PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS LINGKUNGAN MAPALUSE (PBL-MAPALUSE) DI KELURAHAN BAHU. Oleh : TAMBAYONG CICILIA FENSYANA
|
|
- Utami Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS LINGKUNGAN MAPALUSE (PBL-MAPALUSE) DI KELURAHAN BAHU (STUDI DIKELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG) Oleh : TAMBAYONG CICILIA FENSYANA ABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan aparat kelurahan dalam program Pembangunan Berbasis Lingkungan di Kelurahan Bahu sebagaimana yang diamantkan dalam peraturan Walikota Manado Nomor 46 tahun Sesuai dengan fokusnya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, untuk menggambarkan keadaan subjek/objek penelittian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimnan adanya (fact finding). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa pihak Kota Manado telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengsukseskan dan mengimpementasikan instruksi tersebut dengan melaksakan pemberdayaan di Kelurahan Bahu dengan mengutamakan pemberdayaan kelurahan dan juga masyarakat di kelurahan. Pemberdayaan Kelurahan mengacu kepada kata empowrment, yaitu sebagai upaya untuk mengaktuakisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi, pendekatan pemberdayaan kelurahan bertitik berat pada pentingnya masyarakat yang madiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sekedar objek, tetap justru sebagai subjek pelaku pembangunan ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum. Pemberdayaan pemerintah Kelurahan Bahu sudah bisa dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang sangat baik dalam pelaksanaan ini. PENDAHULUAN Lingkungan Keluruhanpun menjadi sorotan penting dalam prorgam ini dimana dalam program tersebut pemerintah mengharapkan kerjasama dari masyarakat Kelurahan khusunya Lingkungan IV Kelurahan Bahu untuk meningkatkan kesejahteraan di Lingkungan. Untuk itu diperlukan kapasitas dan
2 kemandirian masyarakat baik secara perorangan maupu kelompok dalam pelaksana kegiatan PBL-MAPALUSE ini, maka untuk mendukung hal tersebut supaya berhasil dengan baim perlu membentuk Kelompok Masyarakat Mapaluse (KMM) Lingkungan IV pada kegiatan Pembangunan Berbasis Lingkungan Membangun Prasarana Lingkungan, Sosial dan Ekonomi. Dibawah kekuasaan Kepala Lingkugan(PaLa) IV masyarakat ini dibentuk kelompok kerja yang terdiri dari Tokoh Masyarakat dan tokoh Agama serta Lembaga-Lembaga Masyarakat yang memiliki kompetensi atau pemahaman dalam melaksanakan tugas. Dalam pelaksanaan program PBL (Pembangunan Berbasis Lingkungan) dikota Manado Kelurahan sebagai ujung tombak pemerintahan diberikan tugas dan tanggung jawab untuk mengsukseskan program ini. Dalam hal ini Pemerintah kelurahan memerintahkan kepala-kepala Lingkungan (pala) untuk melaksanakan Program Pembangunan Infrastruktur seperti : Pembangunan penerangan lampu jalan Pembangunan saluran air Pembangunan jalan setapak Pembangunan Pos Jaga Pembangunan Plat Duiker Dan Pembangunan Sosial dan Ekonomi seperti : Pengadaan Kursi Plastik Pengadaan bahan Pokok untuk Para Lansia Kelurahan sebagai organisasi pemerintahan yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan masyarakat merupakan ujung tombak keberhasilan pembangunan kota khususnya otonomi daerah, dimana kelurahan akan terlibat langsung dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan serta pelayanan. Dikatakan sebagai ujung tombak karena kelurahan berhadapan langsung dengan masyarakat, oleh karena itu kelurahan harus mampu menjadi tempat bagi masyarakat untuk diselesaikan atau meneruskan aspirasi dan keinginan tersebut kepada pihak yang berkompeten untuk ditindak lanjuti. Disamping itu peran kelurahan diatas menjembatani program-program pemerintah untuk disosialisasikan kepada masyarakat sehingga dapat dipahami dan didukung oleh masyarakat. Pemerintah kota Manado sebagaimana yang kita ketahui telah memberikan tanggung jawab penuh kepada Kelurahan untuk mengelola atau melaksanakan program tersebut. Oleh karena itu Pemerintah Kelurahan sangat berperan penting dan dalam pelaksanaannya Kepala Ligkungan sangat berperan penting dalam menggerakkan masyarakat dilingkungannya.
3 Dalam rangka melaksanakan program Pembangunan Berbasis Lingkungan-Membangun prasarana lingkungan, sosial ekonomi (PBL - MAPALUSE) sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Walikota Manado Nomor 46 tahun 2011 tentang PBL-Mapaluse dan Pedoman umum/pedoman Pelaksanaannya dimana ini juga adalah Program Pemberdayaan maka Lingkungan IV Kelurahan Bahu sepakat membentuk/mendirikan Kelompok Masyarakat Mapaluse yang disebut KMM LINGKUNGAN IV KELURAHAN BAHU. Pelaksana kegiatan adalah KMM Lingkungan IV dengan catatan bahwa sebanyak mungkin warga masyarakat yang berdomisili di lingkungan akan mendapatkan prioritas untuk melaksanakan semua pekerjaan dalam koordinasi Kelompok Masyarakat Mapalus karena sasaran utama kegiatan ini adalah warga Lingkungan di Kelurahan Bahu. Dalam kegiatan ini sangat diharapkan seluruh warga lingkungan IV dapat mengetahui perannya masing-masing sehingga dalam pelaksanaannya diupayakan agar tidak mengalami hambatan atau gangguan yang diakibatkan oleh ketidaktahuan masyarakat kemudian bagi warga yang berlebihan dan mampu dapat memberikan kontribusi arau subsidi sesuai kebutuhan lingkungan. Setiap warga lingkungan diharapkan memberikan kontribusi dan subsidi untuk pelaksanaan kegiatan dan pekerjaan dalam bentuk : Bahan dan material Dukungan dan konsumsi Tenaga, dll Sumber dana untuk kegiatan tersebut berasal dari APBD Kota Manado. Dimana masing-masing Lingkungan akan mendapatkan kucuran dana Rp ,00 sudah termasuk insentif bagi kepala Lingkungan (Pala) sebesar Rp ,00 perbulan. Sumber dana untuk kegitan tersebut diatas direncanakan pula berasal dari : 1. Bantuan Peduli Lingkungan Pemerintah Kota Manado (PBLmoat Mapaluse) Tahun anggaran Sumbangan spontanitas atau subsidi masyarakat setempat. 3. Sumbangan lainnya yang sah. Namun kegitan PBL ini belum semuanya terlaksana. Dari beberapa program yang direncanakan belum semua terlaksana sesuai dengan yang direncanakan. Mulai dari dana, tenaga, serta masyarakat yang menjadi sorotan pentingpun menjadi kendala dalam berjalannya program PBL dilingkungan IV ini. Program yang salah satunya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sama sekali belum menarik perhatian masyarakat yang harusnya terlibat dalam berjalannya program ini. Menurut salah satu aparat Kelurahan tidak semua masyarakat ikut terlibat dalam berjalannya program ini, padahal program ini bermaksud menarik
4 perhatian masyarakat untuk ikut berpartisipasi sesuai dengan apa yang direncanakan. Tapi sampai saat ini program inipun belum bisa mempengaruhi masyarakat. Berangkat dari program diatas,maka dapat kita simpulkan bahwa aparat kelurahan memiliki tanggung jawab besar dalam program pemberdayaan ini. Dengan kata lain untuk mewujudkan dan mencapai tujuan tersebut diperlukan kemampuan, kinerja aparat serta partisipasi masyarakat yang sangat bagi implementasi pelaksanaan pemberdayaan dilingkungan Kelurahan ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Orsbone dan Gaebler (1992) yang menyatakan bahwa persoalan utama yang dihadapi oleh pemerintah dewasa ini bukan terletak pada apa yang dikerjakan tetapi terletak pada bagaimana mengerjakan. Dalam melaksanakan pemberdayaan Lingkungan pihak pemerintah kelurahan harus terlebih dahulu melihat semua faktor kemungkinan yang ada, baik itu kesempatan, peluang maupun tantangan serta hambatan apa yang ada dalam era otonomi ini serta pemberdayaan yang akan dibuat haruslah pula dapat menjawab serta memenuhi kehendak pelanggan yaitu masyarakat dilingkungan kelurahan yang memerlukan pelayanan secara optimal agar tercipta suatu keadaan yang menggambarkan good governance di Kelurahan Bahu khususnya Lingkungan IV. Untuk itu diperlukan pula aparat birokrasi pemerintah yang memiliki kemampuan dan responsif yang tinggi serta berdisiplin, komitmen dan bertanggungjawab serta accountability dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai unsur pelayanan terhadap organisasi publik. Ini sangat penting bagi birokrat dalam pelaksanaan misi tugasnya agar dapat terwujud tujuan kearah keberhasilan, yaitu berupa pemenuhan kebutuhan dan keinginan masyarakat. METODE PENELITIAN Dalam melaskanakan penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan jenis deskriptif kualitatif, menurut Ndraha (1995 : 104) penelitian deskriptif : merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan tentang seluas-luasnya obyek research pada satu masa atau saat tertentu. 1. Nasir (1998 : 63) mengemukakan pengertian metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia sekelompok obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Adapun tujuan dari peneltian deskriptif menurut Nasir (1998 : 63) adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat suatu hubungan amar fenomena yang diselidiki. HASIL DAN PENELTIAN Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) bulan maka penulis/peneliti mengevaluasinya sebagai berikut:
5 A. Analisis Data Tentang Identitas Informan 1. Informan yang diwawancara berjumlah 12 orang antara lain Lurah, Sekretaris Lurah, Ketua LPM dan 9 Kelompok Masyarakat Kelurahan Bahu. 2. Masyarakat yang dimintai pendapat mengenai pelaksanaan program berjumlah sekitar 15 orang dan masing-masing informan memiliki pekerjaan seperti PNS, Swasta, Wiraswasta dan Wirausaha. B. Pendapat Masyarakat Tentang PBL-Mapaluse 1. Program PBL-Mapaluse sangat bermanfaat bagi Kelurahan karena mampu menarik partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program tersebut. 2. Masyarakat merasa diperhatikan oleh pemerintah dengan adanya program pembangunan yang dilaksanakan ditiap-tiap Lingkungan Kelurahan. 3. Pemerintah sangat mendukung program ini agar terlaksana dengan baik dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat. 4. Pelaksanaan PBL-Mapaluse terlaksana walaupun dengan hambatan yang ada yang sedikit menghambat terlaksana program ini secara maksimal. Program PBL yang bertujuan untuk meberdayakan masyarakat dibidang pelayanan publik seperti pembangunan Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi memang sangat mengupayakan masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam rangka pelaksanaan program tersebut. Dalam hal ini kegiatan yang di rencanakan dan di laksanakan oleh masyarat itu sendiri dapat di katakan mampu membuat masyarakat lebih mandiri dalam melaksanakan kegiatan dan program yang telah di susun dan di rencanakan. Kelompok Masyarakat Mapalus(KMM) Lingkungan yang adalah salah satu bukti kemandirian masyarakat yang mendirikan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan program PBL tersebut. Kelompok yang dibentuk dari anggota masyarakat masing-masing Lingkungan ini dikatakan mampu karena di pimpin langsung oleh Kepala Lingkungan sebagai ketua dari KMM tersebut. Kegiatan yang sudah terlaksana seperti pada pembangunan Sosial dan Ekonomi dan beberpa kegiatan pembangunan dalam Infrastruktur sangat memberi keuntungan dan hasilnya pun dapat dinikmati oleh masyarakat. Masyarakat sudah dinilai mampu mandiri karena banyak dengan upaya pemerintah yang sangat ingin memberdayakan masyarakat dalam pembangunan. Pembangunan Sosial dan Ekonomi program pembangunan Infrastruktur membuat masyarakat membuat masyarakat merasa lebih dipermudah dan di lengkapi dalam kebutuan lingkungan.
6 Pada pembahasan ini dapat dikaitkan dengan teorimidgleydalam Adi (2003:49-50) diidentikan dengan pembanguna sosial yang dapat dilakukan oleh individu, masyarakat atau komunitas maupun oleh pemerintah yaitu : KESIMPULAN 1. Pembangunan sosial melalui individu (social development by individual), dimana individu-individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat pada pendekatan indivdual ataupun perusahaan (individuals or enterprice approach). 2. Pembangunan sosial melalui komunitas (social development by communities), dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama berupaya mengembangkan komunitas lokalnya. Pendekatan ini lebih dikenal dengan nama kumunitarian (communitarian approach). 3. Pembangunan sosial melalui pemeritah (social development by goverment), dimana pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga didalam organisasi pemerintah (governmental agencies). Pendekatan ini lebih dikenal dengan nama pendekatan statis (stastist approach). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program PBL- Mapaluse yang adalah program unggulan Pemerintah Kota Manado sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 terlaksana namun tidak maksimal dari pihak Pemerintah tidak konsisten dengan pencairan dana karena tidak sesuai dengan kesepakatan dan dana pada tahun anggaran yang sudah direncanakan namun dalam pemberdayaan masyarakat Lingkungan Kelurahan karena sesuai dengan kebutuhan kebutuhan dan dapat meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dengan upaya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah bagi masyarakat. Pemberdayaan dibidang pembangunan Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi sangat membawa perubahan di tiap Lingkungan yang melaksanakan Program tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan intervensi komunitas, (pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis). Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Anita, Bernadetta, Dimensi Partisipasi Dalam Rangka Pembangunan, Politeknik
7 NegeriMedan, Darwin, Muhadjir, 1994, Teori Organiasi Publik. Hand Out Perkuliahan Martikulasi. Yokyakarta : MAP UGM Dr. Tohirin, M.Pd, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling Kartasasmita, Ginandjar Membangun Sumber daya Sosial Profesional. Bapennas, Jakarta Moleong, J. Lexi.2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Arikunto, Metode Penelitian Sosial, Rajawali Pers, Jakarta, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dalam dinamika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Edisi Agustus 2002 Sumodiningrat, Gunawan Pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat. Jakarta PT.Bina Rena Pariwara. Sajogyo, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta PT Bina Rena Pariwara(BRP). Poerwodarminto, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, P.N, Jakarta, Balai Postaka, UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN YANG DIGUNAKAN : - Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah - Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Desa - PP No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah yang sedang berlangsung saat ini merupakan suatu hal yang baru bagi setiap daerah di Indonesia, oleh karena otonomi yang dicanangkan melalui
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good
Lebih terperinciIMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN
IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN Arpi R. Rondonuwu Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPeranan Pemerintah Desa Dalam Peningkatan Pelayanan Masyarakat (Studi di Desa Tompaso II Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa)
Peranan Pemerintah Desa Dalam Peningkatan Pelayanan Masyarakat (Studi di Desa Tompaso II Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa) Nama : Lydia Natalia Seysi Dayoh NIM : 100813099 Jurusan/Prog. Studi
Lebih terperinciPENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis multidimensional yang tengah melanda bangsa Indonesia telah menyadarkan kepada masyarakat akan pentingnya konsep otonomi daerah dalam arti yang sebenarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas dari sebuah perencanaan baik perencanaan yang berasal dari atas maupun perencanaan yang berasal dari bawah. Otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kinerja secara umum dapat dipahami sebagai besarnya kontribusi yang diberikan pegawai terhadap kemajuan dan perkembangan di lembaga tempat dia bekerja. Dengan demikian
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya terarah dan terpadu serta berkesinambungan untuk meningkatkan pencapaian masyarakat adil dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinci2015, No Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasi
No.1546, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Kearsipan. Penghargaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGHARGAAN KEARSIPAN DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMPERDAYAAN MASYARAKAT
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMPERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdampak pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, yaitu dari pemerintah pusat kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai
Lebih terperinciTINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA
TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan landasan bagi pembuatan dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. Fenomena
Lebih terperinciPERANAN MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN SILIAN RAYA DALAM PELAKSANAAN (GOOD GOVERNANCE) O l e h : DOLFI AKAY
PERANAN MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN SILIAN RAYA DALAM PELAKSANAAN (GOOD GOVERNANCE) O l e h : DOLFI AKAY ABSTRAK Dalam UU No. 6 Tahun 2014 mengamanatkan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan desa mengutamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mewajibkan Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Isaac dan Michael menyebutkan bahwa metode deskriptif bertujuan melukiskan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif. Isaac dan Michael menyebutkan bahwa metode deskriptif bertujuan melukiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperincipenduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Indonesia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan pimpinan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu bahwa prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti
Lebih terperinciBUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015
SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat terhadap kualitas kinerja publik baik di pusat maupun daerah kini kian meningkat. Kesadaran masyarakat ini berkaitan dengan kepedulian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
+- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1-7 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Dalam penelitian ini penulis memilih
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Tim Dosen PPS (2008:20) menyatakan bahwa obyek penelitian
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Menurut Tim Dosen PPS (2008:20) menyatakan bahwa obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Pada penelitian ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan
1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan pemerintahannya menekankan asas desentralisasi yang secara utuh dilaksanakan di daerah kota/kabupaten
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Lebih terperinciPELAKSANAAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN
PELAKSANAAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN NASKAH PUBLIKASI Oleh : HARI KURNIAWAN NIM : 100565201349
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya dengan berbagai kegiatan usaha sesuai dengan bakat,
Lebih terperinciBAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah
BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah
Lebih terperincipelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS VISI Agar terselenggaranya good goverment ( pemerintahan yang baik ) tentunya diperlukan perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan didirikannya Negara adalah untuk memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan didirikannya Negara adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya dan meningkatkan harkat martabat rakyat. Demikian juga Negara Republik
Lebih terperinciModel Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Pendekatan Kultural Pendekatan Struktural Model Pendekatan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan 1. Pendekatan Kultural adalah program
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS KERJA MELALUI PENYULUHAN BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DI DESA TREKO KEC. MUNGKID KAB. MAGELANG
PENINGKATAN KUALITAS KERJA MELALUI PENYULUHAN BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DI DESA TREKO KEC. MUNGKID KAB. MAGELANG S. Martono FAKULTAS EKONOMI UNNES, email: lp2m@unnes.ac.id Abstrak Pengabdian
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
EFEKTIVITAS PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (Suatu Studi Di Desa Kanonang Satu Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa) 1 Oleh : Trieputra I. S.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup dinamis. Pendidikan yang berkembang dengan pesat secara otomatis akan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi saat ini, dunia pendidikan kita mengalami kemajuan yang cukup dinamis. Pendidikan yang berkembang dengan pesat secara otomatis akan mempengaruhi
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN
167 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Faktor-faktor yang berhubungan dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah berimplikasi pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap perubahan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI
W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi Di Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur)
PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi Di Amurang Timur) Selina Sambenga 1 Sarah Sambiran 2 Neni Kumayas 3 Abstrak Permasalahan yang terlihat dalam pelaksanaan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan pada saat ini dihadapi dengan sebuah tantangan dan persaingan yang sangat ketat. Pertumbuhan bisnis yang semakin hari semakin bertambah, menuntut
Lebih terperinciEKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi
PERAN CAMAT DALAM PEMBINAAN ADMINISTRASI DESA DI KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Tita Christabel Maramis 1 Johannis Kaawoan 2 Josef Kairupan 3 Abstrak Pemerintah kecamatan merupakan tingkat
Lebih terperinciKata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol
SINOPSIS Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Desa Yang Baik, Pemerintahan Desa dituntut untuk mempunyai Visi dan Misi yang baik atau lebih jelasnya Pemerintahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial yang tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari komunikasi dan saling berinteraksi satu sama lain karena aktifitas dasar manusia adalah
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS
LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada kegiatan Praktek Lapangan 2 yang telah dilakukan di Desa Tonjong, penulis telah mengevaluasi program atau proyek pengembangan masyarakat/ komunitas yang ada di
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) I. SOSIALISASI Sebelum suatu PKBM didirikan di suatu komunitas/kampung/desa perlu dilakukan sosialisasi PKBM kepada seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan dalam segala bidang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan dalam segala bidang semakin terasa dampaknya, perubahan tersebut merambah dalam segala bidang kehidupan
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Obyek Penelitian Sekretariat Wakil Presiden sebagai lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Sekretaris
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur organisasi Pemerintah Daerah yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan good coorporate governance dan reformasi pengelolaan sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management (NPM), dengan tiga prinsip utamanya
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Abdul Harsin 1, Zulkarnaen 2, Endang Indri Listiani 3 ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia sejak tahun 1990-an dan semakin populer pada era tahun 2000-an. Pemerintahan yang baik diperkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kualitas dan kuantitas pelayanan merupakan bagian yang menentukan dari keberhasilan perekonomian dan kesejahteraan bangsa pada umumnya. Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 10 TAHUN : 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. BUPATI BOGOR, bahwa sebagai
Lebih terperinciPROFESIONALISME APARAT DESA DALAM PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAH DESA (STUDI DI DESA TARUN SELATAN KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD)
PROFESIONALISME APARAT DESA DALAM PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAH DESA (STUDI DI DESA TARUN SELATAN KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD) Oleh : Evy F. Bawawa ABSTRAKSI Upaya untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era globalisasi, demokratisasi, terlebih dalam era reformasi. Bangsa dan negara Indonesia menumbuhkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini berupaya meneliti tentang bagaimana proses perumusan kesepakatan besaran beban pembiayaan 6 (enam) komponen pendanaan bersama yang dilakukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Arti pembangunan masyarakat yang sebenarnya adalah pembangunan masyarakat dari bawah (bottom up), di mana masyarakat sebagai subyek pembangunan memiliki hak untuk berperan serta
Lebih terperinci: PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA
11 PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu proses pembangunan, selain dipertimbangkan aspek pertumbuhan dan pemerataan, juga dipertimbangkan dampak aktivitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan Pemerintah Daerah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak berupa tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di setiap negara, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada dinas pendapatan daerah Kota Pekanbaru. Penelitian ini di mulai pada tanggal 1 Februari 2012 sampai 15 maret 2012.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kependudukan Banyak hal yang terkait bilamana kita akan membahas topik kependudukan terlebih pada wilayah administrasi kependudukan dengan berbagai hal yang melekat di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maupun kemasyarakatan maupun tugas-tugas pembantuan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK
LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2002 NOMOR 13 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA ( RT ), RUKUN WARGA ( RW ) DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang dapat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) DALAM PENYELENGGARAN PEMBANGUNAN DI KOTA MANADO. Oleh : CINDY RATU NIM : ABSTRAKSI
PERANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) DALAM PENYELENGGARAN PEMBANGUNAN DI KOTA MANADO Oleh : CINDY RATU NIM : 090813068 ABSTRAKSI Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paket kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal tahun 2001 secara resmi pemerintah mengimplementasikan paket kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum
emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar pada hampir seluruh aspek kehidupan. Perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan di dunia terjadi begitu cepat, dan berdampak sangat besar pada hampir seluruh aspek kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
Lebih terperinci