BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian sebelumnya yang diambil sebagai sebagai dasar, pendukung atau bahan acuan dalam penelitian ini berasal dari jurnal akademik nasional maupun internasional yang diterbitkan oleh berbagai universitas. Tentunya dalam penelitian sebelumnya dan penelitian yang kini dilakukan terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Berdasarkan judul penelitian Pengaruh Komunikasi Non-Verbal Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kedutaan Besar India di Jakarta, berikut adalah persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya oleh Sudarto, Suwardi Lubis, Paidi Hidayat Judul Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Westfalia Indonesia Peneliti Sudarto, Suwardi Lubis, Paidi Hidayat Tahun November 2009 Penerbit Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 1 No. 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (Program Studi Magister Manajemen) Variabel X 1 : Komunikasi Interpersonal X 2 : Motivasi Y: Kinerja Karyawan Masalah Penelitian Adanya penurunan penjualan perusahaan sehingga perusahaan ingin mencari tahu apakah hal tersebut terjadi karena krisis global, atau oleh kinerja karyawan yang belum maksimal. Hasil Penelitian Ada pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan dan juga ada pengaruh antara motivasi terhadap kinerja karyawan. 7

2 8 Penelitian sebelumnya diambil dari Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 1 No. 1 yang berjudul Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Westfalia Indonesia. Penelitian ini dilakukan oleh Sudarto, Suwardi Lubis, Paidi Hidayat pada bulan November tahun Persamaan jurnal penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yaitu samasama mengkaji tentang motivasi kerja, dan juga merupakan penelitian kuantitatif. Sedangkan, perbedaannya terletak pada variabelnya, dimana jurnal penelitian ini menempatkan Motivasi pada variabel X 2, sedangkan penelitian yang dilakukan menempatkan Motivasi pada variabel dependen yaitu variabel Y. Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya oleh Elena Buja Judul The Influence of a Teacher s Non-Verbal Behavior on Students Motivation Peneliti Elena Buja Tahun 2009 Penerbit Bulletin of the Transilvania University of Brasof, Vol. 2 (51) Transilvania University Variabel X: Perilaku Non-Verbal Y: Motivasi Masalah Menyelidiki bagaimana cara perilaku non-verbal guru di kelas Penelitian dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hasil Terdapat pengaruh antara perilaku non-verbal guru terhadap Penelitian motivasi siswa. Penelitian sebelumnya diambil dari Bulletin of the Transilvania University of Brasof, Vol. 2 (51) yang berjudul The Influence of a Teacher s Non-Verbal Behavior on Students Motivation. Penelitian ini dilakukan oleh Elena Buja pada tahun Persamaan jurnal penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama-sama mengkaji tentang komunikasi non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terletak pada jenis penelitiannya, dimana penelitian

3 9 sebelumnya merupakan penelitian kualitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kuantitatif. Serta, motivasi yang dibahas pada penelitian sebelumnya adalah motivasi siswa, sedangkan pada penelitian kini dilakukan membahas mengenai motivasi kerja. Tabel 2.3 Penelitian Sebelumnya oleh Endo W. K. dan Thomas S. Kaihatu Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Judul Kerja (Studi Kasus pada Karyawan Restoran di Pakuwon Food Festival Surabaya) Peneliti Endo Wijaya Kartika, Thomas S. Kaihatu Tahun Maret 2010 Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 1 Penerbit Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra X: Motivasi Kerja Variabel Y: Kepuasan Kerja Masalah Mencari tahu bagaimana pengaruh antara motivasi kerja dengan Penelitian kepuasan kerja. Hasil Ada pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi kerja Penelitian dengan variabel kepuasan kerja. Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan penelitian ini diambil dari Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 1, Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra. Penelitian ini dilakukan oleh dua orang yaitu Endo Wijaya Kartika, Thomas S. Kaihatu pada bulan Maret tahun Persamaan jurnal penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terletak pada jenis penelitiannya yaitu kuantitatif, dan juga membahas tentang motivasi kerja. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabelnya, dimana pada penelitian sebelumnya ini Motivasi Kerja merupakan variabel X, sedangkan pada penelitian yang kini dilakukan, Motivasi Kerja ditempatkan di variabel Y.

4 10 Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya oleh Ayu Maya P. dan I. G. S. Ketut Netra Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja Dan Komunikasi Judul Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Peneliti I Gusti Agung Ayu Maya Prabasari, I Gusti Salit Ketut Netra Tahun 2013 E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Vol 2, No 4 tahun 2013 Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia X 1 : Motivasi Kerja X 2 : Disiplin Kerja Variabel X 3 : Komunikasi Y: Kinerja Mencari tahu bagaimana pengaruh motivasi kerja, disiplin Masalah kerja, dan komunikasi berpengaruh terhadap dengan kinerja Penelitian karyawan. Hasil Variabel motivasi kerja, disiplin kerja, dan komunikasi secara Penelitian simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan penelitian ini diambil dari E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Vol 2, No 4, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia. Penelitian ini dilakukan oleh dua orang yaitu I Gusti Agung Ayu Maya Prabasari, I Gusti Salit Ketut Netra pada tahun Persamaan jurnal penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terletak pada jenis penelitiannya yaitu kuantitatif, dan juga membahas tentang motivasi kerja. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabelnya, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Agung Ayu Maya Prabasari, I Gusti Salit Ketut Netra ini Motivasi Kerja merupakan variabel X 1 sedangkan pada penelitian ini, Motivasi Kerja ditempatkan di variabel Y. Selain itu, perbedaannya juga terletak pada analisis regresi yang dilakukan, dimana penelitian sebelumnya menggunakan analisis regresi

5 11 berganda, sedangkan penelitian yang kini dilakukan menggunakan analisis regresi sederhana. Tabel 2.5 Penelitian Sebelumnya oleh Jonathan J. Velez dan Jamie Cano Instructor Verbal and Nonverbal Immediacy and the Judul Relationship with Student Self efficacy and Task Value Motivation Peneliti Jonathan J. Velez, Jamie Cano Tahun 2012 Penerbit Journal of Agricultural Education, Vol. 53, No. 2 X 1 : Verbal Immediacy Variabel X 2 : Nonverbal Immediacy Y : Motivation Masalah Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara verbal Penelitian immediacy dan nonverbal immediacy terhadap motivasi siswa. Terdapat hubungan antara verbal immediacy terhadap Hasil motivasi. Serta terdapat hubungan antara nonverbal immediacy Penelitian terhadap motivasi. Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini diambil dari Journal of Agricultural Education. Penelitian ini dilakukan oleh dua orang yaitu Jonathan J. Velez, Jamie Cano pada tahun Persamaan jurnal penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terletak pada jenis penelitiannya yaitu kuantitatif, dan juga membahas tentang motivasi. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabelnya, dimana pada penelitian sebelumnya ini digunakan tiga variabel yaitu Verbal Immediacy, Nonverbal Immediacy, dan Motivation. Sedangkan pada penelitian yang kini dilakukan, hanya menggunakan dua variabel yaitu Komunikasi Non-Verbal dan Motivasi Kerja.

6 Landasan Teori Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan sebagai dasar dan acuan dari penelitian yang dilakukan ini. Teori yang dibahas yaitu teori komunikasi, teori komunikasi non-verbal, teori motivasi, serta teori motivasi Abraham Maslow Komunikasi Komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama. Oleh karena itu, orang yang terlibat dalam suatu komunikasi harus menyamakan makna agar komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik. Menurut Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (Wiryanto, 2004 : 6), komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, untuk mencapai saling pengertian yang mendalam. Shannon dan Weaver (Wiryanto, 2004 : 7) mengatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan sebuah interaksi pertukaran informasi yang juga mempengaruhi satu sama lain dalam memahami makna. Komunikasi juga tidak hanya dilakukan secara verbal, namun juga dengan cara non-verbal seperti misalnya ekspresi wajah, gerakan mata, dan gerakan tubuh. Menurut Harold D. Lasswell (Cangara, 2009 : 2 3), terdapat tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi. Fungsi yang pertama adalah karena adanya hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya, karena melalui komunikasi tersebut manusia dapat mengetahui seluruh peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindari hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Kemudian, fungsi yang kedua yaitu adalah upaya

7 13 manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Dan fungsi yang ketiga adalah sebagai upaya untuk melakukan perubahan warisan sosialisasi, misalnya dengan melakukan pertukaran nilai, peran, dan perilaku Tingkatan Komunikasi Menurut Deddy Mulyana (Mulyana, 2008 : 80) terdapat empat tingkatan komunikasi yaitu komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi organisasi, komunikasi massa, komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication), dan komunikasi publik. a. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu tipe komunikasi yang dilakukan oleh manusia. Wiryanto (2004 : 32) menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. R. Wayne Pace (Cangara, 2009 : 32) mengatakan bahwa interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting yang berarti bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam situasi tatap muka. Akan tetapi, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi tidak hanya dapat dilakukan dalam situasi tatap muka saja, namun juga dengan saluran lain seperti telepon, video call, dan peralatan komunikasi lainnya. Oleh karena itu, dalam komunikasi antarpribadi terdapat istilah komunikasi antarpribadi yang beralat, dan tidak beralat. Secara umum, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai proses pertukaran informasi diantara orang-orang yang umpan baliknya langsung dapat diketahui. Misalnya

8 14 seperti perbincangan antara dua orang, atau diskusi kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih. b. Komunikasi Organisasi Menurut Mulyana (Mulyana, 2008 : 83) komunikasi jenis ini terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal. Komunikasi organisasi berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok karena melibatkan orang yang lebih banyak. c. Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sebuah sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti misalnya radio, televisi, surat kabar, dan film. Komunikasi jenis ini biasanya berbiaya, dan biaya tersebut relatif mahal. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa sifatnya umum, dan disampaikan secara cepat, serentak dan selintas. d. Komunikasi dengan Diri Sendiri Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri seorang individu. Komunikasi dengan diri sendiri terjadi karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamatinya atau terbetik didalam pikirannya. Misalnya, dalam suatu situasi, seseorang harus melakukan pengambilan keputusan, dan ia mempertimbangkan pilihan Ya atau Tidak, kondisi itulah yang disebut dengan komunikasi dengan diri sendiri.

9 15 e. Komunikasi Publik Komunikasi ini merupakan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicaranya dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. Pada komunikasi publik, penyampaian pesan yang terjadi berlangsung secara terus menerus, dan juga sumber dan penerima pesannya dapat diidentifikasi dengan mudah. Pesan yang disampaikan melalui tipe komunikasi publik juga merupakan pesan yang telah terencana dan dipersiapkan lebih awal, bukan merupakan pesan yang spontan Fungsi Komunikasi Menurut William I. Gorden (Mulyana, 2008 : 5) terdapat empat fungsi komunikasi yaitu komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. a. Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial yaitu bahwa komunikasi merupakan sesuatu hal yang penting untuk membangun diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, serta komunikasi sosial dapat membuat kita terhindar dari tekanan dan ketegangan. Komunikasi sosial juga penting untuk pembentukan konsep-diri, pernyataan eksistensi-diri, dan juga untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. b. Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendiri maupun dalam sebuah kelompok. Komunikasi ini menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita. Biasanya perasaan tersebut disampaikan melalui pesan

10 16 non-verbal. Seperti contohnya, seseorang yang sedang merasa senang dan bahagia wajahnya akan tampak berseri-seri dan juga tersenyum. c. Komunikasi Ritual Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif, misalnya seperti komunitas. Biasanya suatu komunitas seringkali melakukan upacara-upacara tersendiri misalnya seperti pernikahan, pertunangan, ulang tahun, dan lain sebagainya. Dan di dalam upacara-upacara tersebut, orang mengucapkan suatu kata-kata atau menampilkan perilakuperilaku yang simbolik. Misalnya seperti prosesi siraman sebelum melakukan akad nikah, maupun menyanyikan lagu Happy Birthday saat berulang tahun. d. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental memiliki tujuan untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan suatu tindakan, dan juga menghibur. Dalam kata lain, komunikasi instrumental memiliki tujuan untuk persuasi (membujuk) Komunikasi Non-Verbal Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter (Mulyana, 2008 : 343) komunikasi non-verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Jadi, secara singkat komunikasi non-verbal merupakan semua isyarat yang bukan kata-kata. Komunikasi non-verbal memiliki makna yang tersembunyi, yang terkadang dapat ditafsirkan secara berbeda pada setiap individu.

11 Fungsi Komunikasi Non-Verbal Menurut Ekman dan Knapp (DeVito, 2011 : 193) mengatakan bahwa komunikasi non-verbal menjalankan enam fungsi penting yaitu untuk menekankan, untuk melengkapi, untuk menunjukkan kontradiksi, untuk mengatur, untuk mengulangi, dan juga untuk menggantikan. a. Untuk Menekankan DeVito (2011 : 194) mengemukakan bahwa komunikasi non-verbal dapat digunakan untuk menekankan beberapa bagian dari sebuah pesan verbal. Misalnya ketika seseorang menyampaikan sebuah kabar baik, maka ia akan tersenyum untuk menekankan informasi atau kabar baik tersebut. b. Untuk Melengkapi Komunikasi non-verbal dapat digunakan untuk memperkuat suatu makna yang dikomunikasikan oleh sebuah pesan verbal. Misalnya ketika seseorang tertawa ketika sedang menceritakan sebuah hal yang lucu, atau mengernyitkan dahi ketika sedang merasa bingung. c. Untuk Menunjukkan Kontradiksi DeVito (2011 : 194) mengemukakan bahwa komunikasi non-verbal dapat digunakan untuk menunjukkan kontradiksi, yaitu dimana kita dengan sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan suatu gerakan non-verbal. Misalnya ketika seseorang mengedipkan mata kepada temannya ketika sedang mengatakan suatu hal yang yang bukan fakta. Kedipan mata tersebut mengisyaratkan kepada lawan bicaranya bahwa apa yang ia katakan tersebut tidak benar. d. Untuk Mengatur DeVito (2011 : 194) mengemukakan bahwa komunikasi

12 18 non-verbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan suatu keinginan untuk mengatur arus pesan verbal. Misalnya seperti membuat gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa kita ingin mengatakan sesuatu, atau mengangkat tangan ketika menyeberang jalan untuk mengisyaratkan pada pengemudi kendaraan untuk berhenti. e. Untuk Mengulangi DeVito (2011 : 194) menyatakan bahwa sebuah pesan verbal dapat diulangi dan dirumuskan kembali makna yang dikandungnya. Misalnya seperti ketika kita hendak mengajak teman kita untuk pergi, maka sambil kita mengucapkan pesan verbal Ayo kita pergi maka kita dapat menggerakan tangan untuk merumuskan kembali makna pesan verbal yang disampaikan tersebut. f. Untuk Menggantikan Beberapa pesan yang dikomunikasikan secara verbal dapat digantikan dengan menggunakan komunikasi non-verbal. Sebagai contoh, kita dapat mengganti kata oke dengan hanya mengacungkan ibu jari tangan Saluran Komunikasi Non-Verbal Joseph A. DeVito (2009 : 129) mengemukakan terdapat delapan saluran komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tubuh (body communication), komunikasi wajah (facial communication), komunikasi mata (eye communication), komunikasi sentuhan (touch communication), parabahasa (paralanguage), komunikasi ruang dan wilayah (spatial messages and territoriality), komunikasi artifaktual (artifactual communication), dan komunikasi waktu (temporal communication). 1. Komunikasi Tubuh (Body Communication) Komunikasi tubuh terbagi menjadi dua bagian yaitu

13 19 gerakan tubuh (body gestures), dan penampilan tubuh (body appearance). a. Gerakan Tubuh (Body Gestures) Menurut Joseph A. DeVito (2009 : 129), gerakan tubuh merupakan suatu komunikasi yang tercipta melalui pergerakan tubuh. Komunikasi melalui gerakan tubuh ini dapat diidentifikasi melalui lima gerakan tubuh yaitu emblem (emblems), illustrator, affect displays, regulators, dan adaptors. b. Penampilan Tubuh (Body Appearance) Penampilan tubuh kita tentunya merupakan suatu komunikasi non-verbal, bahkan ketika kita diam dan tidak bergerak. Sebagai contoh, seseorang mungkin tertarik pada kita karena tinggi badan kita, kulit, mata, warna rambut, dan lain sebagainya. Penampilan tubuh kita dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada seseorang. 2. Komunikasi Wajah (Facial Communication) Komunikasi wajah dapat mengkomunikasikan berbagai macam emosi yang kita rasakan. Misalnya seperti sedih, marah, terkejut, maupun senang. Komunikasi wajah terbagi menjadi dua yaitu facial management dan facial feedback. a. Facial Management DeVito (2009 : 132) mengemukakan bahwa teknik mengelola wajah (facial management techniques) dapat kita gunakan untuk mengkomunikasikan perasaan kita untuk meraih efek yang diinginkan. Sebagai contoh kita sedang merasa bahagia ketika kita sedang berkomunikasi dengan seorang teman yang sedang merasa duka karena baru saja mendapatkan

14 20 berita buruk. Tentunya pada saat itu, kita akan dapat menyembunyikan rasa bahagia kita, dan mengelola wajah kita agar tidak tersenyum dan memperlihatkan wajah yang tampak prihatin. Hal ini dilakukan karena apabila kita tetap tersenyum dan bahagia didepan teman yang sedang berduka, maka akan melanggar etika yang ada. b. Facial Feedback DeVito (2009 : 132) mengemukakan bahwa ketika kita mengekspresikan suatu emosi dengan wajah, maka efek umpan balik akan dapat teramati. Menurut DeVito, hal ini telah melahirkan apa yang disebut dengan hipotesis umpan balik wajah (facial feedback hypothesis), yang menyatakan bahwa ekspresi wajah dapat mempengaruhi gairah fisiologis kita. Seperti contohnya ketika kita melihat suatu kejadian kecelakaan, maka tentunya wajah kita akan memberikan umpan balik berupa ekspresi terkejut. Atau ketika rekan kita bercerita suatu hal yang menyedihkan, maka wajah kita akan memberikan umpan balik yaitu mimik muka yang sedih. 3. Komunikasi Mata (Eye Communication) Komunikasi mata terbagi menjadi tiga yaitu kontak mata (eye contact), penghindaran kontak mata (eye avoidance), dan pembesaran pupil mata (pupil dilation). a. Kontak Mata (Eye Contact) Kontak mata dapat digunakan untuk menyampaikan beberapa fungsi penting seperti mencari umpan balik, menginformasikan pihak lain untuk berbicara, mengisyaratkan sifat suatu hubungan, dan mengkompensasi bertambahnya jarak fisik.

15 21 b. Penghindaran Kontak Mata (Eye Avoidance) DeVito (2009 : 135) mengatakan bahwa Bila kita menghindari kontak mata atau mengalihkan pandangan kita, kita membantu orang lain menjaga privasi mereka.. Penghindaran kontak mata dilakukan misalnya ketika kita melihat seseorang yang bertengkar di muka umum. c. Pembesaran Pupil Mata (Pupil Dilation) DeVito (2009 : 135) menyatakan bahwa pupil mata dapat menunjukkan minat dan tingkat kebangkitan emosi seorang individu. Misalnya, ketika kita tertarik pada suatu hal maka pupil mata kita akan membesar. Kemudian contoh lainnya adalah ketika kita sedang terkejut, atau gembira maka ukuran pupil mata kita juga akan membesar. 4. Komunikasi Sentuhan (Touch Communication) Komunikasi sentuhan terbagi menjadi dua yaitu sentuhan (touch) dan penghindaran sentuhan (touch avoidance). a. Sentuhan (Touch) Sentuhan merupakan salah satu saluran komunikasi non-verbal. Menurut DeVito (2009 : ), sentuhan dapat mengkomunikasikan lima arti utama yaitu sebagai emosi positif, canda (playfulness), ritual, mengarahkan atau mengendalikan sesuatu, dan juga sebagai keterkaitan dengan tugas. Keterkaitan dengan tugas misalnya seperti menyentuh dahi seseorang untuk mengetahui suhu tubuhnya dan mengambil kesimpulan apakah ia sakit demam atau tidak. b. Penghindaran Sentuhan (Touch Avoidance) Andersen dan Leibowitz (DeVito, 2009 : 137) mengemukakan bahwa seseorang memang memiliki

16 22 kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh, akan tetapi seseorang juga memiliki kecenderungan untuk melakukan penghindaran sentuhan dari orang tertentu pada situasi tertentu. Misalnya ketika sedang berbicara dengan orang yang tidak dikenal di dalam sebuah angkutan umum, maka tentunya kita akan menghindari sentuhan darinya. 5. Parabahasa (Paralanguage) Parabahasa terbagi menjadi tiga yaitu tinggi rendahnya pengucapan kata (pitch), kecepatan (rate), dan volume. Menurut Argyle dan Trager (DeVito, 2009 : 234), parabahasa mencakup berbagai vokalisasi yang dilakukan oleh manusia ketika ia menangis, berbisik, mengerang, menguap, dan juga berteriak. a. Tinggi Rendahnya Pengucapan Kata (Pitch) Pitch merupakan tekanan yang kita berikan ketika sedang berbicara. Bagaimana tinggi atau rendahnya suara kita yang terdengar ketika berbicara. b. Kecepatan (Rate) Rate merupakan kecepatan yang kita gunakan saat melakukan komunikasi secara verbal. Kecepatan suara ketika berbicara merupakan salah satu saluran komunikasi non-verbal. Sebagai contoh, seseorang yang berbicara dengan cepat dapat mengartikan bahwa ia sedang tergesa-gesa atau sedang panik. c. Volume Volume suara merupakan salah satu saluran komunikasi non-verbal. Sebagai contoh, apabila seseorang berbicara dengan volume suara yang keras, maka dapat diartikan bahwa ia sedang marah atau kesal.

17 23 6. Komunikasi Ruang Dan Wilayah (Spatial Messages And Territoriality) Salah satu faktor penting dalam komunikasi interpersonal adalah ruang dan wilayah, karena penggunaan ruang tersebut mengungkapkan diri kita secara jelas seperti kita berkata-kata. a. Jarak Proksemik (Proxemic Distance) DeVito (2009 : 216) menyatakan bahwa jarak proksemik merupakan jarak ruang yang dijaga oleh manusia ketika mereka berkomunikasi. 7. Komunikasi Artifaktual (Artifactual Communication) Joseph A. DeVito (2009 : 145) menyatakan bahwa komunikasi artifaktual mengandung makna yang disampaikan melalui benda-benda. Misalnya seperti perhiasan yang digunakan, mobil yang dikendarai, telepon seluler yang digunakan, tata rias wajah, bahkan lokasi rumah juga merupakan komunikasi artifaktual. Dengan adanya komunikasi artifaktual ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi non-verbal tidak hanya dapat terjadi dalam bentuk perilaku yang dilakukan manusia. Komunikasi artifaktual terbagi menjadi tiga yaitu dekorasi ruangan (space decoration), komunikasi warna (color communication), serta pakaian dan perhiasan tubuh (clothing and body adornment). a. Dekorasi Ruangan (Space Decoration) Dekorasi ruangan tempat kita berada juga termasuk dalam saluran komunikasi non-verbal. Misalnya seperti dekorasi ruangan rumah sakit yang pada umumnya selalu minimalis dan menggunakan warnawarna yang lembut dan tidak mencolok, kemudian dekorasi taman kanak-kanak yang ceria.

18 24 b. Komunikasi Warna (Color Communication) Warna yang terdapat pada ruangan atau pakaian yang kita gunakan juga merupakan salah satu saluran (channel) komunikasi non-verbal. Seperti contohnya ketika seseorang yang sedang berduka cita maka ia akan menggunakan pakaian berwarna gelap dan cenderung menghindari pakaian yang berwarna terang. c. Pakaian dan Perhiasan Tubuh (Clothing And Body Adornment) Pakaian dan perhiasan yang digunakan oleh seseorang, maupun perhiasan tubuh, atau perhiasan yang ada di suatu ruangan merupakan saluran komunikasi nonverbal. Misalnya seseorang menggunakan banyak perhiasan berupa emas di kedua tangan dan jemarinya, hal tersebut dapat menunjukkan status sosial orang tersebut. 8. Komunikasi Waktu (Temporal Communication) DeVito (2009 : 148) menyatakan bahwa komunikasi waktu mengandung pesan yang disampaikan melalui orientasi waktu dan penggunaan waktu yang ada. a. Waktu (Time) DeVito (2009 : 243) menyatakan bahwa waktu dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu kultural dan psikologis, dimana waktu kultrual tersebut menyangkut bagaimana budaya kita mengajarkan tentang waktu, dan waktu psikologis merupakan orientasi waktu seseorang apakah masa lalu, kini, atau masa depan Motivasi Motivasi atau dalam bahasa inggris yaitu motivation merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yakni movere, yang

19 25 berarti menggerakkan. Mitchell (J. Winardi, 2011 : 1) mengungkapkan bahwa Motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan kearah tujuan tertentu. Jadi motivasi merupakan suatu proses psikologikal dalam diri manusia yang dapat menimbulkan suatu tindakan yang sukarela yang mengarah kepada suatu tujuan tertentu. Sedangkan motivasi karyawan menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (J. Winardi, 2011 : 1) yaitu Kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan korganisasian, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Dengan kata lain, motivasi karyawan merupakan kesediaan seorang karyawan untuk melakukan suatu tindakan dan upaya dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan tempat ia bekerja. Menurut Danang Sunyoto (2013 : 1), motivasi kerja adalah keadaan yang mendorong keinginan seorang individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai keinginannya. Motivasi kerja ini sangat dibutuhkan oleh setiap orang yang bekerja, karena dengan adanya motivasi kerja maka hasil dari pekerjaan yang dilakukan akan menjadi baik. Motivasi kerja yang tinggi pada setiap karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi sangat diharapkan karena dapat membantu perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuannya dengan maksimal Proses Timbulnya Motivasi Menurut Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (Sunyoto, 2013 : 8) proses timbulnya motivasi pada diri seseorang adalah gabungan dari konsep kebutuhan dorongan, tujuan, dan juga imbalan. Proses timbulnya motivasi dalam diri seseorang ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

20 26 1. Timbulnya suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan itu belum terpenuhi. 2. Apabila kebutuhan tersebut belum terpenuhi, maka seseirang itu akan mencari cara bagaimana untuk memenuhinya. 3. Untuk mencapai tujuan prestasi yang diinginkan tersebut, maka seseorang harus memiliki dan didukung oleh suatu kemampuan, keterampilan, atau pengalaman. 4. Melaksanakan evaluasi prestasi secara formal mengenai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap. 5. Seseorang akan bekerja dengan lebih baik apabila ia merasa apa yang mereka kerjakan dihargai dan diberikan penghargaan yang sesuai. 6. Dari penghargaan atau imbalan yang diterima tersebut maka seseorang akan dapat mempertimbangkan seberapa besarnya kebutuhan yang dapat dipenuhi dari penghargaan atau imbalan yang mereka terima Teori Motivasi Abraham Maslow Dalam penelitian ini, digunakan teori motivasi yang menggunakan pendekatan kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham H. Maslow. Keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow ini memiliki inti pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Masing-masing kebutuhan ini memiliki tingkatan dari yang paling atas, hingga yang paling dasar. Dimana kebutuhan yang paling mendasar merupakan kebutuhan fisiologis, kemudian diatasnya merupakan kebutuhan akan rasa aman, kemudian kebutuhan sosial, penghargaan, dan pada puncak tertingginya merupakan kebutuhan

21 27 akan aktualisasi diri. Masing-masing tingkatan dari kebutuhan dapat dilihat dengan gambar berikut: Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Abraham H. Maslow Masing-masing tingkatan dalam hirarki kebutuhan Abraham H. Maslow adalah sebagai berikut: 1. Fisiologis Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar dan pokok, seperti kebutuhan sandang dan pangan. Kebutuhan ini bersifat universal, dimana semua manusia pasti membutuhkannya. Apabila manusia belum bisa memenuhi kebutuhan ini, maka ia belum hidup secara normal. 2. Rasa Aman Kebutuhan akan keamanan dilihat dari dua aspek, yaitu keamanan secara fisik dan psikologis. Keamanan secara fisik yaitu seperti jaminan keselamatan dalam tempat kerja, keamanan dirumah, maupun dijalan. Sedangkan keamanan secara psikologis misalnya seperti perlakuan yang manusiawi dan adil di tempat kerja. Dalam dunia kerja, rasa aman dapat didapatkan dari banyak hal,

22 28 misalnya seperti keselamatan kerja, tidak adanya ancaman PHK dari perusahaan atau organisasi tempat kita bekerja. 3. Sosial Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah dipenuhi, maka seseorang hendaknya memenuhi kebutuhan sosialnya. Menurut Sondang P. Siagian (2012 : 152), kebutuhan sosial tersebut tercermin dalam empat bentuk perasaan yaitu perasaan diterima oleh orang lain dengan siapa ia bergaul dan berinteraksi dalam organisasi, harus diterima sebagai kenyataan bahwa setiap orang mempunyai jati diri yang khas dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kebutuhan akan perasaan maju, dan kebutuhan akan perasaan diikutsertakan atau sense of participation. Sebagai contoh, seseorang butuh bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungannya dan juga dengan sesama rekan kerjanya di kantor. 4. Penghargaan Kebutuhan akan penghargaan yaitu kebutuhan akan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Dengan pengakuan tersebut, maka manusia merasa memiliki harga diri. Menurut Hamzah B. Uno (2013 : 42) kebutuhan akan penghargaan apabila dikaitkan dengan dunia pekerjaan, berarti memiliki pekerjaan yang diakui sebagai pekerjaan yang bermanfaat, pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar. 5. Aktualisasi Diri Setelah seluruh kebutuhan tersebut dipenuhi, maka sampailah pada kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut J. Winardi (2011 : 16), kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan individu untuk merealisasikan potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan dan untuk menjadi kreatif dalam arti kata seluas-luasnya.

23 Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bivariat. Dimana variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Motivasi Kerja. Sedangkan variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Komunikasi Non- Verbal. Fenomena Pengaruh Komunikasi Non-Verbal Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kedutaan Besar India di Jakarta Komunikasi Non- Verbal (X) Body Facial Eye Touch Paralanguage and Silence Spatial messages Artifactual Temporal (Joseph A. DeVito) Metode Analisis Kuantitatif Digunakan untuk menguji pengaruh komunikasi nonverbal terhadap motivasi kerja pegawai Kedutaan Besar India di Jakarta Hipotesis Motivasi Kerja (Y) Fisiologis Rasa Aman Sosial Penghargaan Aktualisasi Diri (Abraham H. Maslow) Hasil Penelitian Kesimpulan dan Saran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

24 30

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang esensial dalam kehidupan manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Pada kesehariannya, seorang

Lebih terperinci

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Kecakapan Non Verbal Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Komunikasi Non-Verbal O O O Komunikasi interpersonal tidak hanya melibatkan arti kata secara eksplisit pada informasi atau pesan yang disampaikan, tetapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI NON VERBAL

KOMUNIKASI NON VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL Komunikasi nonverbal pastilah merupakan kata yang sedang populer saat ini. Setiap orang tampaknya tertarik pada pesan yang dikomunikasikan oleh gerakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Komunikasi Antarpribadi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

Session 5 Pengantar Komunikasi

Session 5 Pengantar Komunikasi Session 5 Pengantar Komunikasi Session 5 Pengantar Komunikasi Sasaran Sesi Diharapkan para manajer kampanye mampu : Memahami proses komunikasi Menjelaskan perbedaan komunikasi verbal dan non verbal Module

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Berkomunikasi Secara Nonverbal Pendahuluan Music piano TOSANDO.mp4 Analisis

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P Tipe-tipe komunikasi Puri Kusuma D.P a)komunikasi kesehatan b)komunikasi politik c) Komunikasi bisnis d)komunikasi keluarga e) dll Konteks-konteks komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial,

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan peneitian terdahulu yang dilakukan oleh Indah Wahyu (2005) dengan judul Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja pada CV. Jaya

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Setiap harinya, manusia melakukan komuikasi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan

Lebih terperinci

6/10/2012 PESAN NON VERBAL. Diyah ayu amalia avina M.Si

6/10/2012 PESAN NON VERBAL. Diyah ayu amalia avina M.Si PESAN NON VERBAL Diyah ayu amalia avina M.Si 1 Definisi Non Verbal communication 1. Behavior and elements of speech aside from the words themselves that transmit meaning. Non-verbal communication includes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet sebagai alat komunikasi telah berkembang menjadi sebuah media yang efektif dan bersifat global. Instant Messaging (pesan instan), Chatting, Facebook,

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Unsur unsur kebudayaan

Unsur unsur kebudayaan Unsur unsur kebudayaan Unsur kebudayaan Ada tujuh unsur kebudayaan, menurut C Kluckhohn: 1. Bahasa 2. Sistem pengetahuan 3. Organisasi sosial 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencaharian

Lebih terperinci

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN KOMUNIKASI MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. I. DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi berasal dari bahasa Yunani communicare atau communico yang berarti untuk

Lebih terperinci

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING 1. Topic. Persiapan pertama untuk berbicara di depan umum adalah ter fokus kepada pemilihan topik yang tepat dan menarik. Topik adalah pokok atau subjek pembicaraan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan atau organisasi yang baik untuk berkembang tentu membutuhkan adanya peran komunikasi yang lancar. Komunikasi adalah sebuah elemen penting yang akan

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST BENTUK KOMUNIKASI By : Lastry. P, SST 1. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Berfungsi : 1. Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, mamahami dan mengendalikan diri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya. mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya. mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1. Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan tolak ukur serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar yang dilakukan manusia. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada hakikatnya adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Seperti yang sudah disebutkan dalam Bab I, penelitian ini akan lebih mengacu kepada telaah tentang strategi komunikasi yang digunakan dalam mempertahan keeksistensian komunitas

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS & SOSIAL

KOMUNIKASI BISNIS & SOSIAL KOMUNIKASI BISNIS & SOSIAL Pengantar Mata Kuliah: I Gede Iwan Suryadi,SE.,MM. STMIK STIKOM BALI 2007 Pengantar Komunikasi Bisnis Memahami Komunikasi Bisnis Pengertian Komunikasi Bisnis Komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

BAB III KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB III KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BAB III KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Proses untuk mendapatkan data yang ada di pembahasan bab III ini, penulis menggunakan beberapa metode seperti wawancara dan observasi. Penulis

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi Modul ke: 11Fakultas FIKOM Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM KAP Definisi komunikasi antarpribadi dapat dijelaskan dari 3 perspektif,

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. a. Pengertian Komunikasi Interpersonal

BAB II KAJIAN TEORITIS. a. Pengertian Komunikasi Interpersonal BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Interpersonal Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu dimana

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

KONSEP DASAR KOMUNIKASI KONSEP DASAR KOMUNIKASI Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia untuk saling berinteraksi. Melalui komunikasi kita dapat memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah euforia masyarakat yang sangat mengutamakan hal yang bersifat baru dan kekinian, ilmu komunikasi seolah hadir sebagai disiplin ilmu modern yang paling

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial 3. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial 3. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. Psikologi Sosial Modul ke: Persepsi Sosial 3 Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Space Communication Penggunaan ruang akan mengungkapkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. Psikologi Sosial Modul ke: Persepsi Sosial Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Persepsi Sosial Kenyataannya, kita tidak bisa mengetahui sebenar-benarnya

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan

Lebih terperinci

BAB 2. Kajian Pustaka

BAB 2. Kajian Pustaka BAB 2 Kajian Pustaka 2.1 State of Art Pada state of the art ini, diambil beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai panduan ataupun contoh untuk penelitian yang dilakukan yang nantinya akan menjadi acuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) :

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) : PERSEPSI SOSIAL Baron & Byrne (2002) : Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: 1. Komunikasi Nonverbal 2. Atribusi perilaku 3. Pembentukan kesan

Lebih terperinci

Bahan Bacaan Komunikasi Efektif. Pengertian Komunikasi Efektif

Bahan Bacaan Komunikasi Efektif. Pengertian Komunikasi Efektif Bahan Bacaan Komunikasi Efektif Pengertian Komunikasi Efektif Semua orang dapat berkomunikasi dengan caranya masing-masing, tetapi tidak semuanya mampu berkomunikasi secara efektif. Lalu apa itu komunikasi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

PERTEMUAN VIII,IX POLA ORGANISASI DAN PROSES ORGANISASI

PERTEMUAN VIII,IX POLA ORGANISASI DAN PROSES ORGANISASI PERTEMUAN VIII,IX POLA ORGANISASI DAN PROSES ORGANISASI Pola Organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan organisasi informal. 1. Organisasi Formal, adalah organisasi yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan satu sama lain, selain makhluk sosial manusia juga membutuhkan yang namanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam video konser Super Junior bertajuk Super Show World Tour 1-5 banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam video konser Super Junior bertajuk Super Show World Tour 1-5 banyak 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam video konser Super Junior bertajuk Super Show World Tour 1-5 banyak menggunakan bahasa kinesik. Hal ini terjadi karena para penggemar berasal dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keragaman tari menjadi salah satu kekayaan Nusantara. Jenis tari tradisi di setiap daerah mempunyai fungsi sesuai dengan pola kehidupan masyarakat daerah

Lebih terperinci

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti Komunikasi & Konseling dalam Praktik Kebidanan Apa itu Komunikasi? Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif

Lebih terperinci

TEKNIK MELOBBY & PERSUASI

TEKNIK MELOBBY & PERSUASI TEKNIK MELOBBY & PERSUASI Makalah ini disamkan dihadapan peserta pengkaderan DPD Golkar DIY di Kaliurang O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350 JURUSAN KURUKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh dikatakan

Lebih terperinci

MENDENGARKAN DAN KOMUNIKASI NONVERBAL DI TEMPAT KERJA

MENDENGARKAN DAN KOMUNIKASI NONVERBAL DI TEMPAT KERJA MENDENGARKAN DAN KOMUNIKASI NONVERBAL DI TEMPAT KERJA A. Mendengarkan di Tempat Kerja Keterampilan mendengarkan adalah penting bagi kesuksesan karier, efektivitas organisasi dan kepuasan karyawan. Sejumlah

Lebih terperinci

A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I

A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I Asal kata komunikasi 1. Communis (Latin) yang berarti kebersamaan 2. Communico (Latin) yang artinya membagi Definisi Komunikasi Suatu pertukaran informasi antara

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Asrori,MA. Modul ke: Fakultas FASILKOM

KOMUNIKASI EFEKTIF DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Asrori,MA. Modul ke: Fakultas FASILKOM Modul ke: KOMUNIKASI EFEKTIF DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Fakultas FASILKOM Asrori,MA Program Studi Teknik Informatika http://www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. digunakan untuk dapat berhubungan dengan orang lain adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. digunakan untuk dapat berhubungan dengan orang lain adalah melalui BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Definisi komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung

Lebih terperinci

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi Abstrak Komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang tercipta secara non-lisan yang berlangsung

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ETIKA BERKOMUNIKASI ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 DASAR PEMIKIRAN HENDAKNYA PEMBICARAN SELALU DI DALAM KEBAIKAN (AN- NISA : 104) MENGHINDARI PERDEBATAN DAN SALING MEMBANTAH HENDAKNYA BERBICARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hal yang Peneliti coba dalami dalam skripsi ini adalah seberapa jauh seorang Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling berinteraksi, dan dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan suatu komunikasi yang baik diantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 6 SIMBOL NON-VERBAL

BAB 6 SIMBOL NON-VERBAL BAB 6 SIMBOL NON-VERBAL Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia -IPB Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini, Anda

Lebih terperinci

9. PROSES ORGANISASI

9. PROSES ORGANISASI 9. PROSES ORGANISASI Proses dalam kamus bahasa Indonesia berarti rangkaian suatu tindakan. Sedangkan proses dalam buku organisasi karangan Gibso Invancevich Donnelly adalah berkenaan dengan aktifitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010). BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1. Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal Burgoon dan Ruffner (1978) kecemasan komunikasi interpersonal adalah kondisi ketika individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini banyak pihak semakin menyadari dalam menjalankan roda organisasi baik disuatu perusahaan atau lembaga, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. oleh peneliti. Melihat hasil karya ilmiah para peneliti yang terdahulu, yang mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. oleh peneliti. Melihat hasil karya ilmiah para peneliti yang terdahulu, yang mana BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi yang diambil oleh peneliti. Melihat hasil karya ilmiah para

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n Proses Komunikasi O u t l I n e T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n T P U Diharapkan mampu ampu menjelaskan dan menerapkan konsep-konsep dasar dalam komunikasi, jenis dan teknik komunikasi,

Lebih terperinci