Together We Can! Didukung oleh: PT ARA INDONESIA Jakarta, 6 Desember 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Together We Can! Didukung oleh: PT ARA INDONESIA Jakarta, 6 Desember 2013"

Transkripsi

1 Together We Can! Didukung oleh: PT ARA INDONESIA Jakarta, 6 Desember 2013

2 AGENDA OVERVIEW BUDAYA KERJA & KONSEP PENGUKURAN PRINSIP DASAR, PENGGUNAAN, MANFAAT MRF SEKILAS TEKNIS PELAKSANAAN MRF HASIL - INTERPRETASI MRF 1 & KESIMPULAN PERSIAPAN PELAKSANAAN MRF 2 DISKUSI & TANYA JAWAB

3 OVERVIEW BUDAYA KERJA Budaya kerja CUK diperkenalkan sejak 2007 di BKKBN sebagai respon terhadap perubahan lingkungan strategis UU No.52 Tahun 2009 mengamanatkan BKKBN sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bertugas melaksanakan Pengendalian penduduk dan menyelenggarakan Keluarga Berencana, dibantu BKKBD dalam pelaksanaannya. Dengan perubahan peran BKKBN, cara bekerja berdasarkan lintas sektoral menjadi lebih penting. Budaya kerja merupakan suatu proses evolusi dalam organisasi, yang berkaitan erat dengan kepemimpinan. Pembentukan budaya kerja di dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dari kepemimpinan dan keteladanan di organisasi Setiap organisasi memiliki budaya kerja yang berbeda. Budaya kerja bersifat dinamis, tidak statis. Keberhasilan BKKBN dalam menjalankan tugas bergantung sepenuhnya dari cara bekerja para pegawainya. Setiap pegawai BKKBN adalah aparatur negara. Kerja bagi aparatur negara adalah tugas yang diberikan sesuai kedudukannya sebagai pegawai negeri, disesuaikan dengan kemampuan, beban tugas dan jabatan yang diduduki oleh aparat tersebut. Sikap tentang kerja turut mewarnai kinerja yang ditampilkan oleh setiap aparat. Bila sebagian besar aparatur di dalam suatu lingkungan kerja memiliki sikap kerja yang positif, maka hasil kerja diharapkan dapat lebih optimal, begitu pun sebaliknya. Sikap kerja sebagian besar aparatur dalam lingkungan kerjanya membentuk budaya kerja setempat. Penerapan Budaya Kerja CUK oleh seluruh pegawai akan bermanfaat dalam meningkatkan kinerja inidividu, unit kerja, maupun BKKBN sebagai organisasi. Penggalangan penerapan budaya kerja CUK juga dimaksudkan sebagai salah satu upaya mendukung tercapainya Birokrasi Reformasi di BKKBN.

4 OVERVIEW BUDAYA KERJA a pattern of shared basic assumptions that the group learned as it solved its problems of external adaptation and internal integration, thas has worked well enough to be considered valid and therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to those problems (Schein, E.H, 1992) seperangkat asumsi bersama yang dimiliki oleh suatu kelompok, dipelajari sebagai sebuah cara efektif untuk memecahkan masalah, agar dapat beradaptasi terhadap tantangan dari luar dan agar dapat melakukan integrasi di dalam kelompok. Asumsi ini diajarkan kepada anggota baru kelompok sebagai satu cara yang tepat di dalam memandang, berfikir dan merasakan suatu permasalahan (Schein, E. H, 1992). Perilaku, kepercayaan, dan pemahaman bersama yang dimiliki oleh pegawai dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk beradaptasi terhadap tantangan dari luar dan untuk melakukan integrasi bersama di dalam organisasi, Nilai-nilai dasar bagi organisasi untuk bekerja, Komunikasi yang diperlukan untuk pegawai baru dalam menetapkan cara yang tepat untuk berpikir dan bertindak, Pembentukan Budaya Kerja Organisasi tidak terlepas dari pembentukan perilaku pegawai yang menjadi anggota organisasinya sehingga setiap organisasi memiliki budaya kerja yang berbeda.

5 OVERVIEW MANFAAT BUDAYA KERJA Pegawai menciptakan identitas bersama dan cara-cara untuk bekerjasama secara efektif, Tercipta pedoman untuk cara bekerja sehari-hari dan untuk berkomunikasi, Organisasi mampu untuk beradaptasi terhadap lingkungan luar.

6 PERILAKU CERDAS, ULET, KEMITRAAN (CUK) Perilaku Cerdas adalah cara pegawai bekerja dengan ciri Cepat, Tepat, Efektif, Efisien. Pegawai yang berperilaku cerdas, berpikir, berkeyakinan, bertindak dan berinteraksi secara terintegrasi untuk mencapai tujuan di unit kerjanya. Cerdas adalah kemauan bertindak dengan cepat, tepat, efektif dan efisien dalam menangani persoalan kerja. Ulet adalah tindakan pegawai yang tidak cepat menyerah jika menemui masalah dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan, mampu pulih dengan cepat dalam kondisi sulit. Perilaku ulet tampil dalam wujud bekerja bersungguh-sungguh, disiplin, bersedia bekerja di luar jam kerja, bertanggungjawab, mampu mencari umpan balik untuk mengevaluasi hasil pekerjaan untuk perbaikan di masa depan, tangguh, tidak mudah menyerah, cepat bangkit dari kegagalan, tidak berhenti bekerja sebelum menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas. Kemitraan adalah kemampuan membangun jejaring dan kerjasama dengan prinsip saling menguntungkan. Kemitraan tampil dalam bentuk Kerjasama, kemampuan mengkomunikasikan program dan tupoksi dengan baik, memfasilitasi, meminta masukan dengan maksud menyempurnakan hasil kerja, memberi kesempatan kepada semua anggota tim untuk berperan serta, dan membangun suasana kerja yang kondusif

7 PRINSIP MRF - UMPAN BALIK DARI BERBAGAI SUMBER Mengumpulkan umpan balik dari orang lain (stakeholder) tentang cara kita (pegawai BKKBN) bekerja, Bagian dari Proses Manajemen Kinerja

8 PRINSIP MRF - UMPAN BALIK DARI BERBAGAI SUMBER UMPAN BALIK & BIMBINGAN Memperkuat akuntabilitas, menangkap ukuran-ukuran kunci Meningkatkan kualitas kepemimpinan (standar perilaku pegawai) Memastikan proses kerja berlangsung secara baik, tidak fokus pada pencapaian hasil semata. Meningkatkan hubungan kerja. Setiap tahap dalam proses terbuka peluang untuk dialog. Kritis terhadap keberhasilan proses. Kritis terhadap keberhasilan pencapaian kinerja organisasi. Mendorong perubahan budaya. Bahan-bahan pendukung untuk manajemen kinerja. Dasar rekomendasi insentif.

9 CARA PENGUKURAN Berbasis IT Dapat diakses seluruh pegawai BKKBN Efisien: satu format/standar, Anonimitas, kerahasiaan lebih terjaga Akurasi pencatatan umpan balik Perhitungan otomatis, menghemat waktu, berbagi informasi Data melekat, dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya catatan data personil, coaching, manajemen kinerja, manajemen remunerasi. Basis Instrument: Aksesibilitas Mencatat & Menyimpan Menghitung

10 SEMUA MEMILIKI PERAN DALAM MRF Min 6 Penilai Atasan Diri Sendiri Rekan Kerja, minimal 2 orang Bawahan Langsung, minimal 2 orang Pelanggan Langsung, bila dimungkinkan Bila tidak memiliki bawahan maka dapat memilih rekan kerja sehingga jumlah min 6 penilai terpenuhi Rekan Kerja Diri Sendiri Bawahan Langsung Customers Bila atasan langsung definitif belum ditunjuk, atasan dari atasan langsung bertindak sebagai ATASAN Diskusikan & Dapatkan PERSETUJUAN dari Atasan, serta komunikasikan kepada Penilai mengenai permintaan umpan balik sebelum mencatat di aplikasi MRF Quality Feedback

11 HASIL KUANTITATIF POPULASI Data Responden Jumlah DATA TIDAK DIOLAH 169 ATASAN, BAWAHAN TIDAK DI ISI, AB 67 ATASAN, BAWAHAN, DIRI SENDIRI TIDAK DI ISI, ABD 25 REKAN KERJA, ATASAN TIDAK DI ISI, RA 2 REKAN KERJA, ATASAN, BAWAHAN, DIRI SENDIRI TIDAK DI ISI, RABD 34 REKAN KERJA, BAWAHAN TIDAK DI ISI, RB 8 REKAN KERJA, BAWAHAN, DIRI SENDIRI TIDAK DI ISI, RBD 33 DATA DIOLAH 3063 ATASAN, BAWAHAN DI ISI, AB 8 REKAN KERJA, ATASAN DI ISI, RA 2259 REKAN KERJA, ATASAN, BAWAHAN TIDAK DI ISI, RAB 745 REKAN KERJA, BAWAHAN DI ISI, RB 51 Grand Total 3232

12 SKALA PENCAPAIAN BERDASARKAN PENILAI (1-4) TOTAL PENCAPAIAN BERDASARKAN PENILAI PENILAI (N=3063) RATA-RATA LENGKAP (40) DIHAPUS (37) ATASAN REKAN KERJA BAWAHAN DIRI SENDIRI

13 SKALA PENCAPAIAN BERDASARKAN PENILAI (1-4) PENILAI (N=3063) RATA-RATA LENGKAP (40) DIHAPUS (37) REKAN KERJA Cerdas Ulet Kemitraan ATASAN Cerdas Ulet Kemitraan BAWAHAN Cerdas Ulet Kemitraan DIRI SENDIRI Cerdas Ulet Kemitraan

14 SKALA PENCAPAIAN BERDASARKAN PENILAI (1-4) KETERANGAN ATASAN REKAN KERJA BAWAHAN DIRI SENDIRI CERDAS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS KEMITRAAN ULET Bekerja secara sistematis dan terorganisir untuk mencapai tujuan kerja di unitnya Berinisiatif dalam memperbaiki proses kerja di unitnya Mampu bertindak inovatif yang berdampak terhadap keberhasilan pencapaian misi dan visi organisasi Mampu memahami hubungan antara aktivitas kerja saat ini dengan tujuan jangka panjang di unit kerjanya Mampu mengantisipasi masalah yang akan muncul di lingkungan organisasi yang terkait dengan unit kerjanya Mampu mengimplementasikan gagasan yang disampaikannya Mampu untuk manganalisa data dan mencari alternative solusi terhadap permasalahan di unit kerja Melakukan pekerjaan dengan cara-cara yang sudah biasa dilakukan (business usual) Melakukan pekerjaan sebatas arahan pimpinan Memahami kaitan antara pekerjaan sehari-hari dengan sasaran unit kerja Memahami keterkaitan antara aktivitas kerja di unitnya dengan aktivitas kerja di unit lain Memberi ide-ide yang bermanfaat dalam penyelesaian pekerjaan sehari-hari Membuat rencana pekerjaan pribadi dengan memperhatikan prioritas/kepentingan Menetapkan rencana pribadi yang menunjang sasaran pencapaian kinerja unit kerja Aktif memberikan ide untuk menyelesaikan tugas kelompok Bekerjasama karena perintah atasan Bersedia menggantikan tugas rekan kerja jika yang bersangkutan berhalangan Bersedia mengikuti prosedur kerja yang telah disepakati oleh tim Ikut bertanggung jawab atas kegagalan pencapaian tugas kelompok Mampu berbagi informasi terkini kepada tim kerja Mampu memahami dan memenuhi kebutuhan dari mitra kerja Mampu menghargai pendapat orang lain Mampu meningkatkan jejaring/mitra kerja baik jumlah maupun kualitasnya Memanfaatkan jejaring untuk keberhasilan program sesuai dengan misi dan visi organisasi Memiliki komitment yang tinggi dalam menyelesaikan tugas kelompok Memotivasi dan mendukung mitra kerja Menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam tim Menjadi anggota kelompok secara pasif Menjalin dan memelihara kualitas hubungan dengan jejaring/mitra kerja Terlibat dan maumelibatkan orang lain dalam menyelesaikan tugas Bekerja sesuai dengan SOP Bersedia untuk mengerjakan pekerjaan diluar jam kerja, dengan tetap memperhatikan aturan jam kerja kantor Gigih, tangguh dalam menyelesaikan tugas, cepat bangkit dari kegagalan Hadir tepat waktu sesuai ketentuan hari dan jam kerja Mampu bekerja dalam tekanan, tetap fokus menyelesaikan pekerjaan Memberikan pelayanan kepada stakeholder sesuai target yang telah disepakati Memberikan pelayanan melampaui harapan stakeholder Memiliki semangat dalam memperbaiki kesalahan Menunjukkan sikap positif dalam bekerja dalam setiap situasi Menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai dengan target

15 SKALA PENCAPAIAN BERDASARKAN PENILAI (1-4) KETERANGAN ATASAN REKAN KERJA BAWAHAN DIRI SENDIRI CERDAS Bekerja secara sistematis dan terorganisir untuk mencapai tujuan kerja di unitnya LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS Berinisiatif dalam memperbaiki proses kerja di unitnya Mampu bertindak inovatif yang berdampak terhadap keberhasilan pencapaian misi dan visi organisasi Mampu memahami hubungan antara aktivitas kerja saat ini dengan tujuan jangka panjang di unit kerjanya Mampu mengantisipasi masalah yang akan muncul di lingkungan organisasi yang terkait dengan unit kerjanya Mampu mengimplementasikan gagasan yang disampaikannya Mampu untuk manganalisa data dan mencari alternative solusi terhadap permasalahan di unit kerja Melakukan pekerjaan dengan cara-cara yang sudah biasa dilakukan (business usual) Melakukan pekerjaan sebatas arahan pimpinan Memahami kaitan antara pekerjaan sehari-hari dengan sasaran unit kerja Memahami keterkaitan antara aktivitas kerja di unitnya dengan aktivitas kerja di unit lain Memberi ide-ide yang bermanfaat dalam penyelesaian pekerjaan sehari-hari Membuat rencana pekerjaan pribadi dengan memperhatikan prioritas/kepentingan Menetapkan rencana pribadi yang menunjang sasaran pencapaian kinerja unit kerja

16 SKALA PENCAPAIAN BERDASARKAN PENILAI (1-4) KETERANGAN ATASAN REKAN KERJA BAWAHAN DIRI SENDIRI U L E T LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS Bekerja sesuai dengan SOP Bersedia untuk mengerjakan pekerjaan diluar jam kerja, dengan tetap memperhatikan aturan jam kerja kantor Gigih, tangguh dalam menyelesaikan tugas, cepat bangkit dari kegagalan Hadir tepat waktu sesuai ketentuan hari dan jam kerja Mampu bekerja dalam tekanan, tetap fokus menyelesaikan pekerjaan Memberikan pelayanan kepada stakeholder sesuai target yang telah disepakati Memberikan pelayanan melampaui harapan stakeholder Memiliki semangat dalam memperbaiki kesalahan Menunjukkan sikap positif dalam bekerja dalam setiap situasi Menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai dengan target

17 SKALA PENCAPAIAN BERDASARKAN PENILAI (1-4) KETERANGAN ATASAN REKAN KERJA BAWAHAN DIRI SENDIRI KEMITRAAN LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS LENGKAP DIHAPUS Aktif memberikan ide untuk menyelesaikan tugas kelompok Bekerjasama karena perintah atasan Bersedia menggantikan tugas rekan kerja jika yang bersangkutan berhalangan Bersedia mengikuti prosedur kerja yang telah disepakati oleh tim Ikut bertanggung jawab atas kegagalan pencapaian tugas kelompok Mampu berbagi informasi terkini kepada tim kerja Mampu memahami dan memenuhi kebutuhan dari mitra kerja Mampu menghargai pendapat orang lain Mampu meningkatkan jejaring/mitra kerja baik jumlah maupun kualitasnya Memanfaatkan jejaring untuk keberhasilan program sesuai dengan misi dan visi organisasi Memiliki komitment yang tinggi dalam menyelesaikan tugas kelompok Memotivasi dan mendukung mitra kerja Menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam tim Menjadi anggota kelompok secara pasif Menjalin dan memelihara kualitas hubungan dengan jejaring/mitra kerja Terlibat dan mau melibatkan orang lain dalam menyelesaikan tugas

18 INTERPRETASI KUALITATIF - MRF 1 PEMAHAMAN ATAS PERILAKU CERDAS ULET KEMITRAAN BELUM SAMA (TIDAK PAHAM) Tidak paham mengenai substansi yang dinilai sehingga didiskusikan dengan rekan lain rancu; terjebak dengan pernyataan dalam MRF PERSEPSI DIRI TERLALU TINGGI > BUDAYA KERJA SUDAH BAGUS -> RESISTENSI TINGGI PROSES PENGISIAN Menterjemahkan kualitas tidak Pernah, jarang, sering, selalu menjadi skala angka, belum punya pengalaman menilai (termasuk mengkuantifisir data kualitatif) Pengisian belum obyektif; kongkalikong, tekanan karena dikaitkan dengan remunerasi Penilaian diri sendiri diisi oleh rekan, terutama di BIRUM untuk staf Pakai rumus untuk memberi nilai Obyektifitas berkurang, terpengaruh pernyataan kalau tidak mengisi MRF tidak dapat remunerasi, sehingga yang sakit, yang tugas luar minta diisi oleh rekan lain. Biro punya hidden target sehingga proses belum berjalan dengan baik. infrastruktur jaringanteknis belum selesai diisi, kemudian hilang dan harus diisi ulang, Kotak essay, Relavansi dengan butir CUK yang dinilai RESPON Penilai berharap timbal-balik vs unsur kompetitif Obyektif; Rater silang? Reaksi terkejut

19 REKOMENDASI - MRF 1 Sosialisasi komprehensif tentang 1. Butir-butir 2. Narasi yang ditulis di kotak 3. Video sosialisasi dengan contoh-contoh dan sediakan pedoman pengisian 4. Substansi mengapa penting mengisi MRF dengan jujur dan kaitan dengan remunerasi 5. Paling penting KOMITMENT dan mengisi sesuai dengan FAKTA

20 PERSIAPAN MRF 2 1. Diskusikan pemilihan daftar penilai dengan atasan langsung dan komunikasikan rencana anda untuk mendapatkan umpan balik kepada orang yang dipilih sebagai penilai sebelum mencatat di sistim aplikasi, 2. Pahami butir-butir Cerdas, Ulet, Kemitraan yang diukur 3. Tuliskan fakta, pengalaman, keberhasilan dan kesulitan yang anda alami ketika bekerja bersama dengan pegawai yang dinilai pada kolom keterangan perilaku. 4. Ingatlah! Memberi umpan balik, untuk sebagian orang dirasakan sulit. Kita takut melukai perasaan orang lain, namun memberikan pujian semu tidak akan membantu kita dalam membangun budaya kerja Cerdas, Ulet, dan Kemitraan. Berilah umpan balik dengan JUJUR dan kemukakan fakta yang sesuai pada kolom keterangan perilaku 5. Sistim aplikasi telah dibuat untuk memudahkan kita mengakses, mencatat, menyimpan dan menghitung data, penggunaannya terpulang pada NIAT baik kita dalam menggunakannya dengan BENAR. Mengisi dengan jujur membantu kita untuk mengembangkan budaya kerja bersama. Bersama kita BISA!

21 PERILAKU CERDAS 1. Melakukan pekerjaan dengan cara-cara yang sudah biasa dilakukan. 2. Memberi saran atau ide yang bermanfaat dalam penyelesaian pekerjaan sehari-hari. 3. Membuat rencana kerja individu dengan memperhatikan prioritas atau tingkat kepentingan. 4. Menetapkan rencana kerja individu yang menunjang pencapaian kinerja unit kerja. 5. Memahami kaitan antara pekerjaan sehari-hari dengan tujuan unit kerja. 6. Berinisiatif untuk memperbaiki proses kerja di unitnya. 7. Bekerja secara sistematis untuk mencapai tujuan kerja di unitnya. 8. Mampu mencari cara-cara lain dalam menyelesaikan permasalahan di unit kerjanya. 9. Mampu memahami hubungan antara aktivitas kerja saat ini dengan tujuan jangka panjang unit kerjanya. 10. Memahami keterkaitan antara aktivitas keja di unitnya dengan aktivitas kerja di unit lain. 11. Mampu melaksanakan gagasan yang disampaikannya. 12. Mampu mengantisipasi masalah yang akan muncul di BKKBN yang terkait dengan unit kerjanya. 13. Mampu bertindak inovatif yang mendukung keberhasilan pencapaian kinerja BKKBN.

22 PERILAKU ULET 1. Hadir tepat waktu sesuai ketentuan hari dan jam kerja. 2. Bersedia untuk mengerjakan pekerjaan diluar jam kerja. 3. Mampu bekerja dalam situasi sulit dan tetap menyelesaikan pekerjaan. 4. Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai dengan target. 5. Mampu bekerja sesuai prosedur. 6. Mampu menunjukkan sikap positif dalam bekerja di setiap situasi. 7. Gigih dan tangguh dalam menyelesaikan tugas serta cepat bangkit dari kegagalan. 8. Memiliki semangat dalam memperbaiki kesalahan. 9. Mampu memberikan pelayanan kepada stakeholder sesuai target yang telah disepakati. 10. Mampu memberikan pelayanan melampaui harapan stakeholder.

23 PERILAKU KEMITRAAN 1. Menjadi anggota tim kerja yang pasif. 2. Memiliki komitmen yang tinggi dalam menyelesaikan tugas tim kerja. 3. Bersedia menggantikan tugas rekan kerja jika yang bersangkutan berhalangan. 4. Aktif memberikan ide/saran untuk menyelesaikan tugas tim kerja. 5. Mampu berbagi informasi terkini kepada tim kerja. 6. Mampu memberikan dukungan kepada tim kerja untuk mencapai tujuan. 7. Mampu menghargai pendapat orang lain. 8. Bersedia terlibat dan melibatkan orang lain dalam menyelesaikan tugas. 9. Bersedia mengikuti prosedur kerja yang telah disepakati oleh tim kerja. 10. Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam tim kerja. 11. Menjalin dan memelihara kualitas hubungan kerja dengan mitra. 12. Mampu meningkatkan jumlah dan kualitas hubungan kerja dengan mitra. 13. Mampu memanfaatkan hubungan kerja dengan mitra untuk keberhasilan program sesuai dengan visi dan misi BKKBN.

24 Untuk Informasi Lebih Lanjut Program Pengembangan Diri & Kompetensi Kontak: Yanti Munthe PT ARA Indonesia Menara Ravindo Lantai 15 Jalan Kebon Sirih Kav. 75, Jakarta Pusat Telp:

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi strategis

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi strategis BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan secara makro yang perlu melakukan upaya perbaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi awal budaya organisasi disampaikan oleh Terrence E. Deal dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi awal budaya organisasi disampaikan oleh Terrence E. Deal dan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Budaya Organisasi Definisi awal budaya organisasi disampaikan oleh Terrence E. Deal dan Allan A. Kennedy sebagai : The integrated pattern of human behavior that included

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS di rumahsakit: dengan pendekatan klinik

PERENCANAAN STRATEGIS di rumahsakit: dengan pendekatan klinik PERENCANAAN STRATEGIS di rumahsakit: dengan pendekatan klinik Disampaikan oleh: Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM STRATEGIC THINKING Orientasi eksternal Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pembangunan ekonomi, seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pembangunan ekonomi, seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini terlihat semakin maju baik disektor swasta maupun pemerintah. Dengan adanya kemajuan pada dunia usaha, maka akan dapat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN MANAJERIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI Jabatan/Eselon : Unit Kerja : NO. KOMPETENSI LEVEL KOMPETENSI STANKOM 1 ANALISIS STRATEGI (AS) Mengidentifikasi,menguraikan, 1. Mempelajari informasi yang didapatkan meghubungkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya penyusunan Laporan Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara di STPP Medan periode semester

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil 422 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil penelitian, maka pada bab lima ini dikemukakan tentang simpulan hasil penelitian pengembangan

Lebih terperinci

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD 9 AGUSTUS 201 1 EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD Dalam rangka pelaksanaan evaluasi kelembagaan pemerintah pada Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, sesuai permenpan dan RB Nomor 7 Tahun 2011

Lebih terperinci

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan proses analisis data sesuai dengan rumusan masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1 Kesimpulan 1. Secara keseluruhan, kinerja SMA di Provinsi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA KUESIONER PENELITIAN PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang akan anda jawab. Sebelum anda menjawab, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan yaitu : 1. Isilah identitas anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas pokok Bank Indonesia (BI) sebagaimana ditetapkan dalam Undang undang tentang Bank Sentral, memiliki fungsi yang sangat strategis yaitu mencapai dan memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dimana di dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti dalam memilih penelitian ini yang dikemas

Lebih terperinci

pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis ke SKB, seminar, lokakarya, studi

pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis ke SKB, seminar, lokakarya, studi BABV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi, interpretasi dan pembahasan hasil temuan penelitian dari beberapa data hasil wawancara dan hasil observasi serta studi dokumentasi yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto,

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil 74 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyajian Hasil Penelitian Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil penelitian dari angket yang telah disebarkan ke responden yaitu anggota

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER I TAHUN 2014

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER I TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) SEMESTER I TAHUN 2014 BBPP KUPANG BALAI BESAR PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Lebih terperinci

KUESIONER MODEL KOMPETENSI PADA PERAWAT PELAKSANA RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM

KUESIONER MODEL KOMPETENSI PADA PERAWAT PELAKSANA RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RAHASIA KUESIONER MODEL KOMPETENSI PADA PERAWAT PELAKSANA RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM Dalam kuesioner ini disajikan pernyataan yang menggambarkan berbagai kegiatan dalam pekerjaan sebagai perawat pelaksana.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya 122 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Pulau Umang Resort & Spa maka

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

Menimbang. Mengingat. Menetapkan PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL T. DINAS PERHUBUNGAN STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL 1. Nama Jabatan : KEPALA DINAS PERHUBUNGAN 2. Jenjang Jabatan : Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama NO KOMPETENSI LEVEL KOMPTENSI 1. Perencanaan (Per) Menyusun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin pesat. Hal ini ditunjukkan karena adanya peningkatan kualitas pendidikan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Lebih terperinci

Lampiran 5. Instrumen Uji Coba 139 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Yogyakarta, April 2012 Kepada: Yth. Bapak Guru Program Studi Keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri 2 Depok Sleman Di tempat

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan PANDUAN Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Disusun oleh Tim Pengembang Lembaga (TPL) LPMP/ BDK Klaster II BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

pada masa sekarang ini. Masyarakat masih memandang kinerja dari birokrasi publik pada

pada masa sekarang ini. Masyarakat masih memandang kinerja dari birokrasi publik pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kinerja suatu birokrasi publik merupakan suatu isu yang sangat aktual yang terjadi pada masa sekarang ini. Masyarakat masih memandang kinerja dari birokrasi publik pada

Lebih terperinci

No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman.

No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman. No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK.16 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif

5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif 5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif Bagaimana cara menyediakan teknologi yang tepat agar karyawan dapat bekerja di mana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja mereka dapat membantu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kepada Yth : Bapak/Ibu/Saudara Mitra Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga Di tempat

LAMPIRAN 1. Kepada Yth : Bapak/Ibu/Saudara Mitra Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga Di tempat LAMPIRAN 1 Kepada Yth : Bapak/Ibu/Saudara Mitra Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga Di tempat Dengan hormat, Sebelumnya saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu sejenak, guna mengisi beberapa

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER II TAHUN 2014

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER II TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) SEMESTER II TAHUN 2014 BBPP KUPANG BALAI BESAR PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI A. Pendahuluan Salah satu area perubahan dalam reformasi birokrasi yang wajib dilaksanakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah adalah penataan tata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN KUPANG LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK)TAHUN 2017 BALAI BESAR PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan 309 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan simpulan penelitian sesuai dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian. Pertama,

Lebih terperinci

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011 DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan aspek penting bagi suatu instansi dan memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena sumber daya manusia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemberdayaan sumber daya manusia yang maksimal akan memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan efesiensi dan efektivitas dalam proses produksinya.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBANGUNAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG

STRATEGI PEMBANGUNAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG STRATEGI PEMBANGUNAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG Disampaikan pada Rapat Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Daerah, Yogyakarta 15 Oktober 2015 Oleh: YOSSI IRIANTO SEKRETARIS DAERAH

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI. Oleh: Muslikhah Dwihartanti KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI Oleh: Muslikhah Dwihartanti Abstrak Lahirnya sebuah organisasi selalu didukung oleh tiga unsur yang saling berhubungan, yaitu manusia, kerjasama, dan tujuan

Lebih terperinci

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL Lampiran II Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor Tentang Tahun Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN DATA PENULIS Nama : Natalia Decyanti Alamat : Jln. Terusan Elang VIII no. 5 - Bandung No. Telp / HP : (022) 6018565 Email : axl@bdg.centrin.net.id Pendidikan : 1988 1994 SD Maria Bintang Laut, Bandung

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG NILAI-NILAI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas kehidupan kerja termasuk dalam kategori sangat tinggi,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tata Laksana. Penataan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENATAAN TATALAKSANA

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi KATA PENGANTAR Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Implementasi kebijakan e-government tentang penggunaan sistem informasi Musrenbang di Bappeda Kota Bandung merupakan suatu penerapan teknologi informasi yang bertujuan

Lebih terperinci

Daftar Isi BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04

Daftar Isi BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04 Buku Saku PERWIRA Daftar Isi BAB 01 Sejarah Terbentuknya Nilai dan Perilaku Budaya PERWIRA 1. Sejarah Budaya PERWIRA 2. 3 Nilai Budaya PERWIRA dan 9 Perilaku Budaya PERWIRA BAB 02 Panduan Perilaku 1.Kepercayaan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME ( PTK di Kelas VIII Semester 2 SMP Ne geri 1 Nogosari) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI INSPEKTORAT JENDERAL ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI INTEGRITAS, PROFESIONAL, SEJAHTERA Budaya Kerja Pola

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL J. DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL 1. Nama Jabatan : KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2. Jenjang Jabatan : Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama NO KOMPETENSI LEVEL KOMPTENSI

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

Konsep Teoretis. 1. Organisasi Dalam Lingkungan Yang Dinamis

Konsep Teoretis. 1. Organisasi Dalam Lingkungan Yang Dinamis Konsep Teoretis 1. Organisasi Dalam Lingkungan Yang Dinamis Suatu organisasi sebagai sistem yang terbuka selalu berinteraksi dengan lingkungan. Konsekuensinya bagi organisasi perusahaan adalah menjaga

Lebih terperinci

K. DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

K. DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL K. DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL 1. Nama Jabatan : KEPALA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH 2. Jenjang Jabatan : Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama

Lebih terperinci

1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4.

1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4. 1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4. Pengorganisasian Manajemen Perubahan 5. Tahapan Perubahan Manajemen perubahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR PENGADILAN NEGERI BOGOR KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

BUDAYA KERJA SUDIBYO ALIMOESO SEKRETARIS UTAMA BKKBN

BUDAYA KERJA SUDIBYO ALIMOESO SEKRETARIS UTAMA BKKBN BUDAYA KERJA SUDIBYO ALIMOESO SEKRETARIS UTAMA BKKBN DISAMPAIKAN PADA TANGGAL 24 MARET 2008 BUDAYA KERJA DEFINISI Perilaku, kepercayaan, dan pemahaman bersama yang dimiliki oleh pegawai dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP OLEH : AGUNG DAMARSASONGKO, S.H., M.H. DASAR HUKUM PP No. 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) PERGUB BANTEN No. 47 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci