat dilihat pada Tabel ,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 minggu I minggu II minggu III tua 2,33 2,33 2,33 medium 3,75 3,75 3,75 muda Jumlah Daun Hasil pengamatan jumlah daun yang telah terbuka sempurna di setiap cabang, pada umur 5 minggu setelah penyambungan disajikan pada Tabel 3. Chart Title minggu I minggu II minggu III tua 0 3 3,67 medium 0 4,25 5 muda
21 4.2. Pembahasan Persentase keberhasilan Persentase keberhasilan sambung pucuk dari beberapa tingkat ketuaan entres yaitu entres tua, entres medium, dan entres muda terdapat perbedaan seperti yang terlihat pada Tabel 1. Entres muda memiliki persentase keberhasilan hanya 20 %, hal ini dikarenakan pucuk yang masih muda pada tanaman durian memiliki kandungan air yang lebih banyak dan tekstur dari batangnya lunak sehingga lebih rentan terhadap penyakit dan jamur akan menyebabkan entres muda cepat mati dan layu sebelum batang atas dan batang bawah menyatu. Apabila dibandingkan dengan entres medium dan entres tua yang lebih memiliki tekstur yang lebih keras dan kuat maka entres medium dan entres tua akan lebih tinggi tingkat, keberhasilannya. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan dalam sambung pucuk seperti ikatan kurang kuat, teknik kerja, dan sebagainya. Menurut Rukmana (1996), perbanyakan tanaman durian dengan teknik sambung pucuk mencapai keberhasilan % sambungan jadi dengan tingkat ketuaan batang atas medium atau tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda serta diikuti dengan keahlian dari yang melakukan penyambungan, sedangkan untuk batang bawah yaitu dipakai yang berumur 3 bulan karena pada umur tersebut selsel batang bawah yang masih muda lebih aktif membelah sehingga lebih cepat mengadakan pertautan antara kedua sel kambium antara batang bawah dan batang atas. Menurut Jawal (1989), kondisi batang bawah dan batang atas juga mempengaruhi tingkat keberhasilan sambungan kondisi batang atas yang baik yaitu memiliki ketersediaan cadangan makanan dan kandungan hormon. 21
22 Cadangan makanan yang terkandung tersebut akan menunjang hidupnya entres selain adanya aliran hara dari dalam tanah ke seluruh bagian tanaman secara normal juga diperlukan untuk proses pertautan sambungan. Dan apa bila umur batang bawah dan batang atas yang digunakan terlalu muda atau terlalu tua maka akan mempengaruhi tingkat keberhasilan sambung pucuk. Mekanisme terjadinya proses pertautan antara batang atas dan batang bawah adalah sebagai berikut: (1) lapisan cambium masing-masing sel tanaman baik batang atas dan batang bawah membentuk jaringan kalus berupa sel-sel parenkim, (2) sel-sel parenkim dari batang bawah dan batang atas masing-masing saling kontak, menyatu dan selanjutnya membaur, (3) sel-sel parenkim yang terbentuk akan terdiferensiasi membentuk kambium sebagai lanjutan dari lapisan cambium batang atas dan batang bawah yang lama, (4) dari lapisan kambium akan terbentuk jaringan pembuluh sehingga proses translokasi hara dari batang bawah ke batang atas dan sebaliknya untuk hasil fotosintesis dapat berlangsung kembali Tinggi tanaman Tinggi tanaman durian setelah disambung terus bertambah setiap minggunya, dari ketiga perlakuan tingkat ketuaan batang atas, maka didapatkan pertumbuhan tinggi paling bagus terdapat pada perlakuan entres medium dengan rata-rata tinggi sambungan pada minggu ke 6 yaitu 18,9 cm, dan entres tua 17,97 cm serta entres muda 15,7 cm. Hal ini diduga karena pada saat penyaluran unsur hara dari akar keseluruh bagian tanaman berjalan dengan baik sehingga proses forosintesis dapat berjalan dengan baik, keadaan batang atas dan batang bawah yang digunakan serta keadaan lingkungan setempat pada saat penyambungan. 22
23 Pertumbuhan tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh gen yang mengendalikan pembelahan dan pemanjangan sel yang menyusun jaringan tanaman, sehingga terjadinya peningkatan tinggi tanaman. Selain itu menurut Rochiman dan Harjadi (1973), bahwa terbentuknya sistem perakaran yang baik pada tanaman akan membentuk pertumbuhan yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan tinggi tanaman, serta perkembangan tanaman juga dipengaruhi oleh lamanya penyinaran dan jumlah air dan hara tersedia sesuai kebutuhan Jumlah Cabang Jumlah cabang yang tumbuh bervariasi karena belum stabilnya pertumbuhan cabang, seperti yang tertera pada tabel 3. Dari ke tiga tingkat ketuaan entres yang digunakan, entres medium menunjukan jumlah cabang yang lebih banyak dibandingkan dengan entres tua dan entres muda, rata-rata jumlah cabang pada entres tua adalah 2,33 sedangkan rata-rata jumlah cabang pada entres medium 3,75 dan entres muda adalah 2 cabang. Perbedaan jumlah cabang dari ke tiga perlakuan tersebut, mungkin disebabkan pada entres medium, memiliki tunas yang lebih bernas dan tingkat ketuaan entres sesuai untuk disambungkan dengan batang bawah, cadangan makanan lebih tersedia, sedangkan pada entres muda cabang terlalu muda kadar air yang banyak sehingga sulit untuk cabang tumbuh serta pada entres tua terlalu keras. Menurut setiadi (1993), durian yang menghasilkan jumlah cabang yang banyak diduga karena sambungan telah bertaut secara sempurna sehingga dapat meningkatkan penyerapan unsur hara, air dari dalam tanah untuk pembentukan sel-sel baru pertumbuhan batang dan jumlah percabangan. 23
24 Jumlah daun Jumlah daun paling banyak terdapat pada perlakuan dengan menggunakan entres medium, yaitu dengan rata-rata 5 helai pada minggu ke 6 sedangkan entres tua dengan rata-rata 3,67 helai dan entres muda 2 helai. Hal ini diduga karena pada entres medium yang digunakan cadangan makanannya lebih tersedia dan cepat menyatu dengan batang bawah, maka dari itu pertumbuhan daunnya lebih cepat. Terjadinya peningkatan pertumbuhan jumlah daun durian desibebkan karena terjadinya pembelahan sel dari hasil fotosintesis dan aliran unsur hara dari dalam tanah berjalan dengan lancar serta pertautan sambungan yang baik akan mempermudah mengambil unsur hara dari akar kemudian di salurkan ke daun dan keseluruh bagian tanaman. Menurut langkitan (2000) tanaman akan melakukan proses fotosintesis pada daun-daun yang sudah terbentuk dan hasil dari fotosintesis tersebut seperti hormon, karbohidrat, protein akan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga akan terbentuk pucuk dan daun daun muda sampai menjadi daun sempurna. Selain itu unsur hara yang tersedia didalam tanah akan diserap oleh batang bawah dan dialirkan ke batang atas sehingga terbentuklah tanaman yang sempurna dan selanjutnya tanaman tersebut akan lebih cepat dalam menghasilkan daun-daun baru. 24
25 V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdaskan pembahasan yang telah dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tanaman durian (Durio Zibethinus Murr) dapat diperbanyak secara sambung pucuk dengan baik. 2. Laju pertumbuhan tinggi sambung pucuk durian yang tertinggi terdapat pada entres medium dengan tinggi sambungan rata-rata 18,9 cm, jumlah cabang 3,75 dan jumlah daun 5 helai. 3. Kegiatan sambung pucuk tanaman durian memperoleh tingkat keberhasilan 80 % pada entres medium, 60 % pada entres tua, dan 20 % pada entres muda Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, sebaiknya dalam penyambungan tanaman durian, dilakukan dengan menggunakan entres medium dengan teknik kerja yang tepat. 25
TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya
Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciSambung Pucuk Pada Tanaman Durian
Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN
20 III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Februari 2016 di lahan percobaan di desa Giriharjo, Ngrambe, Ngawi, Jawa Timur.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:
Lebih terperinci(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)
PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
Lebih terperinciMangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik
Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Agri Gardina 45 merupakan mangga hibrid yang terdaftar sebagai varietas unggul baru melalui SK Mentan No: 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Mangga ini dihasilkan
Lebih terperinciMenurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili
Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar
xii TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang sering disebut pamelo berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, India, Cina Selatan dan beberapa jenis berasal dari Florida,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh
3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae
Lebih terperinciPenanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:
Lebih terperinciACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)
ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN
BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena
Lebih terperinciTEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH
TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar
TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) dpl. (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) 1. Karakteristik Tanaman Durian Durian (Durio zibethinus Murray) merupakan buah-buahan tropika asli Asia Tenggara, terutama Indonesia. Sumber
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus
Lebih terperinciMakalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot
Makalah Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia tiap tahunnya menunjukan angka peningkatan. Lahan di Indonesia yang dulunya luas pun kini menjadi
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN DURIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Durian Durian merupakan tanaman asli Asia Tenggara terutama Indonesia, Thailand dan Malaysia. Menurut Rukmana (1996), tanaman durian diklasifikasikan sebagai berikut ; kingdom:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies
Lebih terperinciBUDIDAYA SUKUN 1. Benih
BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta
Lebih terperinciPERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula
PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN...2 A. Latar belakang...2
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Bibit Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki
TINJAUAN PUSTAKA Bibit Sungkai (Peronema canescens) 1. Morfologi Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk dalam klasifikasi kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotiledonae, ordo Asterales,
Lebih terperinciDisusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
Lebih terperinciPERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK
PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman
Lebih terperinciTeknik Budidaya Tanaman Durian
Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera
Lebih terperinciTeknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk
Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.
Lebih terperinciKARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.
KARYA TULIS Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I. PENDAHULUAN Durian (Durio zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan
Lebih terperinciPENGARUH BATANG BAWAH DAN CARA SAMBUNG TERHADAP. KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK DURIAN (Durio zibethinus Murray) SKRIPSI
PENGARUH BATANG BAWAH DAN CARA SAMBUNG TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK DURIAN (Durio zibethinus Murray) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persaratan Guna Mencapai Derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Komoditi Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosa. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Gladiol Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis (Herlina, 1991). Tanaman gladiol berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan
14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciumbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani
3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia
Lebih terperinciSumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May
10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Tanaman Durian
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Tanaman Durian Tanaman durian (Durio zibenthinus Murr.) termasuk dalam famili Bombaceae yang dikenal sebagai buah tropis basah asli Indonesia. Durian dengan kerabatnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang
I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang mempunyai jenis 180 jenis. Tanaman gladiol ditemukan di Afrika, Mediterania, dan paling banyak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubikayu Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuhan)
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan
TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) Tanaman jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) termasuk ke dalam famili Rutaceae. Famili Rutaceae memiliki sekitar 1 300 spesies yang dikelompokkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang
Lebih terperinciMENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI. DAN Cara perbanyakannya
MENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI DAN Cara perbanyakannya Macam2 BENIH berdasarkan asal tetuanya : 1. Benih LEGITIM : hasil persilangan buatan 2. Benih PROPELEGITIM : biklonal / poliklonal Propelegitim
Lebih terperinci