Perbaikan Kualitas Sayuran Berdasarkan Preferensi Konsumen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbaikan Kualitas Sayuran Berdasarkan Preferensi Konsumen"

Transkripsi

1

2 Monograf No. 17 ISBN : Perbaikan Kualitas Sayuran Berdasarkan Oleh : Mieke Ameriana BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 1998

3 Monograf No. 17 ISBN : Perbaikan kulitas sayuran berdasarkan preferensi konsumen i x + 20 halaman, 16,5 cm x 21,6 cm, cetakan pertama pada tahun Penerbitan buku ini dibiayai oleh APBN Tahun Anggaran Oleh : Mieke Ameriana Dewan Redaksi : Rofik Sinung Basuki dan Ati Srie Duriat Redaksi Pelaksana : Tonny K. Moekasan, Nano Kahono, Wahjuliana M. dan Wida Rahayu Tata Letak : Wahjuliana M. dan Wida Rahayu Kulit Muka : Koelsi Pasca Panen Alamat Penerbit : BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang - Bandung Telepon : ; Fax. : e.mail : ivegri@balitsa.or.id website :

4 KATA PENGANTAR Tantangan jangka pendek dan jangka panjang bagi lembaga penelitian sayuran adalah menciptakan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas produk sayuran. Rekayasa teknologi harus diarahkan untuk mendapatkan teknologi tepat guna yang memenuhi kriteria kelayakan teknis, ekonomi, sosial dan kelestarian lingkungan. Dalam kaitan ini, penciptaan varietas baru memegang peranan yang sangat penting sebagai penentu awal terwujudnya keberlanjutan sistem produksi sayuran yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Penggunaan varietas unggul sayuran merupakan teknologi andalan untuk meningkatkan produktivitas sayuran serta pendapatan dan kesejahteraan produsen/petani. Teknologi ini seringkali dipilih sebagai alternatif terbaik karena dianggap lebih aman bagi lingkungan dan relatif murah bagi petani. Namun demikian, pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam penciptaan varietas baru sayuran seringkali masih terlalu menekankan pada berbagai kriteria yang bersifat teknis. Kriteria tersebut di antaranya adalah daya hasil tinggi, ketahanan terhadap hama penyakit dan ketahanan terhadap cekaman lingkungan. Rendahnya adopsi petani terhadap bebrapa verietas baru sayuran yang telah dilepas terdahulu merupakan suatu idikasi bahwa kriteria di atas ternyata belum cukup lengkap. Salah satu hal yang seringkali terluput dari perhatian adalah aspek kepentingan langsung pengguna yang terefleksi dari preferensi konsumen. Aspek ini dapat digunakan untuk melengkapi kriteria teknis perancangan teknologi agar teknologi yang dihasilkan, khususnya varietas baru sayuran, memiliki dampak guna laksana yang tinggi. Balai Penelitian Tanaman Sayuran v

5 Penelitian preferensi menyangkut komoditas bawang merah, bawang putih, cabai, kentang, tomat dan kacang panjang telah dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Informasi yang diperoleh dari berbagai penelitian tersebut dikompilasi dan diringkas dalam bentuk monograf. Monograf ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses perbaikan kualitas komoditas sayuran. Saran dan kritik untuk perbaikan isi monograf ini sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penulisan monograf ini, kami mengucapkan terima kasih. Lembang, Desember 1998 Kepala Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Dr. Ati Srie Duriat NIP Balai Penelitian Tanaman Sayuran vi

6 DAFTAR ISI Bab Halaman KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL Vii PENDAHULUAN 1 PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS SAYURAN 3 a. Bawang Merah.. 3 b. Bawang Putih 4 c. Kentang. 5 d. Cabai Merah. 8 e. Tomat. 11 f. Kacang Panjang.. 13 PERBAIKAN KUALITAS SAYURAN 14 VARIETAS TEMUAN BALITSA 17 a. Bawang Merah.. 17 b. Kentang. 17 c. Cabai Merah. 18 d. Tomat. 18 DAFTAR PUSTAKA.. 19 Balai Penelitian Tanaman Sayuran vii

7 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1. Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas bawang putih 5 2. Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas kentang Standard kualitas kentang untuk kebutuhan industri kripik french fries Preferensi konsumen rumah tangga dan konsumen lembaga (hotel, restoran, dan rumah sakit) terhadap kualitas cabai merah Standard kualitas cabai merah untuk kebutuhan bahan baku industri Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas tomat buah Spesifikasi pasta tomat untuk kebutuhan industri Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas kacang panjang Urutan prioritas perbaikan kulitas pada beberapa jenis sayuran berdasarkan preferensi konsumen rumah tangga Balai Penelitian Tanaman Sayuran viii

8 PENDAHULUAN Dalam upaya pengembangan sub sektor hortikultura, khususnya sayuran, lembaga penelitian dituntut untuk menghasilkan berbagai teknologi baru. Salah satu bentuk teknologi yang merupakan sasaran prioritas bagi lembaga penelitian adalah varietas unggul. Perbaikan genetik tanaman sayuran masih merupakan pendekatan yang paling efektif untuk mendapatkan varietas unggul dengan kestabilan hasil panen. Proses penciptaan suatu varietas unggul sayuran memerlukan investasi yang tidak sedikit, baik dalam hal waktu, tenaga maupun biaya. Suatu varietas dikategorikan sebagai varietas unggul jika memiliki kelebihan satu atau berbagai superiority dari varietas yang sudah ada, seperti daya hasil tinggi, daya adaptasi luas atau ketahanan terhadap hama penyakit. Aspek lain yang bersifat esensial dan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan preferensi pengguna. Kelengkapan kriteria ini penting sekali untuk menghidarkan kemungkinan dihasilkannya varietas yang kurang mendapat respon dari petani (tingkat adopsinya rendah) atau varietas yang tidak sesuai dengan permintaan pasar. Dikaitkan dengan era perdagangan bebas kriteria varietas yang sesuai dengan keinginan pasar terjadi semakin penting artinya, karna varietas-varietas terpilih akan mampu bersaing di pasar domestik mapun pasar internasional. Pertumbuhan ekonomi tidak saja mendorong terjadinya perubahan pola konsumsi, tetapi juga memamcu permitaan terhadap produk-produk pangan atau bahan baku yang jenisnya semakin beragam. Hal ini menyebabkan berkembangnya segmen-segmen konsumen tertentu dengan permintaan produk sayuran yang bersifat spesifik. Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1

9 Secara umum konsumen di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi konsumen rumah tangga, konsumen lembaga dan industri. Pengelompokkan tersebut didasarkan pada perbedaan tujuan pengguna sayuran dalam konsumsi sehari-hari, contohnya menu masakan yang disajikan oleh rumah tangga berbeda dengan menu yang disajikan oleh lembaga. Rumah tangga merupakan konsumen yang paling besar, dalam arti segmen konsumen ini jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan segmen konsumen lainnya, di samping jenis sayuran yang dikonsumsi sangat bervariasi. Rumah tangga dapat dikategorikan sebagai kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari anggota keluarga, akan tetapi Schiffman dan Kanuk (1987) mengkategorikan rumah tangga sebagai konsumen perseorangan. Walaupun ibu rumah tangga sangat berperan dalam menentukan jenis serta kualitas sayuran yang akan dikonsumsi, tetapi keputusan yang diambil umumnya sudah mempertimbangkan keinginan dari anggota keluarganya. Lembaga dapat dikategorikan sebagai konsumen organisasi, yaitu konsumen yang membeli barang untuk kebutuhan organisasi, sebagai contoh adalah hotel, restoran dan rumah sakit. Konsumen lembaga sifatnya khusus karena segmen konsumen ini melayani pengunjung yang seringkali mempunyai keinginan yang khusus terhadap menu makanan yang disajikan. Untuk menyajikan menu makanan tersebut, tidak jarang konsumen lembaga membutuhkan kualitas sayuran yang lebih spesifik. Berbeda dengan konsumen rumah tangga dan lembaga, industri menggunakan sayuran sebagai bahan baku untuk diolah menjadi produk tertentu. Keberadaan industri merupakan pencerminan pengembangan produk pertanian yang dapat memberikan nilai tambah bagi produk yang bersangkutan, berkembang mengikuti perkembangan pasar. Berdasarkan jenis produk yang diproduksi oleh industri pengolah, bahan baku yang diperlukan juga harus memenuhi kriteria tertentu, agar mutu produk akhir tetap terjaga. Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2

10 PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS SAYURAN Kualitas produk yang disukai oleh konsumen dapat diartikan sebagai produk yang dapat memenuhi fungsinya, yaitu dapat memuaskan keinginan/kebutuhan konsumen (Kotler 1991). Untuk mempelajari karakteristik kualitas suatu produk yang diinginkan oleh konsumen, pengkajian terhadap perilaku konsumen merupakan hal yang sangat penting. Konsep yang memberikan penjelasan mengenai perilaku konsumen dikenal sebagai konsep sifat-sifat produk. Konsep ini menganggap bahwa konsumen memandang suatu produk sebagai kesatuan dari ciri-ciri tertentu, yang dikenal dengan petunjuk kualitas. Petunjuk kualitas ini merupakan stimulus yang bersifat informatif bagi konsumen, berhubungan dengan produk dan dapat diketahui oleh konsumen melalui panca indera. Melalui petunjuk kualitas ini konsumen dapat menilai apakah suatu produk mempunyai kualitas yang sesuai dengan preferensinya atau tidak. a. Bawang Merah Bawang merah banyak digunakan oleh konsumen sebagai pelengkap bumbu masak, hampir semua jenis masakan terutama masakan tradisional menggunakan bawang merah, Hasil survai pad tahun 1990 menunjukkan bahwa konsumen rumah tangga di daerah perkotaan menggunakan bawang merah sebanyak 7,22-12,1 gr/hari/kapita (Ameriana et al. 1991). Petunjuk kualitas yang paling diperhatikan oleh konsumen rumah tangga adalah ukuran umbi serta warna kulit, setelah itu konsumen baru memperhatikan tingkat kekeringan, aroma, kekerasan daging serta ketebalan kulitnya (Ameriana et al. 1991). Hasil penelitian menunjukkan Balai Penelitian Tanaman Sayuran 3

11 bahwa konsumen rumah tangga menyukai umbi yang berukuran besar dan berbentuk bulat, berwarna kulit merah keunguna, daging keras, kulit tipis, keadaan kering dan beraroma sedang (Ameriana et al. 1991). Konsumen rumah tangga lebih menyukai umbi yang berukuran besar, karena faktor kemudahan dalam pengupasan dan pengolahan, terutama jika bawang merah tersebut harus diiris terlebih dahulu. Sementara itu, warna kulit yang merah keunguan dianggap lebih menarik. Bawang merah yang keras lebih disukai oleh konsumen rumah tangga, adapun yang dimaksud keras di sini adalah daging bawang merah yang renyah sehingga apabila ditumbuk mudah pecah dan cepat halus sehingga memudahkan dalam pengolahannya. Lain halnya dengan bawang merah yang lunak (kenyal) lebih sukar untuk ditumbuk, Tingkat kekeringan sangat erat kaitannya dengan ketahanan simpan dari bawang merah, menurut konsumen bawang merah yang kering lebih tahan lama untuk disimpan dari pada yang bash, hal ini sangat penting bagi konsumen terutama jika mereka membeli dalam jumalh yang banyak untuk persediaan. Aroma bawang merah yang disukai oleh konsumen adalah aroma yang sedang. Konsumen kurang menyukai aroma yang terlalu kuat (menyengat) karena hal ini dapat menyebabkan mata pedih selama pengolahannya, sedangkan aroma yang kurang kuat menyebabkan masakan kurang enak. b. Bawang Putih Seperti halnya bawang merah, bawang putihpun oleh konsumen rumah tangga digunakan sebagai pelengkap bumbu masak. Jumlah bawang merah yang dikonsumsi oleh rumah tangga golongan menengah atas lebih banyak (1,29-2,01 gram/kapita/hari) dibandingkan dengan rumah tangga golongan menengah bawah (0,34-0,58 gram/per kapita/hari). Rumah tangga golongan menengah-atas selalu menggunakan bawang putih pada setiap menu masakannya, di samping Balai Penelitian Tanaman Sayuran 4

12 itu jumlah menu masakan yang disajikan sehari-hari sangat bervariasi, sedangkan rumah tangga golongan menengah-bawah sangat selektif dalam menggunakan bawang putih, tidak semua menu masakan menggunakan bawang putih di samping jumlah menu yang disajikan juga terbatas. Hal-hal inilah yang membedakan jumlah bawang putih yang dikonsumsi pada kedua golongan rumah tangga tersebut. Tabel 1. Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas bawang putih Petunjuk kualitas Ukuran umbi Ketebalan kulit Warna kulit Warna daging Kekerasan daging Aroma Preferensi konsumen Besar Tipis Putih Putih kekuningan Sedang sedang Sumber : Ameriana et al. (1990) Dari Tabel 2 dapat dilihat preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas bawang putih. Dari keenam petunjuk kualitas yang ada pada bawang putih, ukuran umbi dan aroma merupakan dua petunjuk kualitas yang paling diperhatikan oleh konsumen rumah tangga, baik golongan memengah-bawah maupun menengah-atas. Menurut konsumen, umbi yang berukuran besar dapat mempermudah proses pengolahannya, terutama pada saat pengupasan, sedangkan aroma sangat penting bagi konsumen karena tujuan penggunaan bawang putih pada masakan adalah untuk mempermudah aroma khas bawang putih. c. Kentang Kentang sering dikonsumsi oleh rumah tangga dalam menu masakan seperti perkedel, sambal goreng kentang atau sop, bahkan Balai Penelitian Tanaman Sayuran 5

13 kadang-kadang kentang ini dikonsumsi sebagai pengganti nasi dalam bentuk kentang goreng/kentang rebus. Hasil survai menunjukkan bahwa kentang di daerah perkotaan seperti Kodya Bandung dikonsumsi oleh rumah tangga dengan frekuensi 1-4 kali/bulan (Sulistyowati et al. 1997). Produk kentang terdiri dari seperangkat petunjuk kualitas yang secara garus besar dapat dikelompokkan menjadi petunjuk kualitas bagian luar, bagian dalam serta rasa. Dari ketiga petunjuk kualitas tersebut rasa merupakan petunjuk kualitas yang paling penting bagi konsumen rumah tangga, setelah itu bagin dalam, sedangkan bagian luar kurang penting dibandingkan petunjuk kualitas lainnya (Ameriana, et al. 1997). Petunjuk kualitas yang lebih spesifik, yiatu rasa getir, rasa manis dan tekstur umbi, sedangkan bagian dalam hanya terdiri dari warna daging saja. Walaupun petunjuk kualitas bagian luar yang terdiri dari warna kulit, bentuk umbi, ukuran umbi, jumlah mata dan kedalam mata kurang merupakan informasi yang kurang penting bagi konsumen, namun konsumen mempunyai preferensi tertentu terhadap masingmasing pentujuk kualitas tersebut (Tabel 2). Kentang juga dikonsumsi oleh konsumen lembaga seperti hotel, restoran dan rumah sakit. Dari hasil penelitian tampaknya kualitas yang diinginkan oleh ketiga konsumen lembaga tersebut relatif hampir sama. Demikian juga jika dibandingkan dengan konsumen rumah tangga, kualitas yang diinginkan oleh konsumen lembaga hampir sama, hanya hotel dan restoran menginginkan kentang yang ukurannya lebih besar (diameter 7-8 cm). Balai Penelitian Tanaman Sayuran 6

14 Tabel 2. Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas kentang Petunjuk Kualitas Preferensi konsumen Pengukur fisik/kimia Hasil pengukuran fisik/kimia Satuan Tekstur umbi empuk Pati 9,69-10,69 % Rasa manis agak manis Gula reduksi 0,08-0,16 % Rasa getir Tidak getir Warna daging Kekuningan Bentuk umbi Oval Warna kulit Kuning kecoklatan Kedalaman mata Dangkal Jumlah mata Sedikit Ukuran umbi Sedang Diameter umbi 5-6 cm Sumber : Sulistyowati et al. (1996) dan Ameriana et al. (1998) Selain dikonsumsi langsung oleh rumah tangga dan lembaga, kentang juga digunakan sebagai bahan baku industri. Hasil olahan kentang yang sangat populer dan banyak dikonsumsi adalah keripik kentang, baik yang dihasilkan secara tradisional maupun non tradisional (Adiyoga et al. 1995). Spesifikasi kualitas kentang untuk industri ini sedikit berbeda dengan rumah tangga maupun lembaga, tampaknya untuk industri spesific gravity dan kandungan bahan padat sangat penting, karena menyangkut kualitas kentang olahan yang dihasilkan (Tabel 4). Selain keripik kentang, kentang goreng ( french fries ) juga cukup digemari oleh konsumen di Indonesia. Namun demikian french fries tersebut masih diperoleh dengan cara import, karena kentang yang diproduksi di Indonesia di Indonesia seperti Granola hasilnya kurang bagus untuk pembuatan french fries. Untuk pembuatan french fries ini, kentang yang diinginkan mempunyai specific gravity dan total bahan padat yang lebih besar dibandingkan dengan kentang untuk pembuatan Balai Penelitian Tanaman Sayuran 7

15 keripik (Tabel 3). Sementara ini kentang yang cocok untuk french fries adalah Russet Burbank. Tabel 3. Standard kualitas kentang untuk kebutuhan industri keripik dan french fries No. Karakter kualitas Standar keripik kentang 1. Ukuran umbi Diameter 5-7 cm Standar French fries <170 gram 20% gram 40% > 284 gram 40% Variasi ukuran 5% 2. Specific gravity 1,067% 1,081 (minimal 1,079) 3. Total bahan padat 16,7 % 21 % (minimal 20,5%) 4. Bentuk umbi Oval Oval 5. Uji goreng : Tingkat kerusakan Maksimal 16% - 6. Kedalaman mata - dangkal Sumber : PT Indofood d. Cabai Merah Cabai merah dikonsumsi oleh konsumen rumah tangga sebagai bumbu masak, baik ditumbuk maupun diiris. Petunjuk kualitas pada cabai merah dapat dibedakan menjadi petunjuk kualitas bagian luar, bagian dalam dan rasa, pada penelitian terdahulu aroma dijadikan indikator untuk mengukur preferensi konsumen terhadap rasa cabai merah. Hasil penelitian preferensi konsumen di tingkat rumah tangga menunjukkan bahwa rasa dan bagian luar (warna buah, ukuran buah, bentuk buah dan permukaan kulit) merupakan petunjuk kualitas yang dianggap penting oleh konsumen dalam menilai kualitas cabai merah secara keseluruhan. Preferensi konsumen rumah tangga dan konsumen lembaga tercantum pada Tabel 4. Balai Penelitian Tanaman Sayuran 8

16 Tabel 4. Preferensi konsumen rumah tangga dan konsumen lembaga (hotel, restoran dan rumah sakit) terhadap kualitas cabai merah Petunjuk kualitas Preferensi konsumen rumah tangga Preferensi konsumen lembaga (hotel, restoran, rumah sakit) Warna kulit Merah tua Merah terang Ukuran buah Sedang Sedang-besar Bentuk buah Lurus Lurus Permukaan kulit Halus Halus Kekerasan buah Agak keras Sedang Kepedasan Agak pedas Tidak pedas-sedang Sumber : Sulistyowati et al. (1997) dan Soetiarso et al. (1994) Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas cabai merah sedikit berbeda dibandingkan dengan konsumen lembaga, terutama pada warna kulit, kekerasan buah dan tingkat kepedasan. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh perbedaan tujuan penggunaan cabai merah dari masing-masing tipe konsumen, contohnya rumah sakit menginginkan cabai yang tidak pedas karena menu makanan yang disediakan harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Pada tingkat industri cabai merah sebagai bahan baku dalam bentuk segar atau kering. Untuk industri skala besar kuantitas pasokan cabai merah segar sekitar kg per bulan dan cabai kering antara kg per bulan, industri skala menengah memerlukan pasokan cabai segar sebanyak kg per bulan, sedangkan untuk industri kecil skal kecil hanya memerlukan pasokan cabai merah segar sebanyak kg per bulan (Soetiarso dan Ameriana 1996). Balai Penelitian Tanaman Sayuran 9

17 Spesifikasi produk cabai merah segar dan cabai kering yang diinginkan oleh industri tercantum pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 tersebut terlihat bahwa kualitas cabai merah yang diinginkan oleh industri tidak terbatas pada penampilan fisik saja tetapi juga menyangkut kandungan kimianya. Cabai merah segar biasanya digunakan oleh industri untuk pembuatan sambal kering baik digunakan untuk pembuatan saus sebab akan mempengaruhi kualitas saus yang dihasilkan, seperti rasa aroma yang kurang enak serta produk menjadi mudah berjemur. Tabel 5. Standard kualitas cabai merah untuk kebutuhan bahan baku industri Petunjuk kualitas Cabai merah segar Cabai merah kering Warna Merah, variasi 5% Merah Rasa Pedas 0,3% Pedas Aroma Khas Khas Kebusukan Maksimal 0,1% Maksimal 0,1% Kekeringan/layu Maksimal 5% - Kotoran Maksimal 1% Maksimal 0,1% Kadar air 70-80% Maksimal 12% Logam berat (ppm): Pb Cu Zn Hg Sn As Mikrobiologi (kol/gr): Yeast Mould Coliform E. colli Maksimal 2,0 Maksimal 5,0 Maksimal 40 Maksimal 0,03 Maksimal 40 Maksimal 1,0 Maks 1,0 x 10 3 Maks 1,0 x 10 4 Maks 1,0 x 10 3 negatif Balai Penelitian Tanaman Sayuran 10

18 Sumber : PT Indofood Pada industri yang memproduksi saus untuk konsumen menengahbawah, biasanya bahan baku yang digunakan dicampur dengan cabai rawit yang berwarna merah, untuk itu industri skala besar memerlukan pasokan cabai rawit sebesar kg per bulan, sedangkan industri menengah memerlukan pasokan sebesar kg per bulan. e. Tomat Rumah tangga sering mengkonsumsi tomat sebagai pelengkap bumbu masak atau dimakan segar sebagai pengganti buah-buahan. Petunjuk kualitas pada buah tomat dapat dikelompokkan menjadi petunjuk kualitas bagian luar (warna kulit, bentuk buah, ukuran buah dan kekerasan), bagian dalam (ketebalan daging, jumlah biji dan keadaan lendir) dan rasa (rasa manis, rasa asam, kekenyalan dan jumlah air buah). Dari tiga petunjuk kualitas tersebut ternyata yang paling diperhatikan oleh konsumen adalah petunjuk kualitas rasa, setelah itu baru petunjuk kualitas bagian luar, sedangkan bagian dalam kurang diperhatikan. Preferensi konsumen rumah tangga terhadap masingmasing petunjuk kualitas tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas tomat buah Petunjuk kualitas Preferensi konsumen Alat ukur fisik/kimia Hasil pengukuran fisik/kimia Satuan Warna kulit Merah terang CBT color chart Kekerasan buah Sedang Phenetrometer Mm/50 g/10 det Bentuk Agak oval Sphericity indeks Ukuran Agak besar Volume Cm 3 Rasa manis Manis Gula reduksi 4,25-5 % Rasa asam Tidak asam Kadar total asam 0,34-0,37 % Kekenyalan Renyah Balai Penelitian Tanaman Sayuran 11

19 Jumlah air buah Banyak Kandungan air % Sumber : Ameriana, 1995 Selain dimakan dalam bentuk segar, tomat juga dapat dikonsumsi dalam bentuk hasil olahan, seperti saus tomat, sarden, minuman segar dan sebagainya. Untuk pembuatan saus tomat dan sarden, industri menggunakan bahan baku pasta tomat, yang sampai saat ini masih import dari Turki, dan Cina. Spesifikasi untuk pasta tomat yang diinginkan oleh industri tercantum pada Tabel 7. Selain itu beberapa industri telah menggunakan tomat segar sebagai campuran bahan baku pada bumbu masak yang siap dipakai. Untuk produk tersebut, quality control yang dilakukan oleh industri tidak terlalu ketat, spesifikasi yang diminta adalah tomat yang berwarna merah-oranye (color chart 6-7), tidak busuk, tidak bertangkai dan bijinya tidak terlalu banyak. Dalam hal ini varietas artaloka dianggap cukup memenuhi kriteria yang diinginkan. Tabel 7. Spesifikasi pasta tomat untuk kebutuhan industri Petunjuk kualitas Standard industri Warna Merah Aroma dan rasa Normal Total asam 1,8 2,2% PH 3,8 4,4 Brix 28,0-30,0 Pengawetan Negatif Pewarna tambahan Negatif Pb 1,0 ppm Cu 50,0 ppm Zn 40,0 ppm Sn 40,0 ppm Hg 0,03 ppm Arsen 1,0 ppm TVC Maks 1,0 x 10 4 koloni/gr Yeast Maks 5,0 x 10 1 koloni/gr Coliform Maks 2,0 x 10 1 Balai Penelitian Tanaman Sayuran 12

20 E. coli Negatif Sumber : Pt Indofood f. Kacang panjang Kacang panjang termasuk jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh rumah tangga, berdasarkan hasil survai terhadap sejumlah konsumen rumah tangga di Jawa Barat, ternyata kacang panjang ini dikonsumsi oleh rumah tangga dengan frekuensi 2-3 kali per minggu. Konsumen rumah tangga mempunyai preferensi tertentu terhadap kualitas kacang panjang tersebut dan hasil penelitiannya tercantum pada Tabel 8. Tabel 8. Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kulitas kacang panjang Petunjuk kualitas Warna polong Kematangan polong Panjang polong Bentuk polong Diameter polong Permukaan polong Kerenyahan polong Rasa polong Jumlah biji Ketebalan daging Preferensi konsumen Hijau muda Sedang Sedang (40-60 cm) Bulat Sedang (0,5-1 cm) Halus mengkilap Renyah Manis Sedang-banyak Sedang-tebal Sumber : Soetiarso (1996) Balai Penelitian Tanaman Sayuran 13

21 PERBAIKAN KUALITAS SAYURAN Perbaikan kualitas merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam proses perakitan varietas baru, di samping potensi hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit dan sebagainya. Beragamnya tipe konsumen yang mengkonsumsi sayuran menyababkan dalam perbaikan kualitas sayuran perlu difikirkan tentang pengembangan varietas yang lebih spesifik yang sesuai dengan kebutuhan masingmasing tipe konsumen. Namun demikian dari penelitian preferensi konsumen, tampaknya untuk konsumen lembaga (hotel, restoran dan rumah sakit) tidak memerlukan varietas sayuran yang lebih spesifik, mengingat kuantitas permintaan konsumen lembaga untuk sayuran sangat kecil dibandingkan dengan konsumen rumah tangga. Sebagai contoh restoran rata-rata hanya mengkonsumsi cabai merah 0,5-15 kg per hari, sehingga dipandang tidak ekonomis jika diciptakan varietas khusus untuk segmen konsumen tersebut. Walaupun terdapat sedikit perbedaan preferensi kuantitas dengan konsumen rumah tangga, namun hal ini dapat diatasi dengan adanya perbaikan sistem grading dalam pemasaran sayuran. Industri membutuhkan sayuran dengan kriteria kualitas tertentu, hal ini sangat berkaitan dengan kualitas produk olahan dihasilkan. Dari semua jenis sayuran, kentang dapat dikatakan sebagai sayuran yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku industri dengan produk hasil olahan yang cukup bervariasi. Dalam hal ini industri mempunyai spesifikasi kualitas khusus yang berlainan dengan kualitas yang diinginkan oleh rumah tangga, sehingga perbaikan kualitas dengan kriteria khusus untuk industri perlu dilakukan. Untuk menunjang perbaikan kualitas tersebut, hasil penelitian preferensi konsumen industri dapat dijadikan acuan dalam menentukan petunjuk kualitas yang mana Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14

22 yang perlu diperbaiki serta petunjuk kualitas yang bagaimana yang sesuai dengan kebutuhan industri. Idealnya perbaikan kualitas sayuran dilakukan terhadap semua petunjuk kualitas yang ada, sehingga dihasilkan suatu varietas idiotipe kualitas yang benar-benar sesuai dengan preferensi konsumen. Akan tetapi seringkali cukup sulit untuk memperbaiki semua petunjuk kualitas secara bersamaan, dalam hal ini perbaikan kualitas dapat dilakukan dengan sistem prioritas terhadap petunjuk kualitas yang dianggap penting oleh konsumen. Hasil penelitian preferensi konsumen, khususnya rumah tangga, memberikan informasi mengenai perilaku konsumen dalam menilai kualitas, akan tetapi menggunakan beberapa petunjuk kuantitas yang dianggap penting, informasi ini dapat digunakan dalam proses perbaikan kualitas. Sebagai contoh, dalam menilai kualitas tomat petunjuk kualitas yang dianggap paling penting oleh konsumen adalah rasa yang terdiri dari rasa manis, rasa asam, jumlah air uah dan kekenyalan. Dengan demikian perbaikan kualitas dapat diprioritaskan terhadap petunjuk kualitas rasa, setelah itu baru perbaikan kualitas terhadap bagian luarnya dan prioritas terakhir adalah perbaikan bagian dalamnya. Berdasarkan hasil panelitian preferensi konsumen terhadap kualitas enam jenis sayuran, makan urutan prioritas petunjuk kualitas yang harus diperbaiki untuk masing-masing jenis sayuran tercantum pada Tabel 9. Tabel 9. Urutan prioritas perbaikan kualitas pada beberapa jenis sayuran berdasarkan preferensi konsumen rumah tangga Komoditas Peringkat Bawang Ukuran Bentuk Warna kulit Kekeringan Ketebalan Kekerasan Aroma merah umbi umbi kulit daging Bawang Ukuran Aroma Warna kulit Warna Ketebalan Kekerasan - putih umbi daging kulit daging Kentang Tekstur umbi Rasa manis Rasa getir Warna daging Bentuk umbi Warna kulit Kedalam an mata Cabai Warna kulit Ukuran Bentuk Permukaan Kekerasan Kepedasan - buah buah kulit buah Tomat Rasa manis Rasa asam Kekenyalan Jumlah air buah Warna kulit Kekekerasan buah Bentuk dan ukuran Kacang Warna Kematang- Panjang Bentuk Permukaan - - Balai Penelitian Tanaman Sayuran 15

23 panjang polong an polong polong polong polong Dengan demikian identifikasi mengenai petunjuk kualitas yang dianggap penting yang diperoleh dari hasil penelitian preferensi konsumen ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh para pemuliaan tanaman untuk memperbaiki kualitas sayuran. Dalam jangka panjang informasi prefeensi konsumen ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap perkembangan produksi varietas spesifik sayuran diakitkan dengan jenis penggunaannya. Di samping itu, spesifikasi produk yang semakin jelas akan mempermudah sistem distribusi dan meningkatkan efisiensi pemasaran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran 16

24 VARIETAS TEMUAN BALITSA Dalam beberapa tahun terakhir kegiatan pemuliaan tanaman untuk merakit varietas baru sayuran tidak saja berfokus pada aspek teknis saja, tetapi juga sudah mempertimbangkan keinginan konsumen. Beberapa jenis sayuran telah memiliki beberapa klon harapan yang mempunyai kualitas sesuai atau paling tidak mendekati preferensi konsumen. a. Bawang Merah Klon bawang merah hasil temuan Balitsa antara lain klon 86 dan klon 88, dari deskripsi penampilan umbinya kedua klon tersebut sudah mendekati preferensi konsumen rumah tangga, yaitu mempunyai umbi berukuran besar dan bentuk umbi bulat. b. Kentang Varietas kentang yang sudah dihasilkan oleh Balitsa di antaranya adalah Cipanas dan Segunung, namun demikian saat ini kedua varietas tersebut tidak berkembang dengan baik di pasaran. Saat ini ada beberapa klon harapan kentang yang dimiliki oleh Balitsa yaitu : FLS-2, FLS-3, VC 33.9, VC 81.2 dan Dilihat dari tekstur umbinya yang ditujukkan oleh kandungan patinya, klon mempunyai kandungan pati 11,03%, yang mana angka ini sudah mendekati tekstur yang diinginkan oleh konsumen rumah tangg (lihat Tabel 2). Sedangkan warna daging yang sesuai dengan preferensi konsumen rumah tangga adalah FLS-2, VC 33.9 dan yang mempunyai warna daging kekuningan. Untuk kentang prosesing yang menitik beratkan pada specific gravity dan total bahan padat, maka dari kelima klon tersebut tidak ada yang memenuhi kedua kriteria yang dibutuhkan oleh industri keripik kentang. Namun klon yang mempunyai specific gravity yang mendekati Balai Penelitian Tanaman Sayuran 17

25 kebutuhan industri adalah klon FLS-3 dan Vc 81.2, masing-masing mempunyai specific gravity 1,064, sedangkan klon yang mempunyai total bahan padat yang hampir sesuai dengan kebutuhan industri keripik kentang adalah dengan kandungan total bahan padat 17%. c. Cabai Merah Kegiatan pemuliaan cabai merah telah menghasilkan beberapa klon harapan yaitu LV 2323, LV 2319 dan LV Dari ketiga klon cabai tersebut LV 2323 mempunyai karakter kualitas yang hampir menyamai preferensi konsumen rumah tangga, yaitu berwarna cerah, ukurannya sedang (panjang 10 cm, diameter 1,5 cm), permukaan kulit halus serta tingkat kepedasannya sedang. d. Tomat Dari sekian banyak klon tomat yang telah diuji melalui multilokasi, diperoleh beberapa klon tomat harapan yiatu BPH 1601, BPH 1603 dan BPH Melalui uji multilokasi tersebut, ketiga klon tersebut memperlihatkan beberapa sifat teknis yang menonjol diantaranya berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap penyakit layu. Petunjuk kualitas yang paling penting menurut konsumen adalah rasa dan bagian luar buah tomat, akan tetapi informasi mengenai petunjuk kualitas rasa (rasa manis, rasa asam, kekenyalan dan jumlah air buah) dari ketiga klon tersebut tidak tersedia. Namun demikian berdasarkan penampakkan bagian luarnya klon BPH mempunyai penampakan luar yang mendektai preferensi konsumen, yaitu berbentuk lonjong, warna buah merah, ukuran sedang dan buahnya cukup keras. Balai Penelitian Tanaman Sayuran 18

26 DAFTAR PUSTAKA Adiyoga, W., R. Suherman dan A. Asgar Potato system in West Java. Laporan hasil penelitian kerjasama Balitsa-CIP. Ameriana, M., R. Majawisastra dan R. Sinung Basuki Konsumsi bawang putih di tingkat rumah tangga (studi kasus di Kotamdya Bandung). Bul.Penel. XVIII EK (1) : Ameriana, M., R. Majawisastra dan R. Sinung Basuki Preferensi konsumen rumah tangga terahdap kualitas bawang merah (Allium ascalonicum). Bul.Penel.Hort. Vol. XX EK (1) : Ameriana, M Pengaruh petunjuk kualitas terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas tomat. Bul.Penel.Hort. XXVII (4) : 1-7. Ameriana, M., W. Adiyoga., L. Sulistyowati dan D. M mun Perilaku konsumen rumah tangga dalam menilai kualitas kentang. J. Hort 7(4) : Ameriana, M., W. Adiyoga dan L. Sulistyowati Pola konsumsi dan selera konsumen cabai dan kentang di tingkat lembaga. J. Hort (in press). Kusandriani, Y Pembentukan hibrida cabai. Monograf no. 2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Litbang Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Sayuran 19

27 Putrasamedja, S. dan Suwandi Varietas bawang merah di Indonesia. Monograf no. 5. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Litbang Pertanian. Schiffman, L.G. dan L.L. Kanuk., Consumer behaviur. Prentice- Hall, Inc. USA. Soetiarso, T.A. dan R. Majawisastra Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas cabai merah. Bull. Peenel. Hort. XXVII(1): Soetiarso, T.A. dan L. Marpaung Preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas kacang panjang. J. Hort. 5(3) : Sulistyowati, L., D. Ma mun., M. Ameriana dan W. Adiyoga Idiotipe kualitas cabai dan kentang berdasarkan selera dan kebutuhan konsumen rumah tangga konsumen lembaga dan industri. Laporan kerjasama UNPAD, Balitsa dan ARMP II. Balai Penelitian Tanaman Sayuran 20

28 Balai Penelitian Tanaman Sayuran 21

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan Bahan baku untuk industri terutama keripik kentang adalah varietas Atlantik, karena memiliki mutu olah yang baik. Sebagian besar

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

Kentang Varietas Ping 06

Kentang Varietas Ping 06 Kentang Varietas Ping 06 Inventor : Erry Sofiari, Kusmana, I.M. Hidayat, F. Kasim, Tri Handayani, H. Kurniawan, dan M. Ameriana Kentang Varietas Ping 6 merupakan hasil persilangan antara Granola dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar dan banyak dimanfaatkan oleh manusia. Tanaman ini dapat dikonsumsi segar sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia yang digunakan sebagai sayuran maupun

Lebih terperinci

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi pada bagian umbi di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG Karya ilmiah peluang bisnis tentang bisnis kentang goreng ini bertujuan untuk memberi petunjuk atau referensi kepada pembaca, untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

BAWANG MERAH YANG DIRILIS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PENDAHULUAN

BAWANG MERAH YANG DIRILIS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PENDAHULUAN No. 004, Januari 2015 (Tanggal diunggah 21 Januari 2015) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar BAWANG

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

KRIPIK KENTANG SALAH SATU DIVERSIFIKASI PRODUK

KRIPIK KENTANG SALAH SATU DIVERSIFIKASI PRODUK Monograf No. 12 ISBN : 979-8304-22-5 KRIPIK KENTANG SALAH SATU DIVERSIFIKASI PRODUK Oleh : Nur Hartuti dan R.M. Sinaga BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indoesia merupakan negara yang terkenal dengan makanan tradisional. Banyak makanan Indonesia yang tidak dijumpai di negara lain termasuk dodol. Dodol adalah makanan

Lebih terperinci

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang Redy Gaswanto dan Kusmana Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang ABSTRACT Characterization and Selection of 139 Potato Lines. One of the ways of increasing

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing bersifat dinamis dan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu bergantung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan. PENDAHULUAN Latar Belakang Kentang merupakan salah satu hasil tanaman hortikultura yang berbentuk umbi. Kentang memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga mudah mengalami kerusakan. Umbi kentang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

Monograf No. 8 ISBN : PENGERINGAN CABAI. Oleh : Nur Hartuti dan R.M. Sinaga

Monograf No. 8 ISBN : PENGERINGAN CABAI. Oleh : Nur Hartuti dan R.M. Sinaga Monograf No. 8 ISBN : 979-8304-16-0 PENGERINGAN CABAI Oleh : Nur Hartuti dan R.M. Sinaga BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH Oleh: Gusti Setiavani, STP Cabe merah (Capsicum annum, L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memepunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabe merah tersebut banyak

Lebih terperinci

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati SOTO BANJAR Elly Lasmanawati Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2010 SOTO Soto, sroto,

Lebih terperinci

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya hidup pada sektor pertanian. Saat ini sektor pertanian sangat prospektif untuk dikembangkan, karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang

I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang memiliki volume produksi yang tinggi setiap harinya dan banyak dijumpai di pasaran. Cabai

Lebih terperinci

DAFTAR PUBLIKASI INTERNASIONAL. Nama Publikasi/Jurnal/Prosiding. Prosiding CIP-RIV (Penulis Utama)

DAFTAR PUBLIKASI INTERNASIONAL. Nama Publikasi/Jurnal/Prosiding. Prosiding CIP-RIV (Penulis Utama) Nama Lengkap : Dr. Ir. Ali Asgar, MP NIP : 19570301 198903 1 001 Tempat/ Tgl. lahir : Subang/1 Maret 1957 Pangkat/ Golongan : Pembina Utama Muda /IVd Bidang Keahlian : Pasca Jabatan Fungsional : Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan konsumsi protein perlu digalakkan, salah satunya melalui penganekaragaman

Lebih terperinci

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi perekonomian nasional, termasuk didalamnya agribisnis. Kesepakatankesepakatan GATT, WTO,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel digemari karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata (Resep 1).. Serba Ayam Ayam Tulang Lunak 1 ekor ayam 50 g gula Jawa, sisir halus 1 sdm air asam Jawa kental 2,5 liter air kelapa 5 lembar daun salam 4 cm lengkuas, memarkan minyak goreng Bumbu, haluskan:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Lebih terperinci

BAWANG MERAH DI INDONESIA

BAWANG MERAH DI INDONESIA Monograf No. 5 ISBN : 979-8304-07-1 BAWANG MERAH DI INDONESIA Oleh : Sartono Putrasamedja dan Suwandi BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

Kedelai merupakan bahan pangan masyarakat Indonesia sejak lebih

Kedelai merupakan bahan pangan masyarakat Indonesia sejak lebih Preferensi Industri Tahu dan Tempe terhadap Ukuran dan Warna Biji Kedelai Ruly Krisdiana 1 Ringkasan Ukuran dan warna biji kedelai varietas unggul yang telah dilepas sangat beragam, sedangkan penggunaan

Lebih terperinci

Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe. Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe. Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Tempe merupakan jenis makanan fermentasi dengan bahan dasar kedelai atau jenis

Lebih terperinci

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Majalah SAINS Indonesia Kentang Medians Siap Geser Dominasi Benih Impor Kentang varietas Atlantik sampai kini masih merajai suplai bahan baku untuk industri keripik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses respirasi setelah pemanenan. Klimakterik menghasilkan etilen lebih banyak sehingga mempercepat terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya beraneka ragam Jajanan Pasar merupakan kue tradisional beserta modifikasinya,

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT JAGUNG LOKAL MADURA MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DESA LARANGAN DALAM

ANALISIS ATRIBUT JAGUNG LOKAL MADURA MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DESA LARANGAN DALAM ANALISIS ATRIBUT JAGUNG LOKAL MADURA MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DESA LARANGAN DALAM Elys Fauziah Jurusan Agribisnis ABSTRAK Komoditas jagung varietas lokal Madura memiliki peran yang cukup penting dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai keanekaragaman genetik yang luas (Deanon dan Soriana 1967). Kacang panjang memiliki banyak kegunaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor, PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu produk pertanian yang penting bagi ketahanan pangan nasional. Selain pangsa pasarnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran terbesar di Provinsi Lampung. Terdapat 4 kecamatan yang merupakan penghasil sayuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian di dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran sektor pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tape merupakan makanan selingan yang cukup populer di Indonesia dan Malaysia. Pada dasarnya ada dua tipe tape, yaitu tape ketan dan tape singkong. Tape memiliki rasa

Lebih terperinci

PECEL. Dra.Elly Lasmanawati.MSi

PECEL. Dra.Elly Lasmanawati.MSi PECEL Dra.Elly Lasmanawati.MSi Prodi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2009 Pengertian pecel dalam

Lebih terperinci

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Majalah SAINS Indonesia Edisi Desember 2017 Edisi Desember 2017 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Agrotek Tiwul Instan, Makanan Tradisional Kaya Gizi Bagi masyarakat desa khususnya di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami,

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami, PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu bentuk budaya masyarakat adalah makanan tradisional. Makanan tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami, beraroma khas dan bercitarasa

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN No. 002, Agustus 2013 (Tanggal diunggah 22 Agustus 2013) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya dan Fauzi Haidar

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu komoditas pertanian khas tropis yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) PRODUK OLAHAN VACUUM FRYING

ANALISIS SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) PRODUK OLAHAN VACUUM FRYING LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) PRODUK OLAHAN VACUUM FRYING Analysis of Physical and Organoleptic Properties of Mango Chips (Mangifera

Lebih terperinci

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU 1978 2012 UK-1 ADIRA 1 Dilepas tahun : 1978 Nomor seleksi klon : W-78 Asal : Persilangan Mangi/Ambon, Bogor 1957 Hasil rata-rata : 22 t/ha umbi basah Umur : 7 10 bulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang Pepaya merupakan salah satu komoditi buah penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi buah pepaya nasional pada tahun 2006 mencapai 9.76% dari total produksi buah

Lebih terperinci

PROFIL USAHA KRIPIK TALES

PROFIL USAHA KRIPIK TALES PROFIL USAHA KRIPIK TALES SARI MURNI ALAMI A. Pendahuluan SARI MURNI ALAMI adalah perusahaan rumahan atau home industri yang memproduksi, mendistribusikan, dan menawarkan produk berupa kripik talas. SARI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.

Lebih terperinci

PEMASARAN BAWANG MERAH DAN CABAI MERAH

PEMASARAN BAWANG MERAH DAN CABAI MERAH xx Monograf No. 16 ISBN : 979-8304-28-4 PEMASARAN BAWANG MERAH DAN CABAI MERAH Oleh : Thomas Agoes Soetiarso BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi melon, varietas

Lebih terperinci

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), Kualitas Olahan (Specific Gravity > 1.067), Adaptif di Dataran Medium (500 m dpl), dan Toleran

Lebih terperinci

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UK-1

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UK-1 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU 19782016 UK-1 Klik nama Varietas untuk menuju ke halaman informasi Varietas VARIETAS ADIRA 1 ADIRA 2 ADIRA 4 MALANG 1 MALANG 2 DARUL HIDAYAH UJ-3 UJ-5 MALANG 4 MALANG

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap LAMPIRAN Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap P2.1 P2.1 P2.1 P2.1 P0.2 P0.2 P0.2 P0.2 P3.2 P3.2 P3.2 P3.2 P1.3 P1.3 P1.3 P1.3 P0.1 P0.1 P0.1 P0.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.3 P4.3 P4.3 P4.3

Lebih terperinci

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat

Lebih terperinci

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN ABON IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

PEMBUATAN KERIPIK WALUH (Cucurbita) MENGGUNAKAN ALAT VACUUM FRYER DENGAN VARIABEL WAKTU DAN SUHU

PEMBUATAN KERIPIK WALUH (Cucurbita) MENGGUNAKAN ALAT VACUUM FRYER DENGAN VARIABEL WAKTU DAN SUHU TUGAS AKHIR PEMBUATAN KERIPIK WALUH (Cucurbita) MENGGUNAKAN ALAT VACUUM FRYER DENGAN VARIABEL WAKTU DAN SUHU (Making Chips Pumpkins (Cucurbita) Using Vacuum Equipment Fryer with Variable Time and Temperature)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Ayam Bakso merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging. Dihasilkan dengan mencampur daging, garam, bawang, dan tepung tapioka menjadi adonan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BUAH DAN SAYURAN. Pisang Pepaya Jeruk Markisa Bengkuang Tomat Cabai Bawang

BUAH DAN SAYURAN. Pisang Pepaya Jeruk Markisa Bengkuang Tomat Cabai Bawang BUAH DAN SAYURAN Pisang Pepaya Jeruk Markisa Bengkuang Tomat Cabai Bawang 1. PISANG Pisang yang banyak terdapat di pasaran dan disukai oleh masyarakat di antaranya adalah: 1) Pisang barangan Pisang barangan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU Pemilihan varietas yang akan ditanam tergantung tujuan. Ubi kayu dengan rasa enak (tidak pahit, HCN 40 mg/kg umbi segar) dan tekstur daging umbi lembut sangat sesuai untuk pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklim yang bervariasi serta lahan yang subur menjadikan Indonesia kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Iklim yang bervariasi serta lahan yang subur menjadikan Indonesia kaya akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan sumberdaya alamnya. Iklim yang bervariasi serta lahan yang subur menjadikan Indonesia kaya akan ragam hasil pertanian.

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU

PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU (The Time Effect Of Vacuum Frying Towards The Amount Of Water And Organoleptic Ingredients

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, karena pangan merupakan salah satu faktor utama yang dibutuhkan mahluk hidup khususnya manusia

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 Asal : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Silsilah : Gondok x

Lebih terperinci

Kuisioner Uji Organoleptik. rasa, aroma, keempukan dan total penerimaan dengan memberi tanda cek (v) pada

Kuisioner Uji Organoleptik. rasa, aroma, keempukan dan total penerimaan dengan memberi tanda cek (v) pada Lampiran 1. Lembar Kuisioner Uji Organoleptik Kuisioner Uji Organoleptik Tanggal :... Instruksi Ujilah sampel-sampel dan tuliskan seberapa jauh anda menyukainya berdasarkan rasa, aroma, keempukan dan total

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau yang memiliki nama ilmiah Arachis hypogeae adalah salah satu tanaman

BAB I PENDAHULUAN. atau yang memiliki nama ilmiah Arachis hypogeae adalah salah satu tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tanah merupakan tanaman palawija sebagai tanaman produksi. Di Indonesia kacang tanah merupakan tanaman yang memiliki sumber protein nabati yang cukup penting

Lebih terperinci