JALAN TEMBUS Drama Serie Enam Episode (Berdasarkan Drama SANG PENUAI) oleh: Yung Darius

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JALAN TEMBUS Drama Serie Enam Episode (Berdasarkan Drama SANG PENUAI) oleh: Yung Darius"

Transkripsi

1 JALAN TEMBUS Drama Serie Enam Episode (Berdasarkan Drama SANG PENUAI) oleh: Yung Darius *** Episode 1. KETENANGAN YANG TERUSIK PANGGUNG DITATA DENGAN LATAR BELAKANG GUNUNG DAN LATAR DEPAN SAWAH YANG MENGHAMPAR. PAGI HARI YANG CERAH. SEBENTAR-SEBENTAR TERDENGAR KICAUAN BURUNG NARASI : Sukadamai adalah sebuah desa permai di kaki gunung. Warganya yang sebagian besar petani, hidup rukun dan damai, seperti nama desanya. Dekat jalan masuk desa, berdiri sebuah gereja kecil dengan gagah. Gereja yang dibangun warganya secara gotong royong beberapa tahun yang silam. Memang, sebagian besar warga desa ini memeluk agama Kristen, namun demikian, warga yang beragama lainpun, hidup berdampingan secara damai. Boleh dikata, Sukadamai adalah desa yang ideal dan menjadi dambaan banyak orang. (SEMENTARA ITU, DI PANGGUNG NAMPAK BEBERAPA WANITA DAN PRIA SEDANG BEKERJA DI LADANG. DAN ANAK-ANAK SEKOLAH BERLALU LALANG. SEMUA NAMPAK GEMBIRA. MUSIK TERDENGAR BERDENTING PERLAHAN-LAHAN DITINGKAH SUARA KICAUAN BURUNG DAN SERANGGA SAWAH. KEMUDIAN CAHAYA REDUP PERLAHAN-LAHAN. BLACK OUT.) Suatu siang, ketenangan desa tersebut terusik dengan munculnya beberapa petugas (CAHAYA DINYALAKAN BERSAMAAN DENGAN MASUKNYA BEBERAPA PETUGAS BERTOPI PROYEK YANG MEMBAWA PERALATAN PENGUKUR JALAN) yang melakukan pengukuran dan pendataan jalan. Tentu saja peristiwa ini menimbulkan tanda tanya di benak penduduk desa Sukadamai. Apakah gerangan yang akan terjadi? Beberapa warga berkerumun menyaksikan petugas-petugas tersebut melakukan tugasnya. Mereka tidak berani bertanya. Masing-masing hanya mereka-reka dalam hati, apa yang kira-kira akan terjadi. Lalu mereka berbisik-bisik satu dengan yang lain. Dan berita pun segera menyebar ke seluruh desa. Warga pun menjadi resah, apa gerangan yang akan terjadi? CAHAYA REDUP PERLAHAN-LAHAN. BLACK OUT. PETUGAS-PETUGAS OUT. MUSIK BERGEMA TAK MENENTU. SUNYI.

2 MUSIK BERDENTING PERLAHAN-LAHAN. CAHAYA MENYALA SETENGAH TERANG. SESEORANG MASUK TERGESA-GESA MENGHAMPIRI BEBERAPA PRIA DAN WANITA YANG SEDANG BEKERJA DI SAWAH. IA MEMBISIKKAN SESUATU. DEMIKIAN SETERUSNYA, MEREKA SALING BERBISIK. LALU BERBICARA DENGAN SERIUS. ADA YANG NAMPAK GELISAH, ADA JUGA YANG PANIK. ADA YANG CEPAT- CEPAT KELUAR KE KIRI ATAU KE KANAN PANGGUNG NARASI : Semenjak kedatangan petugas-petugas pengukur itu. Ketenangan desa Sukadamai seolah-oleh sirna. Kedamaian dan kerukunan yang selama ini menjadi ciri khas dan kekuatan desa tersebut, kini seperti terlupakan. Orangorang lebih suka membicarakan desas-desus yang semakin subur berkembang dan mejalar ke mana-mana dengan cepat, dibandingkan bergotong-royong mengerjakan sawah, seperti yang sudah menjadi kebiasaan mereka selama ini. Bahkan ada yang suka duduk menyendiri, termenung dengan pandangan menerawang jauh. Ada yang seperti kehilangan semangat. Memang, desas-desus atau kabar burung, seringkali bisa menjadi racun yang amat dahsyat dan mematikan. Bahkan, sering pula lebih jahat dari peristiwa yang sesungguhnya. Padahal, sebagian besar dari warga desa tersebut adalah anggota-anggota gereja yang taat beribadah. Yang tak kurang-kurangnya berdoa. Namun, menghadapi kabar burung yang tak menentu tersebut, tak urung iman mereka ikut terancam pula. Sekalipun sudah bertahun-tahun, bahkan ada di antara mereka yang sudah turun temurun menjadi pengikut Kristus. Kabar burung sungguh seperti api dalam sekam atau bom waktu yang menanti waktunya meletus. Jadi, bagaiman selanjutnya? Apa yang akan terjadi dengan desa Sukadamai. Mampukah warga desa yang pengikut-pengikut Kristus mempertahankan iman mereka? Saksikanlah lanjutan kisah JALAN TEMBUS ini pada episode berikutnya esok malam, pada waktu dan tempat yang sama. Sampai jumpa. MUSIK BERBUNYI KERAS. CAHAYA REDUP PERLAHAN-LAHAN. BLACK OUT. SELURUH PEMAIN KELUAR. MUSIK FADE OUT. *****< >***** Episode 2.

3 DIGUNCANG KABAR BURUNG SEBUAH RUANG MAKAN YANG SEDERHANA, MENUNJUKKAN KELUARGA PETANI. BAPAK NAMPAK SEDANG MEMBERSIHKAN ALAT-ALAT PERTANIAN DI SUDUT KIRI DEPAN PANGGUNG. PAGI HARI. TERDENGAR SUARA MUSIK TRADISIONAL MENGALUN LAMAT-LAMAT. DI DINDING NAMPAK TERGANTUNG BEBERAPA LUKISAN, SALIB, DAN FOTO KELUARGA. SAMBIL MEMBERSIHKAN ALAT-ALAT, BAPAK IKUT BERSENANDUNG PERLAHAN-LAHAN MENGIKUTI ALUNAN MUSIK. SEBENTAR KEMUDIAN IBU MASUK TERGOPOH-GOPOH DENGAN MEMBAWA KERANJANG BERISI SAYUR-SAYURAN SEGAR. NARASI : SUKADAMAI, DESA YANG DAMAI DAN TENTERAM ITU, TELAH TERUSIK KETENANGANNYA, KETIKA SUATU SIANG, MUNCUL BEBERAPA ORANG PETUGAS YANG MELAKUKAN PENGUKURAN DAN PEMATOKAN JALAN. ISU PUN SEGERA BEREDAR. DAN WARGA SUKADAMAI PUN MENJADI RESAH. APAKAH GERANGAN YANG AKAN TERJADI? UNTUK APA PARA PETUGAS MENGUKUR DAN MEMATOK JALAN? IKUTILAH KELANJUTAN KISAH JALAN TEMBUS DALAM EPISODE DIGUNCANG KABAR BURUNG. SELAMAT MENYAKSIKAN...!! 001. Ibu : Pak...! Pak...!! 002. Bapak : (Nampak tak acuh, sambil terus membersihkan peralatan) Ada apa toh bu, pagipagi sudah teriak-teriak seperti ada kebakaran saja Ibu : Aduuuh!! Bapak ini bagaimana sih, kok tenang-tenang saja Bapak : (Melihat ke arah ibu dengan heran) Lho, memangnya ada yang gawat bu, kok tiba-tiba saja panik seperti itu...? 005. Ibu : Bagaimana tidak panik pak? Seluruh desa sudah heboh... heboh...!!! 006. Bapak : Ibu ini seperti iklan di teve saja, heeeboh... heeeboh Ibu : Tuh kan, bapak itu ngak serius, orang semua sudah bingung, bapak malah bercanda!! 008. Bapak : Bukannya bercanda, habis ibu sih, bikin bapak ingin tertawa saja Ibu : Pak..!! (Ibu duduk dengan kesal) Bapak : (Meletakkan perkakas dan menghampiri ibu) Ada apa sih bu, kok keliatan serius sekali, padi kita dicuri orang?? 011. Ibu : Bukan itu Bapak : Terbakar seperti hutan di Kalimantan?

4 013. Ibu : Lebih dari itu...! Sawah kita mau digusur pak!! 014. Bapak : Apa?! (Terkejut) Ibu : (Berdiri di depan bapak) Di gu sur!!! 016. Bapak : Digusur..?! Huss!! Jangan bicara sembarangan!! Bikin isu saja!! 017. Ibu : Ini bukan isu! Tapi, berita seputar desa!!! 018. Bapak : Ha, ha, ha... nah betul kan, cuma isu, buktinya ibu juga tidak serius Ibu : Habis.. bapak kok ngak tanggap sih? Padahal seluruh desa sudah ribut, resah, bingung!! 020. Bapak : Sudahlah bu, jangan mudah terpancing kabar burung yang belum tentu kebenarannya Ibu : Bapak sih selalu begitu, menganggap enteng persoalan Bapak : Habis, harus bagaimana lagi bu, harus marah-marah, marah sama siapa? Apalagi beritanya belum jelas kebenarannya Ibu : Belum jelas bagaimana pak? Wong sawah di desa seberang sana saja sudah mulai digusur Bapak : Darimana ibu tahu? 025. Ibu : Dari ibu-ibu lain yang bekerja di ladang tadi Bapak : Sudahlah, kita tenang-tenang saja dulu, tidak usah panik seperti itu, kita tunggu pemberitahuan resmi dari yang berwenang Ibu : Tapi kan harus ada persiapan pak! 028. Bapak : Iya, nanti saja, kalau sudah ada pemberitahuan resmi... Sekarang kan hari sudah siang, bapak mau memeriksa saluran air di sawah dulu. (Mengambil perkakas dan topi) Ibu : Bapak... kalau diberitahu... selaluuu saja tidak ditanggapi dengan serius Bapak : Sudah, sudah, bapak berangkat dulu ya bu... oya, ayam-ayam jangan lupa diberi makan ya bu Ibu : Iya, iya (Nampak kesal. Bapak keluar.) Huuuhhh... IBU MEMBENAHI SAYURAN DI KERANJANG DAN KELUAR KE KIRI PANGGUNG. MUSIK MENGALUN PERLAHAN. BLACK OUT.

5 Adegan 2. PANGGUNG SEPERTI ADEGAN 1. SIANG HARI. PANGGUNG KOSONG. MASUK DUA GADIS SEBAYA DENGAN SERAGAM SEKOLAH SMU Anti : Dina, benar ngak sih kalau sekolah kita bakal kena gusur? 033. Dina : Kalau yang aku dengar dari ayahku sih memang begitu, tapi benar apa tidaknya, aku juga nggak tahu tuh Anti : Aduh, kalau sampai benar-benar terjadi, bagaimana ya? 035. Dina : Yaaaaa... terpaksa kita pindah ke sekolah lain Anti : Pindah? Ke sekolah lain? Di mana? 037. Dina : Ya ke desa lain atau... ke kota Anti : Hah? Ke kota? Mana mungkin? Kan jauh? 039. Dina : Apa boleh buat, kalau memang begitu keadaannya? Atau kalau ngak mau, ya terpaksa berhenti sekolah! 040. Anti : Berhenti? Aduh, kan sudah tanggung, tinggal setahun lagi Dina : Yaaa... aku juga bingung jadinya... ngak tahu deh... bagaimana nanti saja Anti : Kenapa sih ya, kok mesti digusur segala? 043. Dina : Menurut cerita ayahku sih mau dibuat jalan tembus ke kota Anti : Ooooo... begitu. Sebenarnya sih bagus juga ya, nantinya kan kota jadi dekat... nah kalau jalannya sudah jadi, bisa tuh kita sekolah di kota Dina : Iyaaa... tapi kitanya ngak tinggal di sini lagi Anti : Lho kok? Memangnya kenapa? 047. Dina : Besar kemungkinan kan rumah kita ikut tergusur juga dan kita kan harus pindah dari sini Anti : O iya ya... bodohnya aku ini! (Sambil menepuk dahinya sendiri) Ibu : (Terdengar suara dari dalam) Anti...! Sudah pulang kau nak? 050. Anti : Sudah bu! 051. Ibu : (Terdengar suara dari dalam) Dengan siapa kau bicara..? (Ibu masuk) Oh, nak Dina, ibu kira siapa?

6 052. Dina : Selamat siang tante. Apa kabar? 053. Ibu : Baik, nak Dina. Bagaimana kabarnya ibumu, sudah lama tante ngak ketemu Anti : Dina kan baru mendapat adik baru Ibu : O ya? Kok tante ngak tahu? Laki-laki atau perempuan? 056. Dina : Ah, Anti bisa saja. Bukan adik beneran kok tante, tapi adik sepupu yang dititipkan di rumah, karena ibunya baru sembuh sakit Ibu : Oooo begitu... tante kira adik beneran Anti : Bu, ibu sudah dengar mengenai rencana pembuatan jalan tembus ke kota yang akan melalui desa kita ini? 059. Ibu : Sudah Anti, ibu sudah dengar dari ibu-ibu yang lain tadi pagi Dina : Benar ngak sih tante? 061. Ibu : Tante juga ngak tahu pastinya, tapi begitulah kabar yang tante dengar Anti : Bapak sudah tahu, bu? 063. Ibu : Tadi pagi sudah ibu beritahu, tapi bapakmu itu sepertinya tidak menanggapinya dengan serius Anti : Bapak memang selalu begitu... ya, Dina... ayahku selalu tampak tenang-tenang saja dalam menghadapi situasi segawat apapun Dina : Beda sekali dengan ayahku ya, ayahku gampang panik orangnya, kadangkadang hal yang kecil saja sudah membuat ayahku kalang kabut... Makanya begitu mendengar rumah kami akan digusur, ayahku sudah kebingungan mencari tempat tinggal yang baru... padahal kan belum tentu benar beritanya Ibu : Ya, tante rasa ngak ada salahnya, kita bersiap-siap menghadapi situasi sulit yang akan menimpa, kalau seandainya kabar tersebut benar... Tante rasa ayahmu benar, nak Dina Anti : Ya, lebih baik siap, daripada tiba-tiba digusur, mau tinggal di mana nantinya kita. Ibu harus mendesak bapak, supaya bersiap-siap Ibu : Yaaah... engkau sendiri tahu sifat bapakmu Anti... ibu hanya bisa berdoa saja, supaya Tuhan yang memberi kita kekuatan, kalau sampai berita tersebut memang benar Dina : Betul tante, rasanya itulah yang bisa kita lakukan. Hanya Tuhanlah kekuatan kita, begitu kan yang sering dikatakan Pak Pendeta Herman.

7 070. Anti : Iya, rasanya kita memang harus banyak-banyak berdoa dan membiarkan kehendak Tuhan yang jadi Dina : Eh, Anti aku mau pulang dulu ya, nanti sore jadi ngak mau belajar bersama di rumah Rusti? 072. Anti : Aku minta ijin dulu sama ibuku. Boleh ya bu? 073. Ibu : Tentu saja boleh, asal jangan pulang terlalu malam ya Dina : Ngak kok tante, sebelum gelap kami sudah akan tiba di rumah. Baiklah, saya permisi dulu ya tante Ibu : Ya nak Dina, hati-hati di jalan ya Dina : Terima kasih tante, yuk Anti sampai nanti sore ya Anti : Iya... Anti mengantar Dina sampai ke pintu. Dina keluar Ibu : Ayo Anti, bantu ibu siapkan meja, sebentar lagi bapakmu pulang dari sawah, kita makan bersama-sama... ibu sudah bikin pepes oncom kesukaanmu serta sayur lodeh dan tahu isi kesukaan bapakmu Anti : Bu, kalau nanti kita benar-benar digusur, bagaimana bu? 080. Ibu : Sudahlah, Anti, ibu juga masih bingung, nanti saja kita bicarakan bersama-sama dengan bapakmu dan kakakmu Andi. IBU DAN ANTI KELUAR. MUSIK MENGALUN LAMAT-LAMAT. BLACK OUT. NARASI : BENARKAH WARGA DESA SUKADAMAI AKAN DIGUSUR? ATAU, INI CUMA SEKEDAR ISU DARI ORANG-ORANG YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB. BAGAIMANA NASIB KELUARGA ANTI, AKANKAH MEREKA JUGA IKUT DIGUSUR. NANTIKANLAH KELANJUTAN KISAH INI, DALAM EPISODE BERIKUTNYA ESOK MALAM, PADA WAKTU DAN TEMPAT YANG SAMA. SAMPAI JUMPA! *****< >*****

8 Episode 3. MENDUNG DI ATAS SUKADAMAI Adegan 1. PAGI HARI. BAPAK SEDANG MEMBACA ALKITAB. MUSIK TRADISIONAL MENGALUN PERLAHAN. TERDENGAR KETUKAN DI PINTU. BAPAK MELETAKKAN ALKITAB DAN BERJALAN KE PINTU DAN MEMBUKANYA. NARASI : KABAR BURUNG MELANDA DESA SUKADAMAI. WARGA AKAN DIGUSUR, BEGITU MENURUT ISU. WARGA MENJADI RESAH DAN BERTANYA-TANYA, MENGAPA? UNTUK APA MEREKA DIGUSUR?? MARI, KITA IKUTI LANJUTAN KISAH JALAN TEMBUS DALAM EPISODE MENDUNG DI ATAS SUKADAMAI. SELAMAT MENYAKSIKAN...!! 001. Petugas : Selamat pagi, Pak.

9 002. Bapak : Selamat pagi Petugas : Apakah saya bisa bertemu dengan Pak Kardi? 004. Bapak : Saya sendiri, bapak ini darimana ya? 005. Petugas : Saya petugas dari kecamatan Bapak : Ooooo... mari silakan masuk Petugas : (Sambil berjalan masuk) Maaf... pagi-pagi sudah mengganggu Bapak : Oh, tidak, tidak... mari, silakan duduk Petugas : Terima kasih Bapak : Sebenarnya... ada apa ini? Tidak biasa-biasanya, petugas kecamatan pagi-pagi sudah keliling Petugas : Begini lho pak, waah... saya harus mulai darimana ya...?? 012. Bapak : Sepertinya ada yang serius sekali?? 013. Petugas : Ya.. itulah yang bikin saya jadi susah... saya ini cuma orang kecil... cuma petugas yang menjalankan perintah atasan... jadi Bapak : Ah, jangan berkata begitu pak. Kita ini sama-sama kok, kalau memang ada yang perlu disampaikan, ya disampaikan saja. Tidak usah ragu-ragu begitu pak Petugas : Yaahh... kalau yang enak-enak biasanya jauh dari saya, kalau yang ngak enak begini, kebagian melulu... yaaah... sudah nasib Bapak : Wah, wah, jangan putus asa begitu. Katakan saja, ada apa sebenarnya..? 017. Petugas : Begini... eeehh... saya harap bapak tidak kaget dengan berita yang akan saya sampaikan... atau... barangkali bapak juga sudah mendengarnya Bapak : Berita mengenai apa ya? Saya jadi tidak mengerti Petugas : (Mengeluarkan selembar surat edaran) Saya kira sebaiknya bapak membacanya sendiri di dalam surat edaran ini, semuanya mungkin lebih jelas Bapak : (Menerima surat edaran tersebut dan membacanya. Beberapa saat sunyi.) Ooooo... mengenai proyek jalan tembus itu? 021. Petugas : Betul sekali pak. Kami harap, bapak dapat hadir dalam pertemuan yang akan diadakan di kantor kecamatan hari Senin yang akan datang. Nanti Bapak Camat akan memberikan penjelasan mengenai proyek jalan tembus tersebut Bapak : Baik.. baik... saya akan menyempatkan diri menghadirinya...

10 023. Petugas : Waah... lega sekarang rasanya Bapak : Lho, memangnya kenapa? 025. Petugas : Tadinya saya kuatir bapak akan tidak senang mendapat kabar yang kurang menyenangkan ini Bapak : Oooo... saya kira tidak perlu lah, kalau memang proyek ini besar manfaatnya bagi orang banyak, maka sebagai warga negara yang baik, sudah sepantasnyalah saya ikut mendukungnya. Bukan begitu, bung? 027. Petugas : Waaahh... bapak betul-betul seorang yang bijaksana Bapak : Lagipula kalau saya harus marah, bukan kepada saudara tempatnya. Seperti yang saudara katakan tadi, saudara ini kan cuma petugas yang menjalankan perintah atasan, iya kan? 029. Petugas : Terima kasih, pak, terima kasih. Kalau begitu... selesai sudah tugas saya... saya mau permisi dulu, masih banyak warga yang harus saya kunjungi, mudahmudahan semuanya bijaksana seperti bapak. Ayo pak, saya permisi dulu.. (Berdiri dan menyalami Bapak) Bapak : Kok buru-buru, tidak minum dulu Petugas : Terima kasih, pak... Sikap bapak yang bijaksana sudah cukup menghibur hati saya... permisi... (Keluar) Bapak : Mari... silakan... (Bapak menutup pintu. Berjalan kembali ke kursi dan duduk. Meraih surat edaran dan membacanya berulang-ulang. Beberapa kali ia menarik napas, lalu tercenung.) MUSIK TERDENGAR LAMAT-LAMAT. DI KEJAUHAN TERDENGAR KOKOK AYAM. BAPAK MEMANDANG JAUH (MENERAWANG). CAHAYA REDUP PERLAHAN- LAHAN. MUSIK TERDENGAR LEBIH KERAS. BLACK OUT. Adegan 2. CAHAYA KEMBALI TERANG. SUNYI. BAPAK MASIH DUDUK TERMENUNG Ibu : (Masuk diam-diam sambil membawa minuman di tangannya) Pak Bapak : (Terkejut) Uh! Ibu bikin kaget saja Ibu : Lho... bapak yang pagi-pagi sudah nglamun... nglamunin siapa sih pak?? Itu ya, bintang sinetron yang katanya dilamar sama Pak Menteri ya?? 036. Bapak : Huss!! Ibu ini kalau bicara suka ngawur saja!!

11 037. Ibu : Habis... nglamunin apa pak?? 038. Bapak : Bukannya nglamun, bapak lagi mikir! 039. Ibu : Kok mikir toh? Kalau flu ya minum jengkol!! 040. Bapak : Ibu nih Ibu : Eh, pak, tadi sepertinya bapak berbicara dengan seseorang? Siapa? 042. Bapak : Petugas dari kecamatan? 043. Ibu : (Ganti terkejut) Petugas? Dari kecamatan? Mau apa dia masih pagi begini? 044. Bapak : Itulah yang bapak pikirkan, bukannya nglamun...!! 045. Ibu : Iya, sudah, sudah, jangan marah toh pak, lekas tua!! 046. Bapak : Habis, ibu juga sih Ibu : Ada apa pak, kok tiba-tiba saja petugas kecamatan datang ke sini? 048. Bapak : Ternyata kabar yang ibu dengar kemarin dulu itu bukan kabar burung seperti yang bapak kira, tapi kabar yang benar-benar akan terjadi Ibu : (Mengernyitkan dahi) Kabar yang mana toh pak? 050. Bapak : Lho... masak sudah lupa, kabar yang itu lho? 051. Ibu : Kabar dilamarnya anak gadis Pak Darto oleh saudagar kaya dari kota? 052. Bapak : Bukan itu... kalau yang itu sih bapak tidak tahu Ibu : Habis yang mana toh pak? Kok bicara ya menclak-menclok sih? Bapak ini sedang nglindur ya? Ayo diminum dulu kopinya, biar hilang ngantuknya Bapak : Ah, ibu, belum tua sudah pikun. Kabar mengenai proyek jalan tembus itu lho!! 055. Ibu : Oooo... yang itu. Lho, kalau yang itu sih sejak semula juga ibu sudah yakin beritanya benar, cuma bapak saja yang tidak mau percaya. Wong orang-orang sudah pada sibuk mencari tempat tinggal yang baru, cuma bapak yang tenangtenang saja. Terus apa kata petugas kecamatan? Kapan mulai dilakukan penggusuran? Dapat penggantian apa tidak? Terus kita mau tinggal di mana? Sawah kita bagaimana? 056. Bapak : Aduh... satu satu toh bu pertanyaannya jangan seperti peluru nyasar begitu! 057. Ibu : He..eh.. lupa, habis bapak lama benar sih bicaranya... Jadi, benar kan pak kabar tersebut? Bapak sudah terima pemberitahuan resminya?

12 058. Bapak : (Menghirup kopi) Itulah yang disampaikan petugas tadi. Surat edaran dan sekaligus undangan untuk menghadiri pertemuan di kantor kecamatan hari Senin besok. Ada penjelasan dari Pak Camat, katanya Ibu : Sekarang... jelas sudah... kita akan digusur... lalu, bagaiman keputusan bapak? 060. Bapak : Sabar dulu toh bu, ini juga bapak baru mikir Ibu : Iya... jangan terlalu lama mikirnya, pak. Nanti tahu-tahunya kita sudah digusur. Lalu, dapat penggantian tidak ya pak? 062. Bapak : Ya belum tahu, ini kan cuma pemberitahuan saja, kita bakal kena gusur untuk proyek pembangunan jalan tembus ke kota. Berapa banyak yang digusur juga belum jelas apalagi jumlah penggantiannya. Itulah sebabnya kita diminta hadir dalam pertemuan nanti Ibu : Yaah... mudah-mudahan saja tidak terlalu dekat waktunya ya pak Bapak : Yaah... mudah-mudahan saja... sayang rasanya melihat padi-padi yang telah siap untuk dituai, harus dihancurkan... kita berdoa saja bu, mudah-mudahan kita diberi kesempatan untuk panen dulu Ibu : Yah, mudah-mudahan Bapak : Kita lihat saja, hasil pertemuannya nanti, bagaimana, baru kita ambil keputusan tindakan apa yang harus dilakukan Ibu : Kenapa ya... pak, jalan tembus harus dibuat di sini, bukannya di tempat lain Bapak : Sama saja toh bu, kalau di tempat lain, ya keluarga lain yang mengalami kesulitan, itu kan sama saja dengan memindahkan kesulitan... Kita tidak boleh egois, pemerintah tentu sudah memperhitungkan segala sesuatunya dengan matang Ibu : Iya ya pak, tapi Bapak : Sudahlah bu, mungkin kelak, setelah adanya jalan tembus ke kota, desa ini akan maju pesat ekonominya dan akan berubah jadi kota, kan itu akan menguntungkan anak cucu kita kelak Ibu : Iiih, bapak, sudah kepingin menimang cucu ya? Anti kan baru kelas 2 SMU, masih lama toh pak, pak Bapak : Ah, ibu bisa saja, bukan itu maksud bapak Ibu : Sudah ah, ibu mau ke ladang dulu, mau memetik sayuran, nanti sudah keburu siang, panas Bapak : Iya, akhir-akhir ini udara bertambah panas saja, ya bu... Bapak juga mau memperbaiki kandang ayam dulu... Nanti saja kita bicarakan dengan Anti dan Andi, coba kita dengar juga pendapat mereka...

13 IBU BERJALAN KELUAR. BAPAK MENGAMBIL ALKITAB DAN MENYIMPANNYA DI RAK. MUSIK TERDENGAR PERLAHAN-LAHAN DAN MAKIN KERAS. CAHAYA REDUP PERLAHAN-LAHAN. BAPAK KELUAR KE KIRI PANGGUNG. BLACK OUT. NARASI : JELASLAH SUDAH KINI. TERNYATA SEMUA YANG DIDENGAR WARGA SUKADAMAI BUKANLAH KABAR BURUNG. MEREKA MEMANG AKAN DIGUSUR. APA YANG HARUS MEREKA LAKUKAN SEKARANG. BAGAIMANA DENGAN NASIB KELUARGA ANTI? JANGAN LEWATKAN EPISODE BERIKUTNYA ESOK MALAM, PADA WAKTU DAN TEMPAT YANG SAMA. SAMPAI JUMPA...!!! *****< >***** Episode 4. RENCANA DI BALIK KEMELUT Adegan 1. SIANG HARI. DI TERAS RUMAH ANTI. ANTI SEDANG BELAJAR BERSAMA KEDUA TEMANNYA DINA DAN RUSTI. RUSTI KELIHATAN PALING PANDAI DI ANTARA MEREKA BERTIGA. NARASI : RENCANA PENGGUSURAN DESA SUKADAMAI SEMAKIN JELAS, SETELAH BEREDARNYA UNDANGAN DARI KANTOR KECAMATAN, YANG AKAN MENGADAKAN PERTEMUAN DENGAN WARGA UNTUK MEMBERIKAN PENJELASAN SEKITAR RENCANA PROYEK JALAN TEMBUS. BAGAIMANA KELANJUTANNYA? SAKSIKANLAH EPISODE RENCANA DI BALIK KEMELUT BERIKUT INI Anti : Aduuhh... susah amat sih soal yang satu ini...!! 002. Rusti : Soal yang mana?? 003. Anti : Ini... yang nomor Dina : O iyaaa... aku juga bingung tuh dengan jawabannya. Bagaimana sih Rusti, cara mengerjakannya?? 005. Rusti : Mana..? Coba aku lihat dulu... rasanya nggak ada soal yang sulit deh untuk PR kita kali ini Anti : Aduuhhh... Rusti... buat kamu.. mana ada sih soal yang sulit? Aku heran.. dulu ibumu makan apa sih waktu mengandung kamu...?? Kok otak kamu encer banget sih..?? 007. Rusti : Ah, bisa aja kamu Anti...

14 008. Dina : Tapi emang iya lho Rusti! Aku juga jadi iri deh sama kamu. Kok kamu bisa pinter banget sih? 009. Rusti : Yaaa... sebenarnya aku merasa biasa-biasa saja, tidak berbeda dengan kalian. Cuma... mungkin kebetulan saja, aku suka dengan pelajaran matematika, sedangkan kalian tidak begitu suka Anti : Iya... ya.. bisa jadi begitu, Dina Dina : Gimana mau suka, orang susah begini Rusti : Aku rasa, justru karena kalian tidak suka, makanya jadi sulit, buktinya... pelajaran mengarang misalnya, Anti kan jagonya... sedangkan aku... sama Dina saja masih kalah... iya kan? 013. Anti : Iya juga sih Dina : Terusss... gimana dong cara untuk menyukainya...?? 015. Rusti : Waahh... gimana ya? Aku juga bingung jadinya.. pokoknya kalian jangan terlalu menganggap matematika itu sulit, anggap saja seperti mengisi teka-teki silang di majalah Anti : Waduh... justru itu salah satu pekerjaan yang paling aku benci...! 017. Rusti : Waaah... kalau begitu, susah juga yaa...?? 018. Dina : Sudahlah sudah, lebih baik kita bicarakan nomor 9 tadi, nanti keburu sore Rusti : O iya, kok jadi ngelantur ya? Mana coba aku lihat... (MENGAMBIL BUKU DARI TANGAN ANTI). Di mana letak kesulitannya? 020. Anti : Itu lho perkaliannya, kok membingungkan sekali Rusti : Lho, ini kan gampang saja. A nya dikalikan 5, sedangkan B dibagi dengan hasil perkalian itu... beres kan? 022. Anti : Tuh kan, apa aku bilang.. si Rusti ini memang punya otak komputer deh... dari tadi aku jungkir-balik memikirkannya nggak ketemu... eh, si Rusti begitu pegang langsung tahu Dina : Hebat.. hebat... si Rusti memang layak mendapat bintang Rusti : Sudah, sudah, nanti aku bisa mabuk kepayang karena sanjungan nih... pokoknya kalau kalian lebih konsentrasi dan lebih serius mempelajari matematika, kalian pasti bisa juga... oke, berarti selesai sudah PR kita hari ini... masih ada yang ingin kalian tanyakan? 025. Anti : Aku rasa cukup dulu untuk hari ini. Jadi, minggu depan giliran belajar di rumah Dina ya?

15 026. Dina : Iya, jangan lupa minggu depan di rumahku Rusti : Mana bisa lupa... apalagi kalau ada pisang gorengnya Dina : Siiiiiplah... nanti aku minta ibuku menggorengkannya Rusti : Oke deh kalau gitu, sampai ketemu besok di sekolah ya Anti : Kok buru-buru sih Rusti. Ngobrol-ngobrol dulu dong Dina : Iyaaa... Rusti Rusti : Aduuh... sorry deh, aku harus membantu ibuku Anti : Oh iya... kapan kamu akan dapat adik baru Rusti : Kata ibu sih dua bulan lagi Dina : Duh senangnya punya adik baru Rusti : Tambah repot, Din. Oke, aku pulang dulu ya... daagg Dina : Kalau begitu, aku juga barengan deh Anti : Lho, kok nular? Oke deh, sampe besok ya... hati-hati di jalan Rusti dan Dina : Daagg... Anti Anti : Daagg... terima kasih ya... RUSTI DAN DINA KELUAR. MUSIK BERTAMBAH KERAS. ANTI MEMBENAHI BUKU- BUKU PELAJARAN DAN GELAS-GELAS. ANTI KELUAR. MUSIK BERTAMBAH KERAS. BLACK OUT. Adegan 2. SORE HARI. ANDI DAN ANTI SEDANG BERBINCANG-BINCANG. ANDI BERDIRI DEKAT TIANG TERAS MEMANDANG JAUH KE ARAH SAWAH-SAWAH. SEDANG ANTI DUDUK DI BALAI-BALAI Anti : Aduuuh... gimana dong kak, Anti jadi bingung nih Andi : Bingung kenapa? Kok bingung sih? 043. Anti : Tuh, kak Andi mah seperti bapak, selalu tenang-tenang saja, padahal kan sudah jelas, kita akan segera digusur Andi : Hei, hei, jangan bicara sembarangan, tahu dari mana kamu?

16 045. Anti : Lho, kan tadi pagi bapak sudah mendapat surat dari kecamatan. Katanya kita akan segera digusur untuk proyek jalan tembus Andi : Itu belum tentu Anti. Itu baru surat panggilan untuk menghadiri pertemuan yang akan diadakan di kecamatan Senin besok. Nah, hasil pertemuan nanti, kan belum tahu, wong pertemuannya saja belum berlangsung... huuuh... sok tahu ah! 047. Anti : Iya... tapi semua teman-teman Anti sudah membicarakannya. Pokoknya, proyek jalan tembus itu, sudah hampir pasti dilaksanakan dalam waktu dekat ini Andi : Sudah, sudah, jangan sok tahu. Kamu memang persis seperti ibu, bawaannya panik melulu... IBU MUNCUL SAMBIL MEMBAWA BAKUL BERISI PAKAIAN YANG BARU DIANGKAT DARI JEMURAN Ibu : Lho, lho kok ibu dibawa-bawa sih, ada apa nih? Kelihatannya serius sekali? Kalian habis bertengkar ya? 050. Anti : Ah, ibu, ngak kok, kami tidak bertengkar, cuma kak Andi masih belum yakin kalau kita akan segera kena gusur Ibu : Lho, kan sudah ada pemberitahuan dari kecamatan Anti : Tuh betul kan kak Andi, kak Andi sih ngak mau percaya Andi : Bukannya ngak percaya, maksudku... keputusan itukan belum pasti 100%, masih tergantung pertemuan besok di kecamatan... Siapa tahu saja, dalam pertemuan tersebut diputuskan kita tidak jadi digusur. Jadi... sebelum keputusannya pasti, kita tidak usah grusak-grusuk dulu lah Anti : Iya, kak Andi sih enak, kak Andi kan laki-laki, jadi ngak soal sekolahnya jauh, lagipula sekarang ini kan kan Andi sekolahnya sudah dekat ke kota, tapi... gimana dong dengan Anti Andi : Iya, iya, tapi kan ngak perlu grusak-grusuk gitu, ya tenang saja dulu, kita pikirkan dulu baik-baik Ibu : Maksud adikmu ya itu, Andi. Bukannya grusak-grusuk. Sekolahnya kan sudah tinggal setahun lagi, kan sudah tanggung kalau harus pindah sekolah Andi : Kalau gitu ya kita tolak saja rencana penggusuran itu... BAPAK MASUK, BARU PULANG DARI SAWAH Bapak : Andi...! Darimana kamu punya pikiran seperti itu? 059. Andi : Habis! Bagaimana lagi? Masak sebagai warga yang sudah tinggal puluhan tahun di sini, kita tidak diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri?

17 060. Bapak : Siapa bilang Andi? Siapa bilang kita tidak diberi kesempatan? Kita kan belum tahu, apa yang akan disampaikan Bapak Camat nanti. Kita jangan terburu-buru mengambil kesimpulan sendiri Andi Andi : Lho, Andi sih cuma menanggapi pendapat Anti dan ibu. (Pada Anti) Tuh, betulkan? Makanya jangan sok tahu dulu Anti : Idih kak Andi, Anti kan bukan sok tahu Bapak : Sudah, sudah, jangan dipertengkarkan lagi, ayo kita masuk, hari sudah mulai gelap. Lho, seperti ada bau hangus, bu Ibu : Oh iya, ibu sampai lupa, ibu sedang menanak nasi.. ayo Anti, bantu ibu menyiapkan makan malam... IBU KELUAR KE KIRI PANGGUNG DENGAN TERGESA-GESA DIIKUTI ANTI Andi : Pak, apa tidak mungkin proyek itu dibatalkan? 066. Bapak : Bapak tidak tahu Andi, kita lihat saja nanti... BAPAK KELUAR KE KIRI PANGGUNG, MENINGGALKAN ANDI YANG MASIH TERMANGU-MANGU MENATAP SAWAH DI KEJAUHAN. SUARA KODOK DAN SERANGGA MALAM MULAI TERDENGAR SEKALI-KALI. CAHAYA REDUP PERLAHAN-LAHAN. MUSIK BERBUNYI LEBIH KERAS. BLACK OUT. ANDI KELUAR KE KIRI PANGGUNG. Adegan 3. ADEGAN INI BERLANGSUNG DI LUAR PANGGUNG, DI BAWAH PANGGUNG SEBELAH DEPAN SEJAJAR DENGAN PENONTON. TIGA ORANG PEMUDA SEDANG TERLIBAT PEMBICARAAN YANG CUKUP SERIUS Darno : Aku rasa kita harus melakukan sesuatu! 068. Amir : Maksudmu bagaimana? 069. Darno : Yah, masakan kita hanya duduk diam melihat tanah kita digusur, tanah yang sudah kita diami bertahun-tahun Andi : Tapi... kita kan mendapat ganti rugi dari pemerintah Darno : Ganti rugi? Ganti rugi katamu... Andi, Andi, kau memang pemuda yang baik, harapan bangsa Andi : Lho, mengapa kau berkata seperti itu Darno? Memangnya ada sesuatu yang tidak beres?

18 073. Darno : Andi! Cukup untuk beli apa, uang ganti rugi yang tidak seberapa itu, hah? 074. Amir : Yah, aku dengar dari orangtuaku, uang ganti ruginya sangat tidak memadai, orangtuaku juga sedang bingung, tak tahu harus berbuat apa Darno : Nah, kau dengar sendiri bukan. Uang ganti rugi itu tak cukup untuk membeli tempat tinggal yang baru, apalagi sawah, ladang Andi : Ah, aku rasa semua itu tergantung, bagaimana kita melihatnya, demi pembangunan, tentulah perlu pengorbanan Darno : Tapi apakah seimbang pengorbanan yang telah kita berikan dengan hasil yang akan kita nikmati nantinya Amir : Aku setuju dengan Darno, kita tidak boleh tinggal diam, kita harus melakukan sesuatu untuk menuntut hak kita Darno : Bagus, bagus. Ternyata kau masih mempunyai pikiran yang waras Amir. Bagaimana dengan kau Andi. Kau mau ikut dengan kami? 080. Andi : Waaah... aku harus tahu dulu tindakan apa yang akan kalian rencanakan. Aku tidak bisa memutuskan begitu saja untuk ikut atau tidak Darno : Begini... (Melambaikan tangannya pada Amir dan Andi, lalu Darno membeberkan rencananya dengan berbisik-bisik) Andi : Ah, gila, aku tidak bisa melakukan itu Darno : Itu terserah kau Andi. Kalau kau mau menerima begitu saja keadaan ini, janganlah kelak kau menyesal, kalau kau dan keluargamu hidup terlunta-lunta Amir : Yah, Andi. Aku rasa hanya inilah satu-satunya jalan bagi kita untuk menolong orangtua kita keluar dari kesulitan yang dihadapinya Andi : Tidak! Aku harus bicarakan dulu ini dengan ayahku Darno : Huss!! Jangan, jangan, jangan sekali-kali kau beberkan rencana ini kepada orang lain, termasuk keluargamu sekalipun, kalau kau tidak ingin mendapat susah nantinya... Bagaimana? Kau mau ikut? 087. Amir : Ayolah Andi, aku rasa rencana ini tidak akan berakibat fatal. Kita kan harus berusaha, daripada menerima keadaan ini begitu saja tanpa berbuat apa-apa Darno : Toh, kalau gagal, kau tidak menderita rugi apa-apa Amir : Iya, asal kau jangan mengatakan rencana ini kepada siapapun Darno : Bagaimana Andi? Kita selalu bersama-sama sejak kecil, masakan sekali ini kau tidak mau membantu kami? 091. Andi : Baiklah, beri aku waktu beberapa hari...

19 092. Darno : Wiss!! Jangan beberapa hari, keburu terlambat nantinya, besok malam saja, aku tunggu kau di sini, kita matangkan rencana tersebut, oke? Sekarang kita bubar!! DARNO DAN AMIR KELUAR KE ARAH YANG BERBEDA. ANDI BERJALAN PERLAHAN-LAHAN SAMBIL BERPIKIR. MUSIK BERBUNYI KERAS. CAHAYA REDUP PERLAHAN-LAHAN. BLACK OUT. ANDI KELUAR. NARASI : APA YANG DIRENCANAKAN PARA PEMUDA TERSEBUT. AKANKAH MENOLONG WARGA DESA SUKADAMAI KELUAR DARI KESULITAN MEREKA? IKUTILAH EPISODE BERIKUTNYA, ESOK MALAM, PADA WAKTU DAN TEMPAT YANG SAMA. SAMPAI JUMPA...!! *****< >***** Episode 5. DILANDA KEKUATIRAN Adegan 1. PAGI HARI. BAPAK SEDANG MEMBACA ALKITAB, SEMENTARA ANDI BERJALAN MONDAR-MANDIR DAN NAMPAK GELISAH. DIAM-DIAM BAPAK MEMPERHATIKAN

20 SIKAP ANDI DARI BALIK KACAMATANYA. MUSIK MENGALUN SENDU DAN AGAK MISTERIUS. NARASI : SEMENTARA KEBENARAN BERITA PROYEK JALAN TEMBUS YANG AKAN MENGGUSUR DESA SUKADAMAI MENJADI SEMAKIN JELAS. SEKELOMPOK PEMUDA DESA DIAM-DIAM MEMBUAT RENCANA. APAKAH YANG DIRENCANAKAN MEREKA? BAGAIMANA PERANAN ANDI DALAM KELOMPOK TERSEBUT? IKUTI LANJUTAN KISAH JALAN TEMBUS DALAM EPISODE DILANDA KEKUATIRAN BERIKUT INI. SELAMAT MENYAKSIKAN! 001. Bapak : Ada apa Andi..? Kok tidak biasa-biasanya kamu kelihatan gelisah seperti itu? 002. Andi : (TERKEJUT) Ah, nggak, nggak apa-apa kok Pak... Andi cuma, cuma Bapak : Cuma apa Andi...?? Kalau bicara yang jelas, jangan putus-putus begitu! Apa kamu ada kesulitan... dengan pacar kamu?? 004. Andi : Nggak... Andi nggak apa-apa kok Pak... lagian... Andi belum punya pacar kok! BAPAK MENARIK NAPAS PANJANG SAMBIL MENGGELENGKAN KEPALA, LALU MELANJUTKAN MEMBACA. SEMENTARA ANDI NAMPAK SEMAKIN GELISAH. AKHIRNYA BAPAK MELETAKKAN ALKITAB DAN MENGHAMPIRI ANDI Bapak : Andi... Bapak yakin ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu. Tidak biasanya kamu bersikap seperti ini. Ayo, katakanlah, apa yang mengganggu pikiranmu...? 006. Andi : Bapak tidak marah, kalau Andi menanyakan sesuatu? 007. Bapak : Lho, mengapa harus marah? Sudah sewajarnya, kalau kamu mempunyai kesulitan, lalu membicarakannya dengan Bapak Andi : Pak... apakah kita akan tinggal diam saja menghadapi rencana penggusuran itu?? 009. Bapak : Maksudmu bagaimana Andi? 010. Andi : Yaah... apakah kita akan menerima begitu saja pembuatan jalan tembus yang akan menggusur desa kita itu? Apakah kita tidak bisa melakukan sesuatu Bapak : Maksudmu... melakukan sesuatu untuk menentang rencana tersebut? 012. Andi : Yaaa... setidak-tidaknya kita bisa mengajukan protes atas kehadiran proyek tersebut...! 013. Bapak : Protes?! Protes bagaimana maksudmu, Andi? 014. Andi : Bukankah tanah di sini telah kita miliki turun temurun. Kita telah membangun desa ini dengan susah payah, masa akan digusur begitu saja!

21 015. Bapak : Andi, Andi, Bapak tidak mengerti jalan pikiranmu. Bukankah pembangunan itu memerlukan pengorbanan. Lagipula jalan tembus itu kelak akan sangat membantu memajukan perekonomian desa ini Andi : Tapi, mengapa kita harus berkorban, sementara kita belum tentu ikut menikmati hasil pengorbanan kita! 017. Bapak : Andi, sebagai pengikut Kristus, kita tidak boleh mempunyai pikiran yang sempit seperti itu. Kamu ingat, bagaimana Yesus Kristus telah berkorban di atas kayu salib, demi keselamatan kita semua. Apakah Yesus Kristus menikmati hasil pengorbanan itu? 018. Andi : Tapi, ini kan persoalan lain Pak? Tidak ada hubungannya dengan pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib Bapak : Justru itu, Andi. Pengorbanan Kristus itu, dapat menjadi teladan bagi kita. Sebagai seorang Kristen, kita harus selalu berpikiran jernih dalam menghadapi setiap persoalan Andi : Bagaimana bisa berpikir jernih, Pak. Untuk apa pengorbanan yang kita lakukan saja belum jelas Bapak : Bukankah semuanya sudah jelas, seperti yang disampaikan oleh Bapak Camat, yaitu untuk pembangunan jalan tembus yang menghubungkan desa-desa sekitar sini dengan kota Andi : Ya, tetapi mengapa harus desa kita, bukan desa lain?! Lagipula seberapa bergunanya jalan tembus tersebut bagi kita..? 023. Bapak : Itu tidak penting, Andi. Seberapa bergunanya sebuah pengorbanan bagi kita, yang penting pengorbanan itu berguna bagi orang banyak. Justru disitulah letaknya arti sebuah pengorbanan Andi : Tidak! Andi tidak bisa menerima itu, setidak-tidaknya untuk saat ini. Andi mau keluar dulu sebentar Bapak : Mau ke mana kamu Andi? 026. Andi : Ke rumah Tono, menanyakan pendapatnya! (SAMBIL BERGEGAS KELUAR.) 027. Bapak : Andi.. Andi..! ANDI TERUS BERJALAN KELUAR KE KANAN PANGGUNG. BAPAK MENGHELA NAPAS PANJANG Bapak : Ya, Tuhan Yesus, berikanlah dia pengertian yang benar dan tolonglah kami, supaya menemukan jalan keluar yang terbaik serta seturut dengan kehendakmu dalam mengatasi masalah ini. Amin. BAPAK MENGAMBIL ALKITAB DAN BERJALAN KELUAR KE KIRI PANGGUNG. MUSIK MENGIRINGI PERLAHAN-LAHAN. BLACK OUT.

22 Adegan 2. IBU SEDANG MENYAPU TERAS RUMAH. MUNCUL DARI KIRI PANGGUNG BU ANDRE, SEORANG WANITA BERUSIA AWAL 40 YANG SEDANG MENGANDUNG Bu Andre : Selamat sore, Bu Kardi...! 030. Ibu : (SEDIKIT TERKEJUT) Eeeee... bu Andre... mari... silakan masuk Bu Andre : (MENGHAMPIRI IBU) Lagi sibuk ya, bu Kardi? 032. Ibu : Ah, nggak... biasalah... pekerjaan sehari-hari... (MEMPERHATIKAN PERUT BU ANDRE) Waaah... rupanya sebentar lagi... Rusti bakal punya adik baru... kapan nih Bu Andre? 033. Bu Andre : (AGAK MALU-MALU) Kata dokter sih... sekitar dua bulan lagi Ibu : Rusti pasti akan senang sekali mendapat adik baru, iya kan, bu? 035. Bu Andre : Yaaa... kelihatannya sih dia senang-senang saja. Cuma sayanya yang malu, sudah tua begini masih juga melahirkan Ibu : Jangan berkata begitu bu Andre. Ibu masih kelihatan muda kok, seperti yang belum 30 tahun saja Bu Andre : Ah, bu Kardi bisa saja. Lagipula... harus bagaimana lagi, namanya juga kecolongan Ibu : Lho, memangnya nggak dijaga? 039. Bu Andre : Dijaga sih... cuma... ya, begitulah... eh, kok jadi ngelantur Ibu : Eh iya, kok jadi ngelantur ya... maaf lho bu Andre Bu Andre : Ah, nggak apa-apa kok, kenyataannya memang begitu! 042. Ibu : Ini ngomong-ngomong ada keperluan apa? Kok nggak biasa-biasanya sore-sore begini mampir Bu Andre : Itu lho, mau menanyakan hasil pertemuan di kecamatan tempo hari Ibu : Memangnya bapaknya Rusti tidak hadir dalam pertemuan tersebut? 045. Bu Andre : Itulah... bu Kardi, bapaknya Rusti akhir-akhir ini suka sakit-sakitan saja. Kata dokter gejala darah tinggi Ibu : Ada keturunan darah tinggi?

23 047. Bu Andre : Kakek dan neneknya Rusti memang darah tinggi, tapi apa iya darah tinggi itu menurun? 048. Ibu : Begitu kata orang-orang, tapi persisnya sih saya juga kurang tahu. Katanya daun pepaya bagus lho untuk menurunkan tekanan darah tinggi Bu Andre : Ini juga sekalian mau minta beberapa, soalnya yang di rumah sudah mati pohonnya Ibu : Oooo... boleh, boleh, silakan petik saja seperlunya bu Andre Bu Andre : Terima kasih... Jadi, omong-omong... bagaimana hasil pertemuan tersebut...? 052. Ibu : Kalau begitu, nanti saya suruh bapaknya Anti mampir ke rumah untuk memberitahukan bapaknya Rusti mengenai hasil pertemuan tersebut, supaya lebih jelas Bu Andre : Aduh, bikin repot saja Ibu : Nggak apa-apa... nah, sekarang kita petik daun pepaya dulu... ayo... IBU BERJALAN KELUAR KE KANAN PANGGUNG DIIKUTI BU ANDRE. MUSIK SEMAKIN KERAS. BLACK OUT. Adegan 3. MALAM HARI. DI TERAS. CAHAYA TIDAK TERLAMPAU TERANG. ANTI SEDANG MEMBACA DI BALAI-BALAI. BAPAK SEDANG MEMPERBAIKI SESUATU. IBU NAMPAK GELISAH, SEBENTAR-SEBENTAR IA BERJALAN KE TEPI TERAS DAN MELIHAT KE DALAM KEGELAPAN DI KEJAUHAN Ibu : Aneh, mengapa sudah begini malam kakakmu Andi belum pulang juga ya Anti? 056. Anti : Ngak tahu bu! 057. Bapak : Ah, ibu... Andi itu kan anak laki-laki, kok ya diperlakukan seperti anak perempuan saja Ibu : Iyaa... tapi tidak biasanya, dia pulang larut malam, tanpa memberitahukan terlebih dulu... ibu kuatir, jangan-jangan Bapak : Ibu! Jangan suka punya pikiran macam-macam... berdoa saja bu, berdoa saja Ibu : Sudah..! Anti, apa kakakmu tidak bilang, kalau ia mau pergi ke rumah temannya atau ke mana..? 061. Anti : Tidak bu... tadi siang sih... kak Andi memang kelihatan seperti orang yang sedang gelisah Bapak : Antiii... jangan kau bikin ibumu tambah kuatir saja...

24 063. Anti : Lho... memang benar kok pak Bapak : Lalu... mengapa tidak kamu tanya, ada apa? 065. Anti : Sudah... malahan Anti yang dimarahi kak Andi, Anak kecil, jangan banyak tanya! Ya sudah, Anti terus ngak berani nanya-nanya lagi Ibu : Tuh pak, coba... pasti ada sesuatu yang digelisahkannya. Ibu jadi tambah kuatir Bapak : Berdoa bu, berdoa Ibu : Lebih baik kita tanyakan saja teman-temannya, barangkali ada yang tahu ke mana perginya Andi Bapak : Tenang saja dulu, bu. Mungkin dia ke asyikan ngobrol di rumah Tono, teman karibnya itu Anti : Dengan Tono apa dengan Dina Bapak : Huss! Kau lagi Anti, ibumu sedang bingung, kau malah bercanda Anti : Emang benar kok pak, bu. Teman-teman lain juga tahu, kalau kak Andi senang menggoda Dina. Kalau sudah digoda kak Andi, wajah Dina merah tersipu-sipu seperti kepiting rebus Bapak : Bisa saja kau Anti... dan kau... kau akan tersipu-sipu kalau digoda Tono Anti : Iih! Bapak... (Tersipu-sipu) Bapak : Ha..ha..ha.. ha.. ha.. ha.. (Tiba-tiba terdengar bunyi kentongan). BAPAK, IBU, DAN ANTI TERDIAM KAGET. IBU NAMPAK SEMAKIN GELISAH Ibu : Coba dengar pak, tanda bahaya dibunyikan orang. Pasti telah terjadi sesuatu, jangan-jangan Andi Bapak : Tenang dulu, bu, tenang dulu Anti : Ayo, pak, bu, coba kita lihat ke sana... supaya tahu apa yang terjadi Ibu : Ayo, pak, cepat pak Bapak : Iya, iya... MEREKA KELUAR KE KANAN PANGGUNG DENGAN TERGESA-GESA. MUSIK BERBUNYI DENGAN KERAS. DITIMPALI BUNYI ANJING MENGGONG-GONG DAN SUARA KAKI ORANG BERLARIAN. BLACK OUT.

25 NARASI : APAKAH GERANGAN YANG TERJADI? MENGAPA TANDA BAHAYA DIBUNYIKAN ORANG? APA HUBUNGANNYA DENGAN ANDI? BAGAIMANA AKHIR KISAH JALAN TEMBUS INI? DAPATKAH DESA SUKADAMAI TERHINDAR DARI PENGGUSURAN? JANGAN LEWATKAN EPISODE TERAKHIR ESOK MALAM. SAMPAI JUMPA! *****< >***** Episode 6. TERBITNYA HARAPAN TERAS DEPAN. CAHAYA TERANG. MUSIK TERDENGAR PERLAHAN-LAHAN. ANDI DUDUK DENGAN LESU, KEPALANYA DIBALUT DAN IA MASIH NAMPAK KESAKITAN. IBU DUDUK DI SAMPINGNYA. ANTI DAN DINA BERDIRI DI SEBELAH KANAN BALAI-BALAI. BAPAK DI SEBELAH KIRI PANGGUNG. NARASI : DESA SUKADAMAI SUDAH PASTI TERGUSUR UNTUK KEPERLUAN PEMBANGUNAN JALAN TEMBUS. BERBAGAI REAKSI TELAH DIPERLIHATKAN WARGA DESA SUKADAMAI. ADA YANG MENJADI GELISAH TAK KARUAN, ADA YANG TENANG-TENANG SAJA DAN MENERIMA SEMUA INI DENGAN PASRAH, ADA YANG MENJADI STRESS DAN SAKIT-SAKITAN, ADA YANG MENCOBA MENENTANG DENGAN CARANYA SENDIRI, SAMPAI ADA YANG MENCOBA MEMANCING DI AIR KERUH. BAGAIMANA NASIB SELANJUTNYA PARA WARGA DESA SUKADAMAI. HARUSKAH MEREKA TENGGELAM DAN KEHILANGAN HARAPAN BERSAMA TERGUSURNYA DESA MEREKA? APA ARTI JALAN TEMBUS YANG SESUNGGUHNYA BAGI KITA? IKUTILAH EPISODE TERAKHIR BERIKUT INI. SELAMAT MENYAKSIKAN!

26 001. Bapak : Bapak kan sudah bilang Andi, jangan ambil tindakan sendiri-sendiri. Segala sesuatunya harus dimusyawarahkan dulu. Kamu ini kok malah Ibu : Sudah Pak, sudah. Jangan marah-marah begitu. Andi kan cuma terbujuk oleh Darno dan Amir saja Bapak : Bagaimana ibu tahu? 004. Dina : Betul, Om. Waktu itu kak Tono sempat mendengar pembicaraan mereka, tapi tidak tahu persis apa yang direncanakan Darno dan Amir. Sebenarnya kak Tono sempat menannyakan pada kak Andi, tapi kak Andi tidak mau mengatakannya Anti : Kenapa kak Andi tidak mau mengatakannya? 006. Bapak : Iya, Andi, kenapa kau tak mau memberitahukan Bapak? 007. Ibu : Katanya, Andi diancam! 008. Bapak : Diancam? Jaman apa ini? Kok masih ada ancam-ancaman segala! 009. Andi : Benar pak, mereka mengancam, kalau sampai Andi membocorkan rencana tersebut, kita sekeluarga akan mendapat susah Bapak : Seharusnya kau tak perlu takut Andi. Kalau kau mengatakan hal tersebut sebelumnya, kita bisa melaporkan pada yang berwajib! 011. Dina : Tapi... justru kak Andi terluka karena mencegah usaha Darno dan Amir untuk merusak buldoser yang akan dipakai untuk penggusuran Anti : Lho, darimana kau tahu Dina? 013. Dina : Kakakku yang mengatakan begitu Ibu : Ibu rasa sebaiknya kita tidak memperpanjang soal ini, kita sudah harus bersyukur pada Tuhan, Andi selamat, dan terbukti tidak terlibat dalam usaha pengrusakan itu... MUNCUL SEORANG PRIA SETENGAH BAYA DI DEKAT TERAS Pria : Selamat pagi... Waah, keliatannya sedang asyik sekali Bapak : Oh Pak Sumarto... selamat pagi, pak... mari, silakan masuk dan silakan duduk Pria : Saya mendengar musibah yang menimpa nak Andi tadi malam Bapak : Iya, kepalanya terserempet buldoser, waktu berusaha mencegah Darno dan Amir yang ingin merusak alat tersebut... Untunglah lukanya tidak parah...

27 019. Pria : Syukurlah kalau begitu... Peristiwa ini seharusnya tidak perlu terjadi, jika tidak ada pihak yang mencoba memancing di air keruh Ibu : Lho, bagaimana maksud Pak Sumarto...? 021. Bapak : Iya, kami jadi bingung, siapa yang mencoba memancing di air keruh? 022. Pria : Berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang saya dengar sewaktu saya menuju kemari tadi, ternyata Darno dan Amir itu hanyalah kaki tangan Pak Gondo, yang selama ini dikenal sebagai spekulan tanah Andi : Spekulan tanah, Om? Jadi Pria : Yah, ia berusaha mengacaukan suasana dan memaksa pemerintah menaikkan uang ganti rugi yang pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan baginya, mengingat sebagian besar tanah warga sudah dikuasainya Bapak : Ooooo begitu, pantas saja, selama ini ia pula yang paling getol membujuki warga untuk menjual tanah kepadanya dengan harga murah, dengan alasan agar segera digusur tanpa ganti rugi Pria : Yah, begitulah kira-kira rencana yang sudah disusun oleh Pak Gondo dan melalui Darno dan Amirlah, ia seringkali membujuk dan mengancam warga yang tidak mau menjual tanah mereka kepada Pak Gondo Andi : Tapi, Om, sebenarnya ganti rugi tersebut memang tidaklah seberapa Anti : Iya Om, nanti kami mau tinggal di mana? 029. Pria : Mengapa kalian harus kuatir. Om sudah menyediakan tempat yang lebih baik untuk kalian Ibu : Lho, maksud Pak Sumarto, bagaimana? 031. Bapak : Iya, Pak Sumarto, tempat yang lebih baik bagaimana? 032. Pria : Begini Pak Kardi, Bu Kardi, Andi, Anti, dan juga Dina. Kesejahteraan keluarga pekerja-pekerja di sawah-sawah yang aku miliki adalah menjadi tanggung jawabku. Belasan tahun kalian semua telah bekerja dengan baik dan setia di sini. Menabur, menanam, menyirami, dan menuai. Sudah baaaanyak.. yang kalian hasilkan selama belasan tahun di sini. Masak aku akan melupakan begitu saja jasa kalian selama ini? 033. Anti : Jadi, kami akan pindah ke mana, Om? 034. Pria : Kalian lihat bukit yang di sebelah sana itu? 035. Dina : Ada apa dengan bukit di sebelah sana itu, Om?

28 036. Pria : Di balik bukit itu, aku mempunyai sawah-sawah yang teramat luas, yang sudah siap untuk dituai. Aku membutuhkan banyak tenaga-tenaga penuai Bapak : Jadi, kita akan pindah ke sana bersama-sama, begitu maksud Pak Sumarto? 038. Pria : Ya, kita akan bekerja bersama-sama, bahu membahu, menabur, menanam, menyirami, dan menuai. Di sini sudah banyak yang kita tuai, biarlah kita juga mau bersama-sama pergi untuk menuai di tempat lain. Lagipula, apa yang kita korbankan di sini, tidaklah seberapa, jika kita bandingkan dengan pengorbanan Tuhan Yesus Dina : Maksud Om? 040. Pria : Kita telah mengorbankan tanah dan sawah kita, demi membangun jalan tembus ke kota yang kelak akan membawa kehidupan yang lebih baik bagi desa ini. Bukankah Tuhan Yesus juga telah berkorban di atas kayu salib demi membuka jalan tembus dari manusia kepada Allah?? 041. Bapak : Oh, betul, betul sekali apa yang dikatakan Pak Sumarto. Bapak sungguh seorang tua yang bijaksana Pria : Nah, sekarang marilah kita pergi, kita singsingkan lengan baju kita bersamasama, kita bekerja lebih keras lagi, kita harus terus menabur, menanam, menyirami, dan menuai, sebelum hari menjadi gelap. Siapakah kalian semua??? 043. Serentak : Siaaapppp...!!!!!! MUSIK BERBUNYI DENGAN RIANG. MEREKA SEMUA BERGEMBIRA DAN BERSALAM-SALAMAN. CAHAYA REDUP PERLAHAN-LAHAN. BLACK OUT Narasi : Lalu Ia berkata kepada mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Markus 16 ayat 15. MUSIK BERHENTI. CAHAYA DINYALAKAN KEMBALI TERANG. SEMUA PEMAIN MASUK KE PANGGUNG DAN MEMBERI HORMAT. SELESAI. Yung Darius Jakarta, 13 Oktober Direvisi untuk Doa 10 Malam 1998 Cileduk, 26 April 1998.

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius ADEGAN 1. RUANG TAMU. SORE HARI. DUA ORANG (L/P) SEDANG BERCAKAP-CAKAP. 001. Orang 1 : Kayaknya akhir-akhir ini aku jarang melihat kamu ke gereja 002. Orang 2 : Jarang..!??

Lebih terperinci

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang Para Lakon: 1. Bapak :... 2. Sulung :... 3. Peternak :... 4. Bungsu :... Adegan 1. Seorang bapak setengah baya nampak sedang berbincang-bincang

Lebih terperinci

TIADA YANG MUSTAHIL (versi khusus)

TIADA YANG MUSTAHIL (versi khusus) TIADA YANG MUSTAHIL (versi khusus) PANGGUNG DIBAGI MENJADI DUA BAGIAN, LATAR DEPAN DAN LATAR BELA- KANG. DI ANTARA KEDUANYA DIBUAT LAYAR YANG DAPAT DIBUKA KE KIRI DAN KE KANAN. PADA SAAT MENUTUP, LAYAR

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah. SAHABAT PERTAMA Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah. Lisha ayo cepat mandinya! Nanti kamu terlambat lho! kata mama dari bawah. Akhirnya Lisha turun dari lantai

Lebih terperinci

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi Bad Day Kring Kring Kring! Aduh berisik banget sih! Aku kan masih ngantuk nih! Aku mengeluh kesal pada diriku sendiri. Ya, rasanya tidurku semalam masih belum puas banget, butuh sekitar dua atau tiga jam

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

sebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata,

sebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata, Pindah Kelas Kring... Kring... Aku tidak mendengarkannya dan masih dalam mimpi. Setelah setengah jam terlewat, kring...! Ya ampun sekarang sudah jam 06.10, aku sudah telat. Dengan secepat mungkin, aku

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Saat berjalan, dia sempat melirik suami yang masih tertidur.

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

KRISTUS YANG TERSALIB Karya: Yung Darius

KRISTUS YANG TERSALIB Karya: Yung Darius KRISTUS YANG TERSALIB Karya: Yung Darius PANGGUNG TERBAGI TIGA BAGIAN, ATAS-TENGAH-BAWAH. BAGIAN ATAS UNTUK ADEGAN ALKITAB, TENGAH UNTUK PADUAN SUARA, BAWAH UNTUK ADEGAN MASA KINI. PANGGUNG DALAM KEADAAN

Lebih terperinci

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~ DOODLE [Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran Cast : Kalian yang membaca~ Part 1: Coretan Gambar Aku melihatnya lagi Gambar itu

Lebih terperinci

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA.

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA. SCENE 1 Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, CUT TO : SCENE 2 (Ceria) Met Pagi Dila, Tantri.!!, Pagi Ditra Ngomong-ngomong

Lebih terperinci

JUDUL :JAKA NGIYUB. SFX : suara angin (live) dan selanjutnya musik karawitan yang mengiringi tari bidadari yang turun ke bumi

JUDUL :JAKA NGIYUB. SFX : suara angin (live) dan selanjutnya musik karawitan yang mengiringi tari bidadari yang turun ke bumi Nama : Halilul Rahman Kelas : S1SI5F NIM : 08.12.3133 JUDUL :JAKA NGIYUB ADEGAN 1 SFX : Musik masuk panggung (karawitan) Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub memikul kayu dan meletakkannya. Kemudian membasuh mukanya

Lebih terperinci

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama ,, DAN KERETA API By El Johan Kristama 2011-El Johan Kristama Perancangan Film Kartun NIM 09.11.2906 09-S1TI-05 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA eljohan.mail@gmail.com Sinopsis Naskah ini menceritakan tentang kisah

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN

PERANCANGAN FILM KARTUN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH KISAH ANAK JALANAN Oleh YUS HARIADI 08.11.2104 S1 TEKNIK INFORMATIKA S1 5D Kisah Anak Jalanan Wrriten by Yus Hariadi 04 November 2010 Anak jalanan Mataram, NTB Blackscreen

Lebih terperinci

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA MINGKIAJA HANYA KAMU BAB 1 AMANDA Hanya dengan memandangi fhotomu membuat hatiku damai, tetapi hanya sebatas itu yang dapat aku lakukan. Saat ini dirimu menjadi milik lelaki lain, lelaki yang sebenarnya

Lebih terperinci

Arti Sahabat. Karena merasa iri hati, Alexa dan Tifa yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengacaukan suasana.

Arti Sahabat. Karena merasa iri hati, Alexa dan Tifa yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengacaukan suasana. Arti Sahabat Luna, Olive, Silvy, dan Meta sedang duduk berkumpul bersama. Mereka mengobrol, bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling menjahili satu sama lain. Sungguh seperti sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Markus: Aku perhatikan dalam cerita Budi bahwa Budi bilang Yakub tidak bertanggung jawab. Tidak baik untuk menjelekkan orang begitu.

Markus: Aku perhatikan dalam cerita Budi bahwa Budi bilang Yakub tidak bertanggung jawab. Tidak baik untuk menjelekkan orang begitu. Persiapan untuk memakai dalam training DK Fotokopi bahan ini 2 kali. Cari 2 peserta (pria) yang rela memainkan mainan peran ini dalam pelatihan. Minta mereka untuk membaca bagian mereka sebelumnya, agar

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku Dalam sehari, dia membuatku menangis Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari Hanya dalam sehari BRRAKKK!!! Pukulan Niken nyaris menghancurkan

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 5 PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Di Matius 10:16-23, Yesus ingin mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi oposisi (perlawanan); Dia ingin memberitahu mereka bahwa akan muncul perlawanan.

Lebih terperinci

'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes.

'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes. icha duduk sendirian di sebuah cafe sambil menatap hujan 'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes. ia teringat

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Tugas Broadcasting Perpecahan Antar Sahabat Disusun Oleh : Nama : Muhammad Arif Alim NIM : 09.11.2929 Kelas : 09 S1TI 05 Mata Kuliah : Broadcasting Dosen Pembimbing : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua Rahasia Gudang Tua Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah suara petir yang silih berganti membuatnya susah memejamkan mata. Hiasan gantung di luar jendela kamarnya selalu bergerak ditiup angin

Lebih terperinci

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski.

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski. Peristiwa heboh yang terjadi saat pertandingan besar antara kesebelasan PERSIKABA dan TIMNAS masih hangat menjadi perbincangan. Begitupun halnya yang tengah hangat diperbincangkan di Sekolah Dasar Baitunnur.

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul Aku tak tahu bagaimana semua peristiwa ini bermula. Yang jelas, keadaan sudah sangat memburuk ketika aku keluar dari kamar mandi dan Ali masuk ke kamarku

Lebih terperinci

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN Oleh: Aghana V Idents Copyright 2015 by Aghana V Idents Penerbit ( nulisbuku.com

Lebih terperinci

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana. Bahkan sang juara sejati sekali pun pasti pernah mengalami kegagalan. Itu wajar dalam setiap perjalanan hidup manusia, karena terbentuknya mental sang juara yang sesungguhnya adalah ketika orang itu pernah

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 Suatu siang di Desa Tantular... 7 Akhirnya Sampai juga di desaku. Syukurlah. Lumayan juga perjalanan kita Kamu serius akan meninggalkan usaha kita di kota? Aku serius. Ini saatnya aku mengabdi

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.1

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.1 1. Fitri: Tadi pagi Kak Ali ikut donor darah? Ali : Iya, Fit. Fitri: Sakit tidak saat darahnya diambil? Ali : Tidak, malah setelah donor dapat makan enak. Fitri:... SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8.

Lebih terperinci

Bab 1. Awal Perjuangan

Bab 1. Awal Perjuangan Bab 1 Awal Perjuangan Ivan adalah nama dari seorang anak yang memiliki cita-cita sekolah karena keterbatasan biaya Ivan harus membantu kedua orang tuanya ayah yang bekerja sebagai pemulung sampah dan ibu

Lebih terperinci

Memang benar. Asap tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit dan berlari mengikuti teman-temannya.

Memang benar. Asap tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit dan berlari mengikuti teman-temannya. Siang itu panas sekali. Matahari bersinar garang. Tapi hal itu tidak terlalu dirasakan oleh Kancil. Dia sedang tidur nyenyak di bawah sebatang pohon yang rindang. Tiba-tiba saja mimpi indahnya terputus.

Lebih terperinci

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya. Keledai Cerpen Dedy Tri Riyadi (Koran Tempo, 6 April 2014) LELAKI tua itu memandang ke arah jalan yang ramai di luar jendela. Di jalanan, entah karena apa, banyak sekali orang seperti sedang menunggu sesuatu

Lebih terperinci

Dengan senyum aku menyapanya. Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.

Dengan senyum aku menyapanya. Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku. Senyum Terakhir Dengan nafas yang terengah-engah setelah mengendarai sepeda. Aku terhenti saat ku melihat dia, aku tak tau siapa dia. Wajahnya cukup cantik dan manis, aku singgah membeli segelas air untuk

Lebih terperinci

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di Chapter I: The First Meeting Seorang gadis sedang berjalan bahagia di sepanjang jalan pada malam yang cerah. Ia melihat ke sekelilingnya dengan senyum ceria. Ia berharap hal aneh itu tidak akan muncul

Lebih terperinci

Alergi Gelembung. Girl and the Magic Tree 1

Alergi Gelembung. Girl and the Magic Tree 1 Alergi Gelembung Duh, jawabannya apaan, ya? gumam Deva mengeluh. Ia menatap PR Matematikanya. Ada lima soal di situ dan sudah empat soal yang dikerjakan Deva. Hmmm... 1.125 dikali 54 hasilnya berapa, ya?

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja BAB 1 Peacock Coffee, masih menjadi tempat favoritku dan sahabat untuk melepas penat dari rutinitas sekolah seharihari. Kafe ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, namun terkesan mewah dan simpel.

Lebih terperinci

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar? Setting: Di suatu hari yang cerah beberapa hari setelah dilakukannya implementasi oleh perawat Evita mengenai senam kaki dan edukasi mengenai terapi diet bagi sekelompok masyarakat yang menderita DM. Maka

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

S a t u DI PAKUAN EXPRESS S a t u DI PAKUAN EXPRESS Ya, awal tahun 2008. Pindah ke rumah sendiri. Berpisah dari orangtua, pindah kerja pula ke Jakarta. Meninggalkan kenyamanan kerja di Bogor rupanya membuatku terkaget-kaget dengan

Lebih terperinci

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen. Chapter 1 Sebuah sekolah SMA swasta di suatu tempat, tepatnya di suatu kelas, seorang guru wanita muda tengah berdiri di depan papan tulis putih yang telah penuh dengan coretan-coretan spidol hitam. Setelah

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan 8 Hemat Energi Bertelepon dan bermain drama hampir sama. Dalam dua kegiatan tersebut terdapat percakapan. Tahukah kamu bagaimana berbicara di telepon? Apa pula yang dinamakan drama itu? Belajar Apa di

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang...

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang... SODIS BOTOL AJAIB Seru sekali lomba lari itu! Mereka berlari sekencang-kencangnya untuk memenangkan perlombaan. 4 5 Pada suatu pagi di hari Minggu, Ani dan Ayah berjalan-jalan. Sesampai di dekat lapangan,

Lebih terperinci

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah SATU Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah sekali. Namaku Reginia, Nia begitu sapaan orang-orang kepadaku. Aku dan suamiku Santoso baru saja pindah rumah. Maklum saja, aku dan Santoso adalah

Lebih terperinci

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya. Hari Pertama di Sekolah Pagi itu di pedesaan dekat kota Bandung, Cindy mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. Semburat cahaya mentari pagi menyusup disela-sela dedadunan pohon akasia yang tumbuh di

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa 5 Aku Tidak Mengerti Orang Biasa Setelah pertengkaran aneh beberapa minggu lalu, aku berhasil mendapatkan hari libur minggu yang menyenangkan. Kali ini tanpa Siska ataupun ketua yang merencanakan menyusun

Lebih terperinci

Keindahan Seni Pendatang Baru

Keindahan Seni Pendatang Baru Pendatang Baru Hari ini adalah hari pertama Fandi masuk ke kampus. Karena dia baru pulang dari Aussie, setelah tiga tahun menetap dan sekolah disana, bersama dengan keluarganya. Orangtuanya telah mendaftarkannya

Lebih terperinci

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan Pendidikan 97 Bab 9 Pendidikan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) memberikan tanggapan tentang cerita pengalaman teman; 2) melakukan percakapan melalui telepon dengan

Lebih terperinci

Yoh. 13: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Yoh. 13: Pdt. Andi Halim, S.Th. Yoh. 13: 34-35 Pdt. Andi Halim, S.Th. Sebetulnya perintah mengasihi ini sudah ada sebelumnya tetapi perintah ini ditekankan kembali, diberikan dalam bentuk yang baru: seperti Tuhan Yesus mengasihi para

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

It s a long story Part I

It s a long story Part I It s a long story Part I #throwback MFR. Mantan terakhirku di zaman smp dulu. Semasa aku dan kamu mempunyai status, orang orang di sekolah bilang pasangan paling sweet satu sekolah. Bagaimana aku dan kamu

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #42 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

DI BAWAH KAKI TUHAN Karya: Yung Darius

DI BAWAH KAKI TUHAN Karya: Yung Darius DI BAWAH KAKI TUHAN Karya: Yung Darius Adegan 1. SEBUAH RUANG TAMU YANG SEDERHANA, TETAPI RAPI. PAGI HARI. RIA SEDANG BERSIAP UNTUK PERGI. IA SIBUK MENCARI-CARI SESUATU. 001. RIA : Aduuuh...! Ke mana sih,

Lebih terperinci

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca Puzzle-Puzzle Fiksi Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan menginspirasi pembaca JULIE 2 Akhirnya Buku Ini Milikku Aku tidak menghiraukan panasnya matahari di siang hari ini. Aku tetap berlari

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

Tuhan Hadir Dalam Kebuntuan Hidup 1 Raja-raja 19:9-18

Tuhan Hadir Dalam Kebuntuan Hidup 1 Raja-raja 19:9-18 Tuhan Hadir Dalam Kebuntuan Hidup 1 Raja-raja 19:9-18 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru 13 AGUSTUS 2017 PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi.

Lebih terperinci

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM) AZAN PERTAMA DENDY (Penulis : IDM) Jam menunjukkan pukul 10.30, suasana ruang kelas dua SD Negeri Watambo menjadi ramai. Setiap anak saling mendahului untuk keluar dari kelas. Ibu guru wali kelas dua hanya

Lebih terperinci

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar Oleh: Astari Ulfa Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar terang di langit. Bintang-bintang juga tampak kerlipnya, walaupun samar, kalah oleh cahaya rembulan. Malam ini penduduk Negeri Zaira

Lebih terperinci

Naskah Film Pendek. Sahabat Karib

Naskah Film Pendek. Sahabat Karib Naskah Film Pendek Sahabat Karib Oleh : Rasyidiah 10.21.0491 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 Naskah Sahabat Sejati Written by Rasyidiah

Lebih terperinci

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju 1 PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju halaman rumahnya dan sibuk untuk mengendarai sepeda bututnya itu. Gawat aku telat lagi, itu yang ada di dalam pikirannya. Dia tergesa-gesa hingga hampir menabrak

Lebih terperinci

Seratus Tiga. Seratus Fiksi Tiga Penulis. Hak Cipta 2010 oleh Ramdhani Nur, AK Basuki, Ma mar

Seratus Tiga. Seratus Fiksi Tiga Penulis. Hak Cipta 2010 oleh Ramdhani Nur, AK Basuki, Ma mar Seratus Fiksi Tiga Penulis --Cirebon, Semai Kata, 2012 viii+112 hlm, 13 x 19 cm Hak Cipta 2010 oleh Ramdhani Nur, AK Basuki, Ma mar Penulis: Ramdhani Nur, AK Basuki, Ma mar Rancang Sampul: Naim Ali Tata

Lebih terperinci

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03 Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03 Ibu Utha berjualan gorengan di tepi jalan. Di sana ada pisang, bakwan, tahu, dan cireng tersedia. Rasanya? Kata para pembelinya, gorengan Ibu Utha renyah dan

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari Namaku nanda, lengkapnya Nanda Prastika. Aku tinggal di sebuah desa bersama seorang wanita paruhbaya yang biasa aku panggil dengan sebutan emak ijah. Hidup

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

Indonesian Background Speakers

Indonesian Background Speakers 2012 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Background Speakers (Section I Listening and Responding Part A and Part B) Transcript Familiarisation Text Hallooo... apa kabar? Lama nggak jumpa nih!

Lebih terperinci

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) Dia indah, dia cantik. Bagiku dia penghuni taman hatiku. Namanya Andin. Buatku melihatnya tertawa, melihat dia tak terbebani itu bahagiaku. Andini Soebagio, perempuan cantik

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK GPdI HALELUYA. Jalan Kolonel Masturi 67 Cimahi Telepon: (022)

PELAYANAN ANAK GPdI HALELUYA. Jalan Kolonel Masturi 67 Cimahi Telepon: (022) PELAYANAN ANAK GPdI HALELUYA Jalan Kolonel Masturi 67 Cimahi Telepon: (022) 6650757 No: XXII/ VIII/ RH/ PELNAP/ 2009 Senin, 17 Agustus 2009 Ulang Tahun?? Mazmur 90: 12 ke- Anton : kapan kamu ulang tahun?

Lebih terperinci

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Tema 4 Pekerjaan Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu: 1. mengenal pentingnya memiliki harga diri; 2.

Lebih terperinci

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan? Aku dan Kamu Delapan tahun silam, awal pertemuan kita Tingkahmu yang polos, tenang, dan ceria Meruntuhkan tembok pertahanan hati Mengetuk dan perlahan memasuki Nalar terlampau cuek tetapi rasa kian acuh

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sinopsis. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Sinopsis. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Sinopsis Seorang pengarang muda yang bernama Ishak mempunyai pacar atau tunangan yang bernama Satilawati. Namun, kisah cinta mereka sempat terputus. Yang menjadi sebab pertama ialah Ishak sang

Lebih terperinci

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Negeri Peri Di Tengah Hutan Negeri Peri Di Tengah Hutan EXT. Desa Terpencil. Pagi Hari Disebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu, yang bernama. Ia senang sekali bermain ditepi hutan. Namun ibunya sebenarnya melarangnya.

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 1. Kemarin, Hana menerima undangan dari Ibu guru Santi. Bu Santi akan merayakan pesta ulang tahun ke-26 pada sabtu ini. Sekarang baru

Lebih terperinci

YESUS KRISTUS PENGHARAPAN DAN JAWABAN KITA Fragmen Natal 2000 GKK Disusun oleh: Tim PALKA

YESUS KRISTUS PENGHARAPAN DAN JAWABAN KITA Fragmen Natal 2000 GKK Disusun oleh: Tim PALKA YESUS KRISTUS PENGHARAPAN DAN JAWABAN KITA Fragmen Natal 2000 GKK Disusun oleh: Tim PALKA Adegan 1 Adegan 2 : Panggung kosong dan sunyi. Cahaya redup. Yusuf dan Maria masuk dari kanan menuju panggung.

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

"BOLA DAN CINTA" TRI ISTANTO S1TI-07

BOLA DAN CINTA TRI ISTANTO S1TI-07 "BOLA DAN CINTA" TRI ISTANTO 09.11.3028 09-S1TI-07 email : triistanto@yahoo.co.id Copyright tristanreds 2011 All Right Reserved RESENSI Bola dan Cinta adalah sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 12

Level 2 Pelajaran 12 Level 2 Pelajaran 12 KASIHNYA ALLAH (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai kasihnya Allah. Di 1 Korintus 13:13 tertulis berikut ini: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,

Lebih terperinci

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa!II Allah Ingin Berbicara dengan Saudara *I Bagaimana Allah Berbicara dengan Saudara li Bagaimana Mendengar Allah Berbicara III Bertindak Menurut Apa yang Dikatakan Allah

Lebih terperinci

Tema 1. Keluarga yang Rukun

Tema 1. Keluarga yang Rukun Tema 1 Keluarga yang Rukun Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia memerlukan bantuan orang lain. Manusia disebut makhluk sosial. Manusia saling bekerja sama. Mereka hidup bersama. Kalian mempunyai keluarga?

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu. Sahabat Terbaik Hari Minggu pagi yang cerah ini seharusnya adalah waktu yang menyenangkan untuk olahraga bersama sahabat terdekat. Sayangnya, hari ini Femii sedang tidak enak badan, perut dan punggungnya

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya suatu hari, dia pun memberanikan diri untuk mengintip. Terlihat seorang bocah lelaki

Lebih terperinci

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090 PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci