Fatmawaty mohune, Lukman AR.Laliyo, Sukirman Rahim 1
|
|
- Harjanti Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI KELAS V SDN I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Fatmawaty mohune, Lukman AR.Laliyo, Sukirman Rahim 1 Salah satu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia adalah metode inquiri guna meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode inquiri pada materi sistem peredaran darah manusia dapat meningkatkan hasil belajar Siswa di Kelas V SDN I Tapa Kabupaten Bonebolang?. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari 2 siklus. Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode inquiri. Penelitian tindakan yang telah dilakukan meliputi : 1)Perencanaan, 2). Tindakan, 3) Observasi dan 4) Refleksi. Tujuan dari penelitian adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Penerapan Metode Inquiri Di Kelas V SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango. Hipotesis dalam penelitian Jika Guru Menggunakan Metode Inquiri Pada Materi System Peredaran Darah Manusia Maka Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN I Tapa, Kabupaten Bonebolango akan Meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan penerapan metode inquiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi system peredaran darah manusia, keberhasilan pada siklus I adalah sebesar 72,% dengan nilai rata rata 72, dan siklus II 88 % dengan nilai ratarata 88, maka hasil belajar siswa pada materi system peredaran darah manusia melalui penerapan metode pembelajaran inquiri di Kelas V SDN I Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango meningkat 16 %. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian bahwa Penerapan Metode Pembelajaran Inquiri Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi System Peredaran Darah Manusia Di Kelas V SDN I Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango Kata kunci : Hasil, Belajar, Metode, Inquiri 1 Fatmawaty Mohune Selaku Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan ; Dr. Lukman A.R Laliyo, S.Pd, M.Pd, MM. Merupakan Pembimbing I Selaku Dosen Tetap Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Sukirman Rahim, S.Pd, M.Si Merupakan Pembimbing II Selaku Dosen Tetap Universitas Negeri Gorontalo.
3 Upaya pengkajian proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih terus dilakukan. Sampai dengan saat ini, mata pelajaran ini masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh sebagian siswa dikalangan SD oleh karena banyak menuntut siswa untuk berlatih mengenai pemahaman materi. Sementara menurut Samatowa, (2007:2), khusus untuk IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Problematika terkait dengan rendahnya minat siswa pada mata pelajaran IPA, tentunya harus mendapatkan perhatian serta sentuhan yang positif guna untuk meningkatkan kecintaan para siswa akan mata pelajaran ini. Oleh karena dasar ketidakcintaan siswa terhadap suatu mata pelajaran, pada gilirannya turut mempengaruhi hasil belajar mereka. Untuk itu dituntut kreativitas guru dalam mengkombinasikan strategi dan metode dalam membelajarkan materi pembelajaran IPA. Dari sekian banyak materi yang diajarkan pada mata pelajaran IPA di SD, salah satu di antaranya yakni materi sistem peredaran darah pada manusia yang dalam hal ini khusus di ajarkan di kelas V. Materi sistem peredaran darah pada manusia, merupakan salah satu materi yang sangat penting untuk diketahui serta diphami oleh para siswa. Berkaitan dengan hal ini serta mengacu pada hasil yang diperoleh siswa kelas V di SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango pada Ujian Tengah Semester (UTS) maupun ujian semester I tahun 2013 khususnya pada mata pelajaran IPA diketahui bahwa hanya terdapat 30% dari 23 orang siswa atau sebanyak 7 orang yang dapat mencapai KKM. Sementara 70% sisanya atau sebanyak 16 orang siswa belum bisa mencapai KKM yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diasumsikan bahwa penerapan metode inquiri ke dalam proses pembelajaran, akan sangat efektif guna untuk mentransformasikan ilmu-ilmu yang terkandung dalam materi-materi yang terdapat dalam mata pelajaran IPA. Selanjutnya, guna untuk membuktikan hal ini secara ilmiah, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya di kelas V di SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, mengingat masih rendahnya kemampuan siswa dalam
4 merangkai alat peraga sederhana yang dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.adapun penelitian yang dimaksud, diramu dalam bentuk judul penelitian yakni Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Penerapan Metode Inquiri Di Kelas V SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai macam permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam merangkai alat peraga sederhana yang dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia kelas V di SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, yakni, (1) kurangnya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran; (2) kurangnya sarana dan prasarana pendukung pembelajaran; (3) kurang efektifnya metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran; dan (4) masih terdapat 65% dari jumlah total siswa siswa di kelas tersebut yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Rumusan Masalah Dari berbagai macam masalah yang telah teridentifikasi di atas, selanjutnya permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yakni Apakah dengan menggunakan metode inquiri pada materi sistem peredaran darah manusia dapat meningkatkan hasil belajar Siswa di Kelas V SDN I Tapa Kabupaten Bonebolang? Cara Pemecahan Masalah Guna untuk memecahkan permasalahan seperti yang telah dijabarkan di atas, maka dalam hal ini peneliti menerapkan metode inquiri dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam penerapannya, mengacu pada pendapat Mulyasa, (2007: ) yakni sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan pertanyaan tentang fenomena alam; b. Merumuskan masalah yang ditemukan; c. Merumuskan hipotesis; d. Merancang dan melakukan eksperimen;
5 e. Mengumpulkan dan menganilisis data; f. Menarik kesimpulan KAJIAN TEORITIS Pengertian Hasil Belajar IPA Ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar, pada dasarnya mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang menanamkan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah serta rasa mencintai dan mensyukuri anugrah atau ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sejalan dengan hal tersebut Menurut Hidayat (2001 : 14) Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dapat diuraikan sebagai berikut:1) Siswa memiliki pemahaman tentang konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari ; 2) memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan atau gagasan di lingkungan alam sekitar ; 3) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ; 4) Mengenal dan dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam adalah pemahaman siswa tentang konsep-konsep IPA, mengembangkan pengetahuan serta mampu menggunakan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian Hasil Belajar tentang Sistem Peredaran Darah Manusia dalam Kurikulum KTSP Kelas V Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ruang lingkup sub mata pelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar meliputi : a. Organ tubuh manusia dan hewan b. Tumbuhan Hijau c. Adaptasi makhluk hidup d. Hubungan sifat dan perubahan benda e. Gaya gerak dan energy f. Sifat-sifat cahaya g. Bumi dan alam semesta Adapun organ tubuh manusia hewan dan tumbuhan yang dispesifikasikan pada materi system peredaran darah manusia yang diukur hasil belajarnya melalui: a) Melakukan percobaan dengan merangkai alat peraga system peredaran
6 darah manusia; b) Mendemonstrasikan rangkaian alat peraga; c) System perededaran darah manusia; d) Menununjukkan organ peredaran darah manusia; e) Menjelaskan penyakit yang dapat menghambat peredaran darah manusi serta cara mencegahnya; f) Cara memelihara alat peredaran darah manusia. Pengertian Sistem peredaran Darah Pada manusia System peredaran darah manusia menurut Azmiyawati, (2008: 29-30) mengemukakan sebagai berikut : a. Darah merupakan cairan berwarna merah dan berasa asin, yang mengalir diseluruh bagian tubuh melalui alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah. b. Jantung terletak di dalam rongga dada sebelah kiri. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung tersusun atas kumpulan otot-otot yang sangat kuat dan disebut miokardia, c. Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan,dan bilik kiri,antara bagian kanan dan kiri jantung ibatasi oleh sekat jantung yang berfungsi mencegah bercampurnya darah yang mengandung banyak oksigen dan karbondioksida. d. Otot penyusun bilik jantung lebih tebal daripada oto pada serambi jantung, hal ini disebabkan tugas bilik jantung lebih berat, tugas bilik tersebut yaitu memompa darah keluar dari jantung keseluruh bagian tubuh. e. Jantung berfungsi memompa darah, Jantung memompa darah dengan cara menguncup (berkontraksi) dan mengembang (berelaksasi). Menurut Miharja (2013 : 1 ) Bahwa Peredaran darah pada manusia dilakukan oleh sel darah dan melalui pembuluh darah. Oleh karena itu disebut peredaran darah tertutup, dan Peredaran darah berlangsung secara sistemik disebut juga peredaran darah besar dan pulmonal (peredaran darah kecil). Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Perdaran darah manusia melalui alat peredaran darah yaitu jantung pembuluh darah dan paru-paru sedangkan system peredaran darah terdiri dari system peredaran darah kecil dan peredaran darah besar atau system peredaran darah terbuka dan peredaran darah tertutup. Pengertian Metode Pembelajaran Inquiri Inquiri adalah salah satu metode pembelajaran aktif. Menurut Suprijono, (2009 : 111) bahwa hakekat pembelajaran aktif adalah mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya, kata inquiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara harfiah berarti penyelidikan. Carin dan Sund, 1975 (dalam
7 Mulyasa, 2007: ) mengemukakan bahwa inquiri merupakan the process of investigating a problem. Selanjutnya Piaget (dalam Mulyasa, 2007: ) menganggap metode inquiry merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan lain, membandingkan apa yang di temukannya dengan yang di temukn peserta didik lain. Menurut Francesco Redi (dalam Nasution, 2005: 95) inquiry adalah suatu pendekatan yang menggunakan cara bagaimana atau jalan apa yang harus ditempuh siswa dengan bimbingan guru untuk sampai pada penemuan. Alasan Penggunaan Metode Inquiri Pembelajaran yang menggunakan metode inquri dinilai sangatlah efektif diterapkan khususnya dalam mengajarkan mata pelajaran IPA.Terkait dengan berbagai macam alasan mengapa metode ini baik untuk diterapkan,sumantri dan Permana, (dalam Bartolonius, 2013: 11) mengemukakannya sebagai berikut: a. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, guru dituntut untuk kreatif dalam menyajikan pembelajaran agar anak didik dapat menguasai pengetahuan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu langka guru dalam menyikapi hal tersebut adalah menyajikan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri. b. Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri tentang kebutuhan belajarnya. Metode ini menekankan pada keaktifan siswa menemukan suatu konsep pembelajaran dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan langkah pembelajaran tersebut siswa akan dapat memiliki kesadaran tentang kebutuhan belajarnya. Langkah-Langkah Penerapan Metode Inquiri Gulo, 2002 (dalam Trianto, 2011: 137) menyatakan, bahwa kemampuan yang di perlukan untuk melaksanakan pembelajaran inquiri adalah sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan Kegiatan inquiri di mulai ketika pertanyaan atau permasalahan di ajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut di tuliskan di papan tulis, kemudian siswa di minta untuk merumuskan hipotesis. b. Merumuskan hipotesis
8 Hipotesis adalah jawaban atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat di uji dengan data.untuk memudahkan proses ini guru menanyakan pada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relavan dengan permasalahan yang di berikan. c. Mengumpulkan data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa table, matrik, atau grafik. d. Analisis data Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah di rumuskan dengan menganalisis data yang telah di peroleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran benar atau salah. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan,bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai proses inquiri yang telah di lakukannya. e. Membuat kesimpulan langkah penutup dari pembelajaran inquiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang di peroleh siswa. Hipotesis Tindakan darah Jika guru menggunakan metode inquiri pada materi system peredaran manusia maka hasil belajar siswa kelas V SDN I Tapa, Kabupaten Bonebolango akan meningkat. Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja atau keberhasilan dalam penelitian ini yakni mengacu pada indikator ketuntasan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu sebesar 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai minimal 75. METODE PENELITIAN Latar Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Tapa, khususnya pada siswa kelas V. Adapun alasan dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah berdasarkan pengamatan peneliti, bahwa dari 23 orang siswa yang diamati belum hanya 10 orang yang memperoleh hasil belajar yang maksimal atau mencapai KKM, sedangkan 13 orang belum mencapai KKM pada materi Sistem peredaran darah pada manusia.di samping itu, sekolah ini merupakan tempat peneliti melaksanakan tugas pokok, sehingga cukup ideal untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.
9 Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tapa, dengan jumlah 23 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan dengan tingkat kemampuan belajar yang berbeda-beda. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (MPTK). Metode ini digunakan dengan maksud untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Sistem peredaran darah pada manusia melalui penerapan metode inquiril di Kelas V SDN 1 Tapa, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango. Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap Pemantauan Dan Evaluasi Teknik Pengumpulan Data Observasi Tes Dokumentasi Teknik Analisis Data Dan Refleksi Analisis data Sesuai dengan desain penelitian tindakan ini maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data secara dekriptif dengan memperlihatkan hasil-hasil yang dilaksanakan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan II dalam melakukan kerja kelompok yang dilakukan secara bertahap dan hasil berkesinambungan pada setiap kegiatan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa disetiap siklus dilihat dari hasil tes, dan untuk melihat peningkatan partisipasi dalam merangkai alat peredaran darah manusia serta tekhnik pelaksanaan pembelajaran oleh guru dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleg guru mitra.
10 Refleksi Refleksi tujuannya untuk melihat apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai indicator kinerja yang telah ditetapkan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran system peredaran darah manusia ditetapkan 75. Setiap siklus diakhiri dengan kegiatan refleksi sehingga kekurangan setiap siklus dapat ditindak lanjuti pada siklus berikutnya. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 2 siklus. Siklus I terdiri dari satu kali pertemuan, dimana pada siklus I membahas tentang : a) Cara pembuatan atau merangkai alat peraga peredaran darah, b) Mendemonstrasikan aliran peredaran darah manusia melalui alat peraga yang telah dibuat, c) Menunjukkan nama setiap organ pada system peredaran darah manusia. Pada siklus II terdiri dari satu kali pertemuan dimana pada pertemuan siklus II membahas tentang: a) System peredaran darah, b) Fungsi bagian bagian alat peredaran darah, c) Gejala penyakit yang mempengaruhi alat peredaran darah, d) Cara memelihara alat peredaran darah manusia. Ketuntasan hasil belajar diukur dari aspek kognitif melalui tes tertulis dimana jumlah siswa yang tuntas atau memperoleh nilai minimal 75 pada setiap siklusnya. Untuk proses pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Hasil kemampuan merangkai alat peraga diukur menggunakan penilaian unjuk kerja, lembar pengamatan dan lembar instrument aktivitas siswa pada akhir siklus. Pembahasan Kegiatan penelitian tindakan kelas pada materi system peredaran darah manusia yang diterapkan menggunakan metode pembelajaran inquiri memiliki indikator keberhasilan hasil belajar sebesar 16%, siswa yang memiliki kemampuan pemahaman terhadap materi system peredaran darah manusia yang diukur dengan menggunakan jurnal, memperoleh indikator hasil belajar sebesar 12% maka kegiatan pembelajaran dianggap tuntas. Metode pembelajaran inquiri dilaksanakan sesuai dengan sintak pembelajaran tetapi pada tahapan pembagian
11 kelompok yang seharusnya 2 atau 3 orang siswa dalam satu kelompok, oleh peneliti pembagiannya dibagi 5 sampai dengan 6 orang siswa dalam satu kelompok. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik siswa yang jumlahnya banyak dan heterogen, baik dari segi kemampuan akademik ataupun kacakapan dalam berdiskusi. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, proses pembelajaran sistem peredaran darah manusia telah dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan hasil belajar siswa terhadap materi sistem peredaran darah manusia yang diukur dengan menggunakan hasil tes mencapai 72% dengan rata-rata 72. Hal ini disebabkan pada pelaksanaan pembelajaran masih banyak aspek guru yang belum dilaksanakan secara maksimal. Adapun aspek-aspek yang belum belum dilakukan secara maksimal oleh guru antara lain: 1). Guru belum mencapai nilai maksimal dalam membuat perangkat pembelajaran.2).guru belum maksimal membimbing siswa untuk bekerja sama dalam merangkai alat peraga sistem peredaran darah manusia, dan menunjukkan aliran dan organ-organ peredaran darah manusia pada saatsiswa melakukan percobaansehingga belum terarah dalam mengidentifikasi masalah yang diberikan dan memperoleh pemecahan masalahnya.3). Guru belum maksimal membimbing siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab serta menanggapi pertanyaan. 4). Guru dalam memmembagikan LKS kurang akurat sehingga tidak cepat dianalisis oleh siswa 5). Guru dalam memberikan soal ujian belum dipahami dan dimengerti oleh siswa. 6). Guru dalam menyampaikan pembelajaran berikutnya belum maksimal. Sedangkan aspek kegiatan siswa yang belum dilakukan secara maksimal antara lain: 1). Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok. 2). Siswa kurang melibatkan diri dalam kegiatan diskusi. 3). siswa mengalami kesulitan dalam merangkai dan mendemonstrasikan alat peraga system peredaran datah manusia. 4). Kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi masih rendah dan 5). Hasil belajar dan kemampuan pemahaman terhadap materi yang dicapai siswa belum mencapai hasil yang diharapkan. Akibat dari beberapa aspek pembelajaran yang belum terlaksana secara maksimal menyebabkan hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan. Untuk itu peneliti dan kolaborator menyepakati melanjutkan tindakan
12 kesiklus II dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadapa aspek pembelajaran yang belum optimal. Awalnya memang mengalami kesulitan dan belum berjalan dengan optimal karena siswa dan guru belum terbiasa, namun, setelah berjalan dua kali pertemuan pada siklus I berakhir dan menanjak pada siklus II. Upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan peneliti pada siklus II ini adalah 1). Guru membenahi perangkat pembelajaran, 2). Guru memberikan bimbingan secara intensif kepada siswa untuk bekerja sama dalam mangamati alat peraga peredaran darah sehingga pada saat diskusi kelompok siswa lebih terarah dalam mengidentifikasi masalah yang diberikan lewat LKS dan memperoleh pemecahan masalahnya. 3). Guru membimbing siswa dan memberikan waktu yang cukup dalam mengajukan pertanyaan serta menanggapi pertanyaan. 4). Guru memberikan LKSdengan menggunakan kalimat sederhana sehingga dapat dimengerti dan cepat dianalisis oleh siswa. 5). Guru memberikan soal ujian menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. 6). Guru memaksimalkan dalam menyampaikan pembelajaran berikutnya. Selain itu juga upaya yang dilakukan oleh guru dalam melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Optimalisasi proses pembelajaran dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran inquiri, 2) Meningkatkan keaktifan dan antusias siswa dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan, 3) Meningkatkan interaksi dan kerja sama siswa antar anggota kelompok, 4) Memberikan penguatan, penghargaan dan umpan balik kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Upaya yang dilakukan ini berdampak pada aktivitas dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang lebih baik. partisipasi anggota dalam proses kerja kelompok semakin meningkat utamanya dalam mengamati alat peraga untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan yang ada pada LKS sudah baik dan akhirnya hasil belajar siswa pada siklus II lebih meningkat dari siklus I.Pada pelaksanaan tindakan siklus II, terungkap bahwa hasil belajar siswa pada materi system peredaran darah manusia dengan menggunakan model pembelajaran inquiri sesuai dengan yang diharapkan Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II adalah 88%, dengan nilai rata-rata adalah 88, maka hasil pembelajaran
13 materi sistem peredaran darah manusia dengan menggunakan metode pembelajaran inquiri di SDN I Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango meningkat menjadi 16%. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran inquiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di Kelas V SDN I Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dirumuskan kesimpulan penelitian bahwa penerapan metode pembelajaran inquiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di kelas V SDN I Tapa, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango. Hal ini terindikasi adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 16 %. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan hal hal sebagai berikut : 1. Bagi sekolah ; Dapat dijadikan sebagai salah satu dasar mengapa metode inquiri perlu untuk diterapkan ke dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Guru ; Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA secara khususnya dan pada mata-mata pelajaran lain pada umumnya. 3. Bagi siswa ; Dapat memotivasi para siswa untuk lebih giat dalam belajar. Daftar pustaka Azmiyawati choiril,dkk IPA 5 Salingtemas. Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Amin Choirul,dkk Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas V. Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Bartolonius, Utami, S., dan Werneri Penggunaan Metode Inquiri untuk Meningkatkan Aktivitas Peserta Didik pada PembelajaranIPA Kelas IV SD Pontianak. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura (Jurnal). Dwitwasari,dalam Alma Bau, Meningkatkan kemampuan metakognitif dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Examples Non Examles Pada Konsep organisasi Kehidupan Di Kelas VII 1 SMP N 10 Gorontalo. Tesis tidak diterbitkan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo, Habibi, M Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Metode inquiry di Kelas IV SDN 09
14 Nanga Tikan Kabupaten Melawi. Pontianak: FKIP Tanjungpura. Jurnal Pendidikan dan Pengembanagan. Samatowa, U Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Pustaka Indonesia. Trianto Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Uno, H., dan Kuadrat, M Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Oleh Evy Astuti NIM
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Oleh Evy Astuti NIM. 13108241071 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 Rencana Pelaksanaan
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran. Disusunoleh: Nama : Devi Kusumaningrum NIM :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Disusunoleh: Nama : Devi Kusumaningrum NIM : 13108244002 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry Ratna Arifin Djana, Amran Rede, dan Marungkil Pasaribu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten
Lebih terperinciPenerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Suarni, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciPenerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya Fartati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa Kelas IV semester Genap MI Baiturrahim Kecamatan Tembalang Kota Semarang
Lebih terperinciOleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek
Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November
18 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November 2010 di kelas VIIIF semester ganjil SMP Negeri 1 Padangratu Tahun Pelajaran 2010/2011.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 199 208. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar
ISSN 5-61X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar Rabaisa, Minarni Rama Jura, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari berbagai macam hal terkait
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri
PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan. Tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah berusaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mengembangkan aspek kepribadian manusia salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan di tingkat satuan pendidikan berupaya untuk membekali peserta didik
Lebih terperinciEsty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inquiri Tentang Perubahan Sifat Benda Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Siniu
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inquiri Tentang Perubahan Sifat Benda Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Siniu Sarni Djasa, Achmad Ramadhan, dan Ratman Mahasiswa Program
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan
Lebih terperinciRinendah Sihwinedar 16
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS III SDN REJOAGUNG 01 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rinendah Sihwinedar
Lebih terperinciBAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Peredaran Darah Manusia Menggunakan Media Botol Blood Stream Mata
48 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul: Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Menggunakan Media Botol Blood Stream Mata Pelajaran IPA
Lebih terperinciJurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)
Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dikonversi ke dalam data kualitatif. Hal ini ditujukan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS
PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa SD dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan
Lebih terperinciDaenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF (JIGSAW) PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN PENGGUNAANNYA DI KELAS IV SD NEGERI SEPANJANG JAYA II TAHUN 2015 Daenah ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Rini, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri Merionto Soilo, I Made Tangkas, dan Ratman Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Eneng Siti Fatimah Nurlela 1, Atep Sujana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dimana sekolah diberikan keleluasaan untuk mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa, karena siswa sebagai subyek utama dalam proses pembelajaran. Disamping
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu Asrini, Ratman, dan Najamuddin Laganing Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Moh. Abdi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup
Lebih terperinciDENI CATUR WULANDARI NPM: P
ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN ENERGI PANAS DAN BUNYI YANG TERDAPAT DI LINGKUNGAN SEKITAR SERTA SIFAT-SIFATNYA DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN BANGSONGAN 1 TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR IPA MATERI PROSES TERJADINYA TANAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)
Dinamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR IPA MATERI PROSES TERJADINYA TANAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Edi Suprapto SD Negeri Margamulya
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING Mariani Setiawati, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin Abstrak:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara kelas IV pada pelajaran Matematika, tahun pelajaran 2013/2014.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Manggis Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.
Lebih terperinciIswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Keliling dan Luas Persegi Panjang Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik di Kelas III SDN Luksagu Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah
Lebih terperinciJurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015
PENGGUNAAN MODEL DIRECT INSTRUCTION KOMBINASI DENGAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG DI KELAS V SDN KUIN CERUCUK 3 BANJARMASIN Diana Fatmasari, Hj.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action Research). Menurut Wardhani (2008:1.15) Penelitian tindakan
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM
OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM ABSTRAK LINA YETTI BUDI ASIH Guru IPA SMP Negeri 11 Mataram
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh ELISA NIM F34211502 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini terutama di zaman yang begitu pesat perkembangan teknologi dan informasinya yang selalu menuntut adanya perkembangan dan perubahan dalam semua
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Seting dan Karateristik Subjek Penelitian 4.1.1 Seting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV pada Semester I tahun 2012/2013 SDN Sukoharjo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melaksanakan Penelitian, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) sudah dikenal lama dalam dunia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bawang 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang pada semester I tahun
Lebih terperinciPENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke-21 Bangsa Indonesia menghadapi tantangan global yang sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan pikiran, komunikasi verbal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang manfaatnya dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Siswa dapat menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengarah pada situasi pembelajaran dan hasil kegiatan belajar mengajar,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi yang menjadi roh bagi berlakunya Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menuntut perubahan paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting waktu Dan Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Waktu Penelitian ini dilakukan di SDN Sugihrejo 02 Kecamatan Gabus Kabupaten pati. Waktu pelaksanaan diawali dengan tahap persiapan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa
Lebih terperinciMeningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Inkuiri Menurut Sund, yang dikutip oleh Suryasubroto (1993), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry atau inquiry merupakan perluasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi. Peningkatan kualitas
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh
Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh Rahmawati, Mestawaty As. A, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO
Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITASDAN HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS X IPA MA UNGGULAN NURIS Lailatul Ma rifah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
31 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III mendeskripsikan metode, model, subjek penelitian, prosedur, alat instrumen, dan analisis data pada penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetap juga merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis, ilmu pengetahuan alam bukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Ressearch) model Hopkins (1993). Metode
Lebih terperinciPenerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat
Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat Maria Ulpa Djuanda, Fatmah Dhafir, dan Minarni Rama Jura Mahasiswa
Lebih terperinciLinda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-B SDN CONGGEANG I KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang harus ditempuh oleh anak, sebagai penjabaran dari ayat 3 pasal 31 Undang undang Dasar
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinci