LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU"

Transkripsi

1 No. Kode: 26/ /012/Lapkir/2013 LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU Dr. WAHYU WIBAWA, MP. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 i

2

3 LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Dedi Sugandi Emlan Fauzi Ahyadi Jakfar Hendri Suyanto BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 i

4

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat allah SWT, penyususnan laporan akhir sudah dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Akhir tahun ini disusun dari hasil pelaksanaan Pendampingan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Provinsi Bengkulu. Kegiatan PUAP dilaksanakan dengan sumber dana DIPA BPTP Bengkulu tahun anggaran Tujuan kegiatan PUAP 2013 adalah: 1) Mendukung peran BPTP Bengkulu dalam pelaksanaan program PUAP sebagai Sekretaris Tim Pembina PUAP di Provinsi Bengkulu, 2) Melakukan verifikasi dokumen RUA, RUK, RUB dan dokumen administrasi lainnya yang dipersyaratkan untuk pencairan dana BLM-PUAP tahun 2013, 3) Monitoring kinerja PMT, Tim Teknis dan pembinaan Gapoktan serta mengevaluasi perkembangan Gapoktan PUAP, 4) Melaksanakan koordinasi (vertikal dan horizontal) dan berpartisipasi aktif dalam workshop dan pelatihan PUAP. Laporan Akhir Tahunan ini menyajikan: 1) hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh sekretariat PUAP, 2) verifikasi dokumen administrasi di tingkat Provinsi Bengkulu yang dipersyaratkan dalam pencairan dana BLM PUAP tahun 2013; 3) koordinasi dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan terkait PUAP, 4) monitoring dan evaluasi ke tim teknis kabupaten/kota dan pembinaan Gapoktan. Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Bengkulu, Desember 2013 Penanggung Jawab, Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP i

6 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : Jl.Irian Km.6,5 Kelurahan Semarang Kota Bengkulu 4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan 6. Penanggung Jawab : a. Nama : Dr. Wahyu Wibawa, MP.Dr. Erizal b. Pangkat/Golongan : Penata/III.d c. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda 7. Lokasi : Provinsi Bengkulu 8. Agroekosistem : - 9. Tahun Mulai : Tahun Akhir : Output Tahunan : 1. Dokumen RUA, RUK, RUB dan administrasi lainnya yang disyaratkan untuk pencairan dana BLM PUAP tahun Koordinasi dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan PUAP 3. Hasil Monev Tim Teknis dan pembinaan Gapoktan di 10 Kabupaten/Kota 12. Output Akhir : Gapoktan menjadi lembaga keuangan mandiri di desa yang mampu memfasilitasi permodalan pertanian 13. Biaya : Rp ,- (empat puluh juta rupiah) Koordinator Program, Penanggung Jawab RDHP, Dr. Wahyu Wibawa, MP Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP NIP Mengetahui, Kepala BBP2TP, Kepala BPTP Bengkulu, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP NIP ii

7 DAFTAR ISI Hal LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv SUMMARY... vi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Pertimbangan Tujuan Keluaran yang diharapkan Perkiraan Manfaat dan Dampak... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 III. PROSEDUR Ruang Lingkup Kegiatan Tahapan Kegiatan... 6 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan administrasi Kesekretariatan Verifikasi Dokumen Administrasi Pengajuan Dana BLM PUAP Menghadiri Apresiasi PUAP Penandatanganan Kontrak PMT Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Gapoktan Pembahasan Anggaran V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA ANALISIS RISIKO JADWAL KERJA PEMBIAYAAN PERSONALIA iii

8 RINGKASAN 1. Judul : Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 3. Tujuan : 1. Mendukung peran BPTP Bengkulu dalam pelaksanaan program PUAP sebagai Sekretaris Tim Pembina PUAP di Provinsi Bengkulu. 2. Melakukan verifikasi dokumen RUA, RUK, RUB dan dokumen administrasi lainnya yang dipersyaratkan untuk pencairan dana BLM- PUAP tahun Monitoring kinerja PMT, Tim Teknis dan Gapoktan serta perkembangan Gapoktan PUAP 4. Melaksanakan koordinasi (vertikal dan horizontal) dan berpartisipasi aktif dalam workshop dan pelatihan PUAP. 4. Keluaran : 1. Pelaksanaan tugas sekretariat PUAP sebagai dukungan BPTP Bengkulu selaku tim pembina provinsi dengan baik. 2. Dokumen RUA, RUK, RUB dan administrasi lainnya yang disyaratkan untuk pencairan dana BLM PUAP tahun Pembinaan dan berpartisipasi aktif dalam workshop dan pelatihan terkait PUAP 4. Penilaian kinerja PMT dan perkembangan Gapoktan PUAP 5. Prosedur : 1. Pengelolaan administrasi kesekretariatan PUAP. 2. Memfasilitasi pembayaran operasional penyelia (BOP) PMT ke direktorat pembiayaan Dirjen PSP Kementerian Pertanian. 3. Verifikasi dokumen administrasi di tingkat provinsi Bengkulu yang dipersyaratkan dalam pencairan dana BLM PUAP tahun Melaksanakan koordinasi dan berpartisipasi dalam workshop dan pelatihan PUAP. 5. Monitoring kinerja PMT, tim teknis dan pembinaan Gapoktan serta perkembangan dana Gapoktan PUAP. 6. Capaian : 1. Berjalannya sekretariat PUAP dengan baik dan lancar, 2. Verifikasi dokumen untuk pencairan dana BLM PUAP dari 59 Gapoktan calon penerima iv

9 dana BLM PUAP. 3. Penandatanganan kontrak dengan 25 orang PMT tahun anggaran Pembinaan dan monev secara rutin terhadap kinerja PMT. 7. Manfaat : Terjadinya sinkronisasi dan koordinasi kegiatan program PUAP baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 9. Dampak : 1. Peningkatan adopsi inovasi teknologi akibat dari ketersediaan kebutuhan modal 2. Peningkatan produktivitas, produksi dan kesejahteraan petani 9. Jangka Waktu : 1 (satu) Tahun 10. Biaya : Rp ,- (empat puluh juta rupiah) v

10 SUMMARY 1. Title : Rural Agribusiness Development in Bengkulu Province 2. Implementing Unit : Assessment Institute for Agricultural Technology of Bengkulu 3. Objectives : 1. Supporting role in the implementation of the program BPTP Bengkulu PUAP as Secretary Tim PUAP in Bengkulu province. 2. Verification of documents RUA, RUK, RUB and other administrative documents required for disbursement BLM-PUAP in Monitoring the performance of PMT, Technical Team and Gapoktan and development Gapoktan PUAP. 4. Implement coordination (vertical and horizontal) and actively participate in workshops and training PUAP. 4. Output : 1. Implementation PUAP as secretariat support team builder BPTP Bengkulu province as well. 2. Document RUA, RUK, RUB and other administration required for disbursement PUAP BLM in Coordinating and actively participate in workshops and training related PUAP 4. Performance assessment and development Gapoktan PUAP. 5. Procedure : 1. PUAP secretarial administration. 2. Facilitate operational supervisors payment (BOP) PMT to finance directorate of the Ministry of Agriculture Director General PSP. 3. Verification documents Bengkulu provincial administration required under BLM PUAP disbursement in Coordinating and participating in workshops and training PUAP. 5. Monitoring the performance of the PMT, and the technical team as well as the development Gapoktan Gapoktan PUAP. 6. Achievement : 1. PUAP secretariat goes well and smoothly, 2. BLM disbursement document verification PUAP of 25 Gapoktan 3. Signing contracts with 25 PMT for fiscal year Gapoktan visited almost all have bad credit and orderly administration bookkeeping still much less. 7. Benefit : The synchronization and coordination of vi

11 program activities PUAP both at the provincial and district/city. 9. Impact : 1. Increased adoption of technological innovations result from abilyty of capital requirements 2. Increased productivity, production and farmers' welfare 9. Duration : 1 (one) Year 10. Budget : Rp ,- vii

12

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program PUAP merupakan program pemberdayaan petani yang dinilai masih kurang mendapatkan akses modal atau pembiayaan dari bank atau lembaga keuangan. Program ini dirancang untuk merubah petani subsistem tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis. Program ini pada intinya merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri melalui peningkatan kemampuannya untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang usaha agribisnis di pedesaan. Program dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat ini harus didukung dengan ketersediaan modal usaha selain inovasi pertanian. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak inovasi pertanian yang diminati petani tidak dapat diadopsi karena faktor keterbatasan modal dan kesulitan mengakses ke lembaga permodalan (Kushartanti dkk, 2005). Program PUAP merupakan salah satu alternatif upaya untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan petani dalam penyediaan permodalan petani Indonesia. Salah satu entry point yang dilakukan dalam pelaksanaan program PUAP yaitu memberikan bantuan penguatan modal sebesar Rp 100 juta per desa yang disalurkan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk pengembangan dan peningkatan usaha agribisnis. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) difungsikan sebagai dana stimulus penguatan modal bagi Gapoktan untuk membiayai usaha tani anggota yang selanjutnya Gapoktan diharapkan dapat mengumpulkan dana keswadayaan dari anggota (simpanan wajib dan simpanan pokok) yang dikelola oleh unit usaha keuangan mikro agribisnis dari Gapoktan. Dalam pelaksanaan program PUAP perlu dilakukan pembinaan dan pengendalian yang intensif terhadap pelaksanaan di lapangan melalui pembinaan dan monev terhadap Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai bagian dari Tim Pembina Provinsi mempunyai tugas-tugas sebagai berikut : (1) melakukan koordinasi dengan PMT terkait dengan tugasnya; (2) memfasilitasi BOP PMT sesuai dengan ketentuan; (3) melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas PMT; (4) mengkoordinasikan dan menyusun laporan pelaksanaan tugas PMT secara berkala (minimal tiga bulan sekali) atau sewaktu-waktu jika diperlukan; (5) memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi PUAP; (6) monitoring peningkatan fungsi kelembagaan ekonomi Gapoktan; (7) melaksanakan fungsi kesekretariatan PUAP di tingkat provinsi; (8) melakukan supervisi PUAP di wilayah 1

14 kerjanya; (9) memfasilitasi penyiapan teknologi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PUAP. Untuk mendukung pelaksanaan program PUAP ditingkat lapangan, ditunjuk Penyelia Mitra Tani (PMT) yang bertugas untuk membangun kapasitas Gapoktan sebagai kelembagaan tani, PMT merupakan tenaga professional yang direkrut oleh Kementrian Pertanian yang mempunyai tugas utama mensupervisi dan advokasi proses penumbuhan kelembagaan ekonomi perdesaan. PMT harus mampu berperan sebagai fasilitator untuk mengembangkan usaha agribisnis yang dilakukan oleh petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin di perdesaan. Tahun 2013 PUAP telah memasuki fase pelaksanaan tahun ke VI sebagai program pemberdayaan, dan PUAP sejak tahun 2008 sampai tahun 2013 telah dilaksanakan di 971 Gapoktan di 10 kabupaten/kota dengan total anggaran sebesar Rp Dasar Pertimbangan Provinsi Bengkulu telah mendapat 971 desa/gapoktan sejak tahun 2008 sampai 2013 dengan total anggaran sebesar Rp 97,1 miliar. Untuk tahun 2013 ada penambahan desa PUAP sebanyak 42 Gapoktan. Tujuan digulirkannya program PUAP ini adalah untuk menumbuh kembangkan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah, melalui koordinasi Gapoktan sebagai organisasi petani, meningkatkan fungsi Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dan akses pasar. Program ini juga dapat meningkatkan program-program Kementrian Pertanian yang sudah ada sebelumnya dan utamanya dalam memfasilitas akses permodalan petani untuk mendukung usaha agribisnis perdesaan dan mengurangi kemiskinan serta pengangguran di pedesaan. Pada tahun 2013 program PUAP mengalami beberapa perubahan kebijakan dalam pelaksanaannya, yang menjelaskan pengusulan desa terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu dari usulan Pemerintah Daerah (PEMDA), aspirasi masyarakat dan Kementerian Pertanian. Diharapkan agar ada upaya tim teknis kabupaten/kota untuk melakukan sinkronisasi dan konsolidasi kepengurusan Gapoktan. Berkaitan dengan pembinaan dan kelembagaan yang melaksanakan PUAP perlu dilakukan konsolidasi organisasi di provinsi dan kabupaten/kota. Pembina teknis usahatani oleh dinas teknis dan untuk kelembagaan oleh kelembagaan penyuluhan yaitu Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan. Kegiatan monitoring dan evaluasi diperlukan untuk melihat sejauh mana kemampuan anggota Gapoktan dalam mengelola dana PUAP untuk pengembangan usaha agribisnis, meningkatnya fungsi kelembagaan ekonomi petani 2

15 menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka mengakses permodalan. PMT, penyuluh pendamping melakukan pembinaan dan bimbingan kepada anggota Gapoktan untuk meningkatkan usaha agribisnis serta kesejahteraan anggota, dan memfasilitasi dalam meningkatkan kelembagaan ekonomi petani menjadi lembaga keuangan mikro Agribisnis (LKMA) Tujuan Tujuan pendampingan pelaksanaan program PUAP oleh BPTP Bengkulu tahun 2013 adalah : 1. Mendukung peran BPTP Bengkulu dalam pelaksanaan program PUAP sebagai Sekretaris Tim Pembina PUAP di Provinsi Bengkulu. 2. Melakukan verifikasi dokumen RUA, RUK, RUB dan dokumen administrasi lainnya yang dipersyaratkan untuk pencairan dana BLM-PUAP tahun Monitoring kinerja PMT, Tim Teknis dan Gapoktan serta perkembangan Gapoktan PUAP 4. Melaksanakan koordinasi (vertikal dan horizontal) dan berpartisipasi aktif dalam workshop dan pelatihan PUAP Keluaran Yang Diharapkan 1. Pelaksanaan sekretariat PUAP sebagai dukungan BPTP Bengkulu selaku tim pembina provinsi dengan baik. 2. Dokumen RUA, RUK, RUB dan administrasi lainnya yang disyaratkan untuk pencairan dana BLM PUAP tahun Peningkatan kapasitas dari petugas, PMT dan Gapoktan berpartisipasi aktif dalam workshop dan pelatihan terkait PUAP 4. Database kinerja dan perkembangan Gapoktan PUAP 1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak 1. Terjadinya sinkronisasi dan koordinasi kegiatan program PUAP baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 2. Peningkatan adopsi inovasi teknologi akibat dari penambahan kebutuhan modal 3. Peningkatan produktivitas, produksi dan kesejahteraan petani 3

16 II. TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan Pertanian berkelanjutan merupakan keharusan dalam pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Program PUAP dilaksanakan oleh petani (pemilik atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani miskin di perdesaan melalui koordinasi Gapoktan sebagi lembaga yang dimiliki dan dikelola oleh petani. PUAP dilaksanakan secara integrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) yang dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 30 April di Palu Sulawesi Tengah (Anonymous, 2009). Pelaksanaan PUAP mengacu kepada pola dasar yang ditetapkan dalam PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/3/2009 yaitu pendidikan dan latihan untuk pengembangan usaha, pendampingan dan pemberian fasilitas bantuan modal usaha petani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan. Untuk membangun kemandirian Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP perlu didampingi oleh Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan dana sesuai dengan tujuan PUAP (Anonymous, 2009). Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kesumber permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Oleh karena itu program penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan kesepakatan global untuk mencapai tujuan Millenium. Kementerian Pertanian mulai tahun 2008 telah melaksanakan program PUAP dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat. Untuk koordinasi pelaksanaan PUAP di Kementerian Pertanian, Menteri Pertanian membentuk Tim PUAP Pusat untuk mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP Nasional. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan. Gapoktan merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan PMT. Melalui pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani. 4

17 Adapun kriteria Gapoktan penerima bantuan modal PUAP antara lain : a) memeiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis; b) mempunyai struktur kepegurusan yang aktif; dan c) dikukuhkan dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota; dan d) dimiliki dan dikelola oleh petani (Anonymous, 2009). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian telah memberikan banyak perubahan di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh adanya perubahan perilaku petani yang sengaja dikembangkan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi. Suatu paket teknologi pertanian tidak akan ada manfaatnya bagi petani jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan ke petani pengguna. Peranan komunikasi sangat penting dalam menyampaikan suatu maksud agar suatu paket teknologi ditransfer ke masyarakat tani. Berhasil atau gagalnya suatu paket teknologi di transfer ke masyarakat tani sangat dipengaruhi oleh adanya informasi yang diterima oleh petani pada saat yang tepat (Azis Amin, 1992). Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan dalam mengembangkan usaha produktif petani dalam mendukung 4 (empat) Sukses Kementerian Pertanian, yaitu: 1. Swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2. Diversifikasi pangan; 3. Nilai tambah, daya saing, dan ekspor 4. Peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mencapaian tujuan tersebut, komponen utama dari pola dasar pengembangan PUAP, yaitu: 1. Keberadaan Gapoktan; 2. Keberadaan penyuluh pendamping dan PMT; 3. Penyaluran dana BLM kepada petani (pemilik dan/atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani; 4. Pelatihan bagi petani, pengurus Gapoktan (Dirjen PSP,2013). 5

18 III. PROSEDUR 3.1. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup pelaksanaan PUAP pada tahun anggaran 2013 sebagai berikut : 1. Pengelolaan administrasi kesekretariatan PUAP. 2. Memfasilitasi pembayaran operasional penyelia (BOP) PMT ke direktorat pembiayaan Dirjen PSP Kementerian Pertanian. 3. Verifikasi dokumen administrasi di tingkat Provinsi Bengkulu yang dipersyaratkan dalam pencairan dana BLM PUAP tahun Melaksanakan koordinasi dan berpartisipasi dalam workshop dan pelatihan PUAP. 5. Memonitor dan mengevaluasi kinerja PMT, berkoordinasi dengan tim teknis dan pembinaan terhadap Gapoktan serta mengevaluasi perkembangan dana dan aktivitas GapoktanPUAP Tahapan Kegiatan Pengelolaan administrasi kesekretariatan PUAP Pengelolaan administrasi kesekretariatan ditujukan untuk menyiapkan keperluan kesekretariatan PAUP Provinsi Bengkulu dan pelaporan BPTP dalam mendukung program PUAP Pembayaran BOP PMT BOP dan biaya pelaporan PMT dibayar sesuai dengan kontrak yang ditanda tangani anatara PPK Direktorat Pembiayaan Kementerian Pertanian dengan masing-masing PMT. Anggaran yang tersedia selama 8 bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan Oktober Pembayaran BOP dan biaya pelaporan PMT pembayarannya ditransfer langsung ke rekening masing-masing PMT oleh PPK Direktorat Pembiayaan Kementerian Pertanian Koordinasi dan konsultasi program PUAP Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember Koordinasi dilakukan pada berbagai tingkatan mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga ke pusat. Koordinasi di tingkat pusat yang dilakukan secara intensif adalah dengan Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP). Koordinasi di tingkat daerah/provinsi adalah dengan Dinas Pertanian, Bakorluh serta Tim Teknis PUAP kabupaten/kota. Konsultasi pelaksanaan PUAP sering dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten dan bahkan Gapoktan secara langsung ke Sekretariat PUAP provinsi (BPTP Bengkulu). 6

19 Monitoring dan Evaluasi Dilaksanakan oleh BPTP melalui kegiatan pertemuan, pengisian form, kunjungan lapangan dan workshop dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pengisian form oleh PMT setiap akhir bulan. Isian form monitoring meliputi : 1. Perkembangan bulanan pelaksanaan PUAP tahun 2013; nilai rekening Gapoktan pada akhir bulan, dana kas yang ada pada pengurus, nilai dana yang disalurkan, nilai dana yang sudah dikembalikan oleh petani, jumlah petani penerima dana, jumlah petani yang telah mengembalikan. 2. Perkembangan pelaksanaan PUAP yang meliputi: Perkembangan pelaksanaan PUAP (usulan desa dan Gapoktan PUAP oleh Bupati, SK Mentan tentang penetapan desa dan Gapoktan PUAP, SK Bupati tentang penetapan desa dan Gapoktan PUAP, sosialisasi PUAP oleh tim teknis kabupaten/kota, pembekalan penyusunan RUB dan administrasi lainnya oleh tim teknis kecamatan dan tim pengarah PUAP, pembuatan rekening Gapoktan, pembuatan RUB dan kelengkapan dokumen lainnya, verifikasi RUB oleh tim teknis kabupaten, pengiriman RUB oleh sekretariat PUAP, transfer dana BLM ke rekening Gapoktan, penyaluran dana kepada petani, pemanfaatan dan menurut jenis usaha agribisnis, peyediaan dan pendukung PUAP). b. Pertemuan/diskusi bulanan dengan PMT dilaksanakan setiap awal bulan : materi diskusi meliputi : perkembangan PUAP, masalah yang dihadapi dan upaya pemacahan masalah yang perlu dilakukan. c. Koordinasi dengan tim teknis Kabupaten/Kota dalam rangka koordinasi, sinkronisasi dan konsolidasi pelaksanaan program PUAP di 10 Kabupaten Kota Provinsi Bengkulu. d. Monitoring dan evaluasi dilakukandi tingkat Gapoktan dengan tujuan melihat kemampuan anggota Gapoktan dalam mengelola dana PUAP serta pengembangan dana dan usaha agribisnisnya. 7

20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengelolaan Administrasi Kesekretariatan Kegiatan administrasi kesekretariatan dilakukan dari bulan Januari 2013 dimana pengelolaannya dilaksanakan oleh sekretariat PUAP BPTP Bengkulu. Susunan sekretariat PUAP BPTP Bengkulu adalah sebagai berikut: Ketua : Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi, MP) Wakil Ketua : Dr. Wahyu Wibawa, MP Seksi-seksi : - Ahyadi Jakfar i. Emlan Fauzi, SP ii. Hendri Suyanto Secara umum kegiatan administrasi yang dilaksanakan di sekretariat adalah: 1. Mengarsipkan dan menindaklanjuti disposisi surat dari kepala balai 2. Merencanakan, melaksanakan dan notulensi pertemuan rutin dengan PMT 3. Menghadiri undangan dari Gapoktan/Tim teknis 4. Menerima kunjungan dari Gapoktan, tim pembina PUAP, tim teknis kabupaten, LSM dan stakeholders serta memberikan informasi, layanan konsultasi dan advokasi yang diperlukan 5. Memfasilitasi pelaksanaan kontrak kerja PMT dengan PPK Direktorat Pembiayaan Kementerian Pertanian. Banyak surat-surat yang telah masuk ke sekretariat PUAP BPTP Bengkulu. Surat berasal dari berbagai sumber, mulai dari pusat sampai dengan Gapoktan. Surat masuk yang memerlukan respon ditindaklanjuti dengan baik melalui surat, fax, telephone maupun SMS dan bahkan kunjungan langsung. Beberapa tugas yang telah dilaksanakan oleh sekretariat PUAP selama tahun anggaran 2013 antara lain: 1. Menerima laporan PMT dalam bentuk manual dan soft copy 2. Menerima surat masuk dari berbagai sumber berkenaan dengan program PUAP 3. Memproses surat keluar ke berbagai sumber berkenaan dengan program PUAP 4.2. Verifikasi Dokumen Administrasi Pengajuan Dana BLM PUAP Tingkat Provinsi Bengkulu Verifikasi dokumen administrasi pengajuan dana BLM PUAP tingkat Provinsi Bengkulu dilakukan untuk membantu proses pencairan dana BLM tingkat Provinsi Bengkulu pada tahun Dokumen yang diverifikasi adalah : 8

21 1. Rencana usaha (RUA, RUK dan RUB) Gapoktan 2. Perjanjian kerjasama (PK) antara PPK PUAP di Pusat Pembiayaan Kementerian Pertanian di Jakarta dengan masing-masing ketua Gapoktan 3. Surat perintah kerja (SPK) dari PPK PUAP kepada Ketua Gapoktan 4. Berita Acara Terima Uang 5. Fakta Integritas 6. Kuitansi/Bukti Pembayaran Dokumen dilengkapi sesuai dengan surat daftar nominasi sementara (DNS) dari Kementerian Pertanian tentang calon Gapoktan penerima dana PUAP tahun 2013, seperti AD/ART, Akte Pendirian/Berita Acara Pembentukan Gapoktan, jumlah anggota kelompok tani anggota Gapoktan, jumlah petani, kepengurusan (ketua, sekretaris dan Bendahara), identitas pengurus dan buku rekening/tabungan. Setelah selesai diverifikasi di tingkat provinsi, seluruh dokumen kemudian di bawa dan di verifikasi kembali di Direktorat Pembiayaan Pertanian Kementerian Pertanian di Jakarta. Setelah diverifikasi tingkat pusat dan dinyatakan lengkap selanjutnya dibuat Surat Keputusan oleh Kementerian Pertanian. Dokumen tersebut di atas merupakan syarat pencairan dana BLM PUAP dari Kementerian Pertanian ke rekening Gapoktan. Daftra DNS yang telah diverifikasi dan dicairkan dananya disajikan pada tabel 1. 9

22

23 Tabel 1. Realisasi Daftar Nominasi Sementara (DNS) Desa/Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP dan Verifikasi Oleh BPTP Bengkulu TA 2013 No Kab/Kota DNS Tahap Jumlah Tidak Membuat Yang Membuat Yang di SK Yang tidak lolos Dokumen dokumen/verifikasi di Kan Tk pusat BPTP 1 Bengkulu Selatan Bengkulu Tengah * Bengkulu Utara * Kaur Lebong Muko-Muko * 7 Rejang Lebong Seluma Kepahiang Kota Bengkulu Jumlah Keterangan : * masih dalam proses pembuatan SK dari Kementerian Pertanian 11

24

25 4.3. Menghadiri Apresiasi PUAP 2013 Kegiatan apresiasi PUAP 2013 diikuti 25 peserta dari Provinsi Lampung, Bengkulu Sumatera Selatan dan Kepulauan Riau. Peserta terdiri dari perwakilan Dinas Pertanian, BPTP, Bakorluh dan BP4K kabupaten. Dari Provinsi Bengkulu BP4K yang hadir hanya dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Acara apresiasi PUAP dilaksanakan pada tanggal 9-11 April Acara dibuka oleh Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Provinsi Sumatera Selatan (Ir. Afandi). Materi pembahasan dalam apresiasi PUAP 2013 adalah kebijakan PUAP 2013, penyampaian successtory program PUAP, penentuan jadwal pelatihan Gapoktan penerima dana BLM PUAP 2012 dan pembahasan materi serta narasumber pelatihan PUAP Materi Kebijakan PUAP 2013 disampaikan oleh Kepala Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung (Ir. Muhammad Syarif, MM). Salah satu tujuan PUAP adalah memberdayakan kelembagaan petani. BPP lampung diberi tugas untuk melatih Gapoktan penerima PUAP. Program PUAP dirancang untuk merubah petani subsistem tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis. Melalui program PUAP, dana disalurkan kepada Gapoktan dan difungsikan sebagai dana stimulus penguatan modal usaha Gapoktan dalam membiayai usaha tani anggota. Untuk itu maka pengurus Gapoktan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengelola dana dimaksud. Dengan adanya Kebijakan Program PUAP TA 2012, yaitu ada perubahan mekanisme dalam penetapan Gapoktan penerima BLM-PUAP maka terjadi keterlambatan dalam penerbitan SK Mentan tentang penetapan Gapoktan Penerima PUAP TA 2012, sehingga masih ada Gapoktan penerima bantuan TA 2012 belum mendapatkan diklat walaupun dana BLM sudah diterima dan Gapoktan calon penerima BLM-PUAP tahun Oleh karena itu Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian cq Pusat Pelatihan Pertanian sesuai dengan tugas dan fungsinya akan melaksanakan diklat bagi pengurus Gapoktan tersebut. Untuk memperlancar pelaksanaan diklat, maka perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) bagi pengurus Gapoktan PUAP. Tujuan disusunnya petunjuk pelaksanaan diklat bagi pengurus Gapoktan PUAP adalah untuk memberikan acuan bagi penyelenggara diklat, widyaiswara pertanian dan tenaga kediklatan lainnya dalam melaksanakan diklat. Realisasi pelatihan Gapoktan yang dilaksanakan oleh BPP Lampung dari tahun 2010 sampai dengan 2012 berjumlah 1823 Gapoktan yang terdiri dari 577 Gapoktan tahun 2010, 967 Gapoktan tahun 2011 dan 279 Gapoktan tahun Masing-masing Gapoktan berasal dari Provinsi Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Kepulauan Riau. 11

26 Penyampaian sucsesstory PUAP dari masing-masing provinsi. Provinsi Bengkulu diwakili oleh Oleh Dinas Pertanian Bengkulu yang didampingi oleh BPTP Bengkulu. Program PUAP di Provinsi Bengkulu dimulai sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 jumlah Gapoktan yang telah menerima dana BLM-PUAP sebanyak 931 dengan total anggaran kurang lebih Rp dengan perincian 289 Gapoktan tahun 2008, 251 Gapoktan tahun 2009, 139 Gapoktan tahun 2010, 167 Gapoktan tahun 2011 dan 85 Gapoktan tahun Sedangkan tahun 2013 sebanyak 22 Gapoktan. Secara umum perkembangan dana BLM-PUAP di Provinsi Bengkulu dibawah 5 % dan perkembangan BLM-PUAP menuju LKM-A pada tahun 2008 sebanyak 11 Gapoktan dan tahun 2009 sebanyak 5 Gapoktan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan PUAP di Provinsi Bengkulu adalah 1) masih adanya pola pikir petani bahwa dana PUAP merupakan dana hibah sehingga pemanfaatannya kurang optimal, 2) belum mendapatkan pembinaan secara optimal, antara lain karena keterbatasan jumlah tenaga lapang khususnya PMT dan Penyuluh Pendamping, 3) peran, fungsi dan tata hubungan kerja tim pembina provinsi dengan tim teknis kabupaten/kota dan sekretariat PUAP belum berjalan optimal dan 4) belum semua Gapoktan mempunyai unit usaha otonom sebagai aktivitas LKMA. Pada tahun 2012 ada 5 Gapoktan berprestasi yang dikirim magang ke Provinsi Lampung. Penentuan jadwal pelatihan pengurus Gapoktan penerima dana BLM PUAP Pada tahun 2013 akan dilakukan pelatihan terhadap pengurus Gapoktan penerima dana BLM-PUAP tahun Khusus untuk Provinsi Bengkulu ada 50 Gapoktan yang belum mengikuti pelatihan. Pelatihan Gapoktan di Provinsi Bengkulu akan dilaksanakan pada tanggal 5-10 Mei 2013 bertempat di Kantor Bakorluh Provinsi Bengkulu. Bakorluh ditunjuk langsung oleh BPP lampung sebagai penyelenggara pelatihan Gapoktan di provinsi Bengkulu. Pelatihan PUAP bagi pengurus Gapoktan Propinsi Bengkulu 4 Angkatan selama 7 hari dengan jumlah peserta 100 orang. Pembahasan materi serta narasumber pelatihan PUAP Materi yang akan disampaikan dalam pelatihan pengurus PUAP terdiri kelompok materi dasar, kelompok materi pokok dan kelompok materi penunjang. Berdasarkan hasil rumusan sementara BPTP akan memberikan materi tentang membuat laporan kegiatan Gapoktan dengan pokok bahasan (1) praktek pengisian format laporan dengan tabel manual; (2) mekanisme pelaporan. Syarat peserta pelatihan Gapoktan adalah pengurus Gapoktan (Ketua dan Sekretaris atau Bendahara), telah menerima dana BLM PUAP berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian, membawa surat tugas dari instansi pembina. 12

27 4.4. Penandatanganan Kontrak PMT dengan Kementerian Pertanian dan PPK Direktorat Pembiayaan Kementerian Pertanian Penandatanganan kontrak PMT dilakukan di aula BPTP Bengkulu pada hari selasa tanggal 16 April Jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 orang yang terdiri dari undangan 3 orang ( Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Direktur Pembiyaan Dirjen PSP Kementan), PMT 25 orang dan panitia kesekretariatan 4 orang. Penandatanganan kontrak PMT ini langsung di hadir oleh Bapak Jhoni Wardi dari Pusat Pembiayaan Dirjen Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pertanian. Acara dibuka oleh Kepala Seksi Pelayanan Pengkajian BPTP Bengkulu ibu Wahyuni Amelia Wulandari, MSi. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Provinsi Bengkulu menerima dana PUAP sejak tahun 2008 sampai dengan Jumlah Gapoktan yang menerima dana BLM-PUAP sebanyak 953 desa/gapoktan atau hampir 70% desa di Provinsi Bengkulu sudah menerima dana PUAP dengan jumlah kelompok tani sebanyak kelompok. Jumlah Penyelia Mitra Tani (PMT) yang dikontrak adalah 31 orang (tabel 2). KSPP BPTP Bengkulu mengajak setelah dilakukan penenandatanganan kontrak, PMT bisa lebih aktif dalam mensukseskan program PUAP ini dengan lebih aktif dalam pengumpulan laporan kegiatan PMT dan perkembangan dana BLM PUAP di Gapoktan tempat bekerja masing-masing. Dari pihak Dinas Pertanian Provinsi selaku ketua pembina PUAP tingkat provinsi diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Air (Ir. Syahrial Rizal). Dalam sambutannya beliau mengharapkan dengan program PUAP ini mampu meningkatkan permodalan di tingkat petani terutama membiayai usahataninya. Selama ini kendala petani dalam berusahatani adalah kurangnya modal atau dana untuk membiayai usahataninya terutama dalam membeli saprodi. Disamping itu kendala yang dihadapi oleh petani adalah terbatasnya akses petani untuk mendapatakan saprodi. Untuk masa yang akan datang dengan adanya dana BLM-PUAP ini bisa mempermudah petani dalam mengakses saprodi dan modal. Drs. Jhoni Wardi selaku PPK Pembiayaan PUAP dari Dirjen PSP Kementerian Pertanian menyampaikan dasar hukum penandatanganan kontrak PMT ini adalah Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1952/Kpts/OT.160/5/2012 tentang perubahan lampiran Keputusan Menteri Pertanian Nomor 733.1/Kpts/OT.160/2/2013 tentang Penetapan Penyelia Mitra Tani Tahun 2013 Program PUAP telah ditetapkan sebanyak orang PMT dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor 56/Kpts/OT.160/B/KPA/2/2012 tentang Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan 13

28 Pembinaan Penyelia Mitra Tani dalam rangka Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Pertanian pada Satuan Kerja Lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Pembayaran honor PMT dilakukan setelah penandatanganan kontrak. Honor akan dicairkan apabila PMT : 1) melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai PMT di lapangan, dalam rangka pengembangan PUAP di wilayah kerja masing-masing; 2) melaporkan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis PUAP; 3) wajib berada di lokasi/wilayah kerja dan tidak dapat pindah wilayah kerja tanpa izin. Pembayaran honor dilakukan melalui transfer ke nomor rekening Bank masing-masing PMT. Honor dibayarkan selama 8 bulan sebesar Rp /bulan terhitung mulai 1 Maret sampai dengan 1 Oktober Apabila tidak melaksanakan kewajiban sesuai dengan pedoman umum dan petunjuk teknis PUAP maka PMT dikenakan sangsi berupa : a) Penundaan pembayaran honor kerja; b) Penghentian pembayaran honor kerja; c) Pemutusan hubungan kerja. BOP dapat dibayarkan kepada PMT apabila : 1) membuat rencana kerja selama pelaksanaan penyeliaan, 2) membuat laporan hasil kerja penyeliaan terhadap Gapoktan dalam buku kerja (work book), ditandatangani dan disyahkan (stempel) oleh pengurus Gapoktan dan tim teknis kabupaten/kota, 3) menyerahkan dokumen administrasi keuangan kepada koordinator pembina PUAP yang berada di Sekretariat PUAP (BPTP) provinsi, untuk pertanggungjawaban BOP dan 4) mendapat rekomendasi dari Koordinator PUAP di masing-masing sekretariat propinsi (BPTP). Pembayaran BOP dilakukan melalui transfer ke nomor rekening masing-masing (PMT). Biaya Operasional Penyeliaan (BOP) yaitu sebesar Rp ,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) per bulan yang terdiri dari biaya operasional sebesar Rp ,- (satu juta rupiah) per bulan dan biaya ATK pelaporan sebesar Rp ,- (dua ratus ribu rupiah) per bulan. Pembayaran BOP PMT dapat dilakukan per bulan apabila laporan dikumpul setiap bulan berjalan. Pengumpulan laporan PMT paling lambat tanggal 10 bulan berjalan sudah diterima di pusat pembiayaan Dirjen PSP Kementan. Apabila terlambat dalam pengumpulan laporan maka dana BOP PMT akan terlambat juga. Setelah acara kata sambutan dilanjutkan dengan diskusi. Pada saat diskusi, PMT sangat antusias untuk bertanya. Acara diskusi dipimpin langsung oleh koordinator PMT Provinsi Bengkulu bapak Hartoyo, SPt. Dalam sesi diskusi dibuka peluang bagi peserta untuk menyampaikan pertanyaan dan saran. Berbagai pertanyaan dan saran muncul dalam sesi diskusi. Penandatanganan kontrak PMT dilakukan secara simbolis yang diwakili oleh Hartoyo, SPt Penyelia Mitra Tani Kabupaten Bengkulu Utara dan Melisa Penyelia Mitra 14

29 Tani Kabupaten Lebong. Acara penandatanganan kontrak PMT disaksikan langsung oleh direktur pembiayaan Dirjen PSP Kementan Bapak Joni Wardi. Penyerahan kontrak PMT dilakukan oleh Dinas Pertanian Provinsi yang diwakili oleh Bapak Ir. Syahrial Rizal dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu Ibu Ir. Nana. Disamping penandatanganan kontrak PMT, sekretariat PUAP dalam hal ini BPTP Bengkulu juga melakukan pertemuan dengan PMT untuk membuat kesepakatan dalam pengumpulan laporan dan pertemuan antara BPTP dengan PMT. Berdasarkan hasil diskusi dengan PMT maka disepakati pertemuan dilakukan setiap bulan pada tanggal 5 bulan berjalan. PMT harus mengumpulkan laporan kegiatan PMT dan laporan perkembangan dana Gapoktan. Tabel 2. Daftar hadir Penyelia Mitra Tani (PMT) pada acara Penandatanganan Kontrak bulan April 2013 No Nama Kab/Kota Keterangan 1 Fajrul tantomi, SP Bengkulu Selatan Hadir 2 Firmansyah H, SP, MSi Bengkulu Selatan Hadir 3 Jely Biterfin, SKM Bengkulu Selatan Hadir 4 Aswanto, S.sos Bengkulu Tengah Hadir 5 Iip Aripin, SP Bengkulu Tengah Hadir 6 Amsir,S.Ag Bengkulu Utara Hadir 7 Bing Haryatno, S.Pt Bengkulu Utara Hadir 8 Dwi Ida Wardani, SP Bengkulu Utara Hadir 9 Hartoyo, S.Pt Bengkulu Utara Hadir 10 Andi Candra, SE Kaur Hadir 11 M. Ari Nur Rahman, SP Kaur Hadir 12 Suandi, S.Pd Kaur Hadir 13 Gusti Santoso, SP Kepahiang Hadir 14 Yeki Pusparizal, SP Kepahiang Hadir 15 Nizamudin, SP Kepahiang Hadir 16 Evo Yuliansyah, SE Lebong Hadir 17 Her mantanto, ST Lebong Hadir 18 Yuliza Eka Sari, A.Md Lebong Hadir 19 Aris Romadan, SP Muko-Muko Hadir 20 Suryadinata, S.Hut Muko-muko Hadir 21 Gunario Satria, SP Muko-muko Hadir 22 Anton Sutrisno, SP Muko-muko Hadir 23 Bambang P. Tatmoko, S.TP Rejang Lebong Hadir 24 Busroni, A.Md Rejang Lebong Hadir 25 Suswandi, SE Rejang Lebong Hadir 26 M. Syamsuhadinoto, SP Seluma Hadir 27 Muhtar, S.Hut Seluma Hadir 28 Sri Asih, SP Seluma Hadir 29 Zaidan Jauhari,S.Hut Seluma Hadir 30 Andri Syahputra, SP Kota Bengkulu Hadir 31 Devia Maya Silvany, S.Pd Kota Bengkulu Hadir 15

30 4.5. Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Gapoktan Penerima BLM-PUAP Koordinasi, monitoring, evaluasi dan pembinaan Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Rejang Lebong Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong langsung bertemu dengan Kepala Dinas Pertanian (Ir. Redha Kusmantoro, M.Si) selaku Ketua Tim Teknis PUAP Kabupaten Rejang Lebong, disampaikan realisasi penyaluran dana BLM PUAP untuk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2008 s/d 2013 sebanyak 100 Gapoktan. Susunan Tim Teknis PUAP Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan SK Bupati adalah sebagai berikut: Ketua : Kepala Dinas Pertanian, Sekretaris : BP4K Anggota : BAPEDA, Dinas Peternakan dan 3 PMT (Bambang P. Tatmoko, S.TP, Busroni, A.Md dan Suswandi, SE) Tim Teknis PUAP Kabupaten Rejang Lebong telah melaksanakan, mengkoordinasikan usulan Desa / Gapoktan dan Pengurus calon penerima dana BLM PUAP dari desa, melaksakan verifikasi dokumen administrasi calon penerima dana BLM PUAP, mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat Kabupaten. Mengesahkan dan menyetujui RUB yang diusulkan oleh Gapoktan serta dokumen administrasi Gapoktan lainnya, melakukan pengendalian, pembinaan, monitoring dan pelaporan pelaksanaan PUAP di tingkat Kecamatan dan desa serta berkoordinasi dengan PMT. Kabupaten Rejang Lebong belum mengalokasikan dana operasional pelaksanaan tugas tim teknis kabupaten dari APBD. Tim teknis PUAP Kabupaten Rejang Lebong sering melaksanakan pertemuan dan melakukan kunjungan ke Kecamatan dan Desa. Tim teknis Kabupaten Rejang Lebong juga menyediakan operation room untuk tempat kerja PMT di Dinas Pertanian. Belum tersedianya insentif bagi Penyuluh Pendamping PUAP, belum adanya insentif/honor untuk PMT diluar bulan yang dikontrak dan PMT lebih berkoordinasi dengan Dinas Pertanian selaku Ketua Tim Teknis PUAP Kabupaten Rejang Lebong. Pembinaan dan Monev di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan ke Gapoktan Cahaya Bukit Basah Dusun Sawah Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2011 dengan 16

31 pengurus ( Ketua Firmansyah, Sekretaris Eldan M dan Berndahara A. Wandi ). Gapoktan Cahaya Bukit Basah mempunyai 3 kelompok tani, jumlah anggota sebanyak 58 orang dengan jumlah penerima pinjaman 46 orang. Usaha yang paling dominan adalah tanaman semusim seperti sayuran dan padi. Gapoktan Cahaya Bukit Basah Dusun Sawah Kecamatan Curup Utara memiliki simpanan pokok dan simpanan wajib sebesar Rp.5.300,000. Kegiatan usaha lainya yaitu simpan pinjam, pinjaman disalurkan melalui kelompok dengan sistem tanggung renteng. Rata-rata pinjaman Rp ,-/anggota, pembayaran pinjaman yaitu sistem bayar setelah panen dengan tingkat suku bunga pinjaman 1,5 %. Cahaya Bukit Basah Dusun Sawah Kecamatan Curup Utara sudah memiliki AD/RT, tidak ada pinjaman macet, belum membentuk LKMA. Pembuatan rencana kerja dilakukan dengan partisipatif, rapat berkala dilakukan 1 kali sebulan, melaksanakan RAT tepat waktu. Gapoktan Cahaya Bukit Basah Dusun Sawah Kecamatan Curup Utara belum mencairkan dana BLM 100%. Pembinaan dan Monev juga dilakukan ke Gapoktan Tri Mulyo Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2009 dengan pengurus ketua M. Yasin dan sekretaris Nasiyam. Gapoktan Tri Mulyo merupakan Gapoktan berprestasi tahun 2010 mewakili Provinsi Bengkulu mengikuti seleksi Gapoktan berprestasi tingkat Nasional. Perkembangan usaha, dana dan administrasi cukup baik, dana Gapoktan Tri Mulyo per April 2013 sebesar Rp Gapoktan Tri Mulyo sudah memiliki AD/RT, belum membentuk LKMA, pembuatan rencana kerja dengan partisipatif, rapat berkala dilakukan 1 kali sebulan, melaksanakan RAT tepat waktu, belum ada Badan Hukum. Pembinaan dan Monev ke Gapoktan Mbangun Tani Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang, penerima dana BLM PUAP tahun 2009 dengan pengurus Ketua Sumarno. Gapoktan Mbangun Tani, sudah memiliki AD/RT, belum menjadi LKMA, pembuatan rencana kerja dengan partisipatif, rapat berkala dilakukan 1 kali sebulan, melaksanakan RAT tepat waktu, sudah ada Badan Hukum. Dari sisi perkembangan usaha, dana dan administrasi cukup baik, dana Gapoktan Mbngun Tani saldo akhir periode April 2013 sebesar Rp Koordinasi, monitoring, evaluasi dan pembinaan Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Kaur Koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kaur bersama Kepala Seksi PLA Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kaur. 17

32 Telah disampaikan maksud dan tujuan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pembinaan Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Kaur. Pada pertemuan tersebut disampaikan juga realisasi penyaluran BLM PUAP di Kabupaten Kaur. Dana BLM PUAP yang belum direalisasikan di Kabupaten Kaur sebesar Rp Jumlah Gapoktan penerima dana BLM PUAP dari tahun 2008 sampai dengan 2013 sebanyak 100 Gapoktan dengan jumlah kelompok tani sebanyak 400 kelompok. Di Kabupaten Kaur tim teknis PUAP langsung di SK kan bupati. Adapun susunan tim teknis PUAP di Kabupaten Kaur sebagai berikut: Ketua : Asmawan, S.Sos (Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kaur) Sekretaris : A. Reskan Efendi, SP (Kepala BP4K) Anggota : Kabid PSP Dinas Pertanian dan 3 PMT (Andi Candra, SE, M. Ari Nur Rahman, SP dan Suandi, S.Pd). Tim Teknis PUAP Kabupaten Kaur telah melaksanakan, mengkoordinasikan usulan Desa / Gapoktan dan Pengurus calon penerima dana BLM PUAP dari desa dan melaksakan verifikasi dokumen administrasi calon penerima dana BLM PUAP serta mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat Kabupaten. Tim Teknis PUAP Kabupaten Kaur mengesahkan dan menyetujui RUB yang diusulkan oleh Gapoktan serta dokumen administrasi Gapoktan lainnya serta melakukan pengendalian, pembinaan, monitoring dan pelaporan pelaksanaan PUAP di tingkat Kecamatan dan desa serta berkoordinasi dengan PMT. Pemerintah Kabupaten Kaur mengalokasikan dana operasional pelaksanaan tugas tim teknis kabupaten dari APBD. Pertemuan Tim teknis PUAP Kabupaten Kaur jarang dilakukan termasuk juga kunjungan ke kecamatan dan desa. Tim teknis Kabupaten Kaur belum menyediakan operation room untuk tempat kerja PMT. Pemerintah Kabupaten Kaur (tim teknis PUAP) belum menyediakan insentif bagi Penyuluh Pendamping PUAP dan insentif / honor untuk PMT diluar bulan yang dikontrak. PMT Kabupaten Kaur lebih sering berkoordinasi dengan Dinas Pertanian selaku Ketua Tim Teknis PUAP di Kabupaten Kaur. Saran dan masukan dari tim PUAP BPTP untuk tim teknis PUAP Kabupaten Kaur antara lain : 1. Secepatnya merealisasikan dana BLM PUAP yang masih mengendap di rekening Gapoktan, 2. Melakukan pembinaan di tingkat Gapoktan dengan cara mengadakan temu koordinasi dengan seluruh Gapoktan di Kabupaten Kaur, 18

33 3. Koordinasi tim teknis lebih ditingkatkan lagi. Pembinaan dan Monev dilakukan ke Gapoktan Harapan Bersama Desa Sukarami II Kecamatan Kelam Tengah, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2011 dengan pengurus ketua Rasdi, sekretaris Sukisno dan Bendahara Gupiman Rohadi. Gapoktan Harapan Bersama membawahi 3 kelompok tani dengan anggota sebanyak 66 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha pertanian tanaman semusim seperti padi. Gapoktan Harapan Bersama mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib ,-. Gapoktan Harapan Bersama mempunyai usaha simpan pinjam dan pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok dengan sistem tanggung renteng. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran setelah panen. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 desember 2012 sebesar Rp Berdasarkan hasil monev tim BPTP maka perlu ada perbaikan yang harus dilakukan oleh Gapoktan Harapan Bersama antara lain : (1) administrasi pembukuan tiap bulan ditutup dan ditanda tangani oleh ketua serta bendahara, buku-buku lainya di isi dan dilengkapi lagi (2) perlu diadakannya RAT setiap tahun sebagai indikator Gapoktan yang sehat, (3) perlu dilakukannya musyawarah unutk menentukan langkah-langakah atau kebijakan dalam mengatasi masalah kredit macet di Gapoktan Harapan Bersama (4) papan merek Gapoktan harus dipasang di sekretariat Gapoktan, (5) Diadakannya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan (6) Kepala Desa selaku komite pengarah berperan aktif dalam membina Gapoktan harapan bersama. Pembinaan dan Monev juga dilakukan ke Gapoktan Mulya Tani Desa Padang Panjang Kecamatan Semidang Gumay, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2011 dengan pengurus ketua Firdaus, sekretaris Anwar dan Bendahara Syah Yamir. Gapoktan Mulya Tani membawahi 8 kelompok tani dengan anggota sebanyak 100 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha pertanian tanaman semusim seperti padi. Gapoktan Mulya Tani mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib ,-. Gapoktan Mulya Tani mempunyai usaha simpan pinjam dan pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok dengan sistem tanggung renteng. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- 19

34 dengan sistem pembayaran setelah panen. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 2 %. Saran dan perbaikan untuk Gapoktan Mulya Tani: 1. Setiap tahun diadakan RAT sebagai pertanggung jawaban pengurus Gapoktan kepada anggotanya. 2. Papan merek Gapoktan harus dipasang sebagai identitas Gapoktan 3. Perlu diadakanya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan 4. Kepala desa berperan aktif dalam membina Gapoktan Mulya Tani. Pembinaan dan monev dilakukan ke Gapoktan Margo Makaryo Desa Jati Mulyo Kecamatan Padang Guci Hulu, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2011 dengan pengurus ketua Suroso dan sekretaris Eva Dada Suarda. Gapoktan Margo Makaryo membawahi 3 kelompok tani dengan anggota sebanyak 61 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha peternakan seperti sapi. Gapoktan Margo Makaryo mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib ,-. Gapoktan Margo Makaryo mempunyai usaha pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran setelah panen. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 desember 2012 sebesar Rp Berdasarkan hasil monev tim BPTP maka perlu ada perbaikan yang harus dilakukan oleh Gapoktan Margo Makaryo antara lain : (1) pembukuan, masih kurangnya buku yang harus disiapkan oleh Gapoktan. Setiap Gapoktan harus memiliki 14 buku, sementara Gapoktan Harapan Bersama hanya memiliki 6 buku, (2) perlu diadakannya RAT setiap tahun, (3) pencatatan pembukuan keuangan perlu dilakukan setiap bulan (buku neraca), (4) papan merek Gapoktan harus dipasang di sekretariat Gapoktan, (5) perlu diadakannya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan dan (6) Kepala desa berperan aktif dalam membina Gapoktan Margo Makaryo. Pembinaan dan Monev dilakukan ke Gapoktan Bunga Tanjung Desa Gunung Kaya Kecamatan Padang Guci Hilir, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2008 dengan pengurus ketua Yanuhari, sekretaris Ekaspi dan Bendahara Ilpi Diansono. Gapoktan Bunga Tanjung membawahi 3 kelompok tani dengan anggota sebanyak 99 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha tanaman pangan seperti padi. Gapoktan Bunga Tanjung mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib ,-. 20

35 Gapoktan Bunga Tanjung mempunyai usaha pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran setelah panen. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 desember 2012 sebesar Rp Saran dan perbaikan berdasarkan hasil monev tim BPTP : (1) administrasi pembukuan tiap bulan ditutup dan ditanda tangani oleh ketua serta bendahara, buku-buku lainya di isi dan dilengkapi lagi (2) RAT dilakukan setiap tahun dan tepat waktu sebagai indikator Gapoktan yang sehat, (3) Dilakukannya musyawarah untuk menentukan langkah-langakah atau kebijakan dalam mengatasi masalah kredit macet, (4) Papan merek Gapoktan harus dipasang sebagai identitas Gapoktan, (5) Diadakannya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan (6) Kepala Desa selaku komite pengarah berperan aktif dalam membina Gapoktan Bunga Tanjung. Pembinaan dan Monev Gapoktan Air Nitik Desa Air Dingin Kecamatan Kaur Selatan, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2009 dengan pengurus ketua M. Kurniawan, sekretaris M. Ali Aras dan Bendahara Anasri. Gapoktan Air Nitik membawahi 6 kelompok tani dengan anggota sebanyak 80 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha pertanian tanaman semusim seperti padi. Gapoktan Air Nitik mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib ,-. Gapoktan Air Nitik mempunyai usaha simpan pinjam dan pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok dengan sistem tanggung renteng. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran setelah panen. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 desember 2012 sebesar Rp Saran dan perbaikan untuk Gapoktan Air Nitik: 1. Setiap tahun diadakan RAT sebagai pertanggung jawaban pengurus Gapoktan kepada anggotanya dan merupakan indikator Gapoktan yang sehat. 2. Papan merek Gapoktan harus dipasang sebagai identitas Gapoktan 3. Perlu diadakanya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan 4. Tim pembina desa berperan aktif dalam membina Gapoktan Air Nitik. Pembinaan dan Monev dilakukan ke Gapoktan Sehati Desa Dua Kecamatan Kaur Selatan, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2008 dengan pengurus; ketua Rukian, sekretaris Suparman dan Bendahara Bahrul. Gapoktan 21

36 Sehati membawahi 7 kelompok tani dengan anggota sebanyak 141 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha tanaman pangan seperti padi. Gapoktan Sehati mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib ,-. Gapoktan Sehati mempunyai usaha pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran setelah panen. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 desember 2012 sebesar Rp Berdasarkan hasil monev tim BPTP maka perlu ada perbaikan yang harus dilakukan oleh Gapoktan Sehati antara lain : (1) administrasi pembukuan tiap bulan ditutup dan ditanda tangani oleh ketua serta bendahara, buku-buku lainya di isi dan dilengkapi lagi (2) RAT dilakukan setiap tahun dan tepat waktu sebagai indikator Gapoktan yang sehat, (3) Dilakukannya musyawarah untuk menentukan langkah-langakah atau kebijakan dalam mengatasi masalah kredit macet, (4) Papan merek Gapoktan harus dipasang sebagai identitas Gapoktan, (5) Diadakannya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan (6) Kepala Desa selaku komite pengarah berperan aktif dalam membina Gapoktan Sehati Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Gapoktan Penerima BLM-PUAP di Kabupaten Seluma. Koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Seluma bersama Kepala Seksi PLA Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Seluma. Telah disampaikan maksud dan tujuan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pembinaan Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Seluma. Pada pertemuan tersebut disampaikan juga realisasi penyaluran BLM PUAP di Kabupaten Seluma. Dana BLM PUAP sudah direalisasikan 100 % di Kabupaten Seluma. Di Kabupaten Seluma tim teknis PUAP langsung di SK kan bupati. Adapun susunan tim teknis PUAP di Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai berikut: Ketua Sekretaris Anggota : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma : Kepala BP4K Seluma : - PMT 3 orang - Kabid PSP Dinas Pertanian Kabupaten Seluma Tim Teknis PUAP Kabupaten Seluma telah melaksanakan, mengkoordinasikan usulan Desa / Gapoktan dan Pengurus calon penerima dana BLM PUAP dari desa dan melaksakan verifikasi dokumen administrasi calon 22

37 penerima dana BLM PUAP serta mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat Kabupaten. Tim Teknis PUAP Kabupaten Seluma mengesahkan dan menyetujui RUB yang diusulkan oleh Gapoktan serta dokumen administrasi Gapoktan lainnya serta melakukan pengendalian, pembinaan, monitoring dan pelaporan pelaksanaan PUAP di tingkat Kecamatan dan desa serta berkoordinasi dengan PMT. Pemerintah Kabupaten Seluma belum mengalokasikan dana operasional pelaksanaan tugas tim teknis kabupaten dari APBD. Pertemuan Tim teknis PUAP Kabupaten Seluma sering dilakukan termasuk juga kunjungan ke kecamatan dan desa. Tim teknis Kabupaten Seluma telah menyediakan operation room untuk tempat kerja PMT. Pemerintah Kabupaten Seluma (tim teknis PUAP) belum menyediakan insentif bagi Penyuluh Pendamping PUAP dan insentif / honor untuk PMT diluar bulan yang dikontrak. PMT Kabupaten Seluma lebih sering berkoordinasi dengan BP4K selaku Sekretaris Tim Teknis PUAP di Kabupaten Seluma. Saran dan masukan dari tim PUAP BPTP untuk tim teknis PUAP Kabupaten Seluma antara lain : 1) Melakukan pembinaan di tingkat Gapoktan dengan cara kunjungan reguler, mengadakan temu koordinasi dengan seluruh Gapoktan di Kabupaten Seluma, 2) Koordinasi tim teknis lebih ditingkatkan lagi. 3) PMT harus menyeimbangkan koordinasi antara Dinas Pertanian dengan BP4K selaku ketua dan sekretaris Tim Teknis PUAP di Kabupaten. Pembinaan dan monev ke Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Seluma didampingi oleh Penyelian Mitra Tani Kabupaten Seluma (M. Syamsuhadinoto, SP, Muhtar, S.Hut dan Sri Asih, SP) sebagai anggota tim teknis kabupaten. Pembinaan dan monev dilakukan ke Gapoktan Mekar Sari Desa Jenggalu Kecamatan Sukaraja, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun Pada saat kunjungan langsung bertemu dengan pengurus Gapoktan (Ketua H. Khairul, Sekretaris Sunarwa dan Bendahara Zarhan). Gapoktan Mekar Sari membawahi 5 kelompok tani dengan anggota sebanyak 130 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha pertanian tanaman perkebunan seperti karet dan sawit. Tingkat pengembalian anggota di Gapoktan Mekar Sari sangat lancar, dari 130 anggota yang meminjam semuanya sudah kembali. Usaha yang dilakukan oleh Gapoktan Mekar Sari adalah pengadaan saprodi dan simpan pinjam. Gapoktan Mekar Sari mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib Rp ,-. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran 23

38 bulanan. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1,5 %. Jumlah kredit macet per 31 April 2013 tidak ada. Berdasarkan hasil monev tim BPTP maka perlu ada perbaikan yang harus dilakukan oleh Gapoktan Mekar Sari antara lain : (1) administrasi pembukuan tiap bulan ditutup dan ditanda tangani oleh ketua serta bendahara, buku-buku lainya di isi dan dilengkapi lagi, (2) perlu diadakannya RAT setiap tahun sebagai indikator Gapoktan yang sehat, (3) Diadakannya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan. Pembinaan dan monev ke Gapoktan Sepakat Jaya Desa Talang Tinggi Kecamatan Seluma Barat, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2011 dengan pengurus ketua Zaili Haroni, sekretaris Zanili dan Bendahara Arman,J. Gapoktan Sepakat Jaya membawahi 8 kelompok tani dengan anggota sebanyak 166 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha pertanian tanaman perkebunan seperti Karet dan Sawit. Gapoktan Sepakat Jaya mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib Rp ,-. Gapoktan Sepakat Jaya mempunyai usaha pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok dengan sistem tanggung renteng. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran bulanan. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 2 %. Jumlah kredit macet per 31 desember 2012 sebesar Rp Saran dan perbaikan untuk Gapoktan Bukit Barisan: 1. Setiap tahun diadakan RAT sebagai pertanggung jawaban pengurus Gapoktan kepada anggotanya. 2. Struktur organisasi dibuat dan dipasang disekretariat Gapoktan 3. Perlu diadakanya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan 4. Kepala desa berperan aktif dalam membina Gapoktan Sepakat Jaya. Pembinaan dan monev dilakukan ke Gapoktan Sido Luhur Desa Sido Luhur Kecamatan Sukaraja, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun Bertemu langsung dengan pengurus (ketua W. Sujono, sekretaris Jumri dan Bendahara Sarpin). Gapoktan Sido Luhur membawahi 7 kelompok tani dengan anggota sebanyak 215 orang. Dominasi usaha pertanian tanaman perkebunan seperti sawit dan karet. Kegiatan usaha yang dilakukan adalah simpan pinjaman dan kios saprodi. Simpan pinjaman disalurkan melalui kelompok dengan sistem pengembalian bulanan, rata-rata pinjaman Rp , ,-/anggota, 24

39 bunga pinjaman 1-2 %/bulan. Kredit macet per 31 Desember 2012 sebesar Rp ,- sudah memiliki AD/RT, belum LKM, pembuatan rencana kerja dengan partisipatif, rapat berkala dilakukan di atas 3 bulan, melaksanakan RAT tidak tepat waktu, belum ada badan hukum. Saran untuk Gapoktan Sido Luhur : 1. Pengurus harus aktif mengawasi perkembangan usaha anggota karena tingkat kemacetannya tinggi. Belum ada pengembalian dari Anggota Kelompok Tani. 2. Papan Merk identitas Gapoktan dipasangan. 3. Setiap akhir tahun kepengurusan harus melakukan rapat anggota tahun (RAT) tepat waktu. 4. Pembukuan harus lengkap 14 buku dalam mengelola kegiatan/aktifitas Gapoktan. Pembinaan dan Monev Gapoktan Cahaya Bersama Desa Talang Perapat Kecamatan Seluma Barat, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2008 dengan pengurus ketua Apindi, sekretaris Rudi Hartono dan Bendahara Darmawan. Gapoktan Cahaya Bersama membawahi 12 kelompok tani dengan anggota sebanyak 240 orang. Jumlah anggota yang sudah/pernah meminjam sebanyak 145 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha tanaman pangan seperti padi dan jagung. Gapoktan Cahaya Bersama mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp , dan simpanan wajib Rp , Gapoktan Cahaya Bersama mempunyai usaha simpan pinjam. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok. Rata-rata pinjaman perkelompok sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran angsuran setiap bulan. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 Desember 2012 sebesar Rp Saran dan perbaikan berdasarkan hasil monev tim BPTP : 1. Pembukuan Gapoktan dilengkapi lagi 2. Dilakukannya musyawarah untuk menentukan langkah-langakah atau kebijakan dalam mengatasi masalah kredit macet, 3. Papan merek Gapoktan harus dipasang sebagai identitas Gapoktan, 4. Diadakannya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan 5. Pengurus Gapoktan harus dapat mengembangkan dana yang sudah diberikan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 25

40 6. Mohon bantuan PMT dan Penyuluh Pendamping PUAP untuk ikut mengawasi perkembangan dana BLM-PUAP yang ada di Kabupaten Seluma. Pembinaan dan monev dilanjutkan ke Gapoktan Riak Siabun Desa Riak Siabun I Kecamatan Sukaraja. Gapoktan Riak Siabun menerima dana BLM-PUAP tahun 2011, dengan anggota 4 kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan, jumlah anggota yang terlibat 100 orang, bidang usaha yang dijalankan tanaman perkebunan seperti sawit dan karet. Memiliki simpanan pokok sebesar Rp , simpanan wajib RP , rata-rata peminjaman perorangan berkisar antara RP ,- sampai dengan Rp ,- dengan sistem pengembalian perbulan, mengalami kredit macet tidak ada. Saran untuk Gapoktan Riak Siabun. 1. Pembukuan kas diperbaiki dan jangan sampai salah formatnya. 2. Setiap ada yang penyunjung harap mengisi buku tamu. 3. Papan indentitas Gapoktan dibuat dan dipasang sesuai letak dan posisinya. 4. Setiap 3 bulan diadakan pertemuan dengan Pengurus Kelompok Tani, PPL desa dan Kepala Desa dalam mengambil keputusan untuk mengelola dana BLM-PUAP, untuk kelanjutan musim tanam berikut sebagai alat Kontrol agar tidak terjadi kemacetan pengembalian dana Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Gapoktan Penerima BLM-PUAP di Kabupaten Lebong. Melakukan koordinasi ke Dinas Pertanian Kabupaten Lebong, diwakili oleh Kabid Tanaman Pangan sebagai Anggota Tim Teknis PUAP Kabupaten Lebong, dalam pertemuan tersebut dijelaskan maksud dan tujuan koordinasi, monitoring dan pembinaan Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Lebong, dan disampaikan juga realisasi penyaluran dana BLM PUAP untuk Kabupaten Lebong Tahun 2008 s/d 2013 sebanyak 100 Gapoktan, telah terealisasi 100 % dari anggaran yang dikucurkan dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Sarana dan Prasarana Kementan RI. Koordinasi dengan Tim Teknis PUAP Kabupaten Lebong ( Bpk. Taman, SP ) memberikan penjelasan pada saat Koordinasi. 26

41 Keberadaan Tim Teknis PUAP Kabupaten Lebong berdasarkan SK Bupati ; Ketua Tim Teknis Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebong Sekretaris Tim Teknis Kepala BP4K Kabupaten Lebong Anggota Tim Teknis - Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Lebong - Dinas Perindagkop Kabupaten Lebong - Bapedda Kabupaten Lebong - Camat Se- Kabupaten Lebong - PMT Tim Teknis PUAP Kabupaten Lebong telah melaksanakan, mengkoordinasikan usulan Desa / Gapoktan dan Pengurus calon penerima dana BLM PUAP dari desa. Tim Teknis telah melaksanakan verifikasi dokumen administrasi calon penerima dana BLM PUAP, koordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat Kabupaten. Telah mengesahkan dan menyetujui RUB yang diusulkan oleh Gapoktan serta dokumen administrasi Gapoktan lainnya. Telah melakukan pengendalian, pembinaan, monitoring dan pelaporan pelaksanaan PUAP di tingkat Kecamatan dan Desa berkoordinasi dengan PMT, ada dan tersedianya dana operasional pelaksanaan tugas Tim Teknis Kabupaten dari APBD, sering dilaksankan pelaksanaan pertemuan reguler Tim Teknis PUAP. Pembinaan dan pelaksanaan kunjungan reguler Tim Teknis PUAP ke Kecamatan dan Desa, jarang dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten. Tidak tersedianya operation room untuk tempat kerja PMT di Dinas Pertanian Kabupaten. Belum tersedianya insentif bagi Penyuluh Pendamping PUAP, belum adanya insentif / honor untuk PMT diluar bulan yang dikontrak dan PMT lebih berkoordinasi dengan Dinas Pertanian selaku Ketua Tim Teknis PUAP Kabupaten Lebong. Saran dari hasil koordinasi dengan Kabid Tanaman Pangan : 1. Agar honor/insentif Penyuluh Pendamping PUAP dan PMT bila tersedia. 2. Ditingkatkan intensitas pembinaan terhadap Gapoktan dan perkembangan dana BLM-PUAP di Kabupaten Lebong. Pembinaan dan Monev ke Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Lebong didampingi oleh Penyelian Mitra Tani Kabupaten Lebong ( Yuliza Eka Putri, A.md, Evo Juliansyah SE, Hermantanto,SE ) sebagai anggota tim teknis kabupaten. Pembinaan dan Monev ke Gapoktan Senja Indah Desa Lemeu Kecamatan Uram Jaya Kabupaten Lebong. Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun

42 Dalam kepengurusan ini bertemu dengan pengurus ( Ketua Amrul Hasani, Sekretaris Lahmudin dan Berndahara Sairin ). Gapoktan Senja Indah membawahi 8 kelompok tani dengan jumlah anggota 270 orang. Penerima pinjaman 270 orang, dominasi usaha pertanian yaitu tanaman semusim. Gapoktan Senja Indah memiliki simpanan pokok Rp ,- dan simpanan wajib Rp ,- kegiatan usaha pertanian yaitu pinjaman yarnen. Pinjaman disalurkan melalui kelompok dengan sistem bayar setelah panen. Rata-rata pinjaman Rp per anggota. Besarnya bunga pinjaman 1 %, pinjaman macet sebesar Rp Saran untuk Gapoktan Senja Indah Desa Lemeu : 1. Kredit macet sebesar Rp ,- segera di musyawarahkan dengan anggota anggota Gapoktan dan komite pengarah di Desa ( Kepala Desa, perangkat Desa ) untuk penyelesaian masalah anggota yang menunggak perguliran dana BLM-PUAP 2. Adminstrasi pembukuan tiap akhir bulan ditutup dan ditandatangani oleh ketua serta bendahara, buku-buku lainnya diisi dan dilengkapi lagi. 3. Setiap akhir tahun diadakan RAT untuk pertanggung jawaban keuangan Gapoktan, sebagai indikator Gapoktan yang sehat. Pengurus Gapoktan Senja Indah ( Ketua Bpk. Amrul Hasani) menjelaskan perkembangan usaha, dana dan administrasi Gapoktan Pembinaan dan Monev ke Gapoktan Kencana Desa Lokasari Kecamatan Lebong Utara Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun Dalam pengurus Ketua Hendi Nur Syamsi. Gapoktan Kencana pada awal merupakan Gapoktan yang mulai berkembang asetnya sudah hampir 150 juta dari hasil pengembalian anggota yang disesuaikan dengan keadaan tutup buku akhir bulan Desember 2011, namun pada pertengah tahun 2012 mulai ada kredit macet dari anggota Gapoktan. Sehingga perkembangan dana agak sedikit mengalami kemacetan untuk perguliran selanjutnya. Tingkat pengembalian kredit/pinjaman yang macet cukup tingggi akibat dari kurang tertibnya administrasi gapoktan dan lemahnya pengawasan oleh tim teknis. Kelengkapan 28

43 administrasi baik dan lengkap, dana Neraca bulan Mei 2013 sebesar Rp ,-Gapoktan Kencana, anggota 2 kelompok, jumlah anggota 50 orang,penerima pinjaman 50 orang, dominasi usaha pertanian yaitu tanaman semusim, memiliki simpok Rp ,- dan simwa Rp ,- kegiatan usaha pertanian yaitu simpan pinjaman, simpan pinjaman disalurkan melalui kelompok, sistem bulanan, rata-rata pinjaman Rp , ,- /anggota, pembayaran pinjaman yaitu system bulanan, bunga pinjaman 1 %, ada pinjaman macet sebesar Rp Saran perbaikan untuk Gapoktan Kencana : 1. Pinjaman dan dana yang macet pada anggota dimusyawarah dengan kelompok tani bagaimana caranya untuk agar ada kesanggupan anggota untuk membayar pinjaman dengan Gapoktan. 2. Papan Merk Gapoktan dipasang sebgai indentitas Gapoktan 3. Setiap akhir tahun diadakan RAT sebagai pertanggung jawaban pengurus Gapoktan kepada anggota anggota Gapoktan. Pembinaan dan Monev ke Gapoktan Pabes Lestari Desa Trans Pabes (UPT) Kecamatan Pelabai, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun Bertemu dengan pengurus Ketua Endang Prinandes dan Sekretaris Jasril. Keadaan kelengkapan administrasi cukup baik, dana Neraca bulan Mei 2013 masih sebesar Rp ,- dan mengalami kridet macet juga, posisi dana yang digulirkan belum ada pengembalian dari Kelompok Tani sehingga menghambat siklus kegiatan dalam aktifitas organisasi Gapoktan. Gapoktan Pabes Lestari, dengan ada 4 kelompok, jumlah anggota 107 orang, penerima pinjaman 107 orang, dominasi usaha peternakan yaitu ternak kambing, memiliki simpok Rp ,- dan simwa Rp.1.000,- serta simsus Rp ,- kegiatan usaha peternakan yaitu simpan pinjaman, simpan pinjaman disalurkan melalui kelompok, sistem Yarnen, rata-rata pinjaman Rp ,-/anggota, pembayaran pinjaman yaitu Yarnen setelah ternak dijual ( pengemukan ), bunga pinjaman 2 %, ada pinjaman macet sebesar Rp Saran untuk Gapoktan Pabes Lestari : 1. Pengurus harus aktif mengawasi perkembangan usaha anggota di bidang pengemukan ternak kambing, karena tingkat macetnya agak tinggi (perputaran dana enam bulan sekali). Belum ada pengembalian dari Anggota Kelompok Tani. 2. Papan Merk indentitas Gapoktan dipasangan. 29

44 3. Setiap akhir tahun kepengurusan harus melakuka Rapat Anggota Tahun (RAT). 4. Pembukuan harus lengkap 14 buku dalam mengelola kegiatan/aktifitas Gapoktan. Pembinaan dan monev dilanjutkan ke Gapoktan Bangkit Bersama, Desa Nangai Amen, Kecamatan Amen, penerima dana BLM-PUAP tahun 2011 dengan anggota 5 kelompok Tani yang tergabung dalam Gapoktan, jumlah anggota yang terlibat 102 orang, bidang usaha yang dijalankan tanaman semusim dan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, memiliki simpanan pokok, simpanan wajib, rata-rata peminjaman perorangan berkisar anatara RP ,- sampai dengan Rp ,- dengan system pengembalian yarnen, mengalami kridet macet sekitar Rp ,-. Kelengkapan administrasi Gapoktan kurang lengkap. Belum ada badan hukum. Saran untuk Gapoktan Bangkit Bersama. 1. Pembukuan kas diperbaiki dan jangan sampai salah formatnya. 2. Setiap ada yang pengunjung harap mengisi buku tamu. 3. Papan indentitas Gapoktan dibuat dan dipasang sesuai letak dan posisinya. 4. Setelah panen diadakan pertemuan dengan Pengurus Kelompok Tani, PPL Desa dan Kepala Desa dalam mengambil keputusan dalam mengelola dana BLM-PUAP untuk kelanjutan musim tanam berikut sebagai alat Kontrol agar tidak terjadi kemacetan pengembalian dana. Pada pembinaan di Gapoktan Samo Raso Desa Luas Kecamatan Talang Bano merupakan penerima BLM-PUAP tahun 2009 dengan 4 Kelompok Tani, jumlah anggota yang tergabung berjumlah 100 orang dengan peminjaman dana system yarnen berkisar /anggota, perkembangan dana sampai dengan Mei 2013 tidak begitu baik dengan tingkat kemacet sekitar 89 %. Kelengkapan administrasi ( Buku kas, buku tamu, notulen rapat, AD/ART, Akad Perjanjian) masih perlu ada perbaikan dan pembinaan lebih lanjut agar tertib administrasi, belum pernah mengadakan RAT sebagai pertanggung jawab keuangan Gapoktan. Saran untuk Gapoktan Samo Raso Desa Luas agar pembukuan diperbaiki dan selalu diisi walaupun tidak ada transaksi setiap bulannya, bila perlu diadakan rapat atau pertemuan seluruh Perangkat Desa untuk menuntaskan masalah kemacetan dana BLM-PUAP tahun 2009 agar diberikan sejenis sangsi-sangsi yang mengikat agar dana yang bergulir di Desa tersebut bisa berkembang. 30

45 Pembinaan dan monev di Gapoktan Dipoa Sepakat Desa Tabak Dipoa Kecamatan Lebong Sakti merupakan penerima BLM-PUAP tahun 2011, telah dicairkan oleh pengurus sebesar 100% ( Rp ,- ) pada bulan April 2013 dan tersalurkan di 4 ( empat ) kelompok tani dengan 70 orang anggota Gapoktan system pengembalian yarnen, dikenakan bunga sebesar 1,5 % dibayarkan setelah panen pada bulan September Kelengkapan administrasi cukup baik. Saran yang diberikan untuk pengurus Gapoktan Dipoa Sepakat adalah : 1. Identitas Gapoktan dibuat dan dipasang. 2. Pembukuan Gapoktan dilengkapi lagi terutama Buku Anggota, Notulen Rapat, Buku Pinjaman anggota. 3. Pengurus harus dapat mengembangkan dana yang sudah diberikan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia Sarana dan Prasarana PNPM - BLM-PUAP tahun melalui Direktur Jenderal 4. Mohon bantuan PMT dan Penyuluh Pendamping PUAP untuk ikut mengawasi perkembangan dana BLM-PUAP yang ada di Kabupaten Lebong Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Gapoktan Penerima BLM-PUAP di Kabupaten Bengkulu Selatan. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan bersama Kepala Seksi PLA Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan. Telah disampaikan maksud dan tujuan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pembinaan Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Bengkulu Selatan. Pada pertemuan tersebut disampaikan juga realisasi penyaluran BLM PUAP di Kabupaten Bengkulu Selatan. Dana BLM PUAP yang belum direalisasikan di Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar Rp Jumlah Gapoktan penerima dana BLM PUAP dari tahun 2008 sampai dengan 2013 sebanyak 108 Gapoktan dengan jumlah kelompok tani sebanyak 380 kelompok. Kepala Seksi PLA Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan ( Bpk. Nopi Helmen,SP ) memberikan penjelasan pada saat Koordinasi. 31

46 Di Kabupaten Bengkulu Selatan tim teknis PUAP langsung di SK kan bupati. Adapun susunan tim teknis PUAP di Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai berikut: Ketua : Ir. Wika Gatot Subroto (Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan) Sekretaris : Ir. Iskandar, AZ, (Kepala BP4K Bengkulu Selatan) Anggota : - Sukarni, SP (Kabid Kelembagaan BP4K) - Sakimin, S.Pt (Kabid PSP Dinas Pertanian - Ir. Yenti Ratani (Staf Perencanaan Dinas Pertanian) - Firmansyah. H, SP, MSi (PMT) - Fajrul Tantomi, SP (PMT) Tim Teknis PUAP Kabupaten Bengkulu Selatan telah melaksanakan, mengkoordinasikan usulan Desa/Gapoktan dan Pengurus calon penerima dana BLM PUAP dari desa dan melaksakan verifikasi dokumen administrasi calon penerima dana BLM PUAP serta mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat Kabupaten. Tim Teknis PUAP Kabupaten Bengkulu Selatan mengesahkan dan menyetujui RUB yang diusulkan oleh Gapoktan serta dokumen administrasi Gapoktan lainnya serta melakukan pengendalian, pembinaan, monitoring dan pelaporan pelaksanaan PUAP di tingkat Kecamatan dan desa serta berkoordinasi dengan PMT. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan tidak mengalokasikan dana operasional pelaksanaan tugas tim teknis kabupaten dari APBD. Pertemuan Tim teknis PUAP Kabupaten Bengkulu Selatan sering dilakukan termasuk juga kunjungan ke kecamatan dan desa. Tim teknis Kabupaten Bengkulu Selatan telah menyediakan operation room untuk tempat kerja PMT. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan (tim teknis PUAP) belum menyediakan insentif bagi Penyuluh Pendamping PUAP dan insentif/honor untuk PMT diluar bulan yang dikontrak. PMT Kabupaten Bengkulu Selatan lebih sering berkoordinasi dengan BP4K selaku Sekretaris Tim Teknis PUAP di Kabupaten Bengkulu Selatan. Dinas Pertanian Bengkulu Selatan sudah membuat surat kepada ketua Gapoktan untuk segera mencairkan dana BLM PUAP. Permasalahan BLM PUAP di Bengkulu Selatan yang paling mendasar adalah banyaknya pengurus Gapoktan yang apatis dikarenakan banyak anggota yang menunggak pengembalian. 32

47 Saran dan masukan dari tim PUAP BPTP untuk tim teknis PUAP Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain : 1) Dinas Pertanian Bengkulu Selatan secepatnya membantu merealisasikan pencairan dana BLM PUAP yang masih mengendap di rekening Gapoktan, 2) Melakukan pembinaan di tingkat Gapoktan dengan cara kunjungan reguler, mengadakan temu koordinasi dengan seluruh Gapoktan di Kabupaten Bengkulu Selatan, 3) Koordinasi tim teknis lebih ditingkatkan lagi. 4) PMT harus menyeimbangkan koordinasi antara Dinas Pertanian dengan BP4K selaku ketua dan sekretaris Tim Teknis PUAP di Kabupaten. Pembinaan dan Monev ke Gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Bengkulu Selatan didampingi oleh Penyelian Mitra Tani Kabupaten Bengkulu Selatan (Fajrul Tantomi, SP dan Firmansyah. H, SP, MSi ) sebagai anggota tim teknis kabupaten. Pembinaan dan monev dilakukan ke Gapoktan Tumbuh Baru Desa Tanjung Agung Kecamatan Seginim, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun Pada saat kunjungan langsung bertemu dengan pengurus Gapoktan (Ketua Yauna, Sekretaris Erni Dauwati dan Bendahara Asdah). Gapoktan Tumbuh Baru membawahi 3 kelompok tani dengan anggota sebanyak 72 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha pertanian tanaman semusim seperti padi. Gapoktan Tumbuh Baru mewadahi kelompok wanita tani (KWT) sehingga semua anggota adalah perempuan. Tingkat pengembalian anggota di Gapoktan Tumbuh Baru sangat lancar, dari 72 anggota yang meminjam semuanya sudah kembali. Usaha yang dilakukan oleh Gapoktan Tumbuh Baru adalah pengadaan saprodi dan simpan pinjam. Kendala yang dihadapi oleh Gapoktan tumbuh baru adalah belum punya kios untuk usaha penjualan pupuk. Gapoktan Tumbuh Baru mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib Rp ,-. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran setelah panen. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 April 2013 tidak ada. 33

48 Tim PUAP BPTP Bersam Pengurus Gapoktan Tumbuh Baru dan PMT Berdasarkan hasil monev tim BPTP maka perlu ada perbaikan yang harus dilakukan oleh Gapoktan Tumbuh Baru antara lain : (1) administrasi pembukuan tiap bulan ditutup dan ditanda tangani oleh ketua serta bendahara, buku-buku lainya di isi dan dilengkapi lagi, (2) perlu diadakannya RAT setiap tahun sebagai indikator Gapoktan yang sehat, (3) Diadakannya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan. Pembinaan dan Monev ke Gapoktan Bukit Barisan Desa Sukarami Kecamatan Air Nipis, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2011 dengan pengurus ketua Sumin, sekretaris Mintarni dan Bendahara Yohania. Gapoktan Bukit Barisan membawahi 11 kelompok tani dengan anggota sebanyak 171 orang. Usaha yang paling dominan adalah usaha pertanian tanaman semusim seperti padi. Gapoktan Bukit Barisan mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib ,-. Gapoktan Bukit Barisan mempunyai usaha simpan pinjam dan pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok dengan sistem tanggung renteng. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran setelah panen. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 desember 2012 sebesar Rp Tim PUAP BPTP (Bapak Ahyadi J) melakukan wawancara dengan pengurus Gapoktan Bukit Barisan 34

49 Saran dan perbaikan untuk Gapoktan Bukit Barisan: 1. Setiap tahun diadakan RAT sebagai pertanggung jawaban pengurus Gapoktan kepada anggotanya. 2. Struktur organisasi dibuat dan dipasang disekretariat Gapoktan 3. Perlu diadakanya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan 4. Kepala desa berperan aktif dalam membina Gapoktan Bukit Barisan. Pembinaan dan Monev dilakukan ke Gapoktan Asoka Desa Gunung Kembang Kecamatan Manna, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun Bertemu langsung dengan pengurus (ketua Saimawarni, sekretaris Lensiana dan Bendahara Eka Kurnia). Gapoktan Asoka membawahi 3 kelompok tani dengan anggota sebanyak 71 orang. Dominasi usaha pertanian tanaman semusim seperti padi. Kegiatan usaha yang dilakukan adalah simpan pinjaman, simpan pinjaman disalurkan melalui kelompok dengan sistem pengembalian bayar setelah panen, rata-rata pinjaman Rp , ,-/anggota, bunga pinjaman 1 %/bulan. Kredit macet per 31 Desember 2012 sebesar Rp ,- sudah memiliki AD/RT, belum LKM, pembuatan rencana kerja dengan partisipatif, rapat berkala dilakukan di atas 3 bulan, melaksanakan RAT tidak tepat waktu, belum ada Badan Hukum. Saran untuk Gapoktan Asoka : 1. Pengurus harus aktif mengawasi perkembangan usaha anggota di bidang pertanian terutama tanaman semusim, karena tingkat kemacetannya tinggi. Belum ada pengembalian dari Anggota Kelompok Tani. 2. Papan Merk identitas Gapoktan dipasangan. 3. Setiap akhir tahun kepengurusan harus melakuka Rapat Anggota Tahun (RAT) tepat waktu. 4. Pembukuan harus lengkap 14 buku dalam mengelola kegiatan/aktifitas Gapoktan. Pembinaan dan monev Gapoktan Tri Tunggal Desa Gindu Suli Kecamatan Bunga Mas, Gapoktan penerima dana BLM PUAP tahun 2009 dengan pengurus ketua Juhardi, sekretaris Mifran dan Bendahara Aini Nurhayati. Gapoktan Tri Tunggal membawahi 3 kelompok tani dengan anggota sebanyak 65 orang. Jumlah anggota yang sudah/pernah meminjam sebanyak 46 orang. 35

50 Usaha yang paling dominan adalah usaha tanaman pangan dan perkebunan seperti padi, sawit dan karet. Gapoktan Tri Tunggal mempunyai modal swadaya dengan simpanan pokok sebesar Rp ,- dan simpanan wajib Rp , disamping itu juga mempunyai simpanan khusus dan simpanan sukarela masing-masing sebesar Rp dan Rp Gapoktan Tri Tunggal mempunyai usaha simpan pinjam dan pengadaan saprodi. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui kelompok dan langsung ke anggota. Rata-rata pinjaman anggota sebesar Rp ,- dengan sistem pembayaran angsuran setiap bulan. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar 1 %. Jumlah kredit macet per 31 Desember 2012 sebesar Rp Saran dan perbaikan berdasarkan hasil monev tim BPTP : 1. Pembukuan Gapoktan dilengkapi lagi 2. Dilakukannya musyawarah untuk menentukan langkah-langakah atau kebijakan dalam mengatasi masalah kredit macet, 3. Papan merek Gapoktan harus dipasang sebagai identitas Gapoktan, 4. Diadakannya musyawarah anggota untuk menentukan usaha yang akan dilakukan oleh Gapoktan 5. Pengurus Gapoktan harus dapat mengembangkan dana yang sudah diberikan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 6. Mohon bantuan PMT dan Penyuluh Pendamping PUAP untuk ikut mengawasi perkembangan dana BLM-PUAP yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. Pembinaan dan monev dilanjutkan ke Gapoktan Tiga Serangkai Desa Ketaping Kecamatan Manna. Gapoktan Tiga Serangkai menerima dana BLM-PUAP tahun 2011, dengan anggota 3 kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan, jumlah anggota yang terlibat 76 orang, bidang usaha yang dijalankan tanaman semusim dan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Memiliki simpanan pokok sebesar Rp , simpanan wajib RP , rata-rata peminjaman perorangan berkisar antara RP ,- sampai dengan Rp ,- dengan sistem pengembalian perbulan, mengalami kridet macet sekitar Rp Saran untuk Gapoktan Tiga Serangkai. 1. Pembukuan kas diperbaiki dan jangan sampai salah formatnya. 2. Setiap ada yang penyunjung harap mengisi buku tamu. 3. Papan indentitas Gapoktan dibuat dan dipasang sesuai letak dan posisinya. 36

51 4. Setiap 3 bulan diadakan pertemuan dengan Pengurus Kelompok Tani, PPL desa dan Kepala Desa dalam mengambil keputusan untuk mengelola dana BLM-PUAP, untuk kelanjutan musim tanam berikut sebagai alat Kontrol agar tidak terjadi kemacetan pengembalian dana Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Gapoktan Penerima BLM-PUAP di Kabupaten Bengkulu Tengah. Melakukan koordinasi PUAP ke Ketua Tim Teknis PUAP Kabupaten Bengkulu Tengah di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bengkulu Tengah. Koordinasi diwakili oleh Kabid Prasarana dan Saranan pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah (Subandi, SP) sebagai Anggota Tim Teknis PUAP Kabupaten Benteng, dalam pertemuan tersebut dijelaskan maksud dan tujuan koordinasi, monitoring dan pembinaan gapoktan penerima BLM-PUAP di Kabupaten Bengkulu Tengah, dan disampaikan juga realisasi penyaluran dana BLM PUAP untuk Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2008 s/d 2013 sebanyak 69 Gapoktan, telah terealisasi 100 % dari anggaran yang dikucurkan dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Sarana dan Prasarana Kementan RI. Koordinasi dengan Tim Teknis PUAP Kabupaten Bengkulu Tengah ( Bpk. Subandi, SP ) memberikan penjelasan pada saat Koordinasi. Keberadaan Tim Teknis PUAP Kabupaten Bengkulu Tengah berdasarkan SK Bupati berupa draf yang belum ditanda tangani oleh Bupati sebagai berikut; Tim Pengarah Ketua Pengarah Bupati Bengkulu Tengah Anggota Pengarah Sekretaris Daerah Anggota Pengarah Kepala Bappeda Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten - Ketua Tim Teknis Kepala Dinas Pertanian, Perkebunaan dan Kehutanan Kabupaten Bengkulu Tengah. - Sekretaris Tim Teknis Kepala BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah. 37

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU KODE: 26/1801.019/012/RDHP/2013 PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU PENELITI UTAMA Dr. Wahyu Wibawa, MP. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU No. Kode: 26/1801.019/12/Lapkhir/2014 LAPORAN AKHIR TAHUN 2014 PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU WAHYU WIBAWA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP.

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP. 1 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah atas rahmat dan karunia-nya, sehingga Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaa (PUAP) tahun 2010 ini dapat tersusun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN 5 2012, No.149 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) NOMOR : 04/Permentan/OT.140/2/2012 TANGGAL : 1 Pebruari 2012 PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Disampaikan Pada Rakornas Gubernur Dan Bupati/Walikota DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, 31 Januari 2008 1 LATAR BELAKANG Pengembangan Usaha

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 09/PERMENTAN/OT.140/2/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN UMUM Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan 2011 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.149 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen Administrasi dan Penyaluran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI DOKUMEN ADMINISTRASI PENYALURAN BLM-PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI DOKUMEN ADMINISTRASI PENYALURAN BLM-PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI DOKUMEN ADMINISTRASI PENYALURAN BLM-PUAP 2014 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka PUAP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian dari pelaksanaan program

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi Oleh : Ade Permana (H34096001), Desy Kartikasari (H34096017), Devi Melianda P (H34096020), Mulyadi(H34096068)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa dan 17,92 juta jiwa diantaranya bermukim di perdesaan. Sebagian besar penduduk desa memiliki mata pencarian

Lebih terperinci

Sumarjo Gatot Irianto KATA PENGANTAR

Sumarjo Gatot Irianto KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen Administrasi dan Penyaluran

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan pertanian yang berbasis agribisnis dimasa yang akan datang merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi pioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Gabungan Kelompok Tani (Gapokan) PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) nis Perdesaan (PUAP)

PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) nis Perdesaan (PUAP) PEDOMAN UMUM Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Pengembangan Usaha Agribisn nis Perdesaan (PUAP) KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 DAFTAR ISI Peraturan Menteri Pertanian........ Daftar Isi... Daftar

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh

LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU Oleh Wahyu Wibawa Dedi Sugandi Harwi Kusnadi Yesmawati Ahyadi Jakfar BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Peran kelembagaan dalam membangun dan mengembangkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor dengan penyerapan tenaga kerja paling banyak di Indonesia dibandingkan dengan sektor lainnya. Badan Pusat Statistik (2009) melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan tingginya tingkat kemiskinanberhubungan erat dengan permasalahan pertanian di Indonesia. Menurut Nasution (2008), beberapa masalah pertanian yangdimaksud

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen Administrasi dan Penyaluran

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN BPTP 1. Judul RKTM :

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi perkebunan yang sebagian terbesar merupakan perkebunan rakyat, perjalanan sejarah pengembangannya antara usaha perkebunan rakyat dan perkebunan besar, berjalan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GABUNGAN KELOMPOK TANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN I. Pendahuluan

Lebih terperinci

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) 28 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) Pendahuluan Latar Belakang Peraturan Presiden (PERPRES) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Monitoring Monitoring (pemantauan), yang berasal dari kata Latin memperingatkan, dipandang sebagai teknik manajemen

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DENGAN PENYEDIAAN DANA BERGULIR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh mempunyai peran penting

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENILAIAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/PERMENTAN/OT.140/4/2013 A. Latar Belakang PEDOMAN PENILAIAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN Sektor pertanian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH 1 PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 68 TAHUN 2008/434.013/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar pijakan pembangunan kedepan akan mengakibatkan pertumbuhan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar pijakan pembangunan kedepan akan mengakibatkan pertumbuhan akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, perdebatan masalah konsep ekonomi kerakyatan terus berlangsung. Banyak pihak yang mengatakan bahwa ekonomi kerakyatan sebagai dasar pijakan pembangunan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto KATA PENGANTAR Pendamping PUAP merupakan salah satu komponen pendukung pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang bertugas untuk membangun kapasitas Gapoktan sebagai kelembagaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi... KATA PENGANTAR Dalam rangka mencapai kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani perlu upaya khusus, terutama dukungan kebijakan pemerintah untuk mengatasi berbagai permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, karena sektor ini menyerap sumber daya manusia yang paling besar dan merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 9/Permentan/OT.40/9/03 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentuk Bantuan Modal Pertanian Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani pertama kali diperkenalkan pada tahun 1964 dengan nama Bimbingan Massal

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN 1 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO

Lebih terperinci

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA - 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 08 / Per / Dep.2 / XII / 2016 TENTANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PROGRAM SOLUSI KEMISKINAN (POVERTY SOLUTION PROGRAM/ PSP) DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Dalam

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) SKRIPSI. Oleh : MARTIANA LAIA PKP

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) SKRIPSI. Oleh : MARTIANA LAIA PKP MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) (Studi Kasus: Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI Oleh : MARTIANA LAIA 070309004 PKP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN SOSIAL BAGI RUMAH TANGGA SASARAN DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GABUNGAN KELOMPOK TANI BERPRESTASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Upaya pembangunan perkebunan rakyat yang diselenggarakan melalui berbagai pola pengembangan telah mampu meningkatkan luas areal dan produksi perkebunan dan pendapatan nasional,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51 Lt. VI A. Telp. : 021-52901142 Fax. 021-52900925 Jakarta

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK) MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI LAMPIRAN 2 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan nasional karena sektor ini menyerap sumber daya manusia yang paling besar dan merupakan sumber

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA BUPATI REJANG LEBONG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian Jakarta, Agustus 2017 Pendahuluan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERPRESTASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERPRESTASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Ungaran, Februari 2017

KATA PENGANTAR Ungaran, Februari 2017 KATA PENGANTAR Dalam rangka menjaga dan mendorong petani dan kepala daerah kabupaten/kota agar termotivasi dalam mempertahankan dan tidak mengalihfungsikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B),

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. No.304, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR :40/Permentan/PD.400/9/2009 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN Menimbang : BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap pembangunan nasional, Kementerian Pertanian telah menetapkan 4 (empat) sukses pembangunan pertanian, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN DALAM APBD, PENGAJUAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih banyak menghadapi permasalahan diberbagai bidang seperti ekonomi, sosial, hukum, politik dan bidang-bidang

Lebih terperinci