SKRIPSI PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KEGIATAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS : HUMAS KEMENTERIAN AGAMA RI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KEGIATAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS : HUMAS KEMENTERIAN AGAMA RI)"

Transkripsi

1 SKRIPSI PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KEGIATAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS : HUMAS KEMENTERIAN AGAMA RI) ULISNA ADE RIFAI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

2 PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KEGIATAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS : HUMAS DEPARTEMEN AGAMA RI) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Oleh : Ulisna Ade Rifai Nim : PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

3

4

5 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR- BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Jakarta, Juni 2011 Ulisna Ade Rifai

6 ABSTRAK Ulisna Ade Rifai, Pengembangan Aplikasi Penjadwalan Kegiatan dengan Mengunakan Algoritma Genetika, Studi Kasus : Humas Kementerian Agama RI. (Dibawah bimbingan Zainuddin Bey Fananie dan Imam M Shofie). Humas Kementerian Agama merupakan bagian dari salah satu bidang di Kementerian Agama yang bernama Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PIKMAS). Bagian Humas merupakan keharusan fungsional dalam rangka melaksanakan urusan dan koordinasi serta penyusunan bahan pembinaan hubungan kerjasama antara Kementerian dengan masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Lembaga Negara (LN). Bidang Humas dalam menentukan jadwal kegiatan pertemuan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku, namun prosesnya masih dilakukan secara manual. Oleh karena pentingnya penjadwalan kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan maka dibutuhkan sistem informasi penjadwalan kegiatan. Berbanding terbalik dengan pentingnya penjadwalan ini, proses pembuatan jadwal ini merupakan proses yang menyulitkan, karena proses ini membutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup banyak agar tidak terjadi adanya tumpang tindih antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain. Dalam pengembangan sistem ini, penulis menggunakan metodologi Rapid Application Development (RAD) terdiri dari fase perencanaan syarat-syarat, fase konstruksi, fase implementasi. Untuk metodologi perancangan model menggunakan Algoritma Genetika yang terdiri dari teknik penyandian, prosedur inisialisasi, evaluasi, seleksi, rekomendasi dan mutasi. Selain itu teknik pengembangan yang digunakan Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Normalisasi, dan Kamus Data. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Visual Studio.NET dan MySQL sebagai databasenya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem penjadwalan kegiatan sehingga pihak humas dapat menentukan jadwal kegiatan dengan mudah dan akurat. Aplikasi Sistem informasi penjadwalan kegiatan dapat menghasilkan jadwal yang tidak bentrok dan optimal sesuai yang direncanakan. Kata kunci : Penjadwalan, kegiatan, algoritma genetika V Bab + xix Halaman Halaman + 13 Tabel + 64 Gambar + 16 Daftar Pustaka ( ) + 7 Lampiran

7 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Rasul yang melalui perjuangan dan keikhlasannya membuat kita bisa memiliki agama yang sempurna ini. Semoga kita bisa menjadi pengikutnya yang setia sampai akhir hayat. Dengan selesainya penulisan laporan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, karena tanpa bantuan, petunjuk, bimbingan dan saran-saran mungkin penulis tidak akan dapat menyusun laporan ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSi selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi. 3. Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Bapak Imam M Shofi, MT selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan guna terwujudnya laporan skripsi ini. 4. Bapak Drs. H. Masyuri AM.MPd selaku Kapala Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PIKMAS) dan Bapak Drs. H. Afrizal Zen, M.Si selaku Kepala Bidang Humas Kementerian Agama RI.

8 5. Bapak Saiful Huda S.Sos dan Bapak Boy Azhar, selaku pegawai bagian Humas Kementerian Agama RI. 6. Ayahku H. Hasan Rifai dan Ibuku Arjiati, kakakku Fafa dan ketiga adikku Umi, Anis, dan Aris, serta kekasihku Acum yang selalu memberikan doa, nasehat dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. 7. Rekan-rekan Mahasiswa/I Sistem Informasi tahun 2004 non reguler khususnya kelas SIB yang begitu banyak memberikan do a, motivasi dan dukungan. 8. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu terima kasih atas bantuannya. Dalam penulisan Laporan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum mencapai kesempurnaan baik dari segi materi maupun dari segi penyajian, untuk itu penulis mengharapkaan kritik dan saran untuk membangun. Semoga dengan adanya Laporan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkannya. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien... Wassalamu alaikum Wr. Wb Jakarta, Juni 2011 Ulisna Ade Rifai Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman Judul... Lembar Pengesahan Pembimbing... Lembar Pengesahan Penguji Pernyataan... Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Daftar Simbol Notasi Flowchart... Daftar Simbol Notasi Data Flow Diagram... Daftar Simbol Notasi Entity Relationship Diagram... ii iii iv v vi vii ix xv xvi xix xx xxi xxii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian... 5

10 Metode Pengumpulan Data Metode Pengembangan Sistem Sistematika Penulisan... 7 BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Konsep Dasar Informasi Pengembangan Sistem Pengertian Pengembangan Sistem Prinsip Pengembangan Sistem Konsep Dasar Penjadwalan Pengertian Penjadwalan Tujuan Penjadwalan Performasi Penjadwalan Algoritma Genetika Pengertian Algoritma Genetika Struktur Umum Algoritma Genetika Komponen Utama Algoritma Genetika Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Data Studi Lapangan Studi Literatur... 20

11 Metode Pengembangan Sistem RAD (Rapid Application Development) Flowchart STD (State Transition Diagram) Pengertian STD (State Transition Diagram) Komponen STD (State Transition Diagram) Data Flow Diagram Diagram Konteks Diagram Zero Diagram Rinci Kamus Data ERD (Entity Relationship Diagram) Pengertian ERD (Entity Relationship Diagram) Kardinalitas Relasi Normalisasi Perangkat Lunak Pembangun Sistem Visual Studio.NET MySQL Crystal Report Pengujian Black-box Literatur Sejenis... 35

12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Studi Lapangan Studi Literatur Sejenis Metode Pengembangan Sistem Fase Perencanaan Syarat-syarat Workshop Design Fase Pelaksanaan / Implementasi Kerangka Berfikir Profil PIKMAS Kementerian Agama RI Sejarah Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Struktur Organisasi Uraian Tugas dan Fungsi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Fase Perencanaan Syarat-syarat Tujuan Sistem Syarat-Syarat Informasi Analisa Kebutuhan Sistem Sistem Penjadwalan Yang Berjalan Alternatif Penyelesaian Masalah Sistem Penjadwalan Yang Diusulkan Perbandingan Sistem... 56

13 4.2. Worshop Design / Fase Perancangan Desain Sistem Algoritma Genetika Teknik Penyandian Fungsi fitness Prosedur Inisialisasi Pembangkitan Populasi Awal Evaluasi Kriteria Optimasi tercapai Seleksi Rekomendasi (crossover) Mutasi Generasi Terakhir Data Flow Diagram Spesifikasi Proses Diagram Overview Spesifikasi Proses Diagram Rinci level Spesifikasi Proses Diagram Rinci level Kamus Data Entity Relationship Diagram Normalisasi Struktur Database State Transition Diagram Rancangan Antarmuka Pemakai

14 4.3. Fase Pelaksanaan / Implementasi Pengujian Sistem BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

15 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Karakteristik MySQL Tabel 4.1 Flowchart sistem penjadwalan yang berjalan Tabel 4.2 Flowchart sistem yang diusulkan Tabel 4.3 Perbandingan Sistem Tabel 4.4 Data Pembicara Tabel 4.5 Data Kegiatan Tabel 4.6 Pembangkitan Populasi (kesediaan pembicara) Tabel 4.7 Evaluasi Kesediaan Nilai Fitness Tabel 4.8 Kesediaan Waktu Pembicara Hasil Seleksi Tabel 4.9 Jadwal (generasi ke-1) Tabel 4.10 Populasi setelah crossover Tabel 4.11 Jadwal Kegiatan (generasi terakhir) Tabel 4.12 Pengujian Menggunakan Black Box

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Siklus Informasi Gambar 2.2 Diagram Alir Genetic Algorithms Sederhana Gambar 2.3 Siklus Pengembangan Sistem model RAD Gambar 2.4 Kondisi Perubahan State Gambar 2.5 Notasi Modul Gambar 2.6 Notasi Tampilan Gambar 2.7 Notasi Tindakan Gambar 2.8 Cardinality one to one Gambar 2.9 Cardinality one to many Gambar 2.10 Cardinality many to many Gambar 3.1 Siklus Pengembangan Sistem Model RAD Gambar 3.2 Kerangka Berfikir Gambar 3.3 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Gambar 3.4 Struktur Organisasi PIKMAS Gambar 4.1 Diagram Konteks Sistem Penjadwalan Kegiatan Gambar 4.2 Diagram Overview Sistem Penjadwalan Kegiatan Gambar 4.3 Diagram 1 Level 1 Sistem Yang Diusulkan Gambar 4.4 Diagram 2 Level 1 Sistem Yang Diusulkan Gambar 4.5 Diagram 3 Level 1 Sistem Yang Diusulkan Gambar 4.6 Diagram 4 Level 1 Sistem Yang Diusulkan... 74

17 Gambar 4.7 Diagram 5 Level 1 Sistem Yang Diusulkan Gambar 4.8 Diagram 1 Level 2 Proses Gambar 4.9 Diagram 1 Level 2 Proses Gambar 4.10 Diagram 1 Level 2 Proses Gambar 4.11 Diagram 1 Level 2 Proses Gambar 4.12 Diagram 1 Level 2 Proses Gambar Diagram 1 Level 2 Proses Gambar Diagram 1 Level 2 Proses Gambar Diagram 1 Level 2 Proses Gambar 4.16 ERD Sistem Informasi Penjadwalan Kegiatan Gambar 4.17 Unnormalized Form (UNF) Gambar 4.18 First Normal Form (1NF) Gambar 4.19 Second Normal Form (2NF) Gambar 4.20 STD Rancangan Menu Login Sistem Gambar 4.21 STD Rancangan Menu Utama Gambar 4.22 STD Rancangan Menu File Gambar 4.23 STD Rancangan Menu User Gambar 4.24 STD Rancangan Modul Pembicara Gambar 4.25 STD Rancangan Modul Kegiatan Gambar 4.26 STD Rancangan Modul Ruang Gambar 4.27 STD Rancangan Modul Shift Gambar 4.28 STD Rancangan Modul Biro

18 Gambar 4.29 STD Rancangan Modul Bidang Gambar 4.30 STD Rancangan Modul Gedung Gambar 4.31 STD Rancangan Modul Kesediaan Gambar 4.32 STD Rancangan Modul Nilai Fitness Gambar 4.33 STD Rancangan Modul Seleksi Jadwal Gambar 4.34 STD Rancangan Menu Laporan Gambar 4.35 Rancangan Form Login Gambar 4.36 Rancangan Tampilan Menu Utama Gambar 4.37 Rancangan Tampilan Menu User Gambar 4.38 Rancangan Form Pembicara Gambar 4.39 Rancangan Form Kegiatan Gambar 4.40 Rancangan Form Ruang Gambar 4.41 Rancangan Form Shift Gambar 4.42 Rancangan Form Biro Gambar 4.43 Rancangan Form Bidang Gambar 4.44 Rancangan Form Gedung Gambar 4.45 Rancangan Form Kesediaan Gambar 4.46 Rancangan Form Input Kesediaan Gambar Rancangan Form Nilai Fitness Gambar Rancangan Form Seleksi Jadwal Gambar 4.49 Rancangan Menu Laporan Kesediaan Gambar 4.50 Rancangan Menu Laporan Jadwal

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Wawancara Lampiran 2 Tampilan Aplikasi Lampiran 3 Kode Program Lampiran 4 Quesioner Lampiran 5 Surat Permohonan Penelitian Lampiran 6 Pengujian BlackBox

20 Daftar Simbol Notasi Flowchart Simbol Input / output Keterangan Merepresentasikan Input data atau Output data yang diproses atau Informasi. Proses Mempresentasikan operasi Anak panah Mepresentasikan alur kerja Terminal point Awal atau akhir program Dokumen Input / output dalam format yang dicetak Sumber : Ladjamudin, 2005

21 Nama Simbol Daftar Simbol Notasi Data Flow Diagram Simbol DFD versi Yourdan, De Marco Simbol DFD versi Gane and Sarson Arus Data Proses Penyimpanan Data Entitas luar Sumber : (Ladjamudin, 2005)

22 Daftar Simbol Notasi Entity Relationship Diagram Notasi Entitas Keterangan Entitas, adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai. Relasi Relasi, menunjukan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berbeda. Atribut Atribut, berfungsi mendeskripsikan karakter entitas. Garis, sebagai penghubung antara relasi dengan entitas, relasi dan entitas dengan atribut. Sumber : Al-Bahra bin ladjamudin, 2005

23 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat membantu dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Terlebih lagi sebuah instansi atau lembaga yang memiliki agenda-agenda penting yang harus diselesaikan secara teratur dan rapi. Begitu pentingnya penjadwalan ini agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Berbanding terbalik dengan pentingnya penjadwalan ini, proses pembuatan jadwal ini merupakan proses yang menyulitkan, karena proses ini membutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup banyak agar tidak terjadi adanya tumpang tindih antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain. Humas Kementerian Agama merupakan bagian dari salah satu bidang di Kementerian Agama yang bernama Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PIKMAS). Bagian Humas merupakan keharusan fungsional dalam rangka melaksanakan urusan dan koordinasi serta penyusunan bahan pembinaan hubungan kerjasama antara Departemen dengan masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Lembaga Negara (LN), juga penyusunan bahan penerangan dan publikasi. (Kemenag, 2008)

24 Berdasarkan pengumpulan data yang penulis lakukan di lapangan, kegiatan pertemuan dengan Menteri Agama telah sesuai dengan prosedur yang berlaku, namun prosesnya masih dilakukan secara manual. Hal tersebut mengakibatkan informasi hasil pengolahan data tidak berkualitas baik, dibuktikan dengan informasi yang dihasilkan kurang akurat dimana kesalahan-kesalahan dalam melakukan penjadwalan, informasi atau laporan tentang kegiatan sering terlambat atau tidak tepat waktu untuk disampaikan kepada Kepala Bidang Humas sehingga pegawai pun mengalami keterlambatan untuk pelaksanaan kegiatan yang lainnya. Untuk memudahkan dalam proses penjadwalan tersebut, Humas Kementerian Agama Jakarta merasa perlu mengembangkan aplikasi yang memudahkan penjadwalan kegiatan. Penulis mengajukan algoritma genetika sebagai metode untuk mencari solusi yang terbaik dari suatu permasalahan penjadwalan kegiatan yang berkaitan dengan optimalisasi ruangan yang terbatas dengan kesiapan pembicara yang terbatas. Di dalam banyak kasus metode ini memiliki solusi yang optimal dan sangat efektif. Oleh karenanya penulis bermaksud mengangkat masalah tersebut untuk menyusun Skripsi dengan judul PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KEGIATAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS: HUMAS KEMENTERIAN AGAMA RI).

25 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sistem penjadwalan kegiatan menggunakan metode algoritma genetika. 2. Sistem penjadwalan kegiatan yang dilakukan menggunakan cara semi manual dan tidak adanya database. 3. Proses penjadwalan kegiatan belum optimal sesuai yang direncanakan. 4. Sering terjadinya kesalahan-kesalahan dalam melakukan penjadwalan, dan laporan tentang kegiatan yang sehingga mengalami keterlambatan untuk pelaksanaannya Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Fokus pada perancangan sistem penjadwalan kegiatan. 2. Menentukan penjadwalan berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, periode waktu, dan ruangan yang tersedia pada Humas Kementerian Agama RI Jakarta. 3. Metode pengembangan sistem mengunakan RAD dan menggunakan metode Algoritma Genetika. 4. Program aplikasi yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio.NET bahasa pemrograman basis data MySQL, dan aplikasi bantu simulasi desain dengan Microsoft Visio 2003.

26 1.4. Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menerapkan algoritma genetika dalam menyelesaikan masalah penjadwalan kegiatan pada Humas Kementerian Agama Jakarta. 2. Mengoptimalisasikan penjadwalan kegiatan dengan tepat waktu dan sesuai dengan yang direncanakan, Agar tidak terjadinya kesalahankesalahan yang dapat menyebabkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memberikan sumbangsih ilmiah dalam pengembangan sistem dengan metode algoritma genetika. b. Mahasiswa dapat memahami masalah-masalah yang ada dalam sebuah perusahaan, terutama masalah penentuan jadwal kegiatan. c. Tersedianya sistem penjadwalan kegiatan untuk mengolah data-data yang diperlukan, dimana sistem tersebut menggantikan sistem yang lama. d. Memudahkan user khususnya bagian Humas dalam mengoptimalkan penjadwalan kegiatan dengan tepat waktu. e. Mengetahui seberapa jauh mahasiswa menerapkan ilmu-ilmu yang bersifat teori dan sebagai evaluasi terhadap materi yang telah diberikan.

27 1.6. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang diperlukan sebagai bahan untuk menyusun tugas akhir ini adalah : Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dengan menggunakan beberapa cara yaitu: 1). Studi Lapangan Pada metode studi lapangan ini terdapat 3 cara yaitu : a. Observasi Melalui observasi ke bagian yang berhubungan dengan kegiatan, untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan sistem berjalan. b. Wawancara Penulis melakukan serangkaian tanya jawab pada bagianbagian yang berhubungan dengan masalah yang terkait, untuk mengetahui masalah-masalah yang menjadi kendala bagi para pengguna sistem lama. c. Kuesioner Suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh

28 sistem yang sudah ada dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada para responden tersebut. 2). Studi Literatur Studi Literatur adalah cara penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku literatur sejenis yang dapat dijadikan pendukung dalam penyelesaian skripsi ini Metode pengembangan sistem Metode pengembangan sistem dilakukan dengan metode RAD (Rapid Application Development). RAD pertama kali diformulasikan oleh James Martin pada tahun 1991 (Hillary Berger, 2004). Dan penulis menerapkan empat tahap siklus pengembangan RAD (Kendal & Kendal, 2003), yaitu : 1. Fase Perencanaan Syarat Syarat Dalam fase ini, pengguna (pihak yang melakukan penilaian terhadap kandidat-kandidat) dan pihak yang menganalisa bertemu untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif dari kedua kelompok tersebut. Selain itu juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi.

29 2. Workshop Design Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan analyst memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna. 3. Fase Implementasi Pada fase ini dilakukan pengujian dan pengenalan terhadap sistem Sistematika Penulisan Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mensajikan dalam 5 bab yang digambarkan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

30 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan tentang konsep dasar sistem informasi (pengertian pengembangan sistem, pengertian penjadwalan, pengertian algoritma genetika, dan metode pengembangan sistem). BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pemaparan metode yang penulis pakai dalam pencarian data maupun perancangan sistem yang dilakukan pada penelitian, selain itu berisi tentang sejarah, visi, misi, dan struktur organisasi,. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisikan rancangan proses dengan menggunakan metode algoritma genetika dan menggunakan Flowchart, DFD usulan dan spesifikasi proses. Rancangan basis data yang berisikan ERD, normalisasi. Dalam bab ini juga membahas rancangan tampilan. BAB V PENUTUP Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada bab sebelumnya dan memberikan saran untuk pengembangan sistem yang lebih baik.

31 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem 1. Pengertian Sistem Menurut (Jogiyanto, 2005), sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu (sutabri, 2004) menyimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannnya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu Konsep Dasar Informasi 1. Pengertian Informasi Menurut Davis dalam (Ladjamudin, 2005) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Sedangkan menurut McLeod dalam (Ladjamudin, 2005) informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah.

32 2.3. Pengembangan Sistem Pengertian Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Menurut (Sutabri, 2004) Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti, disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut : 1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama seperti : adanya ketidak beresan atau adanya pertumbuhan organisasi. 2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Kesempatan ini dapat berupa peluang bisnis, pelayanan yang meningkat pada langganan. 3. Adanya instruksi-instruksi dari atasan atau pimpinan atau dari luar organisasi, seperti peraturan pemerintah Prinsip Pengembangan Sistem Adapun prinsip dari pengembangan sistem adalah sebagai berikut (Sutabri, 2004) : a. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen. b. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. c. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik. d. Proses pengembangan sistem tidak harus urut. e. Jangan takut membatalkan proyek.

33 f. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem Konsep Dasar Penjadwalan Pengertian Penjadwalan Time Tabling adalah suatu kegiatan administratif utama pada sebagian besar intitusi. Kegiatan operasi institusi akan bergantung sepenuhnya pada jadwal (timetable) yang dibuat. Menurut (Wren, 1996) penjadwalan didefinisikan sebagai berikut : Penjadwalan adalah pengalokasian sumber daya pada objekobjek yang ada pada ruang waktu dan bergantung pada kendalakendala yang sedemikian sehingga sedapat mungkin memenuhi sekumpulan sasaran yang diinginkan. Secara sederhana, penjadwalan dapat diartikan sebagai pengalokasian sumber-sumber daya yang tersedia pada ruang waktu yang ada sehingga memenuhi kondisikondisi tertentu. Penjadwalan ini meliputi dua hal, yaitu tentang alokasi sarana dan tentang dapat diramalkannya waktu kegiatan. Sarana kegiatan, yaitu pembicara, sarana lainnya dan waktu, harus dialokasikan secara seimbang dan efisien ke dalam program bulanan dan kegiatan harian.

34 Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai pengalokasian sumber daya dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan serangkaian tugas. Penjadwalan adalah proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan sumber-sumber untuk mengerjakan semua aktifitas yang diperlukan yang memenuhi kendala aktifitas dan sumber daya. (Wren, 1996) Tujuan Penjadwalan Menurut (Ginting, 2009) mengidentifikasikan beberapa tujuan dari aktifitas penjadwalan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan penggunaan sumberdaya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu proses dapat berkurang, dan produktifitas dapat meningkat. 2. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga meminimisasi penalty cost (biaya kelambatan) Performasi Penjadwalan Menurut (Wahyuni, 2007) terdapat tiga tujuan pembuatan keputusan yang umum dalam penjadwalan dan ketiganya menunjukkan ukuran dasar performasi jadwal, yaitu : 1. Pemanfaatan sumber daya yang efesien : minimum maksimum saat selesai. 2. Respon yang cepat terhadap permintaan konsumen: minimum rata-rata saat selesai (completion time), minimum rata-rata

35 waktu tinggal (flow time), atau minimum rata-rata waktu tunggu (waiting time). 3. Sesuai dengan batas waktu yang ditentukan: minimum rata-rata keterlambatan (tardiness), minimum maksimum keterlambatan, dan minimum jumlah job yang terlambat, (the number of tardy jobs) Algoritma Genetika Pengertian Algoritma Genetika Menurut (Desiani dan Arhami, 2006) Algoritma genetika (AG) diperkenalkan pertama kali oleh John Holland (1975) dari Universitas Michigan, John Holland mengatakan bahwa setiap masalah yang berbentuk adaptasi (alami maupun buatan) dapat diformulasikan ke dalam terminology genetika. Kemudian menurut Goldberg (1989) mendefinisikan algoritma genetika ini sebagai suatu pencarian algoritma berdasarkan pada mekanisme seleksi alam dan genetika alam. Bauer (1993) mendefinisikan algoritma genetika sebagai perangkat lunak, prosedur yang dimodelkan setelah genetika dan evolusi. Selain itu juga Algoritma Genetika mempunyai karakteristikkarakteristik yang perlu diketahui sehingga dapat terbedakan dari prosedur pencarian atau optimasi yang lain, yaitu :

36 1. AG bekerja dengan pengkodean dari himpunan solusi permasalahan berdasarkan parameter yang telah ditetapkan dan bukan parameter itu sendiri. 2. AG melakukan pencarian pada sebuah populasi dari sejumlah individu-individu yang merupakan solusi permasalahan bukan hanya dari sebuah individu. 3. AG merupakan informasi fungsi objektif (fitness), sebagai cara untuk mengevaluasi individu yang mempunyai solusi terbaik, bukan turunan dari suatu fungsi. 4. AG menggunakan aturan-aturan transisi peluang, bukan aturanaturan deterministik Struktur Umum Algoritma Genetika Menurut (Kusumadewi, 2003) Pada algoritma ini, teknik pencarian dilakukan sekaligus atas sejumlah solusi yang mungkin dikenal dengan istilah populasi. Individu yang terdapat dalam satu populasi individu yang terdapat dalam satu populasi disebut dengan istilah kromosom, Charles L Karr (1999). Kromosom ini merupakan suatu solusi yang masih berbentuk simbol. Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasinya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan istilah generasi. Pada setiap generasi kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan

37 menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut. Proses ini dapat direpresentasikan dalam algoritma sederhana Algoritma Genetika sebagai berikut : Gambar 2.2. Diagram Alir Genetic Algorithms Sederhana (Kusumadewi, 2003) Komponen Utama Algoritma Genetika Menurut (Kusumadewi, 2003) Terdapat 6 komponen utama dalam algoritma genetika, yaitu : a. Teknik Penyandian Teknik penyandian disini meliputi penyandian gen dari kromosom. Gen merupakan bagian dari kromosom. Satu gen biasanya akan mewakili satu variabel. Gen dapat direpresentasikan dalam bentuk : string bit, pohon, array bilangan real, daftar aturan, elemen permutasi, elemen program, atau representasi lainnya yang dapat diimplementasikan untuk operator genetika.

38 String Biner gen-1 gen-2 gen-3 b. Prosedur Inisialisasi Ukuran populasi tergantung pada masalah yang akan dipecahkan dan jenis operator genetika yang akan diimplementasikan. Setelah ukuran populasi di tentukan, kemudian harus dilakukan inisialisasi terhadap kromosom yang terdapat pada populasi tersebut. Inisialisasi kromosom dilakukan secara acak, namun demikian harus tetap memperhatikan domain solusi dan kendala permasalahan yang ada. c. Fungsi Evaluasi Ada 2 hal yang harus dilakukan dalam melakukan evaluasi kromosom, yaitu evaluasi fungsi objektif (fungsi tujuan) dan konversi fungsi objektif ke dalam fungsi fitness. Secara umum, fungsi fitness diturunkan dari fungsi objektif dengan nilai yang tidak negatif. d. Seleksi Seleksi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anggota populasi yang paling fit.

39 e. Operator genetika Operator standar yang biasa digunakan dalam algoritma genetika adalah selection, crossover dan mutation. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing operator menurut (Desiani & arhami, 2006) yaitu : 1. Selection Tujuan penggunaan algoritma genetika adalah untuk memilih solusi yang tersedia. Melalui proses evolusi, algoritma ini mengkombinasikan sejumlah solusi dari suatu generasi menjadi solusi lain digenerasi berikutnya. Solusi yang terpilih diharapkan memiliki karakteristik yang baik sehingga setelah dilakukan manipulasi, solusi generasi selanjutnya dapat memiliki karakter yang lebih baik. 2. Crossover Crossover (Penyilangan) merupakan operator utama dalam Algoritma Genetika. Salah satu cara sederhana dalam crossover adalah dengan memilih secara acak satu titik potong pada parents dan melakukan penyilangan dimana segmen yang terletak sebelum titik penyilangan akan dikopikan ke kromosom offspring kedua. Metode ini dapat bekerja dengan baik pada kromosom string biner (Ariani, 2003).

40 3. Mutation Mutasi merupakan sekondari operator yang mereproduksi kromosom baru akibat perubahan secara acak dan kebetulan, dengan probabilitas yang sangat kecil. Dalam algoritma genetika, mutasi diperlukan sebagai penjagaan terhadap konvergensi yang terlalu cepat akibat hilangnya variasi kromosom yang disebabkan oleh crossover, dan untuk memastikan bahwa seluruh lokasi pada area pencarian dapat dijelajahi. Cara sederhana melakukan mutasi adalah dengan mengubah secara acak satu atau lebih gen dalam kromosom. Gen merupakan bitbit yang menyusun kromosom (Ariani, 2003). f. Penentuan Parameter Menurut (Kusumadewi, 2006) Algoritma genetika membutuhkan beberapa nilai parameter yang menentukan kinerja program. Parameter yang biasa digunakan pada algoritma genetika adalah : 1. Populasi size, jumlah individu yang dilibatkan pada setiap generasi. 2. Crossover rate merupakan rasio perbandingan banyaknya offspring yang yang diproduksi pada tiap generasi dengan banyaknya populasi size. Crossover rate yang besar

41 membuat eksplorasi area solusi semakin besar dan mngurangi kemungkinan kesalahan perolehan solusi optimum. Tetapi jika crossover rate ini terlalu tinggi akan terjadi pembuangan waktu komputasi karena area solusi yang tidak menjanjikan solusi pun akan dieksplorasi. 3. Mutation rate, merupakan presentasi terjadinya kromosom baru sebagai akibat mutasi, dari keseluruhan population size. Jika mutation rate ini terlalu rendah, banyak kemungkinan solusi yang tidak akan dicoba sementara Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002) dalam penelitian ini penulis menggunakan dua metode untuk pengumpulan data yaitu : studi lapangan, studi literatur Studi Lapangan Pada studi lapangan di bagi menjadi 3 cara yaitu : 1. Observasi Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan fakta/data yang cukup efektif untuk

42 mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kejadian yang sedang dilakukan. (Jogiyanto, 2005). 2. Wawancara (interview) Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarainya. (Jogiyanto, 2005). 3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2008) Studi Literatur Studi literatur adalah mencari suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama (Bintarto, 2002). Dalam mencari studi literatur, peneliti mencari

43 permasalahan yang sama yang dalam pengembangan sistem penjadwalan Metode Pengembangan Sistem Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan dan aturan-aturan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Dalam pengembangan sistem informasi perlu digunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Dengan mengikuti metode dan prosedur-prosedur yang diberikan oleh suatu metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil. Urutan-urutan prosedur untuk memecahkan masalah ini dikenal dengan istilah algoritma (Sutabri, 2004) RAD (Rapid Application Development) RAD (Rapid Application Development) adalah salah satu alternatif dalam melakukan suatu pengembangan sistem. RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototipe atau prototipe bekerja sebuah sistem yang

44 pada akhirnya berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi) (Whitten, 2004). RAD menekankan pada kecepatan pengembangan yang melibatkan peran user secara cepat, iterative dan meningkat dalam konstruksi prototype sebagai cikal bakal sistem final, (Kendall and Kendall, 2006). RAD memiliki 3 tahap siklus pengembangan sistem seperti berikut : Fase Perancangan Syarat-syarat Menentukan Tujuan dan Syarat-syarat Informasi Umpan balik dari Pengguna Fase Perancangan Bekerja dengan Pengguna untuk Sistem Perancangan Menggunakan Masukkan dari Pengguna Workshop design Fase Kontruksi Membangun Sistem Memperkenalkan Sistem Fase Pelaksanaan Gambar 2.3. Siklus Pengembangan Sistem model RAD ( Kendal and Kendal 2006) Tiga tahap siklus pengembangan sistem RAD, yaitu : 4. Perencanaan Syarat Syarat Dalam fase ini, pengguna (pihak yang melakukan penilaian terhadap kandidat-kandidat) dan pihak yang menganalisa bertemu untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif dari

45 kedua kelompok tersebut. Selain itu juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. 5. Workshop Design Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan analyst memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna. 6. Fase Implementasi Pada fase ini dilakukan pengujian dan pengenalan terhadap sistem Flowchart Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005). Terdapat dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer yaitu : 1. Flowchart Sistem (System Flowchart) Flowchart sistem adalah bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. 2. Program (Program Flowchart)

46 Flowchat program adalah bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program STD (State Transition Diagram) Pengertian STD (State Transition Diagram) Menurut (Pressman, 2002). STD (State Transaction Diagram) mempresentasikan tingkah laku dari suatu sistem dengan menggambarkan keadaannya dan kejadian yang menyebabkan sistem mengubah keadaan. State Transaction Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat muncul ketika pengguna sistem mengunjungi terminal (Whitten, 2004). Selain itu State transaction diagram (STD) menunjukkan bagaimana sistem bertingkah laku sebagai akibat dari kejadian eksternal, STD menunjukkan berbagai model tingkah laku sistem dan cara dimana transisi dibuat dari state satu ke state lainnya (Pressman, 2002). Gambar 2.4. kondisi perubahan state (Pressman, 2002) Komponen STD

47 Adapun komponen atau simbol yang digunakan dalam diagram STD adalah sebagai berikut : a. Modul Menggunakan simbol lingkaran kecil (gambar 2.7) yang mewakili modul yang dipanggil apabila terjadi suatu tindakan. b. Tampilan kondisi (state) Gambar 2.5. Notasi modul (Pressman, 2002) Merupakan layer yang ditampilkan menurut keadaan atau atribut, untuk memenuhi suatu tindakan pada waktu tertentu yang mewakili suatu bentuk keberadaan atau kondisi tertentu. Gambar 2.6. Notasi tampilan (Pressman, 2002) c. Tindakan (state transition) Menggunakan simbol anak panah (gambar 2.9) disertai keterangan tindakan yang dilakukan. Gambar 2.7. Notasi Tindakan (Pressman, 2002) 2.9. DFD (Data Flow Diagram) Menurut (Ladjamudin, 2005) DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah

48 satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. Untuk memudahkan membaca DFD maka diperlukan proses penggambaran yang disusun secara bertingkat dari atas ke bawah. Tingkatan tersebut adalah : Diagram Konteks (Context Diagram) Digram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu system. Digram konteks merupakan level tertinggi dari Data Flow Diagram yang menggambarkan seluruh input ke sisetm atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam digram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada data store dalam diagram konteks (Ladjamudin, 2005) Diagram Zero (Overview Diagram) Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram zero memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya / digambarkannya data store yang digunakan (Ladjamudin, 2005) Diagram Rinci (Level Diagram)

49 Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya (Ladjamudin, 2005) Kamus Data Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses. Kamus data sering disebut juga dengan sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi (Ladjamudin, 2005) ERD (Entity Relationship Diagram) Pengertian ERD (Entity Relationship Diagram) Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk mendokumentasikan data organisasi dengan mengidentifikasikan jenis entitas dan hubungannya (Fathansyah, 2001). Entity Relational Diagram merupakan salah satu pemodelan data konseptual yang paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis data bertipe relasional. Model E-R adalah

50 rincian yang merupakan representasi logika dari data pada suatu organisasi atau area bisnis tertentu (Ladjamudin, 2005) Kardinalitas Relasi Dalam ERD hubungan (relasi) dapat terdiri dari sejumlah entitas yang disebut dengan derajad relasi. Derajad relasi maksimum disebut dengan kardinalitas sedangkan derajad minimum disebut dengan modalitas. Jadi kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa (Ladjamudin, 2005): 1. Satu ke satu (one to one) Setiap entitas pada himpunan entitas yang satu (A) berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas yang lain (B). Nama entitas 1 Nama relasi 1 Nama entitas Gambar 2.8. Cardinality one to one (Ladjamudin, 2005) 2. Satu ke Banyak (one to many) Yang berarti setiap sentitas pada himpunan entitas yang satu (A) dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas yang lain (B), tetapi tidak sebaliknya dimana entitas

51 pada himpunan entitas B paling banyak berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas. Nama entitas 1 Nama relasi M Nama entitas Gambar 2.9. Cardinality one to many (Ladjamudin, 2005) 3. Banyak ke banyak (many to many) Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak pada himpunan entitas A seperti dijelaskan pada gambar Nama entitas M Nama relasi M Nama entitas Gambar Cardinality many to many (Ladjamudin, 2005) Normalisasi Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka

52 sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi, Ada beberapa bentuk normalisasi yaitu, (Ladjamudin, 2005) : 1. Bentuk Normal I (First Normal Form / 1-NF) Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Syarat normal kesatu : a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa atomic value. b. Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda. c. Telah dibentuknya primary key untuk tabel/relasi tersebut. d. Tiap atribute hanya memiliki satu pengertian. 2. Bentuk Normal II (Second Normal Form / 2-NF). Suatu relasi memenuhi 2-NF jika dan hanya jika : a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribute bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada kunci utama. 3. Bentuk Normal III (Third Normal Form / 3-NF). Suatu relasi memenuhi bentuk III (3-NF) jika dan hanya jika : a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.

53 b. Atribut bukan kunci haruslah tidak memiliki ketergantungan transitif, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja Perangkat Lunak Pembangun Sistem Visual Studio.NET Microsoft Visual Studio.NET adalah salah satu bahasa pemrograman visual berdasarkan objek yang bekerja pada sistem operasi windows. Visual Studi.NET selain disebut sebagai sebuah bahasa pemrograman, disebut juga sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan windows. Visual Studio.NET merupakan event driven programming yang artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai yang berupa event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (prosedur event) akan dijalankan. Didalam Visual Studio.NET semuanya sudah disediakan dalam pilihan-pilihan yang tinggal diambil sesuai dengan kebutuhan bagi pemula dan tingkat lanjut. Microsoft Visual Studio.NET adalah sebuah tools pengembangan perangkat lunak untuk membangun aplikasi asp web, layanan xml web, aplikasi desktop, dan aplikasi mobile

54 yang berbasiskan OOP (Object-Oriented Programming). Dalam pemrograman berbasiskan OOP, sebuah program dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang disebut dengan objek. Setiap objek mengandung tiga hal utama yaitu : (VisualStudioIndonesia.com) 1. Properti atau Atribut Properti adalah karakteristik atau sifat dari sebuah objek. Misalnya property warna teks adalah hitam. 2. Metode Metode adalah serangkaian prosedur yang dimiliki oleh suatu objek yang akan dijalankan sesuai dengan respon yang diberikan oleh suatu perintah atau kejadian. Misalnya, objek tombol EXIT memiliki metode untuk keluar dari aplikasi. 3. Event Event adalah kejadian atau segala sesuatu yang dapat dialami oleh sebuah objek MySQL MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database Management Systems/DBMS) yang sangat populer

55 dikalangan pemrograman web, terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl (Sidik, 2005). Software database ini kini telah tersedia juga pada platform sistem operasi Windows. Adapun Karakteristik MySQL diantaranya : Tabel 2.1 Karakteristik MySQL No Karakteristik Deskripsi 1 Standar MySQL mendukung entry-level ANSI SQL92 ODBC level Character set MySQL secara default menggunakan ISO (Latin 1) character set untuk data dan pengurutan. 3 Bahasa MySQL mendukung pemrograman aplikasi Pemrograman dalam bahasa Java, C, Perl, PHP, dan sebaginya. 4 Tabel besar MySQL menyimpan tiap relasi (table) pada file terpisah di direktori basisdata. Ukuran maksimum tabel dibatasi kemampuan sistem operasi menangani ukuran file. 5 Kecepatan dan MySQL kira-kira tiga sampai empat kali lebih kemudahan cepat dibanding basisdata komersial, juga mudah dikelola. pemakaian 6 MySQL MySQL adalah open-source relational DBMS Sumber : Hariyanto, Crystal Report Crystal Reports adalah piranti standar untuk pembuatan laporan pada sistem operasi Windows, dimana cetakan/templete

56 laporan yang dihasilkan dapat disertakan pada banyak bahasa pemrograman, untuk memudahkan crystal report disingkat CR. Crystal Report merupakan program khusus untuk membuat laporan yang terpisah dengan program Microsoft Visual Studio 2010, tetapi keduanya dapat dihubungkan (linkage). Hasil cetak menggunakan Crystal Report lebih baik dan lebih mudah, karena pada crystal report banyak tersedia objek maupun komponen yang mudah digunakan Pengujian Black-Box Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk satu program. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut, (Ladjamudin, 2005) : 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface. 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan kinerja. 5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

57 2.16. Literatur Sejenis Dalam mengembangkan sistem penjadwalan kegiatan ini peneliti mendapatkan literatur sejenis yaitu Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Kuliah pada STIE Muhammadiyah Pekalongan oleh Khusna Maria, Nim : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, Fakultas Sistem Informasi) Salah satu bagian di bidang akademik yang sangat penting adalah jadwal kuliah. Semua kegiatan perkuliahan sangat bergantung padanya. Apabila ada kesalahan sedikit saja pada pembuatan jadwal kuliah, maka seluruh kegiatan perkuliahan akan terganggu bahkan dapat berhenti. Keterlambatan pembuatan jadwal kuliah akan berakibat fatal pada kegiatan perkuliahan. Bukan hanya mahasiswa yang dirugikan, tetapi dosen juga akan menerima dampaknya. Oleh karena itu pembuatan jadwal kuliah yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk mendukung proses perkuliahan. Sebuah sistem terkomputerisasi yang dapat membantu dalam pembuatan jadwal kuliah sangat diperlukan dalam kaitannya untuk melancarkan proses perkuliahan. Sistem ini diharapkan dapat mengatur dimana dan kapan seorang dosen akan mengajar mata kuliah apa kepada mahasiswanya. Sistem sekarang masih berjalan secara manual. Satu bulan sebelum kegiatan perkuliahan dimulai, Pembantu Ketua dan Ketua Prodi melakukan pembuatan jadwal kuliah semester depan. Pada sistem

58 saat ini yang masih berjalan tidak terdapat masalah tetapi dengan mengikuti perkembangan teknologi sekarang ini penulis mendapatkan sebuah peluang untuk membangun sebuah sistem penjadwalan kuliah yang terkomputerisasi. Penjadwalan kuliah dalam suatu kampus adalah hal yang rumit. Permasalahan ini sering disebut dengan University Timetabling Problems (UTP) ini. selain dilihat dari sisi mahasiswa, juga harus dilihat dari sisi dosen, yaitu kemungkinan-kemungkinan dosen akan mampu lebih dari satu mata kuliah yang ada, sebab ada kemungkinan jumlah mata kuliah dan dosen tidak sebanding, sehingga harus dipikirkan solusi agar dosen tidak mempunyai dua mata kuliah berbeda pada hari dan jam yang sama.

59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pada metode pengumpulan data ini penulis melakukan studi lapangan dan studi literatur sebagai berikut : Studi Lapangan Pada metode studi lapangan ini terdapat 3 cara yaitu : 1. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2002). Dalam hal ini penulis adalah peneliti dengan bertindak sebagai pengamat sempurna dimana peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati (Gulo, 2002). Pengamatan dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di Kementerian Agama terutama bidang kehumasan. Dalam hal ini yang penulis amati adalah : 1. Sistem berjalan dari bidang Humas. 2. Bagaimana proses awal penjadwalan sampai dengan laporan penjadwalan.

60 Pelaksanaan pengamatan penelitian sebagai berikut : a). Waktu : Waktu pelaksanaan adalah dilaksanakan selama bulan Desember b). Tempat Tempat yang menjadi obyek penelitian adalah : Nama : Kementrian Agama RI Alamat : Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat, Telp : (021) Wawancara Pada metode ini, penulis melakukan wawancara langsung kepada Bapak Syaiful Huda selaku Staff Pegawai Humas Kementerian Agama RI yang bertugas membuat rancangan kegiatan dalam jangka waktu panjang dan penulis mendapatkan informasi atau data-data seperti proses penjadwalan kegiatan yang sedang berjalan, data pembicara, data kegiatan dan data ruang. 3. Kuesioner Kuesioner dilakukan sebelum dan setelah penelitian pada bidang Humas Kementrian Agama RI Jakarta. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 5 pegawai atau staff bidang kehumasan Kementerian Agama RI. Setiap butir pertanyaan dalam kuisioner merupakan pertanyaan yang

61 secara logis berhubungan dengan masalah penelitian. Daftar pertanyaan dari setiap kuisioner yang peneliti lakukan dapat dilihat pada lampiran Studi Literatur Pada tahap ini didapat literature atau penelitian sejenis dengan judul Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Kuliah pada STIE Muhammadiyah Pekalongan oleh Khusna Maria, Nim : untuk lebih lengkapnya sebagai landasan dan perbandingan ada di Bab II pada halaman Metodologi Pengembangan Sistem Dalam pengembangan sistem penjadwalan ini, penulis menggunakan model Rapid Application Development (RAD). Penulis memilih model RAD karena tahap-tahapnya sangat terstruktur, pengembangan perangkat lunak dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan alasan utama penggunaan model pengembangan RAD adalah pengembangan ini akan bekerja dengan baik bila diterapkan pada aplikasi yang berskala kecil. RAD memiliki 3 Tahap dalam pengembangan sistem sebagai berikut (Kendal & Kendal, 2006) :

62 Fase Perencanaan Syarat-syarat Dalam fase ini penulis akan menjabarkan fase proses perencanaan syarat-syarat, yaitu mengidentifikasi tujuan-tujuan serta akan mengidentifikasi syarat-syarat dari tujuan tersebut Workshop Design Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Dalam fase ini penulis akan merancang sistem penjadwalan kegiatan pada Humas Depag RI sebagai solusi untuk pengembangan dari sistem yang berjalan berdasarkan dari analisa yang dilakukan sebelumnya. Pada perancangan proses ditujukan untuk menentukan urutan kejadian, sehingga dihasilkan keluaran dan masukan yang diharapkan, meliputi : a. Proses masukan, proses ini merupakan pemasukan data yaitu tambah data pembicara, kegiatan, ruang, dan kesediaan waktu pembicara. b. Proses GAs ( Genetic Algorithms Sistem ), yaitu proses algoritma genetika untuk melakukan otomatisasi dan optimalisasi kesediaan pembicara, meliputi pembangkitan populasi, evaluasi, seleksi, crossover dan mutasi. c. Proses keluaran, proses ini merupakan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumen terkait pada sistem penjadwalan kegiatan pada Humas.

63 Fase Pelaksanaan / Implementasi Menguji aplikasi yang yang telah dibuat dan diimplementasikan. Jika tidak sesuai dengan harapan maka dilakukan pengecekan data kembali dimulai dari analisa masalah. Fase Perancangan Syarat-syarat Menentukan Tujuan dan Syarat-syarat Informasi Workshop Design Umpan balik dari Pengguna Fase Perancangan Fase Konstruksi Bekerja dengan pengguna untuk sistem perancangan Membangun Sistem Menggunakan Masukan dari Pengguna Fase Pelaksanaan Memperkenalkan Sistem Gambar 3.1. Siklus Pengembangan Sistem Model RAD

64 3.3. Kerangka Berfikir Gambar 3.2. Kerangka Berfikir

65 3.4. Profil PIKMAS Kementerian Agama RI Sejarah Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PIKMAS) adalah unit kerja eselon II di lingkungan Sekretarian Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama yang dibentuk berdasarkan peraturan Menteri Agama RI No.3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Agama RI. PIKMAS merupakan unsur penunjang pelaksanaan tugas Kementrian Agama yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama. Humas Kementerian Agama merupakan bagian dari salah satu bidang di Kementerian Agama yang bernama Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PIKMAS). Bagian Humas merupakan keharusan fungsional dalam rangka melaksanakan urusan dan koordinasi serta penyusunan bahan pembinaan hubungan kerjasama antara Departemen dengan masyarakat. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Lembaga Negara (LN), juga penyusunan bahan penerangan dan publikasi. (Depag, 2008)

66 Struktur Organisasi Struktur organisasi dapat diartikan sebagai pembagian tugas dan fungsi atau unit-unit yang ada mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai ketingkat yang paling rendah dalam suatu organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Agama dalam melaksanakan tugas PIKMAS bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal, sebagaimana bagan organisasi berikut : SEKRETARIAT JENDERAL BIRO PERENCANAAN BIRO KEUANGAN DAN BMN BIRO ORGANISASI DAN TATA LAKSANA BIRO HUKUM DAN KERJASAMA LN BIRO KEPEGAWAIAN BIRO UMUM PUSAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PUSAT INFORMASI KEAGAAAN DAN KEHUMASAN Gambar 3.3. Struktur Organisasi SEKJEN Kementerian Agama RI

67 PUSAT INFORMASI KEAGAMAAN DAN KEHUMASAN SUBBAG TATA USAHA BIDANG KEHUMASAN BIDANG PENGEMBANGAN & ANALISA DATA KEAGAMAAN BIDANG PENYELENGGARAA N SISTEM JARINGAN DAN APLIKASI SUBBID HUBUNGAN LEMBAGA RESMI DAN MEDIA MASSA SUBBID PENERANGAN MASYARAKAT SUBBID STANDARDISASI DAN KOMUNIKASI DATA SUBBID ANALISA SUBBID MANAJEMEN JARINGAN SUBBID PENYELENGGARAAN WEBSITE Gambar 3.4. Struktur Organisasi PIKMAS Kementerian Agama RI Uraian Tugas dan Fungsi 1. Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Tugas : a. Menyelenggarakan pelayanan dan pembinaan informasi keagamaan dan kehumasan berdasarkan kebijakan Sekretaris Jenderal. b. pembinaan sistem informasi keagamaan dan kehumasan.

68 c. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan sistem dan jaringan serta penyelenggaraan informasi keagamaan. d. Pembinaan dan pengembangan serta pengolahan dan penyajian data keagamaan; e. Pelayanan kehumasan, penyampaian informasi keagamaan kepada masyarakat; f. Pelaksanaan pelayanan tata usaha dan rumah tangga pusat g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Jenderal. 2. Bidang Kehumasan Fungsi : a. Pembinaan hubungan antar departemen dan lembaga negara b. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan bahan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan departemen untuk informasi kepada masyarakat. c. Pembinaan hubungan kerjasama media massa dan pembinaan jabatan pranata kehumasan. Tugas : a. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan hubungan antara lembaga resmi, penerangan masyarakat, dan kerjasama media massa serta pembinaan jebatan fungsional pranata kehumasan berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang ditetapkan oleh Kepala Pusat.

69 Bidang Kehumasan terdiri dari : 1. Subbidang Hubungan Lembaga Resmi dan Media Massa Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pembinaan hubungan kerjasama antar departemen, lembaga negara dan media massa. 2. Subbidang Penerangan Masyarakat Tugas : melakukan penyiapan bahan dan kodifikasi kebijakan dan kegiatan untuk informasi kepada masyarakat serta pembinaan pranata kehumasan. 3. Bidang pengembangan dan Analisis Data Keagamaan Tugas : Melaksanakan perencanaan, pembinaan dan pengembangan sistem dan analisa data keagamaan berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang ditetapkan oleh kepala pusat. Fungsi : a. Pelaksana standarisasi dan komunikasi data; b. Penganalisaan data keagamaan; c. Pembinaan ketenagaan dan penilaian jabatan fungsional pranata komputer dan statistisi; d. Perencanaan, pengelolaan dan pengembangan website.

70 4. Bidang Pengembangan dan Analisa Data Keagamaan terdiri dari : 1. Subbidang Standarisasi dan Komunikasi Data Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan penyusunan standarisasi instrumen, kodifikasi dan komunikasi serta penyiapan bahan perencanaan data serta pengintegrasikan dan pengembangan database. 2. Subbidang Analisa Data Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengolahan, penyimpanan, dan penganalisaan serta penyajian data dan informasi keagamaan. 5. Bidang Penyelengaraan Sistem Jaringan dan Aplikasi Tugas : a. Melaksanakan pembinaan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi keagamaan dan jaringan komunikasi data serta penyelenggaraan website berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang ditetapkan oleh Kepala Pusat. Fungsi : a. Pengembangan aplikasi penyelenggaraan telematika b. Perencanaan, pembinaan dan koordinasi bidang pengembangan jaringan informasi, layanan informasi dan website; c. Pelaksaan pemeliharaan dan pengembangan manajemen sistem jaringan informasi dan komunikasi; d. Perencanaan, pengelolaan dan pengembangan website.

71 6. Bidang Penyelenggaraan Sistem Jaringan dan Aplikasi terdiri dari : 1. Subbidang Manajemen Jaringan Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan perencanaan, pengelolaan dan pengembangan sistem jaringan. 2. Subbidang Penyelenggaraan Website Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan perencanaan, pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana jaringan informasi dan sistem komunikasi serta pembinaan, website dan jabatan fungsional pranata komputer. 7. Subbagian Tata Usaha Tugas : Melakukan pelayanan penyelenggaraan tata usaha dan rumah tangga pusat.

72 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Fase Perencanaan Syarat-syarat Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, fase ini adalah fase identifikasi tujuan, syarat-syarat dan kebutuhan sistem untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada Tujuan Sistem Sistem ini bertujuan untuk membantu pihak Humas Depag RI untuk menentukan jadwal kegiatan dengan metode algoritma genetika dalam mencari solusi agar tidak terjadi kegiatan yang bentrok Syarat-syarat Informasi Pengembangan sistem penjadwalan kegiatan ini harus memenuhi syarat-syarat yang meliputi kelengkapan data, software dan hardware. Kelengkapan data yang digunakan untuk pengembangan sistem penjadwalan kegiatan tersebut adalah : 1. Data Pembicara 2. Data Kegiatan 3. Data Ruang 4. Data Shift

73 Sedangkan kelengkapan software dan hardware yang digunakan untuk pengembangan sistem penjadwalan kegiatan tersebut adalah : Software 1. Windows XP 2. Microsoft Visual Studio.NET 3. MySQL 4. SAP Crystal Report Hardware a. Prosesor setara pentium III keatas b. Memory minimal 128MB c. Monitor dengan resolusi 1024 x 768 d. Keybord dan Mouse e. Printer Analisa Kebutuhan Sistem Proses pembuatan jadwal kegiatan pada Humas Departemen Agama RI selama ini masih secara manual menggunakan Microsoft Excel. Banyaknya jumlah pembicara, kegiatan-kegiatan dan ruang merupakan hal yang penting dan berpengaruh dalam pembuatan jadwal kegiatan. Sehingga jika masalah ini dilakukan secara manual, maka membutuhkan waktu yang cukup banyak serta membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.

74 Sistem Penjadwalan yang Berjalan Dalam mengatur penjadwalan kegiatan, bidang Humas Kementerian Agama memiliki beberapa prosedur yang berlaku, antara lain : 1. Proses pembuatan jadwal kegiatan mengenai penetapan waktu, kegiatan-kegiatan, penempatan ruangan/tempat dilakukan oleh staf bidang Humas, sedangkan kesiapan menjadi pembicara dilakukan oleh Sub bagian Tata Usaha. 2. Data yang digunakan adalah nama pembicara, nama kegiatan, waktu kesediaan pembicara, jumlah ruangan yang tersedia. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis hanya akan menganalisa sistem penjadwalan yang ada di bidang Humas. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam proses pembuatan dan penyusunan penjadwalan ini yaitu staf bidang Humas, dan Kepala Bidang Kehumasan. Tahapan-tahapan dalam membuat penjadwalan kegiatan adalah : 1. Staf humas mendata semua kegiatan dan menentukan waktu kegiatan, serta mendata jumlah ruangan/tempat yang akan digunakan. 2. Data yang telah diolah di staf Humas diserahkan kepada Kepala Bidang Humas, untuk memberikan persetujuan semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta membuat laporan jadwal kegiatan dengan menggunakan Microsoft Excel.

75 3. Subbag tata usaha PIKMAS menerima laporan jadwal kegiatan dan mencocokkan kesediaan waktu pembicara satu dengan pembicara yang lain. 4. Setelah itu, Penjadwalan kegiatan di cetak untuk disimpan sebagai dokumentasi humas. Penjadwalan kegiatan yang telah di cetak ini diterapkan selama periode tahunan. Tabel 4.1. Flowchart sistem penjadwalan yang berjalan

76 Alternatif Penyelesaian Masalah Dengan melihat permasalahan yang ada, maka berikut ini adalah usulan solusi atas masalah yang dihadapi : Pengembangan Sistem Informasi Penjadwalan Kegiatan dengan Metode Algoritma Genetika. Pembuatan aplikasi ini memberikan keuntungan sebagai berikut : 1. Staf bidang Humas menjadi lebih mudah untuk membuat jadwal kegiatan dengan menggunakan menu-menu yang terdapat dalam software aplikasi. 2. Terdapat database untuk sistem yang baru, sehingga data data yang dibutuhkan untuk penjadwalan kegiatan menjadi lebih terstruktur. 3. Meningkatkan efektifitas dengan cara mengurangi kesalahan manusia (human error) Sistem Penjadwalan Yang Diusulkan Pada Sistem yang akan diusulkan terdapat 3 pengguna sistem, yaitu: user ka_bid yang memiliki akses pada sistem ini hanya untuk melihat laporan-laporan data pembicara, data kegiatan, dan jadwal kegiatan. Yang kedua ialah admin sebagai administrator untuk mengelola semua data. Yang ketiga adalah user staf humas yang memiliki hak akses untuk sistem ini antara lain untuk menginput

77 data-data pembicara, data kegiatan, data ruang dan menginput data jadwal yang telah ditentukan. Tabel 4.2. Flowchart sistem penjadwalan yang diusulkan Perbandingan Sistem Dalam tahap ini, penulis melakukan analisa untuk mendapatkan perbandingan pada sistem yang berjalan, sistem dari literature sejenis, dan sistem yang diusulkan.

78 Tabel 4.3. Perbandingan Sistem NO Sistem berjalan Literature sejenis Sistem usulan 1. Penyimpanan data menggunkan Microsoft Excell 2. Tidak adanya analisa mengenai pelaporan data pembicara, kegiatan, ruang, maupun data jadwal kegiatan. 3. Pembuatan jadwal masih manual Penuyimpanan data menggunakan Microsoft Access Analisa sistem dilanjutkan hingga sampai proses pembuatan jadwal Adanya sistem penjadwalan yang dapat membantu dalam pembuatan jadwal Penyimpanan data menggunakan basis data MySQL Sistem penjadwalan menggunakan metode algoritma genetika untuk mencari solusi yang lebih optimal Sistem aplikasi yang diusulkan dapat lebih baik dari sebelumnya karena menggunakan program terbaru, dan tampilannya lebih menarik Workshop Design / Fase Perancangan Dalam fase ini, penulis secara aktif berinteraksi dengan pengguna untuk menggunakan prototype sistem Desain Sistem Algoritma Genetika Adapun desain sistem algoritma genetika yang digunakan adalah menentukan teknik penyandian, melakukan fungsi fitness, menentukan prosedur inisialisasi, pembangkitkan populasi awal, evaluasi, kriteria optimasi tercapai, seleksi, melakukan penyilangan (crossover), mutasi, dan menentukan generasi terakhir.

79 Teknik Penyandian Kromosom / individu (Kesediaan waktu Pembicara) terdiri dari 3 gen yang meliputi : a. Variabel Pembicara : Gen 1 b. Variabel Kegiatan : Gen 2 c. Variabel Hari : Gen 3 a. Variabel Pembicara Variable pembicara (Gen1) merupakan Id pembicara yang diambil dari data pembicara pada Kehumasan Kementerian Agama RI. Variabel ini di sandikan / disimbolkan dengan Character yang direpresentasikan dalam struktur tabel pembicara pada database. b. Variabel Kegiatan Variabel kegiatan (Gen2) merupakan Id kegiatan yang diambil dari data kegiatan pada bagian Humas Kementerian Agama RI. Variabel ini di sandikan / disimbolkan dengan Character yang direpresentasikan dalam struktur tabel kegiatan pada database. c. Variabel Hari

80 Contoh : Variabel Hari (Gen 3) merupakan nama hari yang berisikan waktu kesediaan dari kegiatan-kegiatan pada Kehumasan Kementerian Agama RI. Variabel ini disandikan / disimbolkan dengan number yang direpresentasikan dalam struktur tabel Hari pada database. a. Variabel Pembicara : Gen 1 Pembicara Id_Pembicara Nama_Pembicara Gelar Jabatan Biro Bidang PM01 Suryadharma Ali Drs. H. Menag Menteri Agama - PM02 Masyuri AM Drs. H. Kabiro PIKMAS - M.Pd PM03 Afrizal Zein Drs. H. M.Si Kabag PIKMAS kehumasan PM04 Suparmin Drs. H. M.Pd Kabag PIKMAS Pengembangan dan analisa keagamaaan PM05 Ferimeldi Pi.d Kabag PIKMAS Penyelenggaraan SIS,Jar dan aplikasi b. Variabel Kegiatan : Gen 2 Kegiatan Id_Kegiatan Nama_ Kegiatan Uraian _Kegiatan K100 Rapat Koordinasi Antar Lembaga pemerintahan

81 K200 Orientasi & Evaluasi Pembekalan MCH K300 Rapat Kerja Komisi DPR RI K400 Monitoring Kehumasan Kunjungan kerja Antar daerah K500 Workshop Pameran Keagamaan c. Variabel Hari (kesediaan pembicara) : Gen 3 Kesediaan Id_Pembicara Id_Kegiatan Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Kesediaan PM01 K PM02 K PM03 K PM04 K PM05 K Maka dari ketiga variabel (gen) diatas digabung menjadi sebuah kromosom (Individu) menjadi sebagai berikut : Id_ Pembicara Id_Kegiatan kesediaan PM01 K Gen 2 Gen 3 Gen 1 Kromosom manjadi : PM01K

82 Maksud dari kromosom diatas adalah : Pembicara dengan nama Suryadharma Ali bersedia menjadi narasumber pada minggu Ke 1 dan Ke Fungsi Fitness Dalam sistem ini, permasalahan optimasi adalah mengoptimalkan n Pembicara dengan n kegiatan pada n ruangan yang ada. Karena itu fungsi fitness yang digunakan dapat didefinisikan sebagai kesediaan waktu pembicara. Fungsi fitness tersebut dapat direpresentasikan oleh persamaan berikut. F = Minggu Kesediaan Waktu pembicara Prosedur Inisialisasi Pada proses ini dilakukan inisialisasi kesiapan pembicara. Sebagai contoh diberikan 5 data pembicara dan 5 kegiatan (Tabel 4.3 dan Tabel 4.4) yang akan ditempatkan pada ruangan. Tabel 4.4. Data Pembicara No Id_Pembicara Nama_Pembicara 1 PM01 Suryadharma Ali 2 PM02 Masyuri AM 3 PM03 Afrizal Zein 4 PM04 Suparmin 5 PM05 Ferimeldi Tabel 4.5. Data Kegiatan No Id_Kegiatan Nama_Kegiatan Uraian_Kegiatan

83 1 K100 Rapat Koordinasi Antar Lembaga pemerintahan 2 K200 Orientasi & Pembekalan Evaluasi MCH 3 K300 Rapat Kerja Komisi DPR RI 4 K400 Monitoring Kunjungan kerja Kehumasan 5 K500 Workshop Pameran Keagamaan Inisialisasi kedua tabel Id_Pembicara Nama_Pembicara Id_Kegiatan Nama_Kegiatan : PM01 : Suryadharma Ali : K300 : Rapat Kerja dengan komisi DPR RI Minggu : 1 Hari/ Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Shift I II III IV V. 14, Id_Pembicara Nama_Pembicara Id_Kegiatan Nama_Kegiatan : PM02 : Masyuri AM : K100 : Rapat Koordinasi antar lembaga

84 Minggu : 1 Hari / Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Shift I II III IV V. 14, Id_Pembicara Nama_Pembicara Id_Kegiatan Nama_Kegiatan : PM03 : Afrizal Zein : K500 : Workshop / Pameran keagamaan Minggu : 1 Hari / Shift I Senin Selasa Rabu Kamis Jumat II III IV V. 14, Id_Pembicara Nama_Pembicara Id_Kegiatan Nama_Kegiatan : PM04 : Suparmin : K400 : Monitoring Kehumasan Minggu : 1 Hari / Shift Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

85 I II III IV V. 14, Id_Pembicara Nama_Pembicara Id_Kegiatan Nama_Kegiatan : P005 : Ferimeldi : K200 : Orientasi dan Evaluasi Minggu : 1 Hari / Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Shift I II III IV V. 14, Pembangkitan Populasi Awal Proses ini dilakukan pembangkitan populasi (kesediaan pembicara) yang telah diinisialisasikan diatas. Tabel 4.6. Tabel Pembangkitan Populasi (kesediaan pembicara) Id_ Pembicar a PM01 PM01 Nama_ Pembicara Suryadharma Ali Suryadharma Ali Id_ Kegiatan K300 K300 Kegiatan Minggu Hari shift Rapat Kerja Rapat Kerja 1 Senin 1 1 Selasa 2

86 PM01 Suryadharma Rapat 1 Selasa 3 K300 Ali Kerja PM01 Suryadharma Rapat 1 Selasa 4 K300 Ali Kerja PM02 Mashuri AM Koordinas 1 Senin 1 K100 i PM02 Mashuri AM Koordinas 1 Senin 2 K100 i PM02 Mashuri AM Koordinas 1 Rabu 1 K100 i PM02 Mashuri AM Koordinas 1 Rabu 2 K100 i PM03 Afrizal Zein K500 Workshop 1 Jumat 3 PM03 Afrizal Zein K500 Workshop 1 Jumat 4 PM03 Afrizal Zein K500 Workshop 1 Jumat 5 PM04 Suparmin K400 Monitorin 1 Rabu 2 g PM04 Monitorin 1 Rabu 3 Suparmin K400 g PM04 Monitorin 1 Rabu 4 Suparmin K400 g PM05 Ferimeldi K200 Orientasi 1 Selasa 1 PM05 Ferimeldi K200 Orientasi 1 Selasa 2 PM05 Ferimeldi K200 Orientasi 1 Rabu 3 PM05 Ferimeldi K200 Orientasi 1 Rabu Evaluasi Pada proses ini, kesediaan pembicara yang dibangkitkan diatas dievaluasi dengan menjumlahkan kesediaan pembicara masing-masing. Tabel 4.7. Evaluasi Kesediaan nilai fitness Id_Pembicara Id_Kegiatan NIlai Fitnes PM01 K300 4 PM02 K100 4 PM03 K500 3 PM04 K400 3 PM05 K200 4

87 Kriteria Optimasi Tercapai Di dalam algoritma genetika, sebelum masuk ke tahap seleksi, ada kriteria yang harus dipenuhi agar optimasi dapat tercapai. Kriteria ditentukan sesuai dengan pokok permasalahan yang ada. Kriteria tersebut adalah mengurutkan populasi berdasarkan waktu (minggu), yaitu populasi yang memiliki jadwal minggu 1 (satu) sampai minggu 5 (lima). contoh pembicara yang menjadi narasumber pada minggu Seleksi Setelah evaluasi dilakukan, kesiapan pembicara akan mengalami seleksi berdasarkan minggu yang telah ditetapkan. Seleksi ini bertujuan untuk menentukan kesiapan pembicara mana yang sesuai untuk menempati ruangan yang tersedia. Seleksi yang penulis gunakan adalah Rank-based fitness yaitu dengan cara mengurutkan kesediaan waktu pembicara menurut nilai objektifnya (banyaknya waktu pembicara). Penerapan contoh diatas, dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini. Tabel 4.8. Kesediaan waktu Pembicara Hasil Seleksi Seleksi (Senin, Shift I) Id_ Nama_ Id_ Nama_ Fitness

88 Pembicara Pembicara Kegiatan Kegiatan Minggu PM01 Suryadharma K300 Rapat Kerja 1 4 Ali PM02 Mashuri K100 Koordinasi Rekombinasi (Crossover) Rekombinasi (crossover) juga terjadi terhadap proses seleksi dengan melakukan penyilangan satu titik (single point crossover) untuk minggu berikutnya terhadap kesiapan pembicara sebanyak ruang yang tersedia. Tabel 4.9. Tabel Jadwal (Generasi ke-1) Id_ Id_ Minggu Lingkup Pembicara Kegiatan Ruang PM01 K300 1 Internal 201 PM02 K100 1 Internal 202 Id_ Pembicara Tabel Populasi Setelah Crossover Id_ Kegiatan Minggu Lingkup Hari Shift PM01 K300 1 Eksternal Selasa 2 PM01 K300 1 Eksternal Selasa 3 PM01 K300 1 Eksternal Selasa 4 PM02 K100 1 Eksternal Senin 1 PM02 K100 1 Eksternal Senin 2 PM02 K100 1 Eksternal Rabu 1

89 PM02 K100 1 Internal Rabu 2 PM03 K500 1 Internal Jumat 3 PM03 K500 1 Internal Jumat 4 PM03 K500 1 Internal Jumat 5 PM04 K400 1 Eksternal Rabu 2 PM04 K400 1 Eksternal Rabu 3 PM04 K400 1 Eksternal Rabu 2 PM05 K200 1 Internal Selasa 1 PM05 K200 1 Internal Selasa 2 PM05 K200 1 Internal Rabu 3 PM05 K200 1 Internal Rabu Mutasi Proses mutasi terjadi pada kesediaan pembicara yang benar-benar belum mendapatkan ruang. Proses evaluasi, seleksi, rekombinasi, dan mutasi ini akan dilakukan berulang-ulang selama jumlah waktu kegiatan belum habis dan selama populasi (kesediaan pembicara) belum kosong Jadwal Kegiatan (Generasi Terakhir) Dari 5 pembicara dan 5 kegiatan yang dijadikan sebagai contoh dan diproses berdasarkan langkah algoritma genetika maka dihasilkan Jadwal kegiatan sederhana untuk lingkup eksternal dan internal dengan ruang yang tersedia. Jadwal kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11.

90 Id_ Pembicara P001 P001 P001 P001 Nama_ pembicara Suryadharma Ali Suryadharma Ali Suryadharma Ali Suryadharma Ali Id_ Kegiatan Tabel Jadwal Kegiatan (Generasi Terakhir) Nama_ Kegiatan Minggu Lingkup Hari Shift Ruang K300 Rapat Kerja 1 Internal Senin K300 Rapat Kerja 1 Internal Selasa K300 Rapat Kerja 1 Internal Selasa K300 Rapat Kerja 1 Internal Selasa P002 Mashuri AM K100 Koordinasi 1 Internal Senin P002 Mashuri AM K100 Koordinasi 1 Internal Senin P002 Mashuri AM K100 Koordinasi 1 Internal Rabu P002 Mashuri AM K100 Koordinasi 1 Internal Rabu P003 Afrizal Zein K500 Workshop 1 Eksternal Jumat 3 GL150 P003 Afrizal Zein K500 Workshop 1 Eksternal Jumat 4 GL150 P003 Afrizal Zein K500 Workshop 1 Eksternal Jumat 5 GL150 P004 Suparmin K400 Kunjungan 1 Internal Rabu P004 Suparmin K400 Kunjungan 1 Internal Rabu P004 Suparmin K400 Kunjungan 1 Internal Rabu P005 Ferimeldi K200 Orientasi 1 Internal Selasa P005 Ferimeldi K200 Orientasi 1 Internal Selasa P005 Ferimeldi K200 Orientasi 1 Internal Rabu P005 Ferimeldi K200 Orientasi 1 Internal Rabu Data Flow Diagram (DFD)

91 Gambar 4.1. Diagram konteks sistem informasi penjadwalan kegiatan Diagram Konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Dalam diagram konteks ini terdapat 1 proses yakni sistem penjadwalan kegiatan, dan memiliki 2 entitas luar yakni user dan kepala bagian, selain itu ada input dari admin yakni login_user, form_pembicara, form_kegiatan, form_ruang, form_shift, form_kesediaan, form nilai_fitness, seleksi_jadwal dan 12 keluaran dari user yakni data_user, data_pembicara, data_kegiatan, data_ruang, data_shift, data_kesediaan, data_nilai_fitness, data_jadwal_valid, lap_kesediaan, lap_jadwal.

92 Gambar 4.2. Diagram Overview sistem informasi penjadwalan kegiatan

93 Gambar 4.3. Diagram 1 level 1 Proses Mengolah Data Master Gambar 4.4. Diagram 2 Level 1 Proses Mengolah Kesediaan

94 Gambar 4.5. Diagram 3 Level 1 Proses Tentukan Nilai Fitness Gambar 4.6. Diagram 4 Level 1 Proses seleksi jadwal

95 Gambar 4.7. Diagram 5 Level 1 Proses Cetak Laporan

96 Gambar 4.8. Diagram 1 Level 2 rincian Proses 1.1 Pengelolaan Login Gambar 4.9. Diagram 1 Level 2 Proses 1.2 Pengelolaan Data Pembicara Gambar Diagram 1 Level 2 Proses 1.3 Pengelolaan Data Kegiatan

97 Gambar Diagram 1 Level 2 Proses 1.4 Pengelolaan Data Ruang Gambar Diagram 1 Level 2 Proses 1.5 Pengelolaan Data Shift Gambar Diagram 1 Level 2 Proses 1.6 Pengelolaan Data Biro

98 Gambar Diagram 1 Level 2 Proses 1.7 Pengelolaan Data Bidang Gambar Diagram 1 Level 2 Proses 1.8 Pengelolaan Data Gedung Spesifikasi Proses Diagram Overview a. Proses 1.0. Nama Proses : mengolah data master

99 Masukkan : form user, form pembicara, form kegiatan, form ruang, form shift, form biro, form bidang, form gedung. Keluaran : data user, data pembicara, data kegiatan, data ruang, data shift, data biro, data bidang, data gedung. Uraian Proses : admin mengolah data master dengan cara mengisi form user, form pembicara, form kegiatan, form ruang, form shift, form biro, form bidang, form gedung. b. Proses 2.0. Nama Proses : mengolah kesediaan Masukkan : form kesediaan, data pembicara, data kegiatan, data shift. Keluaran : data kesediaan. Uraian Proses : admin/user mengolah data kesediaan dengan cara mengisi form kesediaan, data pembicara, data kegiatan, data shift.. c. Proses 3.0. Nama Proses : tentukan nilai fitness

100 Masukkan Keluaran : form nilai fitness, data kesediaan : nilai fitness Uraian Proses : admin/user menentukan nilai fitness dengan menjumlahkan total kesediaan dari data kesediaan yang akan dilanjutkan ketahap seleksi. d. Proses 4.0. Nama Proses : seleksi jadwal Masukkan : form seleksi jadwal, data kesediaan, data ruang Keluaran : data jadwal Uraian Proses : proses penyeleksian jadwal yang akan menentukan ruang yang tersedia dengan data kesediaan yang telah diinput sebelumnya. e. Proses 5.0. Nama Proses Masukkan Keluaran : cetak laporan : data kesediaan, data jadwal, : laporan kesediaan, laporan jadwal. Uraian Proses : proses pembuatan laporan yang telah diselesaikan oleh admin/user yang diambil dari database pembicara, kegiatan,

101 kesediaan, jadwal yang akan diberikan kepada Kepala Bagian Spesifikasi Proses Diagram rinci level 1 a. Proses 1.1. Nama Proses Masukkan : pengelolaan data user : username, password Keluaran : - Uraian Proses : proses mengelola data user dengan cara mengisi form user oleh admin/user. b. Proses 1.2. Nama Proses : pengelolaan data pembicara Masukkan Keluaran : form pembicara, data biro, data bidang : data pembicara Uraian Proses : admin/user mengelola data pembicara c. Proses 1.3. dengan cara mengisi form pembicara. Nama Proses Masukkan Keluaran : pengelolaan data kegiatan : form kegiatan : data kegiatan

102 Uraian Proses : admin/user mengelola data kegiatan d. Proses 1.4. dengan cara mengisi form kegiatan. Nama Proses Masukkan Keluaran : pengelolaan data ruang : form ruang, data gedung : data ruang Uraian Proses : admin/user mengelola data ruang dengan e. Proses 1.5. cara mengisi form ruang. Nama Proses Masukkan : pengelolaan data shift : form shift Keluaran : data shift Uraian Proses : admin/user mengelola data shift dengan f. Proses 1.6. cara mengisi form shift. Nama Proses Masukkan Keluaran : pengelolaan data biro : form biro : data biro Uraian Proses : admin/user mengelola data biro dengan g. Proses 1.7. cara mengisi form biro. Nama Proses : pengelolaan data bidang

103 Masukkan Keluaran : form bidang : data bidang Uraian Proses : admin/user mengelola data bidang dengan h. Proses 1.8. cara mengisi form bidang. Nama Proses Masukkan Keluaran : pengelolaan data gedung : form gedung : data gedung Uraian Proses : admin/user mengelola data gedung dengan cara mengisi form gedung. i. Proses 2.1.P Nama Proses : ambil data Masukkan : ambil data, data pembicara, data kegiatan, data shift Keluaran : data pembicara, data kegiatan, data shift Uraian Proses : proses pengambilan data, data pembicara, j. Proses 2.2.P data kegiatan, data shift oleh admin/user. Nama Proses Masukkan : tentukan kesediaan : form kesediaan, data pembicara, data kegiatan, data shift

104 Keluaran : form valid Uraian Proses : proses menentukan kesediaan dengan cara k. Proses 2.3.P mengisi form kesediaan. Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data : form valid : data kesediaan Uraian Proses : admin/user menyimpan data kesediaan kedalam database kesediaan. l. Proses 3.1.P Nama Proses : hitung nilai fitness Masukkan Keluaran : form nilai fitness, noid kesediaan : form valid Uraian Proses : admin/user menghitung jumlah nilai fitness yang diambil banyaknya kesediaan dari database kesediaan. m. Proses 3.2.P Nama Proses : simpan data Masukkan Keluaran : form valid : data nilai fitness.

105 Uraian Proses : admin/user menyimpan data nilai fitness kedalam database nilai fitness. n. Proses 4.1.P Nama Proses : Ambil data Masukkan : form seleksi jadwal, data kesediaan, data ruang Keluaran : data kesediaan, data ruang Uraian Proses : proses pengambilan data pada database data kesediaan, data ruang oleh admin/user. o. Proses 4.2.P Nama Proses : penentuan ruang Masukkan Keluaran : data kesediaan, data ruang : form valid Uraian Proses : proses menentukan ruang. p. Proses 4.3.P Nama Proses : simpan data Masukkan Keluaran : form valid : data jadwal Uraian Proses : admin/user menyimpan data jadwal kedalam database jadwal.

106 q. Proses 5.1.P Nama Proses : laporan kesediaan Masukkan Keluaran : data kesediaan : laporan kesediaan Uraian Proses : proses pembuatan laporan kesediaan oleh admin/user yang akan dberikan pada Kepala Bidang. r. Proses 5.2.P Nama Proses : laporan pembicara Masukkan Keluaran : data pembicara : laporan pembicara Uraian Proses : proses pembuatan laporan pembicara oleh admin/user yang akan diberikan pada Kepala Bidang. s. Proses 5.3.P Nama Proses : laporan kegiatan Masukkan Keluaran : data kegiatan : laporan kegiatan Uraian Proses : proses pembuatan laporan kegiatan oleh admin/user yang akan diberikan pada Kepala Bidang. t. Proses 5.4.P Nama Proses : laporan ruang

107 Masukkan Keluaran : data ruang : laporan ruang Uraian Proses : proses pembuatan laporan ruang oleh admin/user yang akan diberikan pada Kepala Bidang. u. Proses 5.5.P Nama Proses : laporan hari/shift Masukkan Keluaran : data shift : laporan hari Uraian Proses : proses pembuatan laporan jadwal oleh admin/user yang akan diberikan pada Kepala Bidang. v. Proses 5.6.P Nama Proses : laporan jadwal Masukkan : data jadwal, data pembicara, data kegiatan, Data ruang, data shift Keluaran : laporan jadwal Uraian Proses : proses pembuatan laporan jadwal oleh admin/user yang akan diberikan pada Kepala Bidang Spesifikasi Proses Diagram rinci level 2 a. Proses P

108 Nama Proses Masukkan Keluaran : lihat data user : lihat data user : data user Uraian Proses : admin/user melihat data user. b. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : input/edit data user : form user : form valid Uraian Proses : admin mengisi form user untuk menambah user sedangkan user hanya bisa merubah data user. c. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data user : form valid : data user Uraian Proses : admin/user menyimpan data user kedalam d. Proses P database user. Nama Proses Masukkan Keluaran : lihat data pembicara : lihat data pembicara : data pembicara Uraian Proses : admin/user melihat data pembicara. e. Proses P

109 Nama Proses Masukkan Keluaran : input/edit pembicara : form pembicara : form valid Uraian Proses : admin/user menginput dan mengedit form pembicara. f. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data pembicara : form valid : data pembicara Uraian Proses : admin/user menyimpan data pembicara g. Proses P kedalam database pembicara. Nama Proses Masukkan Keluaran : hapus pembicara : id pembicara : data pembicara Uraian Proses : admin/user menghapus id pembicara dari h. Proses P database pembicara. Nama Proses Masukkan : lihat data kegiatan : lihat data kegiatan

110 Keluaran : data kegiatan Uraian Proses : admin/user melihat data kegiatan. i. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : input/edit kegiatan : form kegiatan : form valid Uraian Proses : admin/user menginput dan mengedit form j. Proses P kegiatan. Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data kegiatan : form valid : data kegiatan Uraian Proses : admin/user menyimpan data kegiatan k. Proses P kedalam database kegiatan. Nama Proses Masukkan Keluaran : hapus kegiatan : id kegiatan : data kegiatan Uraian Proses : admin/user menghapus id kegiatan dari l. Proses P database kegiatan. Nama Proses Masukkan : lihat data ruang : lihat data ruang

111 Keluaran : data ruang Uraian Proses : admin/user melihat data ruang. m. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : input/edit ruang : form ruang : form valid Uraian Proses : admin/user menginput dan mengedit form n. Proses P ruang. Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data ruang : form valid : data ruang Uraian Proses : admin/user menyimpan data ruang o. Proses P kedalam database ruang. Nama Proses Masukkan Keluaran : hapus ruang : id ruang : data ruang Uraian Proses : admin/user menghapus id ruang dari p. Proses P database ruang. Nama Proses Masukkan : lihat data shift : lihat data shift

112 Keluaran : data shift Uraian Proses : admin/user melihat data shift. q. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : input/edit shift : form shift : form valid Uraian Proses : admin/user menginput dan mengedit form r. Proses P shift. Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data shift : form valid : data shift Uraian Proses : admin/user menyimpan data shift dari s. Proses P database shift. Nama Proses Masukkan Keluaran : hapus shift : id shift : data shift Uraian Proses : admin/user menghapus id shift dari t. Proses P database shift. Nama Proses Masukkan : lihat data biro : lihat data biro

113 Keluaran : data biro Uraian Proses : admin/user melihat data biro. u. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : input/edit biro : form biro : form valid Uraian Proses : admin/user menginput dan mengedit form v. Proses P biro. Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data biro : form valid : data biro Uraian Proses : admin/user menyimpan data biro kedalam w. Proses P database biro. Nama Proses Masukkan Keluaran : hapus biro : id biro : data biro Uraian Proses : admin/user menghapus id biro dari x. Proses P database biro. Nama Proses Masukkan : lihat data bidang : lihat data bidang

114 Keluaran : data bidang Uraian Proses : admin/user melihat data bidang. y. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : input/edit bidang : form bidang : form valid Uraian Proses : admin/user menginput dan mengedit form z. Proses P bidang. Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data bidang : form valid : data bidang Uraian Proses : admin/user menyimpan data bidang aa. Proses P kedalam database bidang. Nama Proses Masukkan Keluaran : hapus bidang : id bidang : data bidang Uraian Proses : admin/user menghapus id bidang dari bb. Proses P database bidang. Nama Proses Masukkan : lihat data gedung : lihat data gedung

115 Keluaran : data gedung Uraian Proses : admin/user melihat data gedung. cc. Proses P Nama Proses Masukkan Keluaran : input/edit gedung : form gedung : form valid Uraian Proses : admin/user menginput dan mengedit form dd. Proses P gedung. Nama Proses Masukkan Keluaran : simpan data gedung : form valid : data bidang Uraian Proses : admin/user menyimpan data gedung ee. Proses P kedalam database gedung. Nama Proses Masukkan Keluaran : hapus gedung : id gedung : data gedung Uraian Proses : admin/user menghapus id gedung dari database gedung Kamus Data

116 Kamus data atau data dictionary yang terdapat di sistem penjadwalan kegiatan terdiri dari : 1. User : Id_user* + username + password Pembicara : Id_pembicara* + nama_pembicara + gelar + jabatan + biro + bidang. 3. Kegiatan : Id_kegiatan* + nama_kegiatan + uraian_kegiatan + keterangan. 4. Ruang : Id_ruang* + nama_ruang + gedung + kapasitas. 5. Shift : Id_shift* + jam. 6. Biro : Id_biro + nama_biro. 7. Bidang : id_bidang + nama_bidang. 8. Gedung : Id_gedung + nama_gedung. 9. Kesediaan : no_id* + id_pembicara + nama_pembicara + jabatan + id_kegiatan + nama_kegiatan + uraian kegiatan + senin + selasa + rabu + kamis + jumat + minggu + periode + tahun + id_shift. 10. Nilai Fitness : id_kesediaan + id_pembicara + nama_pembicara + id_kegiatan + nama_kegiatan + total nilai_fitness. 11. Jadwal : no_id + + id_kesediaan + id_pembicara + id_kegiatan + lingkup + minggu + hari + id_shift + id_ruang + periode.

117 ERD (Entity Relationship Diagram) Untuk dapat melihat hubungan yang terjadi antara tabel satu dengan tabel yang lain maka digunakan ERD untuk menggambarkannya. ERD adalah notasi grafik dari sebuah model data/sebuah model jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam sistem secara abstrak.

118 Gambar ERD Sistem Informasi Penjadwalan Kegiatan Normalisasi Pada proses normalisasi terdapat beberapa tahapan sebagai berikut :

119 1. Bentuk Tidak Normal (Unformalized) Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu. Data yang dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput. Gambar Unnormalized Form ( UNF)

120 2. Bentuk Normal Pertama (1-NF) Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel. Ketentuan bentuk normal pertama (1-NF) adalah tidak ada atribut yang berulang, telah ditentukannya primary key untuk tabel/relasi tersebut. Id_user * Username Password Id_pembicara * Nama_pembicara Gelar Jabatan Biro Bidang Id_kegiatan * Nama_kegiatan Uraian_kegiatan Id_ruang * Nama_ruang Gedung Kapasitas Id_shift * Jam NoId_kesediaan * Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Minggu Periode NoId_kesediaan Total nilai_fitness NoId_kesediaan Nama ruang Minggu Lingkup Periode Tahun Gambar First Normal Form (1NF)

121 3. Bentuk Normal Kedua (2-NF) Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya). Ketentuan dari bentuk normal kedua (2-NF) adalah bentuk data telah memenuhhi kriteria bentuk normal kesatu, atribut bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada kunci utama/primary key. Gambar Second Normal Form (2NF)

122 Nama_Field Tipe Panjang field Keterangan S truktur Database Dalam perancangan sistem penjadwalan kegiatan, penulis membutuhkan database untuk menempatkan data-data yang bersifat dinamis artinya data-data tersebut dapat berubah dan bertambah setiap saat dikarenakan adanya pengisian dan perubahan data-data yang diinginkan. Penulis merancang sebuah database yang terdiri dari 9 buah tabel untuk menyimpan data : a. Tabel User, untuk menyimpan data user Nama File Primary Key : User : Id_user Nama_Field Tipe Panjang field Keterangan Id_User Char 5 Identitas user Username Char 10 Nama_user Password Char 10 Password_user Char 25 _user b. Tabel Pembicara, untuk menyimpan data pembicara. Nama File Primary Key : Pembicara : Id_Pembicara

123 Id_Pembicara Char 10 Id Pembicara Nama_Pembicara Char 25 Nama Pembicara Gelar Char 20 Gelar Pembicara Jabatan Char 50 Jabatan pembicara Biro Char 75 Biro pembicara Bidang Char 75 Bidang pembicara c. TabeKegiatan, untuk menyimpan data Kegiatan Nama Tabel Primary Key : Kegiatan : Id_Kegiatan Nama Field Tipe Panjang field Keterangan Id_Kegiatan Char 10 Id Kegiatan Nama_Kegiatan Char 50 Nama kegiatan Uraian_kegiatan Char 75 Uraian kegiatan Keterangan Char 25 Keterangan kegiatan d. Tabel Ruang, untuk menyimpan ruang yang tersedia. Nama Tabel Primary Key : Ruang : Id_Ruang Nama Field Tipe Panjang field Keterangan Id_Ruang Char 10 Id_Ruang Nama_ruang Char 50 Nama_ruang Gedung Char 50 Nama Gedung Kapasitas Int 5 Kapasitas_ruang

124 e. Tabel Shift, untuk menyimpan data shift/hari Nama Tabel Primary Key : Shift : Id_Shift Nama Field Type Panjang field Keterangan Id_Shift Int 4 Id Shift Jam Char 10 Keterangan shift f. Tabel Biro, untuk menyimpan data Biro Nama Tabel Primary Key : Biro : Id_Biro Nama Field Type Panjang field Keterangan Id_Shift Int 4 Id Shift Nama Biro Char 50 Nama biro g. Tabel Bidang, untuk menyimpan data bidang Nama Tabel Primary Key : Bidang : Id_Bidang Nama Field Type Panjang field Keterangan Id_Bidang Int 4 Id Shift Nama Biro Char 50 Nama Biro Nama Bidang Char 75 Nama Bidang h. Tabel Gedung, untuk menyimpan data Gedung Nama Tabel Primary Key : Gedung : Id_ Gedung

125 Nama Field Type Panjang field Keterangan Id_ Gedung Int 4 Id Gedung Nama Gedung Char 50 Nama Gedung i. Tabel Kesediaan, untuk menyimpan data kesediaan waktu Pembicara. Nama Tabel Primary Key : Kesediaan : NoId Nama Field Tipe Panjang Keterangan NoId Char 10 No Urut Id_Pembicara Char 10 Id Pembicara Id_Kegiatan Char 10 Id Kegiatan Senin Char 10 Hari kesediaan Selasa Char 10 Hari kesediaan Rabu Char 10 Hari kesediaan Kamis Char 10 Hari kesediaan Jumat Char 10 Hari kesediaan Id_shift Int 4 Id shift/jam Minggu Int 5 Minggu Kegiatan Periode Char 10 Periode bulan Tahun Int 4 Tahun kesediaan j. Tabel Nilai Fitness, untuk menyimpan hasil nilai fitness Nama Tabel : Nilai Fitness Primary Key : -

126 Nama Field Type Panjang field Keterangan NoId Int 5 Id kesediaan Id_pembicara Char 10 Id pembicara Id_kegiatan Char 10 Id kegiatan Nilai fitness Int 10 Nilai fitness k. Tabel Jadwal, untuk menyimpan jadwal hasil proses Nama Tabel : Jadwal Primary Key : - Struktur File : - Nama Field Tipe Panjang field Keterangan NoId Int 5 No kesediaan Id_Pembicara Char 10 Id Pembicara Id_Kegiatan Char 10 Id Kegiatan Minggu Int 5 Minggu Kegiatan Hari Char 10 Hari kesediaan Id_Shift Int 5 Id Shift/jam Lingkup Char 10 Lingkup Id_Ruang Char 10 Id Ruang Periode Char 10 Periode Bulan Tahun Int 4 Tahun jadwal

127 State Transition Diagram (STD) 1. STD Rancangan Menu Login Sistem Gambar STD Rancangan Menu Login Sistem 2. STD Rancangan Menu Utama Gambar STD Rancangan Menu Utama 3. STD Rancangan Menu User Gambar STD Rancangan Menu User

128 4. STD Rancangan Menu File Gambar STD Rancangan Menu File 5. STD Rancangan Modul Pembicara Gambar STD Rancangan Modul Pembicara 6. STD Rancangan Modul Kegiatan Gambar STD Rancangan Modul Kegiatan 7. STD Rancangan Modul Ruang

129 Gambar STD Rancangan Modul Ruang 8. STD Rancangan Modul Shift Gambar STD Rancangan Modul Shift 9. STD Rancangan Modul Biro Gambar STD Rancangan Modul Biro 10. STD Rancangan Modul Bidang

130 Gambar STD Rancangan Modul Bidang 11. STD Rancangan Modul Gedung Gambar STD Rancangan Modul Gedung 12. STD Rancangan Modul Kesediaan Gambar STD Rancangan Modul Kesediaan 13. STD Rancangan Modul Nilai_fitness

131 Gambar STD Rancangan Modul Nilai_fitness 14. STD Rancangan Modul Seleksi_jadwal Gambar STD Rancangan Modul Seleksi_jadwal 15. STD Rancangan Menu Laporan Gambar STD Rancangan Menu Laporan Rancangan Antarmuka Pemakai Menggambarkan halaman antarmuka yang dirancang. 1. Rancangan Form Login

132 Form ini berfungsi untuk masuk ke Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan. Pada Form Login admin menginput username dan password. Gambar Rancangan Form Login 2. Rancangan Tampilan Menu Utama Rancangan ini berfungsi sebagai interface tempat sub program lain dipanggil untuk dijalankan, yang terdiri dari User, File dan Laporan. Gambar Rancangan Tampilan Menu Utama 3. Rancangan Tampilan Menu Home/User Pada Form data user ini, admin dapat menginput user baru serta mengedit user admin, untuk menyimpan data tekan tombol

133 simpan, untuk membatalkan tekan tombol batal, dan untuk keluar dari menu user tekan tombol keluar. Gambar Rancangan Tampilan Menu User 4. Rancangan Form Pembicara Pada Form data pembicara, admin dapat melihat data pembicara, admin juga dapat menginput data pembicara, id pembicara terisi secara otomatis, tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data pembicara dan tekan keluar untuk keluar dari menu pembicara. Pada form ini juga dapat mencari nama pembicara, biro dan bidang dengan lebih cepat.

134 Gambar Rancangan Form Pembicara 5. Rancangan Form Kegiatan Pada Form data kegiatan, admin dapat melihat data kegiatan, admin juga dapat menginput data kegiatan, id kegiatan terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data kegiatan dan tekan keluar untuk keluar dari menu form kegiatan. Pada form ini juga dapat mencari nama kegiatan dengan lebih cepat.

135 Gambar Rancangan Form Kegiatan 6. Rancangan Form Ruang Pada Form data ruang, admin dapat melihat data ruang, admin juga dapat menginput data ruang, id ruang terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data ruang dan tekan keluar untuk keluar dari menu form ruang. Pada form ini juga dapat mencari nama dengan lebih cepat. Gambar Rancangan Form Ruang

136 7. Rancangan Form Shift Pada Form data shift, admin dapat melihat data shift, admin juga dapat menginput data shift, id shift terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data shift dan tekan keluar untuk keluar dari menu form shift. Gambar Rancangan Form Shift 8. Rancangan Form Biro Pada Form data biro, admin dapat melihat data biro, admin juga dapat menginput data biro, id biro terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data biro dan tekan keluar untuk keluar dari menu form biro

137 Gambar Rancangan Form Biro 9. Rancangan Form Bidang Pada Form data bidang, admin dapat melihat data bidang, admin juga dapat menginput data bidang, id bidang terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data bidang dan tekan keluar untuk keluar dari menu form bidang. Gambar Rancangan Form Bidang

138 10. Rancangan Form Gedung Pada Form data gedung, admin dapat melihat data gedung, admin juga dapat menginput data gedung, id bidang terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data gedung dan tekan keluar untuk keluar dari menu form gedung. Gambar Rancangan Form Gedung 11. Rancangan Form Kesediaan Pada Form kesediaan, admin dapat melihat daftar kesediaan, admin juga menginput data kesediaan, id kesediaan terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data kesediaan dan tekan keluar untuk keluar dari menu form kesediaan.

139 Gambar Rancangan Form Kesediaan 12. Rancangan Tampilan Penjadwalan Input Kesediaan Pada Form input kesediaan, admin juga menginput kesediaan, id kesediaan terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan.

140 Gambar Rancangan Form input Kesediaan 13. Rancangan Form Nilai Fitness Pada Form nilai fitness, admin dapat melihat daftar nilai fitness, admin juga menginput data nilai fitness, id kesediaan terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data nilai fitness dan tekan keluar untuk keluar dari menu form nilai fitness.

141 Gambar Rancangan Form Nilai Fitness 14. Rancangan Form Seleksi Jadwal Pada Form seleksi jadwal, admin dapat melihat data jadwal, admin juga dapat menginput seleksi jadwal, id seleksi jadwal terisi secara otomatis, setelah diisi form tekan simpan untuk menyimpan data, tekan batal untuk membatalkan, tekan hapus untuk menghapus data jadwal dan tekan keluar untuk keluar dari menu form seleksi jadwal. Pada form ini juga dapat mencari nama dengan lebih cepat.

142 Gambar Rancangan Form Seleksi Jadwal 15. Rancangan Menu Laporan kesediaan Rancangan ini berfungsi untuk menampilkan laporan kesediaan berdasarkan periode/bulan dan tahun. Gambar Rancangan Menu Laporan Kesediaan

143 16. Rancangan Tampilan Laporan Jadwal Rancangan ini berfungsi untuk menampilkan laporan Jadwal berdasarkan laporan yang ingin dicetak (pembicara, kegiatan, ruang, hari, jadwal). Gambar Rancangan Tampilan Laporan Jadwal 4.3. Fase Pelaksanaan / Implementasi Dalam implementasi rancangan Sistem Penjadwalan Kegiatan, penulis menggunakan Visual Studio.NET untuk bahasa pemrogramanya, MySQL untuk database-nya serta Visio 2003 untuk toolsnya. Untuk penerapannya sistem ini digunakan hanya untuk pegawai Humas Kementrian Agama saja dan tidak untuk umum. Selain itu juga sarana pendukung yang diperlukan agar sistem dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

144 4.4. Pengujian Sistem Pada pengujian sistem, penulis melakukan testing terhadap sistem penjadwalan kegiatan ini dengan menggunakan metode blackbox testing. Menurut Hanif Al Fatta (2007) pada blackbox testing, cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan. Pada blackbox testing ini, penulis hanya melakukan input data dan melihat output-nya apakah sesuai dengan proses yang diharapkan. Hasil tes blackbox terdapat dilampiran.

145 BAB V PENUTUP Berdasarkan pada hal-hal yang penulis telah bahas pada bab-bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan serta saran-saran yang bermanfaat bagi penulisan skripsi ini, yaitu : 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengembangan sistem penjadwalan kegiatan ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Proses pembuatan jadwal kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Algoritma Genetika. Melalui operator yang digunakan dalam Algoritma Genetika yaitu seleksi, crossover, dan mutasi serta melewati tahap pembangkitan populasi awal dan evaluasi fungsi fitness sehingga jadwal yang dihasilkan dapat optimal sesuai yang direncanakan. 2. Keluaran (output) dari aplikasi sistem penjadwalan kegiatan ini berupa jadwal kegiatan Humas yang tidak bentrok dan dapat memudahkan dalam penentuan jadwal kegiatan pada Humas Kementerian Agama. 3. Pelaksanaan jadwal kegiatan tidak mengalami keterlambatan karena tidak adanya kesalahan-kesalahan dalam melakukan penjadwalan.

146 5.2. Saran Sistem yang dihasilkan masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan yang harus diperbaiki. Adapun saran yang dapat membantu agar sistem ini menjadi lebih baik adalah sebagai berikut : 1. Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan pembuatan jadwal kegiatan ini dapat menggunakan metode yang lain. Misalnya dengan pendekatan riset operasional, sebagai perbandingan. 2. Perlunya peningkatan sumber daya manusia dalam hal pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer agar penggunaan sistem dapat bekerja dengan lebih baik. 3. Dalam pembuatan jadwal kegiatan ini untuk pengembangan kedepan diharapkan aplikasinya menggunakan jaringan LAN agar terkoneksi dengan bidang yang lain.

147 DAFTAR PUSTAKA Desiani Anita, Arhami Muhammad Konsep Kecerdasan Buatan. Cv. Andi Offset. Yogyakarta. Fathansyah, Ir Basis Data. Informatika Bandung. Bandung. Ginting, Rosnaini Penjadwalan Mesin. Graha ilmu. Yogyakarta Gulo, W Metodologi Penelitian. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Hariyanto, Bambang Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Informatika Bandung. Bandung. Jogiyanto, HM Analisis dan Desain ; Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur teori & Praktek Aplikasi Bisnis. Andi, Yogyakarta. Kendall, Kenneth E dan Kendall, Julie E Analisis dan Perancangan Sistem jilid 5. Pearson Education Asia Pte. Ltd. dan PT Prenhallindo. Jakarta Kurniadi, Adi Pemrograman Microsoft Visual Basic 6. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Kusumadewi, Sri Artificial Intelelligent, Graha ilmu. Yogyakarta Ladjamudin, Al-Bahra Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Pressman, Roger Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Buku Satu. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sidik, Betha MySQL untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembang Aplikasi Web, Informatika, Bandung.

148 Sugiyono, Prof, Dr. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan ke 5. CV, Alfabeta. Bandung. Sutabri, Tata Analisa Sistem Informasi, Andi Yogyakarta. Yogyakarta. Whitten, Jeffrey L Systems Analysis & Design Methods: Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Visualstudioindonesia.com/Tutorial Visual studio,net.

149 LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

150 LAMPIRAN 1 Form Wawancara Narasumber Jabatan Tempat Wawancara : Syaiful Huda : Staf Subbid Penerangan Masyarakat Bag. Humas : Departemen Agama RI Hari/Tanggal Wawancara : Selasa, 26 Januari Selamat siang bapak? bisa minta waktunya sebentar untuk wawancara? Jawaban : Siang juga, boleh 2. Nama lengkap bapak? Jawaban : Syaiful Huda 3. Bagaimana sejarah terbentuknya PINMAS (Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan) Departemen Agama ini? Jawaban : PINMAS Departemen Agama dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementrian Agama, untuk lebih lengkapnya nanti saya akan berikan dokumennya. 4. Apakah sistem penjadwalan kegiatan di Departemen Agama khususnya bagian Humas ini sudah terkomputerisasi? Jawaban : Belum terkomputerisasi 5. Kalau begitu, sistem penjadwalan kegiatan yang manualnya seperti apa? Jawab : Data kegiatan yang ada di Humas kelola dengan membuat jadwalnya kemudian diserahkan kepada Kepala Bagian Humas untuk

151 disetujui. Setelah itu jadwal kegiatan yang telah disetujui Kepala Bagian Humas kemudian diserahkan ke Sub Tata Usaha untuk mencocokkan kegiatan yang satu dengan yang lain. Jika diterima maka bagian Humas menerima laporannya dari Sub Tata Usaha yang dijadikan sebagai arsip. 6. Apa saja yang kendala yang dapat menghambat kinerja bapak selama ini? Jawab : Kendala yang paling utama ialah proses dalam pencatatan laporan kami, kami bekerja masih manual dalam proses pengolahan data penjadwalan kegiatan jadi kami memerlukan banyak waktu untuk mengolah data tersebut. 7. Menurut bapak, apakah perlu adanya sistem penjadwalan kegiatan yang terkomputerisasi? Jawab : Sangat perlu dibangun sebuah sistem yang terkomputerisasi agar menunjang pekerjaan kami sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan ini khususnya di bagian Humas ini selain itu agar kegiatan satu dengan yang lainnya tidak terjadi bentrok. 8. Bagaimana bentuk sistem yang tepat dan baik bagi perusahaan bapak khususnya untuk bagian gudang? Jawab : Bentuk yang kami inginkan sederhana dan mudah digunakan sehingga kami tidak mengalami kesulitan untuk menggunakannya.

152 LAMPIRAN 2 TAMPILAN APLIKASI

153 1. Menu LOGIN 2. Menu HOME

154 3. Form Data Pembicara dan Tambah Pembicara 4. Form Data kegiatan dan Tambah Kegiatan

155 5. Form Data Ruang dan Tambah Ruang

156 6. Form Data Shift dan Tambah Shift 7. Form Data Biro dan Tambah Biro 8. Form Data Bidang dan Tambah Bidang

157 9. Form Data Gedung dan Tambah Gedung 10. Form Kesediaan

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat membantu dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Terlebih lagi sebuah instansi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem dan Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Sutabri (2004), bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya berfungsi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Al Fatta (2007) sistem secara umum adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Memo Memo merupakan pesan ringkas, yakni pesan yang ditulis seseorang dengan singkat, jelas, dan mudah untuk dipahami. Menurut pemakaiannya, memo ada yang bersifat resmi dan bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem seperti yang ditulis dalam buku analisis dan disain sistem informasi Jogianto HM didefinisikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan 27 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan Warung Kandang No. D52 Desa Sindangsari, Plered, Purwakarta. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA)

SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA) Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 9(2), 2016, 177-188 SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk Wanita Berbasis Web pada Butik Rumah Azka Cimahi yang berlokasi di Jalan Terusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari FUTSAL99 Bandung.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari FUTSAL99 Bandung. 42 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan proposal ini yang menjadi objek penelitian adalah FUTSAL99 Bandung. Untuk melihat lebih jelas gambaran mengenai objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian di Bengkel Trijaya Motor Bandung yang berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon 022-70221812 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan. Sistem hampir selalu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira Bandung di bagian pendaftaran konsumen. Yang berlokasi di jalan rajawali timur

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Apotik Vita Sari

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Apotik Vita Sari 38 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Apotik Vita Sari Jln. Kapten Bangsi Sembiring 11 Kabanjahe. 3.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. akan di pergunakan sebagai bahan penulisan laporan tugas akhir.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. akan di pergunakan sebagai bahan penulisan laporan tugas akhir. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam melakukan penelitian ini menggunakan suatu metode yang membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Program Aplikasi Penjualan pada Butik Sally Lovely Berbasis Web Menggunakan PHP yang berlokasi di Jalan Bidadari No. 9 Flores NTT.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. GERLONG FUTSAL berdiri pada 8 juni 2008 yang dipimpin oleh

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. GERLONG FUTSAL berdiri pada 8 juni 2008 yang dipimpin oleh BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian oleh peneliti adalah GERLONG FUTSAL, yang bergerak di bidang olahraga. 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada penyusunan proposal pengajuan skripsi adalah pada Puskesmas Majalaya Baru. 3.1.1 Sejarah Puskesmas Puskesmas Majalaya baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membentuk satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Dapat dilihat dari. menekankan pada komponen atau elemennya.

BAB II LANDASAN TEORI. membentuk satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Dapat dilihat dari. menekankan pada komponen atau elemennya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Definisi sistem menurut buku sistem teknologi informasi sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain yang membentuk satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem a. Sistem adalah merupakan suatu kumpulan atau himpunan dari unsurunsur atau variable-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang dijadikan penelitian didalam penulisan skripsi ini adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang dijadikan penelitian didalam penulisan skripsi ini adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang dijadikan penelitian didalam penulisan skripsi ini adalah Distro WhyNot. Berikut adalah sejarah singkat perusahaa, visi dan misi struktur

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Pada sub bab objek penelitian ini penulis mengutip sumber data yang di tulis dalam dokumen perusahaan CV Muncul Jaya yang berjudul Dokumen dokumen

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun 27 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah CV.Golden Exchanger yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. terbagi atas beberapa tahap yaitu: perancangan basis data secara konseptual, logis dan fisis.

BAB II DASAR TEORI. terbagi atas beberapa tahap yaitu: perancangan basis data secara konseptual, logis dan fisis. BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 2.1.1.Konsep Dasar Perancangan Perancangan basis data merupakan langkah untuk menentukan basis data yang diharapkan dapat mewakili kebutuhan pengguna.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang. 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Balai Pengobatan Sumber Medika yaitu suatu Yayasan yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanggil data bereferensi geografis yang berkembang pesat pada lima tahun

BAB I PENDAHULUAN. memanggil data bereferensi geografis yang berkembang pesat pada lima tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta memanggil

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan data dan penyimpanan data barang pada Apotek Martanegara. 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI. untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Anggaran Anggaran menurut Mulyadi (2001:488) adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis melaksanakan kegiatan penelitian, termasuk didalamnya sejarah singkat perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di Toko Anis Cell Handphone. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di Toko Anis Cell Handphone. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitiaan Objek penelitian merupakan lokasi dimana penelitian berlangsung yaitu di Toko Anis Cell Handphone. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi, misi,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menentukan objek penelitian adalah langkah awal yang harus diputuskan oleh seorang peneliti, karena objek penelitian adalah tempat dimana peneliti

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan; lamaran; penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen elemen yang saling berkaitan, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. (Jogiyanto, 1999, hlm 1). Suatu sistem terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang penulis lakukan yaitu di CV. Widagdo Production Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan dengan penyusunan data pencarian data update data, pengarsipan telah menjadi kebutuhan bagi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Pemesanan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Queen Kerudung Jl.kepatihan No 16 bandung. Objek yang penulis teliti adalah pada bagian penjualan dalam hal ini, penulis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penelitian dalam rangka menyusun laporan. Penentuan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH)

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH) RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH) TUGAS AKHIR Disusun Oleh : RIO PRAYOGA SUPRAYANA NPM. 06

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori mengenai sistem berbasis komputer dari teori-teori yang berhubungan dengan landasan teori yang akan dipakai pada tahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut. a. Suatu sistem yang dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aplikasi Menurut Rizky (2009:32), aplikasi (application) adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika Dan Rapid Application Development (RAD)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika Dan Rapid Application Development (RAD) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Dan Rapid Application Development (RAD) 2.1.1 Algoritma Genetika Algoritma ini ditemukan di Universitas Michigan, Amerika Serikat oleh John Holland (1975) melalui

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan objek penelititan pada CV. Kayu Laris. 3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris CV. Kayu Laris adalah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Perusahaan Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan pengadaan suku cadang computer. Dalam bidang tersebut diharuskan berbadan hukum PD,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ATLET PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ATLET PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ATLET PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk Menyelesaikan program studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem menurut Gordon B. Davis adalah terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. SMAN 1 Cileunyi adalah nama sekarang yang definitive sebagai sekolah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. SMAN 1 Cileunyi adalah nama sekarang yang definitive sebagai sekolah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah singkat sekolah SMAN 1 Cileunyi adalah nama sekarang yang definitive sebagai sekolah yang mandiri di kecamatan Cileunyi kabupaten

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA MANDIRI, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Deskripsi Tugas, Metode Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE 3.1 Objek Penelitian Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam peralatan komputer dan peralatan lainya yang berhubungan dengan komputer. Selain

Lebih terperinci

PENENTUAN PENJADWALAN GURU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PADA SMA WIDYA GAMA MALANG BERBASIS DESKTOP TUGAS AKHIR

PENENTUAN PENJADWALAN GURU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PADA SMA WIDYA GAMA MALANG BERBASIS DESKTOP TUGAS AKHIR PENENTUAN PENJADWALAN GURU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PADA SMA WIDYA GAMA MALANG BERBASIS DESKTOP TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Starata 1 Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan yang telah di rencanakan. penjadwalan ini merupakan proses yang menyulitkan karena proses ini

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan yang telah di rencanakan. penjadwalan ini merupakan proses yang menyulitkan karena proses ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk membantu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih sebuah instansi atau lembaga yang memiliki

Lebih terperinci

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal awal (suatu permasalahan) yang harus ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan 23 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan Sukajadi No. 137-139 Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Apotek Century

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi secara umum memiliki tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan/input, kemudian memprosesnya dengan penggabungan unsur data dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian 3.1.1. Sistem Pengertian Sistem menurut Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Whitten Perancangan Sistem adalah Proses dimana keperluan pengguna dirubah ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan atau kedalam spesifikasi pada komputer

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan 24 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data, penulis memilih bagian penjualan dan pembelian bertempat di Distro

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Jl.Percobaan No.38 Cileunyi. Penelitian ini mengenai Sistem informasi pelayanan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Jl.Percobaan No.38 Cileunyi. Penelitian ini mengenai Sistem informasi pelayanan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Hotel Millenia Cileunyi yang beralamat di Jl.Percobaan No.38 Cileunyi. Penelitian ini mengenai Sistem informasi pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan dari elemen elemen yang saling berkaitan dan tersusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 1 Informasi adalah data yang diolah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Wilkinson, 2007:3-4) Sistem informasi berasal dari dua kata yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA UD. SRI REJEKI SKRIPSI. Oleh

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA UD. SRI REJEKI SKRIPSI. Oleh ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA UD. SRI REJEKI SKRIPSI Oleh SHERLY 1000875111 HARIYONO 1000890195 MARTHIAS 1000890440 KELAS / KELOMPOK : 07 PJT / 04

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PONDOK PESANTREN ARROUDLOTUL MARDLIYYAH

LAPORAN SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PONDOK PESANTREN ARROUDLOTUL MARDLIYYAH LAPORAN SKRIPSI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S -1 pada Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA EKSPEDISI BARANG PADA PT. PELAYARAN NASIONAL SARANABAHARI PRIMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA EKSPEDISI BARANG PADA PT. PELAYARAN NASIONAL SARANABAHARI PRIMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Jenjang Pendidikan Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA EKSPEDISI BARANG PADA PT.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teoriteori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka diperlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis seperti yang dijabarkan pada gambar 3.1

Lebih terperinci

MODEL ANALISA. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM.

MODEL ANALISA. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM. MODEL ANALISA Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM Disusun Oleh : Fadhilla Eka Hentino / 41813120051 UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA UNTUK APLIKASI SISTEM PENJUALAN DAN PEMBELIAN PADA PT.

Lebih terperinci

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT MULIA ASLI Henry Kurniawan 0800738383

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. suatu penelitian, yang dijadikan objek atau fokus dalam penelitian ini adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. suatu penelitian, yang dijadikan objek atau fokus dalam penelitian ini adalah 22 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3. 1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu yang dijadikan fokus dalam melakukan suatu penelitian, yang dijadikan objek atau fokus dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan Program Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan atau menyelesaikan masalah-masalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PENGELOLAAN JASA PELATIHAN

Lebih terperinci