J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN"

Transkripsi

1 J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KARAKTERISTIK, PROFIL LIPID DAN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT TENTARA SEMARANG Purnyami 1, Margo Utomo 1, Rahayu Astuti 1 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak Latar belakang : Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Berbagai faktor memperberat resiko terjadinya payah jantung dan stroke, diantaranya faktor karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan), hipertensi, resistensi, insulin, hiperinsulinemia, hiperamilinemia, dislipidemia, dan gangguan sistem koagulasi serta hiperhomosisteinemia. Tujuan : mengetahui hubungan antara faktor karakteristik, profil lipid, dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada penderita DM. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research dengan rancangan belah lintang (cross sectional). Responden dalam penelitian ini adalah pasien DM rawat jalan di Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama TK 111 Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Quota sampling dan diperoleh 66 pasien, menggunakan kuesioner sebagai alat bantu penelitian kemudian data dianalisis hubungan menggunakan uji Chi Square. Hasil : Umur responden berkisar tahun, dengan rata-rata umur 60,2 tahun. Sebagian besar berjenis kelamin perempuan (63,6%), dan sebanyak 50% pendidikannya SD-SMP. Sebanyak 42,4 % kadar kolesterol responden berada pada kategori tinggi. Triglicerid pada kategori Agak tinggi- Tinggi sebanyak 68,2 %. Kadar HDL yang termasuk agak tinggi hanya 9,1 %, sedangkan LDL kategori tinggi sebesar 36,4 %. Tekanan darah sistole responden termasuk kategori tinggi sebanyak 33,3 % dan tekanan darah diastole kategori tinggi sebanyak 50,0 %. Simpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, kadar HDL, hipertensi (sistole-diastole) dengan PJK pada penderita DM. Ada hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol, kadar triglicerid, dan kadar LDL dengan PJK pada penderita DM. Kata kunci : faktor karakteristik, profil lipid, hipertensi, PJK, DM 58

2 ISSN J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 THE CORRELATION BETWEEN CHARACTERISTICS FACTOR, LIPID PROFILE AND HYPERTENSION WITH CORONARY HEART DISEASE IN DIABETES MELLITUS PATIENTS IN TENTARA HOSPITAL OF SEMARANG Abstract Background: Diabetes Mellitus (DM) is a disease that remains a public health problem. Various factors aggravate the risk of heart failure and stroke in DM patients, including characteristics factor (age, gender, education), hypertension, resistance, insulin, hyperinsulinemia, hiperamilinemia, dyslipidemia, and impaired coagulation system also hyperhomocysteinaemia. Objective: To know the correlation between characteristics factors lipid profile, and hypertension with coronary heart disease in patients with DM. Methods : The Methods in this research is explanatory research with cross sectionaldesign The Respondents in this research were diabetic patients that regulary come to Tentara Wira Bakti Tamtama TK III Semarang Hospital. The sampling technique using the "Quota sampling" and obtained by 66 patients, using questionnaires as a tool of research and data were analyzed using chi square tests. The Results: Age of respondents ranges from years, with an average age of 60.2 years. Most of the respondents were women (63.6%), and as much as 50% of elementary until yunior high school education. Cholesterol levels as much as 42.4% of respondents are in the high category. Triglicerid in the category of high-slightly Higher as much as 68.2%. HDL levels are somewhat higher, including only 9.1%, where as high LDL category at 36.4%. Systolic blood pressure were high responders as much as 33.3% and diastolic blood pressure as much as 50.0% higher category. The Conclusion: There was no significant correlation between age, gender, education, HDL levels, hypertension (systole-diastole) with CHD in patients with DM. There was a significant relationship between cholesterol levels, triglicerid levels, and LDL levels in DM patients with CHD. Keywords: characteristics factor, lipid profile, hypertension, coronary heart disease, diabetes mellitus. PENDAHULUAN Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyebab kematian dan kesakitan utama pada penderita DM adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang bermanifestasi sebagai ateriosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital (jantung dan otak). Penyebab ateriosklerosis pada penderita DM bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks dari berbagai keadaan, seperti hiperglikemia, hiperlipidemia, hiperinsulinemia, stress oksidatif, penuaan dini, proses koagulasi dan fibrinolisis. 1 Sumbatan ateriosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung mengakibatkan gangguan aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung mengalami kerusakan dan penderita merasakan nyeri dada yang hebat dan menyebabkan jaringan otak kekurangan oksigen yang berakibat otak mengalami kerusakan sehingga terjadilah serangan stroke. Berbagai faktor memperberat resiko terjadinya payah jantung dan stroke pada Penderita DM, diantaranya faktor karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan), hipertensi, resistensi, insulin, hiperinsulinemia, hiperamilinemia, dislipidemia, dan gangguan sistem koagulasi serta hiperhomosisteinemia dimana terdapat lima hal penting yang harus dikendalikan pada penderita DM yaitu kadar gula puasa harus kurang dari 110 mg/dl, HbA1C kurang dari 6,5 %, tekanan darah tidak boleh melebihi 130/80 mmhg, kadar kolesterol LDL 59

3 J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN kurang dari 100 mg/ dl dan HDL lebih dari 45 mg/dl. 2 Dislipidemia sering menyertai DM, baik dislipidemia primer (akibat kelainan genetik) maupun dislipidemia sekunder (akibat DM, baik karena resistensi insulin maupun karena defisiensi insulin). Dislipidemia pada DM lebih toksik terhadap endotel pembuluh darah dibanding pada non-dm sehingga tidak mengherankan apabila risiko terjadinya penyakit jantung (PJK), stroke maupun penyakit pembuluh darah perifer (PAD) pada DM 2-4 kali lebih sering daripada non-dm. 2 Dari beberapa studi, 80% penderita DM meninggal akibat aterosklerosis dan dari jumlah tersebut 75% meninggal akibat PJK sedangkan 25% sisanya meninggal akibat stroke dan PAD. Di Indonesia angka kejadian PJK pada penderita DM berkisar antara 20-25%. 3 Berdasarkan data Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Tk III Semarang, pada tahun 2007 dari penderita terdapat 5675 penderita DM (48,37%); pada tahun 2008 dari penderita terdapat penderita DM (46,50%); pada tahun 2009 dari penderita terdapat 6450 penderita DM (42,32%); dan pada tahun 2010 dari penderita terdapat penderita DM (46,23%). Selain itu, di Rumah Sakit tersebut juga ditemukan indikasi yang dilakukan oleh dokter penyakit dalam pada status penderita DM yang dirawat jalan terdapat peningkatan profil lipid (kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL) dan tekanan darah yang melebihi nilai normal (sumber laporan kunjungan penderita dalam 1 tahun). Rata-rata kunjungan penderita DM dalam satu bulan yang mengunjungi Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Tk III Semarang berkisar 200 penderita DM. 4 METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah explanatory research dengan rancangan belah lintang (cross sectional), yaitu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu individu dari populasi tunggal pada satu saat atau periode. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita DM yang dirawat jalan di Rumah Tentara Sakit Bhakti Wira Tamtama Tk III Semarang pada bulan April Berdasarkan data kunjungan penderita DM di laboratorium Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Tk III Semarang pertahun dan rata-rata kunjungan penderita DM dalam 1 bulan berkisar 200 penderita DM. Dalam penelitian ini diambil sampel yang meliputi seluruh populasi studi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan sampel jumlahnya memenuhi yaitu 66 penderita. Variabel terikat penelitian ini adalah penyakit jantung koroner (PJK) pada penderita Diabetes mellitus. Variabel bebas meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, kadar kolesterol total, kadar HDL, kadar LDL, kadar Trigliserid, dan hipertensi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari sampel pada saat penelitian mencakup umur penderita, jenis kelamin, pendidikan, data hasil pemeriksaan profil lipid (kadar Kolesterol, Trigliserid, LDL, HDL) darah responden dan pemeriksaan tekanan darah. Data sekunder digunakan untuk mendukung penelitian yang mencakup data rekam medik responden yang di rawat jalan RST Bhakti Wira Tamtama, gambaran umum rumah sakit dan riwayat hipertensi. Analisis data dilakukan secara uniariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan semua variabel baik variabel bebas maupun terikat dalam bentuk statistik yang sederhana, sehingga setiap orang mudah mengerti dan mendapatkan gambaran jelas hasil penelitian. Variabel bebas meliputi faktor karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan), profil lipid (kadar kolesterol, triglicerid, HDL, LDL), dan hipertensi dengan variabel terikat PJK pada penderita DM. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis hubungan antara faktor karakterisik, profil lipid dan hipertensi dengan PJK pada DM,diuji dengan menggunakan uji chi square karena variabel terikat mempunyai skala nominal dan variabel bebasnya skala nominal/ordinal. Penelitian dilaksanakan mulai tahap persiapan, pelaksanaan penelitian sampai tahap penyusunan laporan penelitian mulai bulan April 2011 Juli

4 ISSN J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Umum Responden Pada tabel 1 terlihat bahwa umur responden berkisar antara 42 sampai 85 tahun dengan rata-rata 60,26 tahun dan standar deviasi 10,716 tahun. Kadar kolesterol responden berkisar antara mg/dl dengan rata-rata 224,08 mg/dl dan standar deviasi 48,148 mg/dl. Rata-rata kadar triglicerid 164,30 mg/dl dan standar deviasi 50,415 mg/dl dengan kisaran mg/dl. Kisaran kadar HDL responden antara mg/dl dengan rata-rata 57,44 mg/dl dan standar deviasi 7,998 mg/dl. Kadar LDL responden berada pada kisaran 26 sampai 211 mg/dl. Rata-rata dan standar deviasi sebesar 133,83 mg/dl dan 46,881 mg/dl. Sistole berada pada kisaran mmhg dengan rata-rata 131,06 mmhg dan standar deviasi 15,204 mmhg. Diastole memiliki rata-rata 84,85 mmhg dan standar deviasi 10,413 mmhg dengan kisaran mmhg. Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Gambaran Umum Responden di RST Bhakti Wiratamtama Semarang Tahun 2011 Umur Kadar kolesterol Kadar trigliserid Kadar HDL Kadar LDL Sistole Diastole N Minimal Maksimal Rata-rata Std. Deviasi ,26 10, ,08 48, ,30 50, ,44 7, ,83 46, ,06 15, ,85 10,413 b. Gambaran Umum Responden Menurut Kategori Berdasarkan tabel 2 diatas bahwa sebagian besar responden berumur > 50 tahun (77,3%), jumlah perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki dengan persentase sebesar 63,6 %, sebagian besar riwayat pendidikan responden adalah SD-SMP (50 %), sebagian besar kadar kolesterol responden berada pada kategori tinggi (42,4 %), sebagian besar kadar triglicerid responden berada pada kategori agak tinggi (62,1 %), kadar HDL responden sebagian besar berada pada nilai normal (90,9%), sebagian besar responden mempunyai kadar LDL dengan kategori normal yaitu sebesar 45,5%, sebagian besar responden mempunyai tekanan sistole agak tinggi (54,5%) dan hanya 12,1% yang mempunyai tekanan sistole yang normal dan diastole responden sebagian besar pada kategori tinggi dengan persentase 50%, dan responden yang terkena PJK lebih rendah (40,9%) daripada Non PJK (59,1 %). 2. Analisis Bivariat a. Hubungan antara Umur dengan PJK pada Penderita DM Berdasarkan tabel 3 bahwa dari 51 responden yang berumur > 50 tahun, ada 23 orang (45,1%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 15 responden yang berumur tahun, ada 4 orang (26,7%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,202 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur responden dengan PJK pada penderita DM. 61

5 J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN Tabel 2. Gambaran umum responden menurut kategori Kategori Frekuensi Persentase (%) Umur 1. > 50 tahun 51 77, tahun 15 22,7 Jenis Kelamin 1. Laki-laki 24 36,4 2. Perempuan 42 63,6 Pendidikan 1. SD-SMP 33 50,0 2. SMA 16 24,2 3. Diploma-Sarjana 17 25,8 Kadar Kolesterol 1. Tinggi 28 42,4 2. Agak tinggi 19 28,8 3. Normal 19 28,8 Kadar Trigliserida 1. Tinggi 4 6,1 2. Agak tinggi 41 62,1 3. Normal 21 31,8 Kadar HDL 1. Tinggi 24 36,4 2. Agak tinggi 12 18,2 3. Normal 30 45,5 Hipertensi pada peenderita DM - Sistole : 1. Tinggi 22 33,3 2. Agak tinggi 36 54,5 3. normal 8 12,1 - Diastole : 1. Tinggi 33 50,0 2. Agak tinggi 21 31,8 3. Normal 12 18,2 1. PJK 27 40,9 2. Non PJK 39 59,1 Jumlah 66 62

6 ISSN J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 Tabel 3. Hasil Uji Hubungan antara Umur dengan Umur PJK Non PJK > 50 tahun tahun ,1 26, ,9 73, ,202 b. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan PJK Pada tabel 4. dapat dilihat bahwa dari 24 responden laki-laki, ada 7 orang (29,2%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 42 responden perempuan, ada 20 orang (47,6%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,142 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan PJK pada penderita DM. Tabel 4. Hasil Uji Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Jenis Kelamin PJK Non PJK Laki-laki Perempuan ,2 47, ,8 52, ,142 c. Hubungan antara Pendidikan dengan PJK Pada tabel 5 diketahui bahwa dari 33 responden yang pendidikannya SD-SMP, ada 14 orang (42,4%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 16 responden yang pendidikannya SMA, antara responden yang menderita DM dengan atau tanpa disertai PJK ada 8 orang (50,0%) dan ada 5 orang (29,4%) dari 17 responden yang pendidikannya Diploma-Sarjana menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,470 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan responden dengan PJK pada penderita DM. Tabel 5. Hasil Uji Hubungan antara Pendidikan dengan Pendidikan SD-SMP SMA Diploma-Sarjana PJK Non PJK 14 42, , ,0 8 50, , ,6 17 0,470 d. Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan PJK Pada tabel 6 diketahui bahwa dari 28 responden yang memiliki kadar kolesterol 63

7 J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN tinggi, ada 26 orang (92,9%) yang menderita DM disertai PJK. Dari 19 responden yang memiliki kadar kolesterol agak tinggi, ada 1 orang (5,3%) yanng menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 19 responden yang memiliki kadar kolesterol normal, tidak ada satupun responden (0,0%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol responden dengan PJK pada penderita DM. Tabel 6. Hasil Uji Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan Kadar kolesterol Tinggi Agak tinggi Normal PJK Non PJK 26 92,9 2 7, , , , ,000 e. Hubungan antara Kadar Triglicerid dengan PJK Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 45 responden yang memiliki kadar triglicerid agak tinggi-tinggi, ada 24 orang (53,3%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 21 responden yang memiliki kadar triglicerid normal, ada 3 orang (14,3%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,003 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara kadar triglicerid responden dengan PJK pada penderita DM. Tabel 7. Hasil Uji Hubungan antara Kadar Triglicerid dengan Kadar triglicerid PJK Non PJK Agak tinggi Normal ,3 14, ,7 85, ,003 f. Hubungan antara Kadar HDL dengan PJK Pada tabel 8 diketahui bahwa dari 6 responden yang memiliki kadar HDL agak tinggi, ada 4 orang (66,7%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 60 responden yang memiliki kadar HDL normal, ada 23 orang (38,3%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,178 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar HDL responden dengan PJK pada penderita DM. 64

8 ISSN J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 Tabel 8. Hasil Uji Hubungan antara Kadar HDL dengan (Chi Square) Kadar HDL PJK Non PJK Agak tinggi Normal ,7 38, ,3 61, ,178 g. Hubungan antara Kadar LDL dengan PJK Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 24 responden yang memiliki kadar LDL tinggi, ada 23 orang (95,8%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 30 responden yang memiliki kadar LDL normal, hanya 1 orang (3,3%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara kadar LDL responden dengan PJK pada penderita DM. Tabel 9. Hasil Uji Hubungan antara Kadar LDL dengan Kadar LDL PJK Non PJK Tinggi 23 95,8 1 4,2 24 Agak tinggi 3 25,0 9 75,0 12 Normal 1 3, ,7 30 0,000 h. Hubungan antara Hipertensi dengan PJK pada Penderita DM Pada hipertensi, tekanan darah dibedakan menjadi sistole dan diastole. Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa dari 22 responden yang memiliki sistole tinggi, ada 9 orang (40,9%) yang menderita DM disertai PJK. Dan dari 36 responden yang memiliki sistole normal, ada 16 orang (44,4%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,599 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sistole responden dengan PJK pada penderita DM. Sedangkan untuk tekanan darah diastole 33 responden yang memiliki diastole tinggi, ada 16 orang (48,5%) yang menderita DM disertai PJK. Sedangkan dari 21 responden yang memiliki diastole normal, ada 6 orang (28,6%) yang menderita DM disertai PJK. Hasil uji Chi Square menunjukkan p.value = 0,348 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara diastole responden dengan PJK pada penderita DM. 3. PEMBAHASAN a. Hubungan antara Umur dengan PJK pada penderita DM Pada penelitian ini didapatkan p.value 0,202 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan PJK pada penderita DM. Namun PJK pada DM pada pasien yang berumur >50 tahun sebesar 45,1% sedangkan pada pasien yang berumur tahun hanya sebesar 26,7%. Terlihat pada pasien yang berumur >50 tahun memiliki presentase yang lebih tinggi. Menurut penelitian Badan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA, didapat data bahwa sekitar 27% pria dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas menderita PJK. Sedangkan pada kelompok umur tahun, didapat 64% masalah jantung pada pria dan 60% pada wanita adalah PJK. 5 65

9 J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN Suatu penelitian pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 28% dari seluruh wanita yang berusia diatas 50 tahun meninggal karena PJK, sehingga menjadi penyebab utama kematian wanita dalam kelompok umur tersebut. 6 Sistole Tinggi Normal Rendah Hipertensi Tabel 10. Hasil Uji Hubungan antara Sistole dengan PJK Non PJK ,9 44,4 25, ,1 55,6 75, Diastole Tinggi 16 48, ,5 33 Normal 6 28, ,4 21 0,348 rendah 5 41,7 7 58,3 12 0,599 b. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan PJK Pada penelitian ini didapatkan p.value 0,142 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan PJK pada penderita DM. Pada penelitian ini terlihat padapasien laki-laki sebesar 29,2 % sedangkan pada perempuan sebesar 47,6 %. Laki-laki mempunyai resiko lebih besar terkena serangan jantung dan kejadiannya lebih awal daripada wanita. Estrogen endogen bersifat protektif pada perempuan, namun setelah menoupouse insiden PJK meningkat dengan pesat tetapi tidak sebesar insiden PJK pada laki-laki. 7 Pada penelitian ini responden perempuan banyak yang berumur >50 tahun yang kemungkinan besar sudah menopause, dengan demikian kemungkinan pada perempuan lebih tinggi. c. Hubungan antara Pendidikan dengan PJK Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,470 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan PJK pada penderita DM. Hal ini menunjukkan bahwa peluang terkena PJK pada DM baik pada pendidikan rendah maupun tinggi adalah sama. Dalam hal ini pendidikan tidak memegang peranan penting terhadap kejadian PJK pada penderita DM. Hal ini mungkin disebabkan karena responden kurang mengetahui dan menyadari benar tentang upaya preventif penyakit PJK dan DM, dan kesadaran mulai timbul setelah mereka terkena penyakit tersebut. d. Hubungan antara Kadar Kolesterol dengan PJK Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,000 (<0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol dengan PJK pada penderita DM. Pada penelitian terlihat bahwa pasien yang menderita DM disertai PJK untuk kategori kadar kolesterol tinggi sebesar 92,9%, agak tinggi 5,3%, dan normal 0 %. Sebagian besar terdapat pada kategori kolesterol tinggi sehingga ada kecenderungan bahwa dialami oleh pasien yang mempunyai kadar kolesterol tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jika pasien dengan kadar kolesterol tinggi akan mempengaruhi terjadi. Kolesterol meliputi kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density 66

10 ISSN J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 Lipoprotein (LDL), kolesterol LDL sebagai pembawa kolesterol dalam darah, bila kadarnya berlebih akan mengendap pada dinding pembuluh darah arteri dan membentuk plak serta menimbulkan penyempitan bahkan penutupan pembuluh darah (aterosklerosis), bila plak terlepas, akan menyumbat aliran darah ke jantung dan menimbulkan serangan jantung, bila ke otak menyebabkan stroke. 8 e. Hubungan antara Kadar Triglicerid dengan PJK Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,003 (<0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kadar triglicerid dengan PJK pada penderita DM. Triglicerid merupakan simpanan lipid yang utama pada manusia dan juga merupakan sekitar 95% jaringan lemak tubuh. Dalam plasma, trigliserid terdapat dalam berbagai konsentrasi di berbagai fraksi lipoprotein. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi trigliserid maka semakin rendah kepadatan (densitas) dari lipoprotein. Pembawa utama trigliserid dalam plasma adalah kilomikron dan VLDL. 9,10 Triglicerid merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Kadar trigliserid yang tinggi merupakan faktor risiko untuk terjadinya PJK. Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sebagai berikut : Bila kadar kolesterol total >200 mg/dl, ada PJK, ada keluarga yang menderita PJK < 55 tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM dan pancreas. 7 f. Hubungan antara Kadar HDL dengan PJK Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,178 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar HDL dengan PJK pada penderita DM. Kolesterol HDL, mengandung 52% protein dan 48% lemak, merupakan lipoprotein terkecil dibentuk di dalam sel-sel hati dan sel-sel usus kecil. Fungsi utama mengangkut kolesterol dan fosfolipid dari jaringan atau sel perifer ke hati untuk dirombak sehingga mencegah penumpukan kolesterol di sel perifer, kolesterol HDL membawa kurang lebih ¼ kolesterol dalam plasma. Pada penyakit jantung koroner, kadar kolesterol HDL akan menurun. Penurunan kolesterol HDL sampai < 35mg/dl merupakan faktor risiko potensial yang independen terjadinya PJK. Sekitar 50% populasi dengan kelainan kolesterol HDL disebabkan oleh faktor genetik. Terdapat dua macam partikel kolesterol HDL, yaitu kolesterol HDL 3 dan kolesterol HDL 2 yang lebih besar. Kolesterol HDL diproduksi oleh liver dan usus halus, yang terdiri oleh bahan primer yakni fosfolipid dan apo AI, yang remodelingnya terjadi di dalam plasma. Kolesterol HDL mengikat kolesterol bebas dari sel ekstrahepatal dan partikel lipoprotein lain. Kolesterol diesterifikasi oleh ensim lesitin : kolesterol asiltransferase (LCAT), dengan apo AI sebagai kofaktor, dan menghasilkan kolesterol ester yang masuk dalam inti kolesterol HDL sehingga meningkatkan ukuran partikel kolesterol HDL. 11 Dalam penelitian ini sebagian besar kadar HDL responden (90,9%) berada dalam kategori normal (>45 mg/dl) dan untuk meningkatkan profil lipid khususnya HDL sangat sulit kecuali sudah terdiaknosa PJK, sehingga tidak didapatkan hubungan antara kadar HDL dengan PJK pada penderita DM. g. Hubungan antara Kadar LDL dengan PJK Pada penelitian ini diperoleh nilai p.value 0,000 (<0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kadar LDL dengan PJK pada penderita DM. Kolesterol LDL sebagai pembawa kolesterol dalam darah, bila kadarnya berlebih akan mengendap pada dinding pembuluh darah arteri dan membentuk plak serta menimbulkan penyempitan bahkan penutupan pembuluh darah (aterosklerosis), bila plak terlepas, akan menyumbat aliran darah ke jantung dan menimbulkan serangan jantung, bila ke otak menyebabkan stroke. LDL berukuran kecil sehingga mudah masuk ke 67

11 J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 ISSN dinding pembuluh darah, terutama jika dinding tersebut rusak karena ada beberapa faktor resiko seperti usia, merokok, hipertensi, atau factor keturunan. LDL yang menumpuk akan membentuk suatu plak lemak di sepanjang pembuluh darah bagian dalam, plak ini akan menyumbat pembuluh darah sehingga membuat lumennya semakin sempit, keadaaan seperti ini sering di sebut aterosklerosis, karena darah akan sulit mengalir melalui pembuluh darah sempit dan akan meningkatkan resiko penyakit jantung. Pembuluh darah yang tidak rata akan menyebabkan pembentukan gumpalan darah di dalam pembuluh, dan akan membentuk sebuah plakat yang akan menghalangi aliran darah ke jantung atau otak yang akan menyebabkan penyakit jantung atau stroke. 8 Fungsi utama kolesterol LDL adalah meneruskan kolesterol ke jaringan ekstra hepatik yang mempunyai afinitas spesifik yang tinggi, yang disebut reseptor LDL. Melalui reseptor inilah kebutuhan kolesterol tubuh akan terpenuhi dan akan merupakan faktor penghambat sintesis kolesterol di dalam sel-sel tubuh. 11 h. Hubungan antara Hipertensi dengan PJK pada Penderita DM Pada penelitian ini diperoleh p.value untuk sistole dan diastole yang >0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan PJK pada penderita DM. Apabila hipertensi sistolik dan diastolik terjadi bersamaan maka akan menunjukken risiko yang lebih besar dibandingkan penderita yang tekanan darahnya normal. Hipertensi sistolik saja ternyata menunjukkan risiko yang lebih tinggi daripada hipertensi diastolik saja. Uchenster juga melaporkan bahwa kematian PJK lebih berkorelasi dengan tekanan darah sistolik dibandingkan tekanan darah diastolik. 12 Dalam penelitian ini, sebagian besar responden (54,5%) memilki tekanan sistole yang normal dan 50% responden yang mempunyai tekanan diastole tinggi, sehingga mekanisme terjadinya PJK belum terlihat. KESIMPULAN DAN SARAN Umur responden berkisar tahun, dengan rata-rata umur 60,2 tahun. Sebagian besar berjenis kelamin perempuan (63,6%), dan sebanyak 50% pendidikannya SD-SMP. Sebanyak 42,4 % kadar kolesterol responden berada pada kategori tinggi. Triglicerid pada kategori Agak tinggi-tinggi sebanyak 68,2 %. Kadar HDL yang termasuk agak tinggi hanya 9,1 %, sedangkan LDL kategori tinggi sebesar 36,4 %. Tekanan darah sistole responden termasuk kategori tinggi (>138 mmhg) sebanyak 33,3 % dan tekanan darah diastole kategori tinggi (> 89 mmhg) sebanyak 50,0 %. Responden DM yang menderita PJK sebanyak 40,9 %. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan PJK pada penderita DM. Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan PJK pada penderita DM. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan PJK pada penderita DM. Ada hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol dengan PJK pada penderita DM. Ada hubungan yang signifikan antara kadar triglicerid dengan PJK pada penderita DM. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar HDL dengan PJK pada penderita DM. Ada hubungan yang signifikan antara kadar LDL dengan PJK pada penderita DM. Tidak ada hubungan yang signifikan antara sistole maupun diastole dengan PJK pada penderita DM. Saran bagi Rumah Sakit Selain memberikan pelayanan pemeriksaan juga perlu memberikan penyuluhan kepada para penderita DM baik disertai PJK maupun tidak, sehingga mereka mendapatkan informasi yang benar tentang PJK dan DM. Bagi Masyarakat Khusus penderita DM baik disertai PJK maupun tidak diharapkan secara rutin memeriksakan kesehatannya dan menjaga pola makan. Serta pasien DM yang tidak menderita PJK diharapkan dapat mengontrol kolesterol, triglicerid, dan LDL supaya tidak tinggi sehingga tidak terjadi PJK. 68

12 ISSN J. Kesehat. Masy. Indones. 9(1): 2014 REFERENSI 1. Sudoyo A, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI; Nurmawati L dan Kusmiyati DK. Hubungan Asupan Lemak dan Aktifitas Fisik dengan Profil Lipid pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD dr. M. Ashari Pemalang. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran: Universitas Diponegoro Semarang; Hadisaputro, S. Setyawan H. Epidemiologi dan Faktor-faktor Risiko Terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2. Dalam : Darmono, dkk, editors. Naskah Lengkap Diabetes mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam dalam rangka Paripurna Tugas Prof. Dr. Dr. Djokomoeljanto. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang; RS Bakti Wira Tamtama. Laporan Kunjungan Pasien Satu Tahun. Semarang; Penyakit Jantung yang Sering Terdapat pada Lansia. penyakit-jantung-yang-sering-terdapat-padalansia. Diunduh 1 Juli Yusnidar. Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Pada Wanita Usia > 45 Tahun (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang). Program Studi Magister Epidemiologi Program Pasca Sarjana Undip; Juli http//digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptu nimus-gdl-srisumanti-5343-bab2. pdf. Diunduh 20 Februari Soebroto L. Hubungan antara Kadar LDL Kolesterol pada Penderita Stroke di RS. Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Kedokteran : Universitas Sebelas Maret Surakarta; Price A. Mc Carty Wilson. Fisiologi Proses Proses Penyakit. Edisi 4. Alih Bahasa : Dr. Peter Anugera. EGC Jakarta 1995: Gotto AM. Pownall HJ. Manual of lipide disorders. 2 nd ed. Wiliams & Wilkins Co. Phildelphia 1999: Chandra T. Perbedaan Profil Lipid Remaja dengan Orang Tua Berpenyakit Jantung Koroner dan Bukan Jantung Koroner. Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran : Universitas Diponegoro Semarang; Anwar TB. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Fakultas Kedokteran: Universitas Sumatera Utara;

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pen eli tia n ada lah exp lan ato ry res ear ch den gan ran can gan bel ah lin tan g (cro ss sectional), yaitu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh:

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh: PERBEDAAN RATA-RATA TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN TANPA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang 13 Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang Filandita Nur Septianggi 1, Tatik Mulyati, Hapsari Sulistya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2 HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN HIPERTENSI SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK ENDOKRIN RUMAH SAKIT UMUM SANGLAH PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh: HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH DAN KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI NASKAH

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan

Lebih terperinci

AYU CANDRA RAHMAWATI J

AYU CANDRA RAHMAWATI J HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN RASIO ANTARA TOTAL KOLESTEROL DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN YANG DIRAWAT DIRUANG ICCU RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA Manuscript Oleh : DEWI PUSPITASARI NIM : G2A213026 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Pasien Stroke Infark Aterotrombotik di RSUD Al Ihsan Periode 1 Januari 2015 31 Desember 2015 The Characteristic of Stroke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

RS PERTAMINA BALIKPAPAN D MUHAMMAD IQBAL Dr. IQBAL, S Sp.JP JP RS PERTAMINA BALIKPAPAN RS. 2 Penyakit Kardiovascular : Penyakit Jantung Koroner (PJK ) menyebabkan 7.2 juta kematian di dunia di tahun 1996 14% dari total kematian

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI Annisa Yuliana Salim, Anjar Nurrohmah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Pendahuluan; Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius, menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius, menduduki peringkat BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius, menduduki peringkat yang tinggi penyebab kematian. Penyakit stroke di Amerika Serikat menduduki peringkat ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang jumlahnya akan mengalami peningkatan di masa datang (Suyono, 2014). Diabetes melitus adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian Cross Sectional (belah lintang) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi karena arteri yang memasok darah ke otot jantung mengeras dan menyempit, spasme, ataupun kombinasi keduanya

Lebih terperinci

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk

Lebih terperinci

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang Faktor Risiko Penyakit di RSI SITI Khadijah Palembang Lily Marleni 1, Aria Alhabib 2 1 Program Studi DIII Keperawatan, STIK Siti Khadijah Palembang 2 Program Studi Ners, STIK Siti Khadijah Palembang Email:

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin ataupun tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit kelas A. RSUD Dr. Moewardi ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan wilayah Eks Karesidenan Surakarta dan

Lebih terperinci

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung Pentingnya mengenal faktor resiko PJK dalam usaha mencegah serangan Jantung Pendahuluan Di Indonesia Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problema kesehatan urutan urutan ke 6. Sementara tingkat kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) dengan berbagai komplikasi yang terjadi akan menurunkan kualitas hidup penderitanya yang semula mampu menjalankan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DYAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan jenis penyakit yang melibatkan jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.

Lebih terperinci

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 Ercho, NC, Berawi K, Susantiningsih T Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT Imam Subekti, Budi Susatia, Yusrizal Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77C Malang e-mail: jurnal@poltekkes-malang.ac.id Abstract:

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Ahmad Taqwin, 2007 Pembimbing I : Agustian L.K, dr., Sp.PD. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

FACTORS RELATED TO BLOOD TRIGLYCERIDE LEVELS (STUDY IN PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS WIRA BHAKTI HOSPITAL TAMTAMA SEMARANG)

FACTORS RELATED TO BLOOD TRIGLYCERIDE LEVELS (STUDY IN PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS WIRA BHAKTI HOSPITAL TAMTAMA SEMARANG) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH (Studi Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang) Raden roro Dwi Irawati 1, Wulandari Meikawati 1,

Lebih terperinci

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Jantung Koroner A.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar trigliserida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 Veronica Shinta Setiadi, 2016. Pembimbing I : Budi Widyarto L., dr., MH Pembimbing II :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apolipoprotein atau apoprotein dikenal sebagai gugus protein pada lipoprotein. 1 Fungsi apolipoprotein ini adalah mentransport lemak ke dalam darah. Karena lemak tidak

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA Vivin Febi Saputri 1, Tri Mulia Herawati 2 1,2 Program Studi S1 Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Thereatdy Sandi Susyanto, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.

Lebih terperinci

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total

Lebih terperinci