HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN. Kode Mata Kuliah : Sej 406. : DRA. LELI YULIFAR, M.Pd

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN. Kode Mata Kuliah : Sej 406. : DRA. LELI YULIFAR, M.Pd"

Transkripsi

1 HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN Kode Mata Kuliah : Sej 406 OLEH : DRA. LELI YULIFAR, M.Pd Pertemuan I : Jumlah Pertemuan : 16 ( 7 pertemuan teori, 7 pertemuan diskusi kelompok, UTS dan UAS) Menjelaskan Rasional disiplin sosiologi dan Antropologi pembangunan sebagai kajian yang integrative di dalam menelaah permasalahan-permasalahan pembangunan terutama di negara-negara Dunia Ketiga. Yakni : a. Kehidupan manusia dapat dikaji baik melalui Sosiologi maupun Antropologi. Hal ini menjadikan kedua disiplin ilmu tersebut susah untuk dipisahkan. Banyak para ahli Sosiologi merangkap menjadi antropolog, dan sebaliknya. Kendati demikian, kajian Antropologi yang berhubungan langsung dengan Sosiologi, hanya yang berkenaan dengan Antropologi budaya saja. Dalam hal ini, khusus kajian yang berkenaan dengan aspek manusia sebagai mahluk sosial budaya, yang diidentifikasi bahwa manusia memiliki perilaku sosial yang melembaga. b. Pembangunan sebagai konsep politik, ekonomi dan sosial di dalam mengarahkan proses perubahan yang diinginkan suatu bangsa akan melibatkan semua pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi. Abad ke-21 ditandai dengan pesatnya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sebagai akibat perkembangan Teknologi Informasi. Implikasinya, di dalam upaya perubahan yang direncanakan, yang dikenal dengan istilah Pembangunan, masalahmasalah sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik tersebut akan melebur dalam satu telaah yang berada dalam ranah Sosiologi dan Antropologi. c. Isu-isu tentang pemerataan, perubahan sosial, potensi konflik, disintegrasi, pembangunan fisik dan spiritual dalam kerangka multikultural dalam ruang global tampak menjadi semakin krusial untuk dijadikan bahan diskusi.untuk memperkuat pemikiran para mahasiswa dalam menganalisis implikasi pembangunan sebuah Negara, termasuk Indonesia, perkuliahan dimulai dengan membahas berbagai teori pembangunan, yang akan digunakan dalam 1

2 membedah permasalahan kasus-kasus pembangunan sebagai implikasi dari perubahan yang terencana tersebut. Pertemuan II a. Definisi Pembangunan dan Tiga Golongan Kebutuhan Dasar Sosiologi dan Antropologi (budaya) mempelajari manusia yang berkenaan dengan individu, masyarakat, ataupun pranata sosial seperti keluarga, agama dan politik (Gurniwan, 1999 : 33). Kedua disiplin ilmu ini, beserta ilmu-ilmu sosial lainnya berupaya untuk mencoba menjawab setiap masalah yang berhubungan dengan kehidupan manusia, termasuk bagaimana mereka melakukan suatu perubahan, khususnya yang dilakukan dengan sengaja dan terencana. Setiap upaya perubahan yang direncanakan, disebut pembangunan (Kartasasmita, 1996). Di sisi lain, pembangunan tersebut akan menimbulkan perubahan. Karena itu, antara pembangunan dan perubahan akan merupakan dua unsur yang saling berkaitan erat. Parsudi Suparlan dalam tulisannnya tentang Antropologi Pembangunan, sebagai penghormatan kepada Koentjaraningrat (1997) mendefinisikan pembangunan sebagai serangkaian upaya yang direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badanbadan atau lembaga-lembaga internasional, nasional atau lokal yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan, program, atau proyek, yang secara terencana mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau lebih sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut. 1. Basic Needs dan Basic Drive Program-program tersebut di antaranya meliputi program-program pembangunan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, yang mencakup program-program peningkatan kesejahteraan hidup atau mutu, senada dengan Sumarwoto di atas, tentang basic need yang pada gilirannya akan menjadi basic drive setiap individu. Menurut Sumarwoto (2001), pembagian kebutuhan dasar di atas dibagi secara khierarkis berturut-turut dari atas ke bawah, sehingga menjadi tiga golongan. 2

3 1.1. Kebutuhan Dasar Untuk Kelangsungan Hidup Hayati Mahluk hidup selalu berusaha untuk selalu menjaga kelangsungan hidupnya, tidak saja secara individu tetapi juga sebagai jenis. Kelangsungan hidup sebagai jenis bahkan memiliki bobot yang lebih tinggi dibandingkan kehidupan individual. Sehingga kita akan Menjumpai kelakuan altruism, yaitu pengorbanan diri untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenis Kebutuhan Dasar untuk Kelangsungan Hidup yang Manusiawi Kelangsungan hidup yang manusiawi dan derajat kebebasan memilih hanyalah mungkin apabila kelangsungan kehidupan hayati telah terpenuhi dan terjamin. Oleh karena itu, kelangsungan kehidupan hayati adalah hal yang paling pokok dan mempunyai bobot yang paling tinggi di antara ketiga golongan kebutuhan dasar. Pada saat kebutuhan dasar yang pertama ini telah terpenuhi, orang sering tidak merasakan adanya kebutuhan dasar pada tahap ini 1.3. Kebutuhan Dasar untuk Memilih Kemampuan memilih merupakan sifat hakiki mahluk untuk dpat mempertahankan kelangsungan hidupnya, baik pada tumbuhan, hewan dan manusia. Akar tumbuhan dapat memilih unsur mana yang diserap banyak dan mana yang diserap sedikit. Kemampuan memilih ini memungkinkan kita untuk menggunakan tumbuhan sebagai indikator adanya zat tertentu di dalam tanah. Hewan juga memilih apa yang dimakannya. Kambing memiliki pilihan yang lebih luas disbanding hama wereng yang hanya menyukai padi. 2. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable development) Konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) merupakan konsep yang dideklarasikan pada penyelenggaraan Earth summit 1992 di Rio De Janeiro. Penggagas konsep ini berasal dari World Commission on Environment and development (Asosiasi SYLFF, 2006). Selain semakin disadarinya bahwa keterkaitan lingkungan hidup dengan permasalahan ekonomi dan sosial, juga kesadaran bahwa analisis dan pemecahan 3

4 permasalahan serta implementasi pembangunan merupakan upaya yang tidak terputus. Oleh karena itu, berbagai disiplin ilmu semakin berkembang dan digunakan sebagai pendekatan multi dan interdisipliner. 3. Pendekatan Sosial Budaya dan Ekonomi Aspek lingkungan Sosial-budaya dan ekonomi memang sangatlah penting untuk kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial budaya dan kondisi ekonomi tertentu. Faktor ekonomi perlu mendapat perhatian, karena pembangunan tidak akan dapat berkelanjutan apabila ekonomi tidak mendukungnya. Kendati demikian, kerap kali faktor sosial budaya diabaikan. Pertemuan III a. Teori-Teori yang Digunakan Dalam Menganalisis Pembangunan Untuk memahami manusia beserta seluruh fenomena di dalam kehidupannya dapat dilakukan melalui kegiatan menganalisis bagaimana sekelompok manusia berupaya membangun bangsanya, melalui penggunaan teori-teori. Di dalam menganalisis fenomena sosial tersebut tidak cukup dengan hanya menggunakan satu teori, tetapi bisa bersifat multi atau interdisipliner. Pemilihan teori didasarkan pada pertimbangan kesesuaian dengan kebutuhan (need. Contohnya, untuk mengetahui kehidupan manusia sebagai mahluk sosial, maka teori-teori ilmu sosial yang dipilih. Teori ilmu sosial didefinisikan sebagai seperangkat andaian mengenai masyarakat, fenomena sosial dan tingkah laku manusia (Gurniwan, 1999). Sehubungan dengan penjelasan tentang arti dan peran teori tersebut di atas, berikut ini akan dipilihkan 3 teori yang cukup populer digunakan dalam menganalisis pembangunan. Teori tersebut terdiri dari Teori modernisasi, Teori Dependensi (Ketergantungan) dan Teori Sistem Dunia. 4

5 b. Teori Modernisasi Klasik Modernisasi sebagai proses transformasi yang sistemik, dilakukan secara immanent (terus-menerus) dan cenderung menekankan pada faktor yang berasal dari dalam (internal resources). Untuk mencapai kondisi modern, teori modernisasi klasik mensyaratkan bahwa seluruh nila-nilai tradisional harus diganti oleh seperangkat struktur yang modern. Karena itu, Huntington (1976) menganggap bahwa antara nilai-nilai tradisional dan modern adalah hal yang saling bertentangan. Dalam arti, jika modernisasi ingin dicapai, maka nilai-nilai tradsional harus dirombak total alias dilenyapkan! 1. Diferensiasi Struktural dari Smelser (Sosiolog) Di dalam menjawab pertanyaan yang dirumuskannya, Smelser menggunakan konsep bagaimana modernisasi bisa terjadi, perbedaan antara masyarakat tradisional dan modern bagaimana prospek modernisasi di Negara Dunia Ketiga, dan apa akibat lanjut dari proses modernisasi. Menurut Smelser, proses modernisasi akan selalu melibatkan diferensiasi struktural.ketidakteruran struktur masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi sekaligus akan dibagi ke dalam sub struktur untuk menjalankan satu fungsi yang lebih khusus. Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang terdiri dari berbagai sub struktur yang menjalankan keseluruhan fungsi yang dilakukan oleh bangunan struktur lama. Setelah terdapat diferensiasi struktural, pelaksanaan fungsi akan dapat dijalankan secara lebih efisien. Dalam masyarakat modern, keluarga memiliki struktur yang lebih sederhana, lebih kecil karena hanya terdiri dari keluarga inti (batih). Di sini sudah terjadi diferensiasi strukural, sehingga banyak fungsi dari lembaga keluaraga tradisional tidak dilakukan. Sebagai contoh, lembaga perekonomian telah berfungsi sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap produktifitas kerja, lembaga pendidikan berfungsi untuk pewarisan nilai dan pengajaran, pemerintah memiliki fungsi untuk kesejahteraan dll. Diambilalihnya fungsi-fungsi yang tadinya dilakukan keluarga tradisional, 5

6 oleh lembaga dibanding keluarga tradisional. khusus menjadikan keluarga modern lebih produktif 2. Tahapan Pertumbuhan Ekonomi dari Rostow Dalam karya klasiknya yang berjudul The Stages of Economic Growth, W.W. Rostow menyatakan terdapat 5 tahapan pembangunan ekonomi, yakni : 2.1 Masyarakat Tradisional 2.2 Prakondisi tinggal landas 2.3 Tahapan tinggal landas 2.4 Kematangan pertumbuhan 2.5 Konsumsi massa tinggi 3.Telaah Coleman Terhadap Pembangunan Politik di Dunia ketiga Modernisasi politik menurut Coleman merujuk kepada diferensiasi struktur politik dan sekularisasi budaya politik yang mengarah kepada ethos keadilan yang bertujuan akhir ke arah penguatan kapasitas sistem politik. Pokok-pokok pikiran Coleman paling tidak terdiri dari 3 hal yang terdiri dari : 3.1. Diferensiasi politik sebagai kecenderungan dominan sejarah perkembangan sistem politik modern. Jika berhasil, diferensiasi politik akan dengan tegas menghasilkan perbedaan antar fungsi masing-masing lembaga secara tegas, yang akan mengakibatkan semakin kompleksnya struktur politik, sementara pada saat bersamaan diferensiasi politik akan melahirkan situasi yang saling terkait dan saling ketergantungan di antara lembaga tersebut secara sehat dan berkesinambungan. Contoh pembedaan dan pemisahan tersebut ialah : norma-norma hukum yang universal dengan agama, pemisahan antara fungsi administratif pemerintahan dan persaingan kepemimpinan politik untuk mencapai kedudukan dan pemerintahan. 6

7 3.2 Prinsip kesamaan dan keadilan merupakan etos masyarakat modern. Misalnya, prinsip keadilan dalam distribusi (bidang ekonomi), kemantapan dan meratanya pelaksanaan norma-norma hukum universal di dalam kerangka hubungan politik antara pemerintah dan rakyat. Proses keadilan dalam kesempatan memperoleh promosi jabatan dalam administrasi dan politik yang berdasar pada prestasi. Kemudian, prinsip keadilan dalam penumbuhkembangan angka partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan politik atau keadilan dalam berpartisipasi. 4. Thesis Mc Clelland dan Penelitian Robert N. Bellah tentang Agama Tokugawa di Jepang Penelitian yang dimaksudkan di antaranya dicontohkan thesisnya David McClelland yang menghubungkan antara kebutuhan berprestasi (need for achievement) dengan pembangunan ekonomi. Menurut McClelland, yang bertanggung jawab terhadap proses modernisasi Negara-negara berkembang adalah kaum wiraswastawan domestik, bukanlah para politikus atau para penasihat ahli dari Negara maju. Sementara itu, Robert N. Bellah melihat adanya peranan agama Tokugawa pada pembangunan ekonomi Jepang. Lipset mengkaji tentang kemungkinan pembangunan ekononomi terhadap proses demokratisasi di Negara Dunia Ketiga. Kemudian, Inkeles melihat akibat modernisaasi terhadap perilaku seseorang. 5. Kritik Terhadap Teori Modernisasi Klasik Bagi kelompok yang bersebrangan dengan pendukung teori modernisasi, seperti pendukung Neo-Marxisme, melihat bahwa para pengusung teori modernisasi sebenarnya merupakan upaya Amerika dan negara Barat di dalam melakukan upaya ke arah Neokolonialisme yang dikemas secara ilmiah. Perhatian teori modernisasi pada hal-hal internal yang lebih melihat negara Dunia Ketiga dari sisi internal (nilai tradisional, kurangnya investasi produktif dll), sehingga mengabaikan unsur eksternal seperti ketidakseimbangan nilai tukar, perusahaan 7

8 mulinasional, fenomena neokolonialisme. Pada saat ini, budaya Barat sangat mendominasi Negara Dunia Ketiga. Pertemuan IV a. Teori Modernisasi Baru Akhir tahun 1970-an, perdebatan antara berbagai perspektif pokok pembangunan mulai mereda. Pada saat ini muncul pandangan dari pengusung teori modernisasi Baru yang merupakan revisi terhadap berbagai asumsi dasar teori modernisasi klasik. Hasil kajian baru teori modernisasi tersebut telah menemukan beberapa wilayah kajian yang baru pula. 1. Kajian Wong Tentang Famiisme di Hongkong Dihubungkan dengan Pembangunan Ekonomi Dalam penelitian Wong, thesis tentang nilai-nilai tradisional yang kontra produktif terhadap upaya pembangunan ekonomi tersebut berhasil dijawab dengan sebuah bukti riil, justru metafora pranata keluarga telah cukup memberikan alasan untuk legalitas hubungan antara patron (tuan/pemilik) dengan Klien (pekerja). Secara ekonomis, hubungan paternalisme yang penuh dengan kebajikan itu telah membantu para usahawan untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang ada di dalam industri yang sangat fluktuatif. 2. Kajian Dove Melalui kajian antropologis, Dove dan kawan-kawan mencoba melihat interaksi antara kebijakan pembangunan nasional Indonesia dengan berbagai budaya lokal yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, sangat tidak beralasan jika terdapat upaya ke arah devaluasi, depresiasi bahkan pengeliminasian terhadap budaya lokal, yang ironisnya banyak dilakukan oleh para ilmuwan Sosial lokal. Di samping itu, terdapat fenomena di mana para peneliti sosial lokal kerap dihadapkan pada kondisi lapangan yang membuat mereka tidak dapat melakukan penelitian secara akurat. Hambatan dari iklim penelitian dari para birokrat telah melahirkan hasil- 8

9 hasil penelitian pesanan atau sebaliknya, sama sekali tidak dapat langsung mengamati objek penelitian. 3. Kajian Lipset Pada tahun 1960-an, Lipset mengungkapkan bahwa terdapat keterkaitan positif antara pembangunan ekonomi dan demokrasi. Diasumsikan, bahwa semakin maju sebuah negara secara ekonomis, semakin besar peluang yang dimilikinya untuk menegakkan tatanan politik yang demokratis. Namun, tahun 1970-an, banyak pemerintahan yang demokratis tumbang membuat para penganut teori modernisasi merasa pesimis terhadap masa depan demokrasi politik di Dunia Ketiga. Tetapi, pada tahun 1980-an, ketika pembangunan demokrasi di Dunia Ketiga, bangkit lagi, terdapat kecenderungan untuk mengkaji masa transisi bangkitnya pembangunan demokrasi. Pertemuan V a. Teori Dependensi Klasik Teori dependensi muncul untuk pertama kali di Amerika Latin. Teori ini berbeda dengan teori modernisasi yang melihat permasalahan pembangunan dari sudut kepentingan Amerika Serikat. Teori ini menyatakan bahwa keterbelakangan Dunia Ketiga sebagai fokus perhatian. Sehingga, teori ini lebih dipandang sebagai teori yang lebih berpihak kepada suara Negara Dunia Ketiga. 1. Tumbuhnya Imperialisme di Asia Timur Lansberg menganalisis bahwa pembangunan di Negara Dunia Ketiga tidak berhasil oleh upaya yang oleh Dunia Barat diklaim sebagai pendamping atau penolong. Karena banyaknya faktor yang berkenaan dengan hal-hal berikut : 1.1 Lemahnya dasar-dasar pengembangan industri, dan adanya paksaan terhadap Negara Dunia Ketiga untuk mebelanjakan devisa yang besar untuk mengimpor barang konsumsi. 1.2 Devisa yang dibelanjakan tersebut diambil dari penjualan ekspor produk primer seperti gula, teh, kopi, karet,rotan, coklat dll yang sangat rentan terhadap flutuasi harga pasar dengan kendali harga dari negara-negara maju. 9

10 1.3 Defisit dari devisa membuat negara dunia Ketiga dalam mengumpulkan devisa membuat negara pinggiran tersebut terjebak hutang luar negeri yang membuat mudahnya dominasi asing di dalam negaranya. 2. Analisis Ketergantungan dalam Pembangunan Sosial ekonomi Indonesia Analisis pembangunan sosial-ekonomi dengan menggunakan teori ketergantungan dilakukan oleh Sritua Arief dan Adi Sasono pada thun 1980-an. Kajian dimulai dengan analisis sejarah yang mengamati warisan Kolonial Belanda, yakni bangunan struktural sejak dilakukannya tanam paksa. Tumbuh suburnya kemiskinan dan keterbelakangan di Indonesia diwariskan dari sistem ini. b. Teori Dependensi Baru Dalam menjawab kritik terhadap teori dependensi, para pendukung teori tersebut mengemukakan beberapa tesis sebagai hasil telaah, yang kemudian dikenal dengan teori Dependensi Baru. Jawaban tersebut disajikan berturutturut mulai dari tanggapan dari Cardoso, Penellitian Gold, Studi Koo, dan penelitian Mohtar Mas oed. 1. Tanggapan Cardoso Cardoso menyebutnya sebagai metode historis structural, karena menggunakan analisis sejarah dalam ilmu-ilmu sosial. Istilah ketergantungan digunakan Cardoso sebagai alat analisis untuk menjelaskan situasi konkrit di Dunia Ketiga. Berbeda dengan dependensi klasik yang menganggap keterbelakangan sebagai analisis yang selalu digunakan untuk menjelaskan semua keterbelakangan di Dunia Ketiga. 2. Penelitian Gold Gold meneliti Taiwan menggunakan konsep dependensi dengan menguji dan menjelaskan pertumbuhan ekonomi dan kestabilan politik di Taiwan. Peneliti ini tidak mengabaikan kondisi Taiwan yg pada awalnaya adalah negara pinggiran, yang kemudian dinyatakan sebagai sebuah keajaiban dalam pembangunan politik dan ekonomi di negara 10

11 tersebut. Meskipun pola pendekatannya mengadopsi pemikiran Cardoso dalam metodologi pengkajian pembangunan di Amerika latin, tetapi peneliti ini Menyatakan bahwa metodologi tersebut tidak harus terikat oleh wilayah geografis. Gold pada awalnya melihat bahwa arah pembangunan Taiwan terdapat kemiripan dengan Amerika latin seperti hasil penelitan Cardoso.Gold mengungkapkan tesis tentang kondisi Taiwan sebagai sebuah negara yang bercirikan ketergantungan yang dinamis. 3. Studi Koo Koo mencoba melihat pembangunan Korea Selatan dalam konteks terus menerus antara negara, kelas sosial, dan sistem dunia. Pembahasannya ditujukan pada pengaruh kumulatif dari ketiga faktor tersebut secara bersamaan. 4. Penelitian Mas oed Dengan menggunakan konsep NBO yang dikembangkan oleh O Donell dan menggabungkannya dengan konsep korporetisme, Mas oed mencoba menjawab pertanyaan pokok sebagai berikut : pertama, Mengapa sistem politik otoriter lahir kembali pada periode ? karakteristik sistem politik yang otoriter? Kedua, Apa Pertemuan VI a. Teori sistem Dunia (Teori sistem Kapitalis Dunia) Kelahiran teori sistem dunia dilatarbelakangi oleh situasi pertentangan di antara pendukung teori modernisasi dan dependensi, yang lahir sebagai wawasan alternatif pada tahun 1970-an. Tokohnya yang bernama Immanuel Wallerstein muncul dengan gagasan baru yang radikal, dengan menunjuk bahwa banyak peristiwa sejarah yang di dalam Tatanan Ekonomi Kapitalis Dunia (TEKD) tidak dapat dijelaskan oleh kedua perspektif pembangunan yang telah mapan tersebut secara memuaskan, khususnya oleh teori dependensi yang klasik maupun yang baru. 11

12 Dalam setiap hasil penelitian teori sistem dunia telah dan akan selalu menggunakan pendekatan analisa sejarah jangka panjang. Teori ini tidak mengamati gejala sosial untuk untuk jangka waktu satu atau dua dekade, tetapi lebih memberikan keseluruhan perhatiannya dalam menganalisa kecenderungan putaran dan siklus jangka panjang bola dunia yang biasanya berlangsung lebih dari satu abad. Sebagai contoh, hasil karya Bergesen dan Schoenberg telah menguji gelombang panjang kolonialisme yang mencakup daftar dan jumlah negara yang dijajah, baik mulai maupun berakhirnya sebagai daerah jajahan yang berkisar antara tahun 1415 sampai dengan Pertemuan VII a. Hubungan Konsep Membangun dengan Kebudayaan 1. Konstelasi Antara Kebudayaan, Pembangunan dalam Masyarakat Sederhana, transisional dan Masyarakat Modern Masyarakat atau Society diartikan sebagai orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Selo Sumarjan,1974). Sedangkan Koentjaraningrat (1994), masyarakat merujuk pada kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut satu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama, Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan menganggap mereka sebagai satu kesatuan. 2. Masyarakat Tradisional, Transisi dan Modern Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang tertutup dan padu monopolitik. Padu monopolitik dimaksudkan sebagai masyarakat yang di dalamnya terdapat seperangkat pemikiran dan nilai-nilai dari suatu bidang kehidupan yang meresapi, mengatur, menguasai dan menyatukan semua bidang-bidang kebudayaan yang ada. Kemudian, pandangan dan nilai-nilai 12

13 dari bidang aliran kepercayaan animistis menguasai seluruh kegiatan dan pengalaman serta pengetahuan mereka. Ke dalam kelompok masyarakat tradisional yang juga disebut masyarakat berkebudayaan pra-industri dimasukan kelompok masyarakat primitif (sederhana), yang memiliki ciri-ciri dalam pemenuhan kehidupan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga rendah dalam aspek produksi. Kalaupun memproduksi barang hanya terbatas untuk melengkapi kebutuhan sendiri, dengan berbahan baku yang tersedia dari alam. Masyarakat desa di daerah peradaban lama sudah berorientasi pada pertanian, mereka lebih maju dibanding masyarakat sederhana. Kelompok ini merupakan peralihan (transisi) ke dalam bentuk masyarakat agraris, sehingga telah terdapat diferensiasi sosial walau masih dalam kerangka mata pencaharian agraris. Kelompok masyarakat perkotaan mewakili kelompok masyarakat yang dikatakan berkebudayaan modern (kekinian). Kelompok ini berorientasi pada sektor industri dan jasa, sehingga dimasukan sebagai masyarakat industri. Sudah terjadi diferensiasi sosial yang beragam. Pilihan-pilihan bidang pekerjaan yang beragam, seperti buruh atau karyawan, pekerja kantoran, bidang hukum, pendidikan, perbankan, wirausaha dll. Hal ini akan melahirkan stratifikasi sosial yang kompleks. Selo Sumarjan (Soekanto, 1984), membagi masyarakat ke dalam tahapan berikut : 1. Masyarakat Sederhana (Bersahaja). Kelompok masyarakat ini masih sederhana dan serba tradisional, dengan perkembangan yang lambat dibanding kelompok masyarakat yang lain. Ciri lebih detailnya adalah sbb : 1.1. Hubungan yang erat dalam keluarga maupun masyarakat Organisasi sosial didasarkan pada adat istiadat yang berbentuk tradisi secara turun temurun. 13

14 1.3. Percaya adanya kekuatan ghaib yang mempengaruhi kehidupan mereka, tetapi mereka sendiri tidak sanggup menghadapi kekuatan tersebut Tidak terdapat lembaga khusus yang mengatur bidang-bidang pendidikan, dalam masyarakat tetapi ketrampilan yang mereka miliki diperoleh melalui pendidikan di dalam keluarga (informal) dan masyarakat melalui praktek langsung (sedikit atau tanpa teori) Tingkat buta huruf yang tinggi, karena tidak ada pendidikan sekolah yang masuk kepada kehidupan mereka Hukum yang berlaku pada masyarakat dapat difahami dan dimengerti oleh anggotanya yang sudah dewasa Kegiatan perekonomian masyarakat sebagian besar di bidang produksi yang dikonsumsi untuk memilih kebutuhan sendiri atau sedikit yang dipasarkan. Harga barang-barang kebutuhan yang dihasilkan masyarakat memiliki nilai terbatas Kegiatan perekonomian dan sosial memerlukan kerjasama yang dilakukan oleh orang banyak dan secara tradisional dengan sistem gotong royong, hubungan kerjasama dengan sistem ini tanpa adanya hubungan buruh dengan majikan. 2. Masyarakat Madya Masyarakat yang berada pada tahap transisi, telah mengalami perkembangan dibandingkan dengan masyarakat sederhana, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 2.1 Hubungan keluarga tetap kuat, tetapi hubungan antar anggota masyarakat sudah mulai mengendur dan mulai didasarkan pada kepentingan untung rugi atas dasar kepentingan ekonomi. 2.2 Adat istiadat yang berlaku pada masyarakat masih dihormati, mulai terbuka terhadap pengaruh luar. 14

15 2.3 Timbulnya pemikiran rasional, menyebabkan kepercayaan terhadap kekuatan ghaib sudah mulai berkurang, tetapi kepercayaan akan muncul kembali apabila apabila lingkungannya. 2.4 Lembaga-lembaga pendidikan mulai muncul dengan adanya pendidikan dasar dan menengah, tetapi belum Nampak adanya pendidikan luar sekolah Mulai terdapatnya pendidikan sekolah menyebabkan tingkat buta huruf bergerak turun Hukum tertulis dan hukum yang tidak tertulis berdampingan dengan serasi Ekonomi yang berorientasi pasar mulai menambah persaingan di bidang produksi, hal ini mempengaruhi perbedaan struktur sosial di masyarakat, sehingga nilai uang memegang peranan penting 2.8. Gotong royong masih berlaku, tetapi di kalangan keluarga besar atau tetangga- tetangga terdekat, sedangkan pembangunan prasarana dan sarana untuk kepentingan umum sudah berdasarkan upah. Nilai komersil sudah diperhitungkan. 3. Masyarakat pramodern-modern Kelompok masyarakat pramodern-modern, bercirikan : 1.1. Hubungan antar masyarakat didasarkan pada kepentingan pribadi dan kebutuhan-kebutuhan individu Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling mempengaruhi, kecuali dalaam menjaga rahasia hasil penemuan baru Masyarakat sangat percaya terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, karena sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. 15

16 1.4. Masyarakatnya terdiri dari berbagai profesi dan keahlian yang dapat ditingkatkan atau dipelajari melalui pendidikan luar sekolah atau sekolah kejuruan Tingkat pendidikan sekolah relatif tinggi dan merata Hukum yang berlaku di masyarakat adalah hukum tertulis yang sangat kompleks Ekonomi hamper seluruhnya berorientasi kepada pasar yang didasarkan kepada penggunaan uang dan alat pembayaran lain (kartu kredit, check, giro, dsb.). A. Ciri-ciri manusia Bermental Membangun, Unsur-unsur tradisional yang Mendukung Pembangunan serta Kendala alternatif Solusinya Budaya yang Menghambat Pembangunan dan Abad ke-21 ditandai sebagai abad teknologi informasi. Pesatnya perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah mengubah wajah dunia demikian cepat. Apa yang terjadi di belahan dunia lain dengan cepat sampai di seluruh pelosok bumi. Dihadapkan pada kondisi ini, diperlukan manusia-manusia Indonesia yang bermental membangun. Mentalitas membangun yang mengglobal diperlukan, karena kebudayaan nasional akan berhadapan langsung dengan peradaban dunia yang semakin canggih, kompetitif dan serba cepat. Salah satu mentalitas pembangunan yang diduga memiliki respon yang positif terhadap perubahan, dikenal dengan pengembangan mental melalui modernisasi. Koentjaraningrat (1985) mengungkapkan bahwa nilai budaya yang perlu dimiliki bangsa Indonesia adalah nilai budaya yang berorientasi ke depan, bukan mentalitas yang bersifat vertical. Pertemuan VIII UJIAN TENGAH SEMESTER Pertemuan Ix sd XV Diskusi Kelompok denngan tema-tema yang sudah dideskripsikan di dalam syllabus dan SAP. Pertemuan XVI UJIAN AKHIR SEMESTER 16

17 DAFTAR PUSTAKA Alvin Y. So, Suwarsono,2000, Perubahan sosial dan Pembangunan, LP3S, Jakarta. Barlinti, Yeni Salma dkk (Ed.),2006, Sustainable Development, Beberapa Catatan Tambahan, Asosiasi SYLFF, Jakarta. Pasya, Gurniwan Kamil, 1999, Kapita Selekta Sosiologi dan antropologi, Buana Nusa, Bandung ,Awan Mutakin,2000,Masyarakat Indonesia Dalam Dinamika,Buana Nusa, Bandung Kartasasmita,(1976, Pembangunan untuk Rakyat, Cides, Jakarta. Koentjaraningrat, 1985, Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta , 2004, Manusia dan kebudayaan di Indonesia, Djambatan, Jakarta. Laurer, Robert H, 1993, Perspektif tentang Perubahan sosial, Rineka Cipta, Jakarta.erty Mantra, Ida Bagoes, 2000, Demografi Umum, Pustaka Jaya, Jakarta. Soekanto, Surjono, 1984, Struktur Masyarakat Indonesia, Jakarta, CV. Rajawali. Sumarwoto, Otto, 2000, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta. Susanto, astrid S, 1995, Sosiologi Pembangunan, Bina Cipta, Jakarta. Suparlan, Parsudi,1997, Pandangan Terhadap Antropologi dan Pembangunan dalam Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 17

18 HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN SEJ 406 (2 SKS) Oleh Dra. Leli Yulifar, M.Pd. NIP JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Teori juga membantu dalam memilih metode penelitian, menguji data, menarik kesimpulan, dan merumuskan tindak lanjut kebijaksanaan.

Teori juga membantu dalam memilih metode penelitian, menguji data, menarik kesimpulan, dan merumuskan tindak lanjut kebijaksanaan. Semua Ilmu akan mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian tanpa teori. Teori merupakan alat bantu utama. Teori mempertajam proses berpikir, menggelar kerangka analisa, membantu merumuskan hipotesa,

Lebih terperinci

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran.

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran. BAB III 1. Teori ini didasarkan pada dikotomi antara apa yang disebut modern dan tradisional. Modern merupakan simbol dari kemajuan, pemikiran yang rasional, cara kerja yang efesien, dst. 2. Teori modernisasi

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-9 (01) Sejarah Lahirnya Teori Modernisasi lahir sebagai produk sejarah 3 peristiwa penting setelah masa perang dunia II, yaitu:

Lebih terperinci

HAND BOOK SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN. : DRA. LELI YULIFAR, M.Pd.

HAND BOOK SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN. : DRA. LELI YULIFAR, M.Pd. HAND BOOK SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN OLEH : DRA. LELI YULIFAR, M.Pd. I. Pengantar Kehidupan manusia dapat dikaji baik melalui Sosiologi maupun Antropologi. Hal ini menjadikan kedua disiplin

Lebih terperinci

Pendekatan Historis Struktural

Pendekatan Historis Struktural Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 7 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 7 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 7 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI MODERNISASI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Hasil Kajian Klasik Teori Modernisasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial

BAB II KERANGKA TEORI. Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial BAB II KERANGKA TEORI II.1. Teori Modernisasi Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial dalam mengembangkan teori untuk memahami negara Dunia Ketiga yang baru lahir,

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. PERUBAHAN SOSIAL Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Perspektif Dependensi dalam Perubahan Sosial (01) Pertemuan ke-12 Tidak ada negara menjadi maju, kecuali dengan meninggalkan

Lebih terperinci

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI BARU Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Teori Dependensi Baru Teori ini

Lebih terperinci

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Kuliah 6 Paradigma Pentahapan 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Paradigma Pentahapan Dipopulerkan oleh W.W. Rostow dalam bukunya The Stages Economic Growth. Merupakan pandangan seorang economic historian ttg

Lebih terperinci

Sosiologi Pembangunan

Sosiologi Pembangunan Slamet Widodo Pembangunan Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terencana Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk

Lebih terperinci

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang By Dewi Triwahyuni Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2 maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya teori dependensia

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak

RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO Oleh : Wahyu Ishardino Satries Abstrak This writing is an adaption from the book of Suwarsono and Alvin Y. So Social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (SR. Parker, 1992:78).

Lebih terperinci

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan

Lebih terperinci

TEORI MODERNISASI. Sebuah pendekatan dalam mempelajari pembangunan di negara berkembang. By Dewi Triwahyuni

TEORI MODERNISASI. Sebuah pendekatan dalam mempelajari pembangunan di negara berkembang. By Dewi Triwahyuni TEORI MODERNISASI Sebuah pendekatan dalam mempelajari pembangunan di negara berkembang By Dewi Triwahyuni SEJARAH LAHIRNYA Munculnya Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan dominan dunia pasca PD II. Pada

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-8 Lebih dari 4 dekade bidang studi perubahan sosial didominasi oleh 3 aliran pemikiran, yaitu; Teori Modernisasi, Teori Dependensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Masyarakat dunia pada

Lebih terperinci

TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KE-3 DALAM TEORI MODERNISASI SUB TEORI HARROD-DOMAR

TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KE-3 DALAM TEORI MODERNISASI SUB TEORI HARROD-DOMAR TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KE-3 DALAM TEORI MODERNISASI SUB TEORI HARROD-DOMAR (TABUNGAN DAN INVESTASI) Oleh : Teguh Imam Rahayu*) Abstraksi Dewasa ini hampir semua negara di dunia tengah bekerja keras untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tindakan mereka sendiri. Penulis melakukan penelitian studi komparatif sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan

Lebih terperinci

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI Hampir semua negara bekerja keras untuk melaksanakan pembangunan. Kemajuan ekonomi hanya menjadi salah satu komponen penting dalam pembangunan, namun perlu dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat terkait erat dengan pembangunan sosial masyarakatnya. Pada awalnya pembangunan ekonomi lebih diprioritaskan pada pertumbuhannya saja, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah 16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ekonomi Pembangunan Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan dengan mengacu pada hipotesa yang peneliti tentukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut: pertama, Kausalitas

Lebih terperinci

Konsep Perubahan Sosial

Konsep Perubahan Sosial Konsep Perubahan Sosial TUGAS Baca buku WTO Ambil satu topik yang menarik tentang perubahan sosial dan diulas (WILBERT MOORE) TRANSFORMASI TOTAL MASYARAKAT TRADISIONAL ATAU PRA-MODERN KE TIPE MASYARAKAT

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-5 z Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan z Perlunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu berupa kekayaan alam maupun kekayaan budaya serta keunikan yang dimiliki penduduknya. Tak heran

Lebih terperinci

A. Masalah-masalah konsep pembangunan dan modernisasi. B. Faktor-faktor budaya yang menghambat pembangunan. C. Kebudayaan global dan globalisasi

A. Masalah-masalah konsep pembangunan dan modernisasi. B. Faktor-faktor budaya yang menghambat pembangunan. C. Kebudayaan global dan globalisasi A. Masalah-masalah konsep pembangunan dan modernisasi. B. Faktor-faktor budaya yang menghambat pembangunan C. Kebudayaan global dan globalisasi Konsep pembangunan mengandung makna sebuah perubahan positif

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA

SISTEM EKONOMI INDONESIA SISTEM EKONOMI INDONESIA Suatu sistem ekonomi mencakup nilai nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma norma, peraturanperaturan yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe tindakan sosial.tindakan rasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe tindakan sosial.tindakan rasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pilihan Rasional James Coleman 2.1.1 Rasionalitas Masyarakat Modern Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-10 (02) Berdasarkan keragka teori dan metode pengkajiannya, teori modernisasi mampu menurunkan berbagai impliaksi kembijakan pembangunan

Lebih terperinci

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Teori Pembangunan Ekonomi Macam-Macam Teori Pembangunan Ekonomi Teori Pembangunan Ekonomi (Keynesian) Teori Pembangunan Ekonomi (Rostow) Tahapan - Tahapan Pembangunan Ekonomi Oleh: Hendry Wijaya, SE.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada dalam kelompok, komunitas, atau masyarakatnya (Mutakin, 2002:1). Tentu saja manusia mempunyai

Lebih terperinci

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran

Lebih terperinci

IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM.

IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM. IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM. Introduction Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi ini diklasifikan sebagai teori modernisasi. Artikel Walt Whitman Rostow yang dimuat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki potensi alam melimpah ruah yang mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat bermukim di pedesaan

Lebih terperinci

Mekanisme Perubahan Sosial.

Mekanisme Perubahan Sosial. Mekanisme Perubahan Sosial Model tradisional Pandangan terhadap perubahan? Lebih menginginkan status quo Upaya untuk menjaganya 2 cara: Mengurangi tantangan dan menyerapnya ke dalam sistem Membuangnya

Lebih terperinci

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Ada 3 metode perhitungan : 1. METODE PRODUKSI (NILAI TAMBAH) Pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlah kan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Hasalah

1.1 Latar Belakang Hasalah 1.1 Latar Belakang Hasalah Pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh hampir semua negara disertai dengan perubahan struktur produksi yaitu menurunnya pangsa sektor pertanian dan meningkatnya pangsa sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Masyarakat merupakan sistem

Lebih terperinci

Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup:

Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup: Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup: (1) Bertolak dari dua kutub dikotomis yaitu antara masyarakat modern (masyarakat negara-negara maju) dan masyarakat tradisional (masyarakat negara-negara berkembang);

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Keterbatasan kesempatan kerja di Indonesia secara umum membuat beberapa kelompok sosial dan masyarakat terpinggirkan karena minimnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara

Lebih terperinci

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori Pertumbuhan Ekonomi Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun akan menimbulkan konsekwensi kebutuhan konsumsi juga bertambah dan dengan sendirinya dibutuhkan

Lebih terperinci

Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow

Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow Teori pembangunan ekonomi versi Rostow ini sangat populer dan paling banyak mendapat kritikan dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik dalam arti luas. Masyarakat sebagai kumpulan individu-individu

Lebih terperinci

Negara Maju??? Negara Berkembang..??

Negara Maju??? Negara Berkembang..?? Geografi Negara Maju??? Negara Berkembang..?? Indikator kategorisasi negara maju dan berkembang: Pendapatan per kapita nasional / Gross National Product (GNP) Struktur mata pencaharian dari angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada abad ke 21, era globalisasi ini terjadi persaingan di berbagai sektor terutama bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : SOSIOLOGI DAN KEBUDAYAAN PERTANIAN Semester : I/II Pertemuan Ke : 1 Pokok Bahasan : PENGANTAR PERKULIAHAN Dosen

Lebih terperinci

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro 0823 7373 8962 PENGENALAN ILMU SOSIAL DASAR Pengantar ISD Sumber dari semua ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian

Lebih terperinci

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) POKOK BAHASAN 1 SISTEM-SISTEM EKONOMI

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) POKOK BAHASAN 1 SISTEM-SISTEM EKONOMI MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) POKOK BAHASAN 1 SISTEM-SISTEM EKONOMI copyright 2016 Program Studi Akuntansi Universitas Pamulang, Tangerang Selatan. e-mail: dosen01066@unpam.ac.id

Lebih terperinci

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW A. TEORI ROSTOW Teori pembangunan ekonomi Rostow pada mulanya dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956), kemudian dikembangkan dalam bukunya The Stages of Economic

Lebih terperinci

Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295

Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295 Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295 Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Empat Pendekatan Pasca Perang Dunia Kedua, teori-teori pembangunan ekonomi didominasi oleh empat aliran. Keempat pendekatan tersebut adalah:

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar  4.2 Sistem Sosial BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

BAB 9: SOSIOLOGI MODERNISASI. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI. e. Kemakmuran masyarakat luas

BAB 9: SOSIOLOGI MODERNISASI.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI. e. Kemakmuran masyarakat luas 1. Makna modernisasi di bidang ekonomi a. Penggunaan sistem ekonomi liberal seperti negara-negara Eropa b. Proses industrialisasi yang dapat menggantikan sistem ekonomi pertanian c. Pelaksanaan sistem

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM Pengertian dan Ruang Lingkup Pembangunan ekonomi adalah upaya untuk memperluas kemampuan dan kebebasan memilih (increasing the ability and

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG

KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG PENGELOMPOKAN NEGARA Negara maju (Developed Countries) : Eropa Barat dan Amerika Utara, Negara-negara Australia dan New Zealand. Negara

Lebih terperinci

ANTARA FORMAL(ISME) dan SUBSTANTIF(ISME)

ANTARA FORMAL(ISME) dan SUBSTANTIF(ISME) ANTARA FORMAL(ISME) dan SUBSTANTIF(ISME) ANTROPOLOGI EKONOMI Program Studi Antropologi FISIP - UNIVERSITAS MALIKUSSALEH DOSEN PENGAMPU: PANGERAN P.P.A. NASUTION, S.SOS., M.A. 1 Referensi Literatur: Literatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses yang menunjukan adanya suatu kegiatan guna mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Strategi pembangunan

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Pengantar o Manusia adalah mahluk dinamis yang setiap saat selalu mengalami perubahan o Perubahan nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku,

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Pembangunan. Kuliah PLSBT

Perubahan Sosial dan Pembangunan. Kuliah PLSBT Perubahan Sosial dan Pembangunan Kuliah PLSBT Pengertian Perubahan Sosial Perubahan segala aspek kehidupan, tidak hanya dialami, dihayati, dan dirasakan oleh anggota masyarakat melainkan telah diakui serta

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pola Asuh Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Isni Agustiawati, 2014), kata pola berarti model,

Lebih terperinci

SILABUS. Nomor : 14 Mata Kuliah : Sosiologi Kode Mata Kuliah : PSI 506

SILABUS. Nomor : 14 Mata Kuliah : Sosiologi Kode Mata Kuliah : PSI 506 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S1-PSIKOLOGI SILABUS Nomor : 14 Mata Kuliah : Sosiologi Kode Mata Kuliah : PSI 506 Bobot : 2 SKS 1. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd. (0461)

Lebih terperinci

Peranan Pasar Modal Indonesia dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia

Peranan Pasar Modal Indonesia dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia Peranan Pasar Modal Indonesia dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia (Lomba Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Akuntansi FPIPS 2007) Pengertian Pembangunan Ekonomi Perubahan

Lebih terperinci

POVERTY ALLEVIATION THROUGH RURAL-URBAN LINKAGES: POLICY IMPLICATIONS

POVERTY ALLEVIATION THROUGH RURAL-URBAN LINKAGES: POLICY IMPLICATIONS POVERTY ALLEVIATION THROUGH RURAL-URBAN PL6121 - Pembangunan Perdesaan Institut Teknologi Bandung LINKAGES: POLICY IMPLICATIONS (YAP KIOE SHENG) CRITICAL REVIEW LA ODE ATRI SARJANI MUNANTA 254 14 008 PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP

PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP A. Kebijakan Lingkungan Hidup dan Kependudukan 1. Perkembangan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia a. Menjelang konferensi Stockholm (5 Juni 1972)

Lebih terperinci

EKSTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

EKSTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA EKSTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : ILHAM AKBAR MAULANA NIM : 11.12.6189 KLP : J JURUSAN : S1-SI DOSEN : JUNAIDI, M.HUM 1.LATAR BELAKANG MASALAH

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Kuliah I: Pengantar Pembangunan & Perubahan Sosial

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Kuliah I: Pengantar Pembangunan & Perubahan Sosial PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Kuliah I: Pengantar Pembangunan & Perubahan Sosial Gambaran Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : PSI-311 Semester/Tahun Ajaran : 5, 2014/2015 Jumlah SKS : 3 SKS Waktu Pertemuan

Lebih terperinci

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA AHMAD RAIHAN NUARI Email : ahmadraihannuari@yahoo.com Graduate Student, Economic Department, State University of Medan

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III SISTEM EKONOMI INDONESIA Ilmu Hubungan Internasional Semester III Suatu sistem ekonomi mencakup nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma-norma, peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ).

BAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ). BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 65% jumlah penduduk Indonesia hidup di daerah pedesaan, sisanya 35% jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia mencapai sekitar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan, bukan hanya di Indonesia melainkan hampir di semua negara di dunia. Dalam Deklarasi Millenium Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kunci dalam setiap pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut penggunaannya investasi diartikan sebagai pembentukan modal

Lebih terperinci

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang : LANDASAN SOSIOLOGIS PENGERTIAN LANDASAN SOSIOLOGIS : Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia mengalami perubahan dari generasi ke generasi. Contohnya, perubahan kebudayaan, adat istiadat, peradaban

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN 5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami struktur sosial di perdesaan 2. Mahasiswa mampu menganalisa struktur sosial perdesaan KONSEP DASAR STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DAPAT

Lebih terperinci

Korea Selatan: Pembangunan dan Kesiapan Mental

Korea Selatan: Pembangunan dan Kesiapan Mental Korea Selatan: Pembangunan dan Kesiapan Mental Arief Budiman * KALAU kita melihat pengalaman beberapa negara di Asia Timur, khususnya Korea Selatan dan Taiwan di satu pihak (yang mengambil jalan kapitalisme)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR. 1. Nama Mata Kuliah : TEORI POLITIK KLASIK DAN KONTEMPORER

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR. 1. Nama Mata Kuliah : TEORI POLITIK KLASIK DAN KONTEMPORER RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR 1. Nama Mata Kuliah : TEORI POLITIK KLASIK DAN KONTEMPORER 2. Kode/SKS : SPF 245 / 3 SKS 3. Prasyarat Mata Kuliah : Pengantar Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan Pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan

Lebih terperinci