HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPATUHAN PENDERITA KANKER DALAM MENJALANI KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT KEN SARAS SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPATUHAN PENDERITA KANKER DALAM MENJALANI KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT KEN SARAS SEMARANG"

Transkripsi

1 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPATUHAN PENDERITA KANKER DALAM MENJALANI KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT KEN SARAS SEMARANG Manuscript Oleh : Fitriana Kusumawardani NIM : G2A PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014

2 PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Hubungan Dukungan Sosial dengan Kepatuhan Penderita Kanker dalam Menjalani Kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasika Semarang, April 2014 Pembimbing I Ns. Chanif, S.Kep. MNS Pembimbing II Ns. Nury Sukraeny, S.Kep. MNS

3 Hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Fitriana Kusumawardani 1, Ns. Chanif, S.Kep. MNS 2, Ns. Nury Sukraeny S.Kep. MNS 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Unimus 2 Dosen Keperawatan Medikal Bedah Fikkes Unimus 3 Dosen Keperawatan Medikal Bedah Fikkes Unimus Abstrak Kanker merupakan istilah yang digunakan pada tumor yang ganas, kanker berasal dari satu sel dengan pertumbuhan terus menerus, tidak terkontrol, dapat berubah bentuk dan dapat tumbuh pada organ lain atau metastasis. Salah satu permasalahan yang terjadi pada penderita kanker adalah kepatuhan dalam menjalani kemoterapi. Kepatuhan penderita dapat dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi, dilakukan pada bulan Desember 2013 Februari 2014 di RS Ken Saras Semarang dengan jumlah sampel 52 responden yang diambil dengan metode purposive sampling. Hasil uji statistik menggunakan Fisher s Exact menunjukkan tidak ada hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi (p = 1,000). Penelitian ini merekomendasikan tentang pendidikan pada keluarga dan teman pasien tentang dukungan sosial dan pendidikan kesehatan pada pasien kanker tentang pentingnya mematuhi program kemoterapi untuk mencegah metastase. Kata Kunci : Dukungan sosial, kepatuhan, kanker, kemoterapi Abstract The cancer is a term used in malignant tumor, cancer originated from a single cell with a continuous growth, uncontrolled, can change the shape and can grow in other organs or metastases. One problems that occur in cancer patients undergoing chemotherapy in compliance. Compliance of sufferers can be affected to several factors, one of them is social support. The purpose of this research is to know the relationship of social support with compliance in cancer patients undergoing chemotherapy. The method of this research is a descriptive correlation, the done during December 2013 February 2014 in the Ken Saras Hospitals of Semarang with a total sample of 52 respondents were taken with the purposive sampling method. Test result analysis using Fisher s Exact showed no relationship with adherence to social support in cancer patients undergoing chemotherapy. This study recommended to give health education to the patients and patient s family about the importance of complying witith chemotherapy program to prevent of metastases. Keywords : Social support, compliance, cancer, chemotherapy

4 PENDAHULUAN Kanker merupakan istilah yang digunakan pada tumor yang ganas, kanker berasal dari satu sel dengan pertumbuhan terus menerus, tidak terkontrol, dapat berubah bentuk dan dapat tumbuh pada organ lain atau metastasis. Kanker terjadi akibat gangguan atau mutasi kode genetik, yang dapat terjadi pada sel tubuh akibat bahan kimia yang bersifat karsinogenik, radiasi, virus, atau keturunan (Noorwati, 2007). Berdasarkan data yang dirilis International Agency for Research on Cancer salah satu lembaga di bawah Badan Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 2008 jumlah kematian akibat penyakit kanker mencapai 58 juta jiwa di dunia (IARC, 2008). Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012 menyebutkan bahwa prevalensi kanker mencapai 4,3 setiap 1000 orang. Padahal data sebelumnya menyebutkan prevalensinya 1 banding 1000 orang. Angka tersebut terus meningkat dan diperkirakan pada tahun 2030 terdapat 26 juta kasus kanker dengan 17 juta angka kematian akibat kanker, dimana peningkatan tersebut terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia (UICC, 2012). Penatalaksanaan atau pengobatan utama penyakit kanker meliputi empat macam yaitu pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan hormonterapi. Kemoterapi adalah alternatif pengobatan yang dilakukan untuk penderita kanker (Smeltzer & Bare, 2010). Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti kanker (sitostatika), dimana sitostatika merupakan golongan obat obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker bahkan ada yang dapat membunuh sel kanker. Jenis jenis obat sitostatika yang mempunyai sifat toksik bagi tubuh diantaranya 5 FU, Doxorubin, Cisplatin, Methotrexate dan lain lain (Otto, 2005). Berdasarkan penelitian Budiman, Khambri, & Bahtiar (2012) ditemukan bahwa kepatuhan dalam terapi Tamoxifen (Obat Kemoterapi dalam bentuk oral) dari 61 pasien 12,8% tidak patuh. Alle, Hardjanto, & Suharsono (2006) menyatakan bahwa dari 213 kasus kanker di RSCM Jakarta 37,6% dinyatakan hilang atau tidak melakukan kontrol

5 atau pengobatan lanjut, dari sini tampak bahwa penderita kanker di Indonesia banyak yang tidak patuh dalam menjalani kemoterapi. Data dari ruang kemoterapi RS Ken Saras Semarang pada tahun 2013 menyebutkan bahwa dari 132 penderita kanker yang menjalani kemoterapi ada 7% yang tidak patuh untuk menyelesaikan pengobatannya (Rekam Medis RS Ken Saras, 2013). Penyebab penderita kanker tidak menyelesaikan pengobatannya karena efek samping yang dirasakan, kendala financial dan kurangnya dukungan sosial, ditunjukkan dengan pasien datang sendiri ke rumah sakit dan mengurus keperluan administrasi sendiri. Pada saat pelaksanaan kemoterapi pasien tidak ada yang mendampingi untuk memberikan bantuan atau sekedar menemani. Berdasarkan penelitian Budiman, Khambri, & Bahtiar (2012) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan menjalani kemoterapi adalah tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, ketersediaan asuransi dan pelayanan tenaga medis. Ugrasena (2010) menyampaikan penyebab gagalnya pengobatan kemoterapi ini tidak terfokus pada satu penyebab saja. Mulai dari kendala financial penderita, faktor dukungan sosial, bahkan yang terbaru saat ini juga disebabkan karena adanya resistensi obat yang merupakan bawaan dari penderita sehingga membuat gagalnya proses pengobatan. Niven (2012) menyebutkan faktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, pendidikan, kesakitan dan pengobatan, keyakinan, sikap dan kepribadian, tingkat ekonomi dan dukungan sosial. Dukungan sosial dapat menghilangkan godaan pada ketidakpatuhan dan mereka seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan (Maryati, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2010) menunjukkan 20% dukungan keluarga dan koping pasien dengan penyakit kanker terhadap pengobatan kemoterapi tidak baik, sedangkan penelitian Subiatmi (2012) menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan perawat sebagian besar baik dan tingkat kecemasan sebagian besar pada ketegori cemas sedang 65%. Berdasarkan penelitian Fajriati (2013) dukungan sosial, terutama dukungan informasi dan dukungan penghargaan sangat diperlukan untuk mencegah

6 terjadinya kecemasan penderita yang ditimbulkan akibat tindakan kemoterapi. Dampak dari kurangnya dukungan sosial yang dialami penderita kanker yang menjalani kemoterapi mempengaruhi kemoterapi yang dijalani seperti tidak mau lagi menjalani kemoterapi karena trauma dengan efek samping kemoterapi penurunan kondisi tubuh yang membuat turunnya hemoglobin sehingga tidak bisa menjalani kemoterapi dan penerimaan obat terhadap tubuh yang menyebabkan efek samping yang dialami lebih besar dari yang seharusnya (Setyowati, 2006). Pengkajian terhadap pasien yang sedang menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang menunjukkan bahwa hampir semua mengalami kecemasan. Penyebab kecemasan timbul karena efek samping kemoterapi, kurangnya dukungan sosial ataupun kendala finansial yang berakibat ketidakpatuhan pasien menyelesaikan pengobatannya. Dari fenomena tersebut peneliti menjadikan dasar sebagai penelitian ini. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang. METODE Penelitian ini merupakan analitik kuantitatif dengan deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan yaitu sejumlah 52 responden. Sampel dihitung menggunakan rumus Issact dan Micheal yang diambilkan dari jumlah populasi rata rata tiap bulan penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang, yaitu sejumlah 60 orang dengan tehnik pusposive sampling. Penelitian dilakukan di RS Ken Saras Semarang. Instrumen penelitian berupa kuesioner dukungan sosial yang pernah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti sebelumnya oleh Subiatmi (2012). Penelitian sebelumnya berfokus pada dukungan keluarga dan dukungan perawat, sedangkan pada penelitian ini peneliti menambahkan dukungan sosial dari keluarga, teman, dan perawat pada beberapa item di instrument penelitian.

7 Kuesioner kepatuhan tidak perlu di uji validitas dan reliabilitasnya lagi karena merupakan suatu ketetapan yang sudah di instruksikan oleh dokter sehingga sudah valid. Proses penelitian dilakukan pada tanggal 27 Maret 2014 sampai 12 April Data dianalisa secara univariat dan bivariat (korelasi Chi Square, Fisher Exact). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden penderita kanker yang datang ke RS Ken Saras Semarang untuk menjalani kemoterapi paling banyak dijumpai dengan umur rata rata 48,94 tahun, sedangkan umur termuda yang menjadi responden penelitian adalah 15 tahun dan umur tertua adalah 75 tahun. Berdasarkan karakteristik responden, jumlah penderita kanker perempuan lebih banyak daripada laki laki yaitu sebanyak 45 orang (86,5%), sedangkan penderita laki laki sebanyak 7 orang (13,5%). Jenis kanker paling banyak dialami oleh pasien yang menjalani kemoterapi adalah kanker payudara. Hasil penelitian ini menunjukkan rata rata berpendidikan SMA dan Perguruan Tinggi (86,5%). Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan responden terbanyak adalah swasta sebanyak (46,2%). Berdasarkan siklus kemoterapi sebagian besar siklus responden telah menjalani siklus ke II perawatan kemoterapi sebanyak 20 orang (38,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama menjalani kemoterapi responden rata rata selama 5,135 jam dengan standar deviasi (SD) 4,4712. Lama menjalani kemoterapi minimal 1,5 jam dan terlama 18 jam. Berdasarkan lama menderita kanker responden rata rata 1,606 tahun dengan standar deviasi (SD) 0,7942. Menderita kanker minimal 1 tahun dan terlama 4 tahun. Analisis univariat pada variabel kepatuhan responden menjalani kemoterapi menunjukkan sebagian besar responden dalam kategori patuh sebanyak (88,5%) (tabel 1). Variabel dukungan sosial diperoleh hasil (57,7%) dalam kategori baik dari 52 responden, dukungan informasi diperoleh hasil (63,5%) dalam kategori baik, dukungan penghargaan diperoleh hasil (53,8%) dalam kategori baik, dukungan instrumental diperoleh hasil (61,5%), dan ukungan emosional diperoleh hasil (51,9%) dalam kategori baik (tabel 2). Setelah dilakukan analisa bivariat diperoleh hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker

8 dalam menjalani kemoterapi di Rs Ken Saras Semarang tahun Hasil uji Fisher Exact menunjukkan nilai p = 1,000 (p > 0,05). Tabel 1 Analisis responden berdasarkan kepatuhan penderita kanker yang menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Desember 2013 Februari 2014 (n=52) Kepatuhan menjalani kemoterapi Frekuensi (%) Patuh 46 88,5 Tidak patuh 6 11,5 Jumlah Tabel 2 Analisis responden berdasarkan dukungan sosial penderita kanker yang menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Desember 2013 Februari 2014 (n=52) No Variabel Frekuensi (%) 1. Dukungan sosial Kurang 22 42,3 Baik 30 57,7 2. Dukungan informasi Kurang 19 36,5 Baik 33 63,5 3. Dukungan penghargaan Kurang 24 46,2 Baik 28 53,8 4. Dukungan instrumental Kurang 20 38,5 Baik 32 61,5 5. Dukungan emocional Kurang 25 48,1 Baik 27 51,9 Tabel 3 Analisis hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Desember 2013 Februari 2014 (n=52) Dukungan Sosial Kepatuhan menjalani kemoterapi OR Tidak Patuh Σ (95% CI) n (%) n (%) Kurang 2 9, ,9 22 0,650 Baik 4 13, ,7 30 0,1 3,9 p value 1,000

9 Tabel 4 Analisis hubungan dukungan informasi dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Desember 2013 Februari 2014 (n=52) Dukungan Informasi Kepatuhan menjalani kemoterapi OR Tidak Patuh Σ (95% CI) n (%) n (%) Kurang 4 21, ,9 19 4,133 Baik 2 6, ,9 33 0,6 25,1 p value 0,175 Tabel 5 Analisis hubungan dukungan penghargaan dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Desember 2013 Februari 2014 (n=52) Dukungan Penghargaan Kepatuhan menjalani kemoterapi OR Tidak Patuh Σ (95% CI) n (%) n (%) Kurang 3 12, ,5 24 1,190 Baik 3 10, ,3 28 0,2 6,5 p value 1,000 Tabel 6 Analisis hubungan dukungan instrumental dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Desember 2013 Februari 2014 (n=52) Dukungan Instrumental Kepatuhan menjalani kemoterapi OR Tidak Patuh Σ (95% CI) n (%) n (%) Kurang 2 10, ,0 20 0,778 Baik 4 12, ,5 32 0,1 4,6 p value 1,000 Tabel 7 Analisis hubungan dukungan emosional dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang Desember 2013 Februari 2014 (n=52) Dukungan Emosional Kepatuhan menjalani kemoterapi OR Tidak Patuh Σ (95% CI) n (%) n (%) Kurang 2 8, ,0 25 0,500 Baik 4 14, ,2 27 0,8 3,0 p value 0,670

10 Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak responden yang mendapatkan dukungan sosial baik dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan sosial kurang. Responden yang mendapatkan dukungan sosial baik sebesar 30 (57,69%), sedangkan yang mendapatkan dukungan informasi kurang sebesar 22 (42,30%). Adapun proporsi kepatuhan didapatkan lebih besar pada responden yang mendapat dukungan sosial baik sebesar 26 (86,7%) dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan sosial kurang sebesar 20 (90,9%). Analisis hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan menjalani kemoterapi (p = 1,000). Seseorang yang mendapat dukungan sosial dapat menghilangkan godaan pada ketidakpatuhan dan seringkali dapat menjadi kelompok pendukung mancapai kepatuhan (Maryati, 2011). Melihat tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial terhadap kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi, hal ini dimungkinkan karena beberapa hal. Pertama kurangnya dukungan sosial pasien dapatkan dari keluarga, teman maupun orang sekitar tidak membuat pasien menghentikan pengobatannya, pasien tetap bersemangat menyelesaikan pengobatannya karena keinginan untuk sembuh yang tinggi. Kedua di RS Ken Saras Semarang terdapat kebijakan menginformasikan kepada pasien untuk mengingatkan jadwal kemoterapi dan kesediaan obat. Biasanya dilakukan sehari sebelumnya dengan menghubungi nomor kontak pasien. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak responden yang mendapatkan dukungan informasi baik dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan informasi kurang. Responden yang mendapatkan dukungan informasi baik sebesar 33 (64,46%), sedangkan yang mendapatkan dukungan informasi kurang sebesar 19 (36,53%). Adapun proporsi kepatuhan didapatkan lebih besar pada responden yang mendapat dukungan informasi baik sebesar 33 (93,9%) dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan informasi kurang sebesar 15 (78,9%). Analisis hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan dukungan informasi dengan kepatuhan menjalani kemoterapi (p = 0,175).

11 Berbeda dengan hasil penelitian Alle, Hardjanta, & Suharsono (2006) menunjukkan bahwa patuh tidaknya seorang penderita kanker dalam menjalani kemoterapi dipengaruhi oleh informasi yang didapatkan baik dari dokter, keluarga dan lingkungan sekitar serta penderita kanker lain yang juga menjalani kemoterapi, dengan adanya informasi yang jelas mengenai perkembangan kondisi kesehatannya dari dokter atau keluarga yang merawat, seorang pasien akan mengetahui keefektifan dan kemajuan dari pengobatan yang telah dijalaninya. Pasien yang menjalani kemoterapi akan lebih termotivasi untuk mengikuti anjuran dalam pengobatannya jika pasien mendapatkan dukungan yang baik dari orang sekitarnya tetapi dalam penelitian tidak ada hubungan yang signifikan dukungan informasi dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi. Menurut peneliti meskipun pasien kurang mendapat dukungan informasi dari keluarga pasien tetap patuh mungkin karena kebijakan yang diberlakukan di RS Ken Saras Semarang yang mengingatkan jadwal kemoterapi dan ketersediaan obat. Sehubungan dengan sebagian besar responden berpendidikan SMA dan Perguruan Tinggi mempunyai pengetahuan dan akses yang luas mendapatkan informasi tentang pengobatan yang dijalaninya saat ini. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak responden yang mendapatkan dukungan penghargaan baik dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan penghargaan kurang. Responden yang mendapatkan dukungan penghargaan baik sebesar 28 (53,84%), sedangkan yang mendapatkan dukungan penghargaan kurang sebesar 24 (46,15%). Adapun proporsi kepatuhan didapatkan lebih besar pada responden yang mendapat dukungan penghargaan baik sebesar 25 (89,3%) dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan penghargaan kurang sebesar 21 (87,5%). Analisis hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan dukungan penghargaan dengan kepatuhan menjalani kemoterapi (p = 1,000). Berbeda dengan hasil penelitian Kardiyudiani (2012) menunjukkan bahwa dalam penyampaian dukungan penghargaan mulai dari pemberian barang barang nyata

12 sampai dengan menemani seseorang atau menyampaikan salam, hal ini sesuai dengan pasien ingin ditemani, didengarkan dan dihargai sebagai wujud dukungan dari keluarga. Pada penelitian ini harapan untuk dihargai, didengarkan dan ditemani didapatkan dari keluarga, teman dan perawat. Adanya harapan untuk dihargai dan didengarkan menunjukkan rendahnya dukungan penghargaan, hal ini ditunjukkan dengan kurangnya kunjungan keluarga ketika pasien menjalani kemoterapi ataupun sekedar menemani pasien kontrol. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak responden yang mendapatkan dukungan instrumental baik dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan instrumental kurang. Responden yang mendapatkan dukungan instrumental baik sebesar 32 (61,53%), sedangkan yang mendapatkan dukungan instrumental kurang sebesar 20 (38,46%). Adapun proporsi kepatuhan didapatkan lebih besar pada responden yang mendapat dukungan instrumental baik sebesar 28 (87,5%) dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan instrumental kurang sebesar 18 (90,0%). Analisis hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan dukungan instrumental dengan kepatuhan menjalani kemoterapi (p = 1,000). Berbeda dengan hasil penelitian Alle, Hardjanta, & Suharsono (2006) menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan dan pertolongan materi dari pihak rumah sakit, kantor tempat pasien bekerja serta yayasan yayasan penyantun akan dapat meringankan beban yang harus ditanggung pasien, selain itu perhatian dan penghiburan baik dari keluarga, lingkungan sekitar maupun tenaga medis yang merawat turut mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani kemoterapi. Perhatian dan penghiburan yang diterima pasien akan mempengaruhi motivasi dan harapan kesembuhan pasien dan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk tetap menjalani kemoterapi. Menurut peneliti meskipun pasien kurang mendapat dukungan instrumental dari keluarga terutama berkaitan dengan financial tetap patuh menjalani kemoterapi karena mayoritas pasien memiliki jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah (BPJS) atau pasien memiliki asuransi kesehatan sehingga pasien bisa menuntaskan pengobatannya.

13 Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak responden yang mendapatkan dukungan emosional baik dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan emosional kurang. Responden yang mendapatkan dukungan emosional baik sebesar 27 (51,92%), sedangkan yang mendapatkan dukungan emosional kurang sebesar 25 (48,07%). Adapun proporsi kepatuhan didapatkan lebih besar pada responden yang mendapat dukungan emosional baik sebesar 23 (85,2%) dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan emosional kurang sebesar 23 (92,0%). Analisis hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan dukungan emosional dengan kepatuhan menjalani kemoterapi (p = 1,670). Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan dukungan keluarga dalam memberikan dukungan emosional baik yang berarti bahwa keluarga merupakan tempat pasien mencurahkan isi hati yang paling efektif dalam membantu pasien penguasaan emosi yang dapat timbul saat menjalani kemoterapi (Saragih, 2010). PENUTUP Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di RS Ken Saras Semarang tahun 2014 adalah patuh sebesar (88,5%) sedangkan dukungan sosial pada penderita kanker adalah baik yaitu sebesar (57,7%). Hasil uji Fisher Exact diperoleh p = 1,000 (p > 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi di Rs Ken Saras Semarang. Selain itu dapat disimpulkan kepatuhan penderita kanker dalam menjalani kemoterapi tidak dipengaruhi oleh dukungan sosial.

14 KEPUSTAKAAN Alle, K.Y.S; Hardjanta, G & Suharsono, M. (2006). Faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien penyakit kanker menjalani kemoterapi di RS Kanker Dharmais Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Soegijapranata Semarang. Budiman, A; Khambri, D; & Bachtiar, H. (2012). Faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat pasien yang diterapi dengan Tamoxifen setelah operasi kanker payudara di RS Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Fajriati, A. (2013). Hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan. Universitas Muhammadiyah Semarang. International Agency for Research on Cancer (IARC). (2008). Cancers Breast. Diakses Oktober Kardiyudiani, N. K. (2012). Studi fenomenologi; harapan pasien kanker payudara yang mendapat kemoterapi tentang dukungan keluarga di RS Kanker Dharmais Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan. Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Jika tidak dikendalikan 26 juta orang menderita kanker. jika-tidak-dikendalikan-26-juta-orang-di-dunia-menderita-kanker-.html. Diakses Desember Maryati. (2011). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi di desa Bakarejo wilayah kerja Puskesmas Guntur Kabupaten Demak. Noorwati, S. (2007). Kemoterapi, manfaat dan efek samping. RS Kanker Dharmais Jakarta. Diakses Oktober Niven, N. (2012). Psikologi kesehatan. Edisi kedua. Jakarta: EGC. Otto, S. E. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. Alih bahasa oleh Jane Freyana Budi. Jakarta: EGC. Rekam Medis RS Ken Saras Semarang. (2013).. Sarafino, E.P. (2010). Health psychology: Biopsychosocial interactions. Fifth edition. USA: John Wiley & Sons. Diperoleh November 2013.

15 Saragih, R. (2010). Peranan dukungan keluarga dan koping pasien dengan penyakit kanker terhadap pengobatan kemoterapi di RB 1 RSUP Haji Adam Malik Medan. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung Medan. Smeltzer, C. S dan Bare, B. G. (2010). Textbook medical surgical nursing. Second edition. Volume 2. Author: M. Farrell, J. Dempsey. Subiatmi. (2012). Hubungan dukungan keluarga dan dukungan perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Karyadi Semarang. Tidak dipublikasikan. Setyowati, E. (2006). Kecemasan penderita kanker serviks yang menjalani kemoterapi di RSU Dr. Soetomo Surabaya. UICC World cancer congress. Diunduh 28 Oktober Ugrasena, I Dewa. G. (2010). Seminar ilmiah stemcell (13 April 2010). Gramik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjar lemak, pembuluh darah, dan persyarafan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Manuscript Oleh : MOHAMAD ROZIKIN NIM. G2A212018 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Beberapa kanker seperti kanker serviks dan kanker payudara adalah pembunuh terbesar bagi wanita. Kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari selsel jaringan tubuh

Lebih terperinci

KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN KANKER

KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN KANKER KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN KANKER Rut Insri Ayurini dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Abstraksi Tantangan pengobatan kanker ialah

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN 5 Bandiyah ABSTRAK Pasien kanker seringkali tidak patuh terhadap pengobatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak terkontrol sehingga berubah menjadi sel kanker (1). Data Riset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker atau tumor ganas adalah penyakit yang terjadi akibat adanya pertumbuhan sel- sel jaringan tubuh yang tidak normal. Penyebabnya adalah neoplasia, displasia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGENDALIAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH PUSKESMAS RAKIT 2 BANJARNEGARA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Desi Ariyana Rahayu 1), Tri Nurhidayati 2) 1) Departemen keperawatan jiwa, FIKKES, Unimus, Jln. Kedungmundu Raya no

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for Reasearch on Cancer (IARC)

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Adningtyas Trie Wahyuni 201310104213 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA Lenni Sastra * Program studi S1 Keperawatan, STIKes MERCUBAKTIJAYA, Padang, Sumatra Barat* Kutipan: Sastra, L. (2016). Hubungan Dukungan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RAWAT ULANG PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG JANTUNG RSU dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RAWAT ULANG PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG JANTUNG RSU dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RAWAT ULANG PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG JANTUNG RSU dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Dwi Amalia Anggraeini 1, Septi Kurniasari 2 1 RS. Pertamina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu tertinggi saat ini. Gejala awal yang timbul bersifat asimtomatis yaitu perdarahan sedikit setelah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPATUHAN MEDICAL CHECK UP PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG Manuscript Oleh : Arif Khoirul Huda NIM : G2A012016 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Ackerman, L.D Identity is Destiny. Alih Bahasa: Probo Susanto. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Daftar Pustaka. Ackerman, L.D Identity is Destiny. Alih Bahasa: Probo Susanto. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 115 Daftar Pustaka Ackerman, L.D. 2004. Identity is Destiny. Alih Bahasa: Probo Susanto. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Alle, S. Y. K., Hardjanta, G., & Suharsono, M. 2006. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

D I A N A FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

D I A N A FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGANYA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RSJD PROPINSI SUMUT MEDAN TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : D I A N A 101101001 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara (Arkhan, 2008).Saat ini kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama yang dapat menyusup dan menekan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah

Lebih terperinci

PE GARUH TI GKAT PE GETAHUA TE TA G PE GOBATA KEMOTERAPI TERHADAP TI GKAT KECEMASA PASIE KA KER DI RUA G SITOSTATIKA RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARA G

PE GARUH TI GKAT PE GETAHUA TE TA G PE GOBATA KEMOTERAPI TERHADAP TI GKAT KECEMASA PASIE KA KER DI RUA G SITOSTATIKA RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARA G PE GARUH TI GKAT PE GETAHUA TE TA G PE GOBATA KEMOTERAPI TERHADAP TI GKAT KECEMASA PASIE KA KER DI RUA G SITOSTATIKA RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARA G Setya urul Hidayah *) Sri Widodo**), Shobirun, M ***)

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER Nur Hayati Fajrin, Nurlaela Widyarini nurlaelawidyarini@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI

HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI HUBUNGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Keperawatan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

*Korespondensi Penulis, Telp: ,   ABSTRAK PENGARUH EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN KAKI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Al-Kahfi 1, Adriana Palimbo

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN CA MAMMAE DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN CA MAMMAE DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI 1 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN CA MAMMAE DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NUNGKY OCKTAVIANI 090201037 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena

Lebih terperinci

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Sulistyani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Correspondence to : Sulistyani Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 4 (3) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS (Studi Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya) Andina Dea Priatna 1) Nur Lina dan Siti Novianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mamae)adalah suatu penyakit neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit yang tidak menular dan kanker yang paling

Lebih terperinci

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks 1 Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks Endang Murwaningsih 1,2*, Dewi Gayatri.3 1. Rumah Sakit Kanker Dharmais,Instalasi Radioterapi, Jl.Let.Jend.S.Parman kav

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara disebut juga dengan ca mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan mammae. Merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2012

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2012 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2012 1 Muhammad Husni, 2* Siti Romadoni, 3 Desi Rukiyati 1,2

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Responden dalam penelitian ini adalah pasien LBP yang sebagian besar berjenis kelamin

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit ginjal kronik (PGK) disebut sebagai penyakit renal tahap akhir yang merupakan gangguan fungsi renal yang progesif dan irreversibel dimana terjadinya

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN: KENYAMANAN PADA KASUS KEGAWATAN ONKOLOGI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN: KENYAMANAN PADA KASUS KEGAWATAN ONKOLOGI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN: KENYAMANAN PADA KASUS KEGAWATAN ONKOLOGI Tiur Dame Uli Silalahi ˡ ², Novy H. C. Daulima ³ 1. Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr. HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr. MOEWARDI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian setelah penyakit kardiovaskuler. Sementara itu, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kematian setelah penyakit kardiovaskuler. Sementara itu, di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terdiri dari bermilyar-milyar sel. Sel merupakan satuan hidup yang paling kecil yang sanggup hidup mandiri. Mekanisme pertumbuhan sel ini teratur dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta. HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT KUSTA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECACATAN PADA PENDERITAKUSTA DI KABUPATEN KUDUS peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta. 1. Wiyarni, 2. Indanah, 3. Suwarto

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN TENTANG SADARI SEBAGAI SALAH SATU DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN TANJUNG REJO MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh:

Lebih terperinci

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN.  Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3 345 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Kepatuhan Penderita Tuberkulosis Paru dengan Perilaku Kesehatan, Efek Samping OAT dan Peran PMO pada Pengobatan Fase Intensif di Puskesmas Seberang Padang September

Lebih terperinci

SKRIPSI. HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA (Ca mammae) DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI. HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA (Ca mammae) DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA (Ca mammae) DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: MADE RATIH KHRISNA NURPENI NIM. 1002105037 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018 HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang menyerang kehidupan sel termasuk proses pembentukannya sel. Karena mengubah genom sel (komplomen genetik dari total sel) sehingga menyebar

Lebih terperinci

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang Irma Astuti Setyoningrum 1, Yunie Armiyati 2, Rahayu Astuti 3 1 Mahasiswa Progam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian non eksperimental. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan

Lebih terperinci

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL 1 Aan Devianto, 2 Abdul Majid, 3 Siitni 1,3 Program Studi S1 Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

Nurhayati Jumaelah 1, Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.KMB 2, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 3

Nurhayati Jumaelah 1, Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.KMB 2, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 3 1 HUBUNGAN ANTARA KINERJA PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) TERHADAP KEBERHASILAN PENGOBATAN PENDERITA TB PARU DENGAN STRATEGI DOTS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Nurhayati Jumaelah 1, Ns. Yunie Armiyati, M.Kep,

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) SAFE HANDLING PADA PEMBERIAN OBAT SITOTOKSIK

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) SAFE HANDLING PADA PEMBERIAN OBAT SITOTOKSIK TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) SAFE HANDLING PADA PEMBERIAN OBAT SITOTOKSIK Lisnadiyanti *, Susan Yuliasari * Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena keadaan hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat). Penyakit ini sendiri sering

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

SKRIPSI. OLEH: Nur Malika NRP:

SKRIPSI. OLEH: Nur Malika NRP: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN CA MAMMAE YANG DILAKUKAN KEMOTERAPI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANG SEWU DAN PACAR KELING SURABAYA SKRIPSI OLEH: Nur Malika NRP: 9103012037

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Menurut data International Agency for Research on Cancer (IARC) terdapat 14,1

Lebih terperinci