USULAN PENELITIAN S1 RANCANG BANGUN CHAMBER SENSOR ELECTRONIC NOSE DESIGN OF SENSOR CHAMBER ELECTRONIC NOSE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PENELITIAN S1 RANCANG BANGUN CHAMBER SENSOR ELECTRONIC NOSE DESIGN OF SENSOR CHAMBER ELECTRONIC NOSE"

Transkripsi

1 USULAN PENELITIAN S1 RANCANG BANGUN CHAMBER SENSOR ELECTRONIC NOSE DESIGN OF SENSOR CHAMBER ELECTRONIC NOSE PULUNG PURWO SAGITA 11/316739/PA/13866 PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN ILMU KOMPUTER DAN ELEKTRONIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015 i

2 USULAN PENELITIAN S1 RANCANG BANGUN CHAMBER SENSOR ELECTRONIC NOSE Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Sarjana Sains Elektronika dan Instrumentasi PULUNG PURWO SAGITA 11/316739/PA/13866 PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN ILMU KOMPUTER DAN ELEKTRONIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015 i

3 HALAMAN PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN S1 RANCANG BANGUN CHAMBER SENSOR ELECTRONIC NOSE Diusulkan oleh PULUNG PURWO SAGITA 11/316739/PA/13866 Telah disetujui pada tanggal 03 Maret 2015 Pembimbing I Pembimbing II Triyogatama Wahyu W, S.Kom, M.Kom. Danang Lelono, S.Si, M.T. Reviewer 1 Reviewer 2 ii

4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Manfaat... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4 BAB III DASAR TEORI Electronic Nose Array Sensor Sensor Figaro TGS Secara Umum Perangkat Lunak LabView Teh BAB IV METODE PENELITIAN Peralatan Bahan Rancangan Penelitian Prosedur Kerja BAB V RENCANA JADWAL PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Olfaktori manusia secara biologis...9 Gambar 3.2 Sistem penciuman e-nose...10 Gambar 3.3 Diagram blok dari 5 komponen utama dari electronic nose...11 Gambar 3.4 Contoh sistematika array sensor Gambar 3.9 Ilustrasi penyerapan O2 oleh sensor...13 Gambar 3.10 Ilustrasi ketika terdeteksi adanya gas...14 Gambar 3.11 Bentuk fisik sensor TGS...14 Gambar 3.12 Tampilan utama perangkat lunak LABVIEW...15 Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian...18 Gambar 4.2Diagram Blok Rancangan Sistem e-nose secara Keseluruhan...18 Gambar 4.3 Tampilan rancangan chamber sensor iv

6 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Hubungan penelitian sebelumnya dengan usulan penelitian ini...6 Tabel 3.1 Senyawa kimia yang merespon aroma teh...16 Tabel 5.1 Waktu kerja rencana jadwal penelitian...22 v

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh merupakan jenis minuman yang sudah ada sejak zaman dahulu. Minuman teh ini berasal dari daun teh muda yang telah terpilih. Aroma daun teh ini yang menentukan kualitas teh. Adapun orang yang menentukan rasa dan aroma teh adalah tester teh. Tester teh adalah orang yang ahli atau telah berpengalaman dalam menentukan aroma dan rasa teh. Selain digunakan untuk sajian minuman, teh memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Salah satu manfaat dari teh adalah untuk minuman suplemen yang berfungsi sebagai obat. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, peran atau tugas tester dapat digantikan dengan hidung elektronik atau lebih dikenal dengan nama Electronic Nose. Electronic Nose ini cara kerjanya mirip hidung manusia yaitu mendeteksi bau atau aroma. Saat ini Electronic Nose dikembangkan untuk berbagai bidang, salah satunya dibidang makanan dan minuman yang digunakan untuk mengidentifikasi aroma. Dengan sistem kerja seperti hidung manusia, sistem kerja Electronic Nose dikenal dengan sistem olfaktori karena Electronic Nose menggunakan larik sensor yang terdiri dari beberapa sensor dengan sensitifitas yang berbeda-beda yang meniru larik syaraf penciuman dalam olfaktori manusia. Oleh karena itu, keluaran Electronic Nose dapat berupa polapola yang mewakili masing-masing aroma sehingga dapat diterapkan untuk aplikasi identifikasi, perbandingan, kuantifikasi dan klasifikasi berdasarkan aroma. (Triyana, Agustika, & Hardoyono, 2012). Performa dari sistem Electronic Nose salah satunya dipengaruhi oleh peletakkan sensor-sensor kimia dan gas yang berada didalam chamber sensor yang membentuk larik sensor. Larik sensor ini terdiri dari beberapa sensor gas dengan sensitifitas berbeda-beda terhadap suatu bahan kimia tertentu. Posisi dari sensor-sensor kimia dan gas ini mempengaruhi keluaran pola-pola respon tegangan terhadap waktu yang belum dinormalisasi dari masing-masing sensor. Aroma yang ditangkap oleh larik sensor menyebabkan resistansi sensor berubah. 1

8 2 Stabilitas sensor terhadap waktu dan pengurangan variasi antara sensor-sensor yang berbeda dari jenis yang sama merupakan masalah utama. Sistem sampling mentransfer aroma sampel dari chamber sampel ke sensor dan kemudian di alirkan ke saluran pembuangan gas, sehingga pengendalian semua faktor aliran aroma akan mempengaruhi respon sensor. Sensor menanggapi konsentrasi sampel pada permukaan lapisan sensitif dari pada konsentrasi rata-rata di dalam ruangan. Sebuah chamber sensor harusnya menghasilkan respon konsentrasi sinyal masukkan secara akurat dari setiap sensor, mendapatkan profil konsentrasi yang sama dalam pengukuran yang berulang, dan waktu tempuh saat konsentrasi naik atau turun. Hasil diolah dengan menggunakan Microsoft Exel berupa grafik radar dan dianalisis lebih lanjut dengan metode PCA (Principal Component Analysis) (Iswanto, 2014). Oleh karena itu, posisi sensor chamber mempengaruhi pola-pola yang dihasilkan. Pada penelitian ini, akan dibahas tentang rancang bangun chamber sensor yang akan menghasilkan keluaran pola grafik tegangan terhadap waktu naik dan turun yang stabil, respon waktu yang cepat, dan kontak dengan bahan uji yang maksimal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana merancang posisi sensor dalam chamber yang menghasilkan respon keluaran sinyal pola yang efisien sehingga selanjutnya memudahkan untuk melakukan proses ekstraksi ciri dan identifikasi dengan metode-metode terntentu. Bagaimana merancang bangun chamber sensor yang dapat menghasilkan kontak dengan gas bahan uji yang maksimal yang akan berpengaruh pada resistansi sensor. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini antara lain: Sampel yang digunakan adalah teh. Chamber berbahan stainlees steel atau teflon.

9 3 Chamber berbentuk balok tanpa celah udara selain jalaur selang udara. Menggunakan instrumen electronic nose dengan 12 sensor TGS untuk array sensor yang dibagi menjadi 4 node sensor. Terdapat chamber sampel yang telah ada dari penelitian sebelumnya. Chamber sensor dan chamber sampel ditempatkan pada tempat yang statis. Pengolahan ADC (Analog to Digital Converter) oleh mikrokontroller Arduino Mega Tujuan Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah membuat rancang bangun chamber sensor yang didalamnya terdapat array sensor yang dapat berkontak dengan aroma sampel dengan baik kemudian menghasilkan respon keluaran sinyal dari sampel jenis-jenis teh yang efisien pada electronic nose. 1.5 Manfaat Manfaat dilaksanakan penelitian ini antara lain: Dapat membuat chamber sensor Electronis Nose yang berdimensi dengan keluaran berupa respon sinyal yang efisien dari sampel. Dapat membuat array sensor gas untuk Electronic Nose yang dapat menerima aroma dari sampel dengan hasil uji yang mendekati pada setiap pengujian.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Sharma, 2012), telah melakukan penelitian mendiskriminasikan teh hitam dengan menggunakan array sensor quartz crystal microbalance (QCM). Pada penelitiannya array sensor QCM digunakan untuk membedakan sampel teh yang berbeda. Array sensor QCM ini teriri dari 5 lapisan analit yang masing-masing lapisan hanya dapat sensitif pada zat kimia tertentu, yaitu lapisan D-glucose, Adenine, Polyethylene glycol, D-Phenylalanine, dan Ethyl cellulose. Array sensor QCM ini tidak memiliki bentuk pola tertentu, namun array sensor ini bekerja dengan metode electrostatic spray dimana larutan bahan sensor aktif dimasukkan ke dalam jarum suntik kaca. Medan listrik yang tinggi di ujung jarum menyebar dalam bentuk semprot halus. Akibatnya, larutan ditransfer ke elektroda target dalam bentuk semprotan halus yang menyebar ke lapisan array sensor. Array sensor ini sering disebut array sensor komersial karena memang diperjualbelikan. Namun, kelemahan dari array sensor ini adalah beroperasi pada suhu yang tinggi sehingga membutuhkan daya yang tinggi. (Thepudom, 2012), telah membuat array sensor ganda untuk mendiskripsikan perubahan volatil. Array sensor yang dibuat pada penelitiannya tidak menggunakan sensor gas namun menggunakan LED dan photodiode. LED dan photodiode di rangkai secara berpasangan. LED yang digunakan adalah LED warna. Terdapat 8 LED warna yang berbeda-beda, yaitu putih, inframerah, merah, kuning, hijau, biru, merah muda, dan ungu. Array sensor ini berbentuk segi empat tidak simetris. Keluaran nilai dari photodiode diubah dalam frekuensi. Detektor ini menghitung pulsa yang keluar sebagai frekuensi dari foton yang sebanding dengan intensitas cahayanya. Oleh karena itu, sinyal gas sampel dari pengukuran optik disajikan dalam nilai frekuensi. (Nakamoto, 2004), dalam merancang chamber sensor gas dalam sistem pengiriman aroma ke chamber sensor menggunakan sistem statis. Sistem statis adalah salah satu dasar yang digunakan untuk mengukur respon steady state sensor. Dalam sistem statis tidak ada aliran uap sekitar sensor, dan pengukuran 4

11 5 biasanya dilakukan pada respon steady-state sensor yang terkena uap pada konsentrasi konstan. Salah satu contoh array sensor yang menggunakan sistem statis adalah QCM array sensor. Prinsip untuk chmaber sensor pada penelitiannya yaitu sampel larutan diuapkan, kemudian respon sensor diukur pada keadaan yang stabil. Chamber sensor biasanya terbuat dari Teflon atau kaca untuk menghindari adsorpsi uap ke dinding internal. Namun metode ini susah untuk mendapatkan respon dari array sensor karena untuk mengukur respon sensor harus dalam keadaan yang stabil dimana keadaan ini membutuhkan waktu yang lama. (Triyana, 2012), telah melakukan penelitian pada ekstraksi ciri sampel teh yang berbeda menggunakan electronic nose. Pada penelitian tersebut menggunakan chamber sensor yang berbentuk tabung. Chamber sensor ini terdapat 8 sensor gas seri TGS, yaitu TGS 825, TGS 822, TGS 826, TGS 2620, TGS 813, dan TGS Dalam chamber juga terdapat dua buah kipas untuk meratakan aroma sampel teh. Kerja dari chamber ini yaitu sampel secara bergantian dimasukkak kedalam chamber. Kemudian kipas dinyalakan untuk meratakan aroma dalam chamber. Prinsip deteksi aroma oleh larik sensor gas adalah dengan mengukur perubahan resistansi saat molekulmolekul gas penyusun aroma tersebut mengenai permukaan masing-masing sensor. Perubahan resistansi ini selanjutnya diubah menjadi tegangan dengan rangkaian pembagi tegangan, dan dilanjutkan dengan rangkaian pengkondisi sinyal untuk mengurangi derau pada masing-masing sensor gas. Konversi tegangan analog menjadi digital dilakukan dengan menggunakan ADC dalam mikrokontroler. Pencatatan respon masingmasing sensor dilakukan setelah sinyal telah stabil. (Jaruwongrungsee, 2010), telah meneliti simulasi array sensor QCM dengan bentuk bulat dengan titik tengah sebagai pusat aliran bau ke sensor. Hasil simulasi menunjukkan bahwa aliran ke dalam chamber sensor tersebut tidak stabil atau turbulen. Selain itu, tingkat turbulen juga meningkat seiringnya laju aliran. Sampel dispersi khususnya pada kedua sisi yang jauh dari ruang di mana elektroda sensor berada menunjukkan ketidaklinieran. Dengan demikian letak sensor pada chamber sensor juga merupakan faktor penting karena kontak langsung aroma kepada sensor akan mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda.

12 6 (Yang, 2012), dalam bukunya menjelaskan bahwa dalam mendesain array sensor pada chamber digunakan aliran aroma paralalel, dimana setiap sensor terkena gas aroma secara bersamaan sehingga respon dari masing-masing sensor dapat tampil secara serentak. Chamber sensor di buat kedap udara agar udara didalam tidak bercampur dengan udara lain. Chamber sensor ini didisain secara geometrik, mulai dari peletakkan sensor, volume, dan bentuk chamber. Menurut penulis yang harus di uji dalam pembuatan chamber sensor diantaranya adalah pengambilan data sampel, pengiriman aliran aroma, akuisisi sinyal respon sensor dan pengolahan data, analisis data, dan laporan visual dari hasil pengukuran. Tabel 2.1 Hubungan penelitian sebelumnya dengan usulan penelitian ini Tahun Peneliti Metode Keterangan 2004 Nakamoto Chamber Sensor Statis Chamber sensor statis ini bisa untuk Electronic Nose dikatakan chamber sensor direct karena sampel langsung dimasukkan ke dalam chamber yang juga terdapat array sensor. Kemudian langsung dilakukan pengukuran respon sinyal dari sampel Jaruwongrungsee Chamber sensor dengan Mensimulasikan aliran array sensor QCM dengan molekul ke dalam chamber bentuk circular atau dengan simulasi analisis bulat. dinamika fluida. Kemudian aliran dapat diterima oleh array sensor QCM yang berada didalam chamber Sharma Array sensor QCM Kandungan kimia dalam (Quartz Crystal aroma teh diubah ke bentuk Microbalance) untuk larutan. Array sensor QCM ini membedakan sampel teh tidak memiliki bentuk pola

13 7 yang berbeda Thepudom Membuat chamber sensor gas dengan menggunakan LED dan photodiode Triyana Membuat chamber sensor direct untuk melakukan ekstraksi ciri sampel teh Yang Chamber sensor circular geomtry yang terdapat array sensor paralel. tertentu, namun array sensor ini bekerja dengan metode electrostatic spray dimana larutan bahan sensor aktif dimasukkan ke dalam jarum suntik kaca. Medan listrik yang tinggi di ujung jarum menyebar dalam bentuk semprot halus. Semprotan halus ini menyebar ke bagian lapisan array sensor. Mendiskripsikan uap dengan menggunakan dual chamber sensor. Chamber sensor ini terdapat array sensor yang terbuat dari pasangan LED dan photodiode. Pada lapisan sisi ujung chamber di beri film tipis. Keluaran dari chamber sensor ini berupa sinyal frekuensi. Chamber sensor direct ini terdapat array sensor gas dengan 8 sensor gas seri TGS dan kipas untuk meratakan aroma pada saat pengambilan data sampel. Array sensor pada chamber menggunakan aliran aroma paralalel, dimana setiap sensor terkena gas aroma secara bersamaan sehingga respon dari masing-masing

14 Purwo Chamber sensor dengan bentuk balok yang terdapat 4 node sensor. sensor dapat tampil secara serentak. Chamber sensor di buat kedap udara agar udara didalam tidak bercampur dengan udara lain. Chamber sensor ini didisain secara geometrik, mulai dari peletakkan sensor, volume, dan bentuk chamber. Merancang bangun chamber sensor electronic nose dengan bentuk balok. Chamber sensor ini terdapat 4 node sensor pada 4 sisi balok. Masingmasing node terdapat array sensor 3 sensor TGS.

15 BAB III DASAR TEORI 3.1 Electronic Nose Secara biologis sistem penciuman manusia terdiri dari jaringan sensorik, yang merupakan daerah epitel tipis yang terletak di bagian atas hidung. Jaringan ini berisi sekitar lima puluh juta neuron reseptor penciuman. Masing-masing neuron ini memiliki dendrit yang ujungnya berbentuk bola dimana terdapat silia yang memanjang. Reseptor mengikat G-protein yang terletak di permukaan silia dan bertindak sebagai reseptor chemosensory. Hal ini diyakini bahwa kespesifikan dan sensitivitas hidung mamalia berasal dari hasil dari sel-sel reseptor dengan sensitivitas sebagian yang tumpang tindih. Olfactory bulb dan otak menentukan pola dalam sinyal sebagian tumpang tindih dan mengidentifikasi kelas bau atau bau senyawa (Griffin, 2006). Gambar 3.1 menjelaskan alur identifikasi bau pada sistem penciuman manusia secara biologis. Gambar 3.1 Olfaktori manusia secara biologis (Thuen, 2014). Electronic Nose adalah instrumen yang terdiri dari sebuah larik sensor kimia elektronik dengan Elektivitas parsial dan sistem pengenalan pola yang tepat, yang mampu mengenali bau sederhana dan kompleks. Gas dari bahan kimia di lewatkan langsung ke sensor kimia melalui transduser. Interaksi molekul analit dengan bahan kimia yang sensitif menghasilkan beberapa perubahan fisik yang 9

16 10 dirasakan oleh transduser dan diubah menjadi sinyal output. Interaksi ini tergantung pada bentuk dan distribusi muatan dalam molekul analit dan bahan sensor, dan mirip dengan interaksi operasi dalam sistem biologis antara aroma dan reseptor (Patel & Kunpara, 2011). Electronic Nose adalah sebuah instrumen yang dimaksudkan untuk mendeteksi bau atau aroma. Electronic Nose juga sering disebut sistem olfaktori elektronik karena Electronic Nose mempunyai kemampuan meniru sistem penginderaan penciuman manusia. Electronic Nose dibangun atas beberapa sensor gas yang membentuk larik sensor yang mempunyai selektivitas global. Dengan larik sensor gas tersebut, Electronic Nose telah meniru struktur larik syaraf penciuman dalam olfaktori manusia. Oleh karena itu, keluaran Electronic Nose dapat berupa pola-pola yang mewakili masing-masing aroma sehingga dapat diterapkan untuk aplikasi identifikasi, perbandingan, kuantifikasi dan klasifikasi berdasarkan aroma (Triyana et al., 2012). Gambar 3.2 menunjukkan sistem penciuman pada e-nose. Gambar 3.2 Sistem penciuman e-nose (Arshak, 2004). Menurut (Patel, 2011), e-nose terdiri dari berbagai jenis sensor array yang berbeda-beda sangat responsif terhadap berbagai kemungkinan analitik dan memiliki sejumlah keunggulan dibanding dengan instrument analitik klasik. E- nose tidak memerlukan reagen kimia, mempunyai sensitivitas tinggi, memberikan hasil yang cepat dan murah serta memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan dengan instrument laboratorium analisis yang begitu kompleks. E-nose terdiri dari 5 komponen utama, yaitu : ruang sampel, ruang sensor, sistem akuisisi data dan unit pengendali, power supply, dan antarmuka grafik pada PC. Kelima komponen ini ditunjukkan oleh Gambar 3.3.

17 11 Gambar 3.3 Diagram blok dari 5 komponen utama dari electronic nose (Patel & Kunpara, 2011). Pada pengaplikasiannya, sistem e-nose menggunakan beberapa sensor (antara buah) yang memiliki sensitivitas berbeda-beda terhadap berbagai macam gas. Semakin banyak jumlah sensor yang digunakan, maka kepekaan sistem terhadap berbagai macam bau lebih tinggi. Respon kimiawi sensor yang terukur sebagai perubahan pada suatu parameter fisik (konduktivitas). Waktu respon sensor biasanya diberi selang waktu tiap satu detik (Bennetts, 2010). hingga permenit 3.2 Array Sensor Secara umum, larik sensor adalah seperangkat sensor yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang objek yang diuji. Dalam aplikasinya di bidang kimia, larik sensor terdiri dari beberapa sensor yang berbeda dengan sensitivitas yang luas dan sebagian tumpang tindih dengan berbagai gas. Larik sensor gas digunakan untuk mengkonversi informasi mengenai bahan kimia campuran gas multi-komponen ke dalam satu set sinyal terukur. Sensor-sensor tersebut diakses secara individual dan secara hampir bersamaan pada alat yang digunakan. Oleh sebab itu, dalam prosedur operasinya sensor-sensor tersebut dapat digunakan sebagai elemen sensor yang independen (Szczurek & Maciejewska, 2010).

18 12 Sensor array terdiri dari beberapa sensor yang jumlahnya tergantung pada analisis yang akan dilakukan. Semakin banyak titik dalam ruang, semakin baik sistem ini mampu membedakan antara analit. Ada batas efektivitas dan perhitungan matematis bisa sangat memakan satu sama tambahan baru untuk ruang fitur waktu (Griffin, 2006). Gambar 3.4 menunjukkan larik array sensor menggunakan 8 sensor TGS yang dihubungkan ke unit utama pengolahan data. Gambar 3.4 Contoh sistematika array sensor. Terdapat dua tipe struktur larik sensor menurut laju alir gas uji yang akan dilewatkan sensor gas, yaitu tipe seri dan tipe paralel. Gambar 3.7 merupakan laju alir gas uji yang melalui larik sensor seri dan paralel. Laju alir ini berawal dari masukan (inlet) yang menuju kedalam chamber menggunakan selang yang telah membawa gas aroma atau gas bau dari sampel. Chamber ini yang didalamnya terdapat larik sensor dengan tipe seri atau paralel. Laju alir secara seri mengindikasikan gas bau yang dibawa ke chamber melewati sensor gas satu persatu berurutan sedangkan laju alir secara paralel mengindikasikan setiap sensor mendapatkan kontak langsung dengan gas bau secara bersamaan. 3.3 Sensor TGS TGS merupakan singkatan dari Taguchi Gas Sensor yang merupakan sensor gas yang diproduksi oleh Figaro Inc,. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

19 13 dalam pemakaian sensor gas pada sistem robot adalah sensor gas tersebut harus memiliki sensitifitas yang tinggi, memiliki respon yang cepat, pemakaian daya yang kecil serta bentuk yang sederhana. Sensor TGS merupakan sebuah sensor kimia yang digunakan untuk mendeteksi gas tertentu. TGS mempunyai sebuah tahanan sensor yang nilainya bergantung pada keberadaan oksigen. Bahan sensor pada sensor gas TGS adalah metal oxide Sn. Dengan meningkatnya keberadaan oksigen pada lapisan tin oxide, akan meningkatkan level potential barrier yang juga meningkatkan nilai tahanan dari sensor. Perubahan keberadaan oksigen terhadap perubahan level potential barrier dan perubahan nilai tahanan diperlihatkan pada Gambar 3.9 merupakan keadaan awal dimana banyak terdapat kandungan dalam permukaan tin oxide yang mengakibatkan adanya resistansi yang tinggi pada grain boundary (Figaro, 2003). Contoh gambar ilustrasi penyerapan O 2 oleh sensor TGS ditunjukkan pada Gambar 3.9. Gambar 3.9 Ilustrasi penyerapan O2 oleh sensor (Figaro, 2003). Di dalam sensor, arus elektrik mengalir melewati daerah sambungan (grain boundary) dari kristal SnO 2. Pada daerah sambungan, penyerapan oksigen mencegah muatan untuk bergerak bebas. Jika konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, dan rapat permukaan dari muatan negatif oksigen akan berkurang. Kondisi ini mengakibatkan menurunnya ketinggian penghalang dari daerah sambungan, misal saat adanya gas yang terdeteksi. Dengan menurunnya penghalang, maka resistansi sensor akan juga ikut menurun. Ilustrasi tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 3.10.

20 14 Gambar 3.10 Ilustrasi ketika terdeteksi adanya gas (Figaro, 2003). Hubungan antara nilai hambatan sensor dengan konsentrasi gas pengoksidasi dapat ditunjukkan pada persamaan berikut : Rs=A [C]-α di mana Rs = Resistansi sensor A = konstanta [C] = konsentrasi gas α = kemiringan grafik Rs (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) Gambar 3.11 Bentuk fisik sensor TGS. (a) TGS 3830 (b) TGS 2602 (c) TGS 2600 (d) TGS 2611 (e) TGS 2612 (f) TGS 2610 (g) TGS 2620 (h) TGS 813 (i) TGS LabView LabVIEW (Laboratory Virtual Instrumentation Engineering Workbench) adalah platform dan pengembangan lingkungan untuk bahasa pemrograman visual dari National Instruments. Bahasa grafis di beri nama "G". Awalnya dirilis untuk Apple Macintosh pada tahun 1986, LabVIEW umumnya digunakan untuk akuisisi data, kontrol instrumen, dan otomasi industri pada berbagai platform termasuk

21 15 Microsoft Windows, berbagai rasa dari UNIX, Linux, dan Mac OS X. Program LabVIEW disebut Instrumen Virtual, atau Vis, karena penampilan dan operasi mereka meniru instrumen fisika, seperti osiloskop dan multimeter. LabVIEW berisi seperangkat alat untuk memperoleh menganalisis, menampilkan, dan menyimpan data, serta alat-alat untuk membantu memecahkan kode program yang rumit (Halvorsen, 2014). Gambar 3.12 menunjukkan tampilan menu awal saat perangkat lunak LABVIEW dijalankan. Gambar 3.11 Tampilan utama perangkat lunak LABVIEW (Halvorsen, 2014). 3.5 Teh Teh merupakan salah satu minuman yang terkenal. Minuman teh berasal dari daun teh muda yang telah megalami prosesn pengolahan seperti pelayuan, oksidasi enzimatis, penggilingan, dan pengeringan. Bukan hanya sebagai minuman siap saji saja, namun teh juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Hal ini dikarenakan teh memiliki kandungan senyawa kimia seperti polifenol, theofilin, flavonoid, tanin, vitamin C, vitamin E, katekin, dan sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, dan Mg.

22 16 Menurut (Bhattacharyya, 2004) terdapat tiga tipe teh yang dibedakan menurut pengolahannya yaitu Teh Hitam, Teh Hijau, dan Teh Oolong. Dari ketiganya, Teh Hitam adalah yang paling terkenal. Senyawa kimia yang merespon aroma teh dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Senyawa kimia yang merespon aroma teh Senyawa Aroma Linalool, Linalool Oksida Manis Geraniol, Phenylacetaldehyde Beraroma seperti bunga Nerolidol, Benzaldehyde, Methylsalicylate, Beraroma seperti buah Phenil ethanol Trans-2-Hexenal, n-hexenal, Cis-3-Hexenol, Beraroma segar Grassy, dan b-ionone

23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Peralatan Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa peralatan yang digunakan untuk mendukung penelitian efisiensi strukture chamber sensor pada perangkat Electronic Nose. Pada penelitian ini peralatan yang dibutuhkan dapat dibagi menjadi per unit seperti berikut : 1. Chamber berbahan teflon atau stainless steel beserta selang alir sensor TGS, yaitu TGS 3830, TGS 2600, TGS 2610, TGS 2611, TGS 2612, TGS 2620, TGS 813, TGS 822, TGS 2602, TGS 825, TGS 826, dan TGS Mikrokontroller Arduino Mega Seperangkat PC (Personal Computer). 5. Seperangkat Software Labview. 6. Rangkaian elektronik pendukung. 4.2 Bahan Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sampel teh. 4.3 Rancangan Penelitian Tahapan rancangan penelitian dijelaskan pada Gambar 4.1. Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa langkah awal penelitian yaitu melakukan studi pustaka tentang Electronic Nose dan studi pustaka tentang larik sensor yang digunakan pada sistem Electronic Nose. Selanjutnya akan dilakukan membuat rancangan skematik larik sensor sesuai yang dikehendaki dalam penelitian ini. Kemudian membuat rancangan chamber untuk tempat larik sensor yang sesuai dengan volume yang dikehendaki. Setelah merancang perangkat keras tersebut, kemudian dapat dilakukan pengujian kelayakan sensor bau yang bertujuan unutk mengetahui respon repeatibilitas yang baik dari sensor bau yang digunakan. Selanjutnya pengujian respon sensor dengan sampel teh. Hasil yang didapat berupa tegangan 17

24 18 terhadap waktu yang akan digambarkan pada Microsoft Excel. Setelah didapatkan data hasil penelitian yang sesuai maka akan dilakukan analisa dan pembahasan. Studi Pustaka E-nose dan sensor array pada enose Rancangan skematik larik sensor Membuat perangkat keras larik senor dan chamber Analisa dan Pembahasan Pengujian respon dengan sampel teh Uji kelayakan sensor bau Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Sistem electronic nose yang akan dirancang untuk penelitian ini bertujuan agar respon dari setiap sensor TGS pada larik sensor dapat bekerja secara efisien sehingga didapatkan pola-pola yang berbeda dari setiap sensor pada uji sampel teh. Data pola dari larik sensor tersebut kemudian di proses oleh Mikrokontroler sehingga mendapatkan data ADC berupa tegangan kemudian hasil pembacaan tegangan tersebut dihubungkan secara serial ke perangkat komputer (PC). Data tersebut lalu diolah diperangkat komputer dengan menggunakan Microsoft Excel dan software LabView sehingga dapat dilihat besar keluaran dari masing-masing sensor tersebut dan kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Secara keseluruhan diagram blok sistem ini dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Diagram Blok Rancangan Sistem e-nose secara Keseluruhan

25 Rancangan Chamber Sensor Dalam rancangan chamber sensor electronic nose yang akan dilakukan pada penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya. Chamber sensor ini berbentuk balok yang terdapat 4 node sensor yang di letakkan pada 4 sisi chamber. Masing-masing node sensor terdapat 3 sensor gas. Sedangkan dua sisi lainnya digunakan sebagai jalan masuk dan keluarnya gas aroma teh. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3 yang menjelaskan array sensor yang akan dibuat menggunakan 12 buah sensor TGS, yaitu TGS 3830, TGS 2600, TGS 2611, TGS 2612, TGS 2610, TGS 2620, TGS 813, TGS 822, TGS 2602, TGS 825, TGS 826, dan TGS 832. Desain chamber sensor ini relatif kecil dan diharapkan respon keluaran sinyal menjadi cepat dan stabil karena aroma ditangkap langsung secara bersamaan oleh array sensor yang terdapat pada node sensor. Bahan dari chamber sensor ini adalah stainleess steel atau teflon karena tidak mudah korosi. outlet inlet Node Sensor Gambar 4.3 Tampilan rancangan chamber sensor Rancangan Perangkat Lunak Dalam rancangan sistem ini dilakukan perancangan perangkat lunak yang mana perancangan perangkat lunak ini dibagi menjadi dua bagian, yang pertama menggunakan software LABVIEW yang digunakan untuk mengolah data berupa tegangan berdasarkan nilai tegangan dari mikrokontroller. Yang kedua adalah perangkat lunak Microsoft Excel untuk menggambar plot grafik dari data hasil pada pengolahan perangkat lunak LABVIEW.

26 Prosedur Kerja Pada penelitian ini, variabel yang akan dianalisis adalah nilai tegangan keluaran dari setiap sensor gas. Setiap sensor gas akan mengeluarkan tegangan dengan nilai tertentu saat terpapar pada gas dan konsentrasi tertentu. Prosedur kerja dari sistem ini sebagai berikut : a) Sampel Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah teh. b) Pengujian Sampel Dalam pengujian sampel, sampel ditaruh dalam suatu wadah (Chamber). Kemudian chamber dipanaskan pada suhu tertentu yang akan menghasilkan gas uap dari sampel yang dipanaskan tersebut. Selanjutnya uap dibawa ke chamber sensor yang terdapat array sensor melalui selang. Pada chamber sensor ini, diharapkan setiap node sensor dapat berkontak langsung dengan aroma secara bersamaan sehingga mampu menghasilkan respon keluaran sinyal yang efisien. Setiap sensor akan mengalami perubahan resistansi sehingga mengeluarkan tegangan yang berbeda-beda sesuai sensitifitas sensor. Pengujian sampel dilakukan dalam beberapa kali untuk mendapatkan nilai tegangan keluaran yang konstan dan akurat. c) Pengolahan Data Untuk pengolahan datanya, data yang diperoleh dari nilai ADC sensor pada mikrokontroler kemudian dikirim melalui port USB ke Perangkat Komputer (PC). Kemudian dengan menggunakan perangkat lunak LabView, data tersebut dibuat menjadi sebuah tampilan grafik selanjutnya dieksport ke Microsoft excel.

27 21 d) Analisa dan Pembahasan Dilakukan analisis terhadap respon waktu dari data ADC yang keluar dari setiap sensor pada chamber sensor. Analisis yang dilakukan yaitu pada data ADC yang belum dinormalisasi dan setelah dinormalisasi. Kemudian dilakukan analisis data ADC pada pengujian sampel secara berkala. Analisis tersebut juga akan dibandingkan dengan hasil analisis respon keluaran sinyal dari implementasi chamber sensor dengan bentuk tabung pada penelitian lainnya dengan seperangkat electronic nose yang sejenis. Setelah itu baru dilakukan pembahasan secara keseluruhan mengenai pengimplementasian chamber sensor bentuk kubus geometri dari sistem electronic nose yang digunakan.

28 BAB V RENCANA JADWAL PENELITIAN Jadwal pelaksanaan penelitian ditunjukkan oleh Tabel 5.1 Rencana jadwal penelitian yang disusun memperlihatkan persiapan yang dimulai dari persiapan dan pembuatan peranti keras-lunak sampai tahap evaluasi akhir setelah dilakukan ujicoba. Tabel 5.1 Waktu kerja rencana jadwal penelitian Tahun 2015 No. Kegiatan Maret April Mei Juni Seminar Proposal 1 Usulan Tugas Akhir Kajian 2 Literatur dan Konsultasi Perancangan Hardware 3 dan Software Pengambilan 4 Data Hasil Penelitian Pengolahan 5 Data Sinyal Keluaran Penyusunan 6 Laporan Penelitian 22

29 DAFTAR PUSTAKA Arshak, Moore, Lyons, Harris, dan Clifford, 2004, A review of gas sensors employed in electronic nose applications, Paper, Informatics and Electronics Limerick University, Limerik, Irlandia. Bhattacharyya, 2004, Aroma Characterization of Orthodox Black Tea With Electronic Nose, Centre for Development of Advanced Computing (C-DAC), Kolkata, India. Bennetts, 2010, Fast Transient Classification With a Parallelized Temperature Modulated E-Nose, Thesis, Technology Orebro University. Orebro. Figaro, 2003, General information for tgs sensors 1, diakses tanggal 21 Februari 2015 pukul WIB. Griffin, 2006, Electronic Noses: Multi-Sensor Arrays. Davidson College. Halvorsen, 2014, Introduction to LabVIEW, Departement Electrical Engineering. Information and Cybernetics, Faculty of Technology Telemark University, Norwegia. Iswanto, 2014, Implementasi Rancang Bangun Electronic Nose Untuk Mengklasifikasi Pola Bau Tahu Murni dan Tahu Berformalin, Skripsi, JIKE - Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Jaruwongrungsee, Maturos, dan Sritongkum, 2010, Design and Simulation of Flow Cell Chamber for Quartz Crystal Microbalance Sensor Array, National Electronics and Computer Technology Center, King Mongkut's Institute of Technology Ladkrabang, Thailand. Nakamoto, 2004, Odor Handling and Delivery Systems. Patel dan Kunpara, 2011, Electronic Nose Sensor Response and Qualitative Review of E-Nose Sensor, Institute of Technology, Nirma University, Ahmedabad. Sharma, Ghosha, Tudua, Bandyopadhyay, dan Bhattacharyyab, 2012, Quartz Crystal Microbalance Sensors for Discrimination of Black Tea, Departement 23

30 24 of Instrumentation and Electronics Engineering, Jadvpur University, Kolkata, India. Szczurek, dan Maciejewska, 2010, Gas Sensor Array with Broad Applicability, Wroctaw University of Technology, Polandia. Thepudom, Kladsomboon, Pogfay, Tuantranont, dan Kerdcharoen, 2012, Portable Optical-Based Electronic Nose Using Dual-Sensors Array Applied for Volatile Discrimination, Faculty of Science, Mahidol University, Bangkok, Thailand. Thuen, 2014, Sensing Odour With E-Nose. Triyana, Agustika, dan Hardoyono, 2012, Penerapan Metode Ekstraksi Ciri Berbasis Transformasi Wavelet Diskrit untuk Meningkatkan Unjuk Kerja Electronic Nose, FMIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Yang, 2012, Sensor Array, Rijeka, Kroasia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aroma terbentuk dari berbagai macam molekul dan zat yang mudah menguap. Hampir semua aroma merupakan campuran gas kimia komplek dan mengandung ribuan unsur, perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Electronic nose (e-nose) adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mendeteksi bau atau aroma.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Electronic nose (e-nose) adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mendeteksi bau atau aroma. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Electronic nose (e-nose) adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mendeteksi bau atau aroma. Sistem ini dibangun atas larik sensor gas yang dikenal dengan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aroma terbentuk dari berbagai macam molekul dan zat yang mudah menguap. Hampir semua aroma merupakan campuran gas kimia komplek dan mengandung ribuan unsur, perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB

BAB I PENDAHULUAN BAB BAB I PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Teknologi pengindraan elektronik telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pengindraan elektronik ini mengacu pada kemampuan reproduksi indra manusia menggunakan

Lebih terperinci

Klasifikasi Odor pada Ruang Terbuka dengan Menggunakan Short Time Fourier Transform dan Neural Learning Vector Quantization

Klasifikasi Odor pada Ruang Terbuka dengan Menggunakan Short Time Fourier Transform dan Neural Learning Vector Quantization Klasifikasi Odor pada Ruang Terbuka dengan Menggunakan Short Time Fourier Transform dan Neural Learning Vector Quantization Hendrick 1, Muhammad Rivai 1, Tasripan 1 1 Jurusan Tehnik Elektro Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ikan merupakan makanan yang dikonsumsi di seluruh belahan dunia. Berdasarkan habitatnya ikan dibagi menjadi dua jenis, yaitu ikan air asin dan ikan

Lebih terperinci

PENDETEKSI JENIS TEH MENGGUNAKAN DERET SENSOR TIN OXIDE DAN NEURAL NETWORK

PENDETEKSI JENIS TEH MENGGUNAKAN DERET SENSOR TIN OXIDE DAN NEURAL NETWORK PENDETEKSI JENIS TEH MENGGUNAKAN DERET SENSOR TIN OXIDE DAN NEURAL NETWORK Saifun Nur 2206 100 146 Pembimbing : Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata tahu berasal dari bahasa Cina yaitu tao-hu, teu-hu/tokwa. Kata tao/teu berarti kacang untuk membuat tahu, orang menggunakan kacang kedele kuning yang disebut wong-teu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuisisi Data Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data yang sedang berjalan, kemudian data tersebut diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aroma terdiri dari molekul yang masing-masing memiliki ukuran dan bentuk tertentu. Sedangkan senyawa atau molekul aroma yang dapat dideteksi oleh hidung manusia sebesar

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Aroma Teh Dalam Instrumen Penciuman Elektronik Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Sistem Pengenalan Aroma Teh Dalam Instrumen Penciuman Elektronik Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Jurnal Gradien Vol.8 No.2 Juli 2012 : 796-801 Sistem Pengenalan Aroma Teh Dalam Instrumen Penciuman Elektronik Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Suwardi Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan metode eksperimen murni. Pada penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur untuk mengukur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT)

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT) RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT) Wildian dan Irza Nelvi Kartika Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian_unand@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Salah satu masalah besar dalam kehidupan manusia adalah kerusakan akibat api. Salah satu kerusakan akibat api yang sering terjadi adalah kebakaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengukuran dibutuhkan suatu alat ukur atau instrument yang dapat mendeteksi, mengolah dan menampilkan suatu besaran atau variabel yang diukur. Personal Computer

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan kadar oksigen yang cukup dalam tubuh untuk dapat bertahan hidup. Sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT. Implementasi Sensor Gas pada Kontrol Lengan Robot untuk Mencari Sumber Gas (The Implementation of Gas Sensors on the Robotic Arm Control to Locate Gas Source ) Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Pengukuran Analog Jurusan Teknik Elektro Universitas Muria Kudus 3.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, telah banyak peralatan elektronika yang dirancang untuk membantu pekerjaan manusia. Pada bidang industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Electronic Nose untuk Mendeteksi Tingkat Kebusukan Ikan Air Tawar

Rancang Bangun Electronic Nose untuk Mendeteksi Tingkat Kebusukan Ikan Air Tawar IJEIS, Vol.6, No.2, October 2016, pp. 129~140 ISSN: 2088-3714 129 Rancang Bangun Electronic Nose untuk Mendeteksi Tingkat Kebusukan Ikan Air Tawar Chrisal Aji Lintang* 1, Triyogatama Wahyu Widodo 2, Danang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Dalam setiap harinya, manusia memerlukan protein untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh disamping

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME Ani Fatimah 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2 Departemen

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

Identifikasi Jenis Gas di Udara Terbuka pada Sistem Sensor Semikonduktor menggunakan Fast Fourier Transform dan neural Network

Identifikasi Jenis Gas di Udara Terbuka pada Sistem Sensor Semikonduktor menggunakan Fast Fourier Transform dan neural Network Identifikasi Jenis Gas di Udara Terbuka pada Sistem Sensor Semikonduktor menggunakan Fast Fourier Transform dan neural Network Syahrir - 2206100705 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Berikut ini adalah hasil perancangan universal gas sensor menggunakan analog gas detector gas MQ-2 dan arduino uno r3 ditampilkan pada LCD 16x2. Gambar 4.1

Lebih terperinci

Pembuatan Pola Data Bahan Bakar Solar Yang Dicampur Minyak Tanah Menggunakan Sensor Gas Dengan Metode Fast Fourier Transform

Pembuatan Pola Data Bahan Bakar Solar Yang Dicampur Minyak Tanah Menggunakan Sensor Gas Dengan Metode Fast Fourier Transform Pembuatan Bahan Bakar Solar Yang Dicampur Menggunakan Sensor Gas Dengan Metode Fast Fourier Transform Wengki Adillah, Andrizal, Ratna Aisuwarya, Jurusan Sistem Komputer FTI Universitas Andalas Jln. Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN : Rancang Bangun Timbangan Digital Berbasis Sensor Beban 5 Kg Menggunakan Mikrokontroler Atmega328 Edwar Frendi Yandra a, Boni pahlanop Lapanporo a *, Muh. Ishak Jumarang a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya untuk aplikasi medis, industri, dan militer. keamanan dan keselamatan operator. Perangkat pendeteksi gas yang didesain

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya untuk aplikasi medis, industri, dan militer. keamanan dan keselamatan operator. Perangkat pendeteksi gas yang didesain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan sensor gas telah berkembang dengan pesat, dimulai dengan pendeteksian keberadaan gas yang berada di lingkungan sekitar kita, seperti karbon dioksida,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini terus melaju dan berkembang dengan pesat. khususnya teknologi di bidang instrumentasi. Teknologi instrumentasi sangat memegang

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancang bangun alat akan dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

Pengembangan Hidung Elektronik untuk Klasifikasi Mutu Minyak Goreng dengan Metode Principal Component Analysis

Pengembangan Hidung Elektronik untuk Klasifikasi Mutu Minyak Goreng dengan Metode Principal Component Analysis IJEIS, Vol.6, No.2, October 2016, pp. 221~230 ISSN: 2088-3714 221 Pengembangan Hidung Elektronik untuk Klasifikasi Mutu Minyak Goreng dengan Metode Principal Component Analysis Soca Baskara* 1, Danang

Lebih terperinci

BAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen:

BAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen: BAB IV. PERANCANGAN 4.1 Blok Diagram Alat Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen: Sensor IR Sharp (Buka Tutup) Motor Servo Sensor

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) 1 Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALKOHOL METER BERBASIS AVR ATMEGA Laporan Tugas Akhir. Oleh: Nadya Sukma Dewantie J0D006019

RANCANG BANGUN ALKOHOL METER BERBASIS AVR ATMEGA Laporan Tugas Akhir. Oleh: Nadya Sukma Dewantie J0D006019 RANCANG BANGUN ALKOHOL METER BERBASIS AVR ATMEGA 8535 Laporan Tugas Akhir Oleh: Nadya Sukma Dewantie J0D006019 PROGRAM STUDI DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA (Kode : C-07) PENGENALAN POLA RESPON AROMA TEH DENGAN MENGGUNAKAN ELECTRONIC NOSE

KIMIA FISIKA (Kode : C-07) PENGENALAN POLA RESPON AROMA TEH DENGAN MENGGUNAKAN ELECTRONIC NOSE MAKALAH PENDAMPING KIMIA FISIKA (Kode : C-07) ISBN : 978-979-1533-85-0 PENGENALAN POLA RESPON AROMA TEH DENGAN MENGGUNAKAN ELECTRONIC NOSE Ninin Supriatiningsih* 1, Taslim Ersam 1, M. Rivai 2, Suprapto

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

PREDIKSI KONSENTRASI INOKULUM DAN UMUR FERMENTASI PADA TEMPE MENGGUNAKAN LARIK SENSOR GAS DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

PREDIKSI KONSENTRASI INOKULUM DAN UMUR FERMENTASI PADA TEMPE MENGGUNAKAN LARIK SENSOR GAS DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI KONSENTRASI INOKULUM DAN UMUR FERMENTASI PADA TEMPE MENGGUNAKAN LARIK SENSOR GAS DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Kamirul 1), Boni Pahlanop Lapanporo 1), dan Andi Ihwan 1) 1)Program Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan kadar gula dalam tubuh penderita tinggi. Hal ini karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara baik atau terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Terpadu FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak

Lebih terperinci

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Nurseno Aqib Fadwi Adi 2209100156 Dosen Pembimbing 1 Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 Ir. Siti Halimah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM 3.1 Rangkaian Blok Diagram Fungsi Setiap Blok Gambar 3.1 Rangkaian Blok Diagram Blok Suplay Blok Fotodioda : Sebagai Sumber Tegangan : Sebagai pendeteksi cahaya Blok Mikrokontroller

Lebih terperinci

Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110

Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110 JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 01, Januari 2013 Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110 Junaidi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Sistem akuisisi data ekonomis berbasis komputer atau personal computer (PC) yang dibuat terdiri dari beberapa elemen-elemen sebagai berikut : Sensor, yang merupakan komponen

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air Trisha Gustiya1,a), Rouf1,b), Dian Nur Aini1,c), dan Hendro2,d) 1 Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Light Dependent Resistor LDR Menggunakan Arduino Uno Minsys

Light Dependent Resistor LDR Menggunakan Arduino Uno Minsys Light Dependent Resistor LDR Menggunakan Arduino Uno Minsys Mahasiswa mampu memahami pemrograman C pada Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu membuat program pembacaan LDR Arduino Uno MinSys A. Hardware Arduino

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X RANCANG BANGUN ALAT UKUR GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) PADA BIDANG MIRING BERBASIS ARDUINO [1] Vionanda Sheila Deesera, [2] Ilhamsyah, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 E.14 RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 Arief Hendra Saptadi *, Danny Kurnianto, Suyani Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi Sekolah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

11 BAB I 12 PENDAHULUAN

11 BAB I 12 PENDAHULUAN 11 BAB I 12 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia selama ini dikenal sebagai negeri penghasil rempah-rempah seperti jahe, pala, merica, cengkeh dan kunyit. Selain rempah-rempah, Indonesia juga dikenal

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DETEKSI ALKOHOL PADA URINE MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2620 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN DETEKSI ALKOHOL PADA URINE MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2620 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN DETEKSI ALKOHOL PADA URINE MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2620 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III Disusun oleh : ANGGRAENI DWI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Fasinmirin dkk. (2011) merancang anemometer mangkok untuk mengukur kecepatan angin. Dimana sensor yang digunakan adalah kombinasi antara LED dan fototransistor.

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuarsa kristal yang dikenal dengan Quartz Crystal Microbalance (QCM) telah lama digunakan sebagai teknik pengindraan elektronik dengan mengamati perubahan frekuensi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Meqorry Yusfi, Wildian, Hedlyni Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling 1)Wahyu Kresno Edhy, 1) Abdul Muid, 1) Muh. Ishak Jumarang 1)Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lidah merupakan salah satu indera manusia yang memiliki kemampuan untuk mengecap dan mengklasifikan rasa. Lidah manusia memiliki reseptor khusus yang dapat merespon

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-50 Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah Bardo Wenang, Rudy Dikairono, ST., MT.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa peluahan sebagian (PD) merupakan sebuah fenomena yang menjadi penyebab kerusakan atau penuaan sistem isolasi listrik. PD menyebabkan degradasi atau penurunan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Deskripsi dan Spesifikasi Alat Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan Tegangan Pada Sistem Tenaga Listrik 3 fasa berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai sensor gas sebagai pedeteksi aroma atau aroma telah banyak dikembangkan selayaknya menyerupai sistem kerja hidung secara biologis.dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AROMA TEH DENGAN E-NOSE MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

IDENTIFIKASI AROMA TEH DENGAN E-NOSE MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION IDENTIFIKASI AROMA TEH DENGAN E-NOSE MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Ozil Afindra Putra 1, Firdaus 2, Mohammad Hafiz Hersyah 3* 1,3 Jurusan Sistem Komputer UNAND 2 Teknik Elektro Politeknik Padang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Rancang Bangun Sistem Pencacah Frekuensi Untuk Sensor Gas Quartz Crystal Microbalance (DESIGN OF FREQUENCY COUNTER SYSTEM FOR QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE GAS SENSOR) Brilianda Adi WIcaksono 2209 100 014

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL KARAKTERISASI LED

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL KARAKTERISASI LED BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL KARAKTERISASI LED 4.1 Kalibrasi DAC Gambar 4.1. Diagram blok proses kalibrasi DAC Gambar 4.1 memperlihatkan diagram blok proses kalibrasi DAC. Komputer dihubungkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI 1 RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI Oleh Wahyu Adi Nugroho NPM. 0734210306 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian 13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan di Laboratorium Digital Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI AROMA TEH MENGGUNAKAN ELECTRONIC NOSE 1

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI AROMA TEH MENGGUNAKAN ELECTRONIC NOSE 1 APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI AROMA TEH MENGGUNAKAN ELECTRONIC NOSE 1 Joko Nugroho 2, Dwi Muryani 2, Sri Rahayoe 2, Nursigit Bintoro 2 Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.

Lebih terperinci