Vidya., Perbandingan Risk dan Return antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Vidya., Perbandingan Risk dan Return antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah"

Transkripsi

1 1 Perbandingan Risk dan Return antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah (Risk and Return Comparison between Conventional Commercial Banks and Islamic Banks) Vidya Puspitasari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember Abstrak Tujuan penelitian antara lain untuk menganalisis perbedaan return yang diukur dengan Gross Profit Margin, Return on Equity Capital dan Leverage Multiplier antara bank umum syariah dan bank umum konvensional. Untuk menganalisis perbedaan risk yang diukur dengan Liquidity Risk, Credit Risk dan Deposit Risk antara bank umum syariah dan bank umum konvensional di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatif dengan pendekatan hipotesis (Hypothesis Testing). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor keuangan yang berupa Perbankan Syariah dan terdaftar di Bank Indonesia yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS). Total jumlah Bank Umum Syariah (BUS) hingga kini yaitu 10 bank, sedangkan bank umum konvensional berjumlah 21 bank. Sehingga total populasi dari penelitian ini terdiri dari 31 bank di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p erbandingan return antara bank umum konvensional dan bank umum syariah adalah rasio return yang terdapat perbedaan antara bank umum konvensional dan bank syariah adalah Gross Profit Margin dan Return On Equity dimana dilihat dari rata-rata rasio Gross Profit Margin dan Return On Equity menunjukkan bahwa bank syariah memiliki rasio yang lebih besar dari pada bank umum konvensional. Sedangkan Leverage Multiplier pada bank umum konvensional dan bank umum syariah tidak terdapat perbedaan. Perbandingan rasio risk yang digunakan antara bank umum konvensional dan bank umum syariah adalah mempunyai kecenderungan tidak ada perbedaan. Kata Kunci: Gross Profit Margin, Return on Equity Capital, Leverage Multiplier, Liquidity Risk, Credit Risk, Deposit Risk, bank konvensional dan bank syariah Abstract The purpose of this research are to analyze the difference of return as measured by the Gross Profit Margin, Return on Equity Capital and Leverage Multiplier between Islamic banks and conventional banks. To analyze differences in risk as measured by the Liquidity Risk, Credit Risk and Risk Deposit between Islamic banks and conventional banks in Indonesia. This research is an approach explanatif research hypothesis (Hypothesis Testing). The population in this study is the financial sector companies in the form Islamic Banking and registered in Bank Indonesia, which consists of Islamic Banks (BUS). Total number of Islamic Banks (BUS) until now that 10 banks, whereas the conventional commercial banks amounted to 21 banks. So the total population of this study consisted of 31 banks in Indonesia. The results showed that the ratio of return between conventional commercial banks and Islamic banks is the ratio of return that there is a difference between the conventional commercial banks and Islamic banks is the Gross Profit Margin and Return on Equity in which the views of the average ratio of Gross Profit Margin and Return on Equity shows that Islamic banks have a greater ratio than the conventional commercial banks. While Leverage Multiplier on conventional commercial banks and Islamic banks there is no difference. Comparison of risk ratios were used between conventional commercial banks and Islamic banks is the tendency to have no difference. Keywords: Gross Profit Margin, Return on Equity Capital, Leverage Multiplier, Liquidity Risk, Credit Risk, Risk Deposit, conventional banks and Islamic banks. Pendahuluan Perkembangan Bank Syariah di dunia merupakan yang menyita perhatian pihak bank akhir-akhir ini. Ekonomi syariah dianggap cukup menjanjikan untuk dijadikan alternatif dari sistem perekonomian internasinal mengingat sistem perekonomian internasional yang dianut saat ini mulai terlihat memiliki banyak kelemahan. Bank syariah di Indonesia sekarang telah ada dalam fase perkembangan yang pesat. Hal ini ditunjukkan Bank oleh berbagai data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia mengenai perbakan syariah tahun Berkembangnya sistem perbankan syariah yang semakin pesat ini adalah dari diberlakukannya Undang- Undang No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang terbit tanggal 16 juli Peraturan ini membuat perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin

2 2 memiliki landasan yang memadai. Masyarakat semakin percaya dengan peranan bank syariah sehingga mendorong pertumbuhan bank syariah di Indonesia menjadi lebih cepat. Sektor perbankan sangat memerlukan adanya distribusi risiko yang efisien sebagai salah satu pilar sektor keuangan dalma melaksanakan fungsi intermediasi dan pelayanan jasa keuangan. Tingkat efisiensi dalam distribusi risiko inilah yang nantinya menentukan alokasi sumberdaya dana di dalam perekonomian. Oleh karena itu pelaku sektor perbankan, dan bank syariah khusunya di tuntut untuk mampu secara efektif mengelola risiko yang dihadapinya. Penerapan sistem manajemen risiko pada perbankan sangat diperlukan. Baik untuk menekan kemungkinan terjadinya kerugian akibat risiko maupun memperkuat struktur kelembagaan, misalnya kecukupan modal untuk meningkatkan kapasitas, posisi tawar dan reputasinya dalam menarik nasabah. Kewajiban penerapan manajemen risiko oleh Bank Indonesia (BI) yang disusul oleh ketentuan kecukupan modal dan menambah beban perhitungannya yang dinilai sejauh ini cukup kompleks, telah memberikan kontribusi penting bagi kelangsungan usaha perbankan nasional. Tuntutan pengelolaan risiko semakin besar dengan adanya penetapan standart-standart Internasional oleh Bank For International Settlement (BSL) dalam bentuk Basel I dan Basel II Accord, dan Perbankan Indonesia mau tidak mau harus mulai masuk kedalam era pengelolaan risiko secara terpadu (integrated management) dan pengawasan berbasis risiko (risk based supervision). Manajemen risiko sangat penting bagi stabilitas perbankan, hal ini karena bisnis perbakan serat berhubungan dengan risiko. Dalam kegiatannya, baik menghadapi berbagai risiko, seperti risiko kredit (pembiayaan), risiko pasar dan risiko operasional. Manajemen risiko yang baik bagi bank bisa memastikan bank akan selamat dari kehancuran jika keadaan terburuk terjadi. Risiko yang ada akan dihadapi perbankan dalam pengelolaan usaha dalam mendapatkan keuntungan. Selain memperhatikan risiko, bank perlu memperhatikan keuntungan yang akan diperoleh untuk kelangsungan hidup bank. Adanya tingkat keuntungan yang diharapkan bank akan berperan dalam upaya untuk meningkatkan kelangsungan bank. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerjanya, bank harus memperhatikan risk dan return bank. Pengukuran kinerja adalah kunci dalam infrastruktur organisasi. Istilah tersebut mencakup satu set kebijakan organisasional, sistem dan praktek yang mengkoordinasikan tindakan serta transfer ini untuk mendukung siklus manajemen. Kinerja perbankan dapat diukur seberapa efisien dan efektif sebuah bank dalam menetapkan dan mencapai tujuan yang memadai. Bagi investor, informasi tentang kinerja tersebut dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka. Kinerja perlu diukur, dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan perusahaan (bank tersebut) dalam mencapai tujuan. Dua aspek yang sering digunakan dalam menilai kinerja adalah efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan gambaran hubungan output pada suatu tujuan tertentu. Sedangkan efisiensi menggambarkanhubungan input dan output. Oleh karena itu, masing-masing bank berlomba untuk memperoleh hasil kinerja yang bagus. Pengukuran kinerja penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan di antaranya bidang perbankan. Pengukuran kinerja dengan ukuran rasio keuangan yang digunakan sebagai indikator pengukuran kinerja bank saat ini (Kasmir, 2004:56). Adanya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional, membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Selain itu BI juga semakin memperketat dalam pengaturan dan pengawasan perbankan nasional. Karena BI tidak ingin mengulangi peristiwa di awal krisis ekonomi pada tahun 1997 dimana banyak bank dilikuidasi karena kinerjanya tidak sehat, yang pada akhirnya merugikan masyarakat. Salah satu penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Karena kinerja keuangan dapat menunjukkan kualitas bank melalui penghitungan rasio keuangannya. Bank syariah yang muncul ditengah-tengah mayoritas penduduk Indonesia yang merupakan muslim karena membutuhkan adanya suatu sistem perekonomian yang menerapkan hukum Islam secara menyeluruh di semua sektor kehidupan. Sistem perekonomian yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia adalah berbasis syariah (berlandaskan Al-Quran). Oleh karena itu, MUI sebagai pembimbing dan pelayan umat (Ra'iy wa khadim al ummah) mengupayakan adanya perekonomian yang sesuai dengan prinsip Islam yaitu perbankan syariah yang sekarang marak keberadaanya. Bahkan, bank konvensional pun sekarang menyediakan basis syariahnya ( Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI), Tbk pada 1 November Pendirian BMI diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kemudian didukung oleh sekelompok pengusaha dan cendekiawan muslim. PT. Bank Muamalat (BMI), Tbk merupakan bank pertama di Indonesia yang mengoperasikan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Sebagai sebuah bank, BMI tetap melaksanakan operasionalnya sama dengan bank-bank konvensional lainnya selama tidak bertentangan dengan syariah. BMI tidak terlepas dari usaha-usaha untuk mencapai keuntungan yang akan dibagihasilkan kepada para nasabahnya. Pada mulanya perbankan syariah belum mendapat perhatian yang optimal dari pemerintah, hal ini terlihat pada Undang-Undang No 7 tahun 1992 yang belum menjelaskan adanya landasan hukum operasional perbankan syariah.

3 3 Namun, setelah adanya undang-undang baru yaitu Undang- Undang No 10 tahun 1998 maka bank syariah telah memiliki landasan hukum yang lebih kuat serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan oleh bank syariah. Undangundang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah ataupun mengkonversi secara total menjadi bank syariah. Dengan diakuinya dua sistem perbankan yaitu perbankan sistem bagi hasil dan sistem konvensional, maka bank syari ah semakin berkembang dan mulai dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.Sejak saat itu, mulailah bermunculan bank dan unit-unit bank syariah. Ada Bank Syariah Mandiri serta unit-unit bank syariah yang lain, seperti Bank IFI, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Republik Indonesia (BRI), Bank Internasional Indonesia (BII), dan Bank Niaga ( Penelitian ini dilakukan pada umum konvensional dan bank umum syariah dikarenakan ada perbedaan sistem perbankan dari bank umum konvensional dan bank umum syariah. Adanya fenomena perkembangan perbankan syariah ini merupakan fenomena yang sangat menarik dan unik, karena fenomena ini justru di saat kondisi perekonomian nasional berada pada keadaan yang mengkhawatirkan, akibat krisis yang terjadi seperti krisis finansial global. Dilihat dari volume usaha perbankan syariah jika dibandingkan dengan total keseluruhan volume usaha perbankan nasional, maka nilainya masih relatif kecil, yaitu sebesar Rp 2,5 triliyun. Sedangkan total volume usaha perbankan nasional Rp triliyun ( Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah harus berupaya untuk meningkatkan kinerja bank untuk tetap eksis di perbankan Indonesia. Fokus utama penelitian ini adalah menganalisa kinerja keungan suatu bank yank dilakukan melalui return dan risk yang dapat kita ukur dengan mengkasji rasio-rasio yang dapat dianalisis dari laporan keuangan yang dimiliki oleh perbankan. Tujuan untuk bisa membedakan kinerja antara bank umum konvensional dan bank umum syariah seluruh Indonesia periode tahun Metode Penelitian Rancangan atau Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatif dengan pendekatan hipotesis (Hypothesis Testing). Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan perbedaan mengenai return dan risk pada bank umum konvensional dan bank umum syariah. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang penelitiannya diperloeh secar tidak langsung atau melalui media perantara. Data ini diperoleh dari website masing-masing Perbankan Syariah dan Bank Indonesia yang diperlukan untuk penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan bank umum konvensional dan bank umum syariah yang berakhir 31 Desember antara tahun Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor keuangan yang berupa Perbankan Syariah dan terdaftar di Bank Indonesia yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS). Total jumlah Bank Umum Syariah hingga kini yaitu 11 bank, sedangkan bank umum konvensional berjumlah 20 bank. Sehingga total populasi dari penelitian ini terdiri dari 31 bank di Indonesia. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas data (Kolmogrov- Smirnov),Uji t-two sample secara independent dan uji Man Whitney. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji normalitas data antara lain: Merumuskan hipotesis Kriteria pengujian Menarik kesimpulan Uji t-two sample adalah pengujian dengan uji t yang melibatkan dua kelompok sampel yang berasal dari dua populasi, sedangkan hal yang ingin diteliti atau diukur adalah sama (Irianto,2004:113). Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji t-two sample secara independent adalah sebagai berikut : Merumuskan hipotesis Pengujian perbedaan return Pengujian perbedaan risk Menentukan level signifikansi Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% (α = 5%). Menghitung nilai distribusi t (t-hitung) Membuat kriteria pengujian Ho ditolak jika thitung > -tα/2 atau thitung < -tα/2, Ho diterima jika -tα/2 < thitung < -tα/2. Menarik kesimpulan Ho ditolak berarti tidak ada perbedaan return atau risk pada bank umum syariah dan bank umum konvensional, Ho diterima berarti ada perbedaan return atau risk pada bank umum syariah dan bank umum konvensional. Dalam uji ranking bertanda Man Whitney memperlihatkan arah perbedaan dan juga memperlihatkan besar relatif dari perbedaan tersebut. Uji peringkat tanda Man Whitney digunakan untuk mengevaluasi perlakuan tertentu pada pengamatan, setelah adanya perlakuan tertentu. Pengujian didasarkan pada tanda positif atau negatif dan besarnya perbedaan tersebut. Adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut: Merumuskan hipotesis Pengujian perbedaan return Pengujian perbedaan risk Menentukan level signifikansi

4 4 Menghitung nilai Z Membuat kriteria pengujian Menarik kesimpulan Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 4.3 yang merupakan deskriptif perkembangan return dan risk dari bank umum kunvensional dan bank umum syariah selama dua tahun penelitian. Rasio Gross Profit Margin bank umum konvensional dan bank umum syariah. GPM kemampuan bank umum syariah dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari kegiatan usahanya lebih baik daripada bank umum konvensional. Kemampuan bank syariah dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari kegiatan usaha yang murni dari bank bersangkutan lebih baik daripada bank umum konvensional. Hal ini berarti bahwa rata-rata Gross Profit Margin bank umum konvensional lebih baik daripada bank umum syariah. Nilai standar deviasi dari rasio Gross Profit Margin bank umum konvensional dan bank umum syariah menunjukkan bahwa tingkat penyebaran rasio Gross Profit Margin bank umum syariah semakin mendekati nilai rata-rata dan variasi datanya semakin kecil dibandingkan bank umum konvensional. Rasio Leverage Multiplier bank umum konvensional dan bank umum syariah menunjukkan bahwa bank umum syariah mempunyai Leverage Multiplier yang lebih tinggi dari pada bank umum konvensional. Sedangkan kemampuan manajemen bank umum syariah daalam menghasilkan pendapatan lebih baik dari pada bank umum konvensional. Nilai rata-rata Return On Equity rasio dari bank umum konvensional dan bank bank umum syariah menunjukkan bahwa bank syariah mempunyai kemampuan manajemen yang lebih baik dalam mendapatkan tingkat pengembalian berupa Net Income atas modal yang dikelolanya, dibandingkan dengan bank umum konvensional. Rasio Return On Equity menunjukkan bahwa bank syariah mempunyai kemampuan manajemen yang lebih baik dalam mengelola modal untuk mendapatkan net income, dibandingkan dengan bank umum konvensional. Hal itu ditunjukkan dengan nilai rata-rata rasio Return On Equity bank umum syariah lebih tinggi daripada ROE bank umum konvensional. Nilai standart deviasi dari rasio Return On Equity bank umum konvensional dan bank bank umum syariah menunjukkan tingkat penyebaran rasio Return On Equity bank umum konvensional dan bank syariah semakin mendekati nilai rata-rata dan variasi datanya semakin kecil. Nilai rata-rata rasio Liquidity Risk bank umum konvensional dan bank umum syariah berturut-turut menunjukkan bahwa bank umum konvensional menanggung risiko likuiditas yang tinggi dari pada bank umum syaria dalam memenuhi kewajiban terhadp deposannya. Hal itu ditunjukkan dengan nilai rata-rata rasio Liquidity Risk bank syariah lebih rendah dari pada bank umum konvensional. Nilai standart deviasi dari rasio Liquidity Risk bank umum konvensional dan bank syariah memiliki tingkat penyebaran rasio Liquidity Risk bank umum konvensional semakin mendekati nilai rata-rata dan variasi datanya semakin kecil dibandingkan bank syariah. Credit risk bank umum konvensional mempunyai bad debt atau kredit yang outstanding lebih tinggi daripada bank syariah, sehingga pemenuhan akan permintaan kredit pada pihak ketiga akan berkurang. Hal itu menunjukkan bahwa debt atau kredit yang outstanding lebih tinggi daripada bank syariah, sehingga pemenuhan akan permintaan kredit pada pihak ketiga akan berkurang. Nilai standart deviasi dari rasio Credit risk bank umum konvensional dan bank syariah mengindikasikan bahwa tingkat penyebaran rasio Credit risk bank syariah semakin mendekati nilai rata-rata dan variasi datanya semakin kecil dibandingkan dengan tingkat penyebaran rasio Credit risk bank umum konvensionalyang semakin menjauhi nilai rata-rata. Nilai rata-rata rasio Deposit Risk bank umum konvensional dan bank syariah menunjukkan bahwa bank umum konvensional mempunyai tingkat risiko kegagalan yang lebih tinggi dalam mengembalikan dana yang disimpan oleh para deposannya, dari pada bank umum konvensional. Bank umum konvensional menanggung risiko deposit lebih tinggi di dalam kemampuannya untuk mengembalikan dana yang disimpan oleh para deposannya, dari pada bank syariah. Jadi risiko deposit yang dihadapi oleh bank umum konvensional lebih tinggi dibanding dengan bank syariah. Nilai standar deviasi dari rasio Deposit Risk bank umum konvensional dan bank syariah mengindikasikan bahwa tingkat penyebaran rasio Deposit Risk bank syariah semakin mendekati nilai ratarata dan variasi datanya semakin kecil dibandingkan dengan tingkat penyebaran rasio Deposit Risk bank umum konvensional. Hasil Pengujian Hipotesis Rasio Return Setelah melakukan uji normalitas data, maka langkah selanjutnya adalah menginterprestasikan hasil analisis uji t- two sample secara independent. Dari rata-rata masingmasing rasio return dan risk bank umum konvensional dan bank syariah selama 2 tahun penelitian dapat diuji apakah ada perbedaan atau tidak antara bank umum konvensional dan bank syariah. Menurut hasil uji hipotesis dengan uji t-two sample secara independent menunjukkan bahwa perbedaan rasio Leverage Multiplier pada bank syariah dan bank umum konvensional terbukti signifikan pada tingkat α = 5%. Hal itu ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2,290 dan p value sebesar 0,026 dimana nilai p value < 0,05 sehingga Ho ditolak. Berdasarkan hasil uji Man Whitney, secara rata-rata rasio ROE bank umum konvensional dan bank syariah adalah berbeda. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai Z hitung sebesar -2,304 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021.

5 5 Dengan demikian, perbedaan rasio ROE pada bank syariah dan bank umum konvensional bersifat signifikan pada tingkat α = 5%. Berdasarkan nilai rata-rata dapat disebutkan bahwa ROE bank syariah lebih besar daripada rata-rata bank umum konvensional. Berdasarkan uji Man Whitney, secara rata-rata rasio GPM bank umum konvensional dan bank syariah adalah berbeda. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai Z hitung sebesar -1,160 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,246. Dengan demikian, perbedaan rasio GPM pada bank syariah dan bank umum konvensional tidak signifikan pada tingkat α = 5%. Berdasarkan nilai rata-rata dapat disebutkan bahwa GPM bank syariah lebih besar daripada rata-rata bank umum konvensional. Hasil Pengujian Hipotesis Rasio Risk Setelah melakukan uji normalitas data, maka langkah selanjutnya adalah menginterprestasikan hasil analisis uji t- two sample secara independent. Dari rata-rata masingmasing rasio financial risk bank umum konvensional dan bank syariah selama 2 tahun penelitian dapat diuji apakah ada perbedaan atau tidak antara bank umum konvensional dan bank syariah. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Man Whitney secara rata-rata rasio Liquidity Risk bank umum konvensional dan bank syariah adalah tidak berbeda. Hasil ini ditunjukkan nilai Zt hitung sebesar -1,897, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,058. Dengan demikian, perbedaan rasio Liquidity Risk pada bank syariah dan bank umum konvensional bersifat tidak signifikan pada tingkat α = 5%. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Man Whitney secara rata-rata rasio Deposit Risk adalah tidak berbeda. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai Z hitung sebesar -0,851 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,395. Dengan demikian, perbedaan rasio Dengan demikian, perbedaan rasio Credit Risk pada bank syariah dan bank umum konvensional bersifat tidak signifikan pada tingkat α = 5%. Berdasarkan hasil uji Man Whitney, secara rata-rata rasio Credit Risk bank umum konvensional dan bank syariah adalah tidak berbeda. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai Z hitung sebesar -1,250 dengan tingkat signifikansi. Dengan demikian, perbedaan rasio Credit Risk pada bank syariah dan bank umum konvensional bersifat tidak signifikan pada tingkat α = 5%. Pembahasan Hasil Pengujian Rasio Return Berdasarkan hasil pengujian Man Whitney menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antar bank umum konvensional dan bank syariah. Dengan kata lain, bank umum konvensional dan bank syariah mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memperoleh pendapatan operasional dalam arti kemampuan bank syariah berbeda dalam menghasilkan pendapatan operasional. Hal itu ditunjukkan dengan nilai Gross Profit Margin bank syariah lebih besar daripada bank umum konvensinal. Adanya perbedaan tersebut karena bank syariah dan bank umum konvensional memiliki kemampuan usaha yang berbeda sehingga konsekuensi GPM nya juga berbeda. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Anggaini (2006) yang menentukan bahwa ada perbedaan Gross Profit Margin bank umum dengan bank asing. Hal itu dikarenakan adanya kemampuan pengelolaan yang berbeda antara bank umum dan bank asing di Indonesai. Berdasarkan pengujian Man Whitney, Return On Equity menunjukkan ada perbedaan antara bank umum konvensinal dan bank syariah. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata bank umum konvensional dan bank syariah yang berbeda. Dengan kata lain ada perbedaan antara bank umum konvensinal dan bank syariah dalam mengelola equity capital yang tersedia untuk mendapatkan net income dan berdasarkan nilai rata-rata menunjukkan bawa Return On Equity bank syariah lebih besar dari pada bank syariah. Perbedaan rasio ROE dapat diakibatkan perolehan net income dan pengelolaan equity capital bank syariah dan bank umum konvensional berbeda sehingga konsekuensinya rasio ROE juga berbeda. Hasil ini konsisten dengan isnanto (2011) yang menemukan bahwa ROE bank umum konvensional dan bank syariah berbeda dikarenakan perbedaan pengelolaan modal dalam mendapatkan keuntungan juga berbeda. Rasio Leverage Multiplier digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya. Berdasarkan hasil uji t-two sample secara independent menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara bank umum konvensional dan bank syariah atau dengan kata lain tidak ada perbedaan antara bank umum konvensional dan bank syariah di dalam mengelola asetnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Anggaraini (2006) yang menemukan bahwa ada perbedaan Leverage Multiplier pada bank umum dengan bank asing. Perbedaan rasio return bank umum konvensional dan bank syariah dikarenakan sistem tersendiri dari bank-bank lain, yaitu dengan memberlakukan sistem operasional bank dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil yang diterapkan dalam perbankan syariah sangat berbeda dengan sistem bunga, dimana dengan sistem bunga dapat ditentukan keuntungannya diawal, yaitu dengan menghitung jumlah beban bunga dari dana yang disimpan atau dipinjamkan. Sedangkan pada sistem bagi hasil ketentuan keuntungan akan ditentukan berdasarkan besar kecilnya keuntungan dari hasil usaha, atas modal yang telah diberikan hak pengelolaan kepada nasabah mitra bank syariah. Hasil Pengujian Rasio Risk Berdasarkan hasil uji Man Whitney, tidak ada perbedaan secara signifikan antara bank umum konvensional dan bank syariah. Atau dengan kata lain tidak ada perbedaan risiko yang dihadapi oleh bank umum konvensional dan bank syariah apabila mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajiban terhadap deposannya. Hal itu karena risiko likuiditas bank umum konvensional dan bank syariah dalam memenuhi kewajiban deposannya adalah sama sehingga konsekuensinya rasio Liquidity Risk tidak berbeda.

6 6 Rasio Credit Risk ini menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi likuditasnya dengan cara mengadakan penarikan kredit yang out standing untuk memenuhi permintaan akan kredit lainnya. Rasio ini merupakan perbandingan antara bad debt dengan jumlah pinjamannya. Apabila semakin banyak kredit yang outstanding maka semakin tinggi pula risiko likuiditasnya sehingga bank perlu melakukan penarikan agar dapat memenuhi permintaan kredit lainnya. Berdasarkan hasil uji Man Whitney, tidak ada perbedaan yang signifikan antara bank umum konvensional dan bank syariah, atau dengan kata lain tidak ada perbedaan kemampuan antara bank umum konvensional dan bank syariah dalam memenuhi likuiditasnya. Hal tersebut mencerminkan layanan hanya digunakan nasabah untuk mempermudah transaksi pengambilan pinjamannya atau pembayaran kreditnya saja tetapi penyelesaian kredit dilakukan langsung pada bank yang bersangkutan tidak dapat melalui layanan. Berdasarkan hasil uji Man Whitney membuktikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara bank umum konvensional dan bank syariah di dalam kemampuannya untuk membayar kembali dana yang disimpan para deposannya. Meskipun secara absolut, nilai rata-rata pada bank umum konvensional dan bank syariah berbeda akan tetapi perbedaan tersebut karena hal layanan mempermudah transaksi nasabah dalam hal setoran dan tabungan saja yang berkaitan dengan pendapatan bank tetapi dalam penambahan modal tidak terlalu berhubungan. Meskipun bank tersebut berbeda tetapi jika modalnya besar akan dapat memenuhi pembayaran dana yang disimpan oleh nasabahnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada rasio return yaitu rasio GPM dan Leverage Multiplier tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan pada rasio ROE. Sektor perbankan ada dua macam pendapatan yaitu fee based income dan interest based income. Adanya perbedaan GPM dan Leverage Multiplier yang lebih menghasilkan fee based income karena adanya layanan yang dihasilkan dari transaksi yang dilakukan nasabah misalkan dari penarikan atm, pembayaran kartu kredit dan transaksi lain yang menggunakan. Rasio financial risk dibuktikan tidak ada perbedaan antara bank umum konvensional. Sebagian besar rasio menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara bank umum konvensional dan bank syariah, hal ini dikarenakan bank umum konvensional dan bank syariah mempunyai pola kinerja keuangan yang sama dalam mempertahankan kinerja keuangan yang sama dalam pertahankan eksistensi perusahaannya di dunia perbankan. Pola kinerja keuangan yang sama ini disebabkan oleh sistem kinerja bank umum konvensional dan bank syariah yang hampir sama dan mengikuti aturna ketetapan dari Bank Indonesia. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Anggraini (2006), yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan risk dan return pada bank asing dan campuran. Hal ini ditunjukkan oleh tiga variabel diskriminatoryang terbentuk yaitu Net Margin, Liquidity Risk, dan Interest Rate Risk. Demikian juga penelitian ini tidak konsisten dengan Isnanto (2011) yang menemukan bahwa ROE bank umum konvensional dan bank syariah berbeda dikarenakan perbedaan pengelolaan modal dalam mendapatkan keuntungan juga berbeda. Kesimpulan Kesimpulan dan Keterbatasan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka kesimpulan hasil penelitian Perbandingan return antara bank umum konvensional dan bank syariah adalah rasio return yang terdapat perbedaan antara bank umum konvensional dan bank syariah adalah Gross Profit Margin dan Return On Equity dimana dilihat dari rata-rata rasio Gross Profit Margin dan Return On Equity menunjukkan bahwa bank syariah memiliki rasio yang lebih besar daripada bank umum konvensional. Sedangkan pada rasio Leverage Multiplier tidak terdapat perbedaan. Perbandingan pada risk antara bank umum konvensional dan bank syariah adalah mempunyai kecenderungan tidak ada perbedaan. Rasio Liquidity risk, Credit Risk dan Deposit Risk terbukti tidak ada perbedaan. Keterbatasan Hasil penelitian ini terdapat keterbatasan dalam menggunakan tahun penelitian yaitu hanya menggunakan 2 tahun. Namun tahun yang digunakan mengambil tahun laporan keuangan bank yang terbaru diterbitkan oleh masing-masing bank. Pengujian rasio risk dan return dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 rasio. Pemilihan rasio yang digunakan dalam pengujian penelitian ini yaitu dengan memilih rasio yang benar-benar berhubungan dengan pada bank umum konvensional dan bank syariah. Sehingga rasio yang dipakai menyesuaikan pada kedua sample tersebut dimana bank umum konvensional keuntungannya dari perolehan bungan sedangkan pada bank syariah pada sistem bagi hasil. Daftar Pustaka Anggaraini, Niken Dwi Kajian Return Financial Risk Pada Bank Campuran Dan Bank Asing Di Indonesia. Skripsi. Universitas Jember Irianto, Agus Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Renada Media. Isnanto, Lutfi Perbedaan Risk dan Return Bank di Indonesia. Tesis. Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi. Universitas Jember. Kasmir Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Undang-undang No.7 tahun 1992, tentang perbankan. Undang-Undang No.10 Tahun 1998, tentang Perbankan. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, tentang Perbankan. www. muamalat.com

PERBANDINGAN RETURN DAN RISK ANTARA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL SKRIPSI. Oleh VIDYA PUSPITASARI NIM

PERBANDINGAN RETURN DAN RISK ANTARA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL SKRIPSI. Oleh VIDYA PUSPITASARI NIM PERBANDINGAN RETURN DAN RISK ANTARA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL SKRIPSI Oleh VIDYA PUSPITASARI NIM. 070810391154 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2014 1 2 PERBANDINGAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2 Suwandi, Sularso, Suroso, Pengaruh Kualitas Layanan... ISSN : 1412-5366 e-issn : 2459-9816 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH Yudiana Febrita Putri 1 Isti Fadah 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank yang merupakan lokomotif pembangunan ekonomi mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tidak mengherankan jika pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT.

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Mandiri) HALAMAN JUDUL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan mempunyai fungsi penting bagi perekonomian suatu negara. Bank mempunyai peranan besar dalam mengendalikan kemajuan ekonomi suatu negara. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank adalah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat, hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember 2003 terdapat 2 Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada

Lebih terperinci

Oleh: ASRI WIYATI B

Oleh: ASRI WIYATI B ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL DI INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian, Fungsi dan Aktivitas Bank Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis moneter yang mampu merubah perekonomian menjadi sangat terpuruk. Hal ini berakibat kepada perusahaanperusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Bank Syariah mulai diperkenalkan pertama kali di Indonesia dengan didirikannya PT. Bank Muamalat Indonesia, TBK (BMI) pada tahun 1991 dan beroperasi setahun kemudian.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary). Sebagai perantara keungan, artinya bank menjembatani kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki peluang besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas penduduk di Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek kegiatannya diatur oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Regulasi tersebut menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan BAB I Latar Belakang 1.1 LATAR BELAKANG Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Didalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat komparatif (perbandingan) yaitu bersifat menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang diolah dalam Tugas Akhir ini diambil dari PT. Central Asia Tbk. Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan adalah data time series,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam mendukung terlaksananya aktivitas usaha di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan dari dimensi kehidupan umat manusia. Sistem perekonomian yang sangat melekat adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 menandakan dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat dikatakan cukup terlambat mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan jantung dan urat nadi perdagangan dan pembangunan ekonomi suatu negara, oleh karena itu bank menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah Satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara adalah adanya dukungan sistem keuangan yang sehat dan stabil, demikian pula dengan negara Indonesia ini. Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indeks LQ 45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur perbankan suatu negara dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor ekonomi dan faktor hukum dan peraturan yang berlaku dalam negara yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang paling penting dalam sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki peranan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN RISK PROFILE

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN RISK PROFILE ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS DAN CAPITAL (RGEC) PADA BANK SYARIAH (Studi pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia, United Arab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di dunia merupakan fenomena yang menyita perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) FEBE APRILIA MARPAUNG WILFRED S. MANOPPO DANTJE KELES Abstract. This study aims to assess the financial

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dari sebuah lembaga keuangan seperti peran perbankan sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penting dari sebuah lembaga keuangan seperti peran perbankan sebagai lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian sebuah negara tidak lepas dari adanya peran penting dari sebuah lembaga keuangan seperti peran perbankan sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Dalam memasuki era globalisasi ekonomi, terutama sejak memasuki

Bab I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Dalam memasuki era globalisasi ekonomi, terutama sejak memasuki Bab I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era globalisasi ekonomi, terutama sejak memasuki dekade 1980-an, sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, khususnya industri keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam perekonomian. Bila sistem perbankan sehat maka perekonomian negara akan dapat tumbuh dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis yang belum begitu terkenal, di mana bank tidak perlu mencari nasabah tetapi sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya era globalisasi pada abad ke-21 ini menyebabkan dampak yang signifikan dalam kehidupan manusia. Terutama dalam hal perkembangan teknik komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbankan nasional yang tangguh dan efisien. Untuk. mendorong terciptanya perbankan nasional yang tangguh dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbankan nasional yang tangguh dan efisien. Untuk. mendorong terciptanya perbankan nasional yang tangguh dan efisien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan secara cepat dan tantangan yang semakin berat, diperlukan perbankan nasional yang tangguh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN 2010- Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti Universitas Islam Batik Surakarta Jl.KH.Agus Salim No.10, Jawa Tengah 57147, Indonesia *Email:

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN Analisis Penilaian Tingkat (Tuti Alawiyah) 114 ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN AN ANALYSIS OF THE ASSESSMENT

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah tidak membebankan bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Mereka menganggap bank merupakan lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masayarakat. Kata bank itu sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian dunia saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dilihat dari pendanaan, hampir semua aktivitas pendanaan menggunakan perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejauh ini krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 telah membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan bangsa Indonesia. Hampir

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN PERBANKAN SYARIAH

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN PERBANKAN SYARIAH PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN PERBANKAN SYARIAH Sskripsi Ini Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan program pembangunanyang pada akhirnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan program pembangunanyang pada akhirnya bertujuan untuk 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan di berbagai bidang merupakan satu tolak ukur akan keberhasilan program pembangunanyang pada akhirnya bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Darmawi, 2006). Menurut Bank Indonesia, manajemen risiko merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Darmawi, 2006). Menurut Bank Indonesia, manajemen risiko merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen resiko yang merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Financial statement, financial bank ratio, liquidity ratio, solvability ratio, rentability ratio. viii

ABSTRACT. Keywords: Financial statement, financial bank ratio, liquidity ratio, solvability ratio, rentability ratio. viii ABSTRACT The purpose of this research is to analyze financial statement of bank with financial bank ratio. Research object is done at PT Bank Central Asia, Tbk based on their financial statement in 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah berakibat sangat berat bagi perekonomian nasional. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi islam telah dikembangkan di berbagai university, baik di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi islam telah dikembangkan di berbagai university, baik di negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam akhir-akhir ini begitu pesat. Dalam tiga dasawarsa ini mengalami kemajuan, baik dalam bentuk kajian akademis di Perguruan Tinggi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang kekurangan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun 1971 yaitu Social Bank, di Jeddah yaitu Saudi Arabian Islamic Bank pada tahun 1975, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas sistem keuangan memegang peran penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagasan tenang perbankan syariah di Indonesia secara formal sebenarnya telah di wacanakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membahas tentang perbankan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini ada 4 penelitian yaitu: 1. Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007). Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya terhadap sistem Perbankan syariah dibandingkan Perbankan Konvensional. Ekonomi Syariah dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan pada penelitian ini adalah : 1. Dimas Maulana, (2012) Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diantara berbagai kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah, bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat, masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut Bank Syariah. Dengan diawali berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/16/PBI/2006 mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. Peraturan ini dikeluarkan

Lebih terperinci