BAB IV ANALISIS PROSES. Produksi Film dokumenter yang berjudul HARMONY ini di dilakukan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PROSES. Produksi Film dokumenter yang berjudul HARMONY ini di dilakukan"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1. Tahapan Produksi Produksi Film dokumenter yang berjudul HARMONY ini di dilakukan kurang lebih selama 20 hari. Tahap awal produksi dokumenter HARMONY adalah melakukan riset yang dilakukan tim dengan mencari informasi dari internet dan mendatangi lokasi guna mendapatkan informasi yang akurat. Setelah melakukan riset maka penulisdapat menentukan tema apa yang penulisangkat dari isu tersebut. Sehingga pada tahapan proses produksi pun penulisdapat membuat konsep dokumenter yang matang. Film dokumenter HARMONY telah melewati beberapa tahapan mulai dari pra produksi, produksi, dan tahap terakhir yaitu pasca produksi Pra Produksi Pada tahap ini penulis menentukan ide cerita yang akan penulis angkat menjadi sebuah film dokumenter. Ide didapat dari saran produser editor pada saat magang yang menceritakan sebuah kampung harmonis dimana didalam kampung tersebut agama islam dan kristen dapat hidup rukun dan memiliki rumah ibadah berdekatan. Penulis sebagai Sutradara bersama crew yaitu editor dan D.O.P melakukan riset mendalam terhadap topik yang akan penulis jadikan sebuah film dokumenter. setelah mendapatkan informasi yang cukup dari internet, penulis mendatangi lokasi agar mendapatkan informasi yang lebih akurat serta 42

2 43 menentukan tokoh yang akan diwawancarai. namun setelah sutradara mewawancarai beberapa tokoh ketika riset, penulis sebagai sutradara lebih tertarik kepada kebudayaan betawi non muslim yang ada disana. Hingga pada akhirnya penulis mendapatkan tema dalam produksi dokumenter ini. Pada tahap ini penulis juga mebuat list semua alat alat yang dibutuhkan pada saat shooting. Setelah melakukan riset dan mendapatkan tema dokumenter, sutradara membuat shooting script seperti berikut : 1. Lampiran shooting script HARMONY Writted and Directed : Putri Komala Sari Editor : Ratih Pradita Sari Director of Photography : Candy Wulan Mardhika Project Title : Harmony Scene Shot Visual Audio 1 1 EXT. Pertunjukkan wayang Atmosfir : suara musik gambang kromong 2 1 EXT. Ketua lembaga kebudayaan Atmosfir : Suara musik tarian betawi betawi sedang melihat anak-anak latihan tari betawi 3 EXT. Ketua lembaga kebudayaan betawi sedang menjelaskan busana Soundbite : wawancara ketua lembaga kebudayaan betawi budaya betawi 4 EXT. Ketua lembaga kebudayaan betawi sedang menjelaskan busana Soundbite : wawancara ketua lembaga kebudayaan betawi budaya betawi

3 EXT. Suasana kampung sawah 2 EXT. Tulisan Gereja Katolik St.Servatius 3 EXT. Establish Gereja Servatius 4 EXT. Bunga di taman gereja 5 INT. Penari melakukan tarian betawi 6 INT. Kaki penari yang melakukan tarian betawi 7 INT. Penari melakukan tarian betawi 4 1 EXT. Sejarawan sedang memberikan sambutan 2 EXT. Sejarawan kampung sawah asal Atmosfir : Suara Sejarawan Kampung Sawah Soundbite : wawancara sejarawan usul orang 3 EXT. Budayawan kampung sawah asal Soundbite : wawancara Budawayan usul orang 4 EXT. Warga menggunakan peci sebagai busana betawi 5 INT. Warga menggunakan busana betawi di dalam gereja 6 EXT. Budayawan kampung sawah Soundbite : wawancara Budawayan Soundbite : wawancara Budawayan Soundbite : wawancara Budawayan

4 45 marga betawi 7 Ibu-Ibu sedang membereskan kebaya betawi Soundbite : wawancara Budawayan 8 EXT. Budayawan kampung sawah Soundbite : wawancara Budawayan marga betawi 5 1 EXT. Suasana Soundbite : wawancara Sejarawan 2 EXT. Sejarawan kampung sawah Soundbite : wawancara sejarawan warga 3 EXT. Warga sedang bernyanyi Soundbite : wawancara sejarawan 4 EXT. Warga sedang berbicara dengan pedagang bazaar Soundbite : wawancara Warga Kampung Sawah 5 EXT. Warga sedang menjelaskan tentang dirinya yang Soundbite : wawancara Warga Kampung Sawah sebenarnya orang flores 6 1 EXT. Ondel-ondel 2 EXT. Orang sedang memainkan alat

5 46 musik 3 EXT. Penari sedang menari tarian betawi 4 EXT. Pengadukan dodol Soundbite: wawancara budayawan betawi 5 EXT. Budayawan Soundbite: wawancara budayawan betawi budaya betawi dengan budaya betawi diluar 6 EXT. Orang sedang mengaduk dodol Soundbite: wawancara budayawan betawi 7 EXT. Penjual makanan khas betawi Soundbite: wawancara budayawan betawi 8 EXT. Penari sedang menari tarian betawi 9 EXT. Budayawan Soundbite: wawancara budayawan betawi Soundbite: wawancara budayawan betawi bahasa betawi 10 EXT. Warga Melakukan pertunjukkan tunil 11 EXT. Budayawan Betawi Kampung Sawah memakai busana betawi Soundbite: wawancara Sejarawan betawi Soundbite: wawancara Sejarawan betawi

6 47 12 EXT. Sejarawan Soundbite: wawancara Sejarawan betawi bahasa betawi 7 1 EXT. Pemain Tunil 2 EXT. Budayawan Betawi akan melakukan pertunjukkan tunil 3 EXT. Pertunjukkan tunil saat acara evangelisasi di Gereja Servatius 4 EXT. Budayawan Betawi Kampung Sawah 5 EXT. Sejarawan Soundbite: wawancara Sejarawan betawi tunil 6 EXT. Pertunjukkan tunil saat acara evangelisasi di Gereja Servatius Soundbite: wawancara Sejarawan betawi 7 EXT. Pertunjukkan tunil saat acara evangelisasi di Gereja Servatius Soundbite: wawancara Sejarawan betawi 8 EXT. Penonton pertunjukkan tunil Soundbite: wawancara Sejarawan betawi 9 EXT. Pertunjukkan tunil saat acara Soundbite: wawancara Sejarawan betawi

7 48 evangelisasi di Gereja Servatius 10 EXT. Sejarawan menjadi operator pada pertunjukkan Soundbite: wawancara Sejarawan betawi tunil 11 EXT. Sejarawan Soundbite: wawancara Sejarawan betawi tunil 12 EXT. Pertunjukkan tunil saat acara evangelisasi di Gereja Servatius Soundbite: wawancara Sejarawan betawi 8 1 EXT. Matahari Terbit 2 EXT. Warga sedang memasuki gereja 3 EXT. Jemaat gereja yang menggunakan pakaian khas betawi 4 EXT. Jemaat gereja yang menggunakan pakaian khas betawi 5 EXT. Umbul umbul yang digantung 6 EXT. Ondel-ondel di depan gereja Servatius 7 EXT. Jemaat gereka yang menggunakan peci sebagai pakaian

8 49 khas betawi 8 EXT. Rombongan romo memasuki gereja 9 EXT. Jemaat gereja yang menggunakan pakaian khas betawi 10 INT. Romo yang sedang berada di depan podium 11 INT. Umbul umbul yang digantung 12 EXT. Warga sedang menggunakan pakaian khas betawi 13 EXT. Penari betawi 9 1 EXT. Sejarawan Soundbite: wawancara Sejarawan betawi awal mula pelestarian budaya betawi di. 2 INT. Warga memakai busana khas betawi 3 EXT. Budayawan Soundbite: wawancara Sejarawan betawi Soundbite: wawancara Budayawan pelestarian budaya betawi di Kampung Sawah. 4 INT. Penari betawi memasuki gereje Soundbite: wawancara Budayawan betawi

9 50 5 INT. Jemaat gereja sedang beribadah dengan menggunakan busana khas Soundbite: wawancara Budayawan betawi betawi 6 EXT. Budayawan Soundbite: wawancara Budayawan betawi pelestarian budaya betawi di Kampung Sawah. 7 INT. Jemaat gereja sedang beribadah dengan menggunakan busana khas Soundbite: wawancara Budayawan betawi betawi 8 EXT. Budayawan Soundbite: wawancara Budayawan betawi pelestarian budaya betawi di Kampung Sawah. 9 1 EXT. Atap gereja Servatius Kampung Sawah 2 INT. Warga memakai peci sebagai busana betawi memasuki gereja 3 INT. Warga dan penari betawi memasuki gereja 4 EXT. Ondel-ondel 5 EXT. Kepala Ondel-ondel depan gereja

10 51 6 INT. Paduan suara gereja bernyanyi di dalam gereja 7 INT. Warga memakai peci di dalam gereja 10 1 EXT. Budayawan Soundbite: wawancara Budayawan betawi tradisi budaya betawi yang mulai hilang di 2 EXT. Alat musik gambang kromong Soundbite: wawancara Budayawan betawi 3 EXT. Alat musik gendang Soundbite: wawancara Budayawan betawi 4 EXT. Alat musik gong Soundbite: wawancara Budayawan betawi 5 EXT. Permainan alat musik gambang kromong 6 EXT. Budayawan Soundbite: wawancara Budayawan betawi Soundbite: wawancara Budayawan betawi tradisi budaya betawi yang mulai hilang di 11 1 EXT. Ketua Lembaga Budaya Betawi Budaya betawi inkulturasi budaya betawi di Kampung

11 52 Sawah 2 EXT. Permainan musik gambang kromong 3 EXT. Ketua Lembaga Budaya betawi menjelaskan mengenai inkulturasi Budaya betawi Budaya betawi budaya betawi di 4 EXT. Warga memakai busana khas betawi 5 EXT. Ketua Lembaga Budaya betawi menjelaskan mengenai inkulturasi Budaya betawi Budaya betawi budaya betawi di 6 EXT. Warga memasuki gereja dengan menggunakan busana khas betawi 7 EXT. Ketua Lembaga Budaya betawi menjelaskan mengenai inkulturasi Budaya betawi Budaya betawi budaya betawi di 12 1 EXT. Budayawan Betawi Kampung Sawah memberikan penjelasan Soundbite : wawancara Budayawan betawi mengenai konflik inkulturasi budaya betawi di 2 EXT. Sejarawan Betawi Kampung Sawah memberikan penjelasan Soundbite : wawancara Sejarawan betawi mengenai konflik inkulturasi budaya

12 53 betawi di 3 EXT. Warga memakai pakaian khas betawi Soundbite : wawancara Sejarawan betawi 4 EXT. Sejarawan Betawi Kampung Sawah memberikan penjelasan Soundbite : wawancara Sejarawan betawi mengenai konflik inkulturasi budaya betawi di 5 EXT. Warga memakai pakaian khas betawi Soundbite : wawancara Sejarawan betawi 6 EXT. Budayawan Betawi Kampung Sawah memberikan penjelasan Soundbite : wawancara Budayawan betawi mengenai konflik inkulturasi budaya betawi di 7 EXT. Warga memakai pakaian khas betawi keluar dari gereja Soundbite : wawancara Budayawan betawi 8 EXT. Paduan suara gereja yang memakai kebaya betawi sedang Soundbite : wawancara Budayawan betawi latihan 9 EXT. Budayawan Betawi Kampung Sawah memberikan penjelasan Soundbite : wawancara Budayawan betawi

13 54 mengenai konflik inkulturasi budaya betawi di 10 INT. Warga memakai pakaian khas betawi keluar dari gereja Soundbite : wawancara Budayawan betawi dan Ketua Lembaga Budaya Betawi 11 EXT. Ketua Lembaga Budaya Betawi Budaya Betawi busana betawi 12 EXT. Seseorang sedang merapikan busana khas betawi 13 EXT. Warga memakai busana khas betawi 14 EXT. Ketua Lembaga Budaya Betawi Budaya Betawi Budaya Betawi Budaya Betawi busana betawi 15 EXT. Warga memakai busana khas betawi 16 EXT. Ketua Lembaga Budaya Betawi Budaya Betawi Budaya Betawi busana betawi 17 EXT. Pertunjukkan pada acara Sedekah bumi di Gereja Servatius Budaya Betawi

14 55 18 EXT. Permainan alat musik gambang kromong 19 EXT. Pertunjukkan acara tunil saat sedekah bumi di Gereja Servatius Budaya Betawi Budaya Betawi 20 EXT. Ketua Lembaga Budaya Betawi Budaya Betawi busana betawi 13 1 INT. Peserta acara ngeriung bareng Soundbite : wawancara Budayawan betawi 2 INT. Acara ngeriung bareng Soundbite : wawancara Budayawan betawi 3 EXT. Budayawan betawi Kampung Sawah memberikan penjelasan Soundbite : wawancara Budayawan betawi mengenai tradisi ngeriung bareng 4 INT. Seseorang sedang memfoto Atmosfer : Acara ngeriung bareng peserta acara ngeriung bareng 5 INT. Peserta ngeriung bareng berfoto Atmosfer : Acara ngeriung bareng bersama 6 INT. Peserta ngeriung bareng keluar Atmosfer : Acara ngeriung bareng dari ruangan 14 1 EXT. Budayawan betawi Kampung Sawah memberikan penjelasan Soundbite : wawancara Budayawan betawi

15 56 mengenai tradisi betawi di Kampung Sawah 2 EXT. Sejarawan sedang mengambil makanan Soundbite : wawancara Budayawan betawi Atmosfer Suara percakapan 3 EXT. Lubang biopori yang dilakukan secara gotong royong di depan gereja 4 EXT. Warga gotong royong membuat lubang biopori Soundbite : wawancara Budayawan betawi Soundbite : wawancara Budayawan betawi Atmosfer : Suara pembuatan lubang biopori 15 1 EXT. Hiasan Bunga 2 EXT. warga sedang mendekorasi pintu gereja dengan bunga 3 EXT. tangan warga membuat hiasan 4 EXT. Warga sedang membuat hiasan 5 EXT. Tangan warga sedang membuat umbul-umbul 6 EXT. Timelapse warga saat membuat umbul-umbul 7 EXT. Warga sedang memasang spanduk 8 EXT. Warga sedang memasang

16 57 umbul-umbul 9 EXT. Warga sedang mengobrol 10 EXT. umbul-umbul 11 EXT. Warga sedang memasang spanduk 12 EXT. Warga sedang memasang umbul-umbul 13 EXT. Spanduk dan umbul-umbul 14 EXT. Warga sedang memasang spanduk 15 EXT. Warga sedang berkumpul 16 EXT. Warga sedang memasang umbul-umbul 17 EXT. Spanduk bergambarkan ondelondel 17 1 EXT. Spanduk Sedekah Bumi Soundbite : wawancara Budayawan betawi 2 EXT. Budayawan betawi Kampung Sawah menjelaskan mengenai tradisi Soundbite : wawancara Budayawan betawi sedekah bumi 3 EXT. Tangan warga membuat janur acara sedekah bumi Soundbite : wawancara Sejarawan betawi 4 EXT. Sejarawan betawi Kampung Soundbite : wawancara Sejarawan betawi

17 58 Sawah menjelaskan mengenai tradisi sedekah bumi 5 EXT. Warga membuat janur sedekah bumi 6 EXT. Warga memasang petasan berentet 7 EXT. Budayawan betawi Kampung Sawah menjelaskan mengenai tradisi Soundbite : wawancara Sejarawan betawi Soundbite : wawancara Sejarawan betawi Soundbite : wawancara Budayawan betawi sedekah bumi 18 1 EXT. Timelapse matahari tenggelam Atmosfir : Suara paduan suara gereja 2 EXT. Penari tradisional betawi Atmosfir : Suara paduan suara gereja 3 EXT. Budayawan dan sejarawan Atmosfir : Suara paduan suara gereja betawi sedang menonton pertunjukkan 4 EXT. Warga sedang jual-beli di bazar Atmosfir : Suara paduan suara gereja makanan 5 EXT. Budayawan Betawi Kampung Atmosfir : Suara paduan suara gereja Sawah sedang berbicara dengan salah satu warga 19 1 EXT. Dalang wayang betawi Atmosfir : musik gambang kromong Soundbite : Wawancara Budayawan Betawi 20 1 EXT. Budayawan Betawi Kampung Soundbite : Wawancara Budayawan

18 59 Sawah menjelaskan mengenai tradisitradisi lainnya Betawi Atmosfir : musik gambang kromong 2 EXT. Permainan gambang kromong Soundbite : Wawancara Budayawan Betawi Atmosfir : musik gambang kromong 3 EXT. Tangan pemain gambang kromong Soundbite : Wawancara Budayawan Betawi Atmosfir : musik gambang kromong 4 EXT. Budayawan Betawi Kampung Sawah menjelaskan mengenai tradisitradisi lainnya Soundbite : Wawancara Budayawan Betawi Atmosfir : musik gambang kromong 5 EXT. Wayang Betawi Atmosfir : musik gambang kromong 21 1 EXT. Sejarawan betawi Kampung Sawah menjelaskan mengenai wayang Soundbite : wawancara Sejarawan betawi betawi 2 EXT. Wayang Betawi Soundbite : wawancara Sejarawan betawi 3 EXT. Penonton wayang betawi Soundbite : wawancara Sejarawan betawi 4 EXT. Sejarawan betawi Kampung Sawah menjelaskan mengenai wayang Soundbite : wawancara Sejarawan betawi betawi 5 EXT. Pertunjukkan wayang betawi Atmosfir : Suara dalang wayang betawi

19 EXT. Budayawan betawi Kampung Sawah menjelaskan mengenai Soundbite : wawancara Budayawan betawi makanan tradisional betawi Kampung Sawah 2 EXT. Kuali besar berisi santan untuk membuat dodol 3 EXT. Ibu ibu sedang mempersiapkan bahan dodol yang akan dimasak 4 EXT. Bahan dodol yaitu gula merah dimasukkan kedalam kuali 5 EXT. Ibu-ibu sedang mengaduk dodol 6 EXT. Budayawan betawi Kampung Sawah sedang mengaduk dodol 7 EXT. Sejarawan betawi Kampung Sawah menjelaskan mengenai ngaduk dodol 8 EXT. Memasukkan bahan dodol kedalam kuali sambil diberkati romo Atmosfir : suara romo yang sedang memberkati 9 EXT. Api di bawah kuali Atmosfir : suara kayu terbakar 23 1 EXT. Timelapse Gereja Servatius Atmosfir : Suara angin dan suara lonceng

20 61 gereja 2 INT. Paduan suara gereja sedang Atmosfir : Suara paduan suara gereja bernyanyi 3 EXT. Ibu ibu sedang mempersiapkan bahan dodol yang akan dimasak 4 EXT. Bara api 5 EXT. Seorang warga sedang mengaduk dodol 6 EXT. Bahan dodol yaitu gula merah dimasukkan kedalam kuali 7 EXT. Timelapse ibu ibu ngaduk dodol 8 EXT. Memasukkan bahan dodol kedalam kuali sambil diberkati romo Atmosfir : suara romo yang sedang memberkati 9 EXT. Api di bawah kuali Atmosfir : suara kayu terbakar 24 1 EXT. Timelapse matahari terbit 2 EXT. Paduan suara didalam gereja Atmosfir : suara nyanyian paduan suara 25 1 EXT. Sejarawan betawi Kampung Sawah sedang menjelaskan warga

21 62 yang menyumbang makanan 2 INT. Makanan dibawa ke dalam gereja untuk diberkati oleh romo 3 EXT. Warga memasak makanan yang akan disumbangkan ke gereja 4 EXT. Sejarawan betawi Kampung Sawah sedang menjelaskan warga yang menyumbang makanan 5 EXT. Warga memasak makanan yang akan disumbangkan ke gereja 6 EXT. makanan yang akan disumbangkan ke gereja 7 EXT. Warga yang membawa makanan untuk disumbangkan ke gereja 8 EXT. Sejarawan betawi Kampung Sawah sedang menjelaskan warga yang menyumbang makanan 9 EXT. Warga sedang membereskan makanan di stand halaman gereja 10 EXT. Suasana stand di halaman gereja 11 EXT. Sejarawan betawi Kampung Sawah sedang menjelaskan mengenai

22 63 rebutan makanan 12 EXT. keramaian warga saat berebutan Atmosfir : Suara MC acara sedekah bumi makanan 26 1 EXT. Rombongan romo sedang Atmosfir : Suara paduan suara gereja memasuki gereja 2 INT. Romo sedang berbicara di Atmosfir : Suara paduan suara gereja podium 3 INT. Romo sedang memberkati jemaat Atmosfir : Suara paduan suara gereja gereja 4 EXT. Romo sedang memberkati Atmosfir : Suara paduan suara gereja makanan di stand 5 EXT. Romo sedang berbicara di acara sedekah bumi 6 EXT. Warga menempatkan dodol di Atmosfir : Suara romo dan suara paduan suara gereja Atmosfir : Suara paduan suara gereja daun 7 EXT. Warga sedang membereskan Atmosfir : Suara paduan suara gereja dodol diatas meja 8 EXT. Dodol diatas meja Atmosfir : Suara paduan suara gereja 9 EXT. Suasana berebutan makanan Atmosfir : Suara paduan suara gereja pada acara sedekah bumi 10 EXT. Warga memakan makanan hasil Atmosfir : Suara paduan suara gereja rebutan 11 EXT. Warga yang berjualan pada Atmosfir : Suara paduan suara gereja

23 64 acara sedekah bumi 12 EXT. Ibu ibu sedang membeli baju Atmosfir : Suara paduan suara gereja betawi 13 EXT. Suasana warga setelah Atmosfir : Suara paduan suara gereja mendapatkan makanan 14 EXT. Suasana berebutan makanan Atmosfir : Suara paduan suara gereja pada acara sedekah bumi 15 EXT. Timelapse keramaian warga saat Atmosfir : Suara paduan suara gereja berebutan makanan 27 1 EXT. Seorang warga sedang bernyanyi di panggung 2 EXT. Permainan alat musik gambang kromong 3 EXT. Romo dan warga sedang menyaksikan pertunjukkan Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung 4 EXT. Pemain terompet Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung 5 EXT. Seorang ibu menari menggunakan pakaian betawi Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung 6 EXT. Ondel ondel Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung 7 EXT. Pertunjukkan tunil Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung

24 65 8 EXT. Warga yang sedang bernyanyi di panggung 28 1 EXT. Wawancara warga kampung sawah yang bukan orang betawi 2 EXT. Seorang warga sedang bernyanyi di panggung 3 EXT. Ibu ibu menari menggunakan pakaian betawi Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung Soundbite : wawancara warga non betawi Kmpung Sawah Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung Atmosfir : nyanyian lagu betawi seorang warga di panggung 29 1 INT. Warga sedang latihan tunil 2 EXT. Wawancara sejarawan betawi Kampung sawah mengenai harapannya untuk kebudayaan betawi non muslim disana. 3 INT. Kegiatan sejarawan Betawi dengan warga Kampung sawah 4 INT. Warga sedang latihan tunil 5 INT. Sejarawan betawi Kampung Sawah menonton latihan tunil 6 EXT. Wawancara sejarawan betawi

25 66 Kampung sawah mengenai harapannya untuk kebudayaan betawi non muslim disana. 7 INT. Warga sedang latihan tunil 8 EXT. Wawancara budayawan betawi Kampung sawah mengenai harapannya untuk kebudayaan betawi Soundbite : wawancara budayawan betawi non muslim disana. 9 INT. Anak perempuan sedang latihan tari-tarian betawi di dalam gereja Soundbite : wawancara budayawan betawi 10 EXT. Wawancara budayawan betawi Kampung sawah mengenai Soundbite : wawancara budayawan betawi harapannya untuk kebudayaan betawi non muslim disana. 11 EXT. Wawancara Ketua Lembaga budaya betawi mengenai harapannya untuk kebudayaan betawi. 12 INT. Warga sedang bersalam-salaman budaya betawi budaya betawi

26 67 13 EXT. Wawancara Ketua Lembaga budaya betawi mengenai harapannya untuk kebudayaan betawi. 14 INT. Warga sedang berdoa di dalam gereja budaya betawi budaya betawi 15 INT. Warga yang beribadah di dalam gereja menggunakan pakaian khas betawi 16 EXT. Wawancara Ketua Lembaga budaya betawi mengenai harapannya untuk kebudayaan betawi. 17 INT. Dekorasi bernuansa betawi di budaya betawi budaya betawi dalam gereja 18 EXT. Design gereja bernuansa betawi

27 Produksi Ketika persiapan pada tahapa pra poduksi sudah selesai maka tahap selanjutnya adalah produksi. Pada tahap produksi, pengambilan gambar dilaksanakan selam 9 hari. Pada tahap ini sutradara bertanggung jawab penuh atas gambar yang akan dihasilkan. Maka dari itu sutradara selalu memberikan pengarahan kepada D.O.P (Director of Photography) agar gambar yang didapat sesuai seperti yang dibutuhkan dalam script. Penentuan konsep tema produksi film dokumenter ini menggunakan gaya dokumenter eksposisi. Selain memberikan pengarahan, sutradara juga membuat rancangan pertanyaan untuk narasumber yang akan diwawancarai agar informasi yang disampaikan narasumber dapat menjadi cerita yang dimengerti penonton. Gambar 1. Sutradara bersama D.O.P saat sedang melakukan wawancara.

28 69 Gambar 1.2 sutradara sedang mewawancarai warga Pada proses produksi ini dilakukan pengambilan beberapa footage dan wawancara. Karena tema film dokumenter ini mengenai kebudayaan betawi nonmuslim maka sebagian besar shooting dilakukan di area gereja katolik servatius. Seperti pada tradisi sedekah bumi semua warga betawi non muslim kampung sawah berkumpul di gereja ini dan semua wajib berpakaian betawi. Rangkaian acara sedekah bumi terdiri dari tunil, wayang betawi, pembuatan dodol yang dilakukan secara gotong royong oleh warga, Tariantarian betawi, gambang kromong, dan ngeriung bareng yang dihadiri oleh seluruh umat beragama di. Berikut beberapa dokumentasi footage yang diambil.

29 70 Gambar 1.3 kegiatan ngaduk dodol Gambar 1.4 kegiatan ngeriung bareng Gambar 1. 5 paduan suara gereja servatius

30 71 Gambar 1.6 keramaian warga dalam acara sedekah bumi Gambar 1.7 tarian tradisional di dalam gereja servatius

31 Lembar Kerja Sutradara Konsep Penyutradaraan Konsep perancangan sebagai sutradara yang digunakan dalam dokumenter ini adalah dengan melakukan riset terlebih dahulu dan mewawancarai narasumber yang berkopenten sesuai dengan topik peneliti. sehingga peneleti mendapatkan informasi secara mendalam mengenai topik yang akan diangkat. Konsep dokumenter yang digunakan dalam film ini adalah dokumenter eksposisi. Peneliti mengambil gambar dari sudut kegiatan gereja dalam menerapkan kebudayaan betawi. Seperti kegiatan apa saja yang menggabungkan antara kebudayaan betawi dan acara keagamaan. Saat melakukan wawancara peneliti akan menggunakan 2 kamera yang dimana satu kamera berguna sebagai master shoot dan yang satunya lagi berfungsi untuk mengambil wajah close up narasumber dengan tujuan ekspresi dari narasumber bisa dirasakan juga oleh audience. ketika narasumber sedang bercerita maka peneliti akan memasukkan gambar gambar yang sesuai dengan penjelasan narasumber agar lebih memperjelas dari keterangan narasumber sehingga audience dapat lebih memahami isi dari dokumenter ini. Dalam dokumenter ini juga akan menampilkan timelapse dari kegiatan pada saat umat acara sedekah bumi, timelapse dari menara yang menggambarkan Gereja Pasundan dan masjid Fisabilillah yang bersebelahan. Dalam menggambil gambar peneliti juga menggunakan slider untuk

32 73 meberikan nilai sinematografi yang lebih indah. menampilkan timelapse untuk memberikan sentuhan sinematografi, serta membuat grafis untuk membantu peneliti dalam memberikan informasi yang jelas kepada audience Rancangan Outline 1. Kegiatan dan aktivitas sehari-hari warga 2. Menjelaskan sejarah hingga sekarang menjadi sebuah perkampungan padat. 3. Mejelaskan sejarah adanya Betawi non muslim 4. Menjelaskan perbedaan budaya Betawi yang ada di seperti perbedaan dialek Betawi dan Betawi kota serta perbedaan lainnya seperti warga Betawi yang memiliki marga. 5. Warga sesepuh menjelaskan bagaimana asal mulanya bisa terdapat marga dalam Betawi non muslim yang tidak ada di Betawi pada umumnya 6. Bagaimana proses terjadinya inkulturasi budaya Betawi dikampung Sawah, sehingga ketika kegiatan keagamaan didalam Gereja mereka memasukkan kebudayaan Betawi seperti ada beberapa nyayian yang menggunakan bahasa Betawi, adanya tarian tradisional Betawi serta

33 74 gambang kromong pada acara tertentu. Dan ketika beribadah ke Gerejapun mereka menggunakan busana Betawi, seperti koko, peci, dll. 7. Sejarawan Betawi non muslim menjelaskan mengapa warga Betawi non muslim melakukan kegiatan keagamaan mereka dengan memasukkan budaya Betawi. Dan memeberikan penjelasan mengapa mereka menggunakan koko dan peci serta kebaya ketika pergi ke Gereja yang dianggap sebagian Betawi muslim merupakan pelecehan terhadap agama Islam. 8. Sejarawan Betawi non muslim bercerita waktu dulu Gereja Katolik Servatius pernah diserang karena stasiun tv swasta menayangkan siaran live pada saat Natal. Dan ormas Betawi dari daerah lain tidak senang melihat para jemaat yang menggunakan pakaian Betawi seperti koko, peci dan kebaya karna dianggap melecehkan. 9. Budayan Betawi menjelaskan sejarah dari pakaian koko dan peci yang merupakan bukan pakaian keagamaan umat mulim. Tetapi pakaian tersebut merupakan pakaian adat Betawi yang mendapatkan pengaruh dari budaya cina dan arab. 10. Seorang warga bercerita bahwa sempat tradisi Betawi tidak dilakukan lagi. 11. Warga Betawi non muslim menjelaskan faktorfaktor apa saja yang menyebabkan itu terjadi.

34 Menjelaskan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk melestarikan budaya Betawi di. 13. Melihatkan kegiatan pak eko dalam melestarikan budaya Betawi. 14. Menjelaskan sejauh mana kepedulian warga terhadap kebudayaan Betawi. 15. Pak eko mejelaskan sejarah terjadinya sedekah bumi. 16. Pak eko menjelaskan kegiatan dari sedekah bumi. 17. Menjelaskan kegiatan ngaduk dodol Betawi yang merupakan bagian dari acara sedekah bumi tetapi yang mengaduk dodol ini merupakan umat muslim. 18. Tujuan dari mengadakan kegiatan-kegiatan tersebut. 19. Harapannya bagi Betawi kedepannya. 4.3 Kendala dan Pemecahan Kendala Dalam memproduksi sebuah film kendala dan kesulitan merupakan hal yang wajar untuk dihadapi. Dalam Produksi film dokumenter HARMONY penulis yang bertugas sebagai sutradara memiliki kendala saat menentukan tema. Penulis sempat merubah tema karena tema awal bagi penulis kurang menarik. Dan juga penulis sempat kesulitan mencari tokoh yang mau diwawancarai karena pada awalnya ada beberapa narasumber yang tidak bersedia.

35 76 Kekurangan stock shoot untuk menjelaskan penjelasan nara sumber juga menjadi kendala. Ketika sedang menjelaskan sejarah kebudayaan betawi di. Karena tidak semua keterangan dapat kami jelaskan dengan footage hasil rekaman Pemecahan Menyikapi kendala yang tim hadapi untuk kendala tema akhirnya penulis berdiskudi dengan tim sehingga kami dapat menentukan tema yang sesuai. Dan untuk narasumber yang tidak ingin diwawancara akhirnya kami mendapatkan narasumber yaitu sejarawan betawi yang sangat membantu penulis menemukan narasumber yang sesuai dalam bidangnya, beliau memperkenalkan kami kepada tokoh-tokoh yang berperan di. Untuk stock shoot yang kurang, penulis dan tim memasukkan beberapa artikel dan foto yang dapat menjelaskan perkataan narasumber, sehingga penonton tidak bosan hanya dengan melihat wawancara narasumber.

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi dalam film Harmony ini, peneliti ingin menginformasikan bahwa di daerah Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, bermukim sekelompok Betawi Kristen

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi budaya baru yang perlahan masuk di kehidupan. yang dibawa oleh warga pendatang di Kampung Sawah tidak berhasil

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi budaya baru yang perlahan masuk di kehidupan. yang dibawa oleh warga pendatang di Kampung Sawah tidak berhasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman modern ini budaya lama sudah mulai luntur dan berkembang menjadi budaya baru yang perlahan masuk di kehidupan masyarakat Kota Bekasi. Namun seiring waktu

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Budaya Lokal Betawi Ondel-ondel Sejarah Ondel-ondel Bentuk Ondel-ondel Ornamen pada ondel-ondel dan pakaiannya. Data Ondel-ondel Boneka besar Topeng Rambut (kembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Desa Cangkuang terletak diantara kota Bandung dan Garut. Di desa ini terdapat sebuah kampung yang bernama Kampung Pulo. Di kampung ini juga terdapat sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat keberagaman jenis aliran musik yang ada didunia, seperti pop, jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik tersebut salah satunya

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Dokumenter

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PROSES

BAB 4 ANALISIS PROSES BAB 4 ANALISIS PROSES 4.1. Tahapan Produksi Film documenter MUGO melewati berbagai tahapan proses dari praproduksi, produksi dan pascaproduksi, semua proses yang di lakukan berdasarkan arahan sutradara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memahami pengertian manajemen komunikasi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian komunikasi secara umum. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi Dalam membuat tayangan dokumenter Terjajah Keadaan dibuat daftar keinginan (wish list) untuk mempermudah pembuatan tayangan film documenter. 3.1.1 Para

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film telah melalui berbagai bentuk kemajuan dan inovasi. Revolusi dari bentuk film sesederhana potongan pendek gambar yang bergerak sampai menjelma menjadi sebuah bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang 28 BAB III TEKNIK PODUKSI 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi daripada dokumenter televisi Luntur yang akan dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

Bab III TAHAPAN PRA PRODUKSI

Bab III TAHAPAN PRA PRODUKSI Bab III TAHAPAN PRA PRODUKSI 3.1 Lokasi Produksi Salatiga. Lokasi yang akan menjadi bahan untuk produksi tugas akhir ini adalah kota 3.2 Sumber Informasi Sumber informasi yang peneliti pilih dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. hakikat suku bangsa, agama, ras dan golongan dalam masyarakat juga memiliki latar

BAB I. PENDAHULUAN. hakikat suku bangsa, agama, ras dan golongan dalam masyarakat juga memiliki latar 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sebagai bangsa dengan masyarakat yang manjemuk, maka untuk mencapai suatu masyarakat dapat hidup berdampingan dengan berbagai yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5 FEATURE-DOKUMENTER RISET OBSERVASI Pertemuan 5 1 Vincent Monnikendam Sineas Belanda, pembuat film dokumenter Mother Dao. Membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk mengumpulkan dan menyeleksi materi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. isu kemanusiaan dapat diangkat menjadi cerita film. dokumenter yang menarik. Dalam karya tugas akhir ini, penulis memproduksi

BAB I PENDAHULUAN. isu kemanusiaan dapat diangkat menjadi cerita film. dokumenter yang menarik. Dalam karya tugas akhir ini, penulis memproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan sebuah rekaman peristiwa yang diambil dari kejadian nyata. Berbagai isu yang terkait dengan kehidupan manusia seperti isu sosial, seni, budaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah Provinsi Daerah Ibukota Jakarta Dinas Kebudayaan dan Permusiuman, 2005:335), kesenian Topeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Pakpak merupakan salah satu suku di daerah Sumatera Utara. Suku ini adalah salah satu suku pribumi asli di kabupaten Pakpak Bharat dan kabupaten Dairi Provinsi

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan indera pendengaran manusia. Musik mampu menggambarkan suasana yang disampaikan lewat lirik dan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar BAB V IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar program acara Morning Tea, seperti yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini proses produksi pengambilan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam Tanya : Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai eksekutif produser?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kesenian. Salah satunya adalah angklung. Angklung adalah kesenian yang berupa alat musik tradisional. Angklung

Lebih terperinci

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Modul ke: 07 Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menyusun Shooting List Setelah sequence dan scene tersusun semua, salinlah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan tanaman budidaya yang penting di beberapa negara. Padi yang telah diolah menghasilkan beras yang dapat dimasak menjadi nasi. Nasi merupakan sumber karbohidrat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III ini akan menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film dokumenter ini. 3.1 Metodologi

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video. BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. 144 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kajian dari Ilmu Komunikasi Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. Yaitu: (1) komunikator dalam program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian berada di Jl. Cintapada Desa Setianagara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Wilayah Kecamatan Cibeureum

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pembuatan produksi sebuah film, pada dasarnya memiliki suatu rangkaian tahapan yang harus dilalui. Rangkaian tersebut akan membantu menentukan hasil proses produksi program

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat atau dikenal dengan Pantura yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa ini perkembangan teknologi komunikasi telah berkembang sehingga membuat sebuah informasi bertumbuh pesat, hal ini membuat kebutuhan setiap individu terhadap

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini penulis akan melakukan editing gambar hasil shooting

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Karya yang dibuat dalam tugas akhir ini adalah sebuah program feature human interest, dimana feature human interest adalah sebuah feature yang menyentuh kebiasaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan dengan segala macam kekayaan alam yang melimpah. Tidak hanya sumber daya alam yang melimpah, tetapi bangsa Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ujungberung yang terletak di Kota Bandung ini memiliki beragam kesenian, salah satunya adalah kesenian yang berkembang saat perjuangan kemerdekaan Indonesia. menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org) BAB 4 KONSEP 4.1. Landasan Teori dan Komunikasi. A. Desain Komunikasi Visual Salah satu fungsi Desain Komunikasi Visual itu sendiri seperti yang pernah dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI 3406100064 FENOMENA Kesenian Ludruk merupakan kesenian tradisonal dengan perkembangan terburuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan film dokumenter yang mengenalkan kebudayaan Wayang Krucil dari Desa Gondowangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi dan pasca produksi. Dimana proses pra-produksi telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut akan dijelaskan proses produksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. 19 BAB III PERANCANGAN KARYA Berdasarkan BAB II proses membuat Video dibagi menjadi 3, yaitu Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. 3.1 Pra Produksi Dalam tahap ini meliputi : 3.1.2 Ide Ide dasar pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota yang baik adalah kota yang menghargai budayanya dan tetap menjaga tradisi leluhurnya. Seiring dengan perkembangan zaman yang ada, terjadi perubahan sosial kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi disekitarnya. Media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES. kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record.

BAB IV ANALISIS PROSES. kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record. BAB IV ANALISIS PROSES 4.1. Implementasi Sinematografi Sebagai Direct Of Photography kita harus tau apa saja tekhnik-tekhnik yang akan diambil dan diterapkan didalam sebuah film dokumenter. Pada film dokumenter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ondel-Ondel merupakan sebuah kesenian yang berasal dari suku Betawi yang telah hadir dari zaman dahulu. Ondel-ondel berbentuk boneka besar dengan rangka anyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia. Memiliki jumlah penduduk lebih dari sepuluh juta jiwa pada tahun 2015, Jakarta menjadi kota yang padat penduduk. Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini menjelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Langkah langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam Kerja praktik ini adalah : 3.1 Metode Penelitian. Metodologi penelitian merupakan sekumpulan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

Gebyar Pencanangan HUT Ke 478 Kota Jakarta 2005

Gebyar Pencanangan HUT Ke 478 Kota Jakarta 2005 Gebyar Pencanangan HUT Ke 478 Kota Jakarta 2005 Revisi Tanggal 19 Mei 2005 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jagakarsa Jakarta Selatan dmp DYNAMIC Latar Belakang Perkampungan Budaya Betawi (PBB),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari 3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.

Lebih terperinci

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI 085643055940 Tata artistik: seni dekorasi panggung Dengan mengedepankan konsep Estetika. Tata Artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari tata kelola panggung,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ensemble Tikoro adalah sebuah group musik yang memainkan paduan suara vokal dengan mengolah teknik vokal dalam musik metal, gangsa dan ngolotrok pada wayang, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan manusia saat ini memasuki era globalisasi. Globalisasi itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya menyangkut informasi secara mendunia

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberi informasi melalui berbagai media seperti cetak, elektronik dan internet. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pemberi informasi melalui berbagai media seperti cetak, elektronik dan internet. Salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengikuti perekembangan teknologi, penyebaran informasi begitu cepat dan mudah dengan berbagai sarana yang ada masa kini, siapapuhn dapat mengakses serta menjadi pemberi

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI SEMESTER II

UJI KOMPETENSI SEMESTER II UJI KOMPETENSI SEMESTER II I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat! 1. Salah satu peninggalan sosial budaya dalam bentuk seni arsitektur adalah... a.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang 3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta Pulau kecil lainnya, di mana setiap Pulau terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Indonesia untuk anak sekolah dasar. Selanjutnya proses metode dan proses

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Indonesia untuk anak sekolah dasar. Selanjutnya proses metode dan proses BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada Bab I bagian rumusan masalah, bahwa Tugas Akhir ini akan membuat sebuah CD pembelajaran pengenalan budaya Indonesia untuk anak sekolah dasar.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat memiliki keragaman adat dan budaya, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang mempunyai wadah berkumpulnya tokoh-tokoh seniman dan budayawan. Garut adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Seni tradisi Gaok di Majalengka, khususnya di Dusun Dukuh Asem Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di wilayah tersebut. Berbeda dengan

Lebih terperinci

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Program Dokumenter Drama Fakultas 12FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

Produksi Iklan Audio _ Visual

Produksi Iklan Audio _ Visual Modul ke: Produksi Iklan Audio _ Visual Membuat Storyline Perancangan Produksi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id STORYLINE

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV. 138 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini merupakan bab penting bagi skripsi penulis, Setelah melakukan wawancara dan observasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan batiniah maupun lahiriah. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak selalu

Lebih terperinci

Job List wajib untuk Foto Wedding

Job List wajib untuk Foto Wedding Job List wajib untuk Foto Wedding Ini daftar take foto yang harus diambil buat foto kawinan pada umumnya.. aku susun berdasarkan pengalaman. biasanya list ini aku kasih ke fotografer freelance yang suka

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan BAB III METODE PENELITIAN 1. Desain Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan data peneliti menggunakan metode etnomusikologi, studi kasus dan performance studies.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dimaksudkan untuk mengetahui tindakan sosial suatu kelompok tertentu yaitu komunitas

Lebih terperinci

SIKLUS TINDAKAN KESATU. Fokus Pembelajaran : IPS Hari/Tanggal : 4 Maret 2014 Pembelajaran/Sub Tema : I/Keindahan Alam Negeriku Pukul :

SIKLUS TINDAKAN KESATU. Fokus Pembelajaran : IPS Hari/Tanggal : 4 Maret 2014 Pembelajaran/Sub Tema : I/Keindahan Alam Negeriku Pukul : SIKLUS TINDAKAN KESATU Fokus Pembelajaran : IPS Hari/Tanggal : 4 Maret 2014 Pembelajaran/Sub Tema : I/Keindahan Alam Negeriku Pukul : 06.30 08.30 Kelas : IV SDN : Srengseng Sawah 06 Pagi Jakarta Selatan

Lebih terperinci