KOMUNITAS BELANAK Awal terbentuk Komunitas Belanak Pengaruh adanya Komunitas Belanak untuk seniman-seniman Padang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNITAS BELANAK Awal terbentuk Komunitas Belanak Pengaruh adanya Komunitas Belanak untuk seniman-seniman Padang"

Transkripsi

1 KOMUNITAS BELANAK Awal terbentuk Komunitas Belanak Waktu itu di Padang terdapat kelompok-kelompok rombongan dosen dikampus Universitas Negeri Padang yanga gayanya kita sebut Wakidi-an, lalu ada Taman Budaya Padang. Semua informasi tentang seni yang dikirim ke UNP berakhir hanya di dosen-dosennya saja, dan yang dikrim ke taman budaya habis di kelompok Pentagona, kelompok yang lebih tua dari Komunitas Belanak. Waktu itu di gang Belanak tahun 2002, berkumpulah seniman-seniman muda, tujuannya adalah untuk membuka informasi. Misalnya kegiatan-kegiatan atau newsleter senirupa dari kota di Jakarta, di Jogja dan lainnya dapat diakses. Lalu tahun 2003 Komunitas Belanak mengadakan pameran sekaligun hari peresmian, waktu itu pameran "First Step" dengan kurator Kuss Indarto. Jadi sebenarnya nama Belanak bukan hanya diambil dari gang Belanak, tapi juga mengambil filosofi ikan belanak yang selalu bergerombol dan saat ia pindah ke sungai lain tetap namanya ikan belanak. Selain itu biasanya dalam sekumpulan ikan belanak ada satu atau dua ikan yang melompat keluar air, ini dianalogikan kawan-kawan kami yang misalnya pindah ke Jogja lalu kembali kesini. Setelah terbukanya informasi-informas tadi, kami mulai terbuka dengan siapa saja yang ingin bekerja sama, seperti Cemeti, ruru, Taring Padi, dll. Di Minang ada kebudayaan merantau, begitu juga dengan belanak, jadi anggotanya tidak harus berada dan tinggal di Padang, jadi generasinya tetap berubah. Misal saya juga pergi ke Jogja dan masuk kelompok Sakato, tapi saya masih anggota Belanak. Kedepannya Komunitas Belanak juga ingin menjadi institusi seeprti Taman Budaya dan UNP. Disini anggota-anggota kami nantinya bisa menjadi guru, desainer, penulis, dll tapi di didik di Komunitas Belanak. Secara struktur kami juga mengadopsi budaya Minang, jadi semua berkedudukan sama. Misal ada yang mau bikin proyek, tidak perlu lewat ketua, semua bisa jadi ketua. Syarat menajdi anggota Komunitas Belanak kita sepakat semua harus aktif membuat sesuatu dan menyumbangkan waktunya, misal dalam sehari menggunakan waktunya selama beberapa jam untuk memikirkan Komunitas Belanak. Sumber dana kami juga macam-macam, pernah mau ada event dan kami mencari dana lewat mengamen. Kami belum memiliki kas dan anggaran untuk mempersiapkan pameran. Pengaruh adanya Komunitas Belanak untuk seniman-seniman Padang Padang, kalau menurut kami ini seperti berdiri dibelakang tembok, karena tidak kelihatan. Supaya kelihatan kami harus mencari ganjal, caranya dengan membuat berbagai event. Cemeti pernah datang kesini karena tau dari event yang kita buat. Lalu misalnya ada komunitas Sarueh di Padang Panjang yang dulunya juga anggota Komunitas Belanak, Itu juga merupakan efek dari adanya komuniats ini. Kegiatan-kegiatan di Komunitas Belanak Yang pertama kita mengadakan pendidikan kesenian sesama anggota. Disini agak susah mencari referensi ilmu seni dari toko buku, karena yang ada hanya toko buku umum, di perpus UNP selama saya kuliah 8 tahun juga belum pernah berganti atau bertambah koleksinya. Jadi ada pendidikan kesenian dari anggota yang tidak didapat dari kampus. Selain membentuk jadi seniman kami juga ingin mensupport

2 anggotanya menjadi profesi lain, seperti tahun 2005 diadakan workshop penulisan kritik seni. Lalu kami pernah membuat acara bersama seniman Sigit Pius berjudul Gedebook. Lalu acara-acara pameran yang lain. Kami ingin membidani lahirnya kelompok-kelompok lain, misalnya berpameran 5 orang, dengan penulis dari Komunitas Belanak dan Komunitas Belanak membuat wacananya, dokumentasinya, dll. jadi kami juga melakukan semacam kerja EO. Perubahan berkesenian Pertemuan-pertemuan Komunitas Belanak dengan oraganisasi lain misal di Yogya, membuat kami mengenal bentuk-bentuk seni yang lain. Kalau sebelumnya hanya ada cat diatas kanvas, kami kemudian tahu akan instalasi, mixed media, video art, dll. Jadi bahasanya lebih beragam. Jika dibandingkan dengan kelompok Petagona, mereka masih banyak karyanya berupa cat diatas kanvas. Kalau dari segi konsep kami tidak mengharuskan menggarap tema tertentu misal, sosial atau politik. Disini seperti kampung, semua seniman bebas mencari tema karyanya. Diskusi-diskusi di Komunitas Belanak Kami juga sering mengadakan diskusi, misalanya saat kami mau bikin event ultah Komunitas Belanak, kami berdisuksi mengenai bentuk dan teknis acara hingga kami sepakat membuat kemping seni yang nantinya akan diadakan di Bukit Tinggi. Lalu lahir lagi ide kita yang akan mengagkat Wakidi. Semua merupakan ide bersama-sama. Selain itu kami juga ada diskusi tentang bedah karya masing-masing. Lalu kami juga membuat simulasi ujian kompre seperti dikampus. Seperti pra kompre, untuk mahasiswa anggota Belanak. Jadi kami memajang karya-karya dan membacakan makalahnya, lalu ditanggapi dan dicincang halus-halus oleh anggota Belanak lainnya, supaya makin kuat konsepnya. Jadi intinya diskusinya persoalan teknis dan konsep karya. Misalanya juga ada tamu datang dari luar kota, kami minta untuk membuat diskusi, tentang perkembangan seni rupa dikotanya. Kami juga sering meminta tamu-tamu kampus untuk bikin diskusi disini juga. Struktur Organisasi Disini ada posisi ketua tapi lebih sebagai koordinator. Kalau misal ada ide-ide bisa dishare secara langsung, tidak perlu harus lewat ketua, jadi ketua lebih sebagai formalitas. Sebenernya ini juga diadopsi dari kehidupan Minang yang tidak ada rajanya. tapi dengan situasi ini kami tetap bertahan. Komunitas Belanak bukan hanya beriorientasi pada seni rupa saja, walaupun awal berdirinya disebut Komunitas Seni Rupa Belanak, karena disini juga ada yang fokus pada musik, desain, dll maka kami rubah menjadi Komunitas Belanak. Event disini juga bukan hanya seni rupa tapi juga ada event musik seperti orchestra. Kami juga berkolaborasi lintas disiplin, misalnya dengan fakultas Fisip Universitas Andalas, waktu itu kami membuat performance. Masalah jumlah anggota kami, kami tidak tahu secra pasti, karena kelompok ini sangat terbuka seperti kampung, ada yang datang ada yang pergi. Biasanya setiap anak kampus otomatis menjadi anggota kelompok ini. Hubungan Komunitas Belanak dengan pemerintah, komuitas atau seniman lain Seperti awalnya didirikan, kelompok ini adalah untuk menyaingi ke dua institusi UNP dan Taman Budaya. Mereka juga melihat awalnya adanya persaingan dan sedikit

3 bersebrangan dengan kita. Tapi seiring berjalannya waktu mereka mulai menerima keberadaan kami yang muda. Awalnya mereka juga berkomentar negatif dengan karya-karya kita yang non lukis, karena sebagian karya mereka adalah lukis. Tapi lama kelamaan hubungan kami dengan Taman Budaya membaik, karena mereka sadar bahwa komunitas yang ada di Sumatra Barat salah satunya ya Komunitas Belanak ini. Mereka baru menyadari Belanak juga penting buat mereka. Msalahnya kalau mahasiswa belajar ke dosen kan yang dipelajari ilmu-ilmu yang sudah lama dan tidak berkembang, kalau disini kami kan lumayan update. Walaupun perpusatakaan kami kecil tapi update terus. Sebagian besar anggota Komunitas Belanak juga dari kampus. Kegiatan Komunitas Belanak saat ini Kami sedang menyiapakan acara ulang tahun. Biasanya setiap 5 tahun sekali ingin dirayakan secara besar-besaran,karena kami cukup punya energi yang terkumpul selama 5 tahun sekali. Untuk acara ulang tahun berikutnya adalah kemping seni di Wakidi spot. Idenya bahwa kami menyadari bahwa seni rupa Padang di awali dari seniman Wakidi sebagai seorang seniman modern. Lalu kami akan menggadakan kemping ditempat biasanya Wakidi menggambar landscape, dan kami ingin melihatnya dengan perspektif sekarang. Kami mengundang seluruh anggota Belanak untuk ikut serta, siappa saja yang bisa hadir. Kami juga berusaha agar event ini bisa menjadi event nasional. Gagasan berkelompok dari Komunitas Belanak Kami selalu melakukan regenerasi, misal dengan anggota senior kami yang sudah bekerja, maka akan timbul generasi-generasu baru dan kami memperat tali silturahmi diantara kita. Permasalahan seni rupa di Padang Salah satu permasalah seni rupa di Padang adalah minimnya event-event seni rupa, dikarenakan juga minimnya ruang untuk berpameran. Satu-satunya galeri yang masih bertahan adalah Taman Budaya milik pemerintah. Waktu ada booming seni rupa tahun 2008 mulai muncul banyak galeri komersil disini. tapi sayangnya booming hanya terjadi sebentar, setelah itu mereka tutup lagi. Jadi Komunitas Belanak juga buat sebuah galeri disini namanya Galeri Kandang, dengan pendapat kami bahwa galeri itu tidak harus seperti yang di Taman Budaya. Kalau bicara booming, pasti ada sisi negatifnya, saat booming, banyak galeri galeri komersil di Jakarta mencomot satu-satu seniman disini, untuk pameran disana, jadi event disini semakin berkurang. Sekarang kami di Belanak ingin membangun iklim kesenian lagi dari awal, bikin kelompok-kelompok kecil, pameran sendiri bisa dikamar kos atau dirumah, yang penting ada dokumentasi, lalu ada yang mengunggah. Disini belum banyak media seni rupa untuk mendapat informasi, oleh karenanya Belanak lalu membuat buletin bernama Ketjimpung yang terbit setiap 2 bulan didistribusikan ke sekolah-sekolah. Dengan ukuran A5 beberapa lembar, buletin ini diberikan gratis. Kami sering menitipkan pada loper koran untuk disebar ke tempat lebih luas dan supaya informasi ini sampai ke orang banyak. Antusisme dan apresiasi masyarakat akan seni rupa Apresiasi masyarakat disini cukup bagus, setiap kita buat pameran di Taman Budaya banyak masyarakat umum yang datang, walaupun kami lebih banyak bikin acara di kampus, karena di institusi pemerintah birokrasinya sulit, harus bikin

4 proposal dsb. Masyarakat juga sudah mulai menerima anak-anak seni rupa, misal di lingkungan tetangga sini, walaupun mereka rambutnya gondrong dan pakai kendaraan ribut. Salah satu cara mengenalkan seni rupa ke masyarakat yang lebih luas juga kita lakukan, misalnya ada anggota Komunitas Belanak yang jadi guru, jika ada pameran di Belanak, mereka akan membawa siswa-siswanya untuk menonton pameran seni rupa atau siswanya ditarik mengikuti program-program di Komunitas Belanak Jadi ya apresiasi masyarakat disini lumayan, tapi belum ada yang mengkoleksi. Pandangan ke depan Komunitas Belanak Kami ingin disini nanti bisa menjadi Art Centre, pusat arsip dan dokumentasi baik seniman maupun pameran, lalu cita-cita kami bikin sekolah informal, berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada, karena banyak teman-eman berasal dari pendidikan seni rupa. Karena belanak ini sebuah institusi, inginnya institusi ini berkembang lebih besar. Kami juga ingin memperluas akses kerjasama, misalnnya dengan kelompok Sakato di Yogyakarta yang nantinya membuat event bersama, tapi kami menitik beratkan event itu terjadi disini untk membangun atmosfir kesenian, karena kami merasa kesenian di Padang juga cukup bagus. Peran pemerintah dalam seni rupa dan Komunitas Belanak Peran pemerintah disni bisa dikatakan hanya melalui galeri Taman Budaya. Proporsi untuk seni rupa pun terbilang sedikit diantara padatnya acara di Taman Budaya. Selain seni rupa mereka juga punya event untuk seni disabilitas, seni pertunjukan dan seni tradisional. Tapi kami sebisa mungkin menjalin kerjasama dengan mereka. Setiap ada pameran disini, kami selalu mengundang mereka, baik lewat undangan atau via telpon, walaupun dari 10 undangan hanya 1 mereka datang. Tapi kami menyadari yang butuh untuk pameran itu kan seniman bukan mereka. Seniman juga butuh penulis, kurator, dsb, dan Belanak ingin membangun sebuah iklim kesenian disini. Kadang saat kita mau bikin event dikampus pun dipersulit, padahal itu juga institusi pemerintah juga, ini terutama oleh dosen-dosen yang tua karena dianggap pameran ini tidak penting. Padahal kampus sendiri tidak pernah bikin acara yang bagus. Pandangan Komunitas Belanak tentang Galnas Kami yang disini seniman yang lahir di Belanak, berkembang di Belanak, memiliki orientasi untuk pameran di Galnas karena CV kami akan terangkat kalau pernah pameran disana. Buat saya pribadi Galnas seharusnya bisa menjadi wadah kesenian dan pusat informasi secara nasional. Sebelumnya saya pernah mencoba membuat proposal untuk pameran di Galnas, tapi gagal terus, kebetulan ada undangan pameran "Embrio" jadi ini kesempatan yang untuk bekerja sama dengan Galnas, tetapi setelah pengalaman kemarin, ternyata Galnas tidak seperti yang saya pikir. Disana masih banyak kekurangan dan ketidak profesionalan. MIsal pemberitahuan untuk ikut berpameran juga mendadak, hanya 1 minggu sebelum acara, padahal kami harus mencari data-data yang banyak, lalu setelah kami tiba disana konsep acara pamerannya pun belum jelas. Harapan tentang Galnas adalah bisa memberi ruang untuk tiap-tiap daerah, ruang secara fisik disana. Tapi selain itu untuk beberapa event dengan daerah kenapa tidak dibuat didaerah itu sendiri, misal pameran Borneo, kenapa tidak Galnas bekerja sama dengan Kalimantan dan bikin event di Kalimantan, karena Galnas kan ingin membangun iklim kesenian nasional, jadi tidak harus selalu di Jakarta. Jadi

5 terasa kalau Indonesia itu memang luas dari pulau ke pulau, tidak hanya berorientasi ke Jakarta.

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) mengundang Anda untuk berpartisipasi pada acara Sejarah Sumber Terbuka:

Lebih terperinci

CURICULUM VITAE Iswandi. S. Pd PENDIDIKAN FORMAL AKTIVITAS KESENIAN Ritme Baru Dimensi Dua Pekan Seni Mahasiswa Nasional IV

CURICULUM VITAE Iswandi. S. Pd PENDIDIKAN FORMAL AKTIVITAS KESENIAN Ritme Baru Dimensi Dua Pekan Seni Mahasiswa Nasional IV CURICULUM VITAE NAMA : Iswandi. S. Pd Tempat tanggal lahir : 100 Janjang, Canduang/13 Mei 1976 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Angkasa Puri. II No. 43. Tunggul Hitam Padang. Kode pos : 25176 Hp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era modern ini setiap wilayah sedang mengembangkan potensi budaya dan kesenian yang warisankan oleh genersi sebelumnya. Seni sendiri terbagi dalam bebepa jenis antara

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER A. TREATMENT TEMA Seni modern Performance art sebagai seni alternative yang tengah berkembang di Indonesia. IDE CERITA Penulis memilih genre dokumenter Ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

RUMAH BUDAYA RUMATA Awal mula terbentuk Rumata

RUMAH BUDAYA RUMATA Awal mula terbentuk Rumata RUMAH BUDAYA RUMATA Awal mula terbentuk Rumata Tahun 2008, ada sebuah inisiatif satsra dari teman-teman berbasis sasta di Makassar, mereka membuat sebuah kegiatan bernama 'Insitaif Sastra dari Makassar".

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

Pada tahun 2013, IVAA mewawancarai Made Bayak. Berikut kutipan wawancaranya.

Pada tahun 2013, IVAA mewawancarai Made Bayak. Berikut kutipan wawancaranya. Pada tahun 2013, IVAA mewawancarai Made Bayak. Berikut kutipan wawancaranya. T (tanya): Apa yang membuat Anda memutuskan untuk terjun di dunia seni rupa? J (jawab): Bicara mengenai ketertarikan saya dengan

Lebih terperinci

Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. [1]

Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. [1] Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. [1] Pameran merupakan suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang mempertemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti keahlian, namun pada perkembangannya seni juga dapat diartikan sebagai sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cultural Studies atau kajian budaya adalah studi kebudayaan atas praktek signifikasi representasi, dengan mengeksplorasi pembentukan makna pada beragam konteks. Cultural

Lebih terperinci

Merencanakan Pameran Seni Rupa

Merencanakan Pameran Seni Rupa Merencanakan Pameran Seni Rupa Posted By Nanang Ajim Posted On 2:58 PM With No Comments Print Pameran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman baik secara perorangan maupun kelompok

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang biografi seniman kaligrafi Arab Hendra. Buana dan karya seninya yang tertuang dalam tesis ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang biografi seniman kaligrafi Arab Hendra. Buana dan karya seninya yang tertuang dalam tesis ini 220 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian tentang biografi seniman kaligrafi Arab Hendra Buana dan karya seninya yang tertuang dalam tesis ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Bakat kesenian

Lebih terperinci

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung Penekanan Desain Arsitektur Morphosis Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informan I Nama : Manimbul Hutauruk Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Tempat : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB 1. Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk?

Lebih terperinci

Notulen diskusi Pameran Tali Ikat, tema Posisi Seni serat Dalam Perkembangan Seni Rupa Kotemporer. 05 September 2002, Taman Budaya Yogyakarta.

Notulen diskusi Pameran Tali Ikat, tema Posisi Seni serat Dalam Perkembangan Seni Rupa Kotemporer. 05 September 2002, Taman Budaya Yogyakarta. Notulen diskusi Pameran Tali Ikat, tema Posisi Seni serat Dalam Perkembangan Seni Rupa Kotemporer. 05 September 2002, Taman Budaya Yogyakarta. Peserta : Hangai Manabu ( jepang ), Dwight Marica (Belanda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan 236 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verikatif atribut produk pariwisata galeri pengaruhnya terhadap

Lebih terperinci

Format Proposal Pengadaan Pameran Seni Rupa PAMERAN SENI RUPA. Disusun oleh Nama :. NIS :. Kelas:. Kompetensi Keahlian :.

Format Proposal Pengadaan Pameran Seni Rupa PAMERAN SENI RUPA. Disusun oleh Nama :. NIS :. Kelas:. Kompetensi Keahlian :. Format Proposal Pengadaan Pameran Seni Rupa PAMERAN SENI RUPA Disusun oleh Nama. NIS. Kelas. Kompetensi Keahlian. http://preindo.com 1 A. LATAR BELAKANG Dalam suatu pameran karya seni rupa kita selalu

Lebih terperinci

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Melalui aktivitas berkesenian akan diperoleh banyak hal yang berkait dengan nilainilai yang bermanfaat bagi kehidupan, di antaranya sebagai pemenuhan kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun

Lebih terperinci

PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA

PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Mochamad Iqbal Amirdha

Lebih terperinci

:Mecfia : } a[ :... Dl3:S HI 131? ~ ~ II

:Mecfia : } a[ :... Dl3:S HI 131? ~ ~ II :Mecfia : } Tan a[ :... Dl3:S HI 131? ~ ~ II '---- Jft_a_~_m_a_n : O

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan dan diapresiasi oleh masyarakat. Pameran juga merupakan sebuah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan dan diapresiasi oleh masyarakat. Pameran juga merupakan sebuah kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pameran merupakan suatu kegiatan penyajian karya seni rupa sehingga dapat dikomunikasikan dan diapresiasi oleh masyarakat. Pameran juga merupakan sebuah kegiatan yang

Lebih terperinci

Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material.

Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material. Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material. Pameran yang dilangsungkan di Galeri Hidayat kali ini menitik

Lebih terperinci

ULASAN SERI BUKU SMS SEBELUMNYA

ULASAN SERI BUKU SMS SEBELUMNYA 2 ULASAN SERI BUKU SMS SEBELUMNYA Sebenarnya buku ini merupakan serial buku SMS penulis yang ke-3, setelah buku berjudul Step by Step Membangun Aplikasi SMS dengan PHP dan MySQL dan Membangun Sistem Aplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi

BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi 36 BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH A. Bagan Proses Penciptaan IDE Kajian teoritik tentang kesenirupaan dan bahasan yang berhubungan dengan karya (Studi literatur) Eksplorasi Obervasi Pemotretan Objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Dunia Pada awalnya, media desain grafis hanya terbatas pada media cetak dwi matra. Namun, seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

SELASAR SENI RUPA KONTEMPORER DI SURAKARTA (Penekanan Desain Arsitektur Morphosis)

SELASAR SENI RUPA KONTEMPORER DI SURAKARTA (Penekanan Desain Arsitektur Morphosis) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SELASAR SENI RUPA KONTEMPORER DI SURAKARTA (Penekanan Desain Arsitektur Morphosis) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan berekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan

Lebih terperinci

Term of Reference SOLID-ID

Term of Reference SOLID-ID Term of Reference SOLID-ID DAFTAR ISI Latar Belakang Tentang Residensi Tujuan Tanggal Penting Hibah (Seed Grant) Ketentuan Peserta Pendaftaran dan Seleksi Informasi Lebih Lanjut LATAR BELAKANG Meski Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak hanya dapat dinikmati melalui indra penglihatan saja. Namun indra lainnya juga dapat berperan dalam melakukan apresiasi terhadap karya seni.

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Poster Jejak Rupa Pameran Lukisan Bali PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn SEBAGAI MEDIA PROMOSI PAMERAN JEJAK RUPA LUKISAN BALI Dalam Rangka

Lebih terperinci

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : AFIF WIDODOAJI

Lebih terperinci

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) WEDDING CENTRE DI SURAKARTA One Stop Wedding Service Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan titik sentral pada perkembangan ekonomi masa depan yang berbasis industri kreatif. Mengingat dalam 10 tahun terakhir, industri kreatif di Bandung

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga

BAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni lukis merupakan cabang seni rupa yang terdiri dari unsur-unsur pokok berupa bidang, garis, bentuk dan warna yang berwujud karya dua dimensi. Di dalam seni lukis

Lebih terperinci

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur LAPORAN TUGAS AKHIR PA. 1380 PERIODE SEM. GANJIL 2006-2007 Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur Mahasiswa : I MADE ARY KURNIAWAN Nrp. : 3201 100 078 Pembimbing : DR. Ing.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia tidak terhitung nilainya, mulai dari suku, bahasa, tarian, nyayian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan 33 BAB III METODE PENCIPTAAN Setiap orang pasti mempunyai kegelisahan terhadap suatu persoalan yang ada didalam dirinya ataupun dilingkungan sekitar, sehingga menumbuhkan gagasan untuk keluar dari kegelisahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,

Lebih terperinci

Semangat Menyebar Melalui Pertemanan

Semangat Menyebar Melalui Pertemanan 1 Semangat Menyebar Melalui Pertemanan FX Harsono* Menghadirkan kembali karya-karya Seni Rupa Baru bukan berarti hanya sekedar mengumpulkan karya dan menghadirkan kembali, akan tetapi karya-karya dihadirkan

Lebih terperinci

SINEMATEK TERPADU DI YOGYAKARTA

SINEMATEK TERPADU DI YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SINEMATEK TERPADU DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : JF Bina Anggraini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan salah satu lembaga kebudayaan berupa museum khusus dan pusat kegiatan seni rupa, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis

Lebih terperinci

Ketika generasi selfie menikmati pameran rupa

Ketika generasi selfie menikmati pameran rupa Ketika generasi selfie menikmati pameran rupa Peneliti Matatimoer Institute Pengajar Fakultas Ilmu Budaya UNEJ E-mail: senandungtimur@gmail.com matatimoer@yahoo.co.id Dalam tujuan ideal, sebuah pameran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun perekonomian. Laju

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Fakultas : Seni Rupa dan Desain Program Studi : Keris dan Senjata Tradisional Mata Kuliah : Kuratorial Kode MK : MPB13105 BOBOT : 3 SKS Semester : VII PERTEMUAN :

Lebih terperinci

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan globalisasi, kreativitas bangsa sangat berpengaruh didalam perkembangan bangsa terutama bangsa Indonesia yang dapat mempercepat laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni merupakan sesuatu yang tidak bisa terlepas dari kehidupan setiap manusia, karena seni tercipta dari budi daya manusia dan identik dengan keindahan serta kebebasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Komunitas Komunitas Hobi Foto Bandung yang disingkat dengan HFB adalah salah satu komunitas yang bergerak pada bidang fotografi

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER CEMETI DI YOGYAKARTA

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER CEMETI DI YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALERI SENI RUPA KONTEMPORER CEMETI DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh

Lebih terperinci

ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3

ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3 ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3 ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR Hingga kini masih banyak ragam pandangan yang berbeda-beda tentang arsitektur. Keragaman

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Karya Ilmiah Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh SUTONO NIM : 10.12.4644 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas perhatian dan kerjasama dari berbagai pihak kami sampaikan terima kasih.

KATA PENGANTAR. Atas perhatian dan kerjasama dari berbagai pihak kami sampaikan terima kasih. 0 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memeberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Petunjuk Teknis dan Pedoman Pendaftaran kegiatan Seniman Mengajar tahun

Lebih terperinci

UNDANGAN TERBUKA PAMERAN BESAR SENI RUPA 2016 Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

UNDANGAN TERBUKA PAMERAN BESAR SENI RUPA 2016 Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan UNDANGAN TERBUKA PAMERAN BESAR SENI RUPA 2016 Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pameran Besar Seni Rupa (PBSR) yang diselenggarakan oleh Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian judul Pusat : merupakan Pokok Pangkal atau yang menjadi pumpunan(berbagai, urus hal,dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) Seni : Keahlian membuat karya yang bermutu

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu :

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu : J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 5327115/5482914 Jakarta Barat LEMBARAN SOAL TRYOUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai pandangan awal tentang judul yang diambil yaitu Museum Transportasi Darat di Bali. Adapun hal yang dibahas dalam bab ini yaitu latar belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede atau moge, jumlahnya semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis

Bab 1. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis Bab 1 Pendahuluan I.1. Latar Belakang I.1.1. Pentingnya Pengembangan Skill Mahasiswa Desain Grafis Dewasa ini bidang jasa desain di Indonesia sedang mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik. Profesi

Lebih terperinci

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Manajemen Penyiaran Kajian Terhadap Program Acara Angkringan Gayam di Radio Geronimo

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Manajemen Penyiaran Kajian Terhadap Program Acara Angkringan Gayam di Radio Geronimo Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Manajemen Penyiaran Kajian Terhadap Program Acara Angkringan Gayam di Radio Geronimo Reisa / Pramono Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

BAB I PENDAHULUAN Fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat Jawa memiliki dimensi dan fungsi ganda. Seni pertunjukan Jawa selain sebagai ekspresi estetik manusia, tidak jarang menjadi

Lebih terperinci

UNDANGAN TERBUKA PAMERAN BESAR SENI RUPA 2017

UNDANGAN TERBUKA PAMERAN BESAR SENI RUPA 2017 UNDANGAN TERBUKA PAMERAN BESAR SENI RUPA 2017 Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pameran Besar Seni Rupa (PBSR) yang diselenggarakan oleh Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan di imbangi oleh perkembangan teknologi serta internet yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan di imbangi oleh perkembangan teknologi serta internet yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman era informasi dan komunikasi yang semakin pesat dan di imbangi oleh perkembangan teknologi serta internet yang semakin canggih, hampir sebagian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR GALERI SENI RUPA KONTEMPORER BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR GALERI SENI RUPA KONTEMPORER BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hidup manusia tidak terlepas dari kegiatan seni. Misalnya dalam berpakaian, orang secara tidak langsung akan membuat suatu karya seni yaitu dengan memadu padankan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah UPT Taman Budaya Jawa Timur Pada tanggal 20 Mei 1978 lahirlah Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr. Daoed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Ketika kita mendengar kata atau istilah Seni Rupa, hal pertama yang terniang di benak kita adalah aktifitas menggambar. Padahal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. Kesenian adalah ekspresi seseorang untuk berhubungan dengan orang lain (Sumardjo, 1992:

Lebih terperinci

Bab 1 Pemerintahan Desa

Bab 1 Pemerintahan Desa Bab 1 Pemerintahan Desa Pernahkah kalian mengamati orang mengurus Kartu Tanda Penduduk? Tentu orang tersebut terlebih dahulu pergi ke ketua RT setempat. Kemudian ke kantor kepala desa/kelurahan dan dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Terbentuknya kepribadian yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi suatu keharusan khususnya dikalangan pemuda belakangan ini. Harapan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Rasa ketertarikan itu muncul karena anjing memiliki karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. kita. Rasa ketertarikan itu muncul karena anjing memiliki karakter dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasa ketertarikan manusia untuk memelihara anjing cukup besar, contohnya dengan munculnya berbagai komunitas pecinta anjing yang ada di sekitar kita. Rasa ketertarikan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG TENTANG RESIDENSI

LATAR BELAKANG TENTANG RESIDENSI LATAR BELAKANG Meski Indonesia dikenal sebagai bangsa dengan keragaman yang tinggi, hasil penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa tingkat intoleransi di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian PAUD Satria Tunas Bangsa terletak di jl. Hasanudin 3B Salatiga. PAUD ini berdiri di bawah lembaga GBI Bethel Area Salatiga. Berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam

Lebih terperinci

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka adalah pulau yang terletak di sebelah timur pulau Sumatera, Indonesia dan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang

BAB 5 PENUTUP. dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang BAB 5 PENUTUP Dalam menjalankan usaha atau bisnis tidak lah mudah apabila dikerjakan dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang mendorong perdagangan bebas. Untuk itu para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014 PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014 1. STRUKTUR ORGANISASI 2. TUGAS DAN FUNGSI 3. VISI, MISI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi di dunia mengalami kemajuan yang begitu pesat. Dari perkembangan teknologi yang sangat pesat ini telah memberikan perubahan yang luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat di kota Yogyakarta. Ini terlihat dari banyaknya komunitaskomunitas

BAB I PENDAHULUAN. terlihat di kota Yogyakarta. Ini terlihat dari banyaknya komunitaskomunitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta memiliki sebutan kota budaya dan kota pelajar sesuai dengan karakter kota Yogyakarta yang memiliki akar budaya yang masih kuat, ini dibuktikan dengan adanya

Lebih terperinci

TUJUAN. Tujuan dari FISIPALOOZA Vol. 2 adalah untuk menyatukan dan membuat ikatan silahturahmi antar komunitas seni, khususnya musik.

TUJUAN. Tujuan dari FISIPALOOZA Vol. 2 adalah untuk menyatukan dan membuat ikatan silahturahmi antar komunitas seni, khususnya musik. ABOUT FISIPALOOZA terbentuk pertama kali pada tahun 2016. Nama acara ini diadopsi dari acara LOLLAPALOOZA. Acara ini pertama kali ada pada tahun 1997. Tujuan acara LOLLAPALOOZA sendiri adalah untuk meng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah

Lebih terperinci