Rancang Bangun Alat Untuk Perbaikan faktor Daya Pada Beban Dinamis 1 fase dan Monitoring Daya Dengan LCD Grafik.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancang Bangun Alat Untuk Perbaikan faktor Daya Pada Beban Dinamis 1 fase dan Monitoring Daya Dengan LCD Grafik."

Transkripsi

1 Rancang Bangun Alat Untuk Perbaikan faktor Daya Pada Beban Dinamis fase dan Monitoring Daya Dengan LCD Grafik. Asrul Syafrianto, ndhana Sudiharto ST.MT. 2 r.sutedjo, MT. 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ndustri, PENS-T, Surabaya,ndonesia, asrulsyafrianto@yahoo.com Dosen Jurusan Teknik Elektro ndustri, PENS-TS,Surabaya,ndonesia. 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro ndustri, PENS-TS,Surabaya,ndonesia. 3 Abstrak Perbaikan faktor daya sangat dibutuhkan dalam rumah tangga. Perlunya perbaikan faktor daya pada beban rumah tangga untuk meningkatkan efisiensi penggunaan daya aktif (Watt) sehingga bisa maksimal. Solusi dalam permasalahan ini yakni membuat alat perbaikan faktor daya (cos phi) menggunakan kapasitor bank. Kapasitor bank mampu meningkatkan cos phi hingga diatas Pengaktifan kapasitor bank menggunakan soft switch dengan menggunakan Triac tipe BTA2. Penggunaan softswitch sebagai saklar dari pengaktifan kapasitor bank bertujuan untuk meredam arus inrush yang timbul akibat perpindahan dari off ke on. Pembacaan nilai cos phi, daya aktif, arus dan tegangan akan ditampilkan ke LCD grafik. Mikrokontroller sangat penting dalam menerapkan metode soft switch sebagai kontrol trigger Triac. Pada beban motor memiliki faktor daya yang buruk sehingga mengatasinya dengan menggunakan kapasitor 0uf dapat memperbaiki faktor daya yang awalnya 0.66 lagging menjadi 0.9 lagging. pada beban kulkas faktor daya awalnya 0.68 menjadi 0.94 lagging dengan capasitor 8 uf, sedangkan pada beban kulkas dan motor pompa yang awal faktor dayanya 0.7 lagging menjadi 0.96 lagging dengan capasitor 8 uf. Keywords: faktor daya, soft switch, Triac, arus inrush, mikrokontroller, cos phi, lagging, leading.. PENDAHULUAN Kualitas daya yang baik akan memperbaiki drop tegangan, faktor daya, rugi rugi daya, kapasitas daya dan efisiensi energi listrik. Perbandingan antara daya aktif (kw) dan daya semu (ka) akan menghasilkan power faktor (Cos θ). Kualitas daya yang baik adalah jika power faktor > 0,8 (Cos θ > 0,8) sehingga meningkatkan efisiensi tenaga listrik. Beban-beban dengan sifat induktif menyebabkan rendahnya power faktor (Cos θ). Untuk memperbaiki power faktor (Cos θ) pada sistem tenaga listrik dengan beban induktif diperlukan suatu kompensator daya reaktif dengan mikrokontroler sebagai kontroller soft switch otomatis. Fungsi dari kontroler soft switch otomatis adalah untuk mengatur penggunaan kapasitor sesuai dengan nilai yang diinginkan dari faktor daya yang akan diperbaiki. Kompensator daya reaktif konvensional pada umumnya terdiri dari capasitor bank yang dihubungkan paralel dengan beban melalui switch kontaktor. Kompensator daya reaktif dengan switch kontaktor menyebabkan arus inrush yang sangat besar, dapat mencapai 5 sampai 7 kali arus nominal. Arus inrush terjadi hanya pada saat awal arus pengisian capasitor bank. Pada beban dinamis, maka power faktor selalu berfluktuasi dan arus inrush akan terjadi berulang-ulang, sehingga mengakibatkan kerusakan pada switch kontaktor dan capasitor. Pada proyek ini untuk mengatasi permasalahan pada kualitas daya tersebut, dipasang suatu peralatan yang bisa menjaga kualitas daya semakin baik yakni dengan menggunakan softswitch SC dan penggunaan LCD grafik untuk menampilkan gelombang daya, tegangan, arus serta menampilkan nilai cos phinya. 2. DASAR TEOR Teori yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan tugas akhir ini adalah: 2. Kualitas Daya Daya dalam rangkaian DC sama dengan perkalian antara arus dan tegangan. Daya dalam rangkaian AC pada setiap saat sama dengan perkalian dari harga daya rata rata dalan satu periode sama dengan perkalian antara arus dan tegangan efektif. Tetapi jika ada reaktansi dalam rangkaian, arus dan tegangan tidak sephase selama siklusnya seperti halnya arus bernilai negatif seraya tegangan bernilai positif. Hal ini menghasilkan besarnya daya kurang dari perkalian dan. Perkalian arus dan tegangan efektif dalam rangkaian AC dinyatakan dalam voltampere (A) atau kilovoltampere (KA). Satu KA sama dengan.000 A. Daya yang berguna atau daya nyata diukur dalam watt dan diperoleh jika voltampere dari rangkaian dikalikan dengan faktor yang disebut dengan faktor daya. Maka dalam rangkaian AC satu phase adalah: P(dalam watt) = x x faktor daya

2 Pdalam watt Faktor daya x P = aktif P = Cos θ Oleh karena daya adalah E dikalikan dengan faktor daya, maka faktor daya suatu rangakaian AC sama dengan kosinus dari sudut phase. Hubungan antara daya dalam watt (P), voltampere (A) dan voltampere reaktif (AR) dapat dinyatakan dengan segitiga seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.2. sudut θ adalah sudut phase rangkaian. Alas segitiga menyatakan daya nyata (A), tingginya menyatakan daya reaktif (AR), dan hipotunosa menyatakan daya aktif (W). Harga faktor daya tergantung dari beda phase antara arus dan tegangan. Capasitor daya AC sebagai kompensator yang dihubungkan jaringan maka akan mengakibatkan arus beban mendahului 90 derajat, c=m sin (wt+90 ). Sehingga akan mengakibatkan arus beban menjadi sephase dengan tegangan. Dimana arus beban yang tertinggal 90 derajat akan terkompensasi arus capasitor mendahului sebesar 90 derajat, b=b sin (wt )=b sint. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar tegangan bervariasi dalam rangkaian yang berbeda dari kondisi sephase sampai mendahului atau tertinggal ¼ siklus atau 90.oleh karena itu waktu dapat diukur dalam derajat listrik, beda waktu atau beda phase dari arus dan tegangan biasanya dinyatakan dalam derajat listrik dan disebut sudut phase. Gambar 2. 3 Arus dan tegangan Gambar 2. 4 Arus tertinggal 30 dari Tegangan Gambar 2. Diagram phasor konsep kompensator daya nyata ( cos θ ) θ daya reaktif ( sin θ ) Gambar 2. 5 Arus mendahui 30 dari Tegangan 2.3 Penggunaan Segitiga Daya dan Tabel Cos θ Untuk Analisa Perbaikan Faktor Daya daya aktif ( ) Gambar 2. 2 Hubungan antara daya, voltampere dan voltampere reaktif Oleh karena oltampere sama dengan daya nyatanya adalah Cos θ, dan voltampere reaktifnya Sin θ. Juga terjadi hubungan sebagai berikut. 2.2 Hubungan Phase Ada tiga kemungkinan hubungan phase antara arus dan tegangan dalam satuan rangkaian.. Arus dan tegangan mungkin sephase seperti yang ditunjukkan pada Gambar Tegangan dapat melalui harga nol dan naik ke harga tertinggi pada waktu yang lebih dahulu dari arus seperti dalam Gambar 2.5. Dalam hal ini arus dikatakan tertinggal dari tegangan. 3. Tegangan dapat melalui harga nol dan harga tertingginya pada beberapa saat kemudian dari pada arus seperti dalam gambar 2.6. Dalam hal ini arus dikatakan mendahului tegangan. Lamanya waktu dimana arus mendahului atau tertinggal dari Gambar 2.6 Segitiga Daya Penjumlahan dari daya aktif dan daya reaktif menghasilkan daya nyata. Dimana: Faktor daya: S P Q P = daya aktif (kw) S = daya nyata (ka) Q = daya reaktif (kar) daya aktif daya nyata P cosθ S 2.4 Zero Crossing dan Phase Detector (Detektor Phasa) Rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi perbedaan sudut phasa yang mengalir ke beban. Detektor Phasa dibuat menggunakan komparator dan gerbang logika XOR. Komparator digunakan untuk mendapatkan informasi saat nilai tegangan dan nilai

3 arus tepat melewati titik nol. Gerbang logika XOR digunakan untuk mengetahui nilai beda sudut phasa. Nilai perbedaan sudut phasa didapat dengan menghitung selang waktu antara tegangan naik dan tegangan turun pada keluaran gerbang logika XOR. Rangkaian detektor phasa ini ditunjukkan pada Gambar 2.3, serta sinyal input dan output pada rangkaian zero crossing detector dapat dilihat pada Gambar Perencanaan capasitor bank dan pembuatan soft switch. 4. Perencanaan dan pembuatan mikrokontroller dan display. 3.. Perencanaan dan Pembuatan rangkaian positive clamper Rangkaian klamper pada tugas akhir ini dirancang dan dibuat untuk menaikan tegangan AC dengan nilai referensi tegangan minimum peak to peaknya diatas 0. Tujuan dari pembuatan rangkaian klamping ini untuk mendapatkan nilai tegangan AC yang dapat dibaca oleh ADC pada mikrokontroller. Karena ADC tidak dapat membaca nilai yang dibawah 0. Nilai tegangan AC keluaran rangkaian klamping yang dibaca ADC akan diproses pada mikrokontroller dan akan ditampilkan pada LCD grafik yang berbentuk gelombang sinus. (a) (b) Gambar 2.7 (a) Rangkaian Detektor Phasa (b) nput dan output pada rangkaian phasa detector 2.5 Kapasitansi Kapasitor Bank Perhitungan nilai capasitor digunakan untuk setiap beban yang terpasang pada sistem, sehingga dapat memperbaiki power faktor dengan maksimal. Dalam menentukan kapasitansi capasitor bank dilakukan terlebih dahulu perhitungan daya reaktif kompensator. Daya reaktif konpensator dibagi dengan banyaknya step AR kompensator. Daya reaktif kompensator tiap step AR kompensator digunakan untuk perhitungan kapasitansi capasitor bank tiap step AR kompensator. Dengan demikian akan didapatkan kapasitansi capasitor untuk tiap step AR kompensator yang digunakan. Daya reaktif konpensator: Q =P (tan θ tan θ ) Keterangan: P : Daya Aktif (watt) Qcap : Daya Reaktif Konpensator(AR) θ : sudut sebelum diperbaiki : sudut setelah diperbaiki θ 2 3. KONFGURAS SSTEM Pada perencanaan dan pembuatan perangkat keras rancang bangun alat untuk perbaikan faktor daya pada beban dinamis fase dan monitoring daya dengan lcd grafik mengacu pada blok diagram yang ditunjukkan pada Gambar 3. dibawah. Gambar 3.. Blok diagram rancang bangun alat untuk perbaikan faktor daya pada beban dinamis fase dan monitoring daya dengan lcd grafik Berdasarkan Gambar 3. perencanaan dan pembuatan perangkat keras pada Tugas Akhir ini meliputi:. Perencanaan dan Pembuatan rangkaian klamper 2. Perencanaan dan pembuatan sensor. (a) (b) Gambar 3.2. (a).rangkaian positif clamper (b).hasil simulasi rangkaian positif clamper Sensor tegangan Sensor tegangan yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu pembagi tegangan (oltage Devider). oltage devider ini digunakan untuk mendeteksi tegangan keluaran sistem yang digunakan pembanding antara arus dan tegangan untuk mengetahui beda fasanya. Sensor tegangan dirancang dengan tegangan output 4.25 volt AC yang mewakili 220 volt AC. Nilai tegangan referensi yang diharapkan yaitu 220 volt AC. Sensor pembagi tegangan yang digunakan menggunakan resistor yang disusun secara seri dengan perhitungan menurut hukum KL (Kirchof oltage Low) sensor arus - Sensor arus dengan ZCT Sensor arus jenis ZCT (Zero Current Transformer) cara pengoperasiannya dengan cara melilitkan kabel dari fasa yang menuju kebaban pada lingkaran fisik dari ZCT. ZCT akan membaca arus yang mengalir kebeban dengan cara mengeluarkan tegangan AC dari 2 buah kabel keluaran pada ZCT. Pada keluaran ZCT yang berupa tegangan AC ini akan dimasukan ke dalam rangkaian sensor beda fase. - Sensor arus dengan ACS Sensor arus yang digunakan adalah sensor arus jenis C ACS 72. C ACS 72 ini memiliki kelebihan dibandingkan sensor arus ZCT yakni pada arus yang disensornya. Pada C ACS 72 dapat menyensor arus AC dan arus DC sedangkan pada ZCT hanya dapat menyensor arus AC saja. Keluaran dari sensor arus jenis C ACS ini berupa teggangan DC. Pada tegangan keluaran nya apabila tidak dialiri arus minimal 2,5 volt dan maksimal dengan range pembacaan sebesar 30 A yakni tegangan keluarannya sebesar 5 volt DC. Tegangan keluaran pada sensor arus ini akan masuk kedalam port ADC mikrokontroller untuk diproses yang kemudian akan ditampilkan nilai arusnya kedalam LCD grafik 3

4 Zero Crossing Detector (Detektor Phasa) Menggunakan C Op-Amp Lm 324 untuk mengubah sinyal tegangan sinusoidal dari sensor tegangan dan sensor arus menjadi sinyal step. Sinyal step dari sensor tegangan dan sensor arus kemudian dimasukkan gerbang logika XOR untuk menghasilkan sinyal step yang menunjukkan nilai beda phasa. Beda fasa atau Cos θ sangat penting dalam perancangan alat tugas akhir ini karena mempengaruhi berapa kapasitor yang aktif untuk mengkompensasi AR yang dibutuhkan beban agar cos θ nya lebih dari 0,8. Pengujian system menyangkut beberapa hal sebagai berikut:. Pengujian sensor. 2. Pengujian monitoring LCD grafik. 3. Pengujian sistem tanpa kapasitor bank dan dengan kapasitor bank Berikut ini adalah gambar panel box system dan gambar rangkaian system yang telah terintegrasi. 0kΩ 0kΩ 0kΩ 0kΩ 3.9kΩ 3.9kΩ Gambar 3.3. Zero Crossing Detector (Detektor Phasa) Soft switch dengan Thyristor Gambar 3.4 Soft switch dengan thyristor triac BTA2 Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pin 2 pada optocoupler diberi inputan aktif high dari mikrokontroller sebagai trigger agar gate terbuka, sehingga tegangan dari pin 6 dapat melewati pin 4. Tegangan tersebut digunakan untuk mentrigger gate pada thyristor agar kapasitor bank yang dipasang secara parallel dapat bekerja atau mengkompensasi daya reaktif untuk memperbaiki cos θ pada beban Perencanaan capacitor bank Target yang diinginkan dalam perancangan kapasitor bank yakni dengan cos phi 0,99. Menentukna target dengan cos phi 0,99 dikarenakan pada kapasitor yang ada dipasaran memiliki toleransi sebesar 5% dan nilai toleransi kapasitor tertera pada body kapasitornya. Sehingga dalam perancangan memaksimalkan dengan cos phi 0,99. Pada pembuatan alat ini memiliki target cos phi > 0, Perencanaan dan pembuatan mikrokontroller dan display. Perencanaan dan pembuatan mikrokontroller sangatlah penting dikarenakan fun gsi dari mikrokontoler pada proyek ini yakni sebangai pengatur pengaktifan dari capasitor bank, dan juga menampilkan informasi pada LCD. C mikrokontroller yang digunakan pada proyek akhir ini adalah ATMEGA 28 dan LCD yang digunakan yakni jenis LCD grafik 28x64 sebagai alat monitoringnya. Berikut ini adalah perencanan dan pembuatan dari mikrokontroller dan display. 4. PENGUJAN DAN ANALSS Pada Bab dibahas tentang pengujian terhadap system yang dibangun disertai dengan analisa. Gambar 4.. Panel Box system Gambar 4.2. Sistem yang terintegrasi 4.. Pengujian rangkaian sensor Pengujian sensor meliputi pengujian sensor tegangan, sensor arus dan pengujian sensor phasa detektor. Pengujian sensor tegangan dan sensor arus dilakukan secara bergantian. Pengujian sensor beda fase merupakan integrasi sensor arus, sensor tegangan dan masuk ke rangkaian phasa detektor, sehingga didapat nilai cos phinya Sensor tegangan Berikut ini adalah gambar dari sensor tegangan yang telah dibuat :

5 Gambar 4.3. Sensor Tegangan Sensor tegangan diuji dengan memberikan tegangan variable dari variac AC fase. Berikut adalah tebel pengujian dari sensor tegangan. Tabel 4.. pengujian sensor tegangan keluaran AC No. in ( volt ) AC out (olt) AC Dari hasil pengujian telah didibuktikan bahwa sensor tegangan dapat digunakan untuk masuk kedalam sensor beda fasa. Gambar 4.4. Keluaran dari sensor tegangan AC Time/div = 5ms; volt/div =50 volt; Sensor arus - Pengujian sensor arus ZCT Sensor arus yang digunakan pada proyek akhir ini yakni jenis sensor ZCT dan ACS. Tegangan keluaran pada ZCT dari hasil pembacaan arus yang mengalir kebeban berupa tegangan AC.. Berikut ini adalah gambar dari sensor arus yang telah dibuat : no Gambar 4.6. Keluaran gelombang tegangan ZCT. Time/div = 5ms; volt/div =50 volt; Pengujian sensor arus ZCT menggunakan beban resistor variable dan dengan variac fase.berikut ini adalah data dari pengujian sensor arus ZCT. Tabel 4.2 Pengujian sensor arus ZCT ADC Tegangan keluaran ZCT (olt) Penguat Non inverting 25 kali (volt) Pembacaan arus Amperemeter (Ampere) Pembacaan Arus di LCD (Ampere) E Pem Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa pada sensor arus ZCT memiliki keluaran tegangan yang sangat kecil. Tegangan keluaran pada ZCT dengan pengujian tanpa lilitan pada body ZCT tegangan yang terbaca dengan arus yang mengalir 0,2 Ampere sebesar 0,02 volt. Dengan penguat 25 kali maka tegangannya menjadi 0,497 volt untuk pembacaan ADCnya yakni 20,6 kemudian penampilan pembacaan arus pada LCD grafik yakni 0,2 ampere. Persen error dari pembacaan arus 0,2 amprere yakni sebesar 5%. Dari pengujian sensor arus ini pada range pembacaan ampere samapi dengan,6 ampere memeiliki persentase error pada pembacaan ampere meter analog dibandingkan dengan pembacaan di LCD grafik yakni sebesar 0%. kemudian pembacaan pada arus,8 ampere dan 2 ampere memilikin persen error,% dan %. Kesimpulan dari hasil pengujian sensor arus ZCT ini yeng memiliki persen error yang tinggi pada pembacaan arus 0,2 ampere dengan error sebesar 5%. Gambar 4.5. Bentuk model sensor arus ZCT. 5

6 Gambar 4.7. Grafik pengujian sensor arus ZCT Pada gambar 4.7 menununjukkan grafik perbandingan antara pembacaan arus pada amapere meter analog dan pembacaan di LCD grafik. Berikut adalah listing progam dari pembacaan sensor arus dengan menggunakan bahasa visual C++: temp0=0; for(j=0;j<000;j++)temp0=temp0+read_adc(0); temp0=(temp0/000); if(temp0<05) arus=(temp0/05); else temp=(temp0-05); temp=(temp/209); arus=temp+; Rangkaian Zero Crossing Dan Phasa Detector (Sensor cos phi) Rangkaian zero crossing dan phasa detector merupakan kelanjutan sensor arus dan sensor tegangan, Kemudian diolah oleh C-XOR dan menghasilkan sinyal step yang menginformasikan data beda fasa antara tegangan dan arus. C-XOR digunakan sebagai pembanding dari 2 sinyal input yaitu sinyal arus dan tegangan yang merupakan keluaran dari zero crossing yang mempunyai beda phasa, seperti yang telah diketahui bahwa C-XOR memiliki cara kerja sebagai berikut:. Jika kedua input berlogika sama maka output akan bernilai logika "0". 2. Jika kedua input berlogika tidak sama maka output akan bernilai logika "". Sinyal gelombang kotak yang keluar dari zero crossing arus dan tegangan masuk ke rangkaian komparator untuk dibandingkan dengan menggunakan C TTL XOR 74LS86 sehingga diketahui perbedaan sudut phase antara tegangan dan arus mengalir pada beban. am me ana LCD B A Gambar 4.8 Zero Crossing Detector (Detektor Phasa) Keterangan pada gambar 4.8 : - A = titik A (gelombang sinyal keluaran sensor tegangan) - B = titik B (gelombang sinyal keluaran sensor arus) - C = titik C (sinyal step tegangan) - D = titik D (sinyal step arus) - E = titik E ( sinyal beda fasa) Gambar 4.9 Masukan pada rangakain zero crossing detector Time/div = 5ms; volt/div =0,2volt; Pada gambar 4.9 menunjukkan gambar dari sinyal tegangan keluaran dari sensor tegangan yang diambil dari titik A pada gambar 4.8 dan sinyal arus keluaran dari sensor arus yang diambil dari titik B pada gambar 4.8. Untuk gelombang sinyal tegangan yang memiliki amplitudo yang besar dan untuk gelombang sinyal arus memuiliki amplitudo yang kecil. Pengambilan data ini melakukan pengujian dengan beban motor pompa dengan cos phi motor pompa yakni 0,66 lagging. Gambar 4.0 Keluaran pada ragkaian zero crossing detector Time/div = 5ms; volt/div =0volt; Pada gambar 4.0 yakni gelombang sinyal tegangan dan arus yang telah dirubah bentuk sinyal step. Sinyal step pada tegangan diambil dari titik C D C E Gelombang Sinyal tegangan Gelombang Sinyal arus Sinyal step te Sinyal step a

7 pada gambar 4.8 dan sinyal step arus diambil dari titik D pada gambar 4.8. Pada gambar 4.0 terlihat jelas perbedaan sudut fasa antara sinyal tegangan dan arus. Kedua buah sinyal ini akan masuk ke rangkaian fase detector untuk diambil diketahui berapa derajat perbedaan antara fase tegangan dan fase arusnya 4.2. Pengujian monitoring LCD grafik. Pengujian LCD Grafik menggunakan program yang telah dibuat. Program lcd grafik menggunakan basaha C dengan software code vision. Sinyal beda fasa Gambar 4. Keluaran dari rangkaian fese detector Time/div = 5ms; volt/div =0 volt; Pada gambar 4. yakni bentuk gelombang sinyal beda fase hasil dari perbandingan sinyal arus dan tegangan. Sinyal step diambil dari titik E pada gambar 4.8. Sinyal beda fase masuk ke port f bit 2 pada mikrokontroller AT Mega 28 yang kemudian dibaca nilai lebar pulsa yang berlogika atau high dari sinyal beda fase tersebut kemudian nilai itu dikonversi kedalam nilai derajat setelah itu dikonversi kedalam nilai cos phi. Berikut adalah listing program dari pembacaan cos phi : void baca_cp(void) unsigned char counter=0; while(pnf.2==); while(pnf.2==0); while() counter++; delay_ms(); if (!PNF.2) break; while(pnf.2==0); while() counter++; delay_ms(); if (!PNF.2) break; cos_phi=(counter/20.0)*360; //phi=phi/20ms * 360 cos_phi=cos(cos_phi); cos_phi=fabs(cos_phi); Dari pengertian program cos phi ini yakni membaca pulsa dengan menggunakan counter yang membaca apabila pulsa berlogika. Pembacaan tersebut dilakukan setiap waktu ms. Apabila sinyal kotak berlogika low atau 0 maka counter akan berhenti berjalan kemudian hasil pembacaan counter akan diteruskan untuk konversi kedalam nilai cos phi. Dan kemudian akan ditampilkan pada LCD grafik. (a) (b) Gambar 4.2. (a) Pengujian LCD grafik untuk measurement (b) Pengujian LCD grafik untuk nilai ADC dan bentuk grafik Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari LCD grafik dalam menampilkan suatu perintah dari mikrokontroller untuk menampilkan tampilan yang telah diprogram. Program untuk menampilkan measurement sebagai berikut void measurement(void) initlcd(); bersih(); steks(0,5,tname,5); steks(2,0,tvolt,0); steks(3,0,tampere,2); steks(4,0,twatt,); steks(5,0,tcosphi,8); while() baca_sensor(); ftoa(tegangan,3,mystr); steks(2,5,mystr,3); ftoa(arus,4,mystr); steks(3,5,mystr,4); baca_cp(); ftoa(cos_phi,4,mystr); steks(5,65,mystr,4); ftoa(daya,5,mystr); steks(4,5,mystr,5); if (cos_phi <0.5)

8 steks(6,0,tled,7); if (cos_phi >0.5) steks(6,0,tlag,7); ; Program untuk menampilkan grafik sebagai berikut : void grafik(void) initlcd(); bersih(); steks(0,0,twatt,); while() baca_sensor(); baca_cp(); ftoa(daya,5,mystr); steks(0,5,mystr,5); fp=daya/0; ip2=floor(fp); // integer pembulatan kebawah kiri kanan ; for (i=0;i<27;i++) data[i]=data[i+]; //A.geser titik ke data[27]=ip2; //A.dapatkan titik baru di ujung bersihbawah(3); for (i=0; i<27;i++) // A & B titik(i,data[i]); //A & B tampilkan titik No 4.3. Pengujian system tanpa kapasitor bank dan dengan kapasitor bank Dalam pengujian ini dilakukan untuk mengetahui Motor nilai daya, arus, tegangan, dan cos phi pada beban yang pompa dpakai. Beban yang digunakan berupa kulkas, AC dan motor pompa. Pada tugas akhir ini target diatas 0.9. tetapi perancangan kapasitor dengan target 0,99 dikarenakan pada kapasitor yang ada memiliki toleransi faradnya sekitar 5% dengan adanya toleransi itu maka 2 kulkas perancangan dimaksimalkan. Gambar 4.3 Kapasitor bank Pada tabel 4.5 Berikut adalah hasil dari pengujian yang dilakukan. 3 No Tabel 4.3 Pengujian sistem Tanpa Kapasitor Nama beban Motor pompa 2 kulkas 4 Nama beban Motor pompa dan kulkas Kulkas dan motor pompa (olt) (ampere) Cos phi 0.66 lag 0.64 lag 0.68 lag 0.67 lag 0.7 lag 0.70 lag P (Watt) 50 S (A) pada tabel 4.5 dari pengujian sistem tanpa kapasitor dapat dilihat bahwa untuk pembacaan cos phi pada lcd grafik dibandingkan dengan pembacaan cosphi pada fluk meter memiliki % error yang tinggi pada pembacaan cos phi dengan % error sebesar 3%. Sedangkan pada pembacaan cos phi pada dengan persen error yang rendah mencapai,4 %. Tabel 4.4 Hasil Pengujian sistem dengan Kapasitor Dengan pemakaian Kapasitor (uf) 0 uf Dengan toleransi 5% 8 uf Dengan toleransi 5% 8 uf Dengan toleransi 5% (olt) (ampere) Cos phi 0.9 lag % C 40 P (Watt) lag 39m lag lag lag lag 359. Dari tabel 4.6 hasil pengujian sistem dengan menggunakan kapasitor dapat disimpulkan bahwa dengan perencanaan kapasitor bank untuk target cos phi 0,99 namun untuk data yang didapatkan dari pengujian yakni pada beban motor pompa menjadi cos phi 0,9 lag. hal ini membukitkan bahwa untuk nilai farad yang terkandung dalam kapasitor tidak sebenarnya yang tertera pada label dari bodi kapasitor tersebut dan memiliki toleransinya. Untuk persen error pada cos phi perancangan dengan cos phi hasil pengujian. S (

9 Pada motor pompa : % cos= 00% % cos= % 0.99 % =8.08 % Untuk konsumsi arusnya berkurang dari ampere menjadi 0,69 ampere sehingga pada daya semu juga berkurang dari 220 A menjadi 59 A. Pada motor kulkas : % cos= 00% % cos= % 0.99 % = 5.05 % Untuk konsumsi arusnya berkurang dari 0.78 ampere menjadi 0,56 ampere sehingga pada daya semu juga berkurang dari 70 A menjadi 24 A. Pada motor pompa dan kulkas : [6] Epcos, Damping of nrush Current in Low- oltage PFC Equipment, Aplication Note, 200. [7] Atmel, 8-bit AR Microcontroller with 6K Bytes n-system Programmable Flash, Atmega6 datasheet, 2002 [8] ontent&view=article&id=2:thyristor&catid=6:elka dasar&temid=7 % cos= 00% % cos= % 0.99 % =3.03 % Untuk konsumsi arusnya berkurang dari 0.78 ampere menjadi 0,56 ampere sehingga pada daya semu juga berkurang dari 40 A menjadi 355 A. Pada beban rumah tangga meskipun tidak diberi denda dengan buruknya cos phi tetapi disini bertujuan untuk meningkatkan efisensi pada penggunaan beban rumah tangga, sehingga bisa memaksimalkan pada pemakaian dayanya. DAFTAR PUSTAKA [] Achmad Fanani, Power faktor Regulator Mengunakan PLC(HARDWARE), Proyek Akhir PENS TS, 200. [2] Rety Silvana, Florentina, Perbaikan Kualitas Daya menggunakan Soft Switch Static ar Kompensator untuk beban dinamik pada industri, PENS-TS, Surabaya, [3] ndhana Sudiharto, ST, MT, Desain Soft Switched Static ar Compensator Untuk Mengurangi nrush Current Pada Capasitor Bank, Tesis Teknologi ndustri TS, [4] Arif, Faisyal, Power Faktor Regulator menggunakan PLC Zelio, PENS-TS, Surabaya, [5] Allegro MicroSystems, Fully nterated, Hall Effect-Base Linear Current Sensor C with 2. krms solation and a Low-Resistance Current Conduktor, ACS72,

Design of Power Factor Corection (PFC) with Metering and Capasitor Bank Control for Dynamic Load

Design of Power Factor Corection (PFC) with Metering and Capasitor Bank Control for Dynamic Load 1 Design of Power Factor Corection (PFC) with Metering and Capasitor Bank Control for Dynamic Load Yahya Chusna Arif ¹, Indhana Sudiharto ², Farit Ardiansyah 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ²

Lebih terperinci

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 1 Efisiensi Daya Pada Beban Dinamik Dengan Kapasitor Bank Dan Filter Harmonik Bambang Wahyono ¹, Suhariningsih ², Indhana Sudiharto 3 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK BEBAN RUMAH TANGGA SECARA OTOMATIS

PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK BEBAN RUMAH TANGGA SECARA OTOMATIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK BEBAN RUMAH TANGGA SECARA OTOMATIS Ir.Yahya Chusna A, MT., Indhana Sudiharto ST.MT., Tantrapraja Ardikusuma 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA OTOMATIS BERBASIS SMART RELAY PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH TIGA FASA

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA OTOMATIS BERBASIS SMART RELAY PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH TIGA FASA RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA OTOMATIS BERBASIS SMART RELAY PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH TIGA FASA Ade Chandra Saputra*,Suwitno**,Amir Hamzah** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA Setia Graha (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Penggunaan beban-beban reaktif dalam suatu sistem tenaga listrik akan

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PERBAIKAN FAKTOR DAYA OTOMATIS BERBASIS SMART RELAY PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SATU FASA

PERBAIKAN FAKTOR DAYA OTOMATIS BERBASIS SMART RELAY PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SATU FASA PERBAIKAN FAKTOR DAYA OTOMATIS BERBASIS SMART RELAY PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SATU FASA Devi Siska Kurnia Sari, Amir Hamzah, Dian Yayan Sukma Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Riau

Lebih terperinci

AUTOMATISASI PERBAIKAN FAKTOR DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32

AUTOMATISASI PERBAIKAN FAKTOR DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32 AUTOMATISASI PERBAIKAN FAKTOR DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32 Hendra Gunawan 067002088 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Nilai faktor daya yang rendah

Lebih terperinci

Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis

Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis 1 Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis Temmy Nanda Hartono, Pembimbing 1: Mahfudz Shidiq, Pembimbing 2: Hari Santoso. Abstrak

Lebih terperinci

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri PENGATURAN TEGANGAN PADA AUTOTRAFO 3 PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER Nurandi Triarsunu ¹, Indhana Sudiharto ², Suryono 3 1 Mahasiswa D3 Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

Lebih terperinci

Kata kunci: Faktor daya, Induktif, Kapasitif. Keyword : Power factor, Inductive, Capacitive. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata kunci: Faktor daya, Induktif, Kapasitif. Keyword : Power factor, Inductive, Capacitive. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Alat Koreksi Faktor Daya Dengan Metode Perbandingan Gelombang Arus Dan Tegangan Putri Ratriyani Shaniya Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia ABSTRAK Pemakaian daya

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Pencurian Energi Listrik

Sistem Monitoring Pencurian Energi Listrik Sistem Monitoring Pencurian Energi Listrik Bondan Dwi Cahyono 1) Yahya Chusna Arif 2) Suryono 3) 1) PENS-ITS, Surabaya 60111, email: bondi@student.eepis-its.edu 2) PENS-ITS, Surabaya 60111, email: yahya@yahoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN COS PHI METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

PERANCANGAN COS PHI METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 PERANCANGAN COS PHI METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Muhammad Yasin 1, Ir. Dede Suhendi.,MT 2, Ir. M. Hariansyah., MT 3. ABSTRAK Beban induktif mengakibatkan daya reaktif yang dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Setelah perancangan sistem tahap selanjutnya adalah pengujian, pengujian dilakukan apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanan. Pengujian peralatan dilakukan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Segitiga Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Segitiga Daya 2.1 Daya BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daya merupakan kecepatan melakukan kerja atau kecepatan energi berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, satuan daya adalah watt atau J/s. (K.G. Jackson,1994). Daya reaktif

Lebih terperinci

KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA

KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA Yuniarto, Eko Ariyanto Program Studi Diploma III Teknik Elektro Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro ABSTRACT Yuniarto, Eko Ariyanto,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK Disusun Oleh : Muhammad Nur Fuadi D 400 090 007 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 KWH METER

Lebih terperinci

PERBAIKAN FAKTOR DAYA DENGAN IMPLEMENTASI TRIAC BERBASIS MIKROKONTROLLER PADA JARINGAN TIGA FASA SEIMBANG

PERBAIKAN FAKTOR DAYA DENGAN IMPLEMENTASI TRIAC BERBASIS MIKROKONTROLLER PADA JARINGAN TIGA FASA SEIMBANG PERBAIKAN FAKTOR DAYA DENGAN IMPLEMENTASI TRIAC BERBASIS MIKROKONTROLLER PADA JARINGAN TIGA FASA SEIMBANG Nico Latino*, Amir Hamzah** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRACT... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID Dian Sarita Widaringtyas. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Nurussa adah, Ir. MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menampikan dan menghitung hasil dari nilai nilai inputan sensor sensor dan gambaran Rancang Bangun Alat Pengukuran

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa Indah Pratiwi Surya #1, Hafidh Hasan *2, Rakhmad Syafutra Lubis #3 # Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Syiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rifdian I.S Program Studi Diploma III Teknik Listrik Bandar Udara Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

Jurnal Teknika Atw 36

Jurnal Teknika Atw 36 DESAIN FREKUENSI, TEGANGAN, ARUS DAN CAPACITOR UNTUK OPTIMASI DAYA LISTRIK Pius Sri Winarno 1, Hari Purnomo 2, Ali Parkhan 3 1, 2, 3 Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis BAB III PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis Mikrokontroler Arduino 3.1.1 Spesifikasi Detektor Tegangan Detektor tegangan ini berperan sebagai pendeteksi besaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

Sensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti

Sensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti . Sensor tegangan Pada tugas akhir ini menggunakan 1 buah sensor tegangan. Sensor tegangan tersebut digunakan untuk mengukur besar tegangan beban pada line. Rangkaian sensor tegangan ini menggunakan resistor

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI. BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI. BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Diploma III

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Horizontal Axis Wind Turbine. 3.1 Gambaran Alat Alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015, bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Kapasitor Untuk Perbaikan Faktor Daya Otomatis pada Jaringan Listrik

Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Kapasitor Untuk Perbaikan Faktor Daya Otomatis pada Jaringan Listrik JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 13, No. 2, 181-192, November 2010 181 Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Kapasitor Untuk Perbaikan Faktor Daya Otomatis pada Jaringan Listrik (Implementation

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun oleh : Andre Yosef M 0722080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. a Batasan masalah pembuatan tugas akhir ini adalah terbatas pada sistem kontrol bagaimana solar cell selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari, analisa dan pembahasan

Lebih terperinci

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEMENRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAAAN UNIVERSIAS BRAWIJAA FAKULAS EKNIK JURUSAN EKNIK ELEKRO Jalan M Haryono 167 elp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELIIAN SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ 1 RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ Ardi Bawono Bimo, Hari Santoso, dan Soemarwanto Abstract Automatic Transfer Switch (ATS) merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan PWM Generator untuk Pembangkitan Gelombang Sinus. Pada Bab Pendahuluan telah dijelaskan bahwa penelitian ini dibagi menjadi 2 buah bagian, yang pertama perancangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Rancang Bangun Sistem Monitoring Beban dan Indikator RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Donny Prasetyo Santoso 1*,Indhana Sudiharto.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa Oleh : Arif Hermawan (05-176) Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir.Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

COS PHI (COS φ) METER

COS PHI (COS φ) METER COS PHI (COS φ) METER Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Alat Ukur Dan Pengukuran Listrik Dosen Pengampu Achmad Hardito, B.Eng., M.Kom. Disusun Oleh kelompok 3 kelas LT 1D : 1. 2. 3.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan dari bulan Maret 2013, bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan agustus 2014 sampai febuari 2015, dilakukan laboratorium terpadu teknik elektro universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO UNTUK PENENTUAN KAPASITANSI KAPASITOR PADA PERBAIKAN FAKTOR DAYA

PEMANFAATAN ARDUINO UNTUK PENENTUAN KAPASITANSI KAPASITOR PADA PERBAIKAN FAKTOR DAYA PEMANFAATAN ARDUINO UNTUK PENENTUAN KAPASITANSI KAPASITOR PADA PERBAIKAN FAKTOR DAYA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Ukur Arus Menggunakan Transformator Arus Berbasis Mikrokontroler Atmega32

Rancang Bangun Alat Ukur Arus Menggunakan Transformator Arus Berbasis Mikrokontroler Atmega32 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Rancang Bangun Ukur Arus Menggunakan Transformator Arus Berbasis Mikrokontroler Atmega32 Dimas Adityawarman 1, Yulliarto Rahajo 2, Lukmanul Hakim 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Penelitian ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yang dapat dirumuskan menjadi 3 permasalahan utama, yaitu bagaimana merancang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dirancang merupakan sistem pengatur intensitas cahaya lampu Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Regulator tegangan merupakan sebuah rangkaian yang dapat melakukan pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber tegangan AC yang bernilai tetap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino 1 Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino Ardhito Primatama, Soeprapto, dan Wijono Abstrak Motor induksi merupakan alat yang paling

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Andreas Sjah Lamtari 1), Syaifurrahman 2), Dedy Suryadi 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 andreassjahlamtari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Deskripsi dan Spesifikasi Alat 3.1.1 Deskripsi Bab III ini akan dibahas tentang perencanaan sistem alat ukur arus. Alat ukur arus ini menggunakan mikrokontroler arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 No Vol: September 0 ISSN : 0-99 PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 855 Cahayahati, Mirza Zoni Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta Program

Lebih terperinci