BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Pada dasarnya Sistem Informasi Geografis adalah gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka Sistem Informasi Geografis merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek objek yang terdapat di permukaan bumi. Sistem Informasi Geografis juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut atributnya. (Eddy Prahasta, 2005). Menurut Burrough (Heywood, 2002, p12) pengertian sistem informasi geografis adalah sekumpulan alat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali saat dibutuhkan, mentransformasikan dan menampilkan suatu data spasial dari dari dunia nyata untuk suatu kebutuhan tertentu. Menurut Department of Environment (Heywood, 2002, p12) sebuah sistem informasi geografis yang baik seharusnya dapat memberikan: 1. Akses yang mudah dan cepat untuk pengaksesan data dalam jumlah yang besar. 8

2 9 2. Kemampuan untuk : a. Memilih detail berdasarkan area atau suatu tema tertentu. b. Menyambungkan atau menggabungkan sekumpulan data dengan yang lainnya. c. Menganalisa karakteristik spasial suatu data. d. Mencari karakteristik tertentu di suatu area. e. Memperbaharui data dengan cepat dan murah. f. Memodelkan suatu data. 3. Mampu menghasilkan suatu output (peta, grafik, daftar alamat dan rangkuman statistik) yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus atau tertentu. Sistem informasi geografis telah digunakan untuk berbagai keperluan dan berbagai disiplin ilmu lainnya seperti geodesi, lingkungan, kebijakan publik, statistik dan lain sebagainya. Jadi secara singkat sistem informasi geografis dapat memberikan nilai tambah untuk data spasial dengan memungkinkan data untuk diorganisasikan dan ditampilkan berdasarkan suatu tema tertentu Komponen Komponen Sistem Informasi Geografis Piranti Keras (Hardware) Sistem informasi geografis memerlukan piranti keras dengan spesifikasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan sistem informasi geografis menggunakan penyimpanan untuk data, baik raster maupun vektor, lebih besar. Selain itu

3 10 proses analisa yang dilakukan oleh sistem informasi geografis membutuhkan ruang yang lebih besar karena sistem informasi geografis harus mampu melakukan digitizer untuk merubah data yang berbentuk analog menjadi bentuk digital. Piranti keras untuk sistem informasi geografis dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukan data. Contoh: Scanner, Kamera, CD-ROM, dan lain lain. SCANNER KAMERA CD-ROM Gambar 2.1 Piranti Keras (Hardware): Scanner, Kamera, CD-ROM b. Alat pemrosesan digunakan untuk pemrosesan semua aktifitas sistem Contoh: CPU atau PC PC Gambar 2.2 Piranti Keras (Hardware): CPU atau PC c. Alat keluaran (output) berfungsi untuk menyajikan hasil dari pemrosesan sistem informasi geografis. Contoh: Monitor, Printer, pint-out dan lain lain.

4 11 Monitor Printer Gambar 2.3 Piranti Keras (Hardware): Monitor, Printer Piranti Lunak (Software) Piranti lunak membantu piranti keras untuk memasukan, memproses, menyimpan serta mengatur data geografis. Terdapat lima modul utama dalam piranti lunak yaitu: 1. Masukan dan pengecekan data, termasuk di dalamnya proses konversi data dari analog menjadi digital. 2. Menyimpan dan mengatur data, berhubungan dengan struktur dan aturan data serta atribut elemen seperti titik, garis, ataupun area yang menggambarkan objek objek di dunia nyata. 3. Mengatur cara menampilkan data dan pelaporan hasil analisa ke pengguna. 4. Memproses data, meliputi pengurangan kesalahan pemasukan data, menganalisa data, mengatur data, menghubungkan data spasial dengan data atribut. 5. Melakukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan apakah piranti sistem informasi geografis tersebut diterima atau tidak.

5 12 Sebuah piranti lunak sistem informasi geografis harus memiliki fungsi dan alat yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Fungsi tersebut dikelompokan menjadi elemen elemen sebagai berikut: a. Alat (tools) untuk melakukan input dan transformasi atau konversi data. b. Database Management System (DBMS). c. Alat (tools) yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi. d. Graphical User Interface (GUI) digunakan untuk memudahkan akses alat alat (tools) geografis Data Sistem Informasi Geografis Adalah satu satu komponen krusial dan penting dalam sistem informasi geografis. Di dalam sistem informasi geografis terdapat dua jenis data yaitu data spasial dan data non spasial (atribut) Data Spasial Data spasial adalah data yang menggambarkan suatu dimensi ruang. Beberapa tipe data spasial antara lain: 1. Titik Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor. Pada skala tertentu biasanya titik

6 13 digunakan untuk menggambarkan letak suatu kota, letak suatu bangunan atau objek objek lainnya. Format titik memiliki ciri yaitu koordinat tunggal, tanpa panjang, tanpa luasan. Contoh dari format titik: lokasi kecelakaan, letak pohon, lokasi gedung. Gambar 2.4 Tipe Data Titik 2. Garis Garis merupakan bentuk linier yang akan menghubungkan beberapa titik atau paling sedikit dua titik. Biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu objek berdimensi satu. Contoh penggunaan garis pada sistem informasi geografis adalah jaringan jalan, jaringan saluran air, jaringan telepon dan lain sebagainnya. Format garis memiliki ciri yaitu koordinat titik awal dan akhir, mempunyai panjang, tanpa luasan. Contoh dari format titik: jalan, sungai. Gambar 2.5 Tipe Data Garis

7 14 Gambar 2.6 Tipe Data Poligon 3. Poligon Bentuk poligon biasanya digunakan untuk merepresentasikan suatu objek berdimensi dua. Suatu wilayah, penggunaan lahan, suatu tempat adalah entitas yang umumnya digambarkan dengan bentuk poligon. Format poligon memiliki ciri yaitu koordinat dengan titik akhir sama dengan titik awal, mempunyai panjang, mempunyai luasan. Contoh dari format poligon: persil tanah, wilayah, tutupan lahan dan lain - lain. Penyajian data spasial dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu: 1. Model Raster Model ini menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dalam bentuk matriks atau piksel piksel yang membentuk bidang referensi horizontal dan vertikal. Setiap piksel memiliki atribut masing masing dan bersifat unik. 2. Model Vektor Model ini menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan garis, titik dan atau poligon yang didefinisikan oleh koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Di dalam model ini sebuah garis merupakan kumpulan titik yang terurut dan berhubungan. Sedangkan

8 15 sebuah poligon merupakan kumpulan titik yang memiliki titik awal dan titik akhir dengan koordinat yang sama Data Atribut Data atribut adalah data yang mendeskripsikan data spasial. Biasanya data atribut adalah data berbentuk teks. Data atribut dapat dideskripsikan dengan dua cara, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dalam deskripsi kualitatif maka data atribut akan mendeskripsikan tipe atau klasifikasi suatu objek. Sedangkan secara kuantitatif, data atribut akan dideskripsikan berdasarkan tingkatan Manusia Manusia selaku pembuat dan pemakai dari sistem informasi geografis dapat memanipulasi sistem informasi geografis tersebut sehingga dapat membantu menyelesaikan pekerjaannya sehari hari. Manusia juga menentukan akan seperti apa sistem informasi yang ada akan dikembangkan Pemetaan Pengertian Peta Menurut Eddy Prahasta (2005), peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa sebuah gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (topografi), penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta dilukiskan dengan

9 16 skala tertentu, dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas, dapat juga hanya mencakup wilayah yang sempit. Peta dalam Bahasa Inggris berari map, dan dalam Bahasa Yunani berari mappa. Ilmu pengetahuan yang mempelajari peta disebut kartografi. Sedangkan menurut Burrough, peta adalah sekumpulan titik, garis, area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat, dan peta biasanya direpresentasikan dalam bentuk dua dimensi, tetapi tidak menutup kemungkinan peta dapat direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi Jenis Peta Jenis peta ada beberapa macam ditinjau dari berbagai aspek, baik dari aspek maksud dan tujuan, kegunaan, skala, dan keadaan objek. a. Berdasarkan aspek maksud dan tujuan Jika dipandang dari maksud dan tujuannya, secara umum peta dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Peta Dasar atau Peta Umum Peta Dasar adalah gambaran atau proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu yang dilengkapi

10 17 dengan informasi kenampakan alami atau buatan. Contoh peta dasar seperti: Peta Situasi, Peta Dunia, Peta Topografi, Peta Indonesia. 2. Peta Tematik atau Peta Khusus Peta Tematik atau Peta Khusus adalah gambaran dari sebagian permukaan bumi yang dilengkapi dengan informasi tertentu baik di atas maupun di bawah permukaan bumi yang mengandung tema tertentu. Contoh peta tematik seperti: Peta Jenis Tanah, Peta Kesesuaian Lahan, Peta Iklim, Peta Perhubungan. b. Berdasarkan aspek kegunaan Jika dipandang dari kegunaannya, secara umum peta dibagi menjadi tiga jenis yaitu: 1. Peta Referensi Umum (General Reference Map) Peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan verifikasi macam macam bentuk geografis termasuk fitur tanah, perkotaan, jalan dan lain sebagainya. 2. Peta Mobilitas (Mobility Map) Peta yang digunakan untuk membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan darat, laut dan udara.

11 18 3. Peta Inventaris (Inventory Map) Peta yang menunjukkan lokasi dari fitur fitur khusus misalnya posisi gedung di suatu wilayah. 4. Peta Tematik (Thematic Map) Peta yang menunjukkan penyebaran dari objek tertentu seperti populasi, curah hujan dan sumber daya alam. c. Berdasarkan aspek skala Jika dipandang dari skalanya, secara umum peta dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 1. Peta kadaster atau peta teknik: berskala antara 1 : : Peta berskala besar: berskala antara 1 : : Peta skala sedang: berskala antara 1 : : Peta skala kecil: berskala antara 1 : : Peta geografis: berskala lebih dari 1 : d. Berdasarkan keadaan objek Jika dipandang dari keadaan objeknya, secara umum peta dibagi menjadi dua jenis yaitu :

12 19 1. Peta Stasioner Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan tetap atau stabil. Contoh: peta sebaran gunung berapi. 2. Peta Dinamis Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh: peta urbanisasi, peta arah angin, peta ketinggian aliran sungai Kegunaan Peta Peta merupakan suatu sumber informasi yang sangat berguna untuk segala bidang dengan dukungan perkembangan teknologi saat ini. Pada umumnya peta dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kenampakan pada suatu wilayah yang dipetakan, yakni: 1. Memperlihatkan posisi suatu tempat di permukaan bumi. 2. Mengukur luas dan jarak suatu daerah di permukaan bumi berdasarkan skala dan ukuran peta. 3. Memperlihatkan bentuk suatu daerah yang sesungguhnya dengan skala tertentu. 4. Menghimpun data suatu daerah yang disajikan dalam bentuk peta.

13 20 Adapun peta khusus digunakan untuk tujuan tertentu yang menonjolkan satu jenis data saja. Misalnya pada peta iklim, peta curah hujan, peta penyebaran penduduk, dan sebagainya. 2.2 Sistem Basis Data Pengertian Basis Data Menurut Connoly dan Begg (2005), basis data adalah sebuah koleksi dari data-data yang terhubung secara logika untuk di-share, dan sebuah deskripsi dari data tersebut dirancang untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan akan informasi dari sebuah organisasi. Basis data menurut Fathansyah (1999, p2), basis data adalah himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan lagi dengan cepat dan mudah Pengertian Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Menurut Connoly dan Begg (2005), DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. Sebuah DBM S menyediakan fasilitasfasilitas berupa :

14 21 1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menentukan basis data, misalnya jenis data, struktur data, dan batasan-batasan pada data yang hendak disimpan dalam basis data. 2. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan user untuk mengupdate, menghapus, dan meretrieve data dari basis data. 3. Sistem keamanan untuk mencegah user yang tidak berhak dapat mengakses akses ke basis data. 4. Sistem terintegrasi yang memelihara konsistensi data yang disimpan. 5. Sistem kontrol konkuren yang mana memperbolehkan akses secara bersamaan terhadap basis data. 6. Sistem kontrol pengembalian data yang dapat mengembalikan data ke keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan piranti keras maupun piranti lunak 7. Katalog yang dapat diakses user, berisi tentang deskripsi data dalam basis data DBLC (Database Lifecycle) Menurut Connoly dan Begg (2005, p284), terdapat sebelas tahapan di dalam Database Lifecycle. Tahapan ini digunakan dalam perancangan dan pengembangan basis data untuk suatu sistem informasi tertentu.

15 22 Database Planning System Definition Requirements Collection and Analysis Database Design DBMS Selection (Optional) Conceptual Database Design Logical Database Design Application Design Physical Database Design Prototyping (Optional) Implementation Data Conversion and Loading Testing Operational Maintenance Gambar 2.7 Database Lifecycle (Connoly and Begg, 2005)

16 Database Planning Menurut Connoly dan Begg (2005, p285-p286), perencanaan basis data (database planning) merupakan aktifitas manajemen yang mengijinkan tingkatan dari aplikasi basis data untuk direalisasikan se-efisien dan se-efektif mungkin. Database planning harus memenuhi beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana mengumpulkan data, 2. Bagaimana format yang dibutuhkan, 3. Dokumen penting apa yang dibutuhkan, 4. Bagaimana proses perancangan dan implementasi System Definition Menurut Connoly dan Begg (2005, p285-p286), System Definition adalah tahapan dalam menguraikan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data dan pandangan pandangan utama para pemakai. Sebelum merancang suatu aplikasi basis data penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasi batasan batasan dari sistem yang sedang diteliti dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari sistem. Perlu dipikirkan pula untuk kebutuhan yang akan datang selain dari keadaan saat in. Aplikasi basis data diterapkan untuk satu atau lebih pandangan pemakai, sehingga harus diidentifikasi terlebih dahulu dari berbagai pandangan pemakai.

17 Requirement Collection and Analysis Menurut Connoly dan Begg (2005, p ), Requirement Collection and Analysis adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian dari perusahaan ataupun instansi yang akan didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai terhadap sistem baru Database Design Menurut Connoly dan Begg (2005, p291), Database Design merupakan proses pembuatan suatu desain untuk sebuah basis data yang akan mendukun g operasional dan sasaran suatu perusahaan ataupun instansi. database design dibagi dalam tiga tahapan yaitu perancangan basis data konseptual, perancangan basis data logikal, dan perancangan basis data fisikal DBMS Selection (Optional) Menurut Connoly dan Begg (2005, p295-p299), pemilihan DBMS harus benar benar sesuai dengan kebutuhan guna mendukung aplikasi basis data Application Design Menurut Connoly dan Begg (2005, p ), Application Design adalah merancang antarmuka pemakai (user interface) dan program aplikasi, yang akan memproses basis data. Ditinjau dari gambar 2.7 bahwa peracangan basis data dan perancangan aplikasi adalah aktifitas bersamaan pada database lifecycle. Dalam

18 25 kasus sebenarnya, adalah tidak mungkin menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum perancangan basis data selesai. Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai yang menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan perubahan terhadap isi basis data (retrieve, update dan kegiatan keduanya). Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancan g antarmuka pemakai yang tepat. Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang dibtuhkan dengan cara user friendly. Bagaimanapun, antarmuka harus dijadikan sebagai komponen dari sistem yang penting, hal ini dimaksudkan agar aplikasi yang dibuat menjadi mudah dipelajari dan mudah digunakan, sehingga pemakai akan cenderung untuk mendapatkan dan memberdayakan informasi yang disajikan dengan lebih baik Prototyping (Optional) Menurut Connoly dan Begg (2005, p303-p304), Prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data, yang memperbolehkan perancang atau pemakai untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang dimiliki sistem. Tujuan dari pengembangan prototype aplikasi basis data adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi keistimewaan sistem atau kekurangannya, dan memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau melengkapi keistimewaan (feature) dari aplikasi basis data yang baru tersebut.

19 Implementation Menurut Connoly dan Begg (2005, p304), Implementation adalah membuat definisi basis data secara eksternal, konseptual, dan internal, serta program aplikasi. Implementasi merupakan realisasi dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data dibangun dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih dan Graphical User Interface (GUI). Statement DDL digunakan untuk membuat struktur basis data dan file basis data kosong. Selain itu pandangan pemakai (user view) lainnya juga diimplementasikan dalam tahapan ini Data Conversion and Loading Menurut Connoly dan Begg (2005, p305), Data Conversion and Loading mencakup pengambilan data dari sistem lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem basis data yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk memasukan file ke dalam basis data baru. Biasanya membutuhkan spesifikasi dari sumber file dan sasaran basis datanya. Kegunaan ini memungkinkan pengembang (developer) untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru. Ketika conversion and loading dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan untuk memastikan kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.

20 Testing Menurut Connoly dan Begg (2005, p305), Testing adalah proses menjalankan program aplikasi untuk menemukan kesalahan kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Jika testing menunjukkan ketidaksesuaian, maka pengujian akan menemukan kesalahan pada program aplikasi dan mungkin struktur basis datanya Operational Maintenance Menurut Connoly dan Begg (2005, p285-p286), Operational Maintenance adalah proses memantau dan memelihara sistem setelah diinstal. Pada tahapan sebelumnya basis data benar benar di uji dan diimplementasikan. Sekaran g sistem beralih ketahapan pemeliharaan. Aktifitas dari tahapan pemeliharaan ialah sebagai berikut : 1. Memantau Kinerja dari sistem. 2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis data Database Relational Menurut Whitten dan Bentley (2004, p176), relational database adalah database yang mengimplementasikan data sebagai serangkaian tabel dua dimensi yang dihubungkan melalui foreign key.

21 SDLC (System Development Life Cycle) Definisi SDLC Dalam pengembangan piranti lunak dibutuhkan tahapan tahapan pengembangan yang sesuai. Sistem yang ada pada umunya digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) (Pressman, 2001, p10). Dalam definisi lain, System Development Life Cycle (SDLC) adalah sekumpulan kegiatan yang dibutuhkan dalam membangun suatu solusi sistem informasi yang dapat member jawaban bagi permasalahan maupun kesempatan bisnis (Turban, 2003, p461). Pembuatan solusi yang tepat harus melibatkan pihak pengembang perangkat lunak terkait agar didapatkan suatu solusi yang tepat. Pada saat ini telah dikenal bebarapa model pengembangan sistem, yaitu antara lain: waterfall, prototyping, spiral, incremental, fourth generation techniques. Model waterfall merupakan salah satu model pengembangan sistem yang paling baik dan efektif. Model waterfall sangat terstruktur dan bersifat linier. Model tersebut memerlukan pendekatan yang sistematis dan sekuensial dalam pengembangan sistem perangkat lunak Waterfall Model Model sekuensial linear untuk software engineering (Waterfall Model), sering disebut juga dengan siklus hidup klasik atau model air terjun. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada

22 29 seluruh analisis, desain, kode pengujian dan pemeliharaan. Dimodelkan setelah siklus rekayasa konvensional, model sekuensi linear melingkupi aktivitas aktivitas sebagai berikut: 1. Rekayasa dan pemodelan sistem. Yaitu dengan menentukan kebutuhan sistem secara keseluruhan, antara lain dengan menentukan komponen komponen sistem (entity), atribut komponen dan hubungan antara komponen. Secara umum entity dibedakan atas data, algoritma dan interface. 2. Analisis dan kebutuhan sistem. Yaitu mencari dan menentukan kriteria aplikasi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan sistem. 3. Desain Sistem. Yaitu dengan mendefinisikan hasil analisa dengan merancang modul aplikasi perancangan yang dilakukan pada tiga bagian, yaitu: struktur data, racangannya didefinisikan dalam Entity Relationship Diagram (ERD) dan kamus data. 4. Pemrograman. Yaitu mengimplementasikan rancangan atau desain dengan menuliskan kode program sesuai bahasa pemrograman yang dipilih.

23 30 5. Pengujian. Yaitu melakukan pengujian program aplikasi yang telah selesai dibuat dengan memperhatikan konsep logika untuk mengetahui kinerja aplikasi apakah sesuai dengan kebutuhan sistem dan melakukan pencegahan terjadinya kesalahan seminimal mungkin. 6. Pemeliharaan. Yaitu memungkinkan terjadinya perubahan data, lingkungan sistem dan kebutuhan penggunaan agar aplikasi tetap bisa dikembangkan sesuai perubahan yang terjadi. Dalam kasus ini, penulis menggunakan waterfall model untuk menggambarkan proses bisnis dan sistem yang dibutuhkan pada perancangan sistem informasi geografis untuk penelusuran rumah sakit berbasis web di wilayah Jakarta Barat. Pendekatan ini dipilih karena mempunyai struktur yang jelas dan terarah dalam setiap tahapan perancangan dan implementasinya. Rekayasa dan pemodelan sistem Analisis dan kebutuhan sistem Desain Sistem Pemrograman Pengujian Pemeliharaan Gambar 2.8 Waterfall Model

24 Data Flow Diagram (DFD) Pengertian Data Flow Diagram (DFD) Menurut Pressman (2001, p305), DFD atau diagram aliran data adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang di aplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. Bentuk dasar dari DFD disebut juga data flow graph atau bubble chart. Pada DFD tingkat 0, disebut juga model sistem dasar atau model konteks, merepresentasikan keseluruhan elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan data input dan data output yang ditunjukan oleh anak panah masuk dan keluar secara berurutan. Proses tambahan (bubble) dan jalur aliran informasi direpresentasikan pada saat DFD tingkat 0 dipartisi untuk mengungkap detail lebih. Contohnya pada sebuah DFD tingkat 1 dapat berisi lima atau enam bubble dengan anak panah yang saling menghubungkan. Setiap proses yang dipresentasikan pada tingkat 1 adalah subfungsi dari seluruh sistem yang digambarkan di dalam model konteks. DFD merepresentasikan suatu sistem, baik otomatis maupun manual melalui gambar yang berupa jaringan grafik. Dengan DFD, seorang analis sistem dapat memahami aliran data dalam sebuah sistem. Keuntungan memahami aliran data dalam suatu sistem adalah: 1. Terhindar dari usaha mengimplementasikan suatu sistem yang terlalu dini. Analis sistem perlu memikirkan secara cermat aliran aliran data yang

25 32 diperlukan sebelum mengambil keputusan untuk merealisasikannya secara teknik. 2. Mengerti lebih dalam hubungan state dengan sub sistem. Dengan DFD, analis sistem dapat membedakan sistem dari lingkungannya dengan batasan batasan (boundaries). 3. DFD dapat menginformasikan kepada user sistem yang berlaku dan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan user dalam bentuk representasi Tingkatan Tingkatan DFD Terdapat beberapa tingkatan yang ada di dalam Data Flow Diagram, yakni: a) Diagram Konteks Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukkan dan keluaran dari sistem. Pada diagram ini hanya terdapat satu proses dan tidak ada data store. b) Diagram Nol Pada diagram nol terdapat data store. Diagram yang tidak rinci pada akhir nomor diberi tanda * c) Diagram Rinci Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya. Proses proses pada diagram ini sebaiknya tidak lebih dari Sembilan proses.

26 Simbol simbol Simbol simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram terdiri dari empat macam, yakni: 1. Eksternal Entity Entitas eksternal menggambarkan penghasil atau pengguna informasi yang ada di luar sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan gambar persegi. Gambar 2.9 Eksternal Entity 2. Process Proses menggambarkan sebuah transformasi informasi (fungsi) yang ada di dalam sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan lingkaran. Gambar 2.10 Process

27 34 3. Data Object Data Object mengindikasikan arah dari data flow. Dilambangkan dengan anak panah. Gambar 2.11 Data Object 4. Data Store Data store menggambarkan tempat penyimpanan data yang digunakan oleh satu atau lebih proses. Dilambangkan persegi panjang tanpa satu sisi tinggi. Gambar 2.12 Data Store Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam DFD, yaitu: 1 Antara entitas tidak boleh saling berhubungan 2 Diperbolehkan untuk mengambil entitas yang sama, dengan tujuan untuk menyederhanakan pemodelan 3 Hindari dialog yang tidak perlu dalam DFD.

28 State Transition Diagram (STD) Menurut Whitten (2004,p636), state transition diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem menjalankan sistem. Menurut Pressman (2001) State Transition Diagram merupakan suatu alat pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan dari suatu sistem. State adalah suatu kumpulan dari tingkah laku yang dapat di observasi. Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan jumlah state dan serangkaian aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state, menunjukan bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. STD memiliki komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap gambar persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. 2.4 Teori Web World Wide Web Menurut Turban et al (2003, p680), WWW (World Wide Web) adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri,

29 36 memformat dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien atau server yaitu menggunakan fungsi fungsi transpor dari internet. World wide web adalah kombinasi dari empat ide yaitu: 1. Hypertext: sebuah format data yang memungkinkan suatu halaman memiliki banyak media seperti teks yang panjang. Serta memungkinkan untuk menautkan suatu teks dengan teks lainnya melalui sebuah hyperlink. 2. Resource Identifier: identifikasi yang unik yang digunakan untuk mengalokasikan file atau dokumen di dalam jaringan. Biasanya dikenal dengan URL (Uniform Resource Language). 3. Client Server: sebuah sistem dimana komputer client meminta sebuah informasi, dapat berupa data atau file komputer kepada server. Kemudian server akan mencari data atau file komputer yang diminta client. Setelah didapat data tersebut, maka server akan mengirim kembali kepada client. 4. Markup Language: kumpulan karakter atau kode untuk mengidentifikasikan data atau teks yang dikirim untuk mengakses sebuah situs web PHP (PHP Hypertext Preprocessor) PHP merupakan singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya akan dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser.

30 37 Menurut Kadir (2008, p2), secara khusus PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. Artinya, PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Keuntungan menggunakan PHP antara lain: 1. Kesederhanaan dari bahasa PHP. 2. Siklus pengembangan yang lebih pendek karena pemudahan dalam pembuatan modul dan komponen komponen yang dapat digunakan lagi pada pengembangan berikutnya. 3. Memiliki konektivitas ke server basis data. 4. Bersifat open source dan tidak bergantung pada platform manapun MapViewS VG Menurut Riyanto (2009), MapView SVG adalah sebuah ekstensi arcview GIS 3.X yang dapat mengkonversi View dalam ArcView menjadi format SVG untuk selanjutnya dipublikasikan ke web. Tool ini dikembangkan oleh UIS Media Jerman. Berikut adalah daftar fungsi atau fitur yang dapat digunakan dengan tool MapViewSVG: 1. Mengaktifkan atau deaktifkan themes dalam MapView 2. Membuat laporan berupa informasi objek dan atribut tabel dari ArcView

31 38 3. Pencarian fitur dengan membangun sebuah ekspresi query 4. Skala peta berdasarkan view pada themes yang dikonversi 5. Membaca dan menampilkan koordinat peta XML Menurut Riyanto (2009), XML adalah sebuah rekomendasi dari W3C untuk pertukaran informasi yang terstruktur. XML telah menjadi sangat terkenal dan diimplementasikan secara luas dan reliable. Tertulis dalam XML SVG dibangun pada dasar yang kuat dan mendapatkan beberapa keuntungan seperti pada kemampuan struktur yang kuat, model objek, dan lainnya. dengan spesifikasi yang sudah ada dan spesifikasinya sudah diimplementasikan secara jelas, tata bahasa berbasis XML saat ini terbuka untuk dimplementasikan Scalable Vector Graphic SVG adalah sebuah bahasa untuk mendeskripsikan grafik dua dimensi dalam XML. SVG memberikan tiga tipe objek grafik: grafik vektor, gambar, dan text. objek grafik bisa di-grup, diberikan style, ditransformasikan dan digabungkan ke dalam objek yang dirender sebelumnya. Gambar SVG memiliki fitur interaktif sehingga bisa memberikan tanggapan atas kejadian yang diinisiasi oleh pengguna dan bersifat dinamis. Konsep SVG terdiri dari:

32 39 1. Scalable Maksud dari scalable adalah bisa membesar dan mengecil secara seragam. artinya tidak terbatasi pada sebuah ukuran pixel yang tetap. 2. Vector Grafik vektor berisi objek geometris seperti graris - garis dan kurva. Hal ini memberikan fleksibel yanglebih tinggi dibanding dengan format yang hanya berupa raster yang harus menyimpan informasi untuk tiap piksel dari grafik. 3. Graphic Kebanyakan tata bahasa XML yang ada mewakili informasi textual atau mewakili data mentah misalnya seperti informasi finansial. Biasanya menyediakan kemampuan grafis yang belum sempurna. SVG menyediakan sebuah deskripsi grafik vektor yang lengkap dan terstruktur serta grafik vektor atau raster yang terolah yang bisa dipakai secara stand alone, atau sebagai namespace dari XML dengan tata bahasa lain. 2.5 Teori Khusus Pengertian Rumah Sakit Menurut Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

33 Tugas Rumah Sakit Menurut Pasal 4 UU Nomor 44 Tahun 2009, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna Fungsi Rumah Sakit Adapun untuk menjalankan tugas rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 UU Nomor 44 Tahun 2009, fungsi Rumah Sakit tersebut diatur dalam Pasal 5 UU Nomor 44 Tahun 2009 yang menegaskan bahwa : 1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. 3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan rnemperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan Jenis Jenis Rumah Sakit Menurut Pasal 18 UU Nomor 44 Tahun 2009, Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan dua hal yaitu :

34 41 1. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, menurut Pasal 19 ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2009 Rumah Sakit dikategorikan menjadi dua jenis yaitu : 1. Rumah Sakit Umum Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik / poliklinik di dalam suatu rumah sakit.

35 42 2. Rumah Sakit Khusus Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Contoh: rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan. 2. Berdasarkan pengelolaannya, menurut Pasal 20 ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2009 Rumah Sakit dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Rumah Sakit Publik Rumah sakit publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba, sesuai dengan Pasal 20 ayat (2) UU Nomor 44 Tahun Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit privat.

36 43 2. Rumah Sakit Privat Rumah Sakit privat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero. 3. Berdasarkan Pasal 23 Ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2009, Rumah Sakit Pendidikan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas atau perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat atau Tri Dharma perguruan tinggi Klasifikasi Rumah Sakit Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit.

37 Rumah Sakit Umum Sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2009, klasifikasi Rumah Sakit Umum terdiri atas : 1. Rumah Sakit Umum Kelas A Rumah Sakit Umum Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis. Dalam hal ini kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas A meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik, dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. 2. Rumah Sakit Umum Kelas B Rumah Sakit Umum Kelas B mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.

38 45 Dalam hal ini kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas B meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik, dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. 3. Rumah Sakit Umum Kelas C Rumah Sakit Umum Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Dalam hal ini kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik, dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. 4. Rumah Sakit Umum Kelas D Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Dalam hal ini kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas D meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik

39 46 Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjan g Klinik, dan Pelayanan Penunjang Non Klinik Rumah Sakit Khusus Sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2009, Rumah Sakit Khusus berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan diklasifikasikan menjadi : a. Rumah Sakit Khusus Kelas A b. Rumah Sakit Khusus Kelas B c. Rumah Sakit Khusus Kelas C Berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MenKes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Bab V Pasal 21, Jenis Rumah Sakit Khusus antara lain : a. Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak b. Rumah Sakit Khusus Jantung c. Rumah Sakit Khusus Kanker d. Rumah Sakit Khusus Orthopedi e. Rumah Sakit Khusus Paru

40 47 f. Rumah Sakit Khusus Jiwa g. Rumah Sakit Khusus Kusta h. Rumah Sakit Khusus Mata i. Rumah Sakit Khusus Ketergantungan Obat j. Rumah Sakit Khusus Stroke k. Rumah Sakit Khusus Penyakit Infeksi l. Rumah Sakit Khusus Bersalin m. Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut n. Rumah Sakit Khusus Rehabilitasi Medik o. Rumah Sakit Khusus Telinga Hidung Tenggorokan p. Rumah Sakit Khusus Bedah q. Rumah Sakit Khusus Ginjal r. Rumah Sakit Khusus Kulit dan Kelamin

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Geografi. unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografi. Dengan memperhatikan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Geografi. unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografi. Dengan memperhatikan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi Pada dasarnya Sistem Informasi Geografi adalah gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografi.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Landasan teori ini merupakan dasar tentang teori-teori dalam melakukan

BAB III LANDASAN TEORI. Landasan teori ini merupakan dasar tentang teori-teori dalam melakukan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori ini merupakan dasar tentang teori-teori dalam melakukan penelitihan atau penemuan yang didukung oleh data dan sumber informasi. Fungsinya yaitu untuk menjelaslan beberapa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Ialah sebuah set elemen atau komponen terhubung satu sama lain yang mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Padatnya jumlah penduduk dan tingkat kemacetan di kota-kota besar seringkali menimbulkan keresahan bagi sebagian besar warganya, terutama dalam bidang usaha dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kaveling Menurut Suyantoro (2009), tanah kaveling adalah sebidang tanah di dalam kawasan real estate yang telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Menurut Vaughan(2011,p1), Multimedia adalah kombinasi teks, gambar, suara, animasi dan video yang disampaikan kepada user melalui komputer.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian SIG Pada dasarnya SIG adalah gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan memperhatikan pengertian

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 161~166 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Irza asrita 1, Oky Irnawati 2 1 AMIK BSI Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Jogiyanto (1999:1), sistem adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis, bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan permasalahan yang ada dan landasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Global sekarang ini, sistem basis data sudah menjadi satu hal yang paling penting dan menjadi sorotan utama di dunia. Banyak sekali hal yang terpengaruh oleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. RIWAYAT HIDUP PENULIS Abstrak Abstract Lembar Pengesahan KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH..

DAFTAR ISI.. RIWAYAT HIDUP PENULIS Abstrak Abstract Lembar Pengesahan KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP PENULIS Abstrak Abstract Lembar Pengesahan KATA PENGANTAR.... UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR..... DAFTAR TABEL.. DAFTAR SIMBOL.... Hal. i ii iv vii ix x BAB I

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima Sistem penjualan pada PT Panca Patriot Prima memiliki rumus perhitungan sendiri mengenai proses transaksi penjualan, rumus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk pelayanan kesehatan masyarakat pernah dilakukan oleh Santosa (2011). Penelitian ini nantinya diharapkan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan web browser, Menurut simamarta (2010), Aplikasi web adalah

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan web browser, Menurut simamarta (2010), Aplikasi web adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Web Menurut Shelly dan Vermalat (2010), Web adalah koleksi dokumen elektronik milik semua orang di dunia yang mengaksesnya melalui internet menggunakan web browser, Menurut simamarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan pengelolaan data pada saat ini sangatlah penting, dimana data akan berada pada media-media yang berlainan platform dan perlu dikelola ketika data memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah pula fasilitas umum Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah pula fasilitas umum Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jakarta Barat menyebabkan meningkat pula kebutuhan akan bahan bakar kendaraan bermotor. Berbagai tingkatan profesi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang membutuhkan untuk memperoleh pengobatan secara cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang membutuhkan untuk memperoleh pengobatan secara cepat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. perancangan sistem, dan bagan alir dokumen. Data Flow Diagram, sistem basis

BAB III LANDASAN TEORI. perancangan sistem, dan bagan alir dokumen. Data Flow Diagram, sistem basis BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang permasalahan dan landasan teori tentang

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah 9.607.787 jiwa. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Analisis perancangan sistem adalah suatu pendekatan yang sistematis untuk mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan-tujuan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic. 2 BAB II LANDASAN TEORI Untuk menunjang penulisan Tugas Akhir ini, diambil beberapa bahan referensi seperti bahasa pemrograman PHP dan MySQL, serta beberapa bahan lainya yang diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Company Profile Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile adalah sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda pengenal perusahaan dalam

Lebih terperinci

MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER

MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER MODUL XIX DEPAN MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER DEPAN MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER MENENTUKAN KEBUTUHAN SISTEM PETA KEDUDUKAN KOMPETENSI Dasar Kejuruan Level I ( Kelas X )

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun 3.1.1 Pengertian Rancang Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan,

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, 10 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Sirkulasi Perpustakaan Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris Circulation yang berarti perputaran atau peredaran. Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi dikenal dengan peminjaman

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANGERANG

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjelaskan beberapa prinsip umum sistem antara lain: menghadapi keadaan-keadaan yang berbeda.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjelaskan beberapa prinsip umum sistem antara lain: menghadapi keadaan-keadaan yang berbeda. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Hariyanto (2004, p59), sistem adalah kumpulan objek atau elemen yang saling beinteraksi untuk mencapai satu tujuan tertentu. Ia menjelaskan beberapa prinsip umum

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA PROSES PERANCANGAN BASIS DATA Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem basis data merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi basis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan berbagai potensi yang kini gangguannya semakin meluas. Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguannya. Dampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sarana pelayanan kesehatan (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006).

BAB II LANDASAN TEORI. sarana pelayanan kesehatan (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006). 2.1 Rekam Medis BAB II LANDASAN TEORI Dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang berkaitan dengan sistem informasi geografi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN (STUDI KASUS RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG)

APLIKASI SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN (STUDI KASUS RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG) APLIKASI SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN (STUDI KASUS RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG) M.Agustiawan, Andri Wijaya Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Teknik Musi Jl. Bangau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pencatatan Data Warga Kelurahan Berbasis Mobile

Sistem Informasi Pencatatan Data Warga Kelurahan Berbasis Mobile Sistem Informasi Pencatatan Warga Kelurahan Berbasis Mobile Suryo Mulyawan Raharjo, Oky Dwi Nurhayati, Kurniawan Teguh Martono Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN BERBASIS WEB PADA KANTOR BPN (BADAN PERTANAHAN NASIONAL) KABUPATEN BADUNG

PENGEMBANGAN APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN BERBASIS WEB PADA KANTOR BPN (BADAN PERTANAHAN NASIONAL) KABUPATEN BADUNG PENGEMBANGAN APLIKASI LAYANAN PERTANAHAN BERBASIS WEB PADA KANTOR BPN (BADAN PERTANAHAN NASIONAL) KABUPATEN BADUNG Herry Sofyan 1), Yuli Fauziah 2), I Gede Yoby Negara 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BINUS University ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA BERUPA BUKU ALAMAT ONLINE PADA PT. FINROLL. Lanny Moniaga ( )

BINUS University ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA BERUPA BUKU ALAMAT ONLINE PADA PT. FINROLL. Lanny Moniaga ( ) BINUS University Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA BERUPA BUKU ALAMAT ONLINE PADA PT. FINROLL Lanny Moniaga

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini.

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecah masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET PERNIKAHAN PADA CV. SABILLAH MANDIRI JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET PERNIKAHAN PADA CV. SABILLAH MANDIRI JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 83~88 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET PERNIKAHAN PADA CV. SABILLAH MANDIRI JAKARTA 83 Ropiyan 1, Oky Irnawati 2 1 AMIK BSI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Gondodiyoto (2007) menyatakan sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem menurut Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan gagasan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tahap Awal Tahap Analisis Merumuskan Masalah Studi Literatur Data Penelitian Tahap Perancangan Desain Sistem Implementasi TOPSIS 1. Matriks Keputusan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi JOGIFT, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi JOGIFT. 3.1 Produk Pengertian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan perusahaan ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan perusahaan ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Perusahaan Pada tinjauan perusahaan ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi serta uraian tugas dari masing masing bagian yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelian Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai berbagai teori umum tentang pengertian Database, Database Lifecycle, Entity Relationship Modeling, Normalisasi, Metodologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada beberapa macam definisi mengenai sistem, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada beberapa macam definisi mengenai sistem, yaitu: 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Ada beberapa macam definisi mengenai sistem, yaitu: 1. Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Payment Management Control. Manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA RESERVASI, PERSEDIAAN, DAN PEMBELIAN PERLENGKAPAN KAMAR PADA HOTEL KING STONE.

PERANCANGAN BASIS DATA RESERVASI, PERSEDIAAN, DAN PEMBELIAN PERLENGKAPAN KAMAR PADA HOTEL KING STONE. BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata mengalami kemajuan yang pesat dan mempunyai prospek masa depan yang cerah. Hal tersebut tidak lepas dengan adanya perkembangan teknologi yang dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk memberi suatu perbandingan referensi proyek yang telah dikerjakan, terdapat 4 contoh referensi dari penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Gunung Mas Parahyangan merupakan perusahaan dengan skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin tekstil.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perjalanan Dinas Menurut Sedianingsih (2010), perjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh pegawai suatu perusahaan yang berkaitan dengan tugas pekerjaan kedinasan.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM APLIKASI AKUNTANSI KESEHATAN

MODUL PRAKTIKUM APLIKASI AKUNTANSI KESEHATAN MODUL PRAKTIKUM APLIKASI AKUNTANSI KESEHATAN LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Geografis. dan menggunakan data yang menggambarkan tempat tempat di permukaan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Geografis. dan menggunakan data yang menggambarkan tempat tempat di permukaan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Geografis 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Menurut Rhind (Heywood, 2011, p18) mengemukakan bahwa, Sistem informasi geografis adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Dalam penyusunan skripsi ini ada beberapa teori umum yang digunakan sebagai landasan. Berikut pemaparan teori-teori tersebut. 2.1.1 Rekayasa Piranti Lunak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Pengintegrasian Data 2.1.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu rancangan pengolah data dari banyak data yang sudah terintegrasi secara menyeluruh yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh teknologi informasi. Dengan fenomena ini, perusahaan mulai menyadari bahwa teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan merupakan paru- paru dunia yang amat mencakup kehidupan banyak khalayak dengan luas mencapai 130 juta hektar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelum dilakukannya penelitian ini, penelitian sejenis mengenai layanan berbasis lokasi juga pernah dilakukan oleh Siprianus Tago dari STMIK

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Oleh: Dr.Ir. Yuzirwan Rasyid, MS Beberapa Subsistem dari SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1. Subsistem INPUT 2. Subsistem MANIPULASI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktik

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktik BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan Mengumpulkan data yang dibutuhkan Mempersiapakan alat dan bahan penelitian Observasi Wawancara Data Penelitian

Lebih terperinci

APLIKASI PENJUALAN PADA CV. ANANDAM KOMPUTER MAGELANG BERBASIS WEBSITE. Rizal Ari Ardianto. Program studi Teknik Informatika S-1

APLIKASI PENJUALAN PADA CV. ANANDAM KOMPUTER MAGELANG BERBASIS WEBSITE. Rizal Ari Ardianto. Program studi Teknik Informatika S-1 APLIKASI PENJUALAN PADA CV. ANANDAM KOMPUTER MAGELANG BERBASIS WEBSITE Rizal Ari Ardianto Program studi Teknik Informatika S-1 Fakultas Ilmu Komputer ABSTRAK Universitas Dian Nuswantoro Seiring perkembangan

Lebih terperinci

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL Oleh : Samsul Arifin, S.Kom Email : samsul.skom@gmail.com Konsep Pemodelan Perangkat Lunak (PL) Konsep rekayasa PL. Suatu disiplin ilmu yang membahas semua

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci