BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal abad ke 21 ini,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal abad ke 21 ini,"

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal abad ke 21 ini, perdagangan bebas sudah merupakan trend yang terus melanda perekonomian negara-negara berkembang terutama Indonesia. Banyak negara-negara maju seperti China dan Amerika yang dapat dengan bebas memasarkan hasil industrinya ke dalam negeri. Apabila hasil produksi dalam negeri mampu bersaing dengan hasil produksi negara maju maka hal tersebut tentunya tidaklah menjadi masalah. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah begitu. Hasil produksi dalam negeri banyak yang terpuruk akibat perdagangan bebas ini. Hasil-hasil produksi negara-negara maju seperti China mulai merambahi pasar nasional dengan harga yang diklaim jauh lebih murah dari produksi dalam negeri sendiri. Sebagai contoh dalam skala kecil adalah produk mainan dan elektronik yang langsung diimpor dari negeri China. Harga yang dibandrol pada produk-produk tersebut jauh lebih rendah dari produk sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Walau dengan kualitas yang lebih rendah, produk-produk ini tetap mampu mendapatkan pasarnya sendiri terutama golongan ekonomi menengah ke bawah. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab apabila kualitas yang rendah ini akan merugikan konsumen nantinya? Sementara pemerintah tak

2 2 mampu membendung arus masuk produk-produk ini karena dari segi bea masuk, produk ini lumayan memberi keuntungan, walau banyak juga produk yang diselundupkan. Isu mengenai perdagangan bebas ini kini juga mulai merambah ke sektor industri yang lebih besar. Salah satu sektor industri yang juga mulai terancam adalah produksi baja dalam negeri. Walau ancaman itu belum terjadi saat ini, desas-desus yang ada sudah mulai menyebutkan bahwa besi baja produksi negeri China akan segera masuk Indonesia dengan harga yang lebih murah dari baja produksi nasional. Apabila hal ini sampai terjadi maka tak bisa dibayangkan berapa banyak perusahaan baja nasional yang akan gulung tikar akibat kalah bersaing dengan baja impor China. Sebagai informasi tambahan, sebuah pabrik baja dapat menampung lebih dari 10 ribu pekerja. Jelas apabila ada satu saja perusahan baja yang gulung tikar, imbasnya akan berpengaruh pada sektor ekonomi nasional dalam skala yang cukup besar. Salah satu perusahaan yang turut terancam oleh kemungkinan masuknya impor baja China adalah PT. Pangeran Karang Murni yang berlokasi di Pulogadung. Perusahaan ini telah melayani kebutuhan baja nasional sejak tahun PT. Multikon, PT. Nindya Karya, PT. Total Bagun Persada, dan PT. Waskita Karya adalah beberapa dari sekian banyak perusahaan kontraktor yang mempercayakan besi baja yang mereka gunakan kepada PT. Pangeran Karang Murni. Pasar yang dicakup meliputi seluruh nusantara dan beberapa di antaranya juga diekspor ke luar negeri. Melihat pabrik dengan skala yang begitu

3 3 besar namun kurang memiliki rancangan tata letak yang memadai sehingga tidak menghasilkan jumlah produksi yang optimum, maka sangat menarik untuk memperbaiki rancangan yang sudah ada agar proses produksi dapat berjalan dengan lebih optimal. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Setelah melakukan beberapa observasi lapangan terhadap permasalahan yang ada, maka ditemukan beberapa masalah-masalah sebagai berikut: Tidak efisiennya pergerakan material yang ada sehingga terdapat proses menunggu yang seharusnya bisa dieliminasi apabila jumlah mesinnya mencukupi. Proses menunggu ini pada akhirnya tidak hanya mengurangi kuantitas produksi namun juga dapat mempengaruhi kualitas produksi. Terdapat beberapa peralatan rusak yang terbengkalai sehingga menyia-nyiakan lahan yang sekiranya dapat digunakan untuk produksi. Penempatan area mesin-mesin terkesan dipadatkan dalam area yang tersedia. Walaupun penempatan telah dilakukan guna mengurutkan proses yang ada, akan tetapi masih terdapat area mesin yang ditempatkan tidak terurut. Hal inilah yang diakibatkan oleh pemadatan area yang ada dan menyebabkan aliran proses tidak efisien.

4 4 1.3 Ruang Lingkup Agar hasil rancangan perbaikan dapat lebih optimal, maka perancangan hanya akan melingkupi hal-hal berikut ini: 1. Perancangan akan dilakukan pada PT. Pangeran Karang Murni. 2. Perancangan dilakukan pada bagian peleburan baja saja yaitu dimulai dari area penyimpanan scrap hingga penyimpanan billet. 3. Pengukuran dilakukan dengan metode langsung yaitu menggunakan stopwatch sebagai alat ukur. 4. Seluruh area non produktif yang bisa digunakan akan diperhitungkan sebagai area baru dan akan digunakan di dalam rancangan. 5. Jika di dalam perancangan tata letak fasilitas ini dibutuhkan data, yang harus dilakukan dengan perhitungan yang lebih spesifik lagi dengan menggunakan bidang keilmuan yang khusus, maka akan digunakan asumsi semisal untuk prosentase penyesuaian dan kelonggaran yang mana membutuhkan perhitungan ergonomi.

5 5 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan 1. Memperbaiki rancangan tata letak fasilitas yang efektif dan efisien pada sistem produksi PT. Pangerang Karang Murni. 2. Mengoptimalkan sumber daya yang ada, dalam hal ini adalah lahan tak terpakai guna meningkatkan produksi. 3. Memberi usulan tata letak hasil perancangan yang lebih baik kepada PT. Pangeran Karang Murni untuk dapat diterapkan pada pabrik tersebut Manfaat 1. Kegiatan dan pola aliran bahan yang lebih terencana. 2. Memperbaiki waktu baku produksi dari setiap stasiun yang ada. 3. Karyawan dapat bekerja lebih teratur dengan pola aliran baru. 4. Mengoptimalkan penggunaan lahan pabrik yang ada dengan penambahan fasilitas-fasilitas dan kelongaran-kelonggaran. 1.5 Gambaran Umum Obyek Gambaran Umum Perusahaan PT. Pangeran Karang Murni merupakan pabrik swasta nasional dengan jenis hasil industrinya berupa baja setengah jadi dalam bentuk billet. Selain itu pabrik ini juga menghasilkan profil yang sudah jadi berupa besi beton, besi siku, dan besi kanal. Semua hasil produksi dari pabrik ini dipasarkan ke seluruh Indonesia.

6 6 Lokasi dari PT. Pangeran Karang Murni terletak di Jl. Raya Bekasi Km21, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pabrik ini memilik luas areal 18,5 Ha dan berdirinya pabrik ini berdasarkan akte notaris Moh. Said Taddjoedin, no 557 tanggal 2 Februari 1972 dan mulai berproduksi pada tanggal 1 April PT. Pangeran Karang Murni menghasilkan billet baja yang panjangnya bergantung kepada pesanan. Bentuk billet baja ini adalah empat persegi panjang dan dibuat melalui proses peleburan dalam Tanur Busur Listrik (Electric Arc Furnace), yang selanjutnya dilakukan proses pencetakan billet baja secara kontinyu menggunakan Continuous Casting System. Pada saat ini tanur busur listrik boleh dikatakan merupakan teknik yang paling dapat dipercaya utnuk menghasilkan baja karbon. Dalam industriindustri baja yang besar, tanur listrik mendapatkan kepercayaan untuk dapat memenuhi kebutuhan produksi industri tersebut. Saat ini terdapat lima buah tanur busur listrik pada PT. Pangeran Karang Murni, namun pada saat ini hanya tiga buah tanur saja di antaranya yang berproduksi. Hasil rata-rata per tahun diperkirakan ton billet baja.

7 Sejarah Perkembangan Perusahaan PT. Pangeran Karang Murni (PKM) berlokasi di Pulogadung, Jakarta dan bergerak dalam bidang industri baja dengan spesifikasi produk meliputi besi beton spiral dan polos, siku dan kanal. Dengan reputasi yang baik, selama ini PT. PKM mampu memenuhi permintaan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Sebelum bernama PT. Pangeran Karang Murni, perusahaan ini bernama PT. The Master Steel Mfg. Perubahan nama dilakukan kurang lebih 10 tahun yang lalu. Namun pada saat ini kedua nama itu masih digunakan secara bersamaan. Dalam sejarah perkembangannya, PT. PKM melakukan pembangunan secara fisik untuk memenuhi secara kualitas dan kuantitas permintaan pasar. Diawali dengan persiapan lahan pada tahun 1972 s/d 1973 dan pembangunan fisik yang dilakukan pada tahun 1973 s/d Pertama kali kegiatan operasional produksi dimulai tahun Saat ini jumlah Rolling Mill yang dimiliki adalah 8 buah dengan periode pembangunan sebagai berikut: Rolling Mill 1 : 1975 Rolling Mill 2 : 1978 Rolling Mill 3 : 1979 Rolling Mill 4 : 1980 Rolling Mill 5 : 1986 Rolling Mill 6 : 1989 Rolling Mill 7 : 1990 Rolling Mill 8 : 1993

8 8 PT. PKM merupakan industri baja yang memenuhi persyaratan mutu produk baik nasional maupun internasional yang meliputi: Standard Nasional Indonesia (SNI), British Standard (BS), The American Society for Testing and Materials (ASTM) dan The Japanese Industrial Standard (JIS), Singapore Standard (SS2), New Zealand Standard, dan lain-lain. Jenis produk yang diproduksi PT. PKM hingga saat ini adalah meliputi: a. Besi beton polos (plain bars) ukuran dari Ø 6mm s/d Ø 25 mm b. Besi beton spiral/ulir (deformed bars) ukuran dari Ø 9 mm s/d Ø 40 mm c. Besi siku ( L )(equal angle bars) dari L 25mm s/d L 120 mm d. Besi kanal ( U )(U channel) dengan ukuran U 50 s/d U 250

9 Gambar 1.1 Jenis-jenis besi yang diproduksi PT. PANGERAN KARANG MURNI

10 10 Pada bulan Juni 1998, PT. PKM telah mengimplementasikan sistem mutu ISO 9002 sebagai wujud komitmen terhadap kepuasan pelanggan. Produk PT. PKM telah digunakan secara luas di berbagai proyek konstruksi sepanjang nusantara. Proyek besar maupun kecil, di kota maupun di pelosok, proyek umum maupun pribadi, pembangunan mal maupun rumah, jembatan maupun pencakar langit, produk PT. PKM berperan besar dalam pembangunan bangsa. Berikut adalah beberapa proyek yang menggunakan produk PT. PKM: - PT. ANANTAGRAHA : Ruko Cempaka Mas - PT. CAYACO ANUGRAH : WTC Mangga Dua MARGANA : Gudang Garam - Pasuruan - PT. HANBO HANDAI TAULAN J.O : Fly Over, Jembatan Tiga dan Tomang Highway - PT. JAYA KONSTRUKSI : Bintaro Trade Centre Sahid Hotel - PT. LAYLA CORPORATION : Hotel Novotel - PT. LIPPO KARAWACI : WTC Serpong - PT. MATARAM MAJU : Nusa Kirana - PT. MULIA INTAN LESTARI : Wisma Atlet Senayan Mall Taman Anggrek - PT. MULTIKON : ITC Mangga Dua Menara Da Vinci

11 11 Kemang Plaza Gedung Multikon Pulogadung Trade Centre Lap Parkir Megamall Pluit - PT. NINDYA KARYA : Sirkuit Balap Mobil Sentul - PT. PP. TAISEI : Mega Mall Pluit Pantai Mutiara Marina Tower Rusun Muara Indah, Jakarta - PT. SANGGARCIPTA : Wisma Mulia I Gedung Mulia, Gatot Subroto - PT. TOTAL BANGUN PERSADA : Ramayana Kampus B Trisakti, Grogol Kedutaan Besar Rusia P & K Jl Jend Sudirman TRANS TV, Tendean ITC Cempaka Mas Carrefour Puri Mas ITC Kuningan STC Senayan BiNus Senayan YAI Salemba BiNus Simprug

12 12 Wisma Tendean BCA Wahid Hasyim RS Gading Pluit, Jakarta Islamic Center Modern Land, Tanggerang - PT. WASKITA KARYA : Jembatan Cicalengka IPB Semen Nusantara Century Garden Daichi Hotel, Senen RS Husada Gedung Perum Angkasa Pura Airport Sukarno Hatta Pelabuhan Ikan Muara Angke Kelapa Gading Trade Centre Univeritas Tarumanegara Fly Over Daan Mogot Senayan City, Jakarta RS Islam Tunjangan Plaza, Surabaya Prince Hotel, Yogyakarta - PT. WIJAYA KUSUMA : Toyota Astra Motor Sunter

13 13 CONTRACTOR - PT. PP : UI, Depok Gedung KONI Senaya Taman Rasuna, Kuningan Gedung JASARAHARJA Kelapa Gading Mall Ruko Gading Batavia - PT. ADHI KARYA : Rumah Susun Kemayoran

14 Visi dan Misi Perusahaan Dengan fasilitas lengkap dan modern, ditunjang dengan pengalaman lebih dari 3 dekade dan pengetahuan teknologi pembuatan baja yang up-todate, PT. PKM menjunjung tinggi KUALITAS produksi melalui Quality Control (QC) yang sangat ketat dan komprehensif. Mulai dari seleksi besi tua sampai produk akhir yang kami produksi, semuanya dimonitor dalam prosedur QC yang sangat ketat dan berkesinambungan. PT. PKM percaya bahwa kualitas dan kepuasan konsumen berhubungan erat dengan kualitas produk-produknya, harga yang kompetitif, dan pelayanan customer service yang memuaskan. Ketiga unsur ini merupakan visi dan misi yang menjadikan PT. PKM produsen terbesar besi baja jenis long-product di Indonesia. Mereka percaya bahwa konsumen yang puas akan kembali tanpa diminta, dan berkat kepercayaan dan kesetiaan konsumen-konsumen dalam negeri maupun luar negeri, PT. PKM dapat berkembang dan menduduki posisi utama sekarang ini. Sistem Manajemen PT. PKM telah disertifikasi oleh IQNet dan Kema dalam ISO 9002:2000 (reg# 79966), dan produk PT. PKM memiliki sertifikasi SNI yang terdaftar di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (No.SNI: ). Produk PT. PKM juga telah diterima dan diadopsi oleh negara-negara maju seperti Singapura, Hong Kong, Australia, Amerika Serikat, dan lain-lain. Suatu bukti bahwa produk PT. PKM berkelas

15 15 internasional yang menjadi kebanggaan konsumen pengguna produk PT. PKM Struktur Organisasi Pimpinan perusahaan yang ada pada pada PT. PKM dipegang oleh pemilik perusahaan dengan seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Management Representative dan membawahi beberapa Divisi yaitu Divisi Pembelian, Divisi Pabrik, Divisi Keuangan, dan Divisi Pemasaran. Di antara empat Divisi di atas, Divisi yang paling menonjol dan lebih berstruktur adalah Divisi Pabrik. Divisi ini dikepalai oleh seorang manajer pabrik yang membawahi empat Departemen yaitu Departemen Produksi, Departemen Maintenance, Departemen Gudang dan Departement Personalia. Di sinilah saya melihat perbedaan yang menonjol antara teori yang di dapat dengan kenyataan di lapangan. PT. PKM tidak memiliki struktur organisasi yang umum dan tidak terlalu mengikuti struktur organisasi yang umum. Hal ini dikarenakan PT. PKM merupakan perusahaan manufaktur dan memiliki fokus pengendalian pada lantai produksi sehingga kekuatan organisasinya lebih diarahkan untuk lantai produksinya.

16 Fasilitas Umum Perusahaan 1. Musholla 2. Klinik 3. Koperasi 4. Mess Proses Produksi Perusahaan Secara umum, proses produksi yang ada terbagi menjadi 7 langkah yaitu: 1. Pengisian Material 2. Periode Pemanasan (Penetrasi) 3. Periode Pencairan Isi Tanur 4. Periode Pemurnian (Refining) 5. Periode Penuangan (Pouring) 6. Periode Penahanan Suhu Tuang 7. Periode Pencetakan Gambar 1.2 Salah satu proses produksi periode penuangan

17 17 Sedangkan pada proses pencetakan sendiri terbagi lagi ke dalam 6 langkah: 1. Penuangan cairan baja ke dalam tundish 2. Penuangan cairan baja dari tundish ke mould 3. Penarikan billet dari mould oleh dummy bar 4. Penuntunan billet oleh strand guide 5. Pelurusan billet oleh withdrawal / straightening unit 6. Pemotongan billet Gambar 1.3 Salah satu proses produksi periode pencetakan Peralatan Yang Dipakai Terdapat banyak sekali peralatan atau mesin yang dipakai di dalam proses produksi besi baja ini. Namun dari banyak mesin yang dipakai, hanya ada dua mesin utama yang akan dibahas dan menjadi pertimbangan dalam perancangan tata letak fasilitas yang akan dilakukan.

18 Electric Arc Furnace (Tungku Busur Listrik) Prinsip kerja pembuatan baja dengan Electric Arc Furnace (EAF) adalah merubah energi listrik menjadi energi panas, melalui aliran listrik yang dialiri pada 3 buah elektroda, sehingga terjadi loncatan busur api yang mempunyai panas dan daya yang sangat tinggi. Bentuk EAF menyerupai mangkuk yang ditutup di bagian atasnya dengan sebuah penutup. Energi panas diperoleh dari energi PLN yang kemudian ditransfer melalui transformator sehingga tegangan naik dan arus yang tepat untuk proses peleburan dapat dicapai. Gambar 1.4 Deskripsi Komponen EAF

19 19 Spesifikasi EAF : Merk Negara pembuat : NISSEI : Jepang Tahun pembuatan : 1983 Type : STC 480 Shell diameter Melting capacity Transformer Capacity Electrode diameter Jumlah fase Bahan tahan api Electrode control system Furnace tilt : 4800 mm : 40 ton (35-45 ton) : MVA : inch : 3 buah : Jenis basa : Panel merk SINKO, Japan. : Oil hydraulic cylinder system Tilt angle : Tapping side = 40 : Slag door = 15 Furnace roof lifting and swinging Electrode lifting Electrode adjustment Door control : by oil hydrolic system : AC motor drive system : Thyristor System : by pneumatic cylinder

20 20 Gambar 1.5 EAF Side View Continuous Casting Machine Continuous Casting Machine adalah peralatan yang berfungsi untuk mencetak baja cair hasil akhir dari tanur listrik (EAF) menjadi ingot baja jenis billet. Menurut Kalpakjian (1995, p159), Continuous Casting Machine diciptakan pada tahun 1860an. Continuous atau strand casting pertama kali dikembangkan untuk pencetakan kawat logam nonferrous. Proses ini sekarang digunakan untuk produksi baja dengan efisiensi dan produksi utama serta pengurangan ongkos produksi yang siknifikan. Strand adalah jalur tempat billet keluar dari mould (cetakan) dimana billet akan terbentuk secara kontinyu. Tiap strand pada mesin memiliki penampang mould dengan tebal 100 mm, lebar 100 mm, dan panjang 600 mm, atau dapat pula dibuat billet sesuai dengan pesanan.

21 21 Bagian-bagian yang menunjang dari proses pencetakan ini yaitu: a. Mould (cetakan) b. Ladle c. Tundish d. Tundish Car e. Overflow Gutter f. Slag Vessel g. Emergency Launder h. Strand Guide i. Withdrawal dan Straightening unit j. Intermediate Roller Table k. Cutting Machine l. Discharge Roller Table m. Cooling Bed n. Dummy Bar o. Water Supply System Gambar 1.6 Prinsip kerja dari Continuous Casting Machine

22 22 Gambar 1.7 Discharge Roller Table, bagian dari CCM Gambar 1.8 Cooling Table

23 Reheating Furnace Reheating Furnace adalah sebuah tungku yang digunakan untuk memanaskan ulang billet yang telah dingin, sebelum dimasukkan ke dalam Rolling Mill. Jumlah dari reheating furnace ini disamakan dengan jumlah Gambar 1.9 Reheating Furnace (1) dari rolling mill yang ada. Dengan kata lain, setiap rolling mill yang ada akan memiliki satu reheating furnace. Gambar 1.10 Reheating Furnace (2)

24 Rolling Mill Pada bagian rolling mill inilah produk dihasilkan. Billet-billet hasil produksi Continuous Casting Machine dipanaskan kembali pada reheating furnace agar billet menjadi panas dan dapat dibentuk kembali. Menurut Turner (1993, p59-60), rolling adalah operasi penekanan dimana logam terulur atau memanjang ketika melewati dua atau lebih roller, roller pembentuk sudah umum digunakan pada manufaktur dalam variasi bentuk yang berbeda, sebagai contoh adalah bentuk I beam. Gambar 1.11 Prinsip kerja rolling

25 Gambar 1.12 Situasi kerja pada bagian Rolling Mill. Terlihat billet-billet yang berpijar setelah dipanaskan kembali oleh reheating furnace. Billet-billet tersebut akan di-rolling hingga menjadi bentuk yang diinginkan seperti besi kanal atau bahkan begitu tipis hingga menjadi besi beton. 25

26 Bahan Baku Perusahaan Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses peleburan pada tanur listrik secara umum terbagi atas kategori bahan baku utama dan bahan tambahan Bahan Baku Utama Yaitu bahan baku yang diperlukan untuk memperoleh baja cair, misalnya: 1. Scrap Besi (Iron) 2. Scrap Baja (Steel) 3. Pig Iron Yang dimaksud dengan scrap besi dan scrap baja di sini adalah bekas dari suatu konstruksi atau peralatan yang sudah tidak berfungsi lagi. Scrap juga dipakai oleh pabrik-pabrik yang menggunakan tanur busur listrik. Scrap merupakan sampah besi, yang mana kualitas unsur tembaga (Cu) dan timah (Sn) yang ada tidak dapat dihilangkan. Gambar 1.13 Scrap pada PT. PKM (1)

27 Bahan Tambahan (Alloy) dan Bahan Flux Yaitu bahan yang ditambahkan sebagai bahan paduan untuk mendapatkan komposisi baja cair yang diinginkan. Bahan tambahan juga merupakan faktor penunjang yang turut pula menentukan mutu dari hasil produk. Berikut adalah contoh dari bahan-bahan tambahan: a. Batu Kapur dan Kapur Berfungsi sebagai pengikat unsur-unsur yang tidak dikehendaki dalam cairan baja. Batu kapur ini berwarna putih dan sukar larut dalam air. Batu kapur ini akan bereaksi dan menimbulkan gas CO 2 seraya mengambil panas sehingga efisiensi panas akan menurun. b. Kokas/Breeze/Carbon Berfungsi untuk menambah kadar karbon, membantu pemanasan dan mengikat oksigen yang masih ada di dalam cairan baja. c. Grafit dan Potongan Elektroda Grafit merupakan zat arang (karbon) murni. Grafit dan potongan elektroda berfungsi untuk menambah kadar karbon dalam telaga logam. d. Oksigen Berfungsi untuk mengurangi kadar karbon serta membantu pemanasan di dalam peleburan baja. e. Serbuk Bekas Padi (Sekam Padi)

28 28 Berguna untuk menjaga agar cairan baja yang ada pada ladle tidak hilang. Serbuk ini ditaburkan pada permukaan cairan baja yang ada pada ladle. Gambar 1.14 Scrap pada PT. PKM (2)

Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material pada PT. PANGERAN KARANG MURNI

Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material pada PT. PANGERAN KARANG MURNI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

baja siku, As di luar negeri. praktis adalah

baja siku, As di luar negeri. praktis adalah P T. Growth Sumatraa Industry adalah perusahaan industri baja yang dibangun dan beroperasi sejak tahun 1970. Pabrik yang luasnya sekitar 10 hektar ini terletak di Jalan K.L. Yos Sudarso Km.10 Medan Belawan

Lebih terperinci

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang berkembang, Indonesia berusaha keras dalam memajukan sektor perindustrian agar dapat bersaing dengan Negara lain di dunia Internasional, terutama

Lebih terperinci

Kelonggaran (%) Faktor Contoh pekerjaan. A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita

Kelonggaran (%) Faktor Contoh pekerjaan. A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran (%) A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita 1Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk tanpa beban 0,0-6,0 0,0-6,0 2 Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS INVESTASI YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS INVESTASI YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS INVESTASI YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Terletak di Jakarta Utara, pabrik accupied 4,6 hektar lahan, PT. INTERWORLDSTEELMILLSIndonesia didirikan pada tahun 1970 sebagai sebuah perusahaan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI. BAJA PROFIL KANAL U PROSES CANAI PANAS (BjP Kanal U) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI. BAJA PROFIL KANAL U PROSES CANAI PANAS (BjP Kanal U) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN Halaman : 1 dari 5 NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI 1. Permohonan Sesuai Persyaratan Permohonan yang tercantum dalam Prosedur Penanganan Permohonan Sertifikasi (PrM-7.1) 2. Tipe Sertifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Sejarah Perusahaan Berdiri dengan nama PT. Indoaluminium Intikarsa Industri atau sering disebut dengan PT. 3I, pada tanggal 17 April 1990 dalam rangka Penanaman Modal Dalam

Lebih terperinci

ASSOSIASI MASYARAKAT BAJA INDONESIA (AMBI)

ASSOSIASI MASYARAKAT BAJA INDONESIA (AMBI) ASSOSIASI MASYARAKAT BAJA INDONESIA (AMBI) KICK OF MEETING DAN PELATIHAN PELAKSANA DAN PENGAWAS PEMBANGUNAN RUSUNAWA T.A. 2012 Pengenalan Material Baja Oleh : Sjafei Amri Ketua III Bidang Standardisasi

Lebih terperinci

1. Fabrikasi Struktur Baja

1. Fabrikasi Struktur Baja 1. Fabrikasi Struktur Baja Pengertian proses fabrikasi komponen struktur baja secara umum adalahsuatu proses pembuatan komponen-komponen struktur baja dari bahanprofil baja dan atau plat baja. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014 Kg/Kapita BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri baja merupakan salah satu industri pendukung pembangunan nasional yang sesuai dengan rencana strategis yang sedang direncanakan oleh Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014

BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014 BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014 Video Hot Rolling pabrik DELI Baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos dan sirip yang digunakan untuk penulangan beton, yang

Lebih terperinci

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) Standar Nasional Indonesia Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya teknologi maka industri pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Karena pesatnya kemajuan teknologi, maka banyak sekali

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing perusahaan berupaya untuk menguasai pangsa pasar sebesar-besarnya guna memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Cendana Baru merupakan usaha yang bergerak dibidang perancangan alat yang didirikan oleh Bapak Tut Wuri Handayani, S.T sejak tahun 1990. CV.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan

Lebih terperinci

PT Bhirawa Steel Surabaya adalah rolling mill modern di Indonesia, produsen baja tulangan dengan pengalaman lebih dari 4 DEKADE (mulai 1973 sekarang)

PT Bhirawa Steel Surabaya adalah rolling mill modern di Indonesia, produsen baja tulangan dengan pengalaman lebih dari 4 DEKADE (mulai 1973 sekarang) PT Bhirawa Steel Surabaya adalah rolling mill modern di Indonesia, produsen baja tulangan dengan pengalaman lebih dari 4 DEKADE (mulai 1973 sekarang) untuk komitmen dan konsistensi produk, yang selalu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki) Standar Nasional Indonesia Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Purna Baja Heckett Cilegon

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Purna Baja Heckett Cilegon BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Purna Baja Heckett Cilegon Pada awalnya PT Krakatau Steel Cilegon dalam upaya pengadaan bahan baku berupa scrap dan pembersihan sisa sisa hasil produksinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan

Lebih terperinci

Metode Evaluasi dan Penilaian. Audio/Video. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor: 0-100(PAN)

Metode Evaluasi dan Penilaian. Audio/Video. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor: 0-100(PAN) Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi dan industri yang semakin tahun semakin bergerak maju. Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang pesat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai sekitar 5% pertumbuhan tiap tahunnya (www.indexmundi.com) menunjukkan bahwa industri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2014 KEMENPERIN. Daur Ulang. Bahan Baku. Peleburan Baja. Industri. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/M-IND/PER/7/2014 TENTANG BAHAN BAKU

Lebih terperinci

TIDAK RAHASIA ESSENTIAL FACT

TIDAK RAHASIA ESSENTIAL FACT ESSENTIAL FACT A. PENDAHULUAN A.1. Latar Belakang 1. Pada tanggal 15 Januari 2014, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) menerima permohonan dari PT. Gunung Garuda (selanjutnya disebut Pemohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus oleh spesimen selama uji tarik dan dipisahkan oleh daerah penampang lintang yang asli. Kekuatan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN JADWAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN GABUNGAN SUB KOMPONEN WATER COOLING PANEL DENGAN KRITERIA MINIMISASI EKSPEKTASI TOTAL BIAYA PERAWATAN DI PT. INTER WORLD STEEL MILLS INDONESIA Fifi Herni Mustofa 1*, Kusmaningrum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan harga kebutuhan bahan baku produksi langsung maupun tidak langsung belum stabil bahkan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007) BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

Peran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA LOGO. Dalam Pelaksanaan Standardisasi

Peran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA LOGO. Dalam Pelaksanaan Standardisasi LOGO Peran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA Dalam Pelaksanaan Standardisasi SURABAYA, 20 Oktober 2016 Sejarah Add Your Text Add Your Text Add Your Text LAB. KIMIA LAB. PENCEMARAN LAB. FISIKA LAB. ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL)

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL) PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sidang Sarjana Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Mas Permai adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan oleh karena maraknya bisnis properti yang cukup mendominasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan PT. Growth Sumatra Industry adalah salah satu badan usaha penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang terdapat di Sumatera Utara perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT KYODA MAS MULIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part yang memiliki pasar sasaran baik untuk domestik maupun mancanegara. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting jika

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting jika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat maka kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting jika suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Usaha perdagangan produk logam kuningan sudah ditekuni oleh pemilik perusahan semenjak tahun 2001, dimana pada saat itu hanya melayani penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI

PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI + Minyak Sintetik (minyak bakar) E88 Carbon Briket CB88 Gas Sintetik Steel Wire Scrap (Kawat Besi Baja) PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI Jl. Manisrenggo Km. 4,5 Prambanan, Klaten, Jawa Tengah T. 0274-7459008

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2017 877 Ekuitas Per 31

Lebih terperinci

PT KMI Wire and Cable Tbk

PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2018 PT KMI Wire and Cable Tbk Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2018 895 Ekuitas Per 31

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Andini Sarana didirikan pada tanggal 31 Mei 1983 oleh Drg. John Takili dengan menempati sebuah garasi dengan beberapa mesin sederhana dan 6 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 menyebabkan tekanan besar pada harga komoditas dagang dan permintaan sumber daya alam. Dampak tekanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Mulai Pengumpulan Data-data Soil Investigation di Wilayah DKI Jakarta Cek Apakah Terdapat Data Sondir? Tidak Ya Pengelompokan Data Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Profil Kami Visi & Misi Training & Development Jasa Kami Pengalaman Kami Struktur Organisasi Klien Kami Legalitas Kontak Kami

Daftar Isi. Profil Kami Visi & Misi Training & Development Jasa Kami Pengalaman Kami Struktur Organisasi Klien Kami Legalitas Kontak Kami COMPANY PROFILE Daftar Isi Profil Kami Visi & Misi Training & Development Jasa Kami Pengalaman Kami Struktur Organisasi Klien Kami Legalitas Kontak Kami Profil Kami Perusahaan yang di dalamnya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa masalah yang biasa dihadapi oleh sebagian industri manufaktur di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak sempurna atau

Lebih terperinci

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) Standar Nasional Indonesia Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu

Lebih terperinci

PRODUK PT BETON ELEMENINDO PERKASA

PRODUK PT BETON ELEMENINDO PERKASA PRODUK PT BETON ELEMENINDO PERKASA Hollow Core Slab (HCS) Half Slab Tiang Pancang Pagar Beton Kanstein U-Ditch PRODUK PRECAST PESANAN KHUSUS Panel Fasade Molis Sun Screen UGM Yogyakarta Bantalan Kereta

Lebih terperinci

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan ICS 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk 1 Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2017 877 Ekuitas Per

Lebih terperinci

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik 1. Mesin Las 2. Kabel Las 3. Pemegang Elektroda 4. Elektroda (Electrode) 5. Bahan Tambah (Fluks) Mesin Las Mesin las busur nyala listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri, teknologi konstruksi merupakan salah satu teknologi yang memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan manusia. Perkembangannya

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN ELEKTRONIK DI KUNINGAN JAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN STRUKTUR HIGH-TECH

PUSAT PERBELANJAAN ELEKTRONIK DI KUNINGAN JAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN STRUKTUR HIGH-TECH LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PERBELANJAAN ELEKTRONIK DI KUNINGAN JAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN STRUKTUR HIGH-TECH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

COMPANY PROFILE SUMBER SARANA MAKMUR MATERIAL BUILDING SUPLIER - CONTRAKTOR

COMPANY PROFILE SUMBER SARANA MAKMUR MATERIAL BUILDING SUPLIER - CONTRAKTOR SUMBER SARANA MAKMUR MATERIAL BUILDING SUPLIER CONTRAKTOR KATA PENGANTAR Berawal dari beberapa tahun sebelumnya, kami membangun kepercayaan konsumen melalui Resaller di seluruh Indonesia. Melalui Door

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar perusahaan meningkat pesat, era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan manusia dalam bidang industri semakin besar. kebutuhan akan material besi dalam bentuk baja dan besi cor juga

Lebih terperinci

The Best Solution for The Drainage Project

The Best Solution for The Drainage Project SPESIALIS KOMPONEN DRAINASE PROYEK The Best Solution for The Drainage Project CV. FAJAR TEKNIK UTAMA SIUP : 01304/10-12/PK/XI/2015 TDP : 10.24.3.46.09457 Jl. Pilar Utara Tengah No. 05 RT. 02/12 Ds. Cibiru

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini perindustrian sepeda motor telah mengalami perkembangan yang spektakuler. Walaupun pernah mengalami keterpurukan yang sangat kritis dengan penurunan penjualan

Lebih terperinci

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja 1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja Pembuatan Baja diawali dengan membuat besi kasar (pig iron) di dapur tinggi (blast furnace) di Gbr.1.1 Besi oksida (umumnya, Hematite Fe 2 O 3 atau Magnetite,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batangkuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia sekarang ini tak lepas dengan transportasi. Transportasi menjadi kebutuhan yang sangat penting karena dapat menghubungkan satu daerah ke daerah lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012, sesuai data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API TUGAS AKHIR PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API Disusun : Adi Pria Yuana NIM : D 200.04.0003 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM BAB VI L O G A M Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing. PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA Idris Prasojo 23411466 Teknik Mesin Dr.-Ing. Mohamad Yamin Latar Belakang Berkembangnya teknologi pada industri kereta api. Beragam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Listrik di Indonesia. Sumber: website PT. PLN (2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Listrik di Indonesia. Sumber: website PT. PLN (2013) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, listrik di Indonesia dikelola oleh PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara. Sumber pembangkit tenaga listrik yang diusahakan oleh PT. PLN (Persero) sampai sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA Paper of The Month PM3I Agustus 2017 ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK BAJA HRC DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA ADDIN HADINATA A Teknik Metalurgi UNTIRTA I. Latar Belakang Hot Strip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Yasunli Abadi Utama Plastic berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi dalam memproduksi peralatanperalatan elektronik

Lebih terperinci

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta mengalami permasalahan rumit sebagaimana halnya dialami kota-kota besar lainnya di dunia. Harus diakui betapa sulit menyediakan kebutuhan akan ruang untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas perkebunan terdiri dari tanaman tahunan atau tanaman keras (perennial crops) dan tanaman setahun/semusim (seasonal crops). Tanaman keras utama adalah kelapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Permasalahan industri Kandungan unsur Pb yang tinggi dalam tembaga blister Studi literatur Perilaku unsur timbal dalam tanur anoda Perilaku

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 5 2012, No.155 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/M- IND/PER/1/2012 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGURANGAN EMISI CO 2INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015 Paparan Publik Tahunan Jakarta, 11 Agustus 2015 KAPASITAS PRODUKSI 2015 Produk Peleburan Metric Ton/Tahun Kawat Tembaga 15,000 MT Kawat Aluminium 12,000 MT Produk Kabel Kabel Listrik Tembaga 26,000 MT

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 ALUR PROSES ZINC CAN Zinc Ingot Zinc Furnace Proses Peleburan Zinc Proses Casting Proses Rolling Proses Drawing Proses Cutting Proses Coil Aging Zinc Slug Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan kerja merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Penjadwalan kerja akan berhasil bila didukung dengan pengumpulan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di indonesia. BUMN yang didirikan pada tahun 1971, PT Krakatau Steel adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam, Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang

Lebih terperinci

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA Leonardo Krisnanto Wijono 1, Gerry Febrian Ongko 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Perkembangan bangunan industri membutuhkan permukaan lantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries. SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries 21 Mei 2015 Yang Saya Hormati: 1. Walikota Bekasi; 2. CEO dan Direksi PT. Bakrie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perkembangan sektor industri nasional. Kualitas daya yang baik pada

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perkembangan sektor industri nasional. Kualitas daya yang baik pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tersedianya tenaga listrik merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang perkembangan sektor industri nasional. Kualitas daya yang baik pada suatu sistem tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat persaingan yang mana dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat persaingan yang mana dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman alih teknologi seperti sekarang ini perkembangan industri meningkat begitu cepat. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat persaingan yang mana dapat menjadi

Lebih terperinci