BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN EORI Pada bab ini akan dibahas engenai teori teori yang endasari perancangan dan perealisasian alat ukur daya listrik dan faktor daya..1. Alternating Current (AC) Alternating Current (AC) adalah tegangan atau arus yang engalai perubahan polaritas atau arah terhadap waktu dan engalai perulangan secara periodik []. Secara uu bentuk gelobang dari Alternating Current (AC) dapat digabarkan dengan gelobang sinusoida. Gabar.1. Bentuk sinyal Alternating Current (AC). Dari sebuah bentuk gelobang AC, didapat tiga buah nilai acuan yang enentukan besarnya tegangan atau arus, yaitu nilai puncak (peak), nilai rata-rata (average), dan nilai efektif (rs). 1. Nilai puncak (peak) Nilai puncak (peak) adalah nilai aksiu yang bisa didapatkan dari gelobang AC. 6

2 Gabar.. Nilai puncak gelobang.. Nilai rata-rata (average) Nilai rata-rata (averege) sebuah fungsi periodik adalah integral fungsi waktu terhadap keseluruhan periode dibagi dengan selang waktu periodenya [3]. Untuk enghitung nilai rata-rata suatu fungsi periodik bisa digunakan ruusan uu berikut Yav 1 y() t dt (.1) 0 diana, Yav y(t) = nilai rata-rata (averege) = fungsi gelobang periodik = periode (s) 3. Nilai efektif (rs) Nilai efektif (rs) adalah suatu nilai yang digunakan untuk enunjukkan besar tegangan atau arus AC yang setara dengan besar tegangan atau arus DC enghasilkan kalor ketika elalui penghantar dala rentang waktu yang saa []. Nilai efektif dapat dihitung dengan ruusan uu berikut 1 Yrs y () t dt 0 (.) 7

3 diana, Yrs = nilai efektif (rs) y(t) = fungsi gelobang periodik = periode (s).1.1. Beban Pada Gelobang AC Dala dunia elektronika terdapat tiga buah jenis sifat beban, yaitu resistif, induktif, dan kapasitif. Setiap jenis beban eiliki karakteristik yang berbedabeda ketika terpengaruh oleh gelobang AC. Pengaruh gelobang AC dapat dijelaskan sebagai berikut Beban Resistif Beban resistif adalah beban yang terdiri dari koponen tahanan oh (resistance) saja, seperti eleen peanas (heating eleent) dan lapu pijar [4]. Pengaruh gelobang AC terhadap koponen tahanan oh adalah engakibatkan tegangan dan arus eiliki sudut fase yang saa. i I sint I I 0 V RI sint V RI 0 R R (.3) Gabar.3. Pengaruh gelobang AC terhadap habatan oh. 8

4 Beban Induktif Beban induktif adalah beban yang terdiri dari kuparan kawat yang dililitkan pada sebuah inti, seperti coil, transforator, dan solenoid [4]. Jika dikenai gelobang AC, beban yang eiliki sifat induktif akan engalai pergeseran sudut fase (phase shift). Biasanya koponen AC yang engalai pergeseran adalah arusnya. Pada beban induktif arus AC akan lagging atau tertinggal terhadap tegangan AC. i I sint I I 0 V LI cost LI sin( t 90 ) LI 90 L arus lagging (.4) Gabar.4. Pengaruh gelobang AC terhadap beban induktif Beban Kapasitif Beban Kapasitif adalah beban yang eiliki keapuan kapasitansi atau keapuan untuk enyipan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electric discharge) pada suatu sirkuit atau rangkaian. Saa halnya dengan beban induktif, beban kapasitif juga akan engalai pergeseran sudut fase (phase shift) jika terhubung dengan gelobang AC. Hanya saja jika pada beban induktif arus lagging atau tertinggal dibandingkan dengan tegangan, aka pada beban kapasitif arus bersifat leading atau endahului dibandingkan dengan tegangan. 9

5 i I sint I I 0 I I I VC ( cos t) sin( t 90 ) 90 C C C arus leading (.5) Gabar.5. Pengaruh gelobang AC terhadap beban kapasitif..1.. Daya Pada Rangkaian RLC Daya adalah hasil perkalian antara tegangan yang diberikan dengan hasil arus yang engalir. Daya dikatakan positif, ketika arus yang engalir bernilai positif artinya arus engalir dari suber tegangan enuju rangkaian. Sedangkan daya dikatakan negatif ketika arus yang engalir bernilai negatif artinya arus engalir dari rangkaian enuju suber tegangan [3]. Dala rangkaian RLC, terdapat beberapa jenis daya, yaitu daya sesaat, daya rata-rata, dan daya kopleks Daya Sesaat Daya sesaat adalah daya yang terjadi pada saat tertentu ketika sebuah koponen epunyai nilai tegangan dan arus yang engalir hanya saat waktu tersebut. Daya sesaat dapat diruuskan sebagai berikut P( t) v( t). i( t) (.6) 10

6 diana, P(t) = daya sesaat (watt) v(t) i(t) = tegangan pada saat t (volt) = arus pada saat t (apere).1... Daya Rata-Rata Daya rata-rata adalah daya yang dihasilkan sebagai integral dari fungsi periodik waktu terhadap keseluruhan range waktu tertentu dibagi periodenya sendiri [3]. Dengan enggunakan persaaan (.1) sebagai acuan, dapat diketahui daya rata-rata pada setiap koponen pasif. Daya rata-rata pada koponen induktor (L) dengan V ( t) V sint, aka akan didapatkan arus yang engalir pada koponen induktor adalah 1 1 i( t) V ( t) dt V sin tdt L L V V i( t) cost sin( t ) L L (.7) diana, V I aka didapatkan nilai dari i(t)adalah L i( t) I sin( t ) (.8) sehingga dengan persaaan (.6) didapatkan daya sesaat pada koponen L P( t) V ( t). i( t) Vsin t. Isin( t ) 1 P( t) V I sint cost VI sin t (.9) 11

7 Gabar.6. Hubungan daya sesaat, tegangan, dan arus pada koponen induktor (L). Ketika tegangan dan arus positif aka dayanya positif dapat diartikan energi engalir dari suber ke induktor, deikian juga ketika tegangan dan arus negatif. Akan tetapi ketika tegangan dan arus berlawanan tanda aka dayanya negatif artinya energi engalir dari induktor ke suber tegangan, sehingga dapat dicari daya rata-rata pada koponen induktor adalah P P( t) dt V I sin tdt V I sin tdt P V I sin tdt V I sin tdt cos P VI t (.10) Daya rata-rata yang diperoleh secara ateatis pada koponen induktor aka eiliki nilai saa dengan nol. Deikian juga daya rata-rata yang diperoleh untuk perhitungan ateatis pada beban kapasitor, nilai yang didapatkan akan saa dengan nol. Sedangkan daya rata-rata pada koponen resistor dengan pendekatan persaaan yang saa akan diperoleh 1

8 1 1 1 P P( t) dt VI (1 cos t) dt P VI (1 cos t) dt P VI ( t sin t) P VI. VI 4 0 (.11) Dari persaaan (.11) daya rata-rata pada koponen resistor dapat dituliskan dala persaaan berikut 1 V I P VI Veff. Ieff (.1) Untuk enghindarkan daya rata-rata pada koponen induktor dan kapasitor saa dengan nol, dapat diabil ruus uu, diana V ( t) V sint i( t) I sin( t ) (.13) dengan nilai tergantung dari koponen induktor atau kapasitor yang terpasang. Jika induktor bertanda + dan kapasitor akan eiliki tanda -, sehingga P( t) V ( t). i( t) V sin t. I sin( t ) 1 P( t) VI [cos cos( t )] (.14) Daya sesaat P(t) keudian diasukkan pada persaaan (.1), aka didapatkan persaaan daya rata-rata uu untuk beban induktor dan kapasitor P P( t) dt VI [cos cos( t )] dt P VI cos Veff. Ieff cos (.15) 13

9 Daya Kopleks Daya rata-rata sebenarnya adalah daya yang dipakai oleh koponen pasif resistor yang erupakan daya yang terpakai atau terserap [3]. Jika dala penerapan nyata, daya rata-rata inilah yang akan ditagihkan kepada pelanggan dari PLN. Daya rata-rata eiliki sibol P dan eiliki satuan watt. Secara ateatis, daya rata-rata atau daya aktif adalah hasil perkalian antara tegangan efektif, arus efektif, dan koefisien faktor dayanya. P V I cos (.16) eff eff Daya reaktif adalah daya yang uncul karena adanya koponen pasif selain resistor yang terpasang, bisa kapasitor aupun induktor []. Daya ini seinial ungkin dihindari atau setidaknya diperkecil karena daya reaktif erupakan daya rugi-rugi. Daya reaktif disibolkan Q dan eiliki satuan volt.apere.reaktif (VAR). Secara ateatis, daya reaktif adalah hasil perkalian antara tegangan efektif, arus efektif dan nilai sin θ. Q V I sin (.17) eff eff Daya tapak atau nyata erupakan daya yang sebenarnya disupply oleh PLN kepada pelanggan. Daya ini erupakan resultan daya antara daya rata-rata dan daya reaktif [3]. sibol dari daya tapak adlah S dan eiliki satuan volt.apere (VA). Secara ateatis, daya tapak atau nyata adalah hasil perkalian antara tegangan efektif dan arus efetifnya. S V I (.18) eff eff Daya tapak atau daya nyata biasa juga disebut dengan daya kopleks, yaitu gabungan antara daya rata-rata dan daya reaktif. Daya kopleks eiliki dua buah bagian, yaitu bagian nyata dan nilai iajinernya seperti berikut S P jq V I cos jv I sin V I (.19) eff eff eff eff eff eff 14

10 .1.3. Faktor Daya Faktor daya atau power factor (pf) adalah perbandingan antara daya ratarata atau daya aktif terhadap daya tapak. Secara ateatis, faktor daya dapat ditulis dala persaaan berikut pf pf P Veff Ieff cos S V I cos eff eff (.0) Dengan enggunakan segitiga daya, aka dapat dilihat hubungan antara faktor daya dengan daya pada rangkaian RLC. Untuk beban yang besifat induktif, faktor daya akan bernilai positif karena arus yang engalir engalai pergeseran fase (phase shift) dan tertinggal atau lagging terhadap tegangannya. S Q θ P Gabar.7. Segitiga daya pada beban induktif. Sedangkan pada beban yang bersifat kapasitif, faktor daya akan bernilai negatif karena arus yang engalir engalai pergeseran fase (phase shift) dan endahului atau leading terhadap tegangannya. P θ S Q Gabar.8. Segitiga daya pada beban kapasitif. 15

11 .. Sensor Arus ACS71 Pengukuran Arus ebutuhkan sebuah resistor shunt yaitu resistor yang dihubungkan secara seri dengan beban dan akan enghasilkan tegangan. egangan tersebut biasanya diupankan ke current transforator terlebih dahulu sebelu asuk ke rangkaian pengkondisi sinyal. Dengan teknologi hall effect yang diterapkan oleh Allegro MicroSyste, Inc, fungsi dari resistor shut dan current transforator dapat digantikan dengan oleh sebuah sensor yang eiliki ukuran relatif lebih kecil. ACS71 adalah suatu sensor arus yang enerapkan teknologi hall effect untuk endeteksi perubahan arus yang engalir dan engubahnya dala bentuk tegangan yang proporsional terhadap perubahan arus. AC71 dapat digunakan untuk pegukuran arus bolak-balik (AC) aupun arus searah (DC). Sensor ini biasa diterapkan oleh industri, otootif, koersil, dan siste kounikasi. Pada uunya aplikasi dari sensor ini digunakan untuk engontrol otor deteksi beban listrik, switched-ode power supply, dan proteksi beban berlebih [4]. Gabar.3. Sensor arus ACS71. Sensor ini enggunakan satu jalur elektrik yang terbuat dari tebaga diana jalur tersebut terintegrasi dengan rangkaian low-offset hall linear yang eungkinkan pebacaan yang akurat [5]. Cara kerja dari sensor ACS71 adalah arus yang engalir pada kabel tebaga akan enghasilkan edan agnet yang akan enginduksi rangkaian hall yang terintegrasi di dalanya dan diubah 16

12 enjadi tegangan yang proporsional terhadap arusnya. egangan keluaran yang dihasilkan oleh sensor selalu bernilai positif karena dipengaruhi oleh rangkaian low-offset yang terdapat didalanya. Perubahan besar tegangan keluaran sensor ACS71 linear terhadap arus yang engalir. Gabar.4. Perbandingan tegangan keluaran dengan arus input [5]. Sensor arus ACS71 eiliki beberapa fasilitas dan keunggulan dibandingkan dengan sensor arus jenis lainnya, diantaranya sebagai berikut: Sinyal pengganggu (noise) pada rangkaian rendah. Bandwidth dapat diatur dengan enggunakan pin FILER. Waktu tanggapan keluaran cepat terhadap input, 5 us. Bandwidth yang tersedia cukup lebar, 80 khz. Habatan dala 1, Ω. Operasi catu daya tunggal sebesar 5 VDC. Sensitivitas keluaran dari 66 V 185 V tiap apere. Dapat digunakan untuk pengukuran arus AC aupun DC. Meiliki offset tegangan yang stabil. ingkat keakurasian sudah terkalibrasi dari pabrikan pebuat. 17

13 Gabar.5. Konfigurasi pin sensor arus ACS71 [5] abel.1. abel deskripsi asing-asing pin sensor arus ACS71 [5]. Noor pin Naa pin Keterangan 1 dan IP+ erinal untuk arus yang diukur 3 dan 4 IP- erinal untuk arus yang diukur 5 GND erinal ground 6 FILER erinal untuk kapasitor eksternal sebagai pengatur bandwidth 7 VIOU Analog output 8 VCC Supply tegangan.3. Mikrokontroler AVR Berdasarkan arsitekturnya, AVR (AdvanceVersatile Risc) erupakan ikrokontroler buatan Atel yang enggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Coputing) yang dikebangkan setelah ikrokontroler keluarga MCS-51 [6]. Mikrokontroler keluarga AVR eiliki lebar data bus 8 bit. Jika ikrokontroler MCS-51 eerlukan seperduabelas kali frekuensi osilator untuk sekali eksekusi instruksi progra, aka ikrokontroler keluarga AVR engeksekusi instruksi progra hanya dala sekali clock frekuensi osilator atau dengan kata lain eiliki frekuensi kerja yang saa dengan frekuensi osilatornya. Sebagai perbandingan, jika digunakan frekuensi yang saa untuk kedua jenis ikrokontroler ini, dapat dikatakan ikrokontroler keluarga AVR 18

14 akan eiliki kecepatan eksekusi progra dua belas kali lebih cepat dibandingkan eksekusi progra ikrokontroler keluarga MCS-51 Seua jenis AVR telah dilengkapi dengan eori flash sebagai eori progra. Kapasitas eori flash yang diiliki bervariasi dari 1KB sapai 18KB. Secara teknis eori jenis ini dapat diprogra elalui saluran antaruka yang dikenal dengan naa Serial Peripheral Interface (SPI). Dari segi fitur dan fasilitas yang ditawarkan, ikrokontroler keluarga AVR eiliki fitur yang elipah. Fitur tersebut diantaranya adalah ikrokontroler keluarga AVR sudah dilengkapi dengan ADC internal, eori progra dan eori data relative lebih besar, rangkaian koparator internal, PWM internal, bahkan ikrokontroler AVR sangat kopatibel dengan perograan bahasa C. Mikrokontroler keluarga AVR terbagi dala 4 sub bagian, yaitu Atiny, Aega, A90Sxx, dan AVR fungsi khusus. Pebagian ini ditujukan agar peakaian ikrokontroler labih aksial. Misal, penggunaan ikrokontroler Atiny untuk aplikasi sederhana dan relatif lebih kecil, sedangkan Aega digunakan untuk aplikasi yang lebih ruit dan relatif enggunakan alokasi eori yang lebih besar Mikrokontroler AMega3 Mikrokontroler AMega3 adalah sebuah chip ikrokontroler keluarga AVR. Mikrokontroler jenis ini eiliki frekuensi kerja yang saa dengan frekuensi osilatornya dan cukup tinggi, yaitu aksial 16MHz. Ukuran flash eori cukup besar, kapasitas SRAM sebesar KB, dan 3 buah port input/output yang sangat eadai untuk berinteraksi dengan perangkat lainnya. Berikut adalah fasilitas dari ikrokontroler AMega3[7]. Saluran I/O sebanyak 3 buah yang terbagi dala 4 port yaitu port A, port B, port C, dan port D. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. iga buah tier/counter dengan keapuan pebanding. 19

15 CPU yang terdiri dari 3 register. Watchdog tier dengan osilator internal. SRA sebesar KB. Meori flash sebesar 3 KB dengan keapuan read while write. Unit interupsi internal dan external. Port antaruka SPI. EEPROM sebesar 1KB yang dapat diprogra saat operasi. Port USAR untuk kounikasi serial Berikut adalah konfigurasi pin AMega3. Gabar.6. Pinout AMega3 [7]. 0

16 abel.. abel deskripsi asing-asing pin AMega3 [7]. Naa pin VCC GND Port A(PA7 PA0) Port B(PB7 PB0) Port C(PC7 PC0) Keterangan Supply tegangan digital Ground Melayani ADC, selain itu juga bisa digunakan sebagai port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up Port ini digunakan sebagai port I/O 8 bit du arah dengan internal pull-up. Port B juga bisa difungsikan secara individu sebagai: PB7 : SCK (SPI Bus Serial Clock) PB6 : MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output) PB5 : MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Inout) PB4 : /SS (SPI Slave Select Input) PB3 : AIN1 (Analog Coparator Negative Input) OC0 (Output Copare ier/counter 0) PB : AIN0 (Analog Coparator Positive Input) IN (External Interrupt Input) PB1 : 1 (ier/counter 1 External Counter Input) PB0 : 0 (ier/counter 0 External Counter Input) XCK (USAR External Clock Input, Output) Port ini digunakan sebagai port I/O 8 bit du arah dengan internal pull-up. Port B juga bisa difungsikan secara individu sebagai: PC7 : OSC (ier Oscilator ) PC6 : OSC1 (ier Oscilator 1) PC1 : SDA (Serial Data Input/Output,IC) PC0 : SCL (Serial Data Clock) 1

17 Lanjutan abel. Naa pin Port D(PD7 PD0) /RESE XAL1 XAL AVCC AREF Keterangan Port ini digunakan sebagai port I/O 8 bit du arah dengan internal pull-up. Port B juga bisa difungsikan secara individu sebagai: PD7 : OC (Output Copare ier/counter ) PD6 : ICP1 (ier Counter Input Capture) PD5 : OC1A (Output Copare A ier/counter 1) PD4 : OC1B (Output Copare B ier/counter 1) PD3 : IN1 (External Interrupt 1 Input) PD : IN (External Interrupt Input) PD1 : XD (USAR ransit) PD0 : RXD (USAR Receive) Bekerja bila endapatkan input pulsa low (active low) selaa inial 1,5 us. Input untuk penguat osilator ebalik Output dari penguat osilator ebalik Catu daya bagi internal ADC pada port A Catu daya referensi ADC

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK Bentuk tegangan dan arus bolak balik Bentuk tegangan dan arus bolak balik Ruus dan Keterangannya ; v v : tegangan sesaat (volt) : tegangan

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID BAB II Dasar Teori Pada bab ini akan dibahas teori yang digunakan untuk merealisasikan sistem presensi dosen dan mahasiswa on-line dengan menggunakan RFID dan wifi. Dalam perancangan ini komponen perangkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC FISIKA KEAS II IPA - KUIKUUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN ANGKAIAN AUS BOAK-BAIK A. AUS BOAK-BAIK a. Persaaan Arus dan Tegangan A Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah dan besarnya senantiasa berubah

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

BAB II WATERPAS DIGITAL

BAB II WATERPAS DIGITAL BAB II WATERPAS DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan waterpass digital yang dirancang. 2.1 Accelerometer Accelerometer adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Breastpump ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya. BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen utama yang digunakan untuk merancang pembuatan suatu prototype kwh meter digital dengan menggunakan sensor ACS712 dengan menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T. * By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T. * Fasor tegangan dan arus pada resistor Perhatikan Gabar 1 dibawah ini Gabar 1.a. Dala daerah waktu Gabar 1.b. Dala daerah frekuensi Kita ulai dari persaaan daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung pada tanggal 4 Juni 2013 hingga 23 September 2014.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroller 8535 Mikrokontroller adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah membuat Data Logger Autoclave, prinsip kerja alat ini adalah pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah membuat Data Logger Autoclave, prinsip kerja alat ini adalah pada 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Dwinta Mussetyarsih (2014) yang telah membuat Data Logger Autoclave, prinsip kerja alat ini adalah pada saat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Atmega8535 Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI FAKUTAS TEKNIK UNP PENYEAAH SATU FASA TIDAK TEKENDAI JOBSHEET/ABSHEET JUUSAN : TEKNIK EEKTO NOMO : II POGAM STUDI : DI WAKTU : x 5 MENIT MATA KUIAH /KODE : EEKTONIKA DAYA / TEI5 TOPIK : PENYEAAH SATU FASA

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh : Ihyauddin, S.Kom Disampaikan pada : Pelatihan Pemrograman Robot Penjejak Garis bagi Siswa SMA Negeri 9 Surabaya Tanggal 3 Nopember 00 S SISTEM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Batterai Baterai sebagai sumber arus listrik searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu baterai elemen kering dan elemen basah. Baterai dapat disebut juga dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller ATMEGA 8535 Mikrokontroller merupakan sebuah single chip yang didalamnya telah dilengkapi dengan CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Acces Memory), ROM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan membahas teori teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. 2.1 Gerak Melingkar Beraturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

Sistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma

Sistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma Sistem Tertanam Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno 1 Arsitektur Atmega328 Prosesor atau mikroprosesor adalah suatu perangkat digital berupa Chip atau IC (Integrated Circuit) yang digunakan untuk memproses

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi

BAB II DASAR TEORI. Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi BAB II DASAR TEORI 2.1. Inkubator Bayi Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang cocok untuk bayi baru lahir, terutama pada kelahiran prematur. Saat ini masalah

Lebih terperinci

RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16

RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16 RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16 Rahmad Sapuan Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail: sapoeandenis@yahoo.co.id Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler adalah IC (Integrated Circuit) yang dapat di program dan dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Bentuk Fisik Sensor Gas LPG TGS 2610 Bentuk fisik sensor TGS 2610 terlihat pada gambar berikut :

BAB II DASAR TEORI Bentuk Fisik Sensor Gas LPG TGS 2610 Bentuk fisik sensor TGS 2610 terlihat pada gambar berikut : BAB II DASAR TEORI 2.1 SENSOR TGS 2610 2.1.1 Gambaran Umum Sensor gas LPG TGS 2610 adalah sebuah sensor gas yang dapat mendeteksi adanya konsentrasi gas LPG di sekitar sensor tersebut. Sensor gas LPG TGS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

APLIKASI CHATTING DENGAN JARINGAN MIKROKONTROLER Eka Purwa Laksana, Sujono

APLIKASI CHATTING DENGAN JARINGAN MIKROKONTROLER Eka Purwa Laksana, Sujono APLIKASI CHATTING DENGAN JARINGAN MIKROKONTROLER Eka Purwa Laksana, Sujono Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya Petukangan Utara Jakarta Selatan 12260

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam BAB II LANDASAN TEORI Temperatur merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan mesin penetas telur,temperature yang diperlukan berkisar antara 38-39 0 C. Untuk hasil yang optimal dalam Pembuatan

Lebih terperinci

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535:

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535: 11 9. RAM Internal 128 X 8 bit, 10. Memiliki 32 jalur I/O yang dapat diprogram, 11. Satu pencacah 8 bit dengan separate prescaler, 12. Satu pencacah16 bit dengan separate prescaler, 13. Sumber interupsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain pengertian parkir, Piloted parking System, modul bluetooth, mikrokontroler arduino Mega

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan dari prototype yang dibuat, yaitu konsep dasar alat, diagram blok, perancangan elektronika yang meliputi rangkaian rangkaian elektronika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

Pada dasamya prinsip dasamya prinsip kerja dari alat ini adalah dengan

Pada dasamya prinsip dasamya prinsip kerja dari alat ini adalah dengan BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Penelitian tentang pembuatan alat ukur digital pernah dilakukan Untung Firdaus dengan nomor mahasiswa 00524044 dengan judul tugas akhir " Pembuatan Alat Ukur Jarak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

bagian penting yaitu sensor navigasi CMPS03, sensor tekanan, IC suara 25120,

bagian penting yaitu sensor navigasi CMPS03, sensor tekanan, IC suara 25120, BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Sugiarto indar, 2004 telah melakukan penelitian tentang kompas magnetik dengan output LCD. Diagram alir sistem «Kompas Magnetik Digital dengan Output LCD " adalah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Dasar teori yang digunakan dalam merealisasikan sistem ini antara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hidroponik Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota maupun di lahan terbuka, atau di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

1.KONSEP SEGITIGA DAYA Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Frekuensi adalah salah satu parameter dalam operasi sistem tenaga listrik. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu. Generator pada

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

Gambar 2.44 Diagram arus, tegangan dan daya komponen resistif

Gambar 2.44 Diagram arus, tegangan dan daya komponen resistif 84 Jadi daya rara-rata adalah perkalian arus searah (D) dan tegangan searah (D) atau disebut juga daya konstan tidak lagi tergantung oleh perubahan periodik waktu. Gabar.44 Diagra arus, tegangan dan daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Microcontroller AVR ATmega32 Microcontroller adalah sebuah alat pengendali (controller) berukuran mikro atau sangat kecil yang dikemas dalam bentuk chip 1. Microcontroller data

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Nama : Yudhis Thiro Kabul Yunior NRP : Pembimbing I : Ir. Harris Pirngadi, M.T. Pembimbing II : Ir. Tasripan, M.T.

Nama : Yudhis Thiro Kabul Yunior NRP : Pembimbing I : Ir. Harris Pirngadi, M.T. Pembimbing II : Ir. Tasripan, M.T. Nama : Yudhis Thiro Kabul Yunior NRP : 2211105022 Pembimbing I : Ir. Harris Pirngadi, M.T. Pembimbing II : Ir. Tasripan, M.T. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Oli mesin pada sepeda motor berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan suatu terobosan dari teknologi microprocessor. Seperti halnya microprocessor yang berfungsi sebagai otak pada komputer, microcontroller

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen didalamnya termasuk adalah pengambilan data dan membangun sistem kontrol temperatur.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci