Written by TRY SUTRISNO Tuesday, 22 February :42 - Last Updated Tuesday, 22 February :01

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Written by TRY SUTRISNO Tuesday, 22 February :42 - Last Updated Tuesday, 22 February :01"

Transkripsi

1 Kata Pengantar Puji Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang yang telah mengilhami para pendiri Negara Republik Indonesia untuk menentukan Pancasila sebagai dasar Negara dan falsafah bangsa. Adalah karena Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur sehingga bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat tetap utuh hingga sekarang ini. Namun disadari juga bahwa perkembangan jaman akan terus semakin berat, sehingga Pancasila juga harus terus direvitalisasi agar Indonesia tetap utuh dan menjadi salah satu Negara besar di dunia. Untuk itu adalah tugas bersama bangsa Indonesia, agar Pancasila terus direvitalisasi seiring dengan perkembangan jaman. Jakarta, Januari 2011 I. PENDAHULUAN There is nothing as powerful as a Concept, and nothing more dangerous than a Misconception 1 / 26

2 Tidak ada yang lebih ampuh dari suatu konsep, dan tidak ada yang lebih berbahaya dari suatu Kesalahan Konsep Pancasila adalah suatu konsep berbangsa dan bernegara Indonesia yang digali dan dirumuskan oleh Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno bersama tokoh-tokoh pendiri bangsa dan negara Republik Indonesia. Sebagai suatu konsep, memang sungguh luar biasa kekuatan Pancasila didalam mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang terus menghadapi ancaman dari dalam maupun luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, negara negara maju dan besar beberapa kali berusaha menjajah kembali Indonesia dengan konsep yang bertentangan dengan Pancasila. Mereka selalu berusaha mencoba menawarkan konsep yang menurut mereka sudah berhasil dinegaranya. Namun ternyata yang terjadi adalah suatu MISKONSEPSI yang selalu membawa Indonesia ke ambang kehancuran. Memang suatu konsep yang sukses disuatu negara, belum tentu sukses di negara lain, karena kondisi sosial masyarakat antar negara yang selalu berbeda. II. TANTANGAN YANG SEDANG DIHADAPI 2 / 26

3 A crisis is a turning point to be better or worst Krisis adalah suatu titik balik untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk. Suatu krisis memang selalu mengundang munculnya suatu konsep untuk mengatasi krisis tersebut. Apabila sesuatu krisis tidak segera diatasi dengan konsep yang tepat, maka krisis akan terus berkembang dan dapat menghancurkan suatu negara bahkan suatu bangsa. Dewasa ini, dunia dan khususnya Indonesia berada didalam suatu krisis yang berkepanjangan yang harus diatasi secara konseptual sesuai Kondisi Indonesia. Adalah suatu kekeliruan, apabila krisis suatu negara, dapat begitu saja diatasi dengan mengambil cara-cara yang diambil oleh negara lain. Apalagi, bila cara-cara yang diajukan sudah pernah gagal di negara lain. Sebagai contoh kegagalan IMF dan World Bank mengatasi krisis moneter di Amerika Latin. Kemudian diterapkan di Indonesia dan akhirnya juga mengalami kegagalan. Demikian halnya kegagalan Liberalisme dan Komunisme di negara lain, mau diterapkan juga di 3 / 26

4 Indonesia, pasti akan mengalami kegagalan. 1. Krisis Global. Sesungguhnya dunia sedang menghadapi Krisis Global sejak awal abad ke-21 ini. Kalau pada akhir abad ke-20, krisis hanya terjadi dibeberapa negara sedang berkembang, namun pada awal abad ke-21 ini, ternyata krisis sudah terjadi juga di negara maju dan negara besar. Salah satu krisis yang sangat serius dewasa ini adalah krisis lingkungan global yang tidak mampu diatasi oleh negara manapun secara sendiri-sendiri dengan teknologi canggihnya. Terjadinya badai salju dan banjir maupun letusan gunung berapi ternyata tidak mampu diantisipasi dan diatasi secara tepat oleh teknologi canggih. Yang dapat dilakukan oleh negara maju hanyalah menerima kenyataan dan kemudian mengakui bahwa kemajuan teknologi hanyalah bagian kecil dari kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Kecuali bencana alam yang semakin berat terjadi, maka krisis sosial juga terjadi secara global termasuk negara maju. Kesenjangan kehidupan masyarakat yang semakin berat juga terjadi di negara maju seperti halnya di negara sedang berkembang, yang menimbulkan berbagai konflik antar kelompok masyarkat maupun antar negara. Apabila hal ini terus berkembang, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai masalah 4 / 26

5 yang kurang baik di masyarakat. 2. Krisis Nasional. Sejak tahun 1997, Indonesia menghadapi krisis berkepanjangan. Dimulai dengan krisis moneter, kemudian menjadi krisis ekonomi dan krisisi politik hingga jatuhnya Orde Baru, dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, pada 21 Mei Akan tetapi jatuhnya Orde Baru, tidak dijawab dengan konsep yang tepat oleh Orde Reformasi yang ternyata ingin menghapuskan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa. Orde Reformasi ternyata disesatkan oleh Miskonsepsi yang bertentangan dengan Pancasila. Setelah Reformasi berjalan selama 13 tahun, semakin jelas terlihat, bahwa Krisis Nasional semakin berat dan arah perkembangan kehidupan masyarakat semakin jauh dari jiwa dan semangat Pancasila. Apabila kondisi seperti ini terus berkembang, maka nasib bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat menghadapi ancaman serius yang dapat membawa Indonesia ke ambang kehancuran. Oleh karena itu berbagai cara harus dilakukan untuk meluruskan kembali cita-cita perjuangan bangsa Indonesia sesuai yang diproklamasikan 17 Agustus 1945 yang lalu. 5 / 26

6 III. VISI DAN MISI 1. Visi. Tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD Sesuai amanat Pembukaan UUD 1945, maka sesungguhnya cita-cita Kemerdekaan Indonesia adalah untuk mewujudkan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Memang dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mencapainya ditengah berbagai tantangan, hambatan, gangguan maupun ancaman yang terus dihadapi. 2. Misi. Sesuai amanat Pembukaan UUD 1945, maka misi negara, adalah : a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 6 / 26

7 b. Memajukan Kesejahteraan Umum. c. Mencerdasarkan kehidupan bangsa. d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dengan berpedoman kepada misi tersebut, seharusnya Pembangunan Nasional dapat terus dikembangkan agar tetap sesuai dengan cita-cita nasional, mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD IV. STRATEGI. Strategy is ways, means and ends Strategy adalah cara, sarana dan tujuan. 7 / 26

8 Setiap konsep yang baik haruslah dilaksanakan dengan cara yang tepat dan sarana-sarana yang cukup untuk mencapai hasil yang diharapkan dengan baik. Konsep yang baik hanya dapat menjadi kenyataan, apabila dilaksanakan dengan strategi yang tepat, namun suatu konsep dapat menjadi suatu Miskonsepsi, apabila strategi yang dipilih tidak sesuai dengan kondisi riel masyarakatnya. Dimasa lalu, Indonesia pernah mengembangkan Strategi Pembangunan Nasional, sebagai pengamalan Pancasila. Banyak kemajuan yang dicapai pada waktu itu dengan menempatkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah yang sebelumnya termasuk negara miskin. Akan tetapi setelah era reformasi, maka Indonesia turun kembali menjadi negara miskin dengan berbagai kriteria yang sungguh tidak diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa Strategi Pembangunan Nasional sekarang tidak sejalan dengan Pancasila dan UUD Strategi dasar. 8 / 26

9 Sebagai suatu konsep orisinal Indonesia, maka strategi dasar didalam mempertahankan dan merevitalisasi Pancasila, haruslah bersumber dari kekuatan-kekuatan yang ada didalam jiwa dan potensi bangsa Indonesia sendiri. Jiwa dan potensi tersebut adalah kekeluargaan atau gotong royong sesama warga bangsa. Tanpa semangat, jiwa kekeluargaan serta kemauan untuk gotong royong menjaga keutuhan bangsa dan negara, maka akhirnya nasib bangsa dan negara akan terancam punah. Oleh karena itu strategi dasar Indonesia, harus tetap berdasarkan Pancasila, yang mengutamakan gotong royong secara SINERGI. Dengan semangat Pancasila, maka seharusnya Indonesia menjauhkan diri dari berbagai strategi yang tidak sesuai dengan Pancasila, apalagi yang cenderung liberalis yang memberi kebebasan kepada tiap orang atau kelompok untuk menyisihkan orang atau kelompok lain dengan segala cara. Pengalaman selama ini yang mencoba memilih strategi dasar yang lain, hendaknya segera ditinggalkan dan mengedepankan konsep musyawarah/mufakat didalam menyelesaikan berbagai masalah yang berkembang dimasyarakat. 2. Strategi Kontemporer Menghadapi perkembangan jaman yang terus dinamis dan cepat berubah, maka diperlukan pilihan Strategi Kontemporer yang dapat disinergikan dengan Strategi dasar agar mampu menjawab tantangan jaman secara tepat. 9 / 26

10 Pengembangan strategi kontemporer harus dengan konsep yang tepat sesuai falsafah bangsa Pancasila, agar didalam pelaksanaannya semakin memperkokoh strategi dasar yang sudah berdasarkan Pancasila. Pada kondisi bangsa Indonesia yang menghadapi krisis berkepanjangan saat ini dan munculnya berbagai kerawanan dibeberapa daerah, maka Strategi Kontemporer yang perlu dipikirkan adalah Strategi Rekonsiliasi dan Rekonstruksi. Dengan konsep strategi tersebut, maka Persatuan Indonesia sebagai sila ke-3 dari Pancasila dapat dibangun kembali dengan semangat gotong royong dan hal-hal dimasa lalu dapat dilupakan dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik. Melalui Visi Rekonsiliasi : Maafkan, Lupakan dan Saling Percaya (Forgive, Forget and Trust), maka dapat diharapkan bangsa Indonesia dapat utuh kembali sebagai satu bangsa yang bersatu dan berdaulat. Kemudian melalui Visi Rekonstruksi yang mengembangkan inovasi, maka tujuan mencapai masyarakat adil dan makmur dapat diwujudkan. V. PROGRAM Dalam upaya Revitalisasi Pancasila, maka perlu dilaksanakan berbagai Program yang merupakan implementasi Pancasila secara nyata dalam berbagai bentuk sesuai perkembangan jaman. 10 / 26

11 Penentuan program tersebut, dimulai dari Jangka Pendek, Jangka Sedang dan Jangka Panjang, terutama yang secara langsung menjawab kepentingan rakyat banyak. Pada kondisi masyarakat yang sedang mengalami berbagai kesulitan dewasa ini, terutama yang berada didaerah bencana, maka partisipasi masyarakat dan Pemerintah hendaknya merupakan bagian dari upaya implementasi Pancasila, tanpa harus menjelaskan bahwa yang dilakukan adalah Kampanye Pancasila. Rakyat sesungguhnya sudah cukup mengerti dan dapat membedakan, bagaimana hidup bermasyarakat yang sesuai atau kurang sesuai dengan Pancasila. Rakyat tidak membutuhkan hidup yang bermewah-mewah, namun yang mereka butuhkan adalah program yang dapat menjamin kehidupan sehari-hari dan masa depan anak-anaknya. Melalui perencanaan Pembangunan Nasional yang baik dan memihak rakyat, maka hal tersebut sangat mungkin diwujudkan. Terutama melalui perencanaan pembangunan di daerah pedesaan dan mengembangkan agro industri, maka kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik sehingga terwujud Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 1. Jangka Pendek. Pada kondisi masyarakat seperti sekarang ini, diperlukan Program Jangka Pendek untuk menyadarkan kembali masyarakat betapa perlunya Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka Revitalisasi Pancasila. 11 / 26

12 Hal ini dapat ditempuh dengan mengembangkan berbagai kegiatan didalam masyarakat yang bersifat gotong royong. Dengan berbagai kegiatan gotong royong maka masyarakat segera dapat disadarkan kembali bahwa mereka adalah suatu bangsa yang berada dalam suatu keluarga besar yang sejak awalnya menjadi suatu bangsa melalui suatu persamaan nasib dan diciptakan Tuhan Yang Maha Esa menjadi suatu bangsa. Beberapa program yang sebenarnya segera dapat dilaksanakan adalah Program Padat Karya yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah bersama swasta dan masyarakat. Program tersebut terutama yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, terutama membangun prasarana dan instalasi kebutuhan air, jalan dan lingkungan sehat bagi masyarakat kota maupun pedesaan. Sangat disayangkan, banyak program pemerintah yang sesungguhnya dapat dikerjakan masyarakat dengan padat karya, namun dalam pelaksanaannya dikerjakan oleh swasta dengan menghabiskan biaya yang kurang tepat. 2. Jangka Sedang. Pada jangka sedang, segera harus dimulai kembali mengajarkan Pancasila di sekolah-sekolah hingga Perguruan Tinggi dengan muatan materi sesuai tingkatannya. Bahkan sesungguhnya, dengan berpedoman kepada Pancasila, akan dapat dirumuskan berbagai disiplin ilmu yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. 12 / 26

13 Kalau selama ini berbagai disiplin ilmu masih mengapdopsi dari negara maju, maka sekarang ini, sesungguhnya sudah saatnya Indonesia mengembangkan berbagai disiplin ilmu yang berdasarkan Pancasila. Melalui pendidikan yang berdasarkan Pancasila, maka secara strategis, pola pikir masyarakat terbentuk menjadi lebih mudah memahami perkembangan kehidupan yang berdasarkan Pancasila. Apabila materi pelajaran sosial yang diajarkan di sekolah, dijabarkan dari Pancasila, maka dapat diharapkan manusia Indonesia, menjadi manusia yang seutuhnya sesuai kehidupan di Indonesia dengan mengamalkan sila-sila dari Pancasila. Adalah suatu hal yang wajar apabila Indonesia kemudian mengembangkan Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, Ilmu Hukum, dan berbagai Ilmu Sosial yang lain yang merupakan jabaran dari Pancasila. 3. Jangka Panjang. Pada jangka panjang, maka Revitalisasi Pancasila, perlu mengembangkan berbagai program secara sistematis untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih bersatu, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Mengamati kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, maka pada jangka panjang harus diyakinkan, bahwa sistem pemerintahan negara, harus benar-benar sesuai dengan Pancasila dan UUD / 26

14 Sangat disayangkan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sesungguhnya dapat hidup lebih baik dengan Pancasila, tetapi karena ulah sekelompok orang tertentu, kemudian berkembang dengan sistem pemerintahan yang bertentangan dengan jatidirinya. Saatnya bangsa Indonesia menyadari kembali secara sungguh-sungguh, menyusun suatu sistem pemerintahan yang berdasarkan Pancasila demi mencapai masyarakat adil dan makmur. Dengan mengambil pengalaman selama ini dan mengacu kepada penjelasan UUD 1945, maka dapat disusun kembali sistem pemerintahan yang berdasarkan Pancasila dan UUD VI. TANTANGAN MASA DEPAN. 1. Umum. Secara umum tantangan masa depan akan berkembang lebih dinamis pada berbagai bidang kehidupan masyarakat, terutama pada bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan Keamanan, maupun bidang kehidupan masyarakat lainnya, sebagai akibat dampak silang dari beberapa bidang kehidupan masyarakat didalam maupun diluar negeri. Dengan perkembangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, maka tantangan masa depan juga semakin memberi harapan sekaligus berbagai masalah yang ditimbulkannya. 14 / 26

15 Ditengah berbagai tantangan yang dapat terjadi, maka sangat diperlukan, adanya suatu konsistensi didalam mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara, agar tidak menjadi tersesat apalagi dikendalikan oleh bangsa lain. Adanya terus keinginan negara-negara maju untuk mempengaruhi atau bahkan mengendalikan negara-negara sedang berkembang, hendaknya dicermati, dan disikapi secara bijak, agar posisi Indonesia dapat berperan secara aktif untuk turut memelihara perdamaian dunia seagaimana amanat Pembkuaan UUD a. Ideologi. Setelah gagalnya ideologi Komunis di Uni Soviet pada akhir dekade 80 an kemudian ideologi Liberal menjadi acuan bagi banyak negara berkembang termasuk Indonesia. Banyak elit politik hingga awal abad ke 21 ini masih terbuai dengan janji-janji liberalisme yang masih berusaha untuk bertahan sekuat-kuatnya. Namun dengan pengalaman Reformasi yang memasuki tahun ke-14 dewasa ini, seharusnyalah segera disadari oleh Reformis yang beraliran liberal untuk tidak meneruskannya dan segera kembali ke Pancasila. Memang tidak mudah meninggalkan ideologi liberal bagi sebagian orang, karena berbagai harapan yang dijanjikannya. Akan tetapi mereka sekarang juga seharusnya melihat, betapa negara-negara yang selama ini menganut ideologi liberal, justru sedang mencari ideologi lain yang lebih memberi kemungkinan 15 / 26

16 bagi mereka untuk bisa hidup lebih baik. Mungkin saja tidak tertarik dengan ideologi Pancasila, akan tetapi bagi Indonesia sudah seharusnya untuk segera sadar kembali, bahwa tantangan ideologi lain dimasa depan, hanya dapat dihadapi secara tepat dengan ideologi Orisinal Indonesia, yaitu Pancasila. b. Politik Sistem politik yang sedang berkembang dewasa ini telah membawa Indonesia kedalam suatu kehidupan politik yang didominasi oleh kekuasaan dan uang. Kondisi ini sungguh tidak sesuai dengan konsep Pancasila yang dijiwai oleh semangat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam sistem politik seperti sekarang ini dapat membawa masyarakat Indonesia semakin liberalistis dan akhirnya dapat meninggalkan Pancasila. Adalah hal yang mustahil, dengan sistem politik seperti sekarang ini dapat dihasilkan suatu pemerintahan yang stabil, dengan kondisi masyarakat yang sangat majemuk. Apabila kondisi seperti ini terus berkembang, maka kemudian Indonesia dapat berkembang menjadi Negara Federal dan terbuka kemungkinan menjadi Negara-negara kecil yang merdeka sendiri dan tidak lagi berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu tantangan perubahan sistem politik harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh agar Indonesia tidak terjebak dalam sistem yang bertentangan dengan 16 / 26

17 Pancasila. c. Ekonomi. Sejak kemerdekaan, memang Indonesia belum berhasil melaksanakan suatu sistem ekonomi yang sejalan dengan sistem politik berdasarkan Pancasila. Amanat Penjelasan UUD 1945, memang mengharapkan terciptanya demokrasi politik dan demokrasi ekonomi secara bersamaan. Namun kuatnya tekanan sistem ekonomi pasar yang dibawa oleh Negara-negara maju dengan sistem politik yang liberal, telah mengakibatkan sistem ekonomi nasional (koperasi) menjadi tidak dapat berkembang baik. Sistem ekonomi pasar yang kapitalistik telah menguasai dunia dalam waktu ratusan tahun dan berhasil juga menjajah beberapa Negara secara langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi krisis ekonomi yang selama beberapa tahun terakhir ini juga mengancam Negara maju, sehingga memberi kesempatan bagi Negara berkembang termasuk Indonesia untuk mampu mengembangkan sistem ekonomi sendiri yang sesuai lingkungannya. Sesungguhnya krisis ekonomi masa lalu dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia didalam menghadapi tantangan bidang ekonomi dimasa depan. d. Sosial Budaya. 17 / 26

18 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang sangat cepat secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat. Ada kecenderungan sistem sosial budaya masyarakat modern semakin cepat mempengaruhi masyarakat tradisional, seperti di Negara sedang berkembang. Dalam beberapa hal memang kehidupan modern juga diperlukan, dalam rangka kehidupan antar bangsa yang perlu saling tergantung satu sama lain. Aakan tetapi kehidupan modern yang membawa juga kehidupan yang liberal-individualistik, dapat merusak sistem budaya masyarakat Indonesia yang bersifat kekeluargaan. Menghadapi kecenderungan seperti ini, perlu ada sikap yang pro-aktif, sehingga masyarakat tidak apriori dan juga tidak larut didalam kehidupan masyarakat modern. Belajar dari pengalaman beberpa Negara maju yang tetap dapat menjaga jatidirinya, maka seharusnya Indonesia juga dapat menjadi Negara maju, tanpa meninggalkan jiwa Pancasila. e. Pertahanan dan Keamanan. Posisi geostrategi Indonesia yang sangat strategis akan semakin penting dimasa depan mengingat sumber daya alam strategisnya yang cukup besar. 18 / 26

19 Pengalaman dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan adanya penurunan didalam kemampuan Pertahanan dan Keamanan, sehingga Negara tetangga pun kadang-kadang berani menunjukkan sikap yang kurang bersahabat dan kegiatan teroris Internasional berani masuk ke Indonesia. Hal-hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi, karena hal itu dapat menjadi awal bagi ancaman serius bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Dalam menghadapi tantangan yang semakin besar dimasa depan, baik yang bersumber dari luar maupun dalam negeri, maka perlu penysunan sistem Pertahanan dan Keamanan yang tangguh untuk menghadapinya. Disamping itu, Indonesia juga perlu berperan turut menciptakan perdamaian dunia, sehingga tantangan pada bidang pertahanan dan kemanan hendaknya terus mendapat perhatian yang tepat. 2. Khusus. a. Lingkungan. Tantangan pada bidang lingkungan, baik fisik maupun non fisik, merupakan tantangan yang perlu mendapat perhatian khusus, karena telah menjadi bagian dari tantangan global. 19 / 26

20 Posisi geostrategis Indonesia yang juga merupakan paru-paru dunia, harus dijaga sedemikian rupa, dan mendapat perhatian khusus, agar tidak menjadi bencana nasional maupun internasional. Memang Negara-negara didunia sudah sangat terlambat menyadari kerusakan lingkungan dewasa ini dan akibatnya sungguh sangat berat bagi kehidupan manusia dimuka Bumi. Bagi Indonesia yang sedang menghdapai berbagai bencana hampir diseluruh daerah, hendaknya secara sungguh-sungguh memperhatikannya, agar bahaya yang lebih serius tidak terjadi. Beberapa tantangan lingkungan yang dapat semakin berat dimasa mendatang, antara lain adalah akibat kerusakan hutan dan penambangan liar diberbagai daerah. Kerusakan lingkungan yang semakin parah, dapat mengakibatkan tujuan Nasional mencapai masyarakat adil dan makmur menjadi terancam b. Kemiskinan. Masalah kemiskinan, merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus, karena dapat menjadi tantangan yang semakin serius dimasa depan. Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, sesungguhnya bukan tidak mungkin untuk mengatasi kemiskinan secara sistematis. Kegagalan Pemerintah didalam mengatasi kemiskinan secara sistematis akan berdampak sistematis kepada bidang-bidang kehidupan yang lain, baik politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan. 20 / 26

21 Menghdapai tantangan masalah kemiskinan yang makin cukup berat dimasa mendatang, maka langkah sistematis yang cukup besar harus dapat dilaksanakan agar kehidupan masyarakat dapat lebih baik. Apabila masalah kemiskinan tidak dapat diatasi secara baik, maka akibatnya dapat menimbulkan berbagai masalah lain yang dapat juga berkembang menjadi masalah politik yang mengancam persatuan nasional. Belajar dari pengalaman masa lalu, maka masalah kemiskinan menjadi salah satu alasan bagi beberapa daerah untuk melakukan tindakan yang berlawanan dengan Pemerintah Pusat. VII. KENDALI STRATEGIS Belajar dari pengalaman masa lalu didalam menjaga NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka sangat dibutuhkan adanya kendali strategis yang akan menjadi sarana pengendalian agar Revitalisasi Pancasila dapat diikuti dan terus berlanjut dari generasi ke generasi. 1. UUD UUD 1945 adalah kendali utama didalam Revitalisasi Pancasila, karena rumusan Pancasila berada didalam Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh serta Penjelasannya bersumber dari Pancasila. 21 / 26

22 Segala upaya Revitalisasi Pancasila, haruslah berdasarkan hukum karena Indonesia adalah negara hukum. Apabila ada penyimpangan didalam penjabaran UUD 1945 atau perubahan UUD 1945, maka terbuka kemungkinan terjadinya perubahan atau penyimpangan perkembangan kehidupan masyarakat yang kurang sesuai dengan jatidirinya. Setelah adanya Perubahan UUD 1945, pada tahun , jelas terlihat adanya perubahan sistem pemerintahan negara yang jelas kurang sesuai dengan Pancasila. Dengan kenyataan ini, maka seharusnyalah untuk segera melakukan Kaji Ulang terhadap Perubahan UUD 1945, agar pelaksanaan sistem pemerintahan negara kembali sesuai Pancasila. 2. GBHN Sesungguhnya setiap negara seharusnyalah mempunyai Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang menjadi pedoman utama bagi suatu bangsa untuk terus berkembang secara baik sesuai jatidirinya. Adalah kurang tepat, apabila sesuatu bangsa kemudian berkembang sesuai kemauan suatu a tau beberapa partai politik tertentu, apalagi bila partai tersebut mempunyai aspirasi politik yang bertentangan dengan Pancasila. Pengalaman pada era reformasi dengan hilangnya GBHN dari UUD 1945, maka sangat terasa, bahwa arah Pembangunan Nasional sudah kurang sesuai dengan jiwa dan semangat 22 / 26

23 Pancasila. Kalau dimasa lalu ditentukan Pembangunan Nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan dijabarkan didalam GBHN, namun dengan hilangnya GBHN, maka secara tidak langsung, arah Pembangunan Nasional menjadi kurang jelas. Adanya anggapan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagai pengganti GBHN, sungguh menyesatkan, karena visi, misi dan programnya sudah berbeda. 3. Undang-Undang. Indonesia sebagai negara hukum, haruslah melakukan Revitalisasi Pancasila, sejalan dengan aturan hukum yang berlaku secara nasional. Adanya aturan hukum yang bertentangan dengan Pancasila, secara langsung akan menjadi hambatan dalam upaya Revitalisasi Pancasila. Setelah adanya Perubahan UUD 1945, maka cukup banyak UU yang menjadi turunannya, kemudian menyimpang dari jiwa dan semangat Pancasila. Hal ini terlihat pada Undang-Undang, baik dibidang politik, ekonomi maupun Sosial Budaya yang semakin liberalistis, bahkan cenderung mengakomodir kepentingan asing. Apabila hal seperti ini terus berlangsung, maka pada jangka panjang, Indonesia dapat semakin jauh dari jatidirinya atau malah menjadi negara yang dikendalikan oleh negara lain. 23 / 26

24 Oleh karena itu perlu segera untuk terus menerus meyakini bahwa Undang-Undang yang dibuat oleh DPR bersama Pemerintah selalu berjiwa Pancasila. Hendaknya disadari, bahwa suatu Undang-Undang yang dibuat DPR bersama Pemerintah, jangan sampai mendapat masukan dari pihak asing, yang dapat mempengaruhi substansi Undang-Undang tersebut, dipengaruhi pihak asing. VIII. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan. Mengamati perkembangan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat dewasa ini, maka upaya Revitalisasi Pancasila harus segera dilaksanakan, apabila tidak ingin melihat terjadinya hal-hal yang terus mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan Pancasila dan UUD Belajar dari pengalaman dimasa lalu dan dewasa ini, terutama dengan adanya Perubahan UUD 1945 pada tahun , maka semakin jelas terlihat, bahwa bangsa dan negara mengalami ancaman serius, apabila ada upaya menghilangkan Pancasila atau meminggirkan Pancasila. 24 / 26

25 Banyak yang belum menyadari bahwa Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia dan satu-satunya jatidirinya bangsa Indonesia yang harus tetap utuh dan tidak boleh berubah. Jaman boleh saja berubah dan dunia dapat semakin maju, akan tetapi Indonesia adalah sesuatu bangsa dan negara yang harus tetap dapat berkembang dengan jatidirinya Pancasila. Bangsa Indonesia jangan sampai mencoba meniru jatidiri bangsa lain yang jelas dapat merusak dirinya sendiri dan mungkin menjadi ancaman bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Saran. Guna mendukung upaya Revitalisasi Pancasila, maka perlu dilakukan berbagai upaya secara sistematis, antara lain sebagai berilkut. a. Melakukan berbagai kegiatan dimasyarakat yang bersifat gotong royong, sebagai inti menumbuhkan kesadaran akan jiwa Pancasila. b. Mengajarkan kembali materi Pancasila di sekolah-sekolah maupun Perguruan Tinggi dengan materi yang sesuai dengan tingkatannya. c. Segera melakukan Kaji Ulang terhadap Perubahan UUD 1945 yang terjadi pada tahun , agar sistem pemerintahan Negara dapat ditata kembali sesuai jiwa dan semangat Pancasila. 25 / 26

26 Jakarta, Januari / 26

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN Dosen Nama : Dr. Abidarin Rosyidi, MMA :Ratna Suryaningsih Nomor Mahasiswa : 11.11.5435 Kelompok : E Program Studi dan Jurusan : S1 Sistem Informatika STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara 1. Suatu kumpulan gagasan,ide ide dasar serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu bangsa dan negara adalah pengertian... a. Ideologi c. Tujuan

Lebih terperinci

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut 2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut diamandemen. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang

Lebih terperinci

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1 WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai

Lebih terperinci

AGENDA DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA

AGENDA DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA AGENDA DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA S I S T E M E K O N O M I I N D O N E S I A S O S I O L O G I C - 2 F I S I P A L M U I Z L I T E R A T U R E : M U N A W A R DKK ( 2 0 1 5 ) Pendahuluan Apabila sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur. Didalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

NO URUT. 16. Sumber : = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

NO URUT. 16. Sumber :  = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = NO URUT. 16 Visi Partai adalah bahwa untuk mewujudkan cita-cita luhur Proklamasi 17 Agustus 1945, diperlukan kualitas manusia Indonesia yang patriotik, yaitu warga bangsa yang cerdas, sehat,cakap,tangguh,

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.

Lebih terperinci

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang Pertanyaan 1. Jelaskan Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan

Lebih terperinci

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI NAMA : RYAN AKBAR RAMADHAN NIM : 11.12.6308 KELOMPOK : J PRODI DAN JURUSAN : S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum

Lebih terperinci

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag 3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Modul ke: 09Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Wibisono SH MSi Program Studi Akuntansi Pengertian Geopolitik/Wawasan Nusantara Geopolitik atau Wawasan Nusantara merupakan cara

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional POKOK-POKOK PENJELASAN PERS MENTERI NEGARA PPN/ KEPALA BAPPENAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 Di susun oleh : Nama : Garna Nur Rohiman NIM : 11.11.4975 Kelompok : D Jurusan Dosen : S1-TI : Tahajudin Sudibyo, Drs Untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Apakah Sistem Demokrasi Pancasila Itu? Tatkala konsep

Lebih terperinci

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Bab III Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Sumber: http://www.leimena.org/id/page/v/654/membumikan-pancasila-di-bumi-pancasila. Gambar 3.1 Tekad Kuat Mempertahankan Pancasila Kalian telah

Lebih terperinci

BAHAN TAYANG MODUL 5

BAHAN TAYANG MODUL 5 Modul ke: PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945 SERTA PENJABARAN PADA PASAL- PASAL UUD 1945 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN NEGARA SEMESTER GASAL

Lebih terperinci

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara Modul ke: 06 Fakultas HUMAS Setelah membaca modu ini mahasiswa diharapkan menguasai pengetahuan tentang : hubungan Pancasila dengan Pembukaan

Lebih terperinci

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : FELIX PRASTYO NIM : 11.12.6219 KELOMPOK : J PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. iii

KATA PENGANTAR. Penulis. iii KATA PENGANTAR Pertama-tama, kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA Oleh : DENY KURNIAWAN NIM 11.11.5172 DOSEN : ABIDARIN ROSIDI, DR, M.MA. KELOMPOK E PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaannya Di Indonesia Modul ini akan mempelajari pengertian, manfaat dan jenis-jenis demokrasi. selanjutnya diharapkan diperoleh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA MENGAPA KAJIAN ILMIAH? TUNTUTAN KEILMUAN (DUNIA AKADEMIK) MENGIKUTI KAIDAH KEILMUAN. PANCASILA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI Nama : Devit Surtianingsih NIM : 11.01.2851 Kelompok : B Program Studi : Pancasila Jurusan : D3-TI Dosen : Irton. SE., M.Si STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Sistem ekonomi demokrasi pancasila Kajian ilmiah tentang

Lebih terperinci

PLEASE BE PATIENT!!!

PLEASE BE PATIENT!!! PLEASE BE PATIENT!!! CREATED BY: HIKMAT H. SYAWALI FIRMANSYAH SUHERLAN YUSEP UTOMO 4 PILAR KEBANGSAAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PANCASILA NKRI BHINEKA TUNGGAL IKA UUD 1945 PANCASILA MERUPAKAN DASAR

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA A. Landasan Pendidikan Pancasila Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA Era global menuntut kesiapan segenap komponen Bangsa untuk mengambil peranan sehingga pada muara akhirnya nanti dampak yang kemungkinan muncul, khususnya dampak negatif dari

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif

Lebih terperinci

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

B. Tujuan C. Ruang Lingkup 27. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan di diharapkan

Lebih terperinci

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila 1. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang diejawantahkan dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 telah memberikan arah dan landasan perjuangan bagi bangsa Indonesia, yang selanjutnya pada pasal

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi I. PEMOHON Pungki Harmoko II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA ACARA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI TAHUN 2014 Hari/tgl : Minggu, 17 Agustus 2014 Pukul : 07.30 WIB Tempat : Lapangan

Lebih terperinci

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa 1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Oleh : Falihah Untay Rahmania Sulasmono KELOMPOK E NIM. 11.11.5273 11-S1TI-09 Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAKSI Pancasila

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen PANCASILA Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis HAK ASASI MANUSIA Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pengakuan Atas Martabat dan Hak-Hak Yang Sama Sebagai Manusia Sebagai bagian dari masyarakat

Lebih terperinci

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Materi Poliik luar negeri adalah wawasan internasional. Oleh karena itu, poliik luar negeri cenderung

Lebih terperinci

PANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU

PANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU PANCASILA Modul ke: Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pancasila dalam Kajian

Lebih terperinci

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA Dosen : Tahajudin S, Drs Disusun Oleh : Nama : Ilham Prasetyo Mulyadi NIM : 4780 Kelompok : C Program Studi : S1 Jurusan : Teknik Informatika SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014 SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN 1 / 6 BANGSA KHUSUSNYA TENTANG PERLUNYA BERPARTISIPASI AKTIF PADA PEMILU 2014" Proses Demokratisasi

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE AGUSTUS 2015

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE AGUSTUS 2015 SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE 70 17 AGUSTUS 2015 Assalamu'alaikum Waarahmatulahi Wabarakatuh, Salam-sejahtera dan damai bagi kita

Lebih terperinci

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom KETAHANAN NASIONAL Yanti Trianita S.I.Kom Definisi Ketahanan Nasional Ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara dalam wadah

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam Modul ke: Pendidikan Pancasila Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

MATERI UUD NRI TAHUN 1945 B A B VIII MATERI UUD NRI TAHUN 1945 A. Pengertian dan Pembagian UUD 1945 Hukum dasar ialah peraturan hukum yang menjadi dasar berlakunya seluruh peraturan perundangan dalam suatu Negara. Hukum dasar merupakan

Lebih terperinci

Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi DISUSUN OLEH : Nama : Siska Nanda Devi Pratiwi NIM : 11.12.6103 Kelompok : J Dosen pembimbing : Junaidi, M.hum SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI NAMA KELAS : FRANSISCUS ASISI KRISNA DESTANATA : S1SI13 NIM : 11.12.6283 DOSEN KELOMPOK : JUNAIDI IDRUS, S.AG., M.HUM : J LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Undang Undang No. 8 Tahun 1985 Tentang : Organisasi Kemasyarakatan

Undang Undang No. 8 Tahun 1985 Tentang : Organisasi Kemasyarakatan Undang Undang No. 8 Tahun 1985 Tentang : Organisasi Kemasyarakatan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 8 TAHUN 1985 (8/1985) Tanggal : 17 JUNI 1985 (JAKARTA) Sumber : LN 1985/44; TLN NO. 3298 Menimbang

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang didasarkan oleh suatu prinsip yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan salah satu sistem

Lebih terperinci

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA A. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara Dan Ideologi Negara Pancasila sebagai Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila sebagai dasar negara

Lebih terperinci

PIAGAM KERJASAMA PARTAI DEMOKRAT DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA TAHUN

PIAGAM KERJASAMA PARTAI DEMOKRAT DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA TAHUN PIAGAM KERJASAMA PARTAI DEMOKRAT DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA TAHUN 2009-2014 Atas berkat Rahmat Allah SWT, Para penandatangan piagam kerjasama telah sepakat untuk membentuk koalisi berbasis platform

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

H. AZWIR, S.Sos AMRAN

H. AZWIR, S.Sos AMRAN Visi dan Misi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati ACEH SELATAN PERIODE 2018-2023 PENDAHULUAN Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki nilai strategis bagi Provinsi Aceh

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Supentri, S.Pd

PENDIDIKAN PANCASILA. Supentri, S.Pd PENDIDIKAN PANCASILA Supentri, S.Pd TIK POKOK BAHASAN KET MENJELASKAN UUD 1945 DAN GBHN SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN NASIONAL 1. PENYUSUNAN DAN RUMUSAN UUD 1945 A. PENGERTIAN UUD 1945 B. KEDUDUKAN DAN SIFAT

Lebih terperinci

Bab 2. Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 29

Bab 2. Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 29 Bab 2 Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Mulai pertemuan ini sampai beberapa pertemuan ke depan, kalian akan diajak untuk mempelajari materi pembelajaran pada

Lebih terperinci

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM : PAPER PANCASILA Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : Nama : Eko Hernanto NIM : 11.11.4791 Kelompok Jurusan Program studi : C : S1-TI :Pancasila SEKOLAH TINGGI TEKNIK

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1975 TENTANG PARTAI POLITIK DAN GOLONGAN KARYA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN PETA LAMONGAN LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN SECARA GEOGRAFIS KABUPATEN LAMONGAN TERLETAK ANTARA 6 51 54 SAMPAI DENGAN 7 23 6 LINTANG SELATAN DAN ANTARA 112 4 41 SAMPAI DENGAN 112 33 12 BUJUR TIMUR, DENGAN

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok

Lebih terperinci

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan

Lebih terperinci

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI TUGAS AKHIR YODI PERMANA 11.12.5667 PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI DOSEN : Drs. Muhammad Idris P, M PENDAHULUAN Sebagai warga negara yang setia pada nusa dan bangsa,

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL. Modul ke: 12 Fakultas TEKNIK AKTUALISASI SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN ( DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, HANKAM HUKUM DAN HAM )

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : PENDIDIKAN PANCASILA Kode Mata : DU 13201 Jurusan / Jenjang : S1 SISTEM KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan tertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-undangan suatu negara serta merupakan hukum tertinggi

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA Di susun oleh : Nama : Adam Putra Bakti NIM : 11.02.8089 Kelompok : A P. Studi : Pendidikan Pancasila Jurusan : D3-MI Dosen : Drs. M. Khalis Purwanto, MM

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Lembaga Indonesia ASA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR. Lembaga Indonesia ASA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR Lembaga Indonesia ASA PEMBUKAAN Setelah 68 tahun Indonesia merdeka, berbagai kemajuan dan prestasi telah dicapai oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi BANGSA INDONESIA (INDONESIA NATION) Kehidupan Bangsa Indonesia didasarkan atas Perasaan kebangsaan Indonesia, kehendak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Konsep Tinjauan Historis Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Tinjauan berasal

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara Disusun oleh: NAMA : HARI ANGGARA NIM : 11.12.5805 KELOMPOK STUDI JURUSAN DOSEN : H (HAK ASASI) : PANCASILA

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang 31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga

Lebih terperinci

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Maria Alfonsa Chintia Dea P. NIM : A12.2013.04844 Kelompok : A12.6701 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN 2010 2014 A. PENDAHULUAN Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Lebih terperinci

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) 1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM Yogyakarta NAMA : Listia Fitriani NIM : 11.01.2931 Kelompok : B Program Studi : Diploma 3 Jurusan : Teknik Informatika Dosen

Lebih terperinci

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Abstrak

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Abstrak AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Abstrak Sebuah kebijakan atau keputusan barulah nampak apabila diterapkan. Untuk menerapkan kebijakan atau aturan tersebut, kelompok

Lebih terperinci

Pancasila dan Implementasinya

Pancasila dan Implementasinya Modul ke: Pancasila dan Implementasinya Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Sejarah Lahirnya Pancasila Kata Pancasila pertama kali dapat ditemukan dalam buku Sutasoma karya Mpu

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Tanggal Penyerahan Makalah : 25 Juni 2013 Tanggal Upload

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (untuk selanjutnya disebut dengan UUD 1945) secara tegas menyebutkan negara Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sebagai negara berkembang, indonesia sedang giat- giatnya melakukan pembangunan baik dikota maupun di pedesaan. Pembangunan yang dilakukan merupakan rangkaian gerakan

Lebih terperinci