PENGENALAN NUKLIR DI SEKOLAH: ANALISIS MATERI NUKLIR DI KTSP FISIKA SMA DAN MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI PADA CALON GURU FISIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENALAN NUKLIR DI SEKOLAH: ANALISIS MATERI NUKLIR DI KTSP FISIKA SMA DAN MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI PADA CALON GURU FISIKA"

Transkripsi

1 PENGENALAN NUKLIR DI SEKOLAH: ANALISIS MATERI NUKLIR DI KTSP FISIKA SMA DAN MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI PADA CALON GURU FISIKA Arif Hidayat Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK PENGENALAN NUKLIR DI SEKOLAH : ANALISIS MATERI NUKLIR DI KTSP FISIKA SMA DAN MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI PADA CALON GURU FISIKA. Pengenalan nuklir di masyarakat sudah menjadi keperluan mendesak seiring dengan semakin pentingnya pengalihan orientasi energi di masa depan. Sekolah, sebagai basis mencerdaskan generasi, sekaligus pintu untuk mengenalkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang nuklir, energi nuklir dan kemanfaatannya; tentunya dengan level adaptasi materi yang sesuai bagi warga sekolah. Selain mengenalkan pengetahuan dan pemahaman itu kepada siswa, penting untuk melakukan hal yang sama bagi calon guru, yang merupakan ujung tombak di kelas. Kajian pada kurikulum nasional, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menunjukkan bahwa pengenalan nuklir di sekolah tidak harus melalui muatan lokal, karena sudah terakomodasi di KTSP fisika SMA yang meliputi gejala radioaktifitas, peluruhan, reaksi fisi dan reaksi fusi serta pengenalan reaktor nuklir. Sedangkan untuk calon guru, kajian pada salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) menunjukkan bahwa pembekalan materi terkait dengan nuklir secara spesifik ada di Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti yang merupakan mata kuliah wajib untuk calon guru fisika pada tahun ketiga. Materi yang diajarkan meliputi: pendahuluan teori atom, karakteristik inti atom, kestabilan inti, gejala radioaktifitas, peluruhan, model-model inti, peluruhan alfa, beta dan gamma, pendahuluan partikel penyusun inti, reaksi inti, reaksi berantai, fisi dan fusi, reaktor nuklir dan keselamatan nuklir. Makalah ini membahas komparasi materi yang diajarkan di sekolah dan materi yang dibekalkan kepada calon guru fisika. Analisis dilakukan dalam hal konten serta kedalaman materi untuk konten yang sama. Hasil analisis dan kesimpulannya diharapkan menjadi bahan awal dalam merumuskan model pembelajaran yang membekalkan pengetahuan nuklir kepada calon guru fisika, yang dapat menuntun untuk mengembangkan model pembelajaran ini kepada siswa di sekolah. Kata kunci : Pengenalan Nuklir, Pendahuluan Fisika Inti, Calon Guru Fisika 1. PENDAHULUAN Tujuan fundamental dari fisika nuklir adalah untuk memahami karakteristik dari materi nuklir, inti atom dan bagaimana inti tersusun atas konsituen yang lebih dasar. Fisika nuklir melibatkan penelitian fenomena beragam pada skala yang jauh berbeda, dari interaksi entitas dasar (kuark dan gluon) di dalam nukleon atau inti, pembentukan elemen melalui sintesis nuklir di bintang-bintang dan supernova, atau karakteristik panas, masalah nuklir padat seperti yang terjadi di alam semesta awal. Metode dan manfaat adanya kajian tentang fisika nuklir ini membawa dampak yang luar kepada masyarakat. Metode nuklir secara luas telah dan masih akan digunakan dalam bahan penelitian dan manufaktur. Beberapa contoh dari daftar panjang adalah: pengujian non-destruktif melalui computerized tomography atau radiografi neutron, produksi microchip padat oleh implantasi ion, dan sterilisasi panas-sensitif bahan dengan radiasi pengion. Selain itu aplikasinya juga terdapat di analisis bahan menggunakan reaksi nuklir dan hamburan Rutherford sebagai alat utama penelitian untuk analisis permukaan, katalisis, manufaktur semikonduktor, dan arkeologi. Balok partikel 357

2 dari akselerator penelitian digunakan untuk menganalisis kerusakan sirkuit mikro-elektronik disebabkan oleh radiasi kosmik atau radioaktivitas alam yang penting untuk lebih meningkatkan miniaturisasi elektronik. Teknik ultra-sensitif akselerator spektrometri massa (AMS) memainkan peran peningkatan untuk penelitian lingkungan, menyediakan data untuk studi perubahan iklim, global udara dan pola sirkulasi air, penipisan ozon stratosfir, dan pemantauan udara dan kualitas air. Teknologi nuklir juga sangat diperlukan untuk monitoring limbah radioaktif yang ada repositori. Aplikasi reaktor fisi nuklir sediakan saat ini sekitar 17 persen dari listrik dunia, sehingga mengurangi pelepasan polutan CO 2 dan lainnya. Teknik Nuklir memiliki dampak pada bentukbentuk energi lainnya produksi, termasuk eksplorasi dan pemanfaatan cadangan minyak. Teknik neutron secara rutin digunakan untuk memantau komposisi kimia dari batubara di tambang, pabrik batu bara persiapan, dan penentuan air, belerang, abu, dan kadar energi batubara. Dalam jangka panjang, termonuklir fusi masih memegang menjanjikan pasokan energi bersih yang tak akan habis, dan merupakan area yang sangat aktif penelitian dan pengembangannya. Teknik nuklir adalah dari minat khusus dalam bidang kedokteran dan biologi. Radioaktif isotop yang dihasilkan oleh akselerator atau reaktor nuklir banyak digunakan untuk pengobatan dan diagnosis, dan dalam biomedis penelitian. Pendidikan terkait dengan fisika nuklir sangat penting bukan saja dalam ranah ilmiah danrekayasa disiplin ilmu, tetapi juga nilai untuk non-ilmuwan. Pemahaman tentang nuklir dasar fisika konsep dalam kaitannya dengan dunia di sekitar membantu mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kritis diskusi di berbagai bidang seperti kebijakan energi, perlindungan lingkungan, dan keamanan nasional (OECD: 2009). 2. METODOLOGI Penelitian ini bertujuan menganalisis konten materi KTSP dan konten materi untuk calon guru fisika di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Indonesia sebagai bagian dari mengenalkan nuklir di sekolah. Focus group discussion di pilih sebagai metode penelitian dengan melibatkan guru fisika SMA, mahasiswa calon guru yang mengambil mata kuliah terkait dengan pengenalan nuklir di sekolah. Materi KTSP yang dianalisis adalah materi fisika SMA kelas XII, sedangkan materi perkuliahan terkait dengan pembekalan pemahaman terkait fisika nuklir adalah materi di mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti (FI-396) untuk mahasiswa calon guru fisika yang berada di semester VI. Komparasi konten materi dilakukan pada mata kuliah dan KTSP Fisika SMU untuk melihat kesesuaian konten dan kedalamannya, sedangkan analisis dilakukan pada pembekalan kemampuan pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di KTSP serta kemampuan calon guru yang dirumuskan di deskripsi dan silabus mata kuliah. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Mata Kuliah Calon Guru Fisika Dalam kurikulum calon guru fisika di salah satu LPTK di Indonesia menunjukkan bahwa mata kuliah terkait dengan pengenalan nuklir dan pemahamannya terdapat pada semester VII khususnya di Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti (FI-396, 3 SKS). Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang sifat-sifat inti atom, pengantar teori hamburan dan analisis spektroskopi, karakterisitik umum inti atom, karakteristik interaksi antar nukleon, model-model inti atom yang didasarkan pada karakteristik inti atom, teori peluruhan alfa, teori peluruhan beta dan teori peluruhan gamma, reaksi fisi nuklir, reaksi fusi nuklir, dan pemercepat partikel serta aplikasinya, yang pada gilirannya dapat menjadi bekal untuk memahami materi perkuliahan yang lebih lanjut. Isi dari mata kuliah ini membahas: sifatsifat inti atom yang meliputi jari-jari inti, massa dan kelimpahan, energi ikat inti, penemuan inti atom, radioaktifitas alamiah atau spontan, teori peluruhan spontan atau alamiah, potensial antar nukleon, model tetesan cair, model cangkang, magic number dalam model cangkang, sebabsebab peluruhan alfa dan konservasi energi dan momentum peluruhan alfa, identifikasi peluruhan beta, teori fermi tentang peluruhan beta dan penemuan interaksi lemah, identifikasi peluruhan gamma, transmutasi inti, karakteristik reaksi fisi terkendali dan alamiah, karakteristik fusi di matahari dan reaktor fusi dan reaktor fisi, dan synclhroton serta cyclotron. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan historis, lingkungan, inkuiri, diskusi dan tanya jawab, dan pemecahan 358

3 masalah;dengan slide powerpoint, software simulasi model fenomena inti atom, peluruhan, reaksi inti dan interaksi inti dan kunjungan ilmiah di akhir mata kuliah digunakan sebagai media pembelajarannya. Layaknya suatu mata kuliah maka kehadiran mahasiswa, tugas-tugas mahasiswa (rangkuman perkuliahan, jawaban soal-soal, makalah, presentasi, laporan kuliah lapangan, UTS dan UAS digunakan sebagai alat evaluasi yang pembobotannya disesuaikan dengan komitmen. Mata Kuliah ini dilaksanakan dalam waktui 1 semester, 16 kali pertemuan efektif (tatap muka) dengan lamanya tatap muka maksimal adalah 3 x 55 menit dengan detail pertemuan sebagai berikut: Pertemuan ke-1 : Tinjauan umum sifat-sifat inti; Pertemuan ke- 2: Penemuan Inti atom (analisis spektroskopi, scattering tinjauan klasik). Pertemuan ke-3 : Persamaan Schroodinger dalam dinamika inti atom; Pertemuan ke-4 : Radioaktifitas alamiah atau spontan ; Pertemuan ke-5 : Hukum dan Hasil Peluruhan radioaktif (aktivitas inti anak, energi ikat inti, penentuan umur berdasarkan aktifitas radioaktif); Pertemuan ke-6 : Hasil Peluruhan radioaktif (deret peluruhan dan jenis-jenis peluruhan); Pertemuan ke-7 : model-model inti (model tetesan cair dan cangkang) serta karakteristik interkasi antar nukleon; Pertemuan ke-8 : UTS; Pertemuan ke-9 : Peluruhan alfa (sebab-sebab, sistematisasi peluruhan, konservasi energi dan momentum serta detektor radioaktif ; Pertemuan ke-10 : Peluruhan β (momentum angular dan paritas, aturan seleksi, perbandingan waktu paruh dan peluruhan terlarang, serta Peluruhan β ganda); Pertemuan ke-11 : Peluruhan γ (energetika, transisi pada kuantum mekanik, momentum anguler dan aturan seleksi,, pengukuran distribusi sudut dan polarisasi) ; Pertemuan ke-12 : Interaksi si nar γ dengan materi ( radiasi elektromagnet klasik, waktu hidup emisi γ, efek fotolistrik, efek compton dan produksi pasangan); Pertemuan ke-13 : Reaksi Inti (Jenis-jenis reaksi dan hukum-hukum kekekaan, Mekanisme reaksi inti, kinematika reaksi inti, parameter reaksi, teknik eksperimen hamburan coulomb dan hamburan inti); Pertemuan ke-14: Reaksi Fisi (Karakteristik Fisi, Energi fisi, Reaksi fisi terkendali, dan Reaktor fisi); Pertemuan ke-15 : Reaksi Fusi(Proses dasar Fusi,Karakteristik Fusi, Fusi di matahari, Reaksi Fusi terkendali) dan pemercepat Partikel; Pertemuan ke-16 : UAS dan kunjungan ilmiah. Sedangkan referensi yang digunakan adalah Kenneth S. Krane (1988). Introductory Nuclear Physics.,2 nd edition, Toronto: John Willey & Son ; Irving Kaplan. The Atomic Nucleus; Atam P.A. (1966), Fundamentals of Nuclear Physics., Boston Allyn and Bacon, Inc; Robley D Evans (1982), The Atomic Nuleus., New Delhi., Tata Mc Graw Hill- Publishing Company; Muslim Zahara M, 1994, Pengantar Fisika Inti., Yogyakarta FMIPA UGM; dan Hodgson, P E, Gadioli, E, and Gadioli Erba (1997), Intruductory Nuclear Physics., London.,Clarendon Press, Oxford Mata Pelajaran Fisika SMA kelas XII- KTSP 2010 Materi pengenalan nuklir secara khusus merupakan bagian dari KTSP Fisika SMA di kelas XII SMA. Materi ini menurut KTSP 2010 dengan tujuan Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain; Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis; Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif; Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ruang lingkupnya merupakan pengkhususan IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek terkait pengenalan nuklir adalah teori atom dan radioaktifitas, dengan Standar Kompetensi : Nomor 11. menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktifitas dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari, sementara Kompetensi Dasarnya terdiri atas dua bagian yaitu: 1. Mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktifitas 2. Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. (lihat table 1) 359

4 3.2. Perbandiangan Konten Perbandingan konten yang didalami untuk siswa SMA dan calon guru fisika berdasarkan komparasi deskripsi mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti (FI396) dan KTSP Fisika SMA disajikan dalam Gambar 1 Grafik perbandingan konten tentang fisika nuklir untuk SMA dan Calon Guru Fisika Terlihat dari Gambar 1 bahwa konten untuk calon guru hampir lima kali lipat lebih banyak daripada konten untuk siswa SMA, ini menunjukkan calon guru fisika SMA dibekali dengan pemahaman keilmuan mengenai nuklir yang lebih mapan. Hal ini penting bagi guru untuk membimbing kelas dan memfasilitas diskusi yang didalamnya terdapat ruang tanyajawab siswa, terutama tentang aplikasi nuklir. Materi nuklir pada jenjang sebelumnya belum pernah ada, sehingga pada materi ini sangat dimungkinkan siswa untuk menggali pertanyaan yang multidisipliner, sehingga penting bagi guru untuk memiliki kedalaman konten yang lebih baik. Beberapa konten yang lebih dalam adalah 1. Analisis spektroskopi 2. Review persamaan schroodinger, yang sebenarnya sudah dibahas pada materi kuliah fisika modern dan pendahuluan fisika kuantum. Konten ini disarankan untuk direvisi dan diganti dengan sekilas artau review tentang partikelpartikel elementer dan familinya. Ini terkait untuk memberikan pemahaman yang utuh kepada calon guru tentang konsituen penyusun inti. 3. Peluruhan alfa, beta dan gamma yang hingga menyentuh persamaan matematis 4. Peluruhan yang menggunakan waktu paruh lebih dari satu peluruhan 5. Model-model inti, yang sama sekali tidak ada di KTSP Fisika SMA, padahal dari model-model inti inilah asumsi reaksi berantai dan massa defek dapat dijelaskan dengan baik Terkait dengan materi yang multidisipliner, khususnya pada materi aplikasi radiaoaktif dan energi nuklir dalam kehidupan sehari-hari, diperoleh dalam Gambar 2. Materi multidiscipline : Aplikasi Fisika Nuklir SMA dan Calon Guru. Dari Gambar 2 juga menunjukkan bahwa kemampuan multidisipliner yang diberikan kepada calon guru lebih dalam dari pada kepada siswa SMA. Kemampuan ini penting dalam memfasilitas lintasan belajar siswa (learning trajectories) terkait dengan pemanfaatan atau aplikasi nuklir dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan matematis dalam fisika juga memiliki posisi yang penting, akan tetapi porsi matematika ini dalam perannya diharapkan tidak menghilangkan pemahaman konsep atau mempersiulit pemahaman konsep, karena pada dasarnya rumusan matematika bertujuan untuk mempermudah pemahaman konsep. Porsi rumusan matematika dalam KTSP dan Mata Kuliah disajikan pada Gambar 3. Grafik Perbandingan konsep dan perumusan matematis konten fisika nuklir SMA-Calon Guru Gambar 3 menunjukkan bahwa untuk calon guru lebih banyak konten matematis. Hal ini sebanding dengan konten yang lebih banyak pada calon guru dibandingkan siswa SMU. sebagai contoh, pada materi peluruhan yang melibatkan waktu paru, pada siswa SMA materi dibatasi pada peluruhan satu kali, yaitu perumusan sederhana. Hal ini sebenarnya tidak selalu terjadi di alam dimana suatu materi radioaktif meluruh sekali saja dan menghasilkan unsur stabil, yang terjadi justru sebaliknya, yaitu peluruhan merupakan deret, yang meluruh berkali-kali. Rumusan untuk peluruhan lebih dari sekali ini tidak disyarakatkan di KTSP akan tetapi dibekalkan kepada calon guru dengan melibatkan Persamaan Differensial Biasa orde satu, yang metode linear sudah cukup memecahkannya. Pada kasus ini, diharapkan dapat menjadi salah satu pembekalan pengayaan kepada siswa SMA yang memiliki minat lebih mendalami fisika inti Analisis Rambu-Rambu KTSP dan Metode Pembelajaran Berdasarkan rambu-rambu yang ada dalam KTSP, bahwa : 1. Pengalaman bekerja ilmiah perlu diberikan sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan proses, bersikap ilmiah, dan menguasai konsep fisika untuk memecahkan masalah memahami konsep fisika dan mampu menyelesaikan masalah. Untuk memudahkan guru menyajikan kerja ilmiah disusun kompetensi dasar dan indikator kerja ilmiah yang pada pelaksanaannya terintegrasi dengan materi pokok. Pada suatu kegiatan pembelajaran misalnya penelitian atau percobaan tidak semua indikator kerja ilmiah harus dilakukan. Guru dapat memilih sesuai dengan kebutuhan ketersediaan alat/ bahan, kemampuan siswa, ketersediaan alokasi waktu, serta kemampuan guru. Rambu-rambu ini mengindikasikan untuk materi tertentu yang sulit dilakukan eksperimen atau praktikum semisal fisika inti dan radioaktiftas bahkan 360

5 relatif menuju kearah tidak disarankan khususnya pada materi radioaktifitas. Guru dapat mensiasati dengan melakukan demonstrasi virtual lab atau Multimedia Interaktif. Sedangkan untuk calon guru fisika masih dapat diupayakan pengukuran radioaktif menggunakan detektor yang tersedua di laboratorium fisika lanjutan dengan tingkat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan, 2. Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada belajar daripada mengajar. Kondisi ini mendudukkan guru sebagai fasilitator sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan siswa lebih aktif. Semua siswa diajak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. rambu-rambu ini mengindikasikan bahwa pembelajaran di materi fisika inti dan radioaktifitas diarahkan untuk membuat siswa menggali sebanyak-banyaknya pengalaman belajar bukan pengalaman di ajar. Ini menuntut guru sebagai fasilitator menyediakan media pembelajaran / virtual lab / simulasi yang membuat siswa dapat lebih aktif dan lebih memperdalam konsep. 3. Pada akhir semester, guru dapat memberikan tugas proyek yang perlu dikerjakan serta ditinjau ulang untuk senantiasa menyempurnakan hasil. Tugas proyek ini diharapkan menyangkut Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) secara nyata dalam konteks pengembangan teknologi sederhana, penelitian dan pengujian, pembuatan sari bacaan, pembuatan kliping, penulisan gagasan ilmiah atau sejenisnya. Terkait dengan rambu-rambu yang ini, guru dapat menguji kemampuan siswa dalam melakukan penalaran ilmiah, mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan gagasan tentang nuklir, pemanfataan energy nuklir, hingga kepada upaya edukasi masyarakat dalam memanfaatkan energy nuklir secara luas, dapat di terima dan bijak. Tabel 1. Dekripsi dan Materi Dasar Pengenalan Nuklir di Sekolah 361

6 Gambar 1. Grafik perbandingan konten tentang fisika nuklir untuk SMA dan Calon Guru Fisika. Gambar 2. Materi multidiscipline: Aplikasi Fisika Nuklir SMA dan Calon Guru. Gambar 3. Grafik Perbandingan konsep dan perumusan matematis konten fisika nuklir SMA-Calon Guru. 362

7 4. KESIMPULAN Pengenalan nuklir di sekolah memiliki peran yang penting untuk mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kritis diskusi di berbagai bidang seperti kebijakan energi, perlindungan lingkungan, dan keamanan nasional. Pengenalan melalui kurikulum sekolah (KTSP) khususnya di jenjang SMA menjadi vital, sementara pembekalan kepada calon guru sebagai fasilitator belajar siswa tidak kalah pentingnya. Disimpulkan bahwa perlu sinkronisasi antara pembekalan materi pengenalan dan pemahaman nuklir antara calon guru fisika SMA dan kurikulum fisika SMA sebagai bagian utuh dari pembelajaran di sekolah tentang pengenalan nuklir. Materi pada calon guru cenderung lebih diarahkan pada pemanfaatan energy nuklir secara bijak, aplikasi nuklir pada berbagai aspek, serta dasar fisika yang membangun pemahaman nuklir secara utuh. Sementara itu, visualisasi dalam bentuk simulasi komputer dan kunjungan ilmiah perlu digunakan sebagai media pembelajaran teori nuklir yang relative abstrak sehingga menarik minat siswa dan meningkatkan pemahaman baik untuk siswa maupun calon guru fisika. Dari hasil kajian ini perlu untuk merumuskan model pembelajaran pengenalan nuklir baik untuk calon guru fisika dan juga siswa SMA sebagai bagian dari mempersiapkan siswa dan calon guru untuk berpartisipasi dalam kritis diskusi di berbagai bidang seperti kebijakan energi, perlindungan lingkungan, dan keamanan nasional. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. OECD, The OECD Megascience Forum - Report of The Working Group on Nuclear Physics, OECD Press, Paris (2009). 2. JURDIK FISIKA, Deksripsi dan Silabus Mata Kuliah: FI396 Pendahuluan Fisika Inti (2010). 3. KEMENDIKNAS, KTSP SMA : Fisika, Jakarta (2010). 4. HIDAYAT, A., Modul Pendahuluan Fisika Inti, Bandung (2010). 5. KENNETH S. K., Introductory Nuclear Physics, 2 nd ed., John Willey & Son, Irving Kaplan, Toronto (1988). 6. THE ATOMIC NUCLEUS, ATAM, P.A., Fundamentals of Nuclear Physics, Allyn and Bacon, Inc, Boston (1966). 7. ROBLEY, D.E., The Atomic Nucleus, Tata Mc Graw Hill- Publishing Company, New Delhi (1982). 6. DISKUSI Widi Setiawan : Dari perbandingan antar fenomena riil tentang public acceptance terhadap teknologi nuklir tampak bahwa ada kemungkinan materi yang terlewat dalam proses pendidikan fisika nuklir, yaitu konsep pemanfaatan agar dampak negatif seminimal mungkin. Konsep tersebut dapat dikembangkan mulai dari kecelakaan terparah yang mungkin terjadi dalam reaksi fisi. Pendidik harus mengarah pada solusi untuk mengantisipasi hal tersebut diawali dengan konsep. Arif Hidayat : Terima kasih masukkannya, konsep dampak kecelakaan nuklir belum masuk di deskripsi mata kuliah 363

RENCANA PROGRAM SEMESTER (RPS) : Pendahuluan Fisika Inti. Semester : Genap 2016/2017

RENCANA PROGRAM SEMESTER (RPS) : Pendahuluan Fisika Inti. Semester : Genap 2016/2017 RENCANA PROGRAM SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Pendahuluan Fisika Inti Kode/ SKS : GFI 14437/ 3 SKS Semester : Genap 2016/2017 Program Studi : Pendidikan Fisika Dosen Pengasuh : 1. Dra. Murniati, M.Si 2.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Program Studi : Pendidikan Fisika/Fisika Nama Mata Kuliah :Fisika Inti Kode

Lebih terperinci

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Semester : XII / GANJIL Tahun Pelajaran : 2010/2011 Tujuan 1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran

Lebih terperinci

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS FISIKA SEKOLAH 1 FI 132 2 SKS Latar Belakang Standar Isi UU RI No. 20/2003 tentang S P N PP RI No 19/2005 tentang S N P PERMENDIKNAS No.22/2006 tentang Standar ISI IPA berkaitan dengan cara mencari tahu

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA 10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A SILABI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A SILABI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A SILABI Fakultas : FMIPA Program Studi : Kimia Mata Kuliah : Kimia Inti Jumah sks : sks Semester : 6 Mata Kuliah Prasyarat : Kimia Dasar, Kimia Fisika

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Nama Mata Kuliah : RADIOKIMIA 2. Kode / SKS : TKN 3. Prasyarat : Kimia Dasar, Fisika Dasar, Fisika Atom dan Inti 4. Status Matakuliah : Wajib 5. Deskripsi

Lebih terperinci

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan 52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

Lebih terperinci

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral) FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip fisika dapat digunakan

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 FISIKA NUKLIR Atom, Inti dan Radioaktif 1. Pekembangan Teori Atom

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1 Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA Lutfatul Latifah 1 Guru mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Imogiri Kab. Bantul ABSTRAK Fisika sebagai bagian dari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. RPKPS (Rencana Program dan Pembelajaran Semester)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. RPKPS (Rencana Program dan Pembelajaran Semester) UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA RPKPS (Rencana Program Pembelajaran Semester) FISIKA DASAR II Semester 2/3 sks/mff 1012 Oleh Muhammad Farchani Rosyid Dengan a BOPTN P3-UGM tahun anggaran

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN RPP/KIM SKM 229/ 01-02 5 September 2012 1. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/Kimia 2. Matakuliah/Kode : Radioanalisis

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA

11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA 11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga pendidikan IPA bukan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / II Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein

Lebih terperinci

PENDAHULUAN FISIKA INTI

PENDAHULUAN FISIKA INTI Dr. Tarmizi, M.Pd PENDAHULUAN FISIKA INTI Dicetak oleh : Percetakan & Penerbit SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Telp. (0651) 8012221 Email. upt.percetakan@unsyiah.ac.id Darussalam, Banda Aceh PENDAHULUAN FISIKA

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu. Sumber Belajar. Penilaian kinerja sikap, tugas dan tes tertulis

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu. Sumber Belajar. Penilaian kinerja sikap, tugas dan tes tertulis Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaran : Fisika 4 Beban : 4 sks Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor Kompetensi Dasar Indikator Materi SILABUS 1.1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA NEGERI 3 DUMAI Kelas / Semester : XII / II Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas

Lebih terperinci

Deskripsi. TELAAH KURIKULUM FISIKA SEKOLAH II / FI / 3 sks /. Semester 2

Deskripsi. TELAAH KURIKULUM FISIKA SEKOLAH II / FI / 3 sks /. Semester 2 Deskripsi TELAAH KURIKULUM FISIKA SEKOLAH II / FI / 3 sks /. Semester 2 Matakuliah ini adalah matakuliah wajib bagi program Profesi Pendidikan Guru Fisika SMA-MA merupakan salah satu Matakuliah Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-16 CAKUPAN MATERI 1. INTI ATOM 2. BILANGAN ATOM DAN BILANGAN MASSA 3. MASS DEFECT 4. RADIOAKTIVITAS 5. WAKTU PARUH

Lebih terperinci

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Pada tingkat SMA, fisika dipandang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMAN 2 SENGKANG Mata pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : XII/GENAP Alokasi Waktu : 10 x 45 menit (5 pertemuan) A. Kompetensi Inti (KI) KI-1: Menghayati

Lebih terperinci

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN (UTAMA) Mata Pelajaran (Beban) : Fisika 4 ( 4 sks) Hari/Tanggal : Rabu, 01 Desembar 2010

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN (UTAMA) Mata Pelajaran (Beban) : Fisika 4 ( 4 sks) Hari/Tanggal : Rabu, 01 Desembar 2010 J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 527115/5482914 JAKARTA BARAT

Lebih terperinci

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon di dalam inti atom yang menggunakan potensial Yukawa. 2. Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin bertambah dari tahun ke tahun, sementara sumber yang ada masih berbanding terbalik dengan kebutuhan. Walaupun energi radiasi matahari (energi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP/KIM 233/ 01 1 Februari 2013 1. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/Dik Kimia 2. Matakuliah/Kode : Kimia Inti/ KIM

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) Satuan Pendidikan : SMA Kelas/semester : XII / GANJIL Nama Kelompok :.. Nama Anggota :1... 2... 3... 4.... 5.... Judul : Fenomena Kuantum Kompetensi Inti: KI. 1: Menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga proses pembelajarannya

Lebih terperinci

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si.

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si. ENERGETIKA KESTABILAN INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id PENDAHULUAN Apakah inti yang stabil itu? Apakah inti yang tidak stabil? Bagaimana menyatakan kestabilan U-238 berdasarkan reaksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pembelajaran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan negara Republik Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur dalam batang tubuh UUD 1945

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Fisika Atom & Inti 8/14/2007 Fisika Atom Model Awal Atom Model atom J.J. Thomson Bola bermuatan positif Muatan-muatan negatif (elektron)) yang sama banyak-nya menempel

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara

54. Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara 54. Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga

Lebih terperinci

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah dengan terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini, diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 0 ) Sekolah : SMA Advent Makassar Kelas / Semester : XII/ 2 Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit I. Standar Kompetensi 4. Menunjukkan penerapan konsep

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan penting dalam pembelajaran fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan penting dalam pembelajaran fisika adalah A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu permasalahan penting dalam pembelajaran fisika adalah rendahnya kualitas pembelajaran pada berbagai jenjang pendidikan. Kualitas proses dan hasil belajar

Lebih terperinci

KIMIA (2-1)

KIMIA (2-1) 03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-4 Kimia inti Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Kimia Inti Pembentukan/penguraian

Lebih terperinci

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti

RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan mata pelajaran fisika di SMA menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 adalah sebagai wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat

Lebih terperinci

jadi olahragawan, jadi wartawan, jadi pengusaha, jadi anggota DPR, jadi menteri, atau mungkin juga jadi presiden. Bagi mereka itu pemahaman ilmu

jadi olahragawan, jadi wartawan, jadi pengusaha, jadi anggota DPR, jadi menteri, atau mungkin juga jadi presiden. Bagi mereka itu pemahaman ilmu ix K Tinjauan Mata Kuliah emajuan dalam bidang teknologi pengajaran rupanya berjalan sangat cepat. Kalau kita menengok hal itu lewat internet misalnya, sudah ada program yang dinamakan Visual Quantum Mechanics,

Lebih terperinci

SILABUS. : 2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

SILABUS. : 2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi Nama Madrasah Kelas/Semester/Th SILABUS : SMAN 1 RANTAU : 2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi 2.2

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1 Pendahuluan Tujuan perkuliahan Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1. Mengetahui gambaran perkuliahan. Mengerti konsep dari satuan alamiah dan satuan-satuan dalam fisika partikel 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara yuridis, pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di Indonesia mengacu pada Undang-Undang, Permendiknas, serta Peraturan Pemerintah. Fisika sebagai salah

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/Alat. Penilaian kinerja (sikap dan praktik), test tertulis

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/Alat. Penilaian kinerja (sikap dan praktik), test tertulis SILABUS Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XII/1 Standar Kompetensi: 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah 1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1 Xpedia Fisika Soal Fismod 1 Doc. Name: XPPHY0501 Version: 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02 : Sebuah botol tertutup berisi 100 gram iodin radioaktif. Setelah 24 hari, botol itu berisi 12,5 gram iodin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung

BAB I PENDAHULUAN. guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran sains di sekolah sampai saat ini cenderung berpusat pada guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghapal

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan radio

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI A. Materi Pembelajaran : Struktur Inti LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI B. Indikator Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi karakterisrik kestabilan inti atom 2. Menjelaskan pengertian isotop,isobar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II Dwi Nugraheni Rositawati, Tarsisius Sarkim Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dikatakan bahwa pembelajaran fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd REAKSI INTI HAMDANI, S.Pd Reaktor atom Matahari REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom akibat tumbukan dengan partikel lain atau berlangsung dengan sendirinya. isalkan

Lebih terperinci

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI REAKSI NUKLIR FUSI DISUSUN OLEH : Mohamad Yusup ( 10211077) Muhammad Ilham ( 10211078) Praba Fitra P ( 10211108) PROGAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

Lebih terperinci

INTI DAN RADIOAKTIVITAS

INTI DAN RADIOAKTIVITAS KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Disusun oleh Kelompok A 1: Siti Lailatul Arifah 12030234021/ KB 2012 Nuril Khoiriyah 12030234022/ KB 2012 Nurma Erlita Damayanti 12030234204/ KB 2012 Amardi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

Lebih terperinci

Radiologi Kedokteran Nuklir dan Radioterapi; oleh Dr. Ir. Hj Rusmini Barozi, AIM., M.M.; Daniel Kartawiguna, S.T., M.M., M.Acc. Hak Cipta 2015 pada

Radiologi Kedokteran Nuklir dan Radioterapi; oleh Dr. Ir. Hj Rusmini Barozi, AIM., M.M.; Daniel Kartawiguna, S.T., M.M., M.Acc. Hak Cipta 2015 pada Radiologi Kedokteran Nuklir dan Radioterapi; oleh Dr. Ir. Hj Rusmini Barozi, AIM., M.M.; Daniel Kartawiguna, S.T., M.M., M.Acc. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Yang Dibimbing Oleh Drs. Masjhudi, M.Pd. Oleh Kelompok

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FISIKA MODERN OLEH : Tim Penyusun PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2009 Nama Matakuliah Kode / SKS : Fisika Modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya

Lebih terperinci

8. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR FISIKA SMA/MA KELAS: X

8. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR FISIKA SMA/MA KELAS: X 8. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR FISIKA SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN Maksud dan tujuan kuliah ini adalah memberikan dasar-dasar dari fenomena radiaktivitas serta sumber radioaktif Diharapkan agar dengan pengetahuan dasar ini kita akan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK MENJELASKAN FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS UNTUK SMA KELAS XII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK MENJELASKAN FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS UNTUK SMA KELAS XII PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK MENJELASKAN FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS UNTUK SMA KELAS XII Anwar Basyari P *), Sunaryo, dan Bambang Heru Iswanto Jurusan Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMA Kelas : XII Alokasi Waktu : 1 x 45 menit A. Kompetensi Inti: KI. 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI. 2 : Menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan pembelajaran yakni membentuk peserta didik sebagai pebelajar

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan pembelajaran yakni membentuk peserta didik sebagai pebelajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran menuntut langkah kreatif guru sebagai fasilitator pembelajaran. Esensi perubahan tersebut berorientasi pada usaha pencapaian tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

Kimia Inti dan Radiokimia

Kimia Inti dan Radiokimia Kimia Inti dan Radiokimia Keradioaktifan Keradioaktifan: proses atomatom secara spontan memancarkan partikel atau sinar berenergi tinggi dari inti atom. Keradioaktifan pertama kali diamati oleh Henry Becquerel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi yang sangat cepat perlu upaya proaktif dari pemerintah seperti perubahan kurikulum sains. Perubahan kurikulum

Lebih terperinci

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6 KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun

Lebih terperinci

61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) 61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

Lebih terperinci

FISIKA SEKOLAH III I. DESKRIPSI

FISIKA SEKOLAH III I. DESKRIPSI FISIKA SEKOLAH III I. DESKRIPSI Matakuliah ini adalah salah satu Matakuliah Keakhlian Program Studi (MKKPS) kelanjutan dari matakuliah Fisika Sekolah I dan II yang berorientasi pada penguasaan materi ajar

Lebih terperinci

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diadakan dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd Inti atom Radioaktivitas Purwanti Widhy H, M.Pd bagian terkecil suatu unsur yg mrpkn suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. Bagian Atom : Elektron Proton Netron Jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), maka peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat maju dan mengikuti perkembangan jaman. Perkembangan ini menyebabkan setiap negara harus menyesuaikan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Fisika Kuantum Kode : SKS : 2 sks Semester : VIII/VII Nama Dosen : Drs. Iyon Suyana, M.Si Pustaka : Buku utama SATUAN ACARA PERKULIAHAN Standar Kompotensi : Menguasai pengetahuan yang mendalam

Lebih terperinci