BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lebih kurang 60 % berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak tubuh. Secara umum diketahui orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibandingkan dengan wanita. Orang yang gemuk memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang kurus karena sel lemak mengandung sedikit air. Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi, dan haluaran air dan elektrolit, serta pengaturan komponen-komponen tersebut oleh sistem renal dan paru. Banyak faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan. Salah satunya karena penyakit. Oleh karena itu, pengetahuan tentang patofisiologi dan perbaikan ketidakseimbangan serta upaya mempertahankan keseimbangan cairan dan elektronik sangat diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan. Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak dan memiliki orientasi yang baik biasanya dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal karena mekanisme adaptif tubuhnya. Namun, pada bayi, orang dewasa yang menderita penyakit berat, klien dengan gangguan orientasi, atau klien yang immobile, serta lansia sering kali tidak mampu berespon secara mandiri. Dan seiring dengan waktu, kapasitas adaptif tubuh mereka tidak lagi mampu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tanpa bantuan. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 1 of 28

2 1.2 TUJUAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : Tujuan umum Berdasarkan latar belakang, penulis membahas tentang Gangguan pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit, agar pembaca memahami tentang patofisiologi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Tujuan khusus Tujuan yang lebih spesifik dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca, khususnya mahasiswa, mampu memahami hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk memahami tentang konsep dasar keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh 2. Untuk memahami gangguan keseimbangan volume cairan tubuh yaitu kekurangan dan kelebihan cairan tubuh 3. Untuk memahami tentang gangguan keseimbangan elektrolit tubuh yaitu kekurangan dan kelebihan natrium, kekurangan dan kelebihan kalium, kekurangan dan kelebihan kalsium, kekurangan dan kelebihan magnesium, kekurangan dan kelebihan fosfor Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 2 of 28

3 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Distribusi cairan tubuh Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : A. Cairan Intraseluler (CIS) Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam membran sel di seluruh tubuh, yang berisi substansi terlarut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solut yang sama dengan cairan yang berada di ekstrasel. Namun proporsinya berbeda. (Brunner & Suddarth, 2002). B. Cairan Ekstraseluler (CES). Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler terdiri dari plasma, cairan limfe yang bening, dan darah. Plasma menyusun 5% berat tubuh. cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel yang membentuk 15% berat tubuh., sedangkan cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 3 of 28

4 Distribusi air dalam tubuh manusia Cairan intra sel : 40% BB Cairan ekstrasel ; 20% BB, yang terbagi dalam Cairan intravaskuler : 5% BB (plasma), volume sel darah merah 3% BB. Cairan interstitial : 15% BB (Brunner & Suddarth, 2002) Komposisi Cairan Tubuh Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam cairan intrasel dan ekstrasel mengandung elektolit, mineral dan sel. Elektrolit merupakan sebuah senyawa yang jika larut didalam air atau pelarut lain akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Elektrolit yang bermuatan positif disebut KATION yaitu natrium (Na + ), kalium (Ka + ), kalsium (Ca 2+ ), dan magnesium(mg 2+ ) Sedangkan yang bermuatan negatif disebut ANION yaitu klorida (Cl - - ), bikarbonat (HCO 3 ) dan fosfat (PO 3- ),. Konsentrasi setiap elektrolit dalam cairan intrasel dan ekstrasel berbeda. Namun jumlah total anion dan kation dalam setiap kompartemen cairan harus sama. Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh,termasuk fungsi neurouskuler dan keseimbangan asam basa. Mineral merupakan unsur semua jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam mempertahankan proses fisiologis. Mineral juga bekerja sebagai katalis dalam respon syaraf,kontraksi otot, dan metabolisme zat gizi yang ada dalam makanan. Mineral mengatur keseimbangan elektrolit, produksi hormon, dan menguatkan struktur tulang. Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh sel yang berada dalam cairan tubuh adalah sel darah merah dan sel darah putih.(brunner & Suddarth, 2002). Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 4 of 28

5 2.1.3 Pergerakan Cairan Tubuh Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi, osmosis, transportasi aktif, atau filtrasi. Perpindahan tersebut tergantung pada permeabilitas membransel atau kemampuan membran untuk ditembus cairan atau elektrolit. a) Difusi Difusi adalah proses perpindahan materi atau partikel padat didalam cairan, dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah melewati membran sel yang permeabel. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi. 2. Peningkatan permeabilitas. 3. Peningkatan luas permukaan difusi. 4. Berat molekul substansi. 5. Jarak yang ditempuh untuk difusi. (Potter & Perry, 2006) b) Osmosis Osmosis adalah perpindahan pelarut murni melalui membran semipermeabel dari larutan konsentrasi rendah ke larutan konsentrasi tinggi. Membran tersebut permeabel terhadap pelarut tetapi tidak terhadap zat terlarut. Kecepatan osmosis tergantung pada konsentrasi solut didalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solut, dan perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan Tekanan osmotik merupakan tekanan untuk menarik air dan kekuatan ini tergantung pada jumlah molekul didalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin tinggi tekanan osmotik. Tekanan osmotik larutan disebut juga dengan osmolalitas. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 5 of 28

6 Isotonik adalah larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah. Pemberian larutan isotonik melalui intra vena akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolit dari kompartemen intrasel. Seperti normal salin 0,9% atau Ringer laktat Hipotonik adalah larutan yang memiliki konsentrsi solut lebih rendah dari plasma yang akan membuat air berpindah kedalam sel. Seperti larutan NaCl 0,45%, NaCl 0,33%, Dekstrose 2,5%. Hipertonik adalah larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih besar dari plasma yang akan membuat air keluar dari dalam sel. Seperti larutan NaCl 3 %. Tekanan onkotik atau tekanan osmotik koloid adalah tekanan yang dihasilkan oleh albumin, suatu protein serum yang diproduksi secara alami oleh tubuh, yang mempengaruhi tekanan osmotik darah. Tekanan onkotik menjaga cairan tetap berada didalam kompartemen intravaskuler. (Potter & Perry, 2006). c) Filtrasi Filtrasi adalah suatu proses petrpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.(potter & Perry, 2006). Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 6 of 28

7 d) Transport aktif Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K. (Potter & Perry, 2006). 2.2 Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. [Online: Pengaturan Volume Cairan Ekstrasel Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma. Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang. [Online: Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 7 of 28

8 a) Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan output) air. Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh. hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan luarnya. Water turnover dibagi dalam: 1. eksternal fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar; dan 2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen, seperti proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal. [Online: b) Memperhatikan keseimbangan garam. Seperti halnya keseimbangan air, keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarannya. Permasalahannya adalah seseorang hampir tidak pernah memeprthatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih dari kebutuhan. Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine untuk mempertahankan keseimbangan garam. [Online: Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi dengan cara: 1. Mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR). 2. Mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal Jumlah Na + yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol tekanan darah. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na + dan retensi Na + di tubulus distal dan collecting. Retensi Na + meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.selain sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron, Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Hormon ini disekresi leh sel atrium Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 8 of 28

9 jantung jika mengalami distensi peningkatan volume plasma. Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume darah kembali normal. [Online: Pengaturan Osmolaritas Cairan Ekstrasel Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu larutan. semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah). [Online: Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menmbus membran plasma di intrasel dan ekstrasel. Ion natrium menrupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel. sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini. [Online: Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan melalui : a) Perubahan Osmolaritas di Nefron Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan osmolaritas yang pada akhirnya akan membentuk urine yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan di dukstus koligen. Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus proksimal (300 mosm). Dinding tubulus ansa Henle pars decending sangat permeable Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 9 of 28

10 terhadap air, sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi cairan ke kapiler peritubular atau vasa recta. Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus menjadi hiperosmotik. Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air dan secara aktif memindahkan NaCl keluar tubulus. Hal ini menyebabkan reabsobsi garam tanpa osmosis air. Sehingga cairan yang sampai ke tubulus distal dan duktus koligen menjadi hipoosmotik. Permeabilitas dinding tubulus distal dan duktus koligen bervariasi bergantung pada ada tidaknya vasopresin (ADH). Sehingga urine yang dibentuk di duktus koligen dan akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung pada ada tidaknya vasopresis (ADH). [Online: b) Mekanisme Haus Dan Peranan Vasopresin (Antidiuretic Hormone/ADH) Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mosm) akan merangsang osmoreseptor di hypotalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypotalamus yang mensintesis vasopresin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan vasopresin dengan reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks duktus koligen. Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap dipertahankan. Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypotalamus sehingga terbentuk perilaku untuk membatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali normal. [Online: Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 10 of 28

11 2.2.3 Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotikus, osmoreseptor di hypotalamus, dan volume reseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ADH dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka hormon atrial natriutik peptida (ANP) akan meningkatkan eksresi volume natrium dan air. Hormon lain yang juga mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit adalah glukokortikoid, dimana kelebihan hormon ini dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang dikenal dengan sindrom cushing. (Potter & Perry, 2006). Perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan. Faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit di antaranya ialah umur, suhu lingkungan, diet, stres, dan penyakit. [Online: Masukan dan haluaran rata-rata pada orang dewasa selama periode 24 jam MASUKAN HALUARAN Cairan oral 1300 ml Urine 1500 ml Air dalam makanan 1000 ml Feses 200 ml Air yang dihasilkan melalui metabolisme 300 ml Tidak kasat mata; paru-paru 300 ml Kulit 600 ml TOTAL 2600ml TOTAL 2600 ml (Brunner & Suddarth, 2002) Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 11 of 28

12 2.2.4 Test Laboratorium untuk Mengevaluasi Status Cairan a) Osmolaritas Osmolaritas urine normal mosm/kg b) Berat Jenis Urine Mengukur kemampuan ginjal untuk mengekskresi atau menghemat air. Rentang normal sampai c) Nitrogen Urea Darah (BUN) Terbentuk dari urea yang yang merupakan hasil akhir dari metabolisme protein. BUN normal mg/dl. d) Kreatinin Hasil akhir dari metabolisme otot. Kreatinin serum normal 0,6 1,5 mg/dl e) Hematokrit Mengukur presentase volume sel darah merah dalam seluruh darah. Secara normal bervariasi dari 40% - 54% untuk pria, dan 37% - 47% untuk wanita. (Brunner & Suddarth, 2002) Pengaturan Elektrolit Natrium KATION Klorida ANION Natrium merupakan kation yang paling banyak dalam cairan ekstrasel. Terlibat dalam mempertahankan keseimbangan air,mentransmisi impuls syarafdan melukan konstraksi otot. Air mengikuti natrium dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. jika ginjal menahan natrium maka cairan juga ditahan dan jika Klorida ditemukan dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi serta reabsorpsi renal. Klorida diatur melalui ginjal. Jumlah yang diekskresikan berhubungan dengan asupan makanan. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 12 of 28

13 ginjal mengekskresi natrium maka air juga diekskresi. Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron, dan haluaran urine. Sumber utama natrium adalah garam dapur, daging yang telah diolah, makanan ringan dan makanan kaleng. Kalium Kalium merupakan kation intrasel utama., yang mengatur eksitabilitas (rangsangan) neuromuskuler dan konstraksi otot. Sumber kalium terdapat dalam gandum utuh, daging, polong-polongan, buah dan sayuran. Kalium dibutuhkan untuk pembentukan glikogen, sintesis protein, dan memperbaiki keseimbangan asam basa Kalium terutama diatur oleh ginjal. Suatu kondisi yang menurunkan haluaran urine akan menurunkan ekskresi kalium. Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran ion kalium dengan ion natrium di tubulus ginjal. Apabila natrium dipertahankan maka kalium akan diekskresi. Bikarbonat Bikarbonat adalah buffer dasar kimia utama dalam tubuh. Ion bikarbonat ditemukan dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Bikarbonat diatur oleh ginjal. Ion bikarbonat merupakan komponen penting dalam sistem buffer asam karbonat-bikarbonat, dalam menjaga keseimbangan asam-basa. Fosfat Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Fosfat dan kalsium membantu memelihara dan mengembangkan tulang dan gigi, meningkatkan kerja neuromuskuler normal, berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat, dan membantu pengaturan asam basa. Konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal,hormon paratiroid dan vitamin D teraktivasi. Fosfat secara normal diabsorbsi melalui saluran gastrointestinal. Kalsium dan fosfat berbanding terbaliksecara proporsional Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 13 of 28

14 Kalsium Terdapat banyak kalsium didalam tubuh. Kalsium dibutuhkan untuk integritas dan struktur membran sel, konduksi jantung yang adekuat, koagulasi darah, pertumbuha n dan pembentukan tulang dan relaksasi otot. Kalsium banyak terdapat pada tulang dan gigi. Kerja kalsium dalam cairan ekstrasel diatur melalui kerja kelenjer paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid (PTH) mengontrol keseimbangan kalsium tulang, absorpsi kalsium di gastrointestinal, dan ekskresi kalsium di ginjal. Tirokalsitonin dari kelenjer tiroid juga memiliki peranan kecil dalam menentukan kadar kalsium dalam serum,yakni dengan menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Magnesium Magnesium merupakan kation terpenting kedua dalam cairan intrasel dan sangat penting untuk aktivitas enzim, neurokimia, dan eksitabilitas otot Magnesium diekskresi melalui mekanisme ginjal. Perubahan kadar magnesium sering dihubungkan dengan penyakit yang serius Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 14 of 28

15 dan menghasilkan gejala yang mencerminkan adanya perubahan fungsi neuromuskular dan kardiovaskuler (Potter & Perry, 2006) Mekanisme Homeostatik Tubuh dilengkapi dengan mekanisme homeostatis yang luar biasa untuk menjaga komposisi dan volume cairan tubuh dalam batasan normal yang sempit. organ-organ yang terlibat dalam homeostatis termasuk ginjal, paru-paru, jantung, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid, dan kelenjar pituitari. (Brunner & Suddarth, 2002). a) Ginjal Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan, adalah : Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan ekskresi selektif cairan tubuh Pengaturan kadar elektrolit dalam CES ddengan retensi selektif substansi yang dinutuhkan dan sekresi selektif substansi yang tidak dibutuhkan. Pengaturan ph CES melalui retensi ion-ion hydrogen Ekskresi sampah metabolic dan substansi toksik Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia, sama seperti massa otot dan produksi kreatinin eksogen tiap harinya. karena itu, nilai kreatinin serum yang tingginormal dan secara minimal meningkat menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal pada usia lanjut. b) Jantung dan Pembuluh Darah Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung mengganggu perfusi ginjal dan pengaturan air dan elektrolit. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 15 of 28

16 c) Paru-paru Perubahan-perubahan pada proses penuaan yang normal menghasilkan penuaan fungsi pernapasan, menyebabkan kesukaran dalam pengaturan ph pada individu usia lanjut yang menderita penyakit gawat atau mengalami trauma. d) Kelenjar Pituitari Hipotalamus menghasilkan substansi yang dikenal dengan hormone anti diuretic (ADH) yang disimpan dalam kelenjar pituitari posterior dan dilepaskan jika diperlukan. ADH sering disebut sebagai hormone penyimpan air, karena ia menyebabkan tubuh untuk menahan air; termasuk mempertahankan tekanan osmotic sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume darah. e) Kelenjar Adrenal Aldosteron merupakan mineralokortikoid yang disekresikan oleh zona glomerulosa dari korteks adrenal, mempunyai efek besar terhadap keseimbangan cairan. Peningkatan sekresi aldoteron menyebabkan retensi natrium dan air serta kehingan kalium; sebaliknya. Kortisol, hormone adrenokortikoid yang lain, mempunyai sebagian kemampuan mineralokortikoid dari aldosteron. f) Kelenjar Paratiroid Terdapat disudut kelenjar tiroid, mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormone paratiroid (PTH). PTH mempengaruhi resorpsi tulang, absorbs kalsium dari usus halus, dan reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal. g) Baroreseptor - Reseptor saraf kecil, mendeteksi perubahan-perubahan pada tekanan dalam pembuluh darah dan menyampaikan informasi ini kepada system saraf pusat. - Bertanggung jawab untuk memonitor volume yang bersirkulasi dan mengatur aktifitas neural simpatis dan parasimpatis seperti aktifitas endokrin. - Sebagai system baroreseptor tekanan rendah dan tinggi. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 16 of 28

17 - Tekanan rendah berada di atrium, terutama atrium kiri. - Tekanan tinggi berada pada ujung-ujung syaraf di arkus aorta dan di sinus kardia, di arteriol aferen pada apparatus jukstaglomerular nefron. Dengan tekanan arteri menurun, baroreseptor menyampaikan impuls-impuls yang lebih sedikit dari sinus karotis dan arkus aorta ke pusat vasomotorik. Penurunan dalam impuls-impuls merangsang system saraf simpatis dan menghambat system saraf parasimpatis. Hasil akhir dari proses ini merupakan peningkatan frekuensi jantung, konduksi, dan peningkatan kontraktilitas dan volume darah yang bersirkulasi. Rangsangan simpatis menyebabkan konstriksi pada arteriol renalis; hal ini meningkatkan pelepasan aldosteron, menurunkan filtrasi glomerular, dan meningkatkan rearsorpsi natrium dan air. h) Renin Renin adalah suatu enzim yang mengubah angiotensinogen, suatu substansi yang tidak aktif yang dibentuk oleh hepar, menjadi angiotensin I dan angiotensin II. Suatu enzim yang dilepaskan dalam kapiler paru-paru mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II, dengan kemampuan vasokonstriktornya, meningkatkan tekanan perfusi arteri dan menstimulasi rasa haus. Jika system saraf simpatis distimulasi, aldosteron dilepaskan sebagai respon terhadap adanya peningkatan dari pelepasan rennin. Aldosteron merupakan pengatur volume dan juga akan dilepaskan jika kalium serum meningkat, jika natrium serum menurun, atau jika kadar ACTH meningkat. i) Hormon Anti Diuretik (ADH) dan mekanisme rasa haus Mempunyai peran penting dalam mempertahankan konsentrasi natrium dan masukan cairan oral. Masukan oral dikendalikan oleh pusat rasa haus yang berada dalam hipotalamus. Jika konsentrasi serum atau osmolalitas meningkat atau jika volume darah menurun, neuron-neuron dalam hipotalamus distimulasi oleh dehidrasi intraseluler; rasa haus kemudian timbul dan orang tersebut meningkatkan masukan cairan oral. Ekskresi air dikendalikan oleh ADH, aldosteron, dan baroreseptor. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 17 of 28

18 j) Osmoreseptor Terletak pada permukaan hipotalamus, merasakan perubahan dalam konsentrasi natrium. Jika tekanan osmotic meningkat, neuron-neuron mengalami dehidrasi dan dengan cepat melepaskan impuls-impuls ke pituitari posterior yang meningkatkan pelepasan ADH. ADH mengalir dalam darah ke ginjal dimana ia mengubah permeabilitas terhadap air, menyebabkan suatu peningkatan dalam reabsorpsi air dan penurunan haluaran urin. Air yang tertahan mengencerkan CES dan mengembalikan konsentrasinya menjadi normal. Pengembalian tekanan osmotic normal memberikan umpan balik ke osmoreseptor untuk mencegah pelepasan ADH lebih lanjut Kadar Elektrolit Utama dalam Cairan Tubuh KATION PLASMA INTRASEL Natrium 142 meq 10 meq Kalium 4 meq 160 meq Kalsium 5 meq - Magnesium 3 meq 35 meq TOTAL 154 meq/l 205 meq/l Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 18 of 28

19 ANION PLASMA INTRASEL Klorida 103 meq 2 meq Bikarbonat 27 meq 8 meq Fosfat 2 meq 140 meq Sulfat 1 meq - Asam asam organik 5 meq - Protein 16 meq 55 meq TOTAL 154 meq/l 205 meq/l (Price & Lorraine, 1995) 2.3 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Gangguan Keseimbangan Cairan Tipe dasar ketidakseimbangan cairan adalah isotonik dan osmolar. Kekurangan dan kelebihan isotonik terjadi jika air dan elektrolit diperoleh atau hilang dalam proporsi yang sama. Kekurangan dan kelebihan osmolar adalah kehilangan atau kelebihan air saja sehingga konsentrasi (osmolalitas) serum dipengaruhi. Sindrom ruang-ketiga, terjadi jika cairan terperangkap didalam suatu ruangan dan cairan diruangan tersebut tidak mudah ditukar dengan cairan ekstrasel. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 19 of 28

20 a) Ketidakseimbangan Isotonik Kekurangan volume cairan terjadi saat air dan elektrolit yang hilang berada didalam proporsi isotonik. Klien yang beresiko adalah klien yang mengalami kehilangan cairan dan elektrolit melalui saluran gastrointestinal seperti muntah, pengisap lambung, diare atau fistula. Bayi dan lansia paling cepat terkena pengaruh akibat kehilangan cairan dan elekrolit ini (weldy,1992). Penyebab lain dapat meliputi perdarahan, pemberian obat diuretik, keringat banyak, demam dan penurunan asupan oral. Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik sehingga menyebabkan hipervolemia tanpa disertai perubahan kadar elektrolit serum. Klien yang beresiko adalah yang menderita gagal jantung kongestif, gagal ginjal, dan sirosis (weldy,1992). b) Sindrom Ruang-Ketiga Klien yang mengalami sindrom ruang-ketiga, akan mengalami efek kekurangan volume cairan ekstrasel. Sindrom ini terjadi ketika cairan ekstrasel berpindah kedalam suatu ruangan tubuh sehingga cairan itu terperangkap didalamnya. Volume kehilangan tidak dapat diukur secara tepat (Long et all,1993) c) Ketidakseimbangan osmolar Ketidakseimbangan hiperosmolar (dehidrasi) terjadi jika ada kehilangan air tanpa disertai kehilangan elektrolityang proporsional, terutama natrium. Hal ini menyebabkan kadar natrium serum dan osmolalitas serta dehidrasi intrasel meningkat Ketidakseimbangan hipoosmolar (kelebihan cairan) terjadi ketika asupan cairan berlebihan (polidipsi psikogenik) atau sekresi ADH berlebihan. Efek keseluruhannya adalah dilusi (pengenceran) volume cairan ekstrasel disertai osmosis air kedalam kedalam sel(long et al,1993). Sel-sel otak sangat sensitif dan proses ini dapat menyebabkan edema serebral Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 20 of 28

21 ETIOLOGI a) Ketidakseimbangan Isotonik TANDA DAN GEJALA Kekurangan volume cairan Kehilangan cairan dari sistem gastrointestinal, seperti diare, muntah, atau drainase dari fistula/selang Kehilangan plasma / darah utuh, seperti pada luka bakar / perdarahan. Keringat berlebih Demam Penurunan asupan cairan peroral Penggunaan obat-obatan diuretik yang berlebihan Gagal ginjal akut Pengobatan dengan manitol Kekurangan aldosteron; penyakit addison,dan hipoaldosteronisme Pemeriksaan fisik : lesu, anoreksia, nadi cepat tetapi lemah, kolaps vena, frekuensi nafas cepat, letargi, oliguri (< 30ml/jam), kulit dan membran mukosa kering, haus, turgor kulit tidak elastis, kehilangan berat badan yang cepat, yaitu : Penurunan 2% = Kekurangan Ringan Penurunan 5% = Kekurangan Sedang Penurunan 8% = Kekurangan Berat Tingkat kesadaran yang berubah, ekstremitas dingin Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sirkulasi > 10mmHg), Penurunan tekanan vena sentral (CVP) Hasil pemeriksaan laboratorium; berat jenis urine > 1,025. Peningkatan semu hematokrit > 50%, peningkatan semu BUN > 25 mg/100ml, peningkatan kadar protein serum Kelebihan volume cairan Gagal jantung kongestif Gagal ginjal, sindroma nefrotik Sirosis hati Peningkatan kadar aldosteron Pemeriksaan fisik; denyut nadi kuat, pernafasan cepat, hipertensi, distensi vena leher, peningkatan tekanan vena sentral (CVP), suara krakels di paru-paru (efusi pleura), peningkatan berat badan yang cepat Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 21 of 28

22 dan steroid serum Asupan natrium berlebihan Kelaparan (hipoalbuminemia) Sindrom cushing; terapi kortikosteroid b) Sindrom Ruang Ketiga Hipertensi portal, efusi pleura Obstruksi usus halus Peritonitis, asites,pankreatitis Luka bakar berat, fraktur paha, hipoalbminemia Penambahan 2% = Kelebihan Ringan Penambahan 5% = Kelebihan Sedang Penambahan 8% = Kelebihan Berat Oedema perifer dan periorbita, asites Edema paru akut (jika berat); dispnea, takipnea, ronkhi basah diseluruh lapangan paru Pemeriksaan laboratorium; penurunan semu BUN <10mg/100ml. Penurunan hematokrit, protein serum rendah Pemeriksaan fisik : hipotensi, peningkatan lingkar perut (yang disertai obstruksi usus halus, asites) Pemeriksaan laboratorium; natrium serum menurun < 135 meq/l dan albumin menurun < 3,5 g/100ml ( hilang dalam cairan yang terperangkap c) Ketidakseimbangan Osmolar Ketidakseimbangan hiperosmolar (dehidrasi) Diabetes insipidus Interupsi dorongan rasa haus yang dikontrol secara neurologis Ketoasidosis diabetik Pemberian cairan hipertonik Diuresis osmotik Pemeriksaan fisik; penurunan berat badan, membran mukosa kering dan lengket, rasa haus, suhu tubuh meningkat, iritabilitas, konvulsi (ketegangan otot yang dapat menyebabkan kejang pada bagian tubuh), koma Pemeriksaan laboratorium; natrium serum meningkat > 145 meq/l dan osmolalitas serum meningkat >295 mosm/kg Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 22 of 28

23 Ketidakseimbangan hipoosmolar (kelebihan cairan) SIADH Asupan air berlebihan Pemeriksaan fisik; level kesadaran menurun, konvulsi, koma Pemeriksaan laboratorium; kadar natrium serum menurun <136 meq/l dan osmolalitas serum menurun <280 mosm/kg (Price & Lorraine, 1995) Gangguan Keseimbangan Elektrolit a) Gangguan Keseimbangan Natrium Hiponatremia adalah kondisi dengan nilai konsentrasi natrium dalam darah lebih rendah dari normal, yang dapat terjadi pada saat kehilangan total natrium atau kelebihan total air.. biasanya hiponatremia mnyebabkan penurunan osmolalitas plasma dan cairan ekstrasel (Long et al,1993). Ketika terjadi kehilangan natrium, tubuh beradaptasi dengan menurunkan ekskresi air untuk mempertahankan osmolalitas serum tetap berada pada kadar yang mendekati normal. Setiap terdapat kecenderungan penurunan kadar natrium serum maka harus segera dilaporkan kepada dokter. Hipernatremia adalah suatu kondisi dengan nilai natrium lebih tinggi dari konsentrasi normal di cairan ekstrasel, yang disebabkan kehilangan air yang ekstrim atau kelebihan natrium total. Dan tubuh akan berupaya mempertahankan air sebanyak mungkin melalui reabsorbsi air di ginjal. Jika penyebab hipernatremia adalah peningkatan sekresi aldosteron,maka natrium dipertahankan dan kalium diekskresi. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 23 of 28

24 b) Gangguan Keseimbangan Kalium Hipokalemia adalah kondisi ketika jumlah kalium dalam cairan ekstrasel tidak adekuat. Apabila parah, hipokalemia dapat mempengaruhi konduksi jantung. Hipokalemia disebabkan oleh penggunaaan diuretik seperti tiazid dan loop diuretic. Hiperkalemia adalah kondisi dimana lebih besarnya jumlah kalium didalam darah. Penyebab utama hiperkalemia adalah gagal ginjal. Adanya penurunan fungsi ginjal akan mengurangi jumlah ekskresi kalium oleh ginjal (weldy,1992) c) Gangguan Keseimbangan Kalsium Hipokalsemia mencerminkan penurunan kadar kalsium dalam serum dan penurunan kalsium yang terionisasi serta dapat menyebabkan gangguan pada fungsi neuromuskuler. Hiperkalsemia adalah peningkatan konsentrasi total kalsium dalam serum dan peningkatan kalsium yang terionisasi. Hiperkalsemia merupakan suatu gejala dari penyakit pokok yang menyebabkan resorbsi tulang berlebihan disertai pelepasan kalsium. d) Gangguan Keseimbangan Magnesium Hipomagnesemia terjadi ketika kadar konsentrasi serum turun sampai dibawah 1,5 meq/l.. magnesium bekerja secara langsung pada sambungan neuromuskuler. Penurunan kadar magnesium serum meningkatkan iritabilitas neuromuskuler. Hipermagnesemia terjadi ketika konsentrasi magnesium serum meningkat sampai diatas 2,5 meq/l. Hipermagnesemia menurunkan eksitabilitas sel sel otot Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 24 of 28

25 e) Gangguan Keseimbangan Klorida Hipokloremia terjadi jika kadar klorida serum turun sampai dibawah 100 meq/l. Hal ini dapat disebabkan oleh muntah, drainase nasogastrik, drainase fistula yang berlebihan dan lama. Ketika kadar klorida serum menurun, tubuh beradaptasi dengan meningkatkan reabsorbsi ion bikarbonat sehingga mempengaruhi keseimbangan asam basa. Hiperkloremia terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai diatas 106 meq/l, menyebabkan penurunan nilai bikarbonat serum. f) Gangguan Keseimbangan Fosfor Fosfor merupakan zat yang penting untuk fungsi otot dan sel darah merah, pembentukan adenosin trifosfat (ATP), pemeliharaan keseimbangan asam basa, perantara metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, memberikan dukungan struktural pada tulang dan gigi. Fosfor merupakan anion utama dalam cairan intrasel. Kadar fosfor menurun seiring dengan bertambahnya usia. Hipofosfatemia terjadi jika konsentrasi fosfor dibawah normal. Hiperfosfatemia terjadi jika konsentrasi fosfor diatas normal Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 25 of 28

26 2.3.3 Evaluasi Diagnostik Tes-tes laboratorium yang digunakan untuk mengevaluasi status cairan dan elektrolit adalah sebagai berikut. Tes Rentang Rujukan Satuan SI Natrium serum meq/l mmol/l Kalium serum 3,5-5,5 meq/l 3,5-5,5 mmol/l Kalsium serum total 8,5-10,5 mg/dl 2,1-2,6 mmol/l (+ 50% dalam bentuk terionisasi) Magnesium serum 1,5-2,5 meq/l 0,80-1,2 mmol/l Fosfor serum 2,5-4,5 meq/l 0,80-1,2 mmol/l Klorida serum meq/l mmol/l Kandungan karbon dioksida meq/l mmol/l Osmolalitas serum mosm/kg mmol/l Nitrogen urea darah (BUN) mg/dl 3,5-7 mmol/l dari urea Kreatinin serum 0,7-1,5 mg/dl umol/l Rasio BUN terhadap kreatinin 10 : 1 Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 26 of 28

27 Hematokrit Pria : 44-52% Fraksi volume : 0,44-0,52 Wanita : 39-47% Fraksi volume : 0,39-0,47 Glukosa serum mg/dl 3,9-6,1 mmol/l Albumin serum 3,5-5,5 g/dl 3,5-5,5 g/dl Natrium urin meq/hari mmol/hari Kalium urin meq/hari mmol/hari Klorida urin meq/hari mmol/hari Berat jenis urin 1,025-1,035 = rentang fisiologis setelah restriksi cairan 1,025-1,035 Osmolalitas urine 1,010-1,020 = specimen random dengan masukan cairan normal Rentang ekstrim Urin tipikal ph urin Urin tipikal mosm/l mosm/l 4,5-8,0 < 6, mmol/kg mmol/kg 4,5-8,0 < 6,6 (Brunner & Suddarth, 2002) Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 27 of 28

28 BAB III PENUTUP 3.2 Kesimpulan Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh yang saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Untuk mengetahui adanya gangguan pada cairan dan elektrolit, perlu diperhatikan anatomi fisiologi dari organ-organ atau sistem yang berperan dalam distribusi cairan dan elektrolit ke seluruh tubuh. Selain itu, gangguan juga bisa dibaca dari hasil evaluasi diagnostik. 3.2 Saran Setelah mengetahui dan memahami teori tentang gangguan pada keseimbangan cairan dan elektolit, mahasiswa beserta para pembaca lainnya diharapkan mampu memahami secara teori dan terstruktur agar makalah ini dapat bermanfaat secara global maupun klinikal. Kelompok 9 PSIK B 11 Gangguan pada Keseimbangan Cairan & Elektrolit 28 of 28

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp Pendahuluan Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan

Lebih terperinci

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke

Lebih terperinci

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Dr. Suparyanto, M.Kes GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)

Lebih terperinci

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG PARIKESIT RSUD KOTA SEMARANG DisusununtukmemenuhitugasPraktekBelajarKlinikKDM III DISUSUN OLEH : ARFIANA NURANI P.17420613047 JURUSAN

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon PENDAHULUAH Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Elektrolit adalah zat kimia

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

CAIRAN & ELEKTROLIT. M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes

CAIRAN & ELEKTROLIT. M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes CAIRAN & ELEKTROLIT M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes FISIOLOGI SISTEM SIRKULASI Sistem sirkulasi t.d: Sirkulasi sistemik perifer/seluruh tubuh Ventrikel kiri aorta arteri arteriole atrium kanan VCS/VCI

Lebih terperinci

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D HIPOKALEMIA GRACIA CINTIA MASSIE PEMBIMBING : DR. AGUS KOOSHARTORO, SP.PD DEFINISI Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3.5 meq/l yang disebabkan oleh berkurangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.

Lebih terperinci

Magelang,20 Oktober Penyusun

Magelang,20 Oktober Penyusun KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah dan karunianya yang tiada ternilai kepada penyusun, shalawat serta salam semoga tercurah

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK Reaksi antara antigen-antibodi menyebabkan permeabilitas membran basalis glomerulus meningkat dan diiukti kebocoran protein, khususnya akbumin. Akibatnya tubuh kehilangan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

DIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

DIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara DIURETIK & ANTI DIURETIK Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara DIURETIK VOLUME URINE ANTI DIURETIK DIURETIK OSMOTIK PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE DIURETIK DIURETIK

Lebih terperinci

Kompartemen cairan di dalam tubuh

Kompartemen cairan di dalam tubuh MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi

Lebih terperinci

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang RESUSITASI CAIRAN Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang SYOK Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Darah Darah adalah adalalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keseimbangan Asam-Basa Ion hidrogen merupakan proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion-ion

Lebih terperinci

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Pokok Bahasan : PENDAHULUAN - Fungsi Air Dalam Tubuh Manusia - Homeostasis cairan Tubuh - Pengukuran Volume Cairan Tubuh - Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi Cairan

Lebih terperinci

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi cairan Pemberian cairan bertujuan untuk memulihkan volume sirkulasi darah. 6,13 Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna

Lebih terperinci

Kesetimbangan asam basa tubuh

Kesetimbangan asam basa tubuh Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik Rata-rata kadar Protein hati itik yang diberikan imbangan elektrolit ransum disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi natrium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

MODUL CAIRAN & ELEKTROLIT MATA KULIAH KEPERWATAN GAWAT DARURAT(kode) Materi Gangguan Keseimbangan cairan & Elektrolit

MODUL CAIRAN & ELEKTROLIT MATA KULIAH KEPERWATAN GAWAT DARURAT(kode) Materi Gangguan Keseimbangan cairan & Elektrolit MODUL CAIRAN & ELEKTROLIT MATA KULIAH KEPERWATAN GAWAT DARURAT(kode) Materi Gangguan Keseimbangan cairan & Elektrolit Disusun Oleh YULIATI.,SKp.,MM.,M.Kep UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2017 1 / 17 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

Struktur bagian dalam ginjal

Struktur bagian dalam ginjal Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan

Lebih terperinci

Connective tissue. Bone 3 % 2 L 4,5 % 3 L. Interstitial Fluid 11,5 % 8 L. Plasma 4,5 % 3 L. Cell water 36 % 25 L. Transceluler water 4,5 % 1 L

Connective tissue. Bone 3 % 2 L 4,5 % 3 L. Interstitial Fluid 11,5 % 8 L. Plasma 4,5 % 3 L. Cell water 36 % 25 L. Transceluler water 4,5 % 1 L Prof. Dr. Burhanuddin Nst, SpPK-KN,FISHKN,FISH Distribusi air dalam Badan Air dalam badan didistribusikan diantara 3 kompartemen utama yaitu : Intraselluler Interstitium Pembuluh Darah Lebih dari setengah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sectio Caesaria (operasi sesar) didefinisikan sebagai proses kelahiran janin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sectio Caesaria (operasi sesar) didefinisikan sebagai proses kelahiran janin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SECTIO CAESARIA Sectio Caesaria (operasi sesar) didefinisikan sebagai proses kelahiran janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi).

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.

Lebih terperinci

Reabsorbsi pada kapiler peritubuler

Reabsorbsi pada kapiler peritubuler SISTEM UROPOETIKA Reabsorbsi pada kapiler peritubuler Substansi yang dieliminasikan dari tubuh melalui filtrasi dari kapiler peritubuler GANGGUAN GINJAL Menunjukkan gejala klinis jika 70% fungsinya terganggu

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta Proses pengeluaran zat 2 1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaan makanan. 2. Sekresi : yaitu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut biasanya ditandai dengan adanya berbagai masalah kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi perubahan fisiologi yang menurunkan kemampuan

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh yang berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume

Lebih terperinci

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS)

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) 1 RPKPS, lingkup sejarah Biokimia dan struktur dan fungsi sel, GTC 2 Air dan asam basa (ph) GTC 3 Struktur dan Fungsi serta mekanisme kerja Enzim

Lebih terperinci

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai ASERING JENIS-JENIS CAIRAN INFUS Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteriis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi:

Lebih terperinci

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum: Syifa Ramadhani (2013730182) 4. Jelaskan mekanisme dan etiologi terjadinya bengkak? Mekanisme terjadinya bengkak Secara umum, efek berlawanan antara tekanan hidrostatik (gaya yg mendorong cairan keluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tersering tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan diastolik dan sistolik yang melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada makhluk hidup multiseluler. Zatzat yang tidak digunakan oleh tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin oleh ginjal. Pada seorang

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa. SARI CHAERUNISAH 04091401070 BALANCE CAIRAN Balance cairan atau keseimbangan cairan adalah keseimbangan antara pemasukan cairan (intake) dan pengeluaran cairan (output). Masukan cairan orang dewasa normalnya

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil

Lebih terperinci

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI OLEH: Vita Wahyuningtias 07.70.0279 Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan...1 Bab 2 Tujuan...2 Bab 3 Pembahasan...3 1. Pengertian...3 2. Etiologi...4 3. Patofisiologi...4 4. Gejala dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 2.1 Cairan dan Elektrolit Cairan dalam tubuh manusia memiliki beberapa fungsi, antara lain adalah sebagai alat transportasi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan hewan akutik yang memilki tulang belakang (vertebrata) yang berhabitat di dalam perairan. Ikan bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Indikator Pencapaian: MATERI IX SISTEM EKSKRESI Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Materi Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan Sistem Osmoregulasi Pada Ikan A. Pengertian Osmoregulasi Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terdiri atas volume urin, persentase ekskresi urin, kerja diuretik, aktivitas diuretik, ph, kadar natrium, dan kalium urin. Selanjutnya, hasil penelitian disajikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan

Lebih terperinci

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil

Lebih terperinci

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk: HIPONATREMIA 1. PENGERTIAN Hiponatremia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air di dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang kurang dari 60 ml. Penyakit ginjal kronik

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare 2.1.1. Definisi Diare Menurut Latief, dkk. (2005), diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM- BASA dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM BASA Afinitas Hb terhadap O 2 terutama dikendalikan oleh ph darah ph darah (arterial) : 7,4 (7,35-7,45) Sistem yang berperan mempertahankan ph darah:

Lebih terperinci

ph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4

ph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4 KESEIMBANGAN ASAM BASA Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion ion hidrogen dalam larutan dikenal

Lebih terperinci

Fraktur servial Kemudi bengkok

Fraktur servial Kemudi bengkok 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Trauma Trauma didefinisikan sebagai perpindahan energi dari lingkungan ke tubuh manusia. Energi tersebut sebagai penyebab dari cedera fisik yang terjadi pada tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB 2 PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon

BAB 2 PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon BAB 2 PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 2.1.1 Defenisi Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisis Urinalisis merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. Urinalisis berasal dari

Lebih terperinci

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja FARMAKOLOGI Pengertian Diuretik Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman serbuk instan adalah minuman yang diproduksi oleh suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman tersebut dijual dan dapat ditemukan

Lebih terperinci

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak Haryson Tondy Winoto, dr,msi.med. Sp.A Bag. IKA UWK ANATOMI & FISIOLOGI GINJAL pada bayi dan anak Nefrogenesis : s/d 35 mg fetal stop Nefron : unit fungsional terkecil

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT A. PENGERTIAN 1. CAIRAN Cairan adalah volume air bisa berupa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat. 3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata

Lebih terperinci

Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK

Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK Anatomi & Fisiologi Ginjal pada bayi dan anak Ginjal terletak retroperitoneal (vert T12/L1-L4) Neonatus aterm

Lebih terperinci

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT)

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) Rina Wijayanti, M. Sc., Apt Disampaikan dalam Kuliah Modul Farmakologi Prodi Farmasi FK UNISSULA Mampu menjelaskan Farmakologi sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tujuan dari terapi cairan perioperatif adalah menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan volume intravaskular yang adekuat agar sistem kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB XIII. Kelenjar Adrenal

BAB XIII. Kelenjar Adrenal BAB XIII Kelenjar Adrenal A. Struktur Anatomi Kelenjar Adrenal Kelenjar ini merupakan struktur majemuk yang terdiri atas suatu korteks pada bagian luar dan medula pada bagian dalam. Kelenjar adrenal manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT. Oleh. Mudrikah

LAPORAN PENDAHULUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT. Oleh. Mudrikah LAPORAN PENDAHULUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Oleh Mudrikah A. KONSEP TEORI 1. Definisi Cairan adalah air beserta unsur-unsurnya yang didalamnya diperlukan untuk kesehatan sel, dan cairan ini

Lebih terperinci