RANCANGAN PEDOMAN PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA (PROGRAM PERMATA)
|
|
- Siska Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RANCANGAN PEDOMAN PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA (PROGRAM PERMATA) Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Januari - 1 -
2 Daftar ISI Rancangan Pedoman Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (Program PERMATA) Halaman Daftar Isi i Kata Pengantar ii Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Program PERMATA I.2 Dasar Hukum Program PERMATA I.3 Tujuan Program PERMATA Bab II Persiapan Pelaksanaan Program PERMATA II.1 Persyaratan Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan tinggi Penerima II.2 Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama Antara Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima II.3 Sosialisasi Program PERMATA di Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima Bab III Pelaksanaan Program PERMATA III.1 Persyaratan Mahasiswa Peserta Program III.2 Rekrutmen/Seleksi Mahasiswa Peserta Program III.3 Pelaksanaan Program III.4 Proses Pemberangkatan Mahasiswa III.5 Penyambutan dan Pendampingan III.6 Pelaksanaan Kegiatan Akademik III.7 Kewajiban Perguruan Tinggi Peserta Program III.8 Hak dan Kewajiban Mahasiswa Peserta Program III.9 Pembiayaan Program Bab IV Monitoring dan Evaluasi IV.1 Monitoring Program IV.2 Evaluasi Program Bab V Penutup
3 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Program PERMATA Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan nasional, tidak dapat dilepaskan dari amanat Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Peran perguruan tinggi sebagai penyelenggara layanan pendidikan tinggi sangat strategis. Peran Perguruan tinggi tidak sekedar membuka akses pendidikan tinggi sebagai implementasi dari kewajiban konstitusional untuk menyelenggarakan pendidikan. Perguruan tinggi berperan dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa menghasilkan modal sumber daya manusia Indonesia dengan cara menghasilkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peran strategis ini dimainkan oleh perguruan tinggi dengan sejumlah tantangan baik yang berasal dari internal perguruan tinggi maupun lingkungan eksternal. Tantangan internal perguruan tinggi terutama berasal dari tata kelola perguruan tinggi yang belum dilakukan sesuai standar tata kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance). Pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia masih banyak yang dilakukan secara tradisional, tanpa didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang bersinergis dengan kebutuhan stakeholder atau rencana strategis dan prioritas nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Tantang eksternal berupa semakin kritisnya masyarakat terhadap perguruan tinggi, jumlah perguruan tinggi yang terus bertambah, biaya pendidikan tinggi semakin meningkat sedangkan proporsi jumlah keluarga yang mampu membayar penuh biaya kuliah di universitas semakin menurun, revolusi besar di bidang teknologi yang berdampak revolusioner terhadap - 3 -
4 sistem pengajaran dan bagaimana mahasiswa belajar, sektor pencetak laba telah memasuki pasar pendidikan tinggi, sementara dukungan politik dan keuangan terhadap pendidikan tinggi semakin berkurang. Kondisi yang demikian, justru harus dihadapi oleh perguruan tinggi pada saat yang bersamaan dengan terjadinya globalisasi, termasuk globalisasi pendidikan. Globalisasi, termasuk dalam bidang pendidikan tinggi, merupakan phenomena yang tidak dapat dihindari oleh Indonesia. General Agreement on Trade in Services (GATS) yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia merupakan pintu masuknya perguruan tinggi asing untuk menyediakan jasa layanan pendidikan tinggi di Indonesia. Sebagai konsekuensi Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 65, Bab XVIII tentang Penyelenggaraan Pendidikan Oleh Lembaga Negara Lain, maka perguruan tinggi asing dapat menyelenggarakan pendidikannya di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi asing saat ini telah mulai berekspansi ke Indonesia, baik dalam skala terkecilnya bekerjasama dengan konsultan pendidikan atau dengan cara mendirikan cabang unit pendidikannya di Indonesia, hingga melalui mekanisme kerjasama dengan perguruan tinggi di tanah air, dengan satu tujuan untuk mendapatkan mahasiswa unggulan dari Indonesia. Dengan populasi penduduk usia perguruan tinggi mencapai lebih dari 25 juta jiwa dan terus akan meningkat, Indonesia merupakan pasar yang sangat menggiurkan bagi perguruan tinggi asing. Menghadapi tantangan tersebut, perguruan tinggi di Indonesia harus terus mengembangkan diri, meningkatkan kualitas dan relevansinya. Di sisi lain, berbagai masalah yang berkaitan dengan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia antara lain terjadi karena disparitas kualitas pendidikan di antara perguruan tinggi masih sangat tajam, sementara pola pembinaan yang melibatkan perguran tinggi yang kuat terhadap yang lebih lemah belum berjalan dengan baik. Hingga saat ini - 4 -
5 belum terciptanya pola kerjasama antar perguruan tinggi di Indonesia yang dapat mempekuat daya saing dalam era globalisasi pendidikan tinggi tersebut di atas. Kerjasama sesama perguruan tinggi maupun dengan lembaga lain sangat penting bagi pembangunan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Kerjasama pendidikan tersebut akan memberikan peluang bagi pendidikan tinggi nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan, memperluas akses dan memperkuat jejaring antar perguran tinggi nasional. Kerjasama tersebut akan berdampak pada perluasan wawasan kebangsaan bagi sivitas akademika perguruan tinggi, meningkatan sinergi antara perguruan tinggi, meningkatkan efisiensi sumberdaya unutk pembelajaran dan riset, menumbuhkembangkan Center of Excellence, meningkatkan standar mutu antar perguruan tinggi nasional, membangun kapasitas bersama untuk meningkatkan dayasaing bangsa, dan memperkuat peran perguruan tinggi sebagai perekat persatuan negara. Sebagai komitmen sejak awal berdirinya, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), dimana para rektor Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia, yang menjadi anggota dari majelis ini telah menyepakati untuk mengambil peran sebagai wadah perekat bangsa di tengah-tengah isu kemajemukan, desintegrasi, otonomisasi dan globalisasi yang lagi marak saat ini. Bias yang begitu luas dari perkembangan isu ini, dinilai sangat berpotensi mengikis akar budaya, karakter dan jati diri bangsa Indonesia, bila tidak diiringi dengan keawasan, kedewasaan dan wawasan kebangsaan yang baik dari seluruh komponen bangsa. Perguruan Tinggi sebagai pusat pencerdasan dan peningkatan derajat martabat sumber daya manusia dan kapasitasnya sebagai rahim budaya perdamaian, harus mengambil inisiatif dalam mencegah keretakan bangsa ini melalui pendidikan, yang dipercaya dapat memperluas pemahaman berkehidupan kebangsaan di tengah kemajemukan bangsa. Generasi muda dan mahasiswa pada khususnya, harus dapat memposisikan - 5 -
6 diri sebagai perisai peradaban bangsa, sehingga kedepan dapat menjadi pilar-pilar bangsa yang kemajuan. memiliki integritas tinggi dalam menyikapi setiap perubahan dan Dalam perkembangannya, pendidikan tinggi di Indonesia, semakin hari semakin dirasakan besarnya ketimpangan mutu, fasilitas dan kemandiriannya. Perguruan Tinggi maju semakin melaju meninggalkan Perguruan Tinggi yang kurang maju sehingga dikhawatirkan dapat memicu pudarnya nilai integritas kebangsaan di antara mahasiswa dan generasi muda yang ada didalamnya. Atas pertimbangan tersebut, MRPTNI dengan bimbingan dan arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kemudian bertekad untuk menyelenggarakan kegiatan PERMATA Pertukaran Mahasiswa Tanah Air-Nusantara, yaitu kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiwa PTN se tanah air untuk mengikuti pekuliahan yang relevan di PTN lainnya di seluruh nusantara, sepanjang memenuhi krteria yang telah ditetapkan, dalam bentuk kegiatan akademik atau credit earning or credit transfer. I.2 Dasar Hukum Program PERMATA Pelaksanaan Program PERMATA didasarkan pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301). 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5336)
7 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157). 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor No 103 tahun 2007 tentang Pengesahan Regional Convention on the Recognition of Studies, Diplomas, and Degrees in Higher Education in Asia and the Pacific. 6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/U/1999 tentang Kerjasama Perguruan Tinggi 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Kerja Sama Perguruan Tinggi Dl Indonesia Dengan Perguruan Tinggi Atau Lembaga Lain di Luar Negeri - 7 -
8 I.3 Tujuan Program PERMATA Secara umum tujuan dari kegiatan PERMATA Pertukaran Mahasiswa Tanah Air- Nusantara adalah untuk: 1. Meningkatkan wawasan kebangsaan mahasiswa melalui pertukaran mahasiswa PTN se Indonesia 2. Meningkatkan integritas, solidaritas, dan perekat kebangsaan antar-mahasiswa se- Indonesia. 3. Mempersiapkan pemimpin bangsa yang memiliki karakter nasional yang berwawasan kebangsaaan NKRI. 4. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk merasakan dan memanfaatkan fasilitas pendidikan dan suasana akademik di PTN tujuan. 5. Memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antar PTN se Indonesia Secara khusus Program PERMATA ditujukan untuk membangun dan memperkuat nasionalisme mahasiswa, meningkatkan komunikasi mahasiswa lintas PTN dan lintas budaya, serta memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil perkuliahan di PTN yang memiliki keunggulan dan kekhasan keilmuan tertentu sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari mahasiswa yang bersangkutan, serta atmosfir akademik yang berbeda melalui peningkatan mobilitas mahasiswa
9 BAB II PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PERMATA II.1 Persyaratan Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima 1. Program PERMATA adalah program kerjasama yang dilakukan oleh dan antara perguruan tinggi negeri se-indonesia. 2. Perguruan Tinggi Pengirim adalah perguruan tinggi asal dari mahasiswa yang mengikuti Program PERMATA 3. Perguruan Tinggi Penerima adalah perguruan tinggi tempat mahasiswa peserta Program PERMATA melaksanakan kegiatan akademik selama jangka waktu berlangsungnya Program PERMATA 4. Perguruan Tinggi Pengirim wajib memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Merupakan Perguruan Tinggi Negeri Indonesia b. Merupakan anggota Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia; c. Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima telah menandatangani Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama Pertukaran Mahasiswa yang ditandatangani oleh Rektor masing-masing Perguruan Tinggi. d. Perguruan Tinggi Pengirim telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. e. Program Studi asal yang mengirimkan mahasiswa peserta Program PERMATA wajib memiliki ijin Operasional dari Kementerian Pendidikan - 9 -
10 dan Kebudayaan Nasional cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. f. Program Studi asal yang mengirimkan mahasiswa peserta Program PERMATA wajib telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Badan Akreditasi Mandiri sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 5. Perguruan Tinggi Penerima wajib memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Merupakan anggota Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia; b. Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima telah menandatangani Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama Pertukaran Mahasiswa yang ditandatangani oleh Rektor masing-masing Perguruan Tinggi. c. Perguruan Tinggi Penerima telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. d. Program Studi yang menerima mahasiswa peserta Program PERMATA wajib memiliki ijin Operasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. e. Program Studi yang menerima mahasiswa peserta Program PERMATA wajib telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Badan Akreditasi Mandiri sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan peringkat Akreditasi sekurang-kurangnya B. 6. Apabila dalam dalam jangka waktu pelaksanaan Program PERMATA terjadi penurunan peringkat Akreditasi Program Studi dari Perguruan Tinggi
11 Penerima sehingga peringkat Akreditasi menjadi kurang dari peringkat B, maka Program tetap dilaksanakan sampai dengan berakhirnya jangka waktu Program yang bersangkutan. 7. Apabila dalam dalam jangka waktu pelaksanaan Program PERMATA terjadi perubahan peringkat Akreditasi Program Studi dari Perguruan Tinggi Penerima sehingga menjadi tidak terakreditasi, maka Perguruan Tinggi Pengirim dapat membatalkan Program yang sedang berjalan dan menarik kembali mahasiswanya dari Program Studi yang bersangkutan. II.2 Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama Antara Perguruan Tinggi Pengirim Dan Perguruan Tinggi Penerima 1. Sebelum dilaksanakannya Program PERMATA antara dua atau lebih Perguruan Tinggi yang telah memenuhi persyaratan-persyaratan Program PERMATA, maka terlebih dahulu wajib ditandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dan Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) antara perguruan tinggi-perguruan tinggi peserta Program PERMATA 2. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dan Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) ditandatangani oleh Rektor masing-masing perguruan tinggi. 3. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) sekurang-kurangnya memuat: a. Identitas Perguruan Tinggi yang melaksanakan kerjasama b. Tujuan Nota Kesepahaman c. Jangka Waktu Nota Kesepahaman d. Pokok-pokok Kesepahaman yang disepakati
12 e. Berakhirnya Nota Kesepahaman 4. Dalam jangka waktu yang disepakati oleh Para Pihak, Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) harus ditindaklanjuti dengan membuat dan menyepekati Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) yang berisi ketentuan yang lebih rinci dan lebih teknis dari pelaksanaan kerjasama pertukaran mahasiswa. 5. Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) sekurang-kurangnya memuat : a. Identitas Perguruan Tinggi yang melaksanakan kerjasama b. Jangka Waktu Perjanjian Kerjasama c. Deskripsi program kerja sama secara rinci yang sekurang-kurangnya memuat tentang: 1. Sistem rekrutmen peserta termasuk ketentuan persyaratanpersyaratan mahasiswa peserta Program 2. kurikulum (learning outcomes, proses belajar, beban belajar, evaluasi dan sistim pelaksanaannya) 3. jumlah program studi yang ditawarkan dari masing-masing Fakultas 4. jumlah mahasiswa yang dapat diterima sebagai peserta Program untuk masing-masing Program Studi 5. jumlah SKS yang dapat diambil oleh mahasiswa peserta Program 6. jumlah semester yang ditempuh oleh mahasiswa peserta Program 7. tempat pelaksanaan program kerja sama yang menjelaskan tempat dimana setiap mahasiswa peserta wajib menempuh semua beban studi 8. sistim koordinasi pelaksanaan program kerjasama 9. skema pembiayaan
13 d. Hak dan Kewajiban Para Pihak/ Perguruan Tinggi yang bekerjasama e. Hak dan Kewajiban mahasiswa peserta Program f. Penyelesaian perselisihan g. Berakhirnya Perjanjian Kerjasama 6. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dan Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) dibuat dalam jumlah rangkap (eksemplar) sesuai dengan jumlah perguruan tinggi yang melaksanakan kerjasama yang bersangkutan dan 1 (satu) rangkap diperuntukkan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional cq. Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. II.3 Sosialisasi Program PERMATA di Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima 1. Seluruh Perguruan Tinggi Negeri yang tergabung dalam keanggotaan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia wajib melaksanakan sosialisasi Program PERMATA di lingkungan perguruan tinggi masing-masing. 2. Bentuk dan jenis kegiatan serta pembiayaan sosialisasi Program PERMATA sepenuhnya merupakan kewenangan dan tanggungjawab masing-masing perguruan tinggi 3. Sebaiknya bahan sosialisasi dapat di samakan antar seluruh peserta Program PERMATA, dengan menambahkan bagian atau karakter yang khusus dari PTN peserta program PERMATA
14 4. Bahan sosialisasi yang disamakan dapat berupa brosur, website atau bahan presentasi yang dapat diunduh pada masing masing situs PTN peserta program PERMATA. 5. Sosialisasi Program perlu dikoordinasikan dengan DIKTI. BAB III PELAKSANAAN PROGRAM PERMATA III.1 Persyaratan Mahasiswa Peserta Program 1. Peserta adalah mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri anggota MRPTNI diseluruh Indonesia yang memenuhi syarat kualifikasi sebagai berikut : a. Mahasiswa yang dapat mengambil transfer SKS adalah mahasiswa aktif pada semester 5 sampai semester 8 dari PTN anggota MPRTNI b. memiliki IPK sekurang-kurangnya 3.0 c. tidak pernah dikenakan sanksi akademik berdasarkan peraturan akademik atau peraturan disiplin dan etika mahasiswa pada Perguruan Tinggi Pengirim yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Dekan atau Ketua Program Studi 2. Calon peserta memenuhi kelengkapan dokumen sebagai berikut: a. Surat ijin dari orang tua atau wali bagi mahasiswa yang kedua orangtuanya telah meninggal dunia b. Surat rekomendasi dari Dekan atau Ketua Program Studi c. Surat rekomendasi dari Pembantu Rektor/Wakil Rektor Bidang Akademik di Perguruan Tinggi Pengirim;
15 d. Menandatangani kesediaan untuk mengikuti ketentuan administrasi, akademik dan tata tertib kehidupan kampus pada Perguruan Tinggi Penerima. e. Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter Rumah Sakit Universitas/ Poliklinik Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Pengirim III.2 Rekrutmen/Seleksi Mahasiswa Peserta Program 1. Dua bulan sebelum masa perkuliahan anggota MPRTNI menerbitkan daftar PS dan MK yang dapat diambil oleh calon peserta beserta silabusnya, kuota serta jadwal perkuliahan melalui website MPRTNI dan atau website masing masing PTN peserta program PERMATA. 2. Calon peserta wajib mendaftarkan diri di Perguruan Tinggi Pengirim dengan melengkapi seluruh persyaratan yang berlaku. 3. Perguruan Tinggi Pengirim melakukan seleksi awal dan melalui Pembantu Rektor I/Wakil Rektor Bidang Akademik mengirimkan calon peserta kepada PTN Penerima selambat-lambatnya 30 hari sebelum perkuliahan dimulai disertai dengan seluruh kelengkapan yang berlaku berupa soft dan hard copy; 4. Kriteria penilaian dan standar kelulusan wawancara ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Pengirim. 5. Perguruan Tinggi Penerima berhak menyeleksi pelamar untuk dapat diterima sebagai peserta program alih kredit dengan mempertimbangkan: a. Daya tampung yang tersedia di Perguruan Tinggi Penerima b. Mata kuliah prasyarat yang harus ditempuh
16 c. Dokumen-dokumen pendukung yang dikirimkan oleh Perguruan Tinggi Pengirim 6. Perguruan Tinggi Penerima melalui Pembantu Rektor I /Wakil Rektor Bidang Akademik menerbitkan surat penetapan penerimaan sesuai kuota yang tersedia selambat-lambatnya 10 hari sebelum kuliah dimulai. 7. Perguruan Tinggi Penerima menetapkan Ketua Program Studi sebagai Pembimbing Akademik bagi mahasiswa peserta transfer SKS. 8. Mahasiswa peserta transfer SKS hadir di Perguruan Tinggi Penerima selambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perkuliahan dimulai untuk melakukan pendaftaran ulang, pembuatan Kartu Tanda Mahasiswa Sementara serta menerima penjelasan tentang peraturan akademik dan tata kehidupan kampus. 9. Mahasiswa peserta transfer SKS mengikuti seluruh kegiatan perkuliahan sejak hari pertama perkuliahan dimulai yang meliputi kuliah, praktikum dan praktek lapangan (bila ada), tugas terstruktur, kuis dan ujian, serta kegiatan kemahasiswaan sesuai minatnya. 10. PTN Penerima menerbitkan transkrip bagi mahasiswa peserta transfer SKS pada akhir semester yang diikuti. III.3 Pelaksanaan Program 1. Transfer SKS dilaksanakan dalam satu semester penuh sesuai kalender akademik yang ditetapkan oleh Program Studi/Perguruan Tinggi Penerima
17 2. Seorang mahasiswa hanya memiliki kesempatan satu kali untuk mengambil dan mendapat pengakuan nilai transfer SKS selama satu semester dan hanya pada satu Program Studi pada Perguruan Tinggi Penerima. 3. Jumlah SKS yang dapat diambil dan diakui dalam satu semester adalah 15 sampai dengan 21 SKS. 4. Dalam satu semester berjalan jumlah peserta transfer SKS untuk satu mata kuliah maksimal 5 (lima) orang, namun dengan pertimbangan tertentu Program Studi/Perguruan Tinggi Penerima dapat meningkatkan daya terimanya sesuai dengan kesediaan dan daya tampung Program Studi/ Perguruan Tinggi yang bersangkutan. 5. Selama mengikuti transfer SKS mahasiswa berhak mendapat pelayanan administrasi dan akademik Perguruan Tinggi Penerima mencakup: a) memperoleh Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) Sementara dari Perguruan Tinggi Penerima yang berlaku selama satu semester; b) memperoleh pelayanan perpustakaan; c) memperoleh kesempatan berkonsultasi dengan dosen pengampu dan Pembimbing Akademik (PA) di Perguruan Tinggi Penerima termasuk informasi tentang pemondokan dan biaya hidup di kota lokasi Perguruan Tinggi Penerima, dan d) kegiatan kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Penerima, 6. Mahasiswa peserta transfer SKS diwajibkan mengikuti ketentuan administrasi, akademik dan tata tertib kehidupan kampus pada Perguruan Tinggi Penerima
18 7. Sistem penilaian bagi mahasiswa peserta transfer SKS dilakukan dengan mengikuti sistem yang berlaku di Program Studi/Perguruan Tinggi Penerima. 8. Pada akhir masa transfer SKS mahasiswa berhak mendapat transkrip nilai untuk mata kuliah yang telah diambilnya yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di Perguruan Tinggi Penerima. III.4 Proses Pemberangkatan Mahasiswa 1. Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima masing-masing menunjuk petugas yang bertanggungjawab dalam urusan pemberangkatan dan penerimaan mahasiswa peserta Program. 2. Sebelum mahasiswa Peserta Program berangkat menuju Perguruan Tinggi Penerima, kepada mahasiswa Peserta Program telah diberikan pembekalan dan seluruh informasi/keterangan-keterangan sehubungan dengan Program PERMATA. 3. Pembekalan juga setidaknya harus melingkupi informasi yang jelas mengenai syarat dan sanksi pelaksanaan program PERMATA dan juga mengenai PTN yang akan dituju termasuk kota tempat tinggal, nama penanggung jawab serta alamat dan nomor yang dapat dihubungi. 4. Petugas pemberangkatan dari Perguruan Tinggi Pengirim berkoordinasi dengan petugas dari Perguruan Tinggi Penerima mengenai keberangkatan mahasiswa Peserta Program meliputi nama-nama Peserta Program, tanggal keberangkatan dan modal transportasi yang dipergunakan
19 5. Untuk keamanan dan kenyamanan mahasiswa Peserta Program, maka Petugas penjemputan dari Perguruan Tinggi Penerima menjemput mahasiswa Peserta Program di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal tempat kedatangan mahasiswa Peserta Program dan mengantarkan mahasiswa Peserta Program ke tempat yang telah ditetapkan oleh petugas dari Perguruan Tinggi Penerima. III.5 Penyambutan dan Pendampingan 1. Mahasiswa peserta transfer SKS hadir di Perguruan Tinggi Penerima selambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perkuliahan dimulai untuk melakukan pendaftaran ulang, pembuatan Kartu Tanda Mahasiswa Sementara, serta menerima penjelasan tentang peraturan akademik dan tata kehidupan kampus. 2. Pada hari pertama kehadiran di Perguruan Tinggi Penerima, mahasiswamahasiswa peserta Program transfer SKS mendatangi Kantor Pembantu Rektor/Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan selanjutnya Pembantu Rektor/Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menunjuk petugas untuk mendampingi dan membantu mahasiswa/mahasiswa-mahasiswa peserta Program mengurus segala sesuatu yang diperlukan. 3. Mahasiswa Peserta Program dan Petugas pendamping menghadap ke Biro Akademik untuk menyelesaikan urusan-urusan administrasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Penerima. 4. Pembantu Rektor/Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pembantu Rektor/Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan atau petugas yang ditunjuk pada Perguruan Penerima memberikan penjelasan tentang berbagai hal yang diperlukan, antara lain :
20 a. peraturan akademik dan tata kehidupan kampus b. pengenalan kampus, khususnya Program Studi yang diikuti c. tempat tinggal/pemondokan d. Konseling dan keadaan darurat (nomor dan pihak yang bertanggung jawab selama program berlangsung) e. hal-hal lain yang diperlukan 5. Petugas pendamping membawa Peserta Program menghadap Dekan dan/atau Ketua Program Studi serta membantu mahasiswa Peserta Program mengurus hal-hal yang diperlukan pada tingkat Fakultas dan/atau Program Studi. III.6 Pelaksanaan Kegiatan Akademik 1. Pelaksanaan kegiatan akademik Peserta Program di Perguruan Tinggi Penerima dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik dan peraturan akademik yang berlaku di Perguruan Tinggi Penerima. 2. Peserta Program wajib mematuhi setiap peraturan akademik, peraturan disiplin, etika mahasiswa dan peraturan-peraturan lainnya yang diberlakukan oleh Perguruan Tinggi Penerima. 3. Peserta Program diperlakukan sama dengan mahasiswa Perguruan Tinggi Tinggi Penerima dalam hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan akademik. III.7 Kewajiban Perguruan Tinggi Peserta Program 1. Perguruan Tinggi Pengirim memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
21 a. Mengikuti persyaratan/ketentuan pelaksanaan transfer SKS (kalender akademik, standar penilaian, dll) yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Penerima. b. Menerima dan mengakui nilai yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Penerima dengan menyebutkan identitas Perguruan Tinggi Penerima untuk mata kuliah (MK) yang diambil di Perguruan Tinggi Penerima pada transkrip akhir mahasiswa yang bersangkutan. c. Dalam hal mahasiswa peserta program transfer SKS mendapatkan nilai D atau E dari Perguruan Tinggi Penerima maka kebijakan penyelesaiannya diserahkan kepada Perguruan Tinggi Pengirim. 2. Perguruan Tinggi Penerima memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut: a. Menerima calon mahasiswa peserta transfer SKS berdasarkan kuota yang tersedia di setiap Program Studi Perguruan Tinggi Penerima. b. Menyelenggarakan perkuliahan bagi mahasiswa peserta transfer SKS bersama-sama dengan mahasiswa regular di Perguruan Tinggi Penerima dan menyediakan konsultasi mata kuliah bila diperlukan. c. Menetapkan Ketua Program Studi Perguruan Tinggi Penerima sebagai Pembimbing Akademik (PA) bagi mahasiswa peserta transfer SKS. d. Menerbitkan transkrip bagi mahasiswa peserta transfer SKS dengan standar/sistem penilaian yang berlaku di Perguruan Tinggi Penerima. III.8 Hak dan Kewajiban Mahasiswa Peserta Program 1. Selama mengikuti transfer SKS mahasiswa berhak mendapat pelayanan administrasi dan akademik Perguruan Tinggi Penerima mencakup: a. memperoleh Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) Sementara dari Perguruan Tinggi Penerima yang berlaku selama satu semester; b. memperoleh pelayanan perpustakaan;
22 c. memperoleh kesempatan berkonsultasi dengan dosen pengampu dan Pembimbing Akademik (PA) di Perguruan Tinggi Penerima termasuk informasi tentang pemondokan dan biaya hidup di kota lokasi Perguruan Tinggi Penerima, dan d. kegiatan kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Penerima, 2. Pada akhir masa transfer SKS mahasiswa berhak mendapat transkrip nilai untuk mata kuliah yang telah diambilnya yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di Perguruan Tinggi Penerima. 3. Mahasiswa peserta transfer SKS diwajibkan mengikuti ketentuan administrasi, akademik dan tata tertib kehidupan kampus pada Perguruan Tinggi Penerima. 4. Perguruan Tinggi Penerima memiliki berhak untuk memberikan sanksi kepada mahasiswa peserta Program sesuai ketentuan yang berlaku di Perguruan Tinggi Penerima apabila mahasiswa Peserta Program melakukan perbuatan yang melanggar peraturan akademik, atau peraturan disiplin atau etika mahasiswa. III.9 Pembiayaan Program 1. Sumber pembiayaan penyelenggaraan Program PERMATA berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Perguruan Tinggi Pengirim, Perguruan Tinggi Penerima, mahasiswa peserta Program dan sumber pendanaan lain yang tidak mengikat, yang sesuai dengan standar SBU Beasiswa
23 2. Komponen biaya pelaksanaan Program PERMATA adalah sebagai berikut: No. Jenis Biaya Penanggungjawab Keterangan (1) (2) (3) (4) 01. Biaya SPP Perguruan Tinggi Pengirim SPP dibayarkan pada Perguruan Tinggi Pengirim 02. Biaya transportasi keberangkatan ke Perguruan Tinggi Penerima 03. Biaya transportasi keberangkatan ke Perguruan Tinggi Pengirim pada saat Program Berakhir 04. Biaya hidup mahasiswa Peserta Program termasuk biaya sewa tempat tinggal/pemondokan 05. Biaya penjemputan awal dan biaya transportasi lokal pada saat pemulangan peserta 06. Biaya pembekalan dan orientasi pengenalan kampus Perguruan Tinggi Pengirim Perguruan Tinggi Pengirim Perguruan Tinggi Pengirim Perguruan Tinggi Penerima Perguruan Tinggi Penerima Jumlah biaya ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Pengirim Jumlah biaya ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Pengirim Jumlah biaya setiap bulannya ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Pengirim atas informasi PT Penerima Jumlah biaya setiap bulannya ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Penerima. Jumlah biaya setiap bulannya ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Penerima
24 BAB IV MONITORING DAN EVALUASI IV.1 Monitoring Program 1. Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima melakukan monitoring atas pelaksanaan Program PERMATA 2. Perguruan Tinggi Penerima menyampaikan laporan keadaan mahasiswa Peserta Program setelah berakhirnya ujian tengah semester (UTS) yang sekurang-kurangnya meliputi : a. jumlah mahasiswa Peserta Program yang berasal dari Perguruan Tinggi Pengirim b. alamat tempat tinggal/pemondokan mahasiswa c. kendala/masalah yang dihadapi mahasiswa (jika ada) d. hal-hal lain yang dipandang perlu 3. Pada setiap akhir semester, Perguruan Tinggi Penerima membuat dan menyampaikan Laporan Kemajuan yang memuat kemajuan pelaksanaan kegiatan, yang mencakup identifikasi hambatan, langkah penanganan, dan analisis serta evaluasi. 4. Perguruan Tinggi Penerima membuat dan menyampaikan Laporan Akhir. Laporan ini selain memuat laporan hasil implementasi semester kedua, juga memuat analisis dan evaluasi menyeluruh terhadap proses dan hasil pembelajaran selama dua semester. Laporan akhir juga memuat analisis data dan masukan dari pihak-pihak terkait (yang diperoleh melalui diseminasi
25 program) serta rekomendasi kepada Perguruan Tinggi Pengirim bentuk dokumen tertulis lengkap dan Ringkasan Eksekutif dalam IV.2 Evaluasi Program 1. Berdasarkan hasil monitoring dan laporan-laporan kegiatan, Perguruan Tinggi Pengirim dan Perguruan Tinggi Penerima melakukan evaluasi bersama setelah berakhirnya jangka waktu Program yang dikerjasamakan. 2. Evaluasi Program menghasilkan keputusan bersama tentang keberlanjutan Program dan/atau rekomendasi perbaikan-perbaikan Program untuk masa yang akan datang. 3. Hasil Evaluasi dan rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dicantumkan dalam Berita Acara Evaluasi dan 1 (satu) rangkap/ eksemplar disampaikan kepada MRPTNI
26 BAB V PENUTUP Pedoman ini dibuat sebagai rujukan yang wajib dipedomani oleh seluruh anggota MRPTNI yang melakukan kerjasama dalam Program PERMATA. Pedoman ini sebagai rujukan dalam merumuskan Manual Prosedur/Standard Operating Procedure (SOP) pertukaran mahasiswa pada masing-masing Perguruan Tinggi Negeri anggota MRPTNI. Lingkup keberlakuan Pedoman ini terbatas pada perguruan tinggi negeri anggota MRPTNI yang saling bekerjasama dalam Program PERMATA dalam bentuk transfer SKS. Oleh karena itu, apabila terdapat kerjasama pertukaran mahasiswa yang dilakukan oleh PTN anggota MRPTNI dengan perguruan tinggi lain bukan anggota MRPTNI, termasuk perguruan tinggi di luar negeri, maka kerjasama tersebut dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan perguruan tinggi yang bekerjasama dengan tetap merujuk pada peraturan perundang-undangan. Apabila terdapat ketentuan-ketentuan dalam Pedoman ini yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat ini ataupun yang ada dikemudian hari, maka ketentuan-ketentuan dalam Pedoman ini akan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut
27 Lampiran-Lampiran (bila ada) 1. SK Dirjen Dikti mengenai Program PERMATA (bila ada)
28 Lampiran Nama Dan Nomor Kontak Penanggung Jawab Program PERMATA pada Masing Masing Perguruan Tinggi No. NAMA NIP JABATAN NOMOR TELEPON/HP
Pedoman Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (Permata) Tahun 2015
Pedoman Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (Permata) Tahun 2015 Design sampul dan Tata Letak/Penerbit/Redaksi DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA (PERMATA)
PANDUAN PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciProgram Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA
(PERMATA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program PERMATA Penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan nasional, tidak dapat dilepaskan dari
Lebih terperinciProgram Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program PERMATA Penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan nasional, tidak dapat dilepaskan dari amanat Pasal
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT DALAM NEGERI MAHASISWA LPTK
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT DALAM NEGERI MAHASISWA LPTK DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2018 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) Kopertis Wilayah VII Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) 2017 Kopertis Wilayah VII Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi TUJUAN PROGRAM PERMATA Meningkatkan wawasan kebangsaan Meningkatkan integritas,
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN
Lebih terperinciProgram Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program PERMATA Penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan nasional, tidak dapat dilepaskan dari amanat Pasal
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN
Lebih terperinciPanduan Penyelenggaraan Program Kerja Sama Pendidikan Tinggi
Panduan Penyelenggaraan Program Kerja Sama Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,
Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,
Lebih terperinciPEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI
PEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Periode 2017-2022 A. PENDAHULUAN Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciPEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA (PTAIS) TAHUN 2014
PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA (PTAIS) TAHUN 2014 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM Jln.
Lebih terperinciPEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS
PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2015 PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON
Lebih terperinciPANDUAN. Hibah Pertukaran Mahasiswa PGSD melalui SPADA Indonesia. Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
PANDUAN HIBAH PERTUKARAN PANDUAN MAHASISWA HIBAH PGSD KREDIT MELALUI TRANSFER SPADA MELALUI INDONESIA PDITT PANDUAN Hibah Pertukaran Mahasiswa PGSD melalui SPADA Indonesia Direktorat Pembelajaran Direktorat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA
PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2017 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA JAMBI Nomor : 045/SK/K/STIKOM-DB/VIII/2017 Tentang Perubahan
Lebih terperinciPEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim, Assalamu
Lebih terperinciLampiran Pengumuman Rektor tentang Peogram Beasiswa Doktoral Proyek IDB tahap II
Lampiran Pengumuman Rektor tentang Peogram Beasiswa Doktoral Proyek IDB tahap II PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN DOKTORAL (S-3) PROYEK PENGEBANGAN KAMPUS II UIN SUNAN AMPEL SURABAYA MELALUI
Lebih terperinciMenimbang: Mengingat:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR NOMOR : 1073/H36/PP/2010 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, Menimbang:
Lebih terperinciDAFTAR ISI 1 DAFTAR SINGKATAN.. 2 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUB BAGIAN AKADEMIK. 3
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 DAFTAR SINGKATAN.. 2 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUB BAGIAN AKADEMIK. 3 1. REGISTRASI AKADEMIK MAHASISWA BARU.... 3 2. REGISTRASI AKADEMIK MAHASISWA LAMA.... 4 3. PERKULIAHAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang
PENYUSUN LAPORAN 1. Ketua Lembaga Penjaminan Mutu : Dr. Ary Susatyo Nugroho, M.Si 2. Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu : Drs. Djoko Purnomo, MM 3. Kepala Pusat Penjaminan Mutu Internal : Endah Rita S.Dewi,
Lebih terperinciM E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PEROLEHAN KREDIT AKADEMIK DI UNIVERSITAS INDONESIA.
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 1335 /SK/R/UI/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PEROLEHAN KREDIT AKADEMIK REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem pendidikan nasional
Lebih terperinciNOMOR: PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM MAGISTER KONSENTRASI TATA KELOLA PEMILIHAN UMUM DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
- 2 - Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul
Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS
Lebih terperinciSELEKSI ANGGOTA MAJELIS AKREDITASI DAN DEWAN EKSEKUTIF BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016
SELEKSI ANGGOTA MAJELIS AKREDITASI DAN DEWAN EKSEKUTIF BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016 Sesuai dengan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dinyatakan
Lebih terperinciBUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN BEASISWA
PEDOMAN PELAYANAN BEASISWA DIREKTORAT KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2017-2022 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas karunia-nya Direktorat
Lebih terperinci- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
- 2 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA DALAM NEGERI (BPP-DN) UNTUK TENAGA KEPENDIDIKAN
I. PENDAHULUAN Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan tinggi, perguruan tinggi mempunyai peran dan fungsi strategis dalam mewujudkan amanat Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBUKU PEDOMAN PERWALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
BUKU PEDOMAN PERWALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN 2015 I. PENDAHULUAN Salah satu Tridarma Perguruan Tinggi adalah bidang pendidikan. Pendidikan Tinggi ini diantaranya bertujuan untuk: 1. Mengembangkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2017 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Intan Ahmad. ~ i ~
KATA PENGANTAR Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan berupaya mengalokasikan dana untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu
Lebih terperinciPedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik
Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik 1 PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK KURSUS i ii PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, April 2018 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan TTD. Intan Ahmad. ~ i ~
KATA PENGANTAR Sejak tahun 2012 pemerintah telah meluncurkan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang kemudian istilahnya disesuaikan menjadi Beasiswa Peningkatan
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM HIBAH PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL MATA KULIAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN DAN BERORIENTASI KKNI TAHUN 2016
PANDUAN PROGRAM HIBAH PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL MATA KULIAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN DAN BERORIENTASI KKNI TAHUN 2016 DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
Lebih terperinciPEDOMAN VISITING GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH DASAR (SD)
PEDOMAN VISITING GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH DASAR (SD) KEMENTERIAN AGAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 14 Tahun
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) TAHUN 2018
PEDOMAN TEKNIS BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) TAHUN 2018 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VII Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No. 177,
Lebih terperinci[Document title] [DOCUMENT SUBTITLE] WINDOWS USER
[Document title] [DOCUMENT SUBTITLE] WINDOWS USER BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tinggi dimaksudkan untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR
PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa program penataan sistem manajemen
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP
1 KATA SAMBUTAN Dalam berbagai kesempatan Presiden Indonesia menjelaskan salah satu pilar pengembangan Sumber Daya Manusia adalah Pengembangan SDM berbasis vokasi. Hal ini sangat strategis mengingat tidak
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN TAHUN 2015
PETUNJUK TEKNIS BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM Jln. Lapangan Banteng Barat
Lebih terperinciPEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (LANJUTAN)
PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (LANJUTAN) DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim,
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:
PERATURAN AKADEMIK Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI BAB I KETENTUAN
Lebih terperinciMAHASISWA PINDAH ANTAR PT
MANUAL PROSEDUR MAHASISWA PINDAH ANTAR PT PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP/MP/05.03.3 REVISI KE : TANGGAL : 0 September 204 DIKAJI ULANG OLEH : Pembantu Dekan
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN
PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN 2007-2013 JAMBI 2007 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA JAMBI Nomor : 102/SK/STIKOMDB/VII/07 Tentang PERATURAN AKADEMIK
Lebih terperinciLampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung
Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009 Peraturan Akademik Peraturan Akademik - halaman 2 dari 43 halaman Daftar Isi 1. PROGRAM PENDIDIKAN...5 Pasal 1.1 Jenis dan Tahapan Program Pendidikan...5 Pasal
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK 2013
PEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK 2013 DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 2013 KATA PENGANTAR Pemerintah melalui
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA)
PEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag
MANUAL MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TAHUN 2015-2019 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2015 Manual Mutu FISIP Tahun 2015-2019 1 BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL
Lebih terperinciPROGRAM BEASISWA BIDIK MISI
KATA PENGANTAR PROGRAM BEASISWA BIDIK MISI BEASISWA PENDIDIKAN BAGI CALON MAHASISWA BERPRESTASI DARI KELUARGA KURANG MAMPU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT
Lebih terperinci2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jalan Prof.dr. HR. Boenjamin No. 708 Kotak Pos 115 Purwokerto 53122 Telp (0281) 635292 hunting Faks. 631802 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL
Lebih terperinciPEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA)
PEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017 KATA PENGANTAR Pemerintah melalui Direktorat
Lebih terperinciPEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (PTAIN) TAHUN 2014
PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (PTAIN) TAHUN 2014 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM Jln.
Lebih terperinci, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1901, 2015 BKPM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN
Lebih terperinciPROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN
PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Pedoman Perilaku Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Dokumen dihasilkan oleh:
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa
PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN 2017 Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa DIVISI PMW BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPedoman Beasiswa PasTi
Pedoman Beasiswa PasTi (Beasiswa Pascasarjana Tenaga Kependidikan Berprestasi) Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.100, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Airlangga. Statuta. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5535) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERMOHONAN PINDAH KULIAH DARI FK PTN LAIN KE FK UNDIP
Lembar Pengendalian PERMOHONAN PINDAH KULIAH DARI FK PTN LAIN KE FK UNDIP SUBBAG AKADEMIK SPMI-UNDIP MP 04 10 SEMARANG 2010 Lembar Pengendalian PERMOHONAN PINDAH KULIAH DARI FK PTN LAIN KE FK UNDIP SUBBAG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA NOMOR: 065/SK/R/III/2015
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA NOMOR: 065/SK/R/III/2015 TENTANG PEDOMAN BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (BBP-PPA) UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK
PEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 2014 KATA PENGANTAR Pemerintah melalui Direktorat
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASI STANDAR MAGANG
PROSEDUR OPERASI STANDAR MAGANG I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Magang adalah serangkaian kegiatan mahasiswa yang dilakukan untuk menambah pengalaman, meningkatkan keterampilan, dan pengenalan masalah
Lebih terperinciMANUAL MUTU SKRIPSI PROGRAM STUDI JENJANG STRATA 1 (S-1) ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MULAWARMAN
MANUAL MUTU SKRIPSI PROGRAM STUDI JENJANG STRATA 1 (S-1) ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MULAWARMAN Kode Dokumen : 001/MM/SKRIPSI/2017 Revisi : - Tanggal : 13 Januari 2017 Diajukan Oleh : Koordinator
Lebih terperinciBUKU PEMBIMBINGAN AKADEMIK
BUKU PEMBIMBINGAN AKADEMIK UniversitasUbudiyah Indonesia Banda Aceh Indonesia 2014 VISI UNIVERSITAS Menjadi WORLD CLASS CYBER UNIVERSITY dalam penyelengaraan tridharma perguruan tinggii pada tahun 2025
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BEASISWA UTUSAN DAERAH PROGRAM KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DENGAN BERBAGAI PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap orang, terutama warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPanduan Pelaksanaan TAHUN 2018
Panduan Pelaksanaan BEASISWA SERTIFIKASI KOMPETENSI MAHASISWA BIDIKMISI PENDIDIKAN TINGGI VOKASI TAHUN 2018 DIREKTORAT PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan
Lebih terperinciKEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1990 bab I pasal 1 ayat 3 tentang pendidikan menengah dimana dijelaskan bahwa Pendidikan menengah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciDIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN ANGGARAN
KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN ANGGARAN 2011 KATA PENGANTAR Pedoman penyelenggaraan ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk praktis
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015 Menimbang: tentang: PERATURAN AKADEMIK DI UNIVERSITAS UNIVERSAL ----------------------------------------------------- REKTOR UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PERGURUAN TINGGI SWASTA JAKARTA 2009
MONITORING DAN EVALUASI PERGURUAN TINGGI SWASTA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA 2009 KANTOR KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH III Jalan SMA Negeri 14, Cawang, Jakarta ur Telepon, 8000403 & 8090275
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39. Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014
PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014 Tentang PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN CALON ANGGOTA MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERIODE 2014-2019 SENAT AKADEMIK
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER NOMOR : 2349/PER/II.3.AU/F/2013. Tentang:
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER NOMOR : 2349/PER/II.3.AU/F/2013 Tentang: PEDOMAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER Menimbang
Lebih terperinciKETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G
KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK
JUDUL PEMBIMBINGAN 01 Agustus PEMBIMBINGAN JUDUL PEMBIMBINGAN 01 Agustus A. TUJUAN 1. Menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan pembimbingan akademik oleh dosen Pembimbing Akademik kepada sejumlah mahasiswa
Lebih terperinciPERJANJIAN KERJASAMA PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM SARJANA JALUR BEASISWA UTUSAN DAERAH (BUD) ANTARA... DENGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERJANJIAN KERJASAMA PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM SARJANA JALUR BEASISWA UTUSAN DAERAH (BUD) ANTARA... DENGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : : /I3/KsP/2010 TANGGAL : 2010 1 PERJANJIAN KERJASAMA PENERIMAAN
Lebih terperinciM E M U T U S K A N:
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 450/SK/R/UI/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN E-LEARNING DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem pendidikan nasional
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM BEASISWA PRA- S2 DOSEN DAN CALON DOSEN PERGURUAN TINGGI NEGERI BARU ATAU PERGURUAN TINGGI DAERAH TERDEPAN,TERLUAR, DAN TERTINGGAL
PANDUAN PROGRAM BEASISWA PRA- S2 DOSEN DAN CALON DOSEN PERGURUAN TINGGI NEGERI BARU ATAU PERGURUAN TINGGI DAERAH TERDEPAN,TERLUAR, DAN TERTINGGAL DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 12/H3.1.5/PPd/2009. tentang
SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 12/H3.1.5/PPd/2009 tentang PERATURAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI (S1) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEKAN FAKULTAS
Lebih terperinciPEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) DAN BANTUAN BELAJAR MAHASISWA (BBM)
PEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) DAN BANTUAN BELAJAR MAHASISWA (BBM) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT KELEMBAGAAN TAHUN 2010 PEDOMAN
Lebih terperinciBAB VII STANDAR PENGELOLAAN
BAB VII STANDAR PENGELOLAAN Bagian Kesatu Tata Kelola Pasal 34 Pengelolaan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan
Lebih terperinci