ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDEKS SRI- KEHATI BAGI PENERAPAN EMITEN RAMAH LINGKUNGAN DIYAH AYU PRAMITA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDEKS SRI- KEHATI BAGI PENERAPAN EMITEN RAMAH LINGKUNGAN DIYAH AYU PRAMITA"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDEKS SRI- KEHATI BAGI PENERAPAN EMITEN RAMAH LINGKUNGAN DIYAH AYU PRAMITA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN DIYAH AYU PRAMITA. Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan. Dibimbing oleh RIZAL BAHTIAR Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi saat ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Salah satu ukuran kinerja dari pasar modal adalah indeks saham. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham, antara lain tingkat suku bunga domestik, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, jumlah uang yang beredar (Samsul 2008). Selama periode pengamatan antara tahun diketahui adanya pengaruh pergerakan indeks saham terhadap pergerakan IHSG dimana indeks SRI-KEHATI menjadi fokus pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) mengidentifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI, 2) menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRI- KEHATI terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, 3) menganalisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI- KEHATI, 4) menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI-KEHATI. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model ARCH/GARCH dan matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Metode analisis data meliputi metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif disajikan dengan menginterpretasikan data yang diperoleh, sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data dan diolah dengan bantuan program Eviews dan Microsoft Excel Penelitian ini menggunakan data harga saham harian penutupan dari tahun untuk setiap variabel penelitian. Sedangkan untuk analisis pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI menggunakan data harga saham harian penutupan periode November April Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks SRI-KEHATI memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap pergerakan IHSG. Sedangkan Indeks Manufaktur cukup mempengaruhi pergerakan IHSG karena memiliki fluktuasi yang cukup tajam. Analisis model ARCH/GARCH digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI. Hasil dari model tersebut adalah terdapat 24 variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI. Selain itu, analisis SWOT (Strengths- Weakness-Opportunities-Threats) digunakan untuk merumuskan alternatifalternatif strategi pengembangan indeks SRI-KEHATI. Alternatif strategi pengembangan yang dihasilkan melalui analisis SWOT disusun dengan menggunakan kombinasi antara faktor-faktor strategis internal dan eskternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Kata Kunci: IHSG, SRI-KEHATI, tingkat pengaruh, ARCH/GARCH, analisis matriks SWOT i

3 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDEKS SRI- KEHATI BAGI PENERAPAN EMITEN RAMAH LINGKUNGAN DIYAH AYU PRAMITA H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

4 Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan Nama : Diyah Ayu Pramita NIM : H Disetujui, Dosen Pembimbing Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si NIP: Diketahui, Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP: Tanggal Lulus : ii

5 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2011 Diyah Ayu Pramita H iii

6 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada : 1. Ibu (Sukini), Bapak (Solekan Suwito), kakak (Dian Palupi dan Elvien Hastatomo Khasby), Calista Tanaya Khasby, dan Eka Nurhasannudin atas segala dukungan, doa, dan kasih sayang. 2. Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan motivasi. 3. Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen penguji utama dan Adi Hadianto, SP, M.Si selaku dosen perwakilan departemen. 4. Prof. Dr. Bonar M. Sinaga selaku pembimbing akademik. 5. Yayasan KEHATI, Ibu Hatijah, Mba Lili, Mba Ruby, Mba Lian, Bapak Gustami (Kementerian Lingkungan Hidup), atas data dan informasinya. 6. Rekan satu bimbingan Nadia Mutiarani, Dina Setriana, Ririe Ramdasari, Dessy Christiarini, Inayah, Junita Naditia, Lorisa Ndela, Wahyu Nugraha atas bantuan, semangat, dan motivasinya. 7. Kartika P. Satriana, Dina Berina, serta sahabat ESL 44 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk doa, dukungan, semangat, dan kebersamaannya. 8. Para sahabat: Fyaa, Echaa, Gigii, Wewe, Deva, Icha, Marcha, Tika A., Puput, Vivie, atas dukungan dan kebersamaannya. 9. Dosen dan staf departemen yang telah membantu selama penulis menyelesaikan studi di ESL. iv

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta karunia-nya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai investasi yang berkelanjutan dengan adanya emiten ramah lingkungan serta memberikan suatu strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh Indeks SRI- KEHATI. Kajian yang dilakukan meliputi identifikasi Indeks SRI-KEHATI dan menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap IHSG serta tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI yang dianalisis dengan model ARCH dan GARCH. Selain itu, juga dilakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi indeks SRI-KEHATI dan dianalisis dengan matriks SWOT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya pihak yang terkait dengan penelitian ini. Bogor, Agustus 2011 Penulis v

8 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN KEORISINILAN... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian Keterbatasan Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal Investasi Pengertian Investasi Jenis-Jenis Instrumen Investasi Resiko dan Return Investasi Investasi yang Berkelanjutan Metode Analisis Model ARCH dan GARCH Lingkungan Eksternal Lingkungan Internal Analisis SWOT Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Identifikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI vi

9 4.4.3 Analisis Tingkat Pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap Pergerakan IHSG di BEI Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Pergerakan Indeks SRI-KEHATI Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman untuk Penentuan Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI Model ARCH dan GARCH Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal Analisis Matriks SWOT V. GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia Sejarah Yayasan KEHATI Visi dan Misi KEHATI Nilai-Nilai Dasar Organisasi Struktur Organisasi Yayasan KEHATI Sejarah Singkat Indeks SRI-KEHATI Karakteristik Responden VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Identiffikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI Analisis Tingkat Pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap Pergerakan IHSG di BEI Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Indeks SRI- KEHATI Estimasi Model ARCH (1) Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan maupun Tidak Signifikan terhadap Pergerakan Indeks SRI-KEHATI Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI Analisis Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP vii

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1 Daftar Saham Perusahaan Tercatat dalam Penghitungan Indeks Sri-Kehati untuk Periode November 2010 hingga April Hal yang Dapat Menghasilkan Peluang dan Ancaman Bagi Perusahaan Metode Pengumpulan Data dan Analisis Matriks SWOT Statistika Deskriptif Selama Bulan Desember 2006 Juli Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI Periode November 2010 April Uji Heteroskedastisitas ARCH Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI viii

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Grafik Pergerakan Variabel Independen Grafik Volatilitas Indeks SRI-KEHATI ix

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 Struktur Organisasi Yayasan KEHATI Hasil Analisis Model ARCH (1) Kuesioner Penelitian Dokumentasi x

13 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan ke dalam suatu proses perbaikan yang berkesinambungan yaitu dengan adanya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dalam era globalisasi saat ini membawa dampak yang luas bagi perekonomian Indonesia dimana sektor industri merupakan dampak yang dirasakan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi akan lebih baik jika suatu negara dapat bersaing dengan negara lain dalam memasarkan hasil produksi dari investasi yang masuk. Investasi merupakan syarat mutlak dalam pembangunan nasional. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi saat ini yang mengalami perkembangan sangat pesat dan merupakan sumber potensi untuk pengembangan dunia usaha nasional. Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuiti (saham) maupun reksadana. Pasar modal berperan sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana untuk kegiatan investasi. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 1

14 Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor (Husnan 2003). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain, sehingga masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. Kegiatan investasi adalah kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Samsul 2008). Bagi para investor, melalui pasar modal dapat memilih obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar modal dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha. Salah satu kegiatan investasi yang dapat dipilih oleh investor adalah berinvestasi di pasar modal. Di Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI sendiri merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember Penggabungan ini dilakukan demi efisiensi dan efektivitas operasional dan transaksi. Bursa Efek Indonesia menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik untuk memberikan informasi yang lebih lengkap bagi 2

15 investor tentang perkembangan bursa. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai sebelas macam indeks saham 1, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Indeks, Indeks Kompas100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, dan Indeks Individual. Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi di BEI adalah IHSG. Hal ini disebabkan IHSG berisi atas seluruh saham yang tercatat di BEI. Melalui pergerakan IHSG maka seorang investor dapat melihat kondisi pasar sedang baik atau tidak. Perbedaan kondisi pasar ini memerlukan strategi yang berbeda dari investor dalam berinvestasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi indeks saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara (Samsul 2008). Selain faktor tersebut, perilaku investor juga akan memberi pengaruh terhadap pergerakan indeks saham. Seluruh indeks yang terdapat di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode ratarata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama pada masing-masing indeks adalah jumlah emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk perhitungan indeks, misalnya untuk indeks SRI-KEHATI menggunakan 25 emiten sedangkan Indeks LQ45 menggunakan 45 emiten. Pencapaian pembangunan berkelanjutan diketahui dapat diperoleh dengan investasi. Hal ini dikenal dengan istilah investasi berkelanjutan (responsible investment) selain mempertimbangkan keuntungan finansial, pemodal (investor) 1 diakses pada tanggal 20 Mei

16 juga memperhatikan faktor-faktor sosial seperti masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia, pengutamaan gender. Indeks SRI-KEHATI adalah indeks saham dari emiten-emiten yang dinilai menjalankan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam pengelolaan bisnisnya. Hasil kajian indeks SRI-KEHATI berpijak pada enam prinsip dasar, yaitu lingkungan, pengembangan masyarakat, tata kelola perusahaan, hak asasi manusia, perilaku bisnis, dan prinsip ketenagakerjaan. Perusahaan yang tidak masuk indeks adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi senjata yang disebut ethical investment, peralatan perang, alkohol, tembakau, produk transgenik, perusahaan nuklir power (PLTN), pertanian menggunakan pestisida, perjudian dan pornografi. Terdapat 25 perusahaan yang terdaftar pada indeks SRI-KEHATI periode November 2010 hingga April Adapun saham perusahaan yang tercatat keluar dari penghitungan Indeks SRI- KEHATI yaitu Berlian Laju Tanker Tbk, Global Mediacom Tbk, Jasa Marga Tbk, Lippo Karawaci Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk. Sedangkan saham perusahaan yang tercatat masuk adalah Adhi Karya Tbk, XL Axiata Tbk, PP London Sumatera Indonesia Tbk, Merck Tbk, Semen Gresik Tbk (Tabel 1). Indeks SRI-KEHATI secara berkala memperbaharui daftar emiten indeks SRI-KEHATI yang dilakukan dalam periode waktu enam bulan atau dua kali setahun. Hasil yang diharapkan dari adanya pembaharuan daftar perusahaan emiten adalah dapat memberikan informasi bagi investor yang memiliki sensitivitas terhadap kepedulian sosial khususnya dalam bidang lingkungan dan juga dapat mengubah paradigma bagi para investor umum untuk berinvestasi kepada perusahaan yang memiliki kinerja tinggi terhadap bisnis-bisnis yang lebih berkelanjutan. 4

17 Tabel 1. Daftar Saham Perusahaan Tercatat dalam Penghitungan Indeks SRI-KEHATI untuk Periode November 2010 hingga April 2011 No. Kode Efek Nama Emiten Keterangan 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk. Tetap 2. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. Baru 3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. Tetap 4. ASII Astra Internasional Tbk. Tetap 5. BBCA Bank Central Asia Tbk. Tetap 6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 8. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. Tetap 9. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tetap 10. EXCL XL Axiata Tbk. Baru 11. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap 12. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Tetap 13. ISAT Indosat Tbk. Tetap 14. KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap 15. LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. Baru 16. MEDC Medco Energi International Tbk. Tetap 17. MERK Merck Tbk. Baru 18. PGAS Perusahaan Gas Negara Persero Tbk. Tetap 19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Tetap 20. SMCB Holcim Indonesia Tbk. Tetap 21. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk. Baru 22. TINS Timah (Persero) Tbk. Tetap 23. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 24. UNTR United Tractors Tbk. Tetap 25. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap Sumber : BEI Perumusan masalah Bangsa Indonesia saat ini berada dalam tahap perjuangan melaksanakan pembangunan di segala bidang demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat. Salah satu bidang yang akan terus dibangun ialah bidang ekonomi. Sementara perekonomian Indonesia yang akan dibangun harus sesuai dengan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu ekonomi kekeluargaan Indonesia yang akan membawa sekurang-kurangnya dua aspek 5

18 positif yakni dapat mensejahterakan seluruh rakyat dan akan dapat mengangkat martabat bangsa di dunia internasional. Bangsa Indonesia dalam membangun industri perlu mengedepankan industri berbasis sumberdaya domestik terbarukan (renewable resource based industries), yaitu pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta sumberdaya alam domestik lainnya. Kekayaan sumberdaya alam telah membuktikan bahwa negara ini mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi, terutama melalui sektor pertanian. Perekonomian dengan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan harus berjalan seiring demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Menyikapi persoalan tersebut, pemerintah bersama BEI dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia membentuk suatu indeks saham sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dari dunia usaha. Selain itu, adanya indeks tersebut akan memudahkan investor yang ingin berinvestasi di perusahaan emiten yang ramah lingkungan. SRI-KEHATI merupakan suatu konsep investasi dalam bentuk reksadana yang dapat dilakukan secara perorangan maupun perusahaan demi mendukung keanekaragaman hayati. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat diperlukan untuk menanggapi kondisi investasi di Indonesia sehingga dapat mempengaruhi persepsi para investor untuk berinvestasi kepada perusahaan yang dinilai memiliki kinerja tinggi terhadap investasi berkelanjutan. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang dinilai akan menumbuhkan semangat perorangan maupun perusahaan untuk berinvestasi karena hanya dengan dukungan dari seluruh masyarakat maka 6

19 investasi berkelanjutan dapat dimanfaatkan demi menguatkan pasar modal dan perekonomian Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik Indeks SRI-KEHATI? 2. Seberapa besar tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI? 3. Seberapa besar tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI? 4. Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI- KEHATI? 1.3 Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dikaji dari tujuan penelitian dibawah ini : 1. Mengidentifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI. 2. Menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI. 3. Menganalisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI. 4. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI-KEHATI. 7

20 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan kesempatan bagi penulis dan mencoba untuk menginterpretasikan ilmu yang pernah diperoleh selama kuliah. 2. Memberikan informasi tentang keadaan saham perusahaan yang memerhatikan kondisi lingkungan serta mengetahui tingkat pengaruh harga saham terhadap kemajuan ekonomi nasional. 3. Memberikan informasi bagi pembaca sebagai masukan untuk memperluas wawasan dan sebagai bahan referensi bagi kalangan akademis yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. 4. Memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun perusahaan dalam menetapkan suatu kebijakan untuk mendorong kemajuan perekonomian Indonesia. 1.5 Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Objek penelitian adalah Indeks SRI-KEHATI yang merupakan wadah bagi para investor untuk berinvestasi berkelanjutan dan bertanggung jawab. 2. Responden adalah para karyawan di Yayasan KEHATI divisi investment administration serta perwakilan dari lembaga pemerintah yakni Kementerian Lingkungan Hidup. 3. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan model analisis ARCH/GARCH dan matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). 8

21 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar Modal atau bursa saham di Indonesia pertama kali dimulai oleh pemerintah Belanda pada awal tahun 1900, ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda (Manurung 2005 dalam Sulistyorini 2009). Pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar abstrak dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi karena pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan (Widoatmodjo 2005). Dalam Bab I pasal I Undang-Undang Pasar Modal No 8 tahun 1995 tentang Ketentuan Umum mendefinisikan bursa umum dan efek, bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Bursa efek utama adalah suatu institusi yang terpusat yang mempertemukan kekuatan permintaan dan penawaran atas efek. Proses transaksi jual beli diatur secara rapi dengan menggunakan peraturan sistematis yang dikeluarkan oleh pengelolanya. Setiap instrumen efek yang akan diperdagangkan di bursa harus memenuhi kebijakan pencatatan (listing policy) yang dikeluarkan oleh pengelolanya. Pada bursa efek utama, sistem perdagangan menggunakan 9

22 pasar lelang melalui sistem pemesanan. Harga ditentukan berdasarkan arus dari pesanan jual dan beli. Bila arus pesanan jual sangat kuat maka harga akan mengalami penurunan, sedangkan bila arus pesanan beli sangat kuat maka harga akan mengalami kenaikan (Witjaksono 2010). Tujuan pasar modal di Indonesia mengarah pada usaha pemerataan pendapatan masyarakat serta menggairahkan partisipasi masyarakat dalam membiayai pembangunan. Menurut Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 menimbang bahwa untuk efisiensi dan efektifitasnya usaha pemerintah di bidang pasar modal, baik kegiatan maupun tujuannya, perlu membentuk suatu badan yang mengendalikan dan melaksanakan pasar modal, maka dibentuklah Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang tugas badan ini adalah (1) Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual sahamnya melalui pasar modal, apakah perusahaan tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, sehat serta baik atau tidak; (2) Menyelenggarakan bursa efek secara efektif dan efisien; (3) Mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual saham-sahamnya melalui pasar modal. Beberapa manfaat dari keberadaan pasar modal (Darmadji 2001) : 1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2. Memberi wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan untuk diversifikasi. 3. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara. 4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. 5. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik. 10

23 6. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, profesionalisme, dan menciptakan iklim berusaha yang kuat. 7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek. 8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. 9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha serta memberikan akses kontrol sosial. 10. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten. Adapun peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai berikut (Ang 1997) : 1) Fungsi Investasi Uang yang disimpan di bank tentu akan mengalami penyusutan. Nilai mata uang cenderung akan turun di masa yang akan datang karena adanya inflasi, perubahan kurs, pelemahan ekonomi. Apabila uang tersebut diinvestasikan di pasar modal, investor selain dapat melindungi nilai investasinya, karena uang yang diinvestasikan di pasar modal cenderung tidak mengalami penyusutan karena aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh emiten. 2) Fungsi Kekayaan Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak mengalami depresiasi seperti aktiva lain. Semakin tua nilai aktiva seperti, 11

24 mobil, gedung, kapal laut, maka nilai penyusutannya akan semakin besar pula. Akan tetapi obligasi saham deposito dan instrumen surat berharga lainnya tidak akan mengalami depresiasi. Surat berharga mewakili kekuatan beli pada masa yang akan datang. 3) Fungsi Likuiditas Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dapat dilakukan dengan cepat dan murah. Walaupun nilai likuiditasnya lebih rendah daripada uang, tetapi uang memiliki kemampuan menyimpan kekayaan yang lebih rendah daripada surat berharga. Ini terjadi karena nilai uang mudah terganggu oleh inflasi dari waktu ke waktu. 4) Fungsi Pinjaman Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan murah. Hal ini terjadi karena pinjaman dari bank komersil pada umumnya mempunyai tingkat bunga yang tinggi. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang menjual obligasi pada pasar uang dapat memperoleh dana dengan biaya bunga yang lebih rendah daripada bunga bank. Pembentukan pasar modal merupakan suatu usaha kearah penghimpunan dana masyarakat untuk pembangunan sekaligus meningkatkan sumber-sumber tabungan masyarakat yang artinya dapat menambah sumber penghasilan secara 12

25 nyata. Menghimpun dana melalui penjualan saham kepada mayarakat adalah langkah yang baik di dalam pembangunan ekonomi Indonesia. 2.2 Investasi Pengertian Investasi Investasi merupakan salah satu faktor yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Menurut Kawengian (2002), investasi adalah mobilisasi sumberdaya untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa yang akan datang. Tujuan utama investasi ada dua, yaitu mengganti bagian dari penyediaan modal yang rusak dan tambahan penyediaan modal yang ada. Investasi dapat diartikan juga sebagai suatu kegiatan menanam modal, baik dalam bentuk uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan selama satu periode (Husnan & Suwarsono 2000). Dalam melakukan kegiatan investasi selalu terdapat unsur ketidakpastian (uncertainty) atau risiko. Pemodal tidak dapat mengestimasi secara pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Kebutuhan berinvestasi setiap orang tidak selalu sama, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum melakukan investasi (Kosasih 2007), antara lain: tujuan mengadakan investasi, kemampuan keuangan, jangka waktu investasi, penanggulangan investasi yang timbul akibat berinvestasi, alternatif investasi yang tersedia, informasi yang tersedia bagi alternatif investasi tersebut, dan penentuan investasi yang sesuai. Agar investasi tercapai dengan baik maka tujuan investasi harus realistis dengan membuat rencana investasi sesuai kebijaksanaan di atas. Hal ini untuk menghindari penipuan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, 13

26 para investor perlu mengedepankan rasionalitas serta memahami risiko-risiko yang dihadapi dalam berinvestasi Jenis-Jenis Instrumen Investasi Investasi dapat dibagi ke dalam tiga bagian (Pranowo dalam Kosasih 2007), yaitu investasi pada sektor riil (real investment), investasi komoditas (commodity investment), dan investasi keuangan (financial investment). Investasi pada sektor riil merupakan investasi yang diwujudkan dalam bentuk pendirian pabrik, perkebunan, pertambangan, dan lain sebagainya. Sedangkan investasi komoditas adalah investasi yang objek investasinya berupa komoditas (barang atau produk), jenis investasi ini sering disebut perdagangan berjangka (commodity future trading). Investasi keuangan terdiri atas investasi pada pasar modal dan pasar uang. Investasi keuangan yang objek investasinya adalah uang, seperti valuta asing, surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah melalui perbankan (Commercial paper, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Promissory Notes, Bankers Acceptance, Call Money, dan lain sebagainya) merupakan jenis investasi yang sering disebut investasi pada pasar uang (money market). Sedangkan yang termasuk ke dalam kriteria pasar modal adalah saham, obligasi, waran, opsi, dan surat berharga lain Risiko dan Return Investasi Menurut Sartono (2001), risiko adalah keuntungan bahwa keuntungan sebenarnya dari pemilikan suatu aktiva akan menyimpang dari keuntungan yang diharapkan. Penyimpangan ini diukur dengan varians keuntungan atau standar penyimpangannya, semakin besar tingkat penyebarannya maka investasi tersebut 14

27 semakin berisiko. Ada tiga risiko investasi yang ditakuti oleh para investor, yakni: (1) turunnya nilai investasi, (2) sulitnya produk investasi tersebut dijual, dan (3) hasil investasi yang diberikan tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa. Namun dalam berinvestasi para investor harus siap menghadapi segala risiko yang ada. Sikap pemodal terhadap risiko dapat dikelompokkan menjadi tiga (Sartono 1997), yaitu: (1) risk averse, artinya pemodal akan lebih senang pada pilihan investasi dengan risiko yang lebih kecil pada tingkat pengembalian yang sama, (2) risk neutral, artinya pemodal bersikap netral terhadap risiko, pemodal akan meminta tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko, dan (3) risk seeker, artinya pemodal akan memilih risiko yang lebih tinggi walaupun dihadapkan dengan investasi yang tingkat keuntungannya sama dengan risiko yang lebih kecil. Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai return total suatu investasi (Tandelilin 2001) Investasi yang Berkelanjutan Pada umumnya para ekonom bersepakat bahwa tingkat investasi berkorelasi positif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Artinya, tingkat 15

28 investasi yang tinggi akan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya berujung pada terbukanya lapangan kerja baru. Dengan begitu, tingkat pengangguran dapat direduksi dan pendapatan masyarakat meningkat. Adanya investasi juga memungkinkan terjadinya transfer teknologi dan pengetahuan dari negara maju ke negara berkembang. Dalam upaya meningkatkan kualitas pertumbuhan investasi, penanaman modal harus diarahkan pada sektor industri yang berkelanjutan dan tidak mengeksploitasi sumberdaya alam (SDA). Kegiatan mengeksploitasi SDA akan mengakibatkan langkanya suatu sumberdaya sehingga suatu proyek menjadi tidak berkelanjutan (sustainable). Investasi yang bersifat konsumtif seperti gedung dan mall serta pertambangan perlu dihindari karena tidak bersifat sustainable serta cenderung memacu pemborosan belanja masyarakat. 2.3 Metode Analisis Model ARCH dan GARCH Selama ini metode peramalan dengan deret waktu (time series) yang paling banyak digunakan adalah Autoregressive (AR), Moving Average (MA), atau kombinasi keduanya ARMA ataupun ARIMA. Dengan metode tersebut diperoleh hasil peramalan yang ketelitiannya tinggi asalkan asumsi homoskedastisitas galat (error) terpenuhi. Namun, timbul persoalan ketika metode-metode tersebut diterapkan pada pasar komoditas yang fluktuasi harganya cenderung tidak stabil seperti halnya di pasar saham atau pasar valuta. Untuk kondisi seperti ini diperlukan pendekatan yang berbeda karena asumsi homoskedastisitas tak terpenuhi. 16

29 Salah satu pendekatan yang sangat populer untuk menganalisis kondisi seperti tersebut adalah denga model Autoregressive Conditional Heteroscedastic (ARCH). Sesuai dengan namanya, model ini dirancang untuk pemodelan dan peramalan ragam bersyarat. Dalam model ini, ragam peubah tak bebas merupakan fungsi dari nilai-nilai peubah tak bebas maupun peubah bebas sebelumnya. Model ini mula-mula diperkenalkan oleh Engle (1982) pada analisis volatilitas inflasi di Inggris (Sumaryanto 2009). Model-model ARCH merupakan model-model sederhana yang mampu menggambarkan suatu proses stochastic yang tidak stasioner secara lokal tetapi stasioner secara asymptotic. Hal ini menyatakan bahwa parameter-parameter yang mengontrol fungsi densitas probabilitas kondisional f(x) t pada waktu t ternyata berfluktuasi. Bagaimanapun juga, ketergantungan pada waktu lokal semacam itu tidak menghambat dimilikinya asymptotic P(x) dari suatu proses stochastic (Mantegna 2002). Pengembangan model ARCH secara mendasar dilakukan oleh Bollerslev (1986) menjadi Generalized Autoregressive Conditional Heeroscedastic (GARCH). Dengan menggunakan model GARCH, returns dari pasar saham menunjukkan rasional dan karena itu keseimbangan dari harga efisien (Schwaiger 1995 dalam Anton 2006). Model GARCH ini diindikasikan bahwa variansi kondisional ditentukan oleh informasi dari masa lalu, apa yang tampak untuk menyiratkan pasar yang tidak efisien pada pandangan pertama Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang mempengaruhi perusahaan dari lingkungan luar seperti peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal ini 17

30 mempengaruhi perusahaan diluar kendali perusahaan tersebut, sehingga perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan tersebut. Penerapan strategi yang dilakukan perusahaan yaitu untuk mengambil peluang yang ada dan mengatasi ancaman dari luar. Menurut David (2006) lingkungan eksternal perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri. a. Lingkungan Umum Pada lingkungan umum ini ada empat hal yang mempengaruhi perusahaan yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman. Empat hal yang mempengaruhi yaitu ekonomi, sosial dan budaya, politik dan teknologi. Lingkungan ini dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja dari perusahaan (Tabel 2). Tabel 2. Hal yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman bagi perusahaan Ekonomi Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Tingkat inflasi Pola konsumsi Kurs mata uang Pajak Tren pertumbuhan ekonomi Ketersediaan energi Pertumbuhan penduduk Gaya hidup Sikap terhadap mutu produk Jumlah penduduk Tingkat pendidikan masyarakat Kepercayaan Politik, Pemerintahan, dan Hukum Situasi politik negara Kebijakan politik luar negri Regulasi dan deregulasi pemerintah Peraturan pajak Kebijakan subsidi Peraturan tenaga kerja Peraturan ekspor dan impor Sumber : David 2006 Teknologi Perkembangan teknologi dan informasi Kecenderungan perkembangan teknologi yang unik dalam industri Perkembangan teknologi dasar 18

31 b. Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap persaingan dalam industri. Perusahaan dipengaruhi oleh lima kekuatan dalam persaingan untuk menghadapi situasi lingkungan industri. Menurut Porter dalam David (2006) sifat persaingan suatu industri dapat dilihat melalui lima kekuatan yaitu pendatang baru potensial, pemasok, pembeli, barang subtitusi dan persaingan dalam industri. 1. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri juga dipengaruhi oleh hambatan masuk dalam industri. Jika hambatan masuk dalam industri tersebut rendah, maka pendatang baru mudah untuk masuk ke dalam industri dan sebaliknya. 2. Kekuatan Pemasok Pemasok dapat menaikkan harga bahan pasokan atau menurunkan mutu dari bahan pasokan ini sehingga kekuatan pemasok dapat mempengaruhi laba yang didapat. 3. Kekuatan Pembeli Pembeli dapat mempengaruhi industri dengan kekuatan tawar menawarnya berupa menginginkan harga yang rendah, mutu yang baik dan pelayanan yang memuaskan. 4. Ancaman Barang Subtitusi Ancaman yang dihasilkan terhadap produk subtitusi yaitu kemampuan harga yang lebih rendah, kegunaan yang lebih beragam dan inovasi produk 19

32 yang diterapkan sehingga dapat menurunkan laba perusahaan yang produknya kalah bersaing dengan barang subtitusinya. 5. Persaingan Industri Persaingan dalam industri dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam industri tersebut. Persaingan ini dapat berupa persaingan harga, promosi, peningkatan pelayanan serta jaminan purna jual produk Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bagian internal perusahaan. Menurut David (2006), lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Tujuan dari analisis lingkungan internal yaitu untuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan Analisis SWOT Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) adalah alat untuk mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut (David 2009) : a. Strategi SO (Strength-Opportunity), yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. b. Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluangpeluang perusahaan. 20

33 c. Strategi ST (Strength-Threat), menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal. d. Strategi WT (Weakness-Threat), merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Analisis SWOT perlu dilakukan untuk dapat memaksimalkan keuntungan dan memanfaatkan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. 2.4 Penelitian Terdahulu Kosasih (2007) melakukan penelitian mengenai Peramalan Harga Saham Dengan Model Time Series pada Emiten Saham Rokok Terpilih di PT Bursa Efek Jakarta. Kosasih menggunakan dua pendekatan dalam menduga ataupun mengkalkulasi tingkat fluktuasi harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknis. Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat. Sedangkan analisis teknis adalah terminologi yang kompleks untuk metode yang paling dasar dalam investasi. Secara sederhana, analisis teknis adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama. Selain itu, dalam penelitian Witjaksono (2010) yang berjudul Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG mengatakan bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham, antara lain tingkat suku bunga domestik, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, 21

34 jumlah uang yang beredar. Selama periode pengamatan antara tahun terjadi fenomena dimana hubungan antar variabel makro ekonomi dengan pergerakan IHSG tidak sesuai dengan teori. Hal ini didukung oleh adanya kesenjangan dari hasil penelitian terdahulu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda yang dilakukan dengan SPSS 16. Penelitian ini menggunakan data bulanan dari tahun untuk tiap variabel penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga SBI, dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sementara variabel Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG. Adapun penelitian yang lain adalah Anton (2006) yang tujuan dari penelitiannya untuk menguji secara empiris adanya fenomena time varying volatility terjadi dalam fluktuasi return saham dan volatilitas, menguji adanya asymmetric effect dalam return saham dan volatilitas, serta untuk mengestimasi secara empiris bahwa volume perdagangan berpengaruh pada return saham dan volatilitas return saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham penutupan harian (closing price) dan jumlah saham yang diperdagangkan dari indeks harga saham LQ45 periode Untuk kepentingan itu dikembangkan basis model estimasi yaitu model GARCH dan model EGARCH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham di Indonesia memiliki permasalahan time varying volatility, tetapi tidak terjadi leverage effect pada volatilitas return saham, serta return saham tidak dipengaruhi oleh volume perdagangan. Ternyata pasar modal Indonesia termasuk pasar bentuk lemah. 22

35 III. KERANGKA PEMIKIRAN Investasi jangka panjang dalam era globalisasi saat ini adalah bijaksana yang mana strategi berinvestasi harus didukung dengan manajemen portofolio yang baik. Akan tetapi tampak bahwa pemerintah kurang tanggap terhadap kondisi investasi di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari buruknya birokrasi, Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih membudaya, rusaknya sumberdaya dan lingkungan, buruknya infrastruktur (jalan raya, pasokan listrik, pasokan air, jaringan informasi dan telekomunikasi) serta insentif yang kurang menarik bagi para investor. Investasi pada dasarnya merupakan salah satu alternatif terbaik untuk menggerakkan kegiatan perekonomian. Pembangunan berkelanjutan dipandang melalui konteks yang lebih luas dengan cara mengembangkan kapasitas untuk pertumbuhan ekonomi sekaligus menyusun kebijakan untuk pembangunan yang ramah terhadap lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, investasi sebagai salah satu faktor penggerak kegiatan ekonomi dapat berkontribusi terhadap kondisi lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan melalui sisi ekonomi yaitu investasi dalam bentuk pengembangan investasi yang berkelanjutan dengan memperhatikan pelestarian keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati membentuk SRI-KEHATI yang merupakan wadah bagi perusahaan yang ingin berinvestasi ramah lingkungan. Indeks SRI-KEHATI yang juga dikenal sebagai Green Emiten diharapkan dapat menjadi acuan bagi para investor untuk berinvestasi yang sahamnya dihitung berdasarkan aspek sosial lingkungan. Namun untuk dapat tergabung dalam Green Emiten tersebut diperlukan mekanisme penilaian yang dilihat 23

36 berdasarkan kriteria untuk dapat masuk ke dalam SRI-KEHATI. SRI-KEHATI merupakan indeks saham dari emiten-emiten yang dinilai menjalankan prinsipprinsip ramah lingkungan dalam pengelolaan bisnisnya. Manfaat ekonomi yang dirasakan perusahaan yang tergabung dalam Green Emiten menjadi pertimbangan khusus bagi para investor. Setiap perusahaan maupun investor menginginkan maksimum profit demi keberlanjutan perusahaan. Peninjauan lebih lanjut sangat diperlukan mengenai kriteria SRI-KEHATI yang menilai aspek sosial dan lingkungan dalam hal pengaruhnya terhadap investor untuk membeli saham di SRI-KEHATI. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat seberapa besar tingkat pengaruh indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI serta tingkat pengaruh 25 emiten terhadap indeks SRI- KEHATI dengan memperhatikan seberapa besar peningkatan atau penurunan yang dialami terkait kondisi perekonomian Indonesia yang kurang kondusif dan diolah dengan model ARCH/GARCH. Adanya indeks SRI-KEHATI tentu akan berpengaruh pada IHSG karena 25 perusahaan yang tergabung dalam indeks SRI-KEHATI telah cukup mewakili dari jumlah keanggotaan suatu indeks dalam BEI. Para investor akan melihat bagaimana pergerakan saham perusahaan yang tergabung dalam indeks SRI- KEHATI dibandingkan dengan indeks lain sehingga akan mempengaruhi persepsi mereka. Selain itu, investor juga akan membandingkan antara kondisi saham apabila mereka bergabung atau tidak dengan indeks SRI-KEHATI. Investor dan perusahaan akan melihat kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta ancaman (threat) apabila mereka bergabung dengan emiten ramah lingkungan. Hal tersebut akan menjadi indikator kebijakan bagi perusahaan 24

37 untuk mempertahankan pencitraan suatu perusahaan yang ramah terhadap lingkungan serta peduli terhadap keanekaragaman hayati. Dalam mendukung kondisi investasi yang dianggap sebagai penggerak kegiatan ekonomi maka kebijakan pemerintah dinilai sangat penting untuk menarik para investor agar berinvestasi yang ramah lingkungan. Kesadaran akan pentingnya sumberdaya alam, lingkungan, dan keanekaragaman hayati sangat dibutuhkan demi mencapai pembangunan berkelanjutan. Dari beberapa hal tersebut, penggunaan analisis matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) diharapkan dapat memberikan informasi dalam hal penentuan strategi pengembangan indeks SRI-KEHATI. 25

38 Berdasarkan penjabaran di atas maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dari diagram pada Gambar 1. Investasi merupakan salah satu alternatif terbaik untuk menggerakkan kegiatan ekonomi Kurangnya kesadaran akan lingkungan dan keanekaragaman hayati Kurangnya tanggapan dari pemerintah terhadap kondisi investasi di Indonesia Indeks SRI-KEHATI Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman SRI- KEHATI Identifikasi karakteristik Indeks SRI- KEHATI Analisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI- KEHATI Analisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Analisis deskriptif Microsoft Excel 2007 Analisis Matriks SWOT untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI-KEHATI Model ARCH/GARCH Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 26

39 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Yayasan KEHATI yang berlokasi di Jalan Bangka VIII No. 3B, Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pemilihan Yayasan KEHATI sebagai lokasi penelitian dikarenakan Yayasan tersebut membuat suatu indeks saham yakni Indeks SRI-KEHATI yang merupakan satu-satunya indeks yang memperhatikan aspek sosial lingkungan sehingga menjadi suatu tren baru dalam pasar modal Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-Juni Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner dengan pihak yang berkaitan dalam hal pengelolaan indeks SRI-KEHATI, perwakilan dari lembaga pemerintah yakni Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), serta dari lembaga yang mengawasi pasar modal Indonesia yakni Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Penyebaran kuesioner digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi indeks SRI-KEHATI. Selain itu, pengambilan data primer juga melalui pengamatan langsung di lapang. Sedangkan data sekunder didapatkan dari penelusuran beberapa literatur dan institusi terkait yang terdiri atas dokumen-dokumen perusahaan, Yayasan KEHATI, perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam indeks SRI-KEHATI, Bapepam-LK, KLH, buku-buku dan internet. 27

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah Belanda pada awal tahun 1900, ketika Indonesia masih dijajah oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah Belanda pada awal tahun 1900, ketika Indonesia masih dijajah oleh II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar Modal atau bursa saham di Indonesia pertama kali dimulai oleh pemerintah Belanda pada awal tahun 1900, ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda (Manurung 2005

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Periode Pengamatan Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini meneliti

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Identifikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI. Hayati Indonesia (KEHATI), meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Identifikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI. Hayati Indonesia (KEHATI), meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Identifikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI PT Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), meluncurkan indeks harga saham yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya dengan ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu investasi dalam bentuk real assets dan investasi dalam bentuk financial assets (Bodie, 2005).

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen mempunyai arti bagi investor, oleh karena itu berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana yang cukup bagi industri memegang peranan yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan karena dana merupakan motor penggerak industri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data dan Praproses Data yang digunakan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2009. Sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Dan Surat Berharga Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan tambahan modal yang tidak sedikit. Kebutuhan tambahan modal dapat diperoleh dengan cara hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, pasar modal mulai menunjukkan peranan penting dalam menggerakkan dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BAB 2 INDEKS KOMPAS 100 2.1 Sejarah Bursa Indeks Kompas 100 Saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu yang terlibat dalam modernisasi, kegiatan mengelola asset yang dimiliki bukan lagi sekedar bagaimana asset tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam menjalankan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah 12 perusahaan yang sahamnya termasuk ke dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat

Lebih terperinci

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI)

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) SKRIPSI KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan pasar yang dibutuhkan oleh para investor yang inginmenginvestasikan dananya, baik dalam bentuk investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin majunya peradaban masyarakat, pilihan investasi pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian di sebuah negara. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB II DESKRIPSI IHSG BAB II DESKRIPSI IHSG 2.1 Sejarah Singkat IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan perekonomian, banyak perusahaan termasuk perbankan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI), karena perusahaan yang akan diambil merupakan perusahaan yang telah go public

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan kerangka pemikiran. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ 45 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhnya perekonomian di dari tahun ke tahun membuat para investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk melakukan investasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Hanya negara yang bisa bersainglah yang akan menguasai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan alternatif kepada masyarakat untuk berinvestasi. Investasi sendiri sebenarnya terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di dunia. Suatu negara dengan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menandakan tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Indeks Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang dalam pertumbuhan perekonomian, maka indonesia memerlukan dana dalam jumlah besar atau adanya dana. Dalam perekonomian indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi berkaitan dengan Penanaman dana yang dilakukan suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan

I. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan apapun jenis usahanya secara umum mempunyai tujuan yaitu untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan Copeland,1992:8). Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia akan berdampak semakin meningkatnya perkembangan dunia usaha di Indonesia yang ditandai dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal menurut Dewan Syariah Nasional adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham yang tercatat dalam Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan suatu negara, diperlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi kegiatan berinvestasi, yang efektif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana investor yang ingin berinvestasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi ekonomi, globalisasi teknologi, globalisasi keuangan, dan lain-lain. Globalisasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Di beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah studi peristiwa (event study), dimana event study merupakan salah satu metode penelitian

Lebih terperinci