BAB 2. DATA dan ANALISA. Secara umum perancangan strategi komunikasi visual dititik beratkan pada mediamedia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. DATA dan ANALISA. Secara umum perancangan strategi komunikasi visual dititik beratkan pada mediamedia"

Transkripsi

1 BAB 2 DATA dan ANALISA Secara umum perancangan strategi komunikasi visual dititik beratkan pada mediamedia promosi seperti, iklan Koran, iklan majalah, poster, brosur, leaflet, booklet, dan lain sebagainya. Sebagaimana sudah diutarakan di atas bagaimana membangkitkan kembali kegairahan dan minat berupa apresiasi masyarakat, terhadap Museum Wayang. Data untuk proyek didapatkan melalui kunjungan langsung dan melalui proses interview. Gambaran umum mengenai kegiatan event nanti berupa : The New Passion Of Musee Du Wayang 4 September 9 September 2007, Ruang Auditorium Museum Wayang Lantai 1 Selasa 4 September 2007 Pkl : Seminar The Essence of Wayang Pembicara : Darmanto Jatman (Budayawan) Romo Sudiatmono, (Budayawan) - 4 -

2 - 5 - Rabu 5 September 2007 Pkl : Seminar Wayang mencari Wayang Pembicara : Ki Purbo Asmoro (Dalang Solo) Sardono W. Kusumo (Budayawan dan Rektor IKJ) Kamis 6 September 2007 Pkl : Seminar Fashion through the phylosophies Pembicara : Ninuk Mardiana Pambudy (Pengamat mode, Harian Kompas) Nita Azhar (Fashion Designer) Sabtu 8 September 2007 Pkl : Peragaan Pembuatan Wayang Kulit Pkl : Peragaan Pembuatan Wayang Golek Minggu 9 September 2007 Pkl : Pegelaran Wayang Kulit Betawi Cerita : Pat Gulipat, Dalang: Arsih

3 - 6 - Beberapa kesulitan antara lain terbatasnya informasi yang relevan dengan topik yang ingin didapat. Sehingga membutuhkan suatu analisis yang lebih mendalam. Berikut penjelasan lebih tentang hasil tinjauan pustaka yang ada juga data-data akurat dari riset yang kemudian dianalisa seperti: Produk (barang/jasa/organisasi) yang diteliti Museum Wayang didirikan pada 13 September 1975, diresmikan oleh Ali sadikin, gubernur saat itu. Sebelumnya, gedung ini digunakan sebagai Museum Batavia yang dibuka pada 1939 oleh gubernur Jendral Belanda yang terakhir, yaitu Tjarda van Starkenborgh Staachouwer. Tahun 1973 Museum Batavia di pindah ke bekas markas TNI dan Kodim Museum Wayang adalah salah satu museum yang dimiliki oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, Sejarah berdirinya Museum Wayang diawali setelah Pekan Wayang II di Jakarta yang telah berhasil menginventarisasi dan mengumpulkan berbagai macam bentuk dan asal wayang di Indonesia. Kemudian timbul ide untuk menyatukannya dalam sebuah museum. Ide ini sangat didukung oleh berbagai pihak, khususnya NAWANGI (nasional Pewayangan Indonesia). Setelah mendapat penambahan dari koleksi-koleksi milik Bapak Budihardjo, akhirnya Museum Wayang diresmikan oleh Bapak Gubernur Ali Sadikin pada tanggal 13 Agustus 1975.

4 - 7 - Gedung Museum Wayang, terletak di Jalan Pintu Besar Utara No.27, Jakarta. Museum Wayang memiliki beberapa fasilitas ruangan yang dibagi sesuai dengan fungsinya. Lobi Utama terdapat di lantai 1, tempat ketika pengunjung pertama kali memasuki gedung. Dalam ruangan ini terdapat tempat penjualan tiket masuk dan tempat penjualan souvenir. Ruang Pamer terdapat di lantai 1 dan 2, pada ruangan ini dipamerkan koleksi-koleksi yang museum, dari berbagai jenis Wayang dan Boneka beserta perlengkapannya, Topeng, hingga berbagai lukisan tentang wayang. Ruang Pagelaran terdapat di lantai 2, tempat diadakannya pegelaran wayang setiap hari minggu. Kantor Museum, ruangan di lantai satu ini digunakan sebagai ruang kerja pengelola gedung. Taman, ruangan terbuka dibagian dalam gedung. Di tempat ini terdapat beberapa prasasti nama orang-orang yang dimakamkan disekitar gedung. Ruang Auditorium, ruangan di lantai 1 ini digunakan untuk mengadakan kegiatan seperti seminar, pertunjukan, pameran, dan sebagainya. Ruang Perputakaan, ruangan dilantai 1 ini terdapat buku-buku yang berkaitan dengan wayang. Selain itu di dalam gedung juga dilengkapi dengan Gudang koleksi, Mushola, dan Toilet. Awalnya, di tanah tempat Museum Wayang sekarang, berdiri Gereja Belanda Baru atau Nieuwe Hollandse Kerk (1736) dan Gereja Belanda Lama atau Oude Hollandse Kerk ( ). Akibat gempa, bangunan Gereja Belanda Baru rusak dan dibangunlah gedung yang sekarang menjadi Museum Wayang.

5 - 8 - Sesuai namanya, Museum wayang memamerkan koleksi wayang dari daerah-daerah di Indonesia dan manca negara. Jumlah koleksi yang dimiliki Museum Wayang saat ini buah, yang diperoleh dari pembelian, hibah, sumbangan dan titipan. Koleksi dari berbagai daerah di Indonesia yang disimpan antara lain: Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatera. Sementara koleksi dari luar negeri meliputi: Kelantan Malaysia, Suriname, Perancis, Kamboja, India, Pakistan, Vietnam, Inggris, Amerika, Cina dan Thailand. Koleksi itu terdiri dari Wayang Golek dan Wayang Kulit. Berbagai jenis Wayang Kulit antara lain: Kedu, Tejokusuman, Ngabean, Surakarta, Banyumas, Cirebon, Gedog, Sadat, Madya, Krucil, Catur, Sasak, Kaper, Wahyu, Kijang Kencana, Ukur, Suluh, Wayang Klithik, Wayang Beber. Berbagai jenis Wayang Golek antara lain: Catur, Cepak Cirebon, Kebumen, Pekalongan, Bandung, Pakuan Bogor, Gundalagundala dan Si Gale-gale. Selain itu dipamerkan berbagai Topeng antara lain: topeng Cirebon, Bali dan Jawa Tengah. Juga dipamerkan Wayang Kaca dan Wayang Seng lukisan dan Boneka dari luar negeri. Dari koleksi yang ada, Museum Wayang menyimpan sejumlah koleksi dari wayangwayang langka Nusantara, seperti Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber, Wayang Revolusi dan lain-lain dalam kondisi yang baik. Selain menggelar pagelaran wayang Golek setiap hari Minggu ke-2 dan pagelaran Wayang Kulit setiap minggu terakhir pada jam 10:00-14:00 WIB, Museum Wayang juga kerap menggelar seminar, sarasehan, pagelaran, pertunjukan mini dan lain-lain.

6 - 9 - Yang juga cukup menarik dilihat adalah taman yang terletak di tengah-tengah gedung lantai dasar Museum Wayang, ada kalanya ruang ini dipakai para pengunjung untuk bersantai sambil melihat prasasti peninggalan Belanda. Waktu buka : Selasa - Minggu : Senin - Hari libur : Tutup Tiket Masuk : Perorangan : Dewasa : Rp ,- Mahasiswa : Rp ,- Anak-anak/Pelajar : Rp. 600,- Rombongan : Dewasa : Rp ,- Mahasiswa : Rp. 750,- Anak-anak/Pelajar : Rp. 500,- Karakteristik Produk Tradisional, etnik, klasik, pelayanan yang ramah, akrab, bersahabat serta keragaman akan jenis koleksi wayang dalam kondisi baik. Target/sasaran yang dituju 1. Psikografi : masyarakat yang peduli dan memiliki apresiasi terhadap seni wayang dan mengerti benar akan pentingnya suatu pelestarian nilai budaya bangsa yang ada. Senang terhadap benda-benda sejarah/antik/retro

7 Demografi : Primary Dewasa (pria dan wanita) usia tahun Golongan skala menengah dan atas Secondary Dewasa (pria dan wanita) usia tahun Golongan skala menengah dan atas Kompetitor Dalam hal ini kompetitior bukan merupakan museum-museum lain yang sama-sama berpayungkan pelestarian terhadap suatu nilai budaya bangsa yang dimiliki, melainkan tempat-tempat rekreasi seperti mall, dan tempat hiburan lainnya. Preposisi (Keunggulan) Selain beragamnya koleksi yang ditampilkan masih dalam keadaan baik Secara periodek Museum Wayang mengadakan pergelaran wayang bagi pengunjungnya. Pergelaran diadakan pada siang hari pukul sampai dengan pukul Pergelaran Wayang Betawi pada hari Minggu (Minggu pertama). Pergelaran Wayang Golek pada hari Minggu (Minggu ke-2). Pergelaran Wayang Kulit pada hari Minggu (Minggu terakhir). Peragaan Pembuatan Wayang, Ceramah, Seminar dan Simposium. Penyuluhan Permuseuman ke Sekolah-Sekolah serta Penjualan Cinderamata berupa wayang Golek, Wayang Kulit, Buku-buku Pewayangan dan sebagainya.

8 Analisa SWOT Strenght 1. Melalui wayang, orang tidak hanya menyerap pengaruh kebudayaan India, agama Hindu atau Buddha. Tetapi, juga memanifestasikan dirinya dalam sistem sosial, pola pikir, corak kebahasaan, teknologi serta craftsmanship (keterampilan, kerajinan). 2. Kepedulian terhadap seni wayang masih mendapat respon positif, yang mana terbukti dalam "pekan museum wayang IV" tahun 2006 di Museum Wayang, Jakarta Barat, mendapat respon positif dari masyarakat yang memadati acara "aneka pameran wayang kulit" dan berbagai macam pagelaran yang ditampilkan. Pengunjung yang datang meningkat 30 hingga 40 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 3. Di dalam desain sering kali suatu kajian budaya dipergunakan di dalam aplikasinya. Selain sebagai pembentuk karakter desain Indonesia sekaligus sebagai wujud kepedulian desainer terhadap pelestarian budaya bangsa. Weakness (Kendala) 1. Sebagian masyarakat awam yang tak peduli berkaitan dengan rendahnya apresiasi masyarakat ditunjukan oleh rendahnya tingkat kunjungan ke museum sehingga menunjukkan proses lupa sejarah yang begitu memprihatinkan.

9 Rendahnya kepedulian pemerintah terhadap benda sejarah juga membuktikan pemerintah tidak pernah menjadikan sejarah sebagai cermin tempat berkaca. Masa lalu dilupakan begitu saja, tidak menjadi tempat pembelajaran. 3. Keseriusan pemerintah yang belum terlihat dalam mengatasi hal ini. 4. Budaya KKN aparat pemerintah. 5. Masalah lain yang sedang dihadapi oleh masyarakat perkotaan sendiri seperti bencana alam, konflik social politik, ketidakpedulian, krisis ekonomi, dan lainlain. 6. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan seni wayang. Opportunities (Peluang) 1. Masih besarnya antusiasme masyarakat Indonesia maupun dari luar negeri terhadap seni wayang terbukti dalam "pekan museum wayang IV" tahun 2006 di Museum Wayang, Jakarta Barat. 2. Begitu besarnya potensi dari museum wayang untuk berkembang, hal ini didukung akan adanya perbaikan fasilitas dan gedung-gedung tua di daerah Kota Tua, Jakarta Barat. 3. Apresiasi para kolektor terhadap peninggalan budaya bangsa masih besar, hal ini bisa dikembangkan sebagai kesempatan bagi para kolektor untuk ikut memamerkan koleksi-koleksinya di museum wayang tersebut.

10 Threat (Ancaman) 1. Masuknya budaya-budaya asing ke Indonesia yang tentunya akan menandai perubahan-perubahan terhadap suatu gaya hidup, pola pikir, dan minat terhadap budaya sendiri. 2. Masih adanya sikap masyarakat yang tidak peduli dengan kondisi bendabenda peninggalan tersebut karena sikap individualisme mereka. 3. Terbatasnya dana untuk melakukan berbagai kegiatan seperti promosi, maupun kegiatan lainnya yang bersifat publikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat, dan setiap kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 DATA Data untuk menunjang proyek tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber antara lain: 1. Data literatur berupa artikel elektronik maupun non-elektronik. Sebagian berasal

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Jalan Pintu Besar Utara No.27, Jakarta Kota

BAB II DATA DAN ANALISA. Jalan Pintu Besar Utara No.27, Jakarta Kota 3 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1. Data dan literatur 2.1.1. Museum Wayang Jalan Pintu Besar Utara No.27, Jakarta Kota - 11110. Museum Wayang adalah salah satu museum yang dimiliki oleh Pemerintah Propinsi

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Literatur: artikel dari media elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi tidak ada lagi sekat yang membatasi ruang kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat dengan mudah di konsumsi dan di adaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno. Kata museum sendiri berasala

BAB I PENDAHULUAN. sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno. Kata museum sendiri berasala BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Arti museum seperti yang di dikutip dari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Tim Penyusun Kamus (1990:601) adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Sebuah konsep adalah ide utama suatu desain untuk mengkomunikasikan suatu strategi desain secara visual (Marianne & Sandra, 2007: 194). Konsep akan menggambarkan perspektif segar

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama de oude Hollandsche

Lebih terperinci

BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH RAKOR PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN DAN PERSIAPAN PELAKSANAAN WAYANG ORANG PANDHAWA MAKARTI SERTA PAKET ACARA KHUSUS KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH TAMAN MINI INDONESIA

Lebih terperinci

( ) berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu

( ) berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu 11 6. Wayang Madya Wayang Madya diciptakan pada waktu Pangerarn Adipati Mangkunegoro IV (1853-1881) berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu kesatuan yang berangkai serta disesuaikan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta adalah kota besar yang tumbuh karena proses sejarah yang panjang. Disamping menjadi pusat pemerintahan dan kota metropolitan, Jakarta juga mempunyai seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture> BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah

Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah Wajah Jakarta sering digambarkan dengan ratusan gedung tinggi yang menjulang di tengah kota, hutan modern yang riuh dengan gedung perkantoran dan pemukiman.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI 2.1 Latar Belakang Berdirinya Museum Pembangunan Museum Negeri Provinsi Jambi pada hakekatnya merupakan perwujudan nyata dari gagasan sebuah museum diwilayah Propinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas permuseuman kini makin berkembang sebagai akibat dari terjadinya perubahan paradigma. Apabila pada awalnya aktivitas permuseuman berpusat pada koleksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan wayang sebagai salah satu aset berharga budaya Indonesia yang perlu dijaga kelestariannya. Wayang sudah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peradaban manusia merupakan proses berkelanjutan yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Peradaban manusia merupakan proses berkelanjutan yang menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peradaban manusia merupakan proses berkelanjutan yang menghasilkan sebuah kebudayaan. Karakteristik kebudayaan suatu bangsa berbeda bergantung pada tempat

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas, terdiri dari sekitar 500 kota atau kabupaten yang tersebar di seluruh pulau pulau yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap wilayah mempunyai pengaruh terhadap timbulnya berbagai macam karya seni budaya Indonesia sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas

Lebih terperinci

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : AFIF WIDODOAJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan umum secara luas adalah tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Data yang informasi yang dipakai untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Buku Permainan Tradisional

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PROMOSI DINAS PERPUSTAKAAN KOTA BINJAI

BAB III KEGIATAN PROMOSI DINAS PERPUSTAKAAN KOTA BINJAI BAB III KEGIATAN PROMOSI DINAS PERPUSTAKAAN KOTA BINJAI 3.1 Promosi Dinas Perpustakaan Kota Binjai Promosi perpustakaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kota Binjai pentingnya peran perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 12 Maret 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan warisan turun menurun dari nenek moyang Indonesia. Batik menghasilkan kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui usaha pengoleksian dan memamerkan benda-benda serta aset-aset bersejarah dan sumber pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini mengambil judul Museum Telekomunikasi di Surakarta. Berikut ini adalah pengertian dari judul tersebut. 1.2 Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, arus penyampaian informasi berkembang dengan cepat, apalagi didukung dengan teknologi canggih melalui berbagai media. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Judul Halaman Pengesahan Catatan Dosen Pembimbing Halaman Pernyataan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

DAFTAR ISI Judul Halaman Pengesahan Catatan Dosen Pembimbing Halaman Pernyataan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel DAFTAR ISI Judul... i Halaman Pengesahan... ii Catatan Dosen Pembimbing... iii Halaman Pernyataan... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... xii Daftar Gambar Teknis...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan pada tanggal 4 April 1974. Nama lain dari museum ini adalah Museum Fatahillah. Sesuai dengan nama resminya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman warisan sejarah, seni dan budaya yang tercermin dari koleksi yang terdapat di berbagai museum di Indonesia. Dengan tujuan untuk mempromosikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan boneka tiruan rupa manusia yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggabungkan beberapa unsur seni. Wayang Golek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini pembangunan sedang berkembang. Terbukti dengan banyaknya pembangunan yang makin banyak dalam hal pembangunan Mall, Hotel, dan Pemukiman. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Solonesia Record Store

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Solonesia Record Store BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Solonesia Record Store 1. Latar Belakang Solonesia Record Store berdiri sejak tahun 2011, awal berdirinya Solonesia Record Store sendiri dimulai dari hobi Pak Catur (owner)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat dengan banyaknya perkembangan bisnis industri dan pembangunannya. Namun dimata

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Sumber-sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur : buku, majalah, artikel

Lebih terperinci

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55 Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 1. Wawancara dengan Bapak Agus Hidayat, penanggung jawab Museum Serangga TMII 2. Brosur dan Flyer Museum Serangga TMII 3. Angket yang disebarkan ke 50 responden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah museum di Indonesia dapat dikatakan yang paling tua dalam kegiatan mengumpulkan benda-benda aneh dan ilmu pengetahuan, menyimpan dan memamerkannya kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki budaya yang sangat banyak. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah Bandung.

Lebih terperinci

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Surakarta atau sering disebut dengan nama kota Solo adalah suatu kota yang saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas kota dengan berbagai strategi. Dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI i ii iii v ix xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Batas Lingkup Perancangan 3 1.3.1 Batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan suku bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah. Keanekaragaman budaya tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki banyak kekayaan dan keindahan, letak geografis yang strategis dan membentang hijau digaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wayang golek merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang menerima penghargaan sebagai karya agung budaya dunia oleh UNESCO pada 21 April 2004. (Kanti Walujo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan budaya pada dunia hiburan khususnya dalam seni tradisional Indonesia semakin berkurang dan ditinggalkan, banyak para remaja yang lebih mengikuti era teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini khususnya penggunaan teknologi perangkat smartphone semakin meningkat. Smartphone tidak hanya alat yang digunakan untuk komunikasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia memiliki banyak keragaman budaya, yang beberapa diantaranya merupakan hasil dari akulturasi dua budaya. Hasil akulturasi tersebut yang membuat keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern serta meningkatnya akan ilmu pengetahuan menuntut manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang modern. Maka perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN BENDA CAGAR BUDAYA DI MUSEUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN BENDA CAGAR BUDAYA DI MUSEUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN BENDA CAGAR BUDAYA DI MUSEUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 22

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA MITOLOGI YUNANI Oleh: Rizqa Ridina 0906642790 Kelas B Sastra Prancis FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan Wisatawan Segmen. Umum Pelajar Anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan Wisatawan Segmen. Umum Pelajar Anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai kekayaan alam dan budaya yang sangat indah. Banyak tempattempat yang berpotensi untuk menjadi objek wisata di Indonesia. Salah satu objek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : MUSEUM MUSIK TRADISONAL JAWA TENGAH DI BENTENG VASTENBURG SURAKARTA adalah sebagai berikut : Museum : Gedung yang digunakan sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii PENGANTAR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS HASIL KERJA PRAKTEK... iv PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia sudah semakin modern, globalisasi sangat berpengaruh dalam pergaulan anak bangsa pada masa kini. Saat ini teknologi sudah semakin canggih, segalanya dapat diakses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, seringkali kalangan anak remaja lupa betapa pentingnya untuk mengetahui dan mengenal sejarah dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan kerajinan bernilai seni tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Kain batik yang memiliki corak yang beragam serta teknik pembuatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pesatnya perkembangan zaman kearah yang lebih modern dan diikuti dengan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan, kian menuntut masyarakat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan, museum menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan, museum menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan, museum menjadi salah satu pilihan untuk melestarikan kebudayaan dimana kita dapat melihat keragaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang merupakan salah satu seni budaya yang cukup populer di antara banyak karya seni budaya yang lainnya. Seni budaya wayang dinilai cukup kompleks, karena

Lebih terperinci

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun 1945. Hanya saja, tidak banyak yang tertarik untuk mempelajari sejarah karena terkesan membosankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata atau tourism adalah suatu perjalanan yang di lakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang di lakukan untuk melakukan aktivitas tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh :

promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh : 1 Perancangan desain komunikasi visual sebagai media promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh : Amelia Pitra Rizki Khoirunnisa NIM. C.0702002 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL. 3.1 Strategi Perancangan

BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL. 3.1 Strategi Perancangan BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Permasalahan yang ditemukan di Taman Budaya Jawa Barat adalah kurangnya promosi yang dilakukan dalam meningkatkan pertunjukan pagelaran seni di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 18165 / Kep tertanggal 23 Juli didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah SuryoArt Craft Agus Suryono dulu adalah seorang desain interior dan properti kemudian menjadi karyawan perbankan, pada tahun 2011 pak Suryono memutuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo merupakan salah satu kota yang tengah berkembang di bidang kepariwisataan Indonesia, ini terbukti dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota yang terkenal

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008,

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008, BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasaran Teori 1. Teori Kasus Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008, definisi museum adalah sebuah institusi yang berdedikasi menolong masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan sejarah dan budaya dikumpulkan dan disimpan. Pengertian tersebut sesuai dengan arti dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berbudaya, terdiri dari 33 propinsi yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan Indonesia ini merupakan aset penting bagi negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,

Lebih terperinci