DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,"

Transkripsi

1 PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 17/BAPPEBTI/PER-SRG/10/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 07/BAPPEBTI/PER-SRG/3/2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENERBITAN RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan kegiatan Sistem Resi Gudang, perlu menyempurnakan pedoman teknis penerbitan Resi Gudang; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4630) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 9 tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5231); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4735) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5459); 4. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 8P Tahun 2014;

2 5. Keputusan Presiden Nomor 69/M Tahun 2013 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan; 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24); 7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 25); 8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/10/2012; 9. Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 07/BAPPEBTI/PER-SRG/3/2008 tentang Pedoman Teknis Penerbitan Resi Gudang; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 07/BAPPEBTI/PER-SRG/3/2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENERBITAN RESI GUDANG. Pasal I Ketentuan dalam Lampiran Nomor 07/BAPPEBTI/PER-SRG/3/2008 tentang Pedoman Teknis Penerbitan Resi Gudang diubah sehingga berbunyi sebagaimana terlampir dalam Lampiran ini. Pasal II (1) Dengan berlakunya ini, para Pihak wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan ini paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan ini ditetapkan. 2

3

4

5 Nomor: 17/BAPPEBTI/PER-SRG/09/2014 I. PEDOMAN TEKNIS PENERBITAN RESI GUDANG A. LATAR BELAKANG Untuk mewujudkan terlaksananya Sistem Resi Gudang secara tertib dan teratur, perlu ditetapkan berbagai persyaratan dan tata cara yang harus dipenuhi oleh setiap pihak yang melakukan kegiatan di bidang Sistem Resi Gudang, yang meliputi penerbitan, pengalihan, penjaminan dan penyelesaian transaksi Resi Gudang. Pengaturan mengenai persyaratan dan tata cara dimaksud dimulai dari proses penerbitan Resi Gudang yang meliputi pihak yang dapat menerbitkan Resi Gudang, bentuk Resi Gudang yang dapat diterbitkan, pendaftaran Resi Gudang ke Pusat Registrasi untuk mendapatkan kode pengaman, penerbitan Resi Gudang Pengganti serta pendaftarannya ke Pusat Registrasi. Agar penerbitan Resi Gudang dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan untuk memberikan kepastian hukum serta menjamin kepentingan masyarakat, perlu diatur pedoman teknis penerbitan Resi Gudang. B. ACUAN Acuan yang dipergunakan dalam menyusun pedoman teknis ini didasarkan pada antara lain: a. Peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan yang berhubungan dengan Sistem Resi Gudang, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2013; 3. Peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan yang relevan dengan pedoman teknis; b. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :

6 C. DEFINISI Lampiran Nomor: 17/BAPPEBTI/PER-SRG/09/ Surat Perjanjian Pengelolaan Barang (SPPB) Surat perjanjian yang ditanda tangani oleh Pengelola Gudang dengan pihak pemilik barang tentang penyimpanan barang yang sekurang-kurangnya memuat : a. identitas para pihak; b. hak dan kewajiban para pihak; c. jangka waktu penyimpanan; d. uraian /deskripsi barang; e. biaya penyimpanan; f. biaya asuransi; g. cara penagihan; h. klaim ganti rugi; i. penyelesaian sengketa/perselisihan; dan j. penutup. 2. Surat Perintah Angkut Barang (SPAB) Adalah Surat Perintah yang diterbitkan oleh Pemilik barang kepada Perusahaan Pengangkut Barang/Expeditur/Transportir untuk mengangkut barang sejak dari tempat Pemilik barang (Supply point) sampai dengan gudang tempat penyimpanan. SPAB ditembuskan kepada Pengelola Gudang dan berlaku sebagai dasar pencatatan Dokumen Induk Pemasukan barang. 3. Berita Acara Barang Masuk (BABM) Adalah Berita Acara yang diterbitkan oleh Bagian Administrasi Gudang apabila satu partai Resi Gudang sudah selesai dimasukan. BABM diisi berdasarkan penjumlahan Laporan Harian Masuk Barang dari Resi Gudang. Sebagai tanda keabsahannya, maka BABM harus dibubuhi dengan stempel dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak (Kepala Gudang dan Pemilik Barang/Pengambil barang yang mewakili). 4. Stapel atau Unit Load atau Lot Adalah unit tumpukan sejumlah barang yang tersusun secara rapi dimana kolinya mudah di hitung. 5. Kekurangan barang pada saat pemasukan Adalah selisih kurang koli antara catatan dalam surat jalan truk 2

7 dengan catatan hasil bongkar. Nomor: 17/BAPPEBTI/PER-SRG/09/ Kesusutan barang pada saat pemasukan Adalah selisih berat antara berat yang tercatat dalam surat jalan truk dengan berat hasil timbang pada saat pembongkaran/pemasukan. 7. Kesusutan barang selama penyimpanan (susut timbun) Adalah kesusutan yang dihitung antara berat pada saat masuk dalam stapel atau lot dengan berat terakhir setelah penimbangan pada saat keluar (koli cukup tetapi beratnya yang berkurang). 8. Berita Acara Pengeluaran Barang (BAPB). Apabila satu partai barang sesuai dengan SPAB yang menyertainya sudah selesai dibongkar/direalisir, maka Bagian Administrasi Gudang menerbitkan/membuat BAPB. BAPB diisi berdasarkan penjumlahan Laporan Harian Keluar Barang dari SPAB tersebut. Sebagai tanda keabsahannya, maka BAPB harus dibubuhi stempel dan ditandatangani oleh kedua belah pihak (Kepala Gudang dan Pemilik Barang/Expeditur yang mewakilinya). 9. SRG-Online Adalah Sistem penatausahaan Resi Gudang yang terintegrasi dengan sistem pengawasan Bappebti yang disediakan dan dipelihara oleh Pusat Registrasi dan bersifat akurat, aktual, aman, terpercaya dan dapat diandalkan. 10. Kode Pengaman Adalah kode pengaman Resi Gudang yang diterbitkan Pusat Registrasi. 11. Rekening Resi Gudang Adalah rekening yang diterbitkan Pusat Registrasi dan diberikan kepada setiap Pemegang Resi Gudang dalam rangka menatausahakan Resi Gudang yang dimilikinya. 12. Kode Pengguna (User ID) Adalah identitas pemakai yang diberikan oleh Pusat Registrasi kepada setiap Pemegang Resi Gudang yang dapat digunakan untuk mengakses Rekening Resi Gudang dan informasi terkait lainnya. 13. Kode Rahasia (password) Adalah sandi pemakai yang diberikan oleh Pusat Registrasi kepada setiap Pemegang Resi Gudang yang dapat digunakan untuk mengakses Rekening Resi Gudang dan informasi terkait lainnya. 3

8 Nomor: 17/BAPPEBTI/PER-SRG/09/2014 D. PENYIMPANAN BARANG Penyimpanan barang dilakukan dengan tata cara sebagai berikut: 1. Pemilik barang atau kuasanya mengajukan surat permohonan kepada Pengelola Gudang untuk menyimpan barang sesuai Fomulir Nomor SRG-OPR.46; 2. Pengelola Gudang menerima permohonan pemilik barang atau kuasanya untuk menyimpan barang; 3. Pengelola Gudang dan pemilik barang atau kuasanya membuat Surat Perjanjian Pengelolaan Barang (SPPB) dengan contoh bentuk dan isi sesuai Contoh Formulir Nomor SRG-OPR.47; 4. Pemilik barang atau kuasanya memberitahukan rencana pemasukan barang dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan Rencana Pemasukan Barang sesuai Formulir Nomor SRG-OPR.48 kepada Pengelola Gudang dan diterima paling lambat 1 (satu) hari sebelum pemasukan barang di Gudang; 5. Pengelola Gudang menyampaikan permohonan uji mutu barang kepada Lembaga Penilaian Kesesuaian Mutu Barang dengan melampirkan Surat Permohonan Penilaian Kesesuaian untuk Mutu Barang sesuai Formulir Nomor SRG-OPR.49; 6. Lembaga Penilaian Kesesuaian Mutu Barang melakukan uji mutu barang sesuai Surat Permohonan Penilaian Kesesuaian untuk Mutu Barang; 7. Lembaga Penilaian Kesesuaian Mutu Barang mengirimkan hasil uji mutu barang kepada Pengelola Gudang melalui SRG-Online dan menyampaikan dokumen hasil uji kepada Pengelola Gudang; 8. Pengelola Gudang melakukan pembongkaran dan penimbangan barang dan menandatangani BABM sesuai Fomulir Nomor SRG- OPR.50; 9. Pengelola Gudang menginput data jumlah barang yang dimasukan sesuai dengan BABM melalui SRG-Online; 10. Pengelola Gudang memverifikasi data hasil uji mutu barang melalui SRG-Online; 11. Pengelola Gudang wajib mengasuransikan barang yang disimpan yang dapat meliputi asuransi kebakaran, kehilangan/kecurian, dan/atau kebanjiran. Pengelola Gudang dapat menutup fidelity insurance (asuransi kegagalan pengelola gudang) atau profesional 4

9 indemnity insurance. Lampiran Nomor: 17/BAPPEBTI/PER-SRG/09/2014 E. PENERBITAN RESI GUDANG Setelah dilakukan penyimpanan barang, Pengelola Gudang melakukan penerbitan Resi Gudang dengan tata cara sebagai berikut: 1. Pengelola Gudang memverifikasi nilai barang dengan menggunakan referensi harga dan menginput data untuk Resi Gudang melalui SRG-Online dan meminta kode pengaman untuk Resi Gudang kepada Pusat Registrasi melalui SRG-Online; 2. Pusat Registrasi melakukan verifikasi terhadap: a. legalitas Pengelola Gudang (telah memperoleh persetujuan BAPPEBTI dan identitas serta spesimen tandatangan pihak yang berhak menandatangani Resi Gudang telah sesuai); b. legalitas Lembaga Penilaian Kesesuaian (telah memperoleh persetujuan BAPPEBTI); c. legalitas Gudang (telah memperoleh persetujuan Bappebti); d. Jenis Barang (sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam Sistem Resi Gudang); e. Polis Asuransi (bahwa atas barang telah ditutup Polis Asuransi); f. Waktu Jatuh Tempo Simpan Barang (tidak melebihi daya simpan Barang); dan g. Nilai Barang (nilai barang yang dimasukan dalam SRG-Online tidak melebihi toleransi harga sesuai informasi harga yang tersedia/atau harga pasar). 3. Dalam hal hasil verifikasi data untuk Resi Gudang memenuhi ketentuan maka Pusat Registrasi menerbitkan kode pengaman, dan dalam hal verifikasi data untuk Resi Gudang tidak memenuhi syarat maka Pusat Registrasi menolak menerbitkan kode pengaman dan memberitahukan alasan penolakan penerbitan kode pengaman; Pengelola Gudang mengirimkan bukti konfirmasi telah diterimanya kode pengaman melalui SRG-Online; 4. Pengelola Gudang mencetak Resi Gudang dengan bentuk dan isi sesuai Fomulir Nomor SRG-OPR.51.A (Resi Gudang Atas Nama) dan Fomulir Nomor SRG-OPR.51.B (Resi Gudang Atas Perintah), serta menandatangani Resi Gudang bersama-sama dengan pemilik barang atau kuasanya; 5

10 Nomor: 17/BAPPEBTI/PER-SRG/09/ Pengelola Gudang menyerahkan Resi Gudang kepada pemilik barang atau kuasanya; 6. Pengelola Gudang memberitahukan telah diterbitkannya Resi Gudang melalui SRG-Online kepada Pusat Registrasi; 7. Pusat Registrasi melakukan penatausahaan Resi Gudang atas dasar pemberitahuan dari Pengelola Gudang melalui SRG-Online; 8. Pusat Registrasi memberikan identitas pemakai (user id) dan kode akses rahasia (password) langsung kepada setiap Pemegang Resi Gudang. F. PENERBITAN RESI GUDANG PENGGANTI Penerbitan Resi Gudang Pengganti dilakukan dengan tata cara sebagai berikut: 1. Pemegang Resi Gudang atau penerima Hak Jaminan dalam hal Resi Gudang dibebani Hak Jaminan, mengajukan permohonan untuk penerbitan Resi Gudang Pengganti dengan menggunakan Fomulir Nomor SRG-OPR.53; 2. Berdasarkan permohonan penerbitan Resi Gudang Pengganti yang diterima Pengelola Gudang, Pengelola Gudang melakukan verifikasi keabsahan pemohon; 3. Setelah melakukan verifikasi, Pengelola Gudang menyatakan Resi Gudang yang rusak tidak berlaku lagi dengan membubuhkan tanda Resi Gudang Tidak Berlaku pada Resi Gudang yang rusak atau hilang dan menyimpannya selama 3 (tiga) tahun; 4. Resi Gudang yang telah disimpan selama 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada butir 3 di atas dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resi Gudang dilakukan dengan menandatangani Berita Acara Pemusnahan Resi Asli yang Rusak yang bentuk dan isinya sesuai dengan Model Fomulir Nomor SRG-OPR.54; 5. Pengelola Gudang meminta kode pengaman yang baru kepada Pusat Registrasi; 6. Pusat Registrasi menerbitkan kode pengaman yang baru setelah melakukan verifikasi data Resi Gudang serta mencatat bahwa Resi Gudang yang akan digantikan tidak berlaku lagi; 7. Pengelola Gudang menyampaikan konfirmasi kepada Pusat Registrasi bahwa kode pengaman telah diterima dengan baik; 8. Pengelola Gudang mencetak dan menerbitkan Resi Gudang Pengganti 6

11 Nomor: 17/BAPPEBTI/PER-SRG/09/2014 yang bentuk dan isinya sesuai dengan Model Fomulir Nomor SRG- OPR.51.C (Resi Gudang Pengganti untuk Resi Gudang Atas Nama) dan Model Fomulir Nomor SRG-OPR.51.D (Resi Gudang Pengganti untuk Resi Gudang Atas Perintah); 9. Pengelola Gudang memberitahukan telah diterbitkannya Resi Gudang Pengganti kepada Pusat Registrasi melalui SRG-Online; 10. Pusat Registrasi melakukan penatausahaan Resi Gudang Pengganti atas dasar pemberitahuan dari Pengelola Gudang; 11. Pengelola Gudang menyerahkan Resi Gudang Pengganti kepada Pemegang Resi Gudang yang mengajukan permohonan penggantian atau penerima Hak Jaminan dalam hal Resi Gudang dibebani Hak Jaminan. H. PENERBITAN RESI GUDANG KARENA TERJADI KESALAHAN PENULISAN Dalam hal terjadi kesalahan penulisan, Pengelola Gudang wajib segera mengganti kesalahan penulisan tersebut dengan menerbitkan Resi Gudang yang baru dengan tata cara sebagai berikut: 1. Dalam hal Pengelola Gudang menemukan kesalahan penulisan setelah Resi Gudang mendapat kode pengaman dan dicetak namun belum ditandatangani dan/atau diserahkan kepada pemilik Barang, Pengelola Gudang wajib memberitahukan adanya kesalahan penulisan kepada Pusat Registrasi dan BAPPEBTI. 2. Dalam hal Pengelola Gudang menemukan kesalahan penulisan setelah Resi Gudang dicetak, ditandatangani dan diserahkan kepada pemilik Barang, Pengelola Gudang wajib memberitahukan adanya kesalahan penulisan kepada, pemegang Resi Gudang terakhir, penerima Hak Jaminan (dalam hal Resi Gudang sedang dijaminkan), Pusat Registrasi dan BAPPEBTI. 3. Pengelola Gudang bersama pihak terkait melakukan verifikasi atas kesalahan penulisan Resi Gudang tersebut dengan mengacu kepada dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam menerbitkan Resi Gudang dan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Verifikasi dan dipergunakan sebagai dasar penerbitan Resi Gudang Baru. 4. Pengelola Gudang wajib segera memperbaiki kesalahan penulisan tersebut dengan menerbitkan Resi Gudang baru dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Huruf F Lampiran ini. 5. Dalam hal terjadi kerugian akibat kesalahan penulisan, menjadi 7

12 tanggung jawab Pengelola Gudang. Nomor: 17/BAPPEBTI/PER-SRG/09/ Resi Gudang yang mengandung kesalahan dinyatakan tidak berlaku dan dibatalkan oleh Pengelola Gudang. 7. Pengelola Gudang wajib melaporkan Resi Gudang yang dinyatakan tidak berlaku dan dibatalkan oleh Pengelola Gudang kepada Pusat Registrasi dan BAPPEBTI. 8. Dalam hal Resi Gudang dibebani Hak Jaminan, Pengelola Gudang wajib melaporkan Resi Gudang yang dinyatakan tidak berlaku dan dibatalkan oleh Pengelola Gudang kepada Pusat Registrasi, BAPPEBTI dan penerima Hak Jaminan. 9. Pusat Registrasi melakukan pemutakhiran data berdasarkan laporan Pengelola Gudang sebagaimana dimaksud pada angka 6 atau 7. 8

13 II. BAGAN PROSEDUR PENERBITAN RESI GUDANG 1. PENYIMPANAN BARANG Pelaku Mutu Baku No. Aktifitas Pemilik Barang Pengelola Gudang (PG) Lembaga Penilaian Kesesuaian Mutu Barang (LPK) Pusat Registrasi (Pusreg) Persyaratan Output Keterangan 1) PERSIAPAN PENERIMAAN BARANG a b c Pemilik barang atau kuasanya mengajukan permohonan penyimpanan barang (Formulir SRG- OPR.46) PG menerima permohonan dan membuat Surat Perjanjian Pengelolaan Barang (SPPB) antara Penyimpan & Pengelola Gudang (Formulir SRG- OPR.47) Penandatangan Surat Perjanjian Pengelolaan Barang (SPPB) antara Penyimpan & PG Formulir SRG- OPR.46 Contoh Formulir SRG-OPR.47 Formulir SRG- OPR.46 Contoh Formulir SRG-OPR.47 Contoh Formulir SRG-OPR.47 2) PENERIMAAN BARANG d Pemilik barang atau kuasanya memberitahukan rencana pemasukan barang melalui Surat Pemberitahuan Rencana Pemasukan Barang (Formulir SRG-OPR.48) Formulir SRG- OPR.48 Paling Lambat 1 (satu) hari sebelum pemasukan barang e f PG menyiapkan buruh bongkar muat barang dan menyampaikan Permohonan Penilaian Kesesuaian kepada LPK (Formulir SRG-OPR.49) LPK melakukan penilaian kesesuaian untuk mutu barang berdasarkan pada Surat Permohonan Penilaian Kesesuaian Mutu Barang. Formulir SRG- OPR.48 Formulir SRG- OPR.49 Formulir SRG- OPR.49 Hasil Penilaian Kesesuaian dari LPK g h i j Apabila barang memenuhi ketentuan maka barang diterima oleh PG, sedangkan apabila tidak memenuhi ketentuan maka barang dikembalikan kepada Pemilik Barang. PG melakukan pembongkaran, penimbangan dan penandatanganan Berita Acara Barang Masuk (Formulir SRG-OPR.50) PG menginput data jumlah barang yang dimasukan sesuai dengan BABM melalui SRG-Online, sekaligus memverifikasi data mutu barang sesuai dokumen hasil penilaian kesesuaian PG mengasuransikan barang yang disimpan di gudang SRG Tidak sesuai sesuai Hasil Penilaian Kesesuaian dari LPK Hasil Penilaian Kesesuaian dari LPK Formulir SRG- OPR.50; Hasil Penilaian Kesesuaian dari LPK Formulir SRG- OPR.50 Polis Asuransi Asuransi dapat meliputi perlindungan terhadap resiko kebakaran, kehilangan/kecurian, kebanjiran, dsb 9

14 2. PENERBITAN RESI GUDANG Pelaku Mutu Baku No. a b c Aktifitas PG memverifikasi nilai barang dengan menggunakan referensi harga PG menginput data untuk Resi Gudang pada SRG- Online kemudian meminta kode pengaman untuk Resi Gudang kepada Pusreg melalui SRG-Online Pusreg melakukan verifikasi data (Legalitas PG, Legalitas LPK, Legalitas Gudang, Jenis Barang, Polis Asuransi, Jangka Waktu Masa Simpan Barang, dan Nilai Barang) Pemilik Barang Pengelola Gudang (PG) Lembaga Penilaian Kesesuaian Mutu Barang (LPK) Tidak sesuai Pusat Registrasi (Pusreg) sesuai Persyaratan Hasil Penilaian Kesesuaian dari LPK; Polis Asuransi Barang; Output Keterangan d e f g Dalam hal tidak memenui ketentuan, maka Pusreg mengirimkan pemberitahuan bahwa Kode Pengaman tidak dapat diberikan beserta alasannya. Apabila berdasarkan hasil verifikasi memenuhi ketentuan, maka Pusreg menerbitkan Kode Pengaman. PG menerima kode pengaman dan mengirimkan konfirmasi bahwa Kode Pengaman telah diterima PG mencetak Resi Gudang, dan menandatangani Resi Gudang (RG) bersama-sama dengan Pemilik Barang & menyerahkan RG PG memberitahu Pusreg bahwa RG telah diterbitkan Kode Pengaman Kode Pengaman SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah h Pusreg melakukan registrasi RG Formulir SRG- OPR.52 i Pusreg memberikan identitas pemakai userid ( ) dan kode akses rahasia password ( ) langsung kepada setiap Pemegang Resi Gudang Formulir SRG- OPR.52 Formulir SRG- OPR.52 10

15 3. PENERBITAN RESI GUDANG PENGGANTI Pelaku Mutu Baku No. a Aktifitas Pemegang Resi Gudang (RG) atau penerima Hak Jaminan (HJ) mengajukan permohonan penerbitan RG Pengganti kepada Pengelola Gudang (PG) dengan menggunakan Formulir SRG-OPR.53 Pemegang Resi Gudang / Penerima Hak Jaminan Pengelola Gudang Badan Pengawas Pusat Registrasi Persyaratan Output Formulir SRG- OPR.53 Keterangan b c Memeriksa alasan permohonan dan memverifikasi keabsahan pemohon kepada Pusreg. Apabila tidak sah, maka PG menyampaikan penolakan penerbitan RG Pengganti beserta alasannya Melaporkan kepada Badan Pengawas dan Pusat Registrasi (Pusreg) bahwa ada permohonan penerbitan RG Pengganti diterima ditolak Formulir SRG- OPR.53 d PG meminta Kode Pengaman untuk RG Pengganti kepada Pusreg e Pusreg memverifikasi: 1. Keabsahan Pemegang RG; 2.Jangka Waktu RG; 3. Nilai Barang. ditolak Formulir SRG- OPR.53 f Pusreg memberitahukan bahwa Kode Pengaman tidak dapat diberikan alasannya. PG memperbaiki kesalahan dan meminta kembali Kode Pengaman diterima Alasan Penolakan g Pusreg mengirimkan Kode Pengaman kepada PG Kode Pengaman h PG menyatakan RG yang rusak tidak berlaku lagi dengan membubuhkan "Resi Gudang Tidak Berlaku" pada RG yang rusak dan menyimpannya selama 3 (tiga) tahun SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah RG yang yang telah disimpan selama 3 (tiga) tahun dapat dimusnahkan dengan menandatangani Berita Acara Pemusnahan Resi Asli yang rusak (SRG-OPR.54) i j PG mencetak dan menandatangani RG Pengganti dan memberikan RG Pengganti ke Pemegang RG/Penerima HJ PG memberitahu Pusreg dan Badan Pengawas bahwa RG Pengganti telah diterbitkan SRG-OPR 51.C untuk RG Atas Nama Pengganti ; SRG-ORG.51.D untuk RG atas Perintah Pengganti k Pusreg melakukan registrasi RG Pengganti Data pada SRG on line mengenai RG Pengganti 11

16 4. PENERBITAN RESI GUDANG KARENA TERJADI KESALAHAN PENULISAN Pelaku Mutu Baku No. Aktifitas Pemilik Barang Pengelola Gudang Badan Pengawas Pusat Registrasi Persyaratan Output Keterangan 1) Dalam hal PG menemukan kesalahan penulisan setelah RG mendapat Kode Pengaman dan dicetak namun belum ditandatangani dan/atau diserahkan kepada Pemilik Barang a b PG menemukan kesalahan penulisan RG PG memberitahu Badan Pengawas dan Pusreg bahwa ada kesalahan penulisan pada RG Resi Gudang salah : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah c d e f g h PG bersama Pusreg melakukan verifikasi atas kesalahan penulisan RG dan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Verifikasi yang dijadikan dasar penerbitan RG baru PG memperbaiki kesalahan penulisan tersebut dengan menerbitkan RG baru (mengikuti prosedur penerbitan RG baru) PG menyatakan RG yang mengandung kesalahan tidak berlaku lagi dengan membubuhkan tanda "Resi Gudang Tidak Berlaku" dan menyimpannya selama 3 (tiga) tahun PG menyerahkan RG yang baru kepada Pemegang RG PG meregistrasikan penerbitan RG baru kepada Pusreg Pusreg melakukan pemutakhiran data berdasarkan laporan PG Resi Gudang salah Berita : Acara Hasil Verifikasi mengacu pada SRG-OPR.51A Verifikasi dokumen yang untuk RG Atas dipergunakan untuk Nama dan SRG- menerbitkan RG OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Berita Acara Hasil Resi Gudang baru : Verifikasi SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang salah : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang baru : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang baru : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah 12

17 Pelaku Mutu Baku No. Aktifitas Pemilik Barang Pengelola Gudang Badan Pengawas Pusat Registrasi Persyaratan Output Keterangan 2) Dalam hal PG menemukan kesalahan penulisan setelah RG mendapat Kode Pengaman, dicetak dan ditandatangani dan/atau diserahkan kepada Pemilik Barang a b c d e f g h i PG menemukan kesalahan penulisan RG PG memberitahu Pemilik Barang, Badan Pengawas dan Pusreg bahwa ada kesalahan penulisan pada RG Para Pihak terkait memeriksa : - Apakah telah terjadi kerugian akibat kesalahan penulisan RG? - Apakah PG telah bertanggung jawab terhadap kerugian tersebut dengan menggantinya? - Apakah para pihak telah sepakat untuk menerbitkan RG baru sebagai pengganti RG yang salah dalam penulisan? PG bersama Pihak terkait melakukan verifikasi atas kesalahan penulisan RG dan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Verifikasi yang dijadikan dasar penerbitan RG baru PG memperbaiki kesalahan penulisan tersebut dengan menerbitkan RG baru (mengikuti prosedur penerbitan RG baru) PG menyatakan RG yang mengandung kesalahan tidak berlaku lagi dengan membubuhkan tanda "Resi Gudang Tidak Berlaku" dan menyimpannya selama 3 (tiga) tahun PG menyerahkan RG yang baru kepada Pemegang RG PG meregistrasikan penerbitan RG baru kepada Pusreg Pusreg melakukan pemutakhiran data berdasarkan laporan PG Resi Gudang salah : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang salah : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang salah : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang salah Berita : Acara Hasil Verifikasi mengacu pada SRG-OPR.51A Verifikasi dokumen yang untuk RG Atas dipergunakan untuk Nama dan SRG- menerbitkan RG OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Berita Acara Hasil Resi Gudang baru : Verifikasi SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang salah : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang baru : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah Resi Gudang baru : SRG-OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah 13

18 Pelaku Mutu Baku No. Aktifitas Pemegang RG / Penerima HJ Pengelola Gudang Badan Pengawas Pusat Registrasi Persyaratan Output Keterangan 3) Dalam hal pemegang RG, atau penerima Hak Jaminan (HJ) menemukan kesalahan penulisan setelah RG mendapat kode pengaman, dicetak dan ditandatangani dan/atau diserahkan kepada pemilik barang a Pemegang RG atau penerima HJ menemukan kesalahan penulisan RG Resi Gudang salah : SRG- OPR.51A untuk RG Atas Nama dan SRG- OPR.51.B untuk RG Atas Perintah b c d e f g Pemegang RG atau penerima HJ memberitahukan kepada PG, Pusreg, dan Badan Pengawas Para Pihak terkait melakukan pemeriksaan : 1, Apakah terjadi kerugian? 2, Apakah PG bertanggung jawab terhadap kerugian tersebut? 3, Apakah para pihak sepakat untuk menerbitkan RG baru? PG melakukan verifikasi dan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Verifikasi PG melakukan perbaikan atas kesalahan penulisan dengan menerbitka RG baru PG menyatakan RG yang mengandung kesalahan tidak berlaku dengan membubuhkan tanda "Resi Gudang Tidak Berlaku" RG yang baru diserahkan kepada pemegang RG h PG meregistrasikan RG yang baru kepada Pusreg i Pusreg melakukan pemutakhiran data berdasarkan laporan PG 14

19 FORMULIR NOMOR: SRG-OPR.46 Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Simpan Barang Kepada Yth.... selaku Pengelola Gudang di -... Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk dapat menyimpan barang di Gudang yang Saudara kelola untuk dapat diterbitkan Resi Gudang atas Perintah/Nama*). Bersama ini kami sampaikan data-data sebagai berikut: I. Identitas Pemohon a. Nama :... b. Nomor Identitas (KTP/Paspor) *) :... c. Jabatan Pemohon **) :... d. Alamat Pemohon :......, (Kota & Kode Pos) e. NPWP**) :... f. Nomor Telepon, dan Faksimili II. Deskripsi Barang : a. Jenis Barang :... b. Jumlah/Volume :.. Koli : kg. Netto c. Tahun Panen : Bulan Tahun... d. Kemasan : e. Pengangkut :..... III. Gudang Yang Dituju Untuk Menyimpan Barang a. Nama Gudang : b. Alamat Gudang : IV. Tanggal Rencana Penyimpanan Tanggal : Demikian, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih...., Pemohon *) Pilih salah satu **) Apabila ada (Nama Jelas) (...) Jabatan:... 15

20 CONTOH FORMULIR NOMOR: SRG-OPR.47 PERJANJIAN PENGELOLAAN BARANG Nomor :.. Pada hari ini..., tanggal... bulan... tahun... bertempat di..., Perjanjian Pengelolaan Barang (selanjutnya disebut Perjanjian ) ini dibuat oleh pihak-pihak yang bertanda tangan di bawah ini : 1. (Nama Jelas) :... (Jabatan) dari... (nama lembaga) bertindak untuk dan atas nama... (nama lembaga), berkedudukan di..., sebagai Pengelola Gudang, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. (Nama Jelas) : (Apabila Perorangan) Swasta, berkedudukan di..., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. (Apabila Badan Usaha)... (Jabatan) dari Kelompok Tani/Koperasi/PT*)..., beralamat di..., sebagai penyimpan barang, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA melakukan tindakan bersama-sama yang selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat untuk membuat dan menandatangani Perjanjian Pengelolaan Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2011 dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 DESKRIPSI BARANG Barang adalah komoditi (nama komoditi) dengan jumlah sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Pemasukan Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), yang merupakan milik atau yang dikuasai secara sah oleh PIHAK KEDUA serta memenuhi Standar Mutu... hasil pengujian Lembaga Penilaian Kesesuaian di lapangan atau di gudang PIHAK PERTAMA dimana Barang tersebut disimpan. Pasal 2 PENUNJUKAN PIHAK PERTAMA (1) PIHAK KEDUA menunjuk PIHAK PERTAMA sebagai pihak yang melakukan pengelolaan Barang termasuk penerimaan, penyimpanan dan penerbitan Resi Gudang serta penyerahan Barang untuk kepentingan Pemegang Resi Gudang atau penerima Hak Jaminan berdasarkan syarat dan ketentuan di dalam Perjanjian ini serta Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2011 dan peraturan pelaksanaannya, dan PIHAK PERTAMA menyetujui penunjukan tersebut. (2) Penunjukan PIHAK PERTAMA dimulai sejak ditandatanganinya Perjanjian ini sampai dengan tanggal... 16

21 Pasal 3 PIHAK YANG BERHAK MEMBERIKAN INSTRUKSI PARA PIHAK menyetujui bahwa hanya: a. Pemegang Resi Gudang; atau b. Pemegang Resi Gudang dengan persetujuan tertulis dari penerima Hak Jaminan dalam hal Resi Gudang dijaminkan; atau c. Penerima Hak Jaminan dalam hal pemberi Hak Jaminan cedera janji sebagaimana diatur dalam Pasal... UU 9 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan UU 9 Tahun 2011 jo. Pasal... PP No. 36 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 70 Tahun 2013; atau d. PIHAK PERTAMA dalam hal barang rusak sebagaimana diatur dalam Pasal... UU 9 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan UU 9 Tahun 2011 jo. Pasal 32 PP No. 36 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 70 Tahun 2013; yang berhak dan berwenang untuk memberikan segala instruksi sehubungan dengan Resi Gudang dan Barang termasuk pada penerimaan, pemilikan dan penyerahan Barang tersebut dan PIHAK PERTAMA dengan ini menyetujui untuk mematuhi dan melaksanakan segala instruksi tersebut. Pasal 4 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA (1) Dalam Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk: (a) menyediakan Gudang, fasilitas dan peralatan operasional yang layak sesuai dengan syarat-syarat teknis untuk menyimpan komoditi...; (b) menjamin kelancaran dan keamanan Barang selama proses pemasukan, penumpukan, penyimpanan dan pengeluaran/ penyerahan; (c) mengasuransikan Barang yang disimpan di Gudang; (d) menjaga dan merawat Barang selama masa penyimpanan; (e) menerbitkan dan menyerahkan Resi Gudang kepada PIHAK KEDUA setelah Barang diterima, disimpan dalam LOT/Stapel serta sudah ditandatanganinya Berita Acara Barang Masuk (BA BM); (f) menyelenggarakan Administrasi dan Pelaporan secara tertib dan tepat waktu; (g) menyerahkan Barang sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam Resi Gudang pada saat Resi Gudang jatuh tempo dan/atau permintaan pemegang Resi Gudang; (h) memenuhi permintaan penyerahan Barang sebagian dalam hal sebelum jatuh tempo pemegang Resi Gudang meminta Pengelola Gudang untuk menyerahkan Barang sebagian, dengan mencatat tanggal, jumlah penyerahan Barang, dan Barang yang tersisa, setelah menerima konfirmasi mengenai status Resi Gudang dan kepemilikannya dari Pusat Registrasi dan persetujuan tertulis dari penerima Hak Jaminan. (2) Dalam Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA berhak: (a) menolak pemasukan terhadap Barang yang tidak memenuhi standar mutu hasil pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan petugas Lembaga Penilaian Kesesuaian untuk Barang; 17

22 (b) mendampingi petugas Lembaga Penilaian Kesesuaian pada saat pengambilan contoh dan pengujian; (c) menerima dan menyimpan salah satu sampel atas Barang yang diuji; (d) menerima Jasa Pengelolaan Barang yang terdiri dari ongkos simpan, pembongkaran, pemuatan dan biaya-biaya resmi lainnya; (e) menahan pengeluaran sejumlah stok Barang terhadap pemegang Resi Gudang yang tidak memenuhi kewajiban penyelesaian biaya gudang serta menjual secara langsung atau melalui lelang umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhitungkan hasil lelang dengan kewajiban terhutang pemegang Resi Gudang; (f) menjual secara langsung atau melelang secara umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhitungkan hasil lelang dengan kewajiban terhutang pemegang Resi Gudang, apabila Barang yang disimpan mengalami kerusakan atau dapat merusak barang lain, dan berkoordinasi dengan penerima Hak Jaminan dalam hal Resi Gudang dijaminkan; (g) menjual secara langsung atau melelang secara umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhitungkan hasil lelang dengan kewajiban terhutang pemegang Resi Gudang yang sampai tanggal jatuh tempo, Barang belum diambil atau dikeluarkan setelah menerima pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA, dan berkoordinasi dengan penerima Hak Jaminan dalam hal Resi Gudang dijaminkan; (h) mencampur Barang dengan barang yang jenis, standar mutu, dan unit satuannya setara. [Catatan: ketentuan ini merupakan ketentuan khusus kedalam hal Barang yang disimpan adalah barang yang barang yang jenis, standar mutu, dan unit satuannya setara atau menurut kebiasaan praktik perdagangan, dan Pemilik Barang dan Pengelola Gudang telah sepakat dilakukannya percampuran Barang] Pasal 5 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA (1) Dalam Perjanjian ini, PIHAK KEDUA berhak untuk: (a) menerima pelayanan yang baik berupa kelancaran pada saat pemasukan dan pengeluaran Barang; (b) mengajukan keberatan apabila terjadi pelayanan yang tidak sesuai dengan isi surat perjanjian pengelolaan Barang; (c) menerima Resi Gudang paling lambat 2 (dua) hari setelah Barang sebagaimana yang tercantum dalam Surat Perintah Angkut Barang (SPAB) sudah selesai dibongkar dan Berita Acara Pemasukan Barang telah ditandatangani Para Pihak; (d) mengajukan tuntutan ganti rugi atas kekurangan dan/atau kesusutan yang melebihi toleransi susut selama penyimpanan; (e) menerima Resi Gudang Pengganti terhadap Resi Gudang yang hilang atau rusak setelah mengajukan permohonan secara tertulis dengan disertai bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. 18

23 (2) Dalam Perjanjian ini, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk: (a) menerbitkan Surat Perintah Angkut Barang dan mengirim tembusannya kepada gudang penyimpanan sebagai dokumen induk pemasukan Barang; (b) memasukkan atau menyimpan Barang yang memenuhi Standar Mutu...; (c) menyelesaikan biaya pengelolaan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Perjanjian ini. Pasal 6 PEMASUKAN BARANG DAN PENERBITAN RESI GUDANG (1) Barang dapat diterima dan disimpan di gudang yang dikelola PIHAK PERTAMA apabila telah memenuhi baik standar mutu maupun kelengkapan dokumen yang resmi atau sah mencakup Surat Permintaan Simpan Barang (SPSB), Surat Perintah Angkut Barang (SPAB), dan spesimen tandatangan dari PIHAK KEDUA yang berwenang untuk menandatangani Berita Acara Pemasukan Barang. (2) PARA PIHAK, berdasarkan hasil pengujian mutu Barang yang disampaikan Lembaga Penilaian Kesesuaian, akan menyepakati jangka waktu Resi Gudang yang akan dituangkan dalam Berita Acara Pemasukan Barang. (3) Resi Gudang diterbitkan PIHAK PERTAMA paling lambat 2 (dua) hari setelah Berita Acara Pemasukan Barang ditandatangani Para Pihak, dan telah memperoleh kode pengaman. (4) Berita Acara Pemasukan Barang ditandatangani bersama setelah Barang disimpan sesuai tata cara penyimpanan barang yang benar. (5) Resi Gudang harus diketik secara rapi, benar sesuai isi Berita Acara Pemasukan Barang termasuk keterangan mengenai kualitas, jumlah, dan kemasan pada saat diterbitkan Resi Gudang dan bebas dari segala bentuk coretan. Pasal 7 PENGELUARAN DAN PENYERAHAN BARANG (1) Setiap pengeluaran Barang harus didukung oleh dokumen yang sah mencakup Resi Gudang Asli dan Berita Acara Pengeluaran Barang. (2) Sebelum pengeluaran dan penyerahan Barang dilaksanakan maka pemegang Resi Gudang terakhir harus menyerahkan Resi Gudang asli. (3) Pengelola Gudang hanya dapat mengeluarkan Barang berdasarkan Surat Perintah Pengeluaran Barang dari Pemegang Resi Gudang dengan menunjukkan Resi Gudang Asli. (4) Dalam hal Resi Gudang dijadikan agunan untuk memperoleh pinjaman, Pengelola Gudang hanya dapat mengeluarkan Barang berdasarkan Surat Perintah Pengeluaran Barang dari Penerima Hak Jaminan. (5) Dengan selesainya proses pengeluaran Barang PARA PIHAK menandatangani Berita Acara Pengeluaran Barang. 19

24 PASAL 8 ADMINISTRASI DAN PELAPORAN (1) PIHAK PERTAMA harus menyelenggarakan administrasi secara tertib sesuai Prosedur Operasional Baku Sistem Resi Gudang. (2) PIHAK PERTAMA secara periodik baik mingguan, bulanan, atau triwulanan wajib menyampaikan laporan mutasi dan posisi stok serta tanggal jatuh tempo Simpan Barang kepada PIHAK KEDUA, Badan Pengawas, dan Pusat Registrasi secara lengkap dan akurat. PASAL 9 TARIF IMBAL JASA PENGELOLAAN (1) PIHAK PERTAMA menerima imbal jasa atas pengelolaan gudang dengan besaran tarif yang wajar sesuai yang telah disepakati bersama. (2) Tarif imbal jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 di atas, antara lain mencakup Sewa Gudang sudah termasuk jasa pengelolaan Barang, Pembongkaran Barang (Handling In), Pengeluaran Barang (Handling Out), Pengantongan Ulang (Rebagging), Administrasi Resi Gudang, dan Perawatan Barang (fumigasi). (3) Biaya sebagaimana tersebut pada ayat (2) di atas dilampiri dengan Berita Acara pelaksanaannya. Tarif tersebut di atas belum termasuk pajak sesuai ketentuan yang berlaku. PASAL 10 PEMBAYARAN (1) PIHAK KEDUA melaksanakan pembayaran atas pengelolaan gudang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2, setelah menerima nota tagihan yang terdiri dari : Nota Tagihan (lembar asli), Fotocopy NPWP, Faktur Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Kwitansi bermaterai cukup (lembar asli). (2) PIHAK PERTAMA tidak menyampaikan Faktur Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal PIHAK KEDUA termasuk ke dalam kategori pengusaha tidak kena pajak, yaitu: - PIHAK KEDUA belum menjadi PKP (Pengusaha kena Pajak) - PIHAK KEDUA dalam usahanya selama jangka waktu satu tahun buku dalam peredaran atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp 600 juta (sesuai dengan Kep.Men.Keu. No. 572/KMK.03/2003 tanggal 29 Desember 2003). Dalam hal ini PIHAK KEDUA harus melampirkan keterangan bebas pajak dari Dirjen Pajak. (3) Pembayaran atas tagihan tersebut di atas paling lambat 15 (lima belas) hari dihitung sejak tagihan berikut dokumen pendukungnya diterima PIHAK KEDUA. 20

25 PASAL 11 ASURANSI (1) Asuransi terhadap kerusakan dan/atau penyusutan yang diakibatkan sifat alami atau karakteristik Barang selama penyimpanan ditutup oleh PIHAK PERTAMA. (2) Asuransi terhadap bangunan gudang dan kehilangan dan/atau kerusakan Barang yang disebabkan kesalahan dan/atau kelalaian petugas Pengelola Gudang ditutup oleh PIHAK PERTAMA. PASAL 12 SENGKETA (1) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran isi Perjanjian ataupun sengketa dalam pelaksanaannya, PARA PIHAK setuju sedapat mungkin akan menyelesaikan perselisihan atau sengketa tersebut secara musyawarah. (2) Dalam hal tidak dicapai kata mufakat maka, PARA PIHAK sepakat menyelesaikannya menurut prosedur Badan Arbitrasi Nasional Indonesia/BANI oleh arbiter-arbiter yang ditunjuk menurut peraturan tersebut. [Catatan : ketentuan ayat 2 merupakan pilihan PARA PIHAK. Pilihan lain yang dapat ditempuh adalah melalui Pengadilan Negeri. Apabila pilihan yang ditempuh adalah melalui Pengadilan Negeri, maka rumusan ketentuan pada ayat 2 adalah sebagai berikut : Penyelesaian perselisihan melalui pengadilan akan ditempuh sebagai upaya terakhir, dan untuk ini PARA PIHAK sepakat memilih domisili pada Kantor Kepanitraan Pengadilan Negeri... ] PASAL 13 PENUTUP Demikianlah Perjanjian ini ditandatangani dalam rangkap tiga di atas kertas bermeterai cukup, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan ditandatangani oleh PARA PIHAK di [*] pada hari dan tanggal sebagaimana disebutkan di muka. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Meterai Meterai [*] [*] 21

26 FOMULIR NOMOR: SRG-OPR.48 Lampiran SURAT PEMBERITAHUAN RENCANA PEMASUKAN BARANG NOMOR :... TANGGAL :... Berdasarkan Surat Perjanjian Pengelolaan Barang Nomor :... tanggal... kami akan melaksanakan pemasukan barang pada tanggal :... s.d. tanggal... dengan uraian sebagai berikut : 1. Jenis Barang : Partai / Jumlah :... Koli ;... Kg Netto 3. Tahun panen : Bulan... Tahun Kemasan : Pengangkut : Surat Perintah Angkut Barang (SPAB) a. Nomor :... b. Tanggal :... c. Partai :...Koli:... Kg. Netto Sehubungan dengan rencana diatas harap dipersiapkan Gudang untuk kelancaran proses penerimaan barang tersebut diatas. Demikian atas kerjasamanya diucapkan terima kasih....,... (...) Tembusan : 1. LPK (PT....) 2. Arsip 2X 22

27 FORMULIR NOMOR: SRG-OPR.49 Lampiran (kop surat Pengelola Gudang) Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Penilaian Kesesuaian Yth.... selaku Lembaga Penilaian Kesesuaian di -... Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk dapat dilakukan penilaian kesesuaian terhadap barang yang akan disimpan di Gudang yang kami kelolasebagaimana diuraikan dalam surat permohonan uji mutu barang terampir untuk dapat diterbitkan Resi Gudang atas Perintah/Nama*). Bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut: I. Identitas Pemilik Barang a. Nama :... b. Nomor identitas (KTP/Paspor) *) c. Jabatan Pemohon**) :... :... d. Alamat Pemohon :......,. (Kota & Kode Pos) e. NPWP**) :... f. Nomor Telepon, dan Faksimili :... II. Deskripsi Barang a. Jenis Barang :.. b. Partai/ Jumlah :.. Koli : kg. Netto c. Tahun Panen : Bulan Tahun d. Kemasan :.. e. Pengangkut :.. 23

28 III. Lampiran Gudang Yang Dituju Untuk Menyimpan Barang a. Nama Gudang :. b. Alamat Gudang :. IV. Tanggal Rencana Penyimpanan Tanggal :. Demikian, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih...., Pemohon meterai (...) (Nama Jelas) *) Pilih salah satu **) Apabila ada 24

29 Lampiran 1 Dari Formulir Nomor: SRG-OPR.49 SURAT PERMINTAAN UJI MUTU BARANG ( SP. UMB) NO:... Berdasarkan dokumen SPAB Nomor :... Tanggal... Party =... dan SPB Nomor :... dengan uraian sebagai berikut : PERUSAHAAN NOMOR NAMA JUMLAH BARANG PENGANGKUT KENDARAAN/STNK PENGEMUDI/SOPIR KOLI KG Barang-barang tersebut diatas, kami mohon kepada Lembaga Penilaian Kesesuaian untuk dilakukan pengujian mutu barang jenis... tersebut diatas, dengan membuat surat pernyataan Layak atau Tidak Layak untuk diterima. Demikian Surat Permintaan Uji Mutu Barang ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.., 20 Mengetahui : Pengemudi / Sopir, Pengelola Gudang, (...) (...) Nama: Nama: 25

30 FOMULIR NOMOR: SRG-OPR.50 Lampiran BERITA ACARA BARANG MASUK NOMOR : /BA.BM/ / Pada hari ini Kamis tanggal... bulan... tahun..., kami yang bertanda tangan dibawah ini : I. Nama Perusahaan : Alamat Kantor : Selaku / sebagai : Diwakili Oleh / Nama : Jabatan : Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA II. Nama Perusahaan : Alamat Kantor : Selaku / sebagai : Diwakili Oleh / Nama : Jabatan : Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Berdasarkan Surat Perintah Angkut Barang dengan Dokumen Nomor :... tanggal :..., maka PIHAK PERTAMA telah menyerahkan barang jenis :... kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA mengakui telah menerima... tersebut, dengan uraian sebagai berikut : III. Pemasukan... dari tanggal:...s/d tanggal :... IV. Hasil bongkar...: 1. Jumlah party / Original :... Koli =... Kg 2. Hasil bongkar : 2.5 Original Bag :... Koli =... Kg 2.6 Original Kurang Timbang :... Koli =... Kg 2.7 Original Eks Rebagging :... Koli =... Kg 2.8 Org. Sisa Rebagging :... Koli =... Kg Jumlah :... Koli =... Kg 3. Susut / Kurang ( 1 2) :... Koli =... Kg Original kurang timbang dan rusak / bocor sudah dilaksanakan pengantongan ulang (Rebaging) dengan menggunakan kantong baru... lembar. Demikian Berita Acara Serah Terima... ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Yang menerima, Mengetahui, Yang menyerahkan Pihak Kedua Pemilik Barang* Pihak Pertama, (...) (...) (...) Jabatan:... Jabatan:... Jabatan:... *tidak diperlukan dalam hal pihak yang menyerahkan adalah pemilik barang. 26

31 FORMULIR NOMOR: SRG-OPR.51.A. Dokumen Resi Gudang Atas Nama 27

32 FORMULIR NOMOR: SRG-OPR.51.B. Lampiran Dokumen Resi Gudang Atas Perintah (Halaman Muka) 28

33 (Halaman Belakang) 29

34 FORMULIR NOMOR SRG-OPR.51.C. Dokumen Resi Gudang Atas Nama (untuk Resi Gudang Pengganti) 30

35 FORMULIR NOMOR: SRG.OPR.51.D. Dokumen Resi Gudang Atas Perintah (untuk Resi Gudang Pengganti) (Halaman Muka) 31

36 (Halaman Belakang) 32

37 FORMULIR NOMOR: SRG-OPR.52 Lampiran LEMBAR KONFIRMASI PENCATATAN RESI GUDANG PADA PUSAT REGISTRASI Nomor.... Telah dilakukan pencatatan terhadap penerbitan Resi Gudang Dalam Bentuk Warkat dengan keterangan sebagai berikut : Jenis Resi Gudang : Nomor Seri : Nama Pemilik Barang : Alamat Pemilik Barang : Tanggal Penerbitan : Tanggal jatuh tempo : No. KTP / NPWP*) : Deskripsi Barang : o Jenis Barang o Mutu Barang o Kelas Barang Jumlah Barang : Bruto =... Koli=... kg Tarra =... Koli =... kg Netto =... Koli =... kg Lokasi Penyimpanan Barang : Gudang Pada Stapel/Lot No. Harga satuan : (...) User ID Password User ID : Nomor Password Rekening Resi Gudang : *) *) Agar Nomor merubah Rekening Password Resi Gudang : Demikian konfirmasi ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pusat Registrasi Cap Nama: Jabatan: *) Pilih salah satu 33

38 FORMULIR NOMOR: SRG-OPR.53 Lampiran Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Penerbitan Resi Gudang Pengganti Karena Hilang/Rusak *) Yth. 1. Direktur Utama PT. selaku Pusat Registrasi Sistem Resi Gudang 2. Direktur Utama PT.. selaku Pengelola Gudang di Jakarta Dengan ini kami mengajukan permohonan Penerbitan Resi Gudang Pengganti Karena Hilang/Rusak*), bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut: 1. Nama Pemohon : Nomor identitas :... (KTP/Paspor) *) 3. Jabatan Pemohon **) : Alamat Pemohon : (Nama jalan & Nomor)... - (Kota & Kode Pos) 5. NPWP **) : Nomor Telepon, dan Faksimili :... Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut: 1. Apabila Hilang: a. Fotokopi Resi Gudang yang Hilang **) b. Bukti Keterangan Kehilangan dari Kepolisian Setempat c. Perjanjian Pengelolaan Barang; 2. Apabila Rusak a. Resi Gudang Asli yang Rusak b. Surat Pernyataan Penyebab Rusaknya Resi Gudang c. Perjanjian Pengelolaan Barang; Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Keterangan : *) pilih salah satu **) apabila ada Pemohon meterai (...) (Nama Jelas) 34

39 FORMULIR NOMOR: SRG-OPR.54 BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESI GUDANG ASLI YANG RUSAK Pada hari ini... tanggal... bertempat di... telah dilaksanakan pemusnahan terhadap Resi Gudang yang Rusak sebagai berikut: a. jenis Resi gudang : Resi gudang Atas Nama atau Resi Gudang Atas Perintah *) b. nama dan alamat :..., pemilik barang alamat: c. nama dan alamat pemegang RG terakhir d. nama dan lokasi gudang...,.. - (Kota & Kode Pos) :..., alamat: ,.. - (Kota & Kode Pos) :..., alamat: ,.. - (Kota & Kode Pos) e. tanggal penerbitan :.../.../... s.d..../.../...- jangka waktu RG- (tgl/bln/thn) (...) hari. f. nomor RG : g. Lamanya rentensi :.../.../... s.d..../.../...- jangka RG yang akan waktu (...) hari. dimusnahkan (tgl/bln/thn) h. Berita acara barang :... Keluar... i. deskripsi barang : Demikianlah Berita Acara ini dibuat oleh Pengelola Gudang dengan saksi-saksi sebagaimana yang bertandatangan di bawah ini. Pengelola Gudang Nama: Jabatan: Saksi I Saksi II Nama: Nama: 35

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 09/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 TANGGAL : 24 JULI 2008

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 09/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 TANGGAL : 24 JULI 2008 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 09/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 TANGGAL 24 JULI 2008 A. BAGAN PROSEDUR PENJAMINAN RESI GUDANG B. PEDOMAN TEKNIS PENJAMINAN RESI

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 08/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 TANGGAL : 24 JULI 2008

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 08/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 TANGGAL : 24 JULI 2008 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 08/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 TANGGAL : 24 JULI 2008 A. BAGAN PROSEDUR PENGALIHAN RESI GUDANG B. PEDOMAN TEKNIS PENGALIHAN RESI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 12/BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 12/BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 12/BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN PENGELOLA GUDANG, LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN DAN PUSAT REGISTRASI

Lebih terperinci

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor : 19/BAPPEBTI/PER-SRG/01/2015

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor : 19/BAPPEBTI/PER-SRG/01/2015 Peraturan Kepala Badan Pengawas 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PASAR LELANG KOMODITAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PASAR LELANG TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan (dibuat diatas kertas kop perusahaan) FORMULIR NOMOR III.PRO.24.A Nomor :, Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Kepada Yth, sebagai Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif. Kepala Badan Pengawas

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB VI KELEMBAGAAN. Bagian Kesatu Umum. Pasal 34

BAB VI KELEMBAGAAN. Bagian Kesatu Umum. Pasal 34 BAB VI KELEMBAGAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 34 (1) Kebijakan umum di bidang Sistem Resi Gudang ditetapkan oleh Menteri. (2) Kelembagaan dalam Sistem Resi Gudang terdiri atas: 1. Badan Pengawas; 2. Pengelola

Lebih terperinci

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN

Lebih terperinci

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang MODEL FORMULIR NOMOR: SRG-LPK01 Nomor :...,...20... Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang Kepada Yth. Kepala Badan Pengawas di - J A

Lebih terperinci

Pengumuman Seleksi Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang

Pengumuman Seleksi Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang Pengumuman Seleksi Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang Tim Seleksi Penjaminan Resi Gudang yang dibentuk oleh Menteri Perdagangan untuk melaksanakan pemilihan Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi

Lebih terperinci

BAB II PENERBITAN RESI GUDANG. Bagian Kesatu Umum. Pasal 2

BAB II PENERBITAN RESI GUDANG. Bagian Kesatu Umum. Pasal 2 BAB II PENERBITAN RESI GUDANG Bagian Kesatu Umum Pasal 2 (1) Resi Gudang hanya dapat diterbitkan oleh Pengelola Gudang yang telah memperoleh persetujuan Badan Pengawas. (2) Resi Gudang dapat diterbitkan

Lebih terperinci

BAB V PENYELESAIAN TRANSAKSI. Bagian Kesatu Penyerahan Barang. Pasal 25

BAB V PENYELESAIAN TRANSAKSI. Bagian Kesatu Penyerahan Barang. Pasal 25 BAB V PENYELESAIAN TRANSAKSI Bagian Kesatu Penyerahan Barang Pasal 25 (1) Pengelola Gudang wajib menyerahkan barang sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam Resi Gudang pada saat Resi Gudang jatuh

Lebih terperinci

5. Keputusan Presiden Nomor 6/M Tahun 2011 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan;

5. Keputusan Presiden Nomor 6/M Tahun 2011 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan; Peraturan Kepala Badan Pengawas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4735); 4. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JENIS PERIZINAN DALAM SISTEM RESI GUDANG, PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (STANDARD OPERATING PROCEDURE) DAN TINGKAT

Lebih terperinci

2 memberikan kepastian hukum, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan penelitian Pajak Bumi dan Bangunan; d. bahwa berdasarkan per

2 memberikan kepastian hukum, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan penelitian Pajak Bumi dan Bangunan; d. bahwa berdasarkan per BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2015, 2014 KEMENKEU. Pajak Bumi Dan Bangunan. Penelitian. Pemeriksaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

2017, No Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232);

2017, No Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232); BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1453, 2017 BAPPEPTI. Direktur Kepatuhan. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007 I. DOKUMEN PERMOHONAN PERSETUJUAN SEBAGAI PUSAT REGISTRASI 1. MODEL FORMULIR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2017 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2017 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2017 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Formulir Nomor IV.PRO.11 PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Pada hari ini, tanggal.. bulan tahun., bertempat di Kantor Pusat atau

Lebih terperinci

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Pengelola Gudang...

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Pengelola Gudang... MODEL FORMULIR NOMOR : SRG-PG01 Nomor :...,...20.. Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Pengelola Gudang... Kepada Yth. Kepala Badan Pengawas Di - Jakarta Bersama ini kami yang bertanda

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha. Pelatihan Kerja. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERSETUJUAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN PASAR LELANG DENGAN PENYERAHAN KEMUDIAN (FORWARD) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.745, 2015 KEMENDAG. Surat Keterangan Asal. Instansi Penerbit. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 /M-DAG//PER/5/2015 TENTANG INSTANSI PENERBIT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Sistem Resi Gudang Komoditi di Bantul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Sistem Resi Gudang Komoditi di Bantul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sistem Resi Gudang Komoditi di Bantul Sistem Resi Gudang yang didirikan di Bantul pada dasarnya untuk mengatasi krisis pangan yang terjadi pada saat

Lebih terperinci

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA UNTUK TRANSAKSI KONTRAK DERIVATIF DALAM SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERDAGANGAN GULA KRISTAL RAFINASI MELALUI PASAR LELANG KOMODITAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha No.712, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Perizinan. Pendaftaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PERIZINAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN Menimbang BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, :

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU SURAT PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU PELAJARAN DAN BUKU PEGANGAN GURU MATA PELAJARAN --------------------------------------

Lebih terperinci

Formulir Permohonan Penggunaan BNI e-bank Guarantee

Formulir Permohonan Penggunaan BNI e-bank Guarantee Formulir Permohonan Penggunaan BNI e-bank Guarantee Kami yang bertanda tangan di bawah ini mengajukan permohonan penggunaan BNI e-bank Guarantee kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, yang selanjutnya

Lebih terperinci

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Perihal : Permohonan Penetapan sebagai Pialang Berjangka yang melaksanakan kegiatan penerimaan Nasabah secara

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Perihal : Permohonan Penetapan sebagai Pialang Berjangka yang melaksanakan kegiatan penerimaan Nasabah secara FORMULIR NOMOR III.PRO.65 (dibuat diatas kertas kop perusahaan) Nomor :, Lampiran : Perihal : Permohonan Penetapan sebagai Pialang Berjangka yang melaksanakan kegiatan penerimaan Nasabah secara elektronik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa penilai mempunyai

Lebih terperinci

PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA

PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA Member of Jakarta Futures Exchange Member of Indonesian Derivatives Clearing House PERJANJIAN NASABAH ONLINE TRADING Century Tower 12th Floor Jl.H.R. Rasuna Said Kav X-2 Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2014 TENTANG NOMOR PER-17/PJ/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS NOMOR PER-24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA CARA DIREKTUR JENDERAL PAJAK Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA TANAH

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA TANAH CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA TANAH Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ---------------------------------------------------- Umur : ----------------------------------------------------

Lebih terperinci

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA A. Contoh Format Surat Undangan Pengadaan Barang/Jasa dan Contoh Format Rencana Anggaran Biaya

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 199

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 199 No.1530, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPEPTI. Lembaga Kliring. Penjaminan Pasar Lelang. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERSETUJUAN

Lebih terperinci

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR Ketentuan dan Persyaratan Khusus Pembukaan Rekening Investor ini (berikut semua lampiran, perubahan dan atau pembaharuannya selanjutnya disebut

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.903, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Verifikasi. Pajak. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.256, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemeriksaan Pajak. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.03/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual.

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual. No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/3/PBI/1999

Lebih terperinci

Page : 1

Page : 1 LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37/PJ/2009 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-27/PJ/2009 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR SURAT PERJANJIAN JUAL BELI SEPEDA MOTOR (SECARA ANGSURAN) Nomer: ---------------------------------- Kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ----------------------------------------------------

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N No.1490, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Pengelolaan Barang Bukti. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL (CPOTU) 1101. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf capital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pajak Penghasilan. Jasa Kontruksi. Penyetoran. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pajak Penghasilan. Jasa Kontruksi. Penyetoran. Tata Cara. No.316, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pajak Penghasilan. Jasa Kontruksi. Penyetoran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153/PMK.03/2009 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2 perpajakan yang terkait dengan Bea Meterai telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai; e. bahwa ketentuan mengenai tin

2 perpajakan yang terkait dengan Bea Meterai telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai; e. bahwa ketentuan mengenai tin No.1951. 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemeriksaan. Bulat Permukaan. Tindak Pidana Perpajakan. Pencabutan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239 /PMK.03/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERMOHONAN FASILITAS SEWA GUNA USAHA. Menyampaikan permohonan sewa untuk dapat dipertimbangkan sebagai berikut : Jenis Barang : XXX

LAMPIRAN 1 PERMOHONAN FASILITAS SEWA GUNA USAHA. Menyampaikan permohonan sewa untuk dapat dipertimbangkan sebagai berikut : Jenis Barang : XXX LAMPIRAN 1 PERMOHONAN FASILITAS SEWA GUNA USAHA Kepada : PT. Bonavara Finance Dengan hormat, Kami, Harapah Sambilan, PT NPWP : XX..XX.X-. Menyampaikan permohonan sewa untuk dapat dipertimbangkan sebagai

Lebih terperinci

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN HIBAH

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN HIBAH LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 119/Permentan/HK.310/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 119/Permentan/HK.310/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 119/Permentan/HK.310/11/2013 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGANGKATAN KONSULTAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

(dibuat di atas kertas kop perusahaan)

(dibuat di atas kertas kop perusahaan) (dibuat di atas kertas kop perusahaan) FORMULIR NOMOR III.PRO.59 Nomor :...,... 20... Lampiran : Hal : Permohonan Persetujuan sebagai Pialang Berjangka yang menyalurkan Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19) BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2015 KEMENAKER. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN SEWA TANAH

SURAT PERJANJIAN SEWA TANAH SURAT PERJANJIAN SEWA TANAH SURAT PERJANJIAN SEWA TANAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama :.. Tempat, Tgl Lahir :.. Pekerjaan :.. Alamat :.... Nomor KTP/SIM :.. Dalam hal ini bertindak atas

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 ten

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.523, 2017 KEMENKUMHAM. Permohonan Legalisasi Dokumen. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN

Lebih terperinci

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini: LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 28 /BC/2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG CUKAI...(1).... Nomor :. (2)... Lampiran :.(3)... Perihal : Permohonan

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13/M-DAG/PER/3/2006 T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 239/PMK.03/2014, 22 Des 2014 PencarianPeraturan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.111, 2016 KEMENDAG. Ekspor dan Impor. Indonesia National Single Window. Perizinan. Pelayanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/M-DAG/PER/12/2015

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang ; a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI KEMENTERIA PER DAGAN REPUBLIK INDONESI INISTRY OF TRAD BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI Gedung Bappebti Lantai 3-5 JI. Kramat Raya No. 172 Jakarta 10430 Telephone: (021) 31924744 Faxsimile

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/X/2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999

MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999 MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN ATAU BAHAN DARI GUDANG BERIKAT UNTUK DIOLAH, DIRAKIT ATAU

Lebih terperinci

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2014 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN DAN PENETAPAN ATAS SAAT MULAINYA PENYUSUTAN

Lebih terperinci

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent No.570, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/PMK.04/2017 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 3 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

TATACARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN SEBAGAI PKB ATAU PKB MERANGKAP PDKB SETELAH FISIK BANGUNAN BERDIRI

TATACARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN SEBAGAI PKB ATAU PKB MERANGKAP PDKB SETELAH FISIK BANGUNAN BERDIRI Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Kep- /BC/1997 Tanggal : Juli 1997 TATACARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN SEBAGAI PKB ATAU PKB MERANGKAP PDKB SETELAH FISIK BANGUNAN BERDIRI 1. Pemohon

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

(KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA

(KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA Formulir Nomor: IV.PRO.10. (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko ini disampaikan kepada Anda sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa untuk tertib

Lebih terperinci

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara :

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara : PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No.... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... (...-...-...) oleh dan antara : I. PT...., sebuah perusahaan yang diatur dan didirikan berdasarkan dan

Lebih terperinci