BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan menengah pertama berada di Jl. PG. Gorontalo No.31 Desa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan menengah pertama berada di Jl. PG. Gorontalo No.31 Desa"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Profil Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah pertama berada di Jl. PG. Gorontalo No.31 Desa Sukamakmur Kecamatan Tolangohula. SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula ini berdiri sejak 16 Juli tahun 1984 di atas tanah seluas M 2 dengan luas bangunan 440 M 2 di mana status bangunan adalah milik yayasan. Kepemilikan Tanah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula berstatus hak pakai. SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula adalah sekolah swasta yang berada dibawah naungan Yayasan Majlis Dikdasmen PDM Kabupaten Gorontalo. Saat ini SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula telah terakreditasi dengan akreditas C dan NSS/NSM/NDS adalah /Q Pada awal berdiri sekolah ini diberi nama SMP Muhammadiyah Lakeya, lalu berubah nama menjadi SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula pada tahun Hingga saat ini SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula terus mengalami perubahan dan peningkatan baik dari segi sarana dan prasarana pembelajaran, ketenagaan, kesiswaan maupun kegiatan pembelajaran Keadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi mengenai keadaan sarana dan prasarana di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula ternyata masih kurang dan belum sepenuhnya dapat menunjang kegiatan belajar siswa. Secara umum, data

2 mengenai keadaan sarana dan prasarana di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Keadaan sarana dan Prasarana di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 1 Meja 80 Kondisi baik 2 Kursi 120 Kondisi baik 3 Lemari 5 Kondisi baik 4 Ruang Kelas 4 Kondisi baik 5 Ruang Dewan Guru 1 Kondisi baik 6 Perpustakaan 1 Kondisi baik 7 Musholah 1 Kondisi baik Sumber Data : Profil SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula Desa Sukamakmur Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2013 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula maka dapat dijabarkan informasi diatas bahwa keadaan sarana dan prasarana di sekolah tersebut sudah cukup lengkap dengan kondisi yang baik. Namun dari data di atas terlihat bahwa jumlah kursi yang tersedia tidak mencukupi atau berbeda dengan jumlah siswa sehingga kedepannya perlu ada penambahan meubelier. Namun selain kursi, menurut peneliti keadaan sarana dan prasarana di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula sudah baik dan dapat menunjang proses belajar mengajar dan kinerja kepala sekolah.

3 4.1.3 Keadaan Guru / Tenaga Pengajar serta TU Adapun data mengenai Guru serta tenaga administrasi di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Data Guru dan Tenaga Administrasi No Guru / Staf Jumlah Keterangan 1 Guru Tetap Yayasan 2 Orang 2 Guru tidak tetap 10 Orang 3 Guru PNS Dipekerjakan 3 Orang 4 Staf Tata Usaha 2 Orang Sumber Data : Profil SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula Desa Sukamakmur Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2013 Guru tetap yayasan adalah guru yang diangkat dan menjadi tanggung jawab yayasan sepenuhnya dari segi pemberian honor. Salah satu guru tetap yang diangkat oleh yayasan adalah kepala sekolah. Jumlah guru tidak tetap yang bersatatus honorer adalah 10 orang, tenaga pengajar berstatus PNS sebanyak 3 orang sedangkan tenaga administratif berjumlah 2 orang sehingga total guru dan pegawai di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula adalah 17 orang. Dengan jumlah ini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan guru kelas dan guru bidang studi. Sesuai analisis kebutuhan sekolah masih kekurangan guru dan apabila hal ini tidak dipenuhi maka akan berimplikasi pada kinerja kepala sekolah.

4 4.1.4 Keadaan Siswa di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula Data mengenai keadaan siswa di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Data Siswa SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Seluruh siswa Org 24 Org 26 Org 106 Org Org 56 Org 25 Org 133 Org Org 46 Org 45 Org 127 Org Sumber Data : Profil SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula Desa Sukamakmur Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2013 Bila melihat data mengenai keadaan siswa di SMP Muhammadiyah 2 Tolamgohula pada 3 tahun terakhir terlihat bahwa pada tahun 2012 jumlah siswa mengalami peningkatan yang paling signifikan lalu menurun kembali pada tahun pelajaran 2013/2014. Namun dengan jumlah siswa sebanyak ini SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula mengalami kekurangan tenaga pendidik sehingga hal tersebut cukup mempengaruhi kinerja kepala sekolah dalam memaksimalkan prestasi belajar siswa. 4.2 Hasil Penelitian Kepala Sekolah Sebagai Edukator Kepala Sekolah sebagai edukator bertugas mengarahkan dan mentransformasi pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didiknya, guna mengarahkannya mencapai sesuatu yang bermakna. Hasil wawancara dengan seorang guru mengenai peran kepala sekolah sebagai edukator sebagai berikut :

5 Sepanjang pengamatan saya bahwa kepala sekolah mempunyai tanggungjawab yang cukup baik untuk mengetahui sejauh mana anak didiknya bersikap dan ber-afiliasi dengan teman - temannya yang lain baik itu didalam kelas atau ruang belajar maupun saat berada diluar lingkungan kelas. Hal ini nampak dari perhatian perhatian yang diberikan kepala sekolah terhadap kegiatan kurikuler ataupun ekstra kurikuler yang dilaksanakan siswa. Hal ini pula selalu ditekankan kepala sekolah terhadap bawahannya baik melalui rapat resmi, rapat MGMP, maupun pertemuan nonformal lainnya (WW.F.A,Sabtu 22 Juni 2013). Hasil wawancara selanjutnya memperoleh informasi yang diberikan oleh informan sebagai berikut : Kepala sekolah selalu mengingatkan kepada guru-guru agar sebisa mungkin mengarahkan siswa / peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini penting dilakukan oleh kepala sekolah serta guru-guru yang berfungsi edukator dikarenakan setiap peserta didik memiliki potensi alamiah yang berbeda-beda sehingga jika dipaksakan terhadap sesuatu hal akan mengganggu kejiwaannya (WW.M.D, Sabtu 14 September 2013). Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala Sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. Kaitan antara fungsi kepala sekolah sebagai edukator dengan kinerja yang telah dinampakkannya dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih siswa selama ini. Prestasi yang pernah dicapai oleh sekolah selama lima tahun terakhir cukup

6 membuktikan bahwa kinerja kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula sudah cukup baik. Dalam bidang akademik, pada tahun 2009 tingkat kelulusan mencapai 100%, lalu pada tahun 2010 SMP ini berhasil menyabet juara I se-provinsi Gorontalo untuk tingkat kelulusan setara sekolah menengah pertama. Tentunya prestasi ini adalah sesuatu hal yang membanggakan. Tahun 2011 sekolah ini dinyatakan masuk pada kategori 10 besar sekolah yang berprestasi se provinsi Gorontalo. Prestasi bidang non akademik hampir setiap tahun diraih siswa SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula dalam bidang lomba gerak jalan, serta beberapa bidang olahraga seperti lomba volley ball. Pada tahun 2011 regu putra berhasil memboyong piala dalam kejuaraan tingkat kecamatan sebagai juara I loma volley ball. Sedangkan dibidang baris berbaris tim putri berhasil memperoleh juara I tingkat kecamatan. Prestasi prestasi yang dicapai siswa ini membuktikan bahwa kinerja kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula selama ini sudah cukup baik Kepala Sekolah Sebagai Manager Tugas manajer pendidikan adalah merencanakan sesuatu atau mencari strategi yang terbaik, mengorganisasi dan mengkoordinasi sumber-sumber pendidikan yang masih berserakan agar menyatu dalam pelaksanaan pendidikan, dan mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dalam hal ini Kepala sekolah memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan. Hasil wawancara terhadap seorang informan menghasilkan informasi sebagai berikut : Kemampuan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah menurut saya sangat baik. Kepala sekolah selalu menyusum beberapa program

7 kerja pada awal tahun ajaran baru. Program yang dibuat bersama staf dewan guru dan TU tersebut adalah program jangka panjang, program jangka menengah, program jangka pendek dan RAPBS. Setelah menyusun program, maka kepala sekolah menyusun mekanisme monitor dan evaluasi pelaksanaan program secara sistematis dan periodik (WW.M, Rabu 19 September 2013). Sedangkan menurut FA, kinerja kepala sekolah sebagai manajer akan dijelaskan sebagai berikut : Selama ini ada tiga hal yang dilakukan kepala sekolah sesuai perannya sebagai manajer, Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melalui persaingan sehat yang membuahkan kerjasama. Kepala sekolah lebih mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Kedua, memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya. Hal yang dilakukan diantaranya memberikan kesempatan yang sama kepada semua tenaga kependidikan untuk meningkatkan pendidikan mereka melalui seminar maupun diklat. Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif) (WW.FA, Sabtu 22 Juni 2013). Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka disimpulkan bahwa dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama yang kooparatif, memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah Kepala Sekolah Sebagai Administrator Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah secara spesifik. Kepala

8 sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi kearsipan dan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan cara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah. Hasil wawancara kepada salah seorang informan memperoleh informasi sebagai berikut : Sebagai seorang bawahan yang bekerja di bagian ketata usahaan, seringkali saya mencari panutan dalam menghadapi berbagai permasalahan terkait dengan tanggung jawab saya sebagai tenaga TU. Ketika saya menghadapi kesulitan nyatanya kepala sekolah mampu memecahkan masalah admisnistrasi tersebut. Selama ini kemampuan kurikulum kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula telah diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, adminstrasi kegiatan praktikum dan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar mengajar (WW, M, Rabu 18 September 2013). Informasi lainnya yang berhasil diperoleh oleh peneliti dituangkan dalam hasil wawancara berikut ini : Selama ini dalam mengelola administrasi keuangan, kepala sekolah dibantu oleh bendahara mewujudkan dalam pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah diantaranya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Selain itu kepala sekolah juga meminta agar bendahara dibantu oleh guru-guru lainnya dan secara langsung dipantau oleh kepala sekolah melakukan pengembangan proposal untuk mencari bantuan keuangan dan pengembangan proposal untuk mencari berbagai kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat, karena status sekolah adalah swasta (WW. FA. Senin 24 Juni 2013). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai administrator, kepala sekolah tidak memandang guru sebagai bawahan, melainkan sebagai teman sejawatnya. Sikap

9 dan perilaku ini nyatanya bisa membuat guru-guru lebih merasa dihargai dan dihormati kemampuan profesionalnya. Sehingga guru-guru tidak segan menanyakan dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan tugasnya kepada administrator. Komunikasi antar guru dan administrator selama ini menjadi lancar. Situasi ini jelas mempermudah administrator memberi dorongan kepada guru-guru untuk meningkatkan prestasi kerja mereka Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Supervisi merupakan kegiatan membina dengan tujuan agar setiap orang mengalami peningkatan pribadi dan profesinya utamanya dalam usaha memperbaiki pengajaran dengan tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Terkait dengan proses supervise di sekolah, peneliti telah melakukan wawancara dengan beberapa orang guru di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula sebagai berikut : Biasanya setiap akhir bulan kepala sekolah melakukan supervisi kepada seluruh guru untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran. Secara berkala kepala sekolah melaksanakan kegiatan supervisi, yang dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (WW. M.D, Sabtu 14 September 2013). Hal lain yang dikemukakan oleh informan sebagai berikut : Beberapa program supervisi yang selalu dilaksanakan kepala sekolah yaitu supervisi kelas, supervisi kegiatan ekstrakurikuler, supervisi ujian, kegiatan perpustakaan dan supervise dadakan (WW.M, Rabu 18 september 2013).

10 Dari wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan melaksanakan supervise, kepala sekalah dapat mengetahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tingkat lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran Kepala Sekolah Sebagai Leader Sebagai pemimpin kepala Sekolah memiliki tanggung jawab menggerakkan seluruh sumberdaya yang ada di sekolah sehingga melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. Kecakapan kepala sekolah sebagai pemimpin dipengaruhi beberapa hal, diantaranya (1) Kepribadian (2) Pengetahuan yang luas; (3) Keterampilan professional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala Sekolah. Mengenai kinerja kepala sekolah sebagai leader, peneliti telah melakukan wawancara terhadap beberapa informan dan merumuskan hasil penelitian sebagai berikut : Selama menjadi komite sekolah, saya melihat bahwa dalam menjalin koordinasasi kepala sekolah mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat khusunya komite sekolah sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan. (WW.AD, Jumat 3 Mei 2013). Wawancara berikutnya memperoleh informasi yang akan dijelaskan sebagai berikut : Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah berupaya terus-menerus membangun dan mengembangkan berbagai inovasi untuk memajukan

11 sekolah ini. Dalam membangun kerjasama kepala sekolah juga berupaya membangun motivasi kerja yang baik bagi seluruh guru, karyawan, dan berbagai pihak yang terlibat di sekolah. Menurut beliau bahwa Dengan motivasi yang tinggi, didukung dengan kemampuan guru dan keryawan yang memadai, akan memacu kenerja lembaga secara keseluruhan (WW.FA, Sabtu 22 Juni 2013). Kemampuan kepala sekolah sebagai leader tentu sangat mempengaruhi kinerjanya dalam pelaksanaan tugas setiap hari. Sebagai leader kepala sekolah juga harus memiliki visi yang jelas. Visi kepala sekolah akan sangat menentukan kearah mana lembaga pendidikan itu dibawa. Kepala sekolah yang tidak mempunyai visi jauh ke depan hanya akan bertugas sesuai dengan rutinitas dan tugas sehari-harinya tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia capai dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah dalam fungsinya sebagai leader sudah cukup baik, hal ini nampak dari apa yang dicerminkan oleh bawahannya (guru) maupun mitra kerjanya (komite sekolah) Kepala Sekolah Sebagai Inovator Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Untuk mengetahui keadaan ini peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa informan dan mendapatkan informasi sebagai berikut :

12 Sebagai seorang ketua OSIS di sekolah ini saya termasuk salah satu siswa yang sering bekerja sama langsung dengan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai inovator selalu berupaya mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah utamanya yang berkaitan dengan kegiatan siswa. Salah satu inovasi yang pernah dilakukan dan termasuk gagasan baru tersebut adalah moving class (mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi pola kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki kelas sendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya). Moving class ini dipadukan dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu laboratorium bidang studi dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator), yang bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar. Namun ide ini tidak berlangsung lama karena kekurangan tenaga pendidik serta ruang belajar yang belum seluruhnya memiliki alat belajar yang lengkap (WW.A.P, Sabtu 14 September 2013). Informasi diatas cukup menarik karena ternyata selama ini ada gagasan kepala sekolah yang cukup menarik dan telah sempat dilaksanakan, namun kurang dapat berjalan efektif karena terhambat oleh ketersediaan tenaga pengajar yang belum memadai. Selanjutnya hasil wawancara dengan seorang informan tertuang dalam kalimat berikut ini : Salah satu bentuk inovasi kepala sekolah yang dimaksudkan dalam hal ini adalah upaya kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah. Sebagai wakil kepala sekolah saya melihat bahwa setiap saat kepala sekolah berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para tenaga kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan, sehingga dapat mecapai tujuan sesuai dengan misi dan visi sekolah. Salah satu bentuk inovasi yang pernah dilakukan disekolah ini adalah mengundang tenaga khusus yang menguasai bidang teknologi untuk kemudian mengajak seluruh guru mengikuti training IT selama satu hari tersebut. (WW. M.H Jumat 13 September 2013).

13 4.2.7 Kepala Sekolah Sebagai Motivator Sebagai Motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan yang tumbuh melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar. Sedangkan bagi siswa, Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan motivasi belajar bagi seluruh peserta didik. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang, dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya. Hasil wawancara yang menunjukkan kinerja kepala sekolah sebagai motivator dapat dilihat berikut ini : berikut : Dalam kegiatan belajar, kepala sekolah memberikan target kepada guru agar harus terlebih dahulu merencanakan untuk apa ia memotivasi siswa, untuk apa siswa mempelajari materi-materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru juga diharuskan untuk mampu menemukan cara untuk menimbulkan motivasi siswa dalam belajar, baik dengan cara yang sama untuk semua siswa atau berlainan dalam memotivasi antara satu siswa dengan siswa lainnya (WW.M.D, Kamis 12 September 2013). Selain informasi diatas, wawancara selanjutnya mendapatkan hasil sebagai Banyak cara yang dilakukan kepala sekolah agar potensi yang dimiliki oleh siswa termotivasi pada waktu belajar. Cara yang banyak diterapkan disekolah antara lain: (1) menciptakan situasi yang kondusif untuk belajar. Dengan terciptanya perasaan yang nyaman dan rasa senang, akan timbul kegairahan dan rasa berani dalam diri siswa pada waktu belajar dan

14 tidak timbul rasa takut dalam menyelesaikan tugas belajar. Sebab kreatifitas dan produktifitas siswa merupakan salah satu faktor meningkatkan motivasi belajar. (2) mengusahakan agar bersikap simpati, dan siswa merasa bahwa guru mereka merupakan pelindung dan sekaligus menjadi orang tua selama berada di sekolah. (3) menciptakan persaingan yang sehat sesama siswa waktu belajar, dengan persaingan yang sehat siswa akan bergairah belajar (WW. F.A, Rabu 18 September 2013). Satu hal yang patut diketahui bahwa lingkungan fisik yang kondusif akan menumbuhkan motivasi kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu membangkitkan motivasi tenaga kependidikan agar dapat melaksanakan tugas secara optimal. Sebagai seorang motivator, kepala sekolah harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan. Penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Kinerja Dan Fungsi Kepala Sekolah Fungsi Dalam Perencanaan Salah satu fungi kepala sekolah adalah perencanaan. Program kegiatan apapun termasuk pendidikan perlu direncanakan dengan baik, sehingga semua kegiatan terarah bagi tercapainya tujuan. Perencanaan harus dibuat dengan sebaikbaiknya. Perencanaan merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana pendidikan

15 terkait, baik manajer dalam hal ini adalah Kepala Sekolah selaku pengelola utama maupun staf dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Hasil wawancara dengan salah seorang Guru yang menjelaskan tentang perencanaan dalam sekolah sebagai berikut : Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan, Kepala Sekolah selalu membuat perencanaan. Hal ini disampaikan beliau untuk mengurangi ketidakpastian dan perubahan pada waktu mendatang. Meskipun Tidak berarti rencana yang telah disusun harus dilakukan, tetapi dalam kondisi tertentu mungkin perlu ada penyesuaian-penyesuaian. (WW.M.D, Sabtu 14 September 2013). Dalam kegiatan Sekolah, perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi. Tanpa perencanaan, pelaksanaan manajemen sekolah akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang Guru SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula sebagai berikut : Agar proses manajemen sekolah dapat berjalan dengan lancar dan tersusun sesuai prosedur yang telah direncanakan, maka seluruh sumber daya manusia yang ada di sekolah ini diberdayakan oleh Kepala Sekolah untuk bersama sama merumuskan perencanaan Sekolah. Karena tanpa perencanaan, maka proses manajemen sekolah yang dilaksanakan menjadi tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan (WW. FA, Sabtu 22 Juni 2013). Sebelum menyusun perencanaan dalam manajemen sekolah, data-data serta informasi yang terkait dengan hal hal yang akan dirumuskan tentunya

16 penting untuk diketahui dan dikuasai oleh kepala sekolah. Hasil wawancara kami dengan salah seorang tokoh masyarakat dalam hal ini adalah komite sekolah yang menjelaskan hal tersebut : Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam pengumpulan informasi maupun data yang berhubungan dengan manajemen sekolah yang akan dirumuskan perencanaannya. Upaya yang dilakukan tersebut berupa mengadakan rapat dengan staf dewan guru, mengadakan rapat dengan komite sekolah ( orang tua siswa serta tokoh masyarakat ) serta melibatkan siswa dalam hal ini organisasi OSIS. Upaya ini kami nilai efektif karena dengan demikian selalu terjalin komunikasi yang harmonis antara sekolah dengan pihak luar. (WW. H.AD, Jumat 3 Mei 2013). Dalam menyusun perencanaan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah bersama sama dengan para Guru dan Staf serta tenaga administrasi yang ada di sekolah. Hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah dalam hal ini menjelaskan hal berikut : Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah ketika membuat perencanaan manajemen sekolah, diantaranya adalah menentukan misi dan tujuan sekolah, Mengembangkan profil sekolah yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan sekolah serta melaksanakan analisa lingkungan eksternal. Langkah langkah ini meskipun tidak selalu dilakukan, namun pada implementasinya tidak mengabaikan langkah langkah penyusunan perencanaan tersebut. (WW.M, Rabu 18 September 2013). Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa selama ini Kepala Sekolah terlebih dahulu mengkaji kebijakan yang relevan dengan sekolah bersama dengan seluruh stafnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh kepala Sekolah adalah menganalisa kondisi internal serta keadaan eksternal sekolah. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahanperubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi sekolah.

17 Pengambilan langkah langkah penyusunan perencanaan oleh kepala Sekolah secara lebih rinci dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci Kepala Sekolah. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan pimpinan. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum lainnya. 2) Pengembangan profil sekolah, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan sekolah dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya - sumber daya sekolah yang tersedia. Profil sekolah menunjukkan kesuksesan sekolah di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang. 3) Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu, sekolah perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para stake holder, di mana kekuatankekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi sekolah dalam kegiatan managemen sekolah.

18 4.3.2 Fungsi Kepala Sekolah Dalam Pengorganisasian Pengorganisasian merujuk pada proses bagaimana proses manajemen itu diatur dan koordinasikan diantara seluruh tenaga yang ada di lembaga sekolah tersebut sehingga tujuan sekolah itu dapat tercapai bersama-sama. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap salah seorang guru di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula adalah sebagai berikut : Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas, biasanya Kepala Sekolah tidak sendirian dalam menyusun job descripsion. Kepala sekolah selalu menjalin komunikasi dengan seluruh ketenagaan sekolah seperti wakasek, wali kelas, TU dan tenaga administratif lainnya (WW.F.A, Sabtu 22 Juni 2013). Guru, Tenaga administratif serta siswa adalah elemen-elemen yang berada dilingkungan sekolah dan selayaknya semua elemen tersebut diberdayakan dengan sebaik-baiknya. Pengorganisasian seluruh elemen sekolah menjadi bagian penting yang harus dilakukan dalam kegiatan pengelolaan. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang guru SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula : berikut ini : Sepanjang pengamatan dan pengalaman saya selama bekerja disekolah ini saya melihat bahwa Kepala Sekolah lebih banyak mengorganisasikan suatu kegiatan kesiswaan dengan siswa yang diwakilkan oleh OSIS terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan baru. Namun terkadang ketika ada kegiatan yang mendadak dan sangat tidak mungkin untuk mengorganisasikan hal tersebut bersama OSIS, maka Kepala Sekolah mengambil kebijakan sendiri (WW.F.A, Sabtu 22 Juni 2013). Hasil wawancara selanjutnya dengan salah satu anggota OSIS dapat dilihat Ketika ada kegiatan kesiswaan seperti peringatan hari besar nasional atau hari besar keagamaan, biasanya kami selaku pengurus OSIS diajak oleh Kepala Sekolah untuk membentuk panitia kecil agar kegiatan yang dilaksanakan terorganisir dengan baik dan kegiatan yang kami laksanakan

19 dapat berhasil dengan hasil yang memuaskan. (WW.A.P, Sabtu 22 Juni 2013). Berdasarkan hasil wawancara di atas maka akan terlihat bahwa dalam manajemen lembaga pendidikan tidak akan pernah terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran. Semua itu secara keseluruhan terlibat langsung dalam suasana interaktif yang membentuk kultur lembaga pendidikan. Adapun lingkungan lembaga pendidikan yang bersifat eksternal adalah yang keberadaanya di luar lembaga, misalnya lingkungan masyarakat, hubungan struktural sekolah dengan pemerintah dan interaksi pihak lembaga dengan keluarga seluruh anak didik. Oleh karena itu, proses pengorganisasian dalam manajemen / pengelolaan sekolah menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan oleh pembuat kebijakan sekolah Fungsi Kepala Sekolah dalam Penggerakan / Pelaksanaan Penggerakkan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dalam hal ini kinerja kepala sekolah salah satunya dapat diukur melalui prose penggerakkan tersebut. Anggota kelompok yang dimaksud disini adalah semua SDM maupun SDA yang berada atau masuk ke dalam lingkungan sekolah.

20 Hasil wawancara dengan salah seorang guru SMP Muhammadiyah 2 yang menjelaskan tentang proses penggerakkan di sekolah tersebut adalah sebagai berikut : Dalam proses penggerakkan staf serta dewan guru selama ini yang saya lihat adalah kepala sekolah melalui wakilnya mengundang guru yang bersangkutan lalu memberi penjelasan terhadap guru tersebut mengenai tugas yang dibebankan padanya. (WW. M.D, Sabtu 14 September 2013). Beberapa wawancara yang lain dapat diuraikan sebagai berikut : Menurut saya, SDM di sekolah ini belum seluruhnya optimal dalam kegiatan pelaksanaan Tupoksi mereka, hal ini dipengaruhi oleh sikap disiplin yang kurang dimiliki oleh SDM tersebut. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam proses ini sepertinya belum begitu Nampak sehingga yang terjadi adalah penurunan kinerja kerja para staf dewan guru maupun tata usaha yang ada di sekolah ini. (WW. FA, Sabtu 22 Juni 2013). Dari hasil wawancara tersebut maka nampak bahwa proses penggerakan yang selama ini dilaksanakan oleh kepala sekolah belum sepenuhnya diimplementasikan oleh pihak yang terkait. Penggerakkan berarti menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Minimnya mutu SDM di sekolah ini pun seyogyanya dapat mempengaruhi pengelolaan sekolah terutama pada proses penggerakan. Sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penggerakan merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok

21 mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang anggota komite sekolah : Berkaitan dengan proses penggerakkan, selama ini yang saya pantau dan perhatikan bahwa kepala sekolah berupaya sebisa mungkin untuk merawat sarana dan prasaran sekolah seperti gedung, meubelier maupun perangkatperangkat pembelajaran. Selain itu kepala sekolah membuat daftar urutan pemanfaatan sarana prasarana untuk menunjang keberhasilan pengelolaan sekolah maupun kegiatan pembelajaran didalamnya. (WW.A.D, Jumat 3 Mei 2013). Wakil kepala sekolah dalam wawancaranya menjelaskan sebagai berikut : Penggerakan yang dilakukan oleh kepala sekolah selama ini sebatas menanamkan motivasi pada setiap SDM. Hal tersebut dimaknai agar setiap SDM tidak merasa terbebani dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya. (WW.M, Rabu 19 September 2013). Kesimpulan yang ditarik penulis berdasarkan wawancara tersebut bahwa hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan (actuating) ini adalah bahwa seorang guru serta seluruh SDM akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis. Dengan demikian nampaklah bahwa perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja sekolah. Setiap SDM harus bekerja

22 sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja sekolah yang telah ditetapkan Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pengawasan Seorang kepala sekolah hendaknya melakukan pengawasan terhadap kegiatan manajemen, apakah sudah dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan sebelumnya pada saat membuat perencanaan. Jika ada kekeliruan atau ada program yang tidak dapat diselesaikan segera dilakukan perbaikan dalam perencanaannya. Sehingga, tujuan yang sebelumnya ditentukan tetap secara maksimal dapat dipenuhi. Kaitan dengan kinerja kepala sekolah inilah, proses pengawasan mutlak dilakukan terhadap kegiatan pengelolaan sekolah. Hal tersebut dipertegas oleh salah seorang guru sebagaimana informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai berikut: Supervisi atau pengawasan dilakukan kepala sekolah dalam rangka mengontrol proses manajemen disekolah. Salah satu yang menjadi perhatian pokok dalam kegiatan pengawasan adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung. Biasanya kepala sekolah berjalan mengelilingi sekolah dan mengawasi langsung KBM yang sedang dilaksanakan. (WW. FA, Sabtu 22 Juni 2013). Pengawasan sebagai proses kegiatan monitoring berfungsi untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan pengelolaan sekolah terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan maupun visi sekolah. Mengingat begitu pentingnya peranan dan fungsi pengawasan dalam proses pengelolaan, maka konsekuensi logis yang harus ditanggung, maka kepala sekolah serta seluruh SDM yang terlibat di

23 dalamnya harus dapat memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengawasan pengelolaan. Terkait dengan hal tersebut, informasi yang dihimpun dari seorang guru selaku informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa: Menurut saya, kadangkala supervisi yang dilakukan masih kurang tepat sasaran. Mungkin karena keterlibatan kami sebagai guru tenaga abdi yang masih belum sepenuhnya di sekolah ini sehingga proses supervise kadang diterapkan namun kadang-kadang pula tidak diterapkan oleh kepala sekolah. Namun selama ini proses supervise sudah cukup baik. (WW.M.D, Sabtu 14 September 2013). Pengawasan di sekolah adalah tanggung jawab kepala sekolah, tapi karena tidak mungkin kepala sekolah melakukan semuanya maka pengawasan dilimpahkan kepada unit pengawasan yakni pada masing masing wakil kepala sekolah setiap bidangnya. Disamping itu pengawasan harus bisa mengukur objek apa yang telah dicapai, menilai pelaksanaan serta mengadakan / menyarankan tindakan perbaikan atau penyesuaian yang dipandang perlu, disamping itu pengawasan harus bisa mengevaluasi diri tentang apa yang telah dicapainya (inspeksi diri) Kinerja Kepala Sekolah Dalam Evaluasi Pengelolan sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan sekolah. Salah satu komponen tersebut adalah evaluasi. Evaluasi dalam pengelolaan sekolah menduduki peranan yang sangat penting, karena dengan evaluasi dapat diketahui sejauhmana keberhasilan sekolah dalam mengelola SDM serta SDA-nya dalam ukuran waktu tertentu dengan langkah-langkah tertentu dan

24 dengan biaya tertentu pula. Dengan demikian, evaluasi berfungsi sebagai feedback (umpan balik) dalam rangka memperbaiki proses manajemen yang telah dilaksanakan oleh pihak sekolah. Terkait dengan hal tersebut, informasi yang dihimpun dari Guru selaku informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa: Kegiatan evaluasi selama ini tidak dilakukan sendiri oleh kepala sekolah tetapi di koordinasikan pada staf - stafnya. Misalnya untuk evaluasi pembelajaran diserahkan pada guru mata pelajaran masing-masing, lalu evaluasi kegiatan siswa diserahkan pada wali kelas masing masing. Sehingganya kepala sekolah mendapatkan laporan hasil evaluasi ditingkat bawah melalui guru guru yang ada di sekolah tersebut (WW. FA., Sabtu 22 Juni 2013). Proses evaluasi tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada saja kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah maupun guru-guru dalam proses evaluasi tersebut. Berikut hasil wawancara yang dihimpun oleh peneliti : Dalam melaksanakan evaluasi oleh kepala sekolah selama ini sudah cukup baik, namun kendala yang dihadapi biasanya karena keberadaan SDM yang kurang memiliki nilai-nilai kedisiplinan sehingga pelaksanaan proses evaluasi terganggu oleh hal tersebut. Seperti halnya tenaga pengajar yang mengajar bukan pada mata pelajaran yang diampuhnya sehingga pada saat proses evaluasi dilaksanakan terjadilah kendala-kendala teknis seperti itu. Selain itu kegiatan evaluasi membutuhkan dana yang cukup besar sedangkan keuangan sekolah hanya bergantung pada bantuan operasional dari pemerintah. (WW,M.D, Sabtu 14 September 2013). Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses sistematis yang meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Senada dengan informasi di atas, informan lainnya mengungkapkan, bahwa: Selama ini, kami sebagai guru selalu berupaya membantu kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi untuk setiap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi biasanya dilaksanakan setiap bulan

25 untuk melihat perkembangan sekolah selama satu bulan berjalan. Evaluasi kami laksanakan mulai dari perkembangan siswa hingga pada event-event yang sudah kami ikuti apakah layak diikuti kembali atau tidak. (WW. M, Rabu 18 September 2013). Berdasarkan informasi di atas, dapat dipahami bahwa evaluasi berfungsi untuk menilai keberhasilan sekolah dalam pencapaian kompetensi dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pengelolaan itu sendiri. Evaluasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan akan membuka peluang bagi kepala sekolah untuk membuat perkiraan (estimasi), apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan, ataukah tidak, Apabila berdasar data hasil evaluasi itu diperkirakan bahwa tujuan tidak akan dapat dicapai sesuai dengan rencana, maka kepala sekolah harus berusaha untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebabnya, serta mencari dan menemukan jalan keluar atau cara-cara pemecahannya. kemudian berdasar data hasil evaluasi itu kepala sekolah perlu mengadakan perubahan-perubahan, penyempurnaan-penyempurnaan atau perbaikan-perbaikan, baik perbaikan yang menyangkut organisasi sekolah, tata kerja, dan bahkan mungkin juga perbaikan terhadap tujuan sekolah itu sendiri. Jadi kegiatan evaluasi pada dasarnya juga dimaksudkan untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan pada pengelolaan sekolah.

26 4.4 Hasil Penelitian Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah Antar Hubungan dan Komunikasi Komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua organisasi, oleh karena itu para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka. Hasil wawancara dengan salah seorang informan memperoleh informasi sebagai berikut : Saya melihat bahwa pentingnya komunikasi bagi organisasi, karena adanya komunikasi yang baik maka suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya. Komunikasi yang saya maksud misalnya Kepala Sekolah tidak menginformasikan kepada guruguru mengenai kapan sekolah dimulai sesudah libur maka besar kemungkinan guru tidak akan datang mengajar. Oleh karena itu betapa pentingnya menjalin komunikasi dan hubungan antara kepala sekolah dengan warga sekolah. (WW. MH, Rabu 18 September 2013). Pernyataan hampir sama dikemukakan oleh informan sebagai berikut : Seorang kepala sekolah dalam proses pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan hubungan dan komunikasi baik antara Kepala Sekolah dengan guru, Kepala Sekolah dengan siswa, dan Kepala Sekolah dengan personalia lainnya di sekolah. Hubungan dan komunikasi yang baik membawa konsekwensi terjalinnya interaksi seluruh komponen yang ada dalam sistem sekolah. (WW. MD, Sabtu 12 Oktober 2013). Ada bermacam-macam interaksi di sekolah. Kalau ditinjau dari maksud interaksi yang terjadi maka ada dua macam interaksi yaitu (1) interaksi dalam konteks menjalankan tugas yang secara langsung mengarah pada tujuan organisasi dan (2). Interaksi diluar konteks pelaksanaan tugas, meskipun interaksi terjadi di

27 lingkungan kerja. Hubungan yang sehat dan harmonis dalam konteks pelaksanaan tugas menjadi prasyarat agar produktivitas lebih meningkat lagi Kepribadian dan Dedikasi Kepribadian bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Peneliti telah mewawancarai salah seorang informan dan berhasil memperoleh informasi sebagai berikut : Saya melihat bahwa setiap kepala sekolah memiliki pribadi masingmasing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang kepala sekolah dari guru lainnya. Kepribadian menurut saya hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan baik yang ringan maupun yang berat (WW. FA, Senin 16 September 2013). Informasi lain dari salah seorang informan sebagai berikut : Menurut saya, kepribadian kepala sekolah serta guru yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa. Kepribadian adalah suatu cerminan dari citra seorang kepala sekolah maupun guru dan akan mempengaruhi interaksi antara kepala sekolah, guru dan anak didik. Oleh karena itu kepribadian merupakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya martabat kepala sekolah. (WW.H.AD, Selasa 17 September 2013). Kepribadian kepala sekolah akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik kepribadian kepala sekolah, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung

28 jawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik Iklim Kerja Interaksi yang terjadi dalam sekolah merupakan indikasi adanya keterkaitan satu dengan lainnya guna memenuhi kebutuhan juga sebagai tuntutan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Untuk terjalinnya interaksi-interaksi yang melahirkan hubungan yang harmonis dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk bekerja diperlukan iklim kerja yang baik. Salah seorang informan dalam wawancaranya menyampaikan bahwa : Iklim orgaisasi yang kondusif sangat dibutuhkan bagi kepala sekolah dan guru untuk menumbuhkan dorongan dalam diri mereka untuk bekerja lebih bersemangat. Ini berarti bahwa iklim organisasi sekolah berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja para guru dan kepala sekolah. (WW. MH, Selasa 17 September 2013). Hal senada juga disampaikan oleh seorang informan yang tercatat dalam hasil penelitian sebagai berikut : Suasana kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Hal ini sudah sering saya rasakan sendiri, ketika suasana / iklim kerja di sekolah menyenangkan, saya merasa sangat bersemangat untuk bekerja dan tentunya akan meningkatkan kinerja saya. Demikian pula sebaliknya ketika iklim / suasana di sekolah tidak nyaman, keadaan tersebut sangat mempengaruhi saya dalam menuntaskan pekerjaan saya. (WW. MD, Senin 16 September 2013) Merujuk hasil penelitian diatas maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia lahir, tumbuh dan berkembang di dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu, sehingga masyarakat tersebut akan memberikan hubungan terhadap kepercayaan, pengetahuan, nilai dan norma yang merupakan bagian dari budaya

29 atau kebudayaan. Hal ini menyebabkan individu-individu tersebut akan menggunakan budayanya untuk beradaptasi dengan lingkungan serta dapat meneruskan generasinya. Di dalam lingkungan tersebut manusia juga akan memperoleh informasi. Iklim Kerja dapat mempengaruhi kinerja seseorang termasuk juga kepala sekolah. Apabila lingkungan masyarakat yang mereka tempati itu mendukung, maka akan meningkatkan dan menambah motivasi mereka untuk bekerja atau melakukan berbagai kegiatan Kesejahteraan Kesejahteraan memiliki pengertian suatu keadaan yang baik, makmur, dan merasa tercukupi kebutuhannya. Guru termasuk pula kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar-mengajar. Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional mengajar dan tingkat kesejahteraannya. berikut : Hasil wawancara dengan seorang informan memperoleh informasi sebagai Sebagai seorang guru, saya merasakan bahwa tingkat kesejahteraan guru di Indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara dengan kondisi guru di negara miskin di Afrika. Rendahnya tingkat kesejahteraan tersebut akan semakin tampak bila dibandingkan dengan kondisi guru di negara lain. Di negara maju, gaji guru umumnya lebih tinggi dari pegawai yang lain, sementara di Indonesia justru sebaliknya. Padahal jika harus jujur, kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh seberapa layak reward (insentif) yang diberikan padanya dengan pekerjaan yang telah dilaksanakannya. (WW, FA, Sabtu 12 Oktober 2013).

30 Lebih lanjut dikatakan oleh seorang informan bahwa : Profesionalitas guru maupun kepala sekolah tidak saja dilihat dari kemampuan guru dalam mengembangkan dan memberikan pembelajaran yang baik kepada peserta didik, tetapi juga harus dilihat oleh pemerintah dengan cara memberikan gaji yang pantas serta berkelayakan. Bila kebutuhan dan kesejahteraan para guru telah layak diberikan oleh pemerintah, maka tidak akan ada lagi guru yang membolos karena mencari tambahan diluar. (WW.H.AD, Rabu 18 September 2013). Guru memang pilar bangsa dalam pembangunan manusia atau yang dikenal dengan sebutan Indeks Pengembangan Manusia (IPM). Tanpa keterlibatan guru maka IPM suatu bangsa tidak akan pernah mencapai titik yang diinginkan. Hasil Penelitian di atas menunjukkan bahwa bahwa tingkat kesejahteraan seorang guru termasuk kepala sekolah pada sebagian besarnya masih berada dalam posisi ekonomi yang belum mengenakkan. Masih banyak kaum guru yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jika sudah memperoleh tunjangan profesional memang tingkat kesejahteraannya relatif meningkat. Dan tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang kepala sekolah dalam pelaksanaan tugastugasnya Hubungan Dengan Masyarakat Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk hubungan komunikasi ekstern yang dilaksanakan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan kelompok individu individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Dalam masyarakat terdapat lembaga-lembaga penyelenggaran pendidikan, lembaga keagamaan, kepramukaan, politik, sosial, olah raga, kesenian yang bergerak

31 dalam usaha pendidikan. Dalam masyarakat juga terdapat individu-individu atau pribadi-pribadi yang bersimpati terhadap pendidikan di sekolah. Hasil wawancara dengan seorang informan memperoleh informasi sebagai berikut : Saya pernah membaca suatu literature, dimana disana dijelaskan bahwa sekolah berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan berfungsi sebagai pisau bermata dua. Mata yang pertama adalah menjaga kelestarian nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan baik. Mata yang kedua adalah sebagai lembaga yang mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan. (WW.H.AD, Selasa 17 September 2013). Lebih lanjut lagi dijelaskan oleh seorang guru yang dirangkum dalam hasil wawancara sebagai berikut : Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat guna meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Menurut saya, bahwasanya hubungan sekolah dengan masyarakat ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personalia sekolah dengan masyarakat. (WW. MD, Senin 16 September 2013). Penjelasan di atas menunjukkan betapa penting peran kepala sekolah dalam hubungan sekolah dengan masyarakat. Terjalinnya hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat membuka peluang adanya saling koordinasi dan pengawasan dalam proses belajar mengajar di sekolah dan keterlibatan bersama memajukan peserta didik. Kepala sekolah diharapkan selalu berbuat yang terbaik sesuai harapan masyarakat yaitu terbinanya dan tercapainya mutu pendidikan anak-anak mereka. Penciptaan suasana menantang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN IV Tolangohula yang dulunya dikenal dengan nama SDN 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN IV Tolangohula yang dulunya dikenal dengan nama SDN 1 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Sekolah SDN IV Tolangohula yang dulunya dikenal dengan nama SDN 1 Gandasari terletak di Desa Gandasari dan didirikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN Pada bab ini, peneliti akan menganalisis terhadap upaya kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Budaya orgnanisasi berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi hasil penelitian Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta gambaran sekolah di SMP Negeri 8 Paguyaman Kabupaten Boalemo

Lebih terperinci

Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah

Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah Apa Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan, dan Bukti Fisiknya yang perlu dibuat oleh seorang kepala sekolah? Berikut ini contoh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu: 1. Pelaksanaan peran kepala sekolah di SMA

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan menghadapi dua tuntutan yaitu tuntutan dari masyarakat dan tuntutan dunia usaha. Hal yang menjadi tuntutan yaitu tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, peranan stakeholdersnya sangatlah penting. Menggerakkan semua stakeholders sekolah agar

Lebih terperinci

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL PERAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Banyak variabel yang bisa mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan, salah satunya adalah peran kepala sekolah dan

Lebih terperinci

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA 1 Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA 1. Bentuk pengembangan pendidikan Islam sebagai budaya sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Manajemen Humas dan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliayah Mu allimin Mu allimat Rembang 1. Pelaksanaan manajemen humas di Madrasah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 121 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang Implementasi manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil meraih kesuksesan bergantung pada berbagai faktor. Misalnya mengelola sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan I. PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia PPL BLOK WAKTU Oleh: 1. Pendahuluan a) Latar Belakang Program Pengalaman Lapangan Kependidikan bagi mahasiswa LPTK merupakan salah satu mata kuliah wajib dari kelompok MKPBM dengan bobot 4 SKS. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan Nasional, yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pendidikan juga merupakan inventasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala 108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dalam bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke 20 M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan. Dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti, bahkan dalam skala global masih jauh dibawah negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti, bahkan dalam skala global masih jauh dibawah negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi pendidikan di Indonesia kenyataannya sulit mengalami kemajuan yang berarti, bahkan dalam skala global masih jauh dibawah negara-negara tetangga. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. Dimana peranan guru sangatlah besar dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1.1 Kesimpulan 1.1.1 Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi SMP N 3 kota bumi pada proses pembelajaran sudah berjalan meskipun terdapat kendala

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa Perencanaan untuk menyusun program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI islamiyah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo 179 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo maka pembahasannya dilakukan terhadap 6 (enam) fokus penelitian

Lebih terperinci

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa: BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa: 6.1.1 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator) Kepala sekolah

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi 94 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya

Lebih terperinci

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah Lampiran a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah 1. Bagaimana cara anda selaku Kepala Sekolah dalam memberikan pelimpahan dan distribusi kewenangan terhadap rekan kerja anda? 2. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional diarahkan

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen BAB V PEMBAHASAN A. Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Peran yang dilakukan kepala sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah SD Kaliberot ada tujuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan langsung dengan tugas penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka diperoleh kesimpulan :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka diperoleh kesimpulan : 120 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka diperoleh kesimpulan : Pertama, Kepemimpinan kcpala sckolah mcmiliki hubungan yang positif dan bermakna

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.

Lebih terperinci

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan pada masa depan tepat melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah selaku lembaga pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan para peserta didik (siswa), untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, 1 I. PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. A. Latar

Lebih terperinci

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA 1. Responden : Kepala Sekolah/Guru 2. Hari/tgl/waktu :.. 3. Tempat : Pertanyaan: 1. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir SMP Negeri 9 memiliki prestasi yang membanggakan. Langkah

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah)

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah) DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah) EDUKATOR : 1. Apa yang telah dilakukan kepala sekolah agar fokus

Lebih terperinci

.BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI. kepala sekolah terhadap kemampuan professional guru. berpengaruh terhadap kemampuan professional guru.

.BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI. kepala sekolah terhadap kemampuan professional guru. berpengaruh terhadap kemampuan professional guru. .BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

Lebih terperinci