BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN A."

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK Penerapan DDR Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian PTK (action research) yang menerapkan Didactical Desaign Research (DDR) pada pelaksanaan penelitiannya. a. Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Carr (dalam Mulyasa, 2012:4) mendefinisikan penelitian tindakan adalah sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah partisipan (guru, peserta didik, kepala sekolah dan partisipan lain) di dalam suatu situasi sosial (pembelajaran) yang bertujuan untuk kerasionalan dan keadilan terhadap: a) praktek sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajaran; c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya. Lebih lanjut Kemmis dan Mc. Taggart bahwa Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadaan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Arikunto, 2008:58 ). Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki situasi pembelajaran di dalam kelas. Dimana yang dititik beratkan adalah konsep bahan ajar dan praktek-praktek pembelajaran dan bukan pada penelitian terhadap suatu uji coba metode dan mentukan kelayakan suatu metode pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian dengan aksi dimana lebih menekankan kepada penelitian tentang semua hal yang 26

2 27 terjadi di dalam kelas yang tidak melulu mematok kepada penilaian guru terhadap hasil pekerjaan siswa. Penelitian tindakan kelas lebih kepada memperdalam proses belajar dan bagaimana membuat suatu aksi atau tindakan yang dapat membantu siswa dalam mengalami kesulitan belajarnya. Namun patokan siswa menjadi bisa dan faham terhadap suatu konsep materi ajar pembelajaran bukan hanya sekedar penilaian berdasarkan nilai tetapi juga kepada keaktifan siswa karena pada hakikatnya yang seharusnya diutamakan dalam praktik pembelajaran di dalam kelas adalah siswa itu sendiri. Dalam praktek peneletian tindakan kelas terdapat beberapa langkah yang biasa disebut siklus seperti yang dikemukakan oleh para peneliti. Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010:138) menyatakan bahwa penelitian tindakan memiliki bebrapa tahapan yaitu tahap pra siklus, perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Berikut adalah tahap dalam penelitian tindakan: 1. Pra-siklus Tahap ini adalah tahap dimana peneliti menentukan tentang apa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana sebuah tindakan akan dilakukan. Peneliti menentukan masalah apa yang akan diteliti dan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti. 2. Siklus I Siklus terdiri dari : a. Perencanaan Tahap perencanaan adalah tahap dimana peneliti menentukan titik fokus pada penelitian atau dalam kata lain peristiwa apa yang menjadi fokus dan yeng perlu mendapatkan perhatian khusus lalu membuat sebuah instrument berupa rancangan pembelajaran yang

3 28 membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan merekam data berupa fakta saat penelitian dan tindakan berlangsung. b. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah tahap dimana tindakan dilaksanakan atau diimplementasikan. Pada tahap ini peneliti harus melaksanakan tindakan sesuai rangcangan yang telah di buat pada tahap perencanaan namun tetapi harus berlaku wajar dan dapat melakukan sebuah perubahan atau modifikasi jika diperlukan selama tidak merubah prinsip rancangan yang telah dibuat. c. Pengamatan Pada tahap ini peneliti mengamati hasil dari pelaksanaan rancangan awal dengan kegiatan yang terjadi di dalam kelas. d. Refleksi Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah merefleksikan bagian mana dari tindakan yang dinyatakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum dinyatakan baik kemudian melanjutkan kembali pada tahap siklus selanjutnya.

4 29 Gambar 3.1 siklus penelitian tindakan Kemmis dan Mc. Taggart Dalam melaksanakan sebuah penelitian tindakan kelas diperlukan sebuah metode pembelajaran yang bertujuan untuk memperbesar peluang kemudahan bagi penelitian dan sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh seorang peneliti. Metode yang akan digunakan oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dalam praktik penelitian tindakan yang menghasilkan sebuah desain didaktik atau dalam kata lain melaksanakan penelitian PTK yang berbasis kepada DDR. Sugiyono (2012:8) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) b. Didactical Design Research (DDR) Pembelajaran gaya magnet yang akan penelitti teliti ini menggunakan desain penelitian DDR (didactical design research) seperti yang telah diungkapkan Suryadi dan Turmudi (dalam

5 30 Asulihati,2014:15) yaitu penelitian desain didaktik pada dasarnya terdiri atas tiga tahap yaitu: analisi situasi didaktis sebelum pembelajaran dan wujudnya berupa desain didaktis hipotesis termasuk ADP, analisis metapedadidaktik, dan analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesisi dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh desain didaktik empirik yang tidak menutup kemungkinan untuk terus dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut melalui tiga tahapan DDR. Pola dan hubungan yang terjadi terdapat pada konsep materi ajar dan tahap perencanaan. Tahap perencanaan adalah tahap dimana peneliti melakukan repersonalisasi diri menjadi seorang siswa SD kembali dan mencoba menganalisa letak kesulitan belajar atau learning obstacle lalu menghubungkannya dengan learning trajectory yang peneliti rasakan. Pada tahap perencanaan peneliti juga menngklasifikasikan jenis learning obstacle yang ditemukan kedalam jenis learning obstacle menurut penelitian DDR yaitu epistemological obstacle, didactical obstacle dan ontogenical obstacle. Menurut Suryadi dan Turmudi (dalam Asulihati, 2013, hlm. 4), penelitian Desain Didaktis atau Didactical Desain Reasearch (DDR), pada dasarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu: (1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (prospective analysis) yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP, (2) analisis Metapedadidaktik, dan (3) analisis retrosfektif (retrospective analysis) yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis Metapedidaktik.

6 31 Gambar 3.2 Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi Melalui tahapan diatas terbuka peluang untuk membuat modifikasi kembali desain pembelajaran magnet yang ada untuk disempurnakan dengan tujuan membantu siswa menciptakan dunia belajar yang menyenangkan. Didalam setiap proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas terdapat hubungan langsung antara guru dengan siswa, guru dengan materi, siswa dengan materi dan siswa dengan siswa lainnya. Hubungan antara Materi-Guru-Siswa digambarkan oleh Kansanen (dalam Suryadi, 110:62) sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara Siswa dan materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Hubungan didaktis terjadi antara materi dan siswa, sementara hubungan pedagogis terjadi antara siswa dan guru. Hubungan yang terjadi tersebut dijelaskan melalui gambar segitiga didaktik Kansanen yang telah dimodifikasi berikut.

7 32 Gambar 3.3 Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi c. Modifikasi PTK dalam Penerapan DDR Untuk penelitian tindakan yang menerapkan DDR terdapat beberapa hubungan yang sebenarnya masih berkaitan dengan dasar pemikiran penelitian tindakan Kemmis dan Mc. Taggart. Pada alur penelitian Didactical Design Research terdapat beberapa bagian yang saling berhubungan dari awal hingga akhir. Bagian yang dimaksud adalah tahap yang dinamakan prospektiv analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif. Pengumpulan data yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah teknik gabungan antara analisis buku sumber bacaan yang digunakan siswa di dalam kelas, wawancara langsung, tes uji kesulitan belajar siswa dan bila dimungkinkan akan melakukan wawancara mendalam terhadap guru. Peneliti akan memperhatikan setiap kegiatan yang terjadi di dalam kelas pada saat peneliti melakukan observasi learning obstacle. Mulai dari reaksi siswa di dalam kelas secara mendalam. Seperti ekspresi siswa, respon siswa dalam bentuk lisan dan tulisan di dalam kelas dan perasaan siswa dalam mempelajari materi magnet, mengapa pola belajar siswa demikian dan kemungkinan-kemungkinan cara siswa memahami materi gaya magnet dari awal kegiatan proses belajar yang terjadia sampai kepada analisis akhir kegiatan siswa sudah memahami materi magnet. Peneliti melakukan hal demikian merujuk kepada definisi teknik pengumpulan data yang di ungkapkan oleh Levina (dalam Asulihati, 2014:19) pengumpulan data pada penelitian kualitatif

8 33 dilakukan melalui studi literatur yang dilaksanakan dengan cara mengkaji sumber tertulis seperti dokumen, laporan dan artikel, dan studi lapangan dimana peneliti akan bersentuhan langsun dengan situasi lapangan yang bersifat alamiah, yaitu dengan mengamati (observasi), wawancara mendalam (bila diperlukan), diskusi kelompok dan terlibat dalam penelitian. Hal tersebut diatas terkait dengan masalah pembelajaran. Disebut dengan hubungan didaktis atau dalam kata lain bagaimana anak memahami materi. Hubungan didaktis dalam pembelajaran adalah tentang masalah anak yaitu : Analisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle) Analisis lintasan belajar siswa (learning trajectory) Pada tahap perencanaan yang harus dilaksanakan adalah analisis jenis learning obstacle dan learning trajectory. Berikut adalah beberapa cara yang akan peneliti lakukan dalam mengidentifikasi learning obstacle. Observasi langsung terhadap kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas mengenai konsep gaya magnet dan repersonalisasi rancangan awal yaitu: - Kesulitan siswa - Lintasan belajar - Konsep Hasil data yang dibuat adalah data yang berupa narasi atau deskriptif berdasarkan analisis kepada siswa yang bisa dan tidak bisa yaitu: - apa kesulitannya? - Mengapa itu terjadi? - Bagaimana membantunya?

9 34 MASALAH GURU Bagaimana mengolah materi Konsep Tujuan pembelajaran Bahan ajar Penjelasan Pertanyaan Tugas/kegiatan LKS/Media Arahan/bantuan Evaluasi - Repersonalisasi materi - Analisis SK dan KD - Mind map materi (Chapter Design) - Lesson design Prediksi dan antisipasi Gambar 3.4 Flowchart PTK penerapan DDR Hubungan guru dengan siswa atau yang disebut juga dengan hubungan pedagogis. Bagaimana guru dan siswa berinteraksi dan bagaimana siswa dengan siswa berinteraksi Luaran yang diharapkan adalah berupa analisis peta siswa yaitu: o Motivasi o Pola fikir o Keterampilan o Pemahan B. Prosedur dan Rencana Penelitian

10 35 1. Prosedur Penelitian Ada empat komponen yang menjadi konsep pokok PTK dan ada empat yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Seperti pada penelitian DDR terdapat tahap Prosfektif, Metapedadidaktik, Retrospektif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Penyetaraan Komponen PTK terhadap Komponen DDR Prasiklus Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Prosfektif Metapedadidaktik Retrosfektif Repersonali Pretest desain Flexibility Bagaimana sasi LO Chapter desain Unity hubungan desain Rekontekst ualisasi Lesson desain Choherence (observasi dengan implementasi Prediksi Respon siswa kelas) Resdesain a. Prasiklus (Prosfektif) Peneliti melakukan analisis buku teks rujukan belajar siswa. Pada tahapan ini peneliti melakukan tindakan yang disebut dengan repersonalisasi. Apa itu repersonalisasi? Repersonalisasi sendiri adalah peneliti melakukan tindakan analisis terhadap diri sendiri tentang kesulitan maupun kemudahan yang peneliti alami saat peneliti membayangkan

11 36 diri sebagai seorang anak SD yang membaca buku sumber belajar. Tahapan selanjutnya pada bagian pra implementasi adalah menganalisa dan mengumpulkan konsepsi siswa mengenai materi ajar yang telah ditentukan pada saat membuat mindmap yang bersumber dari kurikulum. Cara yang dilakukan untuk mengetahui konsepsi siswa terhadap konsep pembelajaran magnet dapat dilakukan dengan cara observasi kegiatan belajar mengajar tentang konsep magnet. Peneliti dapat menganalisa jawaban langsung yang siswa lontarkan mengenai konsep magnet saat observasi berlangsung. Mengamati cara guru mengajarkan suatu konsep pembelajaran IPA di dalam kelas. Yang dimaksud disini adalah peneliti melakukan pengamatan metapedadidaktik. Penjabaran mengenai langkah awal prospektif analisis pada tahap pra implementasi tersebut diatas bertujuan untuk mengetahui letak learning obstacle siswa terhadap suatu konsep pembelajaran IPA, jenis learning obstacle dan untuk menemukan perkiraan berapa pertemuan yang akan dilaksanakan untuk membuat anak paham mengenati konsep magnet dan mengapa harus melaksanakan pertemuan dalam jumlah yang ditentukan. b. Perencanaan (Prosfektif) Pada tahap prospektif analisis terdapat dua pembagian tahap yaitu tahap pra-implementasi dan tahap pembuatan lesson design.

12 37 Yang pertama adalah tahap pra-implementasi langkah awal yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah pemetaan kurikulum. Pemetaan kurikulum yang dimaksud adalah pembuatan peta konsep yang sering kita dengar dengan nama mindmap dimana pada mindmap tersebut terdapat gambaran jelas mengenai materi pokok yang akan diteliti dan chapter design. Pada tahap pembuatan mindmap peneliti harus memikirkan keseuaian materi yang akan diajarkan dan diteliti dengan kurikulum yang ada. Sebaiknya tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Kemudian tahap selanjutnya adalah Yang kedua adalah tahap pembuatan lesson design c. Tindakan (Metapedadidaktik) Pada tahap ini chapter design yang telah di buat pada pada tahap perencanakan dilaksanakan atau diimplementasikan di dalam kelas. Pelaksaan harus sesuai dengan desain yang telah direncanakan sebelumnya, bertindak wajar dengan jujur dan tidak dibuat-buat. Ketika kegiatan pelaksanaan tindakan peneliti sekaligus melakukan pengamatan terhadap respon siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. d. Refleksi (Retrosfektif) Tahap terakhir adalah tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis retrosfektif yaitu menganalisa kesesuaian lesson design, chapter design dengan tindakan yang

13 38 telah dilaksanakan serta kesesuaian dengan metode pembelajaran berbasis masalah. Gambar 3.5 Modifikasi Alur PTK Kemis dan Mc.Taggart dalam Penerapan DDR Pada Konsep Magnet dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah PRASIKLUS BERBASIS REPERSONALISASI MASALAH DI KELAS V SD REFLEKSI - Mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran - Mengamati cara guru mengajar dalam kelas - Merumuskan permasalah yang ditemukan

14 39 C. Subyek dan Lokasi Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa yaitu keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas

15 40 dalam kegiatan pembelajaran IPA pada konsep magnet dengan menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Masalah dikelas V SD Negeri Taman Kecamatan Taktakan, Serang-Banten dengan jumlah siswa sebanyak 45 orang, dengan jumlah siswa laki-laki 28 orang dan perempuan sebanyak 17 orang. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi untuk mengumpulakan letak learning obstacle dan mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dan bagaimana respon serta kerjasama siswa dalam menemukan masalah dan mengatasi masalah pada konsep magnet. Observasi ditujukan pada bagaimana kemampuan siswa dalam menemukan pemecahan masalah baik secara kelompok atau individu, kemampuan menyatakan pendapat atau berargumentasi dan kemampuan membuktikan kebenaran pendapat dan mempertahankan pendapatnya. Pada setiap tindakan observasi dalam proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA pada konsep magnet peneliti menagacu pada ketentuan observasi yang dijelaskan oleh Nazir dalam Rifkoh (2012:41) yaitu: Kriteria observasi yang dilakukan adalah a) pengamatan digunakan untuk penelitian dan direncanakan secara sistematik b) pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang

16 41 dirancanakan c) pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja d) pengamatan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitas. Menurut Alwasilah dalam (Rifkoh, 2012:41) observasi adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya. Berikut adalah pedoman observasi yang disusun oleh peneliti Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Fase Indikator Tingkah Laku Guru keterangan Ya tidak Orientasi siswa 1. Menjelaskan tujuan pada masalah pembelajaran logistik yang diperlukan, 2. memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Mengorganisasi 1. Membantu siswa siswa untuk mendefinisikan dan belajar masalah 2. mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Membimbing 1. Mendorong siswa untuk

17 pengalaman individual/ kelompok Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah mengumpulkan informassis yang sesuai 2. melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 1. Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, 2. membantu mereka untu berbagi tugas dengan temannya. 1. Membantu siswa untuk melakukan refleksi 2. Melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. 2. Tes hasil belajar Tes hasil belajar dilakukan setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument tes hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Membuat kisi-kisi b. Membuat tes hasil belajar sebanyak 20 soal dalam bentuk pilihan ganda berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat c. Melakukan uji coba instrument d. Menganalisis tes hasil belajar

18 43 e. Melakukan analisis tes hasil uji instrument tes yang meliputi validitas dan uji tingkat kesukaran f. Merevisi tes hasil belajar samapai didapat tes hasil belajar yang valid dan reliabel g. Melaksanakan tes hasil belajar h. Mengolah dan menganalisis tes hasil belajar Dibawah ini adalah tabel kisi-kisi soal tes hasil belajar siswa: Tabel 3.3 Kisi-kisi soal 1. Standar Kompetensi : antara gaya dan gerak energi KD Indikator Tingkat Kesukaran Soal Mendeskri 1. Menunjukka Mudah psikan n bagaimana pengaruh interaksi gaya gaya magnet magnet dan 2. Membandin Sedang hubungan gkan antar kutub interaksi kutub magnet 3. Menjelaska Sukar n hubungan Kemampuan yang Diuji Jumlah Kognitif 1 Kognitif 2 Kognitif 3 1,8,11 3 7,10,14, ,12,16 3

19 44 antara magnet yang terbesar dengan magnet buatan 4. Menunjukka Sedang 3,19 2 n bendabenda yang dapat ditarik magnet dan tidak dapat ditarik magnet 5. Mendemons Mudah 6,18 2 trasikan cara menentukan kutub magnet 6. Menjelaska Sukar 9,20 2 n cara membuat magnet 7. Menunjukka Sedang 4,15 2 n berbagai bentuk magnet

20 45 8. Menjelaska Sedang 2,13 2 n fungsi magnet dalam kehidupan sehari-hari Validitas setiap soal diperoleh dengan cara menghitung sensitivitas soal. Untuk menghitung sensitivitas tiap butir soal rumusnya adalah: Ra-Rb Sensitivity = (Groundlund, 1982) T Keterangan: Ra = jumlah siswa yang menjawab benar pada tes akhir Rb = jumlah siswa yang menjawab benar pada tes awal T = jumlah siswa yang mengikuti tes Sementara untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan persamaan berikut: B P = (Suharsimi Arikunto 2001:207) JS Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

21 46 JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi Indeks kesukaran Nilai Keterangan 1,00-0,30 Soal sukar 0,31-0,70 Soal sedang 0,71 1,00 Soal mudah Arikunto (2001:201) E. Analisis Data 1. Observasi Σ nilai semua aspek Nilai aktivitas siswa = X 100% Σ aspek 0% - 33% = kurang 33% - 66% = cukup 66 % = baik 2. Tes Sedangkan untuk menentukan rata-rata hasil tes hasil belajar pada siswa menggunakan rumus: Jumlah soal benar Skor = 100 Jumlah soal Rata-rata = Jumlah nilai siswa

22 47 Jumlah siswa Kriteria penilaian: : baik sekali : baik : cukup 0 64 : kurang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas ini menerapkan desain penelitian yang disebut didactical design research (DDR), akan dipaparkan dibawah ini. a. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Pembelajaran 1. Didactical Design Research (DDR) Penelitian ini dilakukan peneliti untuk merancang desain pembelajaran beradasarkan analisis learning obstacleyang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar proses penelitian dapat berjalan dengan mudah dan terarah maka dibutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan desain riset yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian DDR (didactical Design Research) ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pengambilan data dan tahap implementasi. Tahap pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan Didactical Design Research (DDR). Berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif berupa Penelitian Disain Didaktis (Didactical Design Research). Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab ini terdiri dari tahap- tahap yang dilakukan dalam penelitian. Tahap- tahap itu antara lain adalah desain penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen

Lebih terperinci

Adapun dalam Didactical Design Reasearch (DDR) siklus tahapannya yaitu:

Adapun dalam Didactical Design Reasearch (DDR) siklus tahapannya yaitu: 24 A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan Didactical Design Research (DDR).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. A. Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran IPA di SD adalah membentuk kemampuan memecahkan masalah. Sains bagi anak sekolah dasar adalah suatu bentuk pembelajaran dari masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah untuk merumuskan suatu desain didaktis yang didasarkan pada karakteristik hambatan belajar (learning obstacles)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Untuk mempermudah dalam proses penelitian, maka diperlukan pemilihan metode yang sesuai sehingga tujuan dari penelitian tersebut dapat tercapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tentang penerapan metode eksperimen menggunakan metode penelitian tindakan. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif

Lebih terperinci

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR Aji Setiaji Hj. Epon Nur aeni L Rosarina Giyartini UPI Kampus Tasikmalaya Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

Kata kunci: desain pembelajaran, konstruktivisme, learning obstacle, gaya magnet.

Kata kunci: desain pembelajaran, konstruktivisme, learning obstacle, gaya magnet. PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME TENTANG GAYA MAGNET DI SEKOLAH DASAR Hilda Mardiana; Drs. Edi Hendri Mulyana, M.Pd.; Drs. H. Rd. Setiawan Leo, M.Pd. PROGRAM S1 PGSD UPI TASIKMALAYA

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain research. Plomp (dalam Lidinillah, 2012, hlm. 4) mengemukakan bahwa design research adalah : Suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah untuk menyusun bahan ajar pada konsep persamaan linear satu variabel yang dapat memfasilitasi siswa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Desain Didaktis Luas Daerah Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Desain Didaktis Luas Daerah Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman belajar yang diperoleh siswa di kelas merupakan hasil dari serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Kegiatan yang dilakukan guru

Lebih terperinci

Desain Didaktis Konsep Mengukur Sudut di Kelas V Sekolah Dasar

Desain Didaktis Konsep Mengukur Sudut di Kelas V Sekolah Dasar SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Desain Didaktis Konsep Mengukur Sudut di Kelas V Sekolah Dasar Hj. Epon Nur aeni L 1, Rijal Muharram 2 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian desain didaktis (Didactical Design Research) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Suryadi & Tatang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis kualitatif yaitu penelitian tindakan kelas. Adapun model PTK yang akan peneliti adopsi pada penelitian

Lebih terperinci

DESAIN DIDAKTIS KONSEP VOLUME LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERDASARKAN LEARNING TRAJECTORY

DESAIN DIDAKTIS KONSEP VOLUME LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERDASARKAN LEARNING TRAJECTORY DESAIN DIDAKTIS KONSEP VOLUME LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERDASARKAN LEARNING TRAJECTORY Siti Sarah Didi Suryadi Siti Fatimah Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri Sukarame yang beralamat di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan membahas bagaimana tahapan alur penelitian yang akan dilakukan. Tahapan-tahapannya yaitu mulai dari metode dan desain penelitian, lokasi dan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 metode penelitian, diantaranya adalah a. Didactical Design Research (DDR) Didactical

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena 26 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, di mana salah satunya yaitu untuk mengetahui pola pikir siswa dan kesulitannya dalam menyelesaikan masalah Fisika melalui analisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi v DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melaksanakannya di salah satu sekolah lokasi PLP yaitu di SD N Sukarame yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian yang berjudul Pengembangan Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Tematik Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 Tumijajar semester ganjil pada pokok bahasan Impuls dan Momentum tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan sifat PTK dilakukan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sample Sumber Data 1. Lokasi Penelitian Penelitian DDR (Didactical Design Research), dilaksanakan di sekolah dasar yang berada di wilayah gugus V UPTD Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE & DESAIN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Creswell (2012) menyatakan bahwa metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS GURU DAN CALON GURU MATEMATIKA MENGGUNAKAN DIDACTICAL DESIGN RESEARCH (DDR)

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS GURU DAN CALON GURU MATEMATIKA MENGGUNAKAN DIDACTICAL DESIGN RESEARCH (DDR) PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS GURU DAN CALON GURU MATEMATIKA MENGGUNAKAN DIDACTICAL DESIGN RESEARCH (DDR) Kartinah Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang tina.math507@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 di SDN Pati Wetan 01 Kecamatan Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas 5 tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yakni seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Seting penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian Didactical Design Research (DDR) akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Lebakwana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang-Banten. B. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang Semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Setting penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian serta subjek penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik kelas yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 110 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut berkaitan dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 03 yang terletak di Dusun Mukus Desa Ujung-ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di SD Negeri 1 Gedong Air kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Arikunto ( 2008 : 3) PTK adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di tiga Sekolah Dasar UPTD Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di sekolah dasar wilayah gugus 2 UPTD Pendidikan Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya yaitu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK Iir Iryanti, Rustono W.S, Asep Saepulrohman Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk mengubah perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Subjek dari penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang dan Karakteristik Subyek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang diterapkan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 4 Nasol, beralamat di Desa Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Masyarakat di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitan PTK kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian melalui kerja sama antara peneliti

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME.... i ABSTRAK...... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH...... iv DAFTAR ISI......

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat diawal, diperlukan pengumpulan dan analisis data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu desain didaktis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Lebih terperinci

2015 DESAIN DIDAKTIS KONSEP ASAS BLACK DAN PERPINDAHAN KALOR BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X

2015 DESAIN DIDAKTIS KONSEP ASAS BLACK DAN PERPINDAHAN KALOR BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan era dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat pesat, dampak dari pesatnya perkembangan IPTEK tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelas V SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang. Dipilihnya. sehingga dapat mempermudah pelaksanaan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelas V SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang. Dipilihnya. sehingga dapat mempermudah pelaksanaan penelitian. 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini lokasi penelitian yang digunakan adalah di kelas V SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang. Dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tukang 02 Kabupaten Semarang pada mata pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan dengan tujuan dan kegunaan teretentu. 1 Jenis penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian, secara umum diartikan sebagai cara ilmiah dalam memperoleh dan menganaisis data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Hermawan, dkk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III tentang metode penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, karakteristik subjek penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Proses Penelitian Tindakan Kelas 1. Teknik Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap penelitian mengikuti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Riyanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Hakikat penelitian tindakan kelas adalah adanya upaya yang berupa tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas (PTK).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian tentang tindakan yang dilakukan pada

Lebih terperinci

DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR

DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR Denovi Luthfiyani, Aan Kusdiana, Seni Apriliya Program S1 PGSD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK kolaborasi. Yaitu penerapan penelitian tindakan di dalam dunia pendidikan terutama di kelas yang memposisikan guru sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rejondani Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

2 Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Degeng (Uno, 2010: 3) Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dapat dipahami

2 Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Degeng (Uno, 2010: 3) Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dapat dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perencanaan merupakan hal yang penting bagi seseorang yang akan melaksanakan suatu kegiatan. Perencanaan dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto jenis penelitian ada 3, diantaranya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto jenis penelitian ada 3, diantaranya adalah 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto jenis penelitian ada 3, diantaranya adalah penelitian tindakan. Penelitian deskriptif (description research) adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK. Menurut Hopkins (dalam Sukidin, dkk. 2002: 13) penelitian tindakan kelas (PTK) disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (class room action research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action research). PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian Tindakan Kelas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pelajaran. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 02 di Jalan Cakra Gang III Banjaran Sidomukti, Kota Salatiga. 3.2. Subjek penelitian Subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan peneliti yang bekerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain berupa Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung yang berada di Jalan Pak Gatot Raya 73s KPAD, Bandung. Subjek penelitian adalah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalaam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalaam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalaam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan merupakan upaya untuk meningktakan kinerja

Lebih terperinci