NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA DENGAN DEPRESI PADA REMAJA"

Transkripsi

1 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA DENGAN DEPRESI PADA REMAJA oleh : FITRIYAH MAEMANAH HEPPY WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006

2 2 Pengantar Latar Belakang Masalah Remaja merupakan penerus cita-cita bangsa dan negara yang diharapkan mampu mengemban tugas untuk menciptakan masyarakat yang tentram dan sejahtera. Remaja yang sedang tumbuh dan berkembang perlu didukung dengan kondisi dan situasi yang mendukung agar dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sehingga dapat menjadi manusia dewasa yang mempunyai kepribadian yang tangguh dan mampu melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh bangsa dan negara. Ternyata pada beberapa tahun terakhir ini ada juga remaja yang mengalami depresi dikarenakan perubahan yang begitu cepat dalam lingkungan masyarakat dan keluarga. Menurut Hops dan Lewinston (Siswanto dan Prawitasari, 2003) menyebutkan bahwa gangguan depresi pada kelompok remaja diperkirakan 20% dari populasi yang ada di Amerika Serikat selama periode satu tahun atau dengan jumlah 17,6 juta penduduk Amerika dewasa atau 10% dari populasi menderita penyakit depresi. Berdasarkan dari data tersebut maka Hops dan Lewinston menyimpulkan bahwa gangguan depresi merupakan masalah psikologis yang paling penting untuk ditangani. Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Sani (Widyowati, 2003) menemukan bahwa prevelensi gangguan depresi pada remaja perempuan mencapai 10.71% (sepuluh koma tujuhpuluh satu persen) dan pada remaja lakilaki 8.33% (delapan koma tigapuluh tiga persen) untuk kelompok umur tahun. Pada kelompok umur tahun, prevelensi depresi pada remaja

3 3 perempuan mencapai 4.54% (empat koma limapuluh empat persen) dan 6.25% (enam koma duapuluh lima persen) pada remaja laki-laki. Penelitian yang dilakukan diyogyakarta oleh Dra Sofia Retnowati MS mengatakan, untuk mencegah dan menangani depresi pada remaja perlu diberi program pelatihan yang bertujuan untuk memperkokoh kepribadian siswa serta meningkatkan dukungan sosial dari teman dan orang tua. Dari analisis data demografi yang disusunnya, dari remaja yang diteliti, remaja di antaranya atau kurang lebih 81% mengalami gejala depresi pada kategori sedang sampai tinggi. Sementara remaja perempuan lebih rentan terhadap depresi, dan depresi remaja di desa lebih tinggi dibandingkan dengan di kota. Pengalaman remaja yang paling mendukung munculnya depresi adalah perceraian orang tua (Suara merdeka, 2005). Masalah dalam keluarga dapat berupa pertengkaran ayah-ibu sering kali membuat anak merasa kurang tenang dan tenteram di dalam rumahnya sendiri. Kemampuan ekonomi keluarga juga dapat menjadi sumber masalah bagi remaja karena mereka sudah mulai mengerti akibatnya bagi dirinya, dan ikut merasa bertanggung jawab. Masalah pertengkaran dengan saudara juga dapat membuat remaja tidak nyaman berada di rumah. Suasana rumah yang kurang mendukung, dapat membuat remaja merasa 'sumpek' dan tidak betah berada di rumah. Masalah yang muncul di atas berkaitan dengan suasana psikologis dan suasana fisik pengaturan rumah. Suasana yang membawa emosi sedih, takut, cemas, marah di rumah dapat berakibat masalah remaja yang lebih serius bila tidak segera ditangani, misalnya melarikan diri, terpengaruh hal-hal buruk dari teman sebaya,

4 4 dan perkembangan emosi yang tidak baik. Suasana ini juga tidak memungkinkan remaja untuk dapat belajar dengan optimal(bkkbn.go.id, 2001). Pada dasarnya depresi merupakan salah satu bentuk gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna dan berputus asa. Beck (1985) memberi batasan depresi berdasarkan sifat-sifat yang menyertai, yaitu gangguan kejiwaan yang ditandai dengan munculnya simtom-simtom depresi yang dapat dilihat dari manifestasinya, yaitu simtom emosional, motivasional, kognitif dan fisik vegetatif serta tingkat aktivitas. Remaja mengalami depresi karena dihadapkan pada suasana yang serba baru dan berbagai tekanan dari sekolah, teman sebaya, lingkungan, dan orangtua. Banyak remaja cemas dengan perubahan yang ada dan sibuk dengan penampilannya sendiri. Remaja yang tidak mampu menahan gejolak perubahan ini, akan mengalami depresi sedangkan remaja yang percaya diri dan tahan terhadap stessor yang ada tidak mudah mengalami depresi (saptasari, 2001). Para peneliti menemukan bahwa tingginya angka depresi pada remaja terkait dengan meningkatnya angka perceraian, setidaknya di Amerika ada tiga juta remaja mengalami depresi (Aditomo dan Retnowati, 2004). Keluarga yang berhasil, berfungsi dengan baik, bahagia, dan kuat tidak hanya seimbang, tetapi perhatian terhadap anggota keluarga yang lain, menggunakan waktu bersama-sama, memiliki pola komunikasi yang baik, memiliki tingkat orientasi yang tinggi terhadap agama, dan dapat menghadapi krisis dengan pola yang positif. Krisis dalam keluarga dapat lebih dimengerti,

5 5 apabila tiap tahap perkembangan keluarga diteliti, karena setiap tahap mempunyai permintaan peran, tanggung jawab, problem dan tantangan-tantangan sendirisendiri (Hasnida, 2002). Konflik orangtua merupakan perselisihan atau pertengkaran antara ayah dengan ibu akibat hubungan suami istri yang penuh ketegangan karena tidak adanya penyesuaian, kesepakatan dan saling pengertian di antara mereka. Perselisihan dan pertengkaran orang tua yang dilakukan di depan anak-anak mereka dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak mereka sehingga anak menjadi kurang perhatian orangtua, mendapat contoh yang kurang baik, dan kehilangan rasa aman. Menurut Bernt (Widyowati, 2003) perasaan kehilangan orangtua akibat konflik orang tua dapat mengakibatkan anak rentan terhadap gangguan depresi serius. Orangtua sebagai inti dari keluarga diharapkan mampu menunjukkan perilaku pengasuhan yang responsife, yang antara lain ditunjukkan oleh perilaku menerima, membuat nyaman, menyanjung, mengakui, mempengaruhi, dan mengalihkan perhatian sehingga anak-anak akan merasa diterima dan dicintai (Andayani, 2000). Berdasarkan uraian di atas maka dapat diasumsikan bahwa konflik orangtua dapat mempengaruhi depresi pada remaja sehingga pertanyaan penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara konflik orangtua dengan depresi pada remaja.

6 6 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua dengan depresi pada remaja. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal-hal sebagai berikut : a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang Psikologi Klinis, yang berkaitan dengan pengaruh konflik orangtua terhadap depresi remaja. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk penelitian berikutnya. b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada orangtua atau masyarakat yang berkepentingan dengan masalah konflik orangtua yang berdampak pada depresi pada remaja. D. Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan mengenai depresi pada remaja antara lain penelitian dengan judul Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Kecenderungan Depresi Pada Remaja (Widyowati, 2003), sedangkan judul penelitian yang peneliti lakukan adalah Hubungan Antara Konflik Orangtua dengan Depresi pada Remaja. Dalam teori depresi pada remaja antara Widyowati (2003) dan peneliti sama-sama menggunakan teori yang digunakan oleh Beck (1985) dengan skala adaptasi Beck Depression Inventory (BDI) dengan jumlah 21 item, tetapi subjek menggunakan 20 aitem. Karena

7 7 disesuaikan dengan umur remaja yang ada di SMU N 1 Kajen. Alat ukur yang digunakan Widyowati (2003) dan peneliti sama-sama menggunakan Beck Depression Inventory (BDI). Subjek dalam penelitian yang digunakan Widyowati (2003) yaitu remaja yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah baik Umum maupun Kejuruan dengan usia tahun sedangkan subjek peneliti adalah SMU N 1 Kajen yang duduk di kelas 3 dengan usia tahun. Penelitian yang pernah dilakukan mengenai depresi pada remaja antara lain penelitian dengan judul Perfeksionisme, Harga Diri dan Kecenderungan Depresi Pada Remaja Akhir (Aditomo dan Retnowati, 2004). Sedangkan judul penelitian yang peneliti lakukan adalah Hubungan Antara Konflik Orangtua dengan Depresi pada Remaja. Dalam teori depresi pada remaja antara (Aditomo dan Retnowati, 2004) dan peneliti sama-sama menggunakan teori yang digunakan oleh Beck (1985) dengan skala adaptasi Beck Depression Inventory (BDI). Alat ukur yang digunakan Widyowati (2003) dan peneliti sama-sama menggunakan Beck Depression Inventory (BDI). Subjek dalam penelitian yang digunakan (Aditomo dan Retnowati, 2004) adalah mahasiswa baru sampai dengan mahasiswa tingkat dua dengan rentang usia 18 sampai dengan 22 tahun sedangkan subjek peneliti adalah SMU 1 Kajen yang duduk di kelas 3 dengan usia tahun. Penelitian yang pernah dilakukan mengenai depresi pada remaja antara lain penelitian dengan judul Pola Asuh Orangtua, Konsep Diri dan Depresi Pada Remaja (Saptasari, 2001). Sedangkan judul penelitian yang peneliti lakukan adalah Hubungan Antara Konflik Orangtua dengan Depresi pada Remaja.

8 8 Dalam teori depresi pada remaja antara (Saptasari, 2001) dan peneliti samasama menggunakan teori yang digunakan oleh Beck (1985) dengan skala adaptasi Beck Depression Inventory (BDI). Alat ukur yang digunakan Widyowati (2003) dan peneliti sama-sama menggunakan Beck Depression Inventory (BDI). Subjek dalam penelitian yang digunakan (Saptasari, 2001) adalah SMU I Mayong berusia tahun sedangkan subjek peneliti adalah SMU N 1 Kajen yang duduk di kelas 3 dengan usia tahun. Berdasarkan hasil keaslian penelitian yang dilakukan oleh penulis maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti sebelum sama-sama mengunakan teori yang digunakan oleh Beck dengan skala adaptasi Beck Depression Inventory (BDI). Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti sebelumnya penulis juga menyimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini mempunyai persamaan remaja yang duduk di bangku SMU atau Kejuruan. Namun demikian remaja yang dijadikan subjek dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, hal ini dapat terlihat dari adanya perbedaan remaja antara remaja yang berusia 15 sampai dengan 18 tahun dan remaja yang berusia 18 sampai dengan 22 tahun dengan remaja yang duduk di kelas 3 berumur 16 sampai 18 tahun. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan asli penelitian yang dilakukan oleh penulis.

9 9 Tinjauan Pustaka Depresi Depresi berasal dari kata depression. Pada orang normal depresi merupakan keadaan kemurungan yang ditandai dengan perasaan yang tidak pas, menurunnya kegiatan dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang (Chaplin, 1995). Depresi merupakan gangguan yang ditandai kondisi emosi sedih dan muram serta terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal (APA, 1994). Sebenarnya depresi merupakan gejala yang wajar sebagai respon normal terhadap hidup negatif, seperti kehilangan anggota keluarga, benda berharga atau status sosial. Dengan demikian depresi dapat dipandang sebagai suatu kontinum yang bergerak dari depresi normal sampai depresi klinis, Caron & Butcher (Aditomo & Retnowati 2004). Sedangkan menurut Beck (1985) memberi batasan depresi berdasarkan sifat-sifat yang menyertai, yaitu gangguan kejiwaan yang ditandai dengan munculnya simtom-simtom depresi yang dapat dilihat dari manifestasinya, yaitu simtom emosional, motivasional, kognitif dan fisik vegetatif serta tingkat aktivitas. Gejala yang terdapat pada penderita depresi ialah keluhan psikis pada keluhan ini biasanya pasien mengeluh atas kesedihan, masa depan suram tak dapat ditolong lagi (putus asa) merasa bersalah dan kadang-kadang ada tendensi untuk bunuh diri. Keadan demikian sering ditambah dengan adanya kegelisahan, ketegangan dan mudah tersinggung. Sering khawatir terhadap persoalan-persoalan yang kecil. Gejala ketiga dari penderita depresi ialah gangguan psikomotor.

10 10 Pasien tidak berminat sama sekali terhadap pekerjaan atau hobby. Gairah kerja menurun disertai daya pikir dan konsentrasinya yang melambat. Produktivitas dan kecepatan kerja melambat disertai dengan lambatnya pembicaraan. Walaupun demikian pasien sering menunjukan keadaan agitasi, baik hanya menggerakgerakan tangan, mempermainkan tangan dan kaki, menggigit jari atau mengigit kuku atau mengigit bibir (Hadi, 2004). Menurut Mahsun (2004) ada lebih dari satu tipe depresi. Salah satunya yang disebut oleh para ahli sebagai depresi berat atau besar, yang berlangsung paling sedikit dua minggu, merupakan gangguan yang paling lunak tetapi kronis, dimana suasana depresi yang berlangsung lama nampakanya berkaitan dengan temperamen atau sifat bawaan seseorang. Penderita depresi juga mengalami kecemasan atau rasa takut yang berlebihan. Tidak semua remaja yang mengalami depresi berat kelihatan menghadapi depresi. Sebaliknya, mereka terlihat mudah tersinggung atau punya suasana hati yang hidup, berayun dari rasa sedih ke rasa marah.biasanya ada petunjuk lain jika seorang remaja terkena depresi. Ia mungkin kehilangan rasa tertarik atau kegembiraan dalam banyak aktivitas, tidur dan makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, dan mungkin sulit berkonsentrasi atau mengmbil keputusan. Merasa tidak berguna, bersalah, atau marah, mingkin mencari pengungkapan di dalam pikiran tentang bunuh diri atau membayangkan kematian. Konflik Orangtua Gulo (1982) mengatakan konflik sebagai ketidaksepakatan dalam satu pendapat, emosi dan tindakan dengan orang lain. Perselisihan merupakan

11 11 serangan emosional dan seringkali meledak serta cenderung ada keinginan untuk melukai. Suami-istri dalam perkawinan seringkali mengalami perbedan-perbedaan yang sukar disatukan. Dua orang yang tinggal dalam satu atap tidak mungkin hidup tanpa konflik, kecuali bila salah satu pasangan atau bahkan keduanya memutuskan untuk mengalah dari pada berkonfrontasi. Namun demikian, walaupun salah satu pasangan memutuskan untuk mengalah, tidak berarti tidak ada konflik sama sekali, karena sekalipun kejengkelan tidak diungkap secara konfrontatif, konflik akan tetap eksis dalam hati yang paling dalam dan mendasari iklim relasi yang diciptakan selanjutnya dengan pasangannya. Perkawinan merupakan landasan natural untuk berkembangnya suatu konflik. Karena setiap individu, tanpa terelekkan memiliki pengamatan dan harapan-harapan yang berbeda secara individual. Hal itu dikarenakan masing-masing mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda, sehingga membentuk kepribadian yang berbeda pula. Dalam setiap perkawinan tidak akan terhindar dari adanya konflik. (Sadarjoen, 2000) Orangtua adalah ayah atau ibu yang masing-masing mempunyai peranan terhadap anak. Ayah berperan sebagai sumber kekuasaan, penghubung dunia luar, pelindung terhadap ancaman dan pendidik segi rasional. Ibu berperan sebagai sumber kasih sayang, tempat mencurahkan isi hati dan pendidik segi emosional. Sikap orangtua mempengaruhi cara dalam memperlakukan anak, dan perlakuan tersebut akan berpengaruh juga pada perilaku anak tersebut. Apabila sikap

12 12 orangtua menguntungkan, hubungan orangtua dan anak akan jauh lebih baik ketimbang bila sikap orangtua tidak positif (Hurlock dalam Santosa, 1999). Orangtua perlu membangun hubungan yang lebih dekat dan penuh perhatian terhadap anak. Anak-anak yang lari dari rumah biasanya memiliki kebutuhan yang besar akan cinta orangtuanya. Seringkali perjalanan atau liburan bersama anak-anak dapat memperbaiki hubungan. Jika orangtua menganalisa masalah-masalah yang timbul dengan anak, mereka akan menemukan bahwa konflik yang sesungguhnya, bukan pada jam malam atau kamar yang berantakan, namun lebih pada soal hubungan anak dan orangtua. Disatu pihak anak merasa ditolak atau terlalu diatur sedang orangtua merasa tidak dicintai atau tidak dihargai. Pada dasarnya setiap orang sering memiliki kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan kasih mereka satu dengan yang lain (Dwijanti, 1995). Hipotesis Berdasarkan uraian teoritik diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Ada hubungan positif antara konflik orangtua dengan depresi pada remaja. Metode Penelitian Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Konflik Orangtua 2. Variabel tergantung : Depresi

13 13 1. Depresi Definisi Operasional Variabel Penelitian Depresi adalah suatu keadaan seseorang berdasarkan sifat-sifat yang menyertai, yaitu gangguan kejiwaan yang ditandai dengan munculnya simtomsimtom depresi yang dapat dilihat dari manifestasinya, yaitu simtom emosional, motivasional, kognitif dan fisik vegetatif serta tingkat aktivitas (Beck, 1985). Penelitian ini akan di ukur dengan menggunakan skala depresi yang disusun berdasarkan aspek-aspek depresi adalah : kesedihan, permisif, rasa gagal, ketidakpuasan, rasa bersalah, penghargaan atas hukuman, perasaan tidak suka pada diri sendiri, menuduh diri, pikiran untuk bunuh diri, tingginya frekuensi menangis, kejengkelan, kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan sosial, ketidakmampuan mengambil keputusan, perubahan gambaran tubuh, kelambanan dalam bekerja, insomia, perasaan mudah lelah, anorexia, penurunan berat badan, dan preokupasi somatik. Tetapi peneliti tidak menggunakan hilangnya libido seksual, karena disesuaikan dengan keadaan responden. Skor yang tinggi yang dipersepsikan oleh subjek menunjukkan tingkat depresi yang tinggi, sebaliknya skor yang rendah yang dipersepsikan oleh subjek menunjukkan semakin rendah depresi pada remaja. 2. Konflik Orangtua Konflik orangtua adalah ketidaksepakatan dalam satu pendapat, emosi dan tindakan dengan orang lain. Perselisihan merupakan serangan emosional dan seringkali meledak serta cenderung ada keinginan untuk melukai, Gulo (1982). Konflik pada orangtua dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala persepsi konflik orangtua yang disusun berdasarkan aspek-aspek konflik

14 14 orangtua yaitu taktik, emosi dan topik. Skala ini merupakan skala yang disusun oleh peneliti, sehingga harus diujicobakan terlebih dahulu. Tingkat konflik orangtua yang dialami suami/istri akan dapat dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala ini. Skor yang tinggi menunjukkan remaja mempersepsikan semakin tinggi konflik orangtua yang dialami suami/istri dan sebaliknya skor yang rendah menunjukkan semakin rendah konflik orangtua yang dialami suami/istri. Subyek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas 3 di SMU N 1 Kajen Tahun ajaran 2005 / 2006, jumlah siswa siswi 70 anak. Saya memilih subjek ini karena ingin mengetahui tingkat depresi pada remaja yang ada disitu. Setelah saya wawancara dengan guru bimbingan konseling, ternyata tidak semua remaja yang sekolah disitu mengalami depresi, namun ada beberapa anak yang dilaporkan sering pingsan disekolah itu. Akhirnya saya berkeinginan untuk mengambil data disekolah itu. Metode Pengumpulan Data Data penelitian diperoleh dari dua skala yang masing-masing mengukur variabel Konflik Orangtua dan variabel Depresi. Kedua alat ukur tersebut adalah Skala Konflik Orangtua dan Skala Depresi yang disusun dan telah dimodifikasi oleh peneliti. Skala Konflik Orangtua Skala yang diuji cobakan adalah skala Konflik Orangtua dengan mengacu pada konsep Cummings, Goeke-Morey, dan Papp (2004) yang mengukur Konflik

15 15 Orangtua Taktik, Emosi, Topik. Skala ini terdiri dari 30 butir soal. Hasil penelitian menunjukkan aitem yang sahih sebanyak 20 aitem dengan koefisien korelasi aitem total berkisar antara 0,261 hingga 0,639. Aitem yang sahih dari skala Konflik Orangtua diuji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik reliabilitas alpha sebesar 0,853. Skala Depresi Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek Depresi yang diajukan oleh Beck (1985) yaitu: kesedihan, permisif, rasa gagal, ketidakpuasan, rasa bersalah, penghargaan atas hukuman, perasaan tidak suka pada diri sendiri, menuduh diri, pikiran untuk bunuh diri, tingginya frekuensi menangis, kejengkelan, kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan sosial, ketidakmampuan mengambil keputusan, perubahan gambaran tubuh, kelambanan dalam bekerja, insomia, perasaan mudah lelah, anorexia, penurunan berat badan, dan preokupasi somatik. Depresi diuji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik reliabilitas alpha sebesar 0,776 Hasil Penelitian Tabel 1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks µ s Min Maks µ s Konflik ,39 6,627 orangtua Depresi ,77 6,716 Catatan : µ = rerata ; s = setiap satuan standar deviasi

16 16 Tabel 2 Kategorisasi Variabel Konflik Orangtua Kategori Skor Jumlah Persentase Sangat Tinggi X > % Tinggi 56 < X = % Sedang 44 < X = % Rendah 32 < X = ,86% Sangat Rendah X < ,14% Tabel 3 Kategorisasi Variabel Depresi Berdasarkan Skor BDI Kategori Skor Jumlah Persentase Normal ,57% Ringan ,86% Sedang ,86% Berat ,71% Pembahasan Data yang didapat dari penelitian ini memiliki sebaran normal namun korelasinya tidak linear sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan pengolahan data dengan menggunakan analisa regresi. Untuk menguji hipotesisnya, peneliti menggunakan perhitungan non parametric karena tehnik perhitungan ini memiliki bebas prasyarat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua dengan depresi pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel konflik orangtua dengan depresi. Berdasarkan hasil empirik keseluruhan subjek, subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat konflik orangtua yang rendah namun mereka memiliki tingkat depresi yang normal.

17 17 Kondisi ini menunjukkan bahwa konflik orangtua memiliki andil yang sangat sedikit terhadap depresi yang dialami oleh remaja. Hasil penelitian ini melihat persentase variabel Konflik orangtua untuk kategori sangat tinggi tidak ada, kategori tinggi tidak ada, kategori sedang 7 subyek (10%), kategori rendah 44 subyek (62,86%), dan kategori sangat rendah 19 subjek (27,14%). Berdasarkan kategorisasi dari tabel di atas, tingkat Konflik orangtua yang dimiliki subyek termasuk dalam kategorisasi rendah. Sedangkan hasil penelitian selanjutnya melihat persentase variabel Depresi untuk kategori normal 27 subjek (38,57%), kategori ringan 16 subjek (22,86%), kategori sedang 23 subjek (32,86), kategori berat 4 subjek (5,71%). Berdasarkan kategorisasi skor BDI, tingkat depresi yang dirasakan oleh remaja termasuk kategori normal. Faktor-faktor yang lain tersebut dapat berupa faktor yang berasal dari diri individu seperti proses pendewasaan yang sedang terjadi seperti masalah hormonal, perasaan bersalah dan sebagainya, sedangkan faktor yang berasal dari luar individu seperti putus hubungan dengan pacar, kematian orangtua atau sahabat, kegagalan disekolah, dan lain sebagainya (Suara merdeka, 2005). Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subyek memiliki tingkat konflik orangtua dalam kategori rendah dengan depresi dalam kategori normal. Ini berarti konflik orangtua kurang memiliki arti yang penting dalam mengatasi depresi pada remaja. Menurut (Hadi, 2004) mengungkapkan faktor-faktor lain yang menyebabkan depresi, diantaranya adalah: karena kehilangan, reaksi terhadap stres, terlalu lelah atau capek, gangguan atau serangan dari kuasa kegelapan, reaksi terhadap obat. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi

18 18 depresi yaitu, kekecewaan, dan krisis. Sedangkan faktor dari dalam yaitu gangguan hormonal, dan gangguan neurotransimitter di otak (Setyonegoro, 1981). Untuk mencegah adanya depresi yang dialami oleh remaja diperlukan intervensi dan konseling dari luar keluarga. Umumnya konflik orang tua bukan mengenai hal-hal yang mendalam seperti masalah ekonomi, agama, sosial atau nilai politik, tetapi hal yang sepele seperti tugas-tugas di rumah tangga, temanteman, pakaian dan penampilan. Pertengkaran bisa saja terjadi, tetapi pada umumnya mereka dapat menyelesaikan masalah tanpa konflik berat. Masingmasing dapat merasa puas dan orang tua meneruskan pengaruhnya yang sangat besar mengenai nilai-nilai dasar. Namun bila konflik yang terjadi begitu berat dan tidak mudah diatasi, remajalah yang paling berisiko menghadapi masalah serius (bkkbn.go.id, 2001). Kurangnya pengaruh konflik orangtua terhadap depresi menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap depresi. Beberapa ahli mengungkapkan faktor-faktor lain penyebab depresi, diantaranya putus hubungan dengan pacar, kematian orangtua atau sahabat, kegagalan disekolah, dan lain sebagainya. Persepsi anak terhadap konflik orangtua adalah pembentukan kesan, pendapat, dan perasaan pada konflik yang terjadi pada orangtua. Menurut Gibson persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun suatu proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Kesan yang diterima sangat tergantung dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui proses

19 19 berpikir dan belajar serta faktor luar maupun faktor dalam yang ada pada diri individu (Saptasari, 2001). Kelemahan dalam penelitian ini yaitu terdapat kesulitan untuk mengetahui apakah subyek penelitian jujur dan terbuka dalam menjawab pernyataanpernyataan yang terdapat dalam skala konflik orangtua dan skala depresi. Hal ini dapat dimaklumi karena masalah yang diungkap merupakan masalah sensitif dan merupakan privacy masing-masing subyek sehingga keterbukaan atau kejujuran dari beberapa subyek penelitian diragukan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara konflik orangtua dengan depresi pada remaja. Saran Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti. Beberapa saran tersebut antara lain : 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melakukan penelitian yang lebih teliti dan mendetail serta memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya depresi pada remaja. Faktor-faktor lain yaitu latar belakang pendidikan orangtua, berapa lama usia perkawinan, pekerjaan orangtua, dan lain sebagainya. Selain itu peneliti disarankan untuk dapat menggunakan

20 20 metode penunjang lain selain metode skala, yaitu dengan menggunakan metode observasi dan wawancara untuk memperoleh data yang lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Aditomo, A. & Retnowati, S Perfeksionisme, Harga Diri, dan Kecenderungan Depresi pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi. Tahun XXX1 Nomor 1, Beck, A. T Depression: Causes and Treatment. Philadelphia: University of Pennsylvania Press. Cerita Remaja Indonesia, Hubungan Dengan Orangtua. Chaplin, C. P Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Cummings, E. M Everyday marital conflict and child aggression Journal of Abnormal Child Psychology. Dwijanti, J. E Lari dari Rumah. Jurnal Anima, vol. X No. 40. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Gulo, D Kamus Psikologi. Penerbit: Tonis. Hadi, P Depresi dan Solusinya. Yogyakarta: Tugu Publisher. Hartini, N Remaja dan Lingkungan Sosialnya. Jurnal Anima, vol. 15, No. 1,

21 21 Hasnida, S Family Counseling. Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi. Universitas Sumatera Utara. Kompas, Depresi dan Prestasi Belajar. Harian. 18 Agustus Mahsun, Bersahabat dengan Stres. Universitas Gadjah Mada. Priest, R Stres & Depresi. Semarang: Dahara Prize. Retnowati, S Perceraian Orangtua Bisa Memunculkan Depresi Remaja. Yogyakarta : Staf Pengajar Program S1 Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Sadarjoen, S. S Konflik Marital. Yogyakarta: Reliko Aditama. Santosa, J Peran Orangtua dalam Mengajarkan Asertivitas pada Remaja. Jurnal Anima, vol. 15, No. 1, Fakultas Psikologi Universitas Widya Mandala Surabaya. Saptasari, D. R Pola Asuh Orangtua, Konsep Diri, dan Depresi pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta Siswanto. & Prawitasari Pengaruh Menulis Pengalaman Emosional Terhadap Simtom-Simtom Depresi pada Mahasiswa. Sosiohumanika, 16A(1). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Widyowati, A Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Kecenderungan Depresi pada Remaja. Naskah Publikasi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. (Stanley Hall dalam Panuju, 2005). Stres yang dialami remaja berkaitan dengan proses perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa kehidupan yang penting dalam rentang hidup manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan : Agama : Suku Bangsa : Lamanya di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian menggunakan tekhnik korelasional. Penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah keadaan indvidu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom berespons terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di masa ini, remaja mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenis sehingga remaja

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA 0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah depresi kini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena dapat menyerang seluruh usia dan lapisan masyarakat. Depresi merupakan gangguan suasana perasaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian 46 47 Email: ethic_fkukmrsi@ med.maranatha. edu KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL BANDUNG Judul: Formulir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sejak lahir dibagi dalam beberapa masa, yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa serta masa lansia. Keberhasilan pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia akan selalu mengalami perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan periode, dimana setiap periode

Lebih terperinci

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan diri dibutuhkan oleh setiap individu untuk mencapai keharmonisan hidup, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa kekurangan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA. Era Sukmawati dan Rosita Yuniati Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA. Era Sukmawati dan Rosita Yuniati Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA Era Sukmawati dan Rosita Yuniati Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Pernikahan pada dasarnya menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal dengan lupus merupakan penyakit kronis yang kurang populer di masyarakat Indonesia dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan

Lebih terperinci

Rina Setya Utami F

Rina Setya Utami F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA MENOPAUSE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kesempatan untuk pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kesempatan untuk pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dalam masyarakat industri modern adalah peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja berlangsung dari usia 10 atau 11 tahun sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idealnya, di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orangtua

Lebih terperinci

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Artikel PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Mardiya Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa terjadi dimana seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut

Lebih terperinci

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,

Lebih terperinci

GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK

GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK Penelitian deskriptif ini berdasar pada fenomena bahwa kehadiran anak memiliki peran

Lebih terperinci

2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) 2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause, karena menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran dan fungsi ibu dalam kehidupan seorang anak sangat besar. Anak akan lebih merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

Lebih terperinci

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cinta adalah sebuah perasaan natural yang dirasakan oleh seseorang terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai, saling memiliki,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi perubahan pertumbuhan dan perkembangan. Masa remaja mengalami perubahan meliputi perubahan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan utama dalam setiap usaha pendidikan. Tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, depresi sudah menjadi wabah dalam kehidupan modern dan sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu gangguan psikologis yang

Lebih terperinci

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN 70 Lampiran KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN Variabel indikator Jumlah Soal Tingkat. Keadaan Depresi perasaansedih 2. Persaan bersalah 3. Bunuh diri 4. Gangguan pola tidur (initial insomnia) 5. Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Putri Nurul Falah F 100

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non

METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non BAB III A. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non eksperimental) dan pengambilan datanya dilakukan secara cross-sectional dengan cara pengisian kuisioner.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian cross sectional digunakan pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan, menguraikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN.  1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk Indonesia cukup pesat. Jumlah penduduk Indonesia saat ini sebanyak 233 juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja (SKRRI, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil di dalam lingkungan masyarakat. Bagi anak, keluarga merupakan tempat pertama mereka untuk berinteraksi. Keluarga yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh manusia menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Pedurungan Kidul RW IV Semarang. RW IV ini terdiri dari 5 RT dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

Lebih terperinci

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Istilah kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) dalam tulisan ini merujuk pada segala bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam konteks kehidupan berkeluarga.

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia yang menuntut kinerja yang tinggi dan persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri salah satunya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri salah satunya yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri salah satunya yaitu berkembang biak. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa manusia berkembang biak dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian

BAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota metropolitan seperti Surabaya dengan segala rutinitasnya, mulai dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian menghimpit dan membuat perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua menginginkan dan mengharapkan anak yang dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan pintar. Anak-anak yang patuh, mudah diarahkan,

Lebih terperinci

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perjalanan kehidupan, manusia berada dititik- titik yang berbeda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada perjalanan kehidupan, manusia berada dititik- titik yang berbeda dalam BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Pada perjalanan kehidupan, manusia berada dititik- titik yang berbeda dalam siklus kehidupan keluarga. Fase-fase siklus kehidupan keluarga mencakup meninggalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah salah satu unsur pokok dalam masyarakat. Keluarga dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan mempunyai tujuan untuk membina

Lebih terperinci

BAB IV ANALISI HASIL. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh Andikpas baru sebanyak 43

BAB IV ANALISI HASIL. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh Andikpas baru sebanyak 43 37 BAB IV ANALISI HASIL 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh Andikpas baru sebanyak 43 orang. Karakteristik sampel yang diambil memiliki usia kisaran 14-19 tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN Oleh : Bangun Purnomo Yulianti Dwi Astuti FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap individu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama : Tn. B Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Tukang Bangunan Agama : Islam Alamat : Bengkulu Selatan Suku bangsa : Indonesia

Lebih terperinci