Model Obsim Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengajar Materi Pecahan Dengan Pendekatan Kontruktivistik Mahasiswa PGSD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Model Obsim Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengajar Materi Pecahan Dengan Pendekatan Kontruktivistik Mahasiswa PGSD"

Transkripsi

1 Model Obsim Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengajar Materi Pecahan Dengan Pendekatan Kontruktivistik Mahasiswa PGSD Ervina Eka Subekti Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk menganalisis keefektifan pembelajaran dengan Model Observasi dan Simulasi (Obsim) dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan. Permasalahan yang dikaji: 1) Apakah mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan Model Observasi dan Simulasi (Obsim) dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan dapat mencapai nilai kelulusan minimal?, ) Apakah ada pengaruh positif kemampuan merencanakan pembelajaran dan tingkat pemahaman konsep terhadap keterampilan mengajar materi pecahan di SD dengan pendekatan kontruktivistik? 3) Apakah penggunaan Obsim dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan membedakan mahasiswa PGSD, dengan kategori berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah? Populasi yang terlibat dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa semester VI PGSD IKIP PGRI Semarang 011/01. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kelas 6A sebagai kelas yang menggunakan metode Obsim dan mahasiswa kelas 6B sebagai kelas kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji rata-rata, regresi, dan analisis Anava dua jalur. Dari Hasil penelitian disimpulkan bahwa kuliah dengan model Obsim efektif pada mata kuliah pembelajaran Teori Bilangan untuk meningkatkan kemampuan mengajar materi pecahan dengan pendekatan kontruktivistik. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: Dosen disarankan menggunakan model Obsim dalam perkuliahan Pembelajaran Teori Bilangan karena model Obsim efektif digunakan untuk meningkatkan ketrampilan mengajar dalam perkuliahan Pembelajaran Teori Bilangan. PENDAHULUAN Banyak faktor yang berpengaruh pada kualitas pembelajaran sekolah dasar. Guru merupakan faktor paling utama penentu kualitas pembelajaran (Rosenshine & Furst, 1971) atau penerap prinsip mengajar yang tepat (Brophy & Good, 1986). Hampir pada semua SD di Indonesia guru diberi tugas untuk menjadi guru kelas yang harus mengajar semua mata pelajaran termasuk matematika. Kondisi seperti ini menyebabkan pengajaran matematika di SD lebih banyak didominasi ceramah, guru kurang mampu mengaktifkan siswa dalam berpikir dan

2 pelajaran yang diberikan tidak dikaitkan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari siswa (Indrawati, 005). Salah satu alasan kekurang -berhasilan pendidikan matematika SD adalah kegagalan fakultas dan universitas dalam menyiapkan mahasiswa calon guru SD untuk dapat mengajar matematika, salah satunya pembelajaran materi pecahan secara baik dan benar. Metode mengajar akan berhasil apabila disampaikan dengan contoh nyata, yaitu contoh bagaimana menggunakan metode-metode mengajar untuk mengajarkan materi-materi pada konteks yang tepat. Dengan contoh nyata mengajar dari orang lain, maka perilaku orang tersebut dapat dipelajari. Hal ini didukung oleh pendapat Bandura (1977) yang menyatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia dipelajari melalui pemodelan: dari mengamati orang lain sebagai gagasan tentang bagaimana perilaku baru dilakukan, dan pada kesempatan kemudian informasi ini berfungsi sebagai panduan untuk bertindak. Tillema dan Veenman (Cruickshank & Metcalf, 1990) menyatakan bahwa contoh yang diberikan oleh pembina matakuliah atau instruktur dapat membawa mahasiswa pada kesadaran awalnya tentang keterampilan yang dicontohkan, mahasiswa dapat menggunakan melalui pemahaman konseptualnya dan dapat mengimplementasikan keterampilan itu berupa perilaku aktif mengajar. Selain pemberian contoh nyata mengajar, mahasiswa calon guru juga perlu sering melakukan latihan mengajar (simulasi). Kemampuan mengajar tidak dapat dikembangkan secara tiba-tiba, tetapi perlu waktu dan bertahap, dimulai sejak awal perkuliahan, dan dilakukan secara terus menerus. Thorndike (Gagne, 1974:14) menyatakan:... sebagai suatu komponen utama dari teori belajar Latihan. Prinsip ini menyatakan bahwa hubungan yang pelajari adalah 'diperkuat' setiap kali diulangi. Hal ini menggambarkan bahwa apa yang dipelajari mahasiswa dalam mengajar dapat diperkuat melalui pengulangan. Metode Obsim merupakan akronim dari kata observasi dan simulasi. Model Obsim pada dasarnya merupakan kombinasi antara model belajar sosial (social learning model) dengan model simulasi (simulation model) yang keduanya merupakan kelompok model sistem perilaku ( behavioral system family model). Joyce, et al. (000:3) menyatakan bahwa dasar teori kelompok model ini adalah

3 teori-teori belajar sosial. Lebih lanjut dikatakan bahwa kelompok model ini dikenal pula sebagai modifikasi perilaku ( behavioral modification), terapi perilaku (behavioral therapy), dan sibernetik (cybernetics). Dasar pemikiran kelompok model ini adalah sistem komunikasi yang mengoreksi sendiri ( self-correcting communication systems) yang memodifikasi perilaku dalam hubungannya dengan cara tugas dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Dengan Model Obsim, mahasiswa diharapkan dapat belajar mengajar melalui observasi terhadap simulator yang mensimulasikan mengajar SD (modeling) dan berlatih mengajar dengan simulasi. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan pertanyaan penelitian, yakni: 1) Apakah mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan Model Observasi dan Simulasi ( Obsim) dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan dapat mencapai nilai kelulusan minimal?, ) Apakah ada pengaruh positif kemampuan merencanakan pembelajaran dan tingkat pemahaman konsep terhadap keterampilan mengajar materi pecahan di SD dengan pendekatan kontruktivistik? 3) Apakah penggunaan Obsim dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan membedakan mahasiswa PGSD, dengan kategori berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah? Sesuai dengan rumusan pertanyaan penelitian yang telah dituliskan, tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui apakah mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan Model Observasi dan Simulasi (Obsim) dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan dapat mencapai nilai kelulusan minimal, ) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif kemampuan merencanakan pembelajaran dan tingkat pemahaman konsep terhadap keterampilan mengajar materi pecahan di SD dengan pendekatan kontruktivistik?, 3) Untuk mengetahui apakah penggunaan Obsim dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan membedakan mahasiswa PGSD, dengan kategori berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi alternatif solusi meningkatkan kemampuan mahasiswa PGSD dalam membuat rencana pembelajaran dan kemampuan mengajar materi pecahan di SD dengan pendekatan konstruktivistik sehingga pada akhirnya diharapkan bisa meningkatakan kualitas pembelajaran matematika di SD terutama materi pecahan.

4 PEMBAHASAN Pendekatan Pembelajaran Matematika Ruseffendi (1988:40), mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau kebijakan yang ditempuh guru atau peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang dilihat dari sudut bagaimana proses atau materi pembelajaran itu umum atau khusus dikelola. Pendekatan kontruktivistik Pendekatan kontruktivistik didefinisikan sebagai pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pemahaman dan member makna terhadap informasi dan peristiwa yang dialami (Pribadi,009:156). Gagnon dan Collay dalam Pribadi (009) berpendapat bahwa siswa belajar dan membangun pengetahuan manakala dia terlibat aktif dalam kegiatan belajar Teori Belajar Piaget. Menurut Piaget (Krismanto, dkk., 004:3), manusia tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosio emosional, dan perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif tergantung seberapa jauh anak memanipulasi dan aktif dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurutnya kemampuan kognitif manusia berkembang menurut empat tahap dari lahir sampai dewasa. Tahap-tahap tersebut adalah tahap sensori motor ( sensory-motor-stage), sejak manusia lahir sampai berusia tahun; tahap pra-operasional ( pre-operational-stage), dari usia tahun sampai 7 tahun; tahap operasi konkret (cooncrete-operational-stage), dari usia 7 tahun sampai 11 tahun; dan tahap operasi formal ( formal-operational-stage), dari usia 11 tahun keatas (dalam Dahar, 1989:15). Harlen (dalam Damandiri 003) mengembangkan model konstruktivis dalam pembelajaran di kelas. Model Obsim (Observasi dan Simulasi)

5 Istilah Obsim dalam penelitian ini merupakan akronim dari kata observasi dan simulasi. Model Obsim pada dasarnya merupakan kombinasi antara model belajar sosial ( social learning model) dengan model simulasi ( simulation model) yang keduanya merupakan kelompok model sistem perilaku ( behavioral system family model). Joyce, et al. (000:3) menyatakan bahwa dasar teori kelompok model ini adalah teori-teori belajar sosial. Dalam Model Obsim terdapat lima tahap, yaitu: Tahap modeling, tahap diskusi, tahap pengayaan, tahap latihan, tahap umpan balik dan pemantapan. Kelima tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut. Tahap Pertama: Modeling (Simulasi mengajar oleh dosen) Modeling dalam hal ini dimaknai sebagai pemberian contoh mengajar konsep pecahan di SD yang dilakukan oleh dosen. Contoh mengajar ini berupa simulasi mengajarkan suatu topik (fakta, prosedur, konsep, atau prinsip) untuk siswa SD dengan menganggap seolah-olah mahasiswa sebagai siswa SD. Tahap Kedua: Diskusi Pada tahap ini dosen memfasilitasi kegiatan diskusi tentang contoh mengajarnya. Dalam diskusi mahasiswa diberi kesempatan untuk memberikan pendapat tentang contoh mengajar yang diberikan dosen berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya tentang mengajar. Tahap Ketiga: Pengayaan Pada tahap ketiga, dosen memberikan pengayaan berupa tugas yang termuat dalam hand-out yang berkaitan dengan pengembangan materi belajar mengajar yang telah disajikan. Selain itu, pada tahap ini mahasiswa juga diberi tugas membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mikro untuk pembelajaran di SD Tahap Keempat: Latihan Mengajar (Simulasi mahasiswa) Pada tahap ini dosen memilih 4-5 orang mahasiswa untuk menyajikan RPP yang telah mereka buat satu persatu, sebagai simulator. Pada saat mahasiswa simulator mensimulasikan mengajar, dosen dan mahasiswa yang lain sebagai pengamat (observers). Hasil pengamatan ini digunakan untuk memberikan umpan balik pada para simulator.

6 Tahap Kelima: Umpan balik dan Pemantapan Pada tahap ini, dosen dan mahasiswa pengamat memberikan umpan balik tentang latihan mengajar para mahasiswa simulator berdasarkan hasil pengamatannya. Pada tahap ini, mahasiswa diajak berpikir tentang kelebihan dan kekurangan mahasiswa dalam berlatih mengajar. Kerangka Berpikir Skema alur kerangka pikir peneliti dapat dilihat pada Gambar berikut Masalah pembelajaran Pembelajaran dengan model Obsim Kemampuan membuat RPP Pemahaman konsep Kemampuan mengajar mahasiswa kelompok tinggi, sedang dan rendah Hipotesis Berdasar kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: (1) Mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan Model Observasi dan Simulasi (Obsim) dalam perkuliahan pembelajarn teori bilangan dapat mencapai nilai kelulusan minimal, () Ada pengaruh yang linier kemampuan merencanakan pembelajaran terhadap keterampilan mengajar, dan (3) Dalam perkuliahan Pembelajaran Teori Bilangan dengan model Obsim keterampilan mengajar mahasiswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah berbeda secara signifikan. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Arikunto (00: 7) yaitu, penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik dan mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Dengan demikian,

7 tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membuat RPP dan ketrampilan mengajar materi pecahan dengan pendekatan konstruktivistik akibat dari suatu pembelajaran dengan menggunakan model yang berbeda. Populasi Dan Sampel Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 00: 6). Populasi yang terlibat dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa semester VI PGSD IKIP PGRI Semarang 011/01 sebanyak 383 mahasiswa yang terdiri atas enam kelas. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi tolak perhatian suatu penelitian (Arikunto 00: 99). Variabel untuk masing-masing hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel yang diuji ketuntasannya adalah variabel kemampuan mengajar. Pada hipotesis yang ke variabel kemampuan membuat RPP dan tingkat pemahaman konsep teori bilangan sebagai variabel bebas dan variabel kemampuan mengajar sebagai variabel terikat 3. Variabel yang ada pada hipotesis yang ke 3 adalah variabel kemampuan mengajar pada mahasiswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang dikelompokkan berdasarkan tingkat pemahaman konsep teori bilangan. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan instrumen format dokumentasi, format observasi selama pembelajaran berlangsung, format observasi saat tes praktek kemampuan mengajar mahasiswa materi pecahan, dan instrument untuk menilai RPP. Instrument yang digunakan adalah instrument baku yang biasa dipakai pada mata kuliah PPL yang direvisi sesuai dengan kebutuhan penelitian.. Analisis Data Uji Ketuntasan Belajar

8 Untuk mengetahuai apakah kemampuan mengajar mencapai kriteria kelulusan 80 % setelah dilakukan pembelajaran dengan model Obsim, digunakakan uji proporsi dengan hipotesis sebagai berikut. : 80% (mahasiswa yang tuntas sama atau kurang dari 18 mahasiswa) : > 80% (mahasiswa yang tuntas lebih dari 18 mahasiswa) Untuk menguji hipotesis digunakan rumus sebagai berikut: = ( )/, (Sudjana, 00:33) Dengan kriteria tolak jika, Uji Pengaruh kemampuan membuat RPP dan tingkat pemahaman konsep teori bilangan terhadap kemampuan mengajar. Untuk menguji hipotesis nomor yaitu pengaruh dan seberapa besar pengaruh kemampuan membuat RPP dan tingkat pemahaman konsep teori bilangan terhadap kemampuan mengajar materi pecahan dengan pendekatan kontruktivistik Untuk menguji hubungan kelinieran data digunakan hubungan persamaan regresi dengan model regresi linier berganda Y = α + X1 + X estimasi dengan rumus : ^ Y a +b1x1+ +bx, dengan a = ^ dan b = ^ Harga a dan b dapat dicari dengan metode kuadrat terkecil, rumusnya berikut. Y a n b b 1 X b1 n 1 1 b X n ( x )( x1 y) ( x1x )( x ( x )( x ) ( x x ) ( x )( x 1 y) ( x x )( x y) y) ( x1 )( x ) ( x1x ), ( Sugiyono 003:54-55) Sebelum menentukan seberapa besar pengaruh variabel independent terlebih dahulu dilakukan uji signifikansi koefisien regresi. Rumusan hipotesis uji signifikansi regresi: : Persamaan regresi linier ganda tidak signifikan : Persamaan regresi linier ganda signifikan

9 Kriteria pengujian, jika Fhitung > Ftabel, dengan 5% maka ditolak. Dari data di atas Ftabel, dicari dengan menggunakan tabel distribusi F dengan 5%, pembilang= dan penyebut=( 1). Walaupun persamaan regresi linier ganda telah terbukti signifikan, tetapi masih bisa dipersoalkan tentang kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk itu perlu pengujian koefisien regresi, dalam hal ini akan diuji koefisien b dengan menggunakan t tes. Nilai t dapat dipeoleh dengan rumus =, (Irianto, 010:04) Selanjutnya ditentukan besarya pengaruh variabel independent (X1 dan X) terhadap variabel dependent (Y). Rumus besarnya pengaruh variabel independent (X1 dan X) terhadap variabel dependent (Y) adalah: R b x y b x y 1 1, (Irianto, 010:06) y Untuk menguji Apakah penggunaan Model Observasi dan Simulasi (Obsim) dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan dapat membedakan mahasiswa yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah. Uji yang digunakan adalah uji anova dua jalur. Uji anova dua jalur terjadi apabila pembagian pada kolom juga pada baris, pada penelitian ini kelas dibagi kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian pada kelompok dibagi kelompok atas, kelompok tengah, kelompok bawah. Untuk kasus ini akan diuji kesamaan kolom : = (tidak ada perbedaan antara kelas yang menggunakan model Obsim dan kelas yang menggunakan model konvensional) : : (ada perbedaan antara kelas yang menggunakan model Obsim dan kelas yang menggunakan model konvensional)pengujian kesamaan baris : tidak ada perbedaan antara mahasiswa dalam kelompok atas, kelompok tengah, kelompok bawah. : paling sedikit salah satu tidak sama. Pengujian interaksi baris dan kolom : tidak terjadi interaksi antara baris dan kolom

10 : terjadi interaksi antara baris dan kolom. Dengan kriteria pengujian, jika Fhitung > Ftabel, dengan 5% maka ditolak. SPSS. Dalam penelitian ini semua analisis data menggunakan bantuan program KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mengajar kelas yang menggunakan model Obsim pada mata kuliah Pembelajaran Teori bilangan mencapai kriteria ketuntasan minimal. Artinya mahasiswa yang tuntas lebih dari 80%. Dari analisis regresi diperoleh kesimpulan 8,7% variasi yang terjadi di dalam Y(ketrampilan mengajar) dapat dijelaskan oleh X1 (ketrampilan membuat RPP) dan X (tingkat pemahama konsep) melalui model regresi = 6,03 + 0, 685 X1 + 0,337 X. Dari hasil analisi anava dua jalur menunjukan bahwa model Obsim cocok digunakan untuk semua mahasiswa baik dalam kelompok rendah, sedang maupun kelompok tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan model yang telah dilakukan beserta pembahasannya disimpulkan beberapa hal yakni: (1). Mahasiswa dapat mencapai nilai kelulusan minimal pada kelas dengan model Obsim,() Ada pengaruh positif kemampuan merencanakan pembelajaran dan tingkat pemahaman konsep terhadap keterampilan mengajar materi pecahan di SD dengan pendekatan kontruktivistik, dengan persamaan regresinya adalah persamaan regresi =, +, +,,, % variasi yang terjadi di dalam dapat dijelaskan oleh dan sedangkan, % nya dipengaruhi oleh variabel lain, (3) Ketiga, Penggunaan Model Observasi dan Simulasi (Obsim) dalam perkuliahan pembelajaran teori bilangan membedakan mahasiswa PGSD, dengan kategori berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah. Kemampuan mengajar kelas yang menggunakan model Obsim lebih baik dari kelas yang tidak menggunakan model Obsim dalam mata kuliah Pembelajaran Teori Bilangan. Nilai rata-rata kemampuan mengajar pada kelas kelas yang menggunakan model Obsim sebesar 81 lebih besar dari rata-rata kemampuan mengajar kelas yang tidak menggunakan model Obsim yang hanya sebesar 77.

11 Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: Dosen disarankan menggunakan model Obsim dalam perkuliahan Pembelajaran Teori Bilangan karena model Obsim efektif digunakan untuk meningkatkan ketrampilan mengajar dalam perkuliahan Pembelajaran Teori Bilangan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 00. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Brophy, J. E. & Good, T. L. (1986). Teacher behaviour and student achieve-ment, in M. C. Wittrock (ed.). Handbook of Research on Teaching (3 rd edn). New York: Macmillan. Butts, D. P. & Yager. R. (1980). Science educators perceptions of the graduate preparation programs of science teachers in Journal of Research in Science Teaching. Vl 17 (6) Cruickshank, D. R. & Metcalf, K. K. (1990). Training within teacher preparation. In W. R. Houston (Ed.). Handbook of research on teacher education (pp ). New York: Macmillan. Dahar, W. R Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Damandiri Bab II Kerangka Teoritis dan Perumusan Hipotesis. Damandiri.or.id/file/iputuekaikipsingbab.pdf (0 novemeber 011 Gagne. R. M. (1974). Essentials of Learning for Instruction. Hinsdale: The Dryden Press. Grows, D.A Handbook of Resarch on Mathematics Teaching and Learning. New York : Macmillan Publishing Co. Indrawati.005. Implementasi Model Observasi Dan Simulasi (Obsim) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengajar Awal Mahasiswa Pendidikan Guru Fisika Sekolah Menengah. Disertasi: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Irianto, agus Statistik Konsep Dasar Aplikasi dan Pengembangan. Jakarta: kencana

12 Joyce B., Weil M., dan Calhoun E. (000). Models of Teaching, Sixth edition. Boston: Allyn and Bacon. Krismanto, Al., dkk Matematika, Materi Pelatihan Terintegrasi. Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen. Jakarta. Meltzer, David, E. (00). The relationship between Mathematics preparation and conceptual learning gain in Physics: A possible hidden variable in diagnostic pretest scores. American Journal Physics. 70 (), Metcalf, Kim, K. (199). The effects of a guided training experience on the instructional clarity of preservice teachers. Teaching and Teacher Education. 8 (3), Pribadi,Benny.A Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Rosenshine, B., & Furst, N. (1971). Research on teacher performance criteria. In b. Smith (Ed.), Research in Teacher Education (37-7). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Ruseffendi, E.T Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Sudjana. 00. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiyono Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.

Seminar Nasional Pendidikan IPA tahun 2011 Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya Berkarakter bangsa melalui Pembelajaran Sains

Seminar Nasional Pendidikan IPA tahun 2011 Membangun Masyarakat Melek (Literate) Sains yang Berbudaya Berkarakter bangsa melalui Pembelajaran Sains PENERAPAN MODEL OBSIM (OBSERVASI-SIMULASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNIVERSITAS JEMBER DALAM MENGKONSTRUK TES HASIL BELAJAR FISIKA SMA Indrawati Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan masih memprihatinkan. Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SLTP dan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan masih memprihatinkan. Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SLTP dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan IPA sekolah menengah sampai saat sekarang dapat dikatakan masih memprihatinkan. Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SLTP dan fisika SMU dari tahun ajaran

Lebih terperinci

MODEL OBSERVASI DAN SIMULASI (OBSIM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM MENGAJAR

MODEL OBSERVASI DAN SIMULASI (OBSIM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM MENGAJAR MODEL OBSERVASI DAN SIMULASI (OBSIM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM MENGAJAR Indrawati Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Jember e-mail: indrawatisutarto@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mencari hubungan dan menjelaskan sebab-sebab perubahan

Lebih terperinci

Insar Damopolii 36, Ani Hasan 37, Novri Kandowangko 38

Insar Damopolii 36, Ani Hasan 37, Novri Kandowangko 38 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BEBAS DIMODIFIKASI DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PADA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Insar Damopolii 36, Ani Hasan 37,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT AND SATISFACTION ) DALAM PEMBELAJARAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)

PENERAPAN MODEL ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT AND SATISFACTION ) DALAM PEMBELAJARAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI) PENERAPAN MODEL ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT AND SATISFACTION ) DALAM PEMBELAJARAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI) Parsaoran Siahaan Wawan Setiawan pik@upi.edu Sa adah adah_dayz@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. DAFTAR PUSTAKA Ariani, N. dan Haryanto, D. (2010).Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta : Prestasi Pustaka. Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

UMPAN BALIK DAN GAYA KOGNITIF MATAKULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KEDIRI. Sofwan Hadi. STAIN Ponorogo

UMPAN BALIK DAN GAYA KOGNITIF MATAKULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KEDIRI. Sofwan Hadi. STAIN Ponorogo UMPAN BALIK DAN GAYA KOGNITIF MATAKULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KEDIRI Sofwan Hadi STAIN Ponorogo Email: sofwan@stainponorogo.ac.id Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP DAN KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG 1 Alesa Martin 1, Eddy Supramono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif eksperimen (true experiment). Jenis penelitian ini merupakan metode eksperimen

Lebih terperinci

Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako Abstrak

Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako   Abstrak Pengaruh Kemampuan Trigonometri TerhadapKemampuan Fisika Dikaitkan dengan Gaya Kognitif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DAN MISKONSEPSI FISIKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DAN MISKONSEPSI FISIKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DAN MISKONSEPSI FISIKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA FAJAR SUBIJAKTO Universitas Negeri Jakarta, Jalan Cipinang Kebembem

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA Nurbani 1, Herminarto Sofyan 2 1 Prodi Pendidikan Teknologi Iinformsi dan Komputer, IKIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta diklat yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif model TGT dan yang

Lebih terperinci

MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013

MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 Abubakar dan Rahmatsyah Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitan Menurut Sogiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu 50 BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (Berpikir Berpasangan Berbagi) terhadap hasil belajar siswa pada Kompeteni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III MI Darun Najah Ngemplak Kidul Pati. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DAN HASIL BELAJAR SISWA

KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DAN HASIL BELAJAR SISWA Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN:2548-3978 KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DAN HASIL BELAJAR SISWA Mamat Rahmatullah Dosen IAIB Banten. Indonesia Email: ma.rahmat.01@gmail.com Abstrak.

Lebih terperinci

The Influences of Science Technology Society (STS) Model Learning to Student Result Learning on Pollution Environment Material

The Influences of Science Technology Society (STS) Model Learning to Student Result Learning on Pollution Environment Material PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY (STS) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya) The Influences

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

PEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Proceedings of The 4 th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010 PEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti efektivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 36. Jenis penelitian ini merupakan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Mata Kuliah / Kode : Perencanaan Perangkat Pembelajaran IPA / KPA 2211 Semester/ SKS : II/ 2

SILABUS MATA KULIAH. Mata Kuliah / Kode : Perencanaan Perangkat Pembelajaran IPA / KPA 2211 Semester/ SKS : II/ 2 II. SILABUS MATA KULIAH Mata Kuliah / Kode : Perencanaan Perangkat Pembelajaran IPA / KPA 2211 Semester/ SKS : II/ 2 Program Studi : Magister Pendidikan IPA Fakultas : FKIP 1. Capaian Pembelajaran MK a.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni. Sedang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KAPITA SELEKTA MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KAPITA SELEKTA MATEMATIKA Tia Purniati, Kartika Yulianti, Ririn Sispiyati ABSTRAK Mata kuliah Kapita Selekta

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN STRATEGI MOTIVASI ARCS PADA MATERI TRANSPORTASI DITINJAU DARI KETUNTASAN BELAJAR SISWA, AKTIVITAS BELAJAR SISWA, RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN,

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK MENGGUNAKAN ICT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK MENGGUNAKAN ICT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA. EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK MENGGUNAKAN ICT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA Lukman Harun Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang Lukmanharun@upgrismg.ac.id

Lebih terperinci

DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH Betty Marisi Turnip dan Mariati Purnama Simanjuntak Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Elida Tambunan dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Elida Tambunan dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Medan ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN PEMAHAMAN KONSEP AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TELUK MENGKUDU Elida Tambunan dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership dan pemberian tugas terstruktur

Lebih terperinci

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI FISIKA TOPIK TEKANAN DI KELAS VIII SMP CERDAS MURNI TEMBUNG KABUPATEN

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011 Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Syarifah Fadillah (Dosen Matematika STKIP PGRI Pontianak; e-mail: atick_fdl@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 11) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian. Mengetahui penggunaan media charta dan strategi pembelajaran peta konsep (concept mapping) terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas XI di MAN Kendal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, jenis dan teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode eksperimen dapat

Lebih terperinci

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN KELOMPOK KECIL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR. 18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR Juli Firmansyah 1 dan Safitri Wulandari 2 1,2) Pendidikan Fisika FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda

Lebih terperinci

JPPMS, Vol. 1, No. 1, 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

JPPMS, Vol. 1, No. 1, 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains JPPMS, Vol. 1, No. 1, 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains http://journal.unesa.ac.id/index.php/jppms/ Penerapan Metode Inkuri Terbimbing pada Konsep Fotosistesis di SMP Negeri 8 Banda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk memperoleh jawaban atau rumusan hipotesis tersebut, maka diperlukan suatu metode penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS 3-030 ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS Suciati Sudarisman Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS E-mail: suciati.sudarisman@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Perangkat Pembelajaran Group Investigation Berbasis RME untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Kalkulus

Analisis Perangkat Pembelajaran Group Investigation Berbasis RME untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Kalkulus nd Seminar Nasional IPTEK Terapan (SENIT) 07 ISSN: 579-9045 Tegal - Indonesia, 5-7 Mei 07 ISBN: 978-60-74355--3 Analisis Perangkat Pembelajaran Group Investigation Berbasis RME untuk Meningkatkan Kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi DOI: https://doi.org/10.21009/jps.061.02 Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi Oleh: Diyah Nur Fauziyyah Amin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika.

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika. PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON MATEMATIKA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SUMBER III NO. 162 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh : Anif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Metode eksperimen digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Pengajaran mikro, disposisi matematika, mengajar matematika dalam PPL

ABSTRAK. Kata kunci : Pengajaran mikro, disposisi matematika, mengajar matematika dalam PPL Analisis Pengaruh Prestasi Pengajaran Mikro dan Kemampuan Disposisi Matematika terhadap Kemampuan Mengajar Matematika dalam Program Pengalaman Lapangan (PPL) Sofri Rizka Amalia 1, Dian purwaningsih 2 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengembangkan multimedia interaktif untuk mahasiswa fisika. Penelitian pengembangan ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pringsewu Timur Kabupaten. Pringsewu pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pringsewu Timur Kabupaten. Pringsewu pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. 39 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pringsewu Timur Kabupaten Pringsewu pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. B. Jenis Penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD Linda Rachmawati, Bagus Amirul Mukmin Universitas Nusantara PGRI Kediri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar 22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 118 siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Komunikasi Lisan dan Tulis Mahasiswa Calon Guru pada Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram

Analisis Kemampuan Komunikasi Lisan dan Tulis Mahasiswa Calon Guru pada Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram Analisis Kemampuan Komunikasi Lisan dan Tulis Mahasiswa Calon Guru pada Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram Nur Hardiani Institut Agama Islam Negeri Mataram E-mail: nurhardiani25@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Alamat: Karangmalang Yogyakarta 55281 Telepon : 0274 586168 Psw. 229, 550836 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani Igak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, terdiri dari dua kata yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, cara, arah). Jadi metode merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan metode eksperimen dengan desain Posttest-Only Control Design. Adapun pola desain

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan No. Dokumen Revisi : 00 Tgl. berlaku Hal 1 dari 5 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Nama Mata Kuliah : Asesmen Pembelajaran Matematika Kode Mata Kuliah : PMA 8207 SKS : 2 Dosen : Dr. Jailani Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan suatu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan suatu model pembelajaran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan suatu model pembelajaran IPA, khususnya pada topik magnet, listrik dan cahaya, untuk meningkatkan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Peternakan Negeri Lembang yang terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT DILENGKAPI MODUL DAN LKS DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA

PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT DILENGKAPI MODUL DAN LKS DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN : 2086-2407 Vol. 3 No. 1 April 2012 PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT DILENGKAPI MODUL DAN LKS DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA Pitriya Ningtiyas dan Heri Siswaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau kegiatan pelaksaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5 ISSN: 1693-1246 Januari 2010 J P F I http://journal.unnes.ac.id 1 EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: NUR AZIZAH SAFITRI NPM:

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: NUR AZIZAH SAFITRI NPM: PENGARUH MODEL BERBASIS MASALAH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL (VIDEO) PADA SUBTEMA MAKHLUK HIDUP DI SEKITAR KITA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAMATI MORFOLOGI HEWAN PADA SISWA KELAS IV SDN GAYAM 3 KOTA KEDIRI TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH : Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci