RANCANG BANGUN SISTEM PENGATUR PROSES IRADIASI LATEKS MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev/20 ma BERBASIS MIKROKONTROLER
|
|
- Sucianty Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 154 ISSN Frida Iswinning Diah, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM PENGATUR PROSES IRADIASI LATEKS MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev/20 ma BERBASIS MIKROKONTROLER Frida Iswinning Diah, Saminto, Eko Priyono, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM PENGATUR PROSES IRADIASI LATEKS MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev/20 ma BERBASIS MIKROKONTROLER. Sistem pengatur proses iradiasi bejana lateks telah berhasil dibuat dengan berbasis mikrokontroler. Sistem ini terdiri dari rangkaian input, pemroses dan rangkaian output. Rangkaian input terdiri atas limit switch, rangkaian sensor level lateks dan sebagai pewaktu proses iradiasi digunakan modul timer. Mikrokontroler yang digunakan ATMega8535, sedangkan untuk rangkaian output yang digunakan adalah relay mekanik dan solid state relay. Keseluruhan komponen diintegrasikan menjadi satu dan disimulasikan dengan menggunakan lampu sebagai indikator output. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa sistem pengatur proses iradiasi siap digunakan untuk mendukung komponen utama MBE 300 kev/20 ma untuk industri lateks. Kata kunci : rancang bangun, bejana iradiasi, sistem pengatur, mikrokontroller ABSTRACT DESIGN AND CONSTRUCTION CONTROL SYSTEM OF IRRADIATION PROCESS OF 300 kev/20 ma ELECTRON BEAM MACHINE BASE ON MICROCONTROLLER. Irradiation process control system of latex vessels has been done which is consist of input component, microcontroller, and output component. Input component consist of limit switch, lateks level sensor, irradiation timer, and for microcontroller used IC ATMega8535. The output component consist of relay and solid state relay. All of component integrated and simulated together with lamp for output indicator to substitute mechanichal component of irradiation process. From simulated it is known that control system irradiation process has been already used for supporting main component of 300 kev/20 ma electron beam machine. Key words: design construction, irradiation vessels, control system, microcontroller PENDAHULUAN B ejana iradiasi adalah salah satu sistem pendukung pada aplikasi Mesin Berkas Elektron (MBE) 300 kev/20 ma untuk vulkanisasi lateks yang digunakan sebagai wadah penampung lateks yang akan diiradiasi. Pada penelitian sebelumnya telah berhasil dilakukan perancangan hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) yang akan digunakan untuk mengendalikan proses iradiasi. Pada perancangan tersebut dapat diperoleh suatu sistem kendali yang handal. Sebagai tindak lanjut dari penelitian sebelumnya maka dilakukan rancang bangun sistem untuk mengetahui tingkat kehandalan sistem yang akan digunakan. Sistem kendali yang telah dirancang terdiri dari rangkaian input (masukan), rangkaian output (keluaran), modul mikrokontroler, dan software pengendali berbasis bahasa C. Rangkaian input terdiri atas rangkaian sensor level, rangkaian interface (antarmuka), komponen limit switch(saklar), dan komponen timer(pewaktu). Sebagai otak dari sistem kendali digunakan mikrokontroler ATMega8535 yang mengatur input dan output dalam proses iradiasi. Sedangkan untuk rangkaian output terdiri dari beberapa komponen relay (kontaktor) dan Solid State Relay (SSR) sebagai komponen penghubung antara komponen elektrik dengan komponen mekanik. Perancangan dengan menggunakan komponen-komponen tersebut disusun berdasarkan pertimbangan proses iradiasi yang akan dikendalikan. Dimana alur proses iradiasi ditentukan berdasarkan spesifikasi MBE yang digunakan yaitu 300 kev/20 ma dan untuk wadah lateksnya digunakan 2 bejana yang digerakkan ke depan dan ke belakang untuk diiradiasi secara bergantian. Ilustrasi proses iradiasi disajikan pada Gambar 1.
2 Frida Iswinning Diah, dkk. ISSN Gambar 1. Ilustrasi proses iradiasi pada bejana iradiasi lateks MBE 300 kev/20 ma [1] Gambar 2. Flowchart kendali proses iradiasi. [1]
3 156 ISSN Frida Iswinning Diah, dkk. Dari penelitian sebelumnya, proses Iradiasi yang akan dikendalikan memiliki alur proses seperti tampak pada Gambar 2. Dari alur tersebut, selanjutnya ditentukan beberapa komponenkomponen mekanik yang diperlukan dalam proses iradiasi lateks. Yang pertama adalah komponen untuk menggerakkan bejana iradiasi dengan menggunakan penggerak pneumatik. Selanjutnya untuk proses pengisian dan pembuangan cairan lateks digunakan 4 solenoid valve(katup selenoid) yang terdiri dari 2 selenoid valve untuk pengisian dan 2 selenoid valve untuk pembuangan. Proses pemerataan dosis pada lateks yang diiradiasi digunakan baling-baling yang digerakkan oleh motor AC. Dari komponen mekanik dan elektrik yang telah ditentukan maka langkah selanjutnya adalah terlebih dahulu dilakukan simulasi untuk menguji kehandalan sistem yang telah dibuat, sebelum nantinya komponen elektrik dirangkai pada komponen mekanik. TATA KERJA Dalam proses rancang bangun, metodologi yang dilakukan antara lain merangkai komponen per bagian dan diuji coba masukan dan keluarannya, penyusunan software kendali, merangkai semua bagian menjadi satu kesatuan dan yang terakhir adalah simulasi untuk memastikan bahwa seluruh bagian bekerja sesuai dengan desain detail yang telah dibuat. Perancangan Kendali Proses Iradiasi Berbasis Mikrokontroler Pada sistem yang telah dirangkai terdapat beberapa perubahan dari rancangan sebelumnya. Yaitu penggantian rangkaian sensor level dan motor penggerak bejana yang diganti menggunakan sistem pneumatik. Gambar 3 menunjukkan gambar diagram blok dari rangkaian kendali yang telah dirancang pada penelitian sebelumnya. Dari diagram blok tersebut dibagi menjadi beberapa rangkaian detail. Yang pertama adalah rangkaian sensor level, dengan gambar detailnya disajikan pada Gambar 4. Gambar 3. Diagram Blok Sistem Kendali Proses Iradiasi. Gambar 4. Rangkaian Sensor Level Lateks. [2]
4 Frida Iswinning Diah, dkk. ISSN Pada Gambar 4 komponen utama dari sistem ini meliputi 1N4011 Quad NAND gate dan 3 gerbang yaitu G1, G2, dan G3. G1 digunakan sebagai inverter (kedua inputnya dihubungkan), sedangkan G2 dan G3 sebagai RS flip-flop. Sedangkan sensor levelnya dapat digunakan tembaga atau logam stainless steel. Prinsip kerjanya adalah ketika tidak ada air pada tangki, trigger sensor mengambang dan input G1 adalah high oleh pull-up resistor sehingga output dari G1 low. Kemudian menyebabkan output G2 high, yang mengaktifkan Q1 yang mengaktifkan relay untuk menyalakan pompa. Pada kondisi ini, kedua input G3 high, sehingga outputnya low. Cairan pada tangki semakin meningkat sampai dengan menyentuh trigger sensor dimana input G1 terhubung dengan ground, sehingga output G1 menjadi high. Hal ini tidak menyebabkan perubahan pada output G2, walaupun pada saat itu input-an G2 yang lain (yang asalnya dari G3) masih low. Oleh karena itu pada kondisi ini pompa masih terus mengisi tangki dengan cairan. Pada saat level cairan menyentuh threshold sensor, pin 9 pada input G3 menjadi low, menyebabkan output dari G3 menjadi high. Ini artinya bahwa kedua input G2 sekarang pada kondisi high, menyebabkan output G2 menjadi low. Sehingga mematikan Q1 yang menyebabkan relay kehilangan catu daya dan mematikan pompa. Ketika level cairan menjadi dibawah trigger sensor, input G1 high kembali, menyebabkan output G1 menjadi low. Kondisi ini mengidupkan kembali pompa cairan dan siklus kembali berulang. Dalam uji coba rangkaian yang telah dibuat dengan menggunakan multimeter digital diperoleh data disajikan pada Tabel 1. Input yang lain berasal dari limit switch yang diletakkan pada sisi bejana. Limit switch ini ketika tertekan, memberikan sinyal pada mikrokontroler untuk mengaktifkan timer(pewaktu) proses iradiasi. Sehingga waktu iradiasi pun mulai dihitung mundur. Ketika waktu iradiasi telah habis, komponen timer memberikan sinyal input pada mikrokontroler agar pneumatik memanjang atau memendek untuk menggeser bejana ke depan atau kebelakang untuk mengiradiasi lateks pada bejana yang lain. Modul timer yang digunakan disajikan pada Gambar 5. Langkah Pencelupan Common Sensor Tabel 1. Uji fungsi rangkaian sensor level. Trigger Sensor Threshold Sensor LED Tegangan Output 1 Tidak tercelup Tidak tercelup Tidak tercelup Nyala 5.14 V 2 Tercelup Tidak tercelup Tidak tercelup Nyala 5.14 V 3 Tercelup Tercelup Tidak tercelup Nyala 5.14 V 4 Tercelup Tercelup Tercelup Mati 0 V 5 Tercelup Tercelup Tidak tercelup Mati 0 V 6 Tercelup Tidak tercelup Tidak tercelup Nyala 5.14 V 7 Tidak tercelup Tidak tercelup Tidak tercelup Nyala 5.14 V Gambar 5. Modul Timer.
5 158 ISSN Frida Iswinning Diah, dkk. Gambar 6. Rangkaian Interface. [3] Rangkaian interface yang menghubungkan rangkaian input ke pin mikrokontroler disajikan pada Gambar 6. Prinsip dasar rangkaian ini terdapat pada komponen IC 74HC244 yang terdiri dari 4 schmitt trigger yang mempunyai fungsi mengurangi efek switch bounches. Efek switch bounces biasa terjadi ketika sebuah switch (saklar) digunakan sebagai input secara langsung ke mikrokontroler. Pada saat saklar ditutup atau dihubungkan, saklar memantul (switch bounces) atau dengan kata lain membuka dan menutup dalam range waktu 30 ms. Range waktu ini memang sangat singkat bagi pengamat, tetapi tidak bagi mikrokontroler. Sebagai salah satu contohnya mikrokontroler 8051 dengan clock 12 MHz memiliki waktu eksekusi 1 us per bit akan membaca saklar membuka dan menutup berulang kali. Hal ini akan dapat mengakibatkan kesalahan dalam eksekusi program. Penjelasan secara gambar disajikan pada Gambar 7. Efek switch bounches dapat diatasi dengan rangkaian switch debouncing (anti pentalan kontak saklar) seperti yang disajikan pada Gambar 8 dengan penjelasan sebagai berikut : pada saat saklar ditutup, tegangan kapasitor 0 V dan pada kondisi yang sama akan terjadi pentalan kontak saklar (switch bounches) selama kurang lebih 30 ms. Pada kondisi pentalan kontak saklar (switch bounches) membuka, kapasitor akan terisi hingga 5 V dan tegangannya tidak pernah melebihi tegangan referensi dari schmitt trigger sehingga keluarannya adalah LOW dan pantulan saklar tidak akan terbaca pada kaki port. Ketika saklar dibuka, kapasitor memiliki cukup waktu untuk mengisi sampai dengan tegangan referensi trigger, dimana pada saat output trigger HIGH keluaran dapat terlihat pada kaki port. Gambar 7. Efek switch bounches. [3]
6 Frida Iswinning Diah, dkk. ISSN Gambar 8. Rangkaian switch debouncing. [3] Setelah diuji coba dengan diukur menggunakan multimeter digital, dihasilkan data seperti tampak pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji fungsi rangkaian interface. PIN INPUT OUTPUT V V V V V V V V Sebagai otak pengendali semua proses digunakan mikrokontroler AVR ATMega8535 buatan Atmel. ATMega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap, mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, PWM, USART, TWI, analog comparator, EEPROM Internal dan juga ADC internal semuanya ada dalam ATMega8535. Selain itu kemampuan kecepatan eksekusi yang lebih tinggi menjadi alasan bagi banyak orang untuk beralih dan lebih memilih menggunakan mikrokontroler jenis AVR ketimbang mikrokontroler pendahulunya yaitu keluarga MCS-51. Sebagai rangkaian pendukung IC ATMega8535 digunakan sistem minimum yang disajikan pada Gambar 9. [4] Gambar 9. Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535. [4]
7 160 ISSN Frida Iswinning Diah, dkk. Sedangkan untuk memprogram mikrokontroler ini digunakan bahasa C yang merupakan bahasa pemrograman level tinggi dan relatif lebih mudah untuk dipelajari. Kompiler yang digunakan untuk pemrograman adalah Code VisionAVR yang dapat didownload secara gratis di hpinfotech.ro. [4] Dalam rancang bangun ini pin ATMega8535 yang digunakan 16 buah, 8 pin untuk input dan 8 pin untuk output. Rincian pin yang digunakan dan beserta fungsinya disajikan pada Tabel 3. Kemudian sebagai penghubung antara output dari mikrokontroler dengan komponen mekanik yang berupa selenoid valve, pneumatik dan motor AC pengaduk digunakan Solid State Relay (SSR). SSR dibuat untuk mengatasi keterbatasan relay elektromagnetik apabila digunakan sebagai kontaktor untuk daya besar, dikarenakan biaya yang cukup besar, umur alat yang terbatas, membutuhkan banyak ruang, dan kecepatan kontak yang lambat jika dibandingkan dengan alat yang berbasis semikonduktor. SSR ini menggunakan keluaran SCR (Silicon Control Rectifier), TRIAC (Triode for Alternating Current), atau transistor untuk pensaklaran pengatur daya. Keluaran alat-alat ini secara optis digandeng dengan LED sebagai sumber cahaya didalam relay. Relay akan aktif dengan memberi energi pada LED menggunakan tegangan DC rendah. Sebagai sebuah komponen solid state, keuntungannya antara lain tidak ada bagian yang bergerak dalam penggunaanya, dan mampu untuk mensaklar ON-OFF lebih cepat dari semua jenis relay mekanik. Selain itu tidak ada percikan antar kontak, dan juga tidak ada masalah dengan korosi pada kontaknya. Walaupun begitu SSR masih terlalu mahal untuk dibuat dengan spesifikasi arus tinggi, sehingga kontaktor elektromekanik masih mendominasi aplikasi di industri. [5] Untuk proses yang terakhir adalah penyusunan software pengatur proses iradiasi. Dari flowchart pada Gambar 1 dan rincian I/O pada Tabel 3 dapat disusun programnya dengan menggunakan bahasa C. Pada dasarnya program yang disusun ini hanya mengatur output sesuai dengan input yang diberikan dengan pengaturan disajikan pada Tabel 4. Tabel 3. Daftar input dan output yang digunakan pada ATMega8535. INPUT OUTPUT Pin D.0 - Pin C.0 Timer Pin D.1 - Pin C.1 Valve Atas Bejana I Pin D.2 Timer Pin C.2 Valve Atas Bejana II Pin D.3 Tombol start/stop Pin C.3 Valve Bawah Bejana I Pin D.4 Limit switch bejana II Pin C.4 Valve Bawah Bejana II Pin D.5 Limit switch bejana I Pin C.5 Motor Pengaduk Bejana I Pin D.6 Sensor level bejana II Pin C.6 Motor Pengaduk Bejana II Pin D.7 Sensor level bejana I Pin C.7 Pneumatik penggeser bejana
8 Frida Iswinning Diah, dkk. ISSN Tabel 4. Pengaturan I/O Proses Iradiasi. NO D.7 D.6 D.5 D.4 D.3 D.2 D.1 D.0 KONDISI C.7 C.6 C.5 C.4 C.3 C.2 C.1 C.0 B Start (Inisialisasi) -> Reset Buka Valve Atas I - Tutup Valve Atas I - Motor Pengaduk I ON - Geser ke belakang - Timer ON - Buka Valve Atas II - Tutup Valve Atas II - Motor Pengadu k II ON Geser ke depan Reset Timer Tutup Valve Bawah I - Delay - Buka valve atas I - Tutup valve atas I - Motor Pengadu k I ON Geser ke pos. II Reset Timer - Timer ON - Motor Pengadu k I OFF - Buka valve bawah II - Tutup valve bawah II Delay - Buka valve Atas II 15 Kembali ke point 5 16 End
9 162 ISSN Frida Iswinning Diah, dkk. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah semua komponen dirangkai per bagian dan diuji per bagian, selanjutnya adalah merangkai seluruh modul ke dalam sebuah sistem yang terintegrasi sesuai dengan diagram blok yang ada pada Gambar 3. Pada penelitian saat ini, sistem kendali yang dirancangbangun tidak dipasang pada sistem yang sebenarnya, tetapi disimulasikan terlebih dahulu untuk menguji apakah sudah benarbenar sesuai dengan rancangan. Pemasangan sistem diawali dengan pemasangan komponen input berupa sensor level, limit switch dan rangkaian interface ke pin mikrokontroler. Rangkaian sensor level yang telah dirangkai disajikan pada Gambar 10. Untuk kebutuhan simulasi, sebagai pengganti sensor level digunakan toggle switch untuk memberikan sinyal high dan low pada pin mikrokontroler seperti disajikan pada Gambar 11. Mikrokontroler sebagai otak dari kendali proses iradiasi, selain membutuhkan input sebagai sinyal untuk memproses software yang telah diprogram ke dalam IC ATMega8535, juga membutuhkan sistem output sebagai final actuator yang menggerakkan komponen mekanik. Sistem output terdiri dari komponen relay dan SSR yang tersaji pada Gambar 12 sebagai penghubung antara pin output dari mikrokontroler dengan komponen mekanik yang akan digerakkan. Pada penelitian ini digunakan lampu 5 watt, sebagai indikator output untuk menggantikan komponen mekanik. Gambar 10. Rangkaian sensor level. Gambar 11. Komponen input yang akan dipasangkan pada pin input mikrokontroler. Gambar 12. Komponen SSR dan relay mekanik.
10 Frida Iswinning Diah, dkk. ISSN Sedangkan untuk Sistem Minimum ATMega8535 yang digunakan adalah modul yang sudah jadi seperti tampak pada Gambar 13, tetapi untuk keperluan simulasi untuk lebih mudahnya digunakan sistem minimum dengan downloader menggunakan USB. Gambar 14. Seluruh komponen sistem pengatur proses iradiasi yang telah diintegrasikan. Gambar 13. Sistem Minimum ATMega8535. Semua komponen diatas dirangkai menjadi satu kesatuan dengan hasil seperti yang disajikan pada Gambar 14. Setelah semua perangkat terintegrasi langkah berikutnya adalah melakukan simulasi. Hasil simulasi ditunjukkan pada Tabel 5 dimana sebagai indikator digunakan lampu 5 watt sebagai pengganti komponen mekanik. Tabel 5. Simulasi Proses Iradiasi dengan Indikator Lampu. NO KONDISI C.7 C.6 C.5 C.4 C.3 C.2 C.1 C.0 B.7 1 Start (Inisialisasi) -> Reset L L L L L L L L L 2 Buka Valve Atas I L L L L L L H L L 3 - Tutup Valve Atas I - Motor Pengaduk I ON H L H L L L L L L - Geser ke belakang 4 - Timer ON - Buka Valve Atas II H L H L L H L H L 5 - Tutup Valve Atas II - Motor Pengaduk II ON H H H L L L L H L 6 Geser ke depan L H H L L L L H L 7 Reset Timer L H H L L L L L L 8 - Timer ON - Buka Valve Bawah I L H L L H L L H L - Motor Pengaduk I OFF 9 - Tutup Valve Bawah I - Delay L H L L L L L H H - Buka Valve Atas I 10 - Tutup Valve Atas I - Motor Pengaduk I ON L H L L L L L H H 11 Geser ke pos. II H H H L L L L H H 12 Reset Timer H H H L L L L L H 13 - Timer ON - Motor Pengaduk I OFF H L H H L L L H H - Buka Valve Bawah II 14 - Tutup Valve Bawah II - Delay H L H L L H L H H - Buka Valve Atas II 15 Kembali ke point 5 Keterangan : H = Lampu menyala L = Lampu mati
11 164 ISSN Frida Iswinning Diah, dkk. Dari Tabel 5 dapat dijelaskan hasil simulasi sistem proses iradiasi yang telah dilakukan. Pada saat tombol start iradiasi di-on-kan maka proses pertama adalah mikrokontroler melakukan proses inisialisasi untuk mengidentifikasi kondisi awal input, setelah itu semua output direset, yaitu memastikan semua ouput pada kondisi low. Maka semua lampu, led pada relay dan timer tidak menyala dan tidak aktif. Setelah itu sensor level I mendeteksi bahwa bejana masih kosong, sehingga memerintahkan valve atas I membuka (pada Tabel 5 ditandai dengan port C.1 high). Pada saat sensor level 1 membaca bejana sudah terisi penuh lateks, maka mikrokontroler memerintahkan valve atas I menutup (port C.1 low), motor pengaduk I ON, dan mengaktifkan pneumatik agar memanjang sehingga bejana bergeser ke belakang. Selanjutnya proses iradiasi bejana I dimulai dan pengisian bejana II juga dimulai. Apabila bejana II sudah penuh maka valve atas II menutup, dan motor pengaduk II ON sambil menunggu timer proses iradiasi selesai bejana akan terus dalam posisi di belakang. Ketika timer proses selesai maka pneumatik akan memendek lagi sehingga menggeser bejana ke posisi depan. Lateks pada bejana I yang telah diiradiasi akan dibuang dengan mengaktifkan valve bawah I. Setelah bejana kosong valve bawah menutup dan diganti dengan mengaktifkan valve atas 1. Proses ini akan terus looping hingga tombol start radiasi di-off-kan. Dengan kondisi akhir bejana akan kembali seperti saat pada awal start. Semua proses ini adalah proses sebenarnya apabila sistem sudah diinstal menjadi satu kesatuan dengan komponen mekanik pada MBE 300 kev/20 ma. Sedangkan untuk simulasi, penuh dan kosongnya bejana untuk sementara dikendalikan manual dengan toggle switch. Begitu juga dengan limit switch yang seharusnya tertekan apabila bejana bergeser ke depan dan ke belakang diganti dengan toggle switch. Sedangkan untuk melihat output dari mikrokontroler dapat dilihat pada lampu apakah pada kondisi H atau L. Melihat dari keseluruhan sistem yang telah disimulasikan, sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga sistem ini siap untuk diinstalasi pada komponen utama. Pada saat instalasi dan uji coba pada komponen yang sebenarnya perlu adanya penyesuaian terhadap timing terhadap komponen-komponen mekanik yang digunakan, karena komponen mekanik mempunyai waktu tunda(delay) dalam setiap perubahan kondisinya. Sehingga diharapkan eksekusi yang dilakukan oleh mikrokontroler tepat sesuai dengan waktu yang diinginkan. KESIMPULAN Dari hasil rancang bangun dan simulasi ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Rangkaian sensor level yang dibuat, cukup stabil digunakan pada kondisi permukaan lateks bergelombang (beriak) pada saat diaduk, dengan ditunjukkan nyala led pada sistem sensor level pada saat diuji coba. 2. Rangkaian interface cukup stabil untuk mengurangi efek noise dan switch bounce dari saklar dan lingkungan sehingga tegangan yang masuk ke mikrokontroler stabil, hal ini ditunjukkan dengan jalannya program yang sesuai dengan flowchart yang telah dibuat. 3. Sistem pengatur proses iradiasi siap diinstalasi pada komponen sebenarnya dengan sedikit dilakukan perubahan pada timing software yang telah disusun. DAFTAR PUSTAKA 1. FRIDA ID, dkk., Perancangan Detail Sistem Kendali Proses Iradiasi Lateks Berbasis Mikrokontroler, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya, Yogyakarta, Oktober JAME ROGER, - Notes on the TONY R. KUPHALDT, Lesson In Electric Circuits, Vol. IV Digital, Fourth Edition, 01 November AGUS BEJO, C & AVR Rahasia Kemudahan Bahas C dalam Mikrokontroler ATMega8538, 2008, Yogyakarta, Graha Ilmu. TANYA JAWAB Lely SRM Bahan apa yang digunakan pada solid state relay, mengapa digunakan bahan tersebut? Bagaimana cara menentukan hubungan waktu dengan variasi homogenitas berkas? Frida Bahan yang duganakan adalah bahan semikonduktor jenis Si, terdiri dua komponen elek-
12 Frida Iswinning Diah, dkk. ISSN tronik, Opto Coupler dan Triac. SSR tersebut digunakan untuk menggerakan/mengemudikan bagian elemen power yang brtegangan 220 Vac, sedangkan masukan berupa tegangan dc 3 s/d 5 V dari mikrokontroler, output mikrokontroler tidak dapat langsung mengendalikan bagian elemen power yang bertegangan AC 220 V, sehingga perlu tambahan SSR. Dari penelitian sebelumnya ditentukan berdasarkan arus yang dihasilkan oleh MBE dan volume bejana iradiasi.
BAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51
RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam
Lebih terperinciALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR DENGAN SENSOR LEVEL BERBASIS MICROCONTROLER. Nama Tulis Sendiri Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya ABSTRAK
ALA PENDEEKSI KEINGGIAN AIR DENGAN SENSOR LEVEL BERBASIS MICROCONROLER Nama ulis Sendiri Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya ABSRAK Alat pendeteksi ketinggian air dengan sensor level berbasis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN
34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian
Lebih terperinciRANCANGBANGUN PERANGKAT SISTEM INDIKATOR LAMPU LED PANEL KENDALI MBE 300 kev/20 ma
RANCANGBANGUN PERANGKAT SISTEM INDIKATOR LAMPU LED PANEL KENDALI MBE 300 kev/20 ma Eko Priyono, Saminto -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK RANCANG BANGUN PERANGKAT SISTEM
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu
37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas
BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciRANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ
1 RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ Ardi Bawono Bimo, Hari Santoso, dan Soemarwanto Abstract Automatic Transfer Switch (ATS) merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS
BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN PERANCANGAN
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software arduino dan perangkat remote control,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai
Lebih terperinciBAB II SISTEM PEMANASAN AIR
BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020
BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 3.1. Pendahuluan Pada bab III ini akan dijelaskan mengenai perancangan Pompa Air Brushless DC yang dikendalikan oleh Inverter
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan sistem ini memerlukan sensor penerima radiasi sinar infra merah yang dapat mendeteksi adanya kehadiran manusia. Sensor tersebut merupakan sensor buka-tutup yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.
37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. Perancangan, pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Elektronika
Lebih terperinciBAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Arduino Uno Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source, Arduino Uno merupakan sebuah mikrokontroler dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik gorden dan lampu otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENULISAN
BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan
BAB III PEMILIHA KOMPOE DA PERACAGA ALAT Pada bab ini berisi mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. Serta perancangan
Lebih terperinciROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari
Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat
29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperincidan sensor warna sebagai masukan atau inpu, dan keluaran atau ou^u, ya 8 berupa respon dari Valve. Blok diagram sistem dapa, diliha, pada Gambar 3.
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab,1, akan dibahas mengenai perancangan sistem ya g di dalamnya terdapat perancangan rangkaian elektronik, serta sistem pengendahan pensortir kapas berbasis mikrikontroller
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi
68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berikut rancangan penulis terkait pembuatan dari alat pengukur tekanan darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis
BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN PERANCANGAN
13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan sistem traffic light pada empat persimpangan pada jalan raya ini menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar
Lebih terperinci3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.
BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian
Lebih terperinciBLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN
BAB III BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN 3.1 Blok Diagram SWITCH BUZZER MIKROKONTROLLER AT89S52 DTMF DECODER KUNCI ELEKTRONIK POWER SUPPLY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 0 # KEYPAD 43 3.2 Gambar Rangkaian 44 3.3
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul
19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah)
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Dalam proses produksi hal yang paling menonjol untuk menghasilkan suatu barang produksi yang memiliki kualitas yang bagus adalah bahan dan mesin yang digunakan.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian
Lebih terperinciPEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3
PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3 Sofyan 1), Catur Budi Affianto 2), Sur Liyan 3) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Jalan Tentara
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1. Diagram Blok Keseluruhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 : Berikut ini adalah diagram blok keseluruhan yang ditunjukan pada gambar Start Studi Literatur Perancangan Alat Simulasi Alat T Jalan? Tidak
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK
21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK
BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Blok Alat
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.
BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen utama yang digunakan untuk merancang pembuatan suatu prototype kwh meter digital dengan menggunakan sensor ACS712 dengan menggunakan
Lebih terperinci