LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN LOTION BAGI KELOMPOK WANITA TANI TUNAS MEKAR DESA SEPANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN LOTION BAGI KELOMPOK WANITA TANI TUNAS MEKAR DESA SEPANG"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN LOTION BAGI KELOMPOK WANITA TANI TUNAS MEKAR DESA SEPANG OLEH Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si NIP Drs. I Wayan Suja, M.Si NIP Ni Made Wiratini, M.Sc NIP Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha Sesuai dengan SPK No. 162/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 3 Maret Tahun JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2015

2

3

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga Laporan akhir Pengabdian Kepada Masyarakat skim Penerapan IPTEKS yang berjudul Pelatihan Pembuatan Lotion Bagi Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar Desa Sepang dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pelatihan pembuatan hand body bagi kelompok-kelompok usaha kecil penggiat produk kesehatan sangat perlu diupayakan dalam rangka menumbuh kembangkan ekonomi kreatif yang dapat menambah pendapatan keluarga. Hand body merupakan salah satu produk kosmetik yang sangat banyak digunakan oleh masyarakat untuk menjaga kelembutan dan kesehatan kulit. Namun, pada kenyataannya masih banyak produk-produk kosmetik yang beredar di masyarakat tidak memenuhi standar mutu bahkan dapat membahayakan konsumen karena beberapa diantaranya menggunakan bahan-bahan kimia terlarang sebagai pencampur ataupun sebagai pengawet. Untuk itu, tingkat kesadaran penggiat produk kecantikan sangat perlu ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan pembuatan produk-produk kecantikan kulit dengan menggunakan bahan-bahan lokal sebagai bahan pendukung. Melalui program pengabdian masyarakat ini, kami mencoba melakukan terobosan pelatihan pembuatan hand body lotion yang dipadukan dengan bahan alami berupa rumput laut dan susu kambing sebagai fase pendukung. Rumput laut yang kaya akan karagenan serta susu kambing yang kaya dengan vitamin serta mineral esensial mampu menambah kualitas produk hand body. Dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini, tim pelaksana kegiatan mendapatkan dukungan dana dari pemerintah melalui dana DIPA Undiksha serta dukungan dari kelompok wanita tani tunas mekar desa Sepang. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Pemerintah melalui Universitas Pendidikan Ganesha yang telah mendanai kegiatan pengabdian yang dilakukan, 2. Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha dan Staf atas pembinaan dan layanan administrasi dalam pelaksanaan program ini. 3. Ketua kelompok tani Tunas Mekar Desa Sepang beserta seluruh anggotanya atas partisipasinya secara aktif mengikuti pelatihan. Penulis menyadari bahwa laboran ini masíh jauh dari sempurna yang disebabkan oleh berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif Sangay penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Singaraja, 7 Oktober 2015 Tim pelaksana, iii

5 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I. PENDAHULUAN Analisis Situasi Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan... 5 BAB II METODE PELAKSANAAN Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tahapan Pelaksanaan Alat dan Bahan yang Digunakan Pembuatan Hand Body Lotion Analisis Kualitas Hand Body Lotion. 8 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Sosialisasi Penggunaan Bahan Alami untuk Lotion Pelatihan Keterampilan Pembuatan Hand Body Lotion Menggunakan Campuran Ekstrak Rumput laut Pembahasan BAB IV PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Absensi Peserta kegiatan Foto-Foto Kegiatan Denah Lokasi kegiatan iv i ii iii iv v vi

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Tahapan Pemecahan Masalah dan Sasarannya 6 Tabel 2 Komposisi bahan pembuatan hand body lotion 11 v

7 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kambing Peranakan Etawah bantuan dari Pemprop Bali Gambar 2 Produk sabun yang dipadukan susu kambing dan bahan lokal 2 sebagai hasil karya kelompok wanita tani Tunas Mekar Desa Sepang Gambar 3 Pengisian daftar hadir peserta pelatihan pembuatan hand body 11 lotion Gambar 4. Pengadukan fase air 12 Gambar 5 Pengadukan fase minyak 12 Gambar 6 Proses penambahan fase minyak ke dalam pase air 13 Gambar 7 Penambahan bahan lokal (rumput laut) pada campuran fase minyak dan fase air. 13 Gambar 8 Rumput laut yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan hand body lotion 14 Gambar 9 Pengeluaran hand body dari wadah 12 Gambar 10 Pengecekan kematangan hand body lotion 12 Gambar 11 Penambahan bahan pewangi pada handbody lotion 13 Gambar 12 Analisis sensori dari hand body lotion 16 Gambar 13 Pengujian lapangan ph hand body lotion menggunakan Indikator 17 Universal. Gambar 14 Kemasan hand body lotion 18 vi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Desa Sepang terdiri dari 4 dusun, yaitu dusun Kerobokan, Kembang Rejasa, Belulang dan dusun Sepang. Desa ini berada pada ketinggian sekitar meter di atas permukaan laut, berhawa sejuk serta memiliki panorama alam yang khas sebagai kawasan perkebunan. Mayoritas masyarakat di desa Sepang bermatapencaharian sebagai petani, hal ini didukung oleh kondisi alam desa yang hijau, subur, sejuk dan berbukit bahkan telah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata agro yang ada di Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Untuk menunjang potensi objek wisata agro, masyarakat di desa Sepang dibina oleh dinas perkebunan Kabupaten Buleleng mengembangkan pertanian yang bersinergi dengan ternak di bawah naungan Kelompok Tani Eka Manik Merta. Usaha tani yang dikembangkan meliputi usaha tanaman industri seperti kopi dan kakao yang disinergikan dengan ternak kambing. Salah satu kelompok tani penggiat pembuatan produk-produk dari susu kambing adalah Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar yang berlokasi di dusun Belulang. Pada tahun 2011, pemerintah propinsi Bali melalui program sistem pertanian terintegrasi (SIMANTRI) memberikan bantuan berupa kambing Peranakan Etawah(PE) sebanyak 44 ekor untuk dikembangkan sebagai penghasil susu kambing perah. Gambar 1.Kambing Peranakan Etawah bantuan dari Pemprop Bali (Doc. Sastrawidana, 2014) 1

9 Dari bantuan kambing PE tersebut, telah dihasilkan susu perah yang selanjutnya diolah menjadi dua produk unggulan yaitu susu kambing segar dan sabun untuk kelembutan kulit. Beberapa produk sabun yang telah dibuat dan dipasarkan diantaranya sabun padat yang dipadukan dengan bahan-bahan lokal lainnya seperti lemak coklat, minyak sereh, ekstrak pepaya dan Minyak VCO. Pemerahan susu kambing dilakukan setiap pagi hari dengan jumlah susu hasil perahan mencapai sekitar 50 liter per hari dari 55 ekor kambing (11 ekor kambing peliharaan sendiri dan 44 ekor kambing bantuan Simantri). Gambar 2. Produk sabun yang dipadukan susu kambing dan bahan lokal sebagai hasil karya kelompok wanita tani Tunas Mekar Desa Sepang (Doc. Sastrawidana, 2014) 2

10 Pada tahun 2014, melalui program IbM, kelompok wanita tani ini juga telah diberi pelatihan pembuatan sabun cair dan diberi bantuan mesin mixer berkapasitas 100 liter untuk menunjang proses pembuatan sabun cair. Dari usaha yang dijalankan oleh kelompok wanita tani Tunas Mekar, tampaknya terus mengalami kemajuan. Hal ini terbukti, susu segar maupun sabun mandi padat dan cair yang dibuatnya cukup banyak diminati terutama oleh salon-salon kecantikan. Untuk menghasilkan sabun sebanyak 40 PCs, bahan yang digunakan digunakan diantaranya satu liter minyak kelapa, 500 ml susu kambing, 280 gran Sodium hidroksida dan 500 ml ekstrak pepaya. Dalam satu bulan, jumlah sabun padat yang mampu diproduksi mencapai 2200 PCs dengan harga Rp (tanpa kemasan) dan Rp (dengan kemasan). Per PCs. Dengan demikian, dari hasil penjualan sabun padat diperoleh keuntungan kasar sebesar 17,5-20,5 juta. Melalui program IbM 2014, kelompok wanita tani Tunas Mekar didorong untuk melakukan promosi ke masyarakat umum lewat keikutsertaannya pada pameran produk industri kecil serangkaian menyambut HUT kota Singaraja yang ke 410 dan HUT RI ke 69. Untuk memperkaya produk-produk bernilai ekonomis dari olahan susu kambing, kelompok tani Tunas Mekar bersama tim pelaksana P2M berencana mengembangkan produk skim lotion dari susu kambing yang dikombinasikan dengan bahan lokal lainnya. Pada dasarnya, anggota kelompok tani menyambut baik inovasi ini, namun beberapa permasalahan yang dijadapi adalah anggota kelompok wanita tani belum memahami proses pembuatan skim lotion dari susu kambing. Untuk menindaklanjuti permasalahan ini, tim pelaksana P2M DIPA tahun2015 berencana melalukan kegiatan program pelatihan pembuatan berbagai produk skim lotion menggunakan susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal lainnya. Melalui program pelatihan ini nantinya dihasilkan produk-produk kesehatan/kecantikan ramah lingkungan yang tersedia bagi masyarakat luas dan meningkatnya keterampilan anggota tani dalam pembuatan skim lotion. Dampak lanjutannya adalah meningkatnya pendapatan anggota kelompok tani yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Identifikasi terhadap pokok permasalahan yang dihadapi mitra dalam usaha olahan susu kambing diantaranya (1) Pengetahuan anggota kelompok wanita tani masih 3

11 kurang dalam hal pengembangan produk berbahan dasar susu kambing. Hal ini terlihat pada jenis produk masih terbatas pada susu segar dan sabun. Pada hal, masih banyak produk inovatif yang bisa dibuat dari susu kambing. (2) Kurangnya keterampilan anggota kelompok tani dalam membuat berbagai macam produk olahan dari susu kambing, dan (3) Kurangnya pengetahun terhadap bahan-bahan lokal yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan produk olahan susu kambing. Berdasarkan identifikasi terhadap masalahan yang dihadapi kelompok wanita tani Tunas Mekar yang disepakati untuk dipecahkan antara lain: 1. Pengetahuan anggota kelompok wanita tani Tunas Mekar dalam mengembangkan produk-produk berbahan dasar susu kambing masih relatif kurang. Hal ini terlihat dari jenis produk yang telah berhasil dibuat dari susu kambing. Sampai saat ini, terbatas pada susu segar dan beberapa jenis sabun padat dan cair. Pada hal, masih tersedia banyak peluang produk yang bisa dikembangkan dengan menggunakan susu kambing, yang salah satunya adalah skim lotion yang dipadukan dengan bahan lokal lainnya (bengkuang, lidah buaya, adas). Untuk memecahkan persoalah ini, pengusul progran akan memberikan wawasan melalui informasi dan diskusi ke mitra program tentang produk-produk kesehatan berbahan dasar susu kambing dan pemanfaatan serta fungsi bahan-bahan lokal sebagai bahan aktif dalam pembuatan skim lotion dari susu kambing. 2. Anggota kelompok wanita tani Tunas Mekar belum memiliki keterampilan dalam membuat skim lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal lainnya. Untuk mengatasi permasalah ini, akan diprogramkan pelatihan membuat skim lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal seperti bengkuang, adas dan lidah buaya. 1.3 Tujuan Kegiatan Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh khalayak sasaran yaitu anggota kelompok wanita tani Tunas Mekar, maka terdapat dua tujuan utama yang ingin dicapai dalam program pengabdian pada masyarakat skim penerapan IPTEK ini yaitu 4

12 (1) meningkatkan pengetahuan dan wawasan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi bahan lokal untuk pengembangan inovatif dari olahan susu kambing. Hal ini ditempuh melalui pemberian informasi dan diskusi tentang pengembangan produk-produk berbahan dasar susu serta memperkenalkan tanaman-tanaman lokal potensial sebagai bahan aktif dalam pembuatan produk lotion. (2) Meningkatkan keterampilan dalam membuat skim lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal. Hal ini ditempuh melalui pelatihan tentang pembuatan skim lotion yang dipadukan dengan bahan lokal seperti adas, lidah buaya, bengkuang dan bahan lokal lainnya yang murah dan mudah diperoleh. Dengan pelatihan ini, mitra program dituntut sampai mampu menghasilkan produk berupa skim lotion yang dipadukan dengan bahan lokal. 1.4 Manfaat Kegiatan Program pengabdian pada masyarakat tentang pelatihan pembuatan skim lotion sangat bermanfaat bagi mitra program yaitu kelompok wanita tani Tunas Mekar dan bagi masyarakat luas utamanya bagi pengguna produk skim lotion. Beberapa manfaat bagi anggota KWT Tunas Mekar diantaranya (1) Ceramah/informasi dan diskusi tentang potensi pengembangan produk berbahan dasar susu kambing bermanfaat bagi mitra untuk meningkatkan wawasan dalam rangka mengembangkan usaha susu kambingnya. (2) Ceramah/informasi dan diskusi tentang sumber daya alam lokal yang murah dan mudah diperoleh tetapi potensial digunakan sebagai bahan aktif ramah lingkungan dalam pembuatan skim lotion bermanfaat bagi mitra untuk meningkatkan pendapatan usaha mitra (3) Pelatihan dalam pembuatan salah produk olahan susu kambing yaitu skim lotion, bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan mitra dalam membuat skim lotion dan dapat mengembangkan usaha olahan susu kambingnya secara berkelanjutan. Salah satu manfaat yang diharapkan dirasakan oleh masyarakat luas terutama pengguna lotion adalah tersedianya produk lotion yang aman bagi kesehatan 5

13 2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan BAB II METODE PELAKSANAAN Kegiatan pelatihan pembuatan hand body lotion yang dipadukan dengan bahan lokal yaitu rumput laut dilaksanakan di kelompok wanita tani Tunas mekar Desa Sepang kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Waktu pelaksanaan selama 7 bulan yaitu bulan Maret sampai September Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat skim penerapan IPTEKS dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap 1 tentang peningkatan wawasan dan pengetahuan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi bahan lokal dalam pengembangan inovatif dari olahan susu kambing melalui pemberian informasi dan diskusi, tahap 2 tentang peningkatan keterampilan mitra dalam membuat hand body lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal (rumput laut) melalui pelatihan, dan tahap 3 uji hand body hasil produksi yang meliputi uji ph dan uji sensori dengan parameter berupa uji warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. Uji sensori ini melibatkan seluruh anggota pelatihan yaitu 16 orang. Secara lebih detail, tahapan pemecahan masalah yang ditempuh disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh mitra disajikan pada Tabel 1. Table 1. Tahapan Pemecahan Masalah dan Sasarannya Tahapan Pemecahan Masalah Diskusi dan Informasi dengan anggota KWT Tunas Mekar tentang jenis tanaman dan fungsi bahan-bahan lokal sebagai bahan aktif dalam pembuatan hand body lotion Sasaran dan Tujuan Sebanyak 16 anggota KWT Tunas mekar dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuannya tentang bahan local yang bias dimanfaatkan sebagai pendukung dalam pembuatan hand body lotion. Pelatihan membuat hand body lotion dari 2 anggota kelompok wanita tani Tunas susu kambing yang dipadukan dengan Mekar penggiat home industri bahan lokal rumput laut kecantikan. Tujuan meningkatkan lokal lainnya. keterampilan dan dihasilkannya produk hand body lotion menggunakan bahan local berupa rumput laut Analisis kualitas hand body lotion hasil Hand body lotion diminati oleh 6

14 produksi. Parameter uji meliputi keasaman dan uji sensori (warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket) konsumen. 2.3 Alat dan Bahan yang Digunakan Peralatan pokok yang digunakan untuk membuat paket handbody lotion terdiri dari mixer yang dilengkapi pengaturan suhu, timbangan digital, blender dan pengaduk. Sedangkan bahan yang diperlukan untuk membuat hand body lotion skala 25 kg meliputi fasa minyak dan fasa air yang dipadukan dengan rumput laut. Komposisi fasa minyaknya terdiri dari Cethyl alcohol 482 g, Stearic acid 125 g, Paraffin oil 723 g, Em. Delta 964 g, Nipagin 48 g, Nipasol 24 dan BHT 4 g. sedangkan faseaair terdiri dari Gliserin 602 g, TEA 42g, Sorbitol 361 g, TiO2 g, Akuades 20,238 g, Fragrance 60 g dan rumput laut 1205 g (4,8%). Rumput lau yang digunakan adalah berupa ekstrak dibuat dengan cara merebus rumput laut dengan air panas yang selanjutnya dihancurkan dengan cara diblender sehingga diperoleh berupa adonan menyerupai bubur berwarna putih. 2.4 Pembuatan Hand Body Lotion Pembuatan hand body lotion dilakukan melalui empat tapan yaitu pembuatan fase air, pembuatan fase minyak, pencampuran fasa minyak dan fasa air dan penambahan bahan lokal berupa ekstrak rumput laut serta pewangi. Pembuatan fasa air dengan cara mencampurkan bahan-bahan pembuat fasa air pada wadah berupa tabung yang terbuat dari stainless steel dilengkapi dengan pengaduk dan pengaturan suhu. Suhu pencampuran diatur secara perlahan-lahan dan dibuat konstan pada suhu 70 o C. Pembuatan fasa minyak dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan pembuat fasa minyak juga menggunakan wadah yang dilengkapi dengan pengaduk dan pengaturan suhu. Suhu pencampuran dinaikkan secara perlahan-lahan dan dibuat konstan pada suhu 70 o C. Pada saat fasa air dan fase minyak sama-sama mencapai suhu 70 o C, langkah selanjutnya mencampurkan kedua fasa tersebut dengan cara menambahkan fasa minyak sedikit demi sedikit ke dalam fasa air sambil tetap dilakukan pengadukan. Penambahan bahan lokal berupa ekstrak rumput laut dilakukan kira kira setelah 5 menit proses pencampuran antara fasa minyak dengan fasa air. Proses pencampuran ini tetap berlangsung pada suhu 70 o C sambil dilakukan pengadukan. Sebelum hand body 7

15 tersebut betul-betul matang, dilakukan penambahan pewangi yang ditujukan untuk memberi aroma dengan harapan menambah daya tarik konsumen. 2.5 Analisis Kualitas Hand Body Lotion Analisis kualitas hand body lotion hasil produksi dilakukan melalui uji ph dan uji sensori. Uji ph dilakukan dengan cara melarutkan sebanyak 1 ml hand body lotion hasil produksi dalam 9 ml air, kemudian diukur phnya pada skala lapang menggunakan kertas indicator universal yang dilanjutkan dengan pengujian ph dilaboratorium menggunakan alat ph meter. Uji sensori atau uji hedonik bertujuan untuk mengevaluasi daya terima panelis terhadap produk yang dihasilkan. Parameter uji sensori meliputi warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. Skala penilain pada uji sensori ini mengikuti Carpenter et al. (2000) yaitu dengan skala hedonik 1-9 dimana: (1) amat sangat tidak suka; (2) sangat tidak suka; (3) tidak suka; (4) agak tidak suka; (5) normal; (6) agak suka; (7) suka; (8) sangat suka; (9) amat sangat suka. Uji sensori yang dilakukan melibatkan 16 orang panelis dari peserta pelatihan pembuatan hand body lotion di KWT Tunas Mekar Desa Sepang. 8

16 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pelaksanaan Program pengabdian kepada masyarakat Penerapan IPTEKS dengan judul pelatihan pembuatan skim lotion bagi kelompok wanita tani Tunas mekar Desa Sepang berlangsung selama 7 bulan dengan rincian kegiatan meliputi informasi dan diskusi ke mitra program tentang produk-produk kesehatan berbahan dasar susu kambing dan pemanfaatan serta fungsi bahan-bahan lokal sebagai bahan aktif dalam pembuatan skim lotion dari susu kambing, pelatihan membuat skim lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal berupa rumput laut, dan analisis kualitas hand body lotion hasil kegiatan Sosialisasi Penggunaan Bahan Alami untuk Lotion Kegiatan diskusi dan informasi tentang pemanfaatan bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pendukung dalam pembuatan lotion khususnya hand body lotion dilakukan secara terpadu bersamaan dengan kegiatan pelatihan pembuatan hand body lotion yang dipadukan dengan ekstrak rumput laut. Dalam diskusi dan informasi tersebut, ketua tim pelaksana kegiatan memberikan informasi kepada 16 orang peserta tentang bahan-bahan lokal yang potensial untuk dijadikan bahan tambahan dalam pembuatan kosmetik termasuk hand body lotion. Beberapa bahan lokal tersebut seperti susu kambing, VCO, bengkoang, lidah buaya, minyak zaitun, ekstrak kunyit, tomat, jeruk lemon, dan alpukat. Semua bahan herbal tersebut mengandung vitamin dan mineral yang dapat berpungsi untuk melembutkan dan melembabkan kulit serta menangkal radikal bebas akibat sinar UV pada sinar matahari. Purwati (2010) membuat VCO dari santan kelapa segar dengan metode fermentasi. dengan Lactobacillus fermentum dan Saccharomycess cereviseae. VCO ini mengandung asam laurat 51%, kaprilat 8.9%, kaprat 7% disamping itu juga mengandung omega 3 (4%), 6 dan 9 serta vitamin A, D, E,K dan tiga jenis phytohormon dalam jumlah yang cukup tinggi. Dengan kandungan asam laurat dan vitamin E yang tinggi pada VCO menjadikan VCO sebgai antioksidan, mencegah penuaan dini, serta mudah diserap dan memberikan tekstur yang lembut dan halus pada kulit. Bengkoang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat sebagai bahan konsumsi. Bengkoang banyak mengandung antioksidan vitamin C (20 mg/100 g), flavonoid, dan saponin yang 9

17 berfungsi untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas. Bengkuang juga mengandung senyawa fenolik yang dapat menghambat proses pembentukan melanin (pigmentasi) akibat sinar UV (Majalah kesehatan, 2011). Susu kambing mengandung asam betha hidroksil alami berfungsi sebagai feeling yang mengkikis kotoran dan sel kulit mati serta mampu meningkatkan kecerahan kulit hingga terlihat lebih halus dan tidak bersisik. Disamping itu, susu kambing juga mengandung protein berguna sebagai suplai nutrisi yang berfungsi melembabkan sekaligus melapisi permukaan kulit agar lebih halus dan kenyal. Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari : air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat. Kandungan mineral pada lumpur laut dapat membersihkan kulit dengan seksama (deep-cleansing), mengangkat sel-sel kulit mati, dan melawan infeksi tanpa menyebabkan iritasi pada kulit. Pada mulanya, kegiatan sosialisasi/ceramah serta pelatihan pembuatan handbody lotion ini melibatkan ibu-ibu kelompok wanita tani Tunas Mekar. Namun, ibu-ibu anggota KWT Tunas Mekar menugaskan anak-anaknya untuk mewakilinya. Hal ini dengan pertimbangan dari ketua kelompoknya yaitu Ibu Mawini yang menyatakan anakanak remaja Dusun Belulang sangat tertarik untuk mengikuti pelatihan ini dan biasanya pada pelatihan-pelatihan serupa yang melibatkan KWT juga kebanyakan anak-anaknya yang mewakili orang tuanya. Disamping ketertarikannya, anak-anak remaja peserta pelatihan kebanyakan masih duduk dibangku SMA sehingga lebih mudah menangkap informasi-informasi saat diskusi berlangsung. Jumlah peserta yang mengkuti pelatihan sebanyak 16 orang (nama-nama peserta pelatihan terlampir). 10

18 Gambar 3. Pengisian daftar hadir peserta pelatihan pembuatan hand body lotion Pelatihan Keterampilan Pembuatan Hand Body Lotion menggunakan Campuran Ekstrak Rumput laut Pada pelatihan pembuatan hand body lotion dibuat paket hand body skala 25 kg dengan bahan-bahan yang diperlukan dalah fase minyak dan fase air serta bahan lokal. Berupa rumput laut. Komposisi ketiga bahan tersebut adalah disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi bahan pembuatan hand body lotion skala 25 kg Fase minyak Jumlah (gram) Fase air Jumlah (gram) Cethyl alcohol 482 Gliserin 602 Stearic acid 125 TEA 42 Paraffin oil 723 Sorbitol 361 Em. delta 964 TiO2 120 Nipagin 48 Akuades 20,238 Nipasol 24 Fragrance 60 BHT 4 Bahan lokal(rumput laut)

19 Proses pembuatannya dimuai dari pengadukan fase air yang terdiri dari gliserin, sorbitol, air dan TEA) ditempatkan dalam wadah yang dilengkapi dengan pengadukan dan pengaturan suhu. Suhu pencampuran diatur meningkat mencapai suhu o C yang dapat dilihat pada monitor. Gambar 4. Pengadukan fase air Pada wadah lain juga dilakukan pencampuran fase minyak yang terdiri dari cethyl alcohol, asam stearat, paraffin oil, emullium delta, nipagin dan nipasol. Campuran fase minyak ini juga dikondisikan pada suhu o C. Foto 5. Pengadukan fase minyak 12

20 Pada saat fase air dan fase minyak sama-sama mencapai suhu o C, selanjutnya kedua fase tersebut dicampurkan dengan cara menambahkan fase minyak secara sedikit demi sedikit ke dalam fase air sambil tetap dilakukan pengadukan. Foto 6. Proses penambahan fase minyak ke dalam pase air Foto 7. Penambahan bahan lokal (rumput laut) pada campuran fase minyak dan fase air. 13

21 Penambahan bahan local seperti rumput laut dilakukan kira kira setelah 5 menit proses pencampuran antara fase minyak dengan fase air. Proses pencampuran ini tetap berlangsung pada suhu o C sambil dilakukan pengadukan. Rumput laut yang digunakan adalah rumput laut merah, namun setelah diekstrak dengan cara merebus dalam air dan diblender nantinya diperoleh adonan seperti bubur berwarna putih. Foto 8. Rumput laut yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan hand body lotion 14

22 Setelah pencampuran berlangsung kurang lebih selama 1 jam, maka handbody sudah terasa kental, maka untuk memastikannya dilakukan dengan memindahkannya ke dalam wadah lain. Foto 9. Pengeluaran hand body dari wadah Pemindahan handbody dari wadah besar ke wadah yang lebih kecil hanya ditujukan untuk mengecek kematangan handbody tersebut. Salah satu indikator yang digunakan adalah kenampakan handbody sudah terasa kental. Foto 10. Pengecekan kematangan hand body lotion 15

23 Sebelum hand body tersebut betu-betul matang, dilakukan penambahan pewangi yang ditujukan untuk menambah aroma dari hand body lotion dengan harapan menambah daya tarik konsumen. Foto 11. Penambahan bahan pewangi pada handbody lotion. Foto 12. Analisis sensori dari hand body lotion 16 2

24 Sebelum dikemas, hand body lotion hasil produksi dievaluasi kembali dengan melakukan analisis sensori. Uji sensori ini untuk mengevaluasi daya terima panelis terhadap produk yang dihasilkan. Parameter yang diuji meliputi warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. Hasil uji sensori dengan melibatkan 16 orang panelis menunjukkan penerimaan panelis terhadap hand body lotion berada pada katagori agak suka sampai suka (skala hedonik 5-7). Hand body lotion berwarna putih, tidak terlalu kental, penampakan homogen serta terasa lembab dan agak lengket ketika dioleskan di kulit sehingga memberikan kesan yang positif bagi panelis. Uji ph atau keasaman hand body lotion hasil produksi juga dilakukan untuk melihat tingkat keasaman produk agar tidak terlalu berbeda jauh dengan tingkat keasaman tubuh manusia. Pada umumnya ph dari kulit manusia sekitar 5,5 (Iswari & Latifah, 2007). Kosmetik yang mempunyai tingkat keasaman yang terlalu jauh dengan keasaman tubuh akan berpotensi mengiritasi kulit. Hasil uji lapang terhadap ph hand body lotion menggunakan kertas indikator universal diperoleh ph sebesar 7, namun analisis ph lebih lanjut di laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia menggunakan alat ph meter diperoleh ph sebesar 7,3 dimana nilai ph pada produk hand body ini masih dalam kisaran ph yang dipersyaratkan dalam SNI untuk lotion bayi dengan kisaran ph 4,0 hingga ph 7,5, SNI untuk sediaan Tabir Surya dengan kisaran ph 4,5 hingga ph 8,0. (a) (b) (c) (d) Gambar 13. Pengujian lapangan ph hand body lotion menggunakan Indikator Universal. (a) Campuran 1 ml hand body dan 9 ml air suling, (b) Warna kertas indikator sebelum dicelupkan ke sample uji, (c) warna kertas indikator setelah dicelupkan dalam sampel uji, dan (d) kertas indikator universal 17 2

25 Tahap selanjutnya, hand body hasil produksi dikemas dalam wadah plastik atau jerigen maupun dikemas dalam botol ukuran tertentu. Gambar 14. Kemasan hand body lotion 3.2 Pembahasan Kulit yang lembut dan sehat merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia sehingga tidaklah mengherankan semua usaha dilakukan untuk memperoleh kulit yang sehat, mulai dari kebiasaan hidup yang teratur, berolah raga, diet yang seimbang, istirahat yang cukup, sampai memakai bahan yang berpungsi sebagai pelembut kulit dan anti penuaan dini. Salah satu dari bahan pelembut kulit yang sering digunakan adalah hand body lotion. Fungsi utama dari hand & body lotion adalah menjaga kelembaban kulit. Pemakaian hand & body lotion setelah mandi akan mengganti kelembaban yang hilang sekaligus membantu menjaga kelembaban kulit sepanjang hari. Dengan berkembangnya tuntutan dan kebutuhan manusia, pungsi hand body lotion juga semakin bertambah yaitu disamping sebagai pelembut juga digunakan sebagai pemutih, mencegah penuaan dini dan anti nyamuk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan bahan-bahan alami yang mengandung bahan yang dapat berpungsi sebagai pemutih, mencegah penuaan dini dan anti nyamuk. Hand body lotion yang dibuat dengan mencampurkan ekstrak bengkoang sebagai salah satu contoh hand body yang berpungsi sebagai pelembut dan pemutih. Pada pelatihan di kelompok wanita tani Tunas Mekar desa Sepang, Anggota kelompok tani dilatih membuat hand body yang dipadukan dengan susu kambing dan 18 2

26 rumput laut. Susu kambing mengandung vitamin, mineral, elektrolit, unsur kimiawi, enzim, protein, dan asam lemak yang mudah dimanfaatkan untuk kesehatan kulit. Setiap 100 gram susu kambing mengandung 3-4% protein, 4-7% lemak, 4,5% karbohidrat, 134 gram kalsium dan 111 g fosfor. Komposisi kimiawi susu kambing etawa mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalori, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, vitamin A,B1 (IU), B2 (mg), B6, B12, C, D, E, Niacin, V, Asam Pantotenant, Kolin dan Inositol. Adanya protein, lemak dan vitamin pada susu kambing sangat berguna untuk memberikan nutrisi bagi kulit. Rumput laut merupakan sumber daya hayati yang banyak tumbuh liar dan juga di budidayakan di pesisir laut. Di dalam rumput laut mengandung banyak sekali nutrisi dan vitamin yang berperan penting untuk kesehatan kulit dan tubuh, seperti Vitamin A, B1, B2. B3, B12, C, D, E, F, K, kandungan mineral, dan asam lemak. Karena kandungan vitaminnya yang komplit, membuat rumput laut dijadikan sebagai bahan-bahan untuk pembuatan suplemen, dan produk kosmetik. Kandungan vitamin dan mineral yang terdapat dalam rumput laut dapat berperan sebagai antioksidan yang dapat menjaga kesehatan kulit dari bahaya radikal bebas, seperti mencegah terjadinya penuaan dini, dan timbulnya flek hitam di wajah. Berdasarkan kandungan nutrisi pada susu kambing dan rumput laut ini, bila dijadikan sebagai bahan pendukung pada pembuatan hand body lotion akan mampu memberikan berbagai macam pungsi dari hand body tersebut seperti sebagai pelembut dan mencegah penuaan dini. Rumput laut digunakan sebagai bahan pendukung dalam pembuatan hand body lotion karena didasarkan pada kandungan nutrisi rumput laut yang terdiri dari : air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%) enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) serta makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium dan mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Mineral-mineral pada rumput laut dapat membersihkan kulit dengan seksama (deep-cleansing), mengangkat sel-sel kulit mati, dan melawan infeksi tanpa menyebabkan iritasi pada kulit. Sedangkan Vitamin C mampu berpungsi sebagai antioksidan yang mencegah serangan radikal bebas dan mencegah penuaan dini. karaginan pada rumput laut juga berfungsi sebagai pelembab dan pelembut kulit sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan pendukung pada hand body lotion. Namun penggunaan campuran rumput laut dalam pembuatan lotion masih perlu 19 2

27 diformulasikan lebih jauh untuk mendapatkan formulasi yang tepat sehingga mampu menghasilkan lotion yang memenuhi standar kosmetik. Purwaningsih, et al.(2014), melaporkan bahwa formula lotion terbaik pada penambahan karagenan sebesar 1,5% dengan nilai ph 7,62; stabilitas emulsi 100%; penyusutan berat sebesar 3,72% dan karakteristik sensori berada pada katagori agak suka sampai suka. Analisis terhadap kualitas hand body lotion sangat perlu dilakukan guna menjamin keamanan dan kesehatan konsumen. Hand body lotion hasil pelatihan hanya dilakukan uji keasaman dan uji sensori dengan parameter uji meliputi warna, homogenitas, kelembaban dan rasa lengket.nilai keasaman (ph) merupakan salah satu parameter penting dari suatu produk kosmetik. ph suatu produk kosmetik sebaiknya mendekati ph dari dari kulit, yaitu sekitar 5,5 (Iswari & Latifah, 2007). Kosmetik yang mempunyai tingkat keasaman yang terlalu jauh dengan keasaman tubuh akan berpotensi mengiritasi kulit. Hasil uji ph pada hand body lotion adalah sebesar 7,3, nilai ph pada produk hand body ini masih dalam kisaran ph yang dipersyaratkan dalam SNI untuk lotion bayi dengan kisaran ph 4,0 hingga ph 7,5, SNI untuk sediaan Tabir Surya dengan kisaran ph 4,5 hingga ph 8,0. Uji sensori merupakan penilaian suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera. Uji sensori ini untuk mengevaluasi daya terima panelis terhadap produk yang dihasilkan. Parameter yang diuji meliputi warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. Hasil uji sensori dengan melibatkan 16 orang panelis menunjukkan penerimaan panelis terhadap hand body lotion berada pada katagori agak suka sampai suka (skala hedonik 5-7). Hand body lotion berwarna putih, tidak terlalu kental, penampakan homogen serta terasa lembab dan agak lengket ketika dioleskan di kulit sehingga memberikan kesan yang positif bagi panelis. 20 2

28 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat Penerapan IPTEKS terhadap kelompok wanita tani Tunas Mekar dalam pelatihan pembuatan hand body lotion dipadukan dengan bahan pendukung rumput laut, maka simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut. 1) Anggota kelompok tani telah berhasil membuat handbody lotion dengan memadukannya dengan bahan lokal berupa ekstrak rumput laut. 2) Pemanfaatan rumput laut dalam pembuatan hand body lotion menghasilkan hand body dengan karakteristik ph sebesar 7,3 dengan penerimaan panelis pada katagori agak suka sampai suka (skala hedonik 5-7) dengan parameter uji meliputi warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. 4.2 Saran Kegiatan pelatihan di Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar telah berhasil membuat membuat handbody lotion dengan menambahkan bahan lokal berupa rumput laut. Namun produk handbody hasil pelatihan belum dilakukan pengujian terhadap kualitasnya. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian kualitas dan keamanan dari hand body ini sebelum disebarluaskan dipasaran. Disamping itu, banyak bahan-bahan alami selain rumput laut bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas handbody lotion maka perlu dilakukan inovasi variasi pembuatan handbody lotion yang dipadukan dengan bahan-bahan lokal. 21 2

29 DAFTAR PUSTAKA Iswari, R. dan F. Latifah Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Majalah Kesehatan, Herbal Alami untuk Kesehatan Kulit. kesehatan.com. diakses tanggal 1 oktober Purwati, E Molecular Characterization of Lactic Acid Bacteria Isolated From Blondo (Waste of Virgin Coconut Oil) Biscuit Which Potential to Prevent Pathogen. Presentation of 2nd International Conference on Chemical, Biological and Environmental Engineering. Egypt, Kairo. Purwaningsih, S., Salamah, E., & Budiarti, T.A Jurnal Akuatika. 5(1) : Schmitt, W.H Skin care products. Cosmetic and Toiletries Industry. London. Blackie academic and professional. Yunilawati,R., Yemirta & Komalasari, Y Penggunaan Emulsifier Steril Alkohol Etoksilat Derivat Minyak Kelapa Sawit pada Produk Lotion dan Krim. Jurnal Kimia dan Kemasan. 33(1) :

30 Lampiran 1. Absensi Peserta Kegiatan 23 2

31 Lampiran 2. Foto-Foto Hasil Kegiatan Foto 1. Pencampuran Bahan pada Pembuatan Fase Minyak Foto 2. Perebusan dan Pembersihan Rumput Laut 24

32 Foto 3. Pencampuran Bahan pada pembuatan Fase Air Foto 4. Pencampuran Fase Minyak dan Fase Air 25

33 Foto 5. Produk Handbody Lotion Hasil Pelatihan Foto 6. Pemberian Pewangi pada Produk Handbody Lotion 26 5

34 Foto 7. Uji kekentalan Produk Handbody Lotion Foto 8. Hand body Lotion dalam Kemasan Botol 27

35 Lampiran 3. Denah Lokasi Kegiatan Undiksha Singaraja B U T S Kota Seririt Kecamatan Gerokgak Kantor Kecamatan Busungbiu Desa Sepang Desa Bunut Bolong Lokasi Mitra Dusun Belulang Desa Pucak Sari Kota Pupuan Kota Surabrata Desa Antosari Jl. Raya Gilimanuk - Denpasar 28

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. WITRI SETIYANI (D0114105/2014)

Lebih terperinci

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium SBRC LPPM IPB dan Laboratorium Departemen Teknologi Industri Pertanian FATETA IPB mulai bulan September 2010

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia dengan kelezatan dan komposisinya yang ideal karena susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Semua

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang ABSTRAK

Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Sabun Susu Kambing Virgin Coconut Oil Dapat Meningkatkan Kesehatan Kulit Melalui ph dan Bakteri Baik (Bakteri Asam Laktat) serta Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Endang Purwati 1, Ely Vebriyanti 1 dan

Lebih terperinci

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: WIDYA AGUSTINA A 420 100 076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan Peternakan, analisis silase dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan bahan tambahan yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti halnya manusia yang membutuhkan makanan untuk energi, tumbuh dan berkembang. Pupuk dapat menambah

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT DISUSUN OLEH : NAMA : ANANG SETYA WIBOWO NIM : 11.01.2938 KELAS : D3 TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 TEKNOLOGI BUDIDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sukun (Arthocarpus altilis) merupakan tumbuhan yang terdapat di kawasan tropika dan banyak dibudidayakan di pulau jawa maupun luar jawa, buah sukun menghasilkan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL Praptanti Sinung Adi Nugroho Program Studi Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta Jl. KH. Samanhudi 31, Mangkuyudan, Surakarta Abstrak Sabun merupakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menyumbang devisa yang tinggi bagi suatu Negara. Sektor inipun dimanfaatkan dalam meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P. PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Susanti, N. M. P. 1, Widjaja, I N. K. 1, dan Dewi, N. M. A. P. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xerosis yang akan menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga lapisan

BAB I PENDAHULUAN. xerosis yang akan menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga lapisan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumit pecah adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan terdapatnya fisura pada tumit. Fisura yang terjadi pada tumit pecah akibat dari kulit kering atau xerosis

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN KEJU LUNAK SOFT CHEESE DARI SUSU KAMBING MENGGUNAKAN EKSTRAK TANAMAN LOKAL SEBAGAI KOAGULAN BAGI KELOMPOK WANITA TANI TUNAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun banyak dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis Ketika anda membaca artikel ini, pasti anda sedang mencari cara untuk menghilangkan jerawat anda. Jerawat memang masalah yang sangat komplek sekali. Tak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu produk pertanian unggulan yang banyak dihasilkan di Indonesia sebagai negara agraris. Jenis buah yang dihasilkan sangat beragam dan

Lebih terperinci

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. WIJUMA wt Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Kulit memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh, diantaranya:

Lebih terperinci

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan Abstrak Wedang cor merupakan minuman khas jember yang biasanya di jual dipenggiran jalan. Minuman ini sangat diminati oleh kalangan Mahasiswa maupun mayarakat. Wedang cor ini terdiri dari jahe, ketan dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein, 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah bahan makanan yang memiliki peran penting bagi manusia karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok. Talok atau Muntingia calabura

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur TINJAUAN PUSTAKA Tempe Tempe adalah bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Mempunyai

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEK EDUKASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN KOSMETIK LOTION TABIR SURYA BAGI HOME INDUSTRI BALI SARI DESA SEPANG OLEH Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie adalah produk pasta atau ekstruksi yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia (Teknologi Pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai di mana-mana. Biasanya banyak tumbuh di pinggir jalan, retakan dinding, halaman rumah, bahkan di kebun-kebun.

Lebih terperinci

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven IOCD International Symposium and Seminar of Indonesian Medicinal Plants xxxi, Surabaya 9-11 April 2007 Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven Yudi Padmadisastra Amin Syaugi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION Sri Rahayu* Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan *Corresponding author email: rahayu.dds15@gmail.com

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Dilakukan identifikasi dan karakterisasi minyak kelapa murni menggunakan GC-MS oleh LIPI yang mengacu kepada syarat mutu minyak kelapa SNI 01-2902-1992. Tabel 4.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak sereh merupakan salah satu komoditas minyak atsiri Indonesia dengan total luas lahan sebesar 3492 hektar dan volume ekspor mencapai 114 ton pada tahun 2004 (Direktorat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

Bahan Pemutih (Bleaching Agent)

Bahan Pemutih (Bleaching Agent) Bahan Pemutih (Bleaching Agent) Dra.Nazliniwaty,M.Si.,Apt FUNGSI I. Penutup dipakai terus II. III. Mengurangi / menghilangkan Interval waktu tertentu Menghindari Sinar UV saat diperlukan I. Bahan penutup

Lebih terperinci

BAB V PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

BAB V PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN BAB V PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN 5.1. Tujuan Percobaan Memahami reaksi penyabunan 5.2. Tinjauan Pustaka Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserida, kedua istilah ini berarti triester dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaannya termasuk kekayaan tentang makanan tradisional, banyak makanan tradisional yang tidak dijumpai di negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dadih adalah produk olahan susu khas Minangkabau fermentasi anaerob terbuat dari susu kerbau pada bambu dengan daun pisang sebagai penutup. Dadih mimiliki cita rasa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode pembuatan sabun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industri pengolahan pangan dalam menciptakan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sabun Pencuci Piring Cair dengan Inovasi Penambahan Ekstrak Aloe Vera sebagai Anti Bakterial yang Bernilai Ekonomis Tinggi

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sabun Pencuci Piring Cair dengan Inovasi Penambahan Ekstrak Aloe Vera sebagai Anti Bakterial yang Bernilai Ekonomis Tinggi LAPORAN TUGAS AKHIR Sabun Pencuci Piring Cair dengan Inovasi Penambahan Ekstrak Aloe Vera sebagai Anti Bakterial yang Bernilai Ekonomis Tinggi Disusun Oleh: MUHAMAD RENHARD I 8313035 SINGGIH I 8313059

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK 090324 Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP. 19530226 198502 2 001 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh: YUSTINI MARIS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat

Lebih terperinci

KOPERASI WANITA SRIKANDI

KOPERASI WANITA SRIKANDI Proposal Kerjasama Penawaran Produk dan Wisata KOPERASI WANITA SRIKANDI Agen Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal Produk : Organic Crystal Coconut Sugar VCO ZICO Az-zico Wisata: Wisata Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan buah yang lain. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata 4. PEMBAHASAN Nata merupakan senyawa selulosa yang dihasilkan dari fermentasi substrat dengan bantuan mikroba yaitu Acetobacter xylinum. Selama proses fermentasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari A.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya mengandung mineral, vitamin dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan minuman berkafein yang diolah dengan cara menyeduh bagian pucuk atau tangkai daun yang telah dikeringkan. Beberapa jenis teh yang beredar di masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka pemikiran, dan (6) Hipotesis. 1.1 Latar

Lebih terperinci

SEHAT dan CANTIK NATURAL. 45 Bahan Alami Paling Penting yang Perempuan Harus Tahu

SEHAT dan CANTIK NATURAL. 45 Bahan Alami Paling Penting yang Perempuan Harus Tahu SEHAT dan CANTIK NATURAL dengan BAHAN-BAHAN ALAMI 45 Bahan Alami Paling Penting yang Perempuan Harus Tahu SEHAT dan CANTIK NATURAL dengan BAHAN-BAHAN ALAMI 45 Bahan Alami Paling Penting yang Perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal dari organik maupun anorganik yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan Bab I Pendahuluan Sejak zaman dahulu, madu telah menjadi produk penting yang digunakan oleh berbagai suku bangsa sebagai bagian dari bahan makanan dan minuman [1]. Madu merupakan suatu cairan manis dan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki nutrisi yang lebih komplek dibandingkan dengan beras. Jagung sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara agrasis yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh merupakan salah satu jenis minuman yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia yang menjadikan minuman teh sebagai minuman yang menyegarkan dan memiliki khasiat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini semakin banyak orang mengetahui nilai gizi jamur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayuran juga dibutuhkan masyarakat sebagai asupan makanan yang segar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan

Lebih terperinci

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat maupun hasil panennya, misalnya budidaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jenis jamur yang dapat serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur UKDW

I. PENDAHULUAN. jenis jamur yang dapat serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur UKDW I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu contoh jenis jamur yang dapat serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur (termasuk jamur merang) memiliki kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci